SlideShare a Scribd company logo
1 of 32
1
MAKALAH
Disusun untuk Memenuhi Tugas
Mata Kuliah Evaluasi Kinerja dan Kompensasi
DosenPengampu: Ade Fauji ,SE,MM
Disusun oleh
Ati Sugianti 11141099
Kelas : 7Z MSDM
PROGRAM STUDI MANAGEMENT
UNIVERSITAS BINA BANGSA BANTEN
2017
2
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI i
BAB 1 KINERJA SDM 1
BAB II HR SCORE CARD (PENGUKURAN KINERJA SDM) 8
BAB III MOTIVASI & KEPUASAN KERJA 11
BAB IV MENGELOLA POTENSI KECERDASAN & EMOSIONAL SDM 16
BAB V MEMBANGUN KAPABILITAS DAN KOMPETENSI SDM 20
BAB VI KONSEP AUDIT KINERJA SDM 23
BAB VIII PELAKSANAAN AUDIT KINERJA 28
3
BAB 1
KINERJA SDM
Pengertian Kinerja dan Manajemen Kinerja
Anwar Prabu Mangkunegara (2005: 67) mengemukakan bahwa kinerja merupakan
hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang karyawan dalam
melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.
Mondy (2008: 256) mengemukakan bahwa manajemen kinerja adalah proses
berorientasi tujuan yang diarahkan untuk memastikan bahwa proses-proses
keorganisasian ada pada tempatnya untuk memaksimalkan produktivitas para
karyawan, tim, dan akhirnya organisasi.
Terdapat dua tipe variabel kinerja, yaitu variabel kuantitatif dan variabel kualititatif.
Variabel kuantitatif lebih disukai karena lebih objektif dan memerlukan waktu yang
tidak terlalu banyak untuk mengukurnya serta tidak menimbulkan interpretasi ganda.
Namun variabel kualitatif juga diperlukan karena ada banyak aspek dari kinerja
organisasi yang tidak cukup hanya dinilai dengan angka-angka (Wibisono, 2006: 66).
Penilaian Kinerja
Mondy (2008:257) mendefinisikan penilaian kinerja sebagai suatu sistem formal untuk
menilai dan mengevaluasi kinerja tugas karyawan, baik individu maupun tim. Penilaian
kinerja seringkali dianggap sebagai tindakan rutinitas yang tidak disukai dan negatif
serta dianggap tidak memerlukan keahlian. Padahal penilaian kinerja merupakan
kegiatan penting dan memberikan banyak manfaat bagi perusahaan.
Sedangkan menurut Dessler (2008: 322), penilaian kinerja berarti mengevaluasi kinerja
karyawan saat ini dan atau di masa lalu relatif terhadap standar prestasinya.
4
Richard L. Daft (2011: 124) mengemukakan bahwa penilaian kinerja (performance
appraisal) merupakan proses pengamatan dan pengevaluasian kinerja seorang pegawai,
pencatatan penilaian, dan pemberian umpan balik pada pegawai.
Dessler (2008: 325) dalam menjawab pertanyaan mengapa harus menilai kinerja?
Menjelaskan beberapa alasan untuk menilai kinerja, sebagai berikut:
a. Penilaian kinerja memainkan peranan penting yang terintegrasi
dalam proses manajemen kinerja perusahaan.
b. Penilaian kinerja memungkinkan pimpinan dan karyawan
menyusun sebuah rencana untuk mengoreksi berbagai
kekurangan yang ditemukan dalam penilaian dan untuk
menegaskan hal-hal yang telah dilakukan dengan benar oleh
karyawan.
c. Penilaian kinerja penting untuk tujuan perencanaan karir dengan
memberikan kesempatan meninjau rencana karir karyawan dan
memperhatikan kekuatan dan kelemahannya secara spesifik.
d. Penilaian sangat penting dalam pengambilan keputusan
kenaikan gaji dan promosi.
Penilaian kinerja secara objektif merupakan keahlian yang harus dimiliki oleh penilai
kinerja. Penilaian yang dilebihkan atau dikurangi karena berbagai faktor dapat
merugikan perusahaan, karyawan, dan penilai itu sendiri. Penilai kinerja harus
membiasakan diri dengan teknik dasar penilaian, memahami dan menghindari
masalah-masalah yang dapat megacaukan penilaian, dan dapat melakukan penilaian
dengan adil (Dessler, 2008: 326).
5
Penilaian kinerja pada umumnya dilakukan oleh departemen sumber daya manusia
yang mengkoordinasikan perancangan dan implementasi program-program penilaian
kinerja. Namun beberapa pihak lain pada kenyataannya dapat melakukan penilaian
terhadap kinerja karyawan.
Menurut Mondy (2008:262) ada lima pihak yang dapat melakukan penilaian terhadap
kinerja karyawan, yaitu:
a. Atasan Langsung
Atasan langsung merupakan pilihan paling umum dalam menilai kinerja karyawan. Hal
ini didukung alasan bahwa atasan langsung memiliki posisi yang sangat baik untuk
mengamati dan menilai kinerja bawahannya.
b. Bawahan
Sebagaimana atasan dapat mengamati dan menilai bawahannya maka bawahan juga
dapat memberikan penilaian terhadap kinerja atasannya.
c. Rekan atau Anggota Tim
Kedekatan anggota tim dalam melakukan suatu pekerjaan dapat memberikan perspektif
mengenai kinerja tertentu yang tidak dapat diamati oleh atasan langsung, misalnya
kemampuan bekerja sama dalam tim.
d. Penilaian Diri Sendiri
Penilaian kinerja terhadap diri sendiri merupakan cara yang baik untuk dilakukan
apabila karyawan memahami tujuan-tujuan mereka dan kriteria-kriteria yang
digunakan untuk evaluasi.
e. Penilaian Pelanggan
6
Perilaku pelanggan memiliki peranan penting terhadap tingkat kesuksesan perusahaan.
Beberapa perusahaan menggunakan masukan pelanggan sebagai penilaian kinerja
terhadap karyawan.
Tujuan penilaian kinerja secara umum dapat dibagi menjadi dua (Gomes, 2003: 135),
yaitu:
1. Untuk memberikan penghargaan terhadap kinerja sebelumnya
(to reward past performance);
2. Untuk memotivasi perbaikan kinerja pada waktu yang akan
datang (to motivate future performance improvement).
Informasi-informasi yang diperoleh dari penilaian kinerja tersebut dapat digunakan
untuk kepentingan pemberian gaji, kenaikan gaji, promosi, dan penempatan-
penempatan pada tugas-tugas tertentu.
Penilaian kinerja merupakan faktor penting untuk suksesnya manajemen kinerja.
Menurut Mondy (2008: 257) data yang dihasilkan dari penilaian kinerja bisa memiliki
nilai potensial untuk hampir semua bidang fungsional sumber daya manusia, di
antaranya untuk perencanaan sumber daya manusia, perekrutan dan seleksi, pelatihan
dan pengembangan, perencanaan dan pengembangan karir, program kompensasi,
hubungan kekaryawanan internal, dan penilaian potensi karyawan.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penilaian Kinerja
Menurut James L. Perry dalam Gomes (2003: 150), faktor-faktor yang berpengaruh
besar terhadap penilaian kinerja adalah ras atau suku bangsa, jenis kelamin (gender),
dan usia. Penilaian kinerja dianggap tidak objektif dan sangat dipengaruhi oleh ketiga
faktor tersebut. Misalnya apabila penilai kinerja adalah orang berkulit putih maka
7
orang-orang berkulit hitam akan cenderung memiliki kinerja yang lebih rendah
dibanding orang-orang yang berkulit putih.
Mondy (2008: 259) mengemukakan bahwa terdapat banyak faktor yang mempengaruhi
penilaian kinerja, baik faktor internal maupun faktor eksternal. Faktor eksternal
misalnya legislasi hukum yang mewajibkan sistem-sistem penilaian kinerja tidak
bersifat diskriminatif, serikat pekerja yang menekankan senioritas sebagai dasar
kenaikan gaji dan promosi. Sedangkan faktor internal misalnya budaya perusahaan
yang dapat menjadi faktor penghambat atau faktor pendukung dalam penilaian kinerja.
Siagian (2000) mengemukakan bahwa kinerja dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor
kemampuan dan faktor motivasi.
a. Faktor kemampuan terdiri dari: (1) Pengetahuan, meliputi
pendidikan, pengalaman, pelatihan, dan minat; (2)
Keterampilan, meliputi kecakapan dan kepribadian.
b. Faktor motivasi terdiri dari: (1) Kondisi sosial, meliputi
organisasi formal dan informal, kepemimpinan dan serikat
kerja; (2) Kebutuhan individu, meliputi fisiologis, sosial, dan
egoistik; (3) Kondisi fisik, meliputi lingkungan kerja.
Hal ini sesuai dengan pendapat Keith Davis dalam Anwar Prabu Mangkunegara (2005:
67) yang merumuskan bahwa:
Human Performance = Ability + Motivation
 Ability = Knowledge + Skill
 Motivation = Attitude + Situation
8
Sedangkan menurut Dessler (1992: 514) ada 5 (lima) faktor dalam penilaian kinerja,
yaitu:
a. Kualitas pekerjaan, meliputi: akuisi, ketelitian, penampilan dan
penerimaan keluaran;
b. Kuantitas pekerjaan, meliputi: volume keluaran dan kontribusi;
c. Supervisi yang diperlukan, meliputi: membutuhkan saran,
arahan, atau perbaikan;
d. Kehadiran, meliputi: regularitas, dapat dipercaya / diandalkan
dan ketepatan waktu;
e. Konservasi, meliputi: pencegahan, pemborosan, kerusakan, dan
pemeliharaan.
Menurut Mondy (2008: 260) kriteria penilaian yang paling umum adalah sifat,
perilaku, kompetensi, pencapaian tujuan dan potensi perbaikan.
Dimensi-dimensi yang dipergunakan dalam melakukan penilaian kinerja karyawan
menurut Gomes (2003: 142) adalah sebagai berikut:
a. Quantity of work, jumlah kerja yang dilakukan dalam suatu
periode waktu yang ditentukan;
b. Quality of work, kualitas kerja yang dicapai berdasarkan syarat-
syarat kesesuaian dan kesiapannya;
c. Job knowledge, luasnya pengetahuan mengenai pekerjaan dan
keterampilan yang dimiliki;
9
d. Creativeness, keaslian gagasan-gagasan yang dimunculkan dan
tindakan-tindakan untuk menyelesaikan persoalan-persoalan
yang timbul;
e. Cooperation, kesediaan untuk bekerjasama dengan orang lain
(sesama anggota organisasi);
f. Dependability, kesadaran dan dapat dipercaya dalam hal
kehadiran dan penyelesaian kerja;
g. Initiative, semangat untuk melaksanakan tugas-tugas baru dan
dalam memperbesar tanggung jawabnya;
h. Personal qualities, menyangkut kepribadian, kepemimpinan,
keramah-tamahan, dan integritas pribadi.
10
BAB II
HR SCORE CARD (PENGUKURAN KINERJA SDM)
Manajemen Kinerja
• Konsep manajemen kinerja (performance management)perlu sedikit dijelaskan
di depan karena penilaian kinerja (performance appraisal) adalah salah satu
unsur penting dalam manajemen kinerja.
• Sistem manajemen kinerja adalah proses formal yang terstruktur untuk
mengukur, mengevaluasi, dan mempengaruhi sikap, perilaku, dan hasil kinerja
para karyawan yang terkait dengan jabatan/pekerjaan mereka. (Schuler &
Jackson 2006)
• Sistem manajemen kinerja membantu mengarahkan dan memotivasi para
karyawan untuk memaksimalkan usaha mereka dalam mencapai tujuan
organisasi. (Schuler & Jackson 2006)
• Manajemen kinerja adalah proses berorientasi tujuan yang diarahkan untuk
memastikan bahwa proses-proses organisasi ada pada tempatnya guna
memaksimalkan produktivitas para karyawan, tim, dan akhirnya organisasi itu
sendiri. (Mondy 2008)
• Ada dua komponen manajemen kinerja (Schuler & Jackson 2006), yaitu:
• Pengukuran dan umpan balik kinerja
• Komponen imbalan dari kompensasi total
Standar Kinerja
• Standar kinerja (performance standards) adalah tolok ukur (benchmark) yang
digunakan untuk mengukur kinerja.
11
• Agar efektif, standar tersebut harus terkait dengan hasil yang diharapkan dari
suatu jabatan.
• Standar-standar kinerja yang terkait dengan suatu jabatan (job-related) bisa
diperoleh melalui proses analisis jabatan.
• Prinsip SMART dalam penetapan standar kinerja:
– Specific: Jelas dan rinci
– Measurable: Dapat diukur
– Achievable: Dapat dicapai (berdasarkan kesepakatan antara karyawan
dengan atasannya).
– Result oriented: Berorientasi pada hasil
– Time framed: Jelas jangka waktu pencapaiannya.
• Ukuran kinerja (performance measures) adalah nilai atau peringkat yang
digunakan untuk mengevaluasi kinerja.
• Ukuran kinerja harus mudah digunakan, dapat diandalkan (reliable), dan
mampu melaporkan perilaku-perilaku kritikal yang menentukan kinerja.
Resources Scorecard
• Human Resources Scorecard adalah suatu atat untuk mengukur dan mengelola
kontribusi stategik dari peran human resources dalam menciptakan nilai untuk
mencapai strategi perusahaan.
• Human Resources Scorecard adalah suatu sistem pengukuran sumber daya
manusia yang mengaitkan orang - strategi - kinerja untuk menghasilkan
perusahaan yang unggul.
12
• Human Resources Scorecard menjabarkan misi, visi, strategi menjadi aksi
human resources yang dapat diukur kontribusinya. Human Resources
Scorecard menjabarkan sesuatu yang tak berwujud/intangible (leading/sebab)
menjadi berwujud/ltangible (lagging/akibat).
13
BAB III
MOTIVASI & KEPUASAN KERJA
• Motivasi
– Bagaimana caranya mengarahkan daya dan potensi bawahan, agar mau
bekerja sama secara produktif berhasil mencapai dan mewujudkan
tujuan yang telah ditentukan
– Pemberian daya penggerak yg menciptakan kegairahan kerja seseorang
agar mereka mau bekerjasama, bekerja efektif, & terintegrasi dengan
segala daya upayanya untuk mencapai kepuasan
• Motivasi penting dikarenakan :
– Motivasi adalah hal yang menyebabkan, menyalurkan, dan mendukung
perilaku manusia, supaya mau bekerja giat dan antusias mencapai hasil
optimal
• Orang mau bekerja dikarenakan:
– The Desire to Live (Keinginan Untuk hidup)
– The Desire for Position (Keinginan akan suatu posisi)
– The Desire for Power (Keinginan akan Kekuasaan)
– The Desire for Recognation (Keinginan akan pengakuan)
• Beberapa tujuan motivasi
– Meningkatkan moral & kepuasaan kerja karyawan
– Meningkatkan produktifitas kerja karyawan
14
– Mempertahankan kestabilan karyawan
– Meningkatkan kedisiplinan
– Mengefektifkan pengadaan karyawan
– Menciptakan hubungan & suasana kerja yg baik
– Meningkatkan loyalitas, kreativitas, & partisipasi
– Meningkatkan kesejahteraan karyawan
– Mempertinggi rasa tanggung jawab terhadap tugas
– Meningkatkan efisiensi penggunaan alat & bahan
• Asas Mengikutsertakan
– Memberikan kesempatan bawahan untuk berpartisipasi mengajukan
ide/saran dalam pengambilan keputusan
• Asas Komunikasi
– Menginformasikan tentang tujuan yang ingin dicapai, cara
mengerjakannya & kendala yang dihadapi
• Asas Pengakuan
– Memberikan penghargaan & pengakuan yang tepat serta wajar kepada
bawahan atas prestasi yang dicapainya
• Asas Wewenang yang didelegasikan
– Mendelegasikan sebagian wewenang serta kebebasan karyawan untuk
mengambil keputusan dan berkreativitas dan melaksanakan tugas-tugas
atasan
• Asas Perhatian Timbal Balik
15
– Memotivasi bawahan dengan mengemukakan keinginan atau harapan
perusahaan disamping berusaha memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang
diharapkan bawaha dari perusahaan
• Model Tradisional
– Untuk memotivasi bawahan agar bergairah dalam bekerja perlu
diterapkan sistem insentif. Motivasi bawahan hanya untuk mendapatkan
insentif saja
• Model Hubungan Manusiawi
– Memotivasi bawahan dengan mengakui kebutuhan sosial disamping
kebutuhan materil
• Model Sumberdaya Manusia
– Memotivasi bawahan dengan memberikan tanggung jawab dan
kesempatan yang luas dalam menyelesaikan pekerjaan dan mengambil
keputusan.
• Direct Motivation (Metoda Langsung)
– Motivasi (materil & nonmateril) yang diberikan secara langsung kepada
karyawan untuk memenuhi kebutuhan serta kepuasaannya
• Indirect Motivation (Metoda Tidak Langsung)
– Motivasi yang diberikan hanya merupakan berbagai fasilitas yang
mendukung/menunjang gairah kerja, sehingga karyawan betah dan
bersemangat bekerja
Alat-alat Motivasi
• Material Incentive
16
– Motivasi yang bersifat materil sebagai imbalan prestasi yang diberikan
oleh karyawan, Berbentuk uang & barang
• Nonmaterial Incentive
– Motivasi yang tidak berbentuk materi”. Antara lain: penempatan yang
tepat, penghargaan, pekerjaan yang terjamin, perlakuan yang wajar.
Jenis-jenis Motivasi
• Motivasi Positif
– Manajer memotivasi bawahan dengan memberikan hadiah/imbalan
kepada mereka yang berprestasi di atas prestasi standar
• Motivasi Negatif
– Manajer memotivasi bawahan dengan memberikan hukuman kepada
mereka yang tidak mampu mencapai prestasi standar tertentu
Proses Motivasi
• Hal-hal yang perlu diperhatikan:
– Penetapan Tujuan
– Mengetahui Keinginan Karyawan
– Adanya Komunikasi yang Baik
– Integrasi Tujuan Perusahaan dengan Kepentingan Karyawan
– Menyediakan Fasilitas
– Membentuk Team Work yang Terkoordinasi dengan baik
• Pengukuran Kepuasan Kerja
– Manusia berhak diberlakukan dengan adil dan hormat
17
– Kepuasan kerja dapat menciptakan perilaku yang mempengaruhi
fungsi-fungsi perusahaan
18
BAB IV
MENGELOLA POTENSI KECERDASAN & EMOSIONAL SDM
IESQ
IQ= Intelectual Quotient (kecerdasan intelektual
EQ= Emotional Quotient (Kecerdasan Emosional)
SQ=Spiritual Quotient (Kecerdasan Spiritual)
• Intelectual Quotient (Kecerdasan Intelektual): kecerdasan berbasis pada
logika pengetahuan
• Emotional Quotient (Kecerdasan emosional): Kecerdasan berbasis Emosi,
yaitu kemampuan mengendalikan diri dan memahami perasaan orang lain.
• Spiritual Quotient (Kecerdasan Spiritual): kecerdasan yang berbasis pada
nilai-nilai Ketuhanan.
Nilai Dalam IESQ
• Berbuat baik kepada Tuhan: Beribadah sesuai dengan keyakinan dan agama
kita masing-masing.
• Berbuat baik kepada Manusia
1. Dilandasi logika perhitungan yang cermat
2. Melakukan kewajiban sebagai sesama hamba Allah
3. Memahami dan memenuhi apa yang menjadi hak orang lain
Nilai Dalam ESQ
• Dilandasi nilai-nilai Ketuhanan (SQ)
19
• Iman (meyakini bahwa Allah adalah Dzat yang patut disembah atau tauhid
rububiyyah dan meyakini bahwa Allah adalah Dzat yang Maha Esa atau tauhid
uluhiyyah)
• Takwa (merasa selalu di dalam pengawasan Allah di mana saja berada)
• Tawakkal (pasrah atas semua hal yang ditentukan oleh Allah kepada kita)
Prinsip Kehidupan
1. Menjaga kejujuran
2. Menjaga keadilan
3. Menjaga kesabaran
4. Menjaga Kebersamaan
5. Mengutamakan Tenggang rasa
6. Mengutamakan memaafkan
Prinsip Orang Jawa
• Rukun (sebagai prinsip dasar kehidupan adalah keteraturan sosial)
• Harmoni (sebagai prinsip dasar kehidupan yang mengutamakan keserasian
antara dunia manusia dan alam seluruhnya)
• Slamet (sebagai prinsip dasar bahwa tujuan akhir kehidupan adalah
keselamatan di dunia dan akherat)
Mengendalikan Emosi
• Berpikir sebelum bertindak (orang harus berhitung secara cermat tentang segala
sesuatu)
20
• Menghadapi sesuatu dengan tenang (ketenangan akan diperoleh jika orang
selalu mengingat Allah)
• Mengembangkan Empati (jangan menganggap diri kita paling hebat)
• Mengendalikan hawa nafsu (nafsu mengarahkan kepada kejelekan)
• Mengembangkan kesabaran (sabar adalah keindahan)
Mengembangkan Kecerdasan Spiritual
• Berniat yang baik (niat seseorang menentukan tentang amal perbuatan dan
produks yang dihasilkannya)
• Melakukan sesaatu atas dasar kebenaran (kebenaran menjadi asas dalam
tindakan)
• Berdoa dalam setiap langkah (tiada keberhasilan yang diperoleh tanpa campur
tangan Tuhan)
• Menjaga kebersihan hati (harus ikhlas dalam melakukan tindakan)
• Banyak tafakkur (hendaknya menjadikan alam seluruhnya sebagai titik tolak
pemikiran)
• Menyandarkan segala sesuatu atas kehendak Allah (segala sesuatu telah ada
ketentuannya namun manusia harus melakukan segala sesuatu dengan sebaik-
baiknya
Membangun Hidup Baru
• Hindari Kekerasan Atas Nama Apapun
• Jalin Kebersamaan Pada Saat Apapun
• Jaga Kerukunan Dalam Keadaan Apapun
• Jaga Keharmonisan Dalam Keadaan Apapun
21
• Keselamatan Akan Diraih
22
BAB VI
MEMBANGUN KAPABILITAS DAN KOMPETENSI SDM
• Kompetensi, artinya adalah Kemampuan, sebagai seorang individu atau calon
pemimpin diharapkan memiliki kemampuan, ketrampilan atau skill.
• Kapabilitas, artinya juga sama dengan Kompetensi, yaitu Kemampuan.
Namun pemaknaan kapabilitas tidak sebatas memiliki keterampilan (skill) saja
namun lebih dari itu, yaitu lebih paham secara mendetail sehingga benar benar
menguasai kemampuannya dari titik kelemahan hingga cara mengatasinya.
• Akseptabilitas, artinya adalah Keterterimaan, kecocokkan dan kepantasan.
Kata ini berasal dari "peminjaman" kata Accetability.
• Elektabilitas, adalah "Ketertarikan yang dipiilih". Mislanya, sesuatu benda
atau orang yang memiliki Elektabilitas tinggi adalah yang terpilih dan disukai
oleh masyarakat. yakni difavoritkan
Karakteristika Kompetensi
1. Motif -- apa yang mendorong, perilaku yang mengarah dan dipilih terhadap
kegiatan atau tujuan tertentu.
2. Sifat/ciri bawaan -- ciri fisik dan reaksi-reaksi yang bersifat tetap terhadap
situasi atau informasi.
3. Konsep diri -- sikap, nilai atau self image dari orang-orang.
4. Pengetahuan – informasi yang dimiliki orang-orang khususnya pada bidang
yang spesifik.
5. Keterampilan – kemampuan untuk mampu melaksanakan tugas-tugas fisik
dan mental tertentu.
23
Kelompok Kompetensi Generik
• Kemampuan merencanakan untuk peningkatan prestasi dan
mengimplementasikan (achievement & action)
• Kemampuan melayani (helping & human service)
• Kemampuan memimpin (impact & influence)
• Kemampuan mengelola (managerial)
• Kemampuan berpikir (cognitive)
• Kemampuan bersikap dewasa (personal effectiveness)
Langkah Pengembangan SDM
1. Profil Kapabilitas Pegawai :
 Identifikasi kompetensi
 Uraian kompetensi jabatan
 Penilaian pemegang jabatan
 Identifikasi keunggulan dan kelemahan
2. Program pelatihan dan pengembangan keterampilan
3. Perencanaan pelatihan individual
4. Penilaian pascaprogram pelatihan/ pengembangan keterampilan
Faktor Eksternal yang HARUS diantisipasi :
1. Faktor Lingkungan
2. Faktor Perkembangan Teknologi
3. Human Resources
24
4. Struktur Organisasi
5. Budaya Perusahaan
25
BAB VII
KONSEP AUDIT KINERJA SDM
Audit Sumber Daya Manusia
• Audit SDM membantu perusahaan kinerja atas pengelolaan SDM degan cara :
• Menyediakan umpan balik nilai kontibusi fungsi SDM terhadap strategi bisnis
dan tujuan perusahaan.
• Menilai kualitas praktik, kebijakan, dan pengelolaan SDM.
• Melaporkan keberadaan SDM saat ini dan langkah-langkah perbaikan yang
dibutuhkan.
• Menilai biaya dan manfaat praktik-praktik SDM.
• Menilai hubungan SDM dengan manajemen lini dan cara cara
meningkatkannya.
• Merancang panduan untuk menentukan standar kinerja SDM.
• Mengidentifikasi area yang perlu diubah dan ditingkatkan dengn rekomendasi
khusus.
Daftar periksa Sumber Daya Manusia
26
Tujuan Audit Sdm
Ada beberapa hal yang ingin dicapai melalui audit SDM yang merupakan
tujuan dari dilakukannya audit tersebut, antara lain :
• Menilai efektivitas dari fungsi SDM.
• Menilai apakah program/aktivitas SDM telah berjalan secara ekonomis, efektif,
dan efisien.
• Memastikan ketaatan berbagai program/aktivitas SDM terhadap ketentuan
hukum, peraturan dan kebijakan yang berlaku di perusahaan.
• Mengidentifikasi berbagai hal yang masih dapat ditingkatkan terhadap aktivitas
SDM dalam menunjang kontribusinya terhadap perusahaan.
• Merumuskan beberapa langkah perbaikan yang tepat untuk meningkatkan
ekonomisasi, efisiensi, dan efektifitas berbagai program/aktivitas SDM.
Manfaat Audit Sdm
Bebarapa manfaat dari audit SDM antara lain :
• Mengidentifikasi kontribusi dari Departemen SDM terhadap organisasi.
• Meningkatkan citra profesional Departemen SDM.
• Mendorong tanggung jawab dan profesionalisme yang lebih tinggi karyawan
Departemen SDm.
• Memperjelas tugas-tugas dan tanggung jawab Departemen SDM.
• Mendorong terjadinya keragaman kebijakan dan praktik-praktik SDM.
• Menemukan masalah-masalah kritis dalam bidang SDM.
• Memastikan ketaatan terhadap hukum dan peraturan, dalam praktik SDM.
27
• Menurunkan biaya SDM melalui prosedur SDM yang lebih efektif.
• Meningkatkan keinginan untuk berubah dalam Departemen SDM.
• Memberikan evaluasi yang cermat terhadap sistem informasi SDM.
Pendekatan Audit Sdm
• Menentukan ketaatan pada hukum dan berbagai peraturan yang berlaku
• Mengukur kesesuaian program dengan tujuan organisasi
• Mengukur kinerja program
Beberapa pendekatan audit SDM
• Pendekatan Komperatif
Tim audit sumber daya manusia membandingkan perusahaan (divisi) dengan
perusahaan atau divisi lainnya guna menyingkap bidang-bidang yang berkinerja buruk.
• Pendekatan otoritas pihak luar
Tim audit sumber daya manusia bergantung pada keahlian-keahlian konsultan
dari luar atau temuan-temuan riset yang dipublikasikan sebagai suatu standar
terhadapnya aktivitas-aktivitas atau program sumber daya manusia dievaluasi.
• Pendekatan Statistikal
Dari catatan-catatan yang ada, tim audit sumber daya manusia menghasilkan
standar-standar statistical terhadapnya aktivitas-aktivitas dan program-program
sumber daya manusia dievaluasi. Dengan standar matematis ini, tim audit dapat
menemukan kesalahan-kesalahan pada saat kesalahan-kesalahan tersebut masih kecil,
berupa Data yang dikumpulkan per tahun, metode kuantitatif seperti :
• Regresi : memanfaatkan hubungan antara dua atau lebih variabel
kuantitatif sehingga satu variabel dapat diprediksikan dari variabel lainnya
28
• Korelasi : mengukur tingkat asosiasi yang ada antara dua atau lebih
variabel
• Diskriminan : mengidentifikasi faktor-faktor yang membedakan antara dua
atau lebih kelompok dalam suatu populasi
• Pendekatan Kepatuhan
• Dengan mengambil sample elemen-elemen system informasi sumber daya
manusia, tim audit mencari penyimpangan-penyimpangan dari berbagai
peraturan, kebijakan, serta prosedur-prosedur perusahaan, melalui upaya-upaya
pencarian fakta, tim audit dapat menemukan apakah terdapat kepatuhan
berbagai kebijakan dan peraturan perusahaan
• Pendekatan manajemen berdasarkan tujuan
• Pada saat pendekatan manajemen berdasarkan tujuan digunakan terhadap
bidang-bidang sumber daya manusia, tim audit dapat membandingkan hasil-
hasil actual dengan tujuan-tujuan yang dinyatakan. Bidang-bidang berkinerja
buruk dapat dideteksi dan dilaporkan.
Langkah-Langkah Audit
• Langkah (tahapan)tersebut meliputi :
• Audit pendahuluan
• Review dan pengujian pengendalian manajemen atas program-program
• Audit lanjutan
• Pelaporan
• Tindak lanjut
Tujuan audit terdiri dari 3 elemen, yaitu :
29
Kriteria
Penyebab
Akibat
Pendahuluan
30
BAB VIII
PELAKSANAAN AUDIT KINERJA
Pengukuran Kinerja
Menurut Anantawikrama, etc (2013) pengukuran kinerja sektor publik merupakan
suatu sistem yang bertujuan untuk membantu manajer publik dalam menilai
pencapaian suatu strategi melalui alat ukur finansial dan non finansial. Sistem
pengukuran kinerja dapat dijadikan sebagai alat pengendalian organisasi, karena
pengukuran kinerja diperkuat dengan menetapkan reward and punishment system.
Menurut Mardiasmo dalam Anantawikrama, etc (2013) pengukuran kinerja
sektor publik dilakukan untuk memenuhi tiga maksud:
1. Pengukuran kinerja sektor publik dimaksudkan untuk membantu memperbaiki
kinerja pemerintah. Ukuran kinerja yang dimaksudkan untuk dapat membantu
pemerintah berfokus kepada tujuan dan sasaran program unit kerja. Hal ini pada
akhirnya dapat meningkatkan efesiensi dan efektivitas organisasi sektor publik.
2. Ukuran kinerja sektor publik digunakan untuk pengalokasian sumber daya dan
pembuatan keputusan.
3. Ukuran kinerja sektor publik dimaksudkan untuk mewujudkan
pertanggungjawaban publik dan memperbaiki komunikasi kelembagaan.
Oleh pihak legislatif, ukuran kinerja digunakan untuk menentukan kelayakan
biaya pelayanan (cost of service) yang dibebankan kepada masyarakat pengguna jasa
publik. Masyarakat tentu tidak mau terus menerus ditarik pungutan sementara
pelayanan yang mereka terima tidak ada peningkatan kualitas dan kuantitasnya. Oleh
karena itu pemerintah berkewajiban untuk meningkatkan efesiensi dan efektivitas
pelayanan publik.
31
Menurut Rai dalam Anantawikrama, etc (2013) pengukuran kinerja pada sektor
publik memiliki beberapa tujuan, yaitu:
1. Menciptakan akuntabilitas publik. Dengan melakukan pengukuran kinerja, akan
diketahui apakah sumber daya digunakan secara ekonomis, efesien, sesuai dengan
peraturan, dan dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
2. Mengetahui tingkat ketercapaian tujuan organisasi. Pengukuran kinerja sangat
penting untuk melihat apakah suatu organisasi berjalan sesuai dengan yang
direncanakan atau menyimpang dari tujuan yang ditetapkan.
3. Memperbaiki kinerja periode berikutnya. Pengukuran kinerja akan sangat
membantu pencapaian tujuan organiasi dalam jangka panjang serta membentuk upaya
pencapaian budaya kerja yang lebih baik di masa mendatang.
4. Menyediakan sarana pembelajaran pegawai. Dengan adanya pengukuran kinerja
atas pegawai, dapat diketahui apakah mereka telah bekerja dengan baik atau tidak.
Pengukuran kinerja dapat menjadi media pembelajaran bagi pegawai untuk
meningkatkan kinerja masa datang.
5. Memotivasi pegawai. Pengukuran kinerja dapat dijadikan alat untuk memotivasi
pegawai dengan memberikan imbalan kepada pegawai yang memiliki kinerja baik.
Standar Audit
Menurut Indra Bastian (2006) standar auditing yang dapat digunakan secara nasional
sudah merupakan kebutuhan yang mendesak dalam era globalisasi ini. Standar audit
ini merupakan patokan untuk melakukan audit atas semua kegiatan pemerintah.
Standar audit ini memuat persyaratan profesional auditor, mutu pelaksanaan audit, dan
persyaratan laporan audit yang profesional dan bermutu. Standar Audit Pemerintahan
(SAP) yaitu:
a. Standar Umum
32
b. Standar Pekerjaan Lapangan Audit Kinerja
c. Standar Pelaporan Audit Kinerja

More Related Content

What's hot

Tugas makalah uts evaluasi kinerja yeti 11140692
Tugas makalah uts evaluasi kinerja yeti 11140692Tugas makalah uts evaluasi kinerja yeti 11140692
Tugas makalah uts evaluasi kinerja yeti 11140692
YetiApriani
 
Makalah sebelum uts penilaian kinerja
Makalah sebelum uts penilaian kinerjaMakalah sebelum uts penilaian kinerja
Makalah sebelum uts penilaian kinerja
SerpatiSaid
 
Evaluasi kinerja dan kompensasi muhamad sudrajat
Evaluasi kinerja dan kompensasi muhamad sudrajatEvaluasi kinerja dan kompensasi muhamad sudrajat
Evaluasi kinerja dan kompensasi muhamad sudrajat
sudrajat45
 
Tugas makalah uts evaluasi kinerja puput handayani 11140217 klas 7 p msdm(3)
Tugas makalah uts evaluasi kinerja puput handayani 11140217 klas 7 p msdm(3)Tugas makalah uts evaluasi kinerja puput handayani 11140217 klas 7 p msdm(3)
Tugas makalah uts evaluasi kinerja puput handayani 11140217 klas 7 p msdm(3)
puputjens
 

What's hot (18)

Frame work dinda ayoe ningtyas -11150404-7 c-msdm
Frame work dinda ayoe ningtyas -11150404-7 c-msdmFrame work dinda ayoe ningtyas -11150404-7 c-msdm
Frame work dinda ayoe ningtyas -11150404-7 c-msdm
 
Tugas Framawork Evaluasi kinerja dan kompensasi | Wulan Sari Nur Awalia 11150377
Tugas Framawork Evaluasi kinerja dan kompensasi | Wulan Sari Nur Awalia 11150377Tugas Framawork Evaluasi kinerja dan kompensasi | Wulan Sari Nur Awalia 11150377
Tugas Framawork Evaluasi kinerja dan kompensasi | Wulan Sari Nur Awalia 11150377
 
Tugas makalah uts evaluasi kinerja yeti 11140692
Tugas makalah uts evaluasi kinerja yeti 11140692Tugas makalah uts evaluasi kinerja yeti 11140692
Tugas makalah uts evaluasi kinerja yeti 11140692
 
Makalah1(satu) evakinkom
Makalah1(satu) evakinkomMakalah1(satu) evakinkom
Makalah1(satu) evakinkom
 
Tugas 2
Tugas 2Tugas 2
Tugas 2
 
Makalah sebelum uts penilaian kinerja
Makalah sebelum uts penilaian kinerjaMakalah sebelum uts penilaian kinerja
Makalah sebelum uts penilaian kinerja
 
Evaluasi kinerja dan kompensasi muhamad sudrajat
Evaluasi kinerja dan kompensasi muhamad sudrajatEvaluasi kinerja dan kompensasi muhamad sudrajat
Evaluasi kinerja dan kompensasi muhamad sudrajat
 
Kinerjax
KinerjaxKinerjax
Kinerjax
 
Power poin 8 produktifitas & prestasi kerja
Power poin 8 produktifitas & prestasi kerjaPower poin 8 produktifitas & prestasi kerja
Power poin 8 produktifitas & prestasi kerja
 
Tugas makalah uts evaluasi kinerja puput handayani 11140217 klas 7 p msdm(3)
Tugas makalah uts evaluasi kinerja puput handayani 11140217 klas 7 p msdm(3)Tugas makalah uts evaluasi kinerja puput handayani 11140217 klas 7 p msdm(3)
Tugas makalah uts evaluasi kinerja puput handayani 11140217 klas 7 p msdm(3)
 
Tugas makalah kedua mata kuliah evaluasi kinerja dan kompensasi
Tugas makalah kedua mata kuliah evaluasi kinerja dan kompensasi Tugas makalah kedua mata kuliah evaluasi kinerja dan kompensasi
Tugas makalah kedua mata kuliah evaluasi kinerja dan kompensasi
 
Materi 1 7 dan 10-14kepuasan kinerja
Materi 1 7 dan 10-14kepuasan kinerjaMateri 1 7 dan 10-14kepuasan kinerja
Materi 1 7 dan 10-14kepuasan kinerja
 
devi fajriati
devi fajriatidevi fajriati
devi fajriati
 
Reza faizhal 11150543 (7 h msdm)-framework evaluasi kinerja dan kompensasi
Reza faizhal 11150543 (7 h msdm)-framework evaluasi kinerja dan kompensasiReza faizhal 11150543 (7 h msdm)-framework evaluasi kinerja dan kompensasi
Reza faizhal 11150543 (7 h msdm)-framework evaluasi kinerja dan kompensasi
 
Makalah
Makalah Makalah
Makalah
 
Makalah uas,devi kuspasari,11150460,71(msdm)
Makalah uas,devi kuspasari,11150460,71(msdm)Makalah uas,devi kuspasari,11150460,71(msdm)
Makalah uas,devi kuspasari,11150460,71(msdm)
 
Evaluasi Kinerja 1
Evaluasi Kinerja 1Evaluasi Kinerja 1
Evaluasi Kinerja 1
 
Evaluasi kinerja dan kompensasi dani fauzun 11150060
Evaluasi kinerja dan kompensasi dani fauzun 11150060Evaluasi kinerja dan kompensasi dani fauzun 11150060
Evaluasi kinerja dan kompensasi dani fauzun 11150060
 

Similar to Makalah uts mata kuliah evaluasi kinerja dan kompensasi (ati sugianti 11141099 kelas 7 z msdm)

Mampu memahami dan melakukan penilaian kinerja
Mampu memahami dan melakukan penilaian kinerjaMampu memahami dan melakukan penilaian kinerja
Mampu memahami dan melakukan penilaian kinerja
meidiana92
 
Penilaian kinerja
Penilaian kinerjaPenilaian kinerja
Penilaian kinerja
tryamuthz
 
Tugas makalah evaluasi kinerja dan kompensasi
Tugas makalah evaluasi kinerja dan kompensasiTugas makalah evaluasi kinerja dan kompensasi
Tugas makalah evaluasi kinerja dan kompensasi
insanfajaralif
 

Similar to Makalah uts mata kuliah evaluasi kinerja dan kompensasi (ati sugianti 11141099 kelas 7 z msdm) (20)

Penilaian kinerja guru nofita puji rahayu 143111210- 6g pai
Penilaian kinerja guru  nofita puji rahayu 143111210- 6g paiPenilaian kinerja guru  nofita puji rahayu 143111210- 6g pai
Penilaian kinerja guru nofita puji rahayu 143111210- 6g pai
 
makalah II evaluasi kinerja dan kompensasi m. zaky mujahid 11140207
 makalah II evaluasi kinerja dan kompensasi m. zaky mujahid 11140207 makalah II evaluasi kinerja dan kompensasi m. zaky mujahid 11140207
makalah II evaluasi kinerja dan kompensasi m. zaky mujahid 11140207
 
Penilaian kinerja
Penilaian kinerjaPenilaian kinerja
Penilaian kinerja
 
Tugas 1 evaluasi kinerja & kompensasi
Tugas 1  evaluasi kinerja & kompensasiTugas 1  evaluasi kinerja & kompensasi
Tugas 1 evaluasi kinerja & kompensasi
 
Makalah 1 uts
Makalah 1 utsMakalah 1 uts
Makalah 1 uts
 
Mampu memahami dan melakukan penilaian kinerja
Mampu memahami dan melakukan penilaian kinerjaMampu memahami dan melakukan penilaian kinerja
Mampu memahami dan melakukan penilaian kinerja
 
Evaluasi kinerja dan kompensasi
Evaluasi kinerja dan  kompensasiEvaluasi kinerja dan  kompensasi
Evaluasi kinerja dan kompensasi
 
Tugas framework
Tugas frameworkTugas framework
Tugas framework
 
Tugas framework
Tugas frameworkTugas framework
Tugas framework
 
Makalah msdm
Makalah msdmMakalah msdm
Makalah msdm
 
1.link slideshare frame w ork
1.link slideshare frame w ork 1.link slideshare frame w ork
1.link slideshare frame w ork
 
Penilaian Kinerja
Penilaian KinerjaPenilaian Kinerja
Penilaian Kinerja
 
Ida komalasari 11150492-7 i-msdm-tugas framework-1-14
Ida komalasari 11150492-7 i-msdm-tugas framework-1-14Ida komalasari 11150492-7 i-msdm-tugas framework-1-14
Ida komalasari 11150492-7 i-msdm-tugas framework-1-14
 
Makalah uts (fahmy nurdiansyah)
Makalah uts (fahmy nurdiansyah)Makalah uts (fahmy nurdiansyah)
Makalah uts (fahmy nurdiansyah)
 
Penilaian kinerja
Penilaian kinerjaPenilaian kinerja
Penilaian kinerja
 
Tugas makalah evaluasi kinerja dan kompensasi
Tugas makalah evaluasi kinerja dan kompensasiTugas makalah evaluasi kinerja dan kompensasi
Tugas makalah evaluasi kinerja dan kompensasi
 
Makalah uts[1]
Makalah uts[1]Makalah uts[1]
Makalah uts[1]
 
Tugas makalah makalah evaluasi kinerja dan kompensasi (uas) (novita dwi rahay...
Tugas makalah makalah evaluasi kinerja dan kompensasi (uas) (novita dwi rahay...Tugas makalah makalah evaluasi kinerja dan kompensasi (uas) (novita dwi rahay...
Tugas makalah makalah evaluasi kinerja dan kompensasi (uas) (novita dwi rahay...
 
Makalah 2 evaluasi kinerja dan kompensasi
Makalah   2 evaluasi kinerja dan kompensasiMakalah   2 evaluasi kinerja dan kompensasi
Makalah 2 evaluasi kinerja dan kompensasi
 
Tugas uts 1 2018
Tugas uts 1 2018Tugas uts 1 2018
Tugas uts 1 2018
 

Recently uploaded

Abortion pills in Kuwait salmiyah [+966572737505 ] Get Cytotec in Kuwait city...
Abortion pills in Kuwait salmiyah [+966572737505 ] Get Cytotec in Kuwait city...Abortion pills in Kuwait salmiyah [+966572737505 ] Get Cytotec in Kuwait city...
Abortion pills in Kuwait salmiyah [+966572737505 ] Get Cytotec in Kuwait city...
Abortion pills in Riyadh +966572737505 get cytotec
 
Abortion pills in Jeddah+966543202731/ buy cytotec
Abortion pills in Jeddah+966543202731/ buy cytotecAbortion pills in Jeddah+966543202731/ buy cytotec
Abortion pills in Jeddah+966543202731/ buy cytotec
Abortion pills in Riyadh +966572737505 get cytotec
 
KISI KISI PSAJ IPS KLS IX 2324.docskskkks
KISI KISI PSAJ IPS KLS IX 2324.docskskkksKISI KISI PSAJ IPS KLS IX 2324.docskskkks
KISI KISI PSAJ IPS KLS IX 2324.docskskkks
danzztzy405
 

Recently uploaded (11)

Abortion pills in Kuwait salmiyah [+966572737505 ] Get Cytotec in Kuwait city...
Abortion pills in Kuwait salmiyah [+966572737505 ] Get Cytotec in Kuwait city...Abortion pills in Kuwait salmiyah [+966572737505 ] Get Cytotec in Kuwait city...
Abortion pills in Kuwait salmiyah [+966572737505 ] Get Cytotec in Kuwait city...
 
ASUMSI DAN KARAKTERISTIK AKUNTANSI SYARIAH.pptx
ASUMSI DAN KARAKTERISTIK AKUNTANSI SYARIAH.pptxASUMSI DAN KARAKTERISTIK AKUNTANSI SYARIAH.pptx
ASUMSI DAN KARAKTERISTIK AKUNTANSI SYARIAH.pptx
 
Contoh Algoritma Asosiasi pada data mining
Contoh Algoritma Asosiasi pada data miningContoh Algoritma Asosiasi pada data mining
Contoh Algoritma Asosiasi pada data mining
 
Salinan PPT TATA BAHASA Bahasa Indonesia
Salinan PPT TATA BAHASA Bahasa IndonesiaSalinan PPT TATA BAHASA Bahasa Indonesia
Salinan PPT TATA BAHASA Bahasa Indonesia
 
Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...
Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...
Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...
 
KONSEP DASAR ADVOKASI GIZI KEBIJAKAN PEMERINTAHAN
KONSEP DASAR ADVOKASI GIZI KEBIJAKAN PEMERINTAHANKONSEP DASAR ADVOKASI GIZI KEBIJAKAN PEMERINTAHAN
KONSEP DASAR ADVOKASI GIZI KEBIJAKAN PEMERINTAHAN
 
Abortion pills in Jeddah+966543202731/ buy cytotec
Abortion pills in Jeddah+966543202731/ buy cytotecAbortion pills in Jeddah+966543202731/ buy cytotec
Abortion pills in Jeddah+966543202731/ buy cytotec
 
514034136-Tugas-Modul-4-5-Komputer-Dan-Media-Pembelajaran.pptx
514034136-Tugas-Modul-4-5-Komputer-Dan-Media-Pembelajaran.pptx514034136-Tugas-Modul-4-5-Komputer-Dan-Media-Pembelajaran.pptx
514034136-Tugas-Modul-4-5-Komputer-Dan-Media-Pembelajaran.pptx
 
KISI KISI PSAJ IPS KLS IX 2324.docskskkks
KISI KISI PSAJ IPS KLS IX 2324.docskskkksKISI KISI PSAJ IPS KLS IX 2324.docskskkks
KISI KISI PSAJ IPS KLS IX 2324.docskskkks
 
Perlindungan Anak Dalam Hukum Perdata (2).pdf
Perlindungan Anak Dalam Hukum Perdata (2).pdfPerlindungan Anak Dalam Hukum Perdata (2).pdf
Perlindungan Anak Dalam Hukum Perdata (2).pdf
 
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptx
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptxUKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptx
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptx
 

Makalah uts mata kuliah evaluasi kinerja dan kompensasi (ati sugianti 11141099 kelas 7 z msdm)

  • 1. 1 MAKALAH Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Evaluasi Kinerja dan Kompensasi DosenPengampu: Ade Fauji ,SE,MM Disusun oleh Ati Sugianti 11141099 Kelas : 7Z MSDM PROGRAM STUDI MANAGEMENT UNIVERSITAS BINA BANGSA BANTEN 2017
  • 2. 2 DAFTAR ISI DAFTAR ISI i BAB 1 KINERJA SDM 1 BAB II HR SCORE CARD (PENGUKURAN KINERJA SDM) 8 BAB III MOTIVASI & KEPUASAN KERJA 11 BAB IV MENGELOLA POTENSI KECERDASAN & EMOSIONAL SDM 16 BAB V MEMBANGUN KAPABILITAS DAN KOMPETENSI SDM 20 BAB VI KONSEP AUDIT KINERJA SDM 23 BAB VIII PELAKSANAAN AUDIT KINERJA 28
  • 3. 3 BAB 1 KINERJA SDM Pengertian Kinerja dan Manajemen Kinerja Anwar Prabu Mangkunegara (2005: 67) mengemukakan bahwa kinerja merupakan hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Mondy (2008: 256) mengemukakan bahwa manajemen kinerja adalah proses berorientasi tujuan yang diarahkan untuk memastikan bahwa proses-proses keorganisasian ada pada tempatnya untuk memaksimalkan produktivitas para karyawan, tim, dan akhirnya organisasi. Terdapat dua tipe variabel kinerja, yaitu variabel kuantitatif dan variabel kualititatif. Variabel kuantitatif lebih disukai karena lebih objektif dan memerlukan waktu yang tidak terlalu banyak untuk mengukurnya serta tidak menimbulkan interpretasi ganda. Namun variabel kualitatif juga diperlukan karena ada banyak aspek dari kinerja organisasi yang tidak cukup hanya dinilai dengan angka-angka (Wibisono, 2006: 66). Penilaian Kinerja Mondy (2008:257) mendefinisikan penilaian kinerja sebagai suatu sistem formal untuk menilai dan mengevaluasi kinerja tugas karyawan, baik individu maupun tim. Penilaian kinerja seringkali dianggap sebagai tindakan rutinitas yang tidak disukai dan negatif serta dianggap tidak memerlukan keahlian. Padahal penilaian kinerja merupakan kegiatan penting dan memberikan banyak manfaat bagi perusahaan. Sedangkan menurut Dessler (2008: 322), penilaian kinerja berarti mengevaluasi kinerja karyawan saat ini dan atau di masa lalu relatif terhadap standar prestasinya.
  • 4. 4 Richard L. Daft (2011: 124) mengemukakan bahwa penilaian kinerja (performance appraisal) merupakan proses pengamatan dan pengevaluasian kinerja seorang pegawai, pencatatan penilaian, dan pemberian umpan balik pada pegawai. Dessler (2008: 325) dalam menjawab pertanyaan mengapa harus menilai kinerja? Menjelaskan beberapa alasan untuk menilai kinerja, sebagai berikut: a. Penilaian kinerja memainkan peranan penting yang terintegrasi dalam proses manajemen kinerja perusahaan. b. Penilaian kinerja memungkinkan pimpinan dan karyawan menyusun sebuah rencana untuk mengoreksi berbagai kekurangan yang ditemukan dalam penilaian dan untuk menegaskan hal-hal yang telah dilakukan dengan benar oleh karyawan. c. Penilaian kinerja penting untuk tujuan perencanaan karir dengan memberikan kesempatan meninjau rencana karir karyawan dan memperhatikan kekuatan dan kelemahannya secara spesifik. d. Penilaian sangat penting dalam pengambilan keputusan kenaikan gaji dan promosi. Penilaian kinerja secara objektif merupakan keahlian yang harus dimiliki oleh penilai kinerja. Penilaian yang dilebihkan atau dikurangi karena berbagai faktor dapat merugikan perusahaan, karyawan, dan penilai itu sendiri. Penilai kinerja harus membiasakan diri dengan teknik dasar penilaian, memahami dan menghindari masalah-masalah yang dapat megacaukan penilaian, dan dapat melakukan penilaian dengan adil (Dessler, 2008: 326).
  • 5. 5 Penilaian kinerja pada umumnya dilakukan oleh departemen sumber daya manusia yang mengkoordinasikan perancangan dan implementasi program-program penilaian kinerja. Namun beberapa pihak lain pada kenyataannya dapat melakukan penilaian terhadap kinerja karyawan. Menurut Mondy (2008:262) ada lima pihak yang dapat melakukan penilaian terhadap kinerja karyawan, yaitu: a. Atasan Langsung Atasan langsung merupakan pilihan paling umum dalam menilai kinerja karyawan. Hal ini didukung alasan bahwa atasan langsung memiliki posisi yang sangat baik untuk mengamati dan menilai kinerja bawahannya. b. Bawahan Sebagaimana atasan dapat mengamati dan menilai bawahannya maka bawahan juga dapat memberikan penilaian terhadap kinerja atasannya. c. Rekan atau Anggota Tim Kedekatan anggota tim dalam melakukan suatu pekerjaan dapat memberikan perspektif mengenai kinerja tertentu yang tidak dapat diamati oleh atasan langsung, misalnya kemampuan bekerja sama dalam tim. d. Penilaian Diri Sendiri Penilaian kinerja terhadap diri sendiri merupakan cara yang baik untuk dilakukan apabila karyawan memahami tujuan-tujuan mereka dan kriteria-kriteria yang digunakan untuk evaluasi. e. Penilaian Pelanggan
  • 6. 6 Perilaku pelanggan memiliki peranan penting terhadap tingkat kesuksesan perusahaan. Beberapa perusahaan menggunakan masukan pelanggan sebagai penilaian kinerja terhadap karyawan. Tujuan penilaian kinerja secara umum dapat dibagi menjadi dua (Gomes, 2003: 135), yaitu: 1. Untuk memberikan penghargaan terhadap kinerja sebelumnya (to reward past performance); 2. Untuk memotivasi perbaikan kinerja pada waktu yang akan datang (to motivate future performance improvement). Informasi-informasi yang diperoleh dari penilaian kinerja tersebut dapat digunakan untuk kepentingan pemberian gaji, kenaikan gaji, promosi, dan penempatan- penempatan pada tugas-tugas tertentu. Penilaian kinerja merupakan faktor penting untuk suksesnya manajemen kinerja. Menurut Mondy (2008: 257) data yang dihasilkan dari penilaian kinerja bisa memiliki nilai potensial untuk hampir semua bidang fungsional sumber daya manusia, di antaranya untuk perencanaan sumber daya manusia, perekrutan dan seleksi, pelatihan dan pengembangan, perencanaan dan pengembangan karir, program kompensasi, hubungan kekaryawanan internal, dan penilaian potensi karyawan. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penilaian Kinerja Menurut James L. Perry dalam Gomes (2003: 150), faktor-faktor yang berpengaruh besar terhadap penilaian kinerja adalah ras atau suku bangsa, jenis kelamin (gender), dan usia. Penilaian kinerja dianggap tidak objektif dan sangat dipengaruhi oleh ketiga faktor tersebut. Misalnya apabila penilai kinerja adalah orang berkulit putih maka
  • 7. 7 orang-orang berkulit hitam akan cenderung memiliki kinerja yang lebih rendah dibanding orang-orang yang berkulit putih. Mondy (2008: 259) mengemukakan bahwa terdapat banyak faktor yang mempengaruhi penilaian kinerja, baik faktor internal maupun faktor eksternal. Faktor eksternal misalnya legislasi hukum yang mewajibkan sistem-sistem penilaian kinerja tidak bersifat diskriminatif, serikat pekerja yang menekankan senioritas sebagai dasar kenaikan gaji dan promosi. Sedangkan faktor internal misalnya budaya perusahaan yang dapat menjadi faktor penghambat atau faktor pendukung dalam penilaian kinerja. Siagian (2000) mengemukakan bahwa kinerja dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor kemampuan dan faktor motivasi. a. Faktor kemampuan terdiri dari: (1) Pengetahuan, meliputi pendidikan, pengalaman, pelatihan, dan minat; (2) Keterampilan, meliputi kecakapan dan kepribadian. b. Faktor motivasi terdiri dari: (1) Kondisi sosial, meliputi organisasi formal dan informal, kepemimpinan dan serikat kerja; (2) Kebutuhan individu, meliputi fisiologis, sosial, dan egoistik; (3) Kondisi fisik, meliputi lingkungan kerja. Hal ini sesuai dengan pendapat Keith Davis dalam Anwar Prabu Mangkunegara (2005: 67) yang merumuskan bahwa: Human Performance = Ability + Motivation  Ability = Knowledge + Skill  Motivation = Attitude + Situation
  • 8. 8 Sedangkan menurut Dessler (1992: 514) ada 5 (lima) faktor dalam penilaian kinerja, yaitu: a. Kualitas pekerjaan, meliputi: akuisi, ketelitian, penampilan dan penerimaan keluaran; b. Kuantitas pekerjaan, meliputi: volume keluaran dan kontribusi; c. Supervisi yang diperlukan, meliputi: membutuhkan saran, arahan, atau perbaikan; d. Kehadiran, meliputi: regularitas, dapat dipercaya / diandalkan dan ketepatan waktu; e. Konservasi, meliputi: pencegahan, pemborosan, kerusakan, dan pemeliharaan. Menurut Mondy (2008: 260) kriteria penilaian yang paling umum adalah sifat, perilaku, kompetensi, pencapaian tujuan dan potensi perbaikan. Dimensi-dimensi yang dipergunakan dalam melakukan penilaian kinerja karyawan menurut Gomes (2003: 142) adalah sebagai berikut: a. Quantity of work, jumlah kerja yang dilakukan dalam suatu periode waktu yang ditentukan; b. Quality of work, kualitas kerja yang dicapai berdasarkan syarat- syarat kesesuaian dan kesiapannya; c. Job knowledge, luasnya pengetahuan mengenai pekerjaan dan keterampilan yang dimiliki;
  • 9. 9 d. Creativeness, keaslian gagasan-gagasan yang dimunculkan dan tindakan-tindakan untuk menyelesaikan persoalan-persoalan yang timbul; e. Cooperation, kesediaan untuk bekerjasama dengan orang lain (sesama anggota organisasi); f. Dependability, kesadaran dan dapat dipercaya dalam hal kehadiran dan penyelesaian kerja; g. Initiative, semangat untuk melaksanakan tugas-tugas baru dan dalam memperbesar tanggung jawabnya; h. Personal qualities, menyangkut kepribadian, kepemimpinan, keramah-tamahan, dan integritas pribadi.
  • 10. 10 BAB II HR SCORE CARD (PENGUKURAN KINERJA SDM) Manajemen Kinerja • Konsep manajemen kinerja (performance management)perlu sedikit dijelaskan di depan karena penilaian kinerja (performance appraisal) adalah salah satu unsur penting dalam manajemen kinerja. • Sistem manajemen kinerja adalah proses formal yang terstruktur untuk mengukur, mengevaluasi, dan mempengaruhi sikap, perilaku, dan hasil kinerja para karyawan yang terkait dengan jabatan/pekerjaan mereka. (Schuler & Jackson 2006) • Sistem manajemen kinerja membantu mengarahkan dan memotivasi para karyawan untuk memaksimalkan usaha mereka dalam mencapai tujuan organisasi. (Schuler & Jackson 2006) • Manajemen kinerja adalah proses berorientasi tujuan yang diarahkan untuk memastikan bahwa proses-proses organisasi ada pada tempatnya guna memaksimalkan produktivitas para karyawan, tim, dan akhirnya organisasi itu sendiri. (Mondy 2008) • Ada dua komponen manajemen kinerja (Schuler & Jackson 2006), yaitu: • Pengukuran dan umpan balik kinerja • Komponen imbalan dari kompensasi total Standar Kinerja • Standar kinerja (performance standards) adalah tolok ukur (benchmark) yang digunakan untuk mengukur kinerja.
  • 11. 11 • Agar efektif, standar tersebut harus terkait dengan hasil yang diharapkan dari suatu jabatan. • Standar-standar kinerja yang terkait dengan suatu jabatan (job-related) bisa diperoleh melalui proses analisis jabatan. • Prinsip SMART dalam penetapan standar kinerja: – Specific: Jelas dan rinci – Measurable: Dapat diukur – Achievable: Dapat dicapai (berdasarkan kesepakatan antara karyawan dengan atasannya). – Result oriented: Berorientasi pada hasil – Time framed: Jelas jangka waktu pencapaiannya. • Ukuran kinerja (performance measures) adalah nilai atau peringkat yang digunakan untuk mengevaluasi kinerja. • Ukuran kinerja harus mudah digunakan, dapat diandalkan (reliable), dan mampu melaporkan perilaku-perilaku kritikal yang menentukan kinerja. Resources Scorecard • Human Resources Scorecard adalah suatu atat untuk mengukur dan mengelola kontribusi stategik dari peran human resources dalam menciptakan nilai untuk mencapai strategi perusahaan. • Human Resources Scorecard adalah suatu sistem pengukuran sumber daya manusia yang mengaitkan orang - strategi - kinerja untuk menghasilkan perusahaan yang unggul.
  • 12. 12 • Human Resources Scorecard menjabarkan misi, visi, strategi menjadi aksi human resources yang dapat diukur kontribusinya. Human Resources Scorecard menjabarkan sesuatu yang tak berwujud/intangible (leading/sebab) menjadi berwujud/ltangible (lagging/akibat).
  • 13. 13 BAB III MOTIVASI & KEPUASAN KERJA • Motivasi – Bagaimana caranya mengarahkan daya dan potensi bawahan, agar mau bekerja sama secara produktif berhasil mencapai dan mewujudkan tujuan yang telah ditentukan – Pemberian daya penggerak yg menciptakan kegairahan kerja seseorang agar mereka mau bekerjasama, bekerja efektif, & terintegrasi dengan segala daya upayanya untuk mencapai kepuasan • Motivasi penting dikarenakan : – Motivasi adalah hal yang menyebabkan, menyalurkan, dan mendukung perilaku manusia, supaya mau bekerja giat dan antusias mencapai hasil optimal • Orang mau bekerja dikarenakan: – The Desire to Live (Keinginan Untuk hidup) – The Desire for Position (Keinginan akan suatu posisi) – The Desire for Power (Keinginan akan Kekuasaan) – The Desire for Recognation (Keinginan akan pengakuan) • Beberapa tujuan motivasi – Meningkatkan moral & kepuasaan kerja karyawan – Meningkatkan produktifitas kerja karyawan
  • 14. 14 – Mempertahankan kestabilan karyawan – Meningkatkan kedisiplinan – Mengefektifkan pengadaan karyawan – Menciptakan hubungan & suasana kerja yg baik – Meningkatkan loyalitas, kreativitas, & partisipasi – Meningkatkan kesejahteraan karyawan – Mempertinggi rasa tanggung jawab terhadap tugas – Meningkatkan efisiensi penggunaan alat & bahan • Asas Mengikutsertakan – Memberikan kesempatan bawahan untuk berpartisipasi mengajukan ide/saran dalam pengambilan keputusan • Asas Komunikasi – Menginformasikan tentang tujuan yang ingin dicapai, cara mengerjakannya & kendala yang dihadapi • Asas Pengakuan – Memberikan penghargaan & pengakuan yang tepat serta wajar kepada bawahan atas prestasi yang dicapainya • Asas Wewenang yang didelegasikan – Mendelegasikan sebagian wewenang serta kebebasan karyawan untuk mengambil keputusan dan berkreativitas dan melaksanakan tugas-tugas atasan • Asas Perhatian Timbal Balik
  • 15. 15 – Memotivasi bawahan dengan mengemukakan keinginan atau harapan perusahaan disamping berusaha memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang diharapkan bawaha dari perusahaan • Model Tradisional – Untuk memotivasi bawahan agar bergairah dalam bekerja perlu diterapkan sistem insentif. Motivasi bawahan hanya untuk mendapatkan insentif saja • Model Hubungan Manusiawi – Memotivasi bawahan dengan mengakui kebutuhan sosial disamping kebutuhan materil • Model Sumberdaya Manusia – Memotivasi bawahan dengan memberikan tanggung jawab dan kesempatan yang luas dalam menyelesaikan pekerjaan dan mengambil keputusan. • Direct Motivation (Metoda Langsung) – Motivasi (materil & nonmateril) yang diberikan secara langsung kepada karyawan untuk memenuhi kebutuhan serta kepuasaannya • Indirect Motivation (Metoda Tidak Langsung) – Motivasi yang diberikan hanya merupakan berbagai fasilitas yang mendukung/menunjang gairah kerja, sehingga karyawan betah dan bersemangat bekerja Alat-alat Motivasi • Material Incentive
  • 16. 16 – Motivasi yang bersifat materil sebagai imbalan prestasi yang diberikan oleh karyawan, Berbentuk uang & barang • Nonmaterial Incentive – Motivasi yang tidak berbentuk materi”. Antara lain: penempatan yang tepat, penghargaan, pekerjaan yang terjamin, perlakuan yang wajar. Jenis-jenis Motivasi • Motivasi Positif – Manajer memotivasi bawahan dengan memberikan hadiah/imbalan kepada mereka yang berprestasi di atas prestasi standar • Motivasi Negatif – Manajer memotivasi bawahan dengan memberikan hukuman kepada mereka yang tidak mampu mencapai prestasi standar tertentu Proses Motivasi • Hal-hal yang perlu diperhatikan: – Penetapan Tujuan – Mengetahui Keinginan Karyawan – Adanya Komunikasi yang Baik – Integrasi Tujuan Perusahaan dengan Kepentingan Karyawan – Menyediakan Fasilitas – Membentuk Team Work yang Terkoordinasi dengan baik • Pengukuran Kepuasan Kerja – Manusia berhak diberlakukan dengan adil dan hormat
  • 17. 17 – Kepuasan kerja dapat menciptakan perilaku yang mempengaruhi fungsi-fungsi perusahaan
  • 18. 18 BAB IV MENGELOLA POTENSI KECERDASAN & EMOSIONAL SDM IESQ IQ= Intelectual Quotient (kecerdasan intelektual EQ= Emotional Quotient (Kecerdasan Emosional) SQ=Spiritual Quotient (Kecerdasan Spiritual) • Intelectual Quotient (Kecerdasan Intelektual): kecerdasan berbasis pada logika pengetahuan • Emotional Quotient (Kecerdasan emosional): Kecerdasan berbasis Emosi, yaitu kemampuan mengendalikan diri dan memahami perasaan orang lain. • Spiritual Quotient (Kecerdasan Spiritual): kecerdasan yang berbasis pada nilai-nilai Ketuhanan. Nilai Dalam IESQ • Berbuat baik kepada Tuhan: Beribadah sesuai dengan keyakinan dan agama kita masing-masing. • Berbuat baik kepada Manusia 1. Dilandasi logika perhitungan yang cermat 2. Melakukan kewajiban sebagai sesama hamba Allah 3. Memahami dan memenuhi apa yang menjadi hak orang lain Nilai Dalam ESQ • Dilandasi nilai-nilai Ketuhanan (SQ)
  • 19. 19 • Iman (meyakini bahwa Allah adalah Dzat yang patut disembah atau tauhid rububiyyah dan meyakini bahwa Allah adalah Dzat yang Maha Esa atau tauhid uluhiyyah) • Takwa (merasa selalu di dalam pengawasan Allah di mana saja berada) • Tawakkal (pasrah atas semua hal yang ditentukan oleh Allah kepada kita) Prinsip Kehidupan 1. Menjaga kejujuran 2. Menjaga keadilan 3. Menjaga kesabaran 4. Menjaga Kebersamaan 5. Mengutamakan Tenggang rasa 6. Mengutamakan memaafkan Prinsip Orang Jawa • Rukun (sebagai prinsip dasar kehidupan adalah keteraturan sosial) • Harmoni (sebagai prinsip dasar kehidupan yang mengutamakan keserasian antara dunia manusia dan alam seluruhnya) • Slamet (sebagai prinsip dasar bahwa tujuan akhir kehidupan adalah keselamatan di dunia dan akherat) Mengendalikan Emosi • Berpikir sebelum bertindak (orang harus berhitung secara cermat tentang segala sesuatu)
  • 20. 20 • Menghadapi sesuatu dengan tenang (ketenangan akan diperoleh jika orang selalu mengingat Allah) • Mengembangkan Empati (jangan menganggap diri kita paling hebat) • Mengendalikan hawa nafsu (nafsu mengarahkan kepada kejelekan) • Mengembangkan kesabaran (sabar adalah keindahan) Mengembangkan Kecerdasan Spiritual • Berniat yang baik (niat seseorang menentukan tentang amal perbuatan dan produks yang dihasilkannya) • Melakukan sesaatu atas dasar kebenaran (kebenaran menjadi asas dalam tindakan) • Berdoa dalam setiap langkah (tiada keberhasilan yang diperoleh tanpa campur tangan Tuhan) • Menjaga kebersihan hati (harus ikhlas dalam melakukan tindakan) • Banyak tafakkur (hendaknya menjadikan alam seluruhnya sebagai titik tolak pemikiran) • Menyandarkan segala sesuatu atas kehendak Allah (segala sesuatu telah ada ketentuannya namun manusia harus melakukan segala sesuatu dengan sebaik- baiknya Membangun Hidup Baru • Hindari Kekerasan Atas Nama Apapun • Jalin Kebersamaan Pada Saat Apapun • Jaga Kerukunan Dalam Keadaan Apapun • Jaga Keharmonisan Dalam Keadaan Apapun
  • 22. 22 BAB VI MEMBANGUN KAPABILITAS DAN KOMPETENSI SDM • Kompetensi, artinya adalah Kemampuan, sebagai seorang individu atau calon pemimpin diharapkan memiliki kemampuan, ketrampilan atau skill. • Kapabilitas, artinya juga sama dengan Kompetensi, yaitu Kemampuan. Namun pemaknaan kapabilitas tidak sebatas memiliki keterampilan (skill) saja namun lebih dari itu, yaitu lebih paham secara mendetail sehingga benar benar menguasai kemampuannya dari titik kelemahan hingga cara mengatasinya. • Akseptabilitas, artinya adalah Keterterimaan, kecocokkan dan kepantasan. Kata ini berasal dari "peminjaman" kata Accetability. • Elektabilitas, adalah "Ketertarikan yang dipiilih". Mislanya, sesuatu benda atau orang yang memiliki Elektabilitas tinggi adalah yang terpilih dan disukai oleh masyarakat. yakni difavoritkan Karakteristika Kompetensi 1. Motif -- apa yang mendorong, perilaku yang mengarah dan dipilih terhadap kegiatan atau tujuan tertentu. 2. Sifat/ciri bawaan -- ciri fisik dan reaksi-reaksi yang bersifat tetap terhadap situasi atau informasi. 3. Konsep diri -- sikap, nilai atau self image dari orang-orang. 4. Pengetahuan – informasi yang dimiliki orang-orang khususnya pada bidang yang spesifik. 5. Keterampilan – kemampuan untuk mampu melaksanakan tugas-tugas fisik dan mental tertentu.
  • 23. 23 Kelompok Kompetensi Generik • Kemampuan merencanakan untuk peningkatan prestasi dan mengimplementasikan (achievement & action) • Kemampuan melayani (helping & human service) • Kemampuan memimpin (impact & influence) • Kemampuan mengelola (managerial) • Kemampuan berpikir (cognitive) • Kemampuan bersikap dewasa (personal effectiveness) Langkah Pengembangan SDM 1. Profil Kapabilitas Pegawai :  Identifikasi kompetensi  Uraian kompetensi jabatan  Penilaian pemegang jabatan  Identifikasi keunggulan dan kelemahan 2. Program pelatihan dan pengembangan keterampilan 3. Perencanaan pelatihan individual 4. Penilaian pascaprogram pelatihan/ pengembangan keterampilan Faktor Eksternal yang HARUS diantisipasi : 1. Faktor Lingkungan 2. Faktor Perkembangan Teknologi 3. Human Resources
  • 24. 24 4. Struktur Organisasi 5. Budaya Perusahaan
  • 25. 25 BAB VII KONSEP AUDIT KINERJA SDM Audit Sumber Daya Manusia • Audit SDM membantu perusahaan kinerja atas pengelolaan SDM degan cara : • Menyediakan umpan balik nilai kontibusi fungsi SDM terhadap strategi bisnis dan tujuan perusahaan. • Menilai kualitas praktik, kebijakan, dan pengelolaan SDM. • Melaporkan keberadaan SDM saat ini dan langkah-langkah perbaikan yang dibutuhkan. • Menilai biaya dan manfaat praktik-praktik SDM. • Menilai hubungan SDM dengan manajemen lini dan cara cara meningkatkannya. • Merancang panduan untuk menentukan standar kinerja SDM. • Mengidentifikasi area yang perlu diubah dan ditingkatkan dengn rekomendasi khusus. Daftar periksa Sumber Daya Manusia
  • 26. 26 Tujuan Audit Sdm Ada beberapa hal yang ingin dicapai melalui audit SDM yang merupakan tujuan dari dilakukannya audit tersebut, antara lain : • Menilai efektivitas dari fungsi SDM. • Menilai apakah program/aktivitas SDM telah berjalan secara ekonomis, efektif, dan efisien. • Memastikan ketaatan berbagai program/aktivitas SDM terhadap ketentuan hukum, peraturan dan kebijakan yang berlaku di perusahaan. • Mengidentifikasi berbagai hal yang masih dapat ditingkatkan terhadap aktivitas SDM dalam menunjang kontribusinya terhadap perusahaan. • Merumuskan beberapa langkah perbaikan yang tepat untuk meningkatkan ekonomisasi, efisiensi, dan efektifitas berbagai program/aktivitas SDM. Manfaat Audit Sdm Bebarapa manfaat dari audit SDM antara lain : • Mengidentifikasi kontribusi dari Departemen SDM terhadap organisasi. • Meningkatkan citra profesional Departemen SDM. • Mendorong tanggung jawab dan profesionalisme yang lebih tinggi karyawan Departemen SDm. • Memperjelas tugas-tugas dan tanggung jawab Departemen SDM. • Mendorong terjadinya keragaman kebijakan dan praktik-praktik SDM. • Menemukan masalah-masalah kritis dalam bidang SDM. • Memastikan ketaatan terhadap hukum dan peraturan, dalam praktik SDM.
  • 27. 27 • Menurunkan biaya SDM melalui prosedur SDM yang lebih efektif. • Meningkatkan keinginan untuk berubah dalam Departemen SDM. • Memberikan evaluasi yang cermat terhadap sistem informasi SDM. Pendekatan Audit Sdm • Menentukan ketaatan pada hukum dan berbagai peraturan yang berlaku • Mengukur kesesuaian program dengan tujuan organisasi • Mengukur kinerja program Beberapa pendekatan audit SDM • Pendekatan Komperatif Tim audit sumber daya manusia membandingkan perusahaan (divisi) dengan perusahaan atau divisi lainnya guna menyingkap bidang-bidang yang berkinerja buruk. • Pendekatan otoritas pihak luar Tim audit sumber daya manusia bergantung pada keahlian-keahlian konsultan dari luar atau temuan-temuan riset yang dipublikasikan sebagai suatu standar terhadapnya aktivitas-aktivitas atau program sumber daya manusia dievaluasi. • Pendekatan Statistikal Dari catatan-catatan yang ada, tim audit sumber daya manusia menghasilkan standar-standar statistical terhadapnya aktivitas-aktivitas dan program-program sumber daya manusia dievaluasi. Dengan standar matematis ini, tim audit dapat menemukan kesalahan-kesalahan pada saat kesalahan-kesalahan tersebut masih kecil, berupa Data yang dikumpulkan per tahun, metode kuantitatif seperti : • Regresi : memanfaatkan hubungan antara dua atau lebih variabel kuantitatif sehingga satu variabel dapat diprediksikan dari variabel lainnya
  • 28. 28 • Korelasi : mengukur tingkat asosiasi yang ada antara dua atau lebih variabel • Diskriminan : mengidentifikasi faktor-faktor yang membedakan antara dua atau lebih kelompok dalam suatu populasi • Pendekatan Kepatuhan • Dengan mengambil sample elemen-elemen system informasi sumber daya manusia, tim audit mencari penyimpangan-penyimpangan dari berbagai peraturan, kebijakan, serta prosedur-prosedur perusahaan, melalui upaya-upaya pencarian fakta, tim audit dapat menemukan apakah terdapat kepatuhan berbagai kebijakan dan peraturan perusahaan • Pendekatan manajemen berdasarkan tujuan • Pada saat pendekatan manajemen berdasarkan tujuan digunakan terhadap bidang-bidang sumber daya manusia, tim audit dapat membandingkan hasil- hasil actual dengan tujuan-tujuan yang dinyatakan. Bidang-bidang berkinerja buruk dapat dideteksi dan dilaporkan. Langkah-Langkah Audit • Langkah (tahapan)tersebut meliputi : • Audit pendahuluan • Review dan pengujian pengendalian manajemen atas program-program • Audit lanjutan • Pelaporan • Tindak lanjut Tujuan audit terdiri dari 3 elemen, yaitu :
  • 30. 30 BAB VIII PELAKSANAAN AUDIT KINERJA Pengukuran Kinerja Menurut Anantawikrama, etc (2013) pengukuran kinerja sektor publik merupakan suatu sistem yang bertujuan untuk membantu manajer publik dalam menilai pencapaian suatu strategi melalui alat ukur finansial dan non finansial. Sistem pengukuran kinerja dapat dijadikan sebagai alat pengendalian organisasi, karena pengukuran kinerja diperkuat dengan menetapkan reward and punishment system. Menurut Mardiasmo dalam Anantawikrama, etc (2013) pengukuran kinerja sektor publik dilakukan untuk memenuhi tiga maksud: 1. Pengukuran kinerja sektor publik dimaksudkan untuk membantu memperbaiki kinerja pemerintah. Ukuran kinerja yang dimaksudkan untuk dapat membantu pemerintah berfokus kepada tujuan dan sasaran program unit kerja. Hal ini pada akhirnya dapat meningkatkan efesiensi dan efektivitas organisasi sektor publik. 2. Ukuran kinerja sektor publik digunakan untuk pengalokasian sumber daya dan pembuatan keputusan. 3. Ukuran kinerja sektor publik dimaksudkan untuk mewujudkan pertanggungjawaban publik dan memperbaiki komunikasi kelembagaan. Oleh pihak legislatif, ukuran kinerja digunakan untuk menentukan kelayakan biaya pelayanan (cost of service) yang dibebankan kepada masyarakat pengguna jasa publik. Masyarakat tentu tidak mau terus menerus ditarik pungutan sementara pelayanan yang mereka terima tidak ada peningkatan kualitas dan kuantitasnya. Oleh karena itu pemerintah berkewajiban untuk meningkatkan efesiensi dan efektivitas pelayanan publik.
  • 31. 31 Menurut Rai dalam Anantawikrama, etc (2013) pengukuran kinerja pada sektor publik memiliki beberapa tujuan, yaitu: 1. Menciptakan akuntabilitas publik. Dengan melakukan pengukuran kinerja, akan diketahui apakah sumber daya digunakan secara ekonomis, efesien, sesuai dengan peraturan, dan dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan. 2. Mengetahui tingkat ketercapaian tujuan organisasi. Pengukuran kinerja sangat penting untuk melihat apakah suatu organisasi berjalan sesuai dengan yang direncanakan atau menyimpang dari tujuan yang ditetapkan. 3. Memperbaiki kinerja periode berikutnya. Pengukuran kinerja akan sangat membantu pencapaian tujuan organiasi dalam jangka panjang serta membentuk upaya pencapaian budaya kerja yang lebih baik di masa mendatang. 4. Menyediakan sarana pembelajaran pegawai. Dengan adanya pengukuran kinerja atas pegawai, dapat diketahui apakah mereka telah bekerja dengan baik atau tidak. Pengukuran kinerja dapat menjadi media pembelajaran bagi pegawai untuk meningkatkan kinerja masa datang. 5. Memotivasi pegawai. Pengukuran kinerja dapat dijadikan alat untuk memotivasi pegawai dengan memberikan imbalan kepada pegawai yang memiliki kinerja baik. Standar Audit Menurut Indra Bastian (2006) standar auditing yang dapat digunakan secara nasional sudah merupakan kebutuhan yang mendesak dalam era globalisasi ini. Standar audit ini merupakan patokan untuk melakukan audit atas semua kegiatan pemerintah. Standar audit ini memuat persyaratan profesional auditor, mutu pelaksanaan audit, dan persyaratan laporan audit yang profesional dan bermutu. Standar Audit Pemerintahan (SAP) yaitu: a. Standar Umum
  • 32. 32 b. Standar Pekerjaan Lapangan Audit Kinerja c. Standar Pelaporan Audit Kinerja