SlideShare a Scribd company logo
MANUSIA DAN ABSURDITAS
A. Pendahuluan
Memahami karya seni lukis hasil karya seorang seniman, bisa dari bermacam-macam sudut
tinjauan. Bisa dari sisi artistik, tehnik, objek, gaya, aliran, maupun pandangan hidup penciptanya. Tulisan ini
akan meninjau karya seni Wahyu Nugroho dari sisi pandangan hidup yang menjadi dasar berkeseniannya.
Alasan dipilihnya tinjauan ini karena Wahyu Nugroho mencoba mengusung pandangan baru dalam
berkesenian, yang dinamainya dengan Plural Art.
Memahami pandangan hidup seseorang akan tidak lengkap jika hanya dilihat dari sisi pandangan
hidup orang tersebut an sich. Karena akan menghasilkan kesimpulan yang parsial. Untuk itu, diperlukan
pembandingan dengan pandangan-pandangan yang telah ada dan situasi kontemporer yang melatari lahirnya
pandangan hidup seseorang. Dengan cara ini, akan bisa diketahui dalam posisi bagaimana pandangan hidup
tersebut lahir dan , yang penting, pandangan yang dimaksud apakah lahir karena sebuah penghayatan
terhadap kehidupan ataukah sekadar asal beda saja.
B. Pertarungan Antara Akal dan Hati
Lahirnya berbagai pandangan hidup yang ada sebagaian besar didorong oleh keinginan manusia
untuk memahami eksistensinya di alam ini. Titik pandang yang digunakan juga bisa berbeda-beda antara satu
dan lainnya. Ada yang menyoroti peranannya dalam kehidupan ini sebagaimana dilakukan oleh filosof-
filosof religius, ada yang menyoal tenatng kemadiriannya seperti dilakukan Karl Jaspers dan Albert Camus,
atau proses perkembangannya seperti dilakukan Charles Darwin maupun Hegel, dan masih banyak lainnya.
Dan jika boleh disimplifikasikan, sejarah pemikiran tersebut selalu diwarnai oleh pertarungan dua
kubu, yakni pertarungan antara akal versus hati ( agama ). Di dalam sejarah filsafat, akal pernah menang,
juga pernah kalah ; hati pun pernah berkuasa, pernah pula kalah. Sesuai dengan tujuan pembahasan di sini,
yakni mencoba menguak pandangan hidup yang didiskursuskan oleh Wahyu Nugroho, maka yang akan
diangkat hanyalah dua masa, yakni abad pertengahan dan abad modern saja. Karena, dua masa ini dianggap
tampak relevan dengan proses kelahiran pandangan hidup yang menjadi pijakan lahirnya Plural Art.
C. ABAD PERTENGAHAN
Salah satu tokoh penting masa ini ialah Plotinus ( 204-270 ). Plotinus merupakan filsuf pertama
yang mengemukakan teori penciptaan, yakni teori emanasi. Teori ini merupakan jawaban atas pertanyaan
Thales delapan abad sebelumnya : “Apa bahan alam semesta ini ?” dan dijawab oleh Plotinus : “Bahannya
ialah Tuhan.” Filsafat Plotinus bersifat mistik. Karena itu, tujuan filsafat, menurutnya, adalah mencapai
pemahaman mistik.
Pada masa ini, kedudukan akal tersubordinasikan di bawah agama, iman, hati. Masa ini bisa
dikatakan merupakan masa balas dendam terhadap dominasi akal yang menguasai Yunani sebelumnya, yakni
pada zaman sofis. Pemikiran Plotinus jelas merupakan cerminan pemasungan akal. Ia mengatakan bahwa
Tuhan bukan untuk dipahami, melainkan untuk dirasakan. Rasa inilah yang dituntun oleh Kitab Suci. Karena
itu, rasa merupakan pedoman hidup manusia. Filsafat rasional dan sains dianggap tidak penting.
Pengembangan intelektual adalah tindakan mubazir. Cinta kepada Tuhan merupakan yang terpenting.
Pandangan Plotinus tersebut diperkuat oleh Saint Anselmus. Karakteristi filsafat abad pertengahan
terletak pada rumusan yang diajukan oleh Saint Anselmus, yaitu credo ut intelligam. Artinya, kira-kira, iman
lebih dulu, setelah itu mengerti. Misalnya, imanilah dulu bahwa pusat jagad raya ini adalah bumi, setelah itu
susunlah argumen untuk memahaminya. Anggapan yang berkembang saat itu, pemikiran yang dimulai dari
akal akan berakibat pada kemusyrikan. Sebaliknya, jika dimulai dari iman, justru akan mempertebal iman itu
sendiri.
Kalau sebelumnya kaum sofistik beranggapan bahwa tidak ada kebenaran yang mutlak, maka
Augustinus - salah seorang filsof yang juga banyak memberi warna masa tersebut - berpendapat bahwa
kebenaran itu harus mutlak, yaitu kebenaran yang berasal dari ajaran agama. Ia juga berpendapat bahwa
mempelajari hukum alam adalah mubadzir. Keyakinan yang berkembang pada masa ini adalah kebenaran
hanyalah dari Tuhan yang tertulis dalam kitab suci Injil. Bukan dari pemikiran-pemikiran filsafati yang
dikembangkan oleh para filosof.
Augustinus mengatakan “Outside the Church no salvation can be found”. Satu-satunya
penyelamatan adalah melalui gereja, untuk itu dalam segala perilaku dan pemikirannya harus mengikuti
ajaran-ajaran Gereja. Sebaliknya, segala macam perbuatan manusia haruslah untuk Gereja. Bisa dikatakan
bahwa kebudayaan masa ini adalah gereja sentris.
Mulai dari situlah, filsafat sains mengalami kejumudan luar biasa selama lima belas abad pada
periode Abad Pertengahan, kurun waktu yang dikuasai oleh semangat Kristen. Sesungguhnya filsafat credo
ut intelligam tidak akan merugikan filsafat sains andai saja Kitab Suci yang dijadikan landasan memang
Kitab Suci yang berasal dari wahyu ilahi. Karena, wahyu tidak akan berbenturan dengan akal logis.
Kejumudan terjadi manakala wilayah kerja masing-masing tidak jelas. Sains, filsafat, dan iman
merupakan totalitas pengetahuan manusia. Masing-masing memiliki wilayah kerja sendiri-sendiri. Sains
bekerja pada bidang-bidang empiris, filsafat pada objek-objek yang abstrak logis, dan hati ( iman ) berdiri di
daerah supra logis. Ketidak jelasan masing-masing bidang menjadi penyebab terjadinya bentrokan antara
sains, filsafat, dan iman.
Tampaknya, faktor kekurang-jelasan wilayah kerja masing-masing bidang itulah yang menjadi
sebab macetnya perkembangan filsafat sains pada masa itu. Mengapa hal ini terjadi ?
Sebab yang pokok barangkali ialah sifatnya yang terlalu yakin pada penafsiran teks Kitab Suci oleh
para santo. Para santo ini melarang orang berfilsafat. Mereka lupa bahwa pada saat mereka menafsirkan kitab
suci, hakikatnya mereka berfilsafat juga. Karena itu, kebenaran versi mereka ini sifatnya juga relatif, seperti
pemikiran-pemikiran filsafat pada umumnya, bukan kebenaran absolut.
Tapi, para santo ini dengan sangat percaya diri menyatakan bahwa hasil penafsirannya merupakan
pengertian agama yang absolut. Barangkali inilah pangkal musabab terjadinya tekanan-tekanan psikologis
dan fisik terhadap filosof lain yang berbeda pemikiran dengan mereka. Misalnya, Copernicus dan Galileo.
Akibat pikiran kedua filosof tersebut berbeda dengan pemikiran tokoh-tokoh Gereja, maka mereka
mendapatkan hukuman karena dianggap bertentangan dengan Gereja, yang berarti bertentangan dengan
Kitab Suci Padahal, pendapat keduanya bukanlah bertentangan dengan Kitab Suci, melainkan berbeda
dengan pendapat tokoh Gereja yang mengatasnamakan Kitab Suci. Andaikata betul-betul berlawanan dengan
Kitab Suci, maka berarti Kitab Suci itu yang salah karena bukti-bukti menunjukkan bahwa kedua ilmuwan
itulah yang benar.
Dari sini bisa disimpulkan bahwa segala aktivitas manusia harus berpusat pada Gereja. Karena,
hanya melalui Gereja manusia bisa terselamatkan. Aquinas mengatakan bahwa manusia tidak akan selamat
tanpa perantaraan Gereja. Ini sama benar dengan pendapat Augustinus : outside the Church no salvation can
be found. ( Frederick Mayer, 1950 ). Sayangnya, yang dimaksud Gereja di sini pada kenyataannya adalah
para pendapat-pendapat para Santo, bukan wahyu yang tertuang dalam Kitab Suci.
C. Kecenderungan Seni Rupa Pada Abad Pertengahan
Kecenderungan dalam wilayah filsafat pada waktu itu tentu membawa pengaruh pada wilayah hidup
yang lain, termasuk pada seni rupa. Segala aktivitas berkesenian harus berorientasi pada Gereja. Objek
kesenian tidak boleh lepas dari ajaran-ajaran gereja.
Sebetulnya, pada mulanya agama Kristen belum dapat menciptakan bahasa seni sebagai sarana
mengekspresikan perasaan-perasaan religiusitas. Untuk mengekspresikan perasaan ini dipergunakan bahasa
seni Hellenisme. Konon, lukisan-lukisan masa ini ditemukan di dinding-dinding gua tempat menguburkan
mayat. Kuburan-kuburan ini,barangkali akibat pengaruh agama Yahudi disebut katakombe. Orang-orang
Kristen sendiri menyebutnya “coemeteria”. Katakombe ini disebut-sebut sebagai peninggalan seni Kristen
Awal.
Sebagai peninggalan tertua, katakombe banyak menyimpan pusaka-pusaka seni. Di dalam
katakombe sering diketemukan sarcophag-sarcophag yang dihiasi relief-relief yang menggambarkan motif-
motif historis-allegories. Lukisan-lukisan dengan menggunakan tehnik lepa basah yang terdapat di dinding-
dinding gua juga merupakan peninggalan seni yang sangat berharga.
Seperti dikemukakan di atas, bahwa orang-orang Kristen awal tidak memiliki bentuk sendiri dalam
mengekspresikan berkeseniannya. Mereka mempergunakan bentuk-bentuk lama ( Hellenisme ) untuk
menyatakan dorongan-dorongan seninya. Bentuk lama diisi dengan pandangan-pandangan baru, yakni
pandangan agama Kristen. Simbol-simbol khas ciptaan seniman Kristen, antara lain : lambang burung
merpati dengan tangkai zaitun melambangkan kehidupan abadi, simbol jangkar melambangkan harapan, dan
anak domba dimaksudkan untuk melambangkan jiwa Kristen.
Ada juga gambar-gambar yang sifatnya historis-allegoris dan murni historis. Dalam hal thema,
kebenyakan dikutip dari kitab perjanjian lama dan kitab perjanjian baru. Dari kitab perjanjian lama dikutip
misalnya, adegan-adegan yang menggambarkan Nabi Nuh di dalam perahu, Nabi Musa memukul batu
karang dengan tongkatnya sehingga keluar air, Nabi Ibrahim dengan pengorbanannya dan sebagainya. Dari
kitab perjanjian baru dikutip antara lain : pembabtisan Kristus, adegan yang menggambarkan Kristus dan
para Apostyl dan sebagainya. ( I Made Sunu, 1982 ).
Pada masa ini, perasaan religiusitas dirupakan dalam simbol-simbol keagamaan yang relatif
diseragamkan. Misalnya, cerita tentang nabi-nabi atau ritual-ritual keagamaan. Padahal, perasaan religiusitas
itu merupakan sesuatu yang amat kompleks dan kaya. Ia tidak bisa dibatas-batasi seperti itu.
D. Abad Modern
Abad Modern ini diawali sebuah masa yang dinamakan renaissance. Istilah ini berasal dari bahasa
Perancis, re dan nasci. Renasci berarti kelahiran kembali. Istilah ini biasa digunakan untuk menandai periode
kebangkitan intelektual, khususnya di Eropa, lebih-lebih di Itali, abad ke 15 dan 16. Istilah ini mula-mula
digunakan oleh sejarawan Michelet, dan dilanjutkan oleh J. Burckhardt untuk menunjuk peride yang bersifat
individualisme, kebangkitan kebudayaan antik, penemuan dunia manusia, sebagai periode yang dilawankan
dengan periode Abad Pertengahan. ( Runes, 1971 ).
Sebagiamana dikemukakan di atas, abad pertengahan merupakan periode terjadinya hegemoni
agama atas akal. ( hal 102 )

More Related Content

What's hot

Pendekatan fenomenologis perbandingan agama
Pendekatan fenomenologis   perbandingan agamaPendekatan fenomenologis   perbandingan agama
Pendekatan fenomenologis perbandingan agama
Rifatin Aprilia
 
Aliran rasionalisme revi
Aliran rasionalisme reviAliran rasionalisme revi
Aliran rasionalisme reviPahlepy2013
 
Filsafat zaman modern
Filsafat zaman modernFilsafat zaman modern
Filsafat zaman modern
Rossalia I. Kartika Sari
 
Filsafat etika immanuel kant
Filsafat etika immanuel kantFilsafat etika immanuel kant
Filsafat etika immanuel kantSuci Ramadhan
 
Filsafat Rasionalisme dan Empirisme
Filsafat Rasionalisme dan EmpirismeFilsafat Rasionalisme dan Empirisme
Filsafat Rasionalisme dan Empirisme
Tania Mayendri
 
Makalah metafisika
Makalah metafisikaMakalah metafisika
Makalah metafisikaErna Mariana
 
Filsafat Barat Klasik
Filsafat Barat Klasik Filsafat Barat Klasik
Filsafat Barat Klasik
Islamic Studies
 
1. metafisika islam
1. metafisika islam1. metafisika islam
1. metafisika islamLela Warni
 
Positivisme dalam Pendidikan
Positivisme dalam PendidikanPositivisme dalam Pendidikan
Positivisme dalam Pendidikan
alvianica nanda
 
PPT Filsafat Ilmu (Sejarah Filsafat Barat)
PPT Filsafat Ilmu (Sejarah Filsafat Barat)PPT Filsafat Ilmu (Sejarah Filsafat Barat)
PPT Filsafat Ilmu (Sejarah Filsafat Barat)
AldiwaPandu
 
Filsafat Analitik Kontemporer
Filsafat Analitik KontemporerFilsafat Analitik Kontemporer
Filsafat Analitik Kontemporer
M. Zidny Nafi' Hasbi
 
Aliran aliran dalam filsafat ilmu (aliran empirisme)
Aliran aliran dalam filsafat ilmu (aliran empirisme)Aliran aliran dalam filsafat ilmu (aliran empirisme)
Aliran aliran dalam filsafat ilmu (aliran empirisme)iin_sainah
 
Aliran kritisisme
Aliran kritisismeAliran kritisisme
Aliran kritisisme
Rizky Shinichi
 
Firman Filsafat Manusia
Firman Filsafat ManusiaFirman Filsafat Manusia
Firman Filsafat Manusia
Papua Makituma
 
Sejarah Filsafat Barat Modern
Sejarah Filsafat Barat ModernSejarah Filsafat Barat Modern
Sejarah Filsafat Barat ModernErni Setyaningsih
 

What's hot (19)

Pendekatan fenomenologis perbandingan agama
Pendekatan fenomenologis   perbandingan agamaPendekatan fenomenologis   perbandingan agama
Pendekatan fenomenologis perbandingan agama
 
Aliran rasionalisme revi
Aliran rasionalisme reviAliran rasionalisme revi
Aliran rasionalisme revi
 
Filsafat zaman modern
Filsafat zaman modernFilsafat zaman modern
Filsafat zaman modern
 
Filsafat etika immanuel kant
Filsafat etika immanuel kantFilsafat etika immanuel kant
Filsafat etika immanuel kant
 
Filsafat Rasionalisme dan Empirisme
Filsafat Rasionalisme dan EmpirismeFilsafat Rasionalisme dan Empirisme
Filsafat Rasionalisme dan Empirisme
 
Makalah metafisika
Makalah metafisikaMakalah metafisika
Makalah metafisika
 
Filsafat Barat Klasik
Filsafat Barat Klasik Filsafat Barat Klasik
Filsafat Barat Klasik
 
Sekularisasi Agama
Sekularisasi AgamaSekularisasi Agama
Sekularisasi Agama
 
1. metafisika islam
1. metafisika islam1. metafisika islam
1. metafisika islam
 
Positivisme dalam Pendidikan
Positivisme dalam PendidikanPositivisme dalam Pendidikan
Positivisme dalam Pendidikan
 
PPT Filsafat Ilmu (Sejarah Filsafat Barat)
PPT Filsafat Ilmu (Sejarah Filsafat Barat)PPT Filsafat Ilmu (Sejarah Filsafat Barat)
PPT Filsafat Ilmu (Sejarah Filsafat Barat)
 
Filsafat Analitik Kontemporer
Filsafat Analitik KontemporerFilsafat Analitik Kontemporer
Filsafat Analitik Kontemporer
 
Kul fil 01_fpk
Kul fil 01_fpkKul fil 01_fpk
Kul fil 01_fpk
 
Makalah kritisisme
Makalah kritisismeMakalah kritisisme
Makalah kritisisme
 
Aliran aliran dalam filsafat ilmu (aliran empirisme)
Aliran aliran dalam filsafat ilmu (aliran empirisme)Aliran aliran dalam filsafat ilmu (aliran empirisme)
Aliran aliran dalam filsafat ilmu (aliran empirisme)
 
Aliran kritisisme
Aliran kritisismeAliran kritisisme
Aliran kritisisme
 
Firman Filsafat Manusia
Firman Filsafat ManusiaFirman Filsafat Manusia
Firman Filsafat Manusia
 
Sejarah Filsafat Barat Modern
Sejarah Filsafat Barat ModernSejarah Filsafat Barat Modern
Sejarah Filsafat Barat Modern
 
Makalah etika
Makalah etikaMakalah etika
Makalah etika
 

Viewers also liked

Id ramadan message
Id ramadan messageId ramadan message
Id ramadan message
Loveofpeople
 
Pp psikologi
Pp psikologiPp psikologi
Pp psikologi
Fery Zahuri
 
Pertumbuhan dan perkembangan
Pertumbuhan dan perkembanganPertumbuhan dan perkembangan
Pertumbuhan dan perkembanganIseu Pranyoto
 
Taubat
TaubatTaubat
Taubat
Helmon Chan
 
Bab 2 sistem reproduksi kls 9i
Bab 2 sistem reproduksi kls 9iBab 2 sistem reproduksi kls 9i
Bab 2 sistem reproduksi kls 9iNining Mtsnkra
 
Web 2.0 et réseaux sociaux pour les collectivités
Web 2.0 et réseaux sociaux pour les collectivitésWeb 2.0 et réseaux sociaux pour les collectivités
Web 2.0 et réseaux sociaux pour les collectivitésAdverbia
 
Pedoman Teknis Budidaya Hebras
Pedoman Teknis Budidaya HebrasPedoman Teknis Budidaya Hebras
Pedoman Teknis Budidaya Hebras
Warta Wirausaha
 
Concurs aforismes
Concurs aforismes  Concurs aforismes
Concurs aforismes
JAVIER ALSINA GONZALEZ
 
Pedoman Berkebun Anggrek
Pedoman Berkebun AnggrekPedoman Berkebun Anggrek
Pedoman Berkebun Anggrek
Warta Wirausaha
 

Viewers also liked (20)

Id ramadan message
Id ramadan messageId ramadan message
Id ramadan message
 
Pp psikologi
Pp psikologiPp psikologi
Pp psikologi
 
Newtonuv mozek
Newtonuv mozekNewtonuv mozek
Newtonuv mozek
 
Soalan exam bmm3111
Soalan exam bmm3111Soalan exam bmm3111
Soalan exam bmm3111
 
Paisatges agràris mundials
Paisatges agràris mundialsPaisatges agràris mundials
Paisatges agràris mundials
 
Geomagz201401
Geomagz201401Geomagz201401
Geomagz201401
 
Pertumbuhan dan perkembangan
Pertumbuhan dan perkembanganPertumbuhan dan perkembangan
Pertumbuhan dan perkembangan
 
Biogeokimia
Biogeokimia Biogeokimia
Biogeokimia
 
Taubat
TaubatTaubat
Taubat
 
Bab 2 sistem reproduksi kls 9i
Bab 2 sistem reproduksi kls 9iBab 2 sistem reproduksi kls 9i
Bab 2 sistem reproduksi kls 9i
 
Cerpen Tiara
Cerpen TiaraCerpen Tiara
Cerpen Tiara
 
Web 2.0 et réseaux sociaux pour les collectivités
Web 2.0 et réseaux sociaux pour les collectivitésWeb 2.0 et réseaux sociaux pour les collectivités
Web 2.0 et réseaux sociaux pour les collectivités
 
Amplop
AmplopAmplop
Amplop
 
Pedoman Teknis Budidaya Hebras
Pedoman Teknis Budidaya HebrasPedoman Teknis Budidaya Hebras
Pedoman Teknis Budidaya Hebras
 
Asymen artikel
Asymen artikelAsymen artikel
Asymen artikel
 
Obat antidiare
Obat antidiareObat antidiare
Obat antidiare
 
Concurs aforismes
Concurs aforismes  Concurs aforismes
Concurs aforismes
 
P S A K 24
P S A K 24P S A K 24
P S A K 24
 
Pedoman Berkebun Anggrek
Pedoman Berkebun AnggrekPedoman Berkebun Anggrek
Pedoman Berkebun Anggrek
 
GP Pengubatan Islam
GP Pengubatan IslamGP Pengubatan Islam
GP Pengubatan Islam
 

Similar to Manusia dan Absurditas

Makalah filsum siap di print
Makalah filsum siap di printMakalah filsum siap di print
Makalah filsum siap di printLiza Fadilah
 
Filsafat Abad Pertengahan.pdf
Filsafat Abad Pertengahan.pdfFilsafat Abad Pertengahan.pdf
Filsafat Abad Pertengahan.pdf
Zukét Printing
 
Filsafat Abad Pertengahan.docx
Filsafat Abad Pertengahan.docxFilsafat Abad Pertengahan.docx
Filsafat Abad Pertengahan.docx
Zukét Printing
 
Makalah renasissans
Makalah renasissansMakalah renasissans
Makalah renasissans
soki leonardi
 
Filsafat Pasca Aristoteles Zaman Hellenisme dan Romawi.pdf
Filsafat Pasca Aristoteles Zaman Hellenisme dan Romawi.pdfFilsafat Pasca Aristoteles Zaman Hellenisme dan Romawi.pdf
Filsafat Pasca Aristoteles Zaman Hellenisme dan Romawi.pdf
Zukét Printing
 
Filsafat Modern dan Pembahasan Pendidikan
Filsafat Modern dan Pembahasan PendidikanFilsafat Modern dan Pembahasan Pendidikan
Filsafat Modern dan Pembahasan Pendidikan
Ana Safrida
 
PPT RASIONALITAS ILMU FILSAFAT.pptx
PPT RASIONALITAS ILMU FILSAFAT.pptxPPT RASIONALITAS ILMU FILSAFAT.pptx
PPT RASIONALITAS ILMU FILSAFAT.pptx
LinnoNarendraSeptyaw
 
Psikologi dalm pandangan gereja dan masa renaissance
Psikologi dalm pandangan gereja dan masa renaissancePsikologi dalm pandangan gereja dan masa renaissance
Psikologi dalm pandangan gereja dan masa renaissanceTri Astuti Utomo (iyas)
 
Fenomenologi
FenomenologiFenomenologi
Fenomenologippi51
 
Filsafat Pasca Aristoteles Zaman Hellenisme dan Romawi.docx
Filsafat Pasca Aristoteles Zaman Hellenisme dan Romawi.docxFilsafat Pasca Aristoteles Zaman Hellenisme dan Romawi.docx
Filsafat Pasca Aristoteles Zaman Hellenisme dan Romawi.docx
Zukét Printing
 
Taksonomi Ilmu Pengetahuan Kelompok 5.pdf
Taksonomi Ilmu Pengetahuan Kelompok 5.pdfTaksonomi Ilmu Pengetahuan Kelompok 5.pdf
Taksonomi Ilmu Pengetahuan Kelompok 5.pdf
herzanetti
 
makalah teologi modern oleh wahyudin dompu UIN
makalah teologi modern oleh wahyudin dompu  UINmakalah teologi modern oleh wahyudin dompu  UIN
makalah teologi modern oleh wahyudin dompu UIN
abdul gonde
 
Sejarah perkembangan ilmu perbandingan agama
Sejarah perkembangan ilmu perbandingan agamaSejarah perkembangan ilmu perbandingan agama
Sejarah perkembangan ilmu perbandingan agamaKodogg Kritingg
 
Bab iii pembahasan
Bab iii pembahasanBab iii pembahasan
Bab iii pembahasan
Cindar Tyas
 
Psikologi Umum dan Perkembangan - Sejarah Psikologi Barat
Psikologi Umum dan Perkembangan - Sejarah Psikologi BaratPsikologi Umum dan Perkembangan - Sejarah Psikologi Barat
Psikologi Umum dan Perkembangan - Sejarah Psikologi Barat
Haristian Sahroni Putra
 
Sejarah Filsafat Islam 22B_027_Dwiki Darmawan.pptx
Sejarah Filsafat Islam 22B_027_Dwiki Darmawan.pptxSejarah Filsafat Islam 22B_027_Dwiki Darmawan.pptx
Sejarah Filsafat Islam 22B_027_Dwiki Darmawan.pptx
22B027DWIKIDARMAWAN
 
Filsafat Patristik Timur dan Barat.pdf
Filsafat Patristik Timur dan Barat.pdfFilsafat Patristik Timur dan Barat.pdf
Filsafat Patristik Timur dan Barat.pdf
Zukét Printing
 
Filsafat Patristik Timur dan Barat.docx
Filsafat Patristik Timur dan Barat.docxFilsafat Patristik Timur dan Barat.docx
Filsafat Patristik Timur dan Barat.docx
Zukét Printing
 
Hubungan filsafat,ilmu pengetahuan dan agama
Hubungan filsafat,ilmu pengetahuan dan agamaHubungan filsafat,ilmu pengetahuan dan agama
Hubungan filsafat,ilmu pengetahuan dan agama
BahrulAllam
 

Similar to Manusia dan Absurditas (20)

Makalah filsum siap di print
Makalah filsum siap di printMakalah filsum siap di print
Makalah filsum siap di print
 
Filsafat Abad Pertengahan.pdf
Filsafat Abad Pertengahan.pdfFilsafat Abad Pertengahan.pdf
Filsafat Abad Pertengahan.pdf
 
Filsafat Abad Pertengahan.docx
Filsafat Abad Pertengahan.docxFilsafat Abad Pertengahan.docx
Filsafat Abad Pertengahan.docx
 
Makalah renasissans
Makalah renasissansMakalah renasissans
Makalah renasissans
 
Filsafat Pasca Aristoteles Zaman Hellenisme dan Romawi.pdf
Filsafat Pasca Aristoteles Zaman Hellenisme dan Romawi.pdfFilsafat Pasca Aristoteles Zaman Hellenisme dan Romawi.pdf
Filsafat Pasca Aristoteles Zaman Hellenisme dan Romawi.pdf
 
Filsafat Modern dan Pembahasan Pendidikan
Filsafat Modern dan Pembahasan PendidikanFilsafat Modern dan Pembahasan Pendidikan
Filsafat Modern dan Pembahasan Pendidikan
 
PPT RASIONALITAS ILMU FILSAFAT.pptx
PPT RASIONALITAS ILMU FILSAFAT.pptxPPT RASIONALITAS ILMU FILSAFAT.pptx
PPT RASIONALITAS ILMU FILSAFAT.pptx
 
Psikologi dalm pandangan gereja dan masa renaissance
Psikologi dalm pandangan gereja dan masa renaissancePsikologi dalm pandangan gereja dan masa renaissance
Psikologi dalm pandangan gereja dan masa renaissance
 
Fenomenologi
FenomenologiFenomenologi
Fenomenologi
 
Filsafat Pasca Aristoteles Zaman Hellenisme dan Romawi.docx
Filsafat Pasca Aristoteles Zaman Hellenisme dan Romawi.docxFilsafat Pasca Aristoteles Zaman Hellenisme dan Romawi.docx
Filsafat Pasca Aristoteles Zaman Hellenisme dan Romawi.docx
 
Taksonomi Ilmu Pengetahuan Kelompok 5.pdf
Taksonomi Ilmu Pengetahuan Kelompok 5.pdfTaksonomi Ilmu Pengetahuan Kelompok 5.pdf
Taksonomi Ilmu Pengetahuan Kelompok 5.pdf
 
makalah teologi modern oleh wahyudin dompu UIN
makalah teologi modern oleh wahyudin dompu  UINmakalah teologi modern oleh wahyudin dompu  UIN
makalah teologi modern oleh wahyudin dompu UIN
 
Sejarah perkembangan ilmu perbandingan agama
Sejarah perkembangan ilmu perbandingan agamaSejarah perkembangan ilmu perbandingan agama
Sejarah perkembangan ilmu perbandingan agama
 
Bab iii pembahasan
Bab iii pembahasanBab iii pembahasan
Bab iii pembahasan
 
Psikologi Umum dan Perkembangan - Sejarah Psikologi Barat
Psikologi Umum dan Perkembangan - Sejarah Psikologi BaratPsikologi Umum dan Perkembangan - Sejarah Psikologi Barat
Psikologi Umum dan Perkembangan - Sejarah Psikologi Barat
 
Sejarah Filsafat Islam 22B_027_Dwiki Darmawan.pptx
Sejarah Filsafat Islam 22B_027_Dwiki Darmawan.pptxSejarah Filsafat Islam 22B_027_Dwiki Darmawan.pptx
Sejarah Filsafat Islam 22B_027_Dwiki Darmawan.pptx
 
Pss tutor (2)
Pss tutor (2)Pss tutor (2)
Pss tutor (2)
 
Filsafat Patristik Timur dan Barat.pdf
Filsafat Patristik Timur dan Barat.pdfFilsafat Patristik Timur dan Barat.pdf
Filsafat Patristik Timur dan Barat.pdf
 
Filsafat Patristik Timur dan Barat.docx
Filsafat Patristik Timur dan Barat.docxFilsafat Patristik Timur dan Barat.docx
Filsafat Patristik Timur dan Barat.docx
 
Hubungan filsafat,ilmu pengetahuan dan agama
Hubungan filsafat,ilmu pengetahuan dan agamaHubungan filsafat,ilmu pengetahuan dan agama
Hubungan filsafat,ilmu pengetahuan dan agama
 

More from Putera Indonesia Malang Foundation

Mempersiapkan karir anak dengan cerdas dan bijak
Mempersiapkan karir anak dengan cerdas dan bijakMempersiapkan karir anak dengan cerdas dan bijak
Mempersiapkan karir anak dengan cerdas dan bijak
Putera Indonesia Malang Foundation
 
Program kerja
Program kerjaProgram kerja
Kekuatan keputusan
Kekuatan keputusanKekuatan keputusan
Penghambat penjualan
Penghambat penjualanPenghambat penjualan
Tentang Pendidikan Nasional
Tentang Pendidikan NasionalTentang Pendidikan Nasional
Tentang Pendidikan Nasional
Putera Indonesia Malang Foundation
 
Strategi Menghadapi Globalisasi
Strategi Menghadapi GlobalisasiStrategi Menghadapi Globalisasi
Strategi Menghadapi Globalisasi
Putera Indonesia Malang Foundation
 

More from Putera Indonesia Malang Foundation (6)

Mempersiapkan karir anak dengan cerdas dan bijak
Mempersiapkan karir anak dengan cerdas dan bijakMempersiapkan karir anak dengan cerdas dan bijak
Mempersiapkan karir anak dengan cerdas dan bijak
 
Program kerja
Program kerjaProgram kerja
Program kerja
 
Kekuatan keputusan
Kekuatan keputusanKekuatan keputusan
Kekuatan keputusan
 
Penghambat penjualan
Penghambat penjualanPenghambat penjualan
Penghambat penjualan
 
Tentang Pendidikan Nasional
Tentang Pendidikan NasionalTentang Pendidikan Nasional
Tentang Pendidikan Nasional
 
Strategi Menghadapi Globalisasi
Strategi Menghadapi GlobalisasiStrategi Menghadapi Globalisasi
Strategi Menghadapi Globalisasi
 

Manusia dan Absurditas

  • 1. MANUSIA DAN ABSURDITAS A. Pendahuluan Memahami karya seni lukis hasil karya seorang seniman, bisa dari bermacam-macam sudut tinjauan. Bisa dari sisi artistik, tehnik, objek, gaya, aliran, maupun pandangan hidup penciptanya. Tulisan ini akan meninjau karya seni Wahyu Nugroho dari sisi pandangan hidup yang menjadi dasar berkeseniannya. Alasan dipilihnya tinjauan ini karena Wahyu Nugroho mencoba mengusung pandangan baru dalam berkesenian, yang dinamainya dengan Plural Art. Memahami pandangan hidup seseorang akan tidak lengkap jika hanya dilihat dari sisi pandangan hidup orang tersebut an sich. Karena akan menghasilkan kesimpulan yang parsial. Untuk itu, diperlukan pembandingan dengan pandangan-pandangan yang telah ada dan situasi kontemporer yang melatari lahirnya pandangan hidup seseorang. Dengan cara ini, akan bisa diketahui dalam posisi bagaimana pandangan hidup tersebut lahir dan , yang penting, pandangan yang dimaksud apakah lahir karena sebuah penghayatan terhadap kehidupan ataukah sekadar asal beda saja. B. Pertarungan Antara Akal dan Hati Lahirnya berbagai pandangan hidup yang ada sebagaian besar didorong oleh keinginan manusia untuk memahami eksistensinya di alam ini. Titik pandang yang digunakan juga bisa berbeda-beda antara satu dan lainnya. Ada yang menyoroti peranannya dalam kehidupan ini sebagaimana dilakukan oleh filosof- filosof religius, ada yang menyoal tenatng kemadiriannya seperti dilakukan Karl Jaspers dan Albert Camus, atau proses perkembangannya seperti dilakukan Charles Darwin maupun Hegel, dan masih banyak lainnya. Dan jika boleh disimplifikasikan, sejarah pemikiran tersebut selalu diwarnai oleh pertarungan dua kubu, yakni pertarungan antara akal versus hati ( agama ). Di dalam sejarah filsafat, akal pernah menang, juga pernah kalah ; hati pun pernah berkuasa, pernah pula kalah. Sesuai dengan tujuan pembahasan di sini, yakni mencoba menguak pandangan hidup yang didiskursuskan oleh Wahyu Nugroho, maka yang akan diangkat hanyalah dua masa, yakni abad pertengahan dan abad modern saja. Karena, dua masa ini dianggap tampak relevan dengan proses kelahiran pandangan hidup yang menjadi pijakan lahirnya Plural Art. C. ABAD PERTENGAHAN Salah satu tokoh penting masa ini ialah Plotinus ( 204-270 ). Plotinus merupakan filsuf pertama yang mengemukakan teori penciptaan, yakni teori emanasi. Teori ini merupakan jawaban atas pertanyaan Thales delapan abad sebelumnya : “Apa bahan alam semesta ini ?” dan dijawab oleh Plotinus : “Bahannya ialah Tuhan.” Filsafat Plotinus bersifat mistik. Karena itu, tujuan filsafat, menurutnya, adalah mencapai pemahaman mistik. Pada masa ini, kedudukan akal tersubordinasikan di bawah agama, iman, hati. Masa ini bisa dikatakan merupakan masa balas dendam terhadap dominasi akal yang menguasai Yunani sebelumnya, yakni pada zaman sofis. Pemikiran Plotinus jelas merupakan cerminan pemasungan akal. Ia mengatakan bahwa Tuhan bukan untuk dipahami, melainkan untuk dirasakan. Rasa inilah yang dituntun oleh Kitab Suci. Karena itu, rasa merupakan pedoman hidup manusia. Filsafat rasional dan sains dianggap tidak penting. Pengembangan intelektual adalah tindakan mubazir. Cinta kepada Tuhan merupakan yang terpenting. Pandangan Plotinus tersebut diperkuat oleh Saint Anselmus. Karakteristi filsafat abad pertengahan terletak pada rumusan yang diajukan oleh Saint Anselmus, yaitu credo ut intelligam. Artinya, kira-kira, iman
  • 2. lebih dulu, setelah itu mengerti. Misalnya, imanilah dulu bahwa pusat jagad raya ini adalah bumi, setelah itu susunlah argumen untuk memahaminya. Anggapan yang berkembang saat itu, pemikiran yang dimulai dari akal akan berakibat pada kemusyrikan. Sebaliknya, jika dimulai dari iman, justru akan mempertebal iman itu sendiri. Kalau sebelumnya kaum sofistik beranggapan bahwa tidak ada kebenaran yang mutlak, maka Augustinus - salah seorang filsof yang juga banyak memberi warna masa tersebut - berpendapat bahwa kebenaran itu harus mutlak, yaitu kebenaran yang berasal dari ajaran agama. Ia juga berpendapat bahwa mempelajari hukum alam adalah mubadzir. Keyakinan yang berkembang pada masa ini adalah kebenaran hanyalah dari Tuhan yang tertulis dalam kitab suci Injil. Bukan dari pemikiran-pemikiran filsafati yang dikembangkan oleh para filosof. Augustinus mengatakan “Outside the Church no salvation can be found”. Satu-satunya penyelamatan adalah melalui gereja, untuk itu dalam segala perilaku dan pemikirannya harus mengikuti ajaran-ajaran Gereja. Sebaliknya, segala macam perbuatan manusia haruslah untuk Gereja. Bisa dikatakan bahwa kebudayaan masa ini adalah gereja sentris. Mulai dari situlah, filsafat sains mengalami kejumudan luar biasa selama lima belas abad pada periode Abad Pertengahan, kurun waktu yang dikuasai oleh semangat Kristen. Sesungguhnya filsafat credo ut intelligam tidak akan merugikan filsafat sains andai saja Kitab Suci yang dijadikan landasan memang Kitab Suci yang berasal dari wahyu ilahi. Karena, wahyu tidak akan berbenturan dengan akal logis. Kejumudan terjadi manakala wilayah kerja masing-masing tidak jelas. Sains, filsafat, dan iman merupakan totalitas pengetahuan manusia. Masing-masing memiliki wilayah kerja sendiri-sendiri. Sains bekerja pada bidang-bidang empiris, filsafat pada objek-objek yang abstrak logis, dan hati ( iman ) berdiri di daerah supra logis. Ketidak jelasan masing-masing bidang menjadi penyebab terjadinya bentrokan antara sains, filsafat, dan iman. Tampaknya, faktor kekurang-jelasan wilayah kerja masing-masing bidang itulah yang menjadi sebab macetnya perkembangan filsafat sains pada masa itu. Mengapa hal ini terjadi ? Sebab yang pokok barangkali ialah sifatnya yang terlalu yakin pada penafsiran teks Kitab Suci oleh para santo. Para santo ini melarang orang berfilsafat. Mereka lupa bahwa pada saat mereka menafsirkan kitab suci, hakikatnya mereka berfilsafat juga. Karena itu, kebenaran versi mereka ini sifatnya juga relatif, seperti pemikiran-pemikiran filsafat pada umumnya, bukan kebenaran absolut. Tapi, para santo ini dengan sangat percaya diri menyatakan bahwa hasil penafsirannya merupakan pengertian agama yang absolut. Barangkali inilah pangkal musabab terjadinya tekanan-tekanan psikologis dan fisik terhadap filosof lain yang berbeda pemikiran dengan mereka. Misalnya, Copernicus dan Galileo. Akibat pikiran kedua filosof tersebut berbeda dengan pemikiran tokoh-tokoh Gereja, maka mereka mendapatkan hukuman karena dianggap bertentangan dengan Gereja, yang berarti bertentangan dengan Kitab Suci Padahal, pendapat keduanya bukanlah bertentangan dengan Kitab Suci, melainkan berbeda dengan pendapat tokoh Gereja yang mengatasnamakan Kitab Suci. Andaikata betul-betul berlawanan dengan Kitab Suci, maka berarti Kitab Suci itu yang salah karena bukti-bukti menunjukkan bahwa kedua ilmuwan itulah yang benar. Dari sini bisa disimpulkan bahwa segala aktivitas manusia harus berpusat pada Gereja. Karena, hanya melalui Gereja manusia bisa terselamatkan. Aquinas mengatakan bahwa manusia tidak akan selamat tanpa perantaraan Gereja. Ini sama benar dengan pendapat Augustinus : outside the Church no salvation can be found. ( Frederick Mayer, 1950 ). Sayangnya, yang dimaksud Gereja di sini pada kenyataannya adalah para pendapat-pendapat para Santo, bukan wahyu yang tertuang dalam Kitab Suci.
  • 3. C. Kecenderungan Seni Rupa Pada Abad Pertengahan Kecenderungan dalam wilayah filsafat pada waktu itu tentu membawa pengaruh pada wilayah hidup yang lain, termasuk pada seni rupa. Segala aktivitas berkesenian harus berorientasi pada Gereja. Objek kesenian tidak boleh lepas dari ajaran-ajaran gereja. Sebetulnya, pada mulanya agama Kristen belum dapat menciptakan bahasa seni sebagai sarana mengekspresikan perasaan-perasaan religiusitas. Untuk mengekspresikan perasaan ini dipergunakan bahasa seni Hellenisme. Konon, lukisan-lukisan masa ini ditemukan di dinding-dinding gua tempat menguburkan mayat. Kuburan-kuburan ini,barangkali akibat pengaruh agama Yahudi disebut katakombe. Orang-orang Kristen sendiri menyebutnya “coemeteria”. Katakombe ini disebut-sebut sebagai peninggalan seni Kristen Awal. Sebagai peninggalan tertua, katakombe banyak menyimpan pusaka-pusaka seni. Di dalam katakombe sering diketemukan sarcophag-sarcophag yang dihiasi relief-relief yang menggambarkan motif- motif historis-allegories. Lukisan-lukisan dengan menggunakan tehnik lepa basah yang terdapat di dinding- dinding gua juga merupakan peninggalan seni yang sangat berharga. Seperti dikemukakan di atas, bahwa orang-orang Kristen awal tidak memiliki bentuk sendiri dalam mengekspresikan berkeseniannya. Mereka mempergunakan bentuk-bentuk lama ( Hellenisme ) untuk menyatakan dorongan-dorongan seninya. Bentuk lama diisi dengan pandangan-pandangan baru, yakni pandangan agama Kristen. Simbol-simbol khas ciptaan seniman Kristen, antara lain : lambang burung merpati dengan tangkai zaitun melambangkan kehidupan abadi, simbol jangkar melambangkan harapan, dan anak domba dimaksudkan untuk melambangkan jiwa Kristen. Ada juga gambar-gambar yang sifatnya historis-allegoris dan murni historis. Dalam hal thema, kebenyakan dikutip dari kitab perjanjian lama dan kitab perjanjian baru. Dari kitab perjanjian lama dikutip misalnya, adegan-adegan yang menggambarkan Nabi Nuh di dalam perahu, Nabi Musa memukul batu karang dengan tongkatnya sehingga keluar air, Nabi Ibrahim dengan pengorbanannya dan sebagainya. Dari kitab perjanjian baru dikutip antara lain : pembabtisan Kristus, adegan yang menggambarkan Kristus dan para Apostyl dan sebagainya. ( I Made Sunu, 1982 ). Pada masa ini, perasaan religiusitas dirupakan dalam simbol-simbol keagamaan yang relatif diseragamkan. Misalnya, cerita tentang nabi-nabi atau ritual-ritual keagamaan. Padahal, perasaan religiusitas itu merupakan sesuatu yang amat kompleks dan kaya. Ia tidak bisa dibatas-batasi seperti itu. D. Abad Modern Abad Modern ini diawali sebuah masa yang dinamakan renaissance. Istilah ini berasal dari bahasa Perancis, re dan nasci. Renasci berarti kelahiran kembali. Istilah ini biasa digunakan untuk menandai periode kebangkitan intelektual, khususnya di Eropa, lebih-lebih di Itali, abad ke 15 dan 16. Istilah ini mula-mula digunakan oleh sejarawan Michelet, dan dilanjutkan oleh J. Burckhardt untuk menunjuk peride yang bersifat individualisme, kebangkitan kebudayaan antik, penemuan dunia manusia, sebagai periode yang dilawankan dengan periode Abad Pertengahan. ( Runes, 1971 ). Sebagiamana dikemukakan di atas, abad pertengahan merupakan periode terjadinya hegemoni agama atas akal. ( hal 102 )