SlideShare a Scribd company logo
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Bendungan Ir. H. Juanda atau yang biasa disebut juga sebagai Waduk
Jatiluhur terletak di Kabupaten Purwakarta, Provinsi Jawa Barat, dan memiliki
jarak yang cukup dekat dan terletak diantara kota – kota besar di Pulau Jawa
Bagian barat, seperti DKI Jakarta dan Bandung serta dapat diakses dengan mudah
karena terlewati oleh jalan tol, seperti ruas tol Cikampek dan Cipularang. Waduk
Jatiluhur membendung aliran Sungai Citarum di Kecamatan Jatiluhur, Kabupaten
Purwakarta, Provinsi Jawa Barat. Namun demikian setelah dibangun Waduk
Saguling dan Cirata di atasnya, laju sedimentasi semakin menurun. (PJT II, 2011)
Ekowisata secara sederhana dapat didefinisikan sebagai perjalanan
wisata yang penuh tanggung jawab ke suatu destinasi wisata dengan tujuan untuk
mengkonservasi alam serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat lokal. Jika
pariwisata berbasis alam hanya melakukan perjalanan ke tempat-tempat alami,
ekowisata secara langsung memberikan manfaat bagi
lingkungan, budaya dan ekonomi masyarakat lokal. Seorang wisatawan yang
melakukan kegiatan wisata berbasis alam hanya dapat pergi mengamati burung
saja, namun seorang ekoturis pergi mengamati burung dengan pemandu lokal,
tinggal di penginapan yang dimiliki oleh masyarakat lokal, serta berkontribusi
terhadap ekonomi masyarakat lokal.
Pariwisata berkelanjutan mencakup semua segmen industri dengan
pedoman dan kriteria yang bertujuan untuk mengurangi dampak lingkungan,
terutama penggunaan sumber daya yang tidak terbarukan. Pariwisata
berkelanjutan menggunakan standar yang terukur, dan ditujukan untuk
meningkatkan kontribusi pariwisata terhadap pembangunan berkelanjutan serta
pelestarian terhadap lingkungan.
Dari penjelasan singkat diatas dapat diambil kesimpulan bahwa
ekowisata merupakan suatu aktivitas pariwisata yang berupaya untuk
meminimalisir dampak negative terhadap kegiatan pariwisata, sementara
2
pariwisata berkelanjutan merupakan suatu sistem yang kompleks,
berkesinambungan serta terstandarisasi. Perbedaan ekowisata dan pariwisata
berkelanjutan terletak pada ruang lingkupnya, namun dalam hal visi atau tujuan,
ekowisata dan pariwisata berkelanjutan tidak memiliki perbedaan.
Pembangunan pariwisata yang terpadu dan berkelanjutan perlu
memperhatikan dampak serta aspiratif dengan adat istiadat masyarakat di sekitar
daerah tujuan wisata. Seluruh stakeholders yang berhubungan langsung dengan
dunia pariwisata terlibat dalam perencanaan pembangunan suatu obyek daerah
tujuan wisata. Masyarakat setempat, wisatawan, pengusaha (investor), biro
perjalanan, serta Pemerintah Daerah harus saling terpadu untuk berupaya secara
maksimal mengembangkan potensi wisata yang memperhitungkan keuntungan
serta manfaat rakyat banyak.
Industri pariwisata yang berkembang dengan baik akan membuka
kesempatan terciptanya peluang usaha, kesempatan berwiraswasta, serta
terbukanya lapangan kerja yang cukup luas bagi penduduk setempat, bahkan
masyarakat dari luar daerah. Secara langsung dengan dibangunnya sarana dan
prasarana kepariwisataan di daerah tujuan wisata tersebut maka akan banyak
tenaga kerja yang diperlukan oleh proyek-proyek, seperti pembuatan jalan-jalan ke
obyek-obyek pariwisata, jembatan, usaha kelistrikan, penyediaan sarana air
bersih, pembangunan lokasi rekreasi, angkutan wisata, terminal, lapangan udara,
perhotelan, restoran, biro perjalanan, pusat perbelanjaan, sanggar-sanggar kesenian
dan tempat-tempat hiburan lainnya.
Perputaran uang akan meningkat dengan adanya kunjungan para
wisatawan baik domestik maupun non-domestik, hal ini tentu akan mempunyai
pengaruh yang besar terhadap peningkatan penerimaan devisa negara, pendapatan
nasional serta pendapatan daerah. Walaupun demikian ada beberapa alasan di luar
faktor ekonomis yaitu yang bersifat non-ekonomis dalam pengembangan
pariwisata. Salah satu contoh adalah dalam rangka mempertahankan kelestarian
kebudayaan masyarakat setempat, keindahan alam sertamenyamakan persepsi
seluruh komponen masyarakat akan ke arah mana pariwisata dikembangkan.
Pembangunan pariwisata perlu direncanakan secara matang dan terpadu
dengan memperhatikan segala sudut pandang serta persepsi yang saling
mempengaruhi. Para pengambil kebijakan harus berhati-hati dalam
implementasinya, akan sangat bagus apabila sebelum kebijakan dijalankan
3
dilakukan terlebih dahulu penelitian dan pengkajian yang mendalamterhadap
semua aspek yang berkaitan dengan dunia pariwisata. Mulai dari potensi yang
dimiliki daerah setempat, adat istiadat kebiasaan hidup masyarakat sekitar lokasi
pariwisata, kepercayaan yang dianutnya, sampai kepada kebiasaan dan tingkah
laku wisatawan yang direncanakan akan tertarik untuk berkunjung ke daerah
tujuan wisata yang siap dikembangkan. Dengan kebijakan yang memperhatikan
kompleksitas permasalahan tersebut diharapkan akan tercipta suasana lokasi
daerah tujuan wisata yang harmonis, aman, nyaman, bersih, bebas polusi dan
memiliki lingkungan yang terpelihara, sehingga menyenangkan semua pihak
khususnya para wisatawan.
Kendala dalam Pengembangan Pariwisata adalah sejak diundangkannya
UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, maka berbagai upaya
pengembangan potensi daerah menjadi menarik dan bahkan banyak dibicarakan
serta diupayakan oleh berbagai pihak untuk didayagunakan semaksimal mungkin.
Semua sektor dicari kemungkinannya untuk dapat dikembangkan sedemikian rupa
sehingga dapat memberikan kontribusi terhadap suksesnya implementasi roda
pemerintahan.
Hal ini juga terjadi pada dunia pariwisata. Dalam banyak hal pariwisata
memang menjadi potensi fokus orientasi kebijakan guna mendongkrak sumbangan
pendapatan daerah. Sejalan dengan pemikiran itu agaknya dapat dipahami apabila
terjadi eksploitasi secara berlebihan terhadap aset wisata yang dimiliki daerah-
daerah tertentu. Hal ini juga sejalan dengan semangat ditetapkanya otonomi
daerah, dimana dengan dilaksanakan otonomi daerah diharapkan terjadi revitalisasi
dan pemberdayaan daerah yang lebih tepat dan sesuai dengan kehendak
masyarakat secara proporsional. Pemerintah Propinsi, Kabupaten/ Kota diharapkan
mampu mengartikulasikan kepentingan dan merumuskan kebijakan serta
mengambil kebijakan secara tepat, cepat dan sesuai dengan kebutuhan,sehingga
pengembangan terhadap potensi yang ada dapat dilaksanakan dengan lebih optimal
dan pada gilirannya akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara
keseluruhan.
Tetap dalam pembahasan implementasi otonomi daerah, pendelegasian
berbagai kewenangan kepada pemerintah daerah termasuk urusan kepariwisataan
sudah semestinya dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya dalam artian haruslah
dikelola secara efektif dan sistematik baik dijajaran pemerintahan maupun
4
masyarakat pengelola aset pariwisata. Potensi pariwisata jika dicermati dengan
seksama dapat didekati dari berbagai aspek, seperti aspek ekonomi, sosial budaya,
aspek fisik, aspek politik, sumberdaya alam dan manusia sertalainnya. Oleh karena
itu, dalam kaitan dengan bidang pariwisata, berbagai potensi tadi merupakan aset
yang jika dimanfaatkan dengan baik akan mampu meningkatkan
performa pengelolaan kepariwsataan secara holistik dengan pendekatan
multidisilpliner, lintas sektoral dan lintas regional (meski tanpa mengesampingkan
lokalitas yang ada).
1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana perkembangan kegiatan pariwisata ramah lingkungan atau
ekowisata di Waduk Jatiluhur?
2. Bagaimana perkembangan pariwisata berkelanjutan di Waduk Jatiluhur?
1.3 TUJUAN
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah:
1. Mengetahui perkembangan kegiatan pariwisata ramah lingkungan atau
ekowisata yang sudah berjalan serta perencanaan kedepannya.
2. Mengetahui serta menganalisis pelaksanaan dan perkembangan pariwisata
berkelanjutan di DTW tersebut
1.4 MANFAAT PENELITIAN
Manfaat pembuatan makalah ini adalah :
1. Manfaat Teoritis
Secara teoritis penulisan makalah ini bermanfaat untuk mengembangkan
keilmuan dalam bidang pariwisata khususnya tentang ekowisata dan
pengembangan pariwisata berkelanjutan.
2. Manfaat Praktis
5
a. Bagi penulis, hasil analisis dapat dijadikan pengalaman penelitian berkaitan
dengan pengembangan pariwisata, khususnya pariwisata ramah lingkungan
dan pariwisata berkelanjutan di suatu Daerah Tujuan Wisata.
b. Bagi dosen, dapat dijadikan alternatif pemilihan teknik pembelajaran yang
efektif untuk meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam menganalisis
suatu Daerah Tujuan Wisata.
6
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 TEORIUMUM
2.1.1 EKOLOGI
Ekologi berasal dari bahasa Yunani, oikos yang berarti habitat
dan logos yang berarti ilmu. Ekologi pertama kali dicetuskan oleh
seorang ahli Biologi dari Jerman, Ernst Haeckel pada tahun 1860.
Menurutnya, ekologi merupakan ilmu mengenai hubungan timbal balik
antar unsur hayati dengan tata alam di sekitarnya.
Pendapat beberapa ahli mengenai pengertian ekologi :
 Odum (1971) : Ekologi adalah kajian terstruktur dan fungsi
alam, tentang struktur dan interaksi antara sesama
organisme dengan lingkungannya.
 Odum (1975) : Ekologi adalah kajian tentang rumah tangga
bumi termasuk flora, fauna, mikroorganisme, dan manusia
yang hidup bersama dan saling bergantung satu sama lain.
 Miller (1975) : Ekologi adalah ilmu tentang hubungan
timbal balik antara organisme dan sesamanya serta dengan
lingkungan tempat tinggalnya.
 Otto Soemarwoto : Ekologi adalah ilmu tentang hubungan
timbal balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya.
Ekologi sendiri merupakan bagian dari ilmu biologi.
Berdasarkan didalam ekologi, makhluk hidup dipelajari sebagai
kesatuan atau sistem dengan lingkungannya. Pembahasan ekologi tidak
lepas dari pembahasan ekosistem yang dimana dengan berbagai
komponen penyusunnya, yaitu seperti pada faktor biotik dan abiotik.
Faktor biotik adalah makhluk hidup yang terdiri dari manusia,
hewan, tumbuhan, dan mikroba sedangkan faktor abiotik tediri dari
antara lain suhu, air, kelembaban, cahaya, dan topografi. Ekologi juga
berhubungan erat dengan tingkatan-tingkatan organisasi makhluk
hidup yaitu populasi, komunitas, dan ekosistem yang saling
7
memengaruhi dan merupakan suatu sistem yang menunjukkan
kesatuan. Ekologi merupakan cabang ilmu yang masih relatif baru,
yang baru muncul pada tahun 70-an. Akan tetapi, ekologi mempunyai
pengaruh yang besar terhadap cabang biologinya.
Ekologi mempelajari bagaimana makhluk hidup dapat
mempertahankan kehidupannya dengan mengadakan hubungan antar
makhluk hidup dan dengan benda tak hidup di dalam tempat hidupnya
atau lingkungannya. Ekologi, biologi, dan ilmu kehidupan lainnya
saling melengkapi dengan zoologi dan botani yang menggambarkan
hal bahwa ekologi mencoba memperkirakan, dan ekonomi energi yang
menggambarkan kebanyakan rantai makanan manusia dan tingkat
tropik.
Para ahli ekologi mempelajari hal berikut:
1. Perpindahan energi dan materi dari makhluk hidup
yang satu ke makhluk hidup yang lain ke dalam
lingkungannya dan faktor-faktor yang menyebabkannya.
2. Perubahan populasi atau spesies pada waktu yang
berbeda dalam faktor-faktor yang menyebabkannya.
3. Terjadi hubungan antar spesies (interaksi antar spesies)
makhluk hidup dan hubungan antara makhluk hidup
dengan lingkungannya.
Kini para ekolog (orang yang mempelajari ekologi) berfokus
kepada Ekowilayah bumi dan riset perubahan iklim.
Dalam ekologi, tiga aspek utama yang dimiliki dan berlaku
dalam kajiannya adalah sebagai berikut :
 Studi tentang hubungan organisme atau group dengan
lingkungannya.
 Studi tentang hubungan antara organisme atau group
organisme terhadap lingkungannya.
 Studi tentang struktur dan fungsi alam.
Prinsip-prinsip utama yang dianut dalam ekologi antara lain :
 Interaksi (interaction)
 Saling ketergantungan (interdependence)
 Keanekaragaman (diversity)
8
 Keharmonisan (harmony)
 Kemampuan berkelanjutan (sustainability)
2.1.2 LINGKUNGAN HIDUP
Berdasarkan UU No. 23 Tahun 1997, lingkungan hidup adalah
kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan dan makhluk
hidup termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi
kelangsungan peri kehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk
hidup lain.
Pendapat beberapa ahli mengenai pengertian lingkungan hidup :
 Emil Salim : Lingkungan adalah sebagai benda,
kondisi, keadaan dan pengaruh yang terdapat dalam
ruang yang kita tempati dan mempengaruhi hal yang
hidup termasuk kehidupan manusia.
 Otto Soemarwoto : Lingkungan hidup merupakan
semua benda dan kondisi yang ada dalam ruang kita
tempati dan mempengaruhi kehidupan kita.
 Soedjono : mengartikan Lingkungan hidup sebagai
lingkungan fisik atau jasmani yang terdapat di alam.
 Sambas Wirakusumah : Lingkungan merupakan semua
aspek kondisi eksternal biologis, dimana organisme
hidup dan ilmu-ilmu lingkungan menjadi studi aspek
lingkungan organisme itu.
Unsur – unsur lingkungan hidup terbagi atas :
 Unsur biotik (hayati) : manusia, tumbuhan, hewan.
 Unsur abiotik (non-hayati / fisik) : tanah, air, udara,
sinar matahari, dll.
 Unsur sosial dan budaya : adat istiadat, sistem nilai,
norma.
Lingkungan hidup kita saat ini sedang menjadi perhatian dunia
karena telah mengalami kerusakan yang disebabkan oleh beberapa
faktor. Faktor yang mempengaruhi kerusakan lingkungan antara lain :
a. Faktor alam :
9
 Tsunami
 Gempa bumi
 Gunung meletus
 Tornado
 Banjir
 Tanah longsor
b. Faktor manusia :
 Hutan gundul akibat penebangan liar
 Banjir akibat sampah dibuang
sembarangan
 Kebakaran hutan
 Perburuan liar
 Pencemaran laut
 Abrasi
 Erosi
Upaya yang dilakukan untuk menjaga kelestarian lingkungan
hidup antara lain :
 Menanam kembali hutan yang gundul.
 Memperbanyak area hijau.
 Mengatur pembuangan, pengelolaan, dan pendaur-ulangan
sampah.
 Menggunakan konsep “green building” ketika membangun
bangunan.
 Menghentikan dan menghindari eksploitasi berlebihan
terhadap sumber daya alam.
 Memberikan sanksi yang tegas terhadap pelaku pencemaran
dan pengerusakan lingkungan.
 Melakukan analisis mengenai dampak lingkungan
(AMDAL).
 Mengajarkan dan mengkampanyekan pola hidup ramah
lingkungan kepada masyarakat.
10
2.1.3 DAYA DUKUNG LINGKUNGAN
Menurut Soerjani et al. (1987), pengertian daya dukung
lingkungan adalah batas teratas dari pertumbuhan suatu populasi saat
jumlah populasi tidak dapat didukung lagi oleh sarana, sumber daya
dan lingkungan yang ada. Menurut Khana dalam KLH (2010) daya
dukung lingkungan dapat didefinisikan sebagai kemampuan untuk
mendapatkan hasil atau produk di suatu daerah dari sumber daya alam
yang terbatas dengan mempertahankan jumlah dan kualitas sumber
dayanya.
Sesuai dengan pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa
daya dukung lingkungan tidak hanya diukur dari kemampuan
lingkungan dan sumberdaya alam dalam mendukung kehidupan
manusia, tetapi juga dari kemampuan menerima beban pencemaran dan
bangunan.
Menurut UU No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup, Lingkungan Hidup adalah kesatuan
ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup,
termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi alam itu
sendiri, kelangsungan peri kehidupan, dan kesejahteraan manusia serta
makhluk hidup lain.
Pengertian (Konsep) dan Ruang Lingkup Daya Dukung
Lingkungan Menurut UU No. 23 / 1997, daya dukung lingkungan
hidup adalah kemampuan lingkungan hidup untuk mendukung peri
kehidupan manusia, makhluk hidup lain, dan keseimbangan antar
keduanya. Menurut Soemarwoto (2001), daya dukung lingkungan pada
hakekatnya adalah daya dukung lingkungan alamiah, yaitu berdasarkan
bioma tumbuhan dan hewan yang dapat dikumpulkan dan ditangkap
per satuan luas dan waktu di daerah itu. Menurut Khanna (1999), daya
dukung lingkungan hidup terbagi menjadi 2 (dua) komponen, yaitu
kapasitas penyediaan (supportive capacity) dan kapasitas tampung
limbah (assimilative capacity). Kapasitas penyediaan meliputi unsur
lingkungan hidup yang terdiri dari sumberdaya hayati maupun non
hayati, sumber daya buatan, dan sumber daya manusia. Kapasitas
tamping limbah adalah kemampuan lingkungan hidup untuk menyerap
11
zat, energy, dan atau komponen lain yang masuk atau dimasukkan ke
dalamnya.
Sedangkan menurut Lenzen (2003), kebutuhan hidup manusia
dari lingkungan dapat dinyatakan dalam luas area yang dibutuhkan
untuk mendukung kehidupan manusia. Luas area untuk mendukung
kehidupan manusia ini disebut jejak ekologi (ecological footprint).
Lenzen juga menjelaskan bahwa untuk mengetahui tingkat
keberlanjutan sumber daya alam dan lingkungan, kebutuhan hidup
manusia kemudian dibandingkan dengan luas aktual lahan produktif.
Perbandingan antara jejak ekologi dengan luas aktual lahan produktif
ini kemudian dihitung sebagai perbandingan antara lahan tersedia dan
lahan yang dibutuhkan. Carrying capacity atau daya dukung
lingkungan mengandung pengertian kemampuan suatu tempat dalam
menunjang kehidupan mahluk hidup secara optimum dalam periode
waktu yang panjang. Daya dukung lingkungan dapat pula diartikan
kemampuan lingkungan memberikan kehidupan organisme secara
sejahtera dan lestari bagi penduduk yang mendiami suatu kawasan.
Definisi Daya Dukung Lingkungan / Carrying Capacity yang
lain adalah sebagai berikut :
a. Jumlah organisme atau spesies khusus secara maksimum dan
seimbang yang dapat didukung oleh suatu lingkungan.
b. Jumlah penduduk maksimum yang dapat didukung oleh
suatu lingkungan tanpa merusak lingkungan tersebut.
c. Jumlah makhluk hidup yang dapat bertahan pada suatu
lingkungan dalam periode jangka panjang tanpa
membahayakan lingkungan tersebut.
d. Jumlah populasi maksimum dari organisme khusus yang
dapat didukung oleh suatu lingkungan tanpa merusak
lingkungan tersebut.
e. Rata-rata kepadatan suatu populasi atau ukuran populasi dari
suatu kelompok manusia dibawah angka yang diperkirakan
akan meningkat, dan diatas angka yang diperkirakan untuk
menurun disebabkan oleh kekurangan sumber daya.
Kapasitas pembawa akan berbeda untuk tiap kelompok
12
manusia dalam sebuah lingkungan tempat tinggal,
disebabkan oleh jenis makanan, tempat tinggal, dan kondisi
sosial dari masing-masing lingkungan tempat tinggal
tersebut.
Dengan demikian, daya dukung lingkungan hidup terbagi
menjadi dua komponen yaitu kapasitas penyediaan (supportive
capacity) dan kapasitas tampung limbah (assimilative capacity).
2.1.4 EKOSISTEM
Ekosistem adalah suatu sistem ekologi yang terbentuk oleh
hubungan timbal balik tak terpisahkan antara makhluk hidup dengan
lingkungannya. Ekosistem bisa dikatakan juga suatu tatanan kesatuan
secara utuh dan menyeluruh antara segenap unsur lingkungan hidup
yang saling mempengaruhi.
Ekosistem merupakan penggabungan dari setiap unit biosistem
yang melibatkan interaksi timbal balik antara organisme dan
lingkungan fisik sehingga aliran energi menuju kepada suatu struktur
biotik tertentu dan terjadi suatu siklus materi antara organisme dan
anorganisme. Matahari sebagai sumber dari semua energi yang ada.
Ekosistem pertama kali dipopulerkan oleh Sir Arthur George
Tansley (15 Agustus 1871 – 25 November 1955). Menurutnya,
ekosistem adalah suatu unit ekologi yang didalamnya terdapat struktur
dan fungsi. Struktur yang dimaksudkan adalah berhubungan dengan
keanekaragaman spesies (species diversity). Pada ekosistem yang
strukturnya kompleks, maka akan memiliki keanekaragaman spesies
yang tinggi.
Pendapat beberapa ahli mengenai definisi ekosistem, yaitu :
• Menurut Odum (1993)
Ekosistem adalah unit fungsional dasar dalam
ekologi yang di dalamnya tercakup organisme
dan lingkungannya (lingkungan biotik dan
abiotik) dan di antara keduanya saling
memengaruhi. Ekosistem dikatakan sebagai
suatu unit fungsional dasar dalam ekologi
13
karena merupakan satuan terkecil yang memiliki
komponen secara lengkap, memiliki relung
ekologi secara lengkap, serta terdapat proses
ekologi secara lengkap, sehingga dalam unit ini
siklus materi dan arus energi terjadi sesuai
dengan kondisi ekosistemnya.
• Woodbury (1954)
Pengertian Ekosistem adalah tatanan kesatuan
secara kompleks di dalamnya terdapat habitat,
tumbuhan dan binatang yang dipertimbangkan
sebagai unit kesatuan secara utuh, sehingga
semuanya akan menjadi bagian mata rantai
siklus materi dan aliran energi.
• Soemarwoto (1983)
Ekosistem yaitu suatu sistem ekologi yang
terbentuk oleh hubungan timbal balik antara
makhluk hidup dan lingkungannya. Tingkatan
organisasi ini dikatakan sebagai suatu sistem
karena memiliki komponen komponen dengan
fungsi berbeda yang terkoordinasi secara baik
sehingga masing masing komponen terjadi
hubungan timbal balik. Hubungan timbal balik
terwujudkan dalam rantai makanan dan jaring
makanan yang pada setiap proses ini terjadi
aliran energi dan siklus materi.
• Berdasarkan UU Lingkungan Hidup tahun 1997
Ekosistem merupakan tatatan kesatuan cara
yang utuh menyeluruh antara segenap unsur
lingkungan hidup yang saling mempengaruhi.
Unsur unsur lingkungan hidup baik unsur biotik
maupun abiotik, baik makhluk hidup maupun
benda mati, semuanya tersusun sebagai satu
kesatuan dalam ekosistem yang masing masing
tidak bisa berdiri sendiri, tidak bisa hidup
14
sendiri, melainkan saling berhubungan, saling
mempengaruhi, saling berinteraksi, sehingga
tidak dapat dipisah-pisahkan.
Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa ekosistem
adalah suatu proses yang terbentuk karena adanya hubungan timbal
balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya.
2.1.4.1 KOMPONEN EKOSISTEM
Komponen ekosistem terbagi atas dua, yaitu :
A. Komponen Biotik / hayati
Komponen biotik adalah suatu komponen
yang menyusun suatu ekosistem selain
komponen abiotik (tidak bernyawa).
Komponen biotik terdiri dari 3, yakni
Produsen, Konsumen, dan Pengurai.
 Produsen
Produsen adalah mahluk hidup yang
dapat menghasilkan makanan sendiri
melalui proses fotosintesis, dengan
demikian kelompok produsen
ditempati tumbuhan yang berklorofil.
 Heterotrof / Konsumen
Komponen heterotrof terdiri dari
organisme yang memanfaatkan bahan-
bahan organik yang disediakan oleh
organisme lain sebagai makanannya .
Komponen heterotrof disebut juga
konsumen makro (fagotrof) karena
makanan yang dimakan berukuran
lebih kecil. Yang tergolong heterotrof
adalah manusia, hewan, jamur, dan
mikroba.
 Dekomposer / Pengurai
15
Pengurai atau dekomposer adalah
organisme yang menguraikan bahan
organik yang berasal dari organisme
mati. Pengurai disebut juga konsumen
makro (sapotrof) karena makanan
yang dimakan berukuran lebih besar.
Organisme pengurai menyerap
sebagian hasil penguraian tersebut dan
melepaskan bahan-bahan yang
sederhana yang dapat digunakan
kembali oleh produsen. Yang
tergolong pengurai adalah bakteri dan
jamur. Ada pula pengurai yang disebut
detritivor, yaitu hewan pengurai yang
memakan sisa-sisa bahan organik,
contohnya adalah kutu kayu.
Tipe dekomposisi ada tiga, yaitu:
 Aerobik : oksigen adalah
penerima elektron / oksidan
 Anaerobik : oksigen tidak terlibat.
Bahan organik sebagai penerima
elektron /oksidan
 Fermentasi : anaerobik namun
bahan organik yang teroksidasi
juga sebagai penerima elektron.
komponen tersebut berada pada
suatu tempat dan berinteraksi
membentuk suatu kesatuan
ekosistem yang teratur. Misalnya,
pada suatu ekosistem akuarium,
ekosistem ini terdiri dari ikan
sebagai komponen heterotrof,
tumbuhan air sebagai komponen
autotrof, plankton yang terapung
16
di air sebagai komponen pengurai,
sedangkan yang termasuk
komponen abiotik adalah air, pasir,
batu, mineral dan oksigen yang
terlarut dalam air.
B. Komponen Abiotik / non – hayati
Pengertian komponen abiotik adalah komponen
fisik dan kimiawi yang terdapat pada suatu
ekosistem sebagai medium atau substrak untuk
berlangsungnya suatu kehidupan.
Komponen-komponen abiotik adalah sebagai
berikut :
1. Udara
Udara adalah sekumpulan gas yang membentuk
atmosfer dan menyelimuti bumi. Udara bersih
dan udara kering yang ada di atmosfer
mengandung gas dengan komposisi permanen,
yaitu 21,94% Oksigen (O2); 78,09% Nitrogen
(N2) ; 0,032% Karbon dioksida (CO2); dan gas
lain (Ne, He, Kr, Xe, H2, CH4, N2O). Selain
dari itu, udara juga mengandung gas yang
jumlahnya dapat berubah-ubah seperti Sulfor
dioksida (SO2), uap air (H2O), Nitrogen
dioksida (NO2), Ozon (O3). Fungsi udara
adalah untuk menunjang kehidupan bagi
seluruh penghuni ekosistem. Contohnya gas O2
yang digunakan untuk respirasi makhluk hidup
dan gas CO2 yang digunakan untuk proses
fotosintesis tumbuhan.
2. Air
Air mengandung berbagai jenis unsur atau
senyawa kimia dalam jumlah bervariasi,
contohnya natrium, fosfat, kalsium, nitrit,
amonium. Jumlah unsur yang terkandung
17
dalam air bergantung dengan kualitas udara dan
tanah yang dilalui air. Air dapat berubah wujud
menjadi bentuk uap, cairan atau es; yang
bergantung pada suhu lingkungan disekitarnya.
Volume air yang ada dibumi mencapai
1.400.000.000 km3, yang dirinci sekitar 97%
berupa air laut, 2% berupa gunung es yang ada
dikedua kutub bumi, 0,75% yang berupa air
tawar (mata air, sungai, danau, air tanah), dan
selebihnya itu berupa uap air.
3. Cahaya matahari
Intensitas dan kualitas cahaya mempengaruhi
proses fotosintesis. Air dapat menyerap cahaya
sehingga pada lingkungan air, fotosintesis
terjadi di sekitar permukaan yang terjangkau
cahaya matahari. Di gurun, intensitas cahaya
yang besar membuat peningkatan suhu
sehingga hewan dan tumbuhan tertekan.
4. Tanah
Tanah terbentuk karena proses destruktif
(pelapukan batuan, pembusukan senyawa
organik) dan sintesis (pembentukan mineral).
Komponen tanah yang utama, yaitu bahan
organik, air, bahan mineral, dan udara.
Tumbuhan mengambil air dan garam-garam
mineral yang ada di dalam tanah. Sementara
manusia memanfaatkan tanah sebagai lahan
pemukiman, peternakan, perkantoran, pertanian,
pertambangan, perindustrian, dan kegiatan
transportasi.
5. Suhu
Suhu adalah derajat energi panas yang berasal
dari radiasi sinar, terutama yang bersumber dari
matahari. Suhu udara berbeda-beda di setiap
18
ekosistem yang bergantung pada garis lintang
(latitude) dan ketinggian tempat (altitude).
Makin dekat kutub, suhu udara pun makin
dingin dan kering. Suhu merupakan faktor
pembatas bagi kehidupan dan mempengaruhi
keanekaragaman hayati disuatu ekosistem.
Umumnya, makhluk hidup dapat bertahan
hidup di lingkungan yang memiliki suhu 0°C -
40°C. Pada suhu rendah, beberapa jenis
makhluk hidup akan melakukan hibernasi
(tidak aktif), namun akan aktif lagi saat suhu
kembali normal.
6. Garam Mineral
Konsentrasi garam mempengaruhi
keseimbangan air dalam organisme melalui
proses osmosis. Beberapa organisme terestrial
beradaptasi dengan lingkungan dengan
kandungan garam tinggi.
7. Kelembapan
Kelembapan dipengaruhi oleh intensitas, angin,
curah hujan, dan sinar matahari. Kelembapan
mempengaruhi pertumbuhan tumbuhan. Daerah
yang memiliki tingkat kelembapan berbeda
akan menghasilkan sebuah ekosistem yang
memiliki komposisi yang berbeda.
8. Derajat Keasaman (pH)
Keadaan pH tanah berpengaruhi terhadap
kehidupan tumbuhan. Tumbuhan akan tumbuh
dengan baik bila memiliki pH optimun, yaitu
berkisar 5,8-7,2. Nilai pH tanah dipengaruhi
oleh curah hujan, penggunaan pupuk, aktivitas
akar tanaman dan penguraian mineral tanah.
19
2.1.4.2 BENTUK-BENTUK EKOSISTEM
Ekosistem secara umum terbagi ke dalam 2
bentuk besar,yaitu :
A. Ekosistem Alami
Merupakan ekosistem yang terbentuk secara
alami tanpa adanya campur tangan manusia. Ekosistem
alami dibedakan menjadi 2, yaitu :
1. Ekosistem darat
Ekosistem darat berada dalam area yang
sangat luas yang disebut dengan bioma. Tipe
bioma sangat dipengaruhi oleh iklim,
sedangkan iklim dipengaruhi dari letak
geografis dalam garis lintang dan ketinggian
tempat dari permukaan laut. Sebagian dari
nama bioma disesuaikan dengan vegetasi
yang dominan.
Tipe – tipe bioma :
a. Hutan hujan tropis
Hutan hujan tropis adalah bioma yang
berupa hutan basah atau lembab, yang
ditemui di wilayah sekitar khatulistiwa,
yaitu kurang lebih lintang 0-10 derajat
celcius ke utara dan ke selatan garis
khatulistiwa. Hutan hujan tropis dapat
diartikan sebagai hutan yang terletak di
daerah tropis dengan curah hujan tinggi.
Contoh hutan hujan tropis adalah Afrika,
Meksiko, Australia, Amerika Selatan,
Kepulauan Pasifik, dan Amerika Tengah.
b. Hutan gugur
Bioma hutan gugur adalah bioma yang
terletak pada kisaran 30-40 derajat lintang
LU/LS denga beriklim sedang. Bioma hutan
20
gugur terdapat di wilayah Amerika Serikat
di bagian timur, ujung selatan benua
Amerika, Kepulauan Inggris dan Australia.
c. Gurun
Bioma padang gurun atau padang pasir
dalam istilah geografi adalah suatu derah
yang menerima curah huhan sedikit-kurang
dari 250 mm/tahun. Gurun dianggap
mempunyai kemampuan kecil untuk
mendukung kehidupan. Bila dibandingkan
dengan wilayah yang lebih basah hal ini
mungkin saja benar, walaupun bila
diperhatikan seksama, gurun biasanya
mempunyai kehidupan yang biasanya
tersembunyi (khususnya di siang hari) untuk
mempertahankan cairan tubuh. Kurang lebih
dari sepertiga wilayah bumi adalah
terbentuknya gurun. Contohnya Gurun Gobi
di Asia dan Gurun Sahara di Afrika.
d. Savanna
Bioma savanna adalah padang rumput yang
diselingi oleh gerombolan semka dan pohon.
Berdasarkan dari jenis tumbuhan yang
menyusunnya savannna dibagi menjadi dua
jenis yaitu savanna murni dua jenis yaitu
sabana murni (satu jenis tumbuhan) dan
savanna campuran (campuran jenis
tumbuhan). Persebaran bioma savanna
teradapat di Afrika, Amerika Selatan,
Australia, dan Indonesia (Nusa Tenggara).
e. Stepa
Stepa merupakan padang rumput yang
terbentang dan tanpa pohon kecuali jika di
21
tepian sungainya, biasanya terdapat di
daerah tropik sampai subtropik.
f. Tundra
Bioma tundra adalah bioma yang ada di
sekitar kutub utara dan sebagian di selatan.
Bioma tundra tidak ditemukan pepohonan,
namun hanya tumbuhan kecil sejenis rumput
dan lumut. Lokasi wilayah bioma terdapat
di sekitar lingkar artik, Greenland di wilayah
kutub utara. Berdasarkan pembagian iklim
bioma tundra berada di daerah yang beriklim
es abadi (ET) dan Iklim Tundra (ET).
g. Taiga
Taiga adalah hutan yang tersusun dari satu
spesies misalnya pinus, konifer, dan
sejenisnya. Semak dan tumbuhan basah
sedikit sekali, sedangkan hewannya antara
lain moose, beruang, ajag, rubah, beruang
hitam, serigala, dan burung-burung yang
bermigrasi ke selatan di musim gugur. Taiga
banyak ditemukan belahan bumi utara,
seperti wilayah negara Rusia dan Kanada.
Bioma Taiga merupakan bioma yang terluas
dari boma-bioma lain di bumi.
2. Ekosistem perairan.
Ekosistem ini komponen abiotiknya
sebagian besar air, sedangkan komponen
biotiknya dapat dibagi dalam beberapa
kelompok, antara lain :
1. Plankton
Terdiri atas fitoplankton dan zooplankton.
Organisme ini dapat bergerak dan berpindah
22
tempat secara pasif karena pengaruh arus air,
seperti ganggung uniseluler dan Protozoa .
2. Nekton
Organisme yang bergerak aktif seperti katak
dan ikan.
3. Neuston
Organisme yang mengapung di permukaan
air, seperti, eceng gondok, serangga air &
ganggang.
4. Bentos
Organisme yang berada di dasar perairan,
seperti cacing, udang, ganggang dan
kepiting.
5. Perifiton
Organisme yang melekat pada organisme
lain seperti siput dan ganggang.
Ekosistem perairan dibedakan menjadi dua
macam :
1. Ekosistem air tawar
Ciri-ciri ekosistem air tawar antara lain
variasi suhu tidak menyolok, penetrasi
cahaya kurang, dan terpengaruh oleh iklim
dan cuaca. Macam tumbuhan yang
terbanyak adalah jenis ganggang, sedangkan
lainnya tumbuhan biji. Hampir semua filum
hewan terdapat dalam air tawar.
Ekosistem air tawar di bagi 2 yaitu :
a. Ekosistem air tawar lentik (tenang)
seperti rawa dan danau
b. Ekosistem air tawar lotik (mengalir)
seperti air terjun dan sungai.
Berdasarkan intensitas cahaya matahari yang
menembus air, ekosistem air tawar dibagi
23
menjadi beberapa zona (daerah), yaitu
sebagai berikut :
 Zona litoral
daerah dangkal yang dapat ditembus cahaya
matahari hingga ke dasar perairan
 Zona Limnetik
daerah yang terbuka yang jauh pada dari
tepian sampai kedalaman yang masih dapat
ditembus cahaya matahari
 Zona profundal
daerah dalam dan tidak dapat ditembus
caaya matahari. DI daerah initidak dapat
ditemukan pada organisme fotosintetik
(produsen), tetapi dihuni oleh hewan
pemangsa dan organisme pengurai.
2. Ekosistem air laut
Ekosistem air laut di bagi 5 yaitu :
a. Ekosistem laut dalam
Ekosistem laut dalam terdapat di laut dalam
atau palung laut yang gelap karena tidak
dapat ditembus oleh cahaya matahari.
Ekosistem ini tidak ditemukan produsen.
Organisme yang dominan adalah predator
dan ikan yang memiliki kandungan fosfor
pada penutup kulitnya sehingga dapat
bercahaya di tempat gelap.
b. Ekosistem terumbu karang (Bunaken)
Ekosistem terumbu karang terdapat di laut
dangkal dengan air jernih. Dalam ekosistem
ini terdapat organisme seperti hewan-hewan
terumbu karang (Coelenterata), Mollusca
(kerang, siput), ikan, ganggang, dan hewan
spons (Porifera). Ekosistem terumbu karang
24
di Indonesia yang cukup terkenal di
antaranya Taman Nasional Bawah Laut
Bunaken.
c. Ekositem estuari (hutan mangrove, padang
lamun)
Ekosistem estuari terdapat di daerah
percampuran air laut dengan air sungai.
Salinitas air di estuari lebih rendah daripada
ppm. Di daerah estuari dapat ditemukan tipe
ekosistem yang khas, yaitu padang lamun
(seagrass) dan hutan mangrove.
d. Ekosistem pantai pasir (Bali, Lombok,
Papua)
Ekosistem pantai pasir terdiri atas hamparan
pasir yang selalu terkena deburan ombak air
laut. Di tempat ini angin bertiup kencang
dan cahaya matahari bersinar kuat pada
siang hari. Vegetasi atau tumbuhan yang
dominan adalah formasi pes-captae
danformasi bqarringtonia. Formasi pes-
caprae terdiri atas tanaman berbatang lunak
dan berbiji (terna) seperti Ipomoe pes-caprae,
Spinifex littoreus, dan Vigna marina.
Formasi barringtonia terdiri atas perdu dan
pohon, seperti Terminalia catappa,
Hernandia, Barringtonia asiatica, Erythrina,
dan Hibiscus tiliaceus. Hewan yang hidup di
pantai pasir seperti burung dan kepiting.
Pantai pasir antara lain Bengkulu, Bali,
Lombok, Bantul (Yogyakarta), dan Papua.
e. Ekosistem pantai batu ( Sumatra, Nusa
tenggara, Bali, dan Maluku)
Sesuai dengan namanya, ekosistem pantai
batu memiliki banyak bongkahan batu besar
25
maupun batu kecil. Organisme dominan di
ekosistem ini, yaitu, siput, burung, ganggang
cokelat, kepiting, ganggang merah, dan
kerang. Ekosistem ini banyak di pantai barat
Sumatra, Nusa tenggara, pantai selatan Jawa,
Bali, dan maluku.
B. EKOSISTEM BUATAN
Ekosistem buatan adalah ekosistem yang merupakan
hasil karya manusia yang berfungsi untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya (untuk pendidikan, rekreasi atau sumber energi).
Ekosistem Buatan memiliki ciri-ciri yaitu komponen
penyusun yang ada di dalamnya memperoleh energi dari luar
ekosistemnya, memiliki keanekaragaman hayati yang rendah,
serta hewan dan tumbuhan yang ada di dalamnya lebih banyak
didominasi oleh perlakuan manusia. Contoh ekosistem buatan
misalnya ekosistem bendungan, ekosistem sawah, hutan
produksi, lingkungan pemukiman, dan ekosistem tambak.
1. Ekosistem Bendungan
Ekosistem bendungan adalah suatu ekosistem buatan
berupa bangunan penahan atau penimbun air yang
digunakan untuk berbagai keperluan, seperti irigasi,
tempat rekreasi, pembangkit listrik, dan sarana olahraga.
Selain itu, bendungan juga merupakan ekosistem baru
yang dihasilkan dari substrat dasar yang berasal dari
kebun, sawah, atau hutan dengan sifat geologis yang
berbeda-beda. Contoh ekosistem bendungan misalnya
Waduk Jatiluhur di Purwakarta, yang ada di Jawa Barat.
26
Gambar 2.1 Ekosistem Bendungan
2. Ekosistem Sawah
Ekosistem sawah adalah ekosistem buatan yang
berupa lahan usaha bidang pertanian tanaman padi.
Secara fisik, ekosistem sawah memiliki permukaan
yang rata, dilengkapi pematang, dan hamparan tanaman
padi. Ekosistem sawah memiliki tanah dengan kondisi
yang sedikit berair, karena tanaman padi memang suka
kondisi yang demikian. Dalam ekosistem sawah, kita
juga dapat menemukan berbagai jenis tumbuhan dan
hewan yang saling melakukan interaksi dengan tanaman
padi yang ditanam. Organisme pengganggu tanaman
seperti hama dan gulma keberadaannya sangat
dipengaruhi oleh perlakuan yang diberikan manusia
pada ekosistem ini.
Gambar 2.2 Ekosistem Sawah
3. Ekosistem Hutan Tanaman Produksi
27
Ekosistem hutan tanaman adalah ekosistem
buatan dengan vegetasi yang terdiri atas tanaman
budidaya yang dengan sengaja ditanam di kawasan
tertentu. Umumnya jenis tanaman yang dibudidayakan
memiliki nilai ekonomis tinggi, seperti tanaman mahoni,
jati, pinus, damar, kelapa sawit, karet, dan lain
sebagainya.
Gambar 2.3 Ekosistem Hutan Tanaman
4. Ekosistem Pemukiman
Ekosistem pemukiman adalah ekosistem buatan
yang sengaja dibangun sebagai lingkungan tempat
tinggal atau hunian serta sebagai kegiatan yang
mendukung berlangsungnya kehidupan manusia. Yang
termasuk ekosistem pemukiman misalnya kawasan
perkotaan, pedesaan, dan lain sebagainya.
Gambar 2.4 Ekosistem pemukiman
5. Ekosistem Tambak
Ekosistem ambak adalah ekosistem buatan yang
sengaja diciptakan untuk keperluan budidaya perikanan.
Ekosistem tambak berupa kolam buatan yang biasanya
berada di daerah pantai. Kolam ini diisi air dan
28
dimanfaatkan sebagai media budidaya berbagai jenis
ikan, kerang, atau udang.
Gambar 2.5 Ekosistem Tambak
Dari kelima contoh tersebut, dapat disimpulkan bahwa
ekosistem buatan merupakan ekosistem yang sengaja
ddibuat manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Pertambahan jumlah penduduk sangat terkait erat
dengan perubahan-perubahan dalam ekosistem buatan.
2.1.4.3 FAKTOR PENYEBAB KERUSAKAN EKOSISTEM
Interaksi yang dinamis namun harmonis antara mahluk hidup
dan lingkungannya akan membentuk suatu tatanan ekosistem yang
seimbang.Kondisi ini akan berujung pada keselarasan hidup semua
organisme di bumi. Komponen abiotik dan juga biotik yang
menjadi dua unsur penting dalam tatanan ekosistem saling terkait
satu sama lainnya. Keterkaitan ini menjadikan interaksi di antara
mereka tak bisa di pisahkan. Namun, keseimbangan tersebut akan
bermuara pada kerusakan ekosistem dimana lingkungan bukan lagi
tempat yang nyaman bagi organisme tersebut untuk tinggal dan
hidup. Kerusakan ekostem ini bisa disebabkan oleh beberapa
faktor, diantaranya disebabkan oleh :
1. Faktor Alamiah
Faktor alamiah merupakan penyebab kerusakan
ekosistem yang terjadi murni karena musabab alam. Misalnya saja
gempa bumi, terjadinya kebakaran hutan akibat cuaca, banjir,
longsor, tsunami dan masih banyak lagi lainnya. Sederet peristiwa
tersebut memicu terjadinya perubahan ekosistem misalnya saja
29
saat Gunung Merapi di wilahyah Jawa Tengah meletus, maka
kerusakan ekosistem di sekitar Merapi tak bisa dihindarkan.
Mahluk hidup baik itu hewan dan tumbuhan bahkan manusia bisa
mati. Hal tersebut sama saja dengan peristiwa semacam gempa dan
banjir, akan berakibat pada terganggunya kestabilan ekosistem.
Sebagai sebuat kesatuan, maka jika dalam sebuah ekosistem
terdapat 1 organisme yang mati maka akan berpengaruh pada
keadaan organisme lainnya.
Gambar 2.6 Longsor salah satu faktor alam penyebab kerusakan ekosistem
2. Faktor Manusia
Faktor penyebab terjadinya kerusakan ekosistem
lainnya disebabkan oleh berbagai aktifitas manusia. Manusia
sebagai salah satu organisme atau mahluk hidup dalam sebuah
ekosistem tentu memerlukan kehadiran organisme lainnya.
Untuk memenuhi kebutuhannya tersebut maka manusia
melakukan sejumlah kegiatan yang justru berperan dalam
kerusakan lingkungan di sekitarnya. Sebut saja penebangan
pohon secara berlebihan, pembakaran hutan dalam rangka
pembukaan lahan untuk bertani, penangkapan ikan dengan
menggunakan racun, terapi kejut juga bom, penggunaan bahan-
bahan kimia yang berlebihan dalam pertanian, kebiasaan
membuang sampah yang tak bisa diurai sampai ribuan tahun,
aktifitas tertentu yang menghasilkan limbah kimia yang
berbahaya bagi lingkungan seperti limbah rumah tangga,
limbah pertanian, limbah industri dan masih banyak lagi
lainnya. Salah satu hal yang marak saat ini disoroti adalah
pemburuan liar yang dilakukan oleh manusia terhadap hewan.
Dahulu, perburuan atau penangkapan dilakukan hanya untuk
30
alasan konsumsi, maka dewasa ini perburuan juga dilakukan
dengan tujuan relaksasi. Misalnya saja beruang diburu karena
ingin diambil bulunya, harimau dibunuh karena bulunya bisa
diambil sebagai bahan garmen, demikian pula dengan gajah
yang ditembaki agar gadingnya bisa diambil. Jika pemburuan
liar ini semakin menjadi-jadi, maka akan terjadi kelangkaan
hewan dan berakibat pada ketidakseimbangan ekosistem.
Kerusakan ekosistem merupakan kabar yang sangat
buruk bagi semua mahluk hidup sebab mereka seperti mata
rantai yang saling membutuhkan satu sama lainnya. Misalnya
saja berkurangnya pohon akan membuat sejumlah hewan
kehilangan rumahnya, akan membuat kualitas udara semakin
buruk, akan memicu terjadinya bencana alam semacam banjir
dan juga longsor. Berbeda dengan musabab alamiah, faktor
manusia ini bisa dihindari dengan pola prilaku yang lebih
cermat dan bersahabat dengan alam tentunya.
Gambar 2.7 Pembakaran hutan untuk pembukaan lahan
Gambar 2.8 Hewan-hewan kehilangan habitatnya
31
Gambar 2.9 Akibat dari pembakaran hutan secara ilegal
2.2 TEORIKHUSUS
2.2.1 PARIWISATA
Secara Etomoogi pariwisata berasal dari dua kata yaitu “ pari” yang
berarti banyak/berkeliling, sedangkan pengertian wisata berarti “pergi”.
Didalam kamus besar indonesia pariwisata adalah suatu kegiatan yang
berhubungan dengan perjalanan rekreasi. Sedangkan pengertian secara
umum pariwisata merupakan suatu perjalanan yang dilakukan seseorang
untuk sementara waktu yang diselenggarakan dari suatu tempat
ketempat lain dengan meninggalkan tempat semula dan dengan suatu
perencanaan atau bukan maksud mencari nafkah di tempat yang
dikunjunginya, tetapi semata mata untuk menikmati kegiataan
pertamasyaan atau reakreasi untuk memenuhi keinginan yang beraneka
ragam. Pariwisata merupakan suatu perjalanan yang dilakukan untuk
rekreasi atau liburan dan juga persiapan yang dilakukan untuk aktivitas
ini.
Dalam Undang – Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang
Kepariwisataan, pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata
yang didukung oleh berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan
masyarakat, pengusaha, Pemerintah dan Pemerintah Daerah.
Menurut James J. Spillane (1982), pariwisata adalah kegiatan
melakukan perjalanan dengan tujuan mendapatkan kenikmatan,
mencari kepuasan, mengetahui sesuatu, memperbaiki kesehatan,
menikmati olahraga atau istirahat, menunaikan tugas, berziarah, dan
lain-lain.
32
Dari beberapa teori di atas, dapat disimpulkan bahwa pariwisata
merupakan suatu perjalanan dengan tujuan berlibur, mencari kepuasan,
mengetahui sesuatu, dan lain – lain yang didukung oleh berbagai
fasilitas yang disediakan masyarakat hingga pemerintah.
Menurut Robert Cristie Mill(1990), Secara ringkas kegiatan
pariwisata dapat memberikan dampak positif atau negatif di bidang
ekonomi:
Dampak positif :
1) Terbuka lapangan pekerjaan baru
2) Meningkatkan taraf hidup dan pendapatan masyarakat
3) Meningkatkan nilai tukar matauang rupiah terhadap mata uang
asing
4) Membantu menanggung beban pembangunan sarana dan
prasarana setempat
5) Meningkatkan kemampuan manajerial dan keterampilan
masyarakat yang memacu kegiatan ekonomi lainnya.
Dampak negatif :
1) Meningkatkan biaya pembangunan sarana dan prasarana
2) Meningkatkan harga barang-barang lokal dan bahan-bahan
pokok
3) Peningkatan yang sangat tinggi tetapi hanya musiman, sehingga
pendapatan masyarakat naik dan turun
4) Mengalirnya uang keluar negeri karena konsumen menuntut
barang -barang impor untuk bahan konsumsi tertentu.
Baik secara langsung atau tidak, kegiatan pariwisata yang
terjadi di suatu daerah atau wilayah akan memberikan dampak
terhadap masyarakat yang tinggal di daerah atau wilayah tersebut.
Dampak yang ditimbulkan meliputi dampak fisik, konomi, dan sosial.
Menurut Triwahyudi (2002), terdapat beberapa manfaat utama
pariwisata yaitu:
1. Pariwisata dapat menciptakan diversifikasi produk,
menjadikan ekonomi lokal tidak hanya tergantung pada sektor
utama.
33
2. Sektor pariwisata adalah sektor yang padat karya,
sehingga dapat menciptakan kesempatan kerja yang besar bagi
generasi muda.
3. Pertumbuhan sektor pariwisata menghasilkan penambahan
dan perbaikan fasilitas yang tidak hanya digunakan oleh
wisatawan, tetapi juga oleh penduduk.
4. Pariwisata menciptakan kesempatan bagi munculnya produk -
produk baru, fasilitas pelayanan dan pengembangan bisnis yang
sudah ada.
5. Pariwisata dapat mempercepat permukiman pengembangan
permukiman.
6. Pariwisata dapat meningkatkan pelayanan transportasi di suatu
wilayah.
7. Pariwisata dapat meningkatkan kesempatan mendapatkan
pendidikan yang lebih tinggi bagi masyarakat.
8. Pariwisata menggaris bawahi kebutuhan pengaturan yang
tepat melalui kebijakan dan rencana yang efektif,
untuk menjamin kelestarian lingkungan agar tetap terjaga.
9. Pariwisata dapat meningkatkan interaksi sosial antara
masyarakat dengan wisatawan domestik maupun
internasional yang akan memperluas wawasan masyarakat
setempat.
10.Pariwisata dapat meningkatkan infrastruktur.
2.2.1.1 JENIS-JENIS WISATA
Beberapa jenis pariwisata yang sudah dikenal,
antara lain (dalam Pendit, 1994 : 41) :
1. Wisata Budaya, yaitu perjalanan yang dilakukan atas
dasar keinginan untuk memperluas pandangan hidup
seseorang dengan jalan mengadakan kunjungan ke tempat
lain atau ke luar negeri, mempelajari keadaan rakyat,
kebiasaan dan adat istiadat mereka, cara hidup mereka,
kebudayaan dan seni mereka.
34
2. Wisata Kesehatan, yaitu perjalanan seseorang wisatawan
dengan tujuan untuk menukar keadaan dan lingkungan
tempat sehari-hari di mana ia tinggal demi kepentingan
beristirahat baginya dalam arti jasmani dan rohani.
3. Wisata Olahraga, yaitu wisatawan-wisatawan yang
melakukan perjalanan dengan tujuan berolahraga atau
memang sengaja bermaksud mengambil bagian aktif
dalam pesta olahraga di suatu tempat atau negara.
4. Wisata Komersial, yaitu termasuk perjalanan untuk
mengunjungi pameran-pameran dan pekan raya yang
bersifat komersial, seperti pameran industri, pameran
dagang dan sebagainya.
5. Wisata Industri, yaitu perjalanan yang dilakukan oleh
rombongan pelajar atau mahasiswa, atau orang=orang
awam ke suatu kompleks atau daerah perindsutrian,
dengan maksud dan tujuan untuk mengadakan peninjauan
atau penelitian.
6. Wisata Maritim atau Bahari, yaitu wisata yang banyak
dikaitkan dengan olahraga air, seperti danau, pantai atau
laut.
7. Wisata Cagar Alam, yaitu jenis wisata yang biasanya
banyak diselenggarakan oleh agen atau biro perjalanan
yang mengkhususkan usaha-usaha dengan jalan mengatur
wisata ke tempat atau daerah cagar alam, taman lindung,
hutan daerah pegunungan dan sebagainya yang
kelestariannya dilindungi oleh undang-undang.
8. Wisata Bulan Madu, yaitu suatu penyelenggaraan
perjalanan bagi pasangan-pasangan merpati, pengantin
baru, yang sedang berbulan madu dengan fasilitas-
fasilitas khusus dan tersendiri demi kenikmatan
perjalanan.
2.2.1.2 OBJEK WISATA DAN DAYA TARIK WISATA
35
Objek Wisata adalah adalah unsur-unsur
lingkungan hidup yang terdiri dari sumber daya alam,
sumber daya manusia, sumber daya buatan yang dapat
dikembangkan dan dimanfaatkan sebagi daya tarik untuk
menjadi sarana wisata atau objek wisata yaitu, semua hal
yang menarik untuk dilihat dan dirasakan oleh wisatawan
yang disediakan atau bersumber pada alam saja.
Sedangkan batasan pengertian (terminotogi) objek
dan daya tarik wisata menurut Undang-Undang No.9
Tahun 1990 tentang kepariwisataan adalah sebagai
berikut :"objek daya tarik adalah segala sesuatu yang
menjadi wisata".
2.2.1.3 KOMPONEN PRODUK WISATA
Produk pariwisata(Tourism Product) merupakan
suatu bentukan yang nyata (tangible product) dan tidak
nyata (intangible product), dikemas dalam suatu kesatuan
rangkaian perjalanan yang hanya dapat dinikmati, apabila
seluruh rangkaian perjalanan tersebut dapat memberikan
pengalaman yang baik bagi orang yang melakukan
perjalanan atau yang menggunakan produk tersebut.
Sehingga bentuk dari produk pariwisata itu pada
hakekatnya adalah tidak nyata, karena dalam suatu
rangkaian perjalanan terdapat berbagai macam unsur yang
saling melengkapi, tergantung pada jenis perjalanan yang
dilakukan oleh wisatawan.
Produk wisata sebagai salah satu obyek
penawaran dalam pemasaran pariwisata memiliki unsur-
unsur utama yang terdiri 3 bagian (Oka A. Yoeti,
2002:211) :
1. Daya tarik daerah tujuan wisata, termasuk
didalamnya citra yang dibayangkan oleh
wisatawan
36
2. Fasilitas yang dimiliki daerah tujuan wisata,
meliputi akomodasi, usaha pengolahan
makanan, parkir, trasportasi, rekreasi dan lain-
lain.
3. Kemudahan untuk mencapai daerah tujuan
wisata tersebut.
Mason (2000:46) dan Poerwanto
(1998:53) telah membuat rumusan tentang komponen-
komponen produk wisata yaitu :
1. Atraksi, yaitu daya tarik wisata, baik alam, budaya
maupun buatan manusia seperti festival atau pentas seni
2. Aksesbilitas, yaitu kemudahan untuk mencapai tempat
tujuan wisata
3. Amenities yaitu fasilitas untuk memperoleh kesenangan.
Dalam hal ini dapat berbentuk akomodasi, kebersihan dan
keramahtamahan (tangible and intangible products)
4. Networking, yaitu jaringan kerjasama yang berkaitan
dengan produk yang ditawarkan baik lokal, nasional
maupun internasional.
2.2.1.4 PARIWISATA MINAT KHUSUS
Wisata minat khusus atau special interest/thematic
tourism adalah sebuah konsep yang mulai dikembangkan
di Indonesia berawal dari gagasan Menteri Pariwisata dan
Ekonomi Kreatif Marie Elka Pangestu. Wisata minat
khusus sendiri diartikan sebagai sarana wisata yang lebih
fokus kepada ide untuk mendapatkan pengalaman yang
unik dan tidak bisa didapatkan di tempat lain.
Dunia pariwisata saat ini memang sendang
menghadapi tren perubahan paradigma dari massive
tourism (wisata massal) menjadi special interest
tourism (wisata minat khusus). Direktur Pengembangan
Wisata Minat Khusus dan Mice Kementerian Pariwisata
dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) Achyaruddin
37
mengatakan bahwa dalam konsep wisata minat khusus
tidak perlu lagi yang dikejar kuantitas, tetapi yang dikejar
saat ini adalah kualitas.
Menurut Achyaruddim kualitas dapat diukur dari
expediture atau lenght of
stay.Penilaian expenditure dihitung dari jumlah uang yang
dikeluarkan wisman saat berwisata. Sementara lenght of
stay diukur dari lamanya wisatawan menginap di suatu
destinasi wisata. Niche market (ceruk pasar) ini
bisa dikembangkan sebagai kekuatan pariwisata
Indonesia.
Di Indonesia sendiri wisata minat khusus
dikembangkan melalui tujuh sektor yaitu:
1. Wisata sejarah dan budaya
2. Wisata alam dan ekowisata
3. Wisata kuliner dan belanja
4. Wisata Meeting, Incentive, Convention,
Exhibition (MICE)
5. Wisata olah raga dan rekreasi
6. Wisata pesiar (cruise)
7. Wisata spa
Demi mendukung program wisata minat khusus
masing-masing daerah di Indonesia harus berupaya
mencari sektor wisata minat khusus yang menjadi
keunggulan di daerahnya. Seperti namanya, fokus
pengembangan satu sektor yang paling menonjol di suatu
daerah akan makin membuat daerah tersebut punya nama
di sektor pariwisata minat khusus sehingga lebih mudah
untuk memasarkannya.
Setiap daerah di Indonesia memliki potensi wisata
minat khusus sesuai dengan kondisi alam dan masyarakat
setempat. Untuk pengembangan wisata bahari,
Kemenparekraf akan fokus mengembangkan potensi laut
di Sulawesi Utara, NTB, NTT, Jawa Timur dan Papua
38
Barat. Penetapan daerah ini juga tidak menutup
kemungkinan untuk mengembangkan daerah lain yang
juga memiliki kekayaan laut yang berpotensi
dikembangkan.
Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif,
Sapta Nirwandar pada tahun 2013 lalu juga berharap
industri pariwisata mampu membuat paket wisata minat
khusus yang ikonik dan mampu dijual. Sehingga nantinya
VITO (Visit Indonesia Tourism Officer) di 12 negara
mampu membantu menjual paket-paket tersebut.
2.2.1.5 WISATA AIR
Wisata air termasuk dalam salah satu bentuk
wisata alam. Wisata air sering juga disebut sebagai wisata
tirta. Wisata air memiliki arti sebagai kegiatan wisata yg
berhubungan langsung dengan air atau dilakukan di
perairan pantai, danau, dsb.
2.2.1.6 WISATAWAN
“Wisatawan” yang berasal dari kata “wisata” maka
sebenarnya tidaklah tepat sebagai pengganti kata “tourist”
dalam bahasa Inggris. Kata itu berasal dari bahasa
Sansekerta “wisata” yang berarti “perjalanan” yang sama
atau dapat disamakan dengan kata “travel” dalam bahasa
Inggris. Jadi orang melakukan perjalanan dalam
pengertian ini, maka wisatawan sama artinya dengan kata
“traveler” karena dalam bahasa Indonesia sudah
merupakan kelaziman memakai akhiran “wan” untuk
menyatakan orang dengan profesinya, keahliannya,
keadaannya jabatannya dan kedudukan seseorang (Irawan,
2010:12).
Menurut WTO, turis atau wisatawan adalah
seseorang yang melakukan perjalanan paling tidak sejauh
80 km (50 mil) dari rumahnya dengan tujuan rekreasi.
39
Dalam Undang – Undang Nomor 10 tahun 2009
tentang Kepariwisataan, turis adalah orang-orang yang
melakukan kegiatan wisata.
Pacific Area Travel Association memberi batasan
bahwa wisatawan sebagai orang-orang yang sedang
mengadakan perjalanan dalam jangka waktu 24 jam dan
maksimal 3 bulan di dalam suatu negeri yang bukan
negeri di mana biasanya ia tinggal, mereka ini meliputi:
1. Orang-orang yang sedang mengadakan perjalanan untuk
bersenang- senang, untuk keperluan pribadi atau untuk
keperluan kesehatan.
2. Orang-orang yang sedang mengadakan perjalanan untuk
bisnis, pertemuan, konferensi, musyawarah atau sebagai
utusan berbagai badan/organisasi.
3. Pejabat pemerintahan dan militer beserta keluarganya
yang di tempatkan di negara lain tidak termasuk kategori
ini, tetapi bila mereka mengadakan perjalanan ke negeri
lain, maka dapat digolongkan wisatawan.
Wisatawan menurut sifatnya (Kusumaningrum,
2009:18):
1. Wisatawan Modern Idealis, wisatawan yang sangat
menaruh minat pada budaya multinasional serta
eksplorasi alam secara individual.
2. Wisatawan Modern Materialis, wisatawan dengan
golongan Hedonisme (mencari keuntungan) secara
berkelompok.
3. Wisatawan Tradisional Idealis, wisatawan yang menaruh
minat pada kehidupan sosial budaya yang bersifat
tradisional dan sangat menghargai sentuhan alam yang
tidak terlalu tercampur oleh arus modernisasi.
4. Wisatawan Tradisional Materialis, wistawan yang
berpandangan konvensional, mempertimbangkan
keterjangkauan, murah dan keamanan.
Wisatawan dapat dibedakan menjadi:
40
1. Wisatawan Internasional (Mancanegara) adalah orang
yang melakukan perjalanan wisata diluar negerinya dan
wisatawan didalam negerinya.
2. Wisatawan Nasional (Domestik) adalah penduduk
Indonesia yang melakukan perjalanan di wilayah
Indonesia diluar tempatnya berdomisili, dalam jangka
waktu sekurang-kurangya 24 jam atau menginap kecuali
kegiatan yang mendatangkan nafkah ditempat yang
dikunjungi
Menurut U.N Confrence on Interest Travel and
Tourism di Roma 1963 (dalam Irawan, 2010:12),
menggunakan istilah pengunjung (visitor) untuk setiap
orang yang datang ke suatu negara yang bukan tempat
tinggalnya yang biasa untuk keperluan apa saja, selain
melakukan perjalanan yang digaji.
Pengunjung yang dimaksudkan meliputi 2 kategori :
1. Wisatawan
pengunjung yang datang ke suatu negara yang
dikunjunginya tinggal selama 24 jam dan dengan tujuan
untuk bersenang–senang, berlibur, kesehatan, belajar,
keperluan agama dan olahraga, bisnis, keluarga, utusan
dan pertemuan.
2. Excurtionist
Pengunjung yang hanya tinggal sehari di negara yang
dikunjunginya tanpa bermalam.
Jawa barat merupakan salah satu destinasi favorit
wisatawan baik wisatawan lokal maupun mancanegara.
Berikut ini data statistik peningkatan wisatawan
mancanegara yang mengunjungi daerah Jawa Barat
2.2.1.7 EKOWISATA
Ekowisata adalah salah satu konsep
pengembangan pariwisata yang berbasis konservasi.
Kawah Ijen adalah kawasan wisata alam yang di
41
dalamnya juga terdapat kawasan konservasi berupa Cagar
Alam. Dengan adanya konsep ekowisata diharapkan
wisatawan dapat menikmati keindahan alam kawah ijen
sekaligus berupaya untuk menjaga lingkungan dengan
turut berpartisipasi dalam kegiatan konservasi.
Menurut Honey (1999) mengemukakan ekowisata
adalah perjalanan ke tempat-tempat yang rawan rusak,
asli dan biasanya dilindungi sehingga diupayakan agar
berdampak rendah dan biasanya dalam skala kecil.
Ekowisata membantu mendidik pengunjung,
menyediakan dana untuk pemeliharaan, secara langsung
memberi keuntungan bagi pembangunan ekonomi dan
pemberdayaan politik masyarakat lokal, dan mempercepat
penghormatan bagi budaya yang berbeda bagi hak asasi
manusia.
Karakteristik Ekowisata
Menurut Honey (1999) ekowisata yang nyata
(sejati) memiliki 7 karakteristik :
1. Melibatkan perjalanan ke destinasi-
destinasi alami
2. Meminimalkan dampak
3. Membangun kesadaran lingkungan
4. Memberikan keuntungan keuangan secara
langsung bagi pemeliharaan
5. Memberikan keuntungan keuangan dan
pemberdayaan masyarakat lokal
6. Menghormati masyarakat lokal
7. Mendukung hak asasi manusia dan gerakan
demokrasi.
Dari beberapa definisi dan karakteristik ekowisata
yang dikemukakan oleh para penulis dapat ditarik
kesimpulan:
1. Dari perspektif lokasi:
42
a. Ekowisata merupakan jenis pariwisata
berbasis alam.
b. Pengelolaan ekowisata melibatkan
masyarakat setempat serta menghormati budaya
local
c. Obyek yang dimanfaatkan untuk kegiatan
ekowisata harus dipelihara dan dilestarikan.
d. Pengelolaan ekowisata memberikan manfaat
sosial-ekonomi bagi masyarakat setempat dan
dapat menjadi sumber dana bagi kepentingan
memelihara obyek itu sendiri.
2. Dari perpektif kegiatan wisata:
a. Ekowisata adalah suatu perjalanan wisata ke
tempat berbasis alam yang menuntut
pelestarian.
b. Perjalanan ekowisata berfungsi sebagai
sarana pendidikan konservasi alam dan
lingkungan bagi pengelola, masyarakat
setempat dan pengunjung.
Dapat ditarik kesimpulan bahwa ekowisata baik
dari perspektif lokasi maupun kegiatan memerlukan
profesionalisme. Profesionalisme hanya dapat diraih
melalui pendidikan dan pelatihan profesional serta
pengalaman.
2.2.1.8 PEMBANGUNAN PARIWISATA
BERKELANJUTAN
Pariwisata berkelanjutan atau sustainable tourism
secara sederhana dapat didefinisikan sebagai pariwisata
yang memperhitungkan penuh dampak ekonomi, sosial
dan lingkungan saat ini dan masa depan,memenuhi
kebutuhan pengunjung, industri, lingkungan dan
masyarakat setempat. Untuk menjamin keberlanjutan
43
jangka panjang, maka keseimbangan antar 3 dimensi
tersebut harus dibangun dengan baik.
National Geograpic Online dalam The Global
Development Research Center (2002) mendifinisikan
pariwisata berkelanjutan sebagai berikut:
1) Pariwisata yang memberikan penerangan.
Wisatawan tidak hanya belajar tentang kunjungan
(negara/ daerah yang dikunjungi) tetapi juga
belajar bagaimana menyokong kelangsungan
karakter (negara/ daerah yang dikunjungi) selama
dalam perjalanan mereka. Sehingga masyarakat
yang dikunjungi dapat belajar (mengetahui) bahwa
kebiasaan dan sesuatu yang sudah biasa dapat
menarik dan dihargai oleh wisatawan.
2) Pariwisata yang mendukung keutuhan (integritas)
dari tempat tujuan. Pengunjung memahami dan
mencari usaha yang dapat menegaskan karakter
tempat tujuan wisata mengenai hal arsitektur,
masakan, warisan, estetika dan ekologinya;
3) Pariwisata yang menguntungkan masyarakat
setempat. Pengusaha pariwisata melakukan
kegiatan yang terbaik untuk mempekerjakan dan
melatih masyarakat lokal, membeli persediaan -
persediaan lokal, dan menggunakan jasa - jasa
yang dihasilkan dari masyarakat lokal.
4) Pariwisata yang melindungi sumber daya alam.
Dalam pariwisata ini wisatawan menyadari dan
berusaha untuk meminimalisasi polusi, konsumsi
energi, penggunaan air, bahan kimia dan
penerangan di malam hari.
5) Pariwisata yang menghormati budaya dan tradisi.
Wisatawan belajar dan melihat tata cara lokal
termasuk menggunakan sedikit kata - kata sopan
dari bahasa lokal. Masyarakat lokal belajar
44
bagaimana memperlakukan/ menghadapi harapan
wisatawan yang mungkin berbeda dari harapan
yang mereka punya.
6) Pariwisata ini tidak menyalahgunakan produk.
Stakeholder mengantisipasi tekanan pembangunan
(pariwisata) dan mengaplikasikan batas - batas dan
teknik - teknik manajemen untuk mencegah
sindrom kehancuran (loved to death) dari lokasi
wisata. Stakeholder bekerjasama untuk menjaga
habitat alami dari tempat tempat warisan budaya,
pemandangan yang menarik dan budaya lokal.
7) Pariwisata ini menekankan pada kualitas, bukan
kuantitas (jumlah). Masyarakat menilai
kesuksesan sektor pariwisata ini tidak dari jumlah
kunjungan belaka tetapi dari lama tinggal, jumlah
uang yang dibelanjakan, dan kualitas pengalaman
yang diperoleh wisatawan.
8) Pariwisata ini merupakan perjalanan yang
mengesankan. Kepuasan, kegembiraan
pengunjung dibawa pulang (ke daerahnya) untuk
kemudian disampaikan kepada teman - teman dan
kerabatnya, sehingga mereka tertarik untuk
memperoleh hal yang sama - hal ini secara terus
menerus akan menyediakan kegiatan di lokasi
tujuan wisata.
Sedangkan Jamieson dan Noble (2000) menuliskan
beberapa prinsip penting dari pembangunan pariwisata
berkelanjutan, yaitu:
1. Pariwisata tersebut mempunyai prakarsa untuk
membantu masyarakat agar dapat
mempertahankan kontrol/ pengawasan terhadap
perkembangan pariwisata tersebut.
2. Pariwisata ini mampu menyediakan tenaga kerja
yang berkualitas kepada dan dari masyarakat
45
setempat dan terdapat pertalian yang erat (yang
harus dijaga) antara usaha lokal dan pariwisata.
3. Terdapat peraturan tentang perilaku yang disusun
untuk wisatawan pada semua tingkatan (nasional,
regional dan setempat) yang didasarkan pada
standar kesepakatan internasional. Pedoman
tentang operasi pariwisata, taksiran penilaian
dampak pariwisata, pengawasan dari dampak
komulatif pariwisata, dan ambang batas
perubahan yang dapat diterima merupakan
contoh peraturan yang harus disusun.
4. Terdapat program - program pendidikan dan
pelatihan untuk meningkatkan serta menjaga
warisan budaya dan sumber daya alam yang ada.
Aspek yang ada di dalam pariwisata berkelanjutan antara
lain :
1. Aspek Ekonomi
Memastikan kegiatan ekonomi jangka panjang yang layak,
memberikan manfaat sosial ekonomi kepada semua
stakeholder dengan adil, seperti pekerjaan tetap,
kesempatan mendapatkan penghasilan (membuka usaha)
dan pelayanan sosial kepada masyarakat lokal, serta
membantu mengurangi kemiskinan.
2. Aspek Sosial Budaya
 Menghormati keaslian sosial budaya masyarakat setempat
(local wisdom), melestarikan nilai-nilai warisan budaya
dan adat.
 Pengembangan pariwisata berkelanjutan memerlukan
partisipasi dari para stakeholder terkait serta
kepemimpinan politik yang kuat untuk memastikan
adanya partisipasi yang aktif dan kesepakatan.
46
 Pencapaian pariwisata berkelanjutan merupakan proses
yang berkesinambungan dan membutuhkan pemantauan
yang konstan dan inovasi mengenai dampak pariwisata.
 Menjaga tingkat kepuasan dan memastikan pengalaman
yang berarti untuk para wisatawan, meningkatkan
kesadaran mereka tentang isu-isu keberlanjutan dan
mengajak wisatawan untuk turut serta.
3. Aspek Lingkungan
Memanfaatkan secara optimal sumber daya lingkungan
yang merupakan elemen kunci dalam pengembangan
pariwisata, mempertahankan proses ekologi, dan turut
andil dalam melestarikan warisan alam dan
keanekaragaman hayati di suatu destinasi wisata.
Prinsip dari pawisata berkelanjutan yaitu :
 Partisipasi masyarakat.
 Keikutsertaan stakeholders.
 Kepemilikan lokal.
 Penggunaan sumber daya secara berkelanjutan.
 Mewadahi tujuan masyarakat.
 Daya dukung.
 Monitor dan evaluasi.
 Akuntabilitas.
 Pelatihan.
Unsur-unsur yang terlibat dalam industri pariwisata
meliputi hal-hal sebagai berikut (Pendit, 1994):
 Akomodasi
Tempat seseorang untuk tinggal sementara.
 Jasa Boga dan Restoran
Industri jasa di bidang penyelenggaraan makanan dan
minuman yang dikelola secara komersial.
 Transportasi dan Jasa Angkutan
Industri usaha jasa yang bergerak di bidang angkutan
darat, laut dan udara.
47
 Atraksi Wisata
Kegiatan wisata yang dapat menarik perhatian wisatawan
atau pengunjung.
 Cinderamata (Souvenir)
Benda yang dijadikan kenang-kenangan untuk dibawa
oleh wistawan pada saat kembali ke tempat asal.
 Biro Perjalanan
Badan usaha pelayanan semua proses perjalanan dari
berangkat hingga kembali.
 Promosi.
2.2.1.8.1 INSTRUMEN PENGELOLAAN
LINGKUNGAN
2.2.1.8.1.1 AMDAL
AMDAL ( Analisis Mengenai
Dampak Lingkungan ) dalam Peraturan
Pemerintah NO 27 TAHUN 1999
memiliki pengertian yaitu kajian
mengenai dampak besar dan penting
suatu usaha dan/atau kegiatan yang
direncanakan pada lingkungan
hidup yang diperlukan bagi proses
pengambilan keputusan tentang
penyelenggaraan usaha dan/atau
kegiatan di Indonesia.
AMDAL ini dibuat saat
perencanaan suatu proyek yang
diperkirakan akan memberikan
pengaruh terhadap lingkungan hidup di
sekitarnya. Yang dimaksud lingkungan
hidup di sini adalah aspek abiotik, biotik
dan kultural.
48
Dasar hukum AMDAL di
Indonesia adalah Peraturan
Pemerintah No. 27 Tahun 2012 tentang
“Izin Lingkungan Hidup” yang
merupakan pengganti PP 27 Tahun
1999 tentang Amdal.
a. TUJUAN AMDAL
Secara umum AMDAL
mempunyai tujuan yaitu untuk menjaga
dan meningkatkan kualitas lingkungan
hidup serta menekan pencemaran
sehingga dampak negatifnya menjadi
serendah mungkin.
b. FUNGSI AMDAL
 Bahan bagi perencanaan pembangunan
wilayah
 Membantu proses pengambilan
keputusan tentang kelayakan
lingkungan hidup dari rencana usaha
dan atau kegiatan
 Memberi masukan untuk penyusunan
disain rinci teknis dari rencana usaha
dan atau kegiatan
 Memberi masukan untuk penyusunan
rencana pengelola dan pemantauan
lingkungan hidup
 Memberi informasi bagi masyarakat
atas dampak ditimbulkan dari suatu
rencana usaha dann atau kegiatan
 Awal dari rekomendasi tentang izin
usaha
 Sebagai Scientific Document dan Legal
Document
 Izin Kelayakan Lingkungan
49
 Menunjukkan tempat pembangunan
yang layak pada suatu wilayah beserta
pengaruhnya
 Sebagai masukan dengan pertimbangan
yang lebih luas bagi perencanaan dan
pengambilan keputusan sejak awal dan
arahan atau pedoman bagi pelaksanaan
rencana kegiatan pembangunan
termasuk rencana pengelolaan
lingkungan dan rencana pemantauan
Dilihat dari fungsi AMDAL yang sangat
menjaga rencana usaha dan/atau
kegiatan usaha sehingga tidak merusak
lingkungan, maka terlihat begitu besar
Manfaat AMDAL.
Manfaat AMDAL antara lain sebagai
berikut;
1. Manfaat AMDAL bagi Pemerintah
 Mencegah dari pencemaran dan
kerusakan lingkungan.
 Menghindarkan konflik dengan
masyarakat.
 Menjaga agar pembangunan sesuai
terhadap prinsip pembangunan
berkelanjutan.
 Perwujudan tanggung jawab
pemerintah dalam pengelolaan
lingkungan hidup.
2. Manfaat AMDAL bagi
Pemrakarsa.
 Menjamin adanya keberlangsungan
usaha.
 Menjadi referensi untuk peminjaman
kredit.
50
 Interaksi saling menguntungkan dengan
masyarakat sekitar untuk bukti ketaatan
hukum.
3. Manfaat AMDAL bagi
Masyarakat
 Mengetahui sejak dari awal dampak
dari suatu kegiatan.
 Melaksanakan dan menjalankan
kontrol.
 Terlibat pada proses pengambilan
keputusan.
c. JENIS-JENIS AMDAL
Berikut ini adalah jenis AMDAL
yang dikenal di Indonesia:
1. AMDAL Proyek Tunggal
Studi kelayakan lingkungan untuk
usaha/kegiatan yang diusulkan hanya
satu jenis kegiatan.
2. AMDAL Kawasan
Studi kelayakan lingkungan untuk usaha
atau kegiatan yang diusulkan dari
berbagai kegiatan dimana AMDAL
menjadi kewenangan satu sektor yang
membidanginya.
3. AMDAL Terpadu Multi Sektor
Studi kelayakan lingkungan untuk usaha
atau kegiatan yang diusulkan dari
berbagai jenis kegiatan dengan berbagai
instansi teknis yang membidangi.
4. AMDAL Regional
51
Studi kelayakan lingkungan untuk usaha
atau kegiatan yang diusulkan terkait
satu sama lain.
JENIS USAHA DAN/ATAU
KEGIATAN WAJIB AMDAL
Jenis usaha dan/atau kegiatan yang
wajib AMDAL (pasal 3 ayat 1 PP RI
No. 27 Tahun 1999):
a. Pengubahan bentuk lahan dan
bentang alam,
b. Eksploitasi sumber daya alam
baik yang terbaharui maupun tidak,
c. Proses dan kegiatan yang secara
potensial menimbulkan pemborosan,
pencemaran dan kerusakan LH serta
kemerosotan pemanfaatan SDA
d. Proses dan kegiatan yang
hasilnya akan dapat mempengaruhi
lingkungan alam, buatan dan sosial-
budaya,
e. Proses dan kegiatan yang
hasilnya dapat mempengaruhi
kelestarian konservasi SDA dan/atau
perlindungan cagar budaya,
f. Introduksi jenis tumbuhan,
hewan dan jasad renik,
g. Pembuatan dan penggunaan
bahan hayati dan non hayati,
h. Penerapan teknologi yang
diperkirakan punya potensi besar untuk
mempengaruhi LH,
i. Kegiatan yang mempunyai resiko
tinggi dan/atau mempengaruhi
pertahanan negara.
52
Dalam studi AMDAL ada empat
kelompok parameter komponen
lingkungan hidup, Keputusan Kepala
Bapedal No. 19 Tahun 1990, yaitu:
1. fisik-kimia (iklim, kualitas udara
dan kebisingan, demografi, fisiografi,
hidro oceanografi, ruang, lahan dan
tanah serta hidrologi).
2. biologi (flora dan fauna).
3. sosial (budaya, ekonomi,
pertahanan/keamanan)
4. kesehatan masyarakat.
d. DOKUMEN AMDAL
Dokumen AMDAL merupakan hasil
kajian kelayakan lingkungan hidup dan
merupakan bagian integral dari kajian
kelayakan teknis dan finansial-
ekonomis. Selanjutnya dokumen ini
merupakan syarat yang harus dipenuhi
untuk mendapatkan ijin usaha dari
pejabat berwenang. Dokumen AMDAL
terdiri dari beberapa dokumen sebagai
berikut:
1. Kerangka Acuan ANDAL (KA-
ANDAL), adalah ruang lingkup kajian
analisis mengenai dampak lingkungan
hidup yang merupakan hasil
pelingkupan.
2. Dokumen Analisis Dampak Lingkungan
(ANDAL), adalah telaah secara cermat
dan mendalam tentang dampak besar
53
dan penting suatu rencana usaha
dan/atau kegiatan.
3. Dokumen Rencana Pengelolaan
Lingkungan (RKL)
4. Dokumen Rencana Pemantauan
Lingkungan (RPL)
2.2.1.8.1.2 ISO
International Organization for
Standardization, atau lebih dikenal
sebagai ISO, adalah salah satu standar
internasional dalam sebuah sistem
manajemen untuk pengukuran mutu
organisasi. Mereka memegang peranan
penting dalam mengukur bagaimana
kredibilitas perusahaan yang ingin
bersaing secara global dan juga adalah
salah satu cara untuk meningkatkan
sistem manajemen mutunya.
Mereka yang memiliki sertifikasi
ISO akan memiliki kemungkinan
lebih untuk memenangkan kompetisi
pasar. Hal itu disebabkan karena adanya
jaminan kualitas dari produk atau jasa
yang ditawarkan, serta kepercayaan
konsumen akan brand terkait. Selain itu
masih banyak keuntungan lainnya yang
akan langsung kita bahas di bawah ini.
Mengapa Sertifikasi ISO Penting?
Dilansir dari OSS Certification,
berikut ini adalah beberapa manfaat
yang dapat diperoleh sebuah perusahaan
dengan adanya sertifikasi ISO sebagai
standar perusahaan tersebut.
54
1. Meningkatkan Kredibilitas
Perusahaan Serta Kepercayaan
Pelanggan
Dengan menerapkan sistem manajemen
mutu, sebuah perusahaan akan dapat
menjamin kredibilitas mereka. Yang
dimaksud kredibilitas di sini adalah
kendali proses dan prosedur sebuah
perusahaan dimana memastikan apabila
terdapat sesuatu yang tidak beres maka
antisipasi akan dilakukan dengan cepat.
Pada akhirnya kredibilitas ini akan
menghasilkan nilai positif dalam
kepuasan pelanggan.
2. Jaminan Atas Kualitas dengan
Standar Internasional
Untuk mendapatkan Standardisasi ISO
sebuah perusahaan harus melalui sebuah
siklus pasti yang dikenal dengan PDCA
yakni identifikasi, analisa, dan eksekusi
sebuah penyelesaian masalah untuk
menjamin mutu internasional. Siklus
atau prinsip ini adalah prinsip
internasional yang juga diterapkan di
segala jenis industri.
3. Menghemat Biaya
Standar ISO akan memungkinkan suatu
perusahaan untuk menerapkan sistem
manajemen khusus yang membantu
mereka untuk mengetahui kinerja
perusahaan secara menyeluruh. Jika ada
indikasi bahwa produk akan gagal atau
kinerja perusahaan menurun maka
antisipasi akan segera dilakukan. Hal itu
55
juga secara tidak langsung berarti
mencegah kemungkinan pemborosan
anggaran terkait produk atau kinerja
yang buruk tersebut.
4. Mengoptimalkan Kinerja Karyawan
Kembali kepada prinsip manajemen
mutu, semua prinsip tersebut ditetapkan
untuk dapat diikuti oleh seluruh
karyawan dari level staff hingga level
eksekutif dalam sebuah perusahaan. Hal
ini akan memacu para karyawan untuk
dapat menjaga kualitas, efisiensi, serta
produktivitas mereka dalam standar ISO
yang telah ditetapkan sebelumnya.
5. Meningkatkan Image Perusahaan
Salah satu keuntungan paling jelas dari
perusahaan yang telah mendapatkan
sertifikasi ISO adalah tentunya image
atau brand perusahaan akan menjadi
jauh lebih positif.
2.2.1.8.1.3 AUDIT LINGKUNGAN
Menurut Kep. Men.LH 42/1994,
Audit lingkungan adalah suatu alat
manajemen yang meliputi evaluasi
secara sistematik, terdokumentasi,
periodik dan obyektif tentang
bagaimana suatu kinerja organisasi
sistem manajemen dan peralatan dengan
tujuan menfasilitasi kontrol manajemen
terhadap pelaksanaan upaya
pengendalian dampak lingkungan dan
pengkajian pemanfaatan kebijakan
usaha atau kegiatan terhadap peraturan
56
perundang-undangan tentang
pengelolaan lingkungan.
Beberapa definisi yang diberikan
mengenai audit lingkungan adalah
sebagai berikut:
 Menurut The International Chamber of
Commerce 1989, Audit lingkungan
merupakan pengujian yang sistematis
dari interaksi antara setiap operasi usaha
dengan keadaan sekitarnya.
 Rob Gray, Jan Bebbington dan Diane
Walters, dalam buku “Accounting for
the Enviroment” (1993, hal 104) Audit
lingkungan merupakan suatu penilaian
yang sistematis, objektif dan
didokumentasikan mengenai dampak
dan aktivitas usaha anda terhadap
lingkungan.
Salah satu perbedaan utama antara
audit lingkungan dan tipe audit yang
lain adalah eksistensi dan ketiadaan
standar. Terdapat sedikit standar untuk
audit lingkungan. Audit keuangan
mempunyai standar yang disebarluaskan
oleh badan standar akuntansi yang
berwenang. Perbedaan yang lain adalah
jumlah sistem yang ada. Sistem
akuntansi keuangan yang rinci dan
terkoordinasi yang berjalan dapat
menjadi sasaran audit keuangan.
Namun, diluar hal-hal seperti data
pengendalian polusi, persetujuan dan
MOU (Memorandum of
Understanding), sacara tipikal terdapat
57
sedikit informasi lingkungan relative
yang dapat diaudit.
Suatu sistem Manajemen
Lingkungan merupakan metode untuk
menuntun suatu organisasi untuk
mencapai dan mempertahankan kinerja
sesuai dengan tujuan yang telah
ditetapkan dan sebagai tanggapan
terhadap peraturan yang secara konstan
berubah, sosial, keuangan, ekonomi dan
tekanan kompetitif, dan resiko
lingkungan. Apabila beroperasi secara
efektif, suatu sistem manajaemen
lingkungan korporat memberikan
manajemen dan dewan direksi
pengetahuan, yaitu:
a. Perusahaan menaati hukum dan
peraturan lingkungan.
b. Kebijakan dan prosedur secara jelas
didefinisikan dan diumumkan ke
seluruh organisasi.
c. Resiko korporat yang berasal dari resiko
lingkungan dinyatakan dan berada
dibawah pengendalian.
d. Perusahaan mempunyai sumberdaya
dan staff yang tepat untuk pekerjaan
lingkungan, menggunakan sumber daya
tersebut, dan dapat mengendalikan masa
depan sumber daya tersebut.
Sistem manajemen lingkungan
terdiri dari beberapa fungsi, yaitu:
· Perencanaan
58
Menetapkan tujuan, menentukan
kebijakan, mendefinisi prosedur, dan
menetapkan anggaran program.
· Mengorganisasi
Menetapkan struktur organisasi,
melukiskan peranan dan tanggung
jawab, menciptakan deskripsi posisi,
menetapkan kualifikasi posisi dan
melatih staff.
· Menuntun dan Mengarahkan
Mengkoordinasi, memotivasi,
menetapkan prioritas, mengembangkan
standar kinerja, mendelegasi dan
mengelola perubahan.
· Mengkomunikasikan
Mengembangkan dan
mengimplementasikan saluran
komunikasi yang efektif dalam
korporat, dalam divisi, dan dengan
kelompok eksternal, termasuk pengatur
apabila sesuai.
· Mengendalikan dan Menelaah
Mengukur hasil, menyatakan
kinerja, mendiagnosis masalah,
mengambil tindakan korektif dan secara
sengaja mencari cara-cara untuk belajar
dari kesalahan masa lalu serta dengan
demikian menciptakan perbaikan dalam
sistem.
Salah satu pendekatan untuk
membedakan tipe dari resiko
lingkungan adalah mengidentifikasi
penyebab dari kondisi industri yang
berisiko, yaitu :
59
 Orang yang tidak secara penuh
memahami peraturan dan prosedur.
 Fasilitas fisik yang tidak secara
memadai didesain.
 Sistem manajemen yang terbatas dalam
ruang lingkup dan tidak lentur/fleksibel.
 Prosedur yang tidak memadai
 Kekuatan Eksternal
 Tekanan internal yang bersaing
Sebab dan Manfaat Audit
Lingkungan
a. Sebab audit lingkungan
 Keinginan dari dewan direksi
untuk mendapatkan kepastian
bahwa perusahaan
bertanggungjawab dan secara
memadai menangani
lingkungannya.
 Adanya inisiatif dari
manajemen tingkat bawah
atau menengah untuk
memperbaiki aktivitas
pengelolaan lingkungan dan
mengejar apa yang
perusahaan lain lakukan.
 Dimotivasi oleh kejadian dari
masalah atau kecelakaan
lingkungan.
b. Manfaat audit lingkungan
1. Meningkatkan efektivitas
manajemen lingkungan
 Mengklarifikasi masalah yang
mungkin sebaiknya
diinterprestasikan secara
60
berkala pada fasilitas yang
berbeda.
 Mengembangkan suatu
pendekatan yang lebih
seragam untuk mengelola
aktivitas melalui pembagian
informasi atau belajar dari
fasilitas yang lain.
2. Perasaan dari kesenangan
dan keamanan yang
meningkat
 Ada kepastian bahwa
identifikasi dan
pendokumentasian status
ketaatan dari fasilitas
individual.
 Ada kepastian bahwa sistem
pengendalian berjalan dan
beroperasi dengan tanggung
jawab dan etis terpenuhi.
Menurut Grant Ledgerwood dan
kawan-kawan (1992) tipe audit
termasuk :
1. Audit korporat (Corporate audits), yang
mempertimbangkan pekerjaan dari
korporasi secara keseluruhan.
2. Audit aktivitas (Activity audits), yang
mempertimbangkan satu aktivitas dari
korporasi.
3. Audit tempat (site audits), yang
mempertimbangkan satu instalasi
tunggal.
4. Audit ketaatan (compliance audits),
yang menguji ketaatan industry
61
terhadap lingkungan yang relevan dan
standar keamanan.
5. Audit resiko (risk audits), yang
memepertimbangkan keamanan,
kesehatan, operasional, resiko terhadap
karyawan dan public.
6. Audit produksi (production
audits), yang menelusuri energy
dan/atau material dari masuknya
material tersebut kedalam perusahaan
sampai keluar.
7. Audit akuisisi(acquisition atau divesture
audits), yang menguji liabilitas
lingkungan yang dapat timbul dari
aktivitas tersebut.
Namun secara luas, audit dapat
dibagi dalam 2 kategori, yaitu:
a. Program pemeriksaan siklikal (cylical
auditing programs), yaitu audit yang
terjadi dalam siklus kejadian yang
dijadwalkan. Bentuk audit ini
merupakan produk sentral dari suatu
unit lingkungan. Audit demikian dapat
dilakukan oleh spesialis dalam
perusahaan atau kosultan luar.
b. Audit tunggal untuk maksud khusus
(single audits for special purposes)
audit demikian lebih cocok dilakukan
oleh konsultan luar.
Auditor Lingkungan
Audit laporan keuangan
dilaksanakan oleh akutan yang
berkualifikasi dan disupervisi dengan
memadai. Audit lingkungan biasanya
62
diluar kompetensi akuntan dan
diharapakan bahwa audit lingkungan
dilaksanakan oleh tim kecil yang
jumlahnya sekitar 3 atau 4 orang. Tim
tersebut akan terdiri dari orang yang
secara teknis berkualifikasidari dalam
atau luar perusahaan dengan seorang
pemimpin yang independen dari
perusahaan. Orang berkualifikasi yang
siap dan dapat melaksanakan audit
lingkungan adalah yang sudah berada
dalam usaha dan auditor lingkungan
yang telah terdaftar dan terakreditasi.
Pasal 51 Ayat (2) UU Nomor 32
Tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup
dinyatakan bahwa auditor lingkungan
hidup wajib memiliki sertifikat
kompetensi auditor lingkungan hidup
yang berlaku mulai tanggal 3 Oktober
2010. Kriteria untuk memperoleh
sertifikasi auditor lingkungan hidup
meliputi kemampuan:
1. Memahami prinsip, metodologi, dan
tata laksana audit lingkungan hidup
2. Melakukan audit lingkungan hidup yang
meliputi tahap perencanaan,
pelaksanaan, pengambilan kesimpulan
dan pelaporan;
3. Merumuskan rekomendasi langkah
perbaikan sebagai tindak lanjut audit
lingkungan hidup.
Tahapan pelaksanaan audit
lingkungan adalah sebagai berikut :
63
1. Pendahuluan
Penerapan audit lingkungan akan
tergantung kepada jenis audit yang
dilaksanakan, jenis usaha atau kegiatan
dan pelaksanaan oleh tim auditor.
2. Pra-audit
Kegiatan pra-audit merupakan bagian
yang penting dalam prosedur audit
lingkungan. Perencanaan yang baik
pada tahap ini akan menentukan
keberhasilan pelaksanaan audit dan
tindak lanjut audit tersebut.
Informasi yang diperlukan pada tahap
ini meliputi informasi rinci mengenai
aktifitas di lapangan, status hukum,
struktur organisasi, dan lingkup usaha
atau kegiatan yang akan diaudit.
Aktifitas pra-audit juga meliputi
pemilihan tata laksana audit, penentuan
tim auditor, dan
pendanaan pelaksanaan kegiatan audit.
Pada saat ini, tujuan dan ruang lingkup
audit harus telah disepakati.
3. Kegiatan Lapangan
· Pertemuan pendahuluan
Tahap awal yang harus
dilaksanakan oleh tim audit adalah
mengadakan pertemuan dengan
pimpinan usaha atau kegiatan untuk
mengkaji tujuan audit, tata laksana, dan
jadwal kegiatan audit.
 Pemeriksaan lapangan
Pemeriksaan di lapangan
dilaksanakan setelah pertemuan
64
pendahuluan. Tim audit akan
mendapatkan gambaran tentang
kegiatan usaha atau kegiatan yang akan
menjadi dasar penetapan areal kegiatan
yang memerlukan perhatian secara
khusus. Dengan melaksanakan
pemeriksaan lapangan, tim auditor dapat
menemukan hal-hal yang terkait erat
dengan kegiatan audit namun belum
teridentifikasi dalam perencanaan.
 Pengumpulan data
Data dan informasi yang
dikumpullkan selama audit lingkungan
akan mencakup tata laksana audit,
dokumentasi yang diberikan oleh
pemilik usaha atau kegiatan, catatan dan
hasil pengamatan tim auditor, hasil
sampling den pemantauan, foto-foto,
rencana, peta, diagram, kertas kerja dan
hal-hal lain yang berkaitan, Informasi
tersebut harus terdokumentasi dengan
baik agar mudah ditelusuri kembali.
Tujuan utama pengumpulan data adalah
untuk menunjang dan merupakan dasar
bagi pengujian hasil temuan audit
lingkungan,
 Pengujian
Prinsip utama audit lingkungan
adalah bahwa informasi yang disajikan
oleh tim auditor telah diuji dan
dikonfirmasikan. Dokumentasi yang
dihasilkan oleh tim auditor harus
menunjang semua pernyataan, atau telah
teruji melalui pengamatan langsung
65
oleh tim auditor. Dalam menguji hasil
temuan audit, tim auditor harus
menjamin bahwa dokumen yang
dihasilkan merupakan dokumen yang
asli dan sah. Oleh karena itu tata
laksana audit harus menentukan tingkat
pengujian data yang dibutuhkan, atau
harus ditentukan oleh tim auditor.
 Evaluasi hasil temuan
Hasil temuan audit harus
dievaluasi sesuai dengan tujuan audit
dan tata laksana yang telah disetujui
untuk menjamin bahwa semua
isu/masalah telah dikaji. Dokumentasi
penunjang harus dikaji secara teliti
sehingga semua hasil temuan telah
ditunjang oleh data dan diuji secara
tepat.
 Pertemuan akhir
Setelah penelitian lapangan
selesai, tim auditor harus memaparkan
hasil temuan pendahuluan dalam suatu
pertemuan akhir secara resmi.
Pertemuan ini akan mendiskusikan
berbagai hal yang belum terpecahkan
atau informasi yang belum tersedia. Tim
auditor harus mengkaji hasil temuannya
secara garis besar dan menentukan
waktu penyelesaian laporan akhir.
Seluruh dakumentasi selama penelitian
harus dikembalikan kepada penanggung
jawab usaha atau kegiatan.
1. Pasca Audit
66
Tim auditor akan menyusun laporan
tertulis secara lengkap sebagai hasil
pelaksanaan audit lingkungan. Laporan
tersebut juga mencakup pemaparan
tentang rencana tindak lanjut terhadap
isu-isu lingkungan yang telah
diidentifikasi.
Audit lingkungan di Indonesia
Sesuai dengan GBHN 1993, sistem
yang dianut dalam pelaksanaan
pembangunan nasional adalah
pembangunan yang berwawasan
lingkungan.
“Pembangunan yang dilakukan untuk
mengolah sumber daya alam, tetap
memperhatikan kelestarian lingkungan.”
Jenis audit lingkungan
berdasarkan Peraturan Nasional, yaitu :
v Audit Lingkungan Wajib
Audit lingkungan adalah suatu
proses evaluasi yang dilakukan oleh
penanggungjawab usaha dan/atau
kegiatan berdasarkan perintah Menteri
Lingkungan Hidup dan ketidakpatuhan
penganggungjawab usaha dan atau
kegiatan terhadap peraturan perundang-
undangan di bidang pengelolaan
lingkungan hidup yang terkait dengan
kegiatan tersebut. (KEP-
30/MENLH/2001).
v Audit Lingkungan Sukarela
67
Audit lingkungan adalah suatu alat
manajemen yang meliputi evaluasi
secara sistematik, terdokumentasi,
periodik dan obyektif tentang
bagaimana suatu kinerja organisasi
sistem manajemen dan peralatan dengan
tujuan menfasilitasi kontrol manajemen
terhadap pelaksanaan upaya
pengendalian dampak lingkungan dan
pengkajian pentaatan kebijakan usaha
atau kegiatan terhadap peraturan
perundang-undangan tentang
pengelolaan lingkungan hidup. (KEP-
42/MENLH/111994).
Dasar hukum pelaksanaan audit
lingkungan di Indonesia adalah UU RI
Nomor 23 Tahun 1997 tentang
Pengelolaan Lingkungan Hidup dan
KEPMEN LH Nomor KEP-42
MENLH/11/1994 Tentang Pedoman
Umum Pelaksanaan Audit Lingkungan
ISO 14001 adalah standar
lingkungan terhadap organisasi yang
dinilai. Ini menentukan persyaratan
untuk EMS, yang menyediakan
kerangka kerja bagi suatu organisasi
untuk mengendalikan dampak
lingkungan dari kegiatan, produk dan
jasa. Standar lain untuk isu-isu
lingkungan hidup adalah ISO 1OOO.
Ketika melihat audit lingkungan,
kadang terpikir ini adalah sebuah ruang
untuk menjaga tetap berkualitasnya
kondisi lingkungan hidup. Dalam
68
pembelajaran, terlihat jelas bahwa audit
lingkungan hanya merupakan sebuah
kesukarelaan. Bahkan yang dibelajarkan
adalah audit lingkungan dalam ISO
14000, bukan pada audit lingkungan
yang termaktub dalam perundang-
undangan negeri ini. Kementerian
Lingkungan Hidup sendiri telah
mengeluarkan turunan UU mengenai
audit lingkungan, yaitu KepMenLH No
30/2001 juga sebelumnya pada
KepMenLH No 42/1994. Gaung Audit
Lingkungan mulai menggema ketika
WALHI (Wahana Lingkungan Hidup
Indonesia) berpendapat bahwa sistem
AMDAL yang ada sepatutnya
dilengkapi dengan audit lingkungan.
Namun kenyataannya masih sangat sulit
melihat terjadinya proses audit
lingkungan terhadap pelaku usaha. Hal
ini juga lebih dikarenakan tidak ada
kewajiban pelaku usaha untuk
melakukan audit lingkungan, yang ada
hanyalah kesukarelaan. Dalam Standar
Nasional Indonesia, pedoman audit
lingkungan telah diabolisi (tidak
dipergunakan lagi). Diantaranya adalah
SNI 19-14010-1997 tentang Pedoman
audit lingkungan – Prinsip umum, SNI
19-14011-1997 tentang Pedoman untuk
pengauditan lingkungan – Prosedur
audit – Pengauditan sistem manajemen
lingkungan dan SNI 19-14012-1997
tentang Pedoman audit untuk
69
lingkungan Kriteria kualifikasi untuk
auditor lingkungan. Melihat tidak
pentingnya audit lingkungan dalam
tataran kebijakan, maka tidak salah bila
telah terjadi pengarahan negeri bencana
ini ke arah ecosida, yang bisa jadi
terjadi tidak lebih dari 7 tahun lagi.
Audit lingkungan adalah proses
jalan panjang yang harus dimulai dan
dikampanyekan oleh semua pihak demi
keselamatan umat manusia. Banyak
perusahaan di Indonesia yang telah
melaksanakan aktivitas CSR (corporate
social responsibility
/ pertanggungjawaban sosial
perusahaan) di lapangan. Akan tetapi
belum banyak yang mengungkapkan
aktivitas tersebut dalam sebuah laporan.
Hanya beberapa perusahaan yang telah
mengungkapkan informasi lingkungan
dan tanggungjawab sosial di dalam
laporan tahunan perusahaan. Beberapa
di antaranya membuat laporan CSR
tersendiri, terpisah dari laporan tahunan.
Dibandingkan dengan negara lain, harus
diakui bahwa perkembangan praktik
laporan keberlanjutan di Indonesia
berjalan lambat. Jika penyusunan
laporan keuangan diwajibkan oleh
Undang-undang Perseroan Terbatas,
sedangkan untuk laporan keberlanjutan
belum ada ketentuan perundang-
undangan yang mewajibkan pembuatan
laporan tersebut. Khusus untuk
70
mewajibkan penyusunan laporan
keberlanjutan di Indonesia nampaknya
masih perlu waktu, terutama kesiapan
dalam sistem pendukung seperti adanya
standar pelaporan yang bisa diterima
secara umum dan ketersediaan tenaga
yang berkompeten untuk menyusun
laporan tersebut, termasuk tenaga yang
melakukan fungsi assurance.
2.2.2 WADUK
Dikenal juga dengan reservoir (dari bahasa Perancis berarti
"gudang") adalah danau alam atau danau buatan, kolam penyimpan
atau pembendungan sungai yang bertujuan untuk menyimpan air.
Waduk dapat dibangun di lembah sungai pada saat pembangunan
sebuah bendungan atau penggalian tanah atau teknik konstruksi
konvensional seperti pembuatan tembok atau menuang beton. Istilah
'reservoir' dapat juga digunakan untuk menjelaskan penyimpanan air
di dalam tanah seperti sumber air di bawah sumur minyak atau sumur
air. Pembangunan waduk buatan umumnya dilakukan di lahan yang
bebas dari jangkauan warga ataupun jauh dari kawasan keramaian.
Namun, setelah selesai, fungsi waduk ini dapat digunakan untuk
menarik wisatawan ataupun menjadi objek wisata. Waduk ini biasanya
dibangun mengunakan semin dibagian sisi waduk.
Jenis Waduk :
1. Waduk lembah
Gambar 2.10 Waduk Jatiluhur, Jawa Barat
71
Gambar 2.11 Danau Stocks di Lancashire,Inggris.
Gambar 2.12 Haweswater di Lake District, Inggris sebagai sumber air
untuk Manchester.
Bendungan juga dibangun di lembah dengan
memanfaatkan topografinya dan mendapatkan air untuk waduk. Bagian
pinggir lembah dimanfaatkan sebagai tembok dan bendungannya
terletak di bagian yang paling sempit, yang biasanya memberikan
kekuatan lebih besar dengan biaya yang lebih rendah. Di banyak
tempat, pembangunan waduk lembah melibatkan pemindahan
penduduk dan artifak bersejarah, seperti misalnya pemindahan
kuil Abu Simbel saat pembangunan Bendungan Aswan.
Pembangunan waduk lembah juga melibatkan pemecahan sungai saat
prosesnya, biasanya dengan membangun terowongan atau saluran
khusus Di wilayah berbukit, bendungan biasanya dibangun dengan
memperluas danau yang sudah ada. Bila topografi lokasinya kurang
cocok untuk waduk besar, beberapa waduk kecil biasanya dibangun
dan dibikin rantai seperti lembah Sungai Taff ketika tiga
waduk, Waduk Llwyn-on, Waduk Cantref, dan Waduk Beacons.
2. Waduk sisi sungai
72
Waduk sisi sungai dibangun dengan memompa air dari sungai. Waduk
seperti ini biasanya dibangun melalui eskavasi dan konstruksi pada
bagian tanggul yang biasanya mencakup lebih dari 6 km.Air yang
disimpan di waduk seperti ini biasanya diendapkan selama beberapa
bulan agar kontaminanan dan tingkat kekeruhannya berkurang secara
alami
3. Waduk pelayanan
Waduk pelayanan adalah waduk yang dibangun dekat dengan titik
distribusi, dengan air yang sudah disterilkan dan dibersihkan. Waduk
pelayanan biasanya dibangun berbentuk menara air yang dibangun di
atas pilar beton di wilayah datar. Beberapa lainnya dibangun di bawah
tanah, terutama untuk waduk pelayanan di negara-negara yang
dipenuhi bukit atau pegunungan.
Pembangunan waduk buatan
Pembangunan waduk buatan sendiri umumnya dilakukan di lahan yang
bebas dari jangkauan warga ataupun jauh dari kawasan keramaian.
Namun, setelah selesai, fungsi waduk ini dapat digunakan untuk
menarik wisatawan ataupun menjadi objek wisata. Waduk ini biasanya
dibangun mengunakan semin dibagian sisi waduk.
Iklim kering dan kelangkaan air di India menyebabkan perkembangan
awal teknik pengelolaan air, termasuk pembangunan waduk di Girnar
pada 3000 SM Danau buatan yang dibuat pada abad ke-5 SM telah
ditemukan di Yunani kuno
Kegunaan Waduk Buatan :
- Penyedia air langsung
Banyak sungai yang dibendung dan kebanyakan
bagian sisi waduk digunakan untuk menyediakan
pakan air baku instalasi pengolahan air yang
mengirim air minum melalui pipa-pipa air. Waduk
tidak hanya menahan air sampai tingkat yang
dibutuhkan, waduk juga dapat menjadi bagian
pertama dalam proses pengolahan air. Waktu ketika
air ditahan sebelum dikeluarkan dikenal sebagai
waktu retensi. Ini merupakan salah satu fitur desain
73
yang memudahkan partikel dan endapan lumpur
untuk mengendap seperti ketika melakukan
perawatan biologi alami menggunakan alga, bakteri,
dan zooplankton yang hidup secara alami dengan air.
Namun, proses alami limnologis dalam danau
beriklim sedang menghasilkan stratifikasi suhu di
dalam badan air yang cenderung membagi kedalam
beberapa elemen sepertimangan dan fosfor kedalam
air anoxic dingin selama bulan musim panas. Dalam
musim gugur dan musim dingin danau menjadi
bercampur lagi secara penuh. Selama kondisi
kekeringan, danau kadang perlu menarik ke bawah
air dingin dan terutama meningkatkan
kadar mangan yang menyebabkan masalah dalam
pengolahan air.
- Hidroelektrisitas
Gambar 2.13 Bendungan Hidroelektrisitas dalam bagian silang.
Sebuah waduk dapat
membangkitkan hidroelektrisitas termasuk turbin
air yang terhubung dengan penahan badan air dengan
pipa berdiameter besar. Turbin ini membangkitkan
perangkat yang mungkin berada pada dasar bendungan
atau lainnya yang jauh jaraknya. Beberapa waduk
menghasilkan hidroelektrisitas menggunakan pompa
yang diisi ulang seperti waduk tingkat tinggi yang diisi
dengan air menggunakan pompa elektrik berkinerja
tinggi pada waktu kerika permintaann listrik rendah dan
kemudian menggunakan air yang tersimpan untuk
74
membangkitkan elektrisitas dengan melepas air yang
tersimpan kedalam waduk tingkat rendah ketika
permintaan listrik tinggi. Sistem seperti ini disebut
skema .
- Kontrol sumber daya air
Waduk bisa digunakan dengan berbagai cara untuk
mengontrol aliran air melalui saluran ke hilir.
 Suplai air ke hilir - Air bisa dilepaskan dari
waduk yang lebih tinggi sehingga bisa disaring
menjadi air minum di daerah yang lebih rendah,
kadang bahkan ratusan mil lebih rendah dari
waduk tersebut.
 Irigasi - Air di waduk untuk irigasi bisa
dialirkan ke jaringan sejumlah kanal untuk
fungsi pertanian atau sistem pengairan
sekunder. Irigasi juga bisa didukung oleh
waduk yang mempertahankan aliran air yang
memungkinkan air diambil untuk irigasi di
bagian yang lebih rendah dari sungai.
 Kontrol banjir - juga dikenal sebagai atenuasi
atau penyeimbangan waduk, waduk sebagai
pengendali banjir mengumpulkan air saat
terjadi curah hujan tinggi, dan perlahan
melepaskannya selama beberapa minggu atau
bulan. Beberapa dari waduk seperti ini
dibangun melintang tehadap aliran sungai
dengan aliran air dikontrol melalui orrifice
plate. Saat aliran sungai melewati
kapasitas orrific plate di belakang waduk, air
akan berkumpul di dalam waduk. Namun saat
aliran air berkurang, air di dalam waduk akan
dilepaskan secara perlahan sampai waduk
tersebut kembali kosong. Dalam beberapa
75
kasus waduk hanya berfungsi beberapa kali
dalam satu dekade dan lahan di dalam waduk
akan difungsikan sebagai tempat rekreasi dan
berkumpulnya komunitas. Generasi baru dari
bendungan penyeimbang dikembangkan untuk
mengatasi konsekuensi perubahan iklim, yang
disebut Flood Detention Reservoir (waduk
penahan banjir). Karena waduk seperti ini bisa
menjadi kering dalam waktu yang sangat lama,
maka bagian intinya yang terbuat dari tanay liat
terpengaruh dan mengurangi kekuatan
strukturnya. Karena itu kini mulai
dikembangkan penggunaan material daur ulang
untuk menggantikan tanah liat.
 Kanal-kanal - Di tempat-tempat yang tidak
memungkinkan aliran air alami dialirkan ke
kanal, waduk dibangun untuk menjamin
ketersediaan air ke sungai. Contohnya saat
kanal dibangun memanjat melintasi barisan
perbukitan untuk sarana transportasi
Gambar 2.14 Waduk Kupferbach untuk kepentingan
rekreasi di Aachen, Jerman.
 Rekreasi - Air bisa dilepaskan dari waduk
untuk menciptakan atau meperkuat air bersih
untuk olahraga kayak ataupun olahraga air
lainnya Di sungai yang dipenuhi salmon seperti
di Inggris, air secara khusus dilepaskan untuk
mendorong aktivitas migrasi ikan dan
menghasilkan variasi ikan bagi para
pemancing.
76
- Penyeimbang aliran
Gambar 2.15 Waduk sebagai penyeimbang aliran air
Waduk bisa digunakan untuk menyeimbangkan aliran
air di tempat yang manajemennya sangat maju, dengan
menampung air saat aliran air deras dan melepaskannya
kembali saat aliran melambat. Untuk bisa menjalankan
fungsi ini tanpa campur tangan pompa, waduk
membutuhkan pengendalian secara hati-hati melalui
pintu air di bendungan.
Saat badai besar datang, petugas waduk akan
menghitung volume air yang akan bertambah selama
badai ke waduk. Jika badai diramalkan akan melewati
kapasitas waduk, air akan segera dilepaskan perlahan
sebelum dan selama badai. Jika pengaturan dilakukan
dengan akurat, maka badai besar tidak akan membuat
waduk meluap dan daerah hilir tidak akan mengalami
kerusakan besar akibat banjir.
Perkiraan cuaca yang akurat sangat dibutuhkan agar
petugas waduk bisa membuat perencanaan yang tepat
untuk mengosongkan waduk saat hujan lebat terjadi.
Dalam Banjir Queensland 2010-2011, petugas waduk
menyalahkan perkiraan cuaca.
Contoh waduk yang manajemennya cukup maju
adalah Burrendong Dam di Australia dan Llyn
Tegid di North Wales. Llyn Tegid adalah danau alami
yang ketinggian permukaan airnya ditingkatkan dengan
dinding rendah dan diisi dengan aliran Sungai Dee atau
77
dilepaskan tergantung kondisi sebagai bagian dari
pengaturan Sungai Dee. Mode operasi seperti ini adalah
bentuk dari sistem kapasitansi hidrolis dari sungai
tersebut.
- Rekreasi
Gambar 2.16 Waduk Ria Rio sebagai salah satu waduk taman,
tempat rekreasi di Jakarta
Badan air yang tercipta karena waduk seringkali bisa
memfasilitasi rekreasi seperti pemancingan, kapal boat,
dan aktivitas lainnya. Aturan-aturan khusus bisa
diterapkan untuk alasan keamanan dan melindungi
kualitas air dan ekologi di daerah sekitarnya. Banyak
waduk kini mendukung dan mendorong rekreasi yang
lebih informal dan tidak terlalu berstrukur seperti
sejarah alam, pengamatan burung, lukisan lanskap, jalan
kaki dan hiking, serta juga sering memberikan papan
informasi dan materi interpretasi untuk penggunaan
manfaat secara lebih bertanggung jawab.
- Keamanan
Di beberapa negara besar, waduk diatur dalam
perundang-undangan.
Banyak usaha yang dilakukan untuk memperbaiki titik
terlemah dari suatu bendungan, namun tujuan ini hanya
meminimalisasi air yang tidak terkendali. Waduk yang
tidak kuat konstruksinya akan menyebabkan air
membanjiri seluruh wilayah di sekitar bendungan
dengan arus yang kuat dan menimbulkan korban jiwa,
seperti yang terjadi di Llyn Eigiauyang menewaskan 17
orang atau Waduk Situ Gintung yang menewaskan 100
78
orang sementara 902 orang harus mengungsi dan 100
orang hilang.
- Perubahan lingkungan
Berdasarkan keadaan, waduk dibuat untuk generasi
hidro-elektrik juga dapat mengurangi atau menambah
produksi bersih dari gas rumah
kaca. Peningkatannya dapat terjadi jika terdapat
pembusukan material tumbuhan di daerah banjir
di anaerobik melepaskan lingkungan
(metana dan karbon dioksida).
Siswa dari Institut Nasional untuk penelitian dari
Amazon menemukan bahwa waduk hidroelektrik
melepas karbondioksida dalam jumlah besar akibat
membusuknya pohon-pohon yang telah tumbang di
waduk, khususnya selama dekade pertama setelah
penutupan.Hal ini membuat dampak pemanasan global
dari bendungan meningkat jauh lebih tinggi daripada
pembangkit listrik yang menghasilkan kekuatan yang
sama dari bahan bakar fosil Menurut laporan World
Commission on Dams, ketika bendungan relatif besar,
emisi gas rumah kaca dari reservoir bisa lebih tinggi
daripada pembangkit listrik berbahan bakar minyak
konvensional.Sebagai contoh, pada tahun 1990,
dampakimpoundment di balik Balbina Dam di Brasil
(diresmikan pada 1987) pada pemanasan global 20 kali
lebih besar dari pembangkit listrik yang menghasilkan
kekuatan yang sama dari bahan bakar fosil.
- Limnologi
Sebenarnya banyak kemiripan dari sudut
pandang limnologi antara waduk dengan danau untuk
ukuran yang sebanding. Hanya saja tetap ada perbedaan
signifikan di antara keduanya[21]. Banyak waduk
memiliki perbedaan akibat variasi ketinggian air
sehingga membuat beberapa daerah tidak digenangi air
MAKALAH WADUK JATILUHUR KELOMPOK 4
MAKALAH WADUK JATILUHUR KELOMPOK 4
MAKALAH WADUK JATILUHUR KELOMPOK 4
MAKALAH WADUK JATILUHUR KELOMPOK 4
MAKALAH WADUK JATILUHUR KELOMPOK 4
MAKALAH WADUK JATILUHUR KELOMPOK 4
MAKALAH WADUK JATILUHUR KELOMPOK 4
MAKALAH WADUK JATILUHUR KELOMPOK 4
MAKALAH WADUK JATILUHUR KELOMPOK 4
MAKALAH WADUK JATILUHUR KELOMPOK 4
MAKALAH WADUK JATILUHUR KELOMPOK 4
MAKALAH WADUK JATILUHUR KELOMPOK 4
MAKALAH WADUK JATILUHUR KELOMPOK 4
MAKALAH WADUK JATILUHUR KELOMPOK 4
MAKALAH WADUK JATILUHUR KELOMPOK 4
MAKALAH WADUK JATILUHUR KELOMPOK 4
MAKALAH WADUK JATILUHUR KELOMPOK 4
MAKALAH WADUK JATILUHUR KELOMPOK 4
MAKALAH WADUK JATILUHUR KELOMPOK 4
MAKALAH WADUK JATILUHUR KELOMPOK 4
MAKALAH WADUK JATILUHUR KELOMPOK 4
MAKALAH WADUK JATILUHUR KELOMPOK 4
MAKALAH WADUK JATILUHUR KELOMPOK 4
MAKALAH WADUK JATILUHUR KELOMPOK 4
MAKALAH WADUK JATILUHUR KELOMPOK 4
MAKALAH WADUK JATILUHUR KELOMPOK 4
MAKALAH WADUK JATILUHUR KELOMPOK 4
MAKALAH WADUK JATILUHUR KELOMPOK 4
MAKALAH WADUK JATILUHUR KELOMPOK 4
MAKALAH WADUK JATILUHUR KELOMPOK 4
MAKALAH WADUK JATILUHUR KELOMPOK 4
MAKALAH WADUK JATILUHUR KELOMPOK 4
MAKALAH WADUK JATILUHUR KELOMPOK 4
MAKALAH WADUK JATILUHUR KELOMPOK 4
MAKALAH WADUK JATILUHUR KELOMPOK 4
MAKALAH WADUK JATILUHUR KELOMPOK 4
MAKALAH WADUK JATILUHUR KELOMPOK 4
MAKALAH WADUK JATILUHUR KELOMPOK 4
MAKALAH WADUK JATILUHUR KELOMPOK 4
MAKALAH WADUK JATILUHUR KELOMPOK 4
MAKALAH WADUK JATILUHUR KELOMPOK 4
MAKALAH WADUK JATILUHUR KELOMPOK 4
MAKALAH WADUK JATILUHUR KELOMPOK 4
MAKALAH WADUK JATILUHUR KELOMPOK 4
MAKALAH WADUK JATILUHUR KELOMPOK 4
MAKALAH WADUK JATILUHUR KELOMPOK 4
MAKALAH WADUK JATILUHUR KELOMPOK 4
MAKALAH WADUK JATILUHUR KELOMPOK 4
MAKALAH WADUK JATILUHUR KELOMPOK 4
MAKALAH WADUK JATILUHUR KELOMPOK 4
MAKALAH WADUK JATILUHUR KELOMPOK 4
MAKALAH WADUK JATILUHUR KELOMPOK 4
MAKALAH WADUK JATILUHUR KELOMPOK 4
MAKALAH WADUK JATILUHUR KELOMPOK 4
MAKALAH WADUK JATILUHUR KELOMPOK 4
MAKALAH WADUK JATILUHUR KELOMPOK 4
MAKALAH WADUK JATILUHUR KELOMPOK 4
MAKALAH WADUK JATILUHUR KELOMPOK 4
MAKALAH WADUK JATILUHUR KELOMPOK 4
MAKALAH WADUK JATILUHUR KELOMPOK 4
MAKALAH WADUK JATILUHUR KELOMPOK 4
MAKALAH WADUK JATILUHUR KELOMPOK 4
MAKALAH WADUK JATILUHUR KELOMPOK 4
MAKALAH WADUK JATILUHUR KELOMPOK 4
MAKALAH WADUK JATILUHUR KELOMPOK 4
MAKALAH WADUK JATILUHUR KELOMPOK 4
MAKALAH WADUK JATILUHUR KELOMPOK 4
MAKALAH WADUK JATILUHUR KELOMPOK 4
MAKALAH WADUK JATILUHUR KELOMPOK 4
MAKALAH WADUK JATILUHUR KELOMPOK 4
MAKALAH WADUK JATILUHUR KELOMPOK 4
MAKALAH WADUK JATILUHUR KELOMPOK 4
MAKALAH WADUK JATILUHUR KELOMPOK 4
MAKALAH WADUK JATILUHUR KELOMPOK 4
MAKALAH WADUK JATILUHUR KELOMPOK 4
MAKALAH WADUK JATILUHUR KELOMPOK 4
MAKALAH WADUK JATILUHUR KELOMPOK 4
MAKALAH WADUK JATILUHUR KELOMPOK 4
MAKALAH WADUK JATILUHUR KELOMPOK 4
MAKALAH WADUK JATILUHUR KELOMPOK 4
MAKALAH WADUK JATILUHUR KELOMPOK 4
MAKALAH WADUK JATILUHUR KELOMPOK 4
MAKALAH WADUK JATILUHUR KELOMPOK 4
MAKALAH WADUK JATILUHUR KELOMPOK 4
MAKALAH WADUK JATILUHUR KELOMPOK 4
MAKALAH WADUK JATILUHUR KELOMPOK 4
MAKALAH WADUK JATILUHUR KELOMPOK 4
MAKALAH WADUK JATILUHUR KELOMPOK 4
MAKALAH WADUK JATILUHUR KELOMPOK 4
MAKALAH WADUK JATILUHUR KELOMPOK 4
MAKALAH WADUK JATILUHUR KELOMPOK 4
MAKALAH WADUK JATILUHUR KELOMPOK 4

More Related Content

What's hot

Sistem Pengolahan Air Limbah secara Biologis
Sistem Pengolahan Air Limbah secara BiologisSistem Pengolahan Air Limbah secara Biologis
Sistem Pengolahan Air Limbah secara Biologis
Joy Irman
 
Contoh proposal pkm penelitian
Contoh proposal pkm penelitianContoh proposal pkm penelitian
Contoh proposal pkm penelitianZakiyul Mu'min
 
Loncatan air
Loncatan airLoncatan air
Loncatan air
Trie Djunianto
 
Presentasi Sidang Laporan Kerja Praktek
Presentasi Sidang Laporan Kerja PraktekPresentasi Sidang Laporan Kerja Praktek
Presentasi Sidang Laporan Kerja PraktekYahya Zulkarnain
 
SOAL_SOAL_HIDROSTATIKA.pptx
SOAL_SOAL_HIDROSTATIKA.pptxSOAL_SOAL_HIDROSTATIKA.pptx
SOAL_SOAL_HIDROSTATIKA.pptx
ProYeniEP1
 
Mektan bab 7
Mektan bab 7Mektan bab 7
Mektan bab 7
Shaleh Afif Hasibuan
 
Batas-Batas Atterberg
Batas-Batas AtterbergBatas-Batas Atterberg
Batas-Batas AtterbergIwan Sutriono
 
PROSES PENGOLAHAN AIR SUNGAI MENJADI AIR BERSIH
PROSES PENGOLAHAN AIR  SUNGAI MENJADI AIR BERSIHPROSES PENGOLAHAN AIR  SUNGAI MENJADI AIR BERSIH
PROSES PENGOLAHAN AIR SUNGAI MENJADI AIR BERSIH
Ahmad Jihad Almuhdhor
 
Mekanika fluida 2 pertemuan 3 okk
Mekanika fluida 2 pertemuan 3 okkMekanika fluida 2 pertemuan 3 okk
Mekanika fluida 2 pertemuan 3 okk
Marfizal Marfizal
 
Evaporasi, transpirasi, evapotranspirasi
Evaporasi, transpirasi,  evapotranspirasiEvaporasi, transpirasi,  evapotranspirasi
Evaporasi, transpirasi, evapotranspirasiJulia Maidar
 
Kebutuhan air dan pemberian air
Kebutuhan air dan pemberian airKebutuhan air dan pemberian air
Kebutuhan air dan pemberian air
Munzirkamala
 
Klasifikasi tanah AASHTO DAN UNIFIED
Klasifikasi tanah AASHTO DAN UNIFIEDKlasifikasi tanah AASHTO DAN UNIFIED
Klasifikasi tanah AASHTO DAN UNIFIED
muhamad ulul azmi
 
Mektan bab 4 rembesan tanah
Mektan bab 4 rembesan tanahMektan bab 4 rembesan tanah
Mektan bab 4 rembesan tanah
Shaleh Afif Hasibuan
 
TUGAS BESAR GEOMETRIK JALAN RAYA
TUGAS BESAR GEOMETRIK JALAN RAYATUGAS BESAR GEOMETRIK JALAN RAYA
TUGAS BESAR GEOMETRIK JALAN RAYA
Aristo Amir
 
Analisa matriks
Analisa matriksAnalisa matriks
Analisa matriks
Saedi Saputra Siagian
 
Perencanaan bendung
Perencanaan bendungPerencanaan bendung
Perencanaan bendung
ironsand2009
 
Aliran Melalui Lubang [Hidraulika]
Aliran Melalui Lubang [Hidraulika]Aliran Melalui Lubang [Hidraulika]
Aliran Melalui Lubang [Hidraulika]
Yahya M Aji
 
Menentukan Koefisien Permeabilitas Dengan Pengukuran Kecepatan Rembesan
Menentukan Koefisien Permeabilitas Dengan  Pengukuran Kecepatan RembesanMenentukan Koefisien Permeabilitas Dengan  Pengukuran Kecepatan Rembesan
Menentukan Koefisien Permeabilitas Dengan Pengukuran Kecepatan Rembesan
Yahya M Aji
 

What's hot (20)

Sistem Pengolahan Air Limbah secara Biologis
Sistem Pengolahan Air Limbah secara BiologisSistem Pengolahan Air Limbah secara Biologis
Sistem Pengolahan Air Limbah secara Biologis
 
Contoh proposal pkm penelitian
Contoh proposal pkm penelitianContoh proposal pkm penelitian
Contoh proposal pkm penelitian
 
Loncatan air
Loncatan airLoncatan air
Loncatan air
 
Tugas Amdal (contoh KA - ANDAL)
Tugas Amdal (contoh KA - ANDAL)Tugas Amdal (contoh KA - ANDAL)
Tugas Amdal (contoh KA - ANDAL)
 
Presentasi Sidang Laporan Kerja Praktek
Presentasi Sidang Laporan Kerja PraktekPresentasi Sidang Laporan Kerja Praktek
Presentasi Sidang Laporan Kerja Praktek
 
SOAL_SOAL_HIDROSTATIKA.pptx
SOAL_SOAL_HIDROSTATIKA.pptxSOAL_SOAL_HIDROSTATIKA.pptx
SOAL_SOAL_HIDROSTATIKA.pptx
 
Mektan bab 7
Mektan bab 7Mektan bab 7
Mektan bab 7
 
Batas-Batas Atterberg
Batas-Batas AtterbergBatas-Batas Atterberg
Batas-Batas Atterberg
 
PROSES PENGOLAHAN AIR SUNGAI MENJADI AIR BERSIH
PROSES PENGOLAHAN AIR  SUNGAI MENJADI AIR BERSIHPROSES PENGOLAHAN AIR  SUNGAI MENJADI AIR BERSIH
PROSES PENGOLAHAN AIR SUNGAI MENJADI AIR BERSIH
 
Mekanika fluida 2 pertemuan 3 okk
Mekanika fluida 2 pertemuan 3 okkMekanika fluida 2 pertemuan 3 okk
Mekanika fluida 2 pertemuan 3 okk
 
Evaporasi, transpirasi, evapotranspirasi
Evaporasi, transpirasi,  evapotranspirasiEvaporasi, transpirasi,  evapotranspirasi
Evaporasi, transpirasi, evapotranspirasi
 
Kebutuhan air dan pemberian air
Kebutuhan air dan pemberian airKebutuhan air dan pemberian air
Kebutuhan air dan pemberian air
 
Klasifikasi tanah AASHTO DAN UNIFIED
Klasifikasi tanah AASHTO DAN UNIFIEDKlasifikasi tanah AASHTO DAN UNIFIED
Klasifikasi tanah AASHTO DAN UNIFIED
 
Mektan bab 4 rembesan tanah
Mektan bab 4 rembesan tanahMektan bab 4 rembesan tanah
Mektan bab 4 rembesan tanah
 
TUGAS BESAR GEOMETRIK JALAN RAYA
TUGAS BESAR GEOMETRIK JALAN RAYATUGAS BESAR GEOMETRIK JALAN RAYA
TUGAS BESAR GEOMETRIK JALAN RAYA
 
Analisa matriks
Analisa matriksAnalisa matriks
Analisa matriks
 
Perencanaan bendung
Perencanaan bendungPerencanaan bendung
Perencanaan bendung
 
Makalah pencemaran air
Makalah pencemaran airMakalah pencemaran air
Makalah pencemaran air
 
Aliran Melalui Lubang [Hidraulika]
Aliran Melalui Lubang [Hidraulika]Aliran Melalui Lubang [Hidraulika]
Aliran Melalui Lubang [Hidraulika]
 
Menentukan Koefisien Permeabilitas Dengan Pengukuran Kecepatan Rembesan
Menentukan Koefisien Permeabilitas Dengan  Pengukuran Kecepatan RembesanMenentukan Koefisien Permeabilitas Dengan  Pengukuran Kecepatan Rembesan
Menentukan Koefisien Permeabilitas Dengan Pengukuran Kecepatan Rembesan
 

Viewers also liked

Pengangguran, inflasi dan kebijakan pemerintah mega puspita sari uin bandung
Pengangguran, inflasi dan kebijakan pemerintah mega puspita sari uin bandungPengangguran, inflasi dan kebijakan pemerintah mega puspita sari uin bandung
Pengangguran, inflasi dan kebijakan pemerintah mega puspita sari uin bandungAulia Paloh
 
Ekosistem dan evolusi
Ekosistem dan evolusiEkosistem dan evolusi
Ekosistem dan evolusi
Ni Luh Putu Lindyawati
 
STRATEGI PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN POTENSI PARIWISATA KAWASAN WADUK JEHEM KABUPA...
STRATEGI PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN POTENSI PARIWISATA KAWASAN WADUK JEHEM KABUPA...STRATEGI PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN POTENSI PARIWISATA KAWASAN WADUK JEHEM KABUPA...
STRATEGI PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN POTENSI PARIWISATA KAWASAN WADUK JEHEM KABUPA...
deliadzanni
 
Habitat dan ekosistem
Habitat dan ekosistemHabitat dan ekosistem
Habitat dan ekosistem
Jun Mahardika
 
Power Point Waduk
Power Point WadukPower Point Waduk
Power Point Wadukrantikaput
 
Makalah tentang illegal logging
Makalah tentang illegal loggingMakalah tentang illegal logging
Makalah tentang illegal loggingAba Abdillah
 
Teori dan Prinsip Hak Asasi Manusia
Teori dan Prinsip Hak Asasi ManusiaTeori dan Prinsip Hak Asasi Manusia
Teori dan Prinsip Hak Asasi Manusia
dichasenja
 
Materi kelas x Modul Pembelajaran Ekosistem
Materi kelas x Modul Pembelajaran EkosistemMateri kelas x Modul Pembelajaran Ekosistem
Materi kelas x Modul Pembelajaran Ekosistem
Fatikah Rahma Dewi
 
Saling ketergantungan dalam ekosistem
Saling ketergantungan dalam ekosistemSaling ketergantungan dalam ekosistem
Saling ketergantungan dalam ekosistemPoetra Chebhungsu
 
Ilmu pengetahuan alam
Ilmu pengetahuan alamIlmu pengetahuan alam
Ilmu pengetahuan alam
lombkTBK
 
Pedoman penyusunan penulisan proposal penelitian dan skripsi
Pedoman penyusunan penulisan proposal penelitian dan skripsiPedoman penyusunan penulisan proposal penelitian dan skripsi
Pedoman penyusunan penulisan proposal penelitian dan skripsi
Melwin Syafrizal
 
Makalah perilaku menyimpang
Makalah perilaku menyimpangMakalah perilaku menyimpang
Makalah perilaku menyimpang
Reiven Chandra Repi
 

Viewers also liked (15)

MAKALAH WADUK BENANGA
MAKALAH WADUK BENANGAMAKALAH WADUK BENANGA
MAKALAH WADUK BENANGA
 
Pengangguran, inflasi dan kebijakan pemerintah mega puspita sari uin bandung
Pengangguran, inflasi dan kebijakan pemerintah mega puspita sari uin bandungPengangguran, inflasi dan kebijakan pemerintah mega puspita sari uin bandung
Pengangguran, inflasi dan kebijakan pemerintah mega puspita sari uin bandung
 
Ekosistem dan evolusi
Ekosistem dan evolusiEkosistem dan evolusi
Ekosistem dan evolusi
 
STRATEGI PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN POTENSI PARIWISATA KAWASAN WADUK JEHEM KABUPA...
STRATEGI PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN POTENSI PARIWISATA KAWASAN WADUK JEHEM KABUPA...STRATEGI PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN POTENSI PARIWISATA KAWASAN WADUK JEHEM KABUPA...
STRATEGI PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN POTENSI PARIWISATA KAWASAN WADUK JEHEM KABUPA...
 
Habitat dan ekosistem
Habitat dan ekosistemHabitat dan ekosistem
Habitat dan ekosistem
 
Power Point Waduk
Power Point WadukPower Point Waduk
Power Point Waduk
 
Rencana pembuatan fly over
Rencana pembuatan fly overRencana pembuatan fly over
Rencana pembuatan fly over
 
Makalah tentang illegal logging
Makalah tentang illegal loggingMakalah tentang illegal logging
Makalah tentang illegal logging
 
Teori dan Prinsip Hak Asasi Manusia
Teori dan Prinsip Hak Asasi ManusiaTeori dan Prinsip Hak Asasi Manusia
Teori dan Prinsip Hak Asasi Manusia
 
Materi kelas x Modul Pembelajaran Ekosistem
Materi kelas x Modul Pembelajaran EkosistemMateri kelas x Modul Pembelajaran Ekosistem
Materi kelas x Modul Pembelajaran Ekosistem
 
Saling ketergantungan dalam ekosistem
Saling ketergantungan dalam ekosistemSaling ketergantungan dalam ekosistem
Saling ketergantungan dalam ekosistem
 
Ilmu pengetahuan alam
Ilmu pengetahuan alamIlmu pengetahuan alam
Ilmu pengetahuan alam
 
Contoh proposal bazar
Contoh proposal bazarContoh proposal bazar
Contoh proposal bazar
 
Pedoman penyusunan penulisan proposal penelitian dan skripsi
Pedoman penyusunan penulisan proposal penelitian dan skripsiPedoman penyusunan penulisan proposal penelitian dan skripsi
Pedoman penyusunan penulisan proposal penelitian dan skripsi
 
Makalah perilaku menyimpang
Makalah perilaku menyimpangMakalah perilaku menyimpang
Makalah perilaku menyimpang
 

Similar to MAKALAH WADUK JATILUHUR KELOMPOK 4

Analisis potensi-wisata-alam-bahari
Analisis potensi-wisata-alam-bahariAnalisis potensi-wisata-alam-bahari
Analisis potensi-wisata-alam-bahari
moharifbahtiar
 
Draft kriteria ekowisata gnf
Draft kriteria ekowisata gnfDraft kriteria ekowisata gnf
Draft kriteria ekowisata gnfAnas Nashrullah
 
1689-25377-1-PB.pdf
1689-25377-1-PB.pdf1689-25377-1-PB.pdf
1689-25377-1-PB.pdf
YudhaDaizHimawan
 
Ahmad Zaky Muttaqien_126209201043_UTS kepariwisataan.docx
Ahmad Zaky Muttaqien_126209201043_UTS kepariwisataan.docxAhmad Zaky Muttaqien_126209201043_UTS kepariwisataan.docx
Ahmad Zaky Muttaqien_126209201043_UTS kepariwisataan.docx
zakyMuttaqien
 
Artikel Sosiologi Lingkungan Lina Febriani (L1C018050)
Artikel Sosiologi Lingkungan Lina Febriani (L1C018050)Artikel Sosiologi Lingkungan Lina Febriani (L1C018050)
Artikel Sosiologi Lingkungan Lina Febriani (L1C018050)
LinaFebriani
 
Makalah
MakalahMakalah
Makalah
Gus yudha
 
Selling indonesia konsep dan strategi membumikan pariwisata indonesia
Selling indonesia konsep dan strategi membumikan pariwisata indonesiaSelling indonesia konsep dan strategi membumikan pariwisata indonesia
Selling indonesia konsep dan strategi membumikan pariwisata indonesia
JambuMaduHijauMakass
 
perencanaan pariwisata
perencanaan pariwisataperencanaan pariwisata
perencanaan pariwisata
Eka Tri Wahyuni
 
Konsep Pariwisata Berkelanjutan_Minggu ke 11.ppt
Konsep Pariwisata Berkelanjutan_Minggu ke 11.pptKonsep Pariwisata Berkelanjutan_Minggu ke 11.ppt
Konsep Pariwisata Berkelanjutan_Minggu ke 11.ppt
ErinNurPutriani1
 
Ekowisata dalam pariwisata berkelanjutan .pptx
Ekowisata dalam pariwisata berkelanjutan .pptxEkowisata dalam pariwisata berkelanjutan .pptx
Ekowisata dalam pariwisata berkelanjutan .pptx
oceupiupiedu
 
Desa dayak pampang.docx
Desa dayak pampang.docxDesa dayak pampang.docx
Desa dayak pampang.docx
SILVI VIA
 
PENGEMBANGAN WISATA BAHARI BERBASIS MASYARAKAT.pptx
PENGEMBANGAN WISATA BAHARI BERBASIS MASYARAKAT.pptxPENGEMBANGAN WISATA BAHARI BERBASIS MASYARAKAT.pptx
PENGEMBANGAN WISATA BAHARI BERBASIS MASYARAKAT.pptx
EdwinKusuma9
 
Pengelolaan pariwisata budaya dan harapan wisatawan
Pengelolaan pariwisata budaya dan harapan wisatawanPengelolaan pariwisata budaya dan harapan wisatawan
Pengelolaan pariwisata budaya dan harapan wisatawansamerdanta sinulingga
 
Geografi Pariwisata
Geografi PariwisataGeografi Pariwisata
Geografi Pariwisata
Tari Putri
 
Pemberdayaan masyarakat berbasis_kearifa (1)
Pemberdayaan masyarakat berbasis_kearifa (1)Pemberdayaan masyarakat berbasis_kearifa (1)
Pemberdayaan masyarakat berbasis_kearifa (1)
adhinpol
 
3.BAB_II (1).pdf
3.BAB_II (1).pdf3.BAB_II (1).pdf
3.BAB_II (1).pdf
sukrintambora60
 
Pengembangan wilayah kota manado
Pengembangan wilayah kota manadoPengembangan wilayah kota manado
Pengembangan wilayah kota manadoNurhakim Fauzian
 
Laporan perencanaan hutan.kelompok 4
Laporan perencanaan hutan.kelompok 4Laporan perencanaan hutan.kelompok 4
Laporan perencanaan hutan.kelompok 4
FLORIPAOT
 
ekowil_A_Rohana juita ramah lumban tobing.pdf
ekowil_A_Rohana juita ramah lumban tobing.pdfekowil_A_Rohana juita ramah lumban tobing.pdf
ekowil_A_Rohana juita ramah lumban tobing.pdf
RohanaJuitaRamahLumb
 
05 pengembangan pariwisata bahari
05 pengembangan pariwisata bahari05 pengembangan pariwisata bahari
05 pengembangan pariwisata bahari
Eko Efendi
 

Similar to MAKALAH WADUK JATILUHUR KELOMPOK 4 (20)

Analisis potensi-wisata-alam-bahari
Analisis potensi-wisata-alam-bahariAnalisis potensi-wisata-alam-bahari
Analisis potensi-wisata-alam-bahari
 
Draft kriteria ekowisata gnf
Draft kriteria ekowisata gnfDraft kriteria ekowisata gnf
Draft kriteria ekowisata gnf
 
1689-25377-1-PB.pdf
1689-25377-1-PB.pdf1689-25377-1-PB.pdf
1689-25377-1-PB.pdf
 
Ahmad Zaky Muttaqien_126209201043_UTS kepariwisataan.docx
Ahmad Zaky Muttaqien_126209201043_UTS kepariwisataan.docxAhmad Zaky Muttaqien_126209201043_UTS kepariwisataan.docx
Ahmad Zaky Muttaqien_126209201043_UTS kepariwisataan.docx
 
Artikel Sosiologi Lingkungan Lina Febriani (L1C018050)
Artikel Sosiologi Lingkungan Lina Febriani (L1C018050)Artikel Sosiologi Lingkungan Lina Febriani (L1C018050)
Artikel Sosiologi Lingkungan Lina Febriani (L1C018050)
 
Makalah
MakalahMakalah
Makalah
 
Selling indonesia konsep dan strategi membumikan pariwisata indonesia
Selling indonesia konsep dan strategi membumikan pariwisata indonesiaSelling indonesia konsep dan strategi membumikan pariwisata indonesia
Selling indonesia konsep dan strategi membumikan pariwisata indonesia
 
perencanaan pariwisata
perencanaan pariwisataperencanaan pariwisata
perencanaan pariwisata
 
Konsep Pariwisata Berkelanjutan_Minggu ke 11.ppt
Konsep Pariwisata Berkelanjutan_Minggu ke 11.pptKonsep Pariwisata Berkelanjutan_Minggu ke 11.ppt
Konsep Pariwisata Berkelanjutan_Minggu ke 11.ppt
 
Ekowisata dalam pariwisata berkelanjutan .pptx
Ekowisata dalam pariwisata berkelanjutan .pptxEkowisata dalam pariwisata berkelanjutan .pptx
Ekowisata dalam pariwisata berkelanjutan .pptx
 
Desa dayak pampang.docx
Desa dayak pampang.docxDesa dayak pampang.docx
Desa dayak pampang.docx
 
PENGEMBANGAN WISATA BAHARI BERBASIS MASYARAKAT.pptx
PENGEMBANGAN WISATA BAHARI BERBASIS MASYARAKAT.pptxPENGEMBANGAN WISATA BAHARI BERBASIS MASYARAKAT.pptx
PENGEMBANGAN WISATA BAHARI BERBASIS MASYARAKAT.pptx
 
Pengelolaan pariwisata budaya dan harapan wisatawan
Pengelolaan pariwisata budaya dan harapan wisatawanPengelolaan pariwisata budaya dan harapan wisatawan
Pengelolaan pariwisata budaya dan harapan wisatawan
 
Geografi Pariwisata
Geografi PariwisataGeografi Pariwisata
Geografi Pariwisata
 
Pemberdayaan masyarakat berbasis_kearifa (1)
Pemberdayaan masyarakat berbasis_kearifa (1)Pemberdayaan masyarakat berbasis_kearifa (1)
Pemberdayaan masyarakat berbasis_kearifa (1)
 
3.BAB_II (1).pdf
3.BAB_II (1).pdf3.BAB_II (1).pdf
3.BAB_II (1).pdf
 
Pengembangan wilayah kota manado
Pengembangan wilayah kota manadoPengembangan wilayah kota manado
Pengembangan wilayah kota manado
 
Laporan perencanaan hutan.kelompok 4
Laporan perencanaan hutan.kelompok 4Laporan perencanaan hutan.kelompok 4
Laporan perencanaan hutan.kelompok 4
 
ekowil_A_Rohana juita ramah lumban tobing.pdf
ekowil_A_Rohana juita ramah lumban tobing.pdfekowil_A_Rohana juita ramah lumban tobing.pdf
ekowil_A_Rohana juita ramah lumban tobing.pdf
 
05 pengembangan pariwisata bahari
05 pengembangan pariwisata bahari05 pengembangan pariwisata bahari
05 pengembangan pariwisata bahari
 

Recently uploaded

LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
widyakusuma99
 
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptxBab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
nawasenamerta
 
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
MirnasariMutmainna1
 
Laporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdf
Laporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdfLaporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdf
Laporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdf
yuniarmadyawati361
 
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERILAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
PURWANTOSDNWATES2
 
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdfINDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
NurSriWidyastuti1
 
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdfPETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
Hernowo Subiantoro
 
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdfTugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
muhammadRifai732845
 
Koneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt x
Koneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt           xKoneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt           x
Koneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt x
johan199969
 
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptxJuknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
mattaja008
 
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdfMATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
ssuser289c2f1
 
Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...
Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...
Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...
haryonospdsd011
 
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docxSOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
MuhammadBagusAprilia1
 
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrinPatofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
rohman85
 
Prensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawas
Prensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawasPrensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawas
Prensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawas
suprihatin1885
 
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBIVISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
gloriosaesy
 
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaanPermainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
DEVI390643
 
PPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptx
PPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptxPPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptx
PPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptx
Kurnia Fajar
 
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagjaPi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
agusmulyadi08
 
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docxRUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
lastri261
 

Recently uploaded (20)

LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
 
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptxBab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
 
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
 
Laporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdf
Laporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdfLaporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdf
Laporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdf
 
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERILAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
 
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdfINDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
 
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdfPETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
 
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdfTugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
 
Koneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt x
Koneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt           xKoneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt           x
Koneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt x
 
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptxJuknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
 
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdfMATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
 
Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...
Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...
Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...
 
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docxSOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
 
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrinPatofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
 
Prensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawas
Prensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawasPrensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawas
Prensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawas
 
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBIVISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
 
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaanPermainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
 
PPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptx
PPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptxPPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptx
PPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptx
 
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagjaPi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
 
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docxRUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
 

MAKALAH WADUK JATILUHUR KELOMPOK 4

  • 1. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Bendungan Ir. H. Juanda atau yang biasa disebut juga sebagai Waduk Jatiluhur terletak di Kabupaten Purwakarta, Provinsi Jawa Barat, dan memiliki jarak yang cukup dekat dan terletak diantara kota – kota besar di Pulau Jawa Bagian barat, seperti DKI Jakarta dan Bandung serta dapat diakses dengan mudah karena terlewati oleh jalan tol, seperti ruas tol Cikampek dan Cipularang. Waduk Jatiluhur membendung aliran Sungai Citarum di Kecamatan Jatiluhur, Kabupaten Purwakarta, Provinsi Jawa Barat. Namun demikian setelah dibangun Waduk Saguling dan Cirata di atasnya, laju sedimentasi semakin menurun. (PJT II, 2011) Ekowisata secara sederhana dapat didefinisikan sebagai perjalanan wisata yang penuh tanggung jawab ke suatu destinasi wisata dengan tujuan untuk mengkonservasi alam serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat lokal. Jika pariwisata berbasis alam hanya melakukan perjalanan ke tempat-tempat alami, ekowisata secara langsung memberikan manfaat bagi lingkungan, budaya dan ekonomi masyarakat lokal. Seorang wisatawan yang melakukan kegiatan wisata berbasis alam hanya dapat pergi mengamati burung saja, namun seorang ekoturis pergi mengamati burung dengan pemandu lokal, tinggal di penginapan yang dimiliki oleh masyarakat lokal, serta berkontribusi terhadap ekonomi masyarakat lokal. Pariwisata berkelanjutan mencakup semua segmen industri dengan pedoman dan kriteria yang bertujuan untuk mengurangi dampak lingkungan, terutama penggunaan sumber daya yang tidak terbarukan. Pariwisata berkelanjutan menggunakan standar yang terukur, dan ditujukan untuk meningkatkan kontribusi pariwisata terhadap pembangunan berkelanjutan serta pelestarian terhadap lingkungan. Dari penjelasan singkat diatas dapat diambil kesimpulan bahwa ekowisata merupakan suatu aktivitas pariwisata yang berupaya untuk meminimalisir dampak negative terhadap kegiatan pariwisata, sementara
  • 2. 2 pariwisata berkelanjutan merupakan suatu sistem yang kompleks, berkesinambungan serta terstandarisasi. Perbedaan ekowisata dan pariwisata berkelanjutan terletak pada ruang lingkupnya, namun dalam hal visi atau tujuan, ekowisata dan pariwisata berkelanjutan tidak memiliki perbedaan. Pembangunan pariwisata yang terpadu dan berkelanjutan perlu memperhatikan dampak serta aspiratif dengan adat istiadat masyarakat di sekitar daerah tujuan wisata. Seluruh stakeholders yang berhubungan langsung dengan dunia pariwisata terlibat dalam perencanaan pembangunan suatu obyek daerah tujuan wisata. Masyarakat setempat, wisatawan, pengusaha (investor), biro perjalanan, serta Pemerintah Daerah harus saling terpadu untuk berupaya secara maksimal mengembangkan potensi wisata yang memperhitungkan keuntungan serta manfaat rakyat banyak. Industri pariwisata yang berkembang dengan baik akan membuka kesempatan terciptanya peluang usaha, kesempatan berwiraswasta, serta terbukanya lapangan kerja yang cukup luas bagi penduduk setempat, bahkan masyarakat dari luar daerah. Secara langsung dengan dibangunnya sarana dan prasarana kepariwisataan di daerah tujuan wisata tersebut maka akan banyak tenaga kerja yang diperlukan oleh proyek-proyek, seperti pembuatan jalan-jalan ke obyek-obyek pariwisata, jembatan, usaha kelistrikan, penyediaan sarana air bersih, pembangunan lokasi rekreasi, angkutan wisata, terminal, lapangan udara, perhotelan, restoran, biro perjalanan, pusat perbelanjaan, sanggar-sanggar kesenian dan tempat-tempat hiburan lainnya. Perputaran uang akan meningkat dengan adanya kunjungan para wisatawan baik domestik maupun non-domestik, hal ini tentu akan mempunyai pengaruh yang besar terhadap peningkatan penerimaan devisa negara, pendapatan nasional serta pendapatan daerah. Walaupun demikian ada beberapa alasan di luar faktor ekonomis yaitu yang bersifat non-ekonomis dalam pengembangan pariwisata. Salah satu contoh adalah dalam rangka mempertahankan kelestarian kebudayaan masyarakat setempat, keindahan alam sertamenyamakan persepsi seluruh komponen masyarakat akan ke arah mana pariwisata dikembangkan. Pembangunan pariwisata perlu direncanakan secara matang dan terpadu dengan memperhatikan segala sudut pandang serta persepsi yang saling mempengaruhi. Para pengambil kebijakan harus berhati-hati dalam implementasinya, akan sangat bagus apabila sebelum kebijakan dijalankan
  • 3. 3 dilakukan terlebih dahulu penelitian dan pengkajian yang mendalamterhadap semua aspek yang berkaitan dengan dunia pariwisata. Mulai dari potensi yang dimiliki daerah setempat, adat istiadat kebiasaan hidup masyarakat sekitar lokasi pariwisata, kepercayaan yang dianutnya, sampai kepada kebiasaan dan tingkah laku wisatawan yang direncanakan akan tertarik untuk berkunjung ke daerah tujuan wisata yang siap dikembangkan. Dengan kebijakan yang memperhatikan kompleksitas permasalahan tersebut diharapkan akan tercipta suasana lokasi daerah tujuan wisata yang harmonis, aman, nyaman, bersih, bebas polusi dan memiliki lingkungan yang terpelihara, sehingga menyenangkan semua pihak khususnya para wisatawan. Kendala dalam Pengembangan Pariwisata adalah sejak diundangkannya UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, maka berbagai upaya pengembangan potensi daerah menjadi menarik dan bahkan banyak dibicarakan serta diupayakan oleh berbagai pihak untuk didayagunakan semaksimal mungkin. Semua sektor dicari kemungkinannya untuk dapat dikembangkan sedemikian rupa sehingga dapat memberikan kontribusi terhadap suksesnya implementasi roda pemerintahan. Hal ini juga terjadi pada dunia pariwisata. Dalam banyak hal pariwisata memang menjadi potensi fokus orientasi kebijakan guna mendongkrak sumbangan pendapatan daerah. Sejalan dengan pemikiran itu agaknya dapat dipahami apabila terjadi eksploitasi secara berlebihan terhadap aset wisata yang dimiliki daerah- daerah tertentu. Hal ini juga sejalan dengan semangat ditetapkanya otonomi daerah, dimana dengan dilaksanakan otonomi daerah diharapkan terjadi revitalisasi dan pemberdayaan daerah yang lebih tepat dan sesuai dengan kehendak masyarakat secara proporsional. Pemerintah Propinsi, Kabupaten/ Kota diharapkan mampu mengartikulasikan kepentingan dan merumuskan kebijakan serta mengambil kebijakan secara tepat, cepat dan sesuai dengan kebutuhan,sehingga pengembangan terhadap potensi yang ada dapat dilaksanakan dengan lebih optimal dan pada gilirannya akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan. Tetap dalam pembahasan implementasi otonomi daerah, pendelegasian berbagai kewenangan kepada pemerintah daerah termasuk urusan kepariwisataan sudah semestinya dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya dalam artian haruslah dikelola secara efektif dan sistematik baik dijajaran pemerintahan maupun
  • 4. 4 masyarakat pengelola aset pariwisata. Potensi pariwisata jika dicermati dengan seksama dapat didekati dari berbagai aspek, seperti aspek ekonomi, sosial budaya, aspek fisik, aspek politik, sumberdaya alam dan manusia sertalainnya. Oleh karena itu, dalam kaitan dengan bidang pariwisata, berbagai potensi tadi merupakan aset yang jika dimanfaatkan dengan baik akan mampu meningkatkan performa pengelolaan kepariwsataan secara holistik dengan pendekatan multidisilpliner, lintas sektoral dan lintas regional (meski tanpa mengesampingkan lokalitas yang ada). 1.2 RUMUSAN MASALAH 1. Bagaimana perkembangan kegiatan pariwisata ramah lingkungan atau ekowisata di Waduk Jatiluhur? 2. Bagaimana perkembangan pariwisata berkelanjutan di Waduk Jatiluhur? 1.3 TUJUAN Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah: 1. Mengetahui perkembangan kegiatan pariwisata ramah lingkungan atau ekowisata yang sudah berjalan serta perencanaan kedepannya. 2. Mengetahui serta menganalisis pelaksanaan dan perkembangan pariwisata berkelanjutan di DTW tersebut 1.4 MANFAAT PENELITIAN Manfaat pembuatan makalah ini adalah : 1. Manfaat Teoritis Secara teoritis penulisan makalah ini bermanfaat untuk mengembangkan keilmuan dalam bidang pariwisata khususnya tentang ekowisata dan pengembangan pariwisata berkelanjutan. 2. Manfaat Praktis
  • 5. 5 a. Bagi penulis, hasil analisis dapat dijadikan pengalaman penelitian berkaitan dengan pengembangan pariwisata, khususnya pariwisata ramah lingkungan dan pariwisata berkelanjutan di suatu Daerah Tujuan Wisata. b. Bagi dosen, dapat dijadikan alternatif pemilihan teknik pembelajaran yang efektif untuk meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam menganalisis suatu Daerah Tujuan Wisata.
  • 6. 6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 TEORIUMUM 2.1.1 EKOLOGI Ekologi berasal dari bahasa Yunani, oikos yang berarti habitat dan logos yang berarti ilmu. Ekologi pertama kali dicetuskan oleh seorang ahli Biologi dari Jerman, Ernst Haeckel pada tahun 1860. Menurutnya, ekologi merupakan ilmu mengenai hubungan timbal balik antar unsur hayati dengan tata alam di sekitarnya. Pendapat beberapa ahli mengenai pengertian ekologi :  Odum (1971) : Ekologi adalah kajian terstruktur dan fungsi alam, tentang struktur dan interaksi antara sesama organisme dengan lingkungannya.  Odum (1975) : Ekologi adalah kajian tentang rumah tangga bumi termasuk flora, fauna, mikroorganisme, dan manusia yang hidup bersama dan saling bergantung satu sama lain.  Miller (1975) : Ekologi adalah ilmu tentang hubungan timbal balik antara organisme dan sesamanya serta dengan lingkungan tempat tinggalnya.  Otto Soemarwoto : Ekologi adalah ilmu tentang hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Ekologi sendiri merupakan bagian dari ilmu biologi. Berdasarkan didalam ekologi, makhluk hidup dipelajari sebagai kesatuan atau sistem dengan lingkungannya. Pembahasan ekologi tidak lepas dari pembahasan ekosistem yang dimana dengan berbagai komponen penyusunnya, yaitu seperti pada faktor biotik dan abiotik. Faktor biotik adalah makhluk hidup yang terdiri dari manusia, hewan, tumbuhan, dan mikroba sedangkan faktor abiotik tediri dari antara lain suhu, air, kelembaban, cahaya, dan topografi. Ekologi juga berhubungan erat dengan tingkatan-tingkatan organisasi makhluk hidup yaitu populasi, komunitas, dan ekosistem yang saling
  • 7. 7 memengaruhi dan merupakan suatu sistem yang menunjukkan kesatuan. Ekologi merupakan cabang ilmu yang masih relatif baru, yang baru muncul pada tahun 70-an. Akan tetapi, ekologi mempunyai pengaruh yang besar terhadap cabang biologinya. Ekologi mempelajari bagaimana makhluk hidup dapat mempertahankan kehidupannya dengan mengadakan hubungan antar makhluk hidup dan dengan benda tak hidup di dalam tempat hidupnya atau lingkungannya. Ekologi, biologi, dan ilmu kehidupan lainnya saling melengkapi dengan zoologi dan botani yang menggambarkan hal bahwa ekologi mencoba memperkirakan, dan ekonomi energi yang menggambarkan kebanyakan rantai makanan manusia dan tingkat tropik. Para ahli ekologi mempelajari hal berikut: 1. Perpindahan energi dan materi dari makhluk hidup yang satu ke makhluk hidup yang lain ke dalam lingkungannya dan faktor-faktor yang menyebabkannya. 2. Perubahan populasi atau spesies pada waktu yang berbeda dalam faktor-faktor yang menyebabkannya. 3. Terjadi hubungan antar spesies (interaksi antar spesies) makhluk hidup dan hubungan antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Kini para ekolog (orang yang mempelajari ekologi) berfokus kepada Ekowilayah bumi dan riset perubahan iklim. Dalam ekologi, tiga aspek utama yang dimiliki dan berlaku dalam kajiannya adalah sebagai berikut :  Studi tentang hubungan organisme atau group dengan lingkungannya.  Studi tentang hubungan antara organisme atau group organisme terhadap lingkungannya.  Studi tentang struktur dan fungsi alam. Prinsip-prinsip utama yang dianut dalam ekologi antara lain :  Interaksi (interaction)  Saling ketergantungan (interdependence)  Keanekaragaman (diversity)
  • 8. 8  Keharmonisan (harmony)  Kemampuan berkelanjutan (sustainability) 2.1.2 LINGKUNGAN HIDUP Berdasarkan UU No. 23 Tahun 1997, lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan dan makhluk hidup termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi kelangsungan peri kehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain. Pendapat beberapa ahli mengenai pengertian lingkungan hidup :  Emil Salim : Lingkungan adalah sebagai benda, kondisi, keadaan dan pengaruh yang terdapat dalam ruang yang kita tempati dan mempengaruhi hal yang hidup termasuk kehidupan manusia.  Otto Soemarwoto : Lingkungan hidup merupakan semua benda dan kondisi yang ada dalam ruang kita tempati dan mempengaruhi kehidupan kita.  Soedjono : mengartikan Lingkungan hidup sebagai lingkungan fisik atau jasmani yang terdapat di alam.  Sambas Wirakusumah : Lingkungan merupakan semua aspek kondisi eksternal biologis, dimana organisme hidup dan ilmu-ilmu lingkungan menjadi studi aspek lingkungan organisme itu. Unsur – unsur lingkungan hidup terbagi atas :  Unsur biotik (hayati) : manusia, tumbuhan, hewan.  Unsur abiotik (non-hayati / fisik) : tanah, air, udara, sinar matahari, dll.  Unsur sosial dan budaya : adat istiadat, sistem nilai, norma. Lingkungan hidup kita saat ini sedang menjadi perhatian dunia karena telah mengalami kerusakan yang disebabkan oleh beberapa faktor. Faktor yang mempengaruhi kerusakan lingkungan antara lain : a. Faktor alam :
  • 9. 9  Tsunami  Gempa bumi  Gunung meletus  Tornado  Banjir  Tanah longsor b. Faktor manusia :  Hutan gundul akibat penebangan liar  Banjir akibat sampah dibuang sembarangan  Kebakaran hutan  Perburuan liar  Pencemaran laut  Abrasi  Erosi Upaya yang dilakukan untuk menjaga kelestarian lingkungan hidup antara lain :  Menanam kembali hutan yang gundul.  Memperbanyak area hijau.  Mengatur pembuangan, pengelolaan, dan pendaur-ulangan sampah.  Menggunakan konsep “green building” ketika membangun bangunan.  Menghentikan dan menghindari eksploitasi berlebihan terhadap sumber daya alam.  Memberikan sanksi yang tegas terhadap pelaku pencemaran dan pengerusakan lingkungan.  Melakukan analisis mengenai dampak lingkungan (AMDAL).  Mengajarkan dan mengkampanyekan pola hidup ramah lingkungan kepada masyarakat.
  • 10. 10 2.1.3 DAYA DUKUNG LINGKUNGAN Menurut Soerjani et al. (1987), pengertian daya dukung lingkungan adalah batas teratas dari pertumbuhan suatu populasi saat jumlah populasi tidak dapat didukung lagi oleh sarana, sumber daya dan lingkungan yang ada. Menurut Khana dalam KLH (2010) daya dukung lingkungan dapat didefinisikan sebagai kemampuan untuk mendapatkan hasil atau produk di suatu daerah dari sumber daya alam yang terbatas dengan mempertahankan jumlah dan kualitas sumber dayanya. Sesuai dengan pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa daya dukung lingkungan tidak hanya diukur dari kemampuan lingkungan dan sumberdaya alam dalam mendukung kehidupan manusia, tetapi juga dari kemampuan menerima beban pencemaran dan bangunan. Menurut UU No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, Lingkungan Hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi alam itu sendiri, kelangsungan peri kehidupan, dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain. Pengertian (Konsep) dan Ruang Lingkup Daya Dukung Lingkungan Menurut UU No. 23 / 1997, daya dukung lingkungan hidup adalah kemampuan lingkungan hidup untuk mendukung peri kehidupan manusia, makhluk hidup lain, dan keseimbangan antar keduanya. Menurut Soemarwoto (2001), daya dukung lingkungan pada hakekatnya adalah daya dukung lingkungan alamiah, yaitu berdasarkan bioma tumbuhan dan hewan yang dapat dikumpulkan dan ditangkap per satuan luas dan waktu di daerah itu. Menurut Khanna (1999), daya dukung lingkungan hidup terbagi menjadi 2 (dua) komponen, yaitu kapasitas penyediaan (supportive capacity) dan kapasitas tampung limbah (assimilative capacity). Kapasitas penyediaan meliputi unsur lingkungan hidup yang terdiri dari sumberdaya hayati maupun non hayati, sumber daya buatan, dan sumber daya manusia. Kapasitas tamping limbah adalah kemampuan lingkungan hidup untuk menyerap
  • 11. 11 zat, energy, dan atau komponen lain yang masuk atau dimasukkan ke dalamnya. Sedangkan menurut Lenzen (2003), kebutuhan hidup manusia dari lingkungan dapat dinyatakan dalam luas area yang dibutuhkan untuk mendukung kehidupan manusia. Luas area untuk mendukung kehidupan manusia ini disebut jejak ekologi (ecological footprint). Lenzen juga menjelaskan bahwa untuk mengetahui tingkat keberlanjutan sumber daya alam dan lingkungan, kebutuhan hidup manusia kemudian dibandingkan dengan luas aktual lahan produktif. Perbandingan antara jejak ekologi dengan luas aktual lahan produktif ini kemudian dihitung sebagai perbandingan antara lahan tersedia dan lahan yang dibutuhkan. Carrying capacity atau daya dukung lingkungan mengandung pengertian kemampuan suatu tempat dalam menunjang kehidupan mahluk hidup secara optimum dalam periode waktu yang panjang. Daya dukung lingkungan dapat pula diartikan kemampuan lingkungan memberikan kehidupan organisme secara sejahtera dan lestari bagi penduduk yang mendiami suatu kawasan. Definisi Daya Dukung Lingkungan / Carrying Capacity yang lain adalah sebagai berikut : a. Jumlah organisme atau spesies khusus secara maksimum dan seimbang yang dapat didukung oleh suatu lingkungan. b. Jumlah penduduk maksimum yang dapat didukung oleh suatu lingkungan tanpa merusak lingkungan tersebut. c. Jumlah makhluk hidup yang dapat bertahan pada suatu lingkungan dalam periode jangka panjang tanpa membahayakan lingkungan tersebut. d. Jumlah populasi maksimum dari organisme khusus yang dapat didukung oleh suatu lingkungan tanpa merusak lingkungan tersebut. e. Rata-rata kepadatan suatu populasi atau ukuran populasi dari suatu kelompok manusia dibawah angka yang diperkirakan akan meningkat, dan diatas angka yang diperkirakan untuk menurun disebabkan oleh kekurangan sumber daya. Kapasitas pembawa akan berbeda untuk tiap kelompok
  • 12. 12 manusia dalam sebuah lingkungan tempat tinggal, disebabkan oleh jenis makanan, tempat tinggal, dan kondisi sosial dari masing-masing lingkungan tempat tinggal tersebut. Dengan demikian, daya dukung lingkungan hidup terbagi menjadi dua komponen yaitu kapasitas penyediaan (supportive capacity) dan kapasitas tampung limbah (assimilative capacity). 2.1.4 EKOSISTEM Ekosistem adalah suatu sistem ekologi yang terbentuk oleh hubungan timbal balik tak terpisahkan antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Ekosistem bisa dikatakan juga suatu tatanan kesatuan secara utuh dan menyeluruh antara segenap unsur lingkungan hidup yang saling mempengaruhi. Ekosistem merupakan penggabungan dari setiap unit biosistem yang melibatkan interaksi timbal balik antara organisme dan lingkungan fisik sehingga aliran energi menuju kepada suatu struktur biotik tertentu dan terjadi suatu siklus materi antara organisme dan anorganisme. Matahari sebagai sumber dari semua energi yang ada. Ekosistem pertama kali dipopulerkan oleh Sir Arthur George Tansley (15 Agustus 1871 – 25 November 1955). Menurutnya, ekosistem adalah suatu unit ekologi yang didalamnya terdapat struktur dan fungsi. Struktur yang dimaksudkan adalah berhubungan dengan keanekaragaman spesies (species diversity). Pada ekosistem yang strukturnya kompleks, maka akan memiliki keanekaragaman spesies yang tinggi. Pendapat beberapa ahli mengenai definisi ekosistem, yaitu : • Menurut Odum (1993) Ekosistem adalah unit fungsional dasar dalam ekologi yang di dalamnya tercakup organisme dan lingkungannya (lingkungan biotik dan abiotik) dan di antara keduanya saling memengaruhi. Ekosistem dikatakan sebagai suatu unit fungsional dasar dalam ekologi
  • 13. 13 karena merupakan satuan terkecil yang memiliki komponen secara lengkap, memiliki relung ekologi secara lengkap, serta terdapat proses ekologi secara lengkap, sehingga dalam unit ini siklus materi dan arus energi terjadi sesuai dengan kondisi ekosistemnya. • Woodbury (1954) Pengertian Ekosistem adalah tatanan kesatuan secara kompleks di dalamnya terdapat habitat, tumbuhan dan binatang yang dipertimbangkan sebagai unit kesatuan secara utuh, sehingga semuanya akan menjadi bagian mata rantai siklus materi dan aliran energi. • Soemarwoto (1983) Ekosistem yaitu suatu sistem ekologi yang terbentuk oleh hubungan timbal balik antara makhluk hidup dan lingkungannya. Tingkatan organisasi ini dikatakan sebagai suatu sistem karena memiliki komponen komponen dengan fungsi berbeda yang terkoordinasi secara baik sehingga masing masing komponen terjadi hubungan timbal balik. Hubungan timbal balik terwujudkan dalam rantai makanan dan jaring makanan yang pada setiap proses ini terjadi aliran energi dan siklus materi. • Berdasarkan UU Lingkungan Hidup tahun 1997 Ekosistem merupakan tatatan kesatuan cara yang utuh menyeluruh antara segenap unsur lingkungan hidup yang saling mempengaruhi. Unsur unsur lingkungan hidup baik unsur biotik maupun abiotik, baik makhluk hidup maupun benda mati, semuanya tersusun sebagai satu kesatuan dalam ekosistem yang masing masing tidak bisa berdiri sendiri, tidak bisa hidup
  • 14. 14 sendiri, melainkan saling berhubungan, saling mempengaruhi, saling berinteraksi, sehingga tidak dapat dipisah-pisahkan. Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa ekosistem adalah suatu proses yang terbentuk karena adanya hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya. 2.1.4.1 KOMPONEN EKOSISTEM Komponen ekosistem terbagi atas dua, yaitu : A. Komponen Biotik / hayati Komponen biotik adalah suatu komponen yang menyusun suatu ekosistem selain komponen abiotik (tidak bernyawa). Komponen biotik terdiri dari 3, yakni Produsen, Konsumen, dan Pengurai.  Produsen Produsen adalah mahluk hidup yang dapat menghasilkan makanan sendiri melalui proses fotosintesis, dengan demikian kelompok produsen ditempati tumbuhan yang berklorofil.  Heterotrof / Konsumen Komponen heterotrof terdiri dari organisme yang memanfaatkan bahan- bahan organik yang disediakan oleh organisme lain sebagai makanannya . Komponen heterotrof disebut juga konsumen makro (fagotrof) karena makanan yang dimakan berukuran lebih kecil. Yang tergolong heterotrof adalah manusia, hewan, jamur, dan mikroba.  Dekomposer / Pengurai
  • 15. 15 Pengurai atau dekomposer adalah organisme yang menguraikan bahan organik yang berasal dari organisme mati. Pengurai disebut juga konsumen makro (sapotrof) karena makanan yang dimakan berukuran lebih besar. Organisme pengurai menyerap sebagian hasil penguraian tersebut dan melepaskan bahan-bahan yang sederhana yang dapat digunakan kembali oleh produsen. Yang tergolong pengurai adalah bakteri dan jamur. Ada pula pengurai yang disebut detritivor, yaitu hewan pengurai yang memakan sisa-sisa bahan organik, contohnya adalah kutu kayu. Tipe dekomposisi ada tiga, yaitu:  Aerobik : oksigen adalah penerima elektron / oksidan  Anaerobik : oksigen tidak terlibat. Bahan organik sebagai penerima elektron /oksidan  Fermentasi : anaerobik namun bahan organik yang teroksidasi juga sebagai penerima elektron. komponen tersebut berada pada suatu tempat dan berinteraksi membentuk suatu kesatuan ekosistem yang teratur. Misalnya, pada suatu ekosistem akuarium, ekosistem ini terdiri dari ikan sebagai komponen heterotrof, tumbuhan air sebagai komponen autotrof, plankton yang terapung
  • 16. 16 di air sebagai komponen pengurai, sedangkan yang termasuk komponen abiotik adalah air, pasir, batu, mineral dan oksigen yang terlarut dalam air. B. Komponen Abiotik / non – hayati Pengertian komponen abiotik adalah komponen fisik dan kimiawi yang terdapat pada suatu ekosistem sebagai medium atau substrak untuk berlangsungnya suatu kehidupan. Komponen-komponen abiotik adalah sebagai berikut : 1. Udara Udara adalah sekumpulan gas yang membentuk atmosfer dan menyelimuti bumi. Udara bersih dan udara kering yang ada di atmosfer mengandung gas dengan komposisi permanen, yaitu 21,94% Oksigen (O2); 78,09% Nitrogen (N2) ; 0,032% Karbon dioksida (CO2); dan gas lain (Ne, He, Kr, Xe, H2, CH4, N2O). Selain dari itu, udara juga mengandung gas yang jumlahnya dapat berubah-ubah seperti Sulfor dioksida (SO2), uap air (H2O), Nitrogen dioksida (NO2), Ozon (O3). Fungsi udara adalah untuk menunjang kehidupan bagi seluruh penghuni ekosistem. Contohnya gas O2 yang digunakan untuk respirasi makhluk hidup dan gas CO2 yang digunakan untuk proses fotosintesis tumbuhan. 2. Air Air mengandung berbagai jenis unsur atau senyawa kimia dalam jumlah bervariasi, contohnya natrium, fosfat, kalsium, nitrit, amonium. Jumlah unsur yang terkandung
  • 17. 17 dalam air bergantung dengan kualitas udara dan tanah yang dilalui air. Air dapat berubah wujud menjadi bentuk uap, cairan atau es; yang bergantung pada suhu lingkungan disekitarnya. Volume air yang ada dibumi mencapai 1.400.000.000 km3, yang dirinci sekitar 97% berupa air laut, 2% berupa gunung es yang ada dikedua kutub bumi, 0,75% yang berupa air tawar (mata air, sungai, danau, air tanah), dan selebihnya itu berupa uap air. 3. Cahaya matahari Intensitas dan kualitas cahaya mempengaruhi proses fotosintesis. Air dapat menyerap cahaya sehingga pada lingkungan air, fotosintesis terjadi di sekitar permukaan yang terjangkau cahaya matahari. Di gurun, intensitas cahaya yang besar membuat peningkatan suhu sehingga hewan dan tumbuhan tertekan. 4. Tanah Tanah terbentuk karena proses destruktif (pelapukan batuan, pembusukan senyawa organik) dan sintesis (pembentukan mineral). Komponen tanah yang utama, yaitu bahan organik, air, bahan mineral, dan udara. Tumbuhan mengambil air dan garam-garam mineral yang ada di dalam tanah. Sementara manusia memanfaatkan tanah sebagai lahan pemukiman, peternakan, perkantoran, pertanian, pertambangan, perindustrian, dan kegiatan transportasi. 5. Suhu Suhu adalah derajat energi panas yang berasal dari radiasi sinar, terutama yang bersumber dari matahari. Suhu udara berbeda-beda di setiap
  • 18. 18 ekosistem yang bergantung pada garis lintang (latitude) dan ketinggian tempat (altitude). Makin dekat kutub, suhu udara pun makin dingin dan kering. Suhu merupakan faktor pembatas bagi kehidupan dan mempengaruhi keanekaragaman hayati disuatu ekosistem. Umumnya, makhluk hidup dapat bertahan hidup di lingkungan yang memiliki suhu 0°C - 40°C. Pada suhu rendah, beberapa jenis makhluk hidup akan melakukan hibernasi (tidak aktif), namun akan aktif lagi saat suhu kembali normal. 6. Garam Mineral Konsentrasi garam mempengaruhi keseimbangan air dalam organisme melalui proses osmosis. Beberapa organisme terestrial beradaptasi dengan lingkungan dengan kandungan garam tinggi. 7. Kelembapan Kelembapan dipengaruhi oleh intensitas, angin, curah hujan, dan sinar matahari. Kelembapan mempengaruhi pertumbuhan tumbuhan. Daerah yang memiliki tingkat kelembapan berbeda akan menghasilkan sebuah ekosistem yang memiliki komposisi yang berbeda. 8. Derajat Keasaman (pH) Keadaan pH tanah berpengaruhi terhadap kehidupan tumbuhan. Tumbuhan akan tumbuh dengan baik bila memiliki pH optimun, yaitu berkisar 5,8-7,2. Nilai pH tanah dipengaruhi oleh curah hujan, penggunaan pupuk, aktivitas akar tanaman dan penguraian mineral tanah.
  • 19. 19 2.1.4.2 BENTUK-BENTUK EKOSISTEM Ekosistem secara umum terbagi ke dalam 2 bentuk besar,yaitu : A. Ekosistem Alami Merupakan ekosistem yang terbentuk secara alami tanpa adanya campur tangan manusia. Ekosistem alami dibedakan menjadi 2, yaitu : 1. Ekosistem darat Ekosistem darat berada dalam area yang sangat luas yang disebut dengan bioma. Tipe bioma sangat dipengaruhi oleh iklim, sedangkan iklim dipengaruhi dari letak geografis dalam garis lintang dan ketinggian tempat dari permukaan laut. Sebagian dari nama bioma disesuaikan dengan vegetasi yang dominan. Tipe – tipe bioma : a. Hutan hujan tropis Hutan hujan tropis adalah bioma yang berupa hutan basah atau lembab, yang ditemui di wilayah sekitar khatulistiwa, yaitu kurang lebih lintang 0-10 derajat celcius ke utara dan ke selatan garis khatulistiwa. Hutan hujan tropis dapat diartikan sebagai hutan yang terletak di daerah tropis dengan curah hujan tinggi. Contoh hutan hujan tropis adalah Afrika, Meksiko, Australia, Amerika Selatan, Kepulauan Pasifik, dan Amerika Tengah. b. Hutan gugur Bioma hutan gugur adalah bioma yang terletak pada kisaran 30-40 derajat lintang LU/LS denga beriklim sedang. Bioma hutan
  • 20. 20 gugur terdapat di wilayah Amerika Serikat di bagian timur, ujung selatan benua Amerika, Kepulauan Inggris dan Australia. c. Gurun Bioma padang gurun atau padang pasir dalam istilah geografi adalah suatu derah yang menerima curah huhan sedikit-kurang dari 250 mm/tahun. Gurun dianggap mempunyai kemampuan kecil untuk mendukung kehidupan. Bila dibandingkan dengan wilayah yang lebih basah hal ini mungkin saja benar, walaupun bila diperhatikan seksama, gurun biasanya mempunyai kehidupan yang biasanya tersembunyi (khususnya di siang hari) untuk mempertahankan cairan tubuh. Kurang lebih dari sepertiga wilayah bumi adalah terbentuknya gurun. Contohnya Gurun Gobi di Asia dan Gurun Sahara di Afrika. d. Savanna Bioma savanna adalah padang rumput yang diselingi oleh gerombolan semka dan pohon. Berdasarkan dari jenis tumbuhan yang menyusunnya savannna dibagi menjadi dua jenis yaitu savanna murni dua jenis yaitu sabana murni (satu jenis tumbuhan) dan savanna campuran (campuran jenis tumbuhan). Persebaran bioma savanna teradapat di Afrika, Amerika Selatan, Australia, dan Indonesia (Nusa Tenggara). e. Stepa Stepa merupakan padang rumput yang terbentang dan tanpa pohon kecuali jika di
  • 21. 21 tepian sungainya, biasanya terdapat di daerah tropik sampai subtropik. f. Tundra Bioma tundra adalah bioma yang ada di sekitar kutub utara dan sebagian di selatan. Bioma tundra tidak ditemukan pepohonan, namun hanya tumbuhan kecil sejenis rumput dan lumut. Lokasi wilayah bioma terdapat di sekitar lingkar artik, Greenland di wilayah kutub utara. Berdasarkan pembagian iklim bioma tundra berada di daerah yang beriklim es abadi (ET) dan Iklim Tundra (ET). g. Taiga Taiga adalah hutan yang tersusun dari satu spesies misalnya pinus, konifer, dan sejenisnya. Semak dan tumbuhan basah sedikit sekali, sedangkan hewannya antara lain moose, beruang, ajag, rubah, beruang hitam, serigala, dan burung-burung yang bermigrasi ke selatan di musim gugur. Taiga banyak ditemukan belahan bumi utara, seperti wilayah negara Rusia dan Kanada. Bioma Taiga merupakan bioma yang terluas dari boma-bioma lain di bumi. 2. Ekosistem perairan. Ekosistem ini komponen abiotiknya sebagian besar air, sedangkan komponen biotiknya dapat dibagi dalam beberapa kelompok, antara lain : 1. Plankton Terdiri atas fitoplankton dan zooplankton. Organisme ini dapat bergerak dan berpindah
  • 22. 22 tempat secara pasif karena pengaruh arus air, seperti ganggung uniseluler dan Protozoa . 2. Nekton Organisme yang bergerak aktif seperti katak dan ikan. 3. Neuston Organisme yang mengapung di permukaan air, seperti, eceng gondok, serangga air & ganggang. 4. Bentos Organisme yang berada di dasar perairan, seperti cacing, udang, ganggang dan kepiting. 5. Perifiton Organisme yang melekat pada organisme lain seperti siput dan ganggang. Ekosistem perairan dibedakan menjadi dua macam : 1. Ekosistem air tawar Ciri-ciri ekosistem air tawar antara lain variasi suhu tidak menyolok, penetrasi cahaya kurang, dan terpengaruh oleh iklim dan cuaca. Macam tumbuhan yang terbanyak adalah jenis ganggang, sedangkan lainnya tumbuhan biji. Hampir semua filum hewan terdapat dalam air tawar. Ekosistem air tawar di bagi 2 yaitu : a. Ekosistem air tawar lentik (tenang) seperti rawa dan danau b. Ekosistem air tawar lotik (mengalir) seperti air terjun dan sungai. Berdasarkan intensitas cahaya matahari yang menembus air, ekosistem air tawar dibagi
  • 23. 23 menjadi beberapa zona (daerah), yaitu sebagai berikut :  Zona litoral daerah dangkal yang dapat ditembus cahaya matahari hingga ke dasar perairan  Zona Limnetik daerah yang terbuka yang jauh pada dari tepian sampai kedalaman yang masih dapat ditembus cahaya matahari  Zona profundal daerah dalam dan tidak dapat ditembus caaya matahari. DI daerah initidak dapat ditemukan pada organisme fotosintetik (produsen), tetapi dihuni oleh hewan pemangsa dan organisme pengurai. 2. Ekosistem air laut Ekosistem air laut di bagi 5 yaitu : a. Ekosistem laut dalam Ekosistem laut dalam terdapat di laut dalam atau palung laut yang gelap karena tidak dapat ditembus oleh cahaya matahari. Ekosistem ini tidak ditemukan produsen. Organisme yang dominan adalah predator dan ikan yang memiliki kandungan fosfor pada penutup kulitnya sehingga dapat bercahaya di tempat gelap. b. Ekosistem terumbu karang (Bunaken) Ekosistem terumbu karang terdapat di laut dangkal dengan air jernih. Dalam ekosistem ini terdapat organisme seperti hewan-hewan terumbu karang (Coelenterata), Mollusca (kerang, siput), ikan, ganggang, dan hewan spons (Porifera). Ekosistem terumbu karang
  • 24. 24 di Indonesia yang cukup terkenal di antaranya Taman Nasional Bawah Laut Bunaken. c. Ekositem estuari (hutan mangrove, padang lamun) Ekosistem estuari terdapat di daerah percampuran air laut dengan air sungai. Salinitas air di estuari lebih rendah daripada ppm. Di daerah estuari dapat ditemukan tipe ekosistem yang khas, yaitu padang lamun (seagrass) dan hutan mangrove. d. Ekosistem pantai pasir (Bali, Lombok, Papua) Ekosistem pantai pasir terdiri atas hamparan pasir yang selalu terkena deburan ombak air laut. Di tempat ini angin bertiup kencang dan cahaya matahari bersinar kuat pada siang hari. Vegetasi atau tumbuhan yang dominan adalah formasi pes-captae danformasi bqarringtonia. Formasi pes- caprae terdiri atas tanaman berbatang lunak dan berbiji (terna) seperti Ipomoe pes-caprae, Spinifex littoreus, dan Vigna marina. Formasi barringtonia terdiri atas perdu dan pohon, seperti Terminalia catappa, Hernandia, Barringtonia asiatica, Erythrina, dan Hibiscus tiliaceus. Hewan yang hidup di pantai pasir seperti burung dan kepiting. Pantai pasir antara lain Bengkulu, Bali, Lombok, Bantul (Yogyakarta), dan Papua. e. Ekosistem pantai batu ( Sumatra, Nusa tenggara, Bali, dan Maluku) Sesuai dengan namanya, ekosistem pantai batu memiliki banyak bongkahan batu besar
  • 25. 25 maupun batu kecil. Organisme dominan di ekosistem ini, yaitu, siput, burung, ganggang cokelat, kepiting, ganggang merah, dan kerang. Ekosistem ini banyak di pantai barat Sumatra, Nusa tenggara, pantai selatan Jawa, Bali, dan maluku. B. EKOSISTEM BUATAN Ekosistem buatan adalah ekosistem yang merupakan hasil karya manusia yang berfungsi untuk memenuhi kebutuhan hidupnya (untuk pendidikan, rekreasi atau sumber energi). Ekosistem Buatan memiliki ciri-ciri yaitu komponen penyusun yang ada di dalamnya memperoleh energi dari luar ekosistemnya, memiliki keanekaragaman hayati yang rendah, serta hewan dan tumbuhan yang ada di dalamnya lebih banyak didominasi oleh perlakuan manusia. Contoh ekosistem buatan misalnya ekosistem bendungan, ekosistem sawah, hutan produksi, lingkungan pemukiman, dan ekosistem tambak. 1. Ekosistem Bendungan Ekosistem bendungan adalah suatu ekosistem buatan berupa bangunan penahan atau penimbun air yang digunakan untuk berbagai keperluan, seperti irigasi, tempat rekreasi, pembangkit listrik, dan sarana olahraga. Selain itu, bendungan juga merupakan ekosistem baru yang dihasilkan dari substrat dasar yang berasal dari kebun, sawah, atau hutan dengan sifat geologis yang berbeda-beda. Contoh ekosistem bendungan misalnya Waduk Jatiluhur di Purwakarta, yang ada di Jawa Barat.
  • 26. 26 Gambar 2.1 Ekosistem Bendungan 2. Ekosistem Sawah Ekosistem sawah adalah ekosistem buatan yang berupa lahan usaha bidang pertanian tanaman padi. Secara fisik, ekosistem sawah memiliki permukaan yang rata, dilengkapi pematang, dan hamparan tanaman padi. Ekosistem sawah memiliki tanah dengan kondisi yang sedikit berair, karena tanaman padi memang suka kondisi yang demikian. Dalam ekosistem sawah, kita juga dapat menemukan berbagai jenis tumbuhan dan hewan yang saling melakukan interaksi dengan tanaman padi yang ditanam. Organisme pengganggu tanaman seperti hama dan gulma keberadaannya sangat dipengaruhi oleh perlakuan yang diberikan manusia pada ekosistem ini. Gambar 2.2 Ekosistem Sawah 3. Ekosistem Hutan Tanaman Produksi
  • 27. 27 Ekosistem hutan tanaman adalah ekosistem buatan dengan vegetasi yang terdiri atas tanaman budidaya yang dengan sengaja ditanam di kawasan tertentu. Umumnya jenis tanaman yang dibudidayakan memiliki nilai ekonomis tinggi, seperti tanaman mahoni, jati, pinus, damar, kelapa sawit, karet, dan lain sebagainya. Gambar 2.3 Ekosistem Hutan Tanaman 4. Ekosistem Pemukiman Ekosistem pemukiman adalah ekosistem buatan yang sengaja dibangun sebagai lingkungan tempat tinggal atau hunian serta sebagai kegiatan yang mendukung berlangsungnya kehidupan manusia. Yang termasuk ekosistem pemukiman misalnya kawasan perkotaan, pedesaan, dan lain sebagainya. Gambar 2.4 Ekosistem pemukiman 5. Ekosistem Tambak Ekosistem ambak adalah ekosistem buatan yang sengaja diciptakan untuk keperluan budidaya perikanan. Ekosistem tambak berupa kolam buatan yang biasanya berada di daerah pantai. Kolam ini diisi air dan
  • 28. 28 dimanfaatkan sebagai media budidaya berbagai jenis ikan, kerang, atau udang. Gambar 2.5 Ekosistem Tambak Dari kelima contoh tersebut, dapat disimpulkan bahwa ekosistem buatan merupakan ekosistem yang sengaja ddibuat manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Pertambahan jumlah penduduk sangat terkait erat dengan perubahan-perubahan dalam ekosistem buatan. 2.1.4.3 FAKTOR PENYEBAB KERUSAKAN EKOSISTEM Interaksi yang dinamis namun harmonis antara mahluk hidup dan lingkungannya akan membentuk suatu tatanan ekosistem yang seimbang.Kondisi ini akan berujung pada keselarasan hidup semua organisme di bumi. Komponen abiotik dan juga biotik yang menjadi dua unsur penting dalam tatanan ekosistem saling terkait satu sama lainnya. Keterkaitan ini menjadikan interaksi di antara mereka tak bisa di pisahkan. Namun, keseimbangan tersebut akan bermuara pada kerusakan ekosistem dimana lingkungan bukan lagi tempat yang nyaman bagi organisme tersebut untuk tinggal dan hidup. Kerusakan ekostem ini bisa disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya disebabkan oleh : 1. Faktor Alamiah Faktor alamiah merupakan penyebab kerusakan ekosistem yang terjadi murni karena musabab alam. Misalnya saja gempa bumi, terjadinya kebakaran hutan akibat cuaca, banjir, longsor, tsunami dan masih banyak lagi lainnya. Sederet peristiwa tersebut memicu terjadinya perubahan ekosistem misalnya saja
  • 29. 29 saat Gunung Merapi di wilahyah Jawa Tengah meletus, maka kerusakan ekosistem di sekitar Merapi tak bisa dihindarkan. Mahluk hidup baik itu hewan dan tumbuhan bahkan manusia bisa mati. Hal tersebut sama saja dengan peristiwa semacam gempa dan banjir, akan berakibat pada terganggunya kestabilan ekosistem. Sebagai sebuat kesatuan, maka jika dalam sebuah ekosistem terdapat 1 organisme yang mati maka akan berpengaruh pada keadaan organisme lainnya. Gambar 2.6 Longsor salah satu faktor alam penyebab kerusakan ekosistem 2. Faktor Manusia Faktor penyebab terjadinya kerusakan ekosistem lainnya disebabkan oleh berbagai aktifitas manusia. Manusia sebagai salah satu organisme atau mahluk hidup dalam sebuah ekosistem tentu memerlukan kehadiran organisme lainnya. Untuk memenuhi kebutuhannya tersebut maka manusia melakukan sejumlah kegiatan yang justru berperan dalam kerusakan lingkungan di sekitarnya. Sebut saja penebangan pohon secara berlebihan, pembakaran hutan dalam rangka pembukaan lahan untuk bertani, penangkapan ikan dengan menggunakan racun, terapi kejut juga bom, penggunaan bahan- bahan kimia yang berlebihan dalam pertanian, kebiasaan membuang sampah yang tak bisa diurai sampai ribuan tahun, aktifitas tertentu yang menghasilkan limbah kimia yang berbahaya bagi lingkungan seperti limbah rumah tangga, limbah pertanian, limbah industri dan masih banyak lagi lainnya. Salah satu hal yang marak saat ini disoroti adalah pemburuan liar yang dilakukan oleh manusia terhadap hewan. Dahulu, perburuan atau penangkapan dilakukan hanya untuk
  • 30. 30 alasan konsumsi, maka dewasa ini perburuan juga dilakukan dengan tujuan relaksasi. Misalnya saja beruang diburu karena ingin diambil bulunya, harimau dibunuh karena bulunya bisa diambil sebagai bahan garmen, demikian pula dengan gajah yang ditembaki agar gadingnya bisa diambil. Jika pemburuan liar ini semakin menjadi-jadi, maka akan terjadi kelangkaan hewan dan berakibat pada ketidakseimbangan ekosistem. Kerusakan ekosistem merupakan kabar yang sangat buruk bagi semua mahluk hidup sebab mereka seperti mata rantai yang saling membutuhkan satu sama lainnya. Misalnya saja berkurangnya pohon akan membuat sejumlah hewan kehilangan rumahnya, akan membuat kualitas udara semakin buruk, akan memicu terjadinya bencana alam semacam banjir dan juga longsor. Berbeda dengan musabab alamiah, faktor manusia ini bisa dihindari dengan pola prilaku yang lebih cermat dan bersahabat dengan alam tentunya. Gambar 2.7 Pembakaran hutan untuk pembukaan lahan Gambar 2.8 Hewan-hewan kehilangan habitatnya
  • 31. 31 Gambar 2.9 Akibat dari pembakaran hutan secara ilegal 2.2 TEORIKHUSUS 2.2.1 PARIWISATA Secara Etomoogi pariwisata berasal dari dua kata yaitu “ pari” yang berarti banyak/berkeliling, sedangkan pengertian wisata berarti “pergi”. Didalam kamus besar indonesia pariwisata adalah suatu kegiatan yang berhubungan dengan perjalanan rekreasi. Sedangkan pengertian secara umum pariwisata merupakan suatu perjalanan yang dilakukan seseorang untuk sementara waktu yang diselenggarakan dari suatu tempat ketempat lain dengan meninggalkan tempat semula dan dengan suatu perencanaan atau bukan maksud mencari nafkah di tempat yang dikunjunginya, tetapi semata mata untuk menikmati kegiataan pertamasyaan atau reakreasi untuk memenuhi keinginan yang beraneka ragam. Pariwisata merupakan suatu perjalanan yang dilakukan untuk rekreasi atau liburan dan juga persiapan yang dilakukan untuk aktivitas ini. Dalam Undang – Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan, pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata yang didukung oleh berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan masyarakat, pengusaha, Pemerintah dan Pemerintah Daerah. Menurut James J. Spillane (1982), pariwisata adalah kegiatan melakukan perjalanan dengan tujuan mendapatkan kenikmatan, mencari kepuasan, mengetahui sesuatu, memperbaiki kesehatan, menikmati olahraga atau istirahat, menunaikan tugas, berziarah, dan lain-lain.
  • 32. 32 Dari beberapa teori di atas, dapat disimpulkan bahwa pariwisata merupakan suatu perjalanan dengan tujuan berlibur, mencari kepuasan, mengetahui sesuatu, dan lain – lain yang didukung oleh berbagai fasilitas yang disediakan masyarakat hingga pemerintah. Menurut Robert Cristie Mill(1990), Secara ringkas kegiatan pariwisata dapat memberikan dampak positif atau negatif di bidang ekonomi: Dampak positif : 1) Terbuka lapangan pekerjaan baru 2) Meningkatkan taraf hidup dan pendapatan masyarakat 3) Meningkatkan nilai tukar matauang rupiah terhadap mata uang asing 4) Membantu menanggung beban pembangunan sarana dan prasarana setempat 5) Meningkatkan kemampuan manajerial dan keterampilan masyarakat yang memacu kegiatan ekonomi lainnya. Dampak negatif : 1) Meningkatkan biaya pembangunan sarana dan prasarana 2) Meningkatkan harga barang-barang lokal dan bahan-bahan pokok 3) Peningkatan yang sangat tinggi tetapi hanya musiman, sehingga pendapatan masyarakat naik dan turun 4) Mengalirnya uang keluar negeri karena konsumen menuntut barang -barang impor untuk bahan konsumsi tertentu. Baik secara langsung atau tidak, kegiatan pariwisata yang terjadi di suatu daerah atau wilayah akan memberikan dampak terhadap masyarakat yang tinggal di daerah atau wilayah tersebut. Dampak yang ditimbulkan meliputi dampak fisik, konomi, dan sosial. Menurut Triwahyudi (2002), terdapat beberapa manfaat utama pariwisata yaitu: 1. Pariwisata dapat menciptakan diversifikasi produk, menjadikan ekonomi lokal tidak hanya tergantung pada sektor utama.
  • 33. 33 2. Sektor pariwisata adalah sektor yang padat karya, sehingga dapat menciptakan kesempatan kerja yang besar bagi generasi muda. 3. Pertumbuhan sektor pariwisata menghasilkan penambahan dan perbaikan fasilitas yang tidak hanya digunakan oleh wisatawan, tetapi juga oleh penduduk. 4. Pariwisata menciptakan kesempatan bagi munculnya produk - produk baru, fasilitas pelayanan dan pengembangan bisnis yang sudah ada. 5. Pariwisata dapat mempercepat permukiman pengembangan permukiman. 6. Pariwisata dapat meningkatkan pelayanan transportasi di suatu wilayah. 7. Pariwisata dapat meningkatkan kesempatan mendapatkan pendidikan yang lebih tinggi bagi masyarakat. 8. Pariwisata menggaris bawahi kebutuhan pengaturan yang tepat melalui kebijakan dan rencana yang efektif, untuk menjamin kelestarian lingkungan agar tetap terjaga. 9. Pariwisata dapat meningkatkan interaksi sosial antara masyarakat dengan wisatawan domestik maupun internasional yang akan memperluas wawasan masyarakat setempat. 10.Pariwisata dapat meningkatkan infrastruktur. 2.2.1.1 JENIS-JENIS WISATA Beberapa jenis pariwisata yang sudah dikenal, antara lain (dalam Pendit, 1994 : 41) : 1. Wisata Budaya, yaitu perjalanan yang dilakukan atas dasar keinginan untuk memperluas pandangan hidup seseorang dengan jalan mengadakan kunjungan ke tempat lain atau ke luar negeri, mempelajari keadaan rakyat, kebiasaan dan adat istiadat mereka, cara hidup mereka, kebudayaan dan seni mereka.
  • 34. 34 2. Wisata Kesehatan, yaitu perjalanan seseorang wisatawan dengan tujuan untuk menukar keadaan dan lingkungan tempat sehari-hari di mana ia tinggal demi kepentingan beristirahat baginya dalam arti jasmani dan rohani. 3. Wisata Olahraga, yaitu wisatawan-wisatawan yang melakukan perjalanan dengan tujuan berolahraga atau memang sengaja bermaksud mengambil bagian aktif dalam pesta olahraga di suatu tempat atau negara. 4. Wisata Komersial, yaitu termasuk perjalanan untuk mengunjungi pameran-pameran dan pekan raya yang bersifat komersial, seperti pameran industri, pameran dagang dan sebagainya. 5. Wisata Industri, yaitu perjalanan yang dilakukan oleh rombongan pelajar atau mahasiswa, atau orang=orang awam ke suatu kompleks atau daerah perindsutrian, dengan maksud dan tujuan untuk mengadakan peninjauan atau penelitian. 6. Wisata Maritim atau Bahari, yaitu wisata yang banyak dikaitkan dengan olahraga air, seperti danau, pantai atau laut. 7. Wisata Cagar Alam, yaitu jenis wisata yang biasanya banyak diselenggarakan oleh agen atau biro perjalanan yang mengkhususkan usaha-usaha dengan jalan mengatur wisata ke tempat atau daerah cagar alam, taman lindung, hutan daerah pegunungan dan sebagainya yang kelestariannya dilindungi oleh undang-undang. 8. Wisata Bulan Madu, yaitu suatu penyelenggaraan perjalanan bagi pasangan-pasangan merpati, pengantin baru, yang sedang berbulan madu dengan fasilitas- fasilitas khusus dan tersendiri demi kenikmatan perjalanan. 2.2.1.2 OBJEK WISATA DAN DAYA TARIK WISATA
  • 35. 35 Objek Wisata adalah adalah unsur-unsur lingkungan hidup yang terdiri dari sumber daya alam, sumber daya manusia, sumber daya buatan yang dapat dikembangkan dan dimanfaatkan sebagi daya tarik untuk menjadi sarana wisata atau objek wisata yaitu, semua hal yang menarik untuk dilihat dan dirasakan oleh wisatawan yang disediakan atau bersumber pada alam saja. Sedangkan batasan pengertian (terminotogi) objek dan daya tarik wisata menurut Undang-Undang No.9 Tahun 1990 tentang kepariwisataan adalah sebagai berikut :"objek daya tarik adalah segala sesuatu yang menjadi wisata". 2.2.1.3 KOMPONEN PRODUK WISATA Produk pariwisata(Tourism Product) merupakan suatu bentukan yang nyata (tangible product) dan tidak nyata (intangible product), dikemas dalam suatu kesatuan rangkaian perjalanan yang hanya dapat dinikmati, apabila seluruh rangkaian perjalanan tersebut dapat memberikan pengalaman yang baik bagi orang yang melakukan perjalanan atau yang menggunakan produk tersebut. Sehingga bentuk dari produk pariwisata itu pada hakekatnya adalah tidak nyata, karena dalam suatu rangkaian perjalanan terdapat berbagai macam unsur yang saling melengkapi, tergantung pada jenis perjalanan yang dilakukan oleh wisatawan. Produk wisata sebagai salah satu obyek penawaran dalam pemasaran pariwisata memiliki unsur- unsur utama yang terdiri 3 bagian (Oka A. Yoeti, 2002:211) : 1. Daya tarik daerah tujuan wisata, termasuk didalamnya citra yang dibayangkan oleh wisatawan
  • 36. 36 2. Fasilitas yang dimiliki daerah tujuan wisata, meliputi akomodasi, usaha pengolahan makanan, parkir, trasportasi, rekreasi dan lain- lain. 3. Kemudahan untuk mencapai daerah tujuan wisata tersebut. Mason (2000:46) dan Poerwanto (1998:53) telah membuat rumusan tentang komponen- komponen produk wisata yaitu : 1. Atraksi, yaitu daya tarik wisata, baik alam, budaya maupun buatan manusia seperti festival atau pentas seni 2. Aksesbilitas, yaitu kemudahan untuk mencapai tempat tujuan wisata 3. Amenities yaitu fasilitas untuk memperoleh kesenangan. Dalam hal ini dapat berbentuk akomodasi, kebersihan dan keramahtamahan (tangible and intangible products) 4. Networking, yaitu jaringan kerjasama yang berkaitan dengan produk yang ditawarkan baik lokal, nasional maupun internasional. 2.2.1.4 PARIWISATA MINAT KHUSUS Wisata minat khusus atau special interest/thematic tourism adalah sebuah konsep yang mulai dikembangkan di Indonesia berawal dari gagasan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Marie Elka Pangestu. Wisata minat khusus sendiri diartikan sebagai sarana wisata yang lebih fokus kepada ide untuk mendapatkan pengalaman yang unik dan tidak bisa didapatkan di tempat lain. Dunia pariwisata saat ini memang sendang menghadapi tren perubahan paradigma dari massive tourism (wisata massal) menjadi special interest tourism (wisata minat khusus). Direktur Pengembangan Wisata Minat Khusus dan Mice Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) Achyaruddin
  • 37. 37 mengatakan bahwa dalam konsep wisata minat khusus tidak perlu lagi yang dikejar kuantitas, tetapi yang dikejar saat ini adalah kualitas. Menurut Achyaruddim kualitas dapat diukur dari expediture atau lenght of stay.Penilaian expenditure dihitung dari jumlah uang yang dikeluarkan wisman saat berwisata. Sementara lenght of stay diukur dari lamanya wisatawan menginap di suatu destinasi wisata. Niche market (ceruk pasar) ini bisa dikembangkan sebagai kekuatan pariwisata Indonesia. Di Indonesia sendiri wisata minat khusus dikembangkan melalui tujuh sektor yaitu: 1. Wisata sejarah dan budaya 2. Wisata alam dan ekowisata 3. Wisata kuliner dan belanja 4. Wisata Meeting, Incentive, Convention, Exhibition (MICE) 5. Wisata olah raga dan rekreasi 6. Wisata pesiar (cruise) 7. Wisata spa Demi mendukung program wisata minat khusus masing-masing daerah di Indonesia harus berupaya mencari sektor wisata minat khusus yang menjadi keunggulan di daerahnya. Seperti namanya, fokus pengembangan satu sektor yang paling menonjol di suatu daerah akan makin membuat daerah tersebut punya nama di sektor pariwisata minat khusus sehingga lebih mudah untuk memasarkannya. Setiap daerah di Indonesia memliki potensi wisata minat khusus sesuai dengan kondisi alam dan masyarakat setempat. Untuk pengembangan wisata bahari, Kemenparekraf akan fokus mengembangkan potensi laut di Sulawesi Utara, NTB, NTT, Jawa Timur dan Papua
  • 38. 38 Barat. Penetapan daerah ini juga tidak menutup kemungkinan untuk mengembangkan daerah lain yang juga memiliki kekayaan laut yang berpotensi dikembangkan. Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sapta Nirwandar pada tahun 2013 lalu juga berharap industri pariwisata mampu membuat paket wisata minat khusus yang ikonik dan mampu dijual. Sehingga nantinya VITO (Visit Indonesia Tourism Officer) di 12 negara mampu membantu menjual paket-paket tersebut. 2.2.1.5 WISATA AIR Wisata air termasuk dalam salah satu bentuk wisata alam. Wisata air sering juga disebut sebagai wisata tirta. Wisata air memiliki arti sebagai kegiatan wisata yg berhubungan langsung dengan air atau dilakukan di perairan pantai, danau, dsb. 2.2.1.6 WISATAWAN “Wisatawan” yang berasal dari kata “wisata” maka sebenarnya tidaklah tepat sebagai pengganti kata “tourist” dalam bahasa Inggris. Kata itu berasal dari bahasa Sansekerta “wisata” yang berarti “perjalanan” yang sama atau dapat disamakan dengan kata “travel” dalam bahasa Inggris. Jadi orang melakukan perjalanan dalam pengertian ini, maka wisatawan sama artinya dengan kata “traveler” karena dalam bahasa Indonesia sudah merupakan kelaziman memakai akhiran “wan” untuk menyatakan orang dengan profesinya, keahliannya, keadaannya jabatannya dan kedudukan seseorang (Irawan, 2010:12). Menurut WTO, turis atau wisatawan adalah seseorang yang melakukan perjalanan paling tidak sejauh 80 km (50 mil) dari rumahnya dengan tujuan rekreasi.
  • 39. 39 Dalam Undang – Undang Nomor 10 tahun 2009 tentang Kepariwisataan, turis adalah orang-orang yang melakukan kegiatan wisata. Pacific Area Travel Association memberi batasan bahwa wisatawan sebagai orang-orang yang sedang mengadakan perjalanan dalam jangka waktu 24 jam dan maksimal 3 bulan di dalam suatu negeri yang bukan negeri di mana biasanya ia tinggal, mereka ini meliputi: 1. Orang-orang yang sedang mengadakan perjalanan untuk bersenang- senang, untuk keperluan pribadi atau untuk keperluan kesehatan. 2. Orang-orang yang sedang mengadakan perjalanan untuk bisnis, pertemuan, konferensi, musyawarah atau sebagai utusan berbagai badan/organisasi. 3. Pejabat pemerintahan dan militer beserta keluarganya yang di tempatkan di negara lain tidak termasuk kategori ini, tetapi bila mereka mengadakan perjalanan ke negeri lain, maka dapat digolongkan wisatawan. Wisatawan menurut sifatnya (Kusumaningrum, 2009:18): 1. Wisatawan Modern Idealis, wisatawan yang sangat menaruh minat pada budaya multinasional serta eksplorasi alam secara individual. 2. Wisatawan Modern Materialis, wisatawan dengan golongan Hedonisme (mencari keuntungan) secara berkelompok. 3. Wisatawan Tradisional Idealis, wisatawan yang menaruh minat pada kehidupan sosial budaya yang bersifat tradisional dan sangat menghargai sentuhan alam yang tidak terlalu tercampur oleh arus modernisasi. 4. Wisatawan Tradisional Materialis, wistawan yang berpandangan konvensional, mempertimbangkan keterjangkauan, murah dan keamanan. Wisatawan dapat dibedakan menjadi:
  • 40. 40 1. Wisatawan Internasional (Mancanegara) adalah orang yang melakukan perjalanan wisata diluar negerinya dan wisatawan didalam negerinya. 2. Wisatawan Nasional (Domestik) adalah penduduk Indonesia yang melakukan perjalanan di wilayah Indonesia diluar tempatnya berdomisili, dalam jangka waktu sekurang-kurangya 24 jam atau menginap kecuali kegiatan yang mendatangkan nafkah ditempat yang dikunjungi Menurut U.N Confrence on Interest Travel and Tourism di Roma 1963 (dalam Irawan, 2010:12), menggunakan istilah pengunjung (visitor) untuk setiap orang yang datang ke suatu negara yang bukan tempat tinggalnya yang biasa untuk keperluan apa saja, selain melakukan perjalanan yang digaji. Pengunjung yang dimaksudkan meliputi 2 kategori : 1. Wisatawan pengunjung yang datang ke suatu negara yang dikunjunginya tinggal selama 24 jam dan dengan tujuan untuk bersenang–senang, berlibur, kesehatan, belajar, keperluan agama dan olahraga, bisnis, keluarga, utusan dan pertemuan. 2. Excurtionist Pengunjung yang hanya tinggal sehari di negara yang dikunjunginya tanpa bermalam. Jawa barat merupakan salah satu destinasi favorit wisatawan baik wisatawan lokal maupun mancanegara. Berikut ini data statistik peningkatan wisatawan mancanegara yang mengunjungi daerah Jawa Barat 2.2.1.7 EKOWISATA Ekowisata adalah salah satu konsep pengembangan pariwisata yang berbasis konservasi. Kawah Ijen adalah kawasan wisata alam yang di
  • 41. 41 dalamnya juga terdapat kawasan konservasi berupa Cagar Alam. Dengan adanya konsep ekowisata diharapkan wisatawan dapat menikmati keindahan alam kawah ijen sekaligus berupaya untuk menjaga lingkungan dengan turut berpartisipasi dalam kegiatan konservasi. Menurut Honey (1999) mengemukakan ekowisata adalah perjalanan ke tempat-tempat yang rawan rusak, asli dan biasanya dilindungi sehingga diupayakan agar berdampak rendah dan biasanya dalam skala kecil. Ekowisata membantu mendidik pengunjung, menyediakan dana untuk pemeliharaan, secara langsung memberi keuntungan bagi pembangunan ekonomi dan pemberdayaan politik masyarakat lokal, dan mempercepat penghormatan bagi budaya yang berbeda bagi hak asasi manusia. Karakteristik Ekowisata Menurut Honey (1999) ekowisata yang nyata (sejati) memiliki 7 karakteristik : 1. Melibatkan perjalanan ke destinasi- destinasi alami 2. Meminimalkan dampak 3. Membangun kesadaran lingkungan 4. Memberikan keuntungan keuangan secara langsung bagi pemeliharaan 5. Memberikan keuntungan keuangan dan pemberdayaan masyarakat lokal 6. Menghormati masyarakat lokal 7. Mendukung hak asasi manusia dan gerakan demokrasi. Dari beberapa definisi dan karakteristik ekowisata yang dikemukakan oleh para penulis dapat ditarik kesimpulan: 1. Dari perspektif lokasi:
  • 42. 42 a. Ekowisata merupakan jenis pariwisata berbasis alam. b. Pengelolaan ekowisata melibatkan masyarakat setempat serta menghormati budaya local c. Obyek yang dimanfaatkan untuk kegiatan ekowisata harus dipelihara dan dilestarikan. d. Pengelolaan ekowisata memberikan manfaat sosial-ekonomi bagi masyarakat setempat dan dapat menjadi sumber dana bagi kepentingan memelihara obyek itu sendiri. 2. Dari perpektif kegiatan wisata: a. Ekowisata adalah suatu perjalanan wisata ke tempat berbasis alam yang menuntut pelestarian. b. Perjalanan ekowisata berfungsi sebagai sarana pendidikan konservasi alam dan lingkungan bagi pengelola, masyarakat setempat dan pengunjung. Dapat ditarik kesimpulan bahwa ekowisata baik dari perspektif lokasi maupun kegiatan memerlukan profesionalisme. Profesionalisme hanya dapat diraih melalui pendidikan dan pelatihan profesional serta pengalaman. 2.2.1.8 PEMBANGUNAN PARIWISATA BERKELANJUTAN Pariwisata berkelanjutan atau sustainable tourism secara sederhana dapat didefinisikan sebagai pariwisata yang memperhitungkan penuh dampak ekonomi, sosial dan lingkungan saat ini dan masa depan,memenuhi kebutuhan pengunjung, industri, lingkungan dan masyarakat setempat. Untuk menjamin keberlanjutan
  • 43. 43 jangka panjang, maka keseimbangan antar 3 dimensi tersebut harus dibangun dengan baik. National Geograpic Online dalam The Global Development Research Center (2002) mendifinisikan pariwisata berkelanjutan sebagai berikut: 1) Pariwisata yang memberikan penerangan. Wisatawan tidak hanya belajar tentang kunjungan (negara/ daerah yang dikunjungi) tetapi juga belajar bagaimana menyokong kelangsungan karakter (negara/ daerah yang dikunjungi) selama dalam perjalanan mereka. Sehingga masyarakat yang dikunjungi dapat belajar (mengetahui) bahwa kebiasaan dan sesuatu yang sudah biasa dapat menarik dan dihargai oleh wisatawan. 2) Pariwisata yang mendukung keutuhan (integritas) dari tempat tujuan. Pengunjung memahami dan mencari usaha yang dapat menegaskan karakter tempat tujuan wisata mengenai hal arsitektur, masakan, warisan, estetika dan ekologinya; 3) Pariwisata yang menguntungkan masyarakat setempat. Pengusaha pariwisata melakukan kegiatan yang terbaik untuk mempekerjakan dan melatih masyarakat lokal, membeli persediaan - persediaan lokal, dan menggunakan jasa - jasa yang dihasilkan dari masyarakat lokal. 4) Pariwisata yang melindungi sumber daya alam. Dalam pariwisata ini wisatawan menyadari dan berusaha untuk meminimalisasi polusi, konsumsi energi, penggunaan air, bahan kimia dan penerangan di malam hari. 5) Pariwisata yang menghormati budaya dan tradisi. Wisatawan belajar dan melihat tata cara lokal termasuk menggunakan sedikit kata - kata sopan dari bahasa lokal. Masyarakat lokal belajar
  • 44. 44 bagaimana memperlakukan/ menghadapi harapan wisatawan yang mungkin berbeda dari harapan yang mereka punya. 6) Pariwisata ini tidak menyalahgunakan produk. Stakeholder mengantisipasi tekanan pembangunan (pariwisata) dan mengaplikasikan batas - batas dan teknik - teknik manajemen untuk mencegah sindrom kehancuran (loved to death) dari lokasi wisata. Stakeholder bekerjasama untuk menjaga habitat alami dari tempat tempat warisan budaya, pemandangan yang menarik dan budaya lokal. 7) Pariwisata ini menekankan pada kualitas, bukan kuantitas (jumlah). Masyarakat menilai kesuksesan sektor pariwisata ini tidak dari jumlah kunjungan belaka tetapi dari lama tinggal, jumlah uang yang dibelanjakan, dan kualitas pengalaman yang diperoleh wisatawan. 8) Pariwisata ini merupakan perjalanan yang mengesankan. Kepuasan, kegembiraan pengunjung dibawa pulang (ke daerahnya) untuk kemudian disampaikan kepada teman - teman dan kerabatnya, sehingga mereka tertarik untuk memperoleh hal yang sama - hal ini secara terus menerus akan menyediakan kegiatan di lokasi tujuan wisata. Sedangkan Jamieson dan Noble (2000) menuliskan beberapa prinsip penting dari pembangunan pariwisata berkelanjutan, yaitu: 1. Pariwisata tersebut mempunyai prakarsa untuk membantu masyarakat agar dapat mempertahankan kontrol/ pengawasan terhadap perkembangan pariwisata tersebut. 2. Pariwisata ini mampu menyediakan tenaga kerja yang berkualitas kepada dan dari masyarakat
  • 45. 45 setempat dan terdapat pertalian yang erat (yang harus dijaga) antara usaha lokal dan pariwisata. 3. Terdapat peraturan tentang perilaku yang disusun untuk wisatawan pada semua tingkatan (nasional, regional dan setempat) yang didasarkan pada standar kesepakatan internasional. Pedoman tentang operasi pariwisata, taksiran penilaian dampak pariwisata, pengawasan dari dampak komulatif pariwisata, dan ambang batas perubahan yang dapat diterima merupakan contoh peraturan yang harus disusun. 4. Terdapat program - program pendidikan dan pelatihan untuk meningkatkan serta menjaga warisan budaya dan sumber daya alam yang ada. Aspek yang ada di dalam pariwisata berkelanjutan antara lain : 1. Aspek Ekonomi Memastikan kegiatan ekonomi jangka panjang yang layak, memberikan manfaat sosial ekonomi kepada semua stakeholder dengan adil, seperti pekerjaan tetap, kesempatan mendapatkan penghasilan (membuka usaha) dan pelayanan sosial kepada masyarakat lokal, serta membantu mengurangi kemiskinan. 2. Aspek Sosial Budaya  Menghormati keaslian sosial budaya masyarakat setempat (local wisdom), melestarikan nilai-nilai warisan budaya dan adat.  Pengembangan pariwisata berkelanjutan memerlukan partisipasi dari para stakeholder terkait serta kepemimpinan politik yang kuat untuk memastikan adanya partisipasi yang aktif dan kesepakatan.
  • 46. 46  Pencapaian pariwisata berkelanjutan merupakan proses yang berkesinambungan dan membutuhkan pemantauan yang konstan dan inovasi mengenai dampak pariwisata.  Menjaga tingkat kepuasan dan memastikan pengalaman yang berarti untuk para wisatawan, meningkatkan kesadaran mereka tentang isu-isu keberlanjutan dan mengajak wisatawan untuk turut serta. 3. Aspek Lingkungan Memanfaatkan secara optimal sumber daya lingkungan yang merupakan elemen kunci dalam pengembangan pariwisata, mempertahankan proses ekologi, dan turut andil dalam melestarikan warisan alam dan keanekaragaman hayati di suatu destinasi wisata. Prinsip dari pawisata berkelanjutan yaitu :  Partisipasi masyarakat.  Keikutsertaan stakeholders.  Kepemilikan lokal.  Penggunaan sumber daya secara berkelanjutan.  Mewadahi tujuan masyarakat.  Daya dukung.  Monitor dan evaluasi.  Akuntabilitas.  Pelatihan. Unsur-unsur yang terlibat dalam industri pariwisata meliputi hal-hal sebagai berikut (Pendit, 1994):  Akomodasi Tempat seseorang untuk tinggal sementara.  Jasa Boga dan Restoran Industri jasa di bidang penyelenggaraan makanan dan minuman yang dikelola secara komersial.  Transportasi dan Jasa Angkutan Industri usaha jasa yang bergerak di bidang angkutan darat, laut dan udara.
  • 47. 47  Atraksi Wisata Kegiatan wisata yang dapat menarik perhatian wisatawan atau pengunjung.  Cinderamata (Souvenir) Benda yang dijadikan kenang-kenangan untuk dibawa oleh wistawan pada saat kembali ke tempat asal.  Biro Perjalanan Badan usaha pelayanan semua proses perjalanan dari berangkat hingga kembali.  Promosi. 2.2.1.8.1 INSTRUMEN PENGELOLAAN LINGKUNGAN 2.2.1.8.1.1 AMDAL AMDAL ( Analisis Mengenai Dampak Lingkungan ) dalam Peraturan Pemerintah NO 27 TAHUN 1999 memiliki pengertian yaitu kajian mengenai dampak besar dan penting suatu usaha dan/atau kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan di Indonesia. AMDAL ini dibuat saat perencanaan suatu proyek yang diperkirakan akan memberikan pengaruh terhadap lingkungan hidup di sekitarnya. Yang dimaksud lingkungan hidup di sini adalah aspek abiotik, biotik dan kultural.
  • 48. 48 Dasar hukum AMDAL di Indonesia adalah Peraturan Pemerintah No. 27 Tahun 2012 tentang “Izin Lingkungan Hidup” yang merupakan pengganti PP 27 Tahun 1999 tentang Amdal. a. TUJUAN AMDAL Secara umum AMDAL mempunyai tujuan yaitu untuk menjaga dan meningkatkan kualitas lingkungan hidup serta menekan pencemaran sehingga dampak negatifnya menjadi serendah mungkin. b. FUNGSI AMDAL  Bahan bagi perencanaan pembangunan wilayah  Membantu proses pengambilan keputusan tentang kelayakan lingkungan hidup dari rencana usaha dan atau kegiatan  Memberi masukan untuk penyusunan disain rinci teknis dari rencana usaha dan atau kegiatan  Memberi masukan untuk penyusunan rencana pengelola dan pemantauan lingkungan hidup  Memberi informasi bagi masyarakat atas dampak ditimbulkan dari suatu rencana usaha dann atau kegiatan  Awal dari rekomendasi tentang izin usaha  Sebagai Scientific Document dan Legal Document  Izin Kelayakan Lingkungan
  • 49. 49  Menunjukkan tempat pembangunan yang layak pada suatu wilayah beserta pengaruhnya  Sebagai masukan dengan pertimbangan yang lebih luas bagi perencanaan dan pengambilan keputusan sejak awal dan arahan atau pedoman bagi pelaksanaan rencana kegiatan pembangunan termasuk rencana pengelolaan lingkungan dan rencana pemantauan Dilihat dari fungsi AMDAL yang sangat menjaga rencana usaha dan/atau kegiatan usaha sehingga tidak merusak lingkungan, maka terlihat begitu besar Manfaat AMDAL. Manfaat AMDAL antara lain sebagai berikut; 1. Manfaat AMDAL bagi Pemerintah  Mencegah dari pencemaran dan kerusakan lingkungan.  Menghindarkan konflik dengan masyarakat.  Menjaga agar pembangunan sesuai terhadap prinsip pembangunan berkelanjutan.  Perwujudan tanggung jawab pemerintah dalam pengelolaan lingkungan hidup. 2. Manfaat AMDAL bagi Pemrakarsa.  Menjamin adanya keberlangsungan usaha.  Menjadi referensi untuk peminjaman kredit.
  • 50. 50  Interaksi saling menguntungkan dengan masyarakat sekitar untuk bukti ketaatan hukum. 3. Manfaat AMDAL bagi Masyarakat  Mengetahui sejak dari awal dampak dari suatu kegiatan.  Melaksanakan dan menjalankan kontrol.  Terlibat pada proses pengambilan keputusan. c. JENIS-JENIS AMDAL Berikut ini adalah jenis AMDAL yang dikenal di Indonesia: 1. AMDAL Proyek Tunggal Studi kelayakan lingkungan untuk usaha/kegiatan yang diusulkan hanya satu jenis kegiatan. 2. AMDAL Kawasan Studi kelayakan lingkungan untuk usaha atau kegiatan yang diusulkan dari berbagai kegiatan dimana AMDAL menjadi kewenangan satu sektor yang membidanginya. 3. AMDAL Terpadu Multi Sektor Studi kelayakan lingkungan untuk usaha atau kegiatan yang diusulkan dari berbagai jenis kegiatan dengan berbagai instansi teknis yang membidangi. 4. AMDAL Regional
  • 51. 51 Studi kelayakan lingkungan untuk usaha atau kegiatan yang diusulkan terkait satu sama lain. JENIS USAHA DAN/ATAU KEGIATAN WAJIB AMDAL Jenis usaha dan/atau kegiatan yang wajib AMDAL (pasal 3 ayat 1 PP RI No. 27 Tahun 1999): a. Pengubahan bentuk lahan dan bentang alam, b. Eksploitasi sumber daya alam baik yang terbaharui maupun tidak, c. Proses dan kegiatan yang secara potensial menimbulkan pemborosan, pencemaran dan kerusakan LH serta kemerosotan pemanfaatan SDA d. Proses dan kegiatan yang hasilnya akan dapat mempengaruhi lingkungan alam, buatan dan sosial- budaya, e. Proses dan kegiatan yang hasilnya dapat mempengaruhi kelestarian konservasi SDA dan/atau perlindungan cagar budaya, f. Introduksi jenis tumbuhan, hewan dan jasad renik, g. Pembuatan dan penggunaan bahan hayati dan non hayati, h. Penerapan teknologi yang diperkirakan punya potensi besar untuk mempengaruhi LH, i. Kegiatan yang mempunyai resiko tinggi dan/atau mempengaruhi pertahanan negara.
  • 52. 52 Dalam studi AMDAL ada empat kelompok parameter komponen lingkungan hidup, Keputusan Kepala Bapedal No. 19 Tahun 1990, yaitu: 1. fisik-kimia (iklim, kualitas udara dan kebisingan, demografi, fisiografi, hidro oceanografi, ruang, lahan dan tanah serta hidrologi). 2. biologi (flora dan fauna). 3. sosial (budaya, ekonomi, pertahanan/keamanan) 4. kesehatan masyarakat. d. DOKUMEN AMDAL Dokumen AMDAL merupakan hasil kajian kelayakan lingkungan hidup dan merupakan bagian integral dari kajian kelayakan teknis dan finansial- ekonomis. Selanjutnya dokumen ini merupakan syarat yang harus dipenuhi untuk mendapatkan ijin usaha dari pejabat berwenang. Dokumen AMDAL terdiri dari beberapa dokumen sebagai berikut: 1. Kerangka Acuan ANDAL (KA- ANDAL), adalah ruang lingkup kajian analisis mengenai dampak lingkungan hidup yang merupakan hasil pelingkupan. 2. Dokumen Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL), adalah telaah secara cermat dan mendalam tentang dampak besar
  • 53. 53 dan penting suatu rencana usaha dan/atau kegiatan. 3. Dokumen Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL) 4. Dokumen Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL) 2.2.1.8.1.2 ISO International Organization for Standardization, atau lebih dikenal sebagai ISO, adalah salah satu standar internasional dalam sebuah sistem manajemen untuk pengukuran mutu organisasi. Mereka memegang peranan penting dalam mengukur bagaimana kredibilitas perusahaan yang ingin bersaing secara global dan juga adalah salah satu cara untuk meningkatkan sistem manajemen mutunya. Mereka yang memiliki sertifikasi ISO akan memiliki kemungkinan lebih untuk memenangkan kompetisi pasar. Hal itu disebabkan karena adanya jaminan kualitas dari produk atau jasa yang ditawarkan, serta kepercayaan konsumen akan brand terkait. Selain itu masih banyak keuntungan lainnya yang akan langsung kita bahas di bawah ini. Mengapa Sertifikasi ISO Penting? Dilansir dari OSS Certification, berikut ini adalah beberapa manfaat yang dapat diperoleh sebuah perusahaan dengan adanya sertifikasi ISO sebagai standar perusahaan tersebut.
  • 54. 54 1. Meningkatkan Kredibilitas Perusahaan Serta Kepercayaan Pelanggan Dengan menerapkan sistem manajemen mutu, sebuah perusahaan akan dapat menjamin kredibilitas mereka. Yang dimaksud kredibilitas di sini adalah kendali proses dan prosedur sebuah perusahaan dimana memastikan apabila terdapat sesuatu yang tidak beres maka antisipasi akan dilakukan dengan cepat. Pada akhirnya kredibilitas ini akan menghasilkan nilai positif dalam kepuasan pelanggan. 2. Jaminan Atas Kualitas dengan Standar Internasional Untuk mendapatkan Standardisasi ISO sebuah perusahaan harus melalui sebuah siklus pasti yang dikenal dengan PDCA yakni identifikasi, analisa, dan eksekusi sebuah penyelesaian masalah untuk menjamin mutu internasional. Siklus atau prinsip ini adalah prinsip internasional yang juga diterapkan di segala jenis industri. 3. Menghemat Biaya Standar ISO akan memungkinkan suatu perusahaan untuk menerapkan sistem manajemen khusus yang membantu mereka untuk mengetahui kinerja perusahaan secara menyeluruh. Jika ada indikasi bahwa produk akan gagal atau kinerja perusahaan menurun maka antisipasi akan segera dilakukan. Hal itu
  • 55. 55 juga secara tidak langsung berarti mencegah kemungkinan pemborosan anggaran terkait produk atau kinerja yang buruk tersebut. 4. Mengoptimalkan Kinerja Karyawan Kembali kepada prinsip manajemen mutu, semua prinsip tersebut ditetapkan untuk dapat diikuti oleh seluruh karyawan dari level staff hingga level eksekutif dalam sebuah perusahaan. Hal ini akan memacu para karyawan untuk dapat menjaga kualitas, efisiensi, serta produktivitas mereka dalam standar ISO yang telah ditetapkan sebelumnya. 5. Meningkatkan Image Perusahaan Salah satu keuntungan paling jelas dari perusahaan yang telah mendapatkan sertifikasi ISO adalah tentunya image atau brand perusahaan akan menjadi jauh lebih positif. 2.2.1.8.1.3 AUDIT LINGKUNGAN Menurut Kep. Men.LH 42/1994, Audit lingkungan adalah suatu alat manajemen yang meliputi evaluasi secara sistematik, terdokumentasi, periodik dan obyektif tentang bagaimana suatu kinerja organisasi sistem manajemen dan peralatan dengan tujuan menfasilitasi kontrol manajemen terhadap pelaksanaan upaya pengendalian dampak lingkungan dan pengkajian pemanfaatan kebijakan usaha atau kegiatan terhadap peraturan
  • 56. 56 perundang-undangan tentang pengelolaan lingkungan. Beberapa definisi yang diberikan mengenai audit lingkungan adalah sebagai berikut:  Menurut The International Chamber of Commerce 1989, Audit lingkungan merupakan pengujian yang sistematis dari interaksi antara setiap operasi usaha dengan keadaan sekitarnya.  Rob Gray, Jan Bebbington dan Diane Walters, dalam buku “Accounting for the Enviroment” (1993, hal 104) Audit lingkungan merupakan suatu penilaian yang sistematis, objektif dan didokumentasikan mengenai dampak dan aktivitas usaha anda terhadap lingkungan. Salah satu perbedaan utama antara audit lingkungan dan tipe audit yang lain adalah eksistensi dan ketiadaan standar. Terdapat sedikit standar untuk audit lingkungan. Audit keuangan mempunyai standar yang disebarluaskan oleh badan standar akuntansi yang berwenang. Perbedaan yang lain adalah jumlah sistem yang ada. Sistem akuntansi keuangan yang rinci dan terkoordinasi yang berjalan dapat menjadi sasaran audit keuangan. Namun, diluar hal-hal seperti data pengendalian polusi, persetujuan dan MOU (Memorandum of Understanding), sacara tipikal terdapat
  • 57. 57 sedikit informasi lingkungan relative yang dapat diaudit. Suatu sistem Manajemen Lingkungan merupakan metode untuk menuntun suatu organisasi untuk mencapai dan mempertahankan kinerja sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan dan sebagai tanggapan terhadap peraturan yang secara konstan berubah, sosial, keuangan, ekonomi dan tekanan kompetitif, dan resiko lingkungan. Apabila beroperasi secara efektif, suatu sistem manajaemen lingkungan korporat memberikan manajemen dan dewan direksi pengetahuan, yaitu: a. Perusahaan menaati hukum dan peraturan lingkungan. b. Kebijakan dan prosedur secara jelas didefinisikan dan diumumkan ke seluruh organisasi. c. Resiko korporat yang berasal dari resiko lingkungan dinyatakan dan berada dibawah pengendalian. d. Perusahaan mempunyai sumberdaya dan staff yang tepat untuk pekerjaan lingkungan, menggunakan sumber daya tersebut, dan dapat mengendalikan masa depan sumber daya tersebut. Sistem manajemen lingkungan terdiri dari beberapa fungsi, yaitu: · Perencanaan
  • 58. 58 Menetapkan tujuan, menentukan kebijakan, mendefinisi prosedur, dan menetapkan anggaran program. · Mengorganisasi Menetapkan struktur organisasi, melukiskan peranan dan tanggung jawab, menciptakan deskripsi posisi, menetapkan kualifikasi posisi dan melatih staff. · Menuntun dan Mengarahkan Mengkoordinasi, memotivasi, menetapkan prioritas, mengembangkan standar kinerja, mendelegasi dan mengelola perubahan. · Mengkomunikasikan Mengembangkan dan mengimplementasikan saluran komunikasi yang efektif dalam korporat, dalam divisi, dan dengan kelompok eksternal, termasuk pengatur apabila sesuai. · Mengendalikan dan Menelaah Mengukur hasil, menyatakan kinerja, mendiagnosis masalah, mengambil tindakan korektif dan secara sengaja mencari cara-cara untuk belajar dari kesalahan masa lalu serta dengan demikian menciptakan perbaikan dalam sistem. Salah satu pendekatan untuk membedakan tipe dari resiko lingkungan adalah mengidentifikasi penyebab dari kondisi industri yang berisiko, yaitu :
  • 59. 59  Orang yang tidak secara penuh memahami peraturan dan prosedur.  Fasilitas fisik yang tidak secara memadai didesain.  Sistem manajemen yang terbatas dalam ruang lingkup dan tidak lentur/fleksibel.  Prosedur yang tidak memadai  Kekuatan Eksternal  Tekanan internal yang bersaing Sebab dan Manfaat Audit Lingkungan a. Sebab audit lingkungan  Keinginan dari dewan direksi untuk mendapatkan kepastian bahwa perusahaan bertanggungjawab dan secara memadai menangani lingkungannya.  Adanya inisiatif dari manajemen tingkat bawah atau menengah untuk memperbaiki aktivitas pengelolaan lingkungan dan mengejar apa yang perusahaan lain lakukan.  Dimotivasi oleh kejadian dari masalah atau kecelakaan lingkungan. b. Manfaat audit lingkungan 1. Meningkatkan efektivitas manajemen lingkungan  Mengklarifikasi masalah yang mungkin sebaiknya diinterprestasikan secara
  • 60. 60 berkala pada fasilitas yang berbeda.  Mengembangkan suatu pendekatan yang lebih seragam untuk mengelola aktivitas melalui pembagian informasi atau belajar dari fasilitas yang lain. 2. Perasaan dari kesenangan dan keamanan yang meningkat  Ada kepastian bahwa identifikasi dan pendokumentasian status ketaatan dari fasilitas individual.  Ada kepastian bahwa sistem pengendalian berjalan dan beroperasi dengan tanggung jawab dan etis terpenuhi. Menurut Grant Ledgerwood dan kawan-kawan (1992) tipe audit termasuk : 1. Audit korporat (Corporate audits), yang mempertimbangkan pekerjaan dari korporasi secara keseluruhan. 2. Audit aktivitas (Activity audits), yang mempertimbangkan satu aktivitas dari korporasi. 3. Audit tempat (site audits), yang mempertimbangkan satu instalasi tunggal. 4. Audit ketaatan (compliance audits), yang menguji ketaatan industry
  • 61. 61 terhadap lingkungan yang relevan dan standar keamanan. 5. Audit resiko (risk audits), yang memepertimbangkan keamanan, kesehatan, operasional, resiko terhadap karyawan dan public. 6. Audit produksi (production audits), yang menelusuri energy dan/atau material dari masuknya material tersebut kedalam perusahaan sampai keluar. 7. Audit akuisisi(acquisition atau divesture audits), yang menguji liabilitas lingkungan yang dapat timbul dari aktivitas tersebut. Namun secara luas, audit dapat dibagi dalam 2 kategori, yaitu: a. Program pemeriksaan siklikal (cylical auditing programs), yaitu audit yang terjadi dalam siklus kejadian yang dijadwalkan. Bentuk audit ini merupakan produk sentral dari suatu unit lingkungan. Audit demikian dapat dilakukan oleh spesialis dalam perusahaan atau kosultan luar. b. Audit tunggal untuk maksud khusus (single audits for special purposes) audit demikian lebih cocok dilakukan oleh konsultan luar. Auditor Lingkungan Audit laporan keuangan dilaksanakan oleh akutan yang berkualifikasi dan disupervisi dengan memadai. Audit lingkungan biasanya
  • 62. 62 diluar kompetensi akuntan dan diharapakan bahwa audit lingkungan dilaksanakan oleh tim kecil yang jumlahnya sekitar 3 atau 4 orang. Tim tersebut akan terdiri dari orang yang secara teknis berkualifikasidari dalam atau luar perusahaan dengan seorang pemimpin yang independen dari perusahaan. Orang berkualifikasi yang siap dan dapat melaksanakan audit lingkungan adalah yang sudah berada dalam usaha dan auditor lingkungan yang telah terdaftar dan terakreditasi. Pasal 51 Ayat (2) UU Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup dinyatakan bahwa auditor lingkungan hidup wajib memiliki sertifikat kompetensi auditor lingkungan hidup yang berlaku mulai tanggal 3 Oktober 2010. Kriteria untuk memperoleh sertifikasi auditor lingkungan hidup meliputi kemampuan: 1. Memahami prinsip, metodologi, dan tata laksana audit lingkungan hidup 2. Melakukan audit lingkungan hidup yang meliputi tahap perencanaan, pelaksanaan, pengambilan kesimpulan dan pelaporan; 3. Merumuskan rekomendasi langkah perbaikan sebagai tindak lanjut audit lingkungan hidup. Tahapan pelaksanaan audit lingkungan adalah sebagai berikut :
  • 63. 63 1. Pendahuluan Penerapan audit lingkungan akan tergantung kepada jenis audit yang dilaksanakan, jenis usaha atau kegiatan dan pelaksanaan oleh tim auditor. 2. Pra-audit Kegiatan pra-audit merupakan bagian yang penting dalam prosedur audit lingkungan. Perencanaan yang baik pada tahap ini akan menentukan keberhasilan pelaksanaan audit dan tindak lanjut audit tersebut. Informasi yang diperlukan pada tahap ini meliputi informasi rinci mengenai aktifitas di lapangan, status hukum, struktur organisasi, dan lingkup usaha atau kegiatan yang akan diaudit. Aktifitas pra-audit juga meliputi pemilihan tata laksana audit, penentuan tim auditor, dan pendanaan pelaksanaan kegiatan audit. Pada saat ini, tujuan dan ruang lingkup audit harus telah disepakati. 3. Kegiatan Lapangan · Pertemuan pendahuluan Tahap awal yang harus dilaksanakan oleh tim audit adalah mengadakan pertemuan dengan pimpinan usaha atau kegiatan untuk mengkaji tujuan audit, tata laksana, dan jadwal kegiatan audit.  Pemeriksaan lapangan Pemeriksaan di lapangan dilaksanakan setelah pertemuan
  • 64. 64 pendahuluan. Tim audit akan mendapatkan gambaran tentang kegiatan usaha atau kegiatan yang akan menjadi dasar penetapan areal kegiatan yang memerlukan perhatian secara khusus. Dengan melaksanakan pemeriksaan lapangan, tim auditor dapat menemukan hal-hal yang terkait erat dengan kegiatan audit namun belum teridentifikasi dalam perencanaan.  Pengumpulan data Data dan informasi yang dikumpullkan selama audit lingkungan akan mencakup tata laksana audit, dokumentasi yang diberikan oleh pemilik usaha atau kegiatan, catatan dan hasil pengamatan tim auditor, hasil sampling den pemantauan, foto-foto, rencana, peta, diagram, kertas kerja dan hal-hal lain yang berkaitan, Informasi tersebut harus terdokumentasi dengan baik agar mudah ditelusuri kembali. Tujuan utama pengumpulan data adalah untuk menunjang dan merupakan dasar bagi pengujian hasil temuan audit lingkungan,  Pengujian Prinsip utama audit lingkungan adalah bahwa informasi yang disajikan oleh tim auditor telah diuji dan dikonfirmasikan. Dokumentasi yang dihasilkan oleh tim auditor harus menunjang semua pernyataan, atau telah teruji melalui pengamatan langsung
  • 65. 65 oleh tim auditor. Dalam menguji hasil temuan audit, tim auditor harus menjamin bahwa dokumen yang dihasilkan merupakan dokumen yang asli dan sah. Oleh karena itu tata laksana audit harus menentukan tingkat pengujian data yang dibutuhkan, atau harus ditentukan oleh tim auditor.  Evaluasi hasil temuan Hasil temuan audit harus dievaluasi sesuai dengan tujuan audit dan tata laksana yang telah disetujui untuk menjamin bahwa semua isu/masalah telah dikaji. Dokumentasi penunjang harus dikaji secara teliti sehingga semua hasil temuan telah ditunjang oleh data dan diuji secara tepat.  Pertemuan akhir Setelah penelitian lapangan selesai, tim auditor harus memaparkan hasil temuan pendahuluan dalam suatu pertemuan akhir secara resmi. Pertemuan ini akan mendiskusikan berbagai hal yang belum terpecahkan atau informasi yang belum tersedia. Tim auditor harus mengkaji hasil temuannya secara garis besar dan menentukan waktu penyelesaian laporan akhir. Seluruh dakumentasi selama penelitian harus dikembalikan kepada penanggung jawab usaha atau kegiatan. 1. Pasca Audit
  • 66. 66 Tim auditor akan menyusun laporan tertulis secara lengkap sebagai hasil pelaksanaan audit lingkungan. Laporan tersebut juga mencakup pemaparan tentang rencana tindak lanjut terhadap isu-isu lingkungan yang telah diidentifikasi. Audit lingkungan di Indonesia Sesuai dengan GBHN 1993, sistem yang dianut dalam pelaksanaan pembangunan nasional adalah pembangunan yang berwawasan lingkungan. “Pembangunan yang dilakukan untuk mengolah sumber daya alam, tetap memperhatikan kelestarian lingkungan.” Jenis audit lingkungan berdasarkan Peraturan Nasional, yaitu : v Audit Lingkungan Wajib Audit lingkungan adalah suatu proses evaluasi yang dilakukan oleh penanggungjawab usaha dan/atau kegiatan berdasarkan perintah Menteri Lingkungan Hidup dan ketidakpatuhan penganggungjawab usaha dan atau kegiatan terhadap peraturan perundang- undangan di bidang pengelolaan lingkungan hidup yang terkait dengan kegiatan tersebut. (KEP- 30/MENLH/2001). v Audit Lingkungan Sukarela
  • 67. 67 Audit lingkungan adalah suatu alat manajemen yang meliputi evaluasi secara sistematik, terdokumentasi, periodik dan obyektif tentang bagaimana suatu kinerja organisasi sistem manajemen dan peralatan dengan tujuan menfasilitasi kontrol manajemen terhadap pelaksanaan upaya pengendalian dampak lingkungan dan pengkajian pentaatan kebijakan usaha atau kegiatan terhadap peraturan perundang-undangan tentang pengelolaan lingkungan hidup. (KEP- 42/MENLH/111994). Dasar hukum pelaksanaan audit lingkungan di Indonesia adalah UU RI Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup dan KEPMEN LH Nomor KEP-42 MENLH/11/1994 Tentang Pedoman Umum Pelaksanaan Audit Lingkungan ISO 14001 adalah standar lingkungan terhadap organisasi yang dinilai. Ini menentukan persyaratan untuk EMS, yang menyediakan kerangka kerja bagi suatu organisasi untuk mengendalikan dampak lingkungan dari kegiatan, produk dan jasa. Standar lain untuk isu-isu lingkungan hidup adalah ISO 1OOO. Ketika melihat audit lingkungan, kadang terpikir ini adalah sebuah ruang untuk menjaga tetap berkualitasnya kondisi lingkungan hidup. Dalam
  • 68. 68 pembelajaran, terlihat jelas bahwa audit lingkungan hanya merupakan sebuah kesukarelaan. Bahkan yang dibelajarkan adalah audit lingkungan dalam ISO 14000, bukan pada audit lingkungan yang termaktub dalam perundang- undangan negeri ini. Kementerian Lingkungan Hidup sendiri telah mengeluarkan turunan UU mengenai audit lingkungan, yaitu KepMenLH No 30/2001 juga sebelumnya pada KepMenLH No 42/1994. Gaung Audit Lingkungan mulai menggema ketika WALHI (Wahana Lingkungan Hidup Indonesia) berpendapat bahwa sistem AMDAL yang ada sepatutnya dilengkapi dengan audit lingkungan. Namun kenyataannya masih sangat sulit melihat terjadinya proses audit lingkungan terhadap pelaku usaha. Hal ini juga lebih dikarenakan tidak ada kewajiban pelaku usaha untuk melakukan audit lingkungan, yang ada hanyalah kesukarelaan. Dalam Standar Nasional Indonesia, pedoman audit lingkungan telah diabolisi (tidak dipergunakan lagi). Diantaranya adalah SNI 19-14010-1997 tentang Pedoman audit lingkungan – Prinsip umum, SNI 19-14011-1997 tentang Pedoman untuk pengauditan lingkungan – Prosedur audit – Pengauditan sistem manajemen lingkungan dan SNI 19-14012-1997 tentang Pedoman audit untuk
  • 69. 69 lingkungan Kriteria kualifikasi untuk auditor lingkungan. Melihat tidak pentingnya audit lingkungan dalam tataran kebijakan, maka tidak salah bila telah terjadi pengarahan negeri bencana ini ke arah ecosida, yang bisa jadi terjadi tidak lebih dari 7 tahun lagi. Audit lingkungan adalah proses jalan panjang yang harus dimulai dan dikampanyekan oleh semua pihak demi keselamatan umat manusia. Banyak perusahaan di Indonesia yang telah melaksanakan aktivitas CSR (corporate social responsibility / pertanggungjawaban sosial perusahaan) di lapangan. Akan tetapi belum banyak yang mengungkapkan aktivitas tersebut dalam sebuah laporan. Hanya beberapa perusahaan yang telah mengungkapkan informasi lingkungan dan tanggungjawab sosial di dalam laporan tahunan perusahaan. Beberapa di antaranya membuat laporan CSR tersendiri, terpisah dari laporan tahunan. Dibandingkan dengan negara lain, harus diakui bahwa perkembangan praktik laporan keberlanjutan di Indonesia berjalan lambat. Jika penyusunan laporan keuangan diwajibkan oleh Undang-undang Perseroan Terbatas, sedangkan untuk laporan keberlanjutan belum ada ketentuan perundang- undangan yang mewajibkan pembuatan laporan tersebut. Khusus untuk
  • 70. 70 mewajibkan penyusunan laporan keberlanjutan di Indonesia nampaknya masih perlu waktu, terutama kesiapan dalam sistem pendukung seperti adanya standar pelaporan yang bisa diterima secara umum dan ketersediaan tenaga yang berkompeten untuk menyusun laporan tersebut, termasuk tenaga yang melakukan fungsi assurance. 2.2.2 WADUK Dikenal juga dengan reservoir (dari bahasa Perancis berarti "gudang") adalah danau alam atau danau buatan, kolam penyimpan atau pembendungan sungai yang bertujuan untuk menyimpan air. Waduk dapat dibangun di lembah sungai pada saat pembangunan sebuah bendungan atau penggalian tanah atau teknik konstruksi konvensional seperti pembuatan tembok atau menuang beton. Istilah 'reservoir' dapat juga digunakan untuk menjelaskan penyimpanan air di dalam tanah seperti sumber air di bawah sumur minyak atau sumur air. Pembangunan waduk buatan umumnya dilakukan di lahan yang bebas dari jangkauan warga ataupun jauh dari kawasan keramaian. Namun, setelah selesai, fungsi waduk ini dapat digunakan untuk menarik wisatawan ataupun menjadi objek wisata. Waduk ini biasanya dibangun mengunakan semin dibagian sisi waduk. Jenis Waduk : 1. Waduk lembah Gambar 2.10 Waduk Jatiluhur, Jawa Barat
  • 71. 71 Gambar 2.11 Danau Stocks di Lancashire,Inggris. Gambar 2.12 Haweswater di Lake District, Inggris sebagai sumber air untuk Manchester. Bendungan juga dibangun di lembah dengan memanfaatkan topografinya dan mendapatkan air untuk waduk. Bagian pinggir lembah dimanfaatkan sebagai tembok dan bendungannya terletak di bagian yang paling sempit, yang biasanya memberikan kekuatan lebih besar dengan biaya yang lebih rendah. Di banyak tempat, pembangunan waduk lembah melibatkan pemindahan penduduk dan artifak bersejarah, seperti misalnya pemindahan kuil Abu Simbel saat pembangunan Bendungan Aswan. Pembangunan waduk lembah juga melibatkan pemecahan sungai saat prosesnya, biasanya dengan membangun terowongan atau saluran khusus Di wilayah berbukit, bendungan biasanya dibangun dengan memperluas danau yang sudah ada. Bila topografi lokasinya kurang cocok untuk waduk besar, beberapa waduk kecil biasanya dibangun dan dibikin rantai seperti lembah Sungai Taff ketika tiga waduk, Waduk Llwyn-on, Waduk Cantref, dan Waduk Beacons. 2. Waduk sisi sungai
  • 72. 72 Waduk sisi sungai dibangun dengan memompa air dari sungai. Waduk seperti ini biasanya dibangun melalui eskavasi dan konstruksi pada bagian tanggul yang biasanya mencakup lebih dari 6 km.Air yang disimpan di waduk seperti ini biasanya diendapkan selama beberapa bulan agar kontaminanan dan tingkat kekeruhannya berkurang secara alami 3. Waduk pelayanan Waduk pelayanan adalah waduk yang dibangun dekat dengan titik distribusi, dengan air yang sudah disterilkan dan dibersihkan. Waduk pelayanan biasanya dibangun berbentuk menara air yang dibangun di atas pilar beton di wilayah datar. Beberapa lainnya dibangun di bawah tanah, terutama untuk waduk pelayanan di negara-negara yang dipenuhi bukit atau pegunungan. Pembangunan waduk buatan Pembangunan waduk buatan sendiri umumnya dilakukan di lahan yang bebas dari jangkauan warga ataupun jauh dari kawasan keramaian. Namun, setelah selesai, fungsi waduk ini dapat digunakan untuk menarik wisatawan ataupun menjadi objek wisata. Waduk ini biasanya dibangun mengunakan semin dibagian sisi waduk. Iklim kering dan kelangkaan air di India menyebabkan perkembangan awal teknik pengelolaan air, termasuk pembangunan waduk di Girnar pada 3000 SM Danau buatan yang dibuat pada abad ke-5 SM telah ditemukan di Yunani kuno Kegunaan Waduk Buatan : - Penyedia air langsung Banyak sungai yang dibendung dan kebanyakan bagian sisi waduk digunakan untuk menyediakan pakan air baku instalasi pengolahan air yang mengirim air minum melalui pipa-pipa air. Waduk tidak hanya menahan air sampai tingkat yang dibutuhkan, waduk juga dapat menjadi bagian pertama dalam proses pengolahan air. Waktu ketika air ditahan sebelum dikeluarkan dikenal sebagai waktu retensi. Ini merupakan salah satu fitur desain
  • 73. 73 yang memudahkan partikel dan endapan lumpur untuk mengendap seperti ketika melakukan perawatan biologi alami menggunakan alga, bakteri, dan zooplankton yang hidup secara alami dengan air. Namun, proses alami limnologis dalam danau beriklim sedang menghasilkan stratifikasi suhu di dalam badan air yang cenderung membagi kedalam beberapa elemen sepertimangan dan fosfor kedalam air anoxic dingin selama bulan musim panas. Dalam musim gugur dan musim dingin danau menjadi bercampur lagi secara penuh. Selama kondisi kekeringan, danau kadang perlu menarik ke bawah air dingin dan terutama meningkatkan kadar mangan yang menyebabkan masalah dalam pengolahan air. - Hidroelektrisitas Gambar 2.13 Bendungan Hidroelektrisitas dalam bagian silang. Sebuah waduk dapat membangkitkan hidroelektrisitas termasuk turbin air yang terhubung dengan penahan badan air dengan pipa berdiameter besar. Turbin ini membangkitkan perangkat yang mungkin berada pada dasar bendungan atau lainnya yang jauh jaraknya. Beberapa waduk menghasilkan hidroelektrisitas menggunakan pompa yang diisi ulang seperti waduk tingkat tinggi yang diisi dengan air menggunakan pompa elektrik berkinerja tinggi pada waktu kerika permintaann listrik rendah dan kemudian menggunakan air yang tersimpan untuk
  • 74. 74 membangkitkan elektrisitas dengan melepas air yang tersimpan kedalam waduk tingkat rendah ketika permintaan listrik tinggi. Sistem seperti ini disebut skema . - Kontrol sumber daya air Waduk bisa digunakan dengan berbagai cara untuk mengontrol aliran air melalui saluran ke hilir.  Suplai air ke hilir - Air bisa dilepaskan dari waduk yang lebih tinggi sehingga bisa disaring menjadi air minum di daerah yang lebih rendah, kadang bahkan ratusan mil lebih rendah dari waduk tersebut.  Irigasi - Air di waduk untuk irigasi bisa dialirkan ke jaringan sejumlah kanal untuk fungsi pertanian atau sistem pengairan sekunder. Irigasi juga bisa didukung oleh waduk yang mempertahankan aliran air yang memungkinkan air diambil untuk irigasi di bagian yang lebih rendah dari sungai.  Kontrol banjir - juga dikenal sebagai atenuasi atau penyeimbangan waduk, waduk sebagai pengendali banjir mengumpulkan air saat terjadi curah hujan tinggi, dan perlahan melepaskannya selama beberapa minggu atau bulan. Beberapa dari waduk seperti ini dibangun melintang tehadap aliran sungai dengan aliran air dikontrol melalui orrifice plate. Saat aliran sungai melewati kapasitas orrific plate di belakang waduk, air akan berkumpul di dalam waduk. Namun saat aliran air berkurang, air di dalam waduk akan dilepaskan secara perlahan sampai waduk tersebut kembali kosong. Dalam beberapa
  • 75. 75 kasus waduk hanya berfungsi beberapa kali dalam satu dekade dan lahan di dalam waduk akan difungsikan sebagai tempat rekreasi dan berkumpulnya komunitas. Generasi baru dari bendungan penyeimbang dikembangkan untuk mengatasi konsekuensi perubahan iklim, yang disebut Flood Detention Reservoir (waduk penahan banjir). Karena waduk seperti ini bisa menjadi kering dalam waktu yang sangat lama, maka bagian intinya yang terbuat dari tanay liat terpengaruh dan mengurangi kekuatan strukturnya. Karena itu kini mulai dikembangkan penggunaan material daur ulang untuk menggantikan tanah liat.  Kanal-kanal - Di tempat-tempat yang tidak memungkinkan aliran air alami dialirkan ke kanal, waduk dibangun untuk menjamin ketersediaan air ke sungai. Contohnya saat kanal dibangun memanjat melintasi barisan perbukitan untuk sarana transportasi Gambar 2.14 Waduk Kupferbach untuk kepentingan rekreasi di Aachen, Jerman.  Rekreasi - Air bisa dilepaskan dari waduk untuk menciptakan atau meperkuat air bersih untuk olahraga kayak ataupun olahraga air lainnya Di sungai yang dipenuhi salmon seperti di Inggris, air secara khusus dilepaskan untuk mendorong aktivitas migrasi ikan dan menghasilkan variasi ikan bagi para pemancing.
  • 76. 76 - Penyeimbang aliran Gambar 2.15 Waduk sebagai penyeimbang aliran air Waduk bisa digunakan untuk menyeimbangkan aliran air di tempat yang manajemennya sangat maju, dengan menampung air saat aliran air deras dan melepaskannya kembali saat aliran melambat. Untuk bisa menjalankan fungsi ini tanpa campur tangan pompa, waduk membutuhkan pengendalian secara hati-hati melalui pintu air di bendungan. Saat badai besar datang, petugas waduk akan menghitung volume air yang akan bertambah selama badai ke waduk. Jika badai diramalkan akan melewati kapasitas waduk, air akan segera dilepaskan perlahan sebelum dan selama badai. Jika pengaturan dilakukan dengan akurat, maka badai besar tidak akan membuat waduk meluap dan daerah hilir tidak akan mengalami kerusakan besar akibat banjir. Perkiraan cuaca yang akurat sangat dibutuhkan agar petugas waduk bisa membuat perencanaan yang tepat untuk mengosongkan waduk saat hujan lebat terjadi. Dalam Banjir Queensland 2010-2011, petugas waduk menyalahkan perkiraan cuaca. Contoh waduk yang manajemennya cukup maju adalah Burrendong Dam di Australia dan Llyn Tegid di North Wales. Llyn Tegid adalah danau alami yang ketinggian permukaan airnya ditingkatkan dengan dinding rendah dan diisi dengan aliran Sungai Dee atau
  • 77. 77 dilepaskan tergantung kondisi sebagai bagian dari pengaturan Sungai Dee. Mode operasi seperti ini adalah bentuk dari sistem kapasitansi hidrolis dari sungai tersebut. - Rekreasi Gambar 2.16 Waduk Ria Rio sebagai salah satu waduk taman, tempat rekreasi di Jakarta Badan air yang tercipta karena waduk seringkali bisa memfasilitasi rekreasi seperti pemancingan, kapal boat, dan aktivitas lainnya. Aturan-aturan khusus bisa diterapkan untuk alasan keamanan dan melindungi kualitas air dan ekologi di daerah sekitarnya. Banyak waduk kini mendukung dan mendorong rekreasi yang lebih informal dan tidak terlalu berstrukur seperti sejarah alam, pengamatan burung, lukisan lanskap, jalan kaki dan hiking, serta juga sering memberikan papan informasi dan materi interpretasi untuk penggunaan manfaat secara lebih bertanggung jawab. - Keamanan Di beberapa negara besar, waduk diatur dalam perundang-undangan. Banyak usaha yang dilakukan untuk memperbaiki titik terlemah dari suatu bendungan, namun tujuan ini hanya meminimalisasi air yang tidak terkendali. Waduk yang tidak kuat konstruksinya akan menyebabkan air membanjiri seluruh wilayah di sekitar bendungan dengan arus yang kuat dan menimbulkan korban jiwa, seperti yang terjadi di Llyn Eigiauyang menewaskan 17 orang atau Waduk Situ Gintung yang menewaskan 100
  • 78. 78 orang sementara 902 orang harus mengungsi dan 100 orang hilang. - Perubahan lingkungan Berdasarkan keadaan, waduk dibuat untuk generasi hidro-elektrik juga dapat mengurangi atau menambah produksi bersih dari gas rumah kaca. Peningkatannya dapat terjadi jika terdapat pembusukan material tumbuhan di daerah banjir di anaerobik melepaskan lingkungan (metana dan karbon dioksida). Siswa dari Institut Nasional untuk penelitian dari Amazon menemukan bahwa waduk hidroelektrik melepas karbondioksida dalam jumlah besar akibat membusuknya pohon-pohon yang telah tumbang di waduk, khususnya selama dekade pertama setelah penutupan.Hal ini membuat dampak pemanasan global dari bendungan meningkat jauh lebih tinggi daripada pembangkit listrik yang menghasilkan kekuatan yang sama dari bahan bakar fosil Menurut laporan World Commission on Dams, ketika bendungan relatif besar, emisi gas rumah kaca dari reservoir bisa lebih tinggi daripada pembangkit listrik berbahan bakar minyak konvensional.Sebagai contoh, pada tahun 1990, dampakimpoundment di balik Balbina Dam di Brasil (diresmikan pada 1987) pada pemanasan global 20 kali lebih besar dari pembangkit listrik yang menghasilkan kekuatan yang sama dari bahan bakar fosil. - Limnologi Sebenarnya banyak kemiripan dari sudut pandang limnologi antara waduk dengan danau untuk ukuran yang sebanding. Hanya saja tetap ada perbedaan signifikan di antara keduanya[21]. Banyak waduk memiliki perbedaan akibat variasi ketinggian air sehingga membuat beberapa daerah tidak digenangi air