Sistem Pengolahan Air Limbah secara BiologisJoy Irman
Pelatihan Penyusunan Rencana Teknis Sistem Pengelolaan Air Limbah Terpusat (SPAL-T) terdiri dari beberapa modul, yaitu: Dasar-dasar Perencanaan Teknis SPAL-T, Perencanaan Teknis Unit Pelayanan, Perencanaan Teknis Unit Pengumpulan / Jaringan Perpipaan, Perencanaan Teknis Unit Pengolahan Air Limbah, Teknologi Pengolahan Lumpur, Konstruksi Bangunan, dan Rencana Anggaran Biaya. Masing-masing Modul terdiri atas beberapa sub-modul . Peserta pelatihan dapat memilih Modul/Sub-Modul sesuai dengan kebutuhannya masing-masing.
Pada aliran tertutup, khususnya aliran melalui lubang, kita dapat menggunakan beberapa rumus atau persamaan dasar fisika, seperti kekekalan energi. Aliran melalui lubang dapat dibedakan mulai dari tertekan bebas hingga lubang terendam. Adanya koefisien debit merupakan akibat dari adanya koefisien kontraksi dan koefisien pengurangan kecepatan.
Menentukan Koefisien Permeabilitas Dengan Pengukuran Kecepatan RembesanYahya M Aji
Semua jenis tanah tidak ada yang kedap air. Yang membedakan hanyalah waktu yang dibutuhkan air untuk melewati pori-pori tanah tersebut. Pada topic kali ini, akan dibahas penentuan koefisien permeabilitas tanah dengan pengukuran kecepatan rembesan. Teori Henry Darcy merupakan dasar dari metode ini.
Sistem Pengolahan Air Limbah secara BiologisJoy Irman
Pelatihan Penyusunan Rencana Teknis Sistem Pengelolaan Air Limbah Terpusat (SPAL-T) terdiri dari beberapa modul, yaitu: Dasar-dasar Perencanaan Teknis SPAL-T, Perencanaan Teknis Unit Pelayanan, Perencanaan Teknis Unit Pengumpulan / Jaringan Perpipaan, Perencanaan Teknis Unit Pengolahan Air Limbah, Teknologi Pengolahan Lumpur, Konstruksi Bangunan, dan Rencana Anggaran Biaya. Masing-masing Modul terdiri atas beberapa sub-modul . Peserta pelatihan dapat memilih Modul/Sub-Modul sesuai dengan kebutuhannya masing-masing.
Pada aliran tertutup, khususnya aliran melalui lubang, kita dapat menggunakan beberapa rumus atau persamaan dasar fisika, seperti kekekalan energi. Aliran melalui lubang dapat dibedakan mulai dari tertekan bebas hingga lubang terendam. Adanya koefisien debit merupakan akibat dari adanya koefisien kontraksi dan koefisien pengurangan kecepatan.
Menentukan Koefisien Permeabilitas Dengan Pengukuran Kecepatan RembesanYahya M Aji
Semua jenis tanah tidak ada yang kedap air. Yang membedakan hanyalah waktu yang dibutuhkan air untuk melewati pori-pori tanah tersebut. Pada topic kali ini, akan dibahas penentuan koefisien permeabilitas tanah dengan pengukuran kecepatan rembesan. Teori Henry Darcy merupakan dasar dari metode ini.
STRATEGI PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN POTENSI PARIWISATA KAWASAN WADUK JEHEM KABUPA...deliadzanni
Studi kelayakan terhadap pembangunan waduk yang telah dilaksanakan sebelumnya oleh Satuan Kerja Sementara Pengembangan dan Pengelolaan Sumber Air Bali, Bagian Pelaksana Kegiatan Pengelolaan Sumber Air/PPSA Bali melalui Kegiatan Studi Kelayakan Waduk Jehem di Kabupaten Bangli, Tahun Anggaran 2005, dilakukan dengan lingkup pemanfaatanhanya untuk pemenuhan air irigasi dan airbaku di Kabupaten Bangli. Tahap perencanaan waduk ini seperti Desain Detail (DD), Model Test dan Analisis Terhadap Dampak Lingkungan (Amdal) juga telah dilaksanakan. Hasil kajian ekonomi pada studi kelayakan menyatakan bahwa pembangunan waduk layak untuk dilaksanakan.
Makalah ini memaparkan teori dan prinsip HAM dalam perspektif Barat dan prinsip HAM yang ada dalam Islam. Disusun penulis dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Syarian dan HAM.
Sebagai salah satu pertanggungjawab pembangunan manusia di Jawa Timur, dalam bentuk layanan pendidikan yang bermutu dan berkeadilan, Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur terus berupaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan masyarakat. Untuk mempercepat pencapaian sasaran pembangunan pendidikan, Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur telah melakukan banyak terobosan yang dilaksanakan secara menyeluruh dan berkesinambungan. Salah satunya adalah Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) jenjang Sekolah Menengah Atas, Sekolah Menengah Kejuruan, dan Sekolah Luar Biasa Provinsi Jawa Timur tahun ajaran 2024/2025 yang dilaksanakan secara objektif, transparan, akuntabel, dan tanpa diskriminasi.
Pelaksanaan PPDB Jawa Timur tahun 2024 berpedoman pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 1 Tahun 2021 tentang Penerimaan Peserta Didik Baru, Keputusan Sekretaris Jenderal Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi nomor 47/M/2023 tentang Pedoman Pelaksanaan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 1 Tahun 2021 tentang Penerimaan Peserta Didik Baru pada Taman Kanak-Kanak, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas, dan Sekolah Menengah Kejuruan, dan Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 15 Tahun 2022 tentang Pedoman Pelaksanaan Penerimaan Peserta Didik Baru pada Sekolah Menengah Atas, Sekolah Menengah Kejuruan dan Sekolah Luar Biasa. Secara umum PPDB dilaksanakan secara online dan beberapa satuan pendidikan secara offline. Hal ini bertujuan untuk mempermudah peserta didik, orang tua, masyarakat untuk mendaftar dan memantau hasil PPDB.
1. 1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Bendungan Ir. H. Juanda atau yang biasa disebut juga sebagai Waduk
Jatiluhur terletak di Kabupaten Purwakarta, Provinsi Jawa Barat, dan memiliki
jarak yang cukup dekat dan terletak diantara kota – kota besar di Pulau Jawa
Bagian barat, seperti DKI Jakarta dan Bandung serta dapat diakses dengan mudah
karena terlewati oleh jalan tol, seperti ruas tol Cikampek dan Cipularang. Waduk
Jatiluhur membendung aliran Sungai Citarum di Kecamatan Jatiluhur, Kabupaten
Purwakarta, Provinsi Jawa Barat. Namun demikian setelah dibangun Waduk
Saguling dan Cirata di atasnya, laju sedimentasi semakin menurun. (PJT II, 2011)
Ekowisata secara sederhana dapat didefinisikan sebagai perjalanan
wisata yang penuh tanggung jawab ke suatu destinasi wisata dengan tujuan untuk
mengkonservasi alam serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat lokal. Jika
pariwisata berbasis alam hanya melakukan perjalanan ke tempat-tempat alami,
ekowisata secara langsung memberikan manfaat bagi
lingkungan, budaya dan ekonomi masyarakat lokal. Seorang wisatawan yang
melakukan kegiatan wisata berbasis alam hanya dapat pergi mengamati burung
saja, namun seorang ekoturis pergi mengamati burung dengan pemandu lokal,
tinggal di penginapan yang dimiliki oleh masyarakat lokal, serta berkontribusi
terhadap ekonomi masyarakat lokal.
Pariwisata berkelanjutan mencakup semua segmen industri dengan
pedoman dan kriteria yang bertujuan untuk mengurangi dampak lingkungan,
terutama penggunaan sumber daya yang tidak terbarukan. Pariwisata
berkelanjutan menggunakan standar yang terukur, dan ditujukan untuk
meningkatkan kontribusi pariwisata terhadap pembangunan berkelanjutan serta
pelestarian terhadap lingkungan.
Dari penjelasan singkat diatas dapat diambil kesimpulan bahwa
ekowisata merupakan suatu aktivitas pariwisata yang berupaya untuk
meminimalisir dampak negative terhadap kegiatan pariwisata, sementara
2. 2
pariwisata berkelanjutan merupakan suatu sistem yang kompleks,
berkesinambungan serta terstandarisasi. Perbedaan ekowisata dan pariwisata
berkelanjutan terletak pada ruang lingkupnya, namun dalam hal visi atau tujuan,
ekowisata dan pariwisata berkelanjutan tidak memiliki perbedaan.
Pembangunan pariwisata yang terpadu dan berkelanjutan perlu
memperhatikan dampak serta aspiratif dengan adat istiadat masyarakat di sekitar
daerah tujuan wisata. Seluruh stakeholders yang berhubungan langsung dengan
dunia pariwisata terlibat dalam perencanaan pembangunan suatu obyek daerah
tujuan wisata. Masyarakat setempat, wisatawan, pengusaha (investor), biro
perjalanan, serta Pemerintah Daerah harus saling terpadu untuk berupaya secara
maksimal mengembangkan potensi wisata yang memperhitungkan keuntungan
serta manfaat rakyat banyak.
Industri pariwisata yang berkembang dengan baik akan membuka
kesempatan terciptanya peluang usaha, kesempatan berwiraswasta, serta
terbukanya lapangan kerja yang cukup luas bagi penduduk setempat, bahkan
masyarakat dari luar daerah. Secara langsung dengan dibangunnya sarana dan
prasarana kepariwisataan di daerah tujuan wisata tersebut maka akan banyak
tenaga kerja yang diperlukan oleh proyek-proyek, seperti pembuatan jalan-jalan ke
obyek-obyek pariwisata, jembatan, usaha kelistrikan, penyediaan sarana air
bersih, pembangunan lokasi rekreasi, angkutan wisata, terminal, lapangan udara,
perhotelan, restoran, biro perjalanan, pusat perbelanjaan, sanggar-sanggar kesenian
dan tempat-tempat hiburan lainnya.
Perputaran uang akan meningkat dengan adanya kunjungan para
wisatawan baik domestik maupun non-domestik, hal ini tentu akan mempunyai
pengaruh yang besar terhadap peningkatan penerimaan devisa negara, pendapatan
nasional serta pendapatan daerah. Walaupun demikian ada beberapa alasan di luar
faktor ekonomis yaitu yang bersifat non-ekonomis dalam pengembangan
pariwisata. Salah satu contoh adalah dalam rangka mempertahankan kelestarian
kebudayaan masyarakat setempat, keindahan alam sertamenyamakan persepsi
seluruh komponen masyarakat akan ke arah mana pariwisata dikembangkan.
Pembangunan pariwisata perlu direncanakan secara matang dan terpadu
dengan memperhatikan segala sudut pandang serta persepsi yang saling
mempengaruhi. Para pengambil kebijakan harus berhati-hati dalam
implementasinya, akan sangat bagus apabila sebelum kebijakan dijalankan
3. 3
dilakukan terlebih dahulu penelitian dan pengkajian yang mendalamterhadap
semua aspek yang berkaitan dengan dunia pariwisata. Mulai dari potensi yang
dimiliki daerah setempat, adat istiadat kebiasaan hidup masyarakat sekitar lokasi
pariwisata, kepercayaan yang dianutnya, sampai kepada kebiasaan dan tingkah
laku wisatawan yang direncanakan akan tertarik untuk berkunjung ke daerah
tujuan wisata yang siap dikembangkan. Dengan kebijakan yang memperhatikan
kompleksitas permasalahan tersebut diharapkan akan tercipta suasana lokasi
daerah tujuan wisata yang harmonis, aman, nyaman, bersih, bebas polusi dan
memiliki lingkungan yang terpelihara, sehingga menyenangkan semua pihak
khususnya para wisatawan.
Kendala dalam Pengembangan Pariwisata adalah sejak diundangkannya
UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, maka berbagai upaya
pengembangan potensi daerah menjadi menarik dan bahkan banyak dibicarakan
serta diupayakan oleh berbagai pihak untuk didayagunakan semaksimal mungkin.
Semua sektor dicari kemungkinannya untuk dapat dikembangkan sedemikian rupa
sehingga dapat memberikan kontribusi terhadap suksesnya implementasi roda
pemerintahan.
Hal ini juga terjadi pada dunia pariwisata. Dalam banyak hal pariwisata
memang menjadi potensi fokus orientasi kebijakan guna mendongkrak sumbangan
pendapatan daerah. Sejalan dengan pemikiran itu agaknya dapat dipahami apabila
terjadi eksploitasi secara berlebihan terhadap aset wisata yang dimiliki daerah-
daerah tertentu. Hal ini juga sejalan dengan semangat ditetapkanya otonomi
daerah, dimana dengan dilaksanakan otonomi daerah diharapkan terjadi revitalisasi
dan pemberdayaan daerah yang lebih tepat dan sesuai dengan kehendak
masyarakat secara proporsional. Pemerintah Propinsi, Kabupaten/ Kota diharapkan
mampu mengartikulasikan kepentingan dan merumuskan kebijakan serta
mengambil kebijakan secara tepat, cepat dan sesuai dengan kebutuhan,sehingga
pengembangan terhadap potensi yang ada dapat dilaksanakan dengan lebih optimal
dan pada gilirannya akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara
keseluruhan.
Tetap dalam pembahasan implementasi otonomi daerah, pendelegasian
berbagai kewenangan kepada pemerintah daerah termasuk urusan kepariwisataan
sudah semestinya dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya dalam artian haruslah
dikelola secara efektif dan sistematik baik dijajaran pemerintahan maupun
4. 4
masyarakat pengelola aset pariwisata. Potensi pariwisata jika dicermati dengan
seksama dapat didekati dari berbagai aspek, seperti aspek ekonomi, sosial budaya,
aspek fisik, aspek politik, sumberdaya alam dan manusia sertalainnya. Oleh karena
itu, dalam kaitan dengan bidang pariwisata, berbagai potensi tadi merupakan aset
yang jika dimanfaatkan dengan baik akan mampu meningkatkan
performa pengelolaan kepariwsataan secara holistik dengan pendekatan
multidisilpliner, lintas sektoral dan lintas regional (meski tanpa mengesampingkan
lokalitas yang ada).
1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana perkembangan kegiatan pariwisata ramah lingkungan atau
ekowisata di Waduk Jatiluhur?
2. Bagaimana perkembangan pariwisata berkelanjutan di Waduk Jatiluhur?
1.3 TUJUAN
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah:
1. Mengetahui perkembangan kegiatan pariwisata ramah lingkungan atau
ekowisata yang sudah berjalan serta perencanaan kedepannya.
2. Mengetahui serta menganalisis pelaksanaan dan perkembangan pariwisata
berkelanjutan di DTW tersebut
1.4 MANFAAT PENELITIAN
Manfaat pembuatan makalah ini adalah :
1. Manfaat Teoritis
Secara teoritis penulisan makalah ini bermanfaat untuk mengembangkan
keilmuan dalam bidang pariwisata khususnya tentang ekowisata dan
pengembangan pariwisata berkelanjutan.
2. Manfaat Praktis
5. 5
a. Bagi penulis, hasil analisis dapat dijadikan pengalaman penelitian berkaitan
dengan pengembangan pariwisata, khususnya pariwisata ramah lingkungan
dan pariwisata berkelanjutan di suatu Daerah Tujuan Wisata.
b. Bagi dosen, dapat dijadikan alternatif pemilihan teknik pembelajaran yang
efektif untuk meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam menganalisis
suatu Daerah Tujuan Wisata.
6. 6
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 TEORIUMUM
2.1.1 EKOLOGI
Ekologi berasal dari bahasa Yunani, oikos yang berarti habitat
dan logos yang berarti ilmu. Ekologi pertama kali dicetuskan oleh
seorang ahli Biologi dari Jerman, Ernst Haeckel pada tahun 1860.
Menurutnya, ekologi merupakan ilmu mengenai hubungan timbal balik
antar unsur hayati dengan tata alam di sekitarnya.
Pendapat beberapa ahli mengenai pengertian ekologi :
Odum (1971) : Ekologi adalah kajian terstruktur dan fungsi
alam, tentang struktur dan interaksi antara sesama
organisme dengan lingkungannya.
Odum (1975) : Ekologi adalah kajian tentang rumah tangga
bumi termasuk flora, fauna, mikroorganisme, dan manusia
yang hidup bersama dan saling bergantung satu sama lain.
Miller (1975) : Ekologi adalah ilmu tentang hubungan
timbal balik antara organisme dan sesamanya serta dengan
lingkungan tempat tinggalnya.
Otto Soemarwoto : Ekologi adalah ilmu tentang hubungan
timbal balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya.
Ekologi sendiri merupakan bagian dari ilmu biologi.
Berdasarkan didalam ekologi, makhluk hidup dipelajari sebagai
kesatuan atau sistem dengan lingkungannya. Pembahasan ekologi tidak
lepas dari pembahasan ekosistem yang dimana dengan berbagai
komponen penyusunnya, yaitu seperti pada faktor biotik dan abiotik.
Faktor biotik adalah makhluk hidup yang terdiri dari manusia,
hewan, tumbuhan, dan mikroba sedangkan faktor abiotik tediri dari
antara lain suhu, air, kelembaban, cahaya, dan topografi. Ekologi juga
berhubungan erat dengan tingkatan-tingkatan organisasi makhluk
hidup yaitu populasi, komunitas, dan ekosistem yang saling
7. 7
memengaruhi dan merupakan suatu sistem yang menunjukkan
kesatuan. Ekologi merupakan cabang ilmu yang masih relatif baru,
yang baru muncul pada tahun 70-an. Akan tetapi, ekologi mempunyai
pengaruh yang besar terhadap cabang biologinya.
Ekologi mempelajari bagaimana makhluk hidup dapat
mempertahankan kehidupannya dengan mengadakan hubungan antar
makhluk hidup dan dengan benda tak hidup di dalam tempat hidupnya
atau lingkungannya. Ekologi, biologi, dan ilmu kehidupan lainnya
saling melengkapi dengan zoologi dan botani yang menggambarkan
hal bahwa ekologi mencoba memperkirakan, dan ekonomi energi yang
menggambarkan kebanyakan rantai makanan manusia dan tingkat
tropik.
Para ahli ekologi mempelajari hal berikut:
1. Perpindahan energi dan materi dari makhluk hidup
yang satu ke makhluk hidup yang lain ke dalam
lingkungannya dan faktor-faktor yang menyebabkannya.
2. Perubahan populasi atau spesies pada waktu yang
berbeda dalam faktor-faktor yang menyebabkannya.
3. Terjadi hubungan antar spesies (interaksi antar spesies)
makhluk hidup dan hubungan antara makhluk hidup
dengan lingkungannya.
Kini para ekolog (orang yang mempelajari ekologi) berfokus
kepada Ekowilayah bumi dan riset perubahan iklim.
Dalam ekologi, tiga aspek utama yang dimiliki dan berlaku
dalam kajiannya adalah sebagai berikut :
Studi tentang hubungan organisme atau group dengan
lingkungannya.
Studi tentang hubungan antara organisme atau group
organisme terhadap lingkungannya.
Studi tentang struktur dan fungsi alam.
Prinsip-prinsip utama yang dianut dalam ekologi antara lain :
Interaksi (interaction)
Saling ketergantungan (interdependence)
Keanekaragaman (diversity)
8. 8
Keharmonisan (harmony)
Kemampuan berkelanjutan (sustainability)
2.1.2 LINGKUNGAN HIDUP
Berdasarkan UU No. 23 Tahun 1997, lingkungan hidup adalah
kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan dan makhluk
hidup termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi
kelangsungan peri kehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk
hidup lain.
Pendapat beberapa ahli mengenai pengertian lingkungan hidup :
Emil Salim : Lingkungan adalah sebagai benda,
kondisi, keadaan dan pengaruh yang terdapat dalam
ruang yang kita tempati dan mempengaruhi hal yang
hidup termasuk kehidupan manusia.
Otto Soemarwoto : Lingkungan hidup merupakan
semua benda dan kondisi yang ada dalam ruang kita
tempati dan mempengaruhi kehidupan kita.
Soedjono : mengartikan Lingkungan hidup sebagai
lingkungan fisik atau jasmani yang terdapat di alam.
Sambas Wirakusumah : Lingkungan merupakan semua
aspek kondisi eksternal biologis, dimana organisme
hidup dan ilmu-ilmu lingkungan menjadi studi aspek
lingkungan organisme itu.
Unsur – unsur lingkungan hidup terbagi atas :
Unsur biotik (hayati) : manusia, tumbuhan, hewan.
Unsur abiotik (non-hayati / fisik) : tanah, air, udara,
sinar matahari, dll.
Unsur sosial dan budaya : adat istiadat, sistem nilai,
norma.
Lingkungan hidup kita saat ini sedang menjadi perhatian dunia
karena telah mengalami kerusakan yang disebabkan oleh beberapa
faktor. Faktor yang mempengaruhi kerusakan lingkungan antara lain :
a. Faktor alam :
9. 9
Tsunami
Gempa bumi
Gunung meletus
Tornado
Banjir
Tanah longsor
b. Faktor manusia :
Hutan gundul akibat penebangan liar
Banjir akibat sampah dibuang
sembarangan
Kebakaran hutan
Perburuan liar
Pencemaran laut
Abrasi
Erosi
Upaya yang dilakukan untuk menjaga kelestarian lingkungan
hidup antara lain :
Menanam kembali hutan yang gundul.
Memperbanyak area hijau.
Mengatur pembuangan, pengelolaan, dan pendaur-ulangan
sampah.
Menggunakan konsep “green building” ketika membangun
bangunan.
Menghentikan dan menghindari eksploitasi berlebihan
terhadap sumber daya alam.
Memberikan sanksi yang tegas terhadap pelaku pencemaran
dan pengerusakan lingkungan.
Melakukan analisis mengenai dampak lingkungan
(AMDAL).
Mengajarkan dan mengkampanyekan pola hidup ramah
lingkungan kepada masyarakat.
10. 10
2.1.3 DAYA DUKUNG LINGKUNGAN
Menurut Soerjani et al. (1987), pengertian daya dukung
lingkungan adalah batas teratas dari pertumbuhan suatu populasi saat
jumlah populasi tidak dapat didukung lagi oleh sarana, sumber daya
dan lingkungan yang ada. Menurut Khana dalam KLH (2010) daya
dukung lingkungan dapat didefinisikan sebagai kemampuan untuk
mendapatkan hasil atau produk di suatu daerah dari sumber daya alam
yang terbatas dengan mempertahankan jumlah dan kualitas sumber
dayanya.
Sesuai dengan pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa
daya dukung lingkungan tidak hanya diukur dari kemampuan
lingkungan dan sumberdaya alam dalam mendukung kehidupan
manusia, tetapi juga dari kemampuan menerima beban pencemaran dan
bangunan.
Menurut UU No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup, Lingkungan Hidup adalah kesatuan
ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup,
termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi alam itu
sendiri, kelangsungan peri kehidupan, dan kesejahteraan manusia serta
makhluk hidup lain.
Pengertian (Konsep) dan Ruang Lingkup Daya Dukung
Lingkungan Menurut UU No. 23 / 1997, daya dukung lingkungan
hidup adalah kemampuan lingkungan hidup untuk mendukung peri
kehidupan manusia, makhluk hidup lain, dan keseimbangan antar
keduanya. Menurut Soemarwoto (2001), daya dukung lingkungan pada
hakekatnya adalah daya dukung lingkungan alamiah, yaitu berdasarkan
bioma tumbuhan dan hewan yang dapat dikumpulkan dan ditangkap
per satuan luas dan waktu di daerah itu. Menurut Khanna (1999), daya
dukung lingkungan hidup terbagi menjadi 2 (dua) komponen, yaitu
kapasitas penyediaan (supportive capacity) dan kapasitas tampung
limbah (assimilative capacity). Kapasitas penyediaan meliputi unsur
lingkungan hidup yang terdiri dari sumberdaya hayati maupun non
hayati, sumber daya buatan, dan sumber daya manusia. Kapasitas
tamping limbah adalah kemampuan lingkungan hidup untuk menyerap
11. 11
zat, energy, dan atau komponen lain yang masuk atau dimasukkan ke
dalamnya.
Sedangkan menurut Lenzen (2003), kebutuhan hidup manusia
dari lingkungan dapat dinyatakan dalam luas area yang dibutuhkan
untuk mendukung kehidupan manusia. Luas area untuk mendukung
kehidupan manusia ini disebut jejak ekologi (ecological footprint).
Lenzen juga menjelaskan bahwa untuk mengetahui tingkat
keberlanjutan sumber daya alam dan lingkungan, kebutuhan hidup
manusia kemudian dibandingkan dengan luas aktual lahan produktif.
Perbandingan antara jejak ekologi dengan luas aktual lahan produktif
ini kemudian dihitung sebagai perbandingan antara lahan tersedia dan
lahan yang dibutuhkan. Carrying capacity atau daya dukung
lingkungan mengandung pengertian kemampuan suatu tempat dalam
menunjang kehidupan mahluk hidup secara optimum dalam periode
waktu yang panjang. Daya dukung lingkungan dapat pula diartikan
kemampuan lingkungan memberikan kehidupan organisme secara
sejahtera dan lestari bagi penduduk yang mendiami suatu kawasan.
Definisi Daya Dukung Lingkungan / Carrying Capacity yang
lain adalah sebagai berikut :
a. Jumlah organisme atau spesies khusus secara maksimum dan
seimbang yang dapat didukung oleh suatu lingkungan.
b. Jumlah penduduk maksimum yang dapat didukung oleh
suatu lingkungan tanpa merusak lingkungan tersebut.
c. Jumlah makhluk hidup yang dapat bertahan pada suatu
lingkungan dalam periode jangka panjang tanpa
membahayakan lingkungan tersebut.
d. Jumlah populasi maksimum dari organisme khusus yang
dapat didukung oleh suatu lingkungan tanpa merusak
lingkungan tersebut.
e. Rata-rata kepadatan suatu populasi atau ukuran populasi dari
suatu kelompok manusia dibawah angka yang diperkirakan
akan meningkat, dan diatas angka yang diperkirakan untuk
menurun disebabkan oleh kekurangan sumber daya.
Kapasitas pembawa akan berbeda untuk tiap kelompok
12. 12
manusia dalam sebuah lingkungan tempat tinggal,
disebabkan oleh jenis makanan, tempat tinggal, dan kondisi
sosial dari masing-masing lingkungan tempat tinggal
tersebut.
Dengan demikian, daya dukung lingkungan hidup terbagi
menjadi dua komponen yaitu kapasitas penyediaan (supportive
capacity) dan kapasitas tampung limbah (assimilative capacity).
2.1.4 EKOSISTEM
Ekosistem adalah suatu sistem ekologi yang terbentuk oleh
hubungan timbal balik tak terpisahkan antara makhluk hidup dengan
lingkungannya. Ekosistem bisa dikatakan juga suatu tatanan kesatuan
secara utuh dan menyeluruh antara segenap unsur lingkungan hidup
yang saling mempengaruhi.
Ekosistem merupakan penggabungan dari setiap unit biosistem
yang melibatkan interaksi timbal balik antara organisme dan
lingkungan fisik sehingga aliran energi menuju kepada suatu struktur
biotik tertentu dan terjadi suatu siklus materi antara organisme dan
anorganisme. Matahari sebagai sumber dari semua energi yang ada.
Ekosistem pertama kali dipopulerkan oleh Sir Arthur George
Tansley (15 Agustus 1871 – 25 November 1955). Menurutnya,
ekosistem adalah suatu unit ekologi yang didalamnya terdapat struktur
dan fungsi. Struktur yang dimaksudkan adalah berhubungan dengan
keanekaragaman spesies (species diversity). Pada ekosistem yang
strukturnya kompleks, maka akan memiliki keanekaragaman spesies
yang tinggi.
Pendapat beberapa ahli mengenai definisi ekosistem, yaitu :
• Menurut Odum (1993)
Ekosistem adalah unit fungsional dasar dalam
ekologi yang di dalamnya tercakup organisme
dan lingkungannya (lingkungan biotik dan
abiotik) dan di antara keduanya saling
memengaruhi. Ekosistem dikatakan sebagai
suatu unit fungsional dasar dalam ekologi
13. 13
karena merupakan satuan terkecil yang memiliki
komponen secara lengkap, memiliki relung
ekologi secara lengkap, serta terdapat proses
ekologi secara lengkap, sehingga dalam unit ini
siklus materi dan arus energi terjadi sesuai
dengan kondisi ekosistemnya.
• Woodbury (1954)
Pengertian Ekosistem adalah tatanan kesatuan
secara kompleks di dalamnya terdapat habitat,
tumbuhan dan binatang yang dipertimbangkan
sebagai unit kesatuan secara utuh, sehingga
semuanya akan menjadi bagian mata rantai
siklus materi dan aliran energi.
• Soemarwoto (1983)
Ekosistem yaitu suatu sistem ekologi yang
terbentuk oleh hubungan timbal balik antara
makhluk hidup dan lingkungannya. Tingkatan
organisasi ini dikatakan sebagai suatu sistem
karena memiliki komponen komponen dengan
fungsi berbeda yang terkoordinasi secara baik
sehingga masing masing komponen terjadi
hubungan timbal balik. Hubungan timbal balik
terwujudkan dalam rantai makanan dan jaring
makanan yang pada setiap proses ini terjadi
aliran energi dan siklus materi.
• Berdasarkan UU Lingkungan Hidup tahun 1997
Ekosistem merupakan tatatan kesatuan cara
yang utuh menyeluruh antara segenap unsur
lingkungan hidup yang saling mempengaruhi.
Unsur unsur lingkungan hidup baik unsur biotik
maupun abiotik, baik makhluk hidup maupun
benda mati, semuanya tersusun sebagai satu
kesatuan dalam ekosistem yang masing masing
tidak bisa berdiri sendiri, tidak bisa hidup
14. 14
sendiri, melainkan saling berhubungan, saling
mempengaruhi, saling berinteraksi, sehingga
tidak dapat dipisah-pisahkan.
Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa ekosistem
adalah suatu proses yang terbentuk karena adanya hubungan timbal
balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya.
2.1.4.1 KOMPONEN EKOSISTEM
Komponen ekosistem terbagi atas dua, yaitu :
A. Komponen Biotik / hayati
Komponen biotik adalah suatu komponen
yang menyusun suatu ekosistem selain
komponen abiotik (tidak bernyawa).
Komponen biotik terdiri dari 3, yakni
Produsen, Konsumen, dan Pengurai.
Produsen
Produsen adalah mahluk hidup yang
dapat menghasilkan makanan sendiri
melalui proses fotosintesis, dengan
demikian kelompok produsen
ditempati tumbuhan yang berklorofil.
Heterotrof / Konsumen
Komponen heterotrof terdiri dari
organisme yang memanfaatkan bahan-
bahan organik yang disediakan oleh
organisme lain sebagai makanannya .
Komponen heterotrof disebut juga
konsumen makro (fagotrof) karena
makanan yang dimakan berukuran
lebih kecil. Yang tergolong heterotrof
adalah manusia, hewan, jamur, dan
mikroba.
Dekomposer / Pengurai
15. 15
Pengurai atau dekomposer adalah
organisme yang menguraikan bahan
organik yang berasal dari organisme
mati. Pengurai disebut juga konsumen
makro (sapotrof) karena makanan
yang dimakan berukuran lebih besar.
Organisme pengurai menyerap
sebagian hasil penguraian tersebut dan
melepaskan bahan-bahan yang
sederhana yang dapat digunakan
kembali oleh produsen. Yang
tergolong pengurai adalah bakteri dan
jamur. Ada pula pengurai yang disebut
detritivor, yaitu hewan pengurai yang
memakan sisa-sisa bahan organik,
contohnya adalah kutu kayu.
Tipe dekomposisi ada tiga, yaitu:
Aerobik : oksigen adalah
penerima elektron / oksidan
Anaerobik : oksigen tidak terlibat.
Bahan organik sebagai penerima
elektron /oksidan
Fermentasi : anaerobik namun
bahan organik yang teroksidasi
juga sebagai penerima elektron.
komponen tersebut berada pada
suatu tempat dan berinteraksi
membentuk suatu kesatuan
ekosistem yang teratur. Misalnya,
pada suatu ekosistem akuarium,
ekosistem ini terdiri dari ikan
sebagai komponen heterotrof,
tumbuhan air sebagai komponen
autotrof, plankton yang terapung
16. 16
di air sebagai komponen pengurai,
sedangkan yang termasuk
komponen abiotik adalah air, pasir,
batu, mineral dan oksigen yang
terlarut dalam air.
B. Komponen Abiotik / non – hayati
Pengertian komponen abiotik adalah komponen
fisik dan kimiawi yang terdapat pada suatu
ekosistem sebagai medium atau substrak untuk
berlangsungnya suatu kehidupan.
Komponen-komponen abiotik adalah sebagai
berikut :
1. Udara
Udara adalah sekumpulan gas yang membentuk
atmosfer dan menyelimuti bumi. Udara bersih
dan udara kering yang ada di atmosfer
mengandung gas dengan komposisi permanen,
yaitu 21,94% Oksigen (O2); 78,09% Nitrogen
(N2) ; 0,032% Karbon dioksida (CO2); dan gas
lain (Ne, He, Kr, Xe, H2, CH4, N2O). Selain
dari itu, udara juga mengandung gas yang
jumlahnya dapat berubah-ubah seperti Sulfor
dioksida (SO2), uap air (H2O), Nitrogen
dioksida (NO2), Ozon (O3). Fungsi udara
adalah untuk menunjang kehidupan bagi
seluruh penghuni ekosistem. Contohnya gas O2
yang digunakan untuk respirasi makhluk hidup
dan gas CO2 yang digunakan untuk proses
fotosintesis tumbuhan.
2. Air
Air mengandung berbagai jenis unsur atau
senyawa kimia dalam jumlah bervariasi,
contohnya natrium, fosfat, kalsium, nitrit,
amonium. Jumlah unsur yang terkandung
17. 17
dalam air bergantung dengan kualitas udara dan
tanah yang dilalui air. Air dapat berubah wujud
menjadi bentuk uap, cairan atau es; yang
bergantung pada suhu lingkungan disekitarnya.
Volume air yang ada dibumi mencapai
1.400.000.000 km3, yang dirinci sekitar 97%
berupa air laut, 2% berupa gunung es yang ada
dikedua kutub bumi, 0,75% yang berupa air
tawar (mata air, sungai, danau, air tanah), dan
selebihnya itu berupa uap air.
3. Cahaya matahari
Intensitas dan kualitas cahaya mempengaruhi
proses fotosintesis. Air dapat menyerap cahaya
sehingga pada lingkungan air, fotosintesis
terjadi di sekitar permukaan yang terjangkau
cahaya matahari. Di gurun, intensitas cahaya
yang besar membuat peningkatan suhu
sehingga hewan dan tumbuhan tertekan.
4. Tanah
Tanah terbentuk karena proses destruktif
(pelapukan batuan, pembusukan senyawa
organik) dan sintesis (pembentukan mineral).
Komponen tanah yang utama, yaitu bahan
organik, air, bahan mineral, dan udara.
Tumbuhan mengambil air dan garam-garam
mineral yang ada di dalam tanah. Sementara
manusia memanfaatkan tanah sebagai lahan
pemukiman, peternakan, perkantoran, pertanian,
pertambangan, perindustrian, dan kegiatan
transportasi.
5. Suhu
Suhu adalah derajat energi panas yang berasal
dari radiasi sinar, terutama yang bersumber dari
matahari. Suhu udara berbeda-beda di setiap
18. 18
ekosistem yang bergantung pada garis lintang
(latitude) dan ketinggian tempat (altitude).
Makin dekat kutub, suhu udara pun makin
dingin dan kering. Suhu merupakan faktor
pembatas bagi kehidupan dan mempengaruhi
keanekaragaman hayati disuatu ekosistem.
Umumnya, makhluk hidup dapat bertahan
hidup di lingkungan yang memiliki suhu 0°C -
40°C. Pada suhu rendah, beberapa jenis
makhluk hidup akan melakukan hibernasi
(tidak aktif), namun akan aktif lagi saat suhu
kembali normal.
6. Garam Mineral
Konsentrasi garam mempengaruhi
keseimbangan air dalam organisme melalui
proses osmosis. Beberapa organisme terestrial
beradaptasi dengan lingkungan dengan
kandungan garam tinggi.
7. Kelembapan
Kelembapan dipengaruhi oleh intensitas, angin,
curah hujan, dan sinar matahari. Kelembapan
mempengaruhi pertumbuhan tumbuhan. Daerah
yang memiliki tingkat kelembapan berbeda
akan menghasilkan sebuah ekosistem yang
memiliki komposisi yang berbeda.
8. Derajat Keasaman (pH)
Keadaan pH tanah berpengaruhi terhadap
kehidupan tumbuhan. Tumbuhan akan tumbuh
dengan baik bila memiliki pH optimun, yaitu
berkisar 5,8-7,2. Nilai pH tanah dipengaruhi
oleh curah hujan, penggunaan pupuk, aktivitas
akar tanaman dan penguraian mineral tanah.
19. 19
2.1.4.2 BENTUK-BENTUK EKOSISTEM
Ekosistem secara umum terbagi ke dalam 2
bentuk besar,yaitu :
A. Ekosistem Alami
Merupakan ekosistem yang terbentuk secara
alami tanpa adanya campur tangan manusia. Ekosistem
alami dibedakan menjadi 2, yaitu :
1. Ekosistem darat
Ekosistem darat berada dalam area yang
sangat luas yang disebut dengan bioma. Tipe
bioma sangat dipengaruhi oleh iklim,
sedangkan iklim dipengaruhi dari letak
geografis dalam garis lintang dan ketinggian
tempat dari permukaan laut. Sebagian dari
nama bioma disesuaikan dengan vegetasi
yang dominan.
Tipe – tipe bioma :
a. Hutan hujan tropis
Hutan hujan tropis adalah bioma yang
berupa hutan basah atau lembab, yang
ditemui di wilayah sekitar khatulistiwa,
yaitu kurang lebih lintang 0-10 derajat
celcius ke utara dan ke selatan garis
khatulistiwa. Hutan hujan tropis dapat
diartikan sebagai hutan yang terletak di
daerah tropis dengan curah hujan tinggi.
Contoh hutan hujan tropis adalah Afrika,
Meksiko, Australia, Amerika Selatan,
Kepulauan Pasifik, dan Amerika Tengah.
b. Hutan gugur
Bioma hutan gugur adalah bioma yang
terletak pada kisaran 30-40 derajat lintang
LU/LS denga beriklim sedang. Bioma hutan
20. 20
gugur terdapat di wilayah Amerika Serikat
di bagian timur, ujung selatan benua
Amerika, Kepulauan Inggris dan Australia.
c. Gurun
Bioma padang gurun atau padang pasir
dalam istilah geografi adalah suatu derah
yang menerima curah huhan sedikit-kurang
dari 250 mm/tahun. Gurun dianggap
mempunyai kemampuan kecil untuk
mendukung kehidupan. Bila dibandingkan
dengan wilayah yang lebih basah hal ini
mungkin saja benar, walaupun bila
diperhatikan seksama, gurun biasanya
mempunyai kehidupan yang biasanya
tersembunyi (khususnya di siang hari) untuk
mempertahankan cairan tubuh. Kurang lebih
dari sepertiga wilayah bumi adalah
terbentuknya gurun. Contohnya Gurun Gobi
di Asia dan Gurun Sahara di Afrika.
d. Savanna
Bioma savanna adalah padang rumput yang
diselingi oleh gerombolan semka dan pohon.
Berdasarkan dari jenis tumbuhan yang
menyusunnya savannna dibagi menjadi dua
jenis yaitu savanna murni dua jenis yaitu
sabana murni (satu jenis tumbuhan) dan
savanna campuran (campuran jenis
tumbuhan). Persebaran bioma savanna
teradapat di Afrika, Amerika Selatan,
Australia, dan Indonesia (Nusa Tenggara).
e. Stepa
Stepa merupakan padang rumput yang
terbentang dan tanpa pohon kecuali jika di
21. 21
tepian sungainya, biasanya terdapat di
daerah tropik sampai subtropik.
f. Tundra
Bioma tundra adalah bioma yang ada di
sekitar kutub utara dan sebagian di selatan.
Bioma tundra tidak ditemukan pepohonan,
namun hanya tumbuhan kecil sejenis rumput
dan lumut. Lokasi wilayah bioma terdapat
di sekitar lingkar artik, Greenland di wilayah
kutub utara. Berdasarkan pembagian iklim
bioma tundra berada di daerah yang beriklim
es abadi (ET) dan Iklim Tundra (ET).
g. Taiga
Taiga adalah hutan yang tersusun dari satu
spesies misalnya pinus, konifer, dan
sejenisnya. Semak dan tumbuhan basah
sedikit sekali, sedangkan hewannya antara
lain moose, beruang, ajag, rubah, beruang
hitam, serigala, dan burung-burung yang
bermigrasi ke selatan di musim gugur. Taiga
banyak ditemukan belahan bumi utara,
seperti wilayah negara Rusia dan Kanada.
Bioma Taiga merupakan bioma yang terluas
dari boma-bioma lain di bumi.
2. Ekosistem perairan.
Ekosistem ini komponen abiotiknya
sebagian besar air, sedangkan komponen
biotiknya dapat dibagi dalam beberapa
kelompok, antara lain :
1. Plankton
Terdiri atas fitoplankton dan zooplankton.
Organisme ini dapat bergerak dan berpindah
22. 22
tempat secara pasif karena pengaruh arus air,
seperti ganggung uniseluler dan Protozoa .
2. Nekton
Organisme yang bergerak aktif seperti katak
dan ikan.
3. Neuston
Organisme yang mengapung di permukaan
air, seperti, eceng gondok, serangga air &
ganggang.
4. Bentos
Organisme yang berada di dasar perairan,
seperti cacing, udang, ganggang dan
kepiting.
5. Perifiton
Organisme yang melekat pada organisme
lain seperti siput dan ganggang.
Ekosistem perairan dibedakan menjadi dua
macam :
1. Ekosistem air tawar
Ciri-ciri ekosistem air tawar antara lain
variasi suhu tidak menyolok, penetrasi
cahaya kurang, dan terpengaruh oleh iklim
dan cuaca. Macam tumbuhan yang
terbanyak adalah jenis ganggang, sedangkan
lainnya tumbuhan biji. Hampir semua filum
hewan terdapat dalam air tawar.
Ekosistem air tawar di bagi 2 yaitu :
a. Ekosistem air tawar lentik (tenang)
seperti rawa dan danau
b. Ekosistem air tawar lotik (mengalir)
seperti air terjun dan sungai.
Berdasarkan intensitas cahaya matahari yang
menembus air, ekosistem air tawar dibagi
23. 23
menjadi beberapa zona (daerah), yaitu
sebagai berikut :
Zona litoral
daerah dangkal yang dapat ditembus cahaya
matahari hingga ke dasar perairan
Zona Limnetik
daerah yang terbuka yang jauh pada dari
tepian sampai kedalaman yang masih dapat
ditembus cahaya matahari
Zona profundal
daerah dalam dan tidak dapat ditembus
caaya matahari. DI daerah initidak dapat
ditemukan pada organisme fotosintetik
(produsen), tetapi dihuni oleh hewan
pemangsa dan organisme pengurai.
2. Ekosistem air laut
Ekosistem air laut di bagi 5 yaitu :
a. Ekosistem laut dalam
Ekosistem laut dalam terdapat di laut dalam
atau palung laut yang gelap karena tidak
dapat ditembus oleh cahaya matahari.
Ekosistem ini tidak ditemukan produsen.
Organisme yang dominan adalah predator
dan ikan yang memiliki kandungan fosfor
pada penutup kulitnya sehingga dapat
bercahaya di tempat gelap.
b. Ekosistem terumbu karang (Bunaken)
Ekosistem terumbu karang terdapat di laut
dangkal dengan air jernih. Dalam ekosistem
ini terdapat organisme seperti hewan-hewan
terumbu karang (Coelenterata), Mollusca
(kerang, siput), ikan, ganggang, dan hewan
spons (Porifera). Ekosistem terumbu karang
24. 24
di Indonesia yang cukup terkenal di
antaranya Taman Nasional Bawah Laut
Bunaken.
c. Ekositem estuari (hutan mangrove, padang
lamun)
Ekosistem estuari terdapat di daerah
percampuran air laut dengan air sungai.
Salinitas air di estuari lebih rendah daripada
ppm. Di daerah estuari dapat ditemukan tipe
ekosistem yang khas, yaitu padang lamun
(seagrass) dan hutan mangrove.
d. Ekosistem pantai pasir (Bali, Lombok,
Papua)
Ekosistem pantai pasir terdiri atas hamparan
pasir yang selalu terkena deburan ombak air
laut. Di tempat ini angin bertiup kencang
dan cahaya matahari bersinar kuat pada
siang hari. Vegetasi atau tumbuhan yang
dominan adalah formasi pes-captae
danformasi bqarringtonia. Formasi pes-
caprae terdiri atas tanaman berbatang lunak
dan berbiji (terna) seperti Ipomoe pes-caprae,
Spinifex littoreus, dan Vigna marina.
Formasi barringtonia terdiri atas perdu dan
pohon, seperti Terminalia catappa,
Hernandia, Barringtonia asiatica, Erythrina,
dan Hibiscus tiliaceus. Hewan yang hidup di
pantai pasir seperti burung dan kepiting.
Pantai pasir antara lain Bengkulu, Bali,
Lombok, Bantul (Yogyakarta), dan Papua.
e. Ekosistem pantai batu ( Sumatra, Nusa
tenggara, Bali, dan Maluku)
Sesuai dengan namanya, ekosistem pantai
batu memiliki banyak bongkahan batu besar
25. 25
maupun batu kecil. Organisme dominan di
ekosistem ini, yaitu, siput, burung, ganggang
cokelat, kepiting, ganggang merah, dan
kerang. Ekosistem ini banyak di pantai barat
Sumatra, Nusa tenggara, pantai selatan Jawa,
Bali, dan maluku.
B. EKOSISTEM BUATAN
Ekosistem buatan adalah ekosistem yang merupakan
hasil karya manusia yang berfungsi untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya (untuk pendidikan, rekreasi atau sumber energi).
Ekosistem Buatan memiliki ciri-ciri yaitu komponen
penyusun yang ada di dalamnya memperoleh energi dari luar
ekosistemnya, memiliki keanekaragaman hayati yang rendah,
serta hewan dan tumbuhan yang ada di dalamnya lebih banyak
didominasi oleh perlakuan manusia. Contoh ekosistem buatan
misalnya ekosistem bendungan, ekosistem sawah, hutan
produksi, lingkungan pemukiman, dan ekosistem tambak.
1. Ekosistem Bendungan
Ekosistem bendungan adalah suatu ekosistem buatan
berupa bangunan penahan atau penimbun air yang
digunakan untuk berbagai keperluan, seperti irigasi,
tempat rekreasi, pembangkit listrik, dan sarana olahraga.
Selain itu, bendungan juga merupakan ekosistem baru
yang dihasilkan dari substrat dasar yang berasal dari
kebun, sawah, atau hutan dengan sifat geologis yang
berbeda-beda. Contoh ekosistem bendungan misalnya
Waduk Jatiluhur di Purwakarta, yang ada di Jawa Barat.
26. 26
Gambar 2.1 Ekosistem Bendungan
2. Ekosistem Sawah
Ekosistem sawah adalah ekosistem buatan yang
berupa lahan usaha bidang pertanian tanaman padi.
Secara fisik, ekosistem sawah memiliki permukaan
yang rata, dilengkapi pematang, dan hamparan tanaman
padi. Ekosistem sawah memiliki tanah dengan kondisi
yang sedikit berair, karena tanaman padi memang suka
kondisi yang demikian. Dalam ekosistem sawah, kita
juga dapat menemukan berbagai jenis tumbuhan dan
hewan yang saling melakukan interaksi dengan tanaman
padi yang ditanam. Organisme pengganggu tanaman
seperti hama dan gulma keberadaannya sangat
dipengaruhi oleh perlakuan yang diberikan manusia
pada ekosistem ini.
Gambar 2.2 Ekosistem Sawah
3. Ekosistem Hutan Tanaman Produksi
27. 27
Ekosistem hutan tanaman adalah ekosistem
buatan dengan vegetasi yang terdiri atas tanaman
budidaya yang dengan sengaja ditanam di kawasan
tertentu. Umumnya jenis tanaman yang dibudidayakan
memiliki nilai ekonomis tinggi, seperti tanaman mahoni,
jati, pinus, damar, kelapa sawit, karet, dan lain
sebagainya.
Gambar 2.3 Ekosistem Hutan Tanaman
4. Ekosistem Pemukiman
Ekosistem pemukiman adalah ekosistem buatan
yang sengaja dibangun sebagai lingkungan tempat
tinggal atau hunian serta sebagai kegiatan yang
mendukung berlangsungnya kehidupan manusia. Yang
termasuk ekosistem pemukiman misalnya kawasan
perkotaan, pedesaan, dan lain sebagainya.
Gambar 2.4 Ekosistem pemukiman
5. Ekosistem Tambak
Ekosistem ambak adalah ekosistem buatan yang
sengaja diciptakan untuk keperluan budidaya perikanan.
Ekosistem tambak berupa kolam buatan yang biasanya
berada di daerah pantai. Kolam ini diisi air dan
28. 28
dimanfaatkan sebagai media budidaya berbagai jenis
ikan, kerang, atau udang.
Gambar 2.5 Ekosistem Tambak
Dari kelima contoh tersebut, dapat disimpulkan bahwa
ekosistem buatan merupakan ekosistem yang sengaja
ddibuat manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Pertambahan jumlah penduduk sangat terkait erat
dengan perubahan-perubahan dalam ekosistem buatan.
2.1.4.3 FAKTOR PENYEBAB KERUSAKAN EKOSISTEM
Interaksi yang dinamis namun harmonis antara mahluk hidup
dan lingkungannya akan membentuk suatu tatanan ekosistem yang
seimbang.Kondisi ini akan berujung pada keselarasan hidup semua
organisme di bumi. Komponen abiotik dan juga biotik yang
menjadi dua unsur penting dalam tatanan ekosistem saling terkait
satu sama lainnya. Keterkaitan ini menjadikan interaksi di antara
mereka tak bisa di pisahkan. Namun, keseimbangan tersebut akan
bermuara pada kerusakan ekosistem dimana lingkungan bukan lagi
tempat yang nyaman bagi organisme tersebut untuk tinggal dan
hidup. Kerusakan ekostem ini bisa disebabkan oleh beberapa
faktor, diantaranya disebabkan oleh :
1. Faktor Alamiah
Faktor alamiah merupakan penyebab kerusakan
ekosistem yang terjadi murni karena musabab alam. Misalnya saja
gempa bumi, terjadinya kebakaran hutan akibat cuaca, banjir,
longsor, tsunami dan masih banyak lagi lainnya. Sederet peristiwa
tersebut memicu terjadinya perubahan ekosistem misalnya saja
29. 29
saat Gunung Merapi di wilahyah Jawa Tengah meletus, maka
kerusakan ekosistem di sekitar Merapi tak bisa dihindarkan.
Mahluk hidup baik itu hewan dan tumbuhan bahkan manusia bisa
mati. Hal tersebut sama saja dengan peristiwa semacam gempa dan
banjir, akan berakibat pada terganggunya kestabilan ekosistem.
Sebagai sebuat kesatuan, maka jika dalam sebuah ekosistem
terdapat 1 organisme yang mati maka akan berpengaruh pada
keadaan organisme lainnya.
Gambar 2.6 Longsor salah satu faktor alam penyebab kerusakan ekosistem
2. Faktor Manusia
Faktor penyebab terjadinya kerusakan ekosistem
lainnya disebabkan oleh berbagai aktifitas manusia. Manusia
sebagai salah satu organisme atau mahluk hidup dalam sebuah
ekosistem tentu memerlukan kehadiran organisme lainnya.
Untuk memenuhi kebutuhannya tersebut maka manusia
melakukan sejumlah kegiatan yang justru berperan dalam
kerusakan lingkungan di sekitarnya. Sebut saja penebangan
pohon secara berlebihan, pembakaran hutan dalam rangka
pembukaan lahan untuk bertani, penangkapan ikan dengan
menggunakan racun, terapi kejut juga bom, penggunaan bahan-
bahan kimia yang berlebihan dalam pertanian, kebiasaan
membuang sampah yang tak bisa diurai sampai ribuan tahun,
aktifitas tertentu yang menghasilkan limbah kimia yang
berbahaya bagi lingkungan seperti limbah rumah tangga,
limbah pertanian, limbah industri dan masih banyak lagi
lainnya. Salah satu hal yang marak saat ini disoroti adalah
pemburuan liar yang dilakukan oleh manusia terhadap hewan.
Dahulu, perburuan atau penangkapan dilakukan hanya untuk
30. 30
alasan konsumsi, maka dewasa ini perburuan juga dilakukan
dengan tujuan relaksasi. Misalnya saja beruang diburu karena
ingin diambil bulunya, harimau dibunuh karena bulunya bisa
diambil sebagai bahan garmen, demikian pula dengan gajah
yang ditembaki agar gadingnya bisa diambil. Jika pemburuan
liar ini semakin menjadi-jadi, maka akan terjadi kelangkaan
hewan dan berakibat pada ketidakseimbangan ekosistem.
Kerusakan ekosistem merupakan kabar yang sangat
buruk bagi semua mahluk hidup sebab mereka seperti mata
rantai yang saling membutuhkan satu sama lainnya. Misalnya
saja berkurangnya pohon akan membuat sejumlah hewan
kehilangan rumahnya, akan membuat kualitas udara semakin
buruk, akan memicu terjadinya bencana alam semacam banjir
dan juga longsor. Berbeda dengan musabab alamiah, faktor
manusia ini bisa dihindari dengan pola prilaku yang lebih
cermat dan bersahabat dengan alam tentunya.
Gambar 2.7 Pembakaran hutan untuk pembukaan lahan
Gambar 2.8 Hewan-hewan kehilangan habitatnya
31. 31
Gambar 2.9 Akibat dari pembakaran hutan secara ilegal
2.2 TEORIKHUSUS
2.2.1 PARIWISATA
Secara Etomoogi pariwisata berasal dari dua kata yaitu “ pari” yang
berarti banyak/berkeliling, sedangkan pengertian wisata berarti “pergi”.
Didalam kamus besar indonesia pariwisata adalah suatu kegiatan yang
berhubungan dengan perjalanan rekreasi. Sedangkan pengertian secara
umum pariwisata merupakan suatu perjalanan yang dilakukan seseorang
untuk sementara waktu yang diselenggarakan dari suatu tempat
ketempat lain dengan meninggalkan tempat semula dan dengan suatu
perencanaan atau bukan maksud mencari nafkah di tempat yang
dikunjunginya, tetapi semata mata untuk menikmati kegiataan
pertamasyaan atau reakreasi untuk memenuhi keinginan yang beraneka
ragam. Pariwisata merupakan suatu perjalanan yang dilakukan untuk
rekreasi atau liburan dan juga persiapan yang dilakukan untuk aktivitas
ini.
Dalam Undang – Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang
Kepariwisataan, pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata
yang didukung oleh berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan
masyarakat, pengusaha, Pemerintah dan Pemerintah Daerah.
Menurut James J. Spillane (1982), pariwisata adalah kegiatan
melakukan perjalanan dengan tujuan mendapatkan kenikmatan,
mencari kepuasan, mengetahui sesuatu, memperbaiki kesehatan,
menikmati olahraga atau istirahat, menunaikan tugas, berziarah, dan
lain-lain.
32. 32
Dari beberapa teori di atas, dapat disimpulkan bahwa pariwisata
merupakan suatu perjalanan dengan tujuan berlibur, mencari kepuasan,
mengetahui sesuatu, dan lain – lain yang didukung oleh berbagai
fasilitas yang disediakan masyarakat hingga pemerintah.
Menurut Robert Cristie Mill(1990), Secara ringkas kegiatan
pariwisata dapat memberikan dampak positif atau negatif di bidang
ekonomi:
Dampak positif :
1) Terbuka lapangan pekerjaan baru
2) Meningkatkan taraf hidup dan pendapatan masyarakat
3) Meningkatkan nilai tukar matauang rupiah terhadap mata uang
asing
4) Membantu menanggung beban pembangunan sarana dan
prasarana setempat
5) Meningkatkan kemampuan manajerial dan keterampilan
masyarakat yang memacu kegiatan ekonomi lainnya.
Dampak negatif :
1) Meningkatkan biaya pembangunan sarana dan prasarana
2) Meningkatkan harga barang-barang lokal dan bahan-bahan
pokok
3) Peningkatan yang sangat tinggi tetapi hanya musiman, sehingga
pendapatan masyarakat naik dan turun
4) Mengalirnya uang keluar negeri karena konsumen menuntut
barang -barang impor untuk bahan konsumsi tertentu.
Baik secara langsung atau tidak, kegiatan pariwisata yang
terjadi di suatu daerah atau wilayah akan memberikan dampak
terhadap masyarakat yang tinggal di daerah atau wilayah tersebut.
Dampak yang ditimbulkan meliputi dampak fisik, konomi, dan sosial.
Menurut Triwahyudi (2002), terdapat beberapa manfaat utama
pariwisata yaitu:
1. Pariwisata dapat menciptakan diversifikasi produk,
menjadikan ekonomi lokal tidak hanya tergantung pada sektor
utama.
33. 33
2. Sektor pariwisata adalah sektor yang padat karya,
sehingga dapat menciptakan kesempatan kerja yang besar bagi
generasi muda.
3. Pertumbuhan sektor pariwisata menghasilkan penambahan
dan perbaikan fasilitas yang tidak hanya digunakan oleh
wisatawan, tetapi juga oleh penduduk.
4. Pariwisata menciptakan kesempatan bagi munculnya produk -
produk baru, fasilitas pelayanan dan pengembangan bisnis yang
sudah ada.
5. Pariwisata dapat mempercepat permukiman pengembangan
permukiman.
6. Pariwisata dapat meningkatkan pelayanan transportasi di suatu
wilayah.
7. Pariwisata dapat meningkatkan kesempatan mendapatkan
pendidikan yang lebih tinggi bagi masyarakat.
8. Pariwisata menggaris bawahi kebutuhan pengaturan yang
tepat melalui kebijakan dan rencana yang efektif,
untuk menjamin kelestarian lingkungan agar tetap terjaga.
9. Pariwisata dapat meningkatkan interaksi sosial antara
masyarakat dengan wisatawan domestik maupun
internasional yang akan memperluas wawasan masyarakat
setempat.
10.Pariwisata dapat meningkatkan infrastruktur.
2.2.1.1 JENIS-JENIS WISATA
Beberapa jenis pariwisata yang sudah dikenal,
antara lain (dalam Pendit, 1994 : 41) :
1. Wisata Budaya, yaitu perjalanan yang dilakukan atas
dasar keinginan untuk memperluas pandangan hidup
seseorang dengan jalan mengadakan kunjungan ke tempat
lain atau ke luar negeri, mempelajari keadaan rakyat,
kebiasaan dan adat istiadat mereka, cara hidup mereka,
kebudayaan dan seni mereka.
34. 34
2. Wisata Kesehatan, yaitu perjalanan seseorang wisatawan
dengan tujuan untuk menukar keadaan dan lingkungan
tempat sehari-hari di mana ia tinggal demi kepentingan
beristirahat baginya dalam arti jasmani dan rohani.
3. Wisata Olahraga, yaitu wisatawan-wisatawan yang
melakukan perjalanan dengan tujuan berolahraga atau
memang sengaja bermaksud mengambil bagian aktif
dalam pesta olahraga di suatu tempat atau negara.
4. Wisata Komersial, yaitu termasuk perjalanan untuk
mengunjungi pameran-pameran dan pekan raya yang
bersifat komersial, seperti pameran industri, pameran
dagang dan sebagainya.
5. Wisata Industri, yaitu perjalanan yang dilakukan oleh
rombongan pelajar atau mahasiswa, atau orang=orang
awam ke suatu kompleks atau daerah perindsutrian,
dengan maksud dan tujuan untuk mengadakan peninjauan
atau penelitian.
6. Wisata Maritim atau Bahari, yaitu wisata yang banyak
dikaitkan dengan olahraga air, seperti danau, pantai atau
laut.
7. Wisata Cagar Alam, yaitu jenis wisata yang biasanya
banyak diselenggarakan oleh agen atau biro perjalanan
yang mengkhususkan usaha-usaha dengan jalan mengatur
wisata ke tempat atau daerah cagar alam, taman lindung,
hutan daerah pegunungan dan sebagainya yang
kelestariannya dilindungi oleh undang-undang.
8. Wisata Bulan Madu, yaitu suatu penyelenggaraan
perjalanan bagi pasangan-pasangan merpati, pengantin
baru, yang sedang berbulan madu dengan fasilitas-
fasilitas khusus dan tersendiri demi kenikmatan
perjalanan.
2.2.1.2 OBJEK WISATA DAN DAYA TARIK WISATA
35. 35
Objek Wisata adalah adalah unsur-unsur
lingkungan hidup yang terdiri dari sumber daya alam,
sumber daya manusia, sumber daya buatan yang dapat
dikembangkan dan dimanfaatkan sebagi daya tarik untuk
menjadi sarana wisata atau objek wisata yaitu, semua hal
yang menarik untuk dilihat dan dirasakan oleh wisatawan
yang disediakan atau bersumber pada alam saja.
Sedangkan batasan pengertian (terminotogi) objek
dan daya tarik wisata menurut Undang-Undang No.9
Tahun 1990 tentang kepariwisataan adalah sebagai
berikut :"objek daya tarik adalah segala sesuatu yang
menjadi wisata".
2.2.1.3 KOMPONEN PRODUK WISATA
Produk pariwisata(Tourism Product) merupakan
suatu bentukan yang nyata (tangible product) dan tidak
nyata (intangible product), dikemas dalam suatu kesatuan
rangkaian perjalanan yang hanya dapat dinikmati, apabila
seluruh rangkaian perjalanan tersebut dapat memberikan
pengalaman yang baik bagi orang yang melakukan
perjalanan atau yang menggunakan produk tersebut.
Sehingga bentuk dari produk pariwisata itu pada
hakekatnya adalah tidak nyata, karena dalam suatu
rangkaian perjalanan terdapat berbagai macam unsur yang
saling melengkapi, tergantung pada jenis perjalanan yang
dilakukan oleh wisatawan.
Produk wisata sebagai salah satu obyek
penawaran dalam pemasaran pariwisata memiliki unsur-
unsur utama yang terdiri 3 bagian (Oka A. Yoeti,
2002:211) :
1. Daya tarik daerah tujuan wisata, termasuk
didalamnya citra yang dibayangkan oleh
wisatawan
36. 36
2. Fasilitas yang dimiliki daerah tujuan wisata,
meliputi akomodasi, usaha pengolahan
makanan, parkir, trasportasi, rekreasi dan lain-
lain.
3. Kemudahan untuk mencapai daerah tujuan
wisata tersebut.
Mason (2000:46) dan Poerwanto
(1998:53) telah membuat rumusan tentang komponen-
komponen produk wisata yaitu :
1. Atraksi, yaitu daya tarik wisata, baik alam, budaya
maupun buatan manusia seperti festival atau pentas seni
2. Aksesbilitas, yaitu kemudahan untuk mencapai tempat
tujuan wisata
3. Amenities yaitu fasilitas untuk memperoleh kesenangan.
Dalam hal ini dapat berbentuk akomodasi, kebersihan dan
keramahtamahan (tangible and intangible products)
4. Networking, yaitu jaringan kerjasama yang berkaitan
dengan produk yang ditawarkan baik lokal, nasional
maupun internasional.
2.2.1.4 PARIWISATA MINAT KHUSUS
Wisata minat khusus atau special interest/thematic
tourism adalah sebuah konsep yang mulai dikembangkan
di Indonesia berawal dari gagasan Menteri Pariwisata dan
Ekonomi Kreatif Marie Elka Pangestu. Wisata minat
khusus sendiri diartikan sebagai sarana wisata yang lebih
fokus kepada ide untuk mendapatkan pengalaman yang
unik dan tidak bisa didapatkan di tempat lain.
Dunia pariwisata saat ini memang sendang
menghadapi tren perubahan paradigma dari massive
tourism (wisata massal) menjadi special interest
tourism (wisata minat khusus). Direktur Pengembangan
Wisata Minat Khusus dan Mice Kementerian Pariwisata
dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) Achyaruddin
37. 37
mengatakan bahwa dalam konsep wisata minat khusus
tidak perlu lagi yang dikejar kuantitas, tetapi yang dikejar
saat ini adalah kualitas.
Menurut Achyaruddim kualitas dapat diukur dari
expediture atau lenght of
stay.Penilaian expenditure dihitung dari jumlah uang yang
dikeluarkan wisman saat berwisata. Sementara lenght of
stay diukur dari lamanya wisatawan menginap di suatu
destinasi wisata. Niche market (ceruk pasar) ini
bisa dikembangkan sebagai kekuatan pariwisata
Indonesia.
Di Indonesia sendiri wisata minat khusus
dikembangkan melalui tujuh sektor yaitu:
1. Wisata sejarah dan budaya
2. Wisata alam dan ekowisata
3. Wisata kuliner dan belanja
4. Wisata Meeting, Incentive, Convention,
Exhibition (MICE)
5. Wisata olah raga dan rekreasi
6. Wisata pesiar (cruise)
7. Wisata spa
Demi mendukung program wisata minat khusus
masing-masing daerah di Indonesia harus berupaya
mencari sektor wisata minat khusus yang menjadi
keunggulan di daerahnya. Seperti namanya, fokus
pengembangan satu sektor yang paling menonjol di suatu
daerah akan makin membuat daerah tersebut punya nama
di sektor pariwisata minat khusus sehingga lebih mudah
untuk memasarkannya.
Setiap daerah di Indonesia memliki potensi wisata
minat khusus sesuai dengan kondisi alam dan masyarakat
setempat. Untuk pengembangan wisata bahari,
Kemenparekraf akan fokus mengembangkan potensi laut
di Sulawesi Utara, NTB, NTT, Jawa Timur dan Papua
38. 38
Barat. Penetapan daerah ini juga tidak menutup
kemungkinan untuk mengembangkan daerah lain yang
juga memiliki kekayaan laut yang berpotensi
dikembangkan.
Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif,
Sapta Nirwandar pada tahun 2013 lalu juga berharap
industri pariwisata mampu membuat paket wisata minat
khusus yang ikonik dan mampu dijual. Sehingga nantinya
VITO (Visit Indonesia Tourism Officer) di 12 negara
mampu membantu menjual paket-paket tersebut.
2.2.1.5 WISATA AIR
Wisata air termasuk dalam salah satu bentuk
wisata alam. Wisata air sering juga disebut sebagai wisata
tirta. Wisata air memiliki arti sebagai kegiatan wisata yg
berhubungan langsung dengan air atau dilakukan di
perairan pantai, danau, dsb.
2.2.1.6 WISATAWAN
“Wisatawan” yang berasal dari kata “wisata” maka
sebenarnya tidaklah tepat sebagai pengganti kata “tourist”
dalam bahasa Inggris. Kata itu berasal dari bahasa
Sansekerta “wisata” yang berarti “perjalanan” yang sama
atau dapat disamakan dengan kata “travel” dalam bahasa
Inggris. Jadi orang melakukan perjalanan dalam
pengertian ini, maka wisatawan sama artinya dengan kata
“traveler” karena dalam bahasa Indonesia sudah
merupakan kelaziman memakai akhiran “wan” untuk
menyatakan orang dengan profesinya, keahliannya,
keadaannya jabatannya dan kedudukan seseorang (Irawan,
2010:12).
Menurut WTO, turis atau wisatawan adalah
seseorang yang melakukan perjalanan paling tidak sejauh
80 km (50 mil) dari rumahnya dengan tujuan rekreasi.
39. 39
Dalam Undang – Undang Nomor 10 tahun 2009
tentang Kepariwisataan, turis adalah orang-orang yang
melakukan kegiatan wisata.
Pacific Area Travel Association memberi batasan
bahwa wisatawan sebagai orang-orang yang sedang
mengadakan perjalanan dalam jangka waktu 24 jam dan
maksimal 3 bulan di dalam suatu negeri yang bukan
negeri di mana biasanya ia tinggal, mereka ini meliputi:
1. Orang-orang yang sedang mengadakan perjalanan untuk
bersenang- senang, untuk keperluan pribadi atau untuk
keperluan kesehatan.
2. Orang-orang yang sedang mengadakan perjalanan untuk
bisnis, pertemuan, konferensi, musyawarah atau sebagai
utusan berbagai badan/organisasi.
3. Pejabat pemerintahan dan militer beserta keluarganya
yang di tempatkan di negara lain tidak termasuk kategori
ini, tetapi bila mereka mengadakan perjalanan ke negeri
lain, maka dapat digolongkan wisatawan.
Wisatawan menurut sifatnya (Kusumaningrum,
2009:18):
1. Wisatawan Modern Idealis, wisatawan yang sangat
menaruh minat pada budaya multinasional serta
eksplorasi alam secara individual.
2. Wisatawan Modern Materialis, wisatawan dengan
golongan Hedonisme (mencari keuntungan) secara
berkelompok.
3. Wisatawan Tradisional Idealis, wisatawan yang menaruh
minat pada kehidupan sosial budaya yang bersifat
tradisional dan sangat menghargai sentuhan alam yang
tidak terlalu tercampur oleh arus modernisasi.
4. Wisatawan Tradisional Materialis, wistawan yang
berpandangan konvensional, mempertimbangkan
keterjangkauan, murah dan keamanan.
Wisatawan dapat dibedakan menjadi:
40. 40
1. Wisatawan Internasional (Mancanegara) adalah orang
yang melakukan perjalanan wisata diluar negerinya dan
wisatawan didalam negerinya.
2. Wisatawan Nasional (Domestik) adalah penduduk
Indonesia yang melakukan perjalanan di wilayah
Indonesia diluar tempatnya berdomisili, dalam jangka
waktu sekurang-kurangya 24 jam atau menginap kecuali
kegiatan yang mendatangkan nafkah ditempat yang
dikunjungi
Menurut U.N Confrence on Interest Travel and
Tourism di Roma 1963 (dalam Irawan, 2010:12),
menggunakan istilah pengunjung (visitor) untuk setiap
orang yang datang ke suatu negara yang bukan tempat
tinggalnya yang biasa untuk keperluan apa saja, selain
melakukan perjalanan yang digaji.
Pengunjung yang dimaksudkan meliputi 2 kategori :
1. Wisatawan
pengunjung yang datang ke suatu negara yang
dikunjunginya tinggal selama 24 jam dan dengan tujuan
untuk bersenang–senang, berlibur, kesehatan, belajar,
keperluan agama dan olahraga, bisnis, keluarga, utusan
dan pertemuan.
2. Excurtionist
Pengunjung yang hanya tinggal sehari di negara yang
dikunjunginya tanpa bermalam.
Jawa barat merupakan salah satu destinasi favorit
wisatawan baik wisatawan lokal maupun mancanegara.
Berikut ini data statistik peningkatan wisatawan
mancanegara yang mengunjungi daerah Jawa Barat
2.2.1.7 EKOWISATA
Ekowisata adalah salah satu konsep
pengembangan pariwisata yang berbasis konservasi.
Kawah Ijen adalah kawasan wisata alam yang di
41. 41
dalamnya juga terdapat kawasan konservasi berupa Cagar
Alam. Dengan adanya konsep ekowisata diharapkan
wisatawan dapat menikmati keindahan alam kawah ijen
sekaligus berupaya untuk menjaga lingkungan dengan
turut berpartisipasi dalam kegiatan konservasi.
Menurut Honey (1999) mengemukakan ekowisata
adalah perjalanan ke tempat-tempat yang rawan rusak,
asli dan biasanya dilindungi sehingga diupayakan agar
berdampak rendah dan biasanya dalam skala kecil.
Ekowisata membantu mendidik pengunjung,
menyediakan dana untuk pemeliharaan, secara langsung
memberi keuntungan bagi pembangunan ekonomi dan
pemberdayaan politik masyarakat lokal, dan mempercepat
penghormatan bagi budaya yang berbeda bagi hak asasi
manusia.
Karakteristik Ekowisata
Menurut Honey (1999) ekowisata yang nyata
(sejati) memiliki 7 karakteristik :
1. Melibatkan perjalanan ke destinasi-
destinasi alami
2. Meminimalkan dampak
3. Membangun kesadaran lingkungan
4. Memberikan keuntungan keuangan secara
langsung bagi pemeliharaan
5. Memberikan keuntungan keuangan dan
pemberdayaan masyarakat lokal
6. Menghormati masyarakat lokal
7. Mendukung hak asasi manusia dan gerakan
demokrasi.
Dari beberapa definisi dan karakteristik ekowisata
yang dikemukakan oleh para penulis dapat ditarik
kesimpulan:
1. Dari perspektif lokasi:
42. 42
a. Ekowisata merupakan jenis pariwisata
berbasis alam.
b. Pengelolaan ekowisata melibatkan
masyarakat setempat serta menghormati budaya
local
c. Obyek yang dimanfaatkan untuk kegiatan
ekowisata harus dipelihara dan dilestarikan.
d. Pengelolaan ekowisata memberikan manfaat
sosial-ekonomi bagi masyarakat setempat dan
dapat menjadi sumber dana bagi kepentingan
memelihara obyek itu sendiri.
2. Dari perpektif kegiatan wisata:
a. Ekowisata adalah suatu perjalanan wisata ke
tempat berbasis alam yang menuntut
pelestarian.
b. Perjalanan ekowisata berfungsi sebagai
sarana pendidikan konservasi alam dan
lingkungan bagi pengelola, masyarakat
setempat dan pengunjung.
Dapat ditarik kesimpulan bahwa ekowisata baik
dari perspektif lokasi maupun kegiatan memerlukan
profesionalisme. Profesionalisme hanya dapat diraih
melalui pendidikan dan pelatihan profesional serta
pengalaman.
2.2.1.8 PEMBANGUNAN PARIWISATA
BERKELANJUTAN
Pariwisata berkelanjutan atau sustainable tourism
secara sederhana dapat didefinisikan sebagai pariwisata
yang memperhitungkan penuh dampak ekonomi, sosial
dan lingkungan saat ini dan masa depan,memenuhi
kebutuhan pengunjung, industri, lingkungan dan
masyarakat setempat. Untuk menjamin keberlanjutan
43. 43
jangka panjang, maka keseimbangan antar 3 dimensi
tersebut harus dibangun dengan baik.
National Geograpic Online dalam The Global
Development Research Center (2002) mendifinisikan
pariwisata berkelanjutan sebagai berikut:
1) Pariwisata yang memberikan penerangan.
Wisatawan tidak hanya belajar tentang kunjungan
(negara/ daerah yang dikunjungi) tetapi juga
belajar bagaimana menyokong kelangsungan
karakter (negara/ daerah yang dikunjungi) selama
dalam perjalanan mereka. Sehingga masyarakat
yang dikunjungi dapat belajar (mengetahui) bahwa
kebiasaan dan sesuatu yang sudah biasa dapat
menarik dan dihargai oleh wisatawan.
2) Pariwisata yang mendukung keutuhan (integritas)
dari tempat tujuan. Pengunjung memahami dan
mencari usaha yang dapat menegaskan karakter
tempat tujuan wisata mengenai hal arsitektur,
masakan, warisan, estetika dan ekologinya;
3) Pariwisata yang menguntungkan masyarakat
setempat. Pengusaha pariwisata melakukan
kegiatan yang terbaik untuk mempekerjakan dan
melatih masyarakat lokal, membeli persediaan -
persediaan lokal, dan menggunakan jasa - jasa
yang dihasilkan dari masyarakat lokal.
4) Pariwisata yang melindungi sumber daya alam.
Dalam pariwisata ini wisatawan menyadari dan
berusaha untuk meminimalisasi polusi, konsumsi
energi, penggunaan air, bahan kimia dan
penerangan di malam hari.
5) Pariwisata yang menghormati budaya dan tradisi.
Wisatawan belajar dan melihat tata cara lokal
termasuk menggunakan sedikit kata - kata sopan
dari bahasa lokal. Masyarakat lokal belajar
44. 44
bagaimana memperlakukan/ menghadapi harapan
wisatawan yang mungkin berbeda dari harapan
yang mereka punya.
6) Pariwisata ini tidak menyalahgunakan produk.
Stakeholder mengantisipasi tekanan pembangunan
(pariwisata) dan mengaplikasikan batas - batas dan
teknik - teknik manajemen untuk mencegah
sindrom kehancuran (loved to death) dari lokasi
wisata. Stakeholder bekerjasama untuk menjaga
habitat alami dari tempat tempat warisan budaya,
pemandangan yang menarik dan budaya lokal.
7) Pariwisata ini menekankan pada kualitas, bukan
kuantitas (jumlah). Masyarakat menilai
kesuksesan sektor pariwisata ini tidak dari jumlah
kunjungan belaka tetapi dari lama tinggal, jumlah
uang yang dibelanjakan, dan kualitas pengalaman
yang diperoleh wisatawan.
8) Pariwisata ini merupakan perjalanan yang
mengesankan. Kepuasan, kegembiraan
pengunjung dibawa pulang (ke daerahnya) untuk
kemudian disampaikan kepada teman - teman dan
kerabatnya, sehingga mereka tertarik untuk
memperoleh hal yang sama - hal ini secara terus
menerus akan menyediakan kegiatan di lokasi
tujuan wisata.
Sedangkan Jamieson dan Noble (2000) menuliskan
beberapa prinsip penting dari pembangunan pariwisata
berkelanjutan, yaitu:
1. Pariwisata tersebut mempunyai prakarsa untuk
membantu masyarakat agar dapat
mempertahankan kontrol/ pengawasan terhadap
perkembangan pariwisata tersebut.
2. Pariwisata ini mampu menyediakan tenaga kerja
yang berkualitas kepada dan dari masyarakat
45. 45
setempat dan terdapat pertalian yang erat (yang
harus dijaga) antara usaha lokal dan pariwisata.
3. Terdapat peraturan tentang perilaku yang disusun
untuk wisatawan pada semua tingkatan (nasional,
regional dan setempat) yang didasarkan pada
standar kesepakatan internasional. Pedoman
tentang operasi pariwisata, taksiran penilaian
dampak pariwisata, pengawasan dari dampak
komulatif pariwisata, dan ambang batas
perubahan yang dapat diterima merupakan
contoh peraturan yang harus disusun.
4. Terdapat program - program pendidikan dan
pelatihan untuk meningkatkan serta menjaga
warisan budaya dan sumber daya alam yang ada.
Aspek yang ada di dalam pariwisata berkelanjutan antara
lain :
1. Aspek Ekonomi
Memastikan kegiatan ekonomi jangka panjang yang layak,
memberikan manfaat sosial ekonomi kepada semua
stakeholder dengan adil, seperti pekerjaan tetap,
kesempatan mendapatkan penghasilan (membuka usaha)
dan pelayanan sosial kepada masyarakat lokal, serta
membantu mengurangi kemiskinan.
2. Aspek Sosial Budaya
Menghormati keaslian sosial budaya masyarakat setempat
(local wisdom), melestarikan nilai-nilai warisan budaya
dan adat.
Pengembangan pariwisata berkelanjutan memerlukan
partisipasi dari para stakeholder terkait serta
kepemimpinan politik yang kuat untuk memastikan
adanya partisipasi yang aktif dan kesepakatan.
46. 46
Pencapaian pariwisata berkelanjutan merupakan proses
yang berkesinambungan dan membutuhkan pemantauan
yang konstan dan inovasi mengenai dampak pariwisata.
Menjaga tingkat kepuasan dan memastikan pengalaman
yang berarti untuk para wisatawan, meningkatkan
kesadaran mereka tentang isu-isu keberlanjutan dan
mengajak wisatawan untuk turut serta.
3. Aspek Lingkungan
Memanfaatkan secara optimal sumber daya lingkungan
yang merupakan elemen kunci dalam pengembangan
pariwisata, mempertahankan proses ekologi, dan turut
andil dalam melestarikan warisan alam dan
keanekaragaman hayati di suatu destinasi wisata.
Prinsip dari pawisata berkelanjutan yaitu :
Partisipasi masyarakat.
Keikutsertaan stakeholders.
Kepemilikan lokal.
Penggunaan sumber daya secara berkelanjutan.
Mewadahi tujuan masyarakat.
Daya dukung.
Monitor dan evaluasi.
Akuntabilitas.
Pelatihan.
Unsur-unsur yang terlibat dalam industri pariwisata
meliputi hal-hal sebagai berikut (Pendit, 1994):
Akomodasi
Tempat seseorang untuk tinggal sementara.
Jasa Boga dan Restoran
Industri jasa di bidang penyelenggaraan makanan dan
minuman yang dikelola secara komersial.
Transportasi dan Jasa Angkutan
Industri usaha jasa yang bergerak di bidang angkutan
darat, laut dan udara.
47. 47
Atraksi Wisata
Kegiatan wisata yang dapat menarik perhatian wisatawan
atau pengunjung.
Cinderamata (Souvenir)
Benda yang dijadikan kenang-kenangan untuk dibawa
oleh wistawan pada saat kembali ke tempat asal.
Biro Perjalanan
Badan usaha pelayanan semua proses perjalanan dari
berangkat hingga kembali.
Promosi.
2.2.1.8.1 INSTRUMEN PENGELOLAAN
LINGKUNGAN
2.2.1.8.1.1 AMDAL
AMDAL ( Analisis Mengenai
Dampak Lingkungan ) dalam Peraturan
Pemerintah NO 27 TAHUN 1999
memiliki pengertian yaitu kajian
mengenai dampak besar dan penting
suatu usaha dan/atau kegiatan yang
direncanakan pada lingkungan
hidup yang diperlukan bagi proses
pengambilan keputusan tentang
penyelenggaraan usaha dan/atau
kegiatan di Indonesia.
AMDAL ini dibuat saat
perencanaan suatu proyek yang
diperkirakan akan memberikan
pengaruh terhadap lingkungan hidup di
sekitarnya. Yang dimaksud lingkungan
hidup di sini adalah aspek abiotik, biotik
dan kultural.
48. 48
Dasar hukum AMDAL di
Indonesia adalah Peraturan
Pemerintah No. 27 Tahun 2012 tentang
“Izin Lingkungan Hidup” yang
merupakan pengganti PP 27 Tahun
1999 tentang Amdal.
a. TUJUAN AMDAL
Secara umum AMDAL
mempunyai tujuan yaitu untuk menjaga
dan meningkatkan kualitas lingkungan
hidup serta menekan pencemaran
sehingga dampak negatifnya menjadi
serendah mungkin.
b. FUNGSI AMDAL
Bahan bagi perencanaan pembangunan
wilayah
Membantu proses pengambilan
keputusan tentang kelayakan
lingkungan hidup dari rencana usaha
dan atau kegiatan
Memberi masukan untuk penyusunan
disain rinci teknis dari rencana usaha
dan atau kegiatan
Memberi masukan untuk penyusunan
rencana pengelola dan pemantauan
lingkungan hidup
Memberi informasi bagi masyarakat
atas dampak ditimbulkan dari suatu
rencana usaha dann atau kegiatan
Awal dari rekomendasi tentang izin
usaha
Sebagai Scientific Document dan Legal
Document
Izin Kelayakan Lingkungan
49. 49
Menunjukkan tempat pembangunan
yang layak pada suatu wilayah beserta
pengaruhnya
Sebagai masukan dengan pertimbangan
yang lebih luas bagi perencanaan dan
pengambilan keputusan sejak awal dan
arahan atau pedoman bagi pelaksanaan
rencana kegiatan pembangunan
termasuk rencana pengelolaan
lingkungan dan rencana pemantauan
Dilihat dari fungsi AMDAL yang sangat
menjaga rencana usaha dan/atau
kegiatan usaha sehingga tidak merusak
lingkungan, maka terlihat begitu besar
Manfaat AMDAL.
Manfaat AMDAL antara lain sebagai
berikut;
1. Manfaat AMDAL bagi Pemerintah
Mencegah dari pencemaran dan
kerusakan lingkungan.
Menghindarkan konflik dengan
masyarakat.
Menjaga agar pembangunan sesuai
terhadap prinsip pembangunan
berkelanjutan.
Perwujudan tanggung jawab
pemerintah dalam pengelolaan
lingkungan hidup.
2. Manfaat AMDAL bagi
Pemrakarsa.
Menjamin adanya keberlangsungan
usaha.
Menjadi referensi untuk peminjaman
kredit.
50. 50
Interaksi saling menguntungkan dengan
masyarakat sekitar untuk bukti ketaatan
hukum.
3. Manfaat AMDAL bagi
Masyarakat
Mengetahui sejak dari awal dampak
dari suatu kegiatan.
Melaksanakan dan menjalankan
kontrol.
Terlibat pada proses pengambilan
keputusan.
c. JENIS-JENIS AMDAL
Berikut ini adalah jenis AMDAL
yang dikenal di Indonesia:
1. AMDAL Proyek Tunggal
Studi kelayakan lingkungan untuk
usaha/kegiatan yang diusulkan hanya
satu jenis kegiatan.
2. AMDAL Kawasan
Studi kelayakan lingkungan untuk usaha
atau kegiatan yang diusulkan dari
berbagai kegiatan dimana AMDAL
menjadi kewenangan satu sektor yang
membidanginya.
3. AMDAL Terpadu Multi Sektor
Studi kelayakan lingkungan untuk usaha
atau kegiatan yang diusulkan dari
berbagai jenis kegiatan dengan berbagai
instansi teknis yang membidangi.
4. AMDAL Regional
51. 51
Studi kelayakan lingkungan untuk usaha
atau kegiatan yang diusulkan terkait
satu sama lain.
JENIS USAHA DAN/ATAU
KEGIATAN WAJIB AMDAL
Jenis usaha dan/atau kegiatan yang
wajib AMDAL (pasal 3 ayat 1 PP RI
No. 27 Tahun 1999):
a. Pengubahan bentuk lahan dan
bentang alam,
b. Eksploitasi sumber daya alam
baik yang terbaharui maupun tidak,
c. Proses dan kegiatan yang secara
potensial menimbulkan pemborosan,
pencemaran dan kerusakan LH serta
kemerosotan pemanfaatan SDA
d. Proses dan kegiatan yang
hasilnya akan dapat mempengaruhi
lingkungan alam, buatan dan sosial-
budaya,
e. Proses dan kegiatan yang
hasilnya dapat mempengaruhi
kelestarian konservasi SDA dan/atau
perlindungan cagar budaya,
f. Introduksi jenis tumbuhan,
hewan dan jasad renik,
g. Pembuatan dan penggunaan
bahan hayati dan non hayati,
h. Penerapan teknologi yang
diperkirakan punya potensi besar untuk
mempengaruhi LH,
i. Kegiatan yang mempunyai resiko
tinggi dan/atau mempengaruhi
pertahanan negara.
52. 52
Dalam studi AMDAL ada empat
kelompok parameter komponen
lingkungan hidup, Keputusan Kepala
Bapedal No. 19 Tahun 1990, yaitu:
1. fisik-kimia (iklim, kualitas udara
dan kebisingan, demografi, fisiografi,
hidro oceanografi, ruang, lahan dan
tanah serta hidrologi).
2. biologi (flora dan fauna).
3. sosial (budaya, ekonomi,
pertahanan/keamanan)
4. kesehatan masyarakat.
d. DOKUMEN AMDAL
Dokumen AMDAL merupakan hasil
kajian kelayakan lingkungan hidup dan
merupakan bagian integral dari kajian
kelayakan teknis dan finansial-
ekonomis. Selanjutnya dokumen ini
merupakan syarat yang harus dipenuhi
untuk mendapatkan ijin usaha dari
pejabat berwenang. Dokumen AMDAL
terdiri dari beberapa dokumen sebagai
berikut:
1. Kerangka Acuan ANDAL (KA-
ANDAL), adalah ruang lingkup kajian
analisis mengenai dampak lingkungan
hidup yang merupakan hasil
pelingkupan.
2. Dokumen Analisis Dampak Lingkungan
(ANDAL), adalah telaah secara cermat
dan mendalam tentang dampak besar
53. 53
dan penting suatu rencana usaha
dan/atau kegiatan.
3. Dokumen Rencana Pengelolaan
Lingkungan (RKL)
4. Dokumen Rencana Pemantauan
Lingkungan (RPL)
2.2.1.8.1.2 ISO
International Organization for
Standardization, atau lebih dikenal
sebagai ISO, adalah salah satu standar
internasional dalam sebuah sistem
manajemen untuk pengukuran mutu
organisasi. Mereka memegang peranan
penting dalam mengukur bagaimana
kredibilitas perusahaan yang ingin
bersaing secara global dan juga adalah
salah satu cara untuk meningkatkan
sistem manajemen mutunya.
Mereka yang memiliki sertifikasi
ISO akan memiliki kemungkinan
lebih untuk memenangkan kompetisi
pasar. Hal itu disebabkan karena adanya
jaminan kualitas dari produk atau jasa
yang ditawarkan, serta kepercayaan
konsumen akan brand terkait. Selain itu
masih banyak keuntungan lainnya yang
akan langsung kita bahas di bawah ini.
Mengapa Sertifikasi ISO Penting?
Dilansir dari OSS Certification,
berikut ini adalah beberapa manfaat
yang dapat diperoleh sebuah perusahaan
dengan adanya sertifikasi ISO sebagai
standar perusahaan tersebut.
54. 54
1. Meningkatkan Kredibilitas
Perusahaan Serta Kepercayaan
Pelanggan
Dengan menerapkan sistem manajemen
mutu, sebuah perusahaan akan dapat
menjamin kredibilitas mereka. Yang
dimaksud kredibilitas di sini adalah
kendali proses dan prosedur sebuah
perusahaan dimana memastikan apabila
terdapat sesuatu yang tidak beres maka
antisipasi akan dilakukan dengan cepat.
Pada akhirnya kredibilitas ini akan
menghasilkan nilai positif dalam
kepuasan pelanggan.
2. Jaminan Atas Kualitas dengan
Standar Internasional
Untuk mendapatkan Standardisasi ISO
sebuah perusahaan harus melalui sebuah
siklus pasti yang dikenal dengan PDCA
yakni identifikasi, analisa, dan eksekusi
sebuah penyelesaian masalah untuk
menjamin mutu internasional. Siklus
atau prinsip ini adalah prinsip
internasional yang juga diterapkan di
segala jenis industri.
3. Menghemat Biaya
Standar ISO akan memungkinkan suatu
perusahaan untuk menerapkan sistem
manajemen khusus yang membantu
mereka untuk mengetahui kinerja
perusahaan secara menyeluruh. Jika ada
indikasi bahwa produk akan gagal atau
kinerja perusahaan menurun maka
antisipasi akan segera dilakukan. Hal itu
55. 55
juga secara tidak langsung berarti
mencegah kemungkinan pemborosan
anggaran terkait produk atau kinerja
yang buruk tersebut.
4. Mengoptimalkan Kinerja Karyawan
Kembali kepada prinsip manajemen
mutu, semua prinsip tersebut ditetapkan
untuk dapat diikuti oleh seluruh
karyawan dari level staff hingga level
eksekutif dalam sebuah perusahaan. Hal
ini akan memacu para karyawan untuk
dapat menjaga kualitas, efisiensi, serta
produktivitas mereka dalam standar ISO
yang telah ditetapkan sebelumnya.
5. Meningkatkan Image Perusahaan
Salah satu keuntungan paling jelas dari
perusahaan yang telah mendapatkan
sertifikasi ISO adalah tentunya image
atau brand perusahaan akan menjadi
jauh lebih positif.
2.2.1.8.1.3 AUDIT LINGKUNGAN
Menurut Kep. Men.LH 42/1994,
Audit lingkungan adalah suatu alat
manajemen yang meliputi evaluasi
secara sistematik, terdokumentasi,
periodik dan obyektif tentang
bagaimana suatu kinerja organisasi
sistem manajemen dan peralatan dengan
tujuan menfasilitasi kontrol manajemen
terhadap pelaksanaan upaya
pengendalian dampak lingkungan dan
pengkajian pemanfaatan kebijakan
usaha atau kegiatan terhadap peraturan
56. 56
perundang-undangan tentang
pengelolaan lingkungan.
Beberapa definisi yang diberikan
mengenai audit lingkungan adalah
sebagai berikut:
Menurut The International Chamber of
Commerce 1989, Audit lingkungan
merupakan pengujian yang sistematis
dari interaksi antara setiap operasi usaha
dengan keadaan sekitarnya.
Rob Gray, Jan Bebbington dan Diane
Walters, dalam buku “Accounting for
the Enviroment” (1993, hal 104) Audit
lingkungan merupakan suatu penilaian
yang sistematis, objektif dan
didokumentasikan mengenai dampak
dan aktivitas usaha anda terhadap
lingkungan.
Salah satu perbedaan utama antara
audit lingkungan dan tipe audit yang
lain adalah eksistensi dan ketiadaan
standar. Terdapat sedikit standar untuk
audit lingkungan. Audit keuangan
mempunyai standar yang disebarluaskan
oleh badan standar akuntansi yang
berwenang. Perbedaan yang lain adalah
jumlah sistem yang ada. Sistem
akuntansi keuangan yang rinci dan
terkoordinasi yang berjalan dapat
menjadi sasaran audit keuangan.
Namun, diluar hal-hal seperti data
pengendalian polusi, persetujuan dan
MOU (Memorandum of
Understanding), sacara tipikal terdapat
57. 57
sedikit informasi lingkungan relative
yang dapat diaudit.
Suatu sistem Manajemen
Lingkungan merupakan metode untuk
menuntun suatu organisasi untuk
mencapai dan mempertahankan kinerja
sesuai dengan tujuan yang telah
ditetapkan dan sebagai tanggapan
terhadap peraturan yang secara konstan
berubah, sosial, keuangan, ekonomi dan
tekanan kompetitif, dan resiko
lingkungan. Apabila beroperasi secara
efektif, suatu sistem manajaemen
lingkungan korporat memberikan
manajemen dan dewan direksi
pengetahuan, yaitu:
a. Perusahaan menaati hukum dan
peraturan lingkungan.
b. Kebijakan dan prosedur secara jelas
didefinisikan dan diumumkan ke
seluruh organisasi.
c. Resiko korporat yang berasal dari resiko
lingkungan dinyatakan dan berada
dibawah pengendalian.
d. Perusahaan mempunyai sumberdaya
dan staff yang tepat untuk pekerjaan
lingkungan, menggunakan sumber daya
tersebut, dan dapat mengendalikan masa
depan sumber daya tersebut.
Sistem manajemen lingkungan
terdiri dari beberapa fungsi, yaitu:
· Perencanaan
58. 58
Menetapkan tujuan, menentukan
kebijakan, mendefinisi prosedur, dan
menetapkan anggaran program.
· Mengorganisasi
Menetapkan struktur organisasi,
melukiskan peranan dan tanggung
jawab, menciptakan deskripsi posisi,
menetapkan kualifikasi posisi dan
melatih staff.
· Menuntun dan Mengarahkan
Mengkoordinasi, memotivasi,
menetapkan prioritas, mengembangkan
standar kinerja, mendelegasi dan
mengelola perubahan.
· Mengkomunikasikan
Mengembangkan dan
mengimplementasikan saluran
komunikasi yang efektif dalam
korporat, dalam divisi, dan dengan
kelompok eksternal, termasuk pengatur
apabila sesuai.
· Mengendalikan dan Menelaah
Mengukur hasil, menyatakan
kinerja, mendiagnosis masalah,
mengambil tindakan korektif dan secara
sengaja mencari cara-cara untuk belajar
dari kesalahan masa lalu serta dengan
demikian menciptakan perbaikan dalam
sistem.
Salah satu pendekatan untuk
membedakan tipe dari resiko
lingkungan adalah mengidentifikasi
penyebab dari kondisi industri yang
berisiko, yaitu :
59. 59
Orang yang tidak secara penuh
memahami peraturan dan prosedur.
Fasilitas fisik yang tidak secara
memadai didesain.
Sistem manajemen yang terbatas dalam
ruang lingkup dan tidak lentur/fleksibel.
Prosedur yang tidak memadai
Kekuatan Eksternal
Tekanan internal yang bersaing
Sebab dan Manfaat Audit
Lingkungan
a. Sebab audit lingkungan
Keinginan dari dewan direksi
untuk mendapatkan kepastian
bahwa perusahaan
bertanggungjawab dan secara
memadai menangani
lingkungannya.
Adanya inisiatif dari
manajemen tingkat bawah
atau menengah untuk
memperbaiki aktivitas
pengelolaan lingkungan dan
mengejar apa yang
perusahaan lain lakukan.
Dimotivasi oleh kejadian dari
masalah atau kecelakaan
lingkungan.
b. Manfaat audit lingkungan
1. Meningkatkan efektivitas
manajemen lingkungan
Mengklarifikasi masalah yang
mungkin sebaiknya
diinterprestasikan secara
60. 60
berkala pada fasilitas yang
berbeda.
Mengembangkan suatu
pendekatan yang lebih
seragam untuk mengelola
aktivitas melalui pembagian
informasi atau belajar dari
fasilitas yang lain.
2. Perasaan dari kesenangan
dan keamanan yang
meningkat
Ada kepastian bahwa
identifikasi dan
pendokumentasian status
ketaatan dari fasilitas
individual.
Ada kepastian bahwa sistem
pengendalian berjalan dan
beroperasi dengan tanggung
jawab dan etis terpenuhi.
Menurut Grant Ledgerwood dan
kawan-kawan (1992) tipe audit
termasuk :
1. Audit korporat (Corporate audits), yang
mempertimbangkan pekerjaan dari
korporasi secara keseluruhan.
2. Audit aktivitas (Activity audits), yang
mempertimbangkan satu aktivitas dari
korporasi.
3. Audit tempat (site audits), yang
mempertimbangkan satu instalasi
tunggal.
4. Audit ketaatan (compliance audits),
yang menguji ketaatan industry
61. 61
terhadap lingkungan yang relevan dan
standar keamanan.
5. Audit resiko (risk audits), yang
memepertimbangkan keamanan,
kesehatan, operasional, resiko terhadap
karyawan dan public.
6. Audit produksi (production
audits), yang menelusuri energy
dan/atau material dari masuknya
material tersebut kedalam perusahaan
sampai keluar.
7. Audit akuisisi(acquisition atau divesture
audits), yang menguji liabilitas
lingkungan yang dapat timbul dari
aktivitas tersebut.
Namun secara luas, audit dapat
dibagi dalam 2 kategori, yaitu:
a. Program pemeriksaan siklikal (cylical
auditing programs), yaitu audit yang
terjadi dalam siklus kejadian yang
dijadwalkan. Bentuk audit ini
merupakan produk sentral dari suatu
unit lingkungan. Audit demikian dapat
dilakukan oleh spesialis dalam
perusahaan atau kosultan luar.
b. Audit tunggal untuk maksud khusus
(single audits for special purposes)
audit demikian lebih cocok dilakukan
oleh konsultan luar.
Auditor Lingkungan
Audit laporan keuangan
dilaksanakan oleh akutan yang
berkualifikasi dan disupervisi dengan
memadai. Audit lingkungan biasanya
62. 62
diluar kompetensi akuntan dan
diharapakan bahwa audit lingkungan
dilaksanakan oleh tim kecil yang
jumlahnya sekitar 3 atau 4 orang. Tim
tersebut akan terdiri dari orang yang
secara teknis berkualifikasidari dalam
atau luar perusahaan dengan seorang
pemimpin yang independen dari
perusahaan. Orang berkualifikasi yang
siap dan dapat melaksanakan audit
lingkungan adalah yang sudah berada
dalam usaha dan auditor lingkungan
yang telah terdaftar dan terakreditasi.
Pasal 51 Ayat (2) UU Nomor 32
Tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup
dinyatakan bahwa auditor lingkungan
hidup wajib memiliki sertifikat
kompetensi auditor lingkungan hidup
yang berlaku mulai tanggal 3 Oktober
2010. Kriteria untuk memperoleh
sertifikasi auditor lingkungan hidup
meliputi kemampuan:
1. Memahami prinsip, metodologi, dan
tata laksana audit lingkungan hidup
2. Melakukan audit lingkungan hidup yang
meliputi tahap perencanaan,
pelaksanaan, pengambilan kesimpulan
dan pelaporan;
3. Merumuskan rekomendasi langkah
perbaikan sebagai tindak lanjut audit
lingkungan hidup.
Tahapan pelaksanaan audit
lingkungan adalah sebagai berikut :
63. 63
1. Pendahuluan
Penerapan audit lingkungan akan
tergantung kepada jenis audit yang
dilaksanakan, jenis usaha atau kegiatan
dan pelaksanaan oleh tim auditor.
2. Pra-audit
Kegiatan pra-audit merupakan bagian
yang penting dalam prosedur audit
lingkungan. Perencanaan yang baik
pada tahap ini akan menentukan
keberhasilan pelaksanaan audit dan
tindak lanjut audit tersebut.
Informasi yang diperlukan pada tahap
ini meliputi informasi rinci mengenai
aktifitas di lapangan, status hukum,
struktur organisasi, dan lingkup usaha
atau kegiatan yang akan diaudit.
Aktifitas pra-audit juga meliputi
pemilihan tata laksana audit, penentuan
tim auditor, dan
pendanaan pelaksanaan kegiatan audit.
Pada saat ini, tujuan dan ruang lingkup
audit harus telah disepakati.
3. Kegiatan Lapangan
· Pertemuan pendahuluan
Tahap awal yang harus
dilaksanakan oleh tim audit adalah
mengadakan pertemuan dengan
pimpinan usaha atau kegiatan untuk
mengkaji tujuan audit, tata laksana, dan
jadwal kegiatan audit.
Pemeriksaan lapangan
Pemeriksaan di lapangan
dilaksanakan setelah pertemuan
64. 64
pendahuluan. Tim audit akan
mendapatkan gambaran tentang
kegiatan usaha atau kegiatan yang akan
menjadi dasar penetapan areal kegiatan
yang memerlukan perhatian secara
khusus. Dengan melaksanakan
pemeriksaan lapangan, tim auditor dapat
menemukan hal-hal yang terkait erat
dengan kegiatan audit namun belum
teridentifikasi dalam perencanaan.
Pengumpulan data
Data dan informasi yang
dikumpullkan selama audit lingkungan
akan mencakup tata laksana audit,
dokumentasi yang diberikan oleh
pemilik usaha atau kegiatan, catatan dan
hasil pengamatan tim auditor, hasil
sampling den pemantauan, foto-foto,
rencana, peta, diagram, kertas kerja dan
hal-hal lain yang berkaitan, Informasi
tersebut harus terdokumentasi dengan
baik agar mudah ditelusuri kembali.
Tujuan utama pengumpulan data adalah
untuk menunjang dan merupakan dasar
bagi pengujian hasil temuan audit
lingkungan,
Pengujian
Prinsip utama audit lingkungan
adalah bahwa informasi yang disajikan
oleh tim auditor telah diuji dan
dikonfirmasikan. Dokumentasi yang
dihasilkan oleh tim auditor harus
menunjang semua pernyataan, atau telah
teruji melalui pengamatan langsung
65. 65
oleh tim auditor. Dalam menguji hasil
temuan audit, tim auditor harus
menjamin bahwa dokumen yang
dihasilkan merupakan dokumen yang
asli dan sah. Oleh karena itu tata
laksana audit harus menentukan tingkat
pengujian data yang dibutuhkan, atau
harus ditentukan oleh tim auditor.
Evaluasi hasil temuan
Hasil temuan audit harus
dievaluasi sesuai dengan tujuan audit
dan tata laksana yang telah disetujui
untuk menjamin bahwa semua
isu/masalah telah dikaji. Dokumentasi
penunjang harus dikaji secara teliti
sehingga semua hasil temuan telah
ditunjang oleh data dan diuji secara
tepat.
Pertemuan akhir
Setelah penelitian lapangan
selesai, tim auditor harus memaparkan
hasil temuan pendahuluan dalam suatu
pertemuan akhir secara resmi.
Pertemuan ini akan mendiskusikan
berbagai hal yang belum terpecahkan
atau informasi yang belum tersedia. Tim
auditor harus mengkaji hasil temuannya
secara garis besar dan menentukan
waktu penyelesaian laporan akhir.
Seluruh dakumentasi selama penelitian
harus dikembalikan kepada penanggung
jawab usaha atau kegiatan.
1. Pasca Audit
66. 66
Tim auditor akan menyusun laporan
tertulis secara lengkap sebagai hasil
pelaksanaan audit lingkungan. Laporan
tersebut juga mencakup pemaparan
tentang rencana tindak lanjut terhadap
isu-isu lingkungan yang telah
diidentifikasi.
Audit lingkungan di Indonesia
Sesuai dengan GBHN 1993, sistem
yang dianut dalam pelaksanaan
pembangunan nasional adalah
pembangunan yang berwawasan
lingkungan.
“Pembangunan yang dilakukan untuk
mengolah sumber daya alam, tetap
memperhatikan kelestarian lingkungan.”
Jenis audit lingkungan
berdasarkan Peraturan Nasional, yaitu :
v Audit Lingkungan Wajib
Audit lingkungan adalah suatu
proses evaluasi yang dilakukan oleh
penanggungjawab usaha dan/atau
kegiatan berdasarkan perintah Menteri
Lingkungan Hidup dan ketidakpatuhan
penganggungjawab usaha dan atau
kegiatan terhadap peraturan perundang-
undangan di bidang pengelolaan
lingkungan hidup yang terkait dengan
kegiatan tersebut. (KEP-
30/MENLH/2001).
v Audit Lingkungan Sukarela
67. 67
Audit lingkungan adalah suatu alat
manajemen yang meliputi evaluasi
secara sistematik, terdokumentasi,
periodik dan obyektif tentang
bagaimana suatu kinerja organisasi
sistem manajemen dan peralatan dengan
tujuan menfasilitasi kontrol manajemen
terhadap pelaksanaan upaya
pengendalian dampak lingkungan dan
pengkajian pentaatan kebijakan usaha
atau kegiatan terhadap peraturan
perundang-undangan tentang
pengelolaan lingkungan hidup. (KEP-
42/MENLH/111994).
Dasar hukum pelaksanaan audit
lingkungan di Indonesia adalah UU RI
Nomor 23 Tahun 1997 tentang
Pengelolaan Lingkungan Hidup dan
KEPMEN LH Nomor KEP-42
MENLH/11/1994 Tentang Pedoman
Umum Pelaksanaan Audit Lingkungan
ISO 14001 adalah standar
lingkungan terhadap organisasi yang
dinilai. Ini menentukan persyaratan
untuk EMS, yang menyediakan
kerangka kerja bagi suatu organisasi
untuk mengendalikan dampak
lingkungan dari kegiatan, produk dan
jasa. Standar lain untuk isu-isu
lingkungan hidup adalah ISO 1OOO.
Ketika melihat audit lingkungan,
kadang terpikir ini adalah sebuah ruang
untuk menjaga tetap berkualitasnya
kondisi lingkungan hidup. Dalam
68. 68
pembelajaran, terlihat jelas bahwa audit
lingkungan hanya merupakan sebuah
kesukarelaan. Bahkan yang dibelajarkan
adalah audit lingkungan dalam ISO
14000, bukan pada audit lingkungan
yang termaktub dalam perundang-
undangan negeri ini. Kementerian
Lingkungan Hidup sendiri telah
mengeluarkan turunan UU mengenai
audit lingkungan, yaitu KepMenLH No
30/2001 juga sebelumnya pada
KepMenLH No 42/1994. Gaung Audit
Lingkungan mulai menggema ketika
WALHI (Wahana Lingkungan Hidup
Indonesia) berpendapat bahwa sistem
AMDAL yang ada sepatutnya
dilengkapi dengan audit lingkungan.
Namun kenyataannya masih sangat sulit
melihat terjadinya proses audit
lingkungan terhadap pelaku usaha. Hal
ini juga lebih dikarenakan tidak ada
kewajiban pelaku usaha untuk
melakukan audit lingkungan, yang ada
hanyalah kesukarelaan. Dalam Standar
Nasional Indonesia, pedoman audit
lingkungan telah diabolisi (tidak
dipergunakan lagi). Diantaranya adalah
SNI 19-14010-1997 tentang Pedoman
audit lingkungan – Prinsip umum, SNI
19-14011-1997 tentang Pedoman untuk
pengauditan lingkungan – Prosedur
audit – Pengauditan sistem manajemen
lingkungan dan SNI 19-14012-1997
tentang Pedoman audit untuk
69. 69
lingkungan Kriteria kualifikasi untuk
auditor lingkungan. Melihat tidak
pentingnya audit lingkungan dalam
tataran kebijakan, maka tidak salah bila
telah terjadi pengarahan negeri bencana
ini ke arah ecosida, yang bisa jadi
terjadi tidak lebih dari 7 tahun lagi.
Audit lingkungan adalah proses
jalan panjang yang harus dimulai dan
dikampanyekan oleh semua pihak demi
keselamatan umat manusia. Banyak
perusahaan di Indonesia yang telah
melaksanakan aktivitas CSR (corporate
social responsibility
/ pertanggungjawaban sosial
perusahaan) di lapangan. Akan tetapi
belum banyak yang mengungkapkan
aktivitas tersebut dalam sebuah laporan.
Hanya beberapa perusahaan yang telah
mengungkapkan informasi lingkungan
dan tanggungjawab sosial di dalam
laporan tahunan perusahaan. Beberapa
di antaranya membuat laporan CSR
tersendiri, terpisah dari laporan tahunan.
Dibandingkan dengan negara lain, harus
diakui bahwa perkembangan praktik
laporan keberlanjutan di Indonesia
berjalan lambat. Jika penyusunan
laporan keuangan diwajibkan oleh
Undang-undang Perseroan Terbatas,
sedangkan untuk laporan keberlanjutan
belum ada ketentuan perundang-
undangan yang mewajibkan pembuatan
laporan tersebut. Khusus untuk
70. 70
mewajibkan penyusunan laporan
keberlanjutan di Indonesia nampaknya
masih perlu waktu, terutama kesiapan
dalam sistem pendukung seperti adanya
standar pelaporan yang bisa diterima
secara umum dan ketersediaan tenaga
yang berkompeten untuk menyusun
laporan tersebut, termasuk tenaga yang
melakukan fungsi assurance.
2.2.2 WADUK
Dikenal juga dengan reservoir (dari bahasa Perancis berarti
"gudang") adalah danau alam atau danau buatan, kolam penyimpan
atau pembendungan sungai yang bertujuan untuk menyimpan air.
Waduk dapat dibangun di lembah sungai pada saat pembangunan
sebuah bendungan atau penggalian tanah atau teknik konstruksi
konvensional seperti pembuatan tembok atau menuang beton. Istilah
'reservoir' dapat juga digunakan untuk menjelaskan penyimpanan air
di dalam tanah seperti sumber air di bawah sumur minyak atau sumur
air. Pembangunan waduk buatan umumnya dilakukan di lahan yang
bebas dari jangkauan warga ataupun jauh dari kawasan keramaian.
Namun, setelah selesai, fungsi waduk ini dapat digunakan untuk
menarik wisatawan ataupun menjadi objek wisata. Waduk ini biasanya
dibangun mengunakan semin dibagian sisi waduk.
Jenis Waduk :
1. Waduk lembah
Gambar 2.10 Waduk Jatiluhur, Jawa Barat
71. 71
Gambar 2.11 Danau Stocks di Lancashire,Inggris.
Gambar 2.12 Haweswater di Lake District, Inggris sebagai sumber air
untuk Manchester.
Bendungan juga dibangun di lembah dengan
memanfaatkan topografinya dan mendapatkan air untuk waduk. Bagian
pinggir lembah dimanfaatkan sebagai tembok dan bendungannya
terletak di bagian yang paling sempit, yang biasanya memberikan
kekuatan lebih besar dengan biaya yang lebih rendah. Di banyak
tempat, pembangunan waduk lembah melibatkan pemindahan
penduduk dan artifak bersejarah, seperti misalnya pemindahan
kuil Abu Simbel saat pembangunan Bendungan Aswan.
Pembangunan waduk lembah juga melibatkan pemecahan sungai saat
prosesnya, biasanya dengan membangun terowongan atau saluran
khusus Di wilayah berbukit, bendungan biasanya dibangun dengan
memperluas danau yang sudah ada. Bila topografi lokasinya kurang
cocok untuk waduk besar, beberapa waduk kecil biasanya dibangun
dan dibikin rantai seperti lembah Sungai Taff ketika tiga
waduk, Waduk Llwyn-on, Waduk Cantref, dan Waduk Beacons.
2. Waduk sisi sungai
72. 72
Waduk sisi sungai dibangun dengan memompa air dari sungai. Waduk
seperti ini biasanya dibangun melalui eskavasi dan konstruksi pada
bagian tanggul yang biasanya mencakup lebih dari 6 km.Air yang
disimpan di waduk seperti ini biasanya diendapkan selama beberapa
bulan agar kontaminanan dan tingkat kekeruhannya berkurang secara
alami
3. Waduk pelayanan
Waduk pelayanan adalah waduk yang dibangun dekat dengan titik
distribusi, dengan air yang sudah disterilkan dan dibersihkan. Waduk
pelayanan biasanya dibangun berbentuk menara air yang dibangun di
atas pilar beton di wilayah datar. Beberapa lainnya dibangun di bawah
tanah, terutama untuk waduk pelayanan di negara-negara yang
dipenuhi bukit atau pegunungan.
Pembangunan waduk buatan
Pembangunan waduk buatan sendiri umumnya dilakukan di lahan yang
bebas dari jangkauan warga ataupun jauh dari kawasan keramaian.
Namun, setelah selesai, fungsi waduk ini dapat digunakan untuk
menarik wisatawan ataupun menjadi objek wisata. Waduk ini biasanya
dibangun mengunakan semin dibagian sisi waduk.
Iklim kering dan kelangkaan air di India menyebabkan perkembangan
awal teknik pengelolaan air, termasuk pembangunan waduk di Girnar
pada 3000 SM Danau buatan yang dibuat pada abad ke-5 SM telah
ditemukan di Yunani kuno
Kegunaan Waduk Buatan :
- Penyedia air langsung
Banyak sungai yang dibendung dan kebanyakan
bagian sisi waduk digunakan untuk menyediakan
pakan air baku instalasi pengolahan air yang
mengirim air minum melalui pipa-pipa air. Waduk
tidak hanya menahan air sampai tingkat yang
dibutuhkan, waduk juga dapat menjadi bagian
pertama dalam proses pengolahan air. Waktu ketika
air ditahan sebelum dikeluarkan dikenal sebagai
waktu retensi. Ini merupakan salah satu fitur desain
73. 73
yang memudahkan partikel dan endapan lumpur
untuk mengendap seperti ketika melakukan
perawatan biologi alami menggunakan alga, bakteri,
dan zooplankton yang hidup secara alami dengan air.
Namun, proses alami limnologis dalam danau
beriklim sedang menghasilkan stratifikasi suhu di
dalam badan air yang cenderung membagi kedalam
beberapa elemen sepertimangan dan fosfor kedalam
air anoxic dingin selama bulan musim panas. Dalam
musim gugur dan musim dingin danau menjadi
bercampur lagi secara penuh. Selama kondisi
kekeringan, danau kadang perlu menarik ke bawah
air dingin dan terutama meningkatkan
kadar mangan yang menyebabkan masalah dalam
pengolahan air.
- Hidroelektrisitas
Gambar 2.13 Bendungan Hidroelektrisitas dalam bagian silang.
Sebuah waduk dapat
membangkitkan hidroelektrisitas termasuk turbin
air yang terhubung dengan penahan badan air dengan
pipa berdiameter besar. Turbin ini membangkitkan
perangkat yang mungkin berada pada dasar bendungan
atau lainnya yang jauh jaraknya. Beberapa waduk
menghasilkan hidroelektrisitas menggunakan pompa
yang diisi ulang seperti waduk tingkat tinggi yang diisi
dengan air menggunakan pompa elektrik berkinerja
tinggi pada waktu kerika permintaann listrik rendah dan
kemudian menggunakan air yang tersimpan untuk
74. 74
membangkitkan elektrisitas dengan melepas air yang
tersimpan kedalam waduk tingkat rendah ketika
permintaan listrik tinggi. Sistem seperti ini disebut
skema .
- Kontrol sumber daya air
Waduk bisa digunakan dengan berbagai cara untuk
mengontrol aliran air melalui saluran ke hilir.
Suplai air ke hilir - Air bisa dilepaskan dari
waduk yang lebih tinggi sehingga bisa disaring
menjadi air minum di daerah yang lebih rendah,
kadang bahkan ratusan mil lebih rendah dari
waduk tersebut.
Irigasi - Air di waduk untuk irigasi bisa
dialirkan ke jaringan sejumlah kanal untuk
fungsi pertanian atau sistem pengairan
sekunder. Irigasi juga bisa didukung oleh
waduk yang mempertahankan aliran air yang
memungkinkan air diambil untuk irigasi di
bagian yang lebih rendah dari sungai.
Kontrol banjir - juga dikenal sebagai atenuasi
atau penyeimbangan waduk, waduk sebagai
pengendali banjir mengumpulkan air saat
terjadi curah hujan tinggi, dan perlahan
melepaskannya selama beberapa minggu atau
bulan. Beberapa dari waduk seperti ini
dibangun melintang tehadap aliran sungai
dengan aliran air dikontrol melalui orrifice
plate. Saat aliran sungai melewati
kapasitas orrific plate di belakang waduk, air
akan berkumpul di dalam waduk. Namun saat
aliran air berkurang, air di dalam waduk akan
dilepaskan secara perlahan sampai waduk
tersebut kembali kosong. Dalam beberapa
75. 75
kasus waduk hanya berfungsi beberapa kali
dalam satu dekade dan lahan di dalam waduk
akan difungsikan sebagai tempat rekreasi dan
berkumpulnya komunitas. Generasi baru dari
bendungan penyeimbang dikembangkan untuk
mengatasi konsekuensi perubahan iklim, yang
disebut Flood Detention Reservoir (waduk
penahan banjir). Karena waduk seperti ini bisa
menjadi kering dalam waktu yang sangat lama,
maka bagian intinya yang terbuat dari tanay liat
terpengaruh dan mengurangi kekuatan
strukturnya. Karena itu kini mulai
dikembangkan penggunaan material daur ulang
untuk menggantikan tanah liat.
Kanal-kanal - Di tempat-tempat yang tidak
memungkinkan aliran air alami dialirkan ke
kanal, waduk dibangun untuk menjamin
ketersediaan air ke sungai. Contohnya saat
kanal dibangun memanjat melintasi barisan
perbukitan untuk sarana transportasi
Gambar 2.14 Waduk Kupferbach untuk kepentingan
rekreasi di Aachen, Jerman.
Rekreasi - Air bisa dilepaskan dari waduk
untuk menciptakan atau meperkuat air bersih
untuk olahraga kayak ataupun olahraga air
lainnya Di sungai yang dipenuhi salmon seperti
di Inggris, air secara khusus dilepaskan untuk
mendorong aktivitas migrasi ikan dan
menghasilkan variasi ikan bagi para
pemancing.
76. 76
- Penyeimbang aliran
Gambar 2.15 Waduk sebagai penyeimbang aliran air
Waduk bisa digunakan untuk menyeimbangkan aliran
air di tempat yang manajemennya sangat maju, dengan
menampung air saat aliran air deras dan melepaskannya
kembali saat aliran melambat. Untuk bisa menjalankan
fungsi ini tanpa campur tangan pompa, waduk
membutuhkan pengendalian secara hati-hati melalui
pintu air di bendungan.
Saat badai besar datang, petugas waduk akan
menghitung volume air yang akan bertambah selama
badai ke waduk. Jika badai diramalkan akan melewati
kapasitas waduk, air akan segera dilepaskan perlahan
sebelum dan selama badai. Jika pengaturan dilakukan
dengan akurat, maka badai besar tidak akan membuat
waduk meluap dan daerah hilir tidak akan mengalami
kerusakan besar akibat banjir.
Perkiraan cuaca yang akurat sangat dibutuhkan agar
petugas waduk bisa membuat perencanaan yang tepat
untuk mengosongkan waduk saat hujan lebat terjadi.
Dalam Banjir Queensland 2010-2011, petugas waduk
menyalahkan perkiraan cuaca.
Contoh waduk yang manajemennya cukup maju
adalah Burrendong Dam di Australia dan Llyn
Tegid di North Wales. Llyn Tegid adalah danau alami
yang ketinggian permukaan airnya ditingkatkan dengan
dinding rendah dan diisi dengan aliran Sungai Dee atau
77. 77
dilepaskan tergantung kondisi sebagai bagian dari
pengaturan Sungai Dee. Mode operasi seperti ini adalah
bentuk dari sistem kapasitansi hidrolis dari sungai
tersebut.
- Rekreasi
Gambar 2.16 Waduk Ria Rio sebagai salah satu waduk taman,
tempat rekreasi di Jakarta
Badan air yang tercipta karena waduk seringkali bisa
memfasilitasi rekreasi seperti pemancingan, kapal boat,
dan aktivitas lainnya. Aturan-aturan khusus bisa
diterapkan untuk alasan keamanan dan melindungi
kualitas air dan ekologi di daerah sekitarnya. Banyak
waduk kini mendukung dan mendorong rekreasi yang
lebih informal dan tidak terlalu berstrukur seperti
sejarah alam, pengamatan burung, lukisan lanskap, jalan
kaki dan hiking, serta juga sering memberikan papan
informasi dan materi interpretasi untuk penggunaan
manfaat secara lebih bertanggung jawab.
- Keamanan
Di beberapa negara besar, waduk diatur dalam
perundang-undangan.
Banyak usaha yang dilakukan untuk memperbaiki titik
terlemah dari suatu bendungan, namun tujuan ini hanya
meminimalisasi air yang tidak terkendali. Waduk yang
tidak kuat konstruksinya akan menyebabkan air
membanjiri seluruh wilayah di sekitar bendungan
dengan arus yang kuat dan menimbulkan korban jiwa,
seperti yang terjadi di Llyn Eigiauyang menewaskan 17
orang atau Waduk Situ Gintung yang menewaskan 100
78. 78
orang sementara 902 orang harus mengungsi dan 100
orang hilang.
- Perubahan lingkungan
Berdasarkan keadaan, waduk dibuat untuk generasi
hidro-elektrik juga dapat mengurangi atau menambah
produksi bersih dari gas rumah
kaca. Peningkatannya dapat terjadi jika terdapat
pembusukan material tumbuhan di daerah banjir
di anaerobik melepaskan lingkungan
(metana dan karbon dioksida).
Siswa dari Institut Nasional untuk penelitian dari
Amazon menemukan bahwa waduk hidroelektrik
melepas karbondioksida dalam jumlah besar akibat
membusuknya pohon-pohon yang telah tumbang di
waduk, khususnya selama dekade pertama setelah
penutupan.Hal ini membuat dampak pemanasan global
dari bendungan meningkat jauh lebih tinggi daripada
pembangkit listrik yang menghasilkan kekuatan yang
sama dari bahan bakar fosil Menurut laporan World
Commission on Dams, ketika bendungan relatif besar,
emisi gas rumah kaca dari reservoir bisa lebih tinggi
daripada pembangkit listrik berbahan bakar minyak
konvensional.Sebagai contoh, pada tahun 1990,
dampakimpoundment di balik Balbina Dam di Brasil
(diresmikan pada 1987) pada pemanasan global 20 kali
lebih besar dari pembangkit listrik yang menghasilkan
kekuatan yang sama dari bahan bakar fosil.
- Limnologi
Sebenarnya banyak kemiripan dari sudut
pandang limnologi antara waduk dengan danau untuk
ukuran yang sebanding. Hanya saja tetap ada perbedaan
signifikan di antara keduanya[21]. Banyak waduk
memiliki perbedaan akibat variasi ketinggian air
sehingga membuat beberapa daerah tidak digenangi air