Makalah ini membahas tentang anak talented, meliputi pengertian anak talented, karakteristiknya, faktor yang mempengaruhi bakat, usaha guru dan orang tua dalam mengembangkan bakat, serta perbedaan antara anak gifted dan talented.
Dokumen tersebut membahas tentang keberbakatan, yang didefinisikan sebagai kemampuan intelektual atau kecerdasan yang jauh di atas rata-rata pada bidang tertentu seperti musik, matematika, atau olahraga. Keberbakatan dapat muncul sejak dini melalui alertness, keingintahuan yang kuat, dan perkembangan cepat. Anak berbakatan mungkin mengalami kesulitan belajar jika gaya belajarnya tidak sesuai
Intelegensi dan Kreativitas Pada PsikologiWidiastutiwiwi
Dokumen tersebut membahas tentang intelegensi dan kreativitas. Intelegensi didefinisikan sebagai kecerdasan yang dipengaruhi faktor genetik dan lingkungan, serta dapat mengalami gangguan seperti retardasi mental dan demensia. Sedangkan kreativitas adalah kemampuan untuk mencipta ide baru yang terdiri atas beberapa fase dan dipengaruhi faktor intrinsik maupun ekstrinsik. Intelegensi dan kreativitas saling terkait tan
Buku saku ini membahas identifikasi dan pengembangan anak berbakat. Ia menjelaskan teori-teori keberbakatan seperti model triadik Renzulli dan karakteristik anak berbakat seperti kemampuan tinggi, kreativitas, dan komitmen tugas. Buku ini juga menyarankan model-model pengembangan kurikulum dan langkah-langkah identifikasi anak berbakat melalui tes, nominasi, dan pengamatan prestasi akademik.
Makalah ini membahas tentang anak talented, meliputi pengertian anak talented, karakteristiknya, faktor yang mempengaruhi bakat, usaha guru dan orang tua dalam mengembangkan bakat, serta perbedaan antara anak gifted dan talented.
Dokumen tersebut membahas tentang keberbakatan, yang didefinisikan sebagai kemampuan intelektual atau kecerdasan yang jauh di atas rata-rata pada bidang tertentu seperti musik, matematika, atau olahraga. Keberbakatan dapat muncul sejak dini melalui alertness, keingintahuan yang kuat, dan perkembangan cepat. Anak berbakatan mungkin mengalami kesulitan belajar jika gaya belajarnya tidak sesuai
Intelegensi dan Kreativitas Pada PsikologiWidiastutiwiwi
Dokumen tersebut membahas tentang intelegensi dan kreativitas. Intelegensi didefinisikan sebagai kecerdasan yang dipengaruhi faktor genetik dan lingkungan, serta dapat mengalami gangguan seperti retardasi mental dan demensia. Sedangkan kreativitas adalah kemampuan untuk mencipta ide baru yang terdiri atas beberapa fase dan dipengaruhi faktor intrinsik maupun ekstrinsik. Intelegensi dan kreativitas saling terkait tan
Buku saku ini membahas identifikasi dan pengembangan anak berbakat. Ia menjelaskan teori-teori keberbakatan seperti model triadik Renzulli dan karakteristik anak berbakat seperti kemampuan tinggi, kreativitas, dan komitmen tugas. Buku ini juga menyarankan model-model pengembangan kurikulum dan langkah-langkah identifikasi anak berbakat melalui tes, nominasi, dan pengamatan prestasi akademik.
Kecerdasan majemuk scara umum dan penerapanyaRama Risky
Dokumen tersebut membahas tentang kecerdasan majemuk menurut teori Howard Gardner. Teori ini menyatakan bahwa setiap orang memiliki delapan jenis kecerdasan yaitu linguistik, logika-matematika, musikal, spasial, kinestetik, interpersonal, intrapersonal, dan naturalis. Dokumen tersebut juga menjelaskan bagaimana delapan kecerdasan tersebut dapat dikembangkan dan diterapkan pada bidang sains, seni, serta
Dokumen tersebut membahas tentang kecerdasan pada manusia dan komputer. Secara singkat, dibahas definisi kecerdasan menurut beberapa tokoh, teori-teori kecerdasan seperti teori faktor, struktural intelektual, kognitif, dan kecerdasan majemuk. Kemudian dibahas indikator perilaku cerdas dan karakteristiknya, serta kecerdasan pada manusia dan komputer beserta fungsinya.
Teori kecerdasan majemuk menyatakan bahwa setiap individu memiliki delapan jenis kecerdasan yang berbeda, yaitu linguistik, logis-matematis, spasial, musikal, kinestetik, interpersonal, intrapersonal, dan naturalistik. Teori ini dikembangkan oleh Howard Gardner pada 1970-1980an berdasarkan bukti bahwa individu dapat menonjol dalam berbagai domain seperti catur, musik, olahraga, politik, dan kewiraus
Teks tersebut membahas tiga jenis kecerdasan yaitu IQ (Intelligence Quotient/Kecerdasan Intelektual), EQ (Emotional Quotient/Kecerdasan Emosi), dan SQ (Spiritual Quotient/Kecerdasan Spiritual). IQ berkaitan dengan kemampuan kognitif seperti logika dan penyelesaian masalah, EQ berkaitan dengan kemampuan mengendalikan emosi dan hubungan antarpersonal, sedangkan SQ berkaitan dengan nilai-nilai
Dokumen tersebut membahas tentang inteligensi pada manusia. Inteligensi adalah kemampuan manusia untuk beradaptasi dengan lingkungan secara mental, yang membedakan manusia dengan makhluk lain. Inteligensi melibatkan kemampuan untuk mengklasifikasi pola, belajar, berpikir deduktif dan induktif, mengembangkan konsep, serta memahami. Dokumen tersebut juga membahas definisi inteligensi menurut para ahli, faktor
Makalah ini membahas tentang kecerdasan majemuk menurut Howard Gardner. Ada tiga poin utama yang diangkat, yaitu: 1) pengertian kecerdasan majemuk adalah kemampuan untuk memecahkan masalah atau menciptakan produk bernilai dalam budaya tertentu, 2) terdapat 10 jenis kecerdasan majemuk, dan 3) faktor-faktor lingkungan seperti dukungan orang tua dan guru berperan dalam pengembangan kecerdas
Dokumen tersebut membahas tentang ciri-ciri dan perkembangan kanak-kanak pintar cerdas, berbakat, dan kreatif. Ia menjelaskan definisi konsep-konsep tersebut, ciri-ciri fizikal, sosial, dan emosi kanak-kanak yang unggul, serta teori-teori perkembangan yang relevan.
Dokumen tersebut membahas tentang konsep kecerdasan yang mencakup pengertian, jenis-jenis, dan aspek-aspek kecerdasan intelektual dan emosional menurut para ahli."
Teks tersebut membahas tentang intelegensi, bakat, dan kreativitas. Intelegensi didefinisikan sebagai kemampuan mental untuk berfikir secara rasional dan menyesuaikan diri dengan lingkungan. Bakat adalah kecakapan yang dimiliki sejak lahir untuk melakukan sesuatu, yang tergantung pada faktor internal dan eksternal. Kreativitas adalah kemampuan untuk menciptakan ide atau karya baru melalui kombinasi pen
Dokumen tersebut membahas tentang pendahuluan mengenai pendidikan anak berbakat. Secara singkat, dokumen tersebut menjelaskan bahwa (1) setiap individu memiliki karakteristik yang berbeda dan perlu dipahami, (2) sejarah perhatian terhadap pendidikan anak berbakat, dan (3) tujuan pendidikan khusus untuk anak berbakat agar potensi mereka dapat berkembang secara optimal.
This document provides an overview and agenda for a CollabNet TeamForge 16.7 presentation. The presentation covers the new features in 16.7 including license changes, methodology and tools for source code management, extensibility, and a sneak peek at development. It concludes with thanks from the presenter.
Kecerdasan majemuk scara umum dan penerapanyaRama Risky
Dokumen tersebut membahas tentang kecerdasan majemuk menurut teori Howard Gardner. Teori ini menyatakan bahwa setiap orang memiliki delapan jenis kecerdasan yaitu linguistik, logika-matematika, musikal, spasial, kinestetik, interpersonal, intrapersonal, dan naturalis. Dokumen tersebut juga menjelaskan bagaimana delapan kecerdasan tersebut dapat dikembangkan dan diterapkan pada bidang sains, seni, serta
Dokumen tersebut membahas tentang kecerdasan pada manusia dan komputer. Secara singkat, dibahas definisi kecerdasan menurut beberapa tokoh, teori-teori kecerdasan seperti teori faktor, struktural intelektual, kognitif, dan kecerdasan majemuk. Kemudian dibahas indikator perilaku cerdas dan karakteristiknya, serta kecerdasan pada manusia dan komputer beserta fungsinya.
Teori kecerdasan majemuk menyatakan bahwa setiap individu memiliki delapan jenis kecerdasan yang berbeda, yaitu linguistik, logis-matematis, spasial, musikal, kinestetik, interpersonal, intrapersonal, dan naturalistik. Teori ini dikembangkan oleh Howard Gardner pada 1970-1980an berdasarkan bukti bahwa individu dapat menonjol dalam berbagai domain seperti catur, musik, olahraga, politik, dan kewiraus
Teks tersebut membahas tiga jenis kecerdasan yaitu IQ (Intelligence Quotient/Kecerdasan Intelektual), EQ (Emotional Quotient/Kecerdasan Emosi), dan SQ (Spiritual Quotient/Kecerdasan Spiritual). IQ berkaitan dengan kemampuan kognitif seperti logika dan penyelesaian masalah, EQ berkaitan dengan kemampuan mengendalikan emosi dan hubungan antarpersonal, sedangkan SQ berkaitan dengan nilai-nilai
Dokumen tersebut membahas tentang inteligensi pada manusia. Inteligensi adalah kemampuan manusia untuk beradaptasi dengan lingkungan secara mental, yang membedakan manusia dengan makhluk lain. Inteligensi melibatkan kemampuan untuk mengklasifikasi pola, belajar, berpikir deduktif dan induktif, mengembangkan konsep, serta memahami. Dokumen tersebut juga membahas definisi inteligensi menurut para ahli, faktor
Makalah ini membahas tentang kecerdasan majemuk menurut Howard Gardner. Ada tiga poin utama yang diangkat, yaitu: 1) pengertian kecerdasan majemuk adalah kemampuan untuk memecahkan masalah atau menciptakan produk bernilai dalam budaya tertentu, 2) terdapat 10 jenis kecerdasan majemuk, dan 3) faktor-faktor lingkungan seperti dukungan orang tua dan guru berperan dalam pengembangan kecerdas
Dokumen tersebut membahas tentang ciri-ciri dan perkembangan kanak-kanak pintar cerdas, berbakat, dan kreatif. Ia menjelaskan definisi konsep-konsep tersebut, ciri-ciri fizikal, sosial, dan emosi kanak-kanak yang unggul, serta teori-teori perkembangan yang relevan.
Dokumen tersebut membahas tentang konsep kecerdasan yang mencakup pengertian, jenis-jenis, dan aspek-aspek kecerdasan intelektual dan emosional menurut para ahli."
Teks tersebut membahas tentang intelegensi, bakat, dan kreativitas. Intelegensi didefinisikan sebagai kemampuan mental untuk berfikir secara rasional dan menyesuaikan diri dengan lingkungan. Bakat adalah kecakapan yang dimiliki sejak lahir untuk melakukan sesuatu, yang tergantung pada faktor internal dan eksternal. Kreativitas adalah kemampuan untuk menciptakan ide atau karya baru melalui kombinasi pen
Dokumen tersebut membahas tentang pendahuluan mengenai pendidikan anak berbakat. Secara singkat, dokumen tersebut menjelaskan bahwa (1) setiap individu memiliki karakteristik yang berbeda dan perlu dipahami, (2) sejarah perhatian terhadap pendidikan anak berbakat, dan (3) tujuan pendidikan khusus untuk anak berbakat agar potensi mereka dapat berkembang secara optimal.
This document provides an overview and agenda for a CollabNet TeamForge 16.7 presentation. The presentation covers the new features in 16.7 including license changes, methodology and tools for source code management, extensibility, and a sneak peek at development. It concludes with thanks from the presenter.
Agile Upstream and Downstream Webinar - EnglishCollabNet
Enterprises continue to struggle with scaling agile planning across their varied development teams. As the chart above shows less than 20% have been able to scale agile planning. Still further, only 13% of workgroups have connected their upfront agile planning to their subsequent software development and delivery tools and practices. This leads to isolated high performing teams doing great work, but the enterprise continuing to struggle with the overall delivery of projects and products on time.
This webinar will show you CollabNet’s unique ability to bring these upstream and downstream practices together in a consistent repeatable manner, providing teams the ability to trace not only the work but the output of the work throughout the lifecycle and share that information with the business stakeholders.
Key Takeaways:
Understand the difference between agile upstream and agile downstream.
How CollabNet’s TeamForge platform can link together upstream and downstream agile.
Best practices for scaling agile development upstream and downstream across the enterprise.
How to gain visibility across the enterprise on how these teams are doing and how they can best collaborate with one another.
Windows Live Movie Maker allows users to edit videos, photos, and audio into movie presentations. It has a timeline stage to arrange media clips, a preview pane to view the project, and editing panels to control settings and effects. The document provides step-by-step instructions on how to import media, trim and split clips, add transitions, titles, music and narration, and export the finished movie.
This document provides guidelines for optimizing LTE radio frequency (RF) networks. It describes the network optimization process, including single site verification and RF optimization. RF optimization aims to control pilot pollution while optimizing coverage, signal quality, and handover success rates. The document discusses LTE RF optimization objectives such as RSRP, SINR, and handover success rate. It also covers troubleshooting coverage issues like weak coverage, lack of a dominant cell, and cross coverage. Optimization methods include adjusting antenna parameters, transmit power, and network configuration parameters.
This document provides a comprehensive survey of videoblogging (vlogging) technology. It begins by discussing the evolution of blogging from text to incorporating audio and video. Vlogging has grown tremendously in recent years due to widespread digital media creation and sharing sites like YouTube. The document then examines the key aspects of vlogging technology, including the vlog lifecycle of producing, posting, and archiving videos. It also categorizes different genres of vlogs. The rest of the document reviews current vlogging tools and infrastructure, envisions future technological directions, discusses opportunities for research, and potential applications like video advertising.
CollabNet TeamForge® is the industry’s most complete open Application Lifecycle Management (ALM) platform that enables and streamlines enterprise adoption of the most popular open source development tools. With TeamForge®, enterprise development organizations can accelerate application development and delivery by connecting teams, tools of their choice, and flexible processes with complete end-to-end traceability and reporting. TeamForge® enables companies to gain strategic value from Agile, Continuous Delivery, and DevOps initiatives.
TeamForge® 8.0 is a significant new release that introduces a modern new user interface along with a host of new first-class capabilities for the enterprise. Join Kartik Raghavan- SVP of WW Engineering, Operations & Support at CollabNet- for an overview and live demo of TeamForge® 8.0.
The document discusses CollabNet TeamForge 16.7, including its new features and capabilities. It provides an overview of TeamForge's support for software delivery and development processes. Key additions in 16.7 include improved process and methodology support, source code management, extensibility through additional integration partners, and new licensing options. A sneak peek is also provided on controlling tool interactions in the development pipeline.
The document discusses hybrid development and how organizations can thrive in an era of disruption and disconnected development. It introduces CollabNet as a company that provides open Agile tools and has helped transform hundreds of large organizations. The presentation then covers how bimodal development addresses both traditional and exploratory modes of development, and how an open ALM platform like TeamForge can provide visibility, collaboration, and repeatable processes for hybrid development across organizations.
Expedite Enterprise Software Development with JIRA®, TeamForge® SCM, and JenkinsCollabNet
Effectively connecting planning and tracking with source code management and CI helps speed up development, simplify root-cause analysis, and improve quality. The extent to which enterprises realize these benefits, however, depends on the merits of the tools they use.
Attend this CollabNet webinar to achieve the following:
1. Assess different source code-management options for JIRA, including Atlassian, third-party commercial, and open source tools
2. Learn how to boost global development teams’ productivity while maintaining centralized visibility, control, and compliance using TeamForge SCM, JIRA, and Jenkins.
3. See TeamForge SCM capabilities and its integration with JIRA and Jenkins in action.
In this webinar, CollabNet shares its codified Blueprint for Enterprise Agility, resulting from over a decade of working with industry leading enterprises on hundreds of large scale development projects across a wide range of industries. Join Senior Director Kevin Hancock as he shares the 5 steps that have proven to be the essential elements to attaining enterprise agility. This approach has proven to be flexible enough to meet the needs of the diverse development processes, point tools, and application frameworks and deployment clouds required by the broad needs of the enterprise.
Achieving DevOps using Open Source Tools in the EnterpriseCollabNet
Join Tech Mahindra and CollabNet to learn how you can deliver business value more quickly with higher quality using Tech Mahindra ADOPT (Agile DevOps Process Transformation), an offering for enterprise software development teams built and delivered on the CollabNet TeamForge framework for open source tools.
The document describes a case study of CollabNet implementing a CI-as-a-Service solution for a large financial services company with over 4000 users across 100 teams developing over 150 applications using multiple technologies. The solution involved provisioning Jenkins servers on demand using Lab Management, integrating tools like TeamForge, Subversion, Nexus and SonarQube on a common platform to provide standardized CI tooling and processes managed by a dedicated build engineer. This helped establish a collaborative development culture, improve productivity and reduce costs.
Makalah ini membahas tentang kecerdasan logika matematika pada anak dan cara mengasahnya sejak dini. Terdapat delapan jenis kecerdasan menurut teori Gardner yaitu linguistik, logika matematis, visual-spasial, kinestetik, interpersonal, intrapersonal, musikal dan naturalis. Kecerdasan anak dipengaruhi faktor bawaan, lingkungan dan stimulasi. Orang tua berperan penting dalam menciptakan lingkungan yang mendukung
Dokumen tersebut membahasakan pengenalan kursus KBC 3023 Perkembangan Fizikal, Emosi dan Sosial Kanak-Kanak Pintar Cerdas. Ia juga memberikan definisi pintar cerdas, perkembangan fizikal, emosi, dan sosial menurut beberapa tokoh. Dokumen tersebut juga membincangkan teori-teori yang berkaitan dengan perkembangan fizikal, emosi, dan sosial kanak-kanak.
Dokumen tersebut membahasakan pengenalan kursus KBC 3023 Perkembangan Fizikal, Emosi dan Sosial Kanak-Kanak Pintar Cerdas. Ia juga memberikan definisi pintar cerdas, perkembangan fizikal, emosi, dan sosial menurut beberapa tokoh. Dokumen tersebut juga membincangkan teori-teori yang berkaitan dengan perkembangan fizikal, emosi, dan sosial kanak-kanak.
Dokumen tersebut membahas tentang kecerdasan dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Kecerdasan dijelaskan sebagai kemampuan beradaptasi dan menggunakan kemampuan seperti berfikir, memecahkan masalah, dan berkomunikasi. Dokumen tersebut juga menjelaskan delapan jenis kecerdasan menurut pandangan Gardner beserta contoh pekerjaan yang terkait.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas berbagai teori tentang kecerdasan, mulai dari kecerdasan tunggal menurut Herrnstein dan Murray hingga kecerdasan majemuk menurut Howard Gardner.
2. Ada pendapat bahwa kecerdasan dipengaruhi genetik orang tua, namun ada pula pendapat bahwa kecerdasan dapat dikembangkan.
3. Teori kecerdasan majemuk menurut Gardner memberikan pandangan
Multiple Intelligences: The Theory in Practice Intelligenceabdulkadirsiompu
teori multiple intelligences mulai diterima dalam dunia pendidikan karena dianggaplebih melayani semua kecerdasan yang dimiliki anak. Konsep MI menjadikan pendidik lebiharif melihat perbedaan, dan menjadikan anak merasa lebih diterima dan dilayani. Konsep ini“menghapus” mitos anak cerdas dan tidak cerdas, karena menurut konsep ini, semua anakhakikatnya cerdas.
MEMFASILITASI KECERDASAN PESERTA DIDIK MELALUI PEMBELAJARANTika Nafisah
Materi ini diperuntukan untuk mahasiswa yang sedang berada di semester I. Maka dari itu saya membagi ini kepada semu yang membutuhkan. semoga bermanfaat.
Artikel ini membahas hubungan antara kecerdasan dominan siswa dengan strategi pembelajaran. Kecerdasan dominan adalah kecerdasan tertinggi yang dimiliki siswa. Strategi pembelajaran harus disesuaikan dengan kecerdasan dominan masing-masing siswa agar siswa dapat berkembang secara optimal. Guru perlu menggunakan berbagai strategi untuk mengembangkan seluruh kecerdasan siswa.
Dokumen tersebut membahas tentang konsep intelegensia dan kreativitas. Intelegensia didefinisikan sebagai kemampuan untuk bertindak secara terarah, berpikir secara rasional, dan menghadapi lingkungan secara efektif. Kreativitas adalah kemampuan untuk memecahkan masalah dengan menciptakan ide-ide baru. Faktor-faktor seperti hereditas, lingkungan, dan pendidikan dapat mempengaruhi tingkat intelegens
Dokumen tersebut membahas tentang perkembangan intelegensi remaja, meliputi pengertian intelegensi menurut beberapa ahli, faktor-faktor yang mempengaruhinya, karakteristik perkembangannya pada masa remaja, hubungannya dengan hasil belajar, serta usaha orang tua dan guru dalam membantu perkembangannya.
2. Topik 1: Apa Itu Pintar Cerdas, Kreatif dan Berbakat?
Kanak-kanak yang pintar cerdas kebanyakannya mempunyai potensi yang tinggi
dalam perkembangan dan pertumbuhan jika dibandingkan dengan seseorang yang normal.
Pintar cerdas seringkali dikaitkan dengan seseorang yang mempunyai Intellectual Quotient
(IQ) yang tinggi iaitu berada pada tahap IQ 130 dan ke atas.
Kamus Dewan edisi keempat telah mengistilahkan pintar sebagai cekap, pandai,
banyak akal, cerdik, licin serta mahir dalam membuat sesuatu pekerjaan. Cerdas pula
membawa bermaksud sempurna akal, cerdik, pandai serta pintar. Menurut Kamus Dewan
edisi keempat, berbakat bermaksud mempunyai kebolehan semulajadi. Ini bermaksud kanak-
kanak yang mempunyai bakat merupakan seseorang yang mempunyai kebolehan yang ada
secara semulajadi.
Maryland telah mendefinisikan pelajar kreatif dan berbakat sebagai pelajar
pertengahan atau pelajar sekolah menengah yang telah dikenalpasti secara sah mempunyai
bakat dalam bidang seperti kebolehan intelektual umum, bakat spesifik dalam akademik
ataupun kreatif, seni visual dan seni tari (Bob Algonzine dan Jim Ysseldyke, 2006). Dalam
Kamus Dewan edisi keempat , kreatif pula bermaksud mempunyai kebolehan mencipta,
menghasilkan, dan mengembangkan sesuatu idea baru atau idea asli. Ini bermakna kanak-
kanak yang kreatif mampu menjana sesuatu idea yang baru berdasarkan kepada aplikasi ilmu
yang mereka pelajari.
Sternberg dan Kaufman mendifinisikan pintar cerdas sebagai satu kepintaran yang
lebih berfokus kepada kebolehan mengadaptasi, membentuk dan memilih keadaan yang
menjurus kepada sesuatu maklumat. Individu yang pintar cerdas boleh mengenalpasti
kelemahan dan kelebihan mereka sendiri malah mereka menentukan cara yang sesuai
menggunakan kelebihan mereka serta meminimumkan kelemahan mereka.
Howard Gardner pula mendifinisikan kecerdasan sebagai satu cara memproses
maklumat dan juga cara berfikir. Beliau juga berpendapat bahawa kecerdasan merupakan
hasil atau produk daripada interaksi antara genetik dan persekitaran yang perlu berada
bersama bagi memberi hasil sebenar kepada kecerdasan. Beliau menakrif seseorang itu
sebagai seorang yang pintar cerdas apabila mematuhi lapan kriteria khusus berikut.
1. Potensi pengasingan oleh kerosakan otak
2. Kewujudan golongan individu luar biasa
3. 3. Operasi teras yang boleh dikenalpasti
4. Sejarah perkembangan yang khusus bersama dengan prestasi yang menggalakan
5. Sejarah evolusi dan evolusi yang boleh diterima akal
6. Disokong dari kajian psikologi
7. Disokong oleh penemuan psikometrik
8. Kerentanan untuk mengekod sistem symbol
Beliau turut berpendapat bahawa kecerdasan seseorang itu tidak sama seperti cara berfikir
yang cenderung untuk kekal konsisten dan tidak berkaitan dengan jenis maklumat yang akan
diproses ( Sousa D.A. , 2003).
Jika mengikut pandangan kajian Jane Piirto (1999), ramai orang yang telah ditanya
sebagai responden setuju bahawa terdapat tiga aspek berkaitan pintar cerdas. Aspek yang
pertama ialah kebolehan menyelesaikan masalah yang praktikal yang mana mereka akan
melihat masalah itu dari pelbagai sudut, memberi sebab-sebab yang logik dan dengan fikiran
yang terbuka. Aspek yang kedua pula ialah kebolehan lisan (boleh menangani sesuatu topik
perbualan dengan baik, membaca dengan kerap dan baik). Pintar cerdas juga boleh dilihat
dari aspek sosial (memahami konsep sosial, mengakui kesalahan yang telah dilakukan,
mempunyai minat yang umum kepada dunia).
Walaubagaimanapun, di dalam penulisan Margaret Sutherland (2008) ada mengulas
bahawa pelabelan seseorang kanak-kanak sebagai pintar cerdas sememangnya sesuatu yang
baik. Walaupun begitu, menjadi kanak-kanak yang pintar cerdas yang memiliki kecerdasan
bermaksud kanak-kanak itu perlu mahir dalam sesuatu perkara yang juga membawa maksud
mereka itu sentiasa berkebolehan melakukan semua perkara yang dilakukannya.
Menurut Moira Thomson (2006) pula, di New Zealand mendefinisikan pintar cerdas
dalam terma bersifat pembelajaran yang menunjukan kebolehan yang luar biasa dalam
mencapai prestasi yang menyerlah. Tiada definisi yang spesifik dan khusus yang dapat
dinyatakan terhadap kecerdasan tetapi banyak buku panduan telah diterbitkan, dan
kebanyakan sekolah membina definisi mereka sendiri berdasarkan kepada prinsip yang
dinyatakan di kebanyakan buku yang diterbitkan. Kebanyakan guru juga bersetuju bahawa
kanak-kanak yang pintar cerdas adalah individu yang memerlukan perancangan aktiviti yang
4. memerlukan tahap penguasaan pembelajaran yang tinggi dan diberi peluang yang luas dalam
kokurikulum bagi mengembangkan lagi kebolehan mereka.
Selain itu, terdapat juga definisi berdasrkan sekolah berkaitan dengan pintar cerdas.
menurut Jane Piirto (1999), terdapat dua definisi pintar cerdas berdasarkan sekolah iaitu
definisi kecerdasan berdasarkan sekolah yang lama dan juga definisi kecerdasan berdasarkan
sekolah yang baru. Di Amerika Syarikat menggunakan definisi Marland bagi mendefinisikan
kanak-kanak pintar cerdas berdasarkan sekolah yang lama yang menyatakan bahawa
kecerdasan seseorang yang pintar cerdas terbahagi kepada enam jenis kecerdasan iaitu (1)
intelektual, (2) akademik spesifik, (3) kreatif, (4) seni pertari dan visual, (5) kepimpinan dan
(6) psikomotor. Dalam definisi Marland, Public Law 91-230 telah mendefisikan seorang yang
pintar cerdas dan berbakat adalah golongan yang dikenali sebagai seseorang yang layak
secara professional yang secara kebajikannya mempunyai kebolehan yang terserlah.
Golongan seperti ini memerlukan program pembelajaran yang berbeza dengan/atau
perkhidmatan yang bertahap lebih tinggi berbanding dengan program-program yang
dianjurkan oleh sekolah untuk pelajar-pelajar normal yang biasa. Program yang khusus
adalah perlu bagi menyedari sumbangan mereka terhadap diri sendiri dan negara. Kanak-
kanak yang mempunyai pencapaian yang cemerlang termasuk individu yang berpotensi serta
berkebolehan dalam mana-mana enam bidang kecerdasan yang dinyatakan.
Bagi definisi kecerdasan berdasarkan sekolah yang baru pula mencadangkan
kecerdasan seorang kanak-kanak pintar cerdas berlaku dalam kalangan seluruh masyarakat
dalam pelbagai budaya dan tidak semestinya berpandukan keputusan peperiksaan semata-
mata, tetapi secara dilihat dalam kebolehan individu tersebut yang tinggi dalam intelektual,
kreatif dan artistik alam. Kecerdasan seseorang yang pintar cerdas juga diberi maksud
tambahan iaitu lebih kepada satu kebolehan yang matang jika dibandingkan dengan
kebolehan perkembangan (Jane Piirto, 1999).
Definisi berdasarkan sekolah mengikut kepada Moira Thomson (2006) manyatakan
bahawa pembelajaran seorang yang pintar cerdas dalam sekolah seharusnya dalam keadaan
yang sistematik untuk membentuk satu corak intervensi untuk membantu perkembangan
proses perkembanan bakat individu tersebut. Intervensi seperti ini tidak hanya bergantung
kepada arahan guru sahaja untuk mana-mana definisi yang tertentu trhadap pintar cerdas
tetapi memberi langkah berjaga-jaga yang mana sesetengah individu itu adalah sememangnya
pintar cerdas dan di situlah guru memainkan peranan untuk membantu perkembangan
5. mereka. sekolah seharusnya membina definisi kecerdasan yang; membenarkan
pengenalpastian kedua-dua potensi dan prestasi, dapat mengenalpasti bahawa individu
tersebut berkemungkinan pintar cerdas dalam satu atau lebih kecerdasan, memberi makna
pendekatan kepada kecerdasan pelbagai yang merangkumi kadar kebolehan yng luar biasa,
mengakui bahawa pintar cerdas dan berbakat menunjukan pengecualian dalam hubungan
dengan rakan sebaya yang berlatar belakang sama dan menyediakan peluang pembelajaran
yang berbeza untuk individu pintar cerdas, berbakat dan kreatif termasuklah untuk sokongan
sosial dan emosional.
Ciri-ciri pintar cerdas, kreatif dan berbakat
Walaupun seseorang kanak-kanak itu dikenali sebagai pintar cerdas, kreatif dan
berbakat, tetapi mereka tidaklah sentiasa berjaya dalam segala yang mereka lakukan.
Kecerdasan serta bakat yang mereka miliki adalah terhad kepada beberapa bidang yang
khusus sahaja. Kanak-kanak yang dilabelkan sebagai seorang yang pintar cerdas, kreatif dan
berbakat mempunyai ciri-ciri tertentu. Ciri-ciri mereka sebagai golongan pintar cerdas jelas
dapat dilihat dari aspek kognitif, akademik, fizikal, tingkah laku dan komunikasi.
Aspek Ciri-ciri
Kognitif (1) Ingatan yang kuat
(2) Tahap pemikiran tinggi
(3) Berminat kepada sesuatu yang kompleks dan mencabar minda
(4) Memproses maklumat dengan cepat
Akademik (1) Berprestasi tinggi dalam pencapaian
(2) Memahami dan mempelajari sesuatu yang kompleks dengan
mudah
(3) Berkebolehan dalam penyelesaikan masalah.
(4) Berkebolehan dalam menguasai banyak isi kandungan pelajaran
6. Fizikal (1) Kebolehan fizikal dan mental yang berbeza
Tingkah laku (1) Bersifat gigih serta berorientasikan matlamat
(2) Pengamatan yang luar biasa
(3) Rasa humor yang tinggi
(4) Sensitiviti yang tinggi daripada orang biasa
Komunikasi (1) Perbendaharaan kata yang betul digunakan semasa bertutur
(2) Penguasaan bahasa yang tinggi
Jadual 1: Ciri-ciri pintar cerdas
Masalah yang sering dialami kanak-kanak pintar cerdas
Ramai golongan masyarakat berpandangan bahawa seorang yang pintar cerdas
merupakan seorang yang sentiasa berjaya dalam segala yang mereka lakukan tanpa ada
sebarang masalah. Tetapi, hakikatnya golongan pintar cerdas ini mempunyai masalah mereka
sendiri. Masalah yang mereka hadapi boleh dilihat dari aspek kognitif. Kanak-kanak yang
pintar cerdas mudah berasa bosan dengan arahan yang mudah serta berulang kerana mereka
jemu dengan sesuatu yang mudah bagi mereka. Ini adalah kerana golongan pintar cerdas ini
sukakan perkara yang kompleks yang mencabar kebolehan mereka. Rakan-rakan sebaya
Mereka juga tidak mempunyai nilai kesabaran yang tinggi serta suka bertindak dengan
terburu-buru dalam melakukan sesuatu perkara.
Dalam akademik pula, mereka sememangnya sering mendapat keputusan yang
cemerlang. Kanak-kanak yang pintar cerdas cenderung untuk menyoal guru sewaktu di dalam
kelas sehingga keluar dari topik pengajaran malah menyebabkan rakan yang lain menjadi
keliru disamping menggangu proses pengajaran dan pembelajaran yang sedang dijalankan.
Oleh itu, kanak-kanak pintar cerdas seharusnya menjalani kurikulum yang berlainan daripada
kanak-kanak normal yang lain bagi mengelakan proses pembelajaran kanak-kanak yang lain
terganggu. Potensi yang tinggi yang ditunjukan mereka dalam akademik sudah semestinya
membuatkan para ibu bapa kanak-kanak tersebut berasa gembira dan bangga dan
7. menganggap mereka mampu menguasai semua matapelajaran yang kemudiannya akan
memberi tekanan kepada mereka. Kebolehan kanak-kanak yang pintar cerdas yang mampu
menyiapkan tugas lebih awal daripada rakan yang lain akan menyebabkan mereka berasa
bosan dan kemudiannya akan mengganggu rakan-rakan yang lain di dalam kelas. Walaupun
mereka sentiasa cemerlang dalam akademik tetapi kebanyakkan rakan-rakan disekeliling
selalunya akan menganggap golongan pintar cerdas ini menunjuk-nunjuk dengan kehebatan
mereka.
Kanak-kanak yang pintar kebanyakannya berkebolehan dalam bidang yang terhad
sahaja. Sebagai contoh, kebanyakkan kanak-kanak pintar cerdas yang mempunyai kecerdasan
dalam bidang matematik tidak dapat menguasai subjek yang lain dengan baik. Ini
menunjukan bahawa kebolehan yang mereka miliki selalunya hanya berfokus kepada satu
bidang sahaja. Dari segi tingkah laku pula, golongan ini sangat sensitif dan mudah
tersinggung apabila dikritik atau ditegur. Mereka amat mementingkan kesempurnaan dan
sentiasa ingin berjaya tetapi dari pandangan orang lain mereka ini dilihat sebagai seorang
yang degil. (Bob Algonzine dan Jim Ysseldyke, 2006).
Topik 2: Perkembangan Fizikal, Emosi Dan Sosial Kanak-Kanak Cerdas
Perkembangan kanak-kanak normal dan kanak-kanak pintar cerdas adalah hampir
sama tetapi masih berbeza. Perkembangan kanak-kanak pintar cerdas boleh diukur dari segi
fizikal, emosi dan sosial. Dari segi perkembangan fizikal, kanak-kanak pintar cerdas tidak
begitu ketara jika dibandingkan dengan kanak-kanak biasa. Mereka mempunyai
perkembangan tubuh badan yang sama dan normal seperti kanak-kanak biasa. Dari segi
emosi pula, kanak-kanak yang pintar cerdas mudah merasa tertekan. Keadaan sosial dan
emosi kanak-kanak yang pintar cerdas sangat berkait rapat dengan satu sama lain.
Golongan pintar cerdas dan mencari persahabatan
Kanak-kanak pintar cerdas tidak memilih kawan berdasarkan kepada umur kronoligi
tetapi berdasarkan kepada minat yang sama. Kebanyakkan golongan ini lebih selesa untuk
bergaul dengan golongan yang lebih tua daripada mereka. Adalah penting juga bagi golongan
pintar cerdas ini mendapat seorang rakan yang mementingkan persahabatan tetapi bukan
untuk populariti semata-mata seperti mana yang sering dilakukan oleh golongan biasa yang
lain. Ini menunjukkan bahawa mereka amat mementingkan kualiti daripada kuantiti rakan
8. mereka. Hubungan persahabatan yang rapat memberi peluang untuk mereka meluahkan
perasaan, pendapat dan keyakinan mereka. Bagi mereka, hubungan persahabatan memberi
sokongan,keselesaan, kepercayaan, kenikmatan dan kebaikan malah bagi mereka sahabat
yang sebenar hanya akan mencari kebaikan antara satu sama lain tanpa menyalahkan
perbuatan sahabat mereka sendiri. Persepsi serta pendirian mereka inilah yang sedikit
sebanyak menyebabkan mereka tidak mempunyai ramai rakan.
Konsep persahabatan kanak-kanak telah membentuk satu hierarki yang merangkumi
perkaitan peringkat umur, harapan dan kepercayaan mereka terhadap persahabatan menjadi
semakin komplek apabila umur semakin meningkat (Gross, 2002). Terdapat lima peringkat
persahabatan ,mengikut tahap umur. Tahap pertama merupakan tahap awal sesebuah
persahabatan itu berlaku. Pada tahap ini teman bermain adalah penting yang mana mereka
memerlukan kawan dan saling membenarkan sesama sendiri berkongsi barang mainan. Tahap
yang kedua pula akan kelihatan antara umur 7-9, satu peringkat yang memerlukan seseorang
untuk mereka berkongsi minat yang sama. Pada peringkat ini mereka tidak lagi
mementingkan teman bermain tetapi seseorang yang boleh dibawa mendengar luahan
mereka.
Selepas itu, tahap yang ketiga pula adalah satu tahap yang memerlukan bantuan dan
sokongan daripada orang lain. pada tahap ini, seorang rakan adalah seseorang yang boleh
membantu, menyokong dan menggalakkan. Tahap ketiga ini merupakan ciri-ciri yang boleh
dilihat pada seseorang yang berumur antara 9 hingga 11 tahun. Tahap keempat ialah empati
yang mana pada masa inilah kanak-kanak itu menyedari bahawa sesebuah persahabatan
memerlukan seseorang untuk memberi keselesaaan dan sokongan antara satu sama lain.
Tahap ini juga merupakan satu tahap yang mana mereka akan berkongsi masalah serta akan
membina hubungan rapat dengan orang lain. tahap inis erring berlaku pada kanak-kanak yang
berumur antara 11 atau 12 tahun. Tahap yang terakhir ialah satu tahap yang memerlukan satu
tempat yang boleh memberi mereka tempat berlindung dan merasa selamat. Pada masa ini
juga mereka akan menyedari bahawa persahabatan itu merupakan satu hubungan yang
mendalam dan berpanjangan yang melibatkan kepercayaan, kesetiaan dan penerimaan yang
tidak bersyarat. Seseorang yang pintar cerdas sememangkan memandang hubungan
persahabatan dengan serius dan tidak mmemandang remeh sesuatu hubungan yang telah
mereka bina.
9. SIKAP-SIKAP KANAK-KANAK PINTAR CERDAS
Mementingkan kesempurnaan
Kanak-kanak yang pintar cerdas kebanyakkan mereka amat mementingkan kesempurnaan
dan tidak suka akan kegagalan. Menurut Patricia Schuler (2002), seorang kaunselor dan
konsultan pendidikan di New York, telah merumuskan kajiannya berkaitan kanak-kanak
pintar cerdas yang mementingkan kesempurnaan dalam semua perkara yang mereka
lakukan. Apabila berada di dalam satu kumpulan kanak-kanak pintar cerdas sentiasa
menekankan kesempurnaan. Mereka lebih suka untuk menjadi seseorang yang teliti dari
pelajar yang sederhana. Sifat mereka yang sangat mementingkan kesempurnaan ini
menjadi satu tekanan yang berkesan kearah pencapaian yang cemerlang.
Schuler juga menekankan bahawa sikap mementingkan kesempurnaan ini boleh
dilihat sebagai teliti secara sihat ataupun neurotik. Seseorang yang mementingkan
kesempurnaan secara sihat adalah seseorang yang puas hati dengan hasil kerja mereka
sendiri. Seseorang yang mementingkan kesempurnaan neurotik pula adalah seseorang
yang sentiasa berasa tidak puas hati kerana mereka berpandangan bahawa diri mereka
tidak pernah melakukan sesuatu yang mencukupi untuk merasa puas hati.
Seseorang itu boleh dikatakan mementingkan kesempurnaan apabila mereka
mempunyai tanda-tanda seperti berikut:
1. Rasa ingin tahu yang sangat tinggi
2. Sentiasa mengkritik kesalahan diri sendiri
3. Cenderung untuk memperbesarkan kesalahan diri mereka sendiri: ‘saya tidak
bagus dalam semua benda’
4. Sentiasa merendah-rendahkan orang lain
5. Takut untuk mencuba sesuatu perkara baru
6. Tidak suka berkongsi tanggungjawab dengan orang lain untuk mengelakkan hasil
yang tidak sempurna: ‘saya lebih suka buat ini sendiri’
7. Merasa sangat rendah diri dengan orang lain
10. 8. Cenderung untuk berasa tertekan dan akan merasa hilang yakin semula walaupun
telah berjaya mendapat kejayaan dalam suatu perkara yang mereka lakukan.
Walaupun begitu, sikap mementingkan kesempurnaan dalam kalangan kanak-kanak
pingtar cerdas boleh dibendung dengan beberapa langkah. Ibu bapa mempunyai peranan
yang sangat penting dalam membendung perkara ini. Ibu bapa seharusnya memberi rasa
sayang yang tidak berbelah bagi terhadap mereka. Ibu bapa perlu cuba untuk memisahkan
tingkahlaku anak-anak mereka terhadap perkara yang boleh dianggap satu kritikan atau
pujian dari diri mereka sendiri. Sentiasa guna perkataan ‘Itu adalah perkara yang tidak
baik untuk dilakukan’ daripada menggunakan ‘Kamu tidak baik’.
Kebanyakkan ibu bapa masa sekarang sering memuji anak-anak mereka contohnya
paling cantik, paling bijak, paling pandai atau paling berjaya yang secara tidak langsung
akan menimbulkan jangkaan yang tidak realistik dan menyebabkan mereka akan
meninggi diri apabila bersama-sama dengan rakan mereka. Setiap perkara dan dorongan
daripada ibu bapa sering memberi kesan yang baik kepada kanak-kanak yang pintar
cerdas ini. Ibu bapa perlu sentiasa menasihati mereka untuk membuat yang terbaik supaya
mereka menggunakan usaha dalam melakukan sesuatu perkara selain daripada
memberitahu mereka bahawa sesuatu kejayaan itu hasil daripada usaha yang gigih. Ibu
bapa juga menunjukkan kepada mereka bahawa mereka seharusnya mengambil berat
dengan pandangan orang lain.
Walaupun begitu, ibu bapa tidak boleh menjadi terlalu melindungi anak-anak mereka
supaya mereka. Adalah menjadi satu kepentingan ibu bapa kepada kanak-kanak pintar
cerdas untuk terus menjalankan tanggungjawab untuk membimbing, melindungi dan
mengawasi anak-anak walaupun mereka merupakan seorang kanak-kanak yang cerdas
tetapi mereka tetap seorang kanak-kanak yang belum matang tahap pemikiran dan
pengalaman dalam membuat sesuatu keputusan.
Dalam akademik. kanak-kanak pintar cerdas yang dimasukkan ke dalam kelas
kumpulan kanak-kanak pintar cerdas akan menunjukkan prestasi yang lebih baik pada
penilaian-penilaian yang akan dijalankan daripada belajar bersama-sama kanak-kanak
pintar biasa. Terdapat dalam kalangan guru yang tidak memberi perhatian kepada kanak-
kanak pintar cerdas bagi mengelakkan mereka sombong tetapi memberi kesan yang buruk
kepada kanak-kanak pintar cerdas tersebut. Keadaan ini akan mempengaruhi konsep
kendiri kanak-kanak itu. Dalam konsep kendiri, kanak-kanak pintar cerdas akan mendapat
11. kesan positif atau negatif bergantung kepada konsep mereka terhadap diri mereka sendiri.
Konsep kendiri boleh memberi kesan kepada akademik, sosial dan fizikal mereka. Dalam
akademik, kanak-kanak itu akan berpandangan bahawa keputusan mereka dalam sesuatu
matapelajaran tidak akan bagus dan akan mendapat keputusan yang kurang baik. Dari
segi sosial pula, kanak-kanak pintar cerdas akan menjadi sedikit sentitif dengan keadaan
dan perasaan orang yang berada di sekeliling mereka. Mereka akan cepat mudah terasa
dengan perkara-perkara yang berlaku disekeliling mereka. Selain itu, mereka juga sensitif
dari konsep kendiri fizikal. Kanak-kanak pintar cerdas dan berbakat ini sangat
mementingkan penampilan mereka contohnya pakaian yang cantik atau keadaan tubuh
badan yang langsing dan sebagainya.
12. Bibliografi
Piirto J.(1999) 2nd ed. Talented Children And Adult ‘Their Development And
Education’.United States of America: Prentice-Hall. Inc
Thomsom N. (2006).Supporting Gifted And Talented Pupils In The Secondary School.
London: Paul ChairmanPublishing.
Schuler P. (2002). Perfectionism in gifted children and adolescents. In M.Neithart, S.M. Reis,
N. M. Robinson & S. M. Moon (Eds.). The Sosial and emotional development of
gifted children:What do we know? (pp.71-79). Waco, TX:Prufrock Press.
Sousa D. A. (2003). How the gifted Brain Learns. California: Corwin Press.Inc.
Sutherland M. (2008). Developing the gifted and talented young learner. London: SAGE
Publications Ltd..