SlideShare a Scribd company logo
1 of 21
Lo 3 nyeri kepala
Nyeri kepala
rasa nyeri atau rasa tidak enak pada bagian atas kepala dari daerah
orbita sampai ke daerah oksiput
Daerah sensitif nyeri kepala
A. Intra Cranial
1. Sinus Venosus, vena aff.
2. Arteri dari duramater (A. Meningea media)
3. A. di basis Cranii (mbent. Sirc. Willisii)
4. Duramater dekat p.d. besar fossa Cran, ant, post. dan meningen.
B. Extracranial
1. Kulit, scalp, otot, fascia, tendon kep. Dan leher.
2. Mukosa sin. Paranasal + cav. Nasi.
3. Gigi.
4. Telinga luar dan tengah.
5. Tulang tengkorak t’ut dan supraorbita, temporal, occipital bawah, rg.
Orbita dan isinya.
6. A. extracranial.
C. Saraf
1. Trigeminus, fasialis, glossoph, vagus.
2. N. Cervical 1,2,3.
Klasifikasi IHS 1988
A. Primary Headache
1. Migraine
2. Tension Type Headache
3. Cluster headache and other trigeminal-
autonomik cephalgia
4. Other primary head ache
B. Secondary Headache
5. Headache associated with head/neck
trauma
6. Headache associated with cranial
and/or cervical vascular disorder
7. Headache associated to non vascular
intracranial disorder
8. Headache associated with substance or
their withdrawal
9. Headache associated with infection
10. Headache associated with disorder of
homeostasis.
11. Headache or facial pain associated with
disorder of cranium, neck, eyes, ears,
nose, sinuses, teeth, mouth, or other
facial or cranial strukture
12. Head ache attribute to psychiatric disorder
13. Cranial neuralgia and central causes of
pain.
14. headache not classifiable
4
Migrain
Migrain adalah nyeri kepala yang heterogen dengan nyeri hebat dan
durasi lama dibandingkan dengan nyeri kepala lain.
Epidimiologi
- diderita oleh 18,2% wanita dan 6,5% laki-laki
- Terbanyak pada usia 8-40 th.
Etiologi
• Hormonal : Menstruasi, ovulasi, kontrasepsi oral, hormonal replacemen
• Diet : Alkohol, monosodium glutamat (MSG), aspartame, coklat, keju
• Fisik/lingkungan: Flashing light, stimulasi visual, fluorecent, lighting,
perubahan cuaca, ketinggian
5
• Psikologis
• Tidur
• Miscellaneous
• Drug
- Stres, anxiety, worry,
depresi, periode after
stres
- Sulit tidur, kelebihan
tidur
- Trauma kepala,
kelelahan
- Nitroglycerin, histamin,
reserpin, hydralazine,
ranitidin, estrogen
6
patogenesis migrain
1. Hipereksitabilitas neuronal saat fase inter-iktal
dan fase pre headache
2. Cortical spreading depression (CSD) sebagai dasar
timbulnya aura
3. Aktivasi perifer n. Trigeminal
4. Aktivasi sentral n. Trigeminal
5. Lesi kerusakan progresif periaquaductal gray
matter (PAG)
6. Dasar genetik
7
Migrain tanpa aura
Kriteria diagnosis
A. Terdapat min 5 serangan dg gex B-D
B. Nyeri kepala antara 4-72 jam
C. Nyeri kepala dengan karakterisik, sbb:
1. Lokasi unilateral
2. Kualitas berdenyut
3. Intensitas moderate s.d berat
4. Diperberat dengan berjalan dan naik tangga, atau aktifitas lain yang
sejenis
D. Pada saat nyeri kepala , ada salah satu gx:
1. Mual atau muntah
2. Photofobia atau fonofobia
E. Tidak ada tanda penyakit organik
8
Migrain dengan Aura
Kriteria diagnosa :
A. Minimal 2 serangan dengan gejala pd B
B. Terdapat 3 dari 4 karakteristik
1. Adanya gejala aura yang menunjukkan fokus di corteks atau
batang otak.
2. Gejala aura terjadi dalam min 4 menit atau terdapat 2 atau
lebih gejala yang muncul bersamaan
3. Gejala aura tidak lebih dari 60 menit
4. Nyeri kepala yang menyertai aura disertai hilangnya gejala
min 60 menit
9
TERAPI MIGREN
A. menghindari pencetus nyeri
B. Terapi abortif
- abortif non spesifik: serangan ringan sampai sedang atau serangan berat
atau berespon baik terhadap obat yang sama dapat dipakai: analgetik
OTCs (Over The Counters), NSAID (oral)
- Abortif spesifik : bila tidak respon terhadap analgetik/NSAIDs, dipakai
obat spesifik seperti; triptans (naratriptans, rizatriptan, sumatriptan,
zolmitriptan), Dihydroergotamin (DHE), obat golongan ergotamin
10
C. Terapi Preventif
 Terapi preventif harus selalu diminum tanpa melihat adanya serangan atau
tidak.
 Pengobatan diberikan dalam jangka waktu episodik, jangka pendek
(subakut) atau jangka panjang (kronik),
 Terapi terapi episodik diberikan apabila faktor pencetus nyeri kepala
dikenal dengan baik sehingga dapat diberikan analgetik sebelumnya.
 Terapi preventif jangka pendek berguna apabila pasien akan terkena faktor
risiko yang telah dikenal dalam jangka waktu tertentu seperti pada migren
menstrual.
 Terapi preventif kronik akan diberikan dalam beberapa bulan bahkan
tahun tergantung respon pasien. Biasanya diambil patokan dua sampai
tiga bulan.
11
Tension type headache (TTH)
• Nyeri kepala yang sering dijumpai dalam dunia kedokteran
• Lebih dari 90% populasi pernah mengalami nyeri kepala
• TTH dikenal dengan nama-nama: muscle contraction headache,
psychomyogenic dan psychogenic headache
Epidemiologi
• Prevalensi TTH adalah berkisar antara30-80%
• Nyeri kepala tipe tegang episodik adalah 63% dari populasi (56% laki-laki
dan 71% wanita)
• Prevalensi TTH kronik adalah 3% (2% laki-laki dan 5% wanita)
• Prevalensi TTH akan menurun dengan meningkatnya umur
12
Etiologi
1. Disfungsi oromandibular
2. Stress psikologik
3. Anxietas
4. Depresi
5. Nyeri kepala sebagai delusi
6. Stress otot
7. Kelebihan minum obat pereda nyeri kepala tipe tegang.
Patofisiologi
• Kontraksi otot
• Teori vaskuler
• Teori humoral
13
Diagnosis
TTH yang Infrequent
• Nyeri kepala episodik yang infrequent berlangsung beberapa menit
sampai beberapa hari.
• Nyeri bilateral, rasa menekan atau mengikat dengan intensitas ringan
sampai sedang
• Nyeri tidak bertambah pada aktivitas fisik rutin, tidak didapatkan mual
tapi bisaada fotofobia atau fonofobia.
Penatalaksanaan umum :
1. Life style yang baik dan teratur
2. Hindari faktor pencetus
3. Olah raga
4. Pengobatan medikamentosa dengan interaksi yang positif antar dokter
dan penderita
14
Terapi farmakologi
1. Analgetik : aspirin 1000 mg/hr, acetaminophen 1000 mg/hr, NSAID (asam
mefenamat, ibuprofen 800 mg/hr, diclofenac 50-100 mg/hr, ketoprofen
25-50 mg/hr)
2. Caffein (analgetik ajuvan) 65 mg.
3. kombinasi: 325 aspirin, acetaminophen + 40 mg caffein
Terapi non farmakologi
1. Kontrol diet
2. Terapi fisik
3. Hindari pemakaian harian obat analgetik, sedatif dan ergotamin
4. Behaviour treatment
15
Cluster Headache
Sifat serangan :
Berulang, unilateral, lokasi orbital, supraorbital. Temporal
lama serangan 15 – 180 mnt ( bila tdk terapi )
Bila serangan diikuti salah satu :
unilateral conjuntival injection, lacrimasi, atau keduanya
ipsilateral hidung buntu, pilek, atau keduanya
oedema palpebra
ipsilateral, berkeringat pada dahi-muka
ipsilateral, myosis – ptosis, atau keduanya
resslessness
serangan pd malam hari, sifat seperti diiris
16
- Serangan 1 – 8 x / hari
- Prevalensi : 15 kasus / 100.000 penduduk
laki-laki : wanita = 5 : 1
- Patogenesis
adanya peningkatan aktivasi dr posterior
hipotalamus (dilihat dg (Positron
Emission Tomography (PET)
17
Kriteria diagnosa
A. 5 serangan dengan sifat B-D
B. Nyeri kepala berat pada orbita, supra orbita atau temporal selama 15-
180 menit
C. Pada daerah nyeri tdpt:
1. Conjunctival injection
2. Lacrimasi
3. Hidung buntu
4. Rhinorhea
5. Keringat pada wajah
6. Miosis
7. Ptosis
8. Edema palpebra
A. Frekwensi serangan 1-8 kali/hari
B. Tidak terdapat sebab organik
18
Faktor pencetus nyeri kepala klaster
• Vasodilator (nitrogliserin, histamin)
• Menghirup asap
• Stres
• Panas
• Perubahan cuaca
• Terlambat makan
• Tidur hingga siang
• Pernah trauma kepala atau operasi kepala
19
Differensial diagnosa
• Glaucoma akut
• Arteritis temporalis
• Opthalmoplegik migrain
• Tolosa hunt syndrome
20
Terapi saat serangan
1. Oksigen 6-8 l/men
2. Preparasi oral tidak efektif
3. Dehidroergotamin 0,5-1,5 mg IV, IM atau SC diulang tiap jam
4. Sumaptriptan 6 mg SC
5. Corticosteroid/methyl prednisolon 80 mg
6. Verapamil 80 mg p.o
7. Lithium carbonat 300 mg PO
8. Divalproex sodium SR mulai 250 mg q8H
9. Bila gagal tx ~ status migrain
21

More Related Content

Similar to makalah tentang nyeri kepala, penjekasan serta penanganan

Anamnesis Gangguan Neurologi.pptx
Anamnesis Gangguan Neurologi.pptxAnamnesis Gangguan Neurologi.pptx
Anamnesis Gangguan Neurologi.pptxErviAudinaMunthe1
 
Anamnesis Gangguan Neurologi.pptx
Anamnesis Gangguan Neurologi.pptxAnamnesis Gangguan Neurologi.pptx
Anamnesis Gangguan Neurologi.pptxErviAudinaMunthe1
 
Anti headache dan vertigo
Anti headache dan vertigoAnti headache dan vertigo
Anti headache dan vertigoFadhol Romdhoni
 
Skenario Sakit Kepala_10B_FK UKI_2023.pptx
Skenario Sakit Kepala_10B_FK UKI_2023.pptxSkenario Sakit Kepala_10B_FK UKI_2023.pptx
Skenario Sakit Kepala_10B_FK UKI_2023.pptxabunchofweirdos
 
MIGRAIN, Sakit kepala sebelah, headache,
MIGRAIN, Sakit kepala sebelah, headache,MIGRAIN, Sakit kepala sebelah, headache,
MIGRAIN, Sakit kepala sebelah, headache,LisaSofitriana
 
nyeri kepala yang sering terjadi pada pasien hipertensi
nyeri kepala yang sering terjadi  pada pasien hipertensinyeri kepala yang sering terjadi  pada pasien hipertensi
nyeri kepala yang sering terjadi pada pasien hipertensiNuriyaJuanda
 
PPT DEADLINE MODE DAY 1 Coret2_unlocked(1).docx
PPT DEADLINE MODE DAY 1 Coret2_unlocked(1).docxPPT DEADLINE MODE DAY 1 Coret2_unlocked(1).docx
PPT DEADLINE MODE DAY 1 Coret2_unlocked(1).docxussalambadi
 
Anxietas (gangguan cemas)
Anxietas (gangguan cemas)Anxietas (gangguan cemas)
Anxietas (gangguan cemas)andre habib
 
Gangguan cemas yang berhubungan dengan somatisasi
Gangguan cemas yang berhubungan dengan somatisasiGangguan cemas yang berhubungan dengan somatisasi
Gangguan cemas yang berhubungan dengan somatisasisarah_siregar
 
Anxietas = kecemasan
Anxietas = kecemasanAnxietas = kecemasan
Anxietas = kecemasanNazmi Bachmid
 
Menajemen Nyeri secara fisiolgi dalam persalinan.pptx
Menajemen Nyeri secara fisiolgi dalam persalinan.pptxMenajemen Nyeri secara fisiolgi dalam persalinan.pptx
Menajemen Nyeri secara fisiolgi dalam persalinan.pptxrazgrizamora
 

Similar to makalah tentang nyeri kepala, penjekasan serta penanganan (20)

Smbungan tth AKPER PEMKAB MUNA
Smbungan tth AKPER PEMKAB MUNA Smbungan tth AKPER PEMKAB MUNA
Smbungan tth AKPER PEMKAB MUNA
 
Askep migrain
Askep migrainAskep migrain
Askep migrain
 
Anamnesis Gangguan Neurologi.pptx
Anamnesis Gangguan Neurologi.pptxAnamnesis Gangguan Neurologi.pptx
Anamnesis Gangguan Neurologi.pptx
 
Anamnesis Gangguan Neurologi.pptx
Anamnesis Gangguan Neurologi.pptxAnamnesis Gangguan Neurologi.pptx
Anamnesis Gangguan Neurologi.pptx
 
Neurologi
NeurologiNeurologi
Neurologi
 
Anti headache dan vertigo
Anti headache dan vertigoAnti headache dan vertigo
Anti headache dan vertigo
 
Skenario Sakit Kepala_10B_FK UKI_2023.pptx
Skenario Sakit Kepala_10B_FK UKI_2023.pptxSkenario Sakit Kepala_10B_FK UKI_2023.pptx
Skenario Sakit Kepala_10B_FK UKI_2023.pptx
 
MIGRAIN, Sakit kepala sebelah, headache,
MIGRAIN, Sakit kepala sebelah, headache,MIGRAIN, Sakit kepala sebelah, headache,
MIGRAIN, Sakit kepala sebelah, headache,
 
144.pptx
144.pptx144.pptx
144.pptx
 
nyeri kepala yang sering terjadi pada pasien hipertensi
nyeri kepala yang sering terjadi  pada pasien hipertensinyeri kepala yang sering terjadi  pada pasien hipertensi
nyeri kepala yang sering terjadi pada pasien hipertensi
 
PPT DEADLINE MODE DAY 1 Coret2_unlocked(1).docx
PPT DEADLINE MODE DAY 1 Coret2_unlocked(1).docxPPT DEADLINE MODE DAY 1 Coret2_unlocked(1).docx
PPT DEADLINE MODE DAY 1 Coret2_unlocked(1).docx
 
Anxietas (gangguan cemas)
Anxietas (gangguan cemas)Anxietas (gangguan cemas)
Anxietas (gangguan cemas)
 
Demam pada anak
Demam pada anakDemam pada anak
Demam pada anak
 
Emergency psichiatri
Emergency psichiatriEmergency psichiatri
Emergency psichiatri
 
Demam pada anak AKPER PEMKAB MUNA
Demam pada anak AKPER PEMKAB MUNA Demam pada anak AKPER PEMKAB MUNA
Demam pada anak AKPER PEMKAB MUNA
 
Gangguan cemas yang berhubungan dengan somatisasi
Gangguan cemas yang berhubungan dengan somatisasiGangguan cemas yang berhubungan dengan somatisasi
Gangguan cemas yang berhubungan dengan somatisasi
 
Anxietas = kecemasan
Anxietas = kecemasanAnxietas = kecemasan
Anxietas = kecemasan
 
Demam pada anak
Demam pada anakDemam pada anak
Demam pada anak
 
Askep tumor otak
Askep tumor otakAskep tumor otak
Askep tumor otak
 
Menajemen Nyeri secara fisiolgi dalam persalinan.pptx
Menajemen Nyeri secara fisiolgi dalam persalinan.pptxMenajemen Nyeri secara fisiolgi dalam persalinan.pptx
Menajemen Nyeri secara fisiolgi dalam persalinan.pptx
 

Recently uploaded

3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinanDwiNormaR
 
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfPEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfMeboix
 
Ppt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdf
Ppt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdfPpt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdf
Ppt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdfAyundaHennaPelalawan
 
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptxppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptxmarodotodo
 
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfLaporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfHilalSunu
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh DiriAsuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diriandi861789
 
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitPresentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitIrfanNersMaulana
 
362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx
362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx
362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptxAzwarArifkiSurg
 
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa HalusinasiMateri Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasiantoniareong
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxwisanggeni19
 
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANDianFitriyani15
 
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesFARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesNadrohSitepu1
 
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatanWebinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatanDevonneDillaElFachri
 
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTriNurmiyati
 
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutikaPresentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutikassuser1cc42a
 
PPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdf
PPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdfPPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdf
PPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdfSeruniArdhia
 
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxPEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxpuspapameswari
 
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptMATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptbambang62741
 
Presentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensiPresentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensissuser1cc42a
 
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar KeperawatanHaslianiBaharuddin
 

Recently uploaded (20)

3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
 
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfPEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
 
Ppt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdf
Ppt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdfPpt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdf
Ppt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdf
 
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptxppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
 
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfLaporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh DiriAsuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
 
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitPresentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
 
362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx
362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx
362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx
 
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa HalusinasiMateri Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
 
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
 
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesFARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
 
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatanWebinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
 
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
 
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutikaPresentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutika
 
PPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdf
PPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdfPPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdf
PPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdf
 
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxPEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
 
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptMATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
 
Presentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensiPresentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensi
 
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
 

makalah tentang nyeri kepala, penjekasan serta penanganan

  • 1. Lo 3 nyeri kepala
  • 2. Nyeri kepala rasa nyeri atau rasa tidak enak pada bagian atas kepala dari daerah orbita sampai ke daerah oksiput
  • 3. Daerah sensitif nyeri kepala A. Intra Cranial 1. Sinus Venosus, vena aff. 2. Arteri dari duramater (A. Meningea media) 3. A. di basis Cranii (mbent. Sirc. Willisii) 4. Duramater dekat p.d. besar fossa Cran, ant, post. dan meningen. B. Extracranial 1. Kulit, scalp, otot, fascia, tendon kep. Dan leher. 2. Mukosa sin. Paranasal + cav. Nasi. 3. Gigi. 4. Telinga luar dan tengah. 5. Tulang tengkorak t’ut dan supraorbita, temporal, occipital bawah, rg. Orbita dan isinya. 6. A. extracranial. C. Saraf 1. Trigeminus, fasialis, glossoph, vagus. 2. N. Cervical 1,2,3.
  • 4. Klasifikasi IHS 1988 A. Primary Headache 1. Migraine 2. Tension Type Headache 3. Cluster headache and other trigeminal- autonomik cephalgia 4. Other primary head ache B. Secondary Headache 5. Headache associated with head/neck trauma 6. Headache associated with cranial and/or cervical vascular disorder 7. Headache associated to non vascular intracranial disorder 8. Headache associated with substance or their withdrawal 9. Headache associated with infection 10. Headache associated with disorder of homeostasis. 11. Headache or facial pain associated with disorder of cranium, neck, eyes, ears, nose, sinuses, teeth, mouth, or other facial or cranial strukture 12. Head ache attribute to psychiatric disorder 13. Cranial neuralgia and central causes of pain. 14. headache not classifiable 4
  • 5. Migrain Migrain adalah nyeri kepala yang heterogen dengan nyeri hebat dan durasi lama dibandingkan dengan nyeri kepala lain. Epidimiologi - diderita oleh 18,2% wanita dan 6,5% laki-laki - Terbanyak pada usia 8-40 th. Etiologi • Hormonal : Menstruasi, ovulasi, kontrasepsi oral, hormonal replacemen • Diet : Alkohol, monosodium glutamat (MSG), aspartame, coklat, keju • Fisik/lingkungan: Flashing light, stimulasi visual, fluorecent, lighting, perubahan cuaca, ketinggian 5
  • 6. • Psikologis • Tidur • Miscellaneous • Drug - Stres, anxiety, worry, depresi, periode after stres - Sulit tidur, kelebihan tidur - Trauma kepala, kelelahan - Nitroglycerin, histamin, reserpin, hydralazine, ranitidin, estrogen 6
  • 7. patogenesis migrain 1. Hipereksitabilitas neuronal saat fase inter-iktal dan fase pre headache 2. Cortical spreading depression (CSD) sebagai dasar timbulnya aura 3. Aktivasi perifer n. Trigeminal 4. Aktivasi sentral n. Trigeminal 5. Lesi kerusakan progresif periaquaductal gray matter (PAG) 6. Dasar genetik 7
  • 8. Migrain tanpa aura Kriteria diagnosis A. Terdapat min 5 serangan dg gex B-D B. Nyeri kepala antara 4-72 jam C. Nyeri kepala dengan karakterisik, sbb: 1. Lokasi unilateral 2. Kualitas berdenyut 3. Intensitas moderate s.d berat 4. Diperberat dengan berjalan dan naik tangga, atau aktifitas lain yang sejenis D. Pada saat nyeri kepala , ada salah satu gx: 1. Mual atau muntah 2. Photofobia atau fonofobia E. Tidak ada tanda penyakit organik 8
  • 9. Migrain dengan Aura Kriteria diagnosa : A. Minimal 2 serangan dengan gejala pd B B. Terdapat 3 dari 4 karakteristik 1. Adanya gejala aura yang menunjukkan fokus di corteks atau batang otak. 2. Gejala aura terjadi dalam min 4 menit atau terdapat 2 atau lebih gejala yang muncul bersamaan 3. Gejala aura tidak lebih dari 60 menit 4. Nyeri kepala yang menyertai aura disertai hilangnya gejala min 60 menit 9
  • 10. TERAPI MIGREN A. menghindari pencetus nyeri B. Terapi abortif - abortif non spesifik: serangan ringan sampai sedang atau serangan berat atau berespon baik terhadap obat yang sama dapat dipakai: analgetik OTCs (Over The Counters), NSAID (oral) - Abortif spesifik : bila tidak respon terhadap analgetik/NSAIDs, dipakai obat spesifik seperti; triptans (naratriptans, rizatriptan, sumatriptan, zolmitriptan), Dihydroergotamin (DHE), obat golongan ergotamin 10
  • 11. C. Terapi Preventif  Terapi preventif harus selalu diminum tanpa melihat adanya serangan atau tidak.  Pengobatan diberikan dalam jangka waktu episodik, jangka pendek (subakut) atau jangka panjang (kronik),  Terapi terapi episodik diberikan apabila faktor pencetus nyeri kepala dikenal dengan baik sehingga dapat diberikan analgetik sebelumnya.  Terapi preventif jangka pendek berguna apabila pasien akan terkena faktor risiko yang telah dikenal dalam jangka waktu tertentu seperti pada migren menstrual.  Terapi preventif kronik akan diberikan dalam beberapa bulan bahkan tahun tergantung respon pasien. Biasanya diambil patokan dua sampai tiga bulan. 11
  • 12. Tension type headache (TTH) • Nyeri kepala yang sering dijumpai dalam dunia kedokteran • Lebih dari 90% populasi pernah mengalami nyeri kepala • TTH dikenal dengan nama-nama: muscle contraction headache, psychomyogenic dan psychogenic headache Epidemiologi • Prevalensi TTH adalah berkisar antara30-80% • Nyeri kepala tipe tegang episodik adalah 63% dari populasi (56% laki-laki dan 71% wanita) • Prevalensi TTH kronik adalah 3% (2% laki-laki dan 5% wanita) • Prevalensi TTH akan menurun dengan meningkatnya umur 12
  • 13. Etiologi 1. Disfungsi oromandibular 2. Stress psikologik 3. Anxietas 4. Depresi 5. Nyeri kepala sebagai delusi 6. Stress otot 7. Kelebihan minum obat pereda nyeri kepala tipe tegang. Patofisiologi • Kontraksi otot • Teori vaskuler • Teori humoral 13
  • 14. Diagnosis TTH yang Infrequent • Nyeri kepala episodik yang infrequent berlangsung beberapa menit sampai beberapa hari. • Nyeri bilateral, rasa menekan atau mengikat dengan intensitas ringan sampai sedang • Nyeri tidak bertambah pada aktivitas fisik rutin, tidak didapatkan mual tapi bisaada fotofobia atau fonofobia. Penatalaksanaan umum : 1. Life style yang baik dan teratur 2. Hindari faktor pencetus 3. Olah raga 4. Pengobatan medikamentosa dengan interaksi yang positif antar dokter dan penderita 14
  • 15. Terapi farmakologi 1. Analgetik : aspirin 1000 mg/hr, acetaminophen 1000 mg/hr, NSAID (asam mefenamat, ibuprofen 800 mg/hr, diclofenac 50-100 mg/hr, ketoprofen 25-50 mg/hr) 2. Caffein (analgetik ajuvan) 65 mg. 3. kombinasi: 325 aspirin, acetaminophen + 40 mg caffein Terapi non farmakologi 1. Kontrol diet 2. Terapi fisik 3. Hindari pemakaian harian obat analgetik, sedatif dan ergotamin 4. Behaviour treatment 15
  • 16. Cluster Headache Sifat serangan : Berulang, unilateral, lokasi orbital, supraorbital. Temporal lama serangan 15 – 180 mnt ( bila tdk terapi ) Bila serangan diikuti salah satu : unilateral conjuntival injection, lacrimasi, atau keduanya ipsilateral hidung buntu, pilek, atau keduanya oedema palpebra ipsilateral, berkeringat pada dahi-muka ipsilateral, myosis – ptosis, atau keduanya resslessness serangan pd malam hari, sifat seperti diiris 16
  • 17. - Serangan 1 – 8 x / hari - Prevalensi : 15 kasus / 100.000 penduduk laki-laki : wanita = 5 : 1 - Patogenesis adanya peningkatan aktivasi dr posterior hipotalamus (dilihat dg (Positron Emission Tomography (PET) 17
  • 18. Kriteria diagnosa A. 5 serangan dengan sifat B-D B. Nyeri kepala berat pada orbita, supra orbita atau temporal selama 15- 180 menit C. Pada daerah nyeri tdpt: 1. Conjunctival injection 2. Lacrimasi 3. Hidung buntu 4. Rhinorhea 5. Keringat pada wajah 6. Miosis 7. Ptosis 8. Edema palpebra A. Frekwensi serangan 1-8 kali/hari B. Tidak terdapat sebab organik 18
  • 19. Faktor pencetus nyeri kepala klaster • Vasodilator (nitrogliserin, histamin) • Menghirup asap • Stres • Panas • Perubahan cuaca • Terlambat makan • Tidur hingga siang • Pernah trauma kepala atau operasi kepala 19
  • 20. Differensial diagnosa • Glaucoma akut • Arteritis temporalis • Opthalmoplegik migrain • Tolosa hunt syndrome 20
  • 21. Terapi saat serangan 1. Oksigen 6-8 l/men 2. Preparasi oral tidak efektif 3. Dehidroergotamin 0,5-1,5 mg IV, IM atau SC diulang tiap jam 4. Sumaptriptan 6 mg SC 5. Corticosteroid/methyl prednisolon 80 mg 6. Verapamil 80 mg p.o 7. Lithium carbonat 300 mg PO 8. Divalproex sodium SR mulai 250 mg q8H 9. Bila gagal tx ~ status migrain 21