Tantangan di Era Revolusi Industri 4.0 dan Implementasi Kebijakan Pembelajara...LSP3I
Pola industri baru ini membawa dampak terciptanya pekerjaan dan keterampilan kerja baru dan hilangnya beberapa pekerjaan. Revolusi industri 4.0 menyentuh seluruh aspek hidup masyarakat. Mulai dari transformasi sistem manajemen administrasi, tata kelola dan informasi. Bahkan, perlahan peran manusia mulai digantikan oleh robot.
Perubahan yang terjadi berpengaruh pada karakter pekerjaan. Sehingga keterampilan yang diperlukan juga akan berubah. Tantangan tersebut, harus dapat diantisipasi melalui transformasi pasar kerja Indonesia dengan mempertimbangkan perubahan iklim bisnis dan industri, perubahan pekerjaan dan kebutuhan ketrampilan.
Tantangan yang hadapi pemerintah dan perguruan tinggi adalah bagaimana mempersiapkan dan memetakan angkatan kerja dari lulusan pendidikan dalam menghadapi revolusi industri 4.0. Kurikulum dan metode pendidikan harus menyesuaikan perubahan iklim bisnis, industri yang semakin kompetitif dan mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan teknologi dan sains.
Tantangan di Era Revolusi Industri 4.0 dan Implementasi Kebijakan Pembelajara...LSP3I
Pola industri baru ini membawa dampak terciptanya pekerjaan dan keterampilan kerja baru dan hilangnya beberapa pekerjaan. Revolusi industri 4.0 menyentuh seluruh aspek hidup masyarakat. Mulai dari transformasi sistem manajemen administrasi, tata kelola dan informasi. Bahkan, perlahan peran manusia mulai digantikan oleh robot.
Perubahan yang terjadi berpengaruh pada karakter pekerjaan. Sehingga keterampilan yang diperlukan juga akan berubah. Tantangan tersebut, harus dapat diantisipasi melalui transformasi pasar kerja Indonesia dengan mempertimbangkan perubahan iklim bisnis dan industri, perubahan pekerjaan dan kebutuhan ketrampilan.
Tantangan yang hadapi pemerintah dan perguruan tinggi adalah bagaimana mempersiapkan dan memetakan angkatan kerja dari lulusan pendidikan dalam menghadapi revolusi industri 4.0. Kurikulum dan metode pendidikan harus menyesuaikan perubahan iklim bisnis, industri yang semakin kompetitif dan mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan teknologi dan sains.
Mata kuliah Investasi Syariah : Membahas mengenai pengertian investasi, tujuan investasi, proses investasi, prinsip-prinsip investasi, faktor-faktor pendorong investasi dan sumber risiko investasi
ENTREPREUNERSHIP AND INNOVATION_Linda Fitria Adi Winatalindawinata
Entrepreneur, berasal daribahasa Inggris, artinya usahawan atau pengusaha.Usahawan atau pengusaha, dalam aktifitas sehari-hari disebut juga dengan pebisnis.Dan segala aktifitas pada pebisnis atau pengusaha disebut dengan bisnis.Karena aktifitas pebisnis tidak lain adalah bisnis itu sendiri yang melibatkan waktu dan setiap waktu yang digunakan dalam berbisnis dihitung dengan nilai usaha, di mana nilai usaha tersebut adalah keuntungan bisnis. Dalam memperhitungkan waktu untuk berbisnis, para pebisnis menganggap waktu untuk berbisnis sebagai ongkos bisnis yang harus dibayarkan kepada yang menjalankan sebuah bisnis.Karena dianggap sebagai ongkos bisnis, maka para pebisnis menganggapnya hal tersebut sebagai suatu keuntungan bisnis.
Wirausaha adalah jalan pekerjaan seseorang yang dijalankan dengan kemungkinan memperoleh keuntungan dan kemungkinan memperoleh kerugian yang tak terhingga berdasarkan skala kualitas seseorang tersebut, sehingga untuk melangkah berwirausaha diperlukan pribadi-pribadi tangguh, pribadi pantang menyerah, percaya diri, kemampuan mental-emosional dan kemampuan membaca peluang.
Kemampuan berwirausaha di dasari atas sebuah kepentingan membaca peluang untuk pengembangan sebuah usaha, tersedianya cukup waktu untuk mengimprofisasikan kreatifitas usahanya, dan dorongan yang kuat dalam menguasai pasar.Sehingga dalam hal ini diperlukan konsep-konsep dasar berwirausaha agar tidak terjebak dalam kemacetan improfisasi.
Nilai perusahaan yang optimal akan dicapaidengan mengkombinasikan fungsi-fungsi dari manajemen keuangan. Satu keputusan keuangan yang diambil akan mempengaruhi keputusan keuangan yang lainnya, sehingga nantinya akan berdampak pula terhadap nilai perusahaan (Afzal dan Rohman, 2012). Perusahaan yang ingin mencapai tujuan jangkapanjang, akan mengambil beberapa keputusan seperti keputusaninvestasi yang tentunya mempengaruhi nilai perusahaan.Investasi merupakan tindakan untuk menanamkan dana yang dimiliki saat ini ke dalam bentuk aktiva lancer maupun aktiva tetap dengan harapan untuk memperoleh keuntungan di masa yang akan datang (Salim dan Moeljadi, 2001:110).
Jasa Cuci Sofa Terdekat Bogor Barat Bogor.PDFRajaclean
Jasa Cuci Sofa Bogor Barat Bogor, Cuci Sofa Terdekat Bogor Barat Bogor, Laundry Sofa Bogor Barat Bogor, Cuci Sofa Jakarta Bogor Barat Bogor, Cuci Sofa Kulit Bogor Barat Bogor, Cuci Sofa Panggilan Bogor Barat Bogor, Cuci Sofa Di Rumah Bogor Barat Bogor, Jasa Cuci Sofa Terdekat Bogor Barat Bogor, Cuci Sofa Fabric Bogor Barat Bogor, Laundry Sofa Terdekat Bogor Barat Bogor,
Jasa cuci sofa kini semakin diminati karena kepraktisannya. Dengan menggunakan jasa ini, Anda tidak perlu repot mencuci sofa sendiri. Profesional dalam bidang ini dilengkapi dengan peralatan modern yang mampu membersihkan sofa hingga ke serat terdalam, menghilangkan kotoran dan bakteri yang tidak terlihat.
ORDER https://wa.me/6282186148884 , Pelita Mas adalah perusahaan yang bergerak di bidang Industri Beton dan Paving Block. Paving Untuk Taman, Pelita Mas Paving Block, Pengunci Paving, Pengunci Paving Block, Pinggiran Paving.
Temukan keindahan luar biasa dalam taman paving kami yang eksklusif. Dengan desain yang elegan dan tahan lama, taman paving kami menciptakan ruang luar yang memikat. Pilihlah kualitas terbaik untuk keindahan yang abadi. Jual taman paving, wujudkan taman impian Anda hari ini!
Kami melayani pengiriman ke area Kota Malang dan Kota Batu. Kami Juga melayani Berbagai Macam Pemesanan Genteng Beton dan Paving Block dalam jumlah Besar untuk keperluan Perumahan, Perkantoran, Villa, Gedung, Pembangunan Kampus, Masjid, dan lainnya.
Produk yang kami produksi terdiri dari :
1. Genteng Beton Multiline
2. Genteng Beton Urat Batu
3. Genteng Beton Royal
4. Genteng Beton Vertical
5. Wuwung Genteng
6. Paving ukuran 20x20, 10,5x21, Diagonal
7. Kanstin dan Topi Uskup
8. Pagar Panel
9. Paving Corso 50x50
10. Paving Grass Block Lubang
Untuk informasi lebih lanjut serta pemesanan, hubungi :
Pabrik Genteng Beton dan Paving Pelita Mas
Jl Raya Tlogowaru No 41, Tajinan, Kedungkandang, Malang
Hub kami via whatsapp
https://wa.me/6282186148884
Hub kami via whatsapp
https://wa.me/6282186148884
Lokasi Pabrik kami
https://maps.app.goo.gl/bmDrQ87yF6gQvHnf8
1. MAKALAH
Pasar Modal
RETURN HARAPAN DAN RESIKO PORTOFOLIO
Dosen Pengampu :
Sendy Dwi Haryanto, S.Pd., M.A.
Disusun Oleh :
PROGRAM STUDI
MANAJEMENFAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PGRI
Arista Eka Lestiana 2103102207
M Fery Farhan 2103102050
Desiana Nurayu Syafitri 2103102106
Yulia Andrian 2103102110
Azilla Surya Riskina 2103102059
Novita Afryda Hastuti 2103102019
2. ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas limpahan rahmat
dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang “RETURN
HARAPAN DAN RESIKO PORTOFOLIO” ini. Makalah ini merupakan laporan
yangdibuat sebagai bagian dalam memenuhi kriteria mata kuliah Pasar Modal.
Salam dan salawat kami kirimkan kepada junjungan kita tercinta Rasulullah
Muhammad SAW, Keluarga, para sahabatnya serta seluruh kaum muslimin yang
tetap teguh dalam ajaran beliau.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih ada kekurangan disebabkan oleh
kedangkalan dalam memahami teori, keterbatasan keahlian, dana, dan tenaga
penulis. Semoga segala bantuan, dorongan, dan petunjuk serta bimbingan yang
telah diberikan kepada kami dapat bernilai ibadah di sisi Allah SWT. Akhir kata,
semoga makalah ini dapat bermanfat bagi kita semua, khususnya bagi penulis
sendiri.
3. iii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
BAB 1 ..................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN .................................................................................................. 4
1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 4
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 4
1.3 Tujuan Penulisan ...................................................................................... 4
BAB 2 ..................................................................................................................... 6
PEMBAHASAN ..................................................................................................... 6
2.1 Portofolio.................................................................................................. 6
2.2 Portofolio Optimal.................................................................................... 7
2.3 Pemilihan Portfolio Optimal .................................................................... 8
2.3.1 Portofolio Optimal Berdasarkan Referensi Investor......................... 8
2.3.2 Portofolio Optimal Berdasarkan Markowits ..................................... 9
2.3.3 Portofolio Optimal dengan Aktiva Bebas Resiko ........................... 10
2.3.4 Portofolio Optimal dengan Adanya Simpan dan Pinjaman Bebas
Risiko 12
2.3.5 Portofolio Optimal Berdasarkan Model Indeks .............................. 14
BAB 3 ................................................................................................................... 16
PENUTUP............................................................................................................. 16
3.1 Kesimpulan ................................................................................................ 16
4. 4
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ada dua aspek yang perlu dipertimbangkan oleh manajemen
perusahaan dalam pengambilan keputusan keuangan, yaitu tingkat
pengembalian (return) dan risiko (risk) keputusan keuangan tersebut. Tingkat
pengembalian adalah imbalan yang diharapkan diperoleh di masa mendatang,
sedangkan risiko diartikan sebagai ketidakpastian dari imbalan
yangdiharapkan. Risiko adalah kemungkinan terjadinya penyimpangan dari
rata-rata dari tingkat pengembalian yang diharapkan yang dapat diukur dari
standar deviasi dengan menggunakan statistika.
Suatu keputusan keuangan yang lebih berisiko tentu diharapkan
memberikan imbalan yang lebih besar, yang dalam keuangan dikenal dengan
istilah “High Risk High Return”. Ada trade off antara risk dan return, sehingga
dalam pemilihan berbagai alternatif keputusan keuangan yang mempunyai
risiko dan tingkat pengembalian yang berbeda-beda, pengambilan keputusan
keuangan perlu memperhtungkan risiko relatif keputusannya. Untuk mengukur
risiko relatif digunakan koefisien variasi, yang menggambarkanrisiko per unit
imbalan yang diharapkan yang ditunjukkan oleh besarnyastandar deviasi
dibagi tingkat pengenbalian yang diharapkan.
Jika manajemen perusahaan dapat memanfaatkan dana yang berasaldari
hutang untuk memperoleh laba operasi yang lebih besar dari beban bunga,maka
penggunaan hutang dapat memberikan keuntungan bagi perusahaan danakan
meningkatkan return bagi pemegang saham. Sebaliknya, jika manajemen tidak
dapat memanfaatkan dana secara baik, perusahaan mengalami kerugian.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa definisi dari portofolio?
2. Apa defiinisi dari portofolio optimal?
3. Apa dan bagaimana pemilihan portofolio optimal?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan portfolio
2. Mengetahui apa yang dimaksud dengan portofolio optimal
6. 6
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Portofolio
Dasar pemilihan portofolio pertama kali dicetuskan oleh Harry M
Markowitz pada dekade 1952an yang disebut dengan teori portofolio
Markowitz. Teori Markowitz menggunakan beberapa pengukuran statistic
dasar untuk mengembangkan suatu rencana portofolio, diantaranya expected
return, standar deviasi baik sekuritas maupun portofolio dan korelasi antar
return. Teori ini memformulasikan keberadaan unsur return dan risiko dalam
suatu investasi, dimana unsur risiko dapat diminimalisir melalui diversifikasi
dan mengkombinasikan berbagai instrumen investasi kedalam portofolio.
Menurut Jogiyanto (2014), bahwa Teori portofolio Markowitz
didasarkan atas pendekatan mean (rata-rata) dan variance (varian), dimana
mean merupakan pengukuran tingkat return dan varian merupakan pengukuran
tingkat risiko. Teori portofolio Markowitz ini disebut juga sebagai mean-varian
model, yang menekankan pada usaha memaksimalkan ekspektasi retun (mean)
dan meminimumkan ketidakpastian atau resiko (varian) untuk memilih dan
menyusun portofolio optimal.
Menurut Tandelilin (2010:156-183), dalam pembentukan portofolio
untuk memaksimalkan return yang diharapkan pada tingkat risiko yang
ditanggung investor model indeks atau model faktor mengasumsikan bahwa
tingkat pengembalian suata efek sensitif terhadap perubahan berbagai macam
faktor atau indeks. Sebagai proses perhitungan tingkat pengembalian, suatu
model indeks berusaha untuk mencakup kekuatan ekonomi utama yang secara
sistematis dapat menggerakkan harga saham untuk semua efek. Secara implisit,
dalam kontruksi model indeks terdapat asumsi bahwa tingkat pengembalian
antara dua efek atau lebih akan berkorelasi (Halim, 2005:82).
Pemilihan portofolio membahas tentang permasalahan bagaimana
mengalokasikan penanaman modal agar dapat membawa keuntungan
terbanyak dengan resiko tertentu. Markowitz mengembangkan indeks model
sebagai penyederhanaan dari mean-varian model, yang berusaha untuk
menjawab berbagai permasalahan dalam penyusunan portofolio, yaitu
7. 7
terdapatnya begitu banyak kombinasi aktiva berisiko yang dapat dipilih dan
disusun menjadi suatu portofolio. Dari sekian banyak kombinasi uang dipilih,
seorang investor rasional pasti akan memilih portofolio optimal (efficient set)
(Jogiyanto, 2009).
Tandelilin (2010), untuk membentuk portofolio yang optimal, investor
harus menentukan portofolio yang efisien terlebih dahulu, sedangkan
portofolio optimal merupakan portofolio yang dipilih seseorang investor dari
sekian banyak pilihan yang ada pada kumpulan portofolio yang efisien.
Portofolio optimal dicapai dengan melakukan simulasi pada beberapa sekuritas
yang dinilai esien dengan prosedur perhitungan tertentu, sedangkan Husnan
(2001) berpendapat bahwa portofolio efisien adalah portofolio yang
menghasilkan tingkat keuntungan tertentu dengan risiko terendah, atau risiko
tertentu dengan tingkat keuntungan tertinggi.
2.2 Portofolio Optimal
Portofolio optimal merupakan portofolio yang dipilih seorang investor
dari sekian banyak pilihan yang ada dalam kumpulan portofolio efisien.
Portofolio yang dipilih tentunya sesuai dengan preferensi investor
bersangkutan terhadap return ataupun risiko yang bersedia ditanggungnya
(Tandelilin, 2001:75). Suatu portofolio dapat ditentukan dengan memilih
tingkat keuntungan yang diharapkan dan kemudian meminimumkan risikonya
atau memaksimumkan tingkat keuntungan. Jadi suatu portofolio dikatakan
efisien jika:
Dengan risiko yang sama mampu memberikan tingkat keuntungan yang
lebih tinggi,
Mampu menghasilkan tingkat keuntungan yang sama tetapi dengan
risiko yang lebih rendah.
Di sisi lain, portofolio yang efisien yang ada akan terbentuk lebih dari
satu portofolio efisien sehingga memberikan pilihan bagi investor dalam
memilih portofolio yag terbaik dan sesuai dengan yang diharapkan. Untuk
masalah tersebut, investor akan melakukan analisis guna mencari dan
menentukan portofolio yang paling efisien dari berbagai portofolio yang ada
8. 8
dan membentuk portofolio yang optimal. Portofolio yang optimal adalah
portofolio yang dipilih seorang investor dari sekian banyak pilihan yang ada
pada kumpulan portofolio yang efisien sesuai dengan preferensi investor yang
berkaitan dengan return dan risiko dari portofolio tersebut dan memberikan
tingkat pengembalian tertinggi diantara portofolio yang ada dengan tingkat
risiko yang sama.
Portofolio optimal merupakan pilihan dari berbagai sekuritas dari
portofolio efisien. Portofolio yang optimal ini dapat ditentukan dengan
memilih tingkat return ekspektasi tertentu dan kemudian meminimumkan
risikonya atau menentukan tingkat risiko yang tertentu dan kemudian
memaksimumkan return ekspektasinya. Investor yang rasional akan memilih
portofolio optimal ini karena merupakan portofolio yang dibentuk dengan
mengoptimalkan return ekspektasi dan risiko.
2.3 Pemilihan Portfolio Optimal
2.3.1 Portofolio Optimal Berdasarkan Referensi Investor
Portofolio Optimal berdasarkan peferensi investor mengasumsikan
hanya didasarkan pada return ekspektasi dan resiko dari portofolio secara
implisit yang menganggap bahwa investor mempunyai fungsi utility yang
sama atau berada pada titik persinggungan utility investor dengan efficient
set.
Tiap investor mempunyai tanggapan risiko yang berbeda-beda.
Investor yang mempunyai tanggapan kurang menyukai risiko mungkin akan
memilih portofolio di titik B. Tapi, investor lainnya mungkin mempunyai
tanggapan risiko berbeda, sehingga mereka mempunyai memilih portofolio
yang lainnya, selama portofolio tersebut merupakan portofolio efisien yang
masih berada di efficient set. Portofolio mana yang akan dipilih investor
tergantung dari fungsi utility-nya masing-masing.
Dalam memilih portofolio, investor akan mendasarkan
pemilihannya pada peferensi terhadap return harapan dan risiko yang
bersedia ditanggung investor. Artinya, investor akan memilih titik
portofolio yang terletak pada permukaan efisien yang menawarkan risiko
yang sesuai dengan preferensinya terdapat risiko. Semakin konservatif
seorang investor, semakin enggan dia menanggug resiko. Demikian pula,
9. 9
semakin agresif seorang investor, berarti semakin berani dia menanggung
risiko, sehingga pilihan portofolionya akan semakin mendekati portofolio
pada aset berisiko.
2.3.2 Portofolio Optimal Berdasarkan Markowits
Pendekatan Markowitz mengatasi kelemahan diversifikasi secara
naif, karena menggunakan model Markowitz investor bisa memanfaatkan
semua informasi yang tersedia sebagai dasar pembentukan portofolio yang
optimal. Meskipun demikian, teori portofolio masih merupakan teori
normatif yang menekankan bagiamana seharusnya investor melakukan
diversifikasi secara optimal. Pada dasarnya, teori portofolio dengan model
Markowitz didasari oleh tiga asumsi:
1. Periode investasi tunggal, misalnya 1tahun
2. Tidak ada biaya transaksi.
3. Prefensi investor hanya berdasarkan pada return harapan dan risiko.
Dalam pendekatan Markowitz, pemilihan portofolio investor
didasarkan pada preferensi mereka
terhadap return yang diharapkan dan risiko masing- masing pilihan
portofolio. Sebagaimana telah
disebutkan dalam bagian awal bab ini, dalam teori portofolio dikenal adanya
konsep portofolio efisien
dan portofolio optimal. Portofolio efisien adalah portofolio yang
menyediakan re- turn maksimal bagi
investor dengan tingkat risiko tertentu, atau portofolio yang menawarkan
risiko terendah dengan
Dalam pendekatan Markowitz, pemilihan portofolio investor
didasarkan pada prefensi mereka terhadap return yang diharapkan dan
resiko masing-masing pilihan portofolio. Dalam teori portofolio dikenal
dengan adanya konsep portofolio efisien dan portofolio optimal. Portofolio
efisen adalah portofolio yang menyediakan return maksimal bagi investor
dengan tingkat resiko tertentu, atau portofolio yang menawarkan resiko
terendah dengan tingkat return tertentu. Sedangkan portofolio optimal
adalah portofolio yang dipilih investor dari sekian banyak pilihan yang ada
10. 10
portofolio efisien. Pemilihan portofolio optimal didasarkan pada preferensi
investor terhadap return yang diharapkan dan risiko yang ditunjukkan oleh
kurva indeveren.
Model portovolio Markowitz seperti telah telah dibahas di atas
merupakan kontribusi penting dari Markowitz yang sangat berguna bagi
investor untuk memahami bagaimana seharusnya melakukan diversifikasi
secara optimal. Disamping kontribusi penting tersebut, ada tigal hal yang
harus diperhatikan dari model Markowitz:
1. Semua titik-titik portofolio yang ada dalam permukaan efisien
mempunyai kedudukan yang sama antara satu dengan lainnya.
Artinya, tidak ada titik-titik portofolio sepanjang garis permukaan
efisien yang mengdominasi titik portofolio lainnya yang sama-sama
berada pada garis permukaan efisien.
2. Model Markowitz tidak memasukkan isu bahwa investor boleh
meminjam dana untuk membiayai investasi portofolio pada aset
yang beresiko. Model Markowitz juga belum memperhitungkan
kemungkinan investor untuk melakukan investasi pada aset bebas
resiko.
3. Dalam kenyataannya, investor yang berbeda-beda akan
menggestimasi input yang berbeda pula kedalam model Markowitz,
sehingga garis permukaan efisien yang dihasilkan juga berbeda-
beda bagi masing-masing investor tersebut.
2.3.3 Portofolio Optimal dengan Aktiva Bebas Resiko
Dalam model Markowits sebagaimana telah dibahas diatas, investor
bisa menentukan pilihan portopolio optimsl dari berbagai pilihan portopolio
yang ada pada garis portopolio yang efisien. Akan tetapi, model Markowits
tersebut membatasi pilihan investor hanya pada portopolio yang terdiri atas
aset beresiko.padahal dalam kenyataannya, investor bebas memilih
portopolio yang juga terdiri atas aset bebas risiko. Pertanyaannya kemudian
adalah apa yang akan terjadi pada permukaan efisien jika investor
mengkombinasikan pilihan portopolio pada permukaan efisien dan investasi
pada aset bebas risiko.
11. 11
Portofolio optimal berdasarkan preferensi investor sebenarnya
adalah portopolio yang belum benar-benar optimal, tetapi optimal menurut
investor tertentu dengan preferensi resiko tertentu. Demikian juga portofolio
optimal Markowits belum benar-benar merupakan portofolio yang optimal
untuk resiko portofolio terkecil atau MVP (Minimal Variance Portofolio).
Portofolio yang benar-benar optimal secara umum (tidak tergantung
preferensi investor tertentu) dapat diperoleh dengan menggunakan aktiva
bebas risiko. Suatu aktiva bebas risiko dapat didefinisikan sebagai aktiva
yang mempunyai return ekspektasi tertentu dengan risiko yang sama dengan
nol.
N B
return harapan, RP M
L
X A
Risiko, Qp
Gambar diatas menunjukkan apa yang terjadi pada permukaan efisien
jika aset bebas risiko dimasukkan dalam pilihan portofolio. Titik R,
menunjukkan kombinasi antara return dan risiko atas aset bebas risiko. Titik
R, yang terletak tepat pada garis vertikal menggambarkan bahwa risiko aset
tersebut sama dengan nol .investor bisa mengkombinasikan aset bebas risiko
ini dengan kumpulan portofolio efisien pada permukaan efisien. Dengan
menghubungkan titik R, dan pilihan portofolio pada permukaan efisian kita
akan menemukan suatu kombinasi baru yang sebelumnya tidak kita
temukan pada model portofolio Markowitz.
Menginvestasikan Dana Bebas Risiko. Dengan dimasukkannya RF dalam
model Markowitz, maka permukaan efisien akan berubah membentuk garis
lurus yang menghubungkan RF dan titik portofolio optimal yang dipilih
investor. Misalnya portofolio optimal seorang investor berada pada titik L,
maka jika investor tersebut kemudian mengkombinasikan portofolio L
12. 12
dengan aset bebas risiko, permukaan efisien yang akan terbentuk menjadi
garis RF –L. Portofolio investor tersebut nantinya akan berada disepanjang
garis RF- L (misalkan pada titik X). Jika porsi dana yang di investasikan
pada aset beebas risiko sebesar WRF, dan sebesar (1- WRF) pada portofolio
L, maka return harapan dari kombinasi portofolio tersebut adalah :
E(RP) = WRFRF + (1- WRF) E(RI)
Jika investor menginvestasikan seluruh dananya (100%) pada aset
bebas risiko, maka return harapan adalah sebesar RF, dengan risiko sebesar
nol. Jika investor menginvestasikan selururh dananya pada aser berisiko,
misalnya pada titik L pada gambar diatas , maka return harapan sebesar
E(RF). Jika investor mengkombinasikan dananya pada kombinasi yang
ditunjukkan disepanjang garis RF-L, maka besarnya return harapan akan
ditentukan oleh porsi dana yang diinvestasikan pada aset berisiko dan bebas
risiko, semakin besar return harapan dari portofolio tersebut. Hal ini didasari
oleh hubungan searah antara risiko dan return, semain besar risiko semakin
besar return harapan. Semain besar porsi dana yang diinvestasikan pada L,
(1-wRF), semakin besar return harapan.
Risiko portofolio dapat diketahui dengan menghitung besarnya
deviadsi standar portofolio. Dalam kasus diatas deviasi standar RF sama
dengan nol. Sehingga, untuk menghitung deviasi standar portofolio yang
terdiri atas aset berisiko dan aset beebas resiko bisa kita menggunakan
rumus :
2.3.4Portofolio Optimal dengan Adanya Simpan dan Pinjaman Bebas
Risiko
Portofolio optimal secara umum sebelumnya hanya memasukkan
aktiva-aktiva berisiko ke dalam portfolionya. Aktiva bebas risiko hanya
digunakan untuk menentukan letak dari portofolio optimalnya, tetapi tidak
dimasukkan sebagai aktiva di portofolionya. Dengan adanya aktiva yang
bebas risiko, misalnya Sertifikat Bank Indonesia (SBI), investor mempunyai
pilihan untuk memasukkan aktiva ini ke portofolionya. Karena aktiva bebas
risiko variannya (deviasi standarnya) sama dengan nol, kovarian antara
aktiva bebas risiko ini dengan aktiva berisiko yang lainnya akan menjadi
sama dengan nol
13. 13
Investor dapat memasukan aktiva bebas risiko ke dalam portofolio
optimal aktiva berisiko dalam bentuk simpanan (lending) atau pinjaman
(borrowing). Dalam bentuk simpanan (lending) berarti membeli aktiva
bebas risiko dan memasukannya ke dalam portofolio efisien aktiva berisiko.
Dalam bentuk pinjaman (borrowing) berarti meminjam sejumlah dana
dengan tingkat bunga bebas risiko (menjual aktiva bebas risiko) dan
menggunakan dana ini untuk menambah proporsi di portofolio efisien
aktiva berisiko.
Portofolio optimal secara umum sebelumnya hanya memasukkan
aktiva-aktiva berisiko ke dalam portofolionya. Aktiva bebas risiko hanya
digunakan untuk menentukan letak dari portofolio optimalnya tetapi tidak
dimasukkan sebagai aktiva di portofolionya.
Dengan adanya aktiva yang bebas risiko, misalnya Sertifikat Bank
Indonesia, investor mempunya pilihan untuk memasukkan aktiva ini ke
dalam portofolionya. Karena aktiva bebas risiko variannya (deviasi
standarnya) sama dengan nol, kovarian antara aktiva bebas risiko ini dengan
aktiva berisiko lainnya akan menjadi sama dengan nol sebagai berikut :
σBR,i = ρBR,i . σBR . σi
Dan untuk varian aktiva bebas risiko (σBR) yang sama dengan nol,
maka kovarian antara aktiva bebas risiko dengan aktiva berisiko (σBR,i)
adalah juga sama dengan nol (karena sesuatu dikalikan dengan nol adalah
sama dengan nol) :
σBR,i = ρBR,i . 0 . σi = 0.
Investor dapat memasukkan aktiva bebas risiko ke dalam portofolio
timal aktiva berisiko ke dalam bentuk simpanan (lending) atau pinjaman
(borrowing). Dalam bentuk simpanan berarti membeli aktiva bebas risiko
dan memasukkannya ke dalam portofolio efisien aktiva berisiko. Dalam
bentuk pinjaman berarti meminjam sejumlah dana dengan tingkat bunga
bebas risiko (menjual aktiva bebas risiko) dan menggunakan dana ini untuk
menambah proporsi di portofolio efisian aktiva berisiko.
Kenyataannya tidak selalu investor dapat membeli atau menjual
aktiva bebas risiko dengan risiko dengan tingkat pengembalian yang sama,
14. 14
yaitu sebesar return bebas risiko. Umumnya investor dapat membeli
(menginvestasikan) dananya dengan tingkat return bebas risiko, yaitu
misalnya dengan membeli Sertifikat Bank Indonesia. Akan tetapi, investor
biasanya harus meminjam dengan pengembalian yang lebih tinggi dari
tingkat return bebas risiko.
Jika investor hanya dapat membeli aktiva bebas risiko, tetapi tidak
dapat meminjam dengan tingkat bebas risiko, efficient set yang tersedia
adalah di kurva RBR-M-A. Untuk kasus ini, investor mempunyai tiga
alternatif yang dapat dilakukan, yaitu sebagai berikut ini.
1. Menanamkan semua modalnya ke ativa bebas risikio dengan
mendapatkan tingkat return pasti sebesar RBR.
2. Menanamkan semua modalnya ke portofolio optimal aktiva berisiko
dititik M dengan mendapatkan return ekspektasian sebesar E(RM)
dengan risiko σM.
3. Menanamkan sebagian modalnya ke aktiva bebas risiko dan
sebagian lagi ke portofolio optimal aktiva berisiko dengan hasil
return ekspektasian lebih besar dari RBR tetapi lebih kecil dari
E(RM) atau RBR<E(Rp)<E(RM). Sedang risiko yang diperoleh adalah
sebesar 0<σp<σM, yaitu lebih besar dari 0 dan lebih kecil dari σM.
2.3.5Portofolio Optimal Berdasarkan Model Indeks
Model Indeks Tunggal merupakan salah satu metode dalam
pembentukan portofolio yang dapat digunakan oleh investor. Teknik
analisis portofolio optimal menggunakan Model Indeks Tunggal merupakan
teknik analisis sekuritas yang dilakukan dengan cara membandingkan
excess return to beta (ERB) terhadap cut off rate (Ci) masing-masing saham.
excess return to beta (ERB) merupakan selisih return ekspektasi saham
dengan return bebas risiko dan selanjutnya selisih tersebut dibagi oleh risiko
sistematis, sedangkan cut off rate (Ci) merupakan perbandingan diantara
varian return pasar terhadap sensitivitas return saham individu pada
variance error saham. Saham dengan nilai excess return to beta (ERB) lebih
yang lebih tinggi daripada nilai cut off rate (Ci) termasuk kandidat
portofolio, dan sebaliknya apabila nilai cut off rate (Ci) lebih tinggi daripada
15. 15
nilai excess return to beta (ERB) maka saham tidak termasuk portofolio
(Sulistyowati, 2012).
Keunggulan Model Indeks Tunggal dibandingkan dengan Model
Markowitz adalah perhitungannya yang lebih sederhana, Model Markowitz
menghitung risiko dengan kovarians melalui penggunaan matriks hubungan
varians-kovarians, yang memerlukan perhitungan yang kompleks, pada
Model Indeks Tunggal risiko disederhanakan ke dalam dua komponen,
yaitu risiko pasar dan risiko keunikan perusahaan, sehinggaberdasarkan
penyederhanaan tersebut perhitungan risiko portofolio Markowitz yang
kompleks menjadi perhitungan sederhana (Tandelilin, 2001).
Dalam memperkirakan input ke model optimisasi dasar Markowitz,
Model Indeks Tunggal sudah bekerja dengan sangat baik (Ali, 2008). Model
Indeks Tunggal adalahmetode yang digunakan dalam pengukuran nilai
return dan risiko portofolio dengan asumsi apabila pergerakan return saham
hanya berhubungan terhadap return pasar (Jogiyanto, 2013:369).
Tripati (2011) melakukan studi mengenai penerapan Model Indeks
Tunggal pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bombay Stock
Exchange, banyaknya sampel pada studi ini berjumlah 15 perusahaan yang
terdaftar pada Bombay Stock Exchange periode April 2011-Maret 2012.
Studi ini menunjukkan bahwa Model Indeks Tunggal menunjukan seberapa
berisiko sebuah sekuritas, bila sekuritas tersebut termasuk dalam portofolio
yang sudah terdiversifikasi.
Dileep et al. (2013) melakukan studi mengenai penerapan dan
penggunaan Model Indeks Tunggal di India dan mengevaluasi kinerja
portofolio tersebut berdasarkan tingkat return yang dihasilkan. Studi ini
mengambil sampel 30 perusahaan yang berasal dari berbagai macam sektor
yang dipilih untuk studi dan data yang diperoleh berasal dari data sekunder.
Studi ini menunjukkan bahwa Model Indeks Tunggal akan dapat berlaku
dan berkelanjutan di pasar modal India dimana investor dapat membentuk
portofolio untuk meningkatkan expected returns untuk investasi mereka
16. 16
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Ada dua aspek yang perlu dipertimbangkan oleh manajemen
perusahaan dalam pengambilan keputusan keuangan, yaitu tingkat
pengembalian (return) dan risiko (risk) keputusan keuangan tersebut. Tingkat
pengembalian adalah imbalan yang diharapkan diperoleh di masa mendatang,
sedangkan risiko diartikan sebagai ketidakpastian dari imbalan
yangdiharapkan. Risiko adalah kemungkinan terjadinya penyimpangan dari
rata-rata dari tingkat pengembalian yang diharapkan yang dapat diukur dari
standar deviasi dengan menggunakan statistika.