Dokumen tersebut membahas tentang epistemologi keilmuan Islam, yaitu epistemologi Bayani, Burhani, dan Irfani. Ketiga epistemologi tersebut memiliki keunggulan dan kelemahan masing-masing, dan tidak ada yang sempurna. Keberadaan ketiganya justru saling melengkapi untuk menghasilkan pengetahuan.
Pendekatan bayani, irfani dan burhani dalam metodologi studi islamPhuji Maisaroh
Agama Islam adalah agama yang perlu dipahami dengan berbagai pendekatan-pendekatan atau metode supaya didapat pengetahuan yang sempurna mengenai Agama Islam. 3 diantara pendekatan itu adalah pendekatan Bayani, Irfani dan Burhani yang saling berkaitan
Pendekatan bayani, irfani dan burhani dalam metodologi studi islamPhuji Maisaroh
Agama Islam adalah agama yang perlu dipahami dengan berbagai pendekatan-pendekatan atau metode supaya didapat pengetahuan yang sempurna mengenai Agama Islam. 3 diantara pendekatan itu adalah pendekatan Bayani, Irfani dan Burhani yang saling berkaitan
Makalah Aliran-aliran Dalam PendidikanDedy Wiranto
Pendidikan selalu mengalami perkembangan seiring dengan perkembangan sosial budaya dan perkembangan ilmu pengetahuan. Dalam perkembangan itulah muncul berbagai pemikiran-pemikiran yang membawa pembaharuan pendidikan atau yang disebut dengan aliran-aliran dalam pendidikan. Adanya aliran-aliran dalam pendidikan dan pemikiran-pemikiran pendidikan dimulai sejak awal hidup manusia karena setiap manusia selalu dihadapkan dengan generasi penerus (generasi muda). Pemikiran-pemikiran dalam pendidikan selalu berlangsung seperti suatu diskusi berkepanjangan yang akan selalu menimbulkan pro dan kontra, bermula dari pro dan kontra inilah bermunculan suatu pemikiran-pemikiran yang baru. Pemikiran-pemikiran baru tersebut muncul karena pemikiran-pemikiran lama yang mengalami perkembangan dan pembaharuan dari masa ke masa. Hal ini disebabkan pemikiran dari generasi sebelumnya di jadikan bahan diskusi oleh generasi penerusnya.
Berikut merupakan hasil kerja dari kelompok 2, yang beranggotakan : Shollana Makhmud, Nurul Fadzilatul Husna, Muhammad Wahyu Darmawan, dan Danang Wahyu Triantoro.
EPISTEMOLOGI ISLAM BAYANI, BURHANI DAN IRFANI - Makalah Filsafat IlmuJihad Achmad Gojali
Epistemologi Bayani adalah metode pemikiran khas Arab yang menekankan otoritas teks (nash), secara langsung atau tidak langsung dan dijustifikasi oleh akal kebahasan yang digali lewat inferensi (istidlal).
Makalah sejarah munculnya teologi islamsaiful anwar
teologi islam muncul pada masa nabi muhammad saw wafat sehingga menimbulkan banyak masalah pada umat islam kala itu sahabat-sahabt rasullullah yaitu pada masa sahabat umar bin khatab berakhir sehingga terjadi kekosongan kepemimpinan muncul dua kelompok besar yang dipimpin oleh sahabat nabi yaitu usman bin afwan dan ali bin abi thalib kedua kelompok besar ini melakukan musyawarah yang akhirnya usman bin affan lah yang mendapat suara terbanyak untuk menjadi pemegang kekuasaan namun, dilain pihak kelompok ali sangat tidak terima dengan hasil musyawarah akhirnya terjadilah perang antara mereka itulah awal mula munculnya teologi islam.
Ppt msi "Pendekatan - Pendekatan Studi Islam"Shollana
Persentasi dari kelompok 2 yang berjudul "Pendekatan - Pendekatan Studi Islam". yang beranggotakan : Shollana M, Danang Wahyu T, Muhammad Wahyu D, dan Nurul F. Husna.
Makalah Aliran-aliran Dalam PendidikanDedy Wiranto
Pendidikan selalu mengalami perkembangan seiring dengan perkembangan sosial budaya dan perkembangan ilmu pengetahuan. Dalam perkembangan itulah muncul berbagai pemikiran-pemikiran yang membawa pembaharuan pendidikan atau yang disebut dengan aliran-aliran dalam pendidikan. Adanya aliran-aliran dalam pendidikan dan pemikiran-pemikiran pendidikan dimulai sejak awal hidup manusia karena setiap manusia selalu dihadapkan dengan generasi penerus (generasi muda). Pemikiran-pemikiran dalam pendidikan selalu berlangsung seperti suatu diskusi berkepanjangan yang akan selalu menimbulkan pro dan kontra, bermula dari pro dan kontra inilah bermunculan suatu pemikiran-pemikiran yang baru. Pemikiran-pemikiran baru tersebut muncul karena pemikiran-pemikiran lama yang mengalami perkembangan dan pembaharuan dari masa ke masa. Hal ini disebabkan pemikiran dari generasi sebelumnya di jadikan bahan diskusi oleh generasi penerusnya.
Berikut merupakan hasil kerja dari kelompok 2, yang beranggotakan : Shollana Makhmud, Nurul Fadzilatul Husna, Muhammad Wahyu Darmawan, dan Danang Wahyu Triantoro.
EPISTEMOLOGI ISLAM BAYANI, BURHANI DAN IRFANI - Makalah Filsafat IlmuJihad Achmad Gojali
Epistemologi Bayani adalah metode pemikiran khas Arab yang menekankan otoritas teks (nash), secara langsung atau tidak langsung dan dijustifikasi oleh akal kebahasan yang digali lewat inferensi (istidlal).
Makalah sejarah munculnya teologi islamsaiful anwar
teologi islam muncul pada masa nabi muhammad saw wafat sehingga menimbulkan banyak masalah pada umat islam kala itu sahabat-sahabt rasullullah yaitu pada masa sahabat umar bin khatab berakhir sehingga terjadi kekosongan kepemimpinan muncul dua kelompok besar yang dipimpin oleh sahabat nabi yaitu usman bin afwan dan ali bin abi thalib kedua kelompok besar ini melakukan musyawarah yang akhirnya usman bin affan lah yang mendapat suara terbanyak untuk menjadi pemegang kekuasaan namun, dilain pihak kelompok ali sangat tidak terima dengan hasil musyawarah akhirnya terjadilah perang antara mereka itulah awal mula munculnya teologi islam.
Ppt msi "Pendekatan - Pendekatan Studi Islam"Shollana
Persentasi dari kelompok 2 yang berjudul "Pendekatan - Pendekatan Studi Islam". yang beranggotakan : Shollana M, Danang Wahyu T, Muhammad Wahyu D, dan Nurul F. Husna.
Pengertian epistemologi keilmuan Islam adalah merupakan asas mengenai cara bagaimana materi pengetahuan yang menjelaskan tentang keilmuan Islam dan beberapa aspek yangtermasuk di dalamnya yang diperoleh dan disusun menjadi suatu tubuh pengetahuan yangmeliputi sumber dan sarana untuk mencapai ilmu pengetahuan.
menjadi bangsa indonesia harusnya kita bangga karena indonesia yang kaya akan budaya dan beraneka ragam, namun walaupun berbeda tapi kita memiliki satu kesatuan yang berarti PANCASIlA, berbeda tapi satu
3. Ilmu pengetahuan dan teknologi yang hingga kini menjadi kunci
yang paling mendasar dari kemajuan yang diraih umat manusia, tentunya
tidak datang begitu saja tanpa ada sebuah dinamika atau diskursus ilmiah.
Proses untuk mendapatkan ilmu pengetahuan itulah lazim dikenal dengan
epistemologi.
lebih lanjut Ahmad Tafsir mengungkapkan bahwa epistemologi
membicarakan sumber ilmu pengetahuan dan bagaimana cara memperoleh
ilmu pengetahuan. Oleh karena itu, epistemologi ini menempati posisi yang
sangat strategis , karena ia membicarakan tentang cara untuk mendapatkan
pengetahuan yang benar. Mengetahui cara yang benar dalam mendapatkan
ilmu pengetahuan berkaitan erat dengan hasil yang ingin dicapai yaitu
berupa ilmu pengetahuan. Pada kelanjutannya kepiawaian dalam
menentukan epistemologi, akan sangat berpengaruh pada warna atau jenis
ilmu pengetahuan yang dihasilkan.
pendahuluan
4. A. Secara Etimologi
Epistemologi berasal dari bahasa yunani:
Epistemolgi
Jadi Epistemologi adalah sebuah teori tentang
pengetahuan, atau dalam bahasa inggris
dikenal dengan Theory of Knowledge
Episteme
logos
berarti
berarti
pengetahuan
Teori, uraian, atau ulasan
5. B. Secara Terminologi
Dagobert D. Runes dalam bukunya, Dictionary of Philoshopy, yang
dikutip Armai Arief, mengatakan bahwa epistemologi adalah
cabang filsafat yang menyelidiki tentang keaslian pengertian,
struktur, mode dan validasi pengetahuan.
Pendapat lain dikemukakan oleh D.W. Hamlyan, sebagaimana yang
dikutip Mujamil, yang mendefinisikan epistemologi sebagai cabang
filsafat yang berurusan dengan hakikat dan lingkup pengetahuan,
dasar dan pengandaian-pengandaiannya, serta secara umum hal itu
dapat diandalkan sebagai penegasan bahwa orang memiliki
pengetahuan.
Dengan demikian maka epistemologi adalah sebuah ilmu yang
mempelajari hal-hal yang bersangkutan dengan pengetahuan dan
dipelajari secara substantif.
6. Jika dikaitkan dengan epistemologi, maka pengertiannya
adalah studi filosofis terhadap struktur pengetahuan
yang menempatkan teks (wahyu) sebagai sebuah
kebenaran mutlak.
Definisi epistemologi bayani
Secara etimologi Secara terminologi
Penjelasan, pernyataan, ketetapan Pola pikir yang bersumber pada nash
(Al-Qur’an dan Al-Hadits), Ijma’, Ijtihad
Bayani berarti Bayani berarti
7. Kata Burhani diambil dari bahasa Arab, al-burhan, yang mengikuti penjelasan
Muhammad Abid al-Jabiri memiliki arti sebagai argumentasi yang kuat dan jelas (al-
hujjah al-fashilah al-bayyinah). Sedangkan kata yang memiliki makna yang sama
dengan al-burhan dalam bahasa inggris adalah demonstration. Arti kata
demonstration adalah berfikir sesuai dengan alur tertentu atau penalaran yang
dapat dipertanggungjawabkan.
Dalam bahasa lain, metode burhani atau demonstratif merupakan
sebentuk inferensi rasional, yaitu penggalian premis-premis yang
menhasilkan konklusi yang bernilai. Pola pikir Burhani bersumber
pada realitas (alam, sosial, humanitas).
DEFINISI EPISTEMOLOGI
BURHANI
DEFINISI EPISTEMOLOGI
BURHANI
8. Definisi Epistemologi Irfani
Irfan dalam bahasa Arab semakna dengan ma’rifah yang
diartikan dengan al-‘ilm. Di kalangan sufi, kata ‘Irfan
dipergunakan untuk menunjukan jenis pengetahuan yang
tertinggi, yang dihadirkan ke dalam qalb dengan cara kasyf
atau ilham.
Di kalangan kaum sufi sendiri, ma’rifah diartikan
sebagai pengetahuan langsung tentang Tuhan berdasarkan
atas wahyu atau petunjuk Tuhan.
sumber epistemologi Irfani adalah intuisi. Hal ini disebabkan
karena dalam dinamika sejarahnya, Irfani lebih dekat dengan
perkumpulan tarekat. Padahal, tarekat itu sendiri adalah institusi
(organized expresion) dari tradisi gnosis (tasawuf) dalam budaya
islam. Sumber terpokok epistemologi Irfani adalah pengalaman
(experience).
9. Model berfikir bayani, burhani dan irfani
A. Model berfikir Bayani
Dalam tradisi keilmuan Islam, corak bayani sangat
dominan. Dengan segala karakteristiknya, corak bayani
bukanlah sebuah corak yang sempurna. Dalam tradisi
bayani, otoritas kebenaran terletak pada teks (wahyu).
Sementara akal menempati posisi sekunder. Tugas akal
dalam konteks epistemologi bayani adalah menjelaskan
teks-teks yang ada. Sejak dari awal, pola pikir bayani lebih
mendahulukan qiyas dan bukan mantiq lewat silogisme dan
premis-premis logika. Epistemologi tekstual lughawiyyah (al-
asl wa al-fa’; al-lafz wa al-ma’na) lebih diutamakan daripada
epistemologi konstektual-bahtsiyyah maupun
spiritualitas-‘irfaniyyah-batiniyyah.
10. Lanjutan...
Nalar epistemologi bayani selalu mencurigai akal pikiran, karena dianggap
akan menjauhi kebenaran tekstual. Sampai-sampai muncul kesimpulan
bahwa wilayah kerja akal pikiran perlu untuk di batasi sedemikian rupa
dan perannya dialihkan menjadi pengatur dan pengekang hawa nafsu,
bukannya untuk mencari sebab dan akibat lewat analisis keilmuan yang
akurat. Al-Jabiri menjelaskan bahwa sistem bayani dibangun oleh dua
prinsip dasar; pertama, prinsip diskontinuitas atau keterpisahan (al-
infisal), dan kedua, prinsip kontingensi atau kemingkinan (al-tajwiz).
Perisip-perinsip tersebut termanifestasi dalam teori substansi individu (al-
jauhar al-fard) yang mempertahankan bahwa hubungan substansi sebuah
individu (tubuh, tindakan, sensasi, dan apapun yang terbentuk di
dalamnya) didasarkan atas hubungan dan asosiasi yang kebetulan saja,
tapi tidak memengaruhi dan berinteaksi. Teori ini sesungguhnya
menafikan teori kausalitas atau ide tentang adanya hukum alam.
11. B. Model Berfikir Burhani
Metode burhani, pada dasarnya, adalah metode logika atau
penalaran rasional yang digunakan untuk menguji kebenaran dan
kekeliruan dari sebuah pernyataan atau teori ilmiah dan filosofis dengan
memperhatikan keabsahan dan akurasi pengambilan dengan sebuah
kesimpulan ilmiah. Sebuah silogisme baru dikatakan demonstratif apabila
premis-premisnya didasarkan bukan pada opini, melainkan dengan
kebenaran utama(primary truth), karena apabila premis-premisnya
benar , kesimpulannya tidak dipastikan benar.
Ditinjau dari perspektif metodologi, Burhani mrnggunakan logika (al-
maqayis) sebagai metodologi. Logika, dalam perspektif Muthahari,
merupakan sejenis pekerjaan pikiran dan gerakan pikiran yang bertolak
dari maklum menuju majhul dan merubahnya menjadi maklum. Setiap
logika minimal harus terdiri dari dua premis, yaitu premis mayor dan
premis minor salah satunya menjadi pendukung serta konklusi.
12. Lanjutan.....
Ditinjau dari aspek sumber (origin), epistemologi burhani
bersumber dari realitas (al-qaqi’), baik berupa realitas alam,
sosial, humanitas maupun keagamaan. Ilmu-ilmu yang
muncul dari tradisi burhani disebut al-‘ilm al-husuli, yakni
ilmu yang dikonsep, disusun, dan disistematisasikan hanya
melalui premis-premis logika (al-mantiq al-‘ilmy).
Sebagai contoh dalam masalah ini dapat dilihat dari
analisis al-Farabi dan Ibn Sina tentang Tuhan dan dunia.
Kerangka dasar pemahaman keduanya berangkat dari
pemahaman bahwa Tuhan adalah satu-satunya dzat yang
wujudnya tidak disebabkan dari yang lain. Sementara semua
yang ada di alam semesta ini muncul karena adanya sebab di
lu dirinya. Epistemologi burhani menempatkan akal dalam
otoritas kebenaran
13. C. Model berfikir Irfani
Sumber epistemologi irfaniSumber epistemologi irfani
intuisi
Pengalaman (experience)
Dalam dinamika sejarahnya, Irfani lebih dekat dengan perkumpulan
tarekat. Padahal, tarekat itu sendiri adalah institusi (organized
expresion) dari tradisi gnosis (tasawuf) dalam budaya islam. Dalam
kerangka membangun pola pikir yang lebih toleran dan pluralis, maka
yang penting untuk dipahami dan dikembangkan adalah prinsip
memahami keberadaan orang, kelompok, dan penganut agama lain
dengan cara menumbuhsuburkan sikap empati, simpati, social, skill,
dan berpegang teguh pada prinsip-prinsip universal. Formula yang
semacam ini akan mengantarkan ke dalam pola hubungan antara
subjek dan objek yang bersifat intersubjektif. Ditinjau dari sisi metode,
Irfani yang dikembangkan terutama oleh kalangan sufi ini
menggunakan metode pengetahuan iluminasi (kasyf).
15. EpistEmologi bayani
Keunggulan:
a. Kebenaran teks (al-Qur’an dan Hadis sebagai sumber utama hukum islam Yang
bersifat universal sehingga menjadi pedoman dan patokan.
b. Dalam aplikasinya , pendekatan bayani akan memperkaya ilmu fikih dan Ushul
fiqih,
lebih-lebih qawaidul lughahnya.
Kelemahan:
a. Ketika berhadapan dengan teks-teks yang berbeda milik komunitas,
bangsa, atau masyarakat lainnya, sementara sebuah teks belum tentu
diterima oleh golongan lain.
b. Ketidakmampuannya merespon perkembangan zaman.
16. EPISTEMOLOGI
BURHANI
EPISTEMOLOGI
BURHANI
Keunggulan:
a.Sistem berfikir Yng konstruksi epistemologinya dibangun di atas
semangat akal dan logika dengan beberapa premis .
b.Berusaha memaksimalkan akal dan menempatkannya sejajar dengan
teks suci dalam mendapatkan ilmu pengetahuan.
c.Penggunaan rasionalitas tidak terhenti hanya sebatas rasio belaka,
tetapi melibatkan pendekatan empiris sebagai kunci utama untuk
mendapatkan ilmu pengetahuan
Kelemahan:
Tidak sinkronnya teks dan realitas.
Keunggulan:
a.Sistem berfikir Yng konstruksi epistemologinya dibangun di atas
semangat akal dan logika dengan beberapa premis .
b.Berusaha memaksimalkan akal dan menempatkannya sejajar dengan
teks suci dalam mendapatkan ilmu pengetahuan.
c.Penggunaan rasionalitas tidak terhenti hanya sebatas rasio belaka,
tetapi melibatkan pendekatan empiris sebagai kunci utama untuk
mendapatkan ilmu pengetahuan
Kelemahan:
Tidak sinkronnya teks dan realitas.
17. EPISTEMOLOGI IRfANIEPISTEMOLOGI IRfANI
Keunggulan:
Segala pengetahuan yang bersumber dari intuisi-intuisi, musyahadah, dan
mukasyafah ledih dekat dengan kebenaran dari pada ilmu-ilmu yang digali dari
argumentasi-argumentasi rasional dan akal.
Kelemahan:
a.Epistemologi Irfani hanya dinikmati oleh segelintir manusia yang mampu
pada taraf pensucian diri yang tinggi.
b.Irfani sangta subjektif menilai sesuatu karena ia berdasar pada pengalaman
individu manusia.
c.Sifatnya irasional, dan anti kritik terhadap penalaran
Keunggulan:
Segala pengetahuan yang bersumber dari intuisi-intuisi, musyahadah, dan
mukasyafah ledih dekat dengan kebenaran dari pada ilmu-ilmu yang digali dari
argumentasi-argumentasi rasional dan akal.
Kelemahan:
a.Epistemologi Irfani hanya dinikmati oleh segelintir manusia yang mampu
pada taraf pensucian diri yang tinggi.
b.Irfani sangta subjektif menilai sesuatu karena ia berdasar pada pengalaman
individu manusia.
c.Sifatnya irasional, dan anti kritik terhadap penalaran
18. Setiap epistemologi, termasuk di dalamnya Irfani,
memiliki kelebihan dan kelemahan. Tidak ada di antara
ketiga epistemologi keilmuan islam tersebut yang sempurna.
Eksistensi ketiganya justru saling melengkapi satu sama lain.
Oleh karena itu, hal yang bijak bukanlah menafikan eksistensi
peran masing-masing, tetapi bagaimana masing-masing
epistemologi tersebut menjalankan perannya yang tepat
dan saling melengkapi satu sama lain.