SlideShare a Scribd company logo
Revisi Obyek Studi Filsafat dan Ilmu Pengetahuan
                                                                                Mata Kuliah Filsafat Ilmu




                                              BAB I
                                       PENDAHULUAN


A. Latar Belakang
              Secara Etimologis kata Filsafat berasal dari Bahasa Yunani “Philein”
     yang berarti Cintaatau “Philia” yang berarti Persahabatandan “Shopos”
     yang mempunyai arti kebijaksanaan, intelegensi. Dengan demikian kata
     Filsafat (Philoshopia) dapat diartikan sebagai cinta atau kecenderungan akan
     kebijaksanaan, atau cinta pada pandangan pengetahuan yang bijaksana atau
     dapat diartikan pula sebagai cinta secara mendalam akan kebijakasanaan atau
     menurut Win Usuluddin Bernadien (2011 : 2) adalah Cinta sedalam –
     dalamnya akan kearifan terhadap pandangan atau kebenaran (love of wisdom
     or love the vision of truth). Sedangkan pencetus kata filsafat adalah
     Pythagoras, mengatakan ia hanyalah orang yang mencintai pengetahuan.
     Mohammad Adib (2011 : 18) mengatakan bahwa Filsafat berarti “Cinta akan
     hikmat” atau “Cinta akan pengetahuan”.
              Secara umum, para filusuf bersepakat akan pengertian etimologis
     tersebut. Sedangkan pengertian Filsafat secara Terminologi antar para filsuf
     memberikan pengertian yang berbeda-beda, sebagaimana yang dikutip oleh
     Mohammad Adib (2011 : 37-38), Plato berpendapat bahwa filsafat adalah
     pengetahuan yang mencoba untuk mencapai kebenaran yang asli. Menurut
     Aristoteles, filsafat adalah ilmu (pengetahuan) yang meliputi kebenaran yang
     di dalamnya terkandung ilmu – ilmu metafisika, logika, retorika, etika,
     ekonomi, politik dan estetika. Rene Descrates filsafat adalah kumpulan
     semua pengetahuan dari Tuhan, alam dan manusia menjadi pokok
     penyelidikan, Immanuel Kant berpendapat filsafat adalah ilmu yang menjadi
     pangkal dari semua pengetahuan yang di dalamnya tercakup masalah
     epistemologi (teori pengetahuan).
              Ilmu Pengetahuan menurut John G. Kemey adalah semua
     pengetahuan yang dihimpun dengan perantara metode ilmiah (all knowledge
     collected by means of the scientific method). Prof. Harord H.


Program Pascasarjana PIPS UNY 2012 – Makalah Filsafat Ilmu – Sigit Kindarto                      Page1
Revisi Obyek Studi Filsafat dan Ilmu Pengetahuan
                                                                                Mata Kuliah Filsafat Ilmu




     Titusmenerangkan bahwa ilmu pengetahuan adalah suatu metode yang
     digunakan untuk memperoleh pengetahuan yang obyektif dan dapat diperiksa
     kebenarannya (Mohammad Adib, 2011 : 49). Menurut Jujun S.
     Suriasumantri, ilmu adalah salah satu dari buah pemikiran manusia dalam
     menjawab pertanyaan – pertanyaan.
              Berdasarkan beberapa pengertian diatas, dapat dipahami bahwa
     filsafat adalah segenap pemikiran reflektif, radikal dan mendasar serta
     komprehensif atas berbagai persoalan, sedangkan ilmu pengetahuan adalah
     kajian sistematis berdasar kaidah – kaidah ilmiah dari segi kehidupan
     manusia untuk mewujudkan kesejahteraan / kebenaran.
              Untuk mendalami bahasan dalam makalah ini maka hanya difokuskan
     pada rumusan permasalahan yaitu :
    1. Apa saja yang termasuk dalam objek studi filsafat itu ?
    2. Apa saja yang termasuk dalam objek studi ilmu pengetahuan itu ?




Program Pascasarjana PIPS UNY 2012 – Makalah Filsafat Ilmu – Sigit Kindarto                      Page2
Revisi Obyek Studi Filsafat dan Ilmu Pengetahuan
                                                                                Mata Kuliah Filsafat Ilmu




                                              BAB II
                               PEMBAHASAN MASALAH


A. Obyek Studi Filsafat
              Sebagai suatu studi, filsafat tentu memiliki bahasan sebagaimana
     tersirat dalam pengertian yang telah diuraikan dalam bagian pendahuluan di
     atas. Mengenai hal ini, para pembahas filsafat memahami obyek studi dari
     Filsafat dalam dua hal yaitu terdiri atas obyek formal dan obyek material.
              Muhammad Adib (2011 : 16) menjelaskan Objek formal filsafat
     (lapangannya) dan obyek material filsafat(sudut pandang) adalah segala yang
     sesuatu yang dipermasalahkan oleh filsafat. Menurut Dr. Oemar Amin
     Hosein, obyek material filsafat adalah segala bentuk pemikiran manusia
     tentang segala sesuatu yang ada dan mungkin ada. Para filosof membagi
     objek filsafat atas tiga bagian, yaitu :
    1. yang ada dalam alam empiris (fakta / realita),
    2. yang ada dalam pikiran,
    3. yang ada dalam kemungkinan.
              Adapun, objek materal filsafat adalah sudut pandang yang
     menyeluruh, radikal dan rasional tentang segala yang ada dengan pembahasan
     pada tingkat hakikat (essensi). Cakupan objek filsafat lebih luas dibandingkan
     dengan ilmu karena ilmu hanya terbatas pada persoalan yang empiris saja,
     sedangkan filsafat mencakup yang empiris dan yang non-empiris.
              Objek ilmu terkait dengan filsafat pada objek empiris. Di samping itu,
     secara historis ilmu berasal dari kajian filsafat karena awalnya filsafat yang
     melakukan pembahasan tentang segala yang ada ini secara sistematis, rasional
     dan logis termasuk yang empiris. Setelah berjalan beberapa lama kajian yang
     terkait dengan hal empiris semakin bercabang dan berkembang, sehingga
     menimbulkan spesialisasi dan menampakkan kegunaan yang praktis. Inilah
     proses terbentuknya ilmu secara berkesinambungan. Filsafatlah yang
     menyediakan tempat berpijak bagi kegiatan keilmuan setelah itu, ilmu
     berkembang sesuai dengan spesialisasi masing-masing, sehingga ilmulah


Program Pascasarjana PIPS UNY 2012 – Makalah Filsafat Ilmu – Sigit Kindarto                      Page3
Revisi Obyek Studi Filsafat dan Ilmu Pengetahuan
                                                                                Mata Kuliah Filsafat Ilmu




     secara praktis “njajah deso milang kori” dan setelah didahuluioleh filsafat
     yang “mbatat alas”. Kemudian filfasat kembali ke laut lepas untuk
     berspekulasi dan melakukan eksploitasi lanjutan. Oleh karenanya filsafat
     disebut sebagai the mother of science (H.M. Rasjidi : 1984).
              Untuk lebih jelasnya obyek studi filsafat dapat diskemakan sebagai
     berikut :



                                                               Obyek Studi
                                                               Filsafat



                                                                                           Obyek
                                     Obyek Formal
                                                                                           Material


                                                                                           Sudut Pandang
                   Ada Dalam                          Ada dalam                            untuk
                                                                                           clarification, holist
                   Empiris                            Pikiran                              ik, integral dan
                                                                                           radikal essensial




                               Gambar 1 Obyek Studi Filsafat


              Obyek formalfilsafat adalah obyek yang diperhatikan atau obyek yang
     diselidiki secara menyeluruh oleh filsafat yaitu “ada”, maksudnya segala
     sesuatu yang bersifat formal kongkrit, manusia, benda yang dapat dilihat,
     dirasa dan diraba maupun yang wujud lain yang bersifat immaterial seperti
     hal – hal yang tidak tampak / ghoib, semuanya itu menjadi kajian filsafat.
              Sedangkan yang mungkin ada adalah segala sesuatu yang bersifat
     abstrak, konseptual maupun spiritual tetapi dapat dipahami dan dimengerti
     oleh akal (intelegeable) atau hati manusia. Namun perlu diberikan penekanan
     bahwa dalam perspektif doktrinal religius, Tuhan dan hal – hal yang bersifat
     ghoib tidak disebut sebagai “yang mungkin ada” tetapi diyakini sebagai
     sesuatu yang sungguh – sungguh ada.


Program Pascasarjana PIPS UNY 2012 – Makalah Filsafat Ilmu – Sigit Kindarto                      Page4
Revisi Obyek Studi Filsafat dan Ilmu Pengetahuan
                                                                                Mata Kuliah Filsafat Ilmu




              Dengan demikian obyek formal filsafat sedemikian luas, seluas alam
     raya, dan seradikal pemikiran otak manusia.
              Dalam kajian obyek material, filsafat adalah sudut pandang atau
     bagian tertentu yang diperhatikan dari keseluruhan obyek, dengan tujuan
     mencari keterangan (clarification) yang utuh (holistik dan integral) dan
     sedalam – dalamnya (radikal) untuk mengetahui hakikat atau essensial dari
     suatu kajian / permasalahan. Dengan kata lain obyek material filsafat ini
     adalah cara pandang seseorang terhadap obyek formal secara filosofis
     misalnya pandangan terhadap tingkah laku baik buruk yang dipandang
     dengan etika, indah – buruk dikaji dari sudut padang estetika.
              Menurut Win Usuluddin Bernadien (2011 : 14-17), ada tiga hal yang
     mendorong manusia untuk berfilsafat, baik yang mengkaji secara material
     maupun formal yaitu :
    1. Keheranan
         Menurut Harry Hamersma berpendapat bahwa rasa heran merupakan
         asal dari filsafat. Aristoteles mengungkapkan bahwa di dalam segala
         kegiatan manusia sehari – hari, filsafat (dengan rasa heran sebagai
         stimulusnya) selalu berusaha untuk menelusuri kembali bahkan terus
         bertanya tentang segala apa. Kemampuan untuk mengadakan renungan
         filsafat mengangkat martabat manusia. Sedangkan Gabriel Marcel
         mengunkapkan bahwa dengan keheranan atau kekaguman seseorang
         mengambil sikap yang menjadikan realitas bukan hanya sebagai fakta
         tetapi sebagai misteri.


    2. Kesangsian
         Rene Descartesmenjelaskan bahwa “berpikir” itu sesungguhnya adalah
         “menyadari”. Jika seseorang sangsi terhadap sesuatu , maka sesungguhnya
         seseorang itu menyadari bahwa dirinya sedang sangsi terhadap sesuatu.
         Skeptisme ini akan mendorong manusia untuk berusaha mencari suatu
         kebenaran yang menjadi fondasinya.




Program Pascasarjana PIPS UNY 2012 – Makalah Filsafat Ilmu – Sigit Kindarto                      Page5
Revisi Obyek Studi Filsafat dan Ilmu Pengetahuan
                                                                                Mata Kuliah Filsafat Ilmu




    3. Kesadaran akan Keterbatasan
         Seseorangakan mulai berfilsafat jika menyadari bahwa dirinya sangat kecil
         dan lemah terutama bila dibandingkan dengan alam sekelilingnya. Saat
         itulah dirinya merasa sangat terbatas dan terikat terutama pad waktu
         mengalami        penderitaan      atau kegagalan. Dengan kesadaran                       akan
         ketebatasan dirinya ini bahwa di luar dirinya yang terbatas pasti ada
         sesuatu yang tidak terbatas, yaitu Tuhan.
     Untuk dapat memahami obyek kajian filsafat tersebut di atas, berikut ini
     digambarkan kerangka sistemnya :

          INPUT                          CONVERSION                                   OUTPUT

                                           Proses reflektif dari                      Pengetahuan
          Persoalan                        budi manusia                               Filsafati


                                               Perincian



                 Persoalan                         Aktivitas                          Bentuk
             a. Metafisika                  1. Analisis                       i.   Kearifan hidup
             b. Epistemologis               2. Komprehensi                ii.      Pandangan hidup
             c. Metodologis                 3. Deskripsi                 iii.      Sistem pemikiran
             d. Logis                       4. Evaluasi                   iv.      Keyakinan dasar
             e. Etis                        5. Interpretasi                v.      Kebenaran filsafati
                        Sumber : Win Usuluddin Bernadien (2011 : 34)
                               Gambar 2. Kerangka Sistem Filsafat


     Dari kerangka di atas dapat dijelaskan bahwa yang mengkaji secara filsafati
     adalah mereka yang tidak henti – hentinya menyelami berbagai problema
     oleh diri dan masyarakatnya kemudian berpikir seraya melakukan penguraian
     (analisis), pemahaman (komprehensi), penggambaran (deskripsi), penilaian
     (evaluasi), penafsiran (interpretasi), dan perekaan (spekulasi) untuk mencari



Program Pascasarjana PIPS UNY 2012 – Makalah Filsafat Ilmu – Sigit Kindarto                      Page6
Revisi Obyek Studi Filsafat dan Ilmu Pengetahuan
                                                                                Mata Kuliah Filsafat Ilmu




     jawaban atau menemukan penyelesaian paling tepat bagi problematika yang
     dihadapi. Kemudian manusia dengan metode tertentu akan merumuskan
     berbagai capaian pemikirannya yang berupa kearifan hidup, maupun
     pandangan dunia, sistem pemikiran, keyakinan dasar ataupun kebenaran
     filsafati untuk di transformasikan kepada kegunaan bersama.


B. Obyek Studi Ilmu Pengetahuan
              Manusia dikenal sebagai makhluq berfikir (homo sapiens). Dan hal
     inilah yang menjadikan manusia istimewa dibandingkan makhluk lainnya.
     Kemampuan berpikir atau daya nalar manusialah yang menyebabkannya
     mampu mengembangkan pengetahuan. Dia mengetahui mana yang benar dan
     mana yang salah, mana yang baik dan mana yang buruk, yang indah dan yang
     jelek. Secara terus menerus manusia diberikan berbagai pilihan. Dalam
     melakukan pilihan ini manusia berpegang pada pengetahuan. Pengetahuan ini
     mampu dikembangkan manusia disebabkan dua hal utama, yaitu: pertama,
     manusia mempunyai bahasa yang mampu mengkomunikasikan informasi dan
     jalan pikiran yang melatarbelakangi informasi tersebut. Kedua, kemampuan
     berfikir menurut suatu kerangka berfikir tertentu. Kedua faktor diatas sangat
     berkaitan      erat.    Terkadang        sebagian      manusia        begitu      sulit     untuk
     mengkomunikasikan informasi, pengetahuan dan segala yang ingin
     dikomunikasikannya. Hal ini salah satunya dikarenakan tidak terstrukturnya
     kerangka fikir. Kerangka fikir akan terstruktur ketika obyek dari apa yang
     ingin dikomunikasikan jelas. Begitupun ilmu pengetahuan.
            Ilmu pengetahuan diperoleh dari pengalaman (emperi) dan dari akal
     (ratio). Sehingga timbul faham atau aliran yang disebut empirisme dan
     rasionalisme (Mikhael Dua : 2011). Aliran empirisme yaitu faham yang
     menyusun teorinya berdasarkan pada empiri atau pengalaman. Tokoh-tokoh
     aliran ini misalnya David Hume (1711-1776), John Locke (1632-1704),
     Berkley.
            Sedang rasionalisme menyusun teorinya berdasarkan ratio. Tokoh-tokoh
     aliran ini misalya Spinoza, Rene Descartes. Metode yang digunakan aliran


Program Pascasarjana PIPS UNY 2012 – Makalah Filsafat Ilmu – Sigit Kindarto                      Page7
Revisi Obyek Studi Filsafat dan Ilmu Pengetahuan
                                                                                Mata Kuliah Filsafat Ilmu




     emperisme adalah induksi, sedang rasionalisme menggunakan metode
     deduksi. Immanuel Kant adalah tokoh yang mensintesakan faham empirisme
     dan rasionalisme.
              Ilmu pengetahuan, diperoleh dari pemecahan suatu masalah keilmuan.
     Tidak ada masalah, berarti tidak ada solusi. Tidak ada solusi berarti tidak
     memperoleh metode yang tepat dalam memecahkan masalah. Ada metode
     berarti ada sistematika ilmiah.
              Permasalahan merupakan obyek dari ilmu pengetahuan. Permasalahan
     apa yang coba dipecahkan atau yang menjadi pokok bahasan, itulah yang
     disebut obyek. Dalam arti lain, obyek dimaknai sebagai sesuatu yang
     merupakan bahan dari penelitian atau pembentukan pengetahuan.
              Setiap ilmu pengetahuan pasti mempunyai obyek. Obyek dapat
     dibedakan menjadi dua bagian, yaitu: Obyek material dan obyek formal.
              Yang disebut obyek material adalah sasaran material suatu
     penyelidikan, pemikiran atau penelitian ilmu. Sedangkan menurut Surajiyo
     dkk. obyek material dimaknai dengan suatu bahan yang menjadi tinjauan
     penelitian atau pembentukan pengetahuan. Obyek material juga berarti hal
     yang diselidiki, dipandang atau disorot oleh suatu disiplin ilmu. Obyek
     material mencakup apa saja, baik yang konkret maupun yang abstrak, yang
     materil maupun yang non-materil. Bisa pula berupa hal-hal, masalah-
     masalah, ide-ide, konsep-konsep dan sebagainya. Misal: objek material dari
     sosiologi adalah manusia. Contoh lainnya, lapangan dalam sejarah adalah
     latar belakang suatu peristiwa, proses terjadinya dan ending dari kejadian
     tersebut kemudian dianalisa untuk dibuat historiografinya.
            Istilah obyek material sering juga disebut pokok persoalan (subject
     matter). Pokok persoalan ini dibedakan atas dua arti, yaitu:
           Pokok persoalan ini dapat dimaksudkan sebagai bidang khusus dari
            penyelidikan           faktual.        Misalnya:          penyelidikan             tentang
            peristiwaLengsernya Presiden Suharto termasuk kajian ilmu sejarah,
            penyelidikan tentang perilaku sosialtermasuk penelitian bidang
            sosiologi dan sebagainya.


Program Pascasarjana PIPS UNY 2012 – Makalah Filsafat Ilmu – Sigit Kindarto                      Page8
Revisi Obyek Studi Filsafat dan Ilmu Pengetahuan
                                                                                Mata Kuliah Filsafat Ilmu




           Dimaksudkan sebagai suatu kumpulan pertanyaan pokok yang saling
            berhubungan. Misalnya: sosiologi dan antropologi keduanya berkaitan
            dengan masyarakat. Sosiologi mempelajari strukturnya sedangkan
            Antropologi mempelajari budayanya. Kedua ilmu tersebut dapat
            dikatakan memiliki pokok persoalan yang sama, namun juga dikatakan
            berbeda. Perbedaaan ini dapat diketahui apabila dikaitkan dengan
            corak-corak pertanyaan yang diajukan dan aspek-aspek yang diselidiki
            dari masyarakat tersebut.

              Obyek formal adalah pendekatan-pendekatan secara cermat dan
       bertahap menurut segi-segi yang dimiliki obyek materi dan menurut
       kemampuan seseorang. Obyek formal diartikan juga sebagai sudut pandang
       yang ditujukan pada bahan dari penelitian atau pembentukan pengetahuan
       itu, atau sudut pandang darimana obyek material itu disorot. Obyek formal
       suatu ilmu tidak hanya memberikan keutuhan ilmu, tetapi pada saat yang
       sama membedakannya dari bidang-bidang lain. Suatu obyek material dapat
       ditinjau dari berbagai sudut pandang sehingga menghasilkan ilmu yang
       berbeda-beda. Oleh karena itu, akan tergambar lingkup suatu pengetahuan
       mengenai sesuatu hal menurut segi tertentu. Dengan kata lain, “tujuan
       pengetahuan sudah ditentukan.
              Misalnya, obyek materialnya adalah “manusia”, kemudian, manusia
       ini ditinjau dari sudut pandang yang berbeda-beda sehingga ada beberapa
       ilmu yang mempelajari manusia, diantaranya: psikologi, antropologi,
       sosiologi, etnologi dan sebagainya.
              Untuk kajian obyek ilmu pengetahuan ini dapat digambarkan sebagai
       berikut :
                                         Obyek                 Subject               Contoh
                                         Material              Matter                Manusia
            Obyek Studi
         Ilmu Pengetahuan
                                         Obyek                 Sudut                 Perilaku, budaya,
                                         Formal               Pandang                    kejiwaan

                            Gambar 3. Obyek Studi Ilmu Pengtahuan

Program Pascasarjana PIPS UNY 2012 – Makalah Filsafat Ilmu – Sigit Kindarto                      Page9
Revisi Obyek Studi Filsafat dan Ilmu Pengetahuan
                                                                                Mata Kuliah Filsafat Ilmu




        1. Batas-batas Ilmu Pengetahuan.
                 Menurut Immanuel Kant apa yang dapat kita tangkap dengan panca
            indera itu hanya terbatas pada gejala atau fenomena, sedang substansi
            yang ada di dalamnya tidak dapat kita tangkap dengan panca indera
            disebut nomenon. Apa yang dapat kita tangkap dengan panca indera itu
            adalah penting, pengetahuan tidak sampai disitu saja tetapi harus lebih
            dari sekedar yang dapat ditangkap panca indera.
                   Yang dapat kita ketahui atau dengan kata lain dapat kita tangkap
            dengan panca indera adalah hal-hal yang berada di dalam ruang dan
            waktu. Yang berada di luar ruang dan waktu adalah di luar jangkauan
            panca indera kita, itu terdiri dari 3 (tiga) ide regulatif: 1) ide kosmologis
            yaitu tentang semesta alam (kosmos), yang tidak dapat kita jangkau
            dengan panca indera, 2) ide psikologis yaitu tentang psiche atau jiwa
            manusia, yang tidak dapat kita tangkap dengan panca indera, yang dapat
            kita tangkap dengan panca indera kita adalah manifestasinya misalnya
            perilakunya, emosinya, kemampuan berpikirnya, dan lain-lain, 3) ide
            teologis yaitu tentang Tuhan Sang Pencipta Semesta Alam.


        2. Ciri-ciri Ilmu Pengetahuan
                      Filsafat Ilmu Pengetahuan merupakan cabang filsafat yang
            menelaah baik ciri-ciri ilmu pengetahuanmaupun cara-cara memperoleh
            ilmu pengetahuan. Ciri-ciri Ilmu Pengetahuan adalah sebagai berikut:
            a.    Sistematis.
                         Ilmu pengetahuan ilmiah bersifat sistematis artinya ilmu
                  pengetahuan ilmiah dalam upaya menjelaskan setiap gejala selalu
                  berlandaskan suatu teori. Atau dapat dikatakan bahwa teori
                  dipergunakan sebagai sarana untuk menjelaskan gejala dari
                  kehidupan sehari-hari. Tetapi teori itu sendiri bersifat abstrak dan
                  merupakan puncak piramida dari susunan tahap-tahap proses mulai
                  dari persepsi sehari-hari/ bahasa sehari-hari, observasi/konsep
                  ilmiah, hipotesis, hukum dan puncaknya adalah teori.


Program Pascasarjana PIPS UNY 2012 – Makalah Filsafat Ilmu – Sigit Kindarto                    Page10
Revisi Obyek Studi Filsafat dan Ilmu Pengetahuan
                                                                                Mata Kuliah Filsafat Ilmu




                Ciri-cirisistematis dari ilmu pengetahuan tersebut dapat digambarkan
         sebagai berikut:



                                            teori

                                          hukum


                                         hipotesa


                            Hasil observasi (konsep ilmiah)


                      Persepsi sehari-hari (bahasa sehari-hari)

                     Gambar 4 :Piramida Ilmu Pengetahuan Ilmiah

         1) Persepsi sehari-hari (bahasa sehari-hari).
                  Dari persepsi sehari-hari terhadap fenomena atau fakta yang
             biasanya disampaikan dalam bahasa sehari-hari diobservasi agar
             dihasilkan makna. Dari observasi ini akan dihasilkan konsep ilmiah.
         2) Observasi (konsep ilmiah).
                  Untuk memperoleh konsep ilmiah atau menyusun konsep ilmiah
             perlu ada definisi.
         3) Hipotesis
                  Dari konsep ilmiah yang merupakan pernyataan-pernyataan yang
             mengandung informasi, 2 (dua) pernyataan digabung menjadi
             proposisi. Proposisi yang perlu diuji kebenarannya disebut hipotesis.
         4) Hukum
                  Hipotesis yang sudah diuji kebenarannya disebut dalil atau hukum.


         5) Teori




Program Pascasarjana PIPS UNY 2012 – Makalah Filsafat Ilmu – Sigit Kindarto                    Page11
Revisi Obyek Studi Filsafat dan Ilmu Pengetahuan
                                                                                Mata Kuliah Filsafat Ilmu




                  Keseluruhan         dalil-dalil     atau     hukum-hukum             yang       tidak
             bertentangan satu sama lain serta dapat menjelaskan fenomena disebut
             teori.


    b. Dapat dipertanggungjawabkan.
                Ilmu pengetahuan dapat dipertanggungjawabkan melalui 3 (tiga)
         macam sistem, yaitu:
         1) Sistem axiomatis
                  Sistem ini berusaha membuktikan kebenaran suatu fenomena atau
             gejala sehari-hari mulai dari kaidah atau rumus umum menuju rumusan
             yang khusus atau konkret. Atau mulai teori umum menuju
             fenomena/gejala konkret. Cara ini disebut deduktif-nomologis.
             Umumnya yang menggunakan metode ini adalah ilmu-ilmu formal,
             misalnya matematika.
         2) Sistem empiris
                  Sistem ini berusaha membuktikan kebenaran suatu teori mulai dari
             gejala/ fenomena khusus menuju rumus umum atau teori. Jadi bersifat
             induktif dan untuk menghasilkan rumus umum digunakan alat bantu
             statistik. Umumnya yang menggunakan metode ini adalah ilmu
             pengetahuan alam dan sosial.
         3) Sistem semantik/linguistik
                  Dalam sistem ini kebenaran didapatkan dengan cara menyusun
             proposisi-proposisi secara ketat. Umumnya yang menggunakan
             metode ini adalah ilmu bahasa (linguistik).


    c. Objektif atau Intersubjektif
                Ilmu pengetahuan ilmiah itu bersifat mandiri atau milik orang
         banyak (intersubjektif). Ilmu pengetahuan ilmiah itu bersifat otonom dan
         mandiri, bukan milik perorangan (subjektif) tetapi merupakan konsensus
         antar subjek (pelaku) kegiatan ilmiah. Dengan kata lain ilmu pengetahuan
         ilmiah itu harus ditopang oleh komunitas ilmiah.



Program Pascasarjana PIPS UNY 2012 – Makalah Filsafat Ilmu – Sigit Kindarto                    Page12
Revisi Obyek Studi Filsafat dan Ilmu Pengetahuan
                                                                                Mata Kuliah Filsafat Ilmu




   Oleh karena banyaknya obyek kajian dari ilmu pengetahuan, maka dapat
   digambarkan dalam skema di bawah ini :




   Sumber : http://paparisa.unpatti.ac.id
                             Gambar 5. Pohon Ilmu Pengetahuan


C. Perbedaan Filsafat dengan Ilmu Pengetahuan
              Pada dasarnya, setiap ilmu memiliki 2 macam objek, yaitu objek
     material dan objek formal. Objek material adalah suatu yang dijadikan
     sasaran penyelidikan, seperti peristiwapenting manusia adalah objek material
     sejarah. Adapun objek formalnya adalah metode untuk memahami objek
     material tersebut, seperti pendekatan induktif dan deduktif.
              Filsafat sebagai proses berfikir yang sistematif dan radikal juga
     memiliki objek material dan objek formal. Objek material filsafat adalah


Program Pascasarjana PIPS UNY 2012 – Makalah Filsafat Ilmu – Sigit Kindarto                    Page13
Revisi Obyek Studi Filsafat dan Ilmu Pengetahuan
                                                                                Mata Kuliah Filsafat Ilmu




     segala yang ada. Segala yang ada mencakup ada yang nampak dan ada yang
     tidak tampak. Ada yang tampak adalah dunia empiris, sedangkan ada yang
     tidak tampak adalah alam metafisika. Sebagian filosof membagi objek
     material filsafat atas tiga bagian, yaitu yang ada dalam alam empiris, yang
     ada dalam pikiran dan yang ada dalam kemungkinan. Adapun, objek formal
     filsafat adalah sudut pandang yang menyeluruh, radikal dan rasional tentang
     segala yang ada. Cakupan objek filsafat lebih luas dibandingkan dengan ilmu
     karena ilmu hanya terbatas pada persoalan yang empiris saja, sedangkan
     filsafat mencakup yang empiris dan yang non-empiris.
              Objek ilmu terkait dengan filsafat pada objek empiris. Di samping itu,
     secara historis ilmu berasal dari kajian filsafat karena awalnya filsafat yang
     melakukan pembahasan tentang segala yang ada ini secara sistematis, rasional
     dan logis termasuk yang empiris. Setelah berjalan beberapa lama kajian yang
     terkait dengan hal empiris semakin bercabang dan berkembang, sehingga
     menimbulkan spesialisasi dan menampakan kegunaan yang praktis. Inilah
     proses terbentuknya ilmu secara berkesinambungan.
              Karena itu, filsafat oleh para filosof disebut sebagai induk ilmu, dari
     filsafatlah ilmu-ilmu modern dan kontemporer berkembang, sehingga
     manusia dapat menikmati ilmu dan sekaligus buahnya, yaitu teknologi (Jujun
     Sumantri : 2005). Awalnya, filsafat terbagi pada teoritis dan praktis. Filsafat
     teoritis mencakup metafisika, fisika, matematika dan logika, sedangkan
     filsafat praktis adalah ekonomi, politik, hukum dan etika. Setiap bidang ilmu
     ini    kemudian       berkembang         dan     menspesialisasi,        seperti      metafisika
     berkembang menjadi sosiologi, sosiologi berkembang menjadi sosologi
     perusahaan, sosiologi kedokteran, sosiologi kesehatan dan lain sebagainya
     (Surajiyo : 2007).
              Perkembangan ini dapat diibaratkan sebuah pohon dengan cabang dan
     ranting yang semakin lama semakin rindang. Bahkan dalam perkembangan
     berikutnya, filsafat tidak hanya dipandang sebagai induk dan sumber ilmu,
     tetapi sudah merupakan dari ilmu itu sendiri yang mengalami spesialisasi.
     Dalam taraf peralihan ini filsafat tidak dapat hanya berada pada laut lepas,


Program Pascasarjana PIPS UNY 2012 – Makalah Filsafat Ilmu – Sigit Kindarto                    Page14
Revisi Obyek Studi Filsafat dan Ilmu Pengetahuan
                                                                                Mata Kuliah Filsafat Ilmu




     tetapi diharuskan juga dapat membimbing ilmu. Di sisi lain, perkembangan
     ilmu yang sangat cepat tidak saja membuat ilmu semakin jauh dari induknya,
     tetapi      juga      mendorong           munculnya         organisasi         dan        bahkan
     kompartementalisasi yang tidak sehat antara satu bidang ilmu dengan yang
     lainnya.
              Tugas filsafat di antaranya adalah menyatukan visi keilmuan itu
     sendiri agar tidak terjadi bentrokan antara berbagai kepentingan. Dalam
     konteks inilah kemudian ilmu sebagai kajian filsafat sangat relevan untuk
     dikaji dan didalami. Ilmu sebagai objek kajian filsafat sepatutnya mengikuti
     alur filsafat, yaitu objek material yang didekati lewat pendekatan radikal,
     menyeluruh dan rasional. Begitu juga sifat pendekatan spekulatif dalam
     filsafat sepatutnya merupakan bagian dari ilmu karenanya ilmu dilihat pada
     posisi yang tidak mutlak, sehingga masih ada ruang untuk berspekulasi demi
     pengembangan ilmu itu sendiri.
              Diantara 2 objek kajian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa
     perbedaan diantara obyek material dan formal filsafat ilmu yakni bahwa
     obyek material filsafat adalah segala yang ada. Segala yang ada mencakup
     ada yang nampak dan ada yang tidak tampak. Ada yang tampak adalah dunia
     empiris, sedangkan ada yang tidak tampak adalah alam metafisika.
     Sedangkan obyek formal adalah cara pendekatan yang dipakai atas obyek
     material, yang sedemikian khas sehingga mencirikan atau mengkhususkan
     bidang kegiatan yang bersangkutan. Menurut sudut pandang saya sebagai
     seorang guru antara 2 obyek kajian tersebut yakni obyek material dan obyek
     formal dari filasafat ilmu, objek material dan formal dalam filsafat ilmu
     sangat berkaitan erat. Obyek formal digunakan sebagai metode analisis atau
     cara pendekatan bagi obyek material yang ada. Jika cara pendekatan itu logis,
     konsisten dan efisien, maka dihasilkanlah sistem filsafat.




              Berikut digambarkan perbedaan antara Filsafat dengan Ilmu
     Pengetahuan


Program Pascasarjana PIPS UNY 2012 – Makalah Filsafat Ilmu – Sigit Kindarto                    Page15
Revisi Obyek Studi Filsafat dan Ilmu Pengetahuan
                                                                                Mata Kuliah Filsafat Ilmu




               Kajian                           Filsafat                   Ilmu Pengetahuan

                                     Segala yang ada, realita /         Sasaran Penelitian
           Obyek Formal
                                     fakta                              (Subyect Matter)
                                     Sudut pandang yang
          Obyek Material             radikal,komprehensif               Metodologi
                                     dan holistik
              Cakupan                Sangat luas                        Khusus / spesialisasi
               Historis              The Mother of Science              Product


        Tabel 1. Tabel Perbedaan Kajian Filsafat dengan Ilmu Pengetahuan




                                             BAB III



Program Pascasarjana PIPS UNY 2012 – Makalah Filsafat Ilmu – Sigit Kindarto                    Page16
Revisi Obyek Studi Filsafat dan Ilmu Pengetahuan
                                                                                Mata Kuliah Filsafat Ilmu




                                           PENUTUP


A. Kesimpulan
              Penjelasan di atas dapat memberikan gambaran kepada kita untuk
     mengambil kesimpulan bahwa apabila dilihat dan sisi obyeknya, filsafat
     mengkaji dua hal yaitu obyek material (obyek substantif) dan obyek formal
     (obyek instrumentatif).
              Filsafat adalah usaha untuk memahami atau mengerti dunia dalam hal
     makna dan nilai-nilai. Pengertian filsafat disederhanakan sebagai proses dan
     produk, yang mencakup pengertian filsafat sebagai jenis pengetahuan, ilmu,
     konsep, teori, dan sistem tertentu yang merupakan hasil dari proses berfilsafat
     sebagai problem solving atas berbagai problema yang dihadapi manusia.
              Sedangkan ilmu pengetahuan merupakan hasil kajian dari pola pikir
     manusia terhadap suatu pokok masalah tertentu (subyect matter) berdasarkan
     kaidah – kaidah tertentu yang sudah normatif sifatnya. Pokok kajian ilmu
     pengetahuan bersifat khusus (spesialisasi).
              Filsafat berusaha menjawab pertanyaan-pertanyaan tentang asal mula
     dan sifat dasar alam semesta tempat manusia hidup serta apa yang menjadi
     tujuan hidupnya. Dengan belajar filsafat, tidak menyebabkan kita untuk
     berhenti belajar, karena dalam filsafat tidak akan pernah akan dapat
     mengatakan selesai belajar.


B. Saran
    1. Belajar filsafat tidak hanya mengandalkan pada kontemplasi, tetapi perlu
         ketajamam analisa
    2. Ilmu pengetahuan yang diperoleh tidak berguna bila tidak dibagi atau
         diberikan kepada orang lain
    3. Dari pembaca diharapkan kritik konstruktifnyaguna perbaikan berikutnya


                                    DAFTAR PUSTAKA




Program Pascasarjana PIPS UNY 2012 – Makalah Filsafat Ilmu – Sigit Kindarto                    Page17
Revisi Obyek Studi Filsafat dan Ilmu Pengetahuan
                                                                                Mata Kuliah Filsafat Ilmu




Muhammad Adib. (2011). Filsafat Ilmu. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

H.M. Rasjidi. (1984). Persoalan – Persoalan Filsafat. Jakarta : Bulan Bintang.

http://paparisa.unpatti.ac.iddiakses pada 20 Agustus 2012

Jujun Sumantri. (2005). Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer. Jakarta :
      Pustaka Sinar Harapan.

Surajiyo. (2007). Filsafat Ilmu dan Perkembangannya di Indonesia. Jakarta :
       Bumi Aksara.

Win Usuluddin Bernadien. (2011). Membuka Gerbang Filsafat. Yogyakarta :
     Pustaka Pelajar.




Program Pascasarjana PIPS UNY 2012 – Makalah Filsafat Ilmu – Sigit Kindarto                    Page18

More Related Content

What's hot

Science and Knowledge
Science and KnowledgeScience and Knowledge
Science and Knowledge
Mulawarman University
 
Filsafat objek ilmu pengetahuan
Filsafat objek ilmu pengetahuan Filsafat objek ilmu pengetahuan
Filsafat objek ilmu pengetahuan
Muhammad Yunus
 
Preview tentang Filsafat
Preview tentang FilsafatPreview tentang Filsafat
Preview tentang Filsafat
Arie Rakhmat Riyadi
 
Pengertian, Objek, Macam, Manfaat Logika
Pengertian, Objek, Macam, Manfaat LogikaPengertian, Objek, Macam, Manfaat Logika
Pengertian, Objek, Macam, Manfaat Logika
Siti Hardiyanti
 
Filsafat sebagai landasan ilmu pengetahuan
Filsafat sebagai landasan ilmu pengetahuanFilsafat sebagai landasan ilmu pengetahuan
Filsafat sebagai landasan ilmu pengetahuan
Ithaa Napashaa Part II
 
Landasan filsafat
Landasan filsafatLandasan filsafat
Landasan filsafat
nefi_23
 
Modul filsafat ilmu filsafat Ilmu
Modul filsafat ilmu filsafat IlmuModul filsafat ilmu filsafat Ilmu
Modul filsafat ilmu filsafat Ilmu
Universitas Negeri Yogyakarta
 
makalah PSI kelompok 6
makalah PSI kelompok 6makalah PSI kelompok 6
makalah PSI kelompok 6
Novhie Red Queen
 
Merumuskan kembali (makalah)
Merumuskan kembali (makalah)Merumuskan kembali (makalah)
Merumuskan kembali (makalah)
putrihandayanisitompul
 
Metode mempelajari filsafat
Metode mempelajari filsafatMetode mempelajari filsafat
Metode mempelajari filsafatKANDA IZUL
 
Sumber Pengetahuan
Sumber PengetahuanSumber Pengetahuan
Sumber Pengetahuan
bambangpurnama
 
Filsafat Ilmu
Filsafat IlmuFilsafat Ilmu
Filsafat Ilmuuliecha
 
Ppt. objek filsafat
Ppt. objek filsafatPpt. objek filsafat
Ppt. objek filsafat
Tri sugeng adek purnomo
 
Tugas filsafat ilmu
Tugas filsafat ilmu Tugas filsafat ilmu
Tugas filsafat ilmu
LudwinaEkaPutri
 
Tugas 2 filsafat ilmu
Tugas 2 filsafat ilmuTugas 2 filsafat ilmu
Tugas 2 filsafat ilmu
universitas negeri makassar
 
Makalah Filsafat Ilmu dan Logika - Manusia menurut Ahli Filsafat
Makalah Filsafat Ilmu dan Logika - Manusia menurut Ahli FilsafatMakalah Filsafat Ilmu dan Logika - Manusia menurut Ahli Filsafat
Makalah Filsafat Ilmu dan Logika - Manusia menurut Ahli Filsafat
Nasruddin Asnah
 
Jawaban Psikologi Pembelajaran
Jawaban Psikologi PembelajaranJawaban Psikologi Pembelajaran
Jawaban Psikologi Pembelajaran
Dedi Yulianto
 

What's hot (20)

Science and Knowledge
Science and KnowledgeScience and Knowledge
Science and Knowledge
 
Filsafat objek ilmu pengetahuan
Filsafat objek ilmu pengetahuan Filsafat objek ilmu pengetahuan
Filsafat objek ilmu pengetahuan
 
Preview tentang Filsafat
Preview tentang FilsafatPreview tentang Filsafat
Preview tentang Filsafat
 
Pengertian, Objek, Macam, Manfaat Logika
Pengertian, Objek, Macam, Manfaat LogikaPengertian, Objek, Macam, Manfaat Logika
Pengertian, Objek, Macam, Manfaat Logika
 
Filsafat sebagai landasan ilmu pengetahuan
Filsafat sebagai landasan ilmu pengetahuanFilsafat sebagai landasan ilmu pengetahuan
Filsafat sebagai landasan ilmu pengetahuan
 
Landasan filsafat
Landasan filsafatLandasan filsafat
Landasan filsafat
 
Filsafat
FilsafatFilsafat
Filsafat
 
Modul filsafat ilmu filsafat Ilmu
Modul filsafat ilmu filsafat IlmuModul filsafat ilmu filsafat Ilmu
Modul filsafat ilmu filsafat Ilmu
 
makalah PSI kelompok 6
makalah PSI kelompok 6makalah PSI kelompok 6
makalah PSI kelompok 6
 
Merumuskan kembali (makalah)
Merumuskan kembali (makalah)Merumuskan kembali (makalah)
Merumuskan kembali (makalah)
 
Metode mempelajari filsafat
Metode mempelajari filsafatMetode mempelajari filsafat
Metode mempelajari filsafat
 
Sumber Pengetahuan
Sumber PengetahuanSumber Pengetahuan
Sumber Pengetahuan
 
Filsafat Ilmu
Filsafat IlmuFilsafat Ilmu
Filsafat Ilmu
 
Filsafat dan etika komunikasi
Filsafat dan etika komunikasi Filsafat dan etika komunikasi
Filsafat dan etika komunikasi
 
Ppt. objek filsafat
Ppt. objek filsafatPpt. objek filsafat
Ppt. objek filsafat
 
Tugas filsafat ilmu
Tugas filsafat ilmu Tugas filsafat ilmu
Tugas filsafat ilmu
 
Tugas 2 filsafat ilmu
Tugas 2 filsafat ilmuTugas 2 filsafat ilmu
Tugas 2 filsafat ilmu
 
Epistemologi
EpistemologiEpistemologi
Epistemologi
 
Makalah Filsafat Ilmu dan Logika - Manusia menurut Ahli Filsafat
Makalah Filsafat Ilmu dan Logika - Manusia menurut Ahli FilsafatMakalah Filsafat Ilmu dan Logika - Manusia menurut Ahli Filsafat
Makalah Filsafat Ilmu dan Logika - Manusia menurut Ahli Filsafat
 
Jawaban Psikologi Pembelajaran
Jawaban Psikologi PembelajaranJawaban Psikologi Pembelajaran
Jawaban Psikologi Pembelajaran
 

Viewers also liked

Implementasi Paradgima Pembangunan dalam Strategi RPJMD Provinsi Jawa Barat (...
Implementasi Paradgima Pembangunan dalam Strategi RPJMD Provinsi Jawa Barat (...Implementasi Paradgima Pembangunan dalam Strategi RPJMD Provinsi Jawa Barat (...
Implementasi Paradgima Pembangunan dalam Strategi RPJMD Provinsi Jawa Barat (...
Regional Development Planning Agency of DKI Jakarta (BAPPEDA DKI Jakarta)
 
REALISASI IMAN DALAM KEHIDUPAN SOSIAL
REALISASI IMAN DALAM KEHIDUPAN SOSIALREALISASI IMAN DALAM KEHIDUPAN SOSIAL
REALISASI IMAN DALAM KEHIDUPAN SOSIAL
Baha Uddinnor
 
KEPRIBADIAN MUSLIM DAN CIRI-CIRINYA
KEPRIBADIAN MUSLIM DAN CIRI-CIRINYAKEPRIBADIAN MUSLIM DAN CIRI-CIRINYA
KEPRIBADIAN MUSLIM DAN CIRI-CIRINYA
Miftahuddin Marzuqi
 
contoh kasus pelanggaran ham
contoh kasus pelanggaran ham contoh kasus pelanggaran ham
contoh kasus pelanggaran ham
Santi Cristina
 
Teori-teori Kebenaran
Teori-teori KebenaranTeori-teori Kebenaran
Teori-teori KebenaranHidayahilya
 
Kesetimbangan Kimia Yeni Purwati
Kesetimbangan Kimia Yeni PurwatiKesetimbangan Kimia Yeni Purwati
Kesetimbangan Kimia Yeni PurwatiYeni Purwati
 
Pendidikan Agama Islam (MATERI "TOLERANSI" )
Pendidikan Agama Islam (MATERI "TOLERANSI" )Pendidikan Agama Islam (MATERI "TOLERANSI" )
Pendidikan Agama Islam (MATERI "TOLERANSI" )
dwitabrian
 
Permasalahan pertanian di indonesia dan cara mengatasinya
Permasalahan pertanian di indonesia dan cara mengatasinyaPermasalahan pertanian di indonesia dan cara mengatasinya
Permasalahan pertanian di indonesia dan cara mengatasinya
Operator Warnet Vast Raha
 

Viewers also liked (11)

Implementasi Paradgima Pembangunan dalam Strategi RPJMD Provinsi Jawa Barat (...
Implementasi Paradgima Pembangunan dalam Strategi RPJMD Provinsi Jawa Barat (...Implementasi Paradgima Pembangunan dalam Strategi RPJMD Provinsi Jawa Barat (...
Implementasi Paradgima Pembangunan dalam Strategi RPJMD Provinsi Jawa Barat (...
 
Misi ajaran islam
Misi ajaran islamMisi ajaran islam
Misi ajaran islam
 
REALISASI IMAN DALAM KEHIDUPAN SOSIAL
REALISASI IMAN DALAM KEHIDUPAN SOSIALREALISASI IMAN DALAM KEHIDUPAN SOSIAL
REALISASI IMAN DALAM KEHIDUPAN SOSIAL
 
KEPRIBADIAN MUSLIM DAN CIRI-CIRINYA
KEPRIBADIAN MUSLIM DAN CIRI-CIRINYAKEPRIBADIAN MUSLIM DAN CIRI-CIRINYA
KEPRIBADIAN MUSLIM DAN CIRI-CIRINYA
 
contoh kasus pelanggaran ham
contoh kasus pelanggaran ham contoh kasus pelanggaran ham
contoh kasus pelanggaran ham
 
Teori-teori Kebenaran
Teori-teori KebenaranTeori-teori Kebenaran
Teori-teori Kebenaran
 
Kesetimbangan Kimia Yeni Purwati
Kesetimbangan Kimia Yeni PurwatiKesetimbangan Kimia Yeni Purwati
Kesetimbangan Kimia Yeni Purwati
 
Ikatan kimia
Ikatan kimiaIkatan kimia
Ikatan kimia
 
Pendidikan Agama Islam (MATERI "TOLERANSI" )
Pendidikan Agama Islam (MATERI "TOLERANSI" )Pendidikan Agama Islam (MATERI "TOLERANSI" )
Pendidikan Agama Islam (MATERI "TOLERANSI" )
 
Permasalahan pertanian di indonesia dan cara mengatasinya
Permasalahan pertanian di indonesia dan cara mengatasinyaPermasalahan pertanian di indonesia dan cara mengatasinya
Permasalahan pertanian di indonesia dan cara mengatasinya
 
Quiz Ikatan Kimia
Quiz Ikatan KimiaQuiz Ikatan Kimia
Quiz Ikatan Kimia
 

Similar to Makalahku.presentasi re visi

PENGANTAR_FILSAFAT_UMUM.ppt
PENGANTAR_FILSAFAT_UMUM.pptPENGANTAR_FILSAFAT_UMUM.ppt
PENGANTAR_FILSAFAT_UMUM.ppt
EFENDIDIANSYAH
 
Hakikat fi ls_afat_ilmu
Hakikat fi ls_afat_ilmuHakikat fi ls_afat_ilmu
Hakikat fi ls_afat_ilmu
IkramComputer
 
Artikel FKI_SITI YULIANA_2205056041.docx
Artikel FKI_SITI YULIANA_2205056041.docxArtikel FKI_SITI YULIANA_2205056041.docx
Artikel FKI_SITI YULIANA_2205056041.docx
SitiYuliana11
 
MAKALAH FILSAFAT KEL 01 2.pdf
MAKALAH FILSAFAT KEL 01 2.pdfMAKALAH FILSAFAT KEL 01 2.pdf
MAKALAH FILSAFAT KEL 01 2.pdf
jumawan1109
 
Makalah filsafat
Makalah filsafatMakalah filsafat
Makalah filsafat
Arsyil Ani
 
PENGANTAR_FILSAFAT_UMUM.ppt
PENGANTAR_FILSAFAT_UMUM.pptPENGANTAR_FILSAFAT_UMUM.ppt
PENGANTAR_FILSAFAT_UMUM.ppt
heri146962
 
Filsafat Pendidikan
Filsafat PendidikanFilsafat Pendidikan
Filsafat Pendidikan
aidadwiinizuka.blogspot.com
 
Paparan
PaparanPaparan
Paparan
arrull
 
makalah filsafat
makalah filsafatmakalah filsafat
makalah filsafat
Najah Cweety
 
Kumpulan tugas filsafat ilmu dosen pembimbing Dr. Sigit Sardjono, Ms
Kumpulan tugas filsafat ilmu dosen pembimbing Dr. Sigit Sardjono, MsKumpulan tugas filsafat ilmu dosen pembimbing Dr. Sigit Sardjono, Ms
Kumpulan tugas filsafat ilmu dosen pembimbing Dr. Sigit Sardjono, Ms
dinyrusdiananda
 
Tugas Akhir Filsafat Kel.6.pptx
Tugas Akhir Filsafat Kel.6.pptxTugas Akhir Filsafat Kel.6.pptx
Tugas Akhir Filsafat Kel.6.pptx
Earlydesyaoctavia
 
PPT.FILSAFAT ILMU. sistem kerja kelimuan
PPT.FILSAFAT ILMU. sistem kerja kelimuanPPT.FILSAFAT ILMU. sistem kerja kelimuan
PPT.FILSAFAT ILMU. sistem kerja kelimuan
ErhaSyam
 
Makalah Filsafat Komunikasi: Komunikasi sebagai Ilmu Pengetahuan
Makalah Filsafat Komunikasi: Komunikasi sebagai Ilmu PengetahuanMakalah Filsafat Komunikasi: Komunikasi sebagai Ilmu Pengetahuan
Makalah Filsafat Komunikasi: Komunikasi sebagai Ilmu Pengetahuan
Serenity 101
 
FILSAFAT DARI SISI EPISTEMILOGI.ppt
FILSAFAT DARI SISI EPISTEMILOGI.pptFILSAFAT DARI SISI EPISTEMILOGI.ppt
FILSAFAT DARI SISI EPISTEMILOGI.ppt
MuhammadMuhammad709684
 
filsafat ilmu logika
 filsafat ilmu  logika  filsafat ilmu  logika
filsafat ilmu logika
KuliahMandiri.org
 
PPT FILSAFAT DAN ILMU PENGETAHUAN.pptx
PPT FILSAFAT DAN ILMU PENGETAHUAN.pptxPPT FILSAFAT DAN ILMU PENGETAHUAN.pptx
PPT FILSAFAT DAN ILMU PENGETAHUAN.pptx
febry66
 
Makalah aspek2 ontologis ilmu pengetahuaan
Makalah aspek2 ontologis ilmu pengetahuaanMakalah aspek2 ontologis ilmu pengetahuaan
Makalah aspek2 ontologis ilmu pengetahuaan
trysnokoe
 
Makalah filsafat dan makna pendidikan
Makalah filsafat dan makna pendidikanMakalah filsafat dan makna pendidikan
Makalah filsafat dan makna pendidikan
Tjoetnyak Izzatie
 

Similar to Makalahku.presentasi re visi (20)

Filsafat umum
Filsafat umumFilsafat umum
Filsafat umum
 
PENGANTAR_FILSAFAT_UMUM.ppt
PENGANTAR_FILSAFAT_UMUM.pptPENGANTAR_FILSAFAT_UMUM.ppt
PENGANTAR_FILSAFAT_UMUM.ppt
 
Hakikat fi ls_afat_ilmu
Hakikat fi ls_afat_ilmuHakikat fi ls_afat_ilmu
Hakikat fi ls_afat_ilmu
 
Artikel FKI_SITI YULIANA_2205056041.docx
Artikel FKI_SITI YULIANA_2205056041.docxArtikel FKI_SITI YULIANA_2205056041.docx
Artikel FKI_SITI YULIANA_2205056041.docx
 
MAKALAH FILSAFAT KEL 01 2.pdf
MAKALAH FILSAFAT KEL 01 2.pdfMAKALAH FILSAFAT KEL 01 2.pdf
MAKALAH FILSAFAT KEL 01 2.pdf
 
Makalah filsafat
Makalah filsafatMakalah filsafat
Makalah filsafat
 
PENGANTAR_FILSAFAT_UMUM.ppt
PENGANTAR_FILSAFAT_UMUM.pptPENGANTAR_FILSAFAT_UMUM.ppt
PENGANTAR_FILSAFAT_UMUM.ppt
 
Filsafat Pendidikan
Filsafat PendidikanFilsafat Pendidikan
Filsafat Pendidikan
 
Paparan
PaparanPaparan
Paparan
 
makalah filsafat
makalah filsafatmakalah filsafat
makalah filsafat
 
Bab i.aliran filsafat
Bab i.aliran filsafatBab i.aliran filsafat
Bab i.aliran filsafat
 
Kumpulan tugas filsafat ilmu dosen pembimbing Dr. Sigit Sardjono, Ms
Kumpulan tugas filsafat ilmu dosen pembimbing Dr. Sigit Sardjono, MsKumpulan tugas filsafat ilmu dosen pembimbing Dr. Sigit Sardjono, Ms
Kumpulan tugas filsafat ilmu dosen pembimbing Dr. Sigit Sardjono, Ms
 
Tugas Akhir Filsafat Kel.6.pptx
Tugas Akhir Filsafat Kel.6.pptxTugas Akhir Filsafat Kel.6.pptx
Tugas Akhir Filsafat Kel.6.pptx
 
PPT.FILSAFAT ILMU. sistem kerja kelimuan
PPT.FILSAFAT ILMU. sistem kerja kelimuanPPT.FILSAFAT ILMU. sistem kerja kelimuan
PPT.FILSAFAT ILMU. sistem kerja kelimuan
 
Makalah Filsafat Komunikasi: Komunikasi sebagai Ilmu Pengetahuan
Makalah Filsafat Komunikasi: Komunikasi sebagai Ilmu PengetahuanMakalah Filsafat Komunikasi: Komunikasi sebagai Ilmu Pengetahuan
Makalah Filsafat Komunikasi: Komunikasi sebagai Ilmu Pengetahuan
 
FILSAFAT DARI SISI EPISTEMILOGI.ppt
FILSAFAT DARI SISI EPISTEMILOGI.pptFILSAFAT DARI SISI EPISTEMILOGI.ppt
FILSAFAT DARI SISI EPISTEMILOGI.ppt
 
filsafat ilmu logika
 filsafat ilmu  logika  filsafat ilmu  logika
filsafat ilmu logika
 
PPT FILSAFAT DAN ILMU PENGETAHUAN.pptx
PPT FILSAFAT DAN ILMU PENGETAHUAN.pptxPPT FILSAFAT DAN ILMU PENGETAHUAN.pptx
PPT FILSAFAT DAN ILMU PENGETAHUAN.pptx
 
Makalah aspek2 ontologis ilmu pengetahuaan
Makalah aspek2 ontologis ilmu pengetahuaanMakalah aspek2 ontologis ilmu pengetahuaan
Makalah aspek2 ontologis ilmu pengetahuaan
 
Makalah filsafat dan makna pendidikan
Makalah filsafat dan makna pendidikanMakalah filsafat dan makna pendidikan
Makalah filsafat dan makna pendidikan
 

Makalahku.presentasi re visi

  • 1. Revisi Obyek Studi Filsafat dan Ilmu Pengetahuan Mata Kuliah Filsafat Ilmu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Secara Etimologis kata Filsafat berasal dari Bahasa Yunani “Philein” yang berarti Cintaatau “Philia” yang berarti Persahabatandan “Shopos” yang mempunyai arti kebijaksanaan, intelegensi. Dengan demikian kata Filsafat (Philoshopia) dapat diartikan sebagai cinta atau kecenderungan akan kebijaksanaan, atau cinta pada pandangan pengetahuan yang bijaksana atau dapat diartikan pula sebagai cinta secara mendalam akan kebijakasanaan atau menurut Win Usuluddin Bernadien (2011 : 2) adalah Cinta sedalam – dalamnya akan kearifan terhadap pandangan atau kebenaran (love of wisdom or love the vision of truth). Sedangkan pencetus kata filsafat adalah Pythagoras, mengatakan ia hanyalah orang yang mencintai pengetahuan. Mohammad Adib (2011 : 18) mengatakan bahwa Filsafat berarti “Cinta akan hikmat” atau “Cinta akan pengetahuan”. Secara umum, para filusuf bersepakat akan pengertian etimologis tersebut. Sedangkan pengertian Filsafat secara Terminologi antar para filsuf memberikan pengertian yang berbeda-beda, sebagaimana yang dikutip oleh Mohammad Adib (2011 : 37-38), Plato berpendapat bahwa filsafat adalah pengetahuan yang mencoba untuk mencapai kebenaran yang asli. Menurut Aristoteles, filsafat adalah ilmu (pengetahuan) yang meliputi kebenaran yang di dalamnya terkandung ilmu – ilmu metafisika, logika, retorika, etika, ekonomi, politik dan estetika. Rene Descrates filsafat adalah kumpulan semua pengetahuan dari Tuhan, alam dan manusia menjadi pokok penyelidikan, Immanuel Kant berpendapat filsafat adalah ilmu yang menjadi pangkal dari semua pengetahuan yang di dalamnya tercakup masalah epistemologi (teori pengetahuan). Ilmu Pengetahuan menurut John G. Kemey adalah semua pengetahuan yang dihimpun dengan perantara metode ilmiah (all knowledge collected by means of the scientific method). Prof. Harord H. Program Pascasarjana PIPS UNY 2012 – Makalah Filsafat Ilmu – Sigit Kindarto Page1
  • 2. Revisi Obyek Studi Filsafat dan Ilmu Pengetahuan Mata Kuliah Filsafat Ilmu Titusmenerangkan bahwa ilmu pengetahuan adalah suatu metode yang digunakan untuk memperoleh pengetahuan yang obyektif dan dapat diperiksa kebenarannya (Mohammad Adib, 2011 : 49). Menurut Jujun S. Suriasumantri, ilmu adalah salah satu dari buah pemikiran manusia dalam menjawab pertanyaan – pertanyaan. Berdasarkan beberapa pengertian diatas, dapat dipahami bahwa filsafat adalah segenap pemikiran reflektif, radikal dan mendasar serta komprehensif atas berbagai persoalan, sedangkan ilmu pengetahuan adalah kajian sistematis berdasar kaidah – kaidah ilmiah dari segi kehidupan manusia untuk mewujudkan kesejahteraan / kebenaran. Untuk mendalami bahasan dalam makalah ini maka hanya difokuskan pada rumusan permasalahan yaitu : 1. Apa saja yang termasuk dalam objek studi filsafat itu ? 2. Apa saja yang termasuk dalam objek studi ilmu pengetahuan itu ? Program Pascasarjana PIPS UNY 2012 – Makalah Filsafat Ilmu – Sigit Kindarto Page2
  • 3. Revisi Obyek Studi Filsafat dan Ilmu Pengetahuan Mata Kuliah Filsafat Ilmu BAB II PEMBAHASAN MASALAH A. Obyek Studi Filsafat Sebagai suatu studi, filsafat tentu memiliki bahasan sebagaimana tersirat dalam pengertian yang telah diuraikan dalam bagian pendahuluan di atas. Mengenai hal ini, para pembahas filsafat memahami obyek studi dari Filsafat dalam dua hal yaitu terdiri atas obyek formal dan obyek material. Muhammad Adib (2011 : 16) menjelaskan Objek formal filsafat (lapangannya) dan obyek material filsafat(sudut pandang) adalah segala yang sesuatu yang dipermasalahkan oleh filsafat. Menurut Dr. Oemar Amin Hosein, obyek material filsafat adalah segala bentuk pemikiran manusia tentang segala sesuatu yang ada dan mungkin ada. Para filosof membagi objek filsafat atas tiga bagian, yaitu : 1. yang ada dalam alam empiris (fakta / realita), 2. yang ada dalam pikiran, 3. yang ada dalam kemungkinan. Adapun, objek materal filsafat adalah sudut pandang yang menyeluruh, radikal dan rasional tentang segala yang ada dengan pembahasan pada tingkat hakikat (essensi). Cakupan objek filsafat lebih luas dibandingkan dengan ilmu karena ilmu hanya terbatas pada persoalan yang empiris saja, sedangkan filsafat mencakup yang empiris dan yang non-empiris. Objek ilmu terkait dengan filsafat pada objek empiris. Di samping itu, secara historis ilmu berasal dari kajian filsafat karena awalnya filsafat yang melakukan pembahasan tentang segala yang ada ini secara sistematis, rasional dan logis termasuk yang empiris. Setelah berjalan beberapa lama kajian yang terkait dengan hal empiris semakin bercabang dan berkembang, sehingga menimbulkan spesialisasi dan menampakkan kegunaan yang praktis. Inilah proses terbentuknya ilmu secara berkesinambungan. Filsafatlah yang menyediakan tempat berpijak bagi kegiatan keilmuan setelah itu, ilmu berkembang sesuai dengan spesialisasi masing-masing, sehingga ilmulah Program Pascasarjana PIPS UNY 2012 – Makalah Filsafat Ilmu – Sigit Kindarto Page3
  • 4. Revisi Obyek Studi Filsafat dan Ilmu Pengetahuan Mata Kuliah Filsafat Ilmu secara praktis “njajah deso milang kori” dan setelah didahuluioleh filsafat yang “mbatat alas”. Kemudian filfasat kembali ke laut lepas untuk berspekulasi dan melakukan eksploitasi lanjutan. Oleh karenanya filsafat disebut sebagai the mother of science (H.M. Rasjidi : 1984). Untuk lebih jelasnya obyek studi filsafat dapat diskemakan sebagai berikut : Obyek Studi Filsafat Obyek Obyek Formal Material Sudut Pandang Ada Dalam Ada dalam untuk clarification, holist Empiris Pikiran ik, integral dan radikal essensial Gambar 1 Obyek Studi Filsafat Obyek formalfilsafat adalah obyek yang diperhatikan atau obyek yang diselidiki secara menyeluruh oleh filsafat yaitu “ada”, maksudnya segala sesuatu yang bersifat formal kongkrit, manusia, benda yang dapat dilihat, dirasa dan diraba maupun yang wujud lain yang bersifat immaterial seperti hal – hal yang tidak tampak / ghoib, semuanya itu menjadi kajian filsafat. Sedangkan yang mungkin ada adalah segala sesuatu yang bersifat abstrak, konseptual maupun spiritual tetapi dapat dipahami dan dimengerti oleh akal (intelegeable) atau hati manusia. Namun perlu diberikan penekanan bahwa dalam perspektif doktrinal religius, Tuhan dan hal – hal yang bersifat ghoib tidak disebut sebagai “yang mungkin ada” tetapi diyakini sebagai sesuatu yang sungguh – sungguh ada. Program Pascasarjana PIPS UNY 2012 – Makalah Filsafat Ilmu – Sigit Kindarto Page4
  • 5. Revisi Obyek Studi Filsafat dan Ilmu Pengetahuan Mata Kuliah Filsafat Ilmu Dengan demikian obyek formal filsafat sedemikian luas, seluas alam raya, dan seradikal pemikiran otak manusia. Dalam kajian obyek material, filsafat adalah sudut pandang atau bagian tertentu yang diperhatikan dari keseluruhan obyek, dengan tujuan mencari keterangan (clarification) yang utuh (holistik dan integral) dan sedalam – dalamnya (radikal) untuk mengetahui hakikat atau essensial dari suatu kajian / permasalahan. Dengan kata lain obyek material filsafat ini adalah cara pandang seseorang terhadap obyek formal secara filosofis misalnya pandangan terhadap tingkah laku baik buruk yang dipandang dengan etika, indah – buruk dikaji dari sudut padang estetika. Menurut Win Usuluddin Bernadien (2011 : 14-17), ada tiga hal yang mendorong manusia untuk berfilsafat, baik yang mengkaji secara material maupun formal yaitu : 1. Keheranan Menurut Harry Hamersma berpendapat bahwa rasa heran merupakan asal dari filsafat. Aristoteles mengungkapkan bahwa di dalam segala kegiatan manusia sehari – hari, filsafat (dengan rasa heran sebagai stimulusnya) selalu berusaha untuk menelusuri kembali bahkan terus bertanya tentang segala apa. Kemampuan untuk mengadakan renungan filsafat mengangkat martabat manusia. Sedangkan Gabriel Marcel mengunkapkan bahwa dengan keheranan atau kekaguman seseorang mengambil sikap yang menjadikan realitas bukan hanya sebagai fakta tetapi sebagai misteri. 2. Kesangsian Rene Descartesmenjelaskan bahwa “berpikir” itu sesungguhnya adalah “menyadari”. Jika seseorang sangsi terhadap sesuatu , maka sesungguhnya seseorang itu menyadari bahwa dirinya sedang sangsi terhadap sesuatu. Skeptisme ini akan mendorong manusia untuk berusaha mencari suatu kebenaran yang menjadi fondasinya. Program Pascasarjana PIPS UNY 2012 – Makalah Filsafat Ilmu – Sigit Kindarto Page5
  • 6. Revisi Obyek Studi Filsafat dan Ilmu Pengetahuan Mata Kuliah Filsafat Ilmu 3. Kesadaran akan Keterbatasan Seseorangakan mulai berfilsafat jika menyadari bahwa dirinya sangat kecil dan lemah terutama bila dibandingkan dengan alam sekelilingnya. Saat itulah dirinya merasa sangat terbatas dan terikat terutama pad waktu mengalami penderitaan atau kegagalan. Dengan kesadaran akan ketebatasan dirinya ini bahwa di luar dirinya yang terbatas pasti ada sesuatu yang tidak terbatas, yaitu Tuhan. Untuk dapat memahami obyek kajian filsafat tersebut di atas, berikut ini digambarkan kerangka sistemnya : INPUT CONVERSION OUTPUT Proses reflektif dari Pengetahuan Persoalan budi manusia Filsafati Perincian Persoalan Aktivitas Bentuk a. Metafisika 1. Analisis i. Kearifan hidup b. Epistemologis 2. Komprehensi ii. Pandangan hidup c. Metodologis 3. Deskripsi iii. Sistem pemikiran d. Logis 4. Evaluasi iv. Keyakinan dasar e. Etis 5. Interpretasi v. Kebenaran filsafati Sumber : Win Usuluddin Bernadien (2011 : 34) Gambar 2. Kerangka Sistem Filsafat Dari kerangka di atas dapat dijelaskan bahwa yang mengkaji secara filsafati adalah mereka yang tidak henti – hentinya menyelami berbagai problema oleh diri dan masyarakatnya kemudian berpikir seraya melakukan penguraian (analisis), pemahaman (komprehensi), penggambaran (deskripsi), penilaian (evaluasi), penafsiran (interpretasi), dan perekaan (spekulasi) untuk mencari Program Pascasarjana PIPS UNY 2012 – Makalah Filsafat Ilmu – Sigit Kindarto Page6
  • 7. Revisi Obyek Studi Filsafat dan Ilmu Pengetahuan Mata Kuliah Filsafat Ilmu jawaban atau menemukan penyelesaian paling tepat bagi problematika yang dihadapi. Kemudian manusia dengan metode tertentu akan merumuskan berbagai capaian pemikirannya yang berupa kearifan hidup, maupun pandangan dunia, sistem pemikiran, keyakinan dasar ataupun kebenaran filsafati untuk di transformasikan kepada kegunaan bersama. B. Obyek Studi Ilmu Pengetahuan Manusia dikenal sebagai makhluq berfikir (homo sapiens). Dan hal inilah yang menjadikan manusia istimewa dibandingkan makhluk lainnya. Kemampuan berpikir atau daya nalar manusialah yang menyebabkannya mampu mengembangkan pengetahuan. Dia mengetahui mana yang benar dan mana yang salah, mana yang baik dan mana yang buruk, yang indah dan yang jelek. Secara terus menerus manusia diberikan berbagai pilihan. Dalam melakukan pilihan ini manusia berpegang pada pengetahuan. Pengetahuan ini mampu dikembangkan manusia disebabkan dua hal utama, yaitu: pertama, manusia mempunyai bahasa yang mampu mengkomunikasikan informasi dan jalan pikiran yang melatarbelakangi informasi tersebut. Kedua, kemampuan berfikir menurut suatu kerangka berfikir tertentu. Kedua faktor diatas sangat berkaitan erat. Terkadang sebagian manusia begitu sulit untuk mengkomunikasikan informasi, pengetahuan dan segala yang ingin dikomunikasikannya. Hal ini salah satunya dikarenakan tidak terstrukturnya kerangka fikir. Kerangka fikir akan terstruktur ketika obyek dari apa yang ingin dikomunikasikan jelas. Begitupun ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan diperoleh dari pengalaman (emperi) dan dari akal (ratio). Sehingga timbul faham atau aliran yang disebut empirisme dan rasionalisme (Mikhael Dua : 2011). Aliran empirisme yaitu faham yang menyusun teorinya berdasarkan pada empiri atau pengalaman. Tokoh-tokoh aliran ini misalnya David Hume (1711-1776), John Locke (1632-1704), Berkley. Sedang rasionalisme menyusun teorinya berdasarkan ratio. Tokoh-tokoh aliran ini misalya Spinoza, Rene Descartes. Metode yang digunakan aliran Program Pascasarjana PIPS UNY 2012 – Makalah Filsafat Ilmu – Sigit Kindarto Page7
  • 8. Revisi Obyek Studi Filsafat dan Ilmu Pengetahuan Mata Kuliah Filsafat Ilmu emperisme adalah induksi, sedang rasionalisme menggunakan metode deduksi. Immanuel Kant adalah tokoh yang mensintesakan faham empirisme dan rasionalisme. Ilmu pengetahuan, diperoleh dari pemecahan suatu masalah keilmuan. Tidak ada masalah, berarti tidak ada solusi. Tidak ada solusi berarti tidak memperoleh metode yang tepat dalam memecahkan masalah. Ada metode berarti ada sistematika ilmiah. Permasalahan merupakan obyek dari ilmu pengetahuan. Permasalahan apa yang coba dipecahkan atau yang menjadi pokok bahasan, itulah yang disebut obyek. Dalam arti lain, obyek dimaknai sebagai sesuatu yang merupakan bahan dari penelitian atau pembentukan pengetahuan. Setiap ilmu pengetahuan pasti mempunyai obyek. Obyek dapat dibedakan menjadi dua bagian, yaitu: Obyek material dan obyek formal. Yang disebut obyek material adalah sasaran material suatu penyelidikan, pemikiran atau penelitian ilmu. Sedangkan menurut Surajiyo dkk. obyek material dimaknai dengan suatu bahan yang menjadi tinjauan penelitian atau pembentukan pengetahuan. Obyek material juga berarti hal yang diselidiki, dipandang atau disorot oleh suatu disiplin ilmu. Obyek material mencakup apa saja, baik yang konkret maupun yang abstrak, yang materil maupun yang non-materil. Bisa pula berupa hal-hal, masalah- masalah, ide-ide, konsep-konsep dan sebagainya. Misal: objek material dari sosiologi adalah manusia. Contoh lainnya, lapangan dalam sejarah adalah latar belakang suatu peristiwa, proses terjadinya dan ending dari kejadian tersebut kemudian dianalisa untuk dibuat historiografinya. Istilah obyek material sering juga disebut pokok persoalan (subject matter). Pokok persoalan ini dibedakan atas dua arti, yaitu:  Pokok persoalan ini dapat dimaksudkan sebagai bidang khusus dari penyelidikan faktual. Misalnya: penyelidikan tentang peristiwaLengsernya Presiden Suharto termasuk kajian ilmu sejarah, penyelidikan tentang perilaku sosialtermasuk penelitian bidang sosiologi dan sebagainya. Program Pascasarjana PIPS UNY 2012 – Makalah Filsafat Ilmu – Sigit Kindarto Page8
  • 9. Revisi Obyek Studi Filsafat dan Ilmu Pengetahuan Mata Kuliah Filsafat Ilmu  Dimaksudkan sebagai suatu kumpulan pertanyaan pokok yang saling berhubungan. Misalnya: sosiologi dan antropologi keduanya berkaitan dengan masyarakat. Sosiologi mempelajari strukturnya sedangkan Antropologi mempelajari budayanya. Kedua ilmu tersebut dapat dikatakan memiliki pokok persoalan yang sama, namun juga dikatakan berbeda. Perbedaaan ini dapat diketahui apabila dikaitkan dengan corak-corak pertanyaan yang diajukan dan aspek-aspek yang diselidiki dari masyarakat tersebut. Obyek formal adalah pendekatan-pendekatan secara cermat dan bertahap menurut segi-segi yang dimiliki obyek materi dan menurut kemampuan seseorang. Obyek formal diartikan juga sebagai sudut pandang yang ditujukan pada bahan dari penelitian atau pembentukan pengetahuan itu, atau sudut pandang darimana obyek material itu disorot. Obyek formal suatu ilmu tidak hanya memberikan keutuhan ilmu, tetapi pada saat yang sama membedakannya dari bidang-bidang lain. Suatu obyek material dapat ditinjau dari berbagai sudut pandang sehingga menghasilkan ilmu yang berbeda-beda. Oleh karena itu, akan tergambar lingkup suatu pengetahuan mengenai sesuatu hal menurut segi tertentu. Dengan kata lain, “tujuan pengetahuan sudah ditentukan. Misalnya, obyek materialnya adalah “manusia”, kemudian, manusia ini ditinjau dari sudut pandang yang berbeda-beda sehingga ada beberapa ilmu yang mempelajari manusia, diantaranya: psikologi, antropologi, sosiologi, etnologi dan sebagainya. Untuk kajian obyek ilmu pengetahuan ini dapat digambarkan sebagai berikut : Obyek Subject Contoh Material Matter Manusia Obyek Studi Ilmu Pengetahuan Obyek Sudut Perilaku, budaya, Formal Pandang kejiwaan Gambar 3. Obyek Studi Ilmu Pengtahuan Program Pascasarjana PIPS UNY 2012 – Makalah Filsafat Ilmu – Sigit Kindarto Page9
  • 10. Revisi Obyek Studi Filsafat dan Ilmu Pengetahuan Mata Kuliah Filsafat Ilmu 1. Batas-batas Ilmu Pengetahuan. Menurut Immanuel Kant apa yang dapat kita tangkap dengan panca indera itu hanya terbatas pada gejala atau fenomena, sedang substansi yang ada di dalamnya tidak dapat kita tangkap dengan panca indera disebut nomenon. Apa yang dapat kita tangkap dengan panca indera itu adalah penting, pengetahuan tidak sampai disitu saja tetapi harus lebih dari sekedar yang dapat ditangkap panca indera. Yang dapat kita ketahui atau dengan kata lain dapat kita tangkap dengan panca indera adalah hal-hal yang berada di dalam ruang dan waktu. Yang berada di luar ruang dan waktu adalah di luar jangkauan panca indera kita, itu terdiri dari 3 (tiga) ide regulatif: 1) ide kosmologis yaitu tentang semesta alam (kosmos), yang tidak dapat kita jangkau dengan panca indera, 2) ide psikologis yaitu tentang psiche atau jiwa manusia, yang tidak dapat kita tangkap dengan panca indera, yang dapat kita tangkap dengan panca indera kita adalah manifestasinya misalnya perilakunya, emosinya, kemampuan berpikirnya, dan lain-lain, 3) ide teologis yaitu tentang Tuhan Sang Pencipta Semesta Alam. 2. Ciri-ciri Ilmu Pengetahuan Filsafat Ilmu Pengetahuan merupakan cabang filsafat yang menelaah baik ciri-ciri ilmu pengetahuanmaupun cara-cara memperoleh ilmu pengetahuan. Ciri-ciri Ilmu Pengetahuan adalah sebagai berikut: a. Sistematis. Ilmu pengetahuan ilmiah bersifat sistematis artinya ilmu pengetahuan ilmiah dalam upaya menjelaskan setiap gejala selalu berlandaskan suatu teori. Atau dapat dikatakan bahwa teori dipergunakan sebagai sarana untuk menjelaskan gejala dari kehidupan sehari-hari. Tetapi teori itu sendiri bersifat abstrak dan merupakan puncak piramida dari susunan tahap-tahap proses mulai dari persepsi sehari-hari/ bahasa sehari-hari, observasi/konsep ilmiah, hipotesis, hukum dan puncaknya adalah teori. Program Pascasarjana PIPS UNY 2012 – Makalah Filsafat Ilmu – Sigit Kindarto Page10
  • 11. Revisi Obyek Studi Filsafat dan Ilmu Pengetahuan Mata Kuliah Filsafat Ilmu Ciri-cirisistematis dari ilmu pengetahuan tersebut dapat digambarkan sebagai berikut: teori hukum hipotesa Hasil observasi (konsep ilmiah) Persepsi sehari-hari (bahasa sehari-hari) Gambar 4 :Piramida Ilmu Pengetahuan Ilmiah 1) Persepsi sehari-hari (bahasa sehari-hari). Dari persepsi sehari-hari terhadap fenomena atau fakta yang biasanya disampaikan dalam bahasa sehari-hari diobservasi agar dihasilkan makna. Dari observasi ini akan dihasilkan konsep ilmiah. 2) Observasi (konsep ilmiah). Untuk memperoleh konsep ilmiah atau menyusun konsep ilmiah perlu ada definisi. 3) Hipotesis Dari konsep ilmiah yang merupakan pernyataan-pernyataan yang mengandung informasi, 2 (dua) pernyataan digabung menjadi proposisi. Proposisi yang perlu diuji kebenarannya disebut hipotesis. 4) Hukum Hipotesis yang sudah diuji kebenarannya disebut dalil atau hukum. 5) Teori Program Pascasarjana PIPS UNY 2012 – Makalah Filsafat Ilmu – Sigit Kindarto Page11
  • 12. Revisi Obyek Studi Filsafat dan Ilmu Pengetahuan Mata Kuliah Filsafat Ilmu Keseluruhan dalil-dalil atau hukum-hukum yang tidak bertentangan satu sama lain serta dapat menjelaskan fenomena disebut teori. b. Dapat dipertanggungjawabkan. Ilmu pengetahuan dapat dipertanggungjawabkan melalui 3 (tiga) macam sistem, yaitu: 1) Sistem axiomatis Sistem ini berusaha membuktikan kebenaran suatu fenomena atau gejala sehari-hari mulai dari kaidah atau rumus umum menuju rumusan yang khusus atau konkret. Atau mulai teori umum menuju fenomena/gejala konkret. Cara ini disebut deduktif-nomologis. Umumnya yang menggunakan metode ini adalah ilmu-ilmu formal, misalnya matematika. 2) Sistem empiris Sistem ini berusaha membuktikan kebenaran suatu teori mulai dari gejala/ fenomena khusus menuju rumus umum atau teori. Jadi bersifat induktif dan untuk menghasilkan rumus umum digunakan alat bantu statistik. Umumnya yang menggunakan metode ini adalah ilmu pengetahuan alam dan sosial. 3) Sistem semantik/linguistik Dalam sistem ini kebenaran didapatkan dengan cara menyusun proposisi-proposisi secara ketat. Umumnya yang menggunakan metode ini adalah ilmu bahasa (linguistik). c. Objektif atau Intersubjektif Ilmu pengetahuan ilmiah itu bersifat mandiri atau milik orang banyak (intersubjektif). Ilmu pengetahuan ilmiah itu bersifat otonom dan mandiri, bukan milik perorangan (subjektif) tetapi merupakan konsensus antar subjek (pelaku) kegiatan ilmiah. Dengan kata lain ilmu pengetahuan ilmiah itu harus ditopang oleh komunitas ilmiah. Program Pascasarjana PIPS UNY 2012 – Makalah Filsafat Ilmu – Sigit Kindarto Page12
  • 13. Revisi Obyek Studi Filsafat dan Ilmu Pengetahuan Mata Kuliah Filsafat Ilmu Oleh karena banyaknya obyek kajian dari ilmu pengetahuan, maka dapat digambarkan dalam skema di bawah ini : Sumber : http://paparisa.unpatti.ac.id Gambar 5. Pohon Ilmu Pengetahuan C. Perbedaan Filsafat dengan Ilmu Pengetahuan Pada dasarnya, setiap ilmu memiliki 2 macam objek, yaitu objek material dan objek formal. Objek material adalah suatu yang dijadikan sasaran penyelidikan, seperti peristiwapenting manusia adalah objek material sejarah. Adapun objek formalnya adalah metode untuk memahami objek material tersebut, seperti pendekatan induktif dan deduktif. Filsafat sebagai proses berfikir yang sistematif dan radikal juga memiliki objek material dan objek formal. Objek material filsafat adalah Program Pascasarjana PIPS UNY 2012 – Makalah Filsafat Ilmu – Sigit Kindarto Page13
  • 14. Revisi Obyek Studi Filsafat dan Ilmu Pengetahuan Mata Kuliah Filsafat Ilmu segala yang ada. Segala yang ada mencakup ada yang nampak dan ada yang tidak tampak. Ada yang tampak adalah dunia empiris, sedangkan ada yang tidak tampak adalah alam metafisika. Sebagian filosof membagi objek material filsafat atas tiga bagian, yaitu yang ada dalam alam empiris, yang ada dalam pikiran dan yang ada dalam kemungkinan. Adapun, objek formal filsafat adalah sudut pandang yang menyeluruh, radikal dan rasional tentang segala yang ada. Cakupan objek filsafat lebih luas dibandingkan dengan ilmu karena ilmu hanya terbatas pada persoalan yang empiris saja, sedangkan filsafat mencakup yang empiris dan yang non-empiris. Objek ilmu terkait dengan filsafat pada objek empiris. Di samping itu, secara historis ilmu berasal dari kajian filsafat karena awalnya filsafat yang melakukan pembahasan tentang segala yang ada ini secara sistematis, rasional dan logis termasuk yang empiris. Setelah berjalan beberapa lama kajian yang terkait dengan hal empiris semakin bercabang dan berkembang, sehingga menimbulkan spesialisasi dan menampakan kegunaan yang praktis. Inilah proses terbentuknya ilmu secara berkesinambungan. Karena itu, filsafat oleh para filosof disebut sebagai induk ilmu, dari filsafatlah ilmu-ilmu modern dan kontemporer berkembang, sehingga manusia dapat menikmati ilmu dan sekaligus buahnya, yaitu teknologi (Jujun Sumantri : 2005). Awalnya, filsafat terbagi pada teoritis dan praktis. Filsafat teoritis mencakup metafisika, fisika, matematika dan logika, sedangkan filsafat praktis adalah ekonomi, politik, hukum dan etika. Setiap bidang ilmu ini kemudian berkembang dan menspesialisasi, seperti metafisika berkembang menjadi sosiologi, sosiologi berkembang menjadi sosologi perusahaan, sosiologi kedokteran, sosiologi kesehatan dan lain sebagainya (Surajiyo : 2007). Perkembangan ini dapat diibaratkan sebuah pohon dengan cabang dan ranting yang semakin lama semakin rindang. Bahkan dalam perkembangan berikutnya, filsafat tidak hanya dipandang sebagai induk dan sumber ilmu, tetapi sudah merupakan dari ilmu itu sendiri yang mengalami spesialisasi. Dalam taraf peralihan ini filsafat tidak dapat hanya berada pada laut lepas, Program Pascasarjana PIPS UNY 2012 – Makalah Filsafat Ilmu – Sigit Kindarto Page14
  • 15. Revisi Obyek Studi Filsafat dan Ilmu Pengetahuan Mata Kuliah Filsafat Ilmu tetapi diharuskan juga dapat membimbing ilmu. Di sisi lain, perkembangan ilmu yang sangat cepat tidak saja membuat ilmu semakin jauh dari induknya, tetapi juga mendorong munculnya organisasi dan bahkan kompartementalisasi yang tidak sehat antara satu bidang ilmu dengan yang lainnya. Tugas filsafat di antaranya adalah menyatukan visi keilmuan itu sendiri agar tidak terjadi bentrokan antara berbagai kepentingan. Dalam konteks inilah kemudian ilmu sebagai kajian filsafat sangat relevan untuk dikaji dan didalami. Ilmu sebagai objek kajian filsafat sepatutnya mengikuti alur filsafat, yaitu objek material yang didekati lewat pendekatan radikal, menyeluruh dan rasional. Begitu juga sifat pendekatan spekulatif dalam filsafat sepatutnya merupakan bagian dari ilmu karenanya ilmu dilihat pada posisi yang tidak mutlak, sehingga masih ada ruang untuk berspekulasi demi pengembangan ilmu itu sendiri. Diantara 2 objek kajian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa perbedaan diantara obyek material dan formal filsafat ilmu yakni bahwa obyek material filsafat adalah segala yang ada. Segala yang ada mencakup ada yang nampak dan ada yang tidak tampak. Ada yang tampak adalah dunia empiris, sedangkan ada yang tidak tampak adalah alam metafisika. Sedangkan obyek formal adalah cara pendekatan yang dipakai atas obyek material, yang sedemikian khas sehingga mencirikan atau mengkhususkan bidang kegiatan yang bersangkutan. Menurut sudut pandang saya sebagai seorang guru antara 2 obyek kajian tersebut yakni obyek material dan obyek formal dari filasafat ilmu, objek material dan formal dalam filsafat ilmu sangat berkaitan erat. Obyek formal digunakan sebagai metode analisis atau cara pendekatan bagi obyek material yang ada. Jika cara pendekatan itu logis, konsisten dan efisien, maka dihasilkanlah sistem filsafat. Berikut digambarkan perbedaan antara Filsafat dengan Ilmu Pengetahuan Program Pascasarjana PIPS UNY 2012 – Makalah Filsafat Ilmu – Sigit Kindarto Page15
  • 16. Revisi Obyek Studi Filsafat dan Ilmu Pengetahuan Mata Kuliah Filsafat Ilmu Kajian Filsafat Ilmu Pengetahuan Segala yang ada, realita / Sasaran Penelitian Obyek Formal fakta (Subyect Matter) Sudut pandang yang Obyek Material radikal,komprehensif Metodologi dan holistik Cakupan Sangat luas Khusus / spesialisasi Historis The Mother of Science Product Tabel 1. Tabel Perbedaan Kajian Filsafat dengan Ilmu Pengetahuan BAB III Program Pascasarjana PIPS UNY 2012 – Makalah Filsafat Ilmu – Sigit Kindarto Page16
  • 17. Revisi Obyek Studi Filsafat dan Ilmu Pengetahuan Mata Kuliah Filsafat Ilmu PENUTUP A. Kesimpulan Penjelasan di atas dapat memberikan gambaran kepada kita untuk mengambil kesimpulan bahwa apabila dilihat dan sisi obyeknya, filsafat mengkaji dua hal yaitu obyek material (obyek substantif) dan obyek formal (obyek instrumentatif). Filsafat adalah usaha untuk memahami atau mengerti dunia dalam hal makna dan nilai-nilai. Pengertian filsafat disederhanakan sebagai proses dan produk, yang mencakup pengertian filsafat sebagai jenis pengetahuan, ilmu, konsep, teori, dan sistem tertentu yang merupakan hasil dari proses berfilsafat sebagai problem solving atas berbagai problema yang dihadapi manusia. Sedangkan ilmu pengetahuan merupakan hasil kajian dari pola pikir manusia terhadap suatu pokok masalah tertentu (subyect matter) berdasarkan kaidah – kaidah tertentu yang sudah normatif sifatnya. Pokok kajian ilmu pengetahuan bersifat khusus (spesialisasi). Filsafat berusaha menjawab pertanyaan-pertanyaan tentang asal mula dan sifat dasar alam semesta tempat manusia hidup serta apa yang menjadi tujuan hidupnya. Dengan belajar filsafat, tidak menyebabkan kita untuk berhenti belajar, karena dalam filsafat tidak akan pernah akan dapat mengatakan selesai belajar. B. Saran 1. Belajar filsafat tidak hanya mengandalkan pada kontemplasi, tetapi perlu ketajamam analisa 2. Ilmu pengetahuan yang diperoleh tidak berguna bila tidak dibagi atau diberikan kepada orang lain 3. Dari pembaca diharapkan kritik konstruktifnyaguna perbaikan berikutnya DAFTAR PUSTAKA Program Pascasarjana PIPS UNY 2012 – Makalah Filsafat Ilmu – Sigit Kindarto Page17
  • 18. Revisi Obyek Studi Filsafat dan Ilmu Pengetahuan Mata Kuliah Filsafat Ilmu Muhammad Adib. (2011). Filsafat Ilmu. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. H.M. Rasjidi. (1984). Persoalan – Persoalan Filsafat. Jakarta : Bulan Bintang. http://paparisa.unpatti.ac.iddiakses pada 20 Agustus 2012 Jujun Sumantri. (2005). Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer. Jakarta : Pustaka Sinar Harapan. Surajiyo. (2007). Filsafat Ilmu dan Perkembangannya di Indonesia. Jakarta : Bumi Aksara. Win Usuluddin Bernadien. (2011). Membuka Gerbang Filsafat. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Program Pascasarjana PIPS UNY 2012 – Makalah Filsafat Ilmu – Sigit Kindarto Page18