SlideShare a Scribd company logo
Manajemen Pengadaan Barang dan Jasa (PBJ)
Oleh:
Arif Kurniawan Wahono (135020304111002)
Fatmawati Yunita (125020306111005)
Sarintan Pratiwi Usman (125020300111002)
Muhamad Risqi W (125020300111039)
M.Januar Setiawan (11502030111113)
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Brawijaya
Malang
2014
Manajemen Pengadaan Barang dan Jasa (PBJ)
Pengadaan Barang/Jasa adalah kegiatan untuk memperoleh Barang/Jasa oleh
Kementerian/ Lembaga/Satuan Kerja Perangkat Daerah/Institusi yang prosesnya
dimulai dari perencanaan kebutuhan sampai diselesaikannya seluruh kegiatan
untuk memperoleh Barang/Jasa.
A. Organisasi PBJ
Organisasi Pengadaan Barang/Jasa untuk Pengadaan melalui Penyedia
Barang/Jasa terdiri atas:
1. PA/KPA;
Pengguna Anggaran (PA) adalah Pejabat pemegang kewenangan
penggunaan anggaran Kementerian/Lembaga/Satuan Kerja Perangkat Daerah
atau Pejabat yang disamakan pada Institusi Pengguna APBN/APBD.
PA memiliki tugas dan kewenangan sebagai berikut:
a. menetapkan Rencana Umum Pengadaan;
b. mengumumkan secara luas Rencana Umum Pengadaan paling kurang di
website K/L/D/I;
c. menetapkan PPK;
d. menetapkan Pejabat Pengadaan;
e. menetapkan Panitia/Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan;
f. menetapkan:
1) pemenang pada Pelelangan atau penyedia pada Penunjukan
Langsung untuk paket Pengadaan Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa
Lainnya dengan nilai diatas Rp100.000.000.000,00 (seratus miliar
rupiah); atau
2) pemenang pada Seleksi atau penyedia pada Penunjukan Langsung
untuk paket Pengadaan Jasa Konsultansi dengan nilai
diatasRp10.000.000.000,00 (sepuluh miliar rupiah).
g. mengawasi pelaksanaan anggaran;
h. menyampaikan laporan keuangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan;
i. menyelesaikan perselisihan antara PPK dengan ULP Pejabat Pengadaan,
dalam hal terjadi perbedaan pendapat; dan
j. mengawasi penyimpanan dan pemeliharaan seluruh Dokumen Pengadaan
Barang/Jasa
Selain tugas pokok dan kewenangan sebagaimana dimaksud di atas, dalam
hal diperlukan, PA dapat:
a. menetapkan tim teknis; dan/atau
b. menetapkan tim juri/tim ahli untuk pelaksanaan Pengadaan melalui
Sayembara/Kontes.
Atas dasar pertimbangan besaran beban pekerjaan atau rentang kendali
organisasi:
a. PA pada Kementerian/Lembaga/Institusi pusat lainnya menetapkan
seorang atau beberapa orang KPA;
b. PA pada Pemerintah Daerah mengusulkan 1 (satu) atau beberapa orang
KPA kepada Kepala Daerah untuk ditetapkan
Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) adalah pejabat yang ditetapkan oleh PA
untuk menggunakan APBN atau ditetapkan oleh Kepala Daerah untuk
menggunakan APBD. KPA memiliki kewenangan sesuai pelimpahan PA.
2. PPK;
Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) adalah pejabat yang bertanggung jawab
atas pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa.
PPK memiliki tugas pokok dan kewenangan sebagai berikut:
a. menetapkan rencana pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa yang meliputi:
1) spesifikasi teknis Barang/Jasa;
2) Harga Perkiraan Sendiri (HPS); dan
3) rancangan Kontrak.
b. menerbitkan Surat Penunjukan Penyedia Barang/ Jasa;
c. menyetujui bukti pembelian atau menandatangani Kuitansi/Surat
Perintah Kerja (SPK)/surat perjanjian;
d. melaksanakan Kontrak dengan Penyedia Barang/ Jasa;
e. mengendalikan pelaksanaan Kontrak;
f. melaporkan pelaksanaan/penyelesaian Pengadaan Barang/Jasa kepada
PA/KPA;
g. menyerahkan hasil pekerjaan Pengadaan Barang/ Jasa kepada PA/KPA
dengan Berita Acara Penyerahan;
h. melaporkan kemajuan pekerjaan termasuk penyerapan anggaran dan
hambatan pelaksanaan pekerjaan kepada PA/KPA setiap triwulan; dan
i. menyimpan dan menjaga keutuhan seluruh dokumen pelaksanaan
Pengadaan Barang/Jasa.
3. ULP/Pejabat Pengadaan
Unit Layanan Pengadaan (ULP) adalah unit organisasi
Kementerian/Lembaga/ Pemerintah Daerah/Institusi yang berfungsi
melaksanakan Pengadaan Barang/Jasa yang bersifat permanen, dapat berdiri
sendiri atau melekat pada unit yang sudah ada.
Keanggotaan ULP wajib ditetapkan untuk :
a. Pengadaan Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa lainnya dengan nilai diatas
Rp200.000.000,00 (seratus juta rupiah);
b. Pengadaan Jasa Konsultansi dengan nilai diatas Rp50.000.000,00 (lima
puluh juta rupiah).
Pejabat Pengadaan adalah personil yang ditunjuk untuk melaksanakan
Pengadaan Langsung. Tugas pokok dan kewenangan Kelompok Kerja
ULP/Pejabat Pengadaan meliputi:
a. menyusun rencana pemilihan Penyedia Barang/ Jasa;
b. menetapkan Dokumen Pengadaan;
c. menetapkan besaran nominal Jaminan Penawaran;
d. mengumumkan pelaksanaan Pengadaan Barang/ Jasa di website
Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah/Institusi masing-masing dan
papan pengumuman resmi untuk masyarakat serta menyampaikan ke
LPSE untuk diumumkan dalam Portal Pengadaan Nasional;
e. menilai kualifikasi Penyedia Barang/Jasa melalui prakualifikasi atau
pascakualifikasi;
f. melakukan evaluasi administrasi, teknis dan harga terhadap penawaran
yang masuk;
g. khusus untuk Kelompok Kerja ULP:
1) menjawab sanggahan;
2) menetapkan Penyedia Barang/Jasa untuk:
a) Pelelangan atau Penunjukan Langsung untuk paket Pengadaan
Barang/Pekerjaan Konstruksi Jasa Lainnya yang bernilai
paling tinggi Rp100.000.000.000,00 (seratus miliar rupiah);
atau
b) Seleksi atau Penunjukan Langsung untuk paket Pengadaan
Jasa Konsultansi yang bernilai paling tinggi
Rp10.000.000.000,00 (sepuluh miliar rupiah)
3) menyampaikan hasil Pemilihan dan salinan Dokumen Pemilihan
Penyedia Barang/Jasa kepada PPK;
4) menyimpan dokumen asli pemilihan Penyedia Barang/Jasa;
5) membuat laporan mengenai proses Pengadaan kepada Kepala ULP.
h. khusus Pejabat Pengadaan:
a) menetapkan Penyedia Barang/Jasa untuk:
 Pengadaan Langsung untuk paket Pengadaan
Barang/Pekerjaan Konstruksi/ Jasa Lainnya yang bernilai
paling tinggi Rp200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah);
dan/atau
 Pengadaan Langsung untuk paket Pengadaan Jasa
Konsultansi yang bernilai paling tinggi Rp50.000.000,00
(lima puluh juta rupiah);
b) menyampaikan hasil Pemilihan dan salinan Dokumen
Pemilihan Penyedia Barang/Jasa kepada PPK;
c) menyerahkan dokumen asli pemilihan Penyedia Barang/Jasa
kepada PA/KPA; dan
d) membuat laporan mengenai proses Pengadaan Pengadaan
kepada PA/KPA.
i. memberikan pertanggungjawaban atas pelaksanaan kegiatan Pengadaan
Barang/Jasa kepada PA/KPA.
4. Panitia/Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan
Panitia/Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan adalah panitia/pejabat yang
ditetapkan oleh PA/KPA yang bertugas memeriksa dan menerima hasil
pekerjaan. Panitia/Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan mempunyai tugas pokok
dan kewenangan untuk:
a. melakukan pemeriksaan hasil pekerjaan Pengadaan Barang/Jasa sesuai
dengan ketentuan yang tercantum dalam Kontrak;
b. menerima hasil Pengadaan Barang/Jasa setelah melalui
pemeriksaan/pengujian; dan
c. membuat dan menandatangani Berita Acara Serah Terima Hasil
Pekerjaan
B. Pelaksana PBJ
Pengadaan Barang/Jasa dapat dilaksanakan melalui 2 cara, yaitu:
1. Penyedia Barang/Jasa
Adalah badan usaha atau orang perseorangan yang menyediakan
Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Konsultansi/Jasa Lainnya. Penyedia
Barang/Jasa dalam pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa wajib memenuhi
persyaratan sebagai berikut:
a. memenuhi ketentuan peraturan perundang-undangan untuk menjalankan
kegiatan/usaha;
b. memiliki keahlian, pengalaman, kemampuan teknis dan manajerial untuk
menyediakan Barang/Jasa
c. memperoleh paling kurang 1 (satu) pekerjaan sebagai Penyedia
Barang/Jasa dalam kurun waktu 4 (empat) tahun terakhir, baik di
lingkungan pemerintah maupun swasta, termasuk pengalaman
subkontrak;
d. ketentuan sebagaimana dimaksud pada huruf c, dikecualikan bagi
Penyedia Barang/Jasa yang baru berdiri kurang dari 3 (tiga) tahun;
e. memiliki sumber daya manusia, modal, peralatan dan fasilitas lain yang
diperlukan dalam Pengadaan Barang/Jasa;
f. dalam hal Penyedia Barang/Jasa akan melakukan kemitraan, Penyedia
Barang/Jasa harus mempunyai perjanjian kerja sama operasi/ kemitraan
yang memuat persentase kemitraan dan perusahaan yang mewakili
kemitraan tersebut;
g. memiliki kemampuan pada bidang pekerjaan yang sesuai untuk Usaha
Mikro, Usaha Kecil, dan koperasi kecil serta kemampuan pada subbidang
pekerjaan yang sesuai untuk usaha non-kecil;
h. memiliki Kemampuan Dasar (KD) untuk usaha non-kecil, kecuali untuk
Pengadaan Barang dan Jasa Konsultansi, dengan ketentuan:
1) Untuk Pekerjaan Konstruksi, KD sama dengan 3 NPt (Nilai
Pengalaman Tertinggi dalam kurun waktu 10 tahun terakhir); dan
2) Untuk Pengadaan Jasa Lainnya, KD sama dengan 5 NPt (Nilai
Pengalaman Tertinggi dalam kurun waktu 10 tahun terakhir).
3) KD paling kurang sama dengan nilai total HPS dari pekerjaan yang
akan dilelangkan.
i. khusus untuk Pelelangan dan Pemilihan Langsung Pengadaan Pekerjaan
Konstruksi memiliki dukungan keuangan dari bank;
j. khusus untuk Pengadaan Pekerjaan Konstruksi dan Jasa Lainnya, harus
memperhitungkan Sisa Kemampuan Paket (SKP) sebagai berikut:
SKP = KP – P
KP = nilai Kemampuan Paket, dengan ketentuan:
1) untuk Usaha Kecil, nilai Kemampuan Paket (KP) ditentukan
sebanyak 5 (lima) paket pekerjaan; dan
2) untuk usaha non kecil, nilai Kemampuan Paket (KP) ditentukan
sebanyak 6 (enam) atau 1,2 (satu koma dua) N.
P = jumlah paket yang sedang dikerjakan.
N = jumlah paket pekerjaan terbanyak yang dapat ditangani pada saat
bersamaan selama kurun waktu 5 (lima) tahun terakhir.
k. tidak dalam pengawasan pengadilan, tidak pailit, kegiatan usahanya tidak
sedang dihentikan dan/ atau direksi yang bertindak untuk dan atas nama
perusahaan tidak sedang dalam menjalani sanksi pidana, yang dibuktikan
dengan surat pernyataan yang ditandatangani Penyedia Barang/Jasa;
l. Sebagai wajib pajak sudah memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)
dan telah memenuhi kewajiban perpajakan tahun terakhir (PPTK
Tahunan) serta memiliki laporan bulanan PPh Pasal 21, PPh Pasal 23
(bila ada transaksi), PPh Pasal 25/Pasal 29 dan PPN (bagi Pengusaha
Kena Pajak) paling kurang 3 (tiga) bulan terakhir dalam tahun berjalan;
m. secara hukum mempunyai kapasitas untuk mengikatkan diri pada
Kontrak;
n. tidak masuk dalam Daftar Hitam;
o. memiliki alamat tetap dan jelas serta dapat dijangkau dengan jasa
pengiriman; dan
p. menandatangani Pakta Integritas
2. Swakelola
Adalah Pengadaan Barang/Jasa dimana pekerjaannya direncanakan,
dikerjakan, dan/atau diawasi sendiri oleh K/L/D/I sebagai penanggung jawab
anggaran, instansi pemerintah lain dan/atau kelompok masyarakat.
Pekerjaan yang dapat dilakukan dengan Swakelola meliputi:
a. pekerjaan yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan dan/atau
memanfaatkan kemampuan teknis sumber daya manusia, serta sesuai
dengan tugas dan fungsi K/L/D/I;
b. pekerjaan yang operasi dan pemeliharaannya memerlukan partisipasi
langsung masyarakat setempat atau dikelola oleh K/L/D/I;
c. pekerjaan yang dilihat dari segi besaran, sifat, lokasi atau pembiayaannya
tidak diminati oleh Penyedia Barang/Jasa;
d. pekerjaan yang secara rinci/detail tidak dapat dihitung/ditentukan terlebih
dahulu, sehingga apabila dilaksanakan oleh Penyedia Barang/Jasa akan
menimbulkan ketidakpastian dan risiko yang besar;
e. penyelenggaraan diklat, kursus, penataran, seminar, lokakarya atau
penyuluhan;
f. pekerjaan untuk proyek percontohan (pilot project) dan survei yang
bersifat khusus untuk pengembangan teknologi/metode kerja yang belum
dapat dilaksanakan oleh Penyedia Barang/Jasa;
g. pekerjaan survei, pemrosesan data, perumusan kebijakan pemerintah,
pengujian di laboratorium, dan pengembangan sistem tertentu;
h. pekerjaan yang bersifat rahasia bagi K/L/D/I yang bersangkutan;
i. pekerjaan Industri Kreatif, inovatif, dan budaya dalam negeri;
j. penelitian dan pengembangan dalam negeri; dan/atau
k. pekerjaan pengembangan industri pertahanan, industri alutsista, dan
industri almatsus dalam negeri.
Pengadaan melalui Swakelola dapat dilakukan oleh:
a. Pengadaan Swakelola oleh K/L/D/I Penanggung Jawab Anggaran:
1) direncanakan, dikerjakan dan diawasi sendiri oleh K/L/D/I
Penanggung Jawab Anggaran; dan
2) mempergunakan pegawai sendiri, pegawai K/L/D/I lain dan/atau
dapat menggunakan tenaga ahli.
b. Pengadaan Swakelola yang dilakukan oleh Instansi Pemerintah lain
Pelaksana Swakelola dilaksanakan dengan ketentuan sebagai berikut:
1) direncanakan dan diawasi oleh K/L/D/I Penanggung Jawab
Anggaran; dan
2) pelaksanaan pekerjaannya dilakukan oleh Instansi Pemerintah yang
bukan Penanggung Jawab Anggaran.
c. Pengadaan melalui Swakelola oleh Kelompok Masyarakat Pelaksana
Swakelola mengikuti ketentuan sebagai berikut:
1) direncanakan, dilaksanakan dan diawasi oleh Kelompok Masyarakat
Pelaksana Swakelola;
2) sasaran ditentukan oleh K/L/D/I Penanggung Jawab Anggaran; dan
3) pekerjaan utama dilarang untuk dialihkan kepada pihak lain
(subkontrak).
Barang/Jasa dapat diklasifikasikan menjadi:
1. Barang
Barang adalah setiap benda baik berwujud maupun tidak berwujud, bergerak
maupun tidak bergerak, yang dapat diperdagangkan, dipakai, dipergunakan
atau dimanfaatkan oleh Pengguna Barang.
2. Pekerjaan Konstruksi
Pekerjaan Konstruksi adalah seluruh pekerjaan yang berhubungan dengan
pelaksanaan konstruksi bangunan atau pembuatan wujud fisik lainnya
3. Jasa Konsultasi
Jasa Konsultansi adalah jasa layanan profesional yang membutuhkan keahlian
tertentu diberbagai bidang keilmuan yang mengutamakan adanya olah pikir
(brainware).
4. Jasa Lainnya
Jasa Lainnya adalah jasa yang membutuhkan kemampuan tertentu yang
mengutamakan keterampilan (skillware) dalam suatu sistem tata kelola yang
telah dikenal luas di dunia usaha untuk menyelesaikan suatu pekerjaan atau
segala pekerjaan dan/atau penyediaan jasa selain Jasa Konsultansi,
pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi dan pengadaan Barang.
C. Metode Pemilihan PBJ
1. Pemilihan Penyedia Barang dilakukan dengan:
a. Pelelangan Umum;
b. Pelelangan Terbatas;
c. Pelelangan Sederhana;
d. Penunjukan Langsung;
e. Pengadaan Langsung; atau
f. Kontes.
2. Pemilihan Penyedia Pekerjaan Konstruksi dilakukan dengan:
a. Pelelangan Umum;
b. Pelelangan Terbatas;
c. Pemilihan Langsung;
d. Penunjukan Langsung; atau
e. Pengadaan Langsung.
3. Pemilihan Penyedia Jasa Lainnya dilakukan dengan:
a. Pelelangan Umum;
b. Pelelangan Sederhana;
c. Penunjukan Langsung;
d. Pengadaan Langsung; atau
e. Sayembara
4. Pemilihan Penyedia Jasa Konsultasi
a. Seleksi Umum;
b. Seleksi Sederhana;
c. Penunjukan Langsung
d. Pengadaan Langsung;
e. Sayembara
Ketentuan Metode Pemilihan di atas adalah sebagai berikut:
1. Pemilihan Penyedia Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya pada
prinsipnya dilakukan melalui metode Pelelangan Umum dengan
pascakualifikasi.
2. Khusus untuk Pengadan Barang/Pekerjaan Konstruksi yang bersifat kompleks
dan diyakini jumlah penyedianya terbatas, pemilihan Penyedia Barang/
Penyedia Pekerjaan Konstruksi dilakukan dengan Pelelangan Terbatas.
3. Pengadaan pekerjaan yang tidak kompleks dan bernilai paling tinggi
Rp5.000.000.000,00 (lima milyar rupiah) dapat dilakukan dengan:
a. Pelelangan Sederhana untuk Pengadaan Barang/ Jasa Lainnya; atau
b. Pemilihan Langsung untuk Pengadaan Pekerjaan Konstruksi.
4. Penunjukan Langsung terhadap 1 (satu) Penyedia Barang/Pekerjaan
Konstruksi/Jasa Lainnya dapat dilakukan dalam hal:
a. keadaan tertentu, yaitu untuk:
 pertahanan negara;
 keamanan dan ketertiban masyarakat;
 keselamatan/perlindungan masyarakat yang pelaksanaan
pekerjaannya tidak dapat ditunda/ harus dilakukan segera
b. pengadaan Barang khusus/Pekerjaan Konstruksi khusus/ Jasa Lainnya
yang bersifat khusus
5. Pengadaan Langsung dapat dilakukan terhadap Pengadaan Barang/Pekerjaan
Konstruksi/Jasa Lainnya yang bernilai paling tinggi Rp200.000.000,00 (dua
ratus juta rupiah), dengan ketentuan:
a. kebutuhan operasional K/L/D/I;
b. teknologi sederhana;
c. risiko kecil; dan/atau
d. dilaksanakan oleh Penyedia Barang/Jasa usaha orang-perseorangan
dan/atau badan usaha kecil serta koperasi kecil, kecuali untuk paket
pekerjaan yang menuntut kompetensi teknis yang tidak dapat dipenuhi
oleh Usaha Mikro, Usaha Kecil, dan koperasi kecil.
6. Kontes/Sayembara dilakukan khusus untuk pemilihan Penyedia Barang/Jasa
Lainnya yang merupakan hasil Industri Kreatif, inovatif, dan budaya dalam
negeri.
7. Pemilihan Penyedia Jasa Konsultansi pada prinsipnya dilakukan melalui
Metode Seleksi Umum.
8. Seleksi Sederhana dapat dilakukan untuk pengadaan Jasa Konsultansi yang:
a. bersifat sederhana; dan
b. bernilai paling tinggi Rp200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah).
9. Penunjukan Langsung terhadap 1 (satu) Penyedia Jasa Konsultansi dapat
dilakukan dalam keadaan tertentu.
10. Pengadaan Langsung dapat dilakukan terhadap Pengadaan Jasa Konsultansi
yang memiliki karakteristik sebagai berikut:
a. merupakan kebutuhan operasional K/L/D/I; dan/atau
b. bernilai paling tinggi Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah).
D. Metode Pemasukan Dokumen
1. Metode satu sampul
Metode satu sampul digunakan dalam Penunjukan Langsung/Pengadaan
Langsung/Kontes/Sayembara serta untuk Pengadaan Barang/Jasa yang
sederhana, dimana evaluasi teknis tidak dipengaruhi oleh harga dan memiliki
karakteristik sebagai berikut:
a. Pekerjaan yang bersifat sederhana dengan standar harga yang telah
ditetapkan Pemerintah;
b. Pengadaan Jasa Konsultansi dengan KAK yang sederhana; atau
c. Pengadaan Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya yang spesifikasi
teknis atau volumenya dapat dinyatakan secara jelas dalam Dokumen
Pengadaan
2. Metode Dua Sampul
Metode dua sampul digunakan untuk Pengadaan Barang/Jasa dimana evaluasi
teknis dipengaruhi oleh penawaran harga, dan digunakan untuk:
a. Pengadaan Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya yang
menggunakan evaluasi sistem nilai atau sistem biaya selama umur
ekonomis.
b. Pengadaan Jasa Konsultansi yang memiliki karakteristik sebagai berikut:
1) dibutuhkan penilaian yang terpisah antara persyaratan teknis dengan
harga penawaran, agar penilaian harga tidak mempengaruhi
penilaian teknis; atau
2) pekerjaan bersifat kompleks sehingga diperlukan evaluasi teknis
yang lebih mendalam
3. Metode dua tahap
Metode dua tahap digunakan untuk Pengadaan Barang/Pekerjaan
Konstruksi/Jasa Lainnya yang memiliki karakteristik sebagai berikut:
a. Pekerjaan bersifat kompleks;
b. memenuhi kriteria kinerja tertentu dari keseluruhan sistem, termasuk
pertimbangan kemudahan atau efisiensi pengoperasian dan pemeliharan
peralatannya;
c. mempunyai beberapa alternatif penggunaan sistem dan desain penerapan
teknologi yang berbeda;
d. membutuhkan waktu evaluasi teknis yang lama; dan/atau
e. membutuhkan penyetaraan teknis.
Untuk menilai persyaratan tertentu dari Penyedia Barang/Jasa perlu
dilakukan kualifikasi. Kualifikasi merupakan proses penilaian kompetensi dan
kemampuan usaha serta pemenuhan persyaratan tertentu lainnya dari Penyedia
Barang/Jasa.
Kualifikasi dapat dilakukan dengan 2 (dua) cara, yaitu:
1. Prakualifikasi merupakan proses penilaian kualifikasi yang dilakukan
sebelum pemasukan penawaran. Prakualifikasi dilaksanakan untuk Pengadaan
sebagai berikut:
a. Pemilihan Penyedia Jasa Konsultansi;
b. Pemilihan Penyedia Barang/Pekerjaan Konstruksi/ Jasa Lainnya yang
bersifat kompleks melalui Pelelangan Umum;
c. Pemilihan Penyedia Barang/Pekerjaan Konstruksi/ Jasa Lainnya yang
menggunakan Metode Penunjukan Langsung, kecuali untuk penanganan
darurat dimana penilaian kualifikasi untuk penunjukan langsung dalam
penanganan darurat dilakukan bersamaan dengan pemasukan Dokumen
Penawaran.
d. Pemilihan Penyedia melalui Pengadaan Langsung Konstruksi/Jasa
Konsultasi
Proses prakualifikasi menghasilkan:
a. daftar calon Penyedia Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya; atau
b. daftar pendek calon Penyedia Jasa Konsultansi
2. Pascakualifikasi merupakan proses penilaian kualifikasi yang dilakukan
setelah pemasukan penawaran. Pascakualifikasi dilaksanakan untuk
Pengadaan sebagai berikut:
a. Pelelangan Umum, kecuali Pelelangan Umum untuk Pekerjaan
Kompleks;
b. Pelelangan Sederhana/Pemilihan Langsung; dan
c. Pemilihan Penyedia Jasa Konsultansi Perorangan
Penilaian kualifikasi dilakukan dengan metode:
a. Sistem Gugur, untuk Pengadaan Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya;
b. Sistem Nilai untuk Pengadaan Jasa Konsultansi
E. Metode Evaluasi PBJ
Pemilihan metode ini merupakan bagian dari proses perencanaan pemilihan
penyedia barang/jasa. Sehingga ULP/Panitia Pengadaan yang mempunyai tugas
dan kewenangan untuk pemilihan metode ini. Output yang dihasilkan pada proses
pemilihan metode adalah Ketetapan metode Evaluasi Penawaran yang akan
digunakan pada proses pelaksanaan pemilihan penyedia barang/jasa.
Tersedia beberapa alternatif metode yang harus dipilih dan ditetapkan untuk
digunakan dalam pelaksanaan pemilihan penyedia barang/jasa. Alternatif –
alternatif metode penyampaian dokumen penawaran yang dapat digunakan adalah
sebagai berikut :
1. Untuk pengadaan barang/pekerjaan kontruksi/jasa lainnya.
a) Sistem gugur
b) Sistem nilai
c) Sistem penilaian biaya selama umur ekonomis
2. Untuk pengadaan jasa konsultasi
a) Metode evaluasi berdasarkan kualitas
b) Metode evaluasi berdasarkan kualitas dan biaya
c) Metode evaluasi berdasarkan pagu anggaran
d) Metode evaluasi berdasarkan biaya terendah
Langkah – langkah yang harus dilakukan dalam memilih sala satu alternatif
metode pemilihan penyedia barang/jasa adalah sebagai berikut :
1. Metode pemilihan penyedia barang/jasa,metode penyampaian dokumen
penawaran sudah ditetapkan terlebih dahulu dan mengenali karakteristik
barang/jasa yang diadakan.
2. Mengenali persyaratan penggunaan setiap alternatif metode evaluasi
penawaran.
3. Memilih dan menetapkan salah satu metode evaluasi penawran yang sesuai.
1. Metode evaluasi penawaran untuk pemilihan penyedia
barang/pekerjaan konstruksi/jasa lainnya.
a. Metode evaluasi sistem gugur
1) Syarat penggunaan
a) Digunakan pada evaluasi kualifikasi yang menggunakan metode
penunjukkan langsung dilakukan dengan sistem gugur dan
dilanjutkan dengan klarifikasi teknis dan negoisasi harga.
b) Evaluasi penawaran dengan sistem gugur dapat dilakukan untuk
hampir seluruh pengadaan.
2) Tata cara penggunaan
Tata cara evaluasi dengan menggunakan sistem gugur menggunakan
langkah – langkah berikut sesuai dengan urutannya :
a) Evaluasi administratif
 Evaluasi administratif dilakuakan terhadap penawaran yang
tidak terlambat.
 Evaluasi administratif terhadap kelengkapan keabsahan
syarat administrasi yang ditetapkan dalam Dokumen
Pengadaan.(tidak dikurangi/ditambah/diubah)
 Evaluasi administratif menghasilkan dua kesimpulan
yaitu,memenuhi syarat administrasi atau tidak memenuhi
syarat administrasi.
b) Evaluasi Teknis
 Evaluasi teknis dilakukan terhadap :
i. Penawaran yang ditetapkan memenuhi persyaratan
administrasi.
ii. Pemenuhan syarat teknis yang ditetapkan dalam
Dokumen Pengadaan.(tidak dikurangi,ditambah atau
diubah).
 Bila menggunakan ambang batas lulus,evaluasi teknis
dilakukan dengan memberikan penilaian (skor) terhadap
unsur-unsur teknis sesuai dengan kriteria yang ditetapkan
dalam Dokumen Pengadaan.
 Hasil evaluasi teknis menghasilkan dua kesimpulan yaitu
memenuhi syarat teknis dan tidak memenuhi syarat teknis.
c) Evaluasi harga
 Evaluasi harga hanya dapat dilakukan terhadap penawaran
yang dinyatakan memenuhi syarat administrasi dan teknis.
 Berdasarkan evaluasi harga,ULP membuat daftar urutan
penawaran yang dimulai dari urutan harga penawaran
terendah dan mengusulkan penawaran terendah yang
responsif sebagai calon pemenang.
b. Metode Evaluasi Sistem nilai
1) Syarat Penggunaan
Evaluasi penawaran dengan sistem nilai digunakan untuk pengadaan
kompleks yang memperhitungkan keunggulan teknis yang sepadan
dengan harganya,mengingat penawaran harga sangat dipengaruhi
oleh kualitas teknis.
2) Tata cara penggunaan
Tata cara evaluasi dengan menggunakan sistem gugur menggunakan
langkah – langkah berikut sesuai dengan urutannya :
a) Evaluasi administratif
 Evaluasi administratif dilakuakan terhadap penawaran yang
tidak terlambat.
 Evaluasi administratif terhadap kelengkapan keabsahan
syarat administrasi yang ditetapkan dalam Dokumen
Pengadaan.(tidak dikurangi/ditambah/diubah)
 Evaluasi administratif menghasilkan dua kesimpulan
yaitu,memenuhi syarat administrasi atau tidak memenuhi
syarat administrasi.
b) Evaluasi taknis dan harga
 Evaluasi teknis dan harga dilakukan terhadap penawaran
yang dinyatakan memenuhi persyartan administrasi,dengan
memberikan penilaian (skor) terhadap unsur unsur teknis
dan harga penawaran sesuai dengan kriteria yang ditetapkan
dalam Dokumen Pengadaan.
 Besar bobot harga antara 70% sampai dengan 90% dari total
bobot keseluruhan.
 Bila menggunkan nilai ambang batas lulus,hal ini harus
dicantumkan dalam Dokumen Pengadaan.Kemudia panitia
membuat daftar urutan yang dimulai dari harga penawaran
terendah untuk semua penawaran yang memperoleh nilai di
atas atau sama dengan nilai ambang batas lulus.
 Rincian unsur dan sub unsur beserta besaran bobot teknis
dan harga ,tata cara,kriteria,serta formula perhitungan harus
dijelaskan dan dicantumkan dalam Dokumen Pemilihan
sebagai dasar ULP untuk melakukan evaluasi penawaran.
 Bedasarkan hasil evaluasi tersebut,ULP membuat daftar
urutan penawaran,yang dimulai dari urutan penawaran yang
memiliki nilai bobot teknis dan harga tertinggi.
 ULP menetapkan calon pemenang berdasarkan urutan
penawaran yang memiliki nilai bobot teknis dan harga
tertinggi.
c. Metode Evaluasi Sistem Penilaian Biaya Selama umur ekonomis
1) Syarat penggunaan
Digunakan untuk pengadaan yang memperhitungkan faktor faktor
umur ekonomis,harga,serta biaya operasi dan pemeliharaan,dalam
jangka waktu operasi tertentu.
2) Tata cara penggunaan
Tata cara evaluasi dengan menggunakan sistem gugur menggunakan
langkah – langkah berikut sesuai dengan urutannya :
a) Evaluasi administratif
 Evaluasi administratif dilakuakan terhadap penawaran yang
tidak terlambat.
 Evaluasi administratif terhadap kelengkapan keabsahan
syarat administrasi yang ditetapkan dalam Dokumen
Pengadaan.(tidak dikurangi/ditambah/diubah)
 Evaluasi administratif menghasilkan dua kesimpulan
yaitu,memenuhi syarat administrasi atau tidak memenuhi
syarat administrasi.
b) Evaluasi Teknis
 Evaluasi teknis dilakukan terhadap :
i. Penawaran yang ditetapkan memenuhi persyaratan
administrasi
ii. Pemenuhan syarat teknis yang ditetapkan dalam
Dokumen Pengadaan.(tidak dikurangi,ditambah atau
diubah).
 Bila menggunakan ambang batas lulus,evaluasi teknis
dilakukan dengan memberikan penilaian (skor) terhadap
unsur-unsur teknis sesuai dengan kriteria yang ditetapkan
dalam Dokumen Pengadaan.
 Hasil evaluasi teknis menghasilkan dua kesimpulan yaitu
memenuhi syarat teknis dan tidak memenuhi syarat teknis.
c) Evaluasi harga
 Evaluasi harga hanya dapat dilakukan terhadap penawaran
yang dinyatakan memenuhi syarat administrasi dan teknis.
 Unsur harga yang dinilai telah ditetapkan dalam Dokumen
Pengadaan
 Unsur harga tersebut dikonversikan ke dalam mata uang
tunggal berdasrakan perhitungan secara profesional.
 Berdasrakan evaluasi harga,ULP membuat daftar urutan
penawaran yang dimulai dari urutan harga penawaran
terendah .
 Berdasrakan evaluasi harga,ULP membuat daftar urutan
penawaran yang dimulai dari urutan harga penawaran
terendah dan mengusulkan penawaran terendah yang
responsif sebagai calon pemenang.
 Biaya biaya yang dihitung dalam evaluasi,kecuali harga
penawaran yang terkoreksi ,tidak dimasukkan dalam harga
yang tercantum dalam kontrak.(hanya berfungsi sebagai alat
pembanding saja).
2. Metode evaluasi penawaran untuk pemilihan penyedia jasa konsultasi
berbentuk badan usaha
a. Metode evaluasi berdasrakan kualitas
1) Syarat penggunaan
Metode evaluasi berdasarkan kualitas digunakan untuk pemelihan
penyedia jasa konsultasi dengan sifat pekerjaan sebgai berikut :
 Memerlukan inovasi
 Kompleks
 Menggunakan teknologi tinggi
 Lingkup pekerjaan sulit ditetapkan dalam kerangka acuan kerja
(KAK)
2) Tata cara penggunaan
Urutan prosesnya :
i. Evaluasi syarat administasi dengan sistem gugur.
ii. Dilakukan penilaian kulaitas penawaran teknis dengan sistem
nilai,kemudian dipilih peserta dengan tingkat teknis terbaik
dan telah lulus ambang batas nilai teknis.
iii. Dilakukan evaluasi penawaran biaya terhadap peserta yang
memiliki peringkat teknis terbaik dan lulus ambang batas nilai
teknis.(passing grade)
iv. Klarifikasi tidak boleh menggunakan sasarana kerangka acuan
kerja.
v. Negosiasi biaya terhadap biaya yang dianggap tidak wajar.
b. Metode evaluasi berdasarkan kualitas dan biaya
1) Syarat penggunaan :
 Digunakan untuk pekerjaan yang lingkup,keluaran,waktu
penugasan,dan hal hal lain dapat diperkirakan dengan baik
dalam KAK,serta besarnya biaya dapat ditentukan dengan tepat.
 Digunakan bagi pekerjaan,jasa konsultasi yang jumlah tenaga
ahlinya dapat diperkirakan secara pasti.
2) Tata cara penggunaan
Urutan proses evaluasi adalah sebagi berikut :
i. Evaluasi syarat administasi dengan sistem gugur.
ii. Dilakukan penilaian kulaitas penawaran teknis dengan sistem
nilai,kemudian dipilih peserta dengan tingkat teknis terbaik
dan telah lulus ambang batas nilai teknis.
iii. Dilakukan evaluasi penawaran biaya terhadap peserta yang
memiliki peringkat teknis terbaik dan lulus ambang batas nilai
teknis.(passing grade).
iv. Dilakukan penjumlahan atau perhitunhan kombinasi niali
penawaran teknis da niali penawaran biaya .
Nilai akhir = (niali penawaran teknis x bobot penawran teknis
)+(niali penawaran biaya x bobot penawaran biaya)
1.bobot penawaran teknis antara 0.60 sampai 0.80
2.bobot penawaran biaya antara o.20 sampai 0.40
v. Diadakan klarifikasi dan negosiasi terhadap peserta dengan
kombinasi penawaran teknis dan biaya terbaik.
vi. Klarifikasi dan negosiasi tidak boleh mengubah sasaran
kerangka acuan kerja.Pada prinsipnya harga satuan tidak boleh
di negosiasi kecuali untuk biaya langsung non prsonil yang
dapat diganti dan biaya langsug personil yang dinilai tidak
wajar.
c. Metode evaluasi biaya terendah atau Pagu anggaran
1) Syarat penggunaan
 Digunakan untuk pekerjaan yang bersifat
sederhana,standar,dapat didefinisikan,dan diperinci dengan
tepat.
 Digunakan untuk pekerjaan jasa konsultasi yang sederhana dan
dana terbatas.
2) Tata cara penggunaan
Urutan proses :
1. Dilakukan pembukaan penawaran secara koreksi aritmatika.
2. Dilakukan evaluasi administratif,teknis,dan biaya.
3. Penentuan pemenang pengadaan berdasarkan :
i. Evaluasi biaya terendah :terhadap penawaran yang lulus
ambang batas nilai teknis dan memiliki penawaran biaya
terkoreksi paling rendah.
ii. Evaluasi pagu anggaran :dengan penawaran yang memiliki
nilai teknis tertinggi diatas ambang batas nilai teknis
dengan penawaran biaya terkoreksi sama dengan atau
lebih rendah dari pagu anggaran.
iii. Klarifikasi dan negosiasi tidak boleh mengubah sasaran
kerangka acuan kerja.Pada prinsipnya harga satuan tidak
boleh di negosiasi kecuali untuk biaya langsung non
prsonil yang dapat diganti dan biaya langsug personil yang
dinilai tidak wajar.
Daftar Pustaka
Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah
Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 70 Tahun 2012 tentang Perubahan
Kedua atas Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 54 Tahun 2010
tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
Modul 3, Persiapan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Bagian II. Pelatihan
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Tingkat Dasar/Pertama. LKPP

More Related Content

What's hot

Materi 02 Persiapan Pengadaan Barang/Jasa 1
Materi 02 Persiapan Pengadaan Barang/Jasa 1Materi 02 Persiapan Pengadaan Barang/Jasa 1
Materi 02 Persiapan Pengadaan Barang/Jasa 1
Massaputro Delly TP
 
PERAN KEMENTERIAN PPN BAPPENAS DALAM PROYEK KPBU DALAM PENYEDIAAN INFRASTRUKT...
PERAN KEMENTERIAN PPN BAPPENAS DALAM PROYEK KPBU DALAM PENYEDIAAN INFRASTRUKT...PERAN KEMENTERIAN PPN BAPPENAS DALAM PROYEK KPBU DALAM PENYEDIAAN INFRASTRUKT...
PERAN KEMENTERIAN PPN BAPPENAS DALAM PROYEK KPBU DALAM PENYEDIAAN INFRASTRUKT...
ssuserb25e4d
 
POKOK POKOK PERUBAHAN PERATURAN PENGADAAN NOMOR 12 TAHUN 2021
POKOK POKOK PERUBAHAN PERATURAN PENGADAAN NOMOR 12 TAHUN 2021POKOK POKOK PERUBAHAN PERATURAN PENGADAAN NOMOR 12 TAHUN 2021
POKOK POKOK PERUBAHAN PERATURAN PENGADAAN NOMOR 12 TAHUN 2021
Nurul Angreliany
 
Peran dan Fungsi Pemda dan DPRD dalam Penyusunan APBD berbasis Kinerja
Peran dan Fungsi Pemda dan DPRD dalam Penyusunan APBD berbasis Kinerja Peran dan Fungsi Pemda dan DPRD dalam Penyusunan APBD berbasis Kinerja
Peran dan Fungsi Pemda dan DPRD dalam Penyusunan APBD berbasis Kinerja
Dadang Solihin
 
2. Pengantar Umum Pengadaan Barang & Jasa_ Materi Pelatihan "MANAJEMEN PENGAD...
2. Pengantar Umum Pengadaan Barang & Jasa_ Materi Pelatihan "MANAJEMEN PENGAD...2. Pengantar Umum Pengadaan Barang & Jasa_ Materi Pelatihan "MANAJEMEN PENGAD...
2. Pengantar Umum Pengadaan Barang & Jasa_ Materi Pelatihan "MANAJEMEN PENGAD...
Kanaidi ken
 
Pengantar Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
Pengantar Pengadaan Barang/Jasa PemerintahPengantar Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
Pengantar Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
National Standardization Agency of Indonesia
 
Pola KERJA SAMA BUMN_KSP, BOT, BOO, dll
Pola KERJA SAMA BUMN_KSP, BOT, BOO, dllPola KERJA SAMA BUMN_KSP, BOT, BOO, dll
Pola KERJA SAMA BUMN_KSP, BOT, BOO, dll
Kanaidi ken
 
Ppbj modul 01 (materi 01) versi 9.1
Ppbj modul 01 (materi 01) versi 9.1Ppbj modul 01 (materi 01) versi 9.1
Ppbj modul 01 (materi 01) versi 9.1
Rulli Saputra
 
Perencanaan dan Penganggaran Pembangunan Daerah
Perencanaan dan Penganggaran Pembangunan DaerahPerencanaan dan Penganggaran Pembangunan Daerah
Perencanaan dan Penganggaran Pembangunan Daerah
Dadang Solihin
 
RPJMD dan Renstra SKPD sebagai Alat Koordinasi Pembangunan Daerah
RPJMD dan Renstra SKPD sebagai Alat Koordinasi Pembangunan DaerahRPJMD dan Renstra SKPD sebagai Alat Koordinasi Pembangunan Daerah
RPJMD dan Renstra SKPD sebagai Alat Koordinasi Pembangunan Daerah
Dadang Solihin
 
Pengantar Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (Materi 1)
Pengantar Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (Materi 1)Pengantar Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (Materi 1)
Pengantar Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (Materi 1)
Khalid Mustafa
 
Soal try out Sertifikasi Pengadaan Barang Jasa Pemerintah tingkat Dasar v4
Soal try out Sertifikasi Pengadaan Barang Jasa Pemerintah tingkat Dasar v4Soal try out Sertifikasi Pengadaan Barang Jasa Pemerintah tingkat Dasar v4
Soal try out Sertifikasi Pengadaan Barang Jasa Pemerintah tingkat Dasar v4
Nurul Angreliany
 
Pengelolaan BMN.ppt
Pengelolaan BMN.pptPengelolaan BMN.ppt
Pengelolaan BMN.ppt
Arya Hukmi
 
Perpres 12 tahun 2021 mei 2021 khusus pemda
Perpres 12 tahun 2021 mei 2021 khusus pemdaPerpres 12 tahun 2021 mei 2021 khusus pemda
Perpres 12 tahun 2021 mei 2021 khusus pemda
Atit Damay
 
Anggaran Berbasis Kinerja dalam Perencanaan dan Penganggaran Pembangunan
Anggaran Berbasis Kinerja dalam Perencanaan dan Penganggaran PembangunanAnggaran Berbasis Kinerja dalam Perencanaan dan Penganggaran Pembangunan
Anggaran Berbasis Kinerja dalam Perencanaan dan Penganggaran Pembangunan
Dadang Solihin
 
Perencanaan dan Penganggaran Pemerintah
Perencanaan dan Penganggaran PemerintahPerencanaan dan Penganggaran Pemerintah
Perencanaan dan Penganggaran Pemerintah
Sujatmiko Wibowo
 
5.0 penyaluran bantuan sosial pkh
5.0 penyaluran bantuan sosial pkh5.0 penyaluran bantuan sosial pkh
5.0 penyaluran bantuan sosial pkh
ABI SETIADI
 
Materi 9 pengadaan khusus - versi 4
Materi 9   pengadaan khusus - versi 4Materi 9   pengadaan khusus - versi 4
Materi 9 pengadaan khusus - versi 4
Nurul Angreliany
 
Pemeriksaan, Keberatan, dan Banding dalam Perpajakan di Indonesia
Pemeriksaan, Keberatan, dan Banding dalam Perpajakan di IndonesiaPemeriksaan, Keberatan, dan Banding dalam Perpajakan di Indonesia
Pemeriksaan, Keberatan, dan Banding dalam Perpajakan di Indonesia
University of Brawijaya
 

What's hot (20)

Materi 02 Persiapan Pengadaan Barang/Jasa 1
Materi 02 Persiapan Pengadaan Barang/Jasa 1Materi 02 Persiapan Pengadaan Barang/Jasa 1
Materi 02 Persiapan Pengadaan Barang/Jasa 1
 
PERAN KEMENTERIAN PPN BAPPENAS DALAM PROYEK KPBU DALAM PENYEDIAAN INFRASTRUKT...
PERAN KEMENTERIAN PPN BAPPENAS DALAM PROYEK KPBU DALAM PENYEDIAAN INFRASTRUKT...PERAN KEMENTERIAN PPN BAPPENAS DALAM PROYEK KPBU DALAM PENYEDIAAN INFRASTRUKT...
PERAN KEMENTERIAN PPN BAPPENAS DALAM PROYEK KPBU DALAM PENYEDIAAN INFRASTRUKT...
 
POKOK POKOK PERUBAHAN PERATURAN PENGADAAN NOMOR 12 TAHUN 2021
POKOK POKOK PERUBAHAN PERATURAN PENGADAAN NOMOR 12 TAHUN 2021POKOK POKOK PERUBAHAN PERATURAN PENGADAAN NOMOR 12 TAHUN 2021
POKOK POKOK PERUBAHAN PERATURAN PENGADAAN NOMOR 12 TAHUN 2021
 
Peran dan Fungsi Pemda dan DPRD dalam Penyusunan APBD berbasis Kinerja
Peran dan Fungsi Pemda dan DPRD dalam Penyusunan APBD berbasis Kinerja Peran dan Fungsi Pemda dan DPRD dalam Penyusunan APBD berbasis Kinerja
Peran dan Fungsi Pemda dan DPRD dalam Penyusunan APBD berbasis Kinerja
 
2. Pengantar Umum Pengadaan Barang & Jasa_ Materi Pelatihan "MANAJEMEN PENGAD...
2. Pengantar Umum Pengadaan Barang & Jasa_ Materi Pelatihan "MANAJEMEN PENGAD...2. Pengantar Umum Pengadaan Barang & Jasa_ Materi Pelatihan "MANAJEMEN PENGAD...
2. Pengantar Umum Pengadaan Barang & Jasa_ Materi Pelatihan "MANAJEMEN PENGAD...
 
Pengantar Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
Pengantar Pengadaan Barang/Jasa PemerintahPengantar Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
Pengantar Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
 
Pola KERJA SAMA BUMN_KSP, BOT, BOO, dll
Pola KERJA SAMA BUMN_KSP, BOT, BOO, dllPola KERJA SAMA BUMN_KSP, BOT, BOO, dll
Pola KERJA SAMA BUMN_KSP, BOT, BOO, dll
 
Ppbj modul 01 (materi 01) versi 9.1
Ppbj modul 01 (materi 01) versi 9.1Ppbj modul 01 (materi 01) versi 9.1
Ppbj modul 01 (materi 01) versi 9.1
 
Perencanaan dan Penganggaran Pembangunan Daerah
Perencanaan dan Penganggaran Pembangunan DaerahPerencanaan dan Penganggaran Pembangunan Daerah
Perencanaan dan Penganggaran Pembangunan Daerah
 
RPJMD dan Renstra SKPD sebagai Alat Koordinasi Pembangunan Daerah
RPJMD dan Renstra SKPD sebagai Alat Koordinasi Pembangunan DaerahRPJMD dan Renstra SKPD sebagai Alat Koordinasi Pembangunan Daerah
RPJMD dan Renstra SKPD sebagai Alat Koordinasi Pembangunan Daerah
 
Pengantar Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (Materi 1)
Pengantar Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (Materi 1)Pengantar Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (Materi 1)
Pengantar Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (Materi 1)
 
Soal try out Sertifikasi Pengadaan Barang Jasa Pemerintah tingkat Dasar v4
Soal try out Sertifikasi Pengadaan Barang Jasa Pemerintah tingkat Dasar v4Soal try out Sertifikasi Pengadaan Barang Jasa Pemerintah tingkat Dasar v4
Soal try out Sertifikasi Pengadaan Barang Jasa Pemerintah tingkat Dasar v4
 
Pengelolaan BMN.ppt
Pengelolaan BMN.pptPengelolaan BMN.ppt
Pengelolaan BMN.ppt
 
Perpres 12 tahun 2021 mei 2021 khusus pemda
Perpres 12 tahun 2021 mei 2021 khusus pemdaPerpres 12 tahun 2021 mei 2021 khusus pemda
Perpres 12 tahun 2021 mei 2021 khusus pemda
 
Anggaran Berbasis Kinerja dalam Perencanaan dan Penganggaran Pembangunan
Anggaran Berbasis Kinerja dalam Perencanaan dan Penganggaran PembangunanAnggaran Berbasis Kinerja dalam Perencanaan dan Penganggaran Pembangunan
Anggaran Berbasis Kinerja dalam Perencanaan dan Penganggaran Pembangunan
 
Perencanaan dan Penganggaran Pemerintah
Perencanaan dan Penganggaran PemerintahPerencanaan dan Penganggaran Pemerintah
Perencanaan dan Penganggaran Pemerintah
 
5.0 penyaluran bantuan sosial pkh
5.0 penyaluran bantuan sosial pkh5.0 penyaluran bantuan sosial pkh
5.0 penyaluran bantuan sosial pkh
 
Materi 9 pengadaan khusus - versi 4
Materi 9   pengadaan khusus - versi 4Materi 9   pengadaan khusus - versi 4
Materi 9 pengadaan khusus - versi 4
 
Pemeriksaan, Keberatan, dan Banding dalam Perpajakan di Indonesia
Pemeriksaan, Keberatan, dan Banding dalam Perpajakan di IndonesiaPemeriksaan, Keberatan, dan Banding dalam Perpajakan di Indonesia
Pemeriksaan, Keberatan, dan Banding dalam Perpajakan di Indonesia
 
Sistem Anggaran
Sistem AnggaranSistem Anggaran
Sistem Anggaran
 

Viewers also liked

Presentasi ( procurement management ) manajemen pengadaan
Presentasi  ( procurement management ) manajemen pengadaanPresentasi  ( procurement management ) manajemen pengadaan
Presentasi ( procurement management ) manajemen pengadaanArif Boulbous
 
Manajemen Pemasaran Barang dan Jasa dalam Bisnis
Manajemen Pemasaran Barang dan Jasa dalam BisnisManajemen Pemasaran Barang dan Jasa dalam Bisnis
Manajemen Pemasaran Barang dan Jasa dalam BisnisShanti Putri
 
PENGADAAN BARANG/JASA - MANAJEMEN KONTRAK
PENGADAAN BARANG/JASA - MANAJEMEN KONTRAKPENGADAAN BARANG/JASA - MANAJEMEN KONTRAK
PENGADAAN BARANG/JASA - MANAJEMEN KONTRAK
Nova Zanda
 
Konsolidasi perpres 54 tahun 2010 dan perubahannya (perubahan keempat)
Konsolidasi perpres 54 tahun 2010 dan perubahannya (perubahan keempat)Konsolidasi perpres 54 tahun 2010 dan perubahannya (perubahan keempat)
Konsolidasi perpres 54 tahun 2010 dan perubahannya (perubahan keempat)
Khalid Mustafa
 
Resiko Hukum Pengadaan Barang Jasa Pemerintah
Resiko Hukum Pengadaan Barang Jasa PemerintahResiko Hukum Pengadaan Barang Jasa Pemerintah
Resiko Hukum Pengadaan Barang Jasa Pemerintah
Zainul Ulum
 
Perencanaan program-amin-2014
Perencanaan program-amin-2014Perencanaan program-amin-2014
Perencanaan program-amin-2014
Salma Van Licht
 

Viewers also liked (7)

Presentasi ( procurement management ) manajemen pengadaan
Presentasi  ( procurement management ) manajemen pengadaanPresentasi  ( procurement management ) manajemen pengadaan
Presentasi ( procurement management ) manajemen pengadaan
 
Manajemen Pemasaran Barang dan Jasa dalam Bisnis
Manajemen Pemasaran Barang dan Jasa dalam BisnisManajemen Pemasaran Barang dan Jasa dalam Bisnis
Manajemen Pemasaran Barang dan Jasa dalam Bisnis
 
PENGADAAN BARANG/JASA - MANAJEMEN KONTRAK
PENGADAAN BARANG/JASA - MANAJEMEN KONTRAKPENGADAAN BARANG/JASA - MANAJEMEN KONTRAK
PENGADAAN BARANG/JASA - MANAJEMEN KONTRAK
 
Konsolidasi perpres 54 tahun 2010 dan perubahannya (perubahan keempat)
Konsolidasi perpres 54 tahun 2010 dan perubahannya (perubahan keempat)Konsolidasi perpres 54 tahun 2010 dan perubahannya (perubahan keempat)
Konsolidasi perpres 54 tahun 2010 dan perubahannya (perubahan keempat)
 
Makalah perencanaan pengadaan sarana 27
Makalah perencanaan pengadaan sarana 27Makalah perencanaan pengadaan sarana 27
Makalah perencanaan pengadaan sarana 27
 
Resiko Hukum Pengadaan Barang Jasa Pemerintah
Resiko Hukum Pengadaan Barang Jasa PemerintahResiko Hukum Pengadaan Barang Jasa Pemerintah
Resiko Hukum Pengadaan Barang Jasa Pemerintah
 
Perencanaan program-amin-2014
Perencanaan program-amin-2014Perencanaan program-amin-2014
Perencanaan program-amin-2014
 

Similar to Manajemen pengadaan barang dan jasa Pemerintah

Perpres phk i
Perpres phk iPerpres phk i
Perpres phk i
Minato Kenjiro
 
overview perpres 1618
overview perpres 1618overview perpres 1618
overview perpres 1618
zuhrimail
 
Pokok2 ketentuan perpres54 03
Pokok2 ketentuan perpres54 03Pokok2 ketentuan perpres54 03
Pokok2 ketentuan perpres54 03apotek agam farma
 
penjelasan tentang pengadaan perpres 70
penjelasan tentang pengadaan perpres 70penjelasan tentang pengadaan perpres 70
penjelasan tentang pengadaan perpres 70Afrizal Panji
 
Peranan PA dan KPA dalam PBJ
Peranan PA dan KPA dalam PBJPeranan PA dan KPA dalam PBJ
Peranan PA dan KPA dalam PBJ
Khalid Mustafa
 
Aspek Hukum & Manajemen Kontrak Konsep Pengadaan Barang dan Jasa
Aspek Hukum & Manajemen Kontrak Konsep Pengadaan Barang dan JasaAspek Hukum & Manajemen Kontrak Konsep Pengadaan Barang dan Jasa
Aspek Hukum & Manajemen Kontrak Konsep Pengadaan Barang dan Jasa
RayNagata1
 
Add 1 rks pka p-09 kab kebumen
Add 1 rks pka p-09 kab kebumenAdd 1 rks pka p-09 kab kebumen
Add 1 rks pka p-09 kab kebumenHeru Kurniawan
 
3 5 ulp pejabat pengadaan
3 5 ulp pejabat pengadaan3 5 ulp pejabat pengadaan
3 5 ulp pejabat pengadaanJoy Irman
 
Tugas & wewenang pejabat pembuat komitmen
Tugas & wewenang pejabat pembuat komitmenTugas & wewenang pejabat pembuat komitmen
Tugas & wewenang pejabat pembuat komitmen
hanifpurwanto
 
PENGADAAN LANGSUNG - edited.pptx
PENGADAAN LANGSUNG - edited.pptxPENGADAAN LANGSUNG - edited.pptx
PENGADAAN LANGSUNG - edited.pptx
AqilahUzma1
 
bag-pbj_kebumenkab_go_id_240322-materi-bimtek-standar-dokumen-pemilihan-24-ma...
bag-pbj_kebumenkab_go_id_240322-materi-bimtek-standar-dokumen-pemilihan-24-ma...bag-pbj_kebumenkab_go_id_240322-materi-bimtek-standar-dokumen-pemilihan-24-ma...
bag-pbj_kebumenkab_go_id_240322-materi-bimtek-standar-dokumen-pemilihan-24-ma...
IwanKurniawan593214
 
tugas, wewenang dan tanggung jawab pejabat pembuat komitmen
tugas, wewenang dan tanggung jawab pejabat pembuat komitmentugas, wewenang dan tanggung jawab pejabat pembuat komitmen
tugas, wewenang dan tanggung jawab pejabat pembuat komitmen
earendilevenstar83
 
2.rks media cetakdanonline
2.rks media cetakdanonline2.rks media cetakdanonline
2.rks media cetakdanonline
Kenzyn OzyRa
 
Kp80lamp1b
Kp80lamp1bKp80lamp1b
Kp80lamp1b
Haryanto Eddie
 
Pelaksanaan anggaran
Pelaksanaan anggaranPelaksanaan anggaran
Pelaksanaan anggaran
Ary Efendi
 
Tugas dan kewenangan PKA dan PPK dalam PBJ .pptx
Tugas dan kewenangan PKA dan PPK dalam PBJ .pptxTugas dan kewenangan PKA dan PPK dalam PBJ .pptx
Tugas dan kewenangan PKA dan PPK dalam PBJ .pptx
BudyHermawan3
 
Matriks perbedaan perpres nomor 54 2010 dan perpres nomor 4 2015
Matriks perbedaan perpres nomor 54 2010 dan perpres nomor 4 2015Matriks perbedaan perpres nomor 54 2010 dan perpres nomor 4 2015
Matriks perbedaan perpres nomor 54 2010 dan perpres nomor 4 2015
Eko Wachyu
 
Peraturan Pemerintah Tentang Barang dan Jasa
Peraturan Pemerintah Tentang Barang dan JasaPeraturan Pemerintah Tentang Barang dan Jasa
Peraturan Pemerintah Tentang Barang dan Jasa
Heru Supanji
 
13895858.ppt
13895858.ppt13895858.ppt
13895858.ppt
RadenBudiHermawan1
 

Similar to Manajemen pengadaan barang dan jasa Pemerintah (20)

Perpres phk i
Perpres phk iPerpres phk i
Perpres phk i
 
overview perpres 1618
overview perpres 1618overview perpres 1618
overview perpres 1618
 
Pokok2 ketentuan perpres54 03
Pokok2 ketentuan perpres54 03Pokok2 ketentuan perpres54 03
Pokok2 ketentuan perpres54 03
 
penjelasan tentang pengadaan perpres 70
penjelasan tentang pengadaan perpres 70penjelasan tentang pengadaan perpres 70
penjelasan tentang pengadaan perpres 70
 
Pokok2 ketentuan perpres54
Pokok2 ketentuan perpres54Pokok2 ketentuan perpres54
Pokok2 ketentuan perpres54
 
Peranan PA dan KPA dalam PBJ
Peranan PA dan KPA dalam PBJPeranan PA dan KPA dalam PBJ
Peranan PA dan KPA dalam PBJ
 
Aspek Hukum & Manajemen Kontrak Konsep Pengadaan Barang dan Jasa
Aspek Hukum & Manajemen Kontrak Konsep Pengadaan Barang dan JasaAspek Hukum & Manajemen Kontrak Konsep Pengadaan Barang dan Jasa
Aspek Hukum & Manajemen Kontrak Konsep Pengadaan Barang dan Jasa
 
Add 1 rks pka p-09 kab kebumen
Add 1 rks pka p-09 kab kebumenAdd 1 rks pka p-09 kab kebumen
Add 1 rks pka p-09 kab kebumen
 
3 5 ulp pejabat pengadaan
3 5 ulp pejabat pengadaan3 5 ulp pejabat pengadaan
3 5 ulp pejabat pengadaan
 
Tugas & wewenang pejabat pembuat komitmen
Tugas & wewenang pejabat pembuat komitmenTugas & wewenang pejabat pembuat komitmen
Tugas & wewenang pejabat pembuat komitmen
 
PENGADAAN LANGSUNG - edited.pptx
PENGADAAN LANGSUNG - edited.pptxPENGADAAN LANGSUNG - edited.pptx
PENGADAAN LANGSUNG - edited.pptx
 
bag-pbj_kebumenkab_go_id_240322-materi-bimtek-standar-dokumen-pemilihan-24-ma...
bag-pbj_kebumenkab_go_id_240322-materi-bimtek-standar-dokumen-pemilihan-24-ma...bag-pbj_kebumenkab_go_id_240322-materi-bimtek-standar-dokumen-pemilihan-24-ma...
bag-pbj_kebumenkab_go_id_240322-materi-bimtek-standar-dokumen-pemilihan-24-ma...
 
tugas, wewenang dan tanggung jawab pejabat pembuat komitmen
tugas, wewenang dan tanggung jawab pejabat pembuat komitmentugas, wewenang dan tanggung jawab pejabat pembuat komitmen
tugas, wewenang dan tanggung jawab pejabat pembuat komitmen
 
2.rks media cetakdanonline
2.rks media cetakdanonline2.rks media cetakdanonline
2.rks media cetakdanonline
 
Kp80lamp1b
Kp80lamp1bKp80lamp1b
Kp80lamp1b
 
Pelaksanaan anggaran
Pelaksanaan anggaranPelaksanaan anggaran
Pelaksanaan anggaran
 
Tugas dan kewenangan PKA dan PPK dalam PBJ .pptx
Tugas dan kewenangan PKA dan PPK dalam PBJ .pptxTugas dan kewenangan PKA dan PPK dalam PBJ .pptx
Tugas dan kewenangan PKA dan PPK dalam PBJ .pptx
 
Matriks perbedaan perpres nomor 54 2010 dan perpres nomor 4 2015
Matriks perbedaan perpres nomor 54 2010 dan perpres nomor 4 2015Matriks perbedaan perpres nomor 54 2010 dan perpres nomor 4 2015
Matriks perbedaan perpres nomor 54 2010 dan perpres nomor 4 2015
 
Peraturan Pemerintah Tentang Barang dan Jasa
Peraturan Pemerintah Tentang Barang dan JasaPeraturan Pemerintah Tentang Barang dan Jasa
Peraturan Pemerintah Tentang Barang dan Jasa
 
13895858.ppt
13895858.ppt13895858.ppt
13895858.ppt
 

Recently uploaded

460012937-Rpp-kelas-rangkap-model-221-docx.docx
460012937-Rpp-kelas-rangkap-model-221-docx.docx460012937-Rpp-kelas-rangkap-model-221-docx.docx
460012937-Rpp-kelas-rangkap-model-221-docx.docx
JefryColter
 
METODE STEPPING STONE (BATU LONCATANA) REVISI.pptx
METODE STEPPING STONE (BATU LONCATANA) REVISI.pptxMETODE STEPPING STONE (BATU LONCATANA) REVISI.pptx
METODE STEPPING STONE (BATU LONCATANA) REVISI.pptx
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BERAU
 
reksadana syariah lutfi nihayatul khusniah
reksadana syariah lutfi nihayatul khusniahreksadana syariah lutfi nihayatul khusniah
reksadana syariah lutfi nihayatul khusniah
AhmadVikriKhoirulAna
 
Makalah Kelompok 2 mengenai materi manajemen keuangan
Makalah Kelompok 2 mengenai materi manajemen keuanganMakalah Kelompok 2 mengenai materi manajemen keuangan
Makalah Kelompok 2 mengenai materi manajemen keuangan
MohammadAthianManan
 
Sesi 4_Kelompok 3 Kode Etik Profesi Akuntan Publik.pptx
Sesi 4_Kelompok 3 Kode Etik Profesi Akuntan Publik.pptxSesi 4_Kelompok 3 Kode Etik Profesi Akuntan Publik.pptx
Sesi 4_Kelompok 3 Kode Etik Profesi Akuntan Publik.pptx
bidakara2016
 
Pendapatan dan beban dalam Akuntansi.pptx
Pendapatan dan beban dalam Akuntansi.pptxPendapatan dan beban dalam Akuntansi.pptx
Pendapatan dan beban dalam Akuntansi.pptx
LidyaManuelia1
 
MATERI-1-BIMTEK KURIKULUM 2024-PTV-LENGKAP - PESERTA-REVISI-MALANG-MEI 2024.pdf
MATERI-1-BIMTEK KURIKULUM 2024-PTV-LENGKAP - PESERTA-REVISI-MALANG-MEI 2024.pdfMATERI-1-BIMTEK KURIKULUM 2024-PTV-LENGKAP - PESERTA-REVISI-MALANG-MEI 2024.pdf
MATERI-1-BIMTEK KURIKULUM 2024-PTV-LENGKAP - PESERTA-REVISI-MALANG-MEI 2024.pdf
IGNATIUSOKIDEWABRATA
 
PPT SEMPRO PENGARUH JIWA KEWIRAUSAHAAN MOTIVASI DAN MODAL USAHA TERHADAP PERK...
PPT SEMPRO PENGARUH JIWA KEWIRAUSAHAAN MOTIVASI DAN MODAL USAHA TERHADAP PERK...PPT SEMPRO PENGARUH JIWA KEWIRAUSAHAAN MOTIVASI DAN MODAL USAHA TERHADAP PERK...
PPT SEMPRO PENGARUH JIWA KEWIRAUSAHAAN MOTIVASI DAN MODAL USAHA TERHADAP PERK...
hoiriyono
 
METODE MODI (MODIFIED DISTRIBUTION METHODE).pptx
METODE MODI (MODIFIED DISTRIBUTION METHODE).pptxMETODE MODI (MODIFIED DISTRIBUTION METHODE).pptx
METODE MODI (MODIFIED DISTRIBUTION METHODE).pptx
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BERAU
 
PPT METODE PENELITIAN YEFTIKA MUTIARA SIANTURI .pptx
PPT METODE PENELITIAN YEFTIKA MUTIARA SIANTURI .pptxPPT METODE PENELITIAN YEFTIKA MUTIARA SIANTURI .pptx
PPT METODE PENELITIAN YEFTIKA MUTIARA SIANTURI .pptx
tikasianturi1410
 
Prosedur Ekspor : Studi Kasus Ekspor Briket ke Yaman dan Proses Produksi Brik...
Prosedur Ekspor : Studi Kasus Ekspor Briket ke Yaman dan Proses Produksi Brik...Prosedur Ekspor : Studi Kasus Ekspor Briket ke Yaman dan Proses Produksi Brik...
Prosedur Ekspor : Studi Kasus Ekspor Briket ke Yaman dan Proses Produksi Brik...
Anisa Rizki Rahmawati
 
Dapat SP2DK, Harus Apa? Bagimana cara merespon surat cinta DJP?
Dapat SP2DK, Harus Apa? Bagimana cara merespon surat cinta DJP?Dapat SP2DK, Harus Apa? Bagimana cara merespon surat cinta DJP?
Dapat SP2DK, Harus Apa? Bagimana cara merespon surat cinta DJP?
EnforceA Real Solution
 
Konsep Perbankan Syariah di Indonesia.ppt
Konsep Perbankan Syariah di Indonesia.pptKonsep Perbankan Syariah di Indonesia.ppt
Konsep Perbankan Syariah di Indonesia.ppt
AchmadHasanHafidzi
 
Pengertian Surplus Konsumen dan Produsen.pdf
Pengertian Surplus Konsumen dan Produsen.pdfPengertian Surplus Konsumen dan Produsen.pdf
Pengertian Surplus Konsumen dan Produsen.pdf
fadilahsaleh427
 
Ppt_perdagangan_luar_negeri_proteksi_dan.ppt
Ppt_perdagangan_luar_negeri_proteksi_dan.pptPpt_perdagangan_luar_negeri_proteksi_dan.ppt
Ppt_perdagangan_luar_negeri_proteksi_dan.ppt
mariapasaribu13
 
DJP - RUU KUP.pdf RUU Perubahan Kelima UU KUP
DJP - RUU KUP.pdf RUU Perubahan Kelima UU KUPDJP - RUU KUP.pdf RUU Perubahan Kelima UU KUP
DJP - RUU KUP.pdf RUU Perubahan Kelima UU KUP
adjhe17ks1
 
Modul Ajar Kurikulum Merdeka Tahun 2024.pptx
Modul Ajar Kurikulum Merdeka Tahun 2024.pptxModul Ajar Kurikulum Merdeka Tahun 2024.pptx
Modul Ajar Kurikulum Merdeka Tahun 2024.pptx
MarkusPiyusmanZebua
 

Recently uploaded (17)

460012937-Rpp-kelas-rangkap-model-221-docx.docx
460012937-Rpp-kelas-rangkap-model-221-docx.docx460012937-Rpp-kelas-rangkap-model-221-docx.docx
460012937-Rpp-kelas-rangkap-model-221-docx.docx
 
METODE STEPPING STONE (BATU LONCATANA) REVISI.pptx
METODE STEPPING STONE (BATU LONCATANA) REVISI.pptxMETODE STEPPING STONE (BATU LONCATANA) REVISI.pptx
METODE STEPPING STONE (BATU LONCATANA) REVISI.pptx
 
reksadana syariah lutfi nihayatul khusniah
reksadana syariah lutfi nihayatul khusniahreksadana syariah lutfi nihayatul khusniah
reksadana syariah lutfi nihayatul khusniah
 
Makalah Kelompok 2 mengenai materi manajemen keuangan
Makalah Kelompok 2 mengenai materi manajemen keuanganMakalah Kelompok 2 mengenai materi manajemen keuangan
Makalah Kelompok 2 mengenai materi manajemen keuangan
 
Sesi 4_Kelompok 3 Kode Etik Profesi Akuntan Publik.pptx
Sesi 4_Kelompok 3 Kode Etik Profesi Akuntan Publik.pptxSesi 4_Kelompok 3 Kode Etik Profesi Akuntan Publik.pptx
Sesi 4_Kelompok 3 Kode Etik Profesi Akuntan Publik.pptx
 
Pendapatan dan beban dalam Akuntansi.pptx
Pendapatan dan beban dalam Akuntansi.pptxPendapatan dan beban dalam Akuntansi.pptx
Pendapatan dan beban dalam Akuntansi.pptx
 
MATERI-1-BIMTEK KURIKULUM 2024-PTV-LENGKAP - PESERTA-REVISI-MALANG-MEI 2024.pdf
MATERI-1-BIMTEK KURIKULUM 2024-PTV-LENGKAP - PESERTA-REVISI-MALANG-MEI 2024.pdfMATERI-1-BIMTEK KURIKULUM 2024-PTV-LENGKAP - PESERTA-REVISI-MALANG-MEI 2024.pdf
MATERI-1-BIMTEK KURIKULUM 2024-PTV-LENGKAP - PESERTA-REVISI-MALANG-MEI 2024.pdf
 
PPT SEMPRO PENGARUH JIWA KEWIRAUSAHAAN MOTIVASI DAN MODAL USAHA TERHADAP PERK...
PPT SEMPRO PENGARUH JIWA KEWIRAUSAHAAN MOTIVASI DAN MODAL USAHA TERHADAP PERK...PPT SEMPRO PENGARUH JIWA KEWIRAUSAHAAN MOTIVASI DAN MODAL USAHA TERHADAP PERK...
PPT SEMPRO PENGARUH JIWA KEWIRAUSAHAAN MOTIVASI DAN MODAL USAHA TERHADAP PERK...
 
METODE MODI (MODIFIED DISTRIBUTION METHODE).pptx
METODE MODI (MODIFIED DISTRIBUTION METHODE).pptxMETODE MODI (MODIFIED DISTRIBUTION METHODE).pptx
METODE MODI (MODIFIED DISTRIBUTION METHODE).pptx
 
PPT METODE PENELITIAN YEFTIKA MUTIARA SIANTURI .pptx
PPT METODE PENELITIAN YEFTIKA MUTIARA SIANTURI .pptxPPT METODE PENELITIAN YEFTIKA MUTIARA SIANTURI .pptx
PPT METODE PENELITIAN YEFTIKA MUTIARA SIANTURI .pptx
 
Prosedur Ekspor : Studi Kasus Ekspor Briket ke Yaman dan Proses Produksi Brik...
Prosedur Ekspor : Studi Kasus Ekspor Briket ke Yaman dan Proses Produksi Brik...Prosedur Ekspor : Studi Kasus Ekspor Briket ke Yaman dan Proses Produksi Brik...
Prosedur Ekspor : Studi Kasus Ekspor Briket ke Yaman dan Proses Produksi Brik...
 
Dapat SP2DK, Harus Apa? Bagimana cara merespon surat cinta DJP?
Dapat SP2DK, Harus Apa? Bagimana cara merespon surat cinta DJP?Dapat SP2DK, Harus Apa? Bagimana cara merespon surat cinta DJP?
Dapat SP2DK, Harus Apa? Bagimana cara merespon surat cinta DJP?
 
Konsep Perbankan Syariah di Indonesia.ppt
Konsep Perbankan Syariah di Indonesia.pptKonsep Perbankan Syariah di Indonesia.ppt
Konsep Perbankan Syariah di Indonesia.ppt
 
Pengertian Surplus Konsumen dan Produsen.pdf
Pengertian Surplus Konsumen dan Produsen.pdfPengertian Surplus Konsumen dan Produsen.pdf
Pengertian Surplus Konsumen dan Produsen.pdf
 
Ppt_perdagangan_luar_negeri_proteksi_dan.ppt
Ppt_perdagangan_luar_negeri_proteksi_dan.pptPpt_perdagangan_luar_negeri_proteksi_dan.ppt
Ppt_perdagangan_luar_negeri_proteksi_dan.ppt
 
DJP - RUU KUP.pdf RUU Perubahan Kelima UU KUP
DJP - RUU KUP.pdf RUU Perubahan Kelima UU KUPDJP - RUU KUP.pdf RUU Perubahan Kelima UU KUP
DJP - RUU KUP.pdf RUU Perubahan Kelima UU KUP
 
Modul Ajar Kurikulum Merdeka Tahun 2024.pptx
Modul Ajar Kurikulum Merdeka Tahun 2024.pptxModul Ajar Kurikulum Merdeka Tahun 2024.pptx
Modul Ajar Kurikulum Merdeka Tahun 2024.pptx
 

Manajemen pengadaan barang dan jasa Pemerintah

  • 1. Manajemen Pengadaan Barang dan Jasa (PBJ) Oleh: Arif Kurniawan Wahono (135020304111002) Fatmawati Yunita (125020306111005) Sarintan Pratiwi Usman (125020300111002) Muhamad Risqi W (125020300111039) M.Januar Setiawan (11502030111113) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya Malang 2014
  • 2. Manajemen Pengadaan Barang dan Jasa (PBJ) Pengadaan Barang/Jasa adalah kegiatan untuk memperoleh Barang/Jasa oleh Kementerian/ Lembaga/Satuan Kerja Perangkat Daerah/Institusi yang prosesnya dimulai dari perencanaan kebutuhan sampai diselesaikannya seluruh kegiatan untuk memperoleh Barang/Jasa. A. Organisasi PBJ Organisasi Pengadaan Barang/Jasa untuk Pengadaan melalui Penyedia Barang/Jasa terdiri atas: 1. PA/KPA; Pengguna Anggaran (PA) adalah Pejabat pemegang kewenangan penggunaan anggaran Kementerian/Lembaga/Satuan Kerja Perangkat Daerah atau Pejabat yang disamakan pada Institusi Pengguna APBN/APBD. PA memiliki tugas dan kewenangan sebagai berikut: a. menetapkan Rencana Umum Pengadaan; b. mengumumkan secara luas Rencana Umum Pengadaan paling kurang di website K/L/D/I; c. menetapkan PPK; d. menetapkan Pejabat Pengadaan; e. menetapkan Panitia/Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan; f. menetapkan: 1) pemenang pada Pelelangan atau penyedia pada Penunjukan Langsung untuk paket Pengadaan Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya dengan nilai diatas Rp100.000.000.000,00 (seratus miliar rupiah); atau 2) pemenang pada Seleksi atau penyedia pada Penunjukan Langsung untuk paket Pengadaan Jasa Konsultansi dengan nilai diatasRp10.000.000.000,00 (sepuluh miliar rupiah). g. mengawasi pelaksanaan anggaran;
  • 3. h. menyampaikan laporan keuangan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; i. menyelesaikan perselisihan antara PPK dengan ULP Pejabat Pengadaan, dalam hal terjadi perbedaan pendapat; dan j. mengawasi penyimpanan dan pemeliharaan seluruh Dokumen Pengadaan Barang/Jasa Selain tugas pokok dan kewenangan sebagaimana dimaksud di atas, dalam hal diperlukan, PA dapat: a. menetapkan tim teknis; dan/atau b. menetapkan tim juri/tim ahli untuk pelaksanaan Pengadaan melalui Sayembara/Kontes. Atas dasar pertimbangan besaran beban pekerjaan atau rentang kendali organisasi: a. PA pada Kementerian/Lembaga/Institusi pusat lainnya menetapkan seorang atau beberapa orang KPA; b. PA pada Pemerintah Daerah mengusulkan 1 (satu) atau beberapa orang KPA kepada Kepala Daerah untuk ditetapkan Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) adalah pejabat yang ditetapkan oleh PA untuk menggunakan APBN atau ditetapkan oleh Kepala Daerah untuk menggunakan APBD. KPA memiliki kewenangan sesuai pelimpahan PA. 2. PPK; Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) adalah pejabat yang bertanggung jawab atas pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa. PPK memiliki tugas pokok dan kewenangan sebagai berikut: a. menetapkan rencana pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa yang meliputi: 1) spesifikasi teknis Barang/Jasa; 2) Harga Perkiraan Sendiri (HPS); dan 3) rancangan Kontrak. b. menerbitkan Surat Penunjukan Penyedia Barang/ Jasa;
  • 4. c. menyetujui bukti pembelian atau menandatangani Kuitansi/Surat Perintah Kerja (SPK)/surat perjanjian; d. melaksanakan Kontrak dengan Penyedia Barang/ Jasa; e. mengendalikan pelaksanaan Kontrak; f. melaporkan pelaksanaan/penyelesaian Pengadaan Barang/Jasa kepada PA/KPA; g. menyerahkan hasil pekerjaan Pengadaan Barang/ Jasa kepada PA/KPA dengan Berita Acara Penyerahan; h. melaporkan kemajuan pekerjaan termasuk penyerapan anggaran dan hambatan pelaksanaan pekerjaan kepada PA/KPA setiap triwulan; dan i. menyimpan dan menjaga keutuhan seluruh dokumen pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa. 3. ULP/Pejabat Pengadaan Unit Layanan Pengadaan (ULP) adalah unit organisasi Kementerian/Lembaga/ Pemerintah Daerah/Institusi yang berfungsi melaksanakan Pengadaan Barang/Jasa yang bersifat permanen, dapat berdiri sendiri atau melekat pada unit yang sudah ada. Keanggotaan ULP wajib ditetapkan untuk : a. Pengadaan Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa lainnya dengan nilai diatas Rp200.000.000,00 (seratus juta rupiah); b. Pengadaan Jasa Konsultansi dengan nilai diatas Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah). Pejabat Pengadaan adalah personil yang ditunjuk untuk melaksanakan Pengadaan Langsung. Tugas pokok dan kewenangan Kelompok Kerja ULP/Pejabat Pengadaan meliputi: a. menyusun rencana pemilihan Penyedia Barang/ Jasa; b. menetapkan Dokumen Pengadaan; c. menetapkan besaran nominal Jaminan Penawaran; d. mengumumkan pelaksanaan Pengadaan Barang/ Jasa di website Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah/Institusi masing-masing dan
  • 5. papan pengumuman resmi untuk masyarakat serta menyampaikan ke LPSE untuk diumumkan dalam Portal Pengadaan Nasional; e. menilai kualifikasi Penyedia Barang/Jasa melalui prakualifikasi atau pascakualifikasi; f. melakukan evaluasi administrasi, teknis dan harga terhadap penawaran yang masuk; g. khusus untuk Kelompok Kerja ULP: 1) menjawab sanggahan; 2) menetapkan Penyedia Barang/Jasa untuk: a) Pelelangan atau Penunjukan Langsung untuk paket Pengadaan Barang/Pekerjaan Konstruksi Jasa Lainnya yang bernilai paling tinggi Rp100.000.000.000,00 (seratus miliar rupiah); atau b) Seleksi atau Penunjukan Langsung untuk paket Pengadaan Jasa Konsultansi yang bernilai paling tinggi Rp10.000.000.000,00 (sepuluh miliar rupiah) 3) menyampaikan hasil Pemilihan dan salinan Dokumen Pemilihan Penyedia Barang/Jasa kepada PPK; 4) menyimpan dokumen asli pemilihan Penyedia Barang/Jasa; 5) membuat laporan mengenai proses Pengadaan kepada Kepala ULP. h. khusus Pejabat Pengadaan: a) menetapkan Penyedia Barang/Jasa untuk:  Pengadaan Langsung untuk paket Pengadaan Barang/Pekerjaan Konstruksi/ Jasa Lainnya yang bernilai paling tinggi Rp200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah); dan/atau  Pengadaan Langsung untuk paket Pengadaan Jasa Konsultansi yang bernilai paling tinggi Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah); b) menyampaikan hasil Pemilihan dan salinan Dokumen Pemilihan Penyedia Barang/Jasa kepada PPK;
  • 6. c) menyerahkan dokumen asli pemilihan Penyedia Barang/Jasa kepada PA/KPA; dan d) membuat laporan mengenai proses Pengadaan Pengadaan kepada PA/KPA. i. memberikan pertanggungjawaban atas pelaksanaan kegiatan Pengadaan Barang/Jasa kepada PA/KPA. 4. Panitia/Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan Panitia/Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan adalah panitia/pejabat yang ditetapkan oleh PA/KPA yang bertugas memeriksa dan menerima hasil pekerjaan. Panitia/Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan mempunyai tugas pokok dan kewenangan untuk: a. melakukan pemeriksaan hasil pekerjaan Pengadaan Barang/Jasa sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam Kontrak; b. menerima hasil Pengadaan Barang/Jasa setelah melalui pemeriksaan/pengujian; dan c. membuat dan menandatangani Berita Acara Serah Terima Hasil Pekerjaan B. Pelaksana PBJ Pengadaan Barang/Jasa dapat dilaksanakan melalui 2 cara, yaitu: 1. Penyedia Barang/Jasa Adalah badan usaha atau orang perseorangan yang menyediakan Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Konsultansi/Jasa Lainnya. Penyedia Barang/Jasa dalam pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa wajib memenuhi persyaratan sebagai berikut: a. memenuhi ketentuan peraturan perundang-undangan untuk menjalankan kegiatan/usaha; b. memiliki keahlian, pengalaman, kemampuan teknis dan manajerial untuk menyediakan Barang/Jasa c. memperoleh paling kurang 1 (satu) pekerjaan sebagai Penyedia Barang/Jasa dalam kurun waktu 4 (empat) tahun terakhir, baik di
  • 7. lingkungan pemerintah maupun swasta, termasuk pengalaman subkontrak; d. ketentuan sebagaimana dimaksud pada huruf c, dikecualikan bagi Penyedia Barang/Jasa yang baru berdiri kurang dari 3 (tiga) tahun; e. memiliki sumber daya manusia, modal, peralatan dan fasilitas lain yang diperlukan dalam Pengadaan Barang/Jasa; f. dalam hal Penyedia Barang/Jasa akan melakukan kemitraan, Penyedia Barang/Jasa harus mempunyai perjanjian kerja sama operasi/ kemitraan yang memuat persentase kemitraan dan perusahaan yang mewakili kemitraan tersebut; g. memiliki kemampuan pada bidang pekerjaan yang sesuai untuk Usaha Mikro, Usaha Kecil, dan koperasi kecil serta kemampuan pada subbidang pekerjaan yang sesuai untuk usaha non-kecil; h. memiliki Kemampuan Dasar (KD) untuk usaha non-kecil, kecuali untuk Pengadaan Barang dan Jasa Konsultansi, dengan ketentuan: 1) Untuk Pekerjaan Konstruksi, KD sama dengan 3 NPt (Nilai Pengalaman Tertinggi dalam kurun waktu 10 tahun terakhir); dan 2) Untuk Pengadaan Jasa Lainnya, KD sama dengan 5 NPt (Nilai Pengalaman Tertinggi dalam kurun waktu 10 tahun terakhir). 3) KD paling kurang sama dengan nilai total HPS dari pekerjaan yang akan dilelangkan. i. khusus untuk Pelelangan dan Pemilihan Langsung Pengadaan Pekerjaan Konstruksi memiliki dukungan keuangan dari bank; j. khusus untuk Pengadaan Pekerjaan Konstruksi dan Jasa Lainnya, harus memperhitungkan Sisa Kemampuan Paket (SKP) sebagai berikut: SKP = KP – P KP = nilai Kemampuan Paket, dengan ketentuan: 1) untuk Usaha Kecil, nilai Kemampuan Paket (KP) ditentukan sebanyak 5 (lima) paket pekerjaan; dan 2) untuk usaha non kecil, nilai Kemampuan Paket (KP) ditentukan sebanyak 6 (enam) atau 1,2 (satu koma dua) N.
  • 8. P = jumlah paket yang sedang dikerjakan. N = jumlah paket pekerjaan terbanyak yang dapat ditangani pada saat bersamaan selama kurun waktu 5 (lima) tahun terakhir. k. tidak dalam pengawasan pengadilan, tidak pailit, kegiatan usahanya tidak sedang dihentikan dan/ atau direksi yang bertindak untuk dan atas nama perusahaan tidak sedang dalam menjalani sanksi pidana, yang dibuktikan dengan surat pernyataan yang ditandatangani Penyedia Barang/Jasa; l. Sebagai wajib pajak sudah memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) dan telah memenuhi kewajiban perpajakan tahun terakhir (PPTK Tahunan) serta memiliki laporan bulanan PPh Pasal 21, PPh Pasal 23 (bila ada transaksi), PPh Pasal 25/Pasal 29 dan PPN (bagi Pengusaha Kena Pajak) paling kurang 3 (tiga) bulan terakhir dalam tahun berjalan; m. secara hukum mempunyai kapasitas untuk mengikatkan diri pada Kontrak; n. tidak masuk dalam Daftar Hitam; o. memiliki alamat tetap dan jelas serta dapat dijangkau dengan jasa pengiriman; dan p. menandatangani Pakta Integritas 2. Swakelola Adalah Pengadaan Barang/Jasa dimana pekerjaannya direncanakan, dikerjakan, dan/atau diawasi sendiri oleh K/L/D/I sebagai penanggung jawab anggaran, instansi pemerintah lain dan/atau kelompok masyarakat. Pekerjaan yang dapat dilakukan dengan Swakelola meliputi: a. pekerjaan yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan dan/atau memanfaatkan kemampuan teknis sumber daya manusia, serta sesuai dengan tugas dan fungsi K/L/D/I; b. pekerjaan yang operasi dan pemeliharaannya memerlukan partisipasi langsung masyarakat setempat atau dikelola oleh K/L/D/I; c. pekerjaan yang dilihat dari segi besaran, sifat, lokasi atau pembiayaannya tidak diminati oleh Penyedia Barang/Jasa;
  • 9. d. pekerjaan yang secara rinci/detail tidak dapat dihitung/ditentukan terlebih dahulu, sehingga apabila dilaksanakan oleh Penyedia Barang/Jasa akan menimbulkan ketidakpastian dan risiko yang besar; e. penyelenggaraan diklat, kursus, penataran, seminar, lokakarya atau penyuluhan; f. pekerjaan untuk proyek percontohan (pilot project) dan survei yang bersifat khusus untuk pengembangan teknologi/metode kerja yang belum dapat dilaksanakan oleh Penyedia Barang/Jasa; g. pekerjaan survei, pemrosesan data, perumusan kebijakan pemerintah, pengujian di laboratorium, dan pengembangan sistem tertentu; h. pekerjaan yang bersifat rahasia bagi K/L/D/I yang bersangkutan; i. pekerjaan Industri Kreatif, inovatif, dan budaya dalam negeri; j. penelitian dan pengembangan dalam negeri; dan/atau k. pekerjaan pengembangan industri pertahanan, industri alutsista, dan industri almatsus dalam negeri. Pengadaan melalui Swakelola dapat dilakukan oleh: a. Pengadaan Swakelola oleh K/L/D/I Penanggung Jawab Anggaran: 1) direncanakan, dikerjakan dan diawasi sendiri oleh K/L/D/I Penanggung Jawab Anggaran; dan 2) mempergunakan pegawai sendiri, pegawai K/L/D/I lain dan/atau dapat menggunakan tenaga ahli. b. Pengadaan Swakelola yang dilakukan oleh Instansi Pemerintah lain Pelaksana Swakelola dilaksanakan dengan ketentuan sebagai berikut: 1) direncanakan dan diawasi oleh K/L/D/I Penanggung Jawab Anggaran; dan 2) pelaksanaan pekerjaannya dilakukan oleh Instansi Pemerintah yang bukan Penanggung Jawab Anggaran. c. Pengadaan melalui Swakelola oleh Kelompok Masyarakat Pelaksana Swakelola mengikuti ketentuan sebagai berikut: 1) direncanakan, dilaksanakan dan diawasi oleh Kelompok Masyarakat Pelaksana Swakelola; 2) sasaran ditentukan oleh K/L/D/I Penanggung Jawab Anggaran; dan
  • 10. 3) pekerjaan utama dilarang untuk dialihkan kepada pihak lain (subkontrak). Barang/Jasa dapat diklasifikasikan menjadi: 1. Barang Barang adalah setiap benda baik berwujud maupun tidak berwujud, bergerak maupun tidak bergerak, yang dapat diperdagangkan, dipakai, dipergunakan atau dimanfaatkan oleh Pengguna Barang. 2. Pekerjaan Konstruksi Pekerjaan Konstruksi adalah seluruh pekerjaan yang berhubungan dengan pelaksanaan konstruksi bangunan atau pembuatan wujud fisik lainnya 3. Jasa Konsultasi Jasa Konsultansi adalah jasa layanan profesional yang membutuhkan keahlian tertentu diberbagai bidang keilmuan yang mengutamakan adanya olah pikir (brainware). 4. Jasa Lainnya Jasa Lainnya adalah jasa yang membutuhkan kemampuan tertentu yang mengutamakan keterampilan (skillware) dalam suatu sistem tata kelola yang telah dikenal luas di dunia usaha untuk menyelesaikan suatu pekerjaan atau segala pekerjaan dan/atau penyediaan jasa selain Jasa Konsultansi, pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi dan pengadaan Barang. C. Metode Pemilihan PBJ 1. Pemilihan Penyedia Barang dilakukan dengan: a. Pelelangan Umum; b. Pelelangan Terbatas; c. Pelelangan Sederhana; d. Penunjukan Langsung; e. Pengadaan Langsung; atau f. Kontes. 2. Pemilihan Penyedia Pekerjaan Konstruksi dilakukan dengan: a. Pelelangan Umum; b. Pelelangan Terbatas;
  • 11. c. Pemilihan Langsung; d. Penunjukan Langsung; atau e. Pengadaan Langsung. 3. Pemilihan Penyedia Jasa Lainnya dilakukan dengan: a. Pelelangan Umum; b. Pelelangan Sederhana; c. Penunjukan Langsung; d. Pengadaan Langsung; atau e. Sayembara 4. Pemilihan Penyedia Jasa Konsultasi a. Seleksi Umum; b. Seleksi Sederhana; c. Penunjukan Langsung d. Pengadaan Langsung; e. Sayembara Ketentuan Metode Pemilihan di atas adalah sebagai berikut: 1. Pemilihan Penyedia Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya pada prinsipnya dilakukan melalui metode Pelelangan Umum dengan pascakualifikasi. 2. Khusus untuk Pengadan Barang/Pekerjaan Konstruksi yang bersifat kompleks dan diyakini jumlah penyedianya terbatas, pemilihan Penyedia Barang/ Penyedia Pekerjaan Konstruksi dilakukan dengan Pelelangan Terbatas. 3. Pengadaan pekerjaan yang tidak kompleks dan bernilai paling tinggi Rp5.000.000.000,00 (lima milyar rupiah) dapat dilakukan dengan: a. Pelelangan Sederhana untuk Pengadaan Barang/ Jasa Lainnya; atau b. Pemilihan Langsung untuk Pengadaan Pekerjaan Konstruksi. 4. Penunjukan Langsung terhadap 1 (satu) Penyedia Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya dapat dilakukan dalam hal: a. keadaan tertentu, yaitu untuk:  pertahanan negara;  keamanan dan ketertiban masyarakat;
  • 12.  keselamatan/perlindungan masyarakat yang pelaksanaan pekerjaannya tidak dapat ditunda/ harus dilakukan segera b. pengadaan Barang khusus/Pekerjaan Konstruksi khusus/ Jasa Lainnya yang bersifat khusus 5. Pengadaan Langsung dapat dilakukan terhadap Pengadaan Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya yang bernilai paling tinggi Rp200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah), dengan ketentuan: a. kebutuhan operasional K/L/D/I; b. teknologi sederhana; c. risiko kecil; dan/atau d. dilaksanakan oleh Penyedia Barang/Jasa usaha orang-perseorangan dan/atau badan usaha kecil serta koperasi kecil, kecuali untuk paket pekerjaan yang menuntut kompetensi teknis yang tidak dapat dipenuhi oleh Usaha Mikro, Usaha Kecil, dan koperasi kecil. 6. Kontes/Sayembara dilakukan khusus untuk pemilihan Penyedia Barang/Jasa Lainnya yang merupakan hasil Industri Kreatif, inovatif, dan budaya dalam negeri. 7. Pemilihan Penyedia Jasa Konsultansi pada prinsipnya dilakukan melalui Metode Seleksi Umum. 8. Seleksi Sederhana dapat dilakukan untuk pengadaan Jasa Konsultansi yang: a. bersifat sederhana; dan b. bernilai paling tinggi Rp200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah). 9. Penunjukan Langsung terhadap 1 (satu) Penyedia Jasa Konsultansi dapat dilakukan dalam keadaan tertentu. 10. Pengadaan Langsung dapat dilakukan terhadap Pengadaan Jasa Konsultansi yang memiliki karakteristik sebagai berikut: a. merupakan kebutuhan operasional K/L/D/I; dan/atau b. bernilai paling tinggi Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah). D. Metode Pemasukan Dokumen 1. Metode satu sampul Metode satu sampul digunakan dalam Penunjukan Langsung/Pengadaan Langsung/Kontes/Sayembara serta untuk Pengadaan Barang/Jasa yang
  • 13. sederhana, dimana evaluasi teknis tidak dipengaruhi oleh harga dan memiliki karakteristik sebagai berikut: a. Pekerjaan yang bersifat sederhana dengan standar harga yang telah ditetapkan Pemerintah; b. Pengadaan Jasa Konsultansi dengan KAK yang sederhana; atau c. Pengadaan Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya yang spesifikasi teknis atau volumenya dapat dinyatakan secara jelas dalam Dokumen Pengadaan 2. Metode Dua Sampul Metode dua sampul digunakan untuk Pengadaan Barang/Jasa dimana evaluasi teknis dipengaruhi oleh penawaran harga, dan digunakan untuk: a. Pengadaan Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya yang menggunakan evaluasi sistem nilai atau sistem biaya selama umur ekonomis. b. Pengadaan Jasa Konsultansi yang memiliki karakteristik sebagai berikut: 1) dibutuhkan penilaian yang terpisah antara persyaratan teknis dengan harga penawaran, agar penilaian harga tidak mempengaruhi penilaian teknis; atau 2) pekerjaan bersifat kompleks sehingga diperlukan evaluasi teknis yang lebih mendalam 3. Metode dua tahap Metode dua tahap digunakan untuk Pengadaan Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya yang memiliki karakteristik sebagai berikut: a. Pekerjaan bersifat kompleks; b. memenuhi kriteria kinerja tertentu dari keseluruhan sistem, termasuk pertimbangan kemudahan atau efisiensi pengoperasian dan pemeliharan peralatannya; c. mempunyai beberapa alternatif penggunaan sistem dan desain penerapan teknologi yang berbeda; d. membutuhkan waktu evaluasi teknis yang lama; dan/atau e. membutuhkan penyetaraan teknis.
  • 14. Untuk menilai persyaratan tertentu dari Penyedia Barang/Jasa perlu dilakukan kualifikasi. Kualifikasi merupakan proses penilaian kompetensi dan kemampuan usaha serta pemenuhan persyaratan tertentu lainnya dari Penyedia Barang/Jasa. Kualifikasi dapat dilakukan dengan 2 (dua) cara, yaitu: 1. Prakualifikasi merupakan proses penilaian kualifikasi yang dilakukan sebelum pemasukan penawaran. Prakualifikasi dilaksanakan untuk Pengadaan sebagai berikut: a. Pemilihan Penyedia Jasa Konsultansi; b. Pemilihan Penyedia Barang/Pekerjaan Konstruksi/ Jasa Lainnya yang bersifat kompleks melalui Pelelangan Umum; c. Pemilihan Penyedia Barang/Pekerjaan Konstruksi/ Jasa Lainnya yang menggunakan Metode Penunjukan Langsung, kecuali untuk penanganan darurat dimana penilaian kualifikasi untuk penunjukan langsung dalam penanganan darurat dilakukan bersamaan dengan pemasukan Dokumen Penawaran. d. Pemilihan Penyedia melalui Pengadaan Langsung Konstruksi/Jasa Konsultasi Proses prakualifikasi menghasilkan: a. daftar calon Penyedia Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya; atau b. daftar pendek calon Penyedia Jasa Konsultansi 2. Pascakualifikasi merupakan proses penilaian kualifikasi yang dilakukan setelah pemasukan penawaran. Pascakualifikasi dilaksanakan untuk Pengadaan sebagai berikut: a. Pelelangan Umum, kecuali Pelelangan Umum untuk Pekerjaan Kompleks; b. Pelelangan Sederhana/Pemilihan Langsung; dan c. Pemilihan Penyedia Jasa Konsultansi Perorangan Penilaian kualifikasi dilakukan dengan metode: a. Sistem Gugur, untuk Pengadaan Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya; b. Sistem Nilai untuk Pengadaan Jasa Konsultansi
  • 15. E. Metode Evaluasi PBJ Pemilihan metode ini merupakan bagian dari proses perencanaan pemilihan penyedia barang/jasa. Sehingga ULP/Panitia Pengadaan yang mempunyai tugas dan kewenangan untuk pemilihan metode ini. Output yang dihasilkan pada proses pemilihan metode adalah Ketetapan metode Evaluasi Penawaran yang akan digunakan pada proses pelaksanaan pemilihan penyedia barang/jasa. Tersedia beberapa alternatif metode yang harus dipilih dan ditetapkan untuk digunakan dalam pelaksanaan pemilihan penyedia barang/jasa. Alternatif – alternatif metode penyampaian dokumen penawaran yang dapat digunakan adalah sebagai berikut : 1. Untuk pengadaan barang/pekerjaan kontruksi/jasa lainnya. a) Sistem gugur b) Sistem nilai c) Sistem penilaian biaya selama umur ekonomis 2. Untuk pengadaan jasa konsultasi a) Metode evaluasi berdasarkan kualitas b) Metode evaluasi berdasarkan kualitas dan biaya c) Metode evaluasi berdasarkan pagu anggaran d) Metode evaluasi berdasarkan biaya terendah Langkah – langkah yang harus dilakukan dalam memilih sala satu alternatif metode pemilihan penyedia barang/jasa adalah sebagai berikut : 1. Metode pemilihan penyedia barang/jasa,metode penyampaian dokumen penawaran sudah ditetapkan terlebih dahulu dan mengenali karakteristik barang/jasa yang diadakan. 2. Mengenali persyaratan penggunaan setiap alternatif metode evaluasi penawaran. 3. Memilih dan menetapkan salah satu metode evaluasi penawran yang sesuai. 1. Metode evaluasi penawaran untuk pemilihan penyedia barang/pekerjaan konstruksi/jasa lainnya. a. Metode evaluasi sistem gugur
  • 16. 1) Syarat penggunaan a) Digunakan pada evaluasi kualifikasi yang menggunakan metode penunjukkan langsung dilakukan dengan sistem gugur dan dilanjutkan dengan klarifikasi teknis dan negoisasi harga. b) Evaluasi penawaran dengan sistem gugur dapat dilakukan untuk hampir seluruh pengadaan. 2) Tata cara penggunaan Tata cara evaluasi dengan menggunakan sistem gugur menggunakan langkah – langkah berikut sesuai dengan urutannya : a) Evaluasi administratif  Evaluasi administratif dilakuakan terhadap penawaran yang tidak terlambat.  Evaluasi administratif terhadap kelengkapan keabsahan syarat administrasi yang ditetapkan dalam Dokumen Pengadaan.(tidak dikurangi/ditambah/diubah)  Evaluasi administratif menghasilkan dua kesimpulan yaitu,memenuhi syarat administrasi atau tidak memenuhi syarat administrasi. b) Evaluasi Teknis  Evaluasi teknis dilakukan terhadap : i. Penawaran yang ditetapkan memenuhi persyaratan administrasi. ii. Pemenuhan syarat teknis yang ditetapkan dalam Dokumen Pengadaan.(tidak dikurangi,ditambah atau diubah).  Bila menggunakan ambang batas lulus,evaluasi teknis dilakukan dengan memberikan penilaian (skor) terhadap unsur-unsur teknis sesuai dengan kriteria yang ditetapkan dalam Dokumen Pengadaan.  Hasil evaluasi teknis menghasilkan dua kesimpulan yaitu memenuhi syarat teknis dan tidak memenuhi syarat teknis.
  • 17. c) Evaluasi harga  Evaluasi harga hanya dapat dilakukan terhadap penawaran yang dinyatakan memenuhi syarat administrasi dan teknis.  Berdasarkan evaluasi harga,ULP membuat daftar urutan penawaran yang dimulai dari urutan harga penawaran terendah dan mengusulkan penawaran terendah yang responsif sebagai calon pemenang. b. Metode Evaluasi Sistem nilai 1) Syarat Penggunaan Evaluasi penawaran dengan sistem nilai digunakan untuk pengadaan kompleks yang memperhitungkan keunggulan teknis yang sepadan dengan harganya,mengingat penawaran harga sangat dipengaruhi oleh kualitas teknis. 2) Tata cara penggunaan Tata cara evaluasi dengan menggunakan sistem gugur menggunakan langkah – langkah berikut sesuai dengan urutannya : a) Evaluasi administratif  Evaluasi administratif dilakuakan terhadap penawaran yang tidak terlambat.  Evaluasi administratif terhadap kelengkapan keabsahan syarat administrasi yang ditetapkan dalam Dokumen Pengadaan.(tidak dikurangi/ditambah/diubah)  Evaluasi administratif menghasilkan dua kesimpulan yaitu,memenuhi syarat administrasi atau tidak memenuhi syarat administrasi. b) Evaluasi taknis dan harga  Evaluasi teknis dan harga dilakukan terhadap penawaran yang dinyatakan memenuhi persyartan administrasi,dengan memberikan penilaian (skor) terhadap unsur unsur teknis dan harga penawaran sesuai dengan kriteria yang ditetapkan dalam Dokumen Pengadaan.
  • 18.  Besar bobot harga antara 70% sampai dengan 90% dari total bobot keseluruhan.  Bila menggunkan nilai ambang batas lulus,hal ini harus dicantumkan dalam Dokumen Pengadaan.Kemudia panitia membuat daftar urutan yang dimulai dari harga penawaran terendah untuk semua penawaran yang memperoleh nilai di atas atau sama dengan nilai ambang batas lulus.  Rincian unsur dan sub unsur beserta besaran bobot teknis dan harga ,tata cara,kriteria,serta formula perhitungan harus dijelaskan dan dicantumkan dalam Dokumen Pemilihan sebagai dasar ULP untuk melakukan evaluasi penawaran.  Bedasarkan hasil evaluasi tersebut,ULP membuat daftar urutan penawaran,yang dimulai dari urutan penawaran yang memiliki nilai bobot teknis dan harga tertinggi.  ULP menetapkan calon pemenang berdasarkan urutan penawaran yang memiliki nilai bobot teknis dan harga tertinggi. c. Metode Evaluasi Sistem Penilaian Biaya Selama umur ekonomis 1) Syarat penggunaan Digunakan untuk pengadaan yang memperhitungkan faktor faktor umur ekonomis,harga,serta biaya operasi dan pemeliharaan,dalam jangka waktu operasi tertentu. 2) Tata cara penggunaan Tata cara evaluasi dengan menggunakan sistem gugur menggunakan langkah – langkah berikut sesuai dengan urutannya : a) Evaluasi administratif  Evaluasi administratif dilakuakan terhadap penawaran yang tidak terlambat.  Evaluasi administratif terhadap kelengkapan keabsahan syarat administrasi yang ditetapkan dalam Dokumen Pengadaan.(tidak dikurangi/ditambah/diubah)
  • 19.  Evaluasi administratif menghasilkan dua kesimpulan yaitu,memenuhi syarat administrasi atau tidak memenuhi syarat administrasi. b) Evaluasi Teknis  Evaluasi teknis dilakukan terhadap : i. Penawaran yang ditetapkan memenuhi persyaratan administrasi ii. Pemenuhan syarat teknis yang ditetapkan dalam Dokumen Pengadaan.(tidak dikurangi,ditambah atau diubah).  Bila menggunakan ambang batas lulus,evaluasi teknis dilakukan dengan memberikan penilaian (skor) terhadap unsur-unsur teknis sesuai dengan kriteria yang ditetapkan dalam Dokumen Pengadaan.  Hasil evaluasi teknis menghasilkan dua kesimpulan yaitu memenuhi syarat teknis dan tidak memenuhi syarat teknis. c) Evaluasi harga  Evaluasi harga hanya dapat dilakukan terhadap penawaran yang dinyatakan memenuhi syarat administrasi dan teknis.  Unsur harga yang dinilai telah ditetapkan dalam Dokumen Pengadaan  Unsur harga tersebut dikonversikan ke dalam mata uang tunggal berdasrakan perhitungan secara profesional.  Berdasrakan evaluasi harga,ULP membuat daftar urutan penawaran yang dimulai dari urutan harga penawaran terendah .  Berdasrakan evaluasi harga,ULP membuat daftar urutan penawaran yang dimulai dari urutan harga penawaran terendah dan mengusulkan penawaran terendah yang responsif sebagai calon pemenang.  Biaya biaya yang dihitung dalam evaluasi,kecuali harga penawaran yang terkoreksi ,tidak dimasukkan dalam harga
  • 20. yang tercantum dalam kontrak.(hanya berfungsi sebagai alat pembanding saja). 2. Metode evaluasi penawaran untuk pemilihan penyedia jasa konsultasi berbentuk badan usaha a. Metode evaluasi berdasrakan kualitas 1) Syarat penggunaan Metode evaluasi berdasarkan kualitas digunakan untuk pemelihan penyedia jasa konsultasi dengan sifat pekerjaan sebgai berikut :  Memerlukan inovasi  Kompleks  Menggunakan teknologi tinggi  Lingkup pekerjaan sulit ditetapkan dalam kerangka acuan kerja (KAK) 2) Tata cara penggunaan Urutan prosesnya : i. Evaluasi syarat administasi dengan sistem gugur. ii. Dilakukan penilaian kulaitas penawaran teknis dengan sistem nilai,kemudian dipilih peserta dengan tingkat teknis terbaik dan telah lulus ambang batas nilai teknis. iii. Dilakukan evaluasi penawaran biaya terhadap peserta yang memiliki peringkat teknis terbaik dan lulus ambang batas nilai teknis.(passing grade) iv. Klarifikasi tidak boleh menggunakan sasarana kerangka acuan kerja. v. Negosiasi biaya terhadap biaya yang dianggap tidak wajar. b. Metode evaluasi berdasarkan kualitas dan biaya 1) Syarat penggunaan :  Digunakan untuk pekerjaan yang lingkup,keluaran,waktu penugasan,dan hal hal lain dapat diperkirakan dengan baik dalam KAK,serta besarnya biaya dapat ditentukan dengan tepat.  Digunakan bagi pekerjaan,jasa konsultasi yang jumlah tenaga ahlinya dapat diperkirakan secara pasti.
  • 21. 2) Tata cara penggunaan Urutan proses evaluasi adalah sebagi berikut : i. Evaluasi syarat administasi dengan sistem gugur. ii. Dilakukan penilaian kulaitas penawaran teknis dengan sistem nilai,kemudian dipilih peserta dengan tingkat teknis terbaik dan telah lulus ambang batas nilai teknis. iii. Dilakukan evaluasi penawaran biaya terhadap peserta yang memiliki peringkat teknis terbaik dan lulus ambang batas nilai teknis.(passing grade). iv. Dilakukan penjumlahan atau perhitunhan kombinasi niali penawaran teknis da niali penawaran biaya . Nilai akhir = (niali penawaran teknis x bobot penawran teknis )+(niali penawaran biaya x bobot penawaran biaya) 1.bobot penawaran teknis antara 0.60 sampai 0.80 2.bobot penawaran biaya antara o.20 sampai 0.40 v. Diadakan klarifikasi dan negosiasi terhadap peserta dengan kombinasi penawaran teknis dan biaya terbaik. vi. Klarifikasi dan negosiasi tidak boleh mengubah sasaran kerangka acuan kerja.Pada prinsipnya harga satuan tidak boleh di negosiasi kecuali untuk biaya langsung non prsonil yang dapat diganti dan biaya langsug personil yang dinilai tidak wajar. c. Metode evaluasi biaya terendah atau Pagu anggaran 1) Syarat penggunaan  Digunakan untuk pekerjaan yang bersifat sederhana,standar,dapat didefinisikan,dan diperinci dengan tepat.  Digunakan untuk pekerjaan jasa konsultasi yang sederhana dan dana terbatas. 2) Tata cara penggunaan Urutan proses : 1. Dilakukan pembukaan penawaran secara koreksi aritmatika.
  • 22. 2. Dilakukan evaluasi administratif,teknis,dan biaya. 3. Penentuan pemenang pengadaan berdasarkan : i. Evaluasi biaya terendah :terhadap penawaran yang lulus ambang batas nilai teknis dan memiliki penawaran biaya terkoreksi paling rendah. ii. Evaluasi pagu anggaran :dengan penawaran yang memiliki nilai teknis tertinggi diatas ambang batas nilai teknis dengan penawaran biaya terkoreksi sama dengan atau lebih rendah dari pagu anggaran. iii. Klarifikasi dan negosiasi tidak boleh mengubah sasaran kerangka acuan kerja.Pada prinsipnya harga satuan tidak boleh di negosiasi kecuali untuk biaya langsung non prsonil yang dapat diganti dan biaya langsug personil yang dinilai tidak wajar.
  • 23. Daftar Pustaka Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 70 Tahun 2012 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Modul 3, Persiapan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Bagian II. Pelatihan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Tingkat Dasar/Pertama. LKPP