SlideShare a Scribd company logo
TUGAS UJIAN TUMBUHAN AIR
PENGARUH BLOOMING ALGA BESERTA PENGENDALIANNYA
PADA PERAIRAN WADUK BENANGA DI LEMPAKE-SAMARINDA

Oleh :
Kelompok 1

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
JURUSAN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN
UNIVERSITAS MULAWARMAN
SAMARINDA
2013
TUGAS UJIAN TUMBUHAN AIR
PENGARUH BLOOMING ALGA BESERTA PENGENDALIANNYA
PADA PERAIRAN WADUK BENANGA DI LEMPAKE-SAMARINDA
Oleh :
Nira Ayu Anggida

:

1106035001

Randi Aditya

:

1106035002

Wiyogo Agus Sunarto

:

1106035003

Ichsanul Akbar

:

1106035004

Fudoh Nurhidayah

:

1106035005

Afnawiyah Paysal

:

1106035006

Rika Rozani

:

1106035007

Achmad Yani

:

1106035015

Dwi Andriani Nur

:

1106035009

Miftahul jannah

:

1106035018

M.Irwan Arisandi

:

0906035004

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
JURUSAN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN
UNIVERSITAS MULAWARMAN
SAMARINDA
2013
KATA PENGANTAR

Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha
Esa, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya, sehingga
kami dapat menyelesaikan tugas ujian akhir semester V mata kuliah
tumbuhan air dengan judul “Pengaruh Blooming Alga dan Sedimentasi pada
Perairan Waduk Benanga di Lempake-Samarinda”.
Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya
bahwa ada kekurangan baik dari segi penyusunan laporan maupun
penulisannya. Oleh karena itu dengan lapang dada dan tangan terbuka bagi
pembaca yang ingin memberi saran dan kritik kepada kami sehingga kami
dapat memperbaiki Laporan manajemen Sumberdaya Perairan ini di masa
yang akan datang. Demikian laporan ini kami buat semoga Laporan
Praktikum ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Samarinda, 01 Januari 2014
Penyusun

Kelompok 1
DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR………………………………………………………………………………………. ii
DAFTAR ISI ........................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR .................................................................... iv
DAFTAR TABEL ...................................................................... v
I.

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................... 1
B. Rumusan Masalah ........................................................ 2
C. Tujuan dan Manfaat Praktikum........................................ 2

II. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Kondisi Waduk Benanga ................................................ 3
B. Pengelolaan Waduk Benanga .......................................... 8
III. PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................... 10
B. Saran ...................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Waduk adalah danau buatan manusia sebagai tempat menampung dan
tangkapan air yang umumnya dibentuk dari sungai atau rawa dengan tujuan
tertentu. Waduk dibangun dengan tujuan multi fungsi yaitu sebagai
pembangkit listrik tenaga air (PLTA), sumber air minum, kegiatan
pertanian, pengendali banjir, sarana olahraga air, budidaya perikanan, dan
untuk pariwisata. Indonesia mempunyai sekitar 800 danau serta 162 waduk
buatan besar dan kecil untuk kepentingan irigasi pertanian, bahan baku air
bersih, dan PLTA. Sekitar 500 danau dan waduk di Indonesia mulai terancam
punah akibat pengelolaan yang tidak optimal, dimulai dari hulu hingga hilir.
Waduk Benanga terletak di Kota Samarinda, selain sebagai bendungan
penampung air Kota Samarinda, waduk ini juga dimanfaatkan oleh
penduduk sekitar untuk menangkap ikan baik memancing maupun menjala
ada juga budidaya ikan melalui karamba di sekitar waduk benanga tersebut.
Salah satu permasalahan yang dihadapi waduk di Indonesia saat ini
adalah tingginya sedimentasi yang telah menjadi faktor utama penyebab
penurunan daya dukung ekosistem waduk. Tidak terkecuali pada Waduk
Benanga Samarinda.
Eutrofikasi didefinisikan sebagai pengayaan (enrichment) air dengan
nutrien atau unsur hara berupa bahan anorganik yang dibutuhkan oleh
tumbuhan dan mengakibatkan terjadinya peningkatan produktivitas primer
perairan. Nutrient yang dimaksud adalah nitrogen dan fosfor.
Banyaknya eceng gondok yang bertebaran di rawa-rawa dan danaudanau juga disebabkan fosfat yang sangat berlebihan ini. Akibatnya,
kualitas air di banyak ekosistem air menjadi sangat menurun.
Seiring berjalannya waktu kondisi waduk benanga telah mengalami
pendangkalan karena terjadinya blooming tumbuhan air yang kian pesat.
Blooming tumbuhan yang kian tidak terkendali ini dapat mengganggu
ekosistem lainnya di waduk tersebut. Dengan kondis waduk Benanga yang
seperti ini perlu adanya tindakan dan perhatia langsung baik dari
pemerintah maupun penduduk setempat. Makalah ini akan membahas
bagaimana upaya pengendalian blooming tumbuhan air di waduk benanga
Samarinda.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengaruh laju pertumbuhan air diwaduk benanga.
2. Bagaiman kondisi perairan waduk benanga akibat blooming alga dan
sedimentasi.
3. Bagaimana pengelolaan waduk benanga akibat sedimentasi dan
blooming alga.
C. Tujuan dan Manfaat
Adapun tujuan dan Manfaat dari penyusunan makalah yang berjudul
“Upaya Pengendalian Blooming Alga di Waduk Benanga Samarinda”
adalah
1) Agar mahasiswa dapat mengetahui tentang dampak dari blooming

tumbuhan air yang terjadi di Waduk Benanga.
2) Agar Mahasiswa dapat mengambil tindakan dan turut ikut serta

dalam pengendalian Blooming tumbuhan air yang ada di Waduk
Benanga Samarinda.
II.

PEMBAHASAN

A. Kondisi Waduk Benanga
Waduk sering disebut danau buatan yang besar. Menurut Komisi DAM
dunia bendungan/waduk besar adalah bila tinggi bendungan lebih dari 15 m.
Sedangkan embung merupakan waduk kecil dan tinggi bendungannya kurang
dari 15 m. Sistem tata air waduk berbeda dengan danau alami. Pada waduk
komponen tata airnya pada umumnya telah direncanakan sedemikian rupa
sehingga volume, kedalaman, luas, presepitasi, debit inflow/outflow dan
waktu tinggal air diketahui dengan pasti.
Pengelolaan sumber daya air di dalam waduk/bendungan tertuang dalam
UU No. 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air yang terdiri dari 3 komponen
yaitu konservasi, pemanfaatan dan pengendalian daya rusak air. Selain itu
masih ada peraturan lain seperti PP No 51 Tahun 1997 tentang Lingkungan
Hidup, PP No 82 tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan
Pengendalian pencemaran Air, PP No 32 Tahun 1990 tentang Kawasan
Lindung, serta Keppres No 123 Tahun 2001 tentang koordinasi Pengelolaan
sumber Daya Air pada tingkat propinsi, wilayah sungai, kabupaten dan kota.
Berbagai produk hukum tersebut dapat dijadikan dasar hukum dalam upaya
konservasi air untuk kehidupan. Namun pada kenyataannya konservasi
sumberdaya air masih jauh dari harapan malah semakin rusak baik kualitas
maupun kuantitasnya.
Permasalahan yang dialami waduk benanga seperti halnya waduk-waduk
lainnya yaitu pendangkalan dan penurunan luasan perairan akibat tingginya
sedimentasi. Peningkatan beban sedimentasi ini diduga disebabkan oleh
peningkatan laju pertumbuhan oleh tumbuhan-tumbuhan air yanga ada di
wilayah Waduk Benanga serta erosi akibat aktivitas-aktivitas di daratan.
Jumlah sedimen yang masuk ke waduk yang melebihi daya dukung akan
mengurangi kapasitas volume daya tampung air waduk, dan merusak
kualitas perairan pada akhirnya dapat memperpendek usia fungsional waduk
tersebut. Turunnya volume air waduk menyebabkan waduk tidak dapat
berfungsi sebagaimana mestinya, baik untuk keperluan irigasi maupun
pembangkit tenaga listrik.
Kondisi Waduk Benanga pada saat sekarang ini sangat jauh berbeda
dengan kondisi waduk sebelumnya. Banyaknya tumbuhan air di sekitar
waduk benanga maupun di kawasan waduk ini dapat berdampak buruk
apabila tidak di lakukan tindak lanjut yang cepat, karena hal ini dapat
berdampak eutrofikasi dan sedimentasi.
Suatu

perairan

dikatakan

blooming

fitoplankton

jika

kelimpahan

fitoplanktonnya mencapai 5 x 106 sel/l (Goldman dan Horne, 1983).
Akibatnya eutrofikasi menjadi masalah bagi perairan danau/waduk yang
dikenal dengan algal bloom. Hal ini dikenali dengan warna air yang menjadi
kehijauan, berbau tidak sedap dan kekeruhannya menjadi semakin
meningkat serta banyak enceng gondok yang bertebaran di danau/waduk.
Banyak nya eceng gondok terlihat diwaduk benanga, bahkan bau dari waduk
benanga saat ini tidak sedap lagi, tentu hal ini menandakan menurunya
kualitas air waduk benanga.
Adanya eceng gondok yang menutupi badan perairan waduk benanga,
mengakibatkan

menurunnya

penetrasi

cahaya

untuk

fotosintesis

fitoplankton, apabila hal ini terjadi maka organisme di badan air akan
kekurangan oksigen dan hal ini dapat mengakibatkan kematian organisme.
Bakteri pembusuk akan menguraikan organisme yang mati, baik tanaman
maupun hewan yang ada di dasar perairan. Proses pembusukan ini atau
dekomposisi akan banyak menggunakan oksigen terlarut dalam air, sehingga
terjadi hypoksia atau kadar oksigen akan menurun secara drastis dan pada
akhirnya kehidupan biologis di perairan danau juga akan sangat berkurang.
Oleh karena itu peningkatan unsur hara yang sangat tinggi yang
mengakibatkan

terjadinya

perubahan

waduk

menjadi

eutrofik

dan

menimbulkan aroma tidak sedap yang akan mengakibatkan dampak negatif
dimana akan terjadi perubahan keseimbangan antara kehidupan tanaman
air dan hewan air yang ada di waduk tersebut.
Kematian ikan dan sisa biomasa organisme yang mengandung unsur hara
fosfor dan nitrogen dapat merangsang pertumbuhan fitoplankton atau alga
dan meningkatkan produktivitas perairan. Sebaliknya, dalam keadaan
berlebihan akan memicu timbulnya blooming algae yang justru merugikan
kehidupan organisme yang ada dalam badan air. Penumpukan bahan nutrien
ini akan menjadi ancaman kehidupan ikan di badan danau pada saat musim
pancaroba. Adanya peningkatan suhu udara, pemanasan sinar matahari, dan
tiupan angin kencang akan menyebabkan terjadinya golakan air danau. Hal
ini menyebabkan arus naik dari dasar danau yang mengangkat masa air yang
mengendap. Masa air yang membawa senyawa beracun dari dasar danau
hingga

mengakibatkan

kandungan

oksigen

di

badan

air berkurang.

Rendahnya oksigen di air itulah yang menyebabkan kematian ikan secara
mendadak. (Anonim, 2010)
Kondisi lingkungan Bendungan Benanga terletak di pemukiman penduduk
yang cukup padat. Biasanya penduduk sekitar memanfaatkan air bendungan
untuk kebutuhan MCK seperti kegiatan mencuci pakaian, dimana kegiatan
tersebut dilakukan dipinggiran waduk dan sisa pencucian berupa air
deterjen langsung dibuang ke badan air permukaan.
Menurut Morse et. al. (1993) sumber fosfor penyebab eutrofikasi 10 %
berasal dari proses alamiah di lingkungan air itu sendiri (background
source), 7 % dari industri, 11 % dari detergen, 17 % dari pupuk pertanian, 23
% dari limbah manusia, dan yang terbesar, 32 %, dari limbah peternakan.
Paparan statistik di atas menunjukkan bagaimana besarnya jumlah populasi
dan beragamnya aktivitas masyarakat modern menjadi penyumbang yang
sangat besar bagi lepasnya fosfor ke lingkungan air.
Akibat eutrofikasi menyebabkan tingginya kandungan nutrient sehinga
fitoplankton juga mempunyai respon yang berbeda terhadap perbandingan
jenis nutrien yang terlarut dalam badan air (Kilham dan. Fenomena ini
menyebabkan komunitas fitoplankton dalam suatu badan air mempunyai
struktur dan dominasi jenis yang berbeda dengan badan air lainnya.
Selain merugikan dan mengancam keberlanjutan fauna akibat dominasi
fito-plankton yang tidak dapat dimakan dan beracun; blooming yang
menghasilkan biomasa (organik) tinggi juga merugikan fauna; karena
fenomena blooming selalu diikuti dengan penurunan oksigen terlarut secara
drastis akibat pe-manfaatan oksigen yang ber lebihan untuk de-komposisi
biomasa (organik) yang mati.
Rendahnya konsentrasi oksigen terlarut, bahkan sampai batas nol,
menyebabkan makhluk hidup air seperti ikan dan spesies lainnya tidak bisa
tumbuh dengan baik sehingga akhirnya mati. Hilangnya ikan dan hewan
lainnya dalam mata rantai ekosistem air menyebabkan terganggunya
keseimbangan ekosistem air. Permasalahan lainnya, cyanobacteria (bluegreen algae) diketahui mengandung toksin sehingga membawa risiko
kesehatan bagi manusia dan hewan. Algal bloom juga menyebabkan
hilangnya nilai konservasi, estetika, rekreasional, dan pariwisata sehingga
dibutuhkan biaya sosial dan ekonomi yang tidak sedikit untuk mengatasinya
(Anonim, 2009).
Kegiatan pembukaan lahan untuk permukiman merupakan sumber
sedimen dan pencemaran perairan waduk. Sedimen merupakan tempat
tinggal tumbuhan dan hewan yang ada di dasar. Sedimen terdiri dari bahan
organik yang berasal dari hewan atau tumbuhan yang membusuk kemudian
tenggelam ke dasar dan bercampur dengan lumpur dan bahan anorganik
yang umumnya berasal dari pelapukan batuan (Sverdrup, 1966).
Masuknya padatan tersuspensi ke dalam perairan waduk dapat
meningkatkan kekeruhan air. Hal ini menyebabkan menurunnya laju
fotosintesis fitoplankton, sehingga produktivitas primer perairan menjadi
turun, yang pada gilirannya menyebabkan terganggunya keseluruhan rantai
makan (Haryani, 2001).
Sedimen yang dihasilkan oleh proses erosi akan terbawa oleh aliran
dan diendapkan pada suatu tempat yang kecepatannya melambat atau
terhenti. Proses ini dikenal dengan sedimentasi atau pengendapan. Asdak
(2002) menyatakan bahwa sedimen hasil erosi terjadi sebagai akibat proses
pengolahan

tanah

yang

tidak

memenuhi

kaidah-kaidah

konservasi.

Kandungan sedimen pada hampir semua perairan dapat meningkat terus
karena

erosi

dari

tanah

pertanian,

kehutanan,

konstruksi

dan

pertambangan. Hasil sedimen (sediment yield) adalah besarnya sedimen
yang berasal dari erosi yang terjadi di daerah tangkapan air yang dapat
diukur pada periode waktu dan tempat tertentu
Adanya akar-akar dari tumbuhan air yang tumbuh di kawasan waduk
dapat sebagai perangkap sedimen atau bahan pencemar yang selanjutnya
akan jatuh ke dasar periaran. Hal inilah yang menyebabkan sedimentasi
dapat terjadi di perairan. Adapun materi material yang terbawa akan
membentuk suspensi dan ada juga sedimen yang mengendap diwaduk,
pengendapan (sedimentation) bahan bawaan air pada suatu waduk, kolam,
bendungan maupun area lain yang mampu menahan bahan buangan
sehingga membentuk suatu lapisan lunak (rawa) pada suatu area.
Sedimen diwaduk banyak mempengaruhi keadaan waduk, yang bisa
mempengaruhi kuwalitas air, suspensi dari material-material yang dibawa
oleh runoff / akibat turunnya hujan dan sedimen yang sudah ada
mengakibatkan kekseruhan yang bisa mengakibatkan dampak buruk bagi
biota-biota

yang

memperlukan

kecerahan

dalam

menjalankan

kehidupannya, dan jika sedimen terlalu menumpuk pada waduk akan
mengakibatkan kebanjiran yang parah pada daerah yang lain, hal ini
disebabkan lambatnya aliran yang mengakibatkan waduk meluap pada
daerah yang ada disekitarnya

Gambar 1. Kondisi Waduk Benanga

Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara morfometrik luas waduk
mengalami perubahan secara mendasar yaitu terjadinya penyempitan
daerah genangan air (3,35 % dari luas total 387,10 ha), pendangkalan (1 – 2
m), dan meningkatnya tutupan gulma air (96,65 % dari luas total 387,10 ha).
Karakteristik fisika-kimia air melebihi baku mutu, dimana bahan pencemar
H2S, NH3-N, COD tinggi dan DO rendah. Sedangkan karateristik biologi
perairan dari plankton dan benthos tergolong rendah. Golongan nekton
didominasi oleh ibas testunideuskan rawa jenis labirin, seperti Betok
(Anabas testunideus).
B. Pengelolaan Waduk Benanga
Dalam pengelolaan waduk agar tetap lestari sebaiknya melibatkan multi
stakeholder, yaitu:
1. pelaku usaha, baik yang bergerak di dalam kawasan maupun di luar
kawasan waduk;
2. pemerintah, yakni Dinas Pekerjaan Umum dan Dinas Perikanan;
3. perguruan tinggi;
4. lembaga swadaya masyarakat dan masyarakat umum. Faktor lain yang
sangat menentukan keberhasilan dalam pengelolaan waduk, seperti
kualitas sumberdaya manusia, organisasi, kelembagaan, regulasi, dan
infrastruktur.
Pengelolaan waduk merupakan suatu kegiatan yang penting, kompleks
dan dinamis. Penting karena waduk memiliki fungsi ekologi, ekonomi,
sosial. dan budaya, menjadi kompleks karena melibatkan multi stakeholder
dengan karakteristik yang berbeda, dan dinamis karena tingkat pencemaran
dan sedimentasi selalu berubah seiring dengan perubahan waktu. Hal ini
menunjukkan bahwa penanganan masalah-masalah yang berkaitan dengan
pengelolaan waduk harus dilakukan secara integratif–holistik dengan
pendekatan

kesisteman,

bukan

secara

parsial–sektoral.

Pendekatan

kesisteman ini didasarkan pada sybernetic, holistic, and effectiveness
(SHE) dengan melibatkan seluruh stakeholder.
Salah

satu

pendekatan

kesisteman

yang

memungkinkan

teridentifikasinya seluruh variabel terkait, dan memudahkan untuk
mengetahui pola perkembangan ke depan seiring dengan perubahan waktu
adalah dengan sistem model dinamik. Pendekatan ini akan memudahkan
bagi pengambil kebijakan dalam pengelolaan waduk untuk menyiapkan
langkah–langkah strategis dalam menghadapi setiap perubahan yang akan
terjadi ke depan. Selanjutnya pendekatan ini juga dapat mengidentifikasi
faktor pengungkit dalam pengelolaan waduk, sehingga kebijakan strategis
yang akan diambil menjadi lebih efektif. Pendekatan sistem dinamik
merupakan bagian dari pendekatan kesisteman yang dapat menjadi salah
satu alternatif pendekatan dalam pengelolaan waduk karena pendekatan
sistem dinamik ini dapat menyederhanakan struktur sistem yang kompleks
dan rumit (Muhammadi et al. 2001).
Secara garis besar pengembangan sistem model dinamik meliputi 3
tahap, yaitu:
(a) cognitive map,
(b) construction model,
(c) simulation and policy analysis.
Cognitif map merupakan langkah pengenalan masalah secara mendasar,
dilakukan melalui studi literatur, wawancara pakar, dan diskusi dengan
stakeholder melalui diskusi kelompok terfokus (focus group discussion:
FGD). FGD merupakan forum diskusi stakeholder untuk mengidentifikasi
seluruh variabel, masalah, kendala, dan kebutuhannya dalam pengelolaan
waduk. Hasil dari FGD kemudian dibuat kedalam system conceptualization
dalam

bentuk

diagram

sebab

akibat

(causal

loop

diagram)

yang

menggambarkan hubungan sebab akibat dan feed back-nya satu variabel
terhadap lainnya, sehingga memudahkan pengendalian sesuai dengan yang
diinginkan.
Construction model merupakan tahap pengembangan model yang
didasarkan pada causal loop diagram. Pengembangan model menggunakan
software tool Powersim. Sebagai langkah akhir dari pengembangan model
dinamis adalah simulasi dan analisis kebijakan. Analisis kebijakan ini
dilakukan terhadap hasil simulasi model berdasarkan skenario yang
dikembangkan. Selanjutnya hasil analisis kebijakan akan menjadi bahan
rekomendasi kebijakan dalam pengelolaan waduk secara berkelanjutan.

III.

KESIMPULAN

a. Kesimpulan
Waduk adalah danau buatan manusia sebagai tempat menampung dan
tangkapan air yang umumnya dibentuk dari sungai atau rawa dengan tujuan
tertentu. Banyak nya eceng gondok terlihat diwaduk benanga, bahkan bau
dari waduk benanga saat ini tidak sedap lagi, tentu hal ini menandakan
menurunya kualitas air waduk benanga dan berdampak negative yang
mengakibatkan perubahan keseimbangan antara kehidupan tanaman air dan
hewan air yang ada di waduk tersebut.
b. Saran
Mahasiswa diharapkan bisa memahami arti pentingnya waduk dan
berusaha ikut serta dalam menjaga kelestarian waduk setelah membuat
makalah ini.
MAKALAH WADUK BENANGA

More Related Content

What's hot

Tata Cara Operasional dan Pemeliharaan Drainase Perkotaan - bagian 1
Tata Cara Operasional dan Pemeliharaan Drainase Perkotaan - bagian 1Tata Cara Operasional dan Pemeliharaan Drainase Perkotaan - bagian 1
Tata Cara Operasional dan Pemeliharaan Drainase Perkotaan - bagian 1
Joy Irman
 
Manajemen sistem irigasi
Manajemen sistem irigasiManajemen sistem irigasi
Manajemen sistem irigasi
darma wati
 
Laboratorium Uji Tanah - Pemeriksaan Kadar Air dan Berat Isi Tanah
Laboratorium Uji Tanah - Pemeriksaan Kadar Air dan Berat Isi TanahLaboratorium Uji Tanah - Pemeriksaan Kadar Air dan Berat Isi Tanah
Laboratorium Uji Tanah - Pemeriksaan Kadar Air dan Berat Isi TanahReski Aprilia
 
Kebutuhan air baku
Kebutuhan air bakuKebutuhan air baku
Kebutuhan air baku
udhiye
 
Mekanika fluida 2 pertemuan 7 okk
Mekanika fluida 2 pertemuan 7 okkMekanika fluida 2 pertemuan 7 okk
Mekanika fluida 2 pertemuan 7 okk
Marfizal Marfizal
 
Karakteristik lahan rawa
Karakteristik lahan rawaKarakteristik lahan rawa
Karakteristik lahan rawa
Boaz Salosa
 
Presentasi no 5 8_sistem konservasi lahan basah
Presentasi no 5 8_sistem konservasi lahan basahPresentasi no 5 8_sistem konservasi lahan basah
Presentasi no 5 8_sistem konservasi lahan basah
Bondan the Planter of Palm Oil
 
Permasalahan Sumber Daya Air
Permasalahan Sumber Daya AirPermasalahan Sumber Daya Air
Permasalahan Sumber Daya Air
Yahya M Aji
 
Aliran Air Tanah
Aliran Air TanahAliran Air Tanah
Aliran Air Tanah
Riyadi Joe
 
Persamaan kecepatan
Persamaan kecepatanPersamaan kecepatan
Persamaan kecepatan
Adunk Putra
 
Daya dukung pondasi dengan analisis terzaghi
Daya dukung pondasi dengan analisis terzaghiDaya dukung pondasi dengan analisis terzaghi
Daya dukung pondasi dengan analisis terzaghiAyu Fatimah Zahra
 
87280501 perencanaan-sistem-drainase
87280501 perencanaan-sistem-drainase87280501 perencanaan-sistem-drainase
87280501 perencanaan-sistem-drainase
Miftakhul Yaqin
 
Penataan kawasan tambak udang dalam upaya revitalisasinya
Penataan kawasan tambak udang dalam upaya revitalisasinyaPenataan kawasan tambak udang dalam upaya revitalisasinya
Penataan kawasan tambak udang dalam upaya revitalisasinya
Didi Sadili
 
Siphon, Terjunan, Gorong-gorong
Siphon, Terjunan, Gorong-gorongSiphon, Terjunan, Gorong-gorong
Siphon, Terjunan, Gorong-gorong
Yahya M Aji
 
Peraturan Menteri PU No. 63/PRT/1993 tentang Garis Sempadan Sungai, Daerah Ma...
Peraturan Menteri PU No. 63/PRT/1993 tentang Garis Sempadan Sungai, Daerah Ma...Peraturan Menteri PU No. 63/PRT/1993 tentang Garis Sempadan Sungai, Daerah Ma...
Peraturan Menteri PU No. 63/PRT/1993 tentang Garis Sempadan Sungai, Daerah Ma...
infosanitasi
 
Pola Penanganan Drainase Perkotaan
Pola Penanganan Drainase PerkotaanPola Penanganan Drainase Perkotaan
Pola Penanganan Drainase Perkotaan
infosanitasi
 
Mekanika Tanah II (Teori Tekanan Tanah Lateral)
Mekanika Tanah II (Teori Tekanan Tanah Lateral)Mekanika Tanah II (Teori Tekanan Tanah Lateral)
Mekanika Tanah II (Teori Tekanan Tanah Lateral)
Muhammad Zhabri Gaffari Darmawan
 

What's hot (20)

Tata Cara Operasional dan Pemeliharaan Drainase Perkotaan - bagian 1
Tata Cara Operasional dan Pemeliharaan Drainase Perkotaan - bagian 1Tata Cara Operasional dan Pemeliharaan Drainase Perkotaan - bagian 1
Tata Cara Operasional dan Pemeliharaan Drainase Perkotaan - bagian 1
 
Manajemen sistem irigasi
Manajemen sistem irigasiManajemen sistem irigasi
Manajemen sistem irigasi
 
Laboratorium Uji Tanah - Pemeriksaan Kadar Air dan Berat Isi Tanah
Laboratorium Uji Tanah - Pemeriksaan Kadar Air dan Berat Isi TanahLaboratorium Uji Tanah - Pemeriksaan Kadar Air dan Berat Isi Tanah
Laboratorium Uji Tanah - Pemeriksaan Kadar Air dan Berat Isi Tanah
 
Kebutuhan air baku
Kebutuhan air bakuKebutuhan air baku
Kebutuhan air baku
 
Mekanika fluida 2 pertemuan 7 okk
Mekanika fluida 2 pertemuan 7 okkMekanika fluida 2 pertemuan 7 okk
Mekanika fluida 2 pertemuan 7 okk
 
Karakteristik lahan rawa
Karakteristik lahan rawaKarakteristik lahan rawa
Karakteristik lahan rawa
 
Presentasi no 5 8_sistem konservasi lahan basah
Presentasi no 5 8_sistem konservasi lahan basahPresentasi no 5 8_sistem konservasi lahan basah
Presentasi no 5 8_sistem konservasi lahan basah
 
Permasalahan Sumber Daya Air
Permasalahan Sumber Daya AirPermasalahan Sumber Daya Air
Permasalahan Sumber Daya Air
 
Aliran Air Tanah
Aliran Air TanahAliran Air Tanah
Aliran Air Tanah
 
Persamaan kecepatan
Persamaan kecepatanPersamaan kecepatan
Persamaan kecepatan
 
Pembesaran ikan
Pembesaran ikanPembesaran ikan
Pembesaran ikan
 
Daya dukung pondasi dengan analisis terzaghi
Daya dukung pondasi dengan analisis terzaghiDaya dukung pondasi dengan analisis terzaghi
Daya dukung pondasi dengan analisis terzaghi
 
Drainase
DrainaseDrainase
Drainase
 
87280501 perencanaan-sistem-drainase
87280501 perencanaan-sistem-drainase87280501 perencanaan-sistem-drainase
87280501 perencanaan-sistem-drainase
 
Penataan kawasan tambak udang dalam upaya revitalisasinya
Penataan kawasan tambak udang dalam upaya revitalisasinyaPenataan kawasan tambak udang dalam upaya revitalisasinya
Penataan kawasan tambak udang dalam upaya revitalisasinya
 
Siphon, Terjunan, Gorong-gorong
Siphon, Terjunan, Gorong-gorongSiphon, Terjunan, Gorong-gorong
Siphon, Terjunan, Gorong-gorong
 
Bab 3-hidrostatika
Bab 3-hidrostatikaBab 3-hidrostatika
Bab 3-hidrostatika
 
Peraturan Menteri PU No. 63/PRT/1993 tentang Garis Sempadan Sungai, Daerah Ma...
Peraturan Menteri PU No. 63/PRT/1993 tentang Garis Sempadan Sungai, Daerah Ma...Peraturan Menteri PU No. 63/PRT/1993 tentang Garis Sempadan Sungai, Daerah Ma...
Peraturan Menteri PU No. 63/PRT/1993 tentang Garis Sempadan Sungai, Daerah Ma...
 
Pola Penanganan Drainase Perkotaan
Pola Penanganan Drainase PerkotaanPola Penanganan Drainase Perkotaan
Pola Penanganan Drainase Perkotaan
 
Mekanika Tanah II (Teori Tekanan Tanah Lateral)
Mekanika Tanah II (Teori Tekanan Tanah Lateral)Mekanika Tanah II (Teori Tekanan Tanah Lateral)
Mekanika Tanah II (Teori Tekanan Tanah Lateral)
 

Viewers also liked

MAKALAH WADUK JATILUHUR KELOMPOK 4
MAKALAH WADUK JATILUHUR KELOMPOK 4MAKALAH WADUK JATILUHUR KELOMPOK 4
MAKALAH WADUK JATILUHUR KELOMPOK 4
Bernadette Agriestien
 
Power Point Waduk
Power Point WadukPower Point Waduk
Power Point Wadukrantikaput
 
Pedoman penyusunan penulisan proposal penelitian dan skripsi
Pedoman penyusunan penulisan proposal penelitian dan skripsiPedoman penyusunan penulisan proposal penelitian dan skripsi
Pedoman penyusunan penulisan proposal penelitian dan skripsi
Melwin Syafrizal
 
Permen PU Nomor 22 Tahun 2009 tentang Pedoman Teknis dan Tatacara Penyusunan ...
Permen PU Nomor 22 Tahun 2009 tentang Pedoman Teknis dan Tatacara Penyusunan ...Permen PU Nomor 22 Tahun 2009 tentang Pedoman Teknis dan Tatacara Penyusunan ...
Permen PU Nomor 22 Tahun 2009 tentang Pedoman Teknis dan Tatacara Penyusunan ...
Penataan Ruang
 
1. uji model fisik untuk memantapkan design bangunan hidraulik
1. uji model fisik untuk memantapkan design bangunan hidraulik1. uji model fisik untuk memantapkan design bangunan hidraulik
1. uji model fisik untuk memantapkan design bangunan hidraulik
Raymond B. Munthe (Dinas Pekerjaan Umum Prov. Babel)
 
Pengangguran, inflasi dan kebijakan pemerintah mega puspita sari uin bandung
Pengangguran, inflasi dan kebijakan pemerintah mega puspita sari uin bandungPengangguran, inflasi dan kebijakan pemerintah mega puspita sari uin bandung
Pengangguran, inflasi dan kebijakan pemerintah mega puspita sari uin bandungAulia Paloh
 
makalah Danau
makalah Danaumakalah Danau
makalah Danau
Lintang Nur
 
Cover skripsi
Cover skripsiCover skripsi
Cover skripsi
Henni Tampubolon
 
Karakteristik sungai
Karakteristik sungaiKarakteristik sungai
Karakteristik sungaiCahaya Hari
 
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
infosanitasi
 
68284378 proposal-kkn
68284378 proposal-kkn68284378 proposal-kkn
68284378 proposal-kknDedy 'surya
 
Peraturan Pemerintah No. 37 Tahun 2012 tentang Pengelolaan Daerah Aliran Sungai
Peraturan Pemerintah No. 37 Tahun 2012 tentang Pengelolaan Daerah Aliran SungaiPeraturan Pemerintah No. 37 Tahun 2012 tentang Pengelolaan Daerah Aliran Sungai
Peraturan Pemerintah No. 37 Tahun 2012 tentang Pengelolaan Daerah Aliran Sungai
Penataan Ruang
 
Ekosistem Danau
Ekosistem DanauEkosistem Danau
Ekosistem Danau
Aulia Srie Wardani
 
Tugas ppt harningrum off k_100721407132
Tugas ppt harningrum off k_100721407132Tugas ppt harningrum off k_100721407132
Tugas ppt harningrum off k_100721407132Arrizaqu Elsavitri
 
Makalah Ekosistem Laut
Makalah Ekosistem LautMakalah Ekosistem Laut
Makalah Ekosistem Laut
Google
 
Makalah 2
Makalah 2Makalah 2
Makalah 2
topanogan
 
Contoh pidato hari pendidikan dalam bahasa jawa
Contoh pidato hari pendidikan dalam bahasa jawaContoh pidato hari pendidikan dalam bahasa jawa
Contoh pidato hari pendidikan dalam bahasa jawa
Mochamad Rofik
 
01 perencanaan bendungan-waduk
01 perencanaan bendungan-waduk01 perencanaan bendungan-waduk
01 perencanaan bendungan-wadukWerdhi S
 

Viewers also liked (20)

MAKALAH WADUK JATILUHUR KELOMPOK 4
MAKALAH WADUK JATILUHUR KELOMPOK 4MAKALAH WADUK JATILUHUR KELOMPOK 4
MAKALAH WADUK JATILUHUR KELOMPOK 4
 
Power Point Waduk
Power Point WadukPower Point Waduk
Power Point Waduk
 
Pedoman penyusunan penulisan proposal penelitian dan skripsi
Pedoman penyusunan penulisan proposal penelitian dan skripsiPedoman penyusunan penulisan proposal penelitian dan skripsi
Pedoman penyusunan penulisan proposal penelitian dan skripsi
 
Permen PU Nomor 22 Tahun 2009 tentang Pedoman Teknis dan Tatacara Penyusunan ...
Permen PU Nomor 22 Tahun 2009 tentang Pedoman Teknis dan Tatacara Penyusunan ...Permen PU Nomor 22 Tahun 2009 tentang Pedoman Teknis dan Tatacara Penyusunan ...
Permen PU Nomor 22 Tahun 2009 tentang Pedoman Teknis dan Tatacara Penyusunan ...
 
1. uji model fisik untuk memantapkan design bangunan hidraulik
1. uji model fisik untuk memantapkan design bangunan hidraulik1. uji model fisik untuk memantapkan design bangunan hidraulik
1. uji model fisik untuk memantapkan design bangunan hidraulik
 
Pengangguran, inflasi dan kebijakan pemerintah mega puspita sari uin bandung
Pengangguran, inflasi dan kebijakan pemerintah mega puspita sari uin bandungPengangguran, inflasi dan kebijakan pemerintah mega puspita sari uin bandung
Pengangguran, inflasi dan kebijakan pemerintah mega puspita sari uin bandung
 
Makalah cyanobacteri (ahmad azmi k.u)
Makalah cyanobacteri (ahmad azmi k.u)Makalah cyanobacteri (ahmad azmi k.u)
Makalah cyanobacteri (ahmad azmi k.u)
 
makalah Danau
makalah Danaumakalah Danau
makalah Danau
 
Cover skripsi
Cover skripsiCover skripsi
Cover skripsi
 
Karakteristik sungai
Karakteristik sungaiKarakteristik sungai
Karakteristik sungai
 
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
 
68284378 proposal-kkn
68284378 proposal-kkn68284378 proposal-kkn
68284378 proposal-kkn
 
Peraturan Pemerintah No. 37 Tahun 2012 tentang Pengelolaan Daerah Aliran Sungai
Peraturan Pemerintah No. 37 Tahun 2012 tentang Pengelolaan Daerah Aliran SungaiPeraturan Pemerintah No. 37 Tahun 2012 tentang Pengelolaan Daerah Aliran Sungai
Peraturan Pemerintah No. 37 Tahun 2012 tentang Pengelolaan Daerah Aliran Sungai
 
Ekosistem Danau
Ekosistem DanauEkosistem Danau
Ekosistem Danau
 
Tugas ppt harningrum off k_100721407132
Tugas ppt harningrum off k_100721407132Tugas ppt harningrum off k_100721407132
Tugas ppt harningrum off k_100721407132
 
Makalah Ekosistem Laut
Makalah Ekosistem LautMakalah Ekosistem Laut
Makalah Ekosistem Laut
 
Makalah banjir
Makalah banjirMakalah banjir
Makalah banjir
 
Makalah 2
Makalah 2Makalah 2
Makalah 2
 
Contoh pidato hari pendidikan dalam bahasa jawa
Contoh pidato hari pendidikan dalam bahasa jawaContoh pidato hari pendidikan dalam bahasa jawa
Contoh pidato hari pendidikan dalam bahasa jawa
 
01 perencanaan bendungan-waduk
01 perencanaan bendungan-waduk01 perencanaan bendungan-waduk
01 perencanaan bendungan-waduk
 

Similar to MAKALAH WADUK BENANGA

DANAU DAN WADUK
DANAU DAN WADUKDANAU DAN WADUK
DANAU DAN WADUKfiatunnisa
 
MAKALAH BARU.docx
MAKALAH BARU.docxMAKALAH BARU.docx
MAKALAH BARU.docx
TIRASBALYO
 
MAKALAH BARU.docx
MAKALAH BARU.docxMAKALAH BARU.docx
MAKALAH BARU.docx
TIRASBALYO
 
Monitoring t ingkat mari njeglek
Monitoring t ingkat mari njeglekMonitoring t ingkat mari njeglek
Monitoring t ingkat mari njeglek
Goparipung Bambang
 
krisis air bersih di kota besar di indonesia
krisis air bersih di kota besar di indonesiakrisis air bersih di kota besar di indonesia
krisis air bersih di kota besar di indonesiaDhytha Asyidiq
 
Tps50 tgs2-leonardo-waduk
Tps50 tgs2-leonardo-wadukTps50 tgs2-leonardo-waduk
Tps50 tgs2-leonardo-waduk
Wiina Parmana
 
Dampak pembangkit listrik tenaga air terhadap lingkungan copy
Dampak pembangkit listrik tenaga air terhadap lingkungan   copyDampak pembangkit listrik tenaga air terhadap lingkungan   copy
Dampak pembangkit listrik tenaga air terhadap lingkungan copy
andika anjas
 
Pengelolaan Kawasan Perairan
Pengelolaan Kawasan PerairanPengelolaan Kawasan Perairan
Pengelolaan Kawasan Perairan
Fretty Aigawati Sianturi
 
Penyusutan Gendang – Gendis Contoh Kecil Kegagalan Mengendalikan Limbah
Penyusutan Gendang – Gendis Contoh Kecil Kegagalan Mengendalikan LimbahPenyusutan Gendang – Gendis Contoh Kecil Kegagalan Mengendalikan Limbah
Penyusutan Gendang – Gendis Contoh Kecil Kegagalan Mengendalikan Limbahboysinu
 
Penentuan status kualitas perairan sungai
Penentuan status kualitas perairan sungaiPenentuan status kualitas perairan sungai
Penentuan status kualitas perairan sungaiAnjas Asmara, S.Si
 
32-Article Text-253-2-10-20170811.pdf
32-Article Text-253-2-10-20170811.pdf32-Article Text-253-2-10-20170811.pdf
32-Article Text-253-2-10-20170811.pdf
Muammar39
 
Sumber
SumberSumber
Sumber
yeoh lygnoh
 
Laporan observasi (kenshi)
Laporan observasi (kenshi)Laporan observasi (kenshi)
Laporan observasi (kenshi)Amanda Nurfitri
 
Contoh Karangan Pencemaran Sungai.docx
Contoh Karangan Pencemaran Sungai.docxContoh Karangan Pencemaran Sungai.docx
Contoh Karangan Pencemaran Sungai.docx
NIZARHANIMBINTITODAK
 
Ekodrainase Teknologi Terpadu Pengelolaan Banjir
Ekodrainase Teknologi Terpadu Pengelolaan BanjirEkodrainase Teknologi Terpadu Pengelolaan Banjir
Ekodrainase Teknologi Terpadu Pengelolaan Banjir
Komarudin Muhamad Zaelani
 
Tugas psda1 kelompok 1 a2
Tugas psda1   kelompok 1 a2Tugas psda1   kelompok 1 a2
Tugas psda1 kelompok 1 a2
Aswar Amiruddin
 
Restorasi sungai jangkok 2013
Restorasi sungai jangkok 2013Restorasi sungai jangkok 2013
Restorasi sungai jangkok 2013
alokasiair
 
10 sumberdaya-alam-air
10 sumberdaya-alam-air10 sumberdaya-alam-air
10 sumberdaya-alam-air
Koran Bekas
 
Bencana banjir bandung selatan
Bencana banjir bandung selatanBencana banjir bandung selatan
Bencana banjir bandung selatan
123nurul9
 

Similar to MAKALAH WADUK BENANGA (20)

DANAU DAN WADUK
DANAU DAN WADUKDANAU DAN WADUK
DANAU DAN WADUK
 
MAKALAH BARU.docx
MAKALAH BARU.docxMAKALAH BARU.docx
MAKALAH BARU.docx
 
MAKALAH BARU.docx
MAKALAH BARU.docxMAKALAH BARU.docx
MAKALAH BARU.docx
 
Monitoring t ingkat mari njeglek
Monitoring t ingkat mari njeglekMonitoring t ingkat mari njeglek
Monitoring t ingkat mari njeglek
 
krisis air bersih di kota besar di indonesia
krisis air bersih di kota besar di indonesiakrisis air bersih di kota besar di indonesia
krisis air bersih di kota besar di indonesia
 
Tps50 tgs2-leonardo-waduk
Tps50 tgs2-leonardo-wadukTps50 tgs2-leonardo-waduk
Tps50 tgs2-leonardo-waduk
 
Dampak pembangkit listrik tenaga air terhadap lingkungan copy
Dampak pembangkit listrik tenaga air terhadap lingkungan   copyDampak pembangkit listrik tenaga air terhadap lingkungan   copy
Dampak pembangkit listrik tenaga air terhadap lingkungan copy
 
Pengelolaan Kawasan Perairan
Pengelolaan Kawasan PerairanPengelolaan Kawasan Perairan
Pengelolaan Kawasan Perairan
 
Penyusutan Gendang – Gendis Contoh Kecil Kegagalan Mengendalikan Limbah
Penyusutan Gendang – Gendis Contoh Kecil Kegagalan Mengendalikan LimbahPenyusutan Gendang – Gendis Contoh Kecil Kegagalan Mengendalikan Limbah
Penyusutan Gendang – Gendis Contoh Kecil Kegagalan Mengendalikan Limbah
 
Penentuan status kualitas perairan sungai
Penentuan status kualitas perairan sungaiPenentuan status kualitas perairan sungai
Penentuan status kualitas perairan sungai
 
32-Article Text-253-2-10-20170811.pdf
32-Article Text-253-2-10-20170811.pdf32-Article Text-253-2-10-20170811.pdf
32-Article Text-253-2-10-20170811.pdf
 
Sumber
SumberSumber
Sumber
 
Laporan observasi (kenshi)
Laporan observasi (kenshi)Laporan observasi (kenshi)
Laporan observasi (kenshi)
 
Contoh Karangan Pencemaran Sungai.docx
Contoh Karangan Pencemaran Sungai.docxContoh Karangan Pencemaran Sungai.docx
Contoh Karangan Pencemaran Sungai.docx
 
Pengaruh penggundulan hutan terhadap krisis air
Pengaruh penggundulan hutan terhadap krisis airPengaruh penggundulan hutan terhadap krisis air
Pengaruh penggundulan hutan terhadap krisis air
 
Ekodrainase Teknologi Terpadu Pengelolaan Banjir
Ekodrainase Teknologi Terpadu Pengelolaan BanjirEkodrainase Teknologi Terpadu Pengelolaan Banjir
Ekodrainase Teknologi Terpadu Pengelolaan Banjir
 
Tugas psda1 kelompok 1 a2
Tugas psda1   kelompok 1 a2Tugas psda1   kelompok 1 a2
Tugas psda1 kelompok 1 a2
 
Restorasi sungai jangkok 2013
Restorasi sungai jangkok 2013Restorasi sungai jangkok 2013
Restorasi sungai jangkok 2013
 
10 sumberdaya-alam-air
10 sumberdaya-alam-air10 sumberdaya-alam-air
10 sumberdaya-alam-air
 
Bencana banjir bandung selatan
Bencana banjir bandung selatanBencana banjir bandung selatan
Bencana banjir bandung selatan
 

More from mulawarman university

cara menentukan data analisa dan regresi dengan microsoft exel
cara menentukan data analisa dan regresi dengan microsoft exelcara menentukan data analisa dan regresi dengan microsoft exel
cara menentukan data analisa dan regresi dengan microsoft exel
mulawarman university
 
isi laporan manajemen pesisir dan laut di pulau beras basah-bontang
isi laporan manajemen pesisir dan laut di pulau beras basah-bontangisi laporan manajemen pesisir dan laut di pulau beras basah-bontang
isi laporan manajemen pesisir dan laut di pulau beras basah-bontangmulawarman university
 
ppt perbedaan penelitian deskriptif dan eksperimen
ppt perbedaan penelitian deskriptif dan eksperimenppt perbedaan penelitian deskriptif dan eksperimen
ppt perbedaan penelitian deskriptif dan eksperimenmulawarman university
 
lirik lagu istikhoroh cinta
lirik lagu istikhoroh cintalirik lagu istikhoroh cinta
lirik lagu istikhoroh cinta
mulawarman university
 
Tumbuhan air materi alga
Tumbuhan air materi algaTumbuhan air materi alga
Tumbuhan air materi alga
mulawarman university
 

More from mulawarman university (6)

cara menentukan data analisa dan regresi dengan microsoft exel
cara menentukan data analisa dan regresi dengan microsoft exelcara menentukan data analisa dan regresi dengan microsoft exel
cara menentukan data analisa dan regresi dengan microsoft exel
 
isi laporan manajemen pesisir dan laut di pulau beras basah-bontang
isi laporan manajemen pesisir dan laut di pulau beras basah-bontangisi laporan manajemen pesisir dan laut di pulau beras basah-bontang
isi laporan manajemen pesisir dan laut di pulau beras basah-bontang
 
ppt perbedaan penelitian deskriptif dan eksperimen
ppt perbedaan penelitian deskriptif dan eksperimenppt perbedaan penelitian deskriptif dan eksperimen
ppt perbedaan penelitian deskriptif dan eksperimen
 
lirik lagu istikhoroh cinta
lirik lagu istikhoroh cintalirik lagu istikhoroh cinta
lirik lagu istikhoroh cinta
 
surat dari sang kekasih
surat dari sang kekasihsurat dari sang kekasih
surat dari sang kekasih
 
Tumbuhan air materi alga
Tumbuhan air materi algaTumbuhan air materi alga
Tumbuhan air materi alga
 

Recently uploaded

SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptxSOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
astridamalia20
 
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
setiatinambunan
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawasuntuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
TEDYHARTO1
 
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdfPENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
smp4prg
 
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagjaPi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
agusmulyadi08
 
Karakteristik Manusia Komunikan dalam Bingkai Psikologi Komunikasi
Karakteristik Manusia Komunikan dalam Bingkai Psikologi KomunikasiKarakteristik Manusia Komunikan dalam Bingkai Psikologi Komunikasi
Karakteristik Manusia Komunikan dalam Bingkai Psikologi Komunikasi
AdePutraTunggali
 
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docxKisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
irawan1978
 
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdfNUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
DataSupriatna
 
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdfINDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
NurSriWidyastuti1
 
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
agusmulyadi08
 
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrinPatofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
rohman85
 
tugas modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
tugas  modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptxtugas  modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
tugas modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
d2spdpnd9185
 
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdfRHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
asyi1
 
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptxJuknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
mattaja008
 
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docxINSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
lindaagina84
 
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
widyakusuma99
 
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptxSEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
bobobodo693
 
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docxForm B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
EkoPutuKromo
 
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
Indah106914
 

Recently uploaded (20)

SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptxSOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
 
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
 
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawasuntuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
 
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdfPENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
 
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagjaPi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
 
Karakteristik Manusia Komunikan dalam Bingkai Psikologi Komunikasi
Karakteristik Manusia Komunikan dalam Bingkai Psikologi KomunikasiKarakteristik Manusia Komunikan dalam Bingkai Psikologi Komunikasi
Karakteristik Manusia Komunikan dalam Bingkai Psikologi Komunikasi
 
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docxKisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
 
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdfNUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
 
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdfINDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
 
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
 
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrinPatofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
 
tugas modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
tugas  modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptxtugas  modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
tugas modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
 
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdfRHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
 
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptxJuknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
 
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docxINSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
 
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
 
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptxSEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
 
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docxForm B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
 
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
 

MAKALAH WADUK BENANGA

  • 1. TUGAS UJIAN TUMBUHAN AIR PENGARUH BLOOMING ALGA BESERTA PENGENDALIANNYA PADA PERAIRAN WADUK BENANGA DI LEMPAKE-SAMARINDA Oleh : Kelompok 1 FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN JURUSAN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN UNIVERSITAS MULAWARMAN SAMARINDA 2013
  • 2. TUGAS UJIAN TUMBUHAN AIR PENGARUH BLOOMING ALGA BESERTA PENGENDALIANNYA PADA PERAIRAN WADUK BENANGA DI LEMPAKE-SAMARINDA Oleh : Nira Ayu Anggida : 1106035001 Randi Aditya : 1106035002 Wiyogo Agus Sunarto : 1106035003 Ichsanul Akbar : 1106035004 Fudoh Nurhidayah : 1106035005 Afnawiyah Paysal : 1106035006 Rika Rozani : 1106035007 Achmad Yani : 1106035015 Dwi Andriani Nur : 1106035009 Miftahul jannah : 1106035018 M.Irwan Arisandi : 0906035004 FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN JURUSAN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN UNIVERSITAS MULAWARMAN SAMARINDA 2013
  • 3. KATA PENGANTAR Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ujian akhir semester V mata kuliah tumbuhan air dengan judul “Pengaruh Blooming Alga dan Sedimentasi pada Perairan Waduk Benanga di Lempake-Samarinda”. Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa ada kekurangan baik dari segi penyusunan laporan maupun penulisannya. Oleh karena itu dengan lapang dada dan tangan terbuka bagi pembaca yang ingin memberi saran dan kritik kepada kami sehingga kami dapat memperbaiki Laporan manajemen Sumberdaya Perairan ini di masa yang akan datang. Demikian laporan ini kami buat semoga Laporan Praktikum ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Samarinda, 01 Januari 2014 Penyusun Kelompok 1
  • 4. DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR………………………………………………………………………………………. ii DAFTAR ISI ........................................................................... iii DAFTAR GAMBAR .................................................................... iv DAFTAR TABEL ...................................................................... v I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang ........................................................... 1 B. Rumusan Masalah ........................................................ 2 C. Tujuan dan Manfaat Praktikum........................................ 2 II. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Kondisi Waduk Benanga ................................................ 3 B. Pengelolaan Waduk Benanga .......................................... 8 III. PENUTUP A. Kesimpulan ............................................................... 10 B. Saran ...................................................................... 10 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
  • 5. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Waduk adalah danau buatan manusia sebagai tempat menampung dan tangkapan air yang umumnya dibentuk dari sungai atau rawa dengan tujuan tertentu. Waduk dibangun dengan tujuan multi fungsi yaitu sebagai pembangkit listrik tenaga air (PLTA), sumber air minum, kegiatan pertanian, pengendali banjir, sarana olahraga air, budidaya perikanan, dan untuk pariwisata. Indonesia mempunyai sekitar 800 danau serta 162 waduk buatan besar dan kecil untuk kepentingan irigasi pertanian, bahan baku air bersih, dan PLTA. Sekitar 500 danau dan waduk di Indonesia mulai terancam punah akibat pengelolaan yang tidak optimal, dimulai dari hulu hingga hilir. Waduk Benanga terletak di Kota Samarinda, selain sebagai bendungan penampung air Kota Samarinda, waduk ini juga dimanfaatkan oleh penduduk sekitar untuk menangkap ikan baik memancing maupun menjala ada juga budidaya ikan melalui karamba di sekitar waduk benanga tersebut. Salah satu permasalahan yang dihadapi waduk di Indonesia saat ini adalah tingginya sedimentasi yang telah menjadi faktor utama penyebab penurunan daya dukung ekosistem waduk. Tidak terkecuali pada Waduk Benanga Samarinda. Eutrofikasi didefinisikan sebagai pengayaan (enrichment) air dengan nutrien atau unsur hara berupa bahan anorganik yang dibutuhkan oleh tumbuhan dan mengakibatkan terjadinya peningkatan produktivitas primer perairan. Nutrient yang dimaksud adalah nitrogen dan fosfor.
  • 6. Banyaknya eceng gondok yang bertebaran di rawa-rawa dan danaudanau juga disebabkan fosfat yang sangat berlebihan ini. Akibatnya, kualitas air di banyak ekosistem air menjadi sangat menurun. Seiring berjalannya waktu kondisi waduk benanga telah mengalami pendangkalan karena terjadinya blooming tumbuhan air yang kian pesat. Blooming tumbuhan yang kian tidak terkendali ini dapat mengganggu ekosistem lainnya di waduk tersebut. Dengan kondis waduk Benanga yang seperti ini perlu adanya tindakan dan perhatia langsung baik dari pemerintah maupun penduduk setempat. Makalah ini akan membahas bagaimana upaya pengendalian blooming tumbuhan air di waduk benanga Samarinda. B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana pengaruh laju pertumbuhan air diwaduk benanga. 2. Bagaiman kondisi perairan waduk benanga akibat blooming alga dan sedimentasi. 3. Bagaimana pengelolaan waduk benanga akibat sedimentasi dan blooming alga. C. Tujuan dan Manfaat Adapun tujuan dan Manfaat dari penyusunan makalah yang berjudul “Upaya Pengendalian Blooming Alga di Waduk Benanga Samarinda” adalah 1) Agar mahasiswa dapat mengetahui tentang dampak dari blooming tumbuhan air yang terjadi di Waduk Benanga. 2) Agar Mahasiswa dapat mengambil tindakan dan turut ikut serta dalam pengendalian Blooming tumbuhan air yang ada di Waduk Benanga Samarinda.
  • 7. II. PEMBAHASAN A. Kondisi Waduk Benanga Waduk sering disebut danau buatan yang besar. Menurut Komisi DAM dunia bendungan/waduk besar adalah bila tinggi bendungan lebih dari 15 m. Sedangkan embung merupakan waduk kecil dan tinggi bendungannya kurang dari 15 m. Sistem tata air waduk berbeda dengan danau alami. Pada waduk komponen tata airnya pada umumnya telah direncanakan sedemikian rupa sehingga volume, kedalaman, luas, presepitasi, debit inflow/outflow dan waktu tinggal air diketahui dengan pasti. Pengelolaan sumber daya air di dalam waduk/bendungan tertuang dalam UU No. 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air yang terdiri dari 3 komponen yaitu konservasi, pemanfaatan dan pengendalian daya rusak air. Selain itu masih ada peraturan lain seperti PP No 51 Tahun 1997 tentang Lingkungan Hidup, PP No 82 tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian pencemaran Air, PP No 32 Tahun 1990 tentang Kawasan Lindung, serta Keppres No 123 Tahun 2001 tentang koordinasi Pengelolaan sumber Daya Air pada tingkat propinsi, wilayah sungai, kabupaten dan kota. Berbagai produk hukum tersebut dapat dijadikan dasar hukum dalam upaya konservasi air untuk kehidupan. Namun pada kenyataannya konservasi sumberdaya air masih jauh dari harapan malah semakin rusak baik kualitas maupun kuantitasnya. Permasalahan yang dialami waduk benanga seperti halnya waduk-waduk lainnya yaitu pendangkalan dan penurunan luasan perairan akibat tingginya sedimentasi. Peningkatan beban sedimentasi ini diduga disebabkan oleh peningkatan laju pertumbuhan oleh tumbuhan-tumbuhan air yanga ada di
  • 8. wilayah Waduk Benanga serta erosi akibat aktivitas-aktivitas di daratan. Jumlah sedimen yang masuk ke waduk yang melebihi daya dukung akan mengurangi kapasitas volume daya tampung air waduk, dan merusak kualitas perairan pada akhirnya dapat memperpendek usia fungsional waduk tersebut. Turunnya volume air waduk menyebabkan waduk tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya, baik untuk keperluan irigasi maupun pembangkit tenaga listrik. Kondisi Waduk Benanga pada saat sekarang ini sangat jauh berbeda dengan kondisi waduk sebelumnya. Banyaknya tumbuhan air di sekitar waduk benanga maupun di kawasan waduk ini dapat berdampak buruk apabila tidak di lakukan tindak lanjut yang cepat, karena hal ini dapat berdampak eutrofikasi dan sedimentasi. Suatu perairan dikatakan blooming fitoplankton jika kelimpahan fitoplanktonnya mencapai 5 x 106 sel/l (Goldman dan Horne, 1983). Akibatnya eutrofikasi menjadi masalah bagi perairan danau/waduk yang dikenal dengan algal bloom. Hal ini dikenali dengan warna air yang menjadi kehijauan, berbau tidak sedap dan kekeruhannya menjadi semakin meningkat serta banyak enceng gondok yang bertebaran di danau/waduk. Banyak nya eceng gondok terlihat diwaduk benanga, bahkan bau dari waduk benanga saat ini tidak sedap lagi, tentu hal ini menandakan menurunya kualitas air waduk benanga. Adanya eceng gondok yang menutupi badan perairan waduk benanga, mengakibatkan menurunnya penetrasi cahaya untuk fotosintesis fitoplankton, apabila hal ini terjadi maka organisme di badan air akan kekurangan oksigen dan hal ini dapat mengakibatkan kematian organisme. Bakteri pembusuk akan menguraikan organisme yang mati, baik tanaman maupun hewan yang ada di dasar perairan. Proses pembusukan ini atau dekomposisi akan banyak menggunakan oksigen terlarut dalam air, sehingga
  • 9. terjadi hypoksia atau kadar oksigen akan menurun secara drastis dan pada akhirnya kehidupan biologis di perairan danau juga akan sangat berkurang. Oleh karena itu peningkatan unsur hara yang sangat tinggi yang mengakibatkan terjadinya perubahan waduk menjadi eutrofik dan menimbulkan aroma tidak sedap yang akan mengakibatkan dampak negatif dimana akan terjadi perubahan keseimbangan antara kehidupan tanaman air dan hewan air yang ada di waduk tersebut. Kematian ikan dan sisa biomasa organisme yang mengandung unsur hara fosfor dan nitrogen dapat merangsang pertumbuhan fitoplankton atau alga dan meningkatkan produktivitas perairan. Sebaliknya, dalam keadaan berlebihan akan memicu timbulnya blooming algae yang justru merugikan kehidupan organisme yang ada dalam badan air. Penumpukan bahan nutrien ini akan menjadi ancaman kehidupan ikan di badan danau pada saat musim pancaroba. Adanya peningkatan suhu udara, pemanasan sinar matahari, dan tiupan angin kencang akan menyebabkan terjadinya golakan air danau. Hal ini menyebabkan arus naik dari dasar danau yang mengangkat masa air yang mengendap. Masa air yang membawa senyawa beracun dari dasar danau hingga mengakibatkan kandungan oksigen di badan air berkurang. Rendahnya oksigen di air itulah yang menyebabkan kematian ikan secara mendadak. (Anonim, 2010) Kondisi lingkungan Bendungan Benanga terletak di pemukiman penduduk yang cukup padat. Biasanya penduduk sekitar memanfaatkan air bendungan untuk kebutuhan MCK seperti kegiatan mencuci pakaian, dimana kegiatan tersebut dilakukan dipinggiran waduk dan sisa pencucian berupa air deterjen langsung dibuang ke badan air permukaan. Menurut Morse et. al. (1993) sumber fosfor penyebab eutrofikasi 10 % berasal dari proses alamiah di lingkungan air itu sendiri (background source), 7 % dari industri, 11 % dari detergen, 17 % dari pupuk pertanian, 23
  • 10. % dari limbah manusia, dan yang terbesar, 32 %, dari limbah peternakan. Paparan statistik di atas menunjukkan bagaimana besarnya jumlah populasi dan beragamnya aktivitas masyarakat modern menjadi penyumbang yang sangat besar bagi lepasnya fosfor ke lingkungan air. Akibat eutrofikasi menyebabkan tingginya kandungan nutrient sehinga fitoplankton juga mempunyai respon yang berbeda terhadap perbandingan jenis nutrien yang terlarut dalam badan air (Kilham dan. Fenomena ini menyebabkan komunitas fitoplankton dalam suatu badan air mempunyai struktur dan dominasi jenis yang berbeda dengan badan air lainnya. Selain merugikan dan mengancam keberlanjutan fauna akibat dominasi fito-plankton yang tidak dapat dimakan dan beracun; blooming yang menghasilkan biomasa (organik) tinggi juga merugikan fauna; karena fenomena blooming selalu diikuti dengan penurunan oksigen terlarut secara drastis akibat pe-manfaatan oksigen yang ber lebihan untuk de-komposisi biomasa (organik) yang mati. Rendahnya konsentrasi oksigen terlarut, bahkan sampai batas nol, menyebabkan makhluk hidup air seperti ikan dan spesies lainnya tidak bisa tumbuh dengan baik sehingga akhirnya mati. Hilangnya ikan dan hewan lainnya dalam mata rantai ekosistem air menyebabkan terganggunya keseimbangan ekosistem air. Permasalahan lainnya, cyanobacteria (bluegreen algae) diketahui mengandung toksin sehingga membawa risiko kesehatan bagi manusia dan hewan. Algal bloom juga menyebabkan hilangnya nilai konservasi, estetika, rekreasional, dan pariwisata sehingga dibutuhkan biaya sosial dan ekonomi yang tidak sedikit untuk mengatasinya (Anonim, 2009). Kegiatan pembukaan lahan untuk permukiman merupakan sumber sedimen dan pencemaran perairan waduk. Sedimen merupakan tempat tinggal tumbuhan dan hewan yang ada di dasar. Sedimen terdiri dari bahan
  • 11. organik yang berasal dari hewan atau tumbuhan yang membusuk kemudian tenggelam ke dasar dan bercampur dengan lumpur dan bahan anorganik yang umumnya berasal dari pelapukan batuan (Sverdrup, 1966). Masuknya padatan tersuspensi ke dalam perairan waduk dapat meningkatkan kekeruhan air. Hal ini menyebabkan menurunnya laju fotosintesis fitoplankton, sehingga produktivitas primer perairan menjadi turun, yang pada gilirannya menyebabkan terganggunya keseluruhan rantai makan (Haryani, 2001). Sedimen yang dihasilkan oleh proses erosi akan terbawa oleh aliran dan diendapkan pada suatu tempat yang kecepatannya melambat atau terhenti. Proses ini dikenal dengan sedimentasi atau pengendapan. Asdak (2002) menyatakan bahwa sedimen hasil erosi terjadi sebagai akibat proses pengolahan tanah yang tidak memenuhi kaidah-kaidah konservasi. Kandungan sedimen pada hampir semua perairan dapat meningkat terus karena erosi dari tanah pertanian, kehutanan, konstruksi dan pertambangan. Hasil sedimen (sediment yield) adalah besarnya sedimen yang berasal dari erosi yang terjadi di daerah tangkapan air yang dapat diukur pada periode waktu dan tempat tertentu Adanya akar-akar dari tumbuhan air yang tumbuh di kawasan waduk dapat sebagai perangkap sedimen atau bahan pencemar yang selanjutnya akan jatuh ke dasar periaran. Hal inilah yang menyebabkan sedimentasi dapat terjadi di perairan. Adapun materi material yang terbawa akan membentuk suspensi dan ada juga sedimen yang mengendap diwaduk, pengendapan (sedimentation) bahan bawaan air pada suatu waduk, kolam, bendungan maupun area lain yang mampu menahan bahan buangan sehingga membentuk suatu lapisan lunak (rawa) pada suatu area. Sedimen diwaduk banyak mempengaruhi keadaan waduk, yang bisa mempengaruhi kuwalitas air, suspensi dari material-material yang dibawa
  • 12. oleh runoff / akibat turunnya hujan dan sedimen yang sudah ada mengakibatkan kekseruhan yang bisa mengakibatkan dampak buruk bagi biota-biota yang memperlukan kecerahan dalam menjalankan kehidupannya, dan jika sedimen terlalu menumpuk pada waduk akan mengakibatkan kebanjiran yang parah pada daerah yang lain, hal ini disebabkan lambatnya aliran yang mengakibatkan waduk meluap pada daerah yang ada disekitarnya Gambar 1. Kondisi Waduk Benanga Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara morfometrik luas waduk mengalami perubahan secara mendasar yaitu terjadinya penyempitan daerah genangan air (3,35 % dari luas total 387,10 ha), pendangkalan (1 – 2 m), dan meningkatnya tutupan gulma air (96,65 % dari luas total 387,10 ha). Karakteristik fisika-kimia air melebihi baku mutu, dimana bahan pencemar
  • 13. H2S, NH3-N, COD tinggi dan DO rendah. Sedangkan karateristik biologi perairan dari plankton dan benthos tergolong rendah. Golongan nekton didominasi oleh ibas testunideuskan rawa jenis labirin, seperti Betok (Anabas testunideus). B. Pengelolaan Waduk Benanga Dalam pengelolaan waduk agar tetap lestari sebaiknya melibatkan multi stakeholder, yaitu: 1. pelaku usaha, baik yang bergerak di dalam kawasan maupun di luar kawasan waduk; 2. pemerintah, yakni Dinas Pekerjaan Umum dan Dinas Perikanan; 3. perguruan tinggi; 4. lembaga swadaya masyarakat dan masyarakat umum. Faktor lain yang sangat menentukan keberhasilan dalam pengelolaan waduk, seperti kualitas sumberdaya manusia, organisasi, kelembagaan, regulasi, dan infrastruktur. Pengelolaan waduk merupakan suatu kegiatan yang penting, kompleks dan dinamis. Penting karena waduk memiliki fungsi ekologi, ekonomi, sosial. dan budaya, menjadi kompleks karena melibatkan multi stakeholder dengan karakteristik yang berbeda, dan dinamis karena tingkat pencemaran dan sedimentasi selalu berubah seiring dengan perubahan waktu. Hal ini menunjukkan bahwa penanganan masalah-masalah yang berkaitan dengan pengelolaan waduk harus dilakukan secara integratif–holistik dengan pendekatan kesisteman, bukan secara parsial–sektoral. Pendekatan kesisteman ini didasarkan pada sybernetic, holistic, and effectiveness (SHE) dengan melibatkan seluruh stakeholder.
  • 14. Salah satu pendekatan kesisteman yang memungkinkan teridentifikasinya seluruh variabel terkait, dan memudahkan untuk mengetahui pola perkembangan ke depan seiring dengan perubahan waktu adalah dengan sistem model dinamik. Pendekatan ini akan memudahkan bagi pengambil kebijakan dalam pengelolaan waduk untuk menyiapkan langkah–langkah strategis dalam menghadapi setiap perubahan yang akan terjadi ke depan. Selanjutnya pendekatan ini juga dapat mengidentifikasi faktor pengungkit dalam pengelolaan waduk, sehingga kebijakan strategis yang akan diambil menjadi lebih efektif. Pendekatan sistem dinamik merupakan bagian dari pendekatan kesisteman yang dapat menjadi salah satu alternatif pendekatan dalam pengelolaan waduk karena pendekatan sistem dinamik ini dapat menyederhanakan struktur sistem yang kompleks dan rumit (Muhammadi et al. 2001). Secara garis besar pengembangan sistem model dinamik meliputi 3 tahap, yaitu: (a) cognitive map, (b) construction model, (c) simulation and policy analysis. Cognitif map merupakan langkah pengenalan masalah secara mendasar, dilakukan melalui studi literatur, wawancara pakar, dan diskusi dengan stakeholder melalui diskusi kelompok terfokus (focus group discussion: FGD). FGD merupakan forum diskusi stakeholder untuk mengidentifikasi seluruh variabel, masalah, kendala, dan kebutuhannya dalam pengelolaan waduk. Hasil dari FGD kemudian dibuat kedalam system conceptualization dalam bentuk diagram sebab akibat (causal loop diagram) yang menggambarkan hubungan sebab akibat dan feed back-nya satu variabel terhadap lainnya, sehingga memudahkan pengendalian sesuai dengan yang diinginkan.
  • 15. Construction model merupakan tahap pengembangan model yang didasarkan pada causal loop diagram. Pengembangan model menggunakan software tool Powersim. Sebagai langkah akhir dari pengembangan model dinamis adalah simulasi dan analisis kebijakan. Analisis kebijakan ini dilakukan terhadap hasil simulasi model berdasarkan skenario yang dikembangkan. Selanjutnya hasil analisis kebijakan akan menjadi bahan rekomendasi kebijakan dalam pengelolaan waduk secara berkelanjutan. III. KESIMPULAN a. Kesimpulan Waduk adalah danau buatan manusia sebagai tempat menampung dan tangkapan air yang umumnya dibentuk dari sungai atau rawa dengan tujuan tertentu. Banyak nya eceng gondok terlihat diwaduk benanga, bahkan bau dari waduk benanga saat ini tidak sedap lagi, tentu hal ini menandakan menurunya kualitas air waduk benanga dan berdampak negative yang mengakibatkan perubahan keseimbangan antara kehidupan tanaman air dan hewan air yang ada di waduk tersebut. b. Saran Mahasiswa diharapkan bisa memahami arti pentingnya waduk dan berusaha ikut serta dalam menjaga kelestarian waduk setelah membuat makalah ini.