Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1) Dokumen tersebut membahas tentang manajemen organisasi perempuan Muslimat NU Kabupaten Pasuruan dalam meningkatkan kompetensi guru Pendidikan Anak Usia Dini.
2) Secara garis besar dibahas tentang perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan evaluasi kegiatan peningkatan kompetensi guru PAUD yang dilakukan organisasi tersebut.
3) Tujuan penelitian ini adalah
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Maria Ulfa_200100026_jurnal tesis.docx
1. 1
JURNAL
MANAJEMEN ORGANISASI PEREMPUAN
UNTUK PENGUATAN KOMPETENSI GURU
PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
DI KABUPATEN PASURUAN
Oleh:
Maria Ulfa
Program Studi Manajemen Pendidikan
Pascasarjana Universitas Gresik
Email : mariaulfa24@guru.sd.belajar.id
ABSTRAK
Ulfa, Maria. 2022. Manajemen Organisasi
Perempuan untuk Penguatan
Kompetensi Guru Pendidikan
Anak Usia Dini di Kabupaten
Pasuruan. Tesis, Program
Pascasarjana Magister
Manajemen Pendidikan
Universitas Gresik, pembimbing:
1) Dr. Taufiq Harris, M.Pd., 2) Dr
(c) A. Faizin, M.Hum
Kata Kunci: Manajemen, Organisasi Perempuan,
Kompetensi Guru, Pendidikan Anak Usia
Dini
Peningkatan mutu pendidikan ditentukan
oleh kesiapan sumber daya manusia yang terlibat
dalam proses kegiatan pendidikan dan guru
merupakan salah satu faktor penentu tinggi
rendahnya mutu pendidikan. Hasil pendidikan
mempunyai posisi strategis maka setiap usaha
peningkatan mutu perlu memberikan perhatian
besar pada peningkatan mutu guru dan
pendampingan dalam pembinaan dalam upaya
penguatan implementasinya, salah satunya adalah
mengenai kompetensi guru. Selain itu Tantangan
yang dihadapi oleh dunia pendidikan saat ini sangat
berat mengingat perubahan dan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi, serta perubahan sosio-
kultural yang berkembang pesat sesuai dengan
perkembangan jaman.
Penelitian ini bertujuan untuk
Mendeskripsikan tentang : 1) Perencanaan
manajemen organisasi perempuan 2)
Pengorganisasian manajemen organisasi perempuan
3) Pelaksanaan manajemen organisasi perempuan,
dan 4) Evaluasi manajemen organisasi perempuan
untuk pengutan kompetensi guru Pendidikan Anak
Usia Dini di Kabupaten Pasuruan.
Jenis penelitian ini adalah penilitian
kualitatif deskriptif dengan metode pengumpulan
data melalui wawancara, observasi dan
dokumentasi data yang telah diperoleh kemudian
dianalisis secaradeskriptif dengan cara reduksi data,
penyajian data, dan verifikasidata.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa: (1)
Perencanaan dalam penguatan kompetensi guru
Pendidikan Anak Usia yang dilakukan oleh
Pimpinan Cabang Muslimat NU Kabupaten
Pasuruan terhadap RA/TK Binaan Muslimat NU
sangat baik yang terlihat dari proses perencanaan
melalui rapat kerja tahunan dan koordinasi bidang
pendidikan dan pelatihan dan lembaga yang tugas
pokoknya di bidang pendidikan yaitu Yayasan
Pendidikan Muslimat Nahdlatul Ulama (YPMNU)
Bina Bakti Wanita Kabupaten Pasuruan dan Ikatan
Guru Raudlatul Atfal Muslimat (IGRAM)/Ikatan
Guru Taman Kanak-kanak Muslimat (IGTKM). (2)
Pengorganisasian dalam penguatan Kompetensi
Guru PAUD yang dilakukan Pimpinan Cabang
Muslimat NU Kabupaten Pasuruan sangat baik, ini
nampak dari adanya SK kepengurusan yang legal
ditandatangani oleh Pimpinan Pusat Muslimat NU.
(3) Pelaksanaan penguatan kompetensi guru
Pendidikan Anak Usia Dini yang dilakukan
Pimpinan Cabang Muslimat NU Kabupaten
Pasuruan lumayan banyak kegiatannya berupa
pelatihan dan workshop yang telah dilakukan
sehingga tujuan peningkatan kompetensi Guru
PAUD dapat tercapai. (4) Evaluasi pada penguatan
kompetensi Pendidikan Anak Usia Dini Pimpinan
Cabang Muslimat NU Kabupaten Pasuruan
melakukan kegiatan kunjungan ke lembaga-
lembaga RA/TK binaannya. Selain itu, setelah
kegiatan dilaksanakan mengadakan refleksi serta
umpan balik dari proses kegiatan yang telah
dilaksanakan.
PENDAHULUAN
Pendidikan yang diselenggarakan
pemerintah adalah pendidikan yang diharapkan
mampu melahirkan penerus bangsa yang
berkualitas, yaitu bukan hanya menguasai ilmu
pengetahuan dan teknologi melainkan juga
penerus bangsa yang memiliki kepribadian yang
kuat, sehingga mampu bersaing, beretika,
bermoral, sopan santun dan berinteraksi dengan
masyarakat dengan baik, bahkan pendidikan dapat
dikatakan sebagai 3 landasan penentu maju
mundurnya suatu bangsa.
Arahan pendidikan di Indonesia selama
ini ialah pendidikan nasional yang berdasarkan
pancasila dan undang-undang dasar negara
Republik Indonesia tahun 1945 yang bersumber
pada nilai nilai agama, kebudayaan nasional
Indonesia dan tanggap terhadap tuntutan
perubahan zaman. Pendidikan nasional menurut
undang-undang republik Indonesia pasal 1 ayat 1
tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar proses pembelajaran
agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang
diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan
negara.
2. 2
Di Indonesia, pendidikan anak usia dini
atau sering dikenal dengan PAUD berawal pada
masa penjajahan Belanda dan penjajahan Jepang.
Seiring perjalanan waktu keberadaan PAUD mulai
diakui oleh pemerintah pada tahun 1950 dengan
lahirnya Undang-Undang Nomor 4 tahun 1950
tentang dasar-dasar pendidikan dan pengajaran di
Sekolah. Dimana di dalamnya tertuang bahwa
PAUD, yang pada saat itu masih diberi nama
Taman Kanak-Kanak (TK) termasuk dalam
Sistem Pendidikan Nasional. Pada tahun itu juga
berdiri sebuah organisasi yang disebut Ikatan
Guru Taman Kanak-kanak Indonesia (IGTKI)
tepatnya pada tanggal 22 Mei 1950. Pada masa
periode berikutnya, yaitu setelah kemerdekaan
terdapat beberapa periode, diantaranya adalah:
Undang-undang Nomor 20 tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional menjadi dasar
hukum dalam membangun pendidikan nasional
dengan menerapkan prinsip demokrasi,
desentralisasi, otonomi, keadilan, dan menjunjung
hak asasi manusia. Komitmen pentingnya
pendidikan bagi anak usia dini mulai disadari oleh
masyarakat Indonesia dengan dimulainya gerakan
paudnisasi dan pendidikan karakter pada tahun
2011. Disebutkan pada pasal 1 ayat 14 Undang
Undang Nomor 20 tahun 2003 menyebutkan
definisi Pendidikan Anak Usia Dini adalah
sebagai berikut: Pendidikan Anak Usia Dini
(PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang
ditujukan kepada anak sejak lahir sampai usia
enam tahun yang dilakukan melalui pemberian
rangsangan pendidikan untuk membantu
pertumbuhan dan perkembangan jasmani serta
rohani anak agar anak memiliki kesiapan dalam
memasuki jenjang pendidikan selanjutnya baik
formal, nonformal dan informal.
Penegasan tentang jalur pendidikan anak
usia dini juga dijelaskan dalam pasal 28 UU
Nomor 20 tahun 2003. PAUD dibagi menjadi
pendidikan formal, non formal dan informal.
Taman kanak-kanak/TK, Raudhotul Athfal/RA,
Bustanul Athfal/BA adalah program PAUD pada
jalur formal. Kelompok Bermain/KB, Tempat
Penitipan Anak/TPA dan Program Satuan PAUD
sejenis merupakan jenjang pendidikan non formal.
Pendidikan keluarga dan lingkungan adalah jalur
pendidikan informal.
Peningkatan mutu pendidikan ditentukan
oleh kesiapan sumber daya manusia yang terlibat
dalam proses kegiatan pendidikan dan guru
merupakan salah satu faktor penentu tinggi
rendahnya mutu pendidikan. Hasil pendidikan
mempunyai posisi strategis maka setiap usaha
peningkatan mutu perlu memberikan perhatian
besar pada peningkatan mutu guru dan
pendampingan dalam pembinaan dalam upaya
penguatan implementasinya, salah satunya adalah
mengenai kompetensi guru. Selain itu Tantangan
yang dihadapi oleh dunia pendidikan saat ini
sangat berat mengingat perubahan dan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi,
serta perubahan sosio-kultural yang berkembang
pesat sesuai dengan perkembangan jaman.
Perubahan yang akan sering terjadi dan dialami
oleh para guru adalah perubahan tugas yang tidak
jarang disertai perubahan paradigma terhadap
tugas tersebut. Perubahan cara pandang
masyarakat dari guru yang biasa menjadi guru
yang profesional. Seorang guru dituntut untuk
mampu bersikap seprofesional mungkin di depan
anak didiknya, di sini seorang guru harus mampu
mengelola kondisi dan situasi dalam proses
belajar mengajar yang akan diadakan di dalam
kelas.
Guru Raudlatul Athfal/RA sebagai ujung
tombak pendidikan sebab secara langsung
berupaya membina, mempengaruhi dan
mengembangkan potensi anak didiknya. Untuk
meningkatkan kualitas guru di bawah binaannya,
maka Pimpinan Cabang Muslimat NU Kab.
Pasuruan yang merupakan wadah organisasi
perempuan bagian dari badan otonom Nahdlatul
Ulama (NU) mengadakan pelatihan peningkatan
kompetensi guru Pendidikan Anak Usia Dini
(PAUD) binaannya, yaitu pada guru-guru
Raudlatul Athfal di Kabupaten Pasuruan.
Penelitian ini dimaksudkan untuk
mengetahui perencanaan, pengorganisasian,
pelaksanaan manajemen organisasi perempuan
untuk meningkatkan kompetesnisi guru
Pindidikan Anak Usia Dini (PAUD) yang meliputi
4 (empat) kompetensi pendidik dan yang menjadi
pendukung dan penghambat dalam melaksanakan
SDM tersebut.
Berdasarkan uraian di atas, Oleh karena
itu penulis memutuskan untuk membuat
Penelitian dengan judul “Manajemen Organisasi
Perempuan untuk Penguatan Kompetensi Guru
Pendidikan Anak Usia Dini di Kabupaten
Pasuruan”. Dengan harapan melalui penelitian ini
dapat memberikan manfaat secara komprehensif
tentang Manajemen organisasi dalam
meningkatkan kompetesi Guru di Kabupaten
Pasuruan baik secara teoritis maupun praktis.
TINJAUAN PUSTAKA
Dikutip dari Syamsuddin dalam buku
“Penerapan Fungsi-Fungsi Manajemen Dalam
Meningkatkan Mutu Pendidikan” menurut Mary
Paker Follet mengatakan bahwa manajemen
sebagai seni untuk melaksanakan pekerjaan melalui
orang-orang (the art getting things done through
people). Defenisi ini perlu mendapatkan perhatian
karena berdasarkan kenyataan, manajemen
mencapai tujuan organisasi dengan cara mengatur
orang lain.
Sedangkan menurut Andrew F. Sikukula,
mengemukakan bahwa manajemen pada umumnya
dikaitkan dengan aktifitas-aktifitas perencanaan,
pengorganisasian, pengendalian, penempatan,
pengarahan, pemotivasian, komunikasi dan
pengambilan kjeputusan yang dilakukan oleh setiap
organisasi dengan tujuan untuk mengkoordinasikan
sebagai sumberdaya yang dimiliki oleh perusahaan
3. 3
sehingga akan di hasilkan suatu produk atau jasa
secara efesien.
Berbicara masalah manajemen tentunya
tidak bisa lepas dengan empat komponen yang ada
yaitu (POAC) planning, organizing, actuating dan
controlling. Untuk lebih jelasnya maka akan
penulis uraikan satu persatu sebagai berikut:
1. Perencanaan/Planning
2. Pengorganisasian
3. Pelaksanaan/actuating
4. Pengawasan/Controling
Organisasi (bahasa Yunani: ὄργανον,
organon - alat) merupakan wadah atau tempat
berkumpulnya orang dengan sistematis, terpimpin,
terkendali, terencana, rasional dalam memanfaatkan
segala sumber daya baik dengan metode, material,
lingkungan dan uang serta sarana dan prasarana,
dan lain sebagainya dengan efisien dan efektif
untuk bisa mencapai tujuan organisasi.
Sebuah organisasi dapat terbentuk karena
dipengaruhi oleh beberapa aspek seperti
penyatuan visi dan misi serta tujuan yang sama
dengan perwujudan eksistensi sekelompok orang
tersebut terhadap masyarakat. Organisasi yang
dianggap baik adalah organisasi yang dapat diakui
keberadaannya oleh masyarakat di sekitarnya,
karena memberikan kontribusi seperti; pengambilan
sumber daya manusia dalam masyarakat sebagai
anggota-anggotanya sehingga menekan angka
pengangguran. (Ambarwati, 2018)
Dengan demikian, orang-orang yang ada
di dalam suatu organisasi mempunyai suatu
keterkaitan yang terus menerus. Rasa keterkaitan
ini, bukan berarti keanggotaan seumur hidup. Akan
tetapi sebaliknya, organisasimenghadapi perubahan
yang konstan di dalam keanggotaan mereka,
meskipun pada saat mereka menjadi anggota,
orang-orang dalam organisasi berpartisipasi secara
relatif teratur.
Dan dalam perkembangannya, organisasi-
orgaisasi banyak tumbuh dan berkembang di dunia.
Dalam wadah organisasi itupun juga banyak peran
dan andil dari perempuan.
Perempuan telah memiliki peran yang
cukup besar dalam mencapai kemerdekaan
Indonesia. Salah satu bukti bangkitnya perempuan
Indonesia adalah ketika Kongres Perempuan
pertama kali diselenggarakan pada tanggal 22
Desember 1928. Kesempatan perempuan untuk
menjajaki ranah publik sebenarnya semakin terbuka
lebar akibat munculnya semangat untuk mendorong
kesetaraan gender dari organisasi internasional dan
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Hal tersebut
ditegaskan dalam Konvensi Penghapusan Segala
Bentuk Diskriminasi Terhadap Wanita (Convention
on the Elimination af All Forms of Discrimination
against Women) atau CEDAW yang ditetapkan
pada 18 Desember 1979. Selanjutnya, Indonesia
meratifikasi konvensi tersebut ke dalam Undang-
Undang No. 7 tahun 1984 sebagai penegasan agar
terwujudnya persamaan kedudukan antara laki-laki
dan perempuan di Indonesia dengan menghapus
praktek diskriminasi yang menghambat kemajuan
perempuan.
Konsep pemberdayaan perempuan
mengandung paling tidak tiga pokok pikiran: (1)
bersifat holistik, karena mencakup pemberdayaan
dalam arti ekonomi, sosial-budaya, politik, dan
psikologis, (2) diarahkan kepada penanggulangan
hambatan struktural yang menghambat kemajuan
perempuan dan terwujudnya kesetaraan gender, (3)
dilaksanakan bersamasama pemberdayaan laki-laki
dan pemberdayaan masyarakat umumnya (Jang A.
Muttalib, 1997).
Bagaimanakah seharusnya suatu
organisasi bekerja sehingga kegiatannya dapat
memberi dampak pemberdayaan pada kaum
perempuan? Salah satunya dan langkah awal yang
perlu disegerakan adalah melalui kegiatan
pemetaan kekuatan organisasi perempuan. Melalui
kegiatan pemetaan tersebut, paling tidak dapat
dilakukan kajian secara kritis pada organisasi-
organsasi perempuan dalam peran dan fungsinya
melakukan pemberdayaan perempuan.
Melalui kegiatan dalam organisasi, secara
langsung maupun tidak langsung, seorang
perempuan akan dapat meningkatkan kesejahteraan
ekonominya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari
baik kebutuhan primer (sandang, papan, papan),
maupun kebutuhan sekunder. Kebutuhan untuk
meningkatkan kualitas kesejahteraan fisik non fisik
ini merupakan kebutuhan dasar yang harus
diutamakan dalam kehidupan masyarakat, dimana
tanpa hal itu sulit untuk mengajak dan
menyadarkan kaum perempuan akan hak-hak
mereka.
Melalui kegiatan berorganisasi juga
diharapkan akan menumbuhkan kesadaran
pentingnya mengambil keputusan, pentingnya
meningkatkan posisi tawar dengan berbagai pihak,
sehingga segala bentuk perlakukan tidak adil,
diskriminasi jelas-jelas tidak mungkin dapat
diterima atas nama apapun. Kegiatan demi kegiatan
yang dijalani seseorang yang aktif dalam
berorganisasi pada akhirnya memang diharapkan
dapat memberikan dampak pada kemampuan
menguasai power, yang berguna dalam
pengambilan keputusan pada dirinya, sehingga
terjadi hubungan yang setara, dan berkeadilan
gender, yang akan menempatkan perempuan bukan
lagi sekedar kanca wingking tetapi mitra sejajar.
Dengan demikian, maka kondisi ideal yang
diinginkan dapat dipenuhi, dimana kaum
perempuan secara individu dan kelompok
diperhitungkan sama pentingnya dengan gender
laki-laki yang selama ini dianggap lebih unggul dan
lebih hebat.
Untuk itu, penulis berpendapat peran
perempuan sejatinya tidak hanya membangun diri
dan keluarganya, tetapi juga membangun
masyarakat dan negara. Negara akan kuat jika ada
perempuan kuat di dalamnya. Oleh karena itu, tak
ada kata lain selain perempuan harus diberi peluang
seluas-luasnya untuk terlibat dalam pembangunan
masyarakat dan negara di segala bidang, terutama
dalam pendidikan.
4. 4
Dari memaparan di atas, dapat penulis
simpulkan bahwa organisasi perempuan merupakan
wadah atau perkumpulan para perempuan yang
sistematis, terpimpin, terkendali, terencana, rasional
dalam memanfaatkan segala sumber daya baik
dengan metode, material, lingkungan dan uang serta
sarana dan prasarana, dan lain sebagainya dengan
efisien dan efektif untuk bisa mencapai tujuan
organisasi.
Muslimat NU merupakan organisasi
perempuan di bawah naungan Nahdatul Ulama
salah satu organisasi Islam tertua di Indonesia.
Muslimat NU sebagai organisasi kemasyarakatan
merupakan wadah bagi usaha peningkatan peran
wanita Indonesia pada umumnya dan wanita Islam
pada khususnya, senantiasa berupaya
mengembangkan pengetahuan, ketrampilan dan
potensi dirinya.
Muslimat NU lahir pada Kongres NU ke XV di
Surabaya tanggal 9 Desember 1940 digagas tentang
perlunya organisasi Muslimat yang menjadi bagian
dari NU dengan nama NUM (NU Muslimat). Pada
Kongres ke XVI tanggal 26-29 Maret 1946 di
Purwokerto Jawa Tengah telah disahkan berdirinya
NU Muslimat dengan memberinya hak sebagai
bagian dari NU dan tanggal itu kemudian
ditetapkan sebagai hari lahir Muslimat NU tanggal
29 Maret 1946. Para wanita NU ini berikrar dan
menyatakan “Dengan Wadah Perjuangan Muslimat
NU” wanita-wanita Islam Ahlussunah Wal Jamaah,
mengabdi pada Agama, Bangsa dan Negara.
NU Muslimat dalam Kongres XIX tahun
1952 di Palembang telah menjadi Badan Otonom
dari NU dengan nama baru Muslimat NU. Untuk
mewujudkan cita-cita dan perjuangan wanita,
Muslimat NU yang merupakan wadah peran serta
dalam usaha menyukseskan pembangunan
Nasional, maka Muslimat NU dalam peranannya
senantiasa melihat Bangsa dan Negara serta
mengembangkan dari dalam organisasi wanita yaitu
: Kowani (1956), KNKWI (1968), BMOIWI (1968)
dan FK.PPAI (1984).
Dan masih banyak organisasi perempuan
yang ada di Indonesia yang ikut berperan dalam
memajukan organisasi-organisasi di Indnesia yang
tidak dapat penulis uraikan satu persatu.
Adapun penguatan menurut Zainul Asril
ialah respon terhadap tingkah laku positif yang
dapat meningkatkan kemungkinan berulangnya
tingkah laku tersebut. Carl Witherington
berpendapat bahwa seseorang tidak akan dapat
melakukan suatu pekerjaan tertentu kalau ia tidak
lebih dahulu dilatih secara khusus untuk melakukan
hal itu.
Berdasarkan asumsi perubahan kompetensi
tidak langsung dratis terjadi setelah mengikuti
pelatihan bahkan perubahan kompetensi tersebut
dapat tidak ada jika guru tidak melakukan
perubahan dalam pembelajaran, tidak
mengimplementasikan atau tidak diberi kesempatan
melakukan perubahan di sekolah karena perubahan
tersebut butuh waktu dan proses. Dengan hal
tersebut, dapat dikatakan bahwa guru membutuhkan
waktu, stimulus dan penguatan dalam
mengimplementasikan kompetensi profesinya
dalam kegiatan pembelajaran. Maka penulis
menyimpulkan bahwa penguatan adalah proses,
cara atau perbuatan menguatkan pada tingkah laku
positif yang dapat meningkatkan kemungkinan
berulangnya tingkah laku ke arah yang lebih baik.
Adapun menurut Asep J. Suyanto,
kompetensi guru merupakan kemampuan seorang
guru dalam melaksanakan kewajiban secara
bertanggung jawab dan layak di mata pemangku
kepentingan. Teacher’s competency atau
kompetensi guru merupakan kemampuan seorang
guru untuk melakukan tugas dan kewajibannya
dengan layak dan bertanggung jawab.
Dengan pengertian tersebut maka penulis
mengartikan kompetensi adalah suatu kewajiban
yang harus dimiliki dan dilakukan oleh sebuah
profesi dalam hal ini profesi sebagai guru, guna
mencapai tujuan sesuai kondisi yang diharapkan.
Dalam Undang-Undang Republik
Indonesia nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan
Dosen, menyebutkan bahwa seorang guru adalah
pendidik profesional yang tugas utamanya adalah
mendidik, membimbing, mengajar, menilai,
melatih, dan mengevaluasi peserta didik mulai dari
pendidikan usia dini, pendidikan dasar, pendidikan
menengah dan pendidikan formal. Guru sebagai
learning agent (agen pembelajaran) yaitu guru
berperan sebagai fasilitator, pemacu, motivator,
pemberi inspirasi, dan perekayasa pembelajaran
bagi peserta didik.
Pendidikan anak usia dini adalah jenjang
pendidikan sebelum pendidikan dasar yang
merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan
bagi anak sejak lahir sampai dengan usia enam
tahun. Pendidikan ini dilakukan melalui pemberian
rangsangan pendidikan untuk membantu
pertumbuhan memasuki pendidikan lebih lanjut,
yang diselenggarakan pada jalur formal, nonformal,
dan informal.
Undang - Undang sisdiknas no. 20 tahun
2003 menjelaskan bahwa pendidikan anak usia dini
adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan
kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam
tahun yang dilakukan melalui pemberian
rangsangan pendidikan untuk membantu
pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan
rohani agar anak memiliki kesiapan dalam
memasuki pendidikan lebih lanjut.
Salah satu tokoh pendidikan anak usia dini,
Maria Montessori mendifinisikan pendidikan anak
usia dini sebagai sebuah proses dinamis dimana
anak-anak berkembang menurut ketentuan-
ketentuan dalam dari kehidupan mereka, dengan
kerja sukarela mereka ketika ditempatkan dalam
sebuah lingkungan yang disiapkan untuk memberi
mereka kebebasan dalamekspresi diri.
Anak usia dini merupakan individu yang
memiliki karakteristik yang berbeda satu dengan
lainnya. Pada saat ini sedang mengalami
perkembangan otak yang sangat pesat dan
dikatakan dengan masa emas (golden ages). Masa
5. 5
ini tidak akan terulang lagi. Oleh karena itu,
pemberian rangsangan pendidikan pada aanak usia
dini yang tepat sangat diperlukan untuk memastikan
bahwa setiap anak mencapai perkembangan yang
optimal sehingga mereka mempunyai landasan
yang kuat untuk menempuh pendidikan selanjutnya.
Pendidikan anak usia dini (PAUD)
merupakan pendidikan yang sangat fundamental
karena perkembangan anak di masa selanjutnya
akan sangat ditentukan oleh berbagai stimulasi
bermakna yang diberikan sejak usia dini. Guru
adalah semua orang yang berwenang dan
bertanggung jawab terhadap pendidikan anak
didiknya, baik secara individual, maupun klasikal,
baik disekolah maupun diluar sekolah, ini berarti
seorang guru minimal memiliki dasar-dasar
kompetensi sebagai wewenang, dan kemampuan
dalam menjalankan tugas. Untuk itu seorang guru
perlu memiliki kepribadian, menguasai bahan
pelajaran dan menguasai cara-cara mengaja sebagai
dasar kompetensi. Bila guru tidak memiliki
kepribadian, tidak menguasai bahan pelajaran dan
cara-cara mengajar, maka guru akan gagal
menunaikan tugasnya, sebelum berbuat lebih
banyak dalam pendidikan dan pengajaran. Oleh
karena itu, kompetensi mutlak dimiliki guru sebagai
kemampuan, kecakapan atau keterampilan dalam
mengelola kegiatan pendidikan.
Guru PAUD mempunyai peran yang
sangat penting untuk membantu anak tumbuh dan
berkembang secara optimal. Guru PAUD sebagai
ujung tombak bertanggungjawab dalam
pembelajaran diharapkan mampu merancang,
melaksanakan dan mengevaluasi kegiatan yang
melibatkan seluruh aspek perkembangan sehingga
tercapai kompetensi sikap, pengetahuan, dan
keterampilan secara optimal.
Guru Pendidikan Anak Usia Dini dituntut
untuk meningkatkan kualitas dan kompetensinya
sehingga pendidik dapat menguasai kompetensi
pendidik yang telah ada. Oleh sebab itu, perlu
adanya pembinaan yang dilakukan agar pendidik
lebih baik dalam melaksanakan profesinya dalam
pembelajaran. Tujuan adanya penguatan
kompetensi Guru Pendidikan Anak Usia Dini agar
para guru dapat meningkatkan kualitas pendidikan
dan sesuia dengan kebutuhan yang ada sehingga
kulaitas pembelajaran yang dilakukan dapat
efektif dan efisien seperti yang diharapkan.
METODE PENELITIAN
Adapun jenis penelitian ini adalah jenis
penelitian kualitatif. Pada dasarnya penelitian
kualitatif adalah sebuah metode kajian tafsiran
maupun analisis dengan menggunakan teknik atau
metode melakukan pengamatan terhadap manusia
dalam konteks lingkungan tertentu.
Hal ini dikarenakan pada penelitian ini yang
menjadi fokus penelitian adalah perencanaan
pelaksanaan manajemen organisasi perempuan,
pengorganisasian manajemen organisasi
perempuan, pelaksanaan manajemen organisasi
perempuan serta hasil evaluasi pelaksanaan
manajemen organisasi perempuan yang telah
dilakukan oleh manajemen organisasi perempuan
sebagai pelaksana dalam rangka menguatkan
kompetensi guru Pendidikan Anak Usia Dini
(PAUD) di Kabupaten Pasuruan.
Tujuan penelitian pendidikan ini dalam
rangka untuk mendapatkan dan menemukan data,
fakta, informasi dan prinsip umum. Hal ini yang
dapat digunakan dan dimanfaatkan untuk
menafsirkan dan meramalkan aktifitas maupun
tingkah laku yang dapat menjelaskan serta
menerangkan serta mengendalikan peristiwa dan
kejadian dalam lingkungan pendidikan (Donal Ary,
1982 :45).
Dan selain itu, penelitian ini juga tergolong
kepada penelitian lapangan (field research), dimana
proses penelitian mengharuskan peneliti untuk
terjun langsung ke dalam lapangan untuk
mengamati dan mempelajari sesuatu hal,
melakukannya sendiri. Peneliti melakukan
pengamatan, penafsiran dan mencatat atau
mendokumentasikan temuan-temuan di lapangan
sebagai dasar dalam menarik kesimpulan (Nana S,
Ibrahim, 1989:199)
Pendekatan ini sangat tepat dijadikan
sebagai indikator atau pengukuran normal tentang
realitas, persepsi, aktualitas. Dengan demikian
peristiwa dan kejadian yang terjadi akan
tergambarkan secara alami tanpa adanya intervensi
atau keterpaksaan bahkan oleh peneliti sendiri
terhadap variable yang terlibat dalam penelitian ini.
Kehadiran peneliti adalah salah satu unsur
penting dalam penelitian kualitatif. Peneliti
merupakan perencana, pelaksana, pengumpul data
dan pada akhirnya menjadi pelapor penelitiannya.
Untuk itu peneliti sebagai instrument penelitian
bertugas menggambarkan beberapa tahapan yang
akan dilakukan, yaitu: 1) menyusun rancangan
penelitian; 2) menentukan obyek penelitian; 3)
mengurus surat perizinan survey; 4) melakukan
penelitian awal (pendahuluan); 5) menentukan
informan penelitian; 6) menyiapkan perlengkapan
penelitian termasuk surat izin riset (resmi); 7)
memasuki lapangan dengan diawali proses
pengakraban; 8) berperan sambil mengumpulkan
data-data; 9) tahap analisa data; 10) triangulasi
data; 11) menyimpulkan hasil penelitian; dan 12)
menyusun laporan penelitian.
Peneliti mengambil lokasi penelitian di
Kantor PC Muslimat NU Kab. Pasuruan yang
beralamat di area perkantoran Pimpinan Cabang
Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Pasuruan di
Desa Warungdowo Kec. Pohjentrek Kabupaten
Pasuruan.
Alasan peneliti mengambil latar penelitian di
Pimpinan Cabang Muslimat NU Kab. Pasuruan
tersebut adalah: 1) Pimpinan Cabang Muslimat NU
Kab. Pasuruan merupakan organisasi perempuan
yang mempunyai lembaga Pendidikan Anak Usia
Dini di bawah binaanya. 2) Manajemen organisasi
perempuan Pimpinan Cabang Muslimat NU Kab.
Pasuruan tersebut bagus atau terlihat lebih
6. 6
profesional dalam penguatan kompetensi guru
Pendidikan Anak Usia Dina di Kabupaten Pasuruan
daripada lainnya. Peneliti ingin mengetahui
bagaimana implementasi manajemen organisasi
perempuan Pimpinan Cabang Muslimat NU
Kabupaten Pasuruan tersebut.
Berdasarkan permasalahan diatas maka jenis
data yang digunakan adalah jenis data primer dan
jenis data sekunder.
Data Primer
Data Primer merupakan sumber data yang
langsung memberikan data kepada pengepul data
(Sugiyono, 2016:137). Dalam penulisan ini
diperoleh data yang diamati secara langsung pada
Pimpinan Cabang Muslimat NU Kabupaten
Pasuruan adalah hasil data yang diambil dengan
cara wawancara kepada informannya. Adapun data
yang akan dikumpulkan dalam penelitian ini,
disesuaikan sebagaimana fokus yang telah
ditentukan, yaitu; manusia sebagai subyek atau
informan kunci yaitu seluruh yang terlibat dalam
manajemen organisasi perempuan seperti ketua
Pimpinan Cabang Muslimat NU Kabupaten
Pasuruan, sekretaris Pimpinan Cabang Muslimat
NU Kabupaten Pasuruan, Koordinator Bidang
Pendidikan Pimpinan Cabang Muslimat NU
Kabupaten Pasuruan.
Dalam proses pencarian data, pada
penelitian ini dilakukan bergulir dari satu informan
ke informan yang lain dengan mengikuti prinsip
bola salju atau snowball sampling dan akan
berakhir jika informasi tentang manajemen
organisasi perempuan dalam penguatan kompetensi
Guru Pindidikan Anak Usia Dini (PAUD) di
Kabupaten Pasuruan telah diperoleh secara utuh
dan mendalam.
Data Sekunder
Pengertian dari Data sekunder menurut
Sugiyono (2016:137) adalah sumber yang tidak
langsung memberikan data kepada pengepul data,
misalnya lewat orang lain atau dokumen. Data ini
diperoleh secara tidak langsung melalui media, dan
keterangan lain yang berhubungan dengan
Pimpinan Cabang Muslimat NU Kabupaten
Pasuruan, seperti sejrahdan latar belakang Pimpinan
Cabang Muslimat NU Kabupaten Pasuruan . Data
yang diperoleh dari arsip atau dokumen - dokumen
yang telah dimiliki Pimpinan Cabang Muslimat NU
Kabupaten Pasuruan meliputi :
1. Profil Pimpinan Cabang Muslimat NU
Kabupaten Pasuruan
2. Struktur Kepengurusan Pimpinan
Cabang Muslimat NU Kabupaten
Pasuruan
3. Program Kerja hasil raker (rapat
Kerja) Pimpinan Cabang Muslimat
NU Kabupaten Pasuruan.
Prosedur Pengumpulan Data
Teknik perolehan data dalam penelitian ini
mengunkaan teknik yang dikemukakan oleh
Sugiyono (2016:225) yang terdiri dari wawancara,
observasi, dokumentasi dan triangulasi atau
gabungan.
Wawancara
Menurut Sugiyono, (2016:231) wawancara
merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar
informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga
dapat dikontruksikan makna dalam suatu topik
tertentu. Teknik Wawancara di sini dilakukan
dengan wawancara terbuka dan semi terstruktur,
artinya para subjek dalam penelitian ini telah
mengetahui bahwa mereka diwawancarai. Dan semi
terstruktur bahwa dalam penelitian ini, peneliti
telah menyiapkan pedoman wawancara dengan
menetapkan masalah dan pertanyaan yang diajukan
untuk kegiatan wawancara sesuai dengan fokus
yang telah ditentukan.
Observasi
Menurut Sugiyono, (2016:145) Obsevasi
merupakan teknik pengolahan data yang
mempunyai ciri yang spesifik bila dibandingkan
dengan teknik yang lain. Dalam hal ini observasi
dilakukan dengan mengamati secara langsung
tentang kegiatan yang dilaksanan oleh Pimpinan
Cabang Muslimat NU Kabupaten Pasuruan.
Dokumentasi
Menururut Sugiyono (2013:240) dokumen
merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu.
Dokumen bisa dalam bentuk tulisan, gambar atau
karya – karya monumental dari seseorang.
Dokumen yang berbentuk tulisan misalnya catatan
harian, biografi, peraturan dan kebijakan. Dokumen
yang berbentuk gambar misalnya foto, gambar
hidup, sketsa, dan lain sebagainya. Dokumen yang
berbentuk karya misalnya karya seni, yang dapat
berupa gambar, patung, film, dan lain sebagainya.
Studi dokumen merupakan pelengkap dari
pengunaan metode observasi dan wawancara dalam
penelitian kualitatif.
Dokumentasi yang dilakukan dalam
penelitian ini adalah dengan mengambil gambar
berupa foto, dan merekam hasil wawancara dengan
informan terkait dengan vidio dan audio.
Teknik Analisa Data
“Adapun yang dimaksud dengan analisis
data adalah proses perumusan atau menentukan
kerangka berdasarkan data dan merumuskan ide”
(Burhan Bungin, 2007:157). Proses atau tahap ini
dilakukan dengan menuangkan data dan fakta yang
ditemukan di lapangan secara konsisten dan
sistematis ke dalam rancangan konsep dasar untuk
dianalisis. Dan analisis ini akan menggunakan dua
jenis analis data yang terdiri dari:
Analisa Data
Dalam tahap ini pula aktifitas yang dilakukan
peneliti adalah antara lain:
a. Melakukan analisa data sementara untuk
menemukan data yang lebih baik dan lebih
mendukung hasil, oleh sebab itu analisis
pada tahap ini sifatnya sementara agar
menemukan data yang sesuai dan relevan.
b. Peneliti harus melakukan berbagai rangkaian
tahapan agar mendapatkan data yang lebih
akurat.
7. 7
Reduksi Data (Data Reduction)
Proses ini memiliki pengertian sebagai
proses sortir atau pemilihan pada titik pemusatan
tertentu yang bertumpu pada penyederhanaan dan
pentransformasi dari data yang berhasil dicatat dan
tertulis saat di lapangan. Aktifitas ini dilaksanakan
dalam rangka untuk melakukan pengkalisifikasian
dan meletakkan data pada kategori tertentu sesuai
dengan pokok permasalahan serta kebutuhan data
yang dicari. Adapun data yang dicari berupa
pengorganisasian,pengawasan, pelaksanaan berupa
wawancara dan manjemen organisasi perempuan
untuk penguatan Guru Pendidikan Anak Usia Dini
di Kab. Pasuruan.
Proses ini memang dilakukan secara
berulang ulang sampai pada ditemukanya data yang
sesuai sehingga proses reduksi data akan dilakukan
kembali jika ternyata data yang ditemukan valid
dan tidak sesuai atau tidak cocok.
Penyajian Data (Data Display)
Penyajian data yaitu kesimpulan informasi
yang telah disusun untuk memberikan
kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan
pengambilan tindakan. Penyajian data dapat
dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan,
hubungan antar kategori, flowchart dan sejenisnya.
Dalam penelitian kualitatif sering digunakan untuk
menyajikan data adalah dengan bentuk teks yang
bersifat naratif.
Kesimpulan atau Conclution Drawing/
Verification
Pada prosesnya biasanya tahap ini juga
dapat dilakukan berkali-kali hal ini bisa saja terjadi
apabila data yang ditemukan tidak dapat
mendukung proses penyimpulan. Tetapi apabila
dalam proses penyimpulan tahap awal telah
memenuhi sarat yang konrit dan valid maka proses
tersebut sudah cukup kredibel dilakukan. Penarikan
kesimpulan yang bersifat induktif ini biasanya
menggunakan data berupa wawancara mendalam,
dokumentasi, pengamatan atau observasi ynag
didapat dari informan yang telah ditentukan.
Keabsahan Data
Triangulasi adalah pengecekan data
dengan cara pengecekan atau pemeriksaan ulang.
Dalam bahasa sehari-hari triangulasi ini sama
dengan cek dan ricek. Tekniknya adalah
pemeriksaan kembali data dengan tiga cara, yaitu:
(1)triangulasi sumber, (2)metode, dan (3)waktu.
Triangulasi sumber mengharuskan peneliti
mencari lebih dari satu sumber untuk memahami
data atau informasi.
Dengan demikian data yang telah terkumpul,
kemudian disimpulkan dan ditafsirkan, sehingga
terdapat berbagai masalah yang timbul dapat
diuraikan dengan tepat dan jelas.
PAPARAN DATA DAN TEMUAN
PENELITIAN
Pada bagian ini, peneliti memaparkan data
dan temuan penelitian mengenai Manajemen
Organisasi Perempuan untuk Penguatan
Kompetensi Guru Pendidikan Anak Usia Dini di
Kabupaten Pasuruan. Dengan demikian dalam
paparan data dan temuan peneliti ini terdapat empat
komponen utama sesuai dengan fokus kajian
penelitian yaitu : 1) Perencanaan Manajemen
Organisasi Perempuan untuk Penguatan
Kompetensi Guru Pendidikan Anak Usia Dini di
Kabupaten Pasuruan; 2) Pengorganisasian
Manajemen Organisasi Perempuan untuk
Penguatan Kompetensi Guru Pendidikan Anak Usia
Dini di Kabupaten Pasuruan; 3) Pelaksanaan
Manajemen Organisasi Perempuan untuk
Penguatan Kompetensi Guru Pendidikan Anak Usia
Dini di Kabupaten Pasuruan; dan 4) Hasil Evaluasi
Manajemen Organisasi Perempuan untuk
Penguatan Kompetensi Guru Pendidikan Anak Usia
Dini di Kabupaten Pasuruan yang difokuskan pada
organisasi Pimpinan Cabang Muslimat NU
Kabupaten Pasuruan.
Pimpinan Cabang Muslimat NU
Kabupaten Pasuruan sebagai organisasi keagamaan
yang terdiri dari komponen masyarakat perempuan
dengan landasan pemahaman keagamaan Islam
Ahlussunnah Wal jama’ah yang terdapat 19
pimpinan Anak Cabang setingkat dengan
Kecamatan, dan lebih dari 289 Pimpinan Ranting
setingkat yang berkedudukan di Desa dan Pimpinan
Anak Ranting 955 setingkat yang berkedudukan di
dusun. Saat ini anggota Muslimat NU Kabupaten
Pasuruan hampir 28.435 anggota yang menyebar di
dusun dan desa-desa di Kabupaten Pasuruan.
Dari segi kuantitatif, besarnya jumlah
anggota Muslimat NU Kabupaten Pasuruan
merupakan potensi luar biasa yang berpeluang
dikelola dengan baik sehingga menghasilkan
beberapa hal yang produktif. Tentunya dengan tetap
teguh menguatkan Islam Nusantara dan Islam
Inklusif sebagai Visi Dasar Nahdlatul Ulama’.
Sebagai organisasi yang masyarakat yang dengan
jumlah besar Muslimat NU Kabupaten Pasuruan
mengelola multi isu yang dikembangkan dalam
berbagai Program, antara lain : dalam bidang
Ekonomi, dalam permasalahan saat ini yang
dihadapi masyarakat kita adalah angka kemiskinan
tinggi, sehingga ini berpengaruh juga pada
kesenjangan–kesenjangan yang lain antara lain
masalah Kesehatan, Kekerasan dan Kebersihan.
Oleh karena itu segala ikhtiar dilakukan untuk
membantu pemerintah memulihkan perekonomian
rakyat dengan mendorong munculnya kegiatan
Ekonomi kreatif (pemberian pinjaman permodalan
lewat koperasi, Pembinaan UMKM) dan kembali
dengan bekerjasama dengan organisasi mitra untuk
pengembangan dalam bidang-bidang yang lain.
Adapaun jumlah Raudlatul Athfal (RA)
dan Taman Kanak-kanak (TK) binaan Muslimat
NU Kabupaten Pasuruan dibagi menjadi 3 (Tiga)
8. 8
kelompok berdasarkan zona adalah sebagai berikut:
1. Zona Tengah
2. Zona Timur
3. Zona selatan
Dan dari ketiga zona tersebut terdiri dari beberapa
lembaga TK/RA yang keseluruhannya berjumlah
349 (tiga ratusempat puluh sembilan) TK/ RA yang
menyebar di wilayah Kabupaten Pasuruan.
Melihat keadaan susunan Pengurus
Pimpinan Cabang Muslimat NU Kabupaten
Pasuruan secara langsung maupun sebagaimana di
atas menunjukan bahwa dari segi kualitas dan
kuantitas dapat memiliki pengurus yang memiliki
potensi dan kopetensi pada bidangnya masing-
masing.
Pada saat ini, Pimpinan Cabang Muslimat NU
Kabupaten Pasuruan memiliki beberapa fasilitas
yang dapat mendukung proses berjalannya
organisasi. Sarana dan prasarana ini menjadi salah
satu faktor kunci tercapainya program-pragram
yang direncanakan. Dan dan fasilitas yang dimiliki
ini berada di lingkungan perkantoran Pimpinan
Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten
Pasuruan juga Badan Otonom (Banom) Nahdlatul
Ulama yang lainnya, seperti: Pimpinan Cabang GP
Ansor, LP Maarif Kabupaten Pasuruan, Pimpinan
Cabang Fatayat NU, IPNU, IPPNU dan ITS NU
yang semakin mempermudah koordinasi antar
banom Nahdlatul Ulama.
Keadaan sarana dan prasarana di gedung
Pimpinan Cabang Muslimat NU Kabupaten
Pasuruan ini dapat menunjang keberlangsungan
kegiatan yang direncanakan pada program-program
kegiatannya. Oleh sebab itu sarana prasarana
menjadi bagian penting dalam melaksanakan
program kegiatan organisasi.
Paparan Data dan Hasil Penelitian
ManajemenOrganisasi Perempuan untuk
Penguatan Kompetensi Guru Pendidikan Anak Usia
Dini di Kabupaten Pasuruan tepatnya yang
dilakukan oleh Pimpinan Cabang Muslimat NU
Kabupaten Pasuruan melalui perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan dan evaluasi yang
dijabarkan secara terpisah dan rinci dalam sub bab
berikut ini:
1. Perencanaan
Perencanaan merupakan rangkaian
kegiatan pertama dalam proses manajemen.
Berkaitan dengan perencanaan manajemen
Organisasi Perempuan untuk Penguatan
Kompetensi Guru Pendidikan Anak Usia Dini di
Kabupaten Pasuruan yaitu pimpinan Cabang
Muslimat NU Kabupaten Pasuruan, dilaksanakan
dan ditentukan dalam bentuk rapat kerja (Raker)
bersama seluruh pengurus pleno dan Pimpinan
Anak Cabang Muslimat NU seKabupaten Pasuruan
setiap satu tahun sekali.
Lebih lanjut ketua Pimpinan Cabang
Muslimat NU Kabupaten Pasuruan Ibu Dra. Hj.
Aida Fitriati, M.Pd.I menjelaskan bahwa dalam
rapat tersebut semua peserta rapat kerja memiliki
hak yang sama dalam berpendapat agar dapat
melahirkan program tahunan yang sesuai dengan
kebutuhan dan perkembangan organisasi ke depan.
Dari uraian diatas, dapat diketahui bahwa
Ketua Pimpinan Cabang Muslimat NU Kabupaten
Pasuruan dalam melakukan perencanaan dengan
cara melakukan rapat kerja yang diagendakan
setiap 1 (satu) tahun sekali. Dalam raker
tersebut akan dibahas program-program
perencanaan ke depan. Dan untuk penguatan
kompetensi guru raudlatul atfal dan taman Kanank-
kanak binaan Pimpinan Cabang Muslimat NU
Kabupaten Pasuruan merupakan tugas pokok
bidang pendidikan dan pelatihan Pimpinan Cabang
Muslimat NU Kabupaten Pasuruan dan juga
Yayasan Pendidikan Muslimat NU Bina Wanita
Kabupaten Pasuruan. Untuk itu, dalam raker yang
diawali analisis kebutuhan guru alam meningkatkan
kompetensi dituntut berperan aktif dalam
mengamati terkait hal-hal yang dibutuhkan dan
kegiatan yang akan direnacakan yang nantinya akan
tertuang dalam program kegiatan hasil dari Raker
yang telah dilaksanakan agar sesuai dengan
kebutuhan para guru ke depannya.
Untuk mendapat hasil optimal dari sebuah
proses perencanaan Pimpinan Cabang Muslimat
NU Kabupaten Pasuruan, maka pada saat
perumusan rencana penguatan kompetensi guru
pada raudlatul Atfal disusun berdasarkan hasil
analisis terhadap kondisi internal saat ini yang
dipadukan dengan analisis prediksi kebutuhan di
masa yang akan datang.
Analisis eksternal dilakukan untuk
memahami dan memprediksi perubahan kebutuhan
guru sebagai dampak adanya perkembangan
pendidikan, kemajuan teknologi dan perubahan
kurikulum. Data-data maupun hasil dari proses
manajemen penguatan kompetensi guru dari tahun-
tahun sebelumnya diperlukan dalam perencanaan
sebagai acuan dalam merencanakan agar
perencanaan yang dilakukan tepat sasaran, efektif,
efisien dan sesuai dengan harapan yang ingin
dicapai.
2. Pengorganisasian
Pengorganisasian adalah kegiatan
pengaturan atau pembagian pekerjaan yang
dialokasikan kepada sekelompok orang atau
karyawan yang dalam pelaksanaannya diberikan
tanggung jawab dan wewenang sehingga tujuan
organisasi dapat tercapai secara efektif dan efisien.
Dalam hal ini tujuan yang akan dicapai tidak lain
adalah terjadi penguatan kompetensi guru
pindidikan Anak Usia Dini yang optimal.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa
Pimpinan Cabang Muslimat NU Kabupaten
Pasuruan dalam pengornisasiannya sangat baik dan
profesional mengacu pada kompetensi dan kualitas
yang dimiliki. Dan dalam pengornisasiannya juga
berusaha dikondisikan sesuai tugas pokok dari tiap
bidang dan lembaga yang dimiliki Pimpinan
Cabang Muslimat NU Kabupaten Pasuruan. Dan
dalam penguatan kompetensi guru Pendidikan
Anak Usia Dini koordinator bidang Pendidikan dan
9. 9
Pelatihan selalu berkoordinasi dengan Yasasan
Pendidikan Muslimat NU (YPMNU) dan IGRAM
(Ikatan Guru Raudlatul Athfal) Muslimat atau juga
dengan IGTKM (Ikatan Guru Taman Kanak-kanak
Muslimat).
3. Pelaksanaan
Pelaksanaan manajemen organisasi
perempuan dalam penguatan kompetensi guru
Pendidikan Anak Usia Dini di Kabupaten Pasuruan
yaitu pada Pimpinan Cabang Muslimat NU
Kabupaten Pasuruan yang telah ditetapkan oleh
Ketua dalam hasil Rapat Kerja, selanjutnya
dilaksanakan sesuaidengan yang sudah direncanaan
sebelumnya.
Adapun bentuk kegiatan untuk penguatan
kompetensi Guru Pendidikan Anak Usia Dini oleh
Pimpinan Cabang Muslimat NU Kabupaten
Pasuruan antara lain:
a. Mengadakan pelatihan Parenting
Education bersama narasumber Ibu
Dr. Umi Dayati dari Malang
b. Pelatihan pembuatan video
pembelajaran berbasis Kinemaster
untuk Guru PAUD binaan Muslimat
NU Kabupaten Pasuruan bersama
Bapak Habiburrohman, M.Pd dari
Bangkalan Madura
c. Pelatihan Pembelajaran Berbasis
Literasi Numerasi bersama Ibu
Choyatin Nasuha sebagai nara
sumber.
d. Pelaksanaan Manasik Haji anak
RA/TK binaan Muslimat NU
Kabupaten Pasuruan Di Kebun Kurma
Purwosari
4. Evaluasi
Dalam manajemen Pimpinan Cabang
Muslimat NU Kabupaten Pasuruan untuk pengutan
kompetensi guru Pendidikan Anak Usia Dini di
Kabupaten Pasuruan, setelah perencanaan,
pengorganisasian dan pelaksanaan, hal yang perlu
dilakukan yaitu evaluasi terhadap pelaksanaan
kegiatan manajemen penguatan kompetensi guru
Pendidikan Anak Usia Dini yang sudah
dilaksanakan.
Berdasarkan pengumpulan data terkait
perencanaan, pengorganisasian, pelaksananaan dan
evaluasi pada organisasi perempuan yaitu Pimpinan
Cabang Muslimat NU Kabupaten Pasuruan, peneliti
lumayan banyak mendapatkan informasi baik dalam
dokumentasi dan wawancara yang telah peneliti
lakukan. Namun karena keterbatasan, peneliti hanya
menulis beberapa paparan tentang penguatan
kompetensi guru Pendidikan Anak Usia Dini yang
dilakukan Pimpinan Cabang Muslimat NU
Kabupaten Pasuruan.
Pembahasan
Selanjutnya, setelah data dideskripsikan
langkah berikutnya dalam sub bab ini yaitu data
yang dianalisis. Dalam analisis data atau
pembahasan, penulis membahas manajemen
organisasi perempuan untuk penguatan kompetensi
guru Pendidikan Anak Usia Dini di Kabupaten
Pasuruan yang dilaksanakan pada Pimpinan Cabang
Muslimat NU Kabupaten Pasuruan yang meliputi
empat hal yaitu: perencanaan, pengorganisasian,
pelaksanaan, dan evaluasi.
Dari hasil observasi yang dilakukan
peneliti, hal ini sesuai dengan yang dikemukakan
Jaja Jahari dalam Ramhanisa (2013:1) yang
menyatakan bahwa manajemen merupakan suatu
proses yang terdiri dari perencanaan,
pengorganisasian, pergerakan, pelaksanaan dan
pengawasan dengan memanfaatkan baik ilmu
maupun seni agar dapat menyelesaikan tujuan yang
telah ditetapkan sebelumnya.
Analisis manajemen Pimpinan Cabang
Muslimat NU untuk penguatan Kompetensi Guru
Pendidikan Anak Usia Dini di Kabupaten Pasuruan
yakni:
1. Perencanaan
Visi dan misi merupakan acuan bagi
organisasi untuk menjalankan program-program
kegiatan dan kebijakan- kebijakan organisasi. Guna
mendukung tercapainya tujuan dari kegiatan yang
diharapkan adalah kegiatan berjalan dengan baik
dan membawa dampak bermanfaat dan tepat pada
sasaran.
Terkait dengan manajemen Pimpinan
Cabang Muslimat NU Kabupaten Pasuruan pada
tahap perencanaannya sudah disusun secara
sistematis dalam rangkaian kegiatan yang akan
datang yang diperoleh dari hasil Raker (Rapat
Kerja) yang dilaksanakan setiap 1 tahun sekali.
Adapun fokus pada perencanaan program
penguatan kompetensi guru Pendidikan Anak Usia
Dini ynag dilakukan Pimpinan Cabang Muslimat
NU Kabupaten Pasuruan mengacu pada rencana
program dari hasil raker melakukan koordinasi
dengan bidang dan lembaga terkait yaitu Bidang
Pendidikan dan Pelatihan, Yayasan Pendidikan
Muslimat NU Bina Bakti Wanita Kabupaten
Pasuruan dan IGRAM (Ikatan Guru Raudlatul
Athfal Muslimat) atau IGTKM (Ikatan Guru Taman
Kanak-kanak Muslimat).
Dan ketika proses perjalanannya,
Pimpinan Cabang Muslimat NU Kabupaten
Pasuruan juga merencanakan kegiatan yang
dibutuhkan dalam penguatan kompetensi guru
Pendidikan Anak Usia Dini dengan
mengkoordinasikan rencana tersebut melihat dari
latar belakang dan tujuan pelaksanakannya.
Sesuai dengan pendapat Wiraman (2015)
yang menyatakan bahwa perencanaan adalah dasar
dari keberhasilan manajemen, prencanaansrategik
dalam melakukan prediksi mengenai keadaan di
masa yang akan datang dan melakukan pengamatan
lingkungan yang dapat mem[prediksi
ketidakpastian sehingga keberhasilan aktifitas
terjamin.
Dari penelitian ini, peneliti menyimpulkan
bahwa perencanaan penguatan Kompetensi guru
pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) di Kabupaten
Pasuruan yang dilakukan oleh Pimpinan Cabang
10. 10
Muslimat NU Kabupaten Pasuruan sangat baik
karena sesuai dengan prosedur perencanaan
organisasi yang ada.
Dari analisis data di atas dapat dilihat
bahwa kegiatan perencanaan di Pimpinan Cabang
Muslimat NU Kabupaten Pasuruan, terdapat
kesamaan dengan pendapat Arikunto (2008:93),
yaitu suatu proses mempersiapkan serangkaian
keputusan untuk mengambil tindakan di masa yang
akan datang demi tercapainya tujuan atau visi misi
sekolah dengan cara melaksanakan rapat kerja
(raker) yang diagendakan setiap 1 tahun sekali.
Perencanaan program penguatan
kompetensi guru Pendidikan Anak Usia Dini
berdasarkan pada hasil evaluasi Pimpinan Cabang
Muslimat NU Kabupaten Pasuruan. Dan hasil
evaluasinya melalui keaadan guru PAUD yang
berada dalam binaan Muslimat NU, keadaan
lembaga binaan muslimat NU serta kebutuhan yang
masa yang akan datang para guru PAUD di wilayah
Kabupaten Pasuruan sebagai bahan acuan dalam
pembuatan program kegiatan yang akan
dilaksanakan oleh Pimpinan Cabang Muslimat NU
Kabupaten Pasuruan.
2. Pengorganisasian
Adapun prinsip-prinsip umum organisasi
menurut Hendyat Soetopo (2001:45): (1)
Perumusan tujuan yang jelas, (2) Kesatuan
komando, (3) dinasi antar fungsi, (4)
Pengelompokkan dan keseimbangan fungsi, tugas,
wewenang, dan tanggung jawab, (5) Pelimpahan
wewenang dan tanggungjawab, dan (6) Ketepatan
personel memangku jabatan tertentu.
Dari penelitian ini, peneliti menyimpulkan
bahwa pengorganisasian dalam penguatan
kompetensi Guru Pendidikan Anak Usia Dini yang
dilakukan oleh Pimpinna Cabang Muslimat NU
Kabupaten Pasuruan sudah sesuai dengan pendapat
Hendyat Soetopo (2001:45) yaitu (1) Perumusan
tujuan yang jelas, (2) Kesatuan komando, (3) dinasi
antar fungsi, (4) Pengelompokkan dan
keseimbangan fungsi, tugas, wewenang, dan
tanggung jawab, (5) Pelimpahan wewenang dan
tanggungjawab, dan (6) Ketepatan personel
memangku jabatan tertentu.
Dilaksanakan dengan cara pembagian
tugas pada bidang pendidikan dan pelatihan yang
bersinergi dengan Yayasan Pendidikan Muslimat
NU Bina Bakti Wanita yang merupakan bagian dari
salah satu lembaga yang dimiliki Muslimat NU
Kabupaten Pasuruan. Dalam pembagian tugas
tersebut sudah dilengkapi dengan SK resmi dari
Pimpinan Pusat Muslimat NU yang ditandatangani
langsung oleh ketua PP Muslimat NU Ibu Khofifah
Indar Parawansa dan juga YPMNU Bina Bakti
Wanita juga dilengkapi dengan struktur
organisasinya dan ditadatangani oleh YPMNU Bina
Bakti Wanita Pusat.
Dengan demikian, struktur organisasi
memiliki peran yang sangat penting dalam
penyelenggaraan dan pengkoordinasian suatu
organisasi sesuai dengan jabatan dan tugas pokok
masing-masing bidang atau lembaga dalam sebuah
organisasi.
Dengan adanya struktur organisasi yang
resmi terdapat suatu gambaran adanya suatu
mekanisme kerja serta hubungan yang tidak dapat
dipisahkan, karena adanya suatu komando yang
jelas disertai tanggung jawab dari semua pihak.
Setiap personil yang masuk dalam struktur
organisasi maka akan terlihat jelas tanggung jawab
masing- masing. Dengan demikian tidak ada
kesalahpahaman dari setiap personil yang terdapat
pada lembaga yang bersangkutan.
3. Pelaksanaan
Pelaksanaan penguatan Kompetensi Guru
Pendidikan Anak Usia Dini yang dilakukan oleh
Pimpinan Cabang Muslimat NU Kabupaten
Pasuruan berupa kegiatan pelatihan dan workshop.
Sehingga dengan pelatihan dan workshop yang
telah dilaksanakan dapat menguatkan kompetensi
Guru RA/TK Binaan Muslimat NU di Kabupaten
Pasuruan.
Hal ini sesuai dengan pendapat G R Terry
yang mengutif dalam buku sukarna dalam buku
Principles of Management, penggerakan (actuating)
ialah membangkitkan dan mendorong semua
anggota kelompok agar supaya berkehendak dan
berusaha dengan keras untuk mencapai tujuan
dengan ikhlas serta serasi dengan perencanaan dan
usaha-usaha pengorganisasian dari pihak pimpinan.
Dari penelitian ini, peneliti menyimpulkan
bahwa Pimpinan Cabang Muslimat NU Kabupaten
Pasuruan memiliki 249 lembaga RA/TK yang
tersebar di seluruh wilayah Kabupaten Pasuruan
sudah sesuai dengan kutipan GR Terry dalamBuku
Sukarna dalam Buku Principles Of Management.
Dari hasil obeservasi dan wawancara beberapa
narasumber menunjukkan bahwa program kegiatan
yang dilaksanakan oleh Pimpinan Cabang Muslimat
NU Kabupaten pasuruan sangat berdampak pada
penguatan kompetensi guru Pendidikan Anak Usia
Dini (PAUD).
Dengan demikian, manajemen pelaksanaan
penguatan kompetensi guru Pendidikan Anak Usia
Dini yang dilakukan oleh Pimpinan Cabang
Muslimat NU Kabupaten Pasuruan sangat baik,
meskipun tidak menutup kemungkinan adanya
kendala-kendala yang ada saat proses pelaksanaan
berlangsung. Namun Pimpinan Cabang Muslimat
NU Kabupaten Pasuruan akan selalu menerima
masukan, saran dan kritik membangun guna
meningkatkan kebermanfaatan organisasi untuk
pendidikan Anak Usia Dina Khususnya melalui
RA/TK binaan Muslimat NU dan untuk masyarakat
dan umat di Kabupaten Pasuruan.
4. Evaluasi
Menurut Terry dan Leslie (2005:238)
pengawasan adalah proses mengevaluasikan
pelaksanaan kerja dengan membandingkan
pelaksanaan aktual dengan apa yang diharapkan
(goal and objectives) serta mengambil tindakan
yang perlu. Selain itu, menurut Bohari (2002:3)
pengertian pengawasan yang sesungguhnya yaitu
11. 11
suatu upaya agar apa yang telah direncanakan
sebelumnya diwujudkan dalam waktu yang telah
ditentukan serta untuk mengetahui kelemahan-
kelemahan dan kesulitan-kesulitan dalam
pelaksanaan tadi, sehingga berdasarkan
pengamatan-pengamatan tersebut dapat diambil
suatu tindakan untuk memperbaikinya, demi
tercapainya wujud semula.
Dari hasil penelitian ini, peneliti
menyimpulkan bahwa kegiatan penguatan
kompetensi guru Pendidikan Anak Usia Dini
kepada RA/TK yang berada di bawah binanan
Pimpinan Cabang Muslimat NU Kabupaten
Pasuruan sudah sesuai dengan pendapat Terry dan
Leslie serta Bohari yaitu dalam pengawasannya
Evaluasi yang dilakukan oleh Pimpinan
Cabang Muslimat NU Kabupaten Pasuruan dengan
melakukan supervisi melalui kunjungan ke lembaga
RA/TK yang telah mengikuti pelatihan atau
workshop yang dilaknasakan duna untuk
mengetahui dan mengukur seperaha jauh
kemanfaatan pelaksanakan kegiatan dalam
penguatan kompetensi Guru Pendidikan Anak Usia
Dini Di Kabupaten Pasuruan.
Selain melakukan supevisi dan kunjungan
kelembaga terkait, juga dilaksanakan lomba setelah
pelaksnaaan pelatihan dan workshop yang ada. Ini
dikondisikan agar para peserta dapat menreapkan
secaar langsung hasil pelatihan yang telah
dimilikinya. Pimpinan Cabang Muslimat NU
Kabupaten Pasuruan juga mengadakan refleksi dan
umpan balik pada setiap pelaksanaan kegiatan agar
dapat dijadikan evaluasi daalampengembangan dan
pelaksanaan kegiatan berikutnya.
Untuk itu, evaluasi menjadi bagian penting
dalam tahap manejemen penguatan Kompetensi
Guru Pendidikan Anak Usia Dini. Tidak hanya itu
juga, Penulispun memahami bahwa evaluasi yang
dilakukan juga sangat bermanfaat untuk
pengembangan organisasi seca umum, karena hasil
evaluasi tersebut menjadi acuan dalamperencanaan
program ke depannya.
Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini masih memiliki banyak
kekurangan karena disebabkan oleh berbagai hal.
Banyak kendala yang dialami oleh penulis baik
ketika menggali data penelitian maupun ketika
mengolah dan menganalisis data tersebut. Penulis
telah berusaha memaksimalkan agar hasil penelitian
ini dapat bermanfaat bagi banyak pihak. Namun,
sebagai manusia biasa penulis pasti masih memiliki
kekurangan dalam melaksanakan penelitian.
Adapun keterbatasan penelitian ini antara lain:
1. Penelitian ini terbatas pada observasi
kegiatan penguatan kompetensi Guru
Pendidikan Anak Usia Dini Yang dilakukan
oleh Pimpinan Cabang Muslimat NU
Kabupaten Pasuruan.
2. Penelitian ini terbatas waktu penelitian, pada
saat penulis melaksanakan penelitian,
kepengurusan Pimpinan Cabang Muslimat
NU Kabupaten Pasuruan baru melaksanakan
Konferensi Pimpinan Cabang Muslimat NU
sehingga merupakan masa transisi dari
pengurus lama pada pengurus yang baru.
3. Penelitian ini terbatas pada dokumentasi
yang dibutuhkan oleh peneliti fokus pada
penguatan Kompetensi guru Pendidikan
Anak Usia Dini yang dilaksanakan oleh
salah satu organisasi perempuan oleh
Pimpinan Cabang Muslimat NU Kabupaten
Pasuruan, dikarenakan ada dokumen-
dokumen atau informasi yang tidak boleh
diberikan karena menjadi rahasia internal
organisasi.
4. Keterbatasan penulis sendiri. Keterbatasan
penulis dalam hal pengetahuan dan
pemahaman juga mempengaruhi proses dan
hasil penelitian ini. Namun, saran dan
masukan dari dosen pembimbing Dr. Taufiq
Harris, M. Pd., dan Dr. A. Faizin SS, M.
Hum dapat membantu penulis untuk tetap
berusaha melaksanakan penelitian
semaksimal mungkin, agar hasil penelitian
ini dapatbermanfaat bagi pihak-pihak terkait
PENUTUP
Pada bab V tesis ini terdapat 2 hal yang
dikemukakan sebagai hasil penelitian yang
diperoleh oleh peneliti. Adapun 2 hal tersebut
adalah:
Kesimpulan
Penelitian ini merupakan penelitian
kualitatif deskriptif yang bertujuan untuk
mendeskripsikan Manajemen Organisasi
Perempuan untuk penguatan kompetensi guru
Pendidikan Anak Usia Dini yang dilakukan oleh
salah satu organisasi premuan yang ada di
Kabupaten Pasuruan yaitu Pimpinan Cabang
Muslimat NU Kabupaten Pasuruan.
Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan
bahwa:
1. Perencanaan dalam penguatan kompetensi guru
Pendidikan Anak Usia yang dilakukan oleh
Pimpinan Cabang Muslimat Nahdlatul Ulama
Kabupaten Pasuruan terhadap RA/TK Binaan
muslimat NU sangat baik yang terlihat dari
proses perencanaan melalai rapat kerja tahunan
dan koordinasi dari bidang pendidikan dan
pelatihan dan lembaga yang tugas pokoknya di
bidang pendidikan yaitu Yayasan Pendidikan
Muslimat Nahdlatul Ulama (YPMNU) Bina
Bakti Wanita Kabupaten Pasuruan dan Ikatan
Guru Raudlatul Atfal Muslimat
(IGRAM)/Ikatan Guru Taman Kanak-kanak
Muslimat (IGTKM) bersinergi dengan baik.
2. Pengornisasian dalam penguatan kompetensi
Guru Pendidikan Anak Usia Dini yang
dilakukan Pimpinan Cabang Muslimat NU
Kabupaten Pasuruan sangat baik, ini tnampak
dari adanya SK kepengurusan yang legal
ditandatangani oleh Pimpinna Pusat Muslimat
NU dan kepengurusan YPMNU juga memiliki
SK resmi dari pimpinan Pusat.
12. 12
3. Pelaksanaan penguatan kompetensi guru
Pendidikan Anak Usia Dini yang dilakukan
Pimpinan Muslimat NU Kabupaten Pasuruan
lumayan banyak kegiatannya berupa pelatihan
dan workshop yang telah dilakukan sehingga
tujuan peningkatan kompetensi Guru PAUD
dapat tercapai.
4. Tahapan evaluasi pada penguatan kompetensi
Pendidikan Anak Usia Dini Pimpinan Cabang
Muslimat NU Kabupaten Pasuruan juga baik
karena setelah pelaksanaan kegiatan diadakan
kunjungan ke lembaga-lembaga RA/TK binaan
Muslimat NU. Selain itu, setelah kegiatan
dilaksanakan para pengurus juga mengadakan
refleksi serta umpan balik dari proses kegiatan
yang telah dilaksanakan.
Saran
Berdasarkan kesimpulan dari hasil
penelitian yang penulis laksanakan, tanpa
mengurangi rasa hormat kepada semua pihak, serta
demi semakin baiknya manajemen organisasi
perempuan di Kabupaten Pasuruan. Maka penulis
perlu memberikan saran, antara lain:
1. Pimpinan Cabang Muslimat NU Kabupaten
Pasuruan merupakan organisasi perempuan
yang lumayan mempunyai anggota besar di
Pasuruan, harapannya tetaplah menjadi
organisasi yang istiqomah program kegiatannya
berfokus pada kepentingan ummat khususnya
dalam penguatan Kompetensi Guru Pendidikan
Anak Usia Dini di Kabupaten Pasuruan.
2. Pimpinan Cabang Muslimat NU Kabupaten
Pasuruan memiliki 349 lembaga Pendidikan
Anak Usia Dini dibawah Binaannya, tetaplah
memberi penguatan kompetensi pada guru-
gurunya agar pendidikan di Pasuruan
berkembang maju dan pesat dan pastinya
berlandaskan Ahlus sunnah wal Jamaah.
3. Dalam membuat perencanaan dan
pengorgasasian manajemen yang dilakukan
Pimpinan Cabang Muslimat NU sudah cukup
baik, akan tetapi akan lebih baik dan memenuhi
sasaran kegiatan manakala dalam pembuatan
rencana lebih banyak melibatkan para guru
Pendidikan Anak Usia Dini di Kabupaten
Pasuruan.
4. Manajemen penguatan Kompetensi Guru
Pendidikan Anak Usia Dini Pimpinan Cabang
Muslimat NU sudah profesional semoga tetap
bertahan dan semakin berkembang sukses dan
menjadi lebih baik lagi. Dan akan semakin lebih
baik lagi apabila pelaksanaan evaluasi dilakukan
secara berkelanjutan.
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Madjid Latief, 2015 Manajemen Pendidikan
Islam, Konsep, Aplikasi, Standar dan
Penelitian,Ciputat: Haja Mandiri, hal. 2
Afifuddin, M.M.2012. Dasar-dasar Manajemen.
Bandung:ALFABETA.
Bunga Mahayu Sukma, 2014 Pengaruh Penguatan
Positif Terhadap Keaktifan Siswa Dalam
Lauanan Bimbingan di SMP
Muhammadiyah 2 Depok, Yoyakarta:
UNY, hal. 6
Carl Witherington, Diterjemahkan oleh M. Bukhori,
1986 Psikologi Pendidikan,
dan kualitas, edisi pertama, Jakarta: Erlangga
Fachrurazi, 2017, Peningkatan Moralitas Peserta
Didik Berkaitan Dengan Profesionalitas
dan Kompetensi Kepribadian Guru, dalam
At-Turats Jurnal Pemikiran Pendidikan
Islam Volume 11 No, hal. 40
Fathurrohman, Belajar dan Pembelajaran Modern,
2017 : Konsep Dasar, Inovasi dan Teori
Pembelajaran, Yogyakarta: Penerbit
Garudhawaca, hal. 95
Hadari Nawawi, 1997 Administrasi Pendidikan,
Surabaya: Haji Mas Agung
Hasibuan. M. (2001), Manajemen Sumber Daya
Manusia, Bumi Aksara Jakarta, Jakarta.
Herujito, Yayat M., 2001. Dasar-dasar
Manajemen. PT. Grasindo: Jakarta.
Ibid, hlm. 28 (dikutip dari Tina Bruce, Early
Childhood Education, London, Holder &
Stoughton, 1987)
Kamus Besar Bahasa Indonesia Daring (Dalam
Jaringan),
Mansur, Pendidikan Anak Usia Dini Dalam Islam,
Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2005.
Maimunah Hasan, PAUD (Pendidikan Anak Usia
Dini): Panduan Lengkap Manajemen Mutu
Pendidikan Anak Untuk Para Guru Dan
Orang Tua, Diva Press, Yogyakarta, 2010.
Siagian, Sondang P. 2005. Fungsi-fungsi
Manajerial, Edisi Revisi. PT. Bumi
Aksara: Jakarta.
Stephen P.Robbins. 1994 Teori Organisasi
Struktur, Desain, dan Aplikasi, (Jakarta:
Arcan), hlm.4
Sudarwan Danim, Pengembangan Profei Guru,
Jakarta: Kencana, 2011, hal. 70
Sule, Trisnawati Ernie dan Saefullah, Kurniawan.
(2005). Pengantar Manajemen. Kencana:
Jakarta.
Suyadi, Konsep Dasar Paud, Rosdakarya,
Bandung, cet. I, 2013 Tim Pustaka
Familia, Warna-Warni
Syaiful Sagala, 2008, Kemampuan Profesional
Guru dan Tenaga Kependidikan,,
13. 13
Terry, George R. dan Leslie W. Rue, 2005. Dasar-
dasar Manajemen. PT.Bumi Aksara:
Jakarta.
Widjaya, 1987.Perencanaan sebagai Fungsi
Manajemmen, Jakarta: PT Bina Aksara,
hal. 33
Wirawan, 2015 Manajemen Sumber Daya Manusia,
Teori, Psikologi, Hukum Ketanakerjaan,
Aplikasi dan Penelitian, Aplikasi dalam
Organisasi Bisnis, Pemerintahan dan
Pendidikan, Jakarta: Raja Grafindo
Persada
Wojowarsito dan Purwadarminta, 1975 Kamus
Lengkap Indonesia-Inggris, Jakarta: Hasta,
hal.76.
Wursanto, Ig. 2002. Dasar-dasar Ilmu Organisasi.
Penerbit Andi: Yogyakarta.
Zainal Asril, 2010 Micro Teaching: Disertai
dengan Pedoman Pengalaman Lapangan,
Jakarta: Rajawali Pers, hal. 77