SlideShare a Scribd company logo
1 of 15
Makalah Manajemen Pendidikan

          MANAJEMEN PESERTA DIDIK




                         Kelompok:

     1.   Febrina Siska Widyaningtyas   (09302244049)
     2.   Dhiah Febri Wijayanti         (09302244059)
     3.   Arina Izataki Fuady           (09302244063)
     4.   Batin Pupuh Narimo            (09302244064)
     5.   Rian Hermawan A.              (09302244071)




           JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
        UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
                      2011
Manajemen Peserta Didik


A. Latar Belakang Manajemen Peserta Didik

  Peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan
  potensi diri melalui proses pembelajaran pada jalur pendidikan.
  Secara   sosiologis,   peserta    didik     mempunyai        kesamaan-kesamaan.
  Kesamaan-kesamaan itu dapat ditangkap dari kenyataan bahwa mereka
  sama-sama anak manusia, dan oleh karena itu mempunyai kesamaan-
  kesamaan unsur kemanusiaan. Fakta menunjukkan bahwa tidak ada anak
  yang lebih manusiawi dibandingkan dengan anak lainnya dan tidak anak
  yang kurang manusiawi dibandingkan dengan anak yang lainnya. Adanya
  kesamaan-kesamaan      yang      dipunyai    anak   inilah     yang   melahirkan
  kensekuensi samanya hak-hak yang mereka punyai. Di antara hak-hak
  tersebut, yang juga tidak kalah pentingnya adalah hak untuk mendapatkan
  layanan pendidikan yang bermutu.


     Berdasarkan Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 Tentang
  Sisdiknas, pada BAB V pasal 12 dijelaskan bahwa setiap peserta didik pada
  setiap satuan pendidikan berhak:

   a. mendapatkan pendidikan agama sesuai dengan agama yang dianutnya
      dan diajarkan oleh pendidik yang seagama
   b. mendapatkan pelayanan pendidikan sesuai dengan bakat,minat, dan
      kemampuannya
   c. mendapatkan beasiswa bagi yang berprestasi yang orang tuanya tidak
      mampu membiayai pendidikannya
   d. mendapatkan biaya pendidikan bagi mereka yang orang tuanya tidak
      mampu membiayai pendidikannya
e. pindah ke program pendidikan pada jalur dan satuan pendidikan lain
   yang setara
f. menyelesaikan program pendidikan sesuai dengan kecepatan belajar
   masing-masing dan tidak menyimpag dari ketentuan batas waktu yang
   ditetapkan.


   Samanya hak-hak yang dimiliki oleh anak itulah, yang kemudian
   melahirkan      layanan   pendidikan    yang    sama     melalui   sistem
   persekolahan (schooling). Dalam sistem demikian, layanan yang
   diberikan diaksentuasikan kepada kesamaan-kesamaan yang dipunyai
   oleh anak. Pendidikan melalui sistem schooling dalam realitasnya
   memang lebih bersifat massal ketimbang bersifat individual.
   Keterbatasan-keterbatasan yang dimiliki oleh sistem schooling
   memang        lebih   memberi   porsi   bagi   layanan   atas   kesamaan
   dibandingkan layanan atas perbedaan.


Sungguhpun demikian, layanan yang lebih diaksentuasikan kepada
kesamaan anak ini, kemudian digugat. Gugatan demikian, berkaitan erat
dengan pandangan psikologis mengenai anak. Sungguhpun anak-anak
manusia tersebut diyakini mempunyai kesamaan-kesamaan, ternyata jika
dilihat lebih jauh sebenarnya berbeda. Pandangan ini kemudian
menunjukkan bukti-bukti yang meyakinkan, bahwa di dunia ini tak ada
dua anak atau lebih yang benar-benar sama. Dua anak atau lebih yang
kelihatan samapun, misalnya saja si kembar, pada hakekatnya adalah
berbeda. Oleh karena berbeda, maka mereka membutuhkan layanan-
layanan pendidikan yang berbeda. Layanan atas kesamaan yang dilakukan
oleh sistem schooling tersebut dipertanyakan, dan sebagai responsinya
kemudian diselipkan layanan-layanan yang berbeda pada sistem schooling
tersebut.
Ada dua tuntutan, yakni aksentuasi pada layanan kesamaan dan perbedaan
anak itulah, yang melahirkan pemikiran pentingnya            pengaturan.
Manajemen peserta didik, adalah kegiatan yang bermaksud untuk
mengatur bagaimana agar tuntutan dua macam layanan tersebut dapat
dipenuhi di sekolah.


Baik layanan yang teraksentuasi pada kesamaan maupun pada perbedaan
peserta didik, sama-sama diarahkan agar peserta didik berkembang
seoptimal mungkin sesuai dengan kemampuannya. Sebagai akibat dari
adanya perbedaan bawaan peserta didik, maka akan ada peserta didik yang
lambat dan ada peserta didik yang cepat perkembangannya. Kompetisi
yang sehat akan memungkinkan jika ada usaha dan kegiatan manajemen,
ialah manajemen peserta didik. Demikian juga peserta didik yang
bermasalah sebagai akibat dari adanya kompetisi akan dapat ditangani
dengan baik manakala manajemen peserta didik-nya baik.


Dalam upaya mengembangkan diri tersebut, ada banyak kebutuhan yang
sering kali tarik-menarik dalam hal pemenuhan pemrioritasnnya. Di satu
sisi, para peserta didik ingin sukses dalam hal prestasi akademiknya, di
sisi lain, ia ingin sukses dalam hal sosialisasi dengan sebayanya. Bahkan
tidak itu saja, dalam hal mengejar keduanya, ia ingin senantiasa berada
dalam keadaan sejahtera. Pilihan-pilihan yang tepat atas ketiga hal yang
sama-sama menarik tersebut, tidak jarang menimbulkan masalah bagi para
peserta didik. Oleh karena itu diperlukan layanan tertentu yang dikelola
dengan baik. manajemen peserta didik berupaya mengisi kebutuhan
tersebut.
B. Batasan Manajemen Peserta Didik

  Kata manajemen peserta didik merupakan penggabungan dari kata
  manajemen, peserta didik dan berbasis sekolah. Manajemen sendiri
  diartikan bermacam-macam sesuai dengan sudut tinjau para ahlinya.
  Secara   stimologis,     kata   manajemen   merupakan    terjemahan    dari
  management (bahasa Inggris). Kata management sendiri berasal dari kata
  manage atau magiare yang berarti melatih kuda dalam melangkahkan
  kakinya. Dalam pengertian manajemen, terkandung dua kegiatan ialah
  kegiatan pikir (mind) dan kegiatan tindak-laku (action) (Sahertian, 1982).


  Terry (1953) mendefinisasikan manajemen sebagai pencapaian tujuan yang
  telah ditentukan sebelumnya melalui usaha orang lain (Management is the
  accomplishing of the predertemined objective throug the effort of other
  people). Sementara itu, Siagian (1978) mendefinisikan manajemen sebagai
  kemampuan atau keterampilan untuk memperoleh suatu hasil dalam rangka
  mencapai tujuan.


   Dari pendapat itu, jelaslah bahwa manajemen adalah suatu kegiatan yang
   dilakukan secara bersama-sama oleh dua orang atau lebih yang didasarkan
   atas aturan tertentu dalam rangka mencapai suatu tujuan. Dua orang atau
   lebih yang bekerjasama tersebut, karena adanya aturan-aturan tertentu, ada
   yang bertindak selaku manajernya ada yang bertidak sebagai yang
   dimanajerinya. Orang yang mengelola tersebut ketika mengerjakan
   pekerjaannya tidak dengan menggunakan tangan sendiri melainkan tangan
   orang lain; sementara orang-orang yang dimanaj dalam bekerja dengan
   menggunakan tangan sendiri. Dalam bekerja tersebut, baik yang menjadi
   manajernya maupun yang dimanaj, dapat mendayagunakan prasarana dan
   sarana yang tersedia.
Peserta didik ini juga mempunyai sebutan-sebutan lain seperti murid,
subjek didik, anak didik, pembelajar, dan sebagainya. Oleh karena itu,
sebutan-sebutan yang berbeda pada buku ini mempunyai maksud yang
sama. Apapun istilahnya, yang jelas peserta didik adalah mereka yang
sedang mengikuti program pendidikan pada suatu sekolah atau jenjang
pendidikan tertentu.


Apa yang dimasud dengan Manajemen Peserta Didik? Knezevich (1961)
mengartikan manajemen peserta didik atau pupil personnel administration
sebagai suatu layanan yang memusatkan perhatian pada pengaturan,
pengawasan dan layanan siswa di kelas dan di luar kelas seperti:
pengenalan, pendaftaran, layanan individuan seperti pengembangan
keseluruhan kemampuan, minat, kebutuhan sampai ia matang di sekolah.
Manajemen peserta didik dapat diartikan sebagai usaha pengaturan
terhadap peserta didik mulai dari peserta didik tersebut masuk sekolah
sampai dengan mereka lulus sekolah. Yang diatur secara langsung adalah
segi-segi yang berkenaan dengan peserta didik secara tidak langsung.
Pengaturan terhadap segi-segi lain selain peserta didik dimaksudkan untuk
memberikan layanan yang sebaik mungkin kepada peserta didik.


Sementara itu, manajemen peserta didik adalah manajemen peserta didik
yang memberikan tekanan pada empat pilar manajemen berbasis sekolah,
ialah: mutu, kemandirian, partisipasi masyarakat dan transparansi. Jadi,
seluruh aktivitas manajemen peserta didik, haruslah diaksentuasikan pada
penonjolan empat pilar manajemen berbasis sekolah tersebut.
C. Tujuan dan Fungsi Manajemen Peserta Didik

  Tujuan umum manajemen peserta didik adalah: mengatur kegiatan-
  kegiatan peserta didik agar kegiatan-kegiatan tersebut menunjang proses
  belajar mengajar di sekolah; lebih lanjut, proses belajar mengajar di
  sekolah dapat berjalan lancar, tertib dan teratur sehingga dapat memberikan
  kontribusi bagi pencapaian tujuan sekolah dan tujuan pendidikan secara
  keseluruhan.
  Tujuan khusus manajemen peserta didik adalah sebagai berikut:

          a) Meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan psikomotor
              peserta didik.

          b) Menyalurkan          dan   mengembangkan   kemampuan     umum
              (kecerdasan), bakat dan minat peserta didik.

           c) Menyalurkan aspirasi, harapan dan memenuhi kebutuhan
                 peserta didik.

  Dengan terpenuhinya 1, 2, dan 3 di atas diharapkan peserta didik dapat
  mencapai kebahagiaan dan kesejahteraan hidup yang lebih lanjut dapat
  belajar dengan baik dan tercapai cita-cita mereka.


  Fungsi manajemen peserta didik secara umum adalah: sebagai wahana bagi
  peserta didik untuk mengembangkan diri seoptimal mungkin, baik yang
  berkenaan dengan segi-segi individualitasnya, segi sosialnya, segi
  aspirasinya, segi kebutuhannya dan segi-segi potensi peserta didik lainnya.
  Fungsi manajemen peserta didik secara khusus dirumuskan sebagai berikut:

     a. Fungsi yang berkenaan dengan pengembangan individualitas
         peserta didik, ialah agar mereka dapat mengembangkan potensi-
potensi individualitasnya tanpa banyak terhambat. Potensi-potensi
         bawaan tersebut meliputi: kemampuan umum (kecerdasan),
         kemampuan khusus (bakat), dan kemampuan lainnya.

     b. Fungsi yang berkenaan dengan pengembangan fungsi sosial peserta
         didik ialah agar peserta didik dapat mengadakan sosialisasi dengan
         sebayanya, dengan orang tua dan keluarganya, dengan lingkungan
         sosial sekolahnya dan lingkungan sosial masyarakatnya. Fungsi ini
         berkaitan dengan hakekat peserta didik sebagai makhluk sosial.

     c. Fungsi yang berkenaan dengan penyaluran aspirasi dan harapan
         peserta didik, ialah agar peserta didik tersalur hobi, kesenangan dan
         minatnya. Hobi, kesenangan dan minat peserta didik demikian patut
         disalurkan, oleh karena ia juga dapat menunjang terhadap
         perkembangan diri peserta didik secara keseluruhan.

     d. Fungsi yang berkenaan dengan pemenuhan kebutuhan dan
         kesejahteraan peserta didik ialah agar peserta didik sejahtera dalam
         hidupnya. Kesejahteraan demikian sangat penting karena dengan
         demikian ia akan juga turut memikirkan kesejahteraan sebayanya.



D. Prinsip-Prinsip Manajemen Peserta Didik

  Yang dimaksudkan dengan prinsip adalah sesuatu yang harus dipedomani
  dalam melaksanakan tugas. Jika sesuatu tersebut sudah tidak dipedomani
  lagi, maka akan tanggal sebagai suatu prinsip. Prinsip manajemen peserta
  didik mengandung arti bahwa dalam rangka memanaj peserta didik,
  prinsip-prinsip yang disebutkan di bawah ini haruslah selalu dipegang dan
  dipedomani. Adapun prinsip-prinsip manajemen peserta didik tersebut
  adalah sebagai berikut:
a. Manajemen peserta didik dipandang sebagai bagian dari keseluruhan
   manajemen sekolah. Oleh karena itu, ia harus mempunyai tujuan yang
   sama dan atau mendukung terhadap tujuan manajemen secara
   keseluruhan. Ambisi sektoral manajemen peserta didikB tetap
   ditempatkan dalam kerangka manajemen sekolah. Ia tidak boleh
   ditempatkan di luar sistem manajemen sekolah.

b. Segala bentuk kegiatan manajemen peserta didik haruslah mengemban
   misi pendidikan dan dalam rangka mendidik para peserta didik. Segala
   bentuk kegiatan, baik itu ringan, berat, disukai atau tidak disukai oleh
   peserta didik, haruslah diarahkan untuk mendidik peserta didik dan
   bukan untuk yang lainnya.

c. Kegiatan-kegiatan manajemen peserta didik haruslah diupayakan
   untuk mempersatukan peserta didik yang mempunyai aneka ragam
   latar belakang dan punya banyak perbedaan. Perbedaan-perbedaan
   yang ada pada peserta didik, tidak diarahkan bagi munculnya konflik
   di antara mereka melainkan justru mempersatukan dan saling
   memahami dan menghargai.

d. Kegiatan manajemen peserta didik haruslah dipandang sebagai upaya
   pengaturan terhadap pembimbingan peserta didik. Oleh karena
   membimbing, haruslah terdapat ketersediaan dari pihak yang
   dibimbing. Ialah peserta didik sendiri. Tidak mungkin pembimbingan
   demikian akan terlaksana dengan baik manakala terdapat keengganan
   dari peserta didik sendiri.

e. Kegiatan manajemen peserta didik haruslah mendorong dan memacu
   kemandirian peserta didik. Prinsip kemandirian demikian akan
bermanfaat bagi peserta didik tidak hanya ketika di sekolah, melainkan
      juga ketika sudah terjun ke masyarakat. Ini mengandung arti bahwa
      ketergantungan peserta didik haruslah sedikit demi sedikit dihilangkan
      melalui kegiatan-kegiatan manajemen peserta didik.

   f. Apa yang diberikan kepada peserta didik dan yang selalu diupayakan
      oleh kegiatan manajemen peserta didik haruslah fungsional bagi
      kehidupan peserta didik baik di sekolah lebih-lebih di masa depan.



E. Pendekatan Manajemen Peserta Didik

  Ada dua pendekatan yang digunakan dalam manajemen peserta didik
  (Yeager, 1994). Pertama, pendekatan kuantitatif (the quantitative
  approach). Pendekatan ini lebih menitik beratkan pada segi-segi
  administratif dan birokratik lembaga pendidikan. Dalam pendekatan
  demikian, peserta didik diharapkan banyak memenuhi tuntutan-tuntutan
  dan harapan-harapan lembaga pendidikan di tempat peserta didik tersebut
  berada. Asumsi pendekatan ini adalah, bahwa peserta didik akan dapat
  matang dan mencapai keinginannya, manakala dapat memenuhi aturan-
  aturan, tugas-tugas, dan harapan-harapan yang diminta oleh lembaga
  pendidikannya.


  Wujud pendekatan ini dalam manajemen peserta didik secara operasional
  adalah: mengharuskan kehadiran secara mutlak bagi peserta didik di
  sekolah,   memperketat   presensi,    penuntutan    disiplin    yang   tinggi,
  menyelesaikan    tugas-tugas   yang   diberikan    kepadanya.     Pendekatan
  demikian, memang teraksentuasi pada upaya agar peserta didik menjadi
  mampu.
Kedua, pendekatan kualitatif (the qualitative approach). Pendekatan ini
  lebih memberikan perhatian kepada kesejahteraan peserta didik. Jika
  pendekatan kuantitatif di atas diarahkan agar peserta didik mampu, maka
  pendekatan kualitatif ini lebih diarahkan agar peserta didik senang. Asumsi
  dari pendekatan ini adalah, jika peserta didik senang dan sejahtera, maka
  mereka dapat belajar dengan baik serta senang juga untuk mengembangkan
  diri mereka sendiri di lembaga pendidikan seperti sekolah. Pendekatan ini
  juga menekankan perlunya penyediaan iklim yang kondusif dan
  menyenangkan bagi pengembangan diri secara optimal.


  Di antara kedua pendekatan tersebut, tentu dapat diambil jalan tengahnya,
  atau sebutlah dengan pendekatan padu. Dalam pendekatan padu demikian,
  peserta didik diminta untuk memenuhi tuntutan-tuntutan birokratik dan
  administratif sekolah di satu pihak, tetapi di sisi lain sekolah juga
  menawarkan insentif-insentif lain yang dapat memenuhi kebutuhan dan
  kesejahteraannya. Di satu pihak siswa diminta untuk menyelesaikan tugas-
  tugas berat yang berasal dari lembaganya, tetapi di sisi lain juga disediakan
  iklim    yang   kondusif   untuk   menyelesaikan    tugasnya.    Atau,   jika
  dikemukakan dengan kalimat terbalik, penyediaan kesejahteraan, iklim
  yang kondusif, pemberian layanan-layanan yang andal adalah dalam
  rangka mendisiplinkan peserta didik, penyelesaian tugas-tugas peserta
  didik.




F. Permasalahan Tentang Peserta Didik
Dewasa ini tidak dapat dipungkiri bahwa semakin banyak masalah yang
terjadi pada peserta didik di Indonesia. Permasalahan itu antara lain:

   1. Banyaknya anak yang putus sekolah.

       Hal yang paling mendasar dari penyebab anak putus sekolah adalah
       biaya sekolah yang tinggi. Pemerintah banyak menggalakan
       bantuan-bantuan untuk kegiatan pendidikan di Indonesia ini. Akan
       tetapi sebagian besar bantuan-bantuan tersebut tidak tersalurkan
       sebagaimana mestinya. Hal tersebut membuat negara kita merugi
       besar. Pengeluaran negara semakin banyak, akan tetapi penerus
       bangsa tetap bodoh.

   2. Kurangnya kesadaran masyarakat akan wajib belajar 9 tahun.

       Kebanyakan orang berpikiran bahwa menuntut ilmu itu tidak
       penting. Orang tua lebih menyukai anak-anak mereka membantu
       mencari nafkah untuk kehidupan mereka dibandingkan harus
       mengirim anak-anak mereka untuk belajar disekolah. Hal tersebut
       mungkin dikarenakan sekarang semakin banyak yang walaupun
       lulusan sarjana tapi tetap saja sulit mencari pekerjaan. Bahkan tidak
       sedikit sarjana yang menganggur.
   3. Kemajuan teknologi.

       Perkembangan teknologi sebenarnya dimaksudkan agar kedepannya
       nanti dapat mempermudah kehidupan manusia. Salah satu
       contohnya adalah mempermudah kita dalam mencari informasi-
       informasi terkini. Kini sedang marak penggunaan dunia maya
       berupa Facebook dan Twitter. Banyak orang berlomba-lomba
       membuat kedua jejaring tersebut. Apalagi bagi anak-anak remaja
       sekarang ini. Mereka lebih suka duduk didepan komputer dan
membuka jejaring-jejaring tersebut dibandingkan duduk belajar
        dimeja. Apalagi dengan kemajuan alat komunikasi seperti HP yang
        dapat membuka jejaring tersebut, membuat anak-anak dapat berFB
        dan berTwitter ria dapam proses kegiatan belajar mengajar. Hal
        tersebut membuat mereka tidak konsentrasi belajar dan akhirnya
        nilai mereka menjadi semakin turun.

     4. Kurangnya kesadaran orang tua maupun pengajar terhadap potensi
        peserta didik.

        Setiap anak memiliki potensi yang berbeda-beda. Potensi yang
        dimiliki disalurkan setiap anak dengan cara yang berbeda-beda.
        Akan tetapi kesadaran orang tua dan pengajar terhadap potensi anak
        tersebut terkadang dianggap sebagai suatu masalah bukan sebagai
        kelebihan. Hal tersebut tentunya membuat potensi anak tidak dapat
        berkembang.



F. Kesimpulan

  Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa:

  a. Peserta didik memiliki kesamaan yaitu hak untuk memperoleh
     pendidikan.

  b. Setiap peserta didik memiliki potensi yang berbeda-beda untuk itu
     dibutuhkan manajemen pendidikan sebagai wahana bagi peserta didik
     untuk mengembangkan diri seoptimal mungkin, baik yang berkenaan
     dengan segi-segi individualitasnya, segi sosialnya, segi aspirasinya,
     segi kebutuhannya dan segi-segi potensi peserta didik lainnya.
c. Tujuan khusus manajemen peserta didik adalah sebagai berikut:

        •   Meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan psikomotor
            peserta didik.
        •   Menyalurkan      dan   mengembangkan         kemampuan   umum
            (kecerdasan), bakat dan minat peserta didik.
        •   Menyalurkan aspirasi, harapan dan memenuhi kebutuhan
            peserta didik.

d.    Didalam manajemen peserta didik terdapat dua pendekatan yaitu
     pendekatan kuantitatif dan pendekatan kualitatif.




                     DAFTAR PUSTAKA
•   Fattah, Nanang. 1996. Landasan Manajemen Pendidikan. Bandung: PT
    Remaja Rosdakarya
•   Mulyasa. 2002. Manajemen Berbasis Sekolah. Bandung: PT Remaja
    Rosdakarya
•   Sudiyono. 2004. Manajemen Pendidikan Tinggi. Jakarta: PT Rineka Cipta
•   Ruryosubroto. 2004. Manajemen Pendidikan di Sekolah. Jakarta : PT Rineka
    Cipta

More Related Content

What's hot

pupil personel management
pupil personel managementpupil personel management
pupil personel managementdewi rahma
 
Pengelolaan Satuan Unit Pendidikan
Pengelolaan Satuan Unit PendidikanPengelolaan Satuan Unit Pendidikan
Pengelolaan Satuan Unit PendidikanSherly Anggraini
 
Manajemen pendidikan-islam deden-makbuloh-istuti
Manajemen pendidikan-islam deden-makbuloh-istutiManajemen pendidikan-islam deden-makbuloh-istuti
Manajemen pendidikan-islam deden-makbuloh-istutimahmudi moedy
 
Program bimbingan-dan-konseling
Program bimbingan-dan-konselingProgram bimbingan-dan-konseling
Program bimbingan-dan-konselingMozanni Tia
 
Resensi buku manajemen mutu pendidikan islam Deden Makbuloh-Agus Mukhandar
Resensi buku manajemen mutu pendidikan islam Deden Makbuloh-Agus MukhandarResensi buku manajemen mutu pendidikan islam Deden Makbuloh-Agus Mukhandar
Resensi buku manajemen mutu pendidikan islam Deden Makbuloh-Agus MukhandarAgus Mukhandar
 
Tugas pengantar pendidikan kelompok ii
Tugas pengantar pendidikan kelompok iiTugas pengantar pendidikan kelompok ii
Tugas pengantar pendidikan kelompok iiApnia Siterman Antung
 
Makalah manajemen sekolah revisi
Makalah manajemen sekolah revisiMakalah manajemen sekolah revisi
Makalah manajemen sekolah revisiDikha Wijanarko
 
Bab i pendahuluan
Bab i pendahuluanBab i pendahuluan
Bab i pendahuluankhosiun
 
Makalah Pengelolaan Kelas
Makalah Pengelolaan KelasMakalah Pengelolaan Kelas
Makalah Pengelolaan Kelaswinnergea
 
Bk t01 yunita sari_1202783_pentingnya mempelajari bimbingan dan konseling
Bk t01 yunita sari_1202783_pentingnya mempelajari bimbingan dan konselingBk t01 yunita sari_1202783_pentingnya mempelajari bimbingan dan konseling
Bk t01 yunita sari_1202783_pentingnya mempelajari bimbingan dan konselingYunita Sari
 
Upaya peningkatan pemahaman belajar akhlak melalui model teams games tournament
Upaya peningkatan pemahaman belajar akhlak melalui model teams games tournamentUpaya peningkatan pemahaman belajar akhlak melalui model teams games tournament
Upaya peningkatan pemahaman belajar akhlak melalui model teams games tournamentSyafa'ah Saja
 
Skripsi zuraida akhir
Skripsi zuraida akhirSkripsi zuraida akhir
Skripsi zuraida akhirAmrizal Ahmad
 
Pengelolaan madrasah dalam perspektif
Pengelolaan madrasah dalam perspektifPengelolaan madrasah dalam perspektif
Pengelolaan madrasah dalam perspektifFAI Unmuh Ponorogo
 
Wawasan dasar pengelolaan pendidikan
Wawasan dasar pengelolaan pendidikan Wawasan dasar pengelolaan pendidikan
Wawasan dasar pengelolaan pendidikan Devifitrin
 
Pendidikan di Indonesia
Pendidikan di IndonesiaPendidikan di Indonesia
Pendidikan di IndonesiaAliffanin
 
bimbingan konseling
bimbingan konselingbimbingan konseling
bimbingan konselingfirdauswatul
 

What's hot (20)

Ameng
AmengAmeng
Ameng
 
pupil personel management
pupil personel managementpupil personel management
pupil personel management
 
Pengelolaan Satuan Unit Pendidikan
Pengelolaan Satuan Unit PendidikanPengelolaan Satuan Unit Pendidikan
Pengelolaan Satuan Unit Pendidikan
 
Manajemen pendidikan-islam deden-makbuloh-istuti
Manajemen pendidikan-islam deden-makbuloh-istutiManajemen pendidikan-islam deden-makbuloh-istuti
Manajemen pendidikan-islam deden-makbuloh-istuti
 
Program bimbingan-dan-konseling
Program bimbingan-dan-konselingProgram bimbingan-dan-konseling
Program bimbingan-dan-konseling
 
Resensi buku manajemen mutu pendidikan islam Deden Makbuloh-Agus Mukhandar
Resensi buku manajemen mutu pendidikan islam Deden Makbuloh-Agus MukhandarResensi buku manajemen mutu pendidikan islam Deden Makbuloh-Agus Mukhandar
Resensi buku manajemen mutu pendidikan islam Deden Makbuloh-Agus Mukhandar
 
Tugas pengantar pendidikan kelompok ii
Tugas pengantar pendidikan kelompok iiTugas pengantar pendidikan kelompok ii
Tugas pengantar pendidikan kelompok ii
 
Makalah manajemen sekolah revisi
Makalah manajemen sekolah revisiMakalah manajemen sekolah revisi
Makalah manajemen sekolah revisi
 
Bab i pendahuluan
Bab i pendahuluanBab i pendahuluan
Bab i pendahuluan
 
Makalah kesiswaan
Makalah kesiswaanMakalah kesiswaan
Makalah kesiswaan
 
Artikel pengelolaan-kelas
Artikel pengelolaan-kelasArtikel pengelolaan-kelas
Artikel pengelolaan-kelas
 
Makalah Pengelolaan Kelas
Makalah Pengelolaan KelasMakalah Pengelolaan Kelas
Makalah Pengelolaan Kelas
 
Bk t01 yunita sari_1202783_pentingnya mempelajari bimbingan dan konseling
Bk t01 yunita sari_1202783_pentingnya mempelajari bimbingan dan konselingBk t01 yunita sari_1202783_pentingnya mempelajari bimbingan dan konseling
Bk t01 yunita sari_1202783_pentingnya mempelajari bimbingan dan konseling
 
Upaya peningkatan pemahaman belajar akhlak melalui model teams games tournament
Upaya peningkatan pemahaman belajar akhlak melalui model teams games tournamentUpaya peningkatan pemahaman belajar akhlak melalui model teams games tournament
Upaya peningkatan pemahaman belajar akhlak melalui model teams games tournament
 
Skripsi zuraida akhir
Skripsi zuraida akhirSkripsi zuraida akhir
Skripsi zuraida akhir
 
Pengelolaan madrasah dalam perspektif
Pengelolaan madrasah dalam perspektifPengelolaan madrasah dalam perspektif
Pengelolaan madrasah dalam perspektif
 
Adm pend kel1
Adm pend kel1Adm pend kel1
Adm pend kel1
 
Wawasan dasar pengelolaan pendidikan
Wawasan dasar pengelolaan pendidikan Wawasan dasar pengelolaan pendidikan
Wawasan dasar pengelolaan pendidikan
 
Pendidikan di Indonesia
Pendidikan di IndonesiaPendidikan di Indonesia
Pendidikan di Indonesia
 
bimbingan konseling
bimbingan konselingbimbingan konseling
bimbingan konseling
 

Similar to Manajemen Peserta Didik

MANAJEMEN PENDIDIKAN 3.pptx
MANAJEMEN PENDIDIKAN  3.pptxMANAJEMEN PENDIDIKAN  3.pptx
MANAJEMEN PENDIDIKAN 3.pptxilysugli2
 
Save ulang
Save ulangSave ulang
Save ulangamriani
 
Bimbingan dan kaunseling merupakan dua perkara yang mempunyai maksud yang ham...
Bimbingan dan kaunseling merupakan dua perkara yang mempunyai maksud yang ham...Bimbingan dan kaunseling merupakan dua perkara yang mempunyai maksud yang ham...
Bimbingan dan kaunseling merupakan dua perkara yang mempunyai maksud yang ham...kennedy alip
 
Peran guru bk di sekolah
Peran guru bk di sekolahPeran guru bk di sekolah
Peran guru bk di sekolahSuTedjo Tee
 
Presentasi manajemen kesiswaan
Presentasi manajemen kesiswaanPresentasi manajemen kesiswaan
Presentasi manajemen kesiswaanf1992
 
Tugas administrasi pendidikan vinsensia welin (2012620169)
Tugas administrasi pendidikan vinsensia welin (2012620169)Tugas administrasi pendidikan vinsensia welin (2012620169)
Tugas administrasi pendidikan vinsensia welin (2012620169)firdian87
 
Makalah manajemen peserta didik
Makalah manajemen peserta didikMakalah manajemen peserta didik
Makalah manajemen peserta didikArfa Mantoeng
 
Tugas administrasi pendidikan vinsensia welin (2012620169)
Tugas administrasi pendidikan vinsensia welin (2012620169)Tugas administrasi pendidikan vinsensia welin (2012620169)
Tugas administrasi pendidikan vinsensia welin (2012620169)firdian87
 
Administrasi pendidikan dalam profesi keguruan
Administrasi pendidikan dalam profesi keguruanAdministrasi pendidikan dalam profesi keguruan
Administrasi pendidikan dalam profesi keguruanIg Fandy Jayanto
 
Tugas administrasi pendidikan Vinsensia Welin
Tugas administrasi pendidikan Vinsensia WelinTugas administrasi pendidikan Vinsensia Welin
Tugas administrasi pendidikan Vinsensia Welinfirdian87
 
Bimbingan konseling
Bimbingan konselingBimbingan konseling
Bimbingan konselingisman12345
 
Konsep Dasar Manajemen Pendidikan.pdf
Konsep Dasar Manajemen Pendidikan.pdfKonsep Dasar Manajemen Pendidikan.pdf
Konsep Dasar Manajemen Pendidikan.pdfunedo1
 
Administrasi pendidikan bidang garapan kurikulum
Administrasi pendidikan bidang garapan kurikulumAdministrasi pendidikan bidang garapan kurikulum
Administrasi pendidikan bidang garapan kurikulumAnggraeni Novita Sari
 

Similar to Manajemen Peserta Didik (20)

MANAJEMEN PENDIDIKAN 3.pptx
MANAJEMEN PENDIDIKAN  3.pptxMANAJEMEN PENDIDIKAN  3.pptx
MANAJEMEN PENDIDIKAN 3.pptx
 
Save ulang
Save ulangSave ulang
Save ulang
 
Bimbingan dan kaunseling merupakan dua perkara yang mempunyai maksud yang ham...
Bimbingan dan kaunseling merupakan dua perkara yang mempunyai maksud yang ham...Bimbingan dan kaunseling merupakan dua perkara yang mempunyai maksud yang ham...
Bimbingan dan kaunseling merupakan dua perkara yang mempunyai maksud yang ham...
 
Peran guru bk di sekolah
Peran guru bk di sekolahPeran guru bk di sekolah
Peran guru bk di sekolah
 
Presentasi manajemen kesiswaan
Presentasi manajemen kesiswaanPresentasi manajemen kesiswaan
Presentasi manajemen kesiswaan
 
Makalah bk
Makalah bkMakalah bk
Makalah bk
 
Tugas administrasi pendidikan umi bunga
Tugas administrasi pendidikan umi bungaTugas administrasi pendidikan umi bunga
Tugas administrasi pendidikan umi bunga
 
Tugas administrasi pendidikan
Tugas administrasi pendidikanTugas administrasi pendidikan
Tugas administrasi pendidikan
 
Tugas administrasi pendidikan vinsensia welin (2012620169)
Tugas administrasi pendidikan vinsensia welin (2012620169)Tugas administrasi pendidikan vinsensia welin (2012620169)
Tugas administrasi pendidikan vinsensia welin (2012620169)
 
Makalah manajemen peserta didik
Makalah manajemen peserta didikMakalah manajemen peserta didik
Makalah manajemen peserta didik
 
Tugas administrasi pendidikan vinsensia welin (2012620169)
Tugas administrasi pendidikan vinsensia welin (2012620169)Tugas administrasi pendidikan vinsensia welin (2012620169)
Tugas administrasi pendidikan vinsensia welin (2012620169)
 
Administrasi pendidikan dalam profesi keguruan
Administrasi pendidikan dalam profesi keguruanAdministrasi pendidikan dalam profesi keguruan
Administrasi pendidikan dalam profesi keguruan
 
PENDIDIKAN DI INDONESIA
PENDIDIKAN DI INDONESIAPENDIDIKAN DI INDONESIA
PENDIDIKAN DI INDONESIA
 
Tugas administrasi pendidikan Vinsensia Welin
Tugas administrasi pendidikan Vinsensia WelinTugas administrasi pendidikan Vinsensia Welin
Tugas administrasi pendidikan Vinsensia Welin
 
Bimbingan konseling
Bimbingan konselingBimbingan konseling
Bimbingan konseling
 
Konsep Dasar Manajemen Pendidikan.pdf
Konsep Dasar Manajemen Pendidikan.pdfKonsep Dasar Manajemen Pendidikan.pdf
Konsep Dasar Manajemen Pendidikan.pdf
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
S jkr 0704960_chapter1
S jkr 0704960_chapter1S jkr 0704960_chapter1
S jkr 0704960_chapter1
 
S jkr 0704960_chapter1
S jkr 0704960_chapter1S jkr 0704960_chapter1
S jkr 0704960_chapter1
 
Administrasi pendidikan bidang garapan kurikulum
Administrasi pendidikan bidang garapan kurikulumAdministrasi pendidikan bidang garapan kurikulum
Administrasi pendidikan bidang garapan kurikulum
 

More from Dhiah Febri

sistem digital-Rangkaian penjumlah
sistem digital-Rangkaian penjumlahsistem digital-Rangkaian penjumlah
sistem digital-Rangkaian penjumlahDhiah Febri
 
Makalah perkembangan masa prenatal hingga bayi
Makalah perkembangan masa prenatal hingga bayiMakalah perkembangan masa prenatal hingga bayi
Makalah perkembangan masa prenatal hingga bayiDhiah Febri
 
Makalah pendekatan pembelajaran
Makalah pendekatan pembelajaranMakalah pendekatan pembelajaran
Makalah pendekatan pembelajaranDhiah Febri
 
Makalah kajian fisika sekolah
Makalah kajian fisika sekolahMakalah kajian fisika sekolah
Makalah kajian fisika sekolahDhiah Febri
 
Pengaruh jenis fluida sebagai medium perambatan
Pengaruh jenis fluida sebagai medium perambatanPengaruh jenis fluida sebagai medium perambatan
Pengaruh jenis fluida sebagai medium perambatanDhiah Febri
 
Peta konsep fis.zat padat
Peta konsep fis.zat padatPeta konsep fis.zat padat
Peta konsep fis.zat padatDhiah Febri
 
Presentation kelembaban udara
Presentation kelembaban udaraPresentation kelembaban udara
Presentation kelembaban udaraDhiah Febri
 
Presentation gempa bumi
Presentation gempa bumiPresentation gempa bumi
Presentation gempa bumiDhiah Febri
 
Presentasi evolusi bintang
Presentasi evolusi bintangPresentasi evolusi bintang
Presentasi evolusi bintangDhiah Febri
 
Pergerakan lempeng di kerak bumi
Pergerakan lempeng di kerak bumiPergerakan lempeng di kerak bumi
Pergerakan lempeng di kerak bumiDhiah Febri
 

More from Dhiah Febri (10)

sistem digital-Rangkaian penjumlah
sistem digital-Rangkaian penjumlahsistem digital-Rangkaian penjumlah
sistem digital-Rangkaian penjumlah
 
Makalah perkembangan masa prenatal hingga bayi
Makalah perkembangan masa prenatal hingga bayiMakalah perkembangan masa prenatal hingga bayi
Makalah perkembangan masa prenatal hingga bayi
 
Makalah pendekatan pembelajaran
Makalah pendekatan pembelajaranMakalah pendekatan pembelajaran
Makalah pendekatan pembelajaran
 
Makalah kajian fisika sekolah
Makalah kajian fisika sekolahMakalah kajian fisika sekolah
Makalah kajian fisika sekolah
 
Pengaruh jenis fluida sebagai medium perambatan
Pengaruh jenis fluida sebagai medium perambatanPengaruh jenis fluida sebagai medium perambatan
Pengaruh jenis fluida sebagai medium perambatan
 
Peta konsep fis.zat padat
Peta konsep fis.zat padatPeta konsep fis.zat padat
Peta konsep fis.zat padat
 
Presentation kelembaban udara
Presentation kelembaban udaraPresentation kelembaban udara
Presentation kelembaban udara
 
Presentation gempa bumi
Presentation gempa bumiPresentation gempa bumi
Presentation gempa bumi
 
Presentasi evolusi bintang
Presentasi evolusi bintangPresentasi evolusi bintang
Presentasi evolusi bintang
 
Pergerakan lempeng di kerak bumi
Pergerakan lempeng di kerak bumiPergerakan lempeng di kerak bumi
Pergerakan lempeng di kerak bumi
 

Recently uploaded

AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..ikayogakinasih12
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxnerow98
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapsefrida3
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxsdn3jatiblora
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxawaldarmawan3
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfDimanWr1
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptxGiftaJewela
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1udin100
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 

Recently uploaded (20)

AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 

Manajemen Peserta Didik

  • 1. Makalah Manajemen Pendidikan MANAJEMEN PESERTA DIDIK Kelompok: 1. Febrina Siska Widyaningtyas (09302244049) 2. Dhiah Febri Wijayanti (09302244059) 3. Arina Izataki Fuady (09302244063) 4. Batin Pupuh Narimo (09302244064) 5. Rian Hermawan A. (09302244071) JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2011
  • 2. Manajemen Peserta Didik A. Latar Belakang Manajemen Peserta Didik Peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran pada jalur pendidikan. Secara sosiologis, peserta didik mempunyai kesamaan-kesamaan. Kesamaan-kesamaan itu dapat ditangkap dari kenyataan bahwa mereka sama-sama anak manusia, dan oleh karena itu mempunyai kesamaan- kesamaan unsur kemanusiaan. Fakta menunjukkan bahwa tidak ada anak yang lebih manusiawi dibandingkan dengan anak lainnya dan tidak anak yang kurang manusiawi dibandingkan dengan anak yang lainnya. Adanya kesamaan-kesamaan yang dipunyai anak inilah yang melahirkan kensekuensi samanya hak-hak yang mereka punyai. Di antara hak-hak tersebut, yang juga tidak kalah pentingnya adalah hak untuk mendapatkan layanan pendidikan yang bermutu. Berdasarkan Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sisdiknas, pada BAB V pasal 12 dijelaskan bahwa setiap peserta didik pada setiap satuan pendidikan berhak: a. mendapatkan pendidikan agama sesuai dengan agama yang dianutnya dan diajarkan oleh pendidik yang seagama b. mendapatkan pelayanan pendidikan sesuai dengan bakat,minat, dan kemampuannya c. mendapatkan beasiswa bagi yang berprestasi yang orang tuanya tidak mampu membiayai pendidikannya d. mendapatkan biaya pendidikan bagi mereka yang orang tuanya tidak mampu membiayai pendidikannya
  • 3. e. pindah ke program pendidikan pada jalur dan satuan pendidikan lain yang setara f. menyelesaikan program pendidikan sesuai dengan kecepatan belajar masing-masing dan tidak menyimpag dari ketentuan batas waktu yang ditetapkan. Samanya hak-hak yang dimiliki oleh anak itulah, yang kemudian melahirkan layanan pendidikan yang sama melalui sistem persekolahan (schooling). Dalam sistem demikian, layanan yang diberikan diaksentuasikan kepada kesamaan-kesamaan yang dipunyai oleh anak. Pendidikan melalui sistem schooling dalam realitasnya memang lebih bersifat massal ketimbang bersifat individual. Keterbatasan-keterbatasan yang dimiliki oleh sistem schooling memang lebih memberi porsi bagi layanan atas kesamaan dibandingkan layanan atas perbedaan. Sungguhpun demikian, layanan yang lebih diaksentuasikan kepada kesamaan anak ini, kemudian digugat. Gugatan demikian, berkaitan erat dengan pandangan psikologis mengenai anak. Sungguhpun anak-anak manusia tersebut diyakini mempunyai kesamaan-kesamaan, ternyata jika dilihat lebih jauh sebenarnya berbeda. Pandangan ini kemudian menunjukkan bukti-bukti yang meyakinkan, bahwa di dunia ini tak ada dua anak atau lebih yang benar-benar sama. Dua anak atau lebih yang kelihatan samapun, misalnya saja si kembar, pada hakekatnya adalah berbeda. Oleh karena berbeda, maka mereka membutuhkan layanan- layanan pendidikan yang berbeda. Layanan atas kesamaan yang dilakukan oleh sistem schooling tersebut dipertanyakan, dan sebagai responsinya kemudian diselipkan layanan-layanan yang berbeda pada sistem schooling tersebut.
  • 4. Ada dua tuntutan, yakni aksentuasi pada layanan kesamaan dan perbedaan anak itulah, yang melahirkan pemikiran pentingnya pengaturan. Manajemen peserta didik, adalah kegiatan yang bermaksud untuk mengatur bagaimana agar tuntutan dua macam layanan tersebut dapat dipenuhi di sekolah. Baik layanan yang teraksentuasi pada kesamaan maupun pada perbedaan peserta didik, sama-sama diarahkan agar peserta didik berkembang seoptimal mungkin sesuai dengan kemampuannya. Sebagai akibat dari adanya perbedaan bawaan peserta didik, maka akan ada peserta didik yang lambat dan ada peserta didik yang cepat perkembangannya. Kompetisi yang sehat akan memungkinkan jika ada usaha dan kegiatan manajemen, ialah manajemen peserta didik. Demikian juga peserta didik yang bermasalah sebagai akibat dari adanya kompetisi akan dapat ditangani dengan baik manakala manajemen peserta didik-nya baik. Dalam upaya mengembangkan diri tersebut, ada banyak kebutuhan yang sering kali tarik-menarik dalam hal pemenuhan pemrioritasnnya. Di satu sisi, para peserta didik ingin sukses dalam hal prestasi akademiknya, di sisi lain, ia ingin sukses dalam hal sosialisasi dengan sebayanya. Bahkan tidak itu saja, dalam hal mengejar keduanya, ia ingin senantiasa berada dalam keadaan sejahtera. Pilihan-pilihan yang tepat atas ketiga hal yang sama-sama menarik tersebut, tidak jarang menimbulkan masalah bagi para peserta didik. Oleh karena itu diperlukan layanan tertentu yang dikelola dengan baik. manajemen peserta didik berupaya mengisi kebutuhan tersebut.
  • 5. B. Batasan Manajemen Peserta Didik Kata manajemen peserta didik merupakan penggabungan dari kata manajemen, peserta didik dan berbasis sekolah. Manajemen sendiri diartikan bermacam-macam sesuai dengan sudut tinjau para ahlinya. Secara stimologis, kata manajemen merupakan terjemahan dari management (bahasa Inggris). Kata management sendiri berasal dari kata manage atau magiare yang berarti melatih kuda dalam melangkahkan kakinya. Dalam pengertian manajemen, terkandung dua kegiatan ialah kegiatan pikir (mind) dan kegiatan tindak-laku (action) (Sahertian, 1982). Terry (1953) mendefinisasikan manajemen sebagai pencapaian tujuan yang telah ditentukan sebelumnya melalui usaha orang lain (Management is the accomplishing of the predertemined objective throug the effort of other people). Sementara itu, Siagian (1978) mendefinisikan manajemen sebagai kemampuan atau keterampilan untuk memperoleh suatu hasil dalam rangka mencapai tujuan. Dari pendapat itu, jelaslah bahwa manajemen adalah suatu kegiatan yang dilakukan secara bersama-sama oleh dua orang atau lebih yang didasarkan atas aturan tertentu dalam rangka mencapai suatu tujuan. Dua orang atau lebih yang bekerjasama tersebut, karena adanya aturan-aturan tertentu, ada yang bertindak selaku manajernya ada yang bertidak sebagai yang dimanajerinya. Orang yang mengelola tersebut ketika mengerjakan pekerjaannya tidak dengan menggunakan tangan sendiri melainkan tangan orang lain; sementara orang-orang yang dimanaj dalam bekerja dengan menggunakan tangan sendiri. Dalam bekerja tersebut, baik yang menjadi manajernya maupun yang dimanaj, dapat mendayagunakan prasarana dan sarana yang tersedia.
  • 6. Peserta didik ini juga mempunyai sebutan-sebutan lain seperti murid, subjek didik, anak didik, pembelajar, dan sebagainya. Oleh karena itu, sebutan-sebutan yang berbeda pada buku ini mempunyai maksud yang sama. Apapun istilahnya, yang jelas peserta didik adalah mereka yang sedang mengikuti program pendidikan pada suatu sekolah atau jenjang pendidikan tertentu. Apa yang dimasud dengan Manajemen Peserta Didik? Knezevich (1961) mengartikan manajemen peserta didik atau pupil personnel administration sebagai suatu layanan yang memusatkan perhatian pada pengaturan, pengawasan dan layanan siswa di kelas dan di luar kelas seperti: pengenalan, pendaftaran, layanan individuan seperti pengembangan keseluruhan kemampuan, minat, kebutuhan sampai ia matang di sekolah. Manajemen peserta didik dapat diartikan sebagai usaha pengaturan terhadap peserta didik mulai dari peserta didik tersebut masuk sekolah sampai dengan mereka lulus sekolah. Yang diatur secara langsung adalah segi-segi yang berkenaan dengan peserta didik secara tidak langsung. Pengaturan terhadap segi-segi lain selain peserta didik dimaksudkan untuk memberikan layanan yang sebaik mungkin kepada peserta didik. Sementara itu, manajemen peserta didik adalah manajemen peserta didik yang memberikan tekanan pada empat pilar manajemen berbasis sekolah, ialah: mutu, kemandirian, partisipasi masyarakat dan transparansi. Jadi, seluruh aktivitas manajemen peserta didik, haruslah diaksentuasikan pada penonjolan empat pilar manajemen berbasis sekolah tersebut.
  • 7. C. Tujuan dan Fungsi Manajemen Peserta Didik Tujuan umum manajemen peserta didik adalah: mengatur kegiatan- kegiatan peserta didik agar kegiatan-kegiatan tersebut menunjang proses belajar mengajar di sekolah; lebih lanjut, proses belajar mengajar di sekolah dapat berjalan lancar, tertib dan teratur sehingga dapat memberikan kontribusi bagi pencapaian tujuan sekolah dan tujuan pendidikan secara keseluruhan. Tujuan khusus manajemen peserta didik adalah sebagai berikut: a) Meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan psikomotor peserta didik. b) Menyalurkan dan mengembangkan kemampuan umum (kecerdasan), bakat dan minat peserta didik. c) Menyalurkan aspirasi, harapan dan memenuhi kebutuhan peserta didik. Dengan terpenuhinya 1, 2, dan 3 di atas diharapkan peserta didik dapat mencapai kebahagiaan dan kesejahteraan hidup yang lebih lanjut dapat belajar dengan baik dan tercapai cita-cita mereka. Fungsi manajemen peserta didik secara umum adalah: sebagai wahana bagi peserta didik untuk mengembangkan diri seoptimal mungkin, baik yang berkenaan dengan segi-segi individualitasnya, segi sosialnya, segi aspirasinya, segi kebutuhannya dan segi-segi potensi peserta didik lainnya. Fungsi manajemen peserta didik secara khusus dirumuskan sebagai berikut: a. Fungsi yang berkenaan dengan pengembangan individualitas peserta didik, ialah agar mereka dapat mengembangkan potensi-
  • 8. potensi individualitasnya tanpa banyak terhambat. Potensi-potensi bawaan tersebut meliputi: kemampuan umum (kecerdasan), kemampuan khusus (bakat), dan kemampuan lainnya. b. Fungsi yang berkenaan dengan pengembangan fungsi sosial peserta didik ialah agar peserta didik dapat mengadakan sosialisasi dengan sebayanya, dengan orang tua dan keluarganya, dengan lingkungan sosial sekolahnya dan lingkungan sosial masyarakatnya. Fungsi ini berkaitan dengan hakekat peserta didik sebagai makhluk sosial. c. Fungsi yang berkenaan dengan penyaluran aspirasi dan harapan peserta didik, ialah agar peserta didik tersalur hobi, kesenangan dan minatnya. Hobi, kesenangan dan minat peserta didik demikian patut disalurkan, oleh karena ia juga dapat menunjang terhadap perkembangan diri peserta didik secara keseluruhan. d. Fungsi yang berkenaan dengan pemenuhan kebutuhan dan kesejahteraan peserta didik ialah agar peserta didik sejahtera dalam hidupnya. Kesejahteraan demikian sangat penting karena dengan demikian ia akan juga turut memikirkan kesejahteraan sebayanya. D. Prinsip-Prinsip Manajemen Peserta Didik Yang dimaksudkan dengan prinsip adalah sesuatu yang harus dipedomani dalam melaksanakan tugas. Jika sesuatu tersebut sudah tidak dipedomani lagi, maka akan tanggal sebagai suatu prinsip. Prinsip manajemen peserta didik mengandung arti bahwa dalam rangka memanaj peserta didik, prinsip-prinsip yang disebutkan di bawah ini haruslah selalu dipegang dan dipedomani. Adapun prinsip-prinsip manajemen peserta didik tersebut adalah sebagai berikut:
  • 9. a. Manajemen peserta didik dipandang sebagai bagian dari keseluruhan manajemen sekolah. Oleh karena itu, ia harus mempunyai tujuan yang sama dan atau mendukung terhadap tujuan manajemen secara keseluruhan. Ambisi sektoral manajemen peserta didikB tetap ditempatkan dalam kerangka manajemen sekolah. Ia tidak boleh ditempatkan di luar sistem manajemen sekolah. b. Segala bentuk kegiatan manajemen peserta didik haruslah mengemban misi pendidikan dan dalam rangka mendidik para peserta didik. Segala bentuk kegiatan, baik itu ringan, berat, disukai atau tidak disukai oleh peserta didik, haruslah diarahkan untuk mendidik peserta didik dan bukan untuk yang lainnya. c. Kegiatan-kegiatan manajemen peserta didik haruslah diupayakan untuk mempersatukan peserta didik yang mempunyai aneka ragam latar belakang dan punya banyak perbedaan. Perbedaan-perbedaan yang ada pada peserta didik, tidak diarahkan bagi munculnya konflik di antara mereka melainkan justru mempersatukan dan saling memahami dan menghargai. d. Kegiatan manajemen peserta didik haruslah dipandang sebagai upaya pengaturan terhadap pembimbingan peserta didik. Oleh karena membimbing, haruslah terdapat ketersediaan dari pihak yang dibimbing. Ialah peserta didik sendiri. Tidak mungkin pembimbingan demikian akan terlaksana dengan baik manakala terdapat keengganan dari peserta didik sendiri. e. Kegiatan manajemen peserta didik haruslah mendorong dan memacu kemandirian peserta didik. Prinsip kemandirian demikian akan
  • 10. bermanfaat bagi peserta didik tidak hanya ketika di sekolah, melainkan juga ketika sudah terjun ke masyarakat. Ini mengandung arti bahwa ketergantungan peserta didik haruslah sedikit demi sedikit dihilangkan melalui kegiatan-kegiatan manajemen peserta didik. f. Apa yang diberikan kepada peserta didik dan yang selalu diupayakan oleh kegiatan manajemen peserta didik haruslah fungsional bagi kehidupan peserta didik baik di sekolah lebih-lebih di masa depan. E. Pendekatan Manajemen Peserta Didik Ada dua pendekatan yang digunakan dalam manajemen peserta didik (Yeager, 1994). Pertama, pendekatan kuantitatif (the quantitative approach). Pendekatan ini lebih menitik beratkan pada segi-segi administratif dan birokratik lembaga pendidikan. Dalam pendekatan demikian, peserta didik diharapkan banyak memenuhi tuntutan-tuntutan dan harapan-harapan lembaga pendidikan di tempat peserta didik tersebut berada. Asumsi pendekatan ini adalah, bahwa peserta didik akan dapat matang dan mencapai keinginannya, manakala dapat memenuhi aturan- aturan, tugas-tugas, dan harapan-harapan yang diminta oleh lembaga pendidikannya. Wujud pendekatan ini dalam manajemen peserta didik secara operasional adalah: mengharuskan kehadiran secara mutlak bagi peserta didik di sekolah, memperketat presensi, penuntutan disiplin yang tinggi, menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan kepadanya. Pendekatan demikian, memang teraksentuasi pada upaya agar peserta didik menjadi mampu.
  • 11. Kedua, pendekatan kualitatif (the qualitative approach). Pendekatan ini lebih memberikan perhatian kepada kesejahteraan peserta didik. Jika pendekatan kuantitatif di atas diarahkan agar peserta didik mampu, maka pendekatan kualitatif ini lebih diarahkan agar peserta didik senang. Asumsi dari pendekatan ini adalah, jika peserta didik senang dan sejahtera, maka mereka dapat belajar dengan baik serta senang juga untuk mengembangkan diri mereka sendiri di lembaga pendidikan seperti sekolah. Pendekatan ini juga menekankan perlunya penyediaan iklim yang kondusif dan menyenangkan bagi pengembangan diri secara optimal. Di antara kedua pendekatan tersebut, tentu dapat diambil jalan tengahnya, atau sebutlah dengan pendekatan padu. Dalam pendekatan padu demikian, peserta didik diminta untuk memenuhi tuntutan-tuntutan birokratik dan administratif sekolah di satu pihak, tetapi di sisi lain sekolah juga menawarkan insentif-insentif lain yang dapat memenuhi kebutuhan dan kesejahteraannya. Di satu pihak siswa diminta untuk menyelesaikan tugas- tugas berat yang berasal dari lembaganya, tetapi di sisi lain juga disediakan iklim yang kondusif untuk menyelesaikan tugasnya. Atau, jika dikemukakan dengan kalimat terbalik, penyediaan kesejahteraan, iklim yang kondusif, pemberian layanan-layanan yang andal adalah dalam rangka mendisiplinkan peserta didik, penyelesaian tugas-tugas peserta didik. F. Permasalahan Tentang Peserta Didik
  • 12. Dewasa ini tidak dapat dipungkiri bahwa semakin banyak masalah yang terjadi pada peserta didik di Indonesia. Permasalahan itu antara lain: 1. Banyaknya anak yang putus sekolah. Hal yang paling mendasar dari penyebab anak putus sekolah adalah biaya sekolah yang tinggi. Pemerintah banyak menggalakan bantuan-bantuan untuk kegiatan pendidikan di Indonesia ini. Akan tetapi sebagian besar bantuan-bantuan tersebut tidak tersalurkan sebagaimana mestinya. Hal tersebut membuat negara kita merugi besar. Pengeluaran negara semakin banyak, akan tetapi penerus bangsa tetap bodoh. 2. Kurangnya kesadaran masyarakat akan wajib belajar 9 tahun. Kebanyakan orang berpikiran bahwa menuntut ilmu itu tidak penting. Orang tua lebih menyukai anak-anak mereka membantu mencari nafkah untuk kehidupan mereka dibandingkan harus mengirim anak-anak mereka untuk belajar disekolah. Hal tersebut mungkin dikarenakan sekarang semakin banyak yang walaupun lulusan sarjana tapi tetap saja sulit mencari pekerjaan. Bahkan tidak sedikit sarjana yang menganggur. 3. Kemajuan teknologi. Perkembangan teknologi sebenarnya dimaksudkan agar kedepannya nanti dapat mempermudah kehidupan manusia. Salah satu contohnya adalah mempermudah kita dalam mencari informasi- informasi terkini. Kini sedang marak penggunaan dunia maya berupa Facebook dan Twitter. Banyak orang berlomba-lomba membuat kedua jejaring tersebut. Apalagi bagi anak-anak remaja sekarang ini. Mereka lebih suka duduk didepan komputer dan
  • 13. membuka jejaring-jejaring tersebut dibandingkan duduk belajar dimeja. Apalagi dengan kemajuan alat komunikasi seperti HP yang dapat membuka jejaring tersebut, membuat anak-anak dapat berFB dan berTwitter ria dapam proses kegiatan belajar mengajar. Hal tersebut membuat mereka tidak konsentrasi belajar dan akhirnya nilai mereka menjadi semakin turun. 4. Kurangnya kesadaran orang tua maupun pengajar terhadap potensi peserta didik. Setiap anak memiliki potensi yang berbeda-beda. Potensi yang dimiliki disalurkan setiap anak dengan cara yang berbeda-beda. Akan tetapi kesadaran orang tua dan pengajar terhadap potensi anak tersebut terkadang dianggap sebagai suatu masalah bukan sebagai kelebihan. Hal tersebut tentunya membuat potensi anak tidak dapat berkembang. F. Kesimpulan Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa: a. Peserta didik memiliki kesamaan yaitu hak untuk memperoleh pendidikan. b. Setiap peserta didik memiliki potensi yang berbeda-beda untuk itu dibutuhkan manajemen pendidikan sebagai wahana bagi peserta didik untuk mengembangkan diri seoptimal mungkin, baik yang berkenaan dengan segi-segi individualitasnya, segi sosialnya, segi aspirasinya, segi kebutuhannya dan segi-segi potensi peserta didik lainnya.
  • 14. c. Tujuan khusus manajemen peserta didik adalah sebagai berikut: • Meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan psikomotor peserta didik. • Menyalurkan dan mengembangkan kemampuan umum (kecerdasan), bakat dan minat peserta didik. • Menyalurkan aspirasi, harapan dan memenuhi kebutuhan peserta didik. d. Didalam manajemen peserta didik terdapat dua pendekatan yaitu pendekatan kuantitatif dan pendekatan kualitatif. DAFTAR PUSTAKA
  • 15. Fattah, Nanang. 1996. Landasan Manajemen Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya • Mulyasa. 2002. Manajemen Berbasis Sekolah. Bandung: PT Remaja Rosdakarya • Sudiyono. 2004. Manajemen Pendidikan Tinggi. Jakarta: PT Rineka Cipta • Ruryosubroto. 2004. Manajemen Pendidikan di Sekolah. Jakarta : PT Rineka Cipta