SlideShare a Scribd company logo
MEMFASILITASI KECERDASAN
PESERTA DIDIK MELALUI PEMBELAJARAN
PENDIDIKAN MANAJEMEN PERKANTORAN
FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2014
KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa kami panjatkan kehadirat Tuhan yang maha kuasa, karena atas
berkat rahmat dan karunia yang telah diberikan kami dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “MEMFASILITASI KECERDASAN PESERTA DIDIK MELALUI
PEMBELAJARAN” ini tepat pada waktunya.
Ada berbagai macam perkembangan kecerdasan peserta didik yang di kenalkan dan
di jadikan acuan oleh para pendidik dalam proses kegiatan belajar dan mengajar.Dan alasan
kecerdasan peserta didik melalui pembelajaran ini di paparkan tidak lain adalah untuk
memudahkan mengenali dan memahami karakteristik peserta didik selama KBM
berlangsung.Melalui makalah ini diharapkan rekan-rekan sekalian tidak hanya memahami
secara teori, namun juga dapat mengaplikasikan dalam kehidupan nyata kelak.
Akhirnya tak ada gading yang tak retak,begitu pula dengan makalah yang kami buat
ini masih jauh dari kata sempurna.Maka dari itu kami mengharapkan partisipasi dari rekan-
rekan sekalian untuk memberikan kritik dan saaran demi tercapainya kesempurnaan pada
makalah kami ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Atas segala bantuan dan perhatian dari semua pihak, kami ucapkan terima kasih.
Bandung, 1 November 2014
Penyusun
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dewasa ini teknologi semakin maju, inovasi-inovasi baru selalu bermunculan.
Banyak tercipta alat-alat yang mempermudah segala aktivitas manusia. Alat-alat
transportasipun semakin canggih, tidak hanya dapat menjelajahi permukaan bumi tapi
sudah ditemukan alat-alat transportasi untuk menjelajah luar angkasa seperti ke bulan
dan ke Planet Mars. Hal ini menjadikan dunia semakin sempit. Penemuan-penemuan ini
merupakan hasil dari kerja otak yaitu pada kecerdasan Intelektual atau Intelegence
Quotient (IQ).
Kecerdasan intelektual (IQ) dapat di ukur dan dikategorikan menurut tingkat IQ
itu sendiri. Banyak instansi yang menyaring calon pegawainya melalui tes IQ. Tapi
seiring dengan perkembangan zaman, ternyata muncul pandagan bahwa IQ saja tidaklah
cukup untuk menentukan kecerdasan dan menjamin kesukseksan seseorang. IQ harus
dibarengi dengan kecerdasan lainnya yang disebut EQ (Emotional Quotient) atau
kecerdasan emosional. Hal ini dapat diterima oleh masyarakat dalam kurun waktu yang
lama sebelum muncul lagi pandangan bahwa IQ dan EQ saya masih belum menjamin
kesuksesan seseorang dan masih dibutuhkan kecerdasan lainnya yang disebut SQ
(Spritual Quotient) atau kecerdasan spiritual.
Berdasarkan pemikiran kecerdasan yang selalu berkembang inilah, penulis
mencoba mengulas lebih dalam tentang IQ, EQ dan SQ serta hubungan dan peranan
ketiga macam kecerdasan tersebut.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian kecerdasan Intelektual (IQ), kecerdasan emosional (EQ), dan
kecerdasan spiritual (SQ).
2. Bagaimanakah karakteristik IQ, EQ dan SQ
3. Faktor-faktor apakah yang mempengaruhi IQ, EQ dan SQ seseorang.
4. Apakah peran IQ, EQ dan SQ bagi kehidupan.
5. Bagaimanakah hubungan antara IQ, EQ dan SQ
6. Bagaimanakah penarapan IQ, EQ dan SQ dalam kehidupan.
7. Apa konsep dan bagaimana contoh strategi pembelajaran yang memfasilitasi
perkembangan kecerdasan peserta didik ?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui kecerdasan Intelektual (IQ), kecerdasan emosional (EQ), dan
kecerdasan spiritual (SQ).
2. Untuk mengetahuikarakteristik IQ, EQ dan SQ
3. Untuk mengetahui faktor-faktor apakah yang mempengaruhi IQ, EQ dan SQ
seseorang
4. Untuk mengetahuiperan IQ, EQ dan SQ bagi kehidupan
5. Untuk mengetahuihubungan antara IQ, EQ dan SQ
6. Untuk mengetahuipenarapan IQ, EQ dan SQ dalam kehidupan
7. Untuk mengetahuistrategi pembelajaran yang memfasilitasi perkembangan
kecerdasan peserta didik
BAB II. Memfasilitasi Kecerdasan Peserta Didik Melalui Pembelajaran
2.1 Kecerdasan Intelektual (IQ)
2.1.1 Pengertian Kecerdasan Intelektual (IQ)
Kecerdasan intelektual atau IQ mula-mula diperkenalkan oleh Alfred Binet,
ahli psikologi dari Perancis pada awal abad ke – 20.
Pengertian kecerdasan intelektual (IQ) menurut beberapa ahli adalah sebagai berikut :
 Surya Brata (1982)
Kecerdasan intelektual (IQ) didefinisikan sebagai kapasitas yang bersifat umum dari
individu untuk mengadakan penyesuaian terhadap situasi-situasi baru atau masalah yang
dihadapi.
 Sorenson (1977)
Kecerdasan interlektual (IQ) adalah kemampuan untuk berpikir abstrak, belajar
merespon, dan kemampuan untuk beradaptasi dengan lingkungan.
 Stern (1953)
Kecerdasan intelektual (IQ) adalah daya menyesuaikan diri dengan keadaan baru dengan
menggunakan alat-alat berpikir menurut tujuannya.
 Thorndike
“Intelegence is demonstrable in ability of the individual to make good responses from the
stand point of truch of fact“. Orang dianggap memiliki kecerdasan intelektual apabila
responnya merupakan respon yang baik atau sesuai terhadap stimulus yang diterimanya.
 Freeman (1959)
Kecerdasan intelektual dipandang sebagai capacity to integrate experiences, capacity to
learn, capacity to perform tasks regarded by psychologist as intellectual and capacity to
carry on abstract thinking. Orang yang memiliki kecerdasana intelektual adalah orang
yang memiliki kemampuan untuk menyatukan pengalaman-pengalaman, kemampuan
untuk belajar dengan lebih baik, kemampuan untuk menyelesaikan tugas-tugas yang sulit
dengan memperhatikan aspek psikologis dan intelektual dan kemampuan untuk berpikir
abstrak.
2.1.2 Karakteristik Kecerdasan Intelektual (IQ)
Umumnya orang tua beranggapan hasil tes IQ berkaitan dengan kecerdasan.
Anak ber-IQ 130 dianggap berkemampuan luar biasa dalam segala bidang. Jika anak
juga olah raga namun ber IQ taraf rata-rata atau anak yang nilai matematika yang
jeblok dan IQ nya taraf rata-rata di anggap bodoh. Pemahaman seperti itu tak tepat, IQ
hanya mengukur kemampuan lingguistik dan logika matematika sedangkan
kecerdasan mengacu pada kemampuan problem solving. Kenyataannya IQ tinggi tak
menjamin yang bersangkutan berhasil dalam kehidupan kelak, perannya hanya
sebesar 20 %. Banyak contoh yang membuktikan hal tersebut antara lain orang yang
ber IQ tinggi, namun tentu mampu berempati atau melakukan tindak pidana.
2.1.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kecerdasan Intelektual (IQ)
Seperti yang telah kita ketahui bahwa setiap individu memiliki tingkat IQ yang
berbeda-beda. Ada pandangan yang menekankan pada bawaan (pandangan kualitatif)
dan ada yang menekankan pada proses belajar (pandangan kuantitatif) sehingga
dengan adanya perbedaannya pandangan tersebut dapat diketahui bahwa IQ
dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai berikut :
2.1.3.1 Pengaruh faktor bawaan
Banyaknya penelitian yang menunjukkan bahwa individu-individu
yang berasal dari satu keluarga atau bersanak saudara, nilai dalam tes IQ
mereka berkorelasi tinggi (+ 0,50), orang yang lembar (+ 0,90), yang tidak
bersanak saudara (+ 0,20), anak yang di adopsi korelasi dengan orang tua
angkatnya (+ 0,10 – + 0,20).
2.1.3.2 Pengaruh faktor lingkungan
Perkembangan anak sangat dipengaruhi oleh gizi yang di konsumsi
oleh karena itu ada hubungan antara pemberian makanan bergizi IQ seseorang.
Pemberian makanan bergizi ini merupakan salah satu pengaruh
lingkungan yang amat penting selain guru, rangsangan-rangsangan yang
bersifat kognitif emosional dari lingkungan juga memegang peranan yang
amat penting, seperti pendidikan, latihan berbagai keterampilan, dan lain-lain
(khususnya pada masa-masa peka).
2.1.3.3 Stabilitasi kecerdasan Intelektual (IQ)
Stabilitasi IQ tergantung perkembangan organik otak.
2.1.3.4Pengaruh faktor kematangan
Tiap organ dalam tubuh manusia mengalami pertumbuhan dan
perkembangan. Tiap organ (fisik maupun psikis) dapat dikatakan telah matang
jika ia telah mencapai kesanggupan menjalankan fungsinya.
2.1.3.5Pengaruh faktor pembentukan
Pembentukan ialah segala keadaan di luar diri seseorang yang
mempengaruhi perkembangan IQ.
2.1.3.6 Minat dan pembawaan yang khas
Minat mengarahkan perbuatan kepada suatu tujuan dan merupakan
dorongan bagi perbuatan itu. Dalam diri manusia terdapat dorongan-dorongan
(motif-motif) yang mendorong manusia untuk berinteraksi dengan dunia luar.
2.1.3.7 Kebebasan
Kebebasan berarti bahwa manusia itu dapat memilih metode-metode
tertentu dalam memecahkan masalah-masalah. Manusia mempunyai
kebebasan memilih metode, juga bebas dalam memilih masalah sesuai dengan
kebutuhannya.
2.1.4 Peran Kecerdasan Intelektual (IQ) bagi Kehidupan
IQ adalah kecerdasan manusia yang dimiliki oleh otak manusia yang bisa
melakukan beberapa kemampuan, seperti kemampuan yang bisa melakukan
kemampuan, seperti kemampuan menalar, merencanakan masalah, berpikir, abstrak,
memahami gagasan, menggunakan bahasa, dan belajar.
Berkat kecerdasan intelektualnya memang manusia telah mampu menjelajah
ke bulan dan luar angkasa lainnya, menciptakan teknologi informasi dan transportasi
yang menjadikan dunia terasa lebih dekat dan semakin transparan, menciptakan bom
nuklir, serta menciptakan alat-alat teknologi lainnya yang super canggih. Namun
bersamaan itu pula kerusakan yang menuju kehancuran total sudah mulai, menipis
telah menyebabkan terjadinya pemasaran global, bajir dan kekeringan pun terjadi di
mana-mana. Gunung-gunung menggeliat dan memuntahkan akan dan lahar panasnya.
Penyakit-penyakit ragawi yang sebelumnya tidak dikenal, mulai bermunculan, seperti
Flu Burung (Avian lnfluenza). Aids serta jenis-jenis penyakit mematikan lainnya.
Bahkan, tatanan sosial-ekonomi menjadi kacau balau karena sikap perilaku manusia
yang mengabaikan kejujuran dan amarah (perilaku koruptif dan perilaku manipulatif).
2.2 Kecerdasan Emosional (EQ)
2.2.1 Pengertian Kecerdasan Emosional
Daniel Goleman (1999) adalah salah seorag yang mempopulerkan jenis
kecerdasan manusia lainnya yang dianggap sebagai faktor penting yang dapat
mempengaruhi terhadap prestasi seseorang, yaki kecerdasan emosional, yang
kemudian kita mengenalnya dengan sebulan emosional Quotient (EQ). Goleman
mengemukakan bahwa kecerdasan emosi merujuk pada kemampuan mengenali
perasaan kita sendiri dan perasaan orang lain, kemampuan memotivasi diri sendiri dan
kemampuan mengelola emosi dengan baik pada diri sendiri dan dalam hubungan
dnegan orang lain.
Para pakar memberikan definisi beragam pada EQ, diantaranya adalah
kemampuan untuk menyikapi pengetahuan-pengetahuan emosional dalam bentuk
menerima, memahami, dan mengelolanya. Menurut definisi ini, EQ mempunyai
empat dimensi berikut :
1. Mengenal, menerima dan mengekspresikan emosi (kefasihan emosional)
caranya mampu membedakan emosi orang lain, bentuk dan tulisan baik
melalui suara, ekspresi wajah dan tingkah laku.
2. Menyertakan emosi dalam kerja-kerja intelektual. Caranya perubahan emosi
bisa mengubah sikap optimis menjadi pesimis. Terkadang emosi mendorong
manusia untuk menerima pandangan dan pendapat yang beragam.
3. Memahami dan menganalisa emosi. Mampu mengetahui perubahan dari satu
emosi ke emosi lain seperti berubahnya dari emosi marah menjadi rela atau
lega.
4. Mengelola emosi. Mampu mengelola emosi sendiri atau orang lain dengan
cara meringankan emosi negatif dan memperkuat emosi positif. Hal ini
dilakukan denga tapa menyembuhkan informasi yang disampaikan oleh
emosi-emosi ini dan tidak berlebihan.
2.2.2 Karakteristik Kecerdasan Emosional (EQ)
Daniel Goleman dalam bukunya yang berjudul Emotional Intelligence
menuliskan bahwa berbeda dengan tes-tes untuk IQ yang sudah dikenal, sampai
sekarang belum ada tes tertulis tunggal yang menghasilkan nilai kecerdasan
emosional. Meskipun ada banyak penelitian mengenai masing-masing komponennya,
beberapa komponen seperti empah, paling banter diuji dengan mengambil contoh
kemampuan aktual seseorang sewaktu mengerjakan tugas tersebut. Namun, dengan
patokan bagi apa yang disebut resikonya ego yang agak mirip dengan kecerdasan
emosional.
Menurut Goleman, EQ yang baik bisa dan dapat dipelajari serta diraih seiring
dengan pertumbuhan seorang anak. Oleh karena itu, untuk mengetahui tinggi atau
rendahnya tingkat EQ pada anak dapat dilakukan sebanyak dua kali yaitu ketika anak
berusia sebelum 12 tahun dan ketika si anak pada usia 12 tahun.
2.2.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kecerdasan Emosional (EQ)
Kecerdasan emosional bawaan bisa berkembag atau rusak, hal ini tergantung
pada pengaruh yang diperoleh anak dimana kecil atau remaja. Pengaruh ini bisa
datang dari orang tua, keluarga atau sekolah. Anak melalui hidupnya dengan potensi
yang baik untuk perkembangan emosinya, hanya saja pengalaman emosi yang
dialaminya di lingkungan anarkis atau tidak bersahabat menyebabkan grafik
perkembangan EQnya menurun. Sebaliknya, bisa saja seorang anak mempunyai EQ
bawaan yang rendah, namun Eqnya ini bisa berkembang dengan baik, jika ia dididik
dengan baik melalui pengalaman-pengalaman emosional yang ramah dan bersahabat.
Perilaku emosi cerdas yang diperlihatkan lingkungannya menyebabkan grafik Eqya
menjadi tinggi.
Para orang tua yang gagal mengajukan kecerdasan emosional kepada anak-
anak sebagai berikut :
1. Orang tua yang mengabaikan, yang tidak menghiraukan mengganggap sepi
ataupun meremehkan emosi-emosi negatif anak.
2. Orang tua yang tidak menyetujui, yang bersifat kritis terhadap ungkapan
perasaan-perasaan negatif anak dan barangkali memarahi atau menghukum
mereka karena mengungkapkan emosinya.
3. Orang tua Laisez – Faire, yang menerima emosi anak dan berempati dengan
mereka tetapi tidak memberikan bimbingan atau menentukan batas-batas
pada tingkah laku anak tersebut.
2.2.4 Peran Kecerdasan Emosional (EQ) bagi Kehidupan
Emosi adalah kepalsuan, kemampuan dan keterampilan untuk menangkap
kecerdasan dan menilai serta megendalikan emosi diri sendiri, orang lain dan
kelompok. Aka tetapi definisi kecerdasan emosi masih merupakan rahasia yang
belum terungkap dan masih berubah-ubah. Kecerdasan emosi merupakan suatu
bangunan yang tersusun atas lima dimensi. Kelima dimensi adalah pengetahuan,
pengelolaan hubungan, motivasi diri, empati dan pengendalian perasaan atau emosi.
Kecerdasan emosi sendiri masih merupakan subjek penelitian yang mengungkapkan
kenyataan bahwa ia berbeda dari kemampuan kognitif atau teknis serta menggunakan
bagian otak yag berbeda pula. Kecerdasan emosi penting untuk menanganni situasi
yang bermuatan emosi, suatu kondisi yang sering terjadi. Ini barangkali adalah bagia
yang paling sulit dalam mengembangkan kecerdasan seseorang. Muatan dari emosi
negatif serta dampak dari kepercayaan diri, keberanian dan kejujuran dapat diperoleh
dengan baik melalui kecerdasan emosi.
Keterampilan mengembangkan dan memanfaatkan kecerdasan emosi akan
membetuk seperangkat kemampuan pokok yang mempengaruhi banyak isu bisnis
yang vital bagi sensasi individu serta keberhasilan organisasi. Kecerdasan emosi
merupakan faktor yang paling jelas mengatur pola kehidupan. Kecerdasan ini penting
dalam pengelolaan emosi yang diperlukan untuk dapat membangun pola yang
berhasil. Pengembangan kecerdasan emosi sangat penting bagi keberhasilan tingkah
laku dan organisasi. Kecerdasan emosi merupakan penentu dalam pembentukan serta
keberhasilan hubungan dimasyarakat. Kecerdasan ini juga dapat menghilangkan
perasaan takut, cemas, dan marah yang menghambat dalam pengendalian emosi.
Kompotensi utama kecerdasan emosi yang membuat seseorang memiliki
kepribadian yang utuh adalah sebagai berikut:
1) Kesadaran-diri emosional. Seberapa jauh Anda mampu mengenai perasaan
sendiri
2) Ekpresi emosional : Kemampuan mengekspresikan perasan dan naluri
3) Kesadaran akan emosi orang lain : kemampuan mendengarkan, merasakan
atau mengintusikan perasaan orang lain dari kata, bahasa tubuh, maupun
petunjuk lain
4) Kreativitas : berhubungan dnegan berbagai sumberdaya non kognitif yang
gagal membantu menentuka ide baru, menemukan solusi alternatif dan cara
efektif melakukan sesuatu
5) Kegigihan / fleksibilitas : ulet dan tetap berhasrat serta berharap walaupun ada
halangan
6) Hubungan antarpribadi : menciptakan dan mempertahankan jejaring dengan
orang-orang yang bersamanya. Anda menjadi realitas yang utuh
7) Ketidakpuasaan konstruktif kemampuan tetap tenang dan fokus dengan emosi
yang tidak meningkat sekalipun dalam perselisihan
8) Wawasan/Optimisme : positif dan optimistik
9) Belas kasihan/empat kemampuan.Berempat dan menghargai perasaan orang
lain
10) Intuisi : kemampuan mengenali, mempercayai, dan menggunakan perasaan
kuat yang muncul dari dalam, serta respons kognitif lain yang dihasilkan oleh
indera, emosi, pikiran dan tubuh
11) Kesengajaan : mengatakan apa maksud Anda dan tekad untuk melaksanakan
apa yang Anda katakan : bersedia tahan terhadap gangguan dan godaan agar
dapat bertanggung jawab atas tindakan dan sikap.
12) Radius kepercayaan : mempercayai bahwa seseorang itu “baik” sampai
terbukti sebaliknya : namun, tidak juga berlaku mempercayai seseorang
13) Kekuatan Pribadi yakin yang dapat menghadapi segala tantangan dan hidup
sesuai dengan pilihan.
2.3 Kecerdasan Spiriitual (SQ)
2.3.1 Pengertian Kecerdasan Spiritual
Berangkat dari pandangan bahwa sehebat apapun manusia dengan kecerdasan
intelektual maupun kecerdasan emosionalnyan, pada saat-saat tertentu, melalui
pertimbangan fungsi afektif, kognitif, dan konatifnya manusia akan menyakini dan
menerima tanpa keraguan bahwa diluar dirinya ada sesuatu kekuatan yang maha
Agung yang melebihi apapun, termasuk dirinya penghayatan seperti itu menurut
Zakiah Darajat (1970) disebut sebagai pengalaman keagamaan (Religious Experience)
Brightman (1956) menjelaskan bahwa penghayatan keagamaan tidak hanya sampai
kepada pengakuan atas keberadaan-Nya, namun juga mengaku-Nya sebagai sumber
nilai-nilai luhur yang abadi yang mengatur tata kehidupan alam semesta raya ini. Oleh
karena itu, manusia akan tunduk dan berupaya untuk mematuhinya dengan penuh
kesadaran dan disertai penyerahan diri dalam bentuk ritual tertentu, baik secara
individual maupun kolektif, secara simbodik maupun dalam bentuk nyata kehidupan
sehari-hari.
Temuan ilmiah yang digagas oleh Danah Zohar dan Ian Marshall, dan riset
yang dilakukan oleh Mishael Persinger pada tahun 1990-an, serta riset yang
dikembangkan oleh V.S Ramachandran pada tahun 1997 menemukan adanya God
Spot dalam otak manusia, yang sudah secara built-in merupakan pusat spiritual yang
terletak diantara jaringan syaraf dan otak. Pada God Spot inilah sebenarnya terdapat
fitrah manusia yang terdalam. Kajian tentang God Spot inilah pada gilirannya
melahirkan konsep kecerdasan spiritual, yakni suatu kemampuan manusia yang
berkenaan dengan usaha memberikan penghayatan bagaimana agar hidup ini lebih
bermakna. Dengan istilah yang disebut Spiritual Quotient (SQ).
Kecerdasan Spiritual (SQ) adalah kecerdasan untuk mengdahapi persoalan
makna atau value, yaitu kecerdasan untuk menempatkan perilaku dan hidup kita
dalam konteks makna yang lebih luas dan kaya kecerdasan untuk menilai bahwa
tindakan atau jalan hidup seseorang lebih bermakna dibandingkan dengan yang lain.
2.3.2 Karakteristik Kecerdasan Spiritual (SQ)
Jika anak balita memiliki SQ paling tinggi, dia jujur mengungkapkan sesuatu
berdasarkan apa yang ada di tolak hatinya. Bila tak suka, anak balita akan bilang tak
suka, tak memanipulasi jawabannya. Sejalan bertambahya usia, SQ akan menurun,
karenanya orang tua harus terus mengajarkan anak untuk mengembangkan SQ-nya,
misal mengajarjan anak bahwa kakak menolong adik bukan karena kewajibannya
sebagai kakak semata, namun dilandasi kasih sayang pada adik.
2.3.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kecerdasan Spiritual (SQ)
Kecerdasan spiritual (SQ) secara umum dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu
keyakinan dalam diri, potensi diri, dan kemauan dari diri tersebut. Selain faktor-
faktor tersebut peran keluarga dalam membentuk dan meningkatkan serta membina
kecerdasan spiritual ini sangat dibutuhkan. Apa yang keluarga tunjukan setiap harinya
akan membentuk pribadi anak tersebut. Kondisi yang mendukung seorang anak dalam
keluarga akan membuat kecerdasan spiritualnya terbentuk dan terbina dengan baik.
2.3.4 Peranan Kecerdasan Spiritual (SQ) dalam Kehidupan
Menurut Zohar dan Marshal, Kecerdasan Spiritual (SQ) penting dalam
kehidupan. Ia menjelaskan bahwa seseorang yang SQ nya tinggi cenderung menjadi
pemimpin yang penuh pengabdian, yaitu seorang yang bertanggung jawab untuk
membawakan visi dan nilai yang lebih tinggi terhadap orang lain. Ia dapat
memberikan inspirasi terhadap orang lain.penjelasan ini juga berlaku terhadap
keluarga dimana kecerdasan ini sangat penting dalam membangun karakter manusia
yaitu anggota keluarga yang mengilhami orang disekitarnya, dan meciptakan pribadi
utuh yang mampu bertindak bijaksana sehingga dalam keluarga tadi tercipta suatu
kesinambungan. Mengenai karakter manusia yang mengilhami dan memberikan
pengaruh positif berdasarkan visi dan prinsip yang lebih tinggi ini covey
menerangkan bahwa kemenangan publik di mulai dengan kemenangan pribadi.
Tempat untuk membangun hubungan apapun adalah di dalam diri sendiri, dalam
lingkungan pengaruh dan karakter. Setiap pribadi yang menjadi mandiri, proaktif,
berpusat pada prinsip yang benar, digerakkan oleh nilai dan mampu mengaplikasikan
integritas, maka ia pun dapat membangun hubungan saling tergantung, kaya,
langgeng dan sangat produktif dengan orang lain.
Kecerdasan spiritual mampu mengungkapkan yang abadi, yang asasi, yang
spiritual, yang fitrah dalam struktur kecerdasan manusia. Kecerdasan spiritual juga
mampu membimbing kecerdasan lain berdasarkan prinsip yang hakiki untuk membuat
kita lebih arif, lebih bijaksana dari dalam keluar sehingga membuat manusia dapat
lebih benar, lebih sempurna, lebih efektif. Lebih bahagia dan menyikapi sesuatu
dengan lebih jerih sesuai dengan bimbingan nurani yang luhur dalam keseluruhan
hidupnya.
Dengan kecerdasan spiritual pribadi akan memiliki pribadi utuh dan berpusat
pada prinsip yang benar. Apabila tindakan didasari dibimbing oleh yang benar maka
tindakan ucapan, dan sikapnya menjadi bijaksana dan penuh kebaikan.Individu yang
mampu mengembangkan kecerdasan spiritual akan memiliki prinsip dan cara
pandang yang realistis, mampu menyatukan keragaman, mampu memaknai, dan
menstranformasikan kesulitan menjadi medan penyempurnaan dan pendidikan
spiritual yang lebih tajam dan matang.
2.4 Hubungan Antara IQ, EQ dan SQ
Daniel Goleman dalam bukunya yang berjudul Emotional Intellience menjelaskan
bahwa kunci sukses seseorag ternyata tidak hanya disebabkan tingginya IQ (Inteligence
Quotion) saja, ada faktor lain yang dapat membawa seseorang menuju kesuksesan, yaitu EQ (
Emotional Quotionale) atau kecerdasan emosional. Di dalam buku itu diceritakan yang pada
intinya bahwa ada percobaan yang dilakukan terhadap anak kecil, dimana untuk mendapatkan
sebuah kue yang enak, seorang anak harus berusaha dan menunggu terlebih dahulu. Dari
sekitar banyak anak, terdapat sedikit sekali yang akhirnya yang mendapat kue itu setelah
berusaha dan menunggu. Seiring dengan berjalannya waktu, ternyata anak-anak yang sabar
ini meraih kesuksesan lebih dibanding teman-temannya yang lain, setelah beberapa
pengkajian dan penelitian lebih dalam, para penelitipun berkesimpulan bahwa kecerdasan
emosionalnya yang dimiliki oleh seseorang menjadi kunci dalam keberhasilan seseorang.
Dewasa ini, ada perkembangan terbaru dalam menentukan faktor kunci keberhasilan
seseorang, yaitu Spiritual Quation (SQ). Teori ini berkembang setelah didapat banyak orang-
orang yang sukses ternyata mempunyai rohani yang kering. Mereka kehausan spiritual,
setelah mendapatkan apa yang mereka impikan bahkan apa yang semua di dunia ini impikan,
yaitu kekayaan berlimpah, ketenaran, kekuasaan, kedudukan yang tinggi. Mobil-mobil lux
mereka berjejer rapi di dalam rumah bak istana yang megah dan luas. Tetapi justru disitulah
mereka menemuka neraka di dalamnya, suami dan istri yang bertikasi sepanjang hari, anak-
anak yang berbius oleh dunia kelamnya. Tidak ada kedamaian di saat yang ada hayalah detik-
detik penantian menuju kehancuran penghuninya. Oleh karena itu selai IQ dan EQ yang
tinggi, dibutuhkan lain apa yang dinamakan kecerdasan spiritual (QS).
Selain itu, Ary Ginanjar Agustian seorang dosen, pengusaha, dan penulis buku
Emotional dan Spiritual Quotient (ESQ) dan ESQ power yang terkenal dengan pemikirannya
yang diberi nama ESQ, sebuah pemikiran yang menguak adanya kolerasi yang sangat kuat
antara dunia usaha, profesionalisme dan manajemen modern, dalam hubungannya dengan
intisari al-Islam : rukun Islam dan rukun Iman.
Menurut, IQ terletak pada fungsi otak neocortex , EQ terletak pada fungsi otak lymbic
system, sedangkan SQ pada fungsi otak godsport atau terletak pada temporallobe.
Penemuan IQ, EQ dan SQ menjadi syarat ilmiah bahwa kecerdasan spiritual sudah
ada dalam fungsi neroscience otak manusia. Namun kecerdasan intelektual saja tak cukup,
masih dibutuhkan apa yang disebut EQ, EQ menunjukkan bukti bahwa sangat berperan
penting didalam keberhasilan kita.
Sebuah lembaga pernah membuat penelihan. Mereka melihat data bank raksasa
bernama EQ inventory. Di sini dikumpulkan data-data seluruh orang sukses di mula bumi.
Hasilnya, ditemukan bukti bahwa kecerdasan intelektual hanya 6% membawa keberhasilan,
bahkan maksimum hanya 20 %.
2.5 Penerapan IQ, EQ da SQ Dalam Kehidupan
IQ, EQ dan SQ bisa digunakan dalam mengambil keputusan tentang hidup kita.
Seperti yang kita alami setiap hari, keputusan yang kita buat, berasal dari proses :
1. Merumuskan keputusan atau eksekusi
2. Menjalankan keputusan atau eksekusi
3. Menyikapi keputusan atau eksekusi
Rumusan keputusan itu seharusnya didasarkan pada fakta yang kita termuka di
lapangan (apa yang terjadi) bukan berdasarkan pada kebiasaan atau preferensi pribadi suka
atau tidak suka. Kita bisa menggunakan IQ yang menonjolkan kemampuan logika berpikir
untuk menemukan fakta obyektif, akurat, dan untuk memprediksi resiko, melihat konsekuensi
dari setiap pilihan keputusan yang ada. Rencana keputusan yang hendak diambil merupakan
hasil dari penyaringan logika, juga tidak bisa begitu saja diterapkan, semata-mata demi
kepentingan dan keuntungan diri kita sendiri.
Bagaimanapun, kita hidup bersama dan dalam proses interaksi yang konstan dengan
oran lain. Oleh sebab itu, salah satu kemampuan EQ yaitu kemampuan memahami (empati)
kebutuhan dan perasaan orang lain menjadi faktor penting dalam membimbing dan
memutuskan. Banyak fakta dan dinamika dalam hidup ini, yang harus dipertimbangkan,
sehingga kita tidak bisa menggunakan rumus logika matematis untung rugi. Kita pun sering
menjumpai kenyataan bahwa faktor human tosch turut mempengaruhi penerimaan atau
pendakan seseorang terhadap kita-salah satu contoh kongkrit di Indonesia budaya
“kekurangan” sangat ketal mendominasi dan mempengaruhi perjanjian bisnis atau bahkan
penyelesaian konflik.
BAB III. PENUTUP
3.1 Kesimpulan
IQ merupakan kecerdasan untuk melakukan kemampuan menalar, merencanakan masalah,
berpikir abstrak, memahami gagasan, menggunakan bahasa, dan belajar. EQ merupakan
kemampuan untuk menyikapi pengetahuan emosional dalam bentuk menerima, memahami
dan mengelolanya. Sedangkan SQ merupakan kemampuan manusia yang berkenaan dengan
usaha memberikan penghayatan bagaimana agar hidup lebih bermakna.
IQ, EQ dan SQ adalah perangkat yang bekerja dalam satu kesatuan sistem yang saling terkait
didalam diri kita. Ketiganya sangat diperlukan dalam menentukan kesuksesan seseorang. IQ
saja tidak akan cukup tanpa dibarengi dengan EQ dan SQ.
3.2 Saran-Saran
– Hendaknya kita memahami lebih dalam tentang pengertian, karakteristik, faktor dan
peran IQ, EQ dan SQ.
– Hendaknya kita memahami hubungan IQ, EQ dan SQ.
– Hendaknya kita menerapkan IQ, EQ dan SQ dalam kehidupan.

More Related Content

What's hot

Kesediaan murid belajar
Kesediaan murid belajarKesediaan murid belajar
Kesediaan murid belajar
SyiDee
 
Makalah teori belajar kecerdasan berganda
Makalah teori belajar kecerdasan bergandaMakalah teori belajar kecerdasan berganda
Makalah teori belajar kecerdasan berganda
Diyah Sri Hariyanti
 
Intelegensi, Kemampuan Berpikir, dan Emosi
Intelegensi, Kemampuan Berpikir, dan EmosiIntelegensi, Kemampuan Berpikir, dan Emosi
Intelegensi, Kemampuan Berpikir, dan EmosiMaya Sy
 
Bab 2 teori kecerdasan emosi dan kejayaan
Bab 2 teori kecerdasan emosi dan kejayaanBab 2 teori kecerdasan emosi dan kejayaan
Bab 2 teori kecerdasan emosi dan kejayaanMazmon Mahmud
 
Iq, eq, sq, dan hubungannya
Iq, eq, sq, dan hubungannyaIq, eq, sq, dan hubungannya
Iq, eq, sq, dan hubungannya
Fitry Fitros
 
Teori perkembangan kognitif oleh Jean Piaget
Teori perkembangan kognitif oleh Jean PiagetTeori perkembangan kognitif oleh Jean Piaget
Teori perkembangan kognitif oleh Jean Piaget
Little Butterfly
 
Laporan Perkembangan Perilaku Anak Usia 4-6 Tahun - Dewinta Susanti
Laporan Perkembangan Perilaku Anak Usia 4-6 Tahun - Dewinta SusantiLaporan Perkembangan Perilaku Anak Usia 4-6 Tahun - Dewinta Susanti
Laporan Perkembangan Perilaku Anak Usia 4-6 Tahun - Dewinta Susanti
School
 
PENGURUSAN PEMBELAJARAN: PENGURUSAN PELAJAR(KUMPULAN OREN)
PENGURUSAN PEMBELAJARAN: PENGURUSAN PELAJAR(KUMPULAN OREN)PENGURUSAN PEMBELAJARAN: PENGURUSAN PELAJAR(KUMPULAN OREN)
PENGURUSAN PEMBELAJARAN: PENGURUSAN PELAJAR(KUMPULAN OREN)
Misc_ChaAlhedrah
 
Iq eq sq selaras
Iq eq sq selarasIq eq sq selaras
Iq eq sq selaras
Fridha Rasjid
 
Teori perkembangan kognitif jean piaget
Teori perkembangan kognitif jean piagetTeori perkembangan kognitif jean piaget
Teori perkembangan kognitif jean piagetFanera Jeffery
 
Kesediaan Belajar (Maksud, Jenis2, Faktor2 Mempengaruhi, Implikasi terhadap PnP)
Kesediaan Belajar (Maksud, Jenis2, Faktor2 Mempengaruhi, Implikasi terhadap PnP)Kesediaan Belajar (Maksud, Jenis2, Faktor2 Mempengaruhi, Implikasi terhadap PnP)
Kesediaan Belajar (Maksud, Jenis2, Faktor2 Mempengaruhi, Implikasi terhadap PnP)
Emma Subpei Shafie
 
Makalah ppd kelp 2
Makalah ppd kelp 2Makalah ppd kelp 2
Makalah ppd kelp 2
Poetra Chebhungsu
 
Perkembangan kognitif dan proses pembelajaran
Perkembangan kognitif dan proses pembelajaranPerkembangan kognitif dan proses pembelajaran
Perkembangan kognitif dan proses pembelajaranDedi Yulianto
 
Ppt latar belakang psikologi
Ppt latar belakang psikologiPpt latar belakang psikologi
Ppt latar belakang psikologi
Noor Fadzlina Mohd Diah
 
Emotional Intelligence Competencies
Emotional Intelligence CompetenciesEmotional Intelligence Competencies
Emotional Intelligence Competencies
Ismail Mamat
 
5. tahap perkembangan-kognitif-menurut-piaget
5. tahap perkembangan-kognitif-menurut-piaget5. tahap perkembangan-kognitif-menurut-piaget
5. tahap perkembangan-kognitif-menurut-piaget
Irawan Wk
 
Makalah perkembangan peserta didik
Makalah perkembangan peserta didikMakalah perkembangan peserta didik
Makalah perkembangan peserta didikDwi Wati
 
Perkembangan kognitif
Perkembangan kognitifPerkembangan kognitif
Perkembangan kognitif
Leny Sylvianingsih
 

What's hot (20)

Kesediaan murid belajar
Kesediaan murid belajarKesediaan murid belajar
Kesediaan murid belajar
 
Makalah teori belajar kecerdasan berganda
Makalah teori belajar kecerdasan bergandaMakalah teori belajar kecerdasan berganda
Makalah teori belajar kecerdasan berganda
 
Intelegensi, Kemampuan Berpikir, dan Emosi
Intelegensi, Kemampuan Berpikir, dan EmosiIntelegensi, Kemampuan Berpikir, dan Emosi
Intelegensi, Kemampuan Berpikir, dan Emosi
 
Bab 2 teori kecerdasan emosi dan kejayaan
Bab 2 teori kecerdasan emosi dan kejayaanBab 2 teori kecerdasan emosi dan kejayaan
Bab 2 teori kecerdasan emosi dan kejayaan
 
Iq, eq, sq, dan hubungannya
Iq, eq, sq, dan hubungannyaIq, eq, sq, dan hubungannya
Iq, eq, sq, dan hubungannya
 
Teori perkembangan kognitif oleh Jean Piaget
Teori perkembangan kognitif oleh Jean PiagetTeori perkembangan kognitif oleh Jean Piaget
Teori perkembangan kognitif oleh Jean Piaget
 
Laporan Perkembangan Perilaku Anak Usia 4-6 Tahun - Dewinta Susanti
Laporan Perkembangan Perilaku Anak Usia 4-6 Tahun - Dewinta SusantiLaporan Perkembangan Perilaku Anak Usia 4-6 Tahun - Dewinta Susanti
Laporan Perkembangan Perilaku Anak Usia 4-6 Tahun - Dewinta Susanti
 
PENGURUSAN PEMBELAJARAN: PENGURUSAN PELAJAR(KUMPULAN OREN)
PENGURUSAN PEMBELAJARAN: PENGURUSAN PELAJAR(KUMPULAN OREN)PENGURUSAN PEMBELAJARAN: PENGURUSAN PELAJAR(KUMPULAN OREN)
PENGURUSAN PEMBELAJARAN: PENGURUSAN PELAJAR(KUMPULAN OREN)
 
Iq eq sq selaras
Iq eq sq selarasIq eq sq selaras
Iq eq sq selaras
 
Teori perkembangan kognitif jean piaget
Teori perkembangan kognitif jean piagetTeori perkembangan kognitif jean piaget
Teori perkembangan kognitif jean piaget
 
Kesediaan Belajar (Maksud, Jenis2, Faktor2 Mempengaruhi, Implikasi terhadap PnP)
Kesediaan Belajar (Maksud, Jenis2, Faktor2 Mempengaruhi, Implikasi terhadap PnP)Kesediaan Belajar (Maksud, Jenis2, Faktor2 Mempengaruhi, Implikasi terhadap PnP)
Kesediaan Belajar (Maksud, Jenis2, Faktor2 Mempengaruhi, Implikasi terhadap PnP)
 
Kecerdasan anak usia dini
Kecerdasan anak usia diniKecerdasan anak usia dini
Kecerdasan anak usia dini
 
Makalah ppd kelp 2
Makalah ppd kelp 2Makalah ppd kelp 2
Makalah ppd kelp 2
 
Kecerdasan dalam belajar
Kecerdasan dalam belajarKecerdasan dalam belajar
Kecerdasan dalam belajar
 
Perkembangan kognitif dan proses pembelajaran
Perkembangan kognitif dan proses pembelajaranPerkembangan kognitif dan proses pembelajaran
Perkembangan kognitif dan proses pembelajaran
 
Ppt latar belakang psikologi
Ppt latar belakang psikologiPpt latar belakang psikologi
Ppt latar belakang psikologi
 
Emotional Intelligence Competencies
Emotional Intelligence CompetenciesEmotional Intelligence Competencies
Emotional Intelligence Competencies
 
5. tahap perkembangan-kognitif-menurut-piaget
5. tahap perkembangan-kognitif-menurut-piaget5. tahap perkembangan-kognitif-menurut-piaget
5. tahap perkembangan-kognitif-menurut-piaget
 
Makalah perkembangan peserta didik
Makalah perkembangan peserta didikMakalah perkembangan peserta didik
Makalah perkembangan peserta didik
 
Perkembangan kognitif
Perkembangan kognitifPerkembangan kognitif
Perkembangan kognitif
 

Viewers also liked

Pengaruh kecerdasan emosional terhadap hasil belajar siswa kelas
Pengaruh kecerdasan emosional terhadap hasil belajar siswa kelasPengaruh kecerdasan emosional terhadap hasil belajar siswa kelas
Pengaruh kecerdasan emosional terhadap hasil belajar siswa kelas
Rahma Andhira
 
Kecerdasan spiritual anak
Kecerdasan spiritual anakKecerdasan spiritual anak
Kecerdasan spiritual anakDudi Ridwan
 
Pengertian 10 kurikuluM
Pengertian 10 kurikuluMPengertian 10 kurikuluM
Pengertian 10 kurikuluM
Ayu Febriyanti
 
Perkembangan Resiliensi Peserta Didik
Perkembangan Resiliensi Peserta DidikPerkembangan Resiliensi Peserta Didik
Perkembangan Resiliensi Peserta Didikawarisusanti
 
Makalah Penentuan nilai dan grade
Makalah Penentuan nilai dan grade Makalah Penentuan nilai dan grade
Makalah Penentuan nilai dan grade
ria angriani
 
Sejarah dan dinamika pengembangan kurikulum di indonesia makalah
Sejarah dan dinamika pengembangan kurikulum di indonesia makalahSejarah dan dinamika pengembangan kurikulum di indonesia makalah
Sejarah dan dinamika pengembangan kurikulum di indonesia makalah
Meinito Syndi (University Of MuhhamadiyahMalang)
 
Kedudukan siswa dalam kelas & mencari nilai akhir
Kedudukan siswa dalam kelas & mencari nilai akhirKedudukan siswa dalam kelas & mencari nilai akhir
Kedudukan siswa dalam kelas & mencari nilai akhirmuhamad khanif
 
Kecerdasan spiritual gol_iii
Kecerdasan spiritual gol_iiiKecerdasan spiritual gol_iii
Kecerdasan spiritual gol_iiidila semangat
 
Pembelajaran berbasis multiple intelligence
Pembelajaran berbasis multiple intelligencePembelajaran berbasis multiple intelligence
Pembelajaran berbasis multiple intelligenceUmi Salamah Anwari
 
Model kurikulum dan pengembangnnya
Model kurikulum dan pengembangnnyaModel kurikulum dan pengembangnnya
Model kurikulum dan pengembangnnya
Risma Amalia
 
Materi Seminar Parenting
Materi Seminar ParentingMateri Seminar Parenting
Materi Seminar Parenting
9elevenStarUnila
 
Makalah Kurikulum Pendidikan
Makalah Kurikulum PendidikanMakalah Kurikulum Pendidikan
Makalah Kurikulum Pendidikan
Ela Suryani
 
Perkembangan manusia pada masa anak usia 6 12 tinjauan dari aspek biologis,em...
Perkembangan manusia pada masa anak usia 6 12 tinjauan dari aspek biologis,em...Perkembangan manusia pada masa anak usia 6 12 tinjauan dari aspek biologis,em...
Perkembangan manusia pada masa anak usia 6 12 tinjauan dari aspek biologis,em...
weny maniez
 
Dobrobiti igre plastelinom
Dobrobiti igre plastelinomDobrobiti igre plastelinom
Dobrobiti igre plastelinom
Dječji vrtić Medenjak
 
pendidikan
pendidikanpendidikan
pendidikan
qbha
 
Transition school magazine comparison
Transition school magazine comparisonTransition school magazine comparison
Transition school magazine comparison
EllisDear
 
Historia de la imagen
Historia de la imagenHistoria de la imagen
Historia de la imagen
Mariana León
 
Reflection
ReflectionReflection
Reflection
sujithababu
 
misuse of science
misuse of sciencemisuse of science
misuse of science
devikanedumangadu
 

Viewers also liked (20)

Pengaruh kecerdasan emosional terhadap hasil belajar siswa kelas
Pengaruh kecerdasan emosional terhadap hasil belajar siswa kelasPengaruh kecerdasan emosional terhadap hasil belajar siswa kelas
Pengaruh kecerdasan emosional terhadap hasil belajar siswa kelas
 
Kecerdasan spiritual anak
Kecerdasan spiritual anakKecerdasan spiritual anak
Kecerdasan spiritual anak
 
Pengertian 10 kurikuluM
Pengertian 10 kurikuluMPengertian 10 kurikuluM
Pengertian 10 kurikuluM
 
Perkembangan Resiliensi Peserta Didik
Perkembangan Resiliensi Peserta DidikPerkembangan Resiliensi Peserta Didik
Perkembangan Resiliensi Peserta Didik
 
Makalah Penentuan nilai dan grade
Makalah Penentuan nilai dan grade Makalah Penentuan nilai dan grade
Makalah Penentuan nilai dan grade
 
Sejarah dan dinamika pengembangan kurikulum di indonesia makalah
Sejarah dan dinamika pengembangan kurikulum di indonesia makalahSejarah dan dinamika pengembangan kurikulum di indonesia makalah
Sejarah dan dinamika pengembangan kurikulum di indonesia makalah
 
Kedudukan siswa dalam kelas & mencari nilai akhir
Kedudukan siswa dalam kelas & mencari nilai akhirKedudukan siswa dalam kelas & mencari nilai akhir
Kedudukan siswa dalam kelas & mencari nilai akhir
 
Kecerdasan spiritual gol_iii
Kecerdasan spiritual gol_iiiKecerdasan spiritual gol_iii
Kecerdasan spiritual gol_iii
 
Pembelajaran berbasis multiple intelligence
Pembelajaran berbasis multiple intelligencePembelajaran berbasis multiple intelligence
Pembelajaran berbasis multiple intelligence
 
Model kurikulum dan pengembangnnya
Model kurikulum dan pengembangnnyaModel kurikulum dan pengembangnnya
Model kurikulum dan pengembangnnya
 
Materi Seminar Parenting
Materi Seminar ParentingMateri Seminar Parenting
Materi Seminar Parenting
 
Tugas kurikulim dan pembelajaran
Tugas kurikulim dan pembelajaranTugas kurikulim dan pembelajaran
Tugas kurikulim dan pembelajaran
 
Makalah Kurikulum Pendidikan
Makalah Kurikulum PendidikanMakalah Kurikulum Pendidikan
Makalah Kurikulum Pendidikan
 
Perkembangan manusia pada masa anak usia 6 12 tinjauan dari aspek biologis,em...
Perkembangan manusia pada masa anak usia 6 12 tinjauan dari aspek biologis,em...Perkembangan manusia pada masa anak usia 6 12 tinjauan dari aspek biologis,em...
Perkembangan manusia pada masa anak usia 6 12 tinjauan dari aspek biologis,em...
 
Dobrobiti igre plastelinom
Dobrobiti igre plastelinomDobrobiti igre plastelinom
Dobrobiti igre plastelinom
 
pendidikan
pendidikanpendidikan
pendidikan
 
Transition school magazine comparison
Transition school magazine comparisonTransition school magazine comparison
Transition school magazine comparison
 
Historia de la imagen
Historia de la imagenHistoria de la imagen
Historia de la imagen
 
Reflection
ReflectionReflection
Reflection
 
misuse of science
misuse of sciencemisuse of science
misuse of science
 

Similar to MEMFASILITASI KECERDASAN PESERTA DIDIK MELALUI PEMBELAJARAN

Makalah psikologi pendidikan
Makalah psikologi pendidikanMakalah psikologi pendidikan
Makalah psikologi pendidikan
Narendra
 
Makalah psikologi pendidikan 1
Makalah psikologi pendidikan 1Makalah psikologi pendidikan 1
Makalah psikologi pendidikan 1
Narendra
 
Proposal riset xi iis 1 (zahro&risa)
Proposal riset xi iis 1 (zahro&risa)Proposal riset xi iis 1 (zahro&risa)
Proposal riset xi iis 1 (zahro&risa)
Layla F Amalia
 
Kecerdasan anak usia dini
Kecerdasan anak usia diniKecerdasan anak usia dini
Kecerdasan anak usia dini
Operator Warnet Vast Raha
 
PUM1 - 2KognitifBehavioristikSociallearning
PUM1 - 2KognitifBehavioristikSociallearningPUM1 - 2KognitifBehavioristikSociallearning
PUM1 - 2KognitifBehavioristikSociallearning
mfrids
 
IESQ
IESQIESQ
Presentation chapter report
Presentation chapter reportPresentation chapter report
Presentation chapter report
Agussalim Masry
 
Ppd tik dicki abdullah
Ppd tik dicki abdullahPpd tik dicki abdullah
Ppd tik dicki abdullah
dickiabdullah
 
Makalah pertemuan 9
Makalah pertemuan 9Makalah pertemuan 9
Makalah pertemuan 9
Indah Permata D
 
keragaman siswa
keragaman siswakeragaman siswa
keragaman siswa
Nur IB
 
KONSEP KECERDASAN
KONSEP KECERDASANKONSEP KECERDASAN
KONSEP KECERDASAN
IkhwanNandaGagan
 
Tugas power point tentang iq.
Tugas power point tentang iq.Tugas power point tentang iq.
Tugas power point tentang iq.atho7
 
Buku sebagai Penunjang Siswa dalam Menemukan Konsep Matriks
Buku sebagai Penunjang Siswa dalam Menemukan Konsep MatriksBuku sebagai Penunjang Siswa dalam Menemukan Konsep Matriks
Buku sebagai Penunjang Siswa dalam Menemukan Konsep Matriks
Aisyah Turidho
 
Psikologi pendidikan
Psikologi pendidikanPsikologi pendidikan
Psikologi pendidikan
Indah Sari
 
Proses Berfikir dan Pemecahan Masalah
Proses Berfikir dan Pemecahan MasalahProses Berfikir dan Pemecahan Masalah
Proses Berfikir dan Pemecahan Masalah
pjj_kemenkes
 
Kit apa itu_pintar_cerdas
Kit apa itu_pintar_cerdasKit apa itu_pintar_cerdas
Kit apa itu_pintar_cerdasgreenfrog88
 
Pertemuan 6-intelegensi-kognisi-dan-metakognisi.pptx
Pertemuan 6-intelegensi-kognisi-dan-metakognisi.pptxPertemuan 6-intelegensi-kognisi-dan-metakognisi.pptx
Pertemuan 6-intelegensi-kognisi-dan-metakognisi.pptx
itafitriyana2
 
Pp binaan 25 4-2011
Pp binaan 25 4-2011Pp binaan 25 4-2011
Pp binaan 25 4-2011
Vivi Vey
 
Makalah perkembangan peserta didik
Makalah perkembangan peserta didikMakalah perkembangan peserta didik
Makalah perkembangan peserta didik
Erik Kuswanto
 

Similar to MEMFASILITASI KECERDASAN PESERTA DIDIK MELALUI PEMBELAJARAN (20)

Makalah psikologi pendidikan
Makalah psikologi pendidikanMakalah psikologi pendidikan
Makalah psikologi pendidikan
 
Makalah psikologi pendidikan 1
Makalah psikologi pendidikan 1Makalah psikologi pendidikan 1
Makalah psikologi pendidikan 1
 
Proposal riset xi iis 1 (zahro&risa)
Proposal riset xi iis 1 (zahro&risa)Proposal riset xi iis 1 (zahro&risa)
Proposal riset xi iis 1 (zahro&risa)
 
Kecerdasan anak usia dini
Kecerdasan anak usia diniKecerdasan anak usia dini
Kecerdasan anak usia dini
 
PUM1 - 2KognitifBehavioristikSociallearning
PUM1 - 2KognitifBehavioristikSociallearningPUM1 - 2KognitifBehavioristikSociallearning
PUM1 - 2KognitifBehavioristikSociallearning
 
IESQ
IESQIESQ
IESQ
 
P
PP
P
 
Presentation chapter report
Presentation chapter reportPresentation chapter report
Presentation chapter report
 
Ppd tik dicki abdullah
Ppd tik dicki abdullahPpd tik dicki abdullah
Ppd tik dicki abdullah
 
Makalah pertemuan 9
Makalah pertemuan 9Makalah pertemuan 9
Makalah pertemuan 9
 
keragaman siswa
keragaman siswakeragaman siswa
keragaman siswa
 
KONSEP KECERDASAN
KONSEP KECERDASANKONSEP KECERDASAN
KONSEP KECERDASAN
 
Tugas power point tentang iq.
Tugas power point tentang iq.Tugas power point tentang iq.
Tugas power point tentang iq.
 
Buku sebagai Penunjang Siswa dalam Menemukan Konsep Matriks
Buku sebagai Penunjang Siswa dalam Menemukan Konsep MatriksBuku sebagai Penunjang Siswa dalam Menemukan Konsep Matriks
Buku sebagai Penunjang Siswa dalam Menemukan Konsep Matriks
 
Psikologi pendidikan
Psikologi pendidikanPsikologi pendidikan
Psikologi pendidikan
 
Proses Berfikir dan Pemecahan Masalah
Proses Berfikir dan Pemecahan MasalahProses Berfikir dan Pemecahan Masalah
Proses Berfikir dan Pemecahan Masalah
 
Kit apa itu_pintar_cerdas
Kit apa itu_pintar_cerdasKit apa itu_pintar_cerdas
Kit apa itu_pintar_cerdas
 
Pertemuan 6-intelegensi-kognisi-dan-metakognisi.pptx
Pertemuan 6-intelegensi-kognisi-dan-metakognisi.pptxPertemuan 6-intelegensi-kognisi-dan-metakognisi.pptx
Pertemuan 6-intelegensi-kognisi-dan-metakognisi.pptx
 
Pp binaan 25 4-2011
Pp binaan 25 4-2011Pp binaan 25 4-2011
Pp binaan 25 4-2011
 
Makalah perkembangan peserta didik
Makalah perkembangan peserta didikMakalah perkembangan peserta didik
Makalah perkembangan peserta didik
 

Recently uploaded

PPT PENGELOLAAN KINERJA PADA PMM SEKOLAH.pptx
PPT PENGELOLAAN KINERJA PADA PMM SEKOLAH.pptxPPT PENGELOLAAN KINERJA PADA PMM SEKOLAH.pptx
PPT PENGELOLAAN KINERJA PADA PMM SEKOLAH.pptx
AqlanHaritsAlfarisi
 
FORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptx
FORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptxFORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptx
FORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptx
NavaldiMalau
 
Pemaparan budaya positif di sekolah.pptx
Pemaparan budaya positif di sekolah.pptxPemaparan budaya positif di sekolah.pptx
Pemaparan budaya positif di sekolah.pptx
maulatamah
 
Kelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdf
Kelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdfKelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdf
Kelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdf
JALANJALANKENYANG
 
SOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdeka
SOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdekaSOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdeka
SOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdeka
NiaTazmia2
 
Laporan Pembina Pramuka sd format doc.docx
Laporan Pembina Pramuka sd format doc.docxLaporan Pembina Pramuka sd format doc.docx
Laporan Pembina Pramuka sd format doc.docx
RUBEN Mbiliyora
 
pelayanan prima pada pelanggan dan karyawan
pelayanan prima pada pelanggan dan karyawanpelayanan prima pada pelanggan dan karyawan
pelayanan prima pada pelanggan dan karyawan
EvaMirzaSyafitri
 
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada AnakDefenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Yayasan Pusat Kajian dan Perlindungan Anak
 
materi penyuluhan kesehatan reproduksi remaja
materi penyuluhan kesehatan reproduksi remajamateri penyuluhan kesehatan reproduksi remaja
materi penyuluhan kesehatan reproduksi remaja
DewiInekePuteri
 
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdf
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdfPpt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdf
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdf
fadlurrahman260903
 
Tokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdf
Tokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdfTokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdf
Tokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdf
Mutia Rini Siregar
 
SINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIAN
SINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIANSINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIAN
SINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIAN
NanieIbrahim
 
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdfMODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
sitispd78
 
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
nasrudienaulia
 
Seminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdf
Seminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdfSeminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdf
Seminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdf
inganahsholihahpangs
 
Modul Ajar Informatika Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Informatika Kelas 7 Fase D Kurikulum MerdekaModul Ajar Informatika Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Informatika Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdekaKKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
irvansupriadi44
 
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28  Juni 2024Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28  Juni 2024
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024
Kanaidi ken
 
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaModul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
ANALISIS PENCEMARAN UDARA AKIBAT PABRIK ASPAL
ANALISIS PENCEMARAN UDARA AKIBAT PABRIK ASPALANALISIS PENCEMARAN UDARA AKIBAT PABRIK ASPAL
ANALISIS PENCEMARAN UDARA AKIBAT PABRIK ASPAL
Annisa Syahfitri
 

Recently uploaded (20)

PPT PENGELOLAAN KINERJA PADA PMM SEKOLAH.pptx
PPT PENGELOLAAN KINERJA PADA PMM SEKOLAH.pptxPPT PENGELOLAAN KINERJA PADA PMM SEKOLAH.pptx
PPT PENGELOLAAN KINERJA PADA PMM SEKOLAH.pptx
 
FORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptx
FORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptxFORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptx
FORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptx
 
Pemaparan budaya positif di sekolah.pptx
Pemaparan budaya positif di sekolah.pptxPemaparan budaya positif di sekolah.pptx
Pemaparan budaya positif di sekolah.pptx
 
Kelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdf
Kelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdfKelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdf
Kelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdf
 
SOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdeka
SOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdekaSOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdeka
SOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdeka
 
Laporan Pembina Pramuka sd format doc.docx
Laporan Pembina Pramuka sd format doc.docxLaporan Pembina Pramuka sd format doc.docx
Laporan Pembina Pramuka sd format doc.docx
 
pelayanan prima pada pelanggan dan karyawan
pelayanan prima pada pelanggan dan karyawanpelayanan prima pada pelanggan dan karyawan
pelayanan prima pada pelanggan dan karyawan
 
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada AnakDefenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
 
materi penyuluhan kesehatan reproduksi remaja
materi penyuluhan kesehatan reproduksi remajamateri penyuluhan kesehatan reproduksi remaja
materi penyuluhan kesehatan reproduksi remaja
 
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdf
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdfPpt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdf
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdf
 
Tokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdf
Tokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdfTokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdf
Tokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdf
 
SINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIAN
SINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIANSINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIAN
SINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIAN
 
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdfMODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
 
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
 
Seminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdf
Seminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdfSeminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdf
Seminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdf
 
Modul Ajar Informatika Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Informatika Kelas 7 Fase D Kurikulum MerdekaModul Ajar Informatika Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Informatika Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
 
KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdekaKKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
 
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28  Juni 2024Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28  Juni 2024
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024
 
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaModul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
 
ANALISIS PENCEMARAN UDARA AKIBAT PABRIK ASPAL
ANALISIS PENCEMARAN UDARA AKIBAT PABRIK ASPALANALISIS PENCEMARAN UDARA AKIBAT PABRIK ASPAL
ANALISIS PENCEMARAN UDARA AKIBAT PABRIK ASPAL
 

MEMFASILITASI KECERDASAN PESERTA DIDIK MELALUI PEMBELAJARAN

  • 1. MEMFASILITASI KECERDASAN PESERTA DIDIK MELALUI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN MANAJEMEN PERKANTORAN FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2014
  • 2. KATA PENGANTAR Puji syukur senantiasa kami panjatkan kehadirat Tuhan yang maha kuasa, karena atas berkat rahmat dan karunia yang telah diberikan kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “MEMFASILITASI KECERDASAN PESERTA DIDIK MELALUI PEMBELAJARAN” ini tepat pada waktunya. Ada berbagai macam perkembangan kecerdasan peserta didik yang di kenalkan dan di jadikan acuan oleh para pendidik dalam proses kegiatan belajar dan mengajar.Dan alasan kecerdasan peserta didik melalui pembelajaran ini di paparkan tidak lain adalah untuk memudahkan mengenali dan memahami karakteristik peserta didik selama KBM berlangsung.Melalui makalah ini diharapkan rekan-rekan sekalian tidak hanya memahami secara teori, namun juga dapat mengaplikasikan dalam kehidupan nyata kelak. Akhirnya tak ada gading yang tak retak,begitu pula dengan makalah yang kami buat ini masih jauh dari kata sempurna.Maka dari itu kami mengharapkan partisipasi dari rekan- rekan sekalian untuk memberikan kritik dan saaran demi tercapainya kesempurnaan pada makalah kami ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Atas segala bantuan dan perhatian dari semua pihak, kami ucapkan terima kasih. Bandung, 1 November 2014 Penyusun
  • 3. BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini teknologi semakin maju, inovasi-inovasi baru selalu bermunculan. Banyak tercipta alat-alat yang mempermudah segala aktivitas manusia. Alat-alat transportasipun semakin canggih, tidak hanya dapat menjelajahi permukaan bumi tapi sudah ditemukan alat-alat transportasi untuk menjelajah luar angkasa seperti ke bulan dan ke Planet Mars. Hal ini menjadikan dunia semakin sempit. Penemuan-penemuan ini merupakan hasil dari kerja otak yaitu pada kecerdasan Intelektual atau Intelegence Quotient (IQ). Kecerdasan intelektual (IQ) dapat di ukur dan dikategorikan menurut tingkat IQ itu sendiri. Banyak instansi yang menyaring calon pegawainya melalui tes IQ. Tapi seiring dengan perkembangan zaman, ternyata muncul pandagan bahwa IQ saja tidaklah cukup untuk menentukan kecerdasan dan menjamin kesukseksan seseorang. IQ harus dibarengi dengan kecerdasan lainnya yang disebut EQ (Emotional Quotient) atau kecerdasan emosional. Hal ini dapat diterima oleh masyarakat dalam kurun waktu yang lama sebelum muncul lagi pandangan bahwa IQ dan EQ saya masih belum menjamin kesuksesan seseorang dan masih dibutuhkan kecerdasan lainnya yang disebut SQ (Spritual Quotient) atau kecerdasan spiritual. Berdasarkan pemikiran kecerdasan yang selalu berkembang inilah, penulis mencoba mengulas lebih dalam tentang IQ, EQ dan SQ serta hubungan dan peranan ketiga macam kecerdasan tersebut. 1.2 Rumusan Masalah 1. Apakah pengertian kecerdasan Intelektual (IQ), kecerdasan emosional (EQ), dan kecerdasan spiritual (SQ). 2. Bagaimanakah karakteristik IQ, EQ dan SQ 3. Faktor-faktor apakah yang mempengaruhi IQ, EQ dan SQ seseorang. 4. Apakah peran IQ, EQ dan SQ bagi kehidupan. 5. Bagaimanakah hubungan antara IQ, EQ dan SQ 6. Bagaimanakah penarapan IQ, EQ dan SQ dalam kehidupan. 7. Apa konsep dan bagaimana contoh strategi pembelajaran yang memfasilitasi perkembangan kecerdasan peserta didik ? 1.3 Tujuan 1. Untuk mengetahui kecerdasan Intelektual (IQ), kecerdasan emosional (EQ), dan kecerdasan spiritual (SQ). 2. Untuk mengetahuikarakteristik IQ, EQ dan SQ 3. Untuk mengetahui faktor-faktor apakah yang mempengaruhi IQ, EQ dan SQ seseorang 4. Untuk mengetahuiperan IQ, EQ dan SQ bagi kehidupan 5. Untuk mengetahuihubungan antara IQ, EQ dan SQ 6. Untuk mengetahuipenarapan IQ, EQ dan SQ dalam kehidupan 7. Untuk mengetahuistrategi pembelajaran yang memfasilitasi perkembangan kecerdasan peserta didik
  • 4. BAB II. Memfasilitasi Kecerdasan Peserta Didik Melalui Pembelajaran 2.1 Kecerdasan Intelektual (IQ) 2.1.1 Pengertian Kecerdasan Intelektual (IQ) Kecerdasan intelektual atau IQ mula-mula diperkenalkan oleh Alfred Binet, ahli psikologi dari Perancis pada awal abad ke – 20. Pengertian kecerdasan intelektual (IQ) menurut beberapa ahli adalah sebagai berikut :  Surya Brata (1982) Kecerdasan intelektual (IQ) didefinisikan sebagai kapasitas yang bersifat umum dari individu untuk mengadakan penyesuaian terhadap situasi-situasi baru atau masalah yang dihadapi.  Sorenson (1977) Kecerdasan interlektual (IQ) adalah kemampuan untuk berpikir abstrak, belajar merespon, dan kemampuan untuk beradaptasi dengan lingkungan.  Stern (1953) Kecerdasan intelektual (IQ) adalah daya menyesuaikan diri dengan keadaan baru dengan menggunakan alat-alat berpikir menurut tujuannya.  Thorndike “Intelegence is demonstrable in ability of the individual to make good responses from the stand point of truch of fact“. Orang dianggap memiliki kecerdasan intelektual apabila responnya merupakan respon yang baik atau sesuai terhadap stimulus yang diterimanya.  Freeman (1959) Kecerdasan intelektual dipandang sebagai capacity to integrate experiences, capacity to learn, capacity to perform tasks regarded by psychologist as intellectual and capacity to carry on abstract thinking. Orang yang memiliki kecerdasana intelektual adalah orang yang memiliki kemampuan untuk menyatukan pengalaman-pengalaman, kemampuan untuk belajar dengan lebih baik, kemampuan untuk menyelesaikan tugas-tugas yang sulit dengan memperhatikan aspek psikologis dan intelektual dan kemampuan untuk berpikir abstrak. 2.1.2 Karakteristik Kecerdasan Intelektual (IQ) Umumnya orang tua beranggapan hasil tes IQ berkaitan dengan kecerdasan. Anak ber-IQ 130 dianggap berkemampuan luar biasa dalam segala bidang. Jika anak juga olah raga namun ber IQ taraf rata-rata atau anak yang nilai matematika yang jeblok dan IQ nya taraf rata-rata di anggap bodoh. Pemahaman seperti itu tak tepat, IQ hanya mengukur kemampuan lingguistik dan logika matematika sedangkan
  • 5. kecerdasan mengacu pada kemampuan problem solving. Kenyataannya IQ tinggi tak menjamin yang bersangkutan berhasil dalam kehidupan kelak, perannya hanya sebesar 20 %. Banyak contoh yang membuktikan hal tersebut antara lain orang yang ber IQ tinggi, namun tentu mampu berempati atau melakukan tindak pidana. 2.1.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kecerdasan Intelektual (IQ) Seperti yang telah kita ketahui bahwa setiap individu memiliki tingkat IQ yang berbeda-beda. Ada pandangan yang menekankan pada bawaan (pandangan kualitatif) dan ada yang menekankan pada proses belajar (pandangan kuantitatif) sehingga dengan adanya perbedaannya pandangan tersebut dapat diketahui bahwa IQ dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai berikut : 2.1.3.1 Pengaruh faktor bawaan Banyaknya penelitian yang menunjukkan bahwa individu-individu yang berasal dari satu keluarga atau bersanak saudara, nilai dalam tes IQ mereka berkorelasi tinggi (+ 0,50), orang yang lembar (+ 0,90), yang tidak bersanak saudara (+ 0,20), anak yang di adopsi korelasi dengan orang tua angkatnya (+ 0,10 – + 0,20). 2.1.3.2 Pengaruh faktor lingkungan Perkembangan anak sangat dipengaruhi oleh gizi yang di konsumsi oleh karena itu ada hubungan antara pemberian makanan bergizi IQ seseorang. Pemberian makanan bergizi ini merupakan salah satu pengaruh lingkungan yang amat penting selain guru, rangsangan-rangsangan yang bersifat kognitif emosional dari lingkungan juga memegang peranan yang amat penting, seperti pendidikan, latihan berbagai keterampilan, dan lain-lain (khususnya pada masa-masa peka). 2.1.3.3 Stabilitasi kecerdasan Intelektual (IQ) Stabilitasi IQ tergantung perkembangan organik otak. 2.1.3.4Pengaruh faktor kematangan Tiap organ dalam tubuh manusia mengalami pertumbuhan dan perkembangan. Tiap organ (fisik maupun psikis) dapat dikatakan telah matang jika ia telah mencapai kesanggupan menjalankan fungsinya. 2.1.3.5Pengaruh faktor pembentukan Pembentukan ialah segala keadaan di luar diri seseorang yang mempengaruhi perkembangan IQ.
  • 6. 2.1.3.6 Minat dan pembawaan yang khas Minat mengarahkan perbuatan kepada suatu tujuan dan merupakan dorongan bagi perbuatan itu. Dalam diri manusia terdapat dorongan-dorongan (motif-motif) yang mendorong manusia untuk berinteraksi dengan dunia luar. 2.1.3.7 Kebebasan Kebebasan berarti bahwa manusia itu dapat memilih metode-metode tertentu dalam memecahkan masalah-masalah. Manusia mempunyai kebebasan memilih metode, juga bebas dalam memilih masalah sesuai dengan kebutuhannya. 2.1.4 Peran Kecerdasan Intelektual (IQ) bagi Kehidupan IQ adalah kecerdasan manusia yang dimiliki oleh otak manusia yang bisa melakukan beberapa kemampuan, seperti kemampuan yang bisa melakukan kemampuan, seperti kemampuan menalar, merencanakan masalah, berpikir, abstrak, memahami gagasan, menggunakan bahasa, dan belajar. Berkat kecerdasan intelektualnya memang manusia telah mampu menjelajah ke bulan dan luar angkasa lainnya, menciptakan teknologi informasi dan transportasi yang menjadikan dunia terasa lebih dekat dan semakin transparan, menciptakan bom nuklir, serta menciptakan alat-alat teknologi lainnya yang super canggih. Namun bersamaan itu pula kerusakan yang menuju kehancuran total sudah mulai, menipis telah menyebabkan terjadinya pemasaran global, bajir dan kekeringan pun terjadi di mana-mana. Gunung-gunung menggeliat dan memuntahkan akan dan lahar panasnya. Penyakit-penyakit ragawi yang sebelumnya tidak dikenal, mulai bermunculan, seperti Flu Burung (Avian lnfluenza). Aids serta jenis-jenis penyakit mematikan lainnya. Bahkan, tatanan sosial-ekonomi menjadi kacau balau karena sikap perilaku manusia yang mengabaikan kejujuran dan amarah (perilaku koruptif dan perilaku manipulatif). 2.2 Kecerdasan Emosional (EQ) 2.2.1 Pengertian Kecerdasan Emosional Daniel Goleman (1999) adalah salah seorag yang mempopulerkan jenis kecerdasan manusia lainnya yang dianggap sebagai faktor penting yang dapat mempengaruhi terhadap prestasi seseorang, yaki kecerdasan emosional, yang kemudian kita mengenalnya dengan sebulan emosional Quotient (EQ). Goleman mengemukakan bahwa kecerdasan emosi merujuk pada kemampuan mengenali perasaan kita sendiri dan perasaan orang lain, kemampuan memotivasi diri sendiri dan kemampuan mengelola emosi dengan baik pada diri sendiri dan dalam hubungan dnegan orang lain. Para pakar memberikan definisi beragam pada EQ, diantaranya adalah kemampuan untuk menyikapi pengetahuan-pengetahuan emosional dalam bentuk menerima, memahami, dan mengelolanya. Menurut definisi ini, EQ mempunyai empat dimensi berikut :
  • 7. 1. Mengenal, menerima dan mengekspresikan emosi (kefasihan emosional) caranya mampu membedakan emosi orang lain, bentuk dan tulisan baik melalui suara, ekspresi wajah dan tingkah laku. 2. Menyertakan emosi dalam kerja-kerja intelektual. Caranya perubahan emosi bisa mengubah sikap optimis menjadi pesimis. Terkadang emosi mendorong manusia untuk menerima pandangan dan pendapat yang beragam. 3. Memahami dan menganalisa emosi. Mampu mengetahui perubahan dari satu emosi ke emosi lain seperti berubahnya dari emosi marah menjadi rela atau lega. 4. Mengelola emosi. Mampu mengelola emosi sendiri atau orang lain dengan cara meringankan emosi negatif dan memperkuat emosi positif. Hal ini dilakukan denga tapa menyembuhkan informasi yang disampaikan oleh emosi-emosi ini dan tidak berlebihan. 2.2.2 Karakteristik Kecerdasan Emosional (EQ) Daniel Goleman dalam bukunya yang berjudul Emotional Intelligence menuliskan bahwa berbeda dengan tes-tes untuk IQ yang sudah dikenal, sampai sekarang belum ada tes tertulis tunggal yang menghasilkan nilai kecerdasan emosional. Meskipun ada banyak penelitian mengenai masing-masing komponennya, beberapa komponen seperti empah, paling banter diuji dengan mengambil contoh kemampuan aktual seseorang sewaktu mengerjakan tugas tersebut. Namun, dengan patokan bagi apa yang disebut resikonya ego yang agak mirip dengan kecerdasan emosional. Menurut Goleman, EQ yang baik bisa dan dapat dipelajari serta diraih seiring dengan pertumbuhan seorang anak. Oleh karena itu, untuk mengetahui tinggi atau rendahnya tingkat EQ pada anak dapat dilakukan sebanyak dua kali yaitu ketika anak berusia sebelum 12 tahun dan ketika si anak pada usia 12 tahun. 2.2.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kecerdasan Emosional (EQ) Kecerdasan emosional bawaan bisa berkembag atau rusak, hal ini tergantung pada pengaruh yang diperoleh anak dimana kecil atau remaja. Pengaruh ini bisa datang dari orang tua, keluarga atau sekolah. Anak melalui hidupnya dengan potensi yang baik untuk perkembangan emosinya, hanya saja pengalaman emosi yang dialaminya di lingkungan anarkis atau tidak bersahabat menyebabkan grafik perkembangan EQnya menurun. Sebaliknya, bisa saja seorang anak mempunyai EQ bawaan yang rendah, namun Eqnya ini bisa berkembang dengan baik, jika ia dididik dengan baik melalui pengalaman-pengalaman emosional yang ramah dan bersahabat. Perilaku emosi cerdas yang diperlihatkan lingkungannya menyebabkan grafik Eqya menjadi tinggi. Para orang tua yang gagal mengajukan kecerdasan emosional kepada anak- anak sebagai berikut : 1. Orang tua yang mengabaikan, yang tidak menghiraukan mengganggap sepi ataupun meremehkan emosi-emosi negatif anak.
  • 8. 2. Orang tua yang tidak menyetujui, yang bersifat kritis terhadap ungkapan perasaan-perasaan negatif anak dan barangkali memarahi atau menghukum mereka karena mengungkapkan emosinya. 3. Orang tua Laisez – Faire, yang menerima emosi anak dan berempati dengan mereka tetapi tidak memberikan bimbingan atau menentukan batas-batas pada tingkah laku anak tersebut. 2.2.4 Peran Kecerdasan Emosional (EQ) bagi Kehidupan Emosi adalah kepalsuan, kemampuan dan keterampilan untuk menangkap kecerdasan dan menilai serta megendalikan emosi diri sendiri, orang lain dan kelompok. Aka tetapi definisi kecerdasan emosi masih merupakan rahasia yang belum terungkap dan masih berubah-ubah. Kecerdasan emosi merupakan suatu bangunan yang tersusun atas lima dimensi. Kelima dimensi adalah pengetahuan, pengelolaan hubungan, motivasi diri, empati dan pengendalian perasaan atau emosi. Kecerdasan emosi sendiri masih merupakan subjek penelitian yang mengungkapkan kenyataan bahwa ia berbeda dari kemampuan kognitif atau teknis serta menggunakan bagian otak yag berbeda pula. Kecerdasan emosi penting untuk menanganni situasi yang bermuatan emosi, suatu kondisi yang sering terjadi. Ini barangkali adalah bagia yang paling sulit dalam mengembangkan kecerdasan seseorang. Muatan dari emosi negatif serta dampak dari kepercayaan diri, keberanian dan kejujuran dapat diperoleh dengan baik melalui kecerdasan emosi. Keterampilan mengembangkan dan memanfaatkan kecerdasan emosi akan membetuk seperangkat kemampuan pokok yang mempengaruhi banyak isu bisnis yang vital bagi sensasi individu serta keberhasilan organisasi. Kecerdasan emosi merupakan faktor yang paling jelas mengatur pola kehidupan. Kecerdasan ini penting dalam pengelolaan emosi yang diperlukan untuk dapat membangun pola yang berhasil. Pengembangan kecerdasan emosi sangat penting bagi keberhasilan tingkah laku dan organisasi. Kecerdasan emosi merupakan penentu dalam pembentukan serta keberhasilan hubungan dimasyarakat. Kecerdasan ini juga dapat menghilangkan perasaan takut, cemas, dan marah yang menghambat dalam pengendalian emosi. Kompotensi utama kecerdasan emosi yang membuat seseorang memiliki kepribadian yang utuh adalah sebagai berikut: 1) Kesadaran-diri emosional. Seberapa jauh Anda mampu mengenai perasaan sendiri 2) Ekpresi emosional : Kemampuan mengekspresikan perasan dan naluri 3) Kesadaran akan emosi orang lain : kemampuan mendengarkan, merasakan atau mengintusikan perasaan orang lain dari kata, bahasa tubuh, maupun petunjuk lain 4) Kreativitas : berhubungan dnegan berbagai sumberdaya non kognitif yang gagal membantu menentuka ide baru, menemukan solusi alternatif dan cara efektif melakukan sesuatu 5) Kegigihan / fleksibilitas : ulet dan tetap berhasrat serta berharap walaupun ada halangan 6) Hubungan antarpribadi : menciptakan dan mempertahankan jejaring dengan orang-orang yang bersamanya. Anda menjadi realitas yang utuh
  • 9. 7) Ketidakpuasaan konstruktif kemampuan tetap tenang dan fokus dengan emosi yang tidak meningkat sekalipun dalam perselisihan 8) Wawasan/Optimisme : positif dan optimistik 9) Belas kasihan/empat kemampuan.Berempat dan menghargai perasaan orang lain 10) Intuisi : kemampuan mengenali, mempercayai, dan menggunakan perasaan kuat yang muncul dari dalam, serta respons kognitif lain yang dihasilkan oleh indera, emosi, pikiran dan tubuh 11) Kesengajaan : mengatakan apa maksud Anda dan tekad untuk melaksanakan apa yang Anda katakan : bersedia tahan terhadap gangguan dan godaan agar dapat bertanggung jawab atas tindakan dan sikap. 12) Radius kepercayaan : mempercayai bahwa seseorang itu “baik” sampai terbukti sebaliknya : namun, tidak juga berlaku mempercayai seseorang 13) Kekuatan Pribadi yakin yang dapat menghadapi segala tantangan dan hidup sesuai dengan pilihan. 2.3 Kecerdasan Spiriitual (SQ) 2.3.1 Pengertian Kecerdasan Spiritual Berangkat dari pandangan bahwa sehebat apapun manusia dengan kecerdasan intelektual maupun kecerdasan emosionalnyan, pada saat-saat tertentu, melalui pertimbangan fungsi afektif, kognitif, dan konatifnya manusia akan menyakini dan menerima tanpa keraguan bahwa diluar dirinya ada sesuatu kekuatan yang maha Agung yang melebihi apapun, termasuk dirinya penghayatan seperti itu menurut Zakiah Darajat (1970) disebut sebagai pengalaman keagamaan (Religious Experience) Brightman (1956) menjelaskan bahwa penghayatan keagamaan tidak hanya sampai kepada pengakuan atas keberadaan-Nya, namun juga mengaku-Nya sebagai sumber nilai-nilai luhur yang abadi yang mengatur tata kehidupan alam semesta raya ini. Oleh karena itu, manusia akan tunduk dan berupaya untuk mematuhinya dengan penuh kesadaran dan disertai penyerahan diri dalam bentuk ritual tertentu, baik secara individual maupun kolektif, secara simbodik maupun dalam bentuk nyata kehidupan sehari-hari. Temuan ilmiah yang digagas oleh Danah Zohar dan Ian Marshall, dan riset yang dilakukan oleh Mishael Persinger pada tahun 1990-an, serta riset yang dikembangkan oleh V.S Ramachandran pada tahun 1997 menemukan adanya God Spot dalam otak manusia, yang sudah secara built-in merupakan pusat spiritual yang terletak diantara jaringan syaraf dan otak. Pada God Spot inilah sebenarnya terdapat fitrah manusia yang terdalam. Kajian tentang God Spot inilah pada gilirannya melahirkan konsep kecerdasan spiritual, yakni suatu kemampuan manusia yang berkenaan dengan usaha memberikan penghayatan bagaimana agar hidup ini lebih bermakna. Dengan istilah yang disebut Spiritual Quotient (SQ). Kecerdasan Spiritual (SQ) adalah kecerdasan untuk mengdahapi persoalan makna atau value, yaitu kecerdasan untuk menempatkan perilaku dan hidup kita dalam konteks makna yang lebih luas dan kaya kecerdasan untuk menilai bahwa tindakan atau jalan hidup seseorang lebih bermakna dibandingkan dengan yang lain.
  • 10. 2.3.2 Karakteristik Kecerdasan Spiritual (SQ) Jika anak balita memiliki SQ paling tinggi, dia jujur mengungkapkan sesuatu berdasarkan apa yang ada di tolak hatinya. Bila tak suka, anak balita akan bilang tak suka, tak memanipulasi jawabannya. Sejalan bertambahya usia, SQ akan menurun, karenanya orang tua harus terus mengajarkan anak untuk mengembangkan SQ-nya, misal mengajarjan anak bahwa kakak menolong adik bukan karena kewajibannya sebagai kakak semata, namun dilandasi kasih sayang pada adik. 2.3.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kecerdasan Spiritual (SQ) Kecerdasan spiritual (SQ) secara umum dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu keyakinan dalam diri, potensi diri, dan kemauan dari diri tersebut. Selain faktor- faktor tersebut peran keluarga dalam membentuk dan meningkatkan serta membina kecerdasan spiritual ini sangat dibutuhkan. Apa yang keluarga tunjukan setiap harinya akan membentuk pribadi anak tersebut. Kondisi yang mendukung seorang anak dalam keluarga akan membuat kecerdasan spiritualnya terbentuk dan terbina dengan baik. 2.3.4 Peranan Kecerdasan Spiritual (SQ) dalam Kehidupan Menurut Zohar dan Marshal, Kecerdasan Spiritual (SQ) penting dalam kehidupan. Ia menjelaskan bahwa seseorang yang SQ nya tinggi cenderung menjadi pemimpin yang penuh pengabdian, yaitu seorang yang bertanggung jawab untuk membawakan visi dan nilai yang lebih tinggi terhadap orang lain. Ia dapat memberikan inspirasi terhadap orang lain.penjelasan ini juga berlaku terhadap keluarga dimana kecerdasan ini sangat penting dalam membangun karakter manusia yaitu anggota keluarga yang mengilhami orang disekitarnya, dan meciptakan pribadi utuh yang mampu bertindak bijaksana sehingga dalam keluarga tadi tercipta suatu kesinambungan. Mengenai karakter manusia yang mengilhami dan memberikan pengaruh positif berdasarkan visi dan prinsip yang lebih tinggi ini covey menerangkan bahwa kemenangan publik di mulai dengan kemenangan pribadi. Tempat untuk membangun hubungan apapun adalah di dalam diri sendiri, dalam lingkungan pengaruh dan karakter. Setiap pribadi yang menjadi mandiri, proaktif, berpusat pada prinsip yang benar, digerakkan oleh nilai dan mampu mengaplikasikan integritas, maka ia pun dapat membangun hubungan saling tergantung, kaya, langgeng dan sangat produktif dengan orang lain. Kecerdasan spiritual mampu mengungkapkan yang abadi, yang asasi, yang spiritual, yang fitrah dalam struktur kecerdasan manusia. Kecerdasan spiritual juga mampu membimbing kecerdasan lain berdasarkan prinsip yang hakiki untuk membuat kita lebih arif, lebih bijaksana dari dalam keluar sehingga membuat manusia dapat lebih benar, lebih sempurna, lebih efektif. Lebih bahagia dan menyikapi sesuatu dengan lebih jerih sesuai dengan bimbingan nurani yang luhur dalam keseluruhan hidupnya. Dengan kecerdasan spiritual pribadi akan memiliki pribadi utuh dan berpusat pada prinsip yang benar. Apabila tindakan didasari dibimbing oleh yang benar maka tindakan ucapan, dan sikapnya menjadi bijaksana dan penuh kebaikan.Individu yang mampu mengembangkan kecerdasan spiritual akan memiliki prinsip dan cara
  • 11. pandang yang realistis, mampu menyatukan keragaman, mampu memaknai, dan menstranformasikan kesulitan menjadi medan penyempurnaan dan pendidikan spiritual yang lebih tajam dan matang. 2.4 Hubungan Antara IQ, EQ dan SQ Daniel Goleman dalam bukunya yang berjudul Emotional Intellience menjelaskan bahwa kunci sukses seseorag ternyata tidak hanya disebabkan tingginya IQ (Inteligence Quotion) saja, ada faktor lain yang dapat membawa seseorang menuju kesuksesan, yaitu EQ ( Emotional Quotionale) atau kecerdasan emosional. Di dalam buku itu diceritakan yang pada intinya bahwa ada percobaan yang dilakukan terhadap anak kecil, dimana untuk mendapatkan sebuah kue yang enak, seorang anak harus berusaha dan menunggu terlebih dahulu. Dari sekitar banyak anak, terdapat sedikit sekali yang akhirnya yang mendapat kue itu setelah berusaha dan menunggu. Seiring dengan berjalannya waktu, ternyata anak-anak yang sabar ini meraih kesuksesan lebih dibanding teman-temannya yang lain, setelah beberapa pengkajian dan penelitian lebih dalam, para penelitipun berkesimpulan bahwa kecerdasan emosionalnya yang dimiliki oleh seseorang menjadi kunci dalam keberhasilan seseorang. Dewasa ini, ada perkembangan terbaru dalam menentukan faktor kunci keberhasilan seseorang, yaitu Spiritual Quation (SQ). Teori ini berkembang setelah didapat banyak orang- orang yang sukses ternyata mempunyai rohani yang kering. Mereka kehausan spiritual, setelah mendapatkan apa yang mereka impikan bahkan apa yang semua di dunia ini impikan, yaitu kekayaan berlimpah, ketenaran, kekuasaan, kedudukan yang tinggi. Mobil-mobil lux mereka berjejer rapi di dalam rumah bak istana yang megah dan luas. Tetapi justru disitulah mereka menemuka neraka di dalamnya, suami dan istri yang bertikasi sepanjang hari, anak- anak yang berbius oleh dunia kelamnya. Tidak ada kedamaian di saat yang ada hayalah detik- detik penantian menuju kehancuran penghuninya. Oleh karena itu selai IQ dan EQ yang tinggi, dibutuhkan lain apa yang dinamakan kecerdasan spiritual (QS). Selain itu, Ary Ginanjar Agustian seorang dosen, pengusaha, dan penulis buku Emotional dan Spiritual Quotient (ESQ) dan ESQ power yang terkenal dengan pemikirannya yang diberi nama ESQ, sebuah pemikiran yang menguak adanya kolerasi yang sangat kuat antara dunia usaha, profesionalisme dan manajemen modern, dalam hubungannya dengan intisari al-Islam : rukun Islam dan rukun Iman. Menurut, IQ terletak pada fungsi otak neocortex , EQ terletak pada fungsi otak lymbic system, sedangkan SQ pada fungsi otak godsport atau terletak pada temporallobe. Penemuan IQ, EQ dan SQ menjadi syarat ilmiah bahwa kecerdasan spiritual sudah ada dalam fungsi neroscience otak manusia. Namun kecerdasan intelektual saja tak cukup, masih dibutuhkan apa yang disebut EQ, EQ menunjukkan bukti bahwa sangat berperan penting didalam keberhasilan kita. Sebuah lembaga pernah membuat penelihan. Mereka melihat data bank raksasa bernama EQ inventory. Di sini dikumpulkan data-data seluruh orang sukses di mula bumi. Hasilnya, ditemukan bukti bahwa kecerdasan intelektual hanya 6% membawa keberhasilan, bahkan maksimum hanya 20 %.
  • 12. 2.5 Penerapan IQ, EQ da SQ Dalam Kehidupan IQ, EQ dan SQ bisa digunakan dalam mengambil keputusan tentang hidup kita. Seperti yang kita alami setiap hari, keputusan yang kita buat, berasal dari proses : 1. Merumuskan keputusan atau eksekusi 2. Menjalankan keputusan atau eksekusi 3. Menyikapi keputusan atau eksekusi Rumusan keputusan itu seharusnya didasarkan pada fakta yang kita termuka di lapangan (apa yang terjadi) bukan berdasarkan pada kebiasaan atau preferensi pribadi suka atau tidak suka. Kita bisa menggunakan IQ yang menonjolkan kemampuan logika berpikir untuk menemukan fakta obyektif, akurat, dan untuk memprediksi resiko, melihat konsekuensi dari setiap pilihan keputusan yang ada. Rencana keputusan yang hendak diambil merupakan hasil dari penyaringan logika, juga tidak bisa begitu saja diterapkan, semata-mata demi kepentingan dan keuntungan diri kita sendiri. Bagaimanapun, kita hidup bersama dan dalam proses interaksi yang konstan dengan oran lain. Oleh sebab itu, salah satu kemampuan EQ yaitu kemampuan memahami (empati) kebutuhan dan perasaan orang lain menjadi faktor penting dalam membimbing dan memutuskan. Banyak fakta dan dinamika dalam hidup ini, yang harus dipertimbangkan, sehingga kita tidak bisa menggunakan rumus logika matematis untung rugi. Kita pun sering menjumpai kenyataan bahwa faktor human tosch turut mempengaruhi penerimaan atau pendakan seseorang terhadap kita-salah satu contoh kongkrit di Indonesia budaya “kekurangan” sangat ketal mendominasi dan mempengaruhi perjanjian bisnis atau bahkan penyelesaian konflik.
  • 13. BAB III. PENUTUP 3.1 Kesimpulan IQ merupakan kecerdasan untuk melakukan kemampuan menalar, merencanakan masalah, berpikir abstrak, memahami gagasan, menggunakan bahasa, dan belajar. EQ merupakan kemampuan untuk menyikapi pengetahuan emosional dalam bentuk menerima, memahami dan mengelolanya. Sedangkan SQ merupakan kemampuan manusia yang berkenaan dengan usaha memberikan penghayatan bagaimana agar hidup lebih bermakna. IQ, EQ dan SQ adalah perangkat yang bekerja dalam satu kesatuan sistem yang saling terkait didalam diri kita. Ketiganya sangat diperlukan dalam menentukan kesuksesan seseorang. IQ saja tidak akan cukup tanpa dibarengi dengan EQ dan SQ. 3.2 Saran-Saran – Hendaknya kita memahami lebih dalam tentang pengertian, karakteristik, faktor dan peran IQ, EQ dan SQ. – Hendaknya kita memahami hubungan IQ, EQ dan SQ. – Hendaknya kita menerapkan IQ, EQ dan SQ dalam kehidupan.