Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas berbagai teori tentang kecerdasan, mulai dari kecerdasan tunggal menurut Herrnstein dan Murray hingga kecerdasan majemuk menurut Howard Gardner.
2. Ada pendapat bahwa kecerdasan dipengaruhi genetik orang tua, namun ada pula pendapat bahwa kecerdasan dapat dikembangkan.
3. Teori kecerdasan majemuk menurut Gardner memberikan pandangan
Perkembangan Kognitif adalah perkembangan dari pikiran. Pikiran adalah bagian dari berpikir dari otak, bagian yang digunakan yaitu untuk pemahaman, penalaran, pengetahuan, dan pengertian. Pikiran anak mulai aktif sejak lahir, dari hari ke hari sepanjang pertumbuhannya. Perkembangan pikirannya, seperti:
Belajar tentang orang,
Belajar tentang sesuatu,
Belajar tentang kemampun-kemampuan baru,
Memperoleh banyak ingatan, dan
Menambah banyak pengalaman. Sepanjang perkembangannya pikran anak, maka anak akan menjadi lebih cerdas .
PPT ini mencakup pembahasan tentang arti kognisi, aspek kognisi, pentingnya pengembangan kognitif, faktor yang mempengaruhi perkembangan kognitif, klasifikasi pengembangan kognitif, dan teori pengembangan kognitif Piaget & Vygotsky
Perkembangan Kognitif adalah perkembangan dari pikiran. Pikiran adalah bagian dari berpikir dari otak, bagian yang digunakan yaitu untuk pemahaman, penalaran, pengetahuan, dan pengertian. Pikiran anak mulai aktif sejak lahir, dari hari ke hari sepanjang pertumbuhannya. Perkembangan pikirannya, seperti:
Belajar tentang orang,
Belajar tentang sesuatu,
Belajar tentang kemampun-kemampuan baru,
Memperoleh banyak ingatan, dan
Menambah banyak pengalaman. Sepanjang perkembangannya pikran anak, maka anak akan menjadi lebih cerdas .
PPT ini mencakup pembahasan tentang arti kognisi, aspek kognisi, pentingnya pengembangan kognitif, faktor yang mempengaruhi perkembangan kognitif, klasifikasi pengembangan kognitif, dan teori pengembangan kognitif Piaget & Vygotsky
MEMFASILITASI KECERDASAN PESERTA DIDIK MELALUI PEMBELAJARANTika Nafisah
Materi ini diperuntukan untuk mahasiswa yang sedang berada di semester I. Maka dari itu saya membagi ini kepada semu yang membutuhkan. semoga bermanfaat.
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
1. CHAPTER REPORT
"BEFORE MULTIPLE INTELLIGENCES"
Dipresentasikan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Psikologi
Pendidikan Pada Program Studi Administrasi Pendidikan
PPS Unimed konsentrasi Kepengawasan
2016
Oleh:
AGUSSALIM
NIM. 8156132055
2. RINGKASAN ISI BACAAN
Herrnstein, seorang profesor psikologi Harvard, dan
Murray, seorang ilmuwan politik American Enterprise
Institute, berpendapat bahwa orang yang memiliki
kecerdasan yang sangat tinggi relatif sedikit (misalnya, IQ
lebih dari 130), memiliki kecerdasan yang sangat rendah
juga relatif sedikit (IQ di bawah 70), dan kebanyakan orang
memiliki kecerdasan di antara (IQ 85-115). Menurut
mereka tingkat kecerdasan disebabkan genetik dari orang
tua biologis seseorang.
Hasil penelitian yang melibatkan 12.000 pemuda dengan
populasi dipilih sedemikian rupa untuk merepresentasi dari
berbagai kelompok sosial, etnis, dan ras; membuktikan
bahwa orang-orang dengan kecerdasan rendah lebih
cenderung terlibat dalam kejahatan, berasal dari keluarga
yang tidak harmonis, putus sekolah, dan menunjukkan
bentuk-bentuk patologi sosial
3. Dalam Emotional Intelligence, Goleman menulis tentang
pentingnya mengenali kehidupan emosional seseorang,
mengatur perasaan sendiri, memahami emosi orang lain,
mampu bekerja dengan orang lain, dan memiliki empati terhadap
orang lain.
Alfred Binet adalah seorang psikolog Perancis yang pertama
sekali melakukan tes kecerdasan. Bersama rekannya, Théodore
Simon diajak oleh Departemen Pendidikan Perancis untuk
membantu memprediksi anak-anak yang beresiko gagal
sekolah. Dengan cara yang sepenuhnya empiris, Binet
memberikan ratusan pertanyaan tes untuk anak-anak ini. Tes
kecerdasan ini kemudian menjadi perlengkapan dalam praktek
pendidikan di Amerika Serikat dan di sebagian besar Eropa
barat.
Ada tiga pertanyaan kunci tentang kecerdasan yaitu; (1) Apakah
kecerdasan itu tunggal atau ganda ? (2) Apakah kecerdasan
lebih dominan diwariskan atau dapat dikembangkan? (3) Apakah
tes kecerdasan itu bias?
Otak sebagai penyimpan dari kapasitas intelektual dengan
jumlah yang tak terbatas.
4. Beberapa peneliti percaya bahwa sistem saraf
berbeda satu sama lain dalam hal kecepatan dan
efisiensi sinyal saraf, dan bahwa karakteristik ini
mungkin mendasari perbedaan kecerdasan
masing-masing individu.
Psikolog, David Olson dari Universitas Toronto
merumuskan bahwa kecerdasan sebagai
"keterampilan dalam penggunaan media."
Demikian juga dengan Psikolog, Gavriel Salomon
dan Roy Pea, yang juga ahli teknologi dan
pendidikan. Dalam pandangan mereka,
kecerdasan yang baik ketika mampu
"didistribusikan" di dunia daripada terkonsentrasi
"di kepala."
5. Psikolog James Greeno dan antropolog Jean Lave
menjelaskan bahwa dengan mengamati orang lain,
kita belajar untuk berperilaku tepat dalam setiap
situasi dan dengan demikian muncul kecerdasan.
Beberapa penulis buku tentang intelegensi berusaha
untuk membedakan antara berbagai bentuk
kecerdasan. Beberapa berusaha untuk memperluas
hamparan inteligensi untuk menyertakan emosi,
moralitas, kreativitas, atau kepemimpinan. Dan lain-
lain berusaha untuk membawa intelijen seluruhnya
atau sebagian di luar kepala, menempatkan dalam
kelompok, organisasi, masyarakat, media, atau
sistem simbol budaya.
6. Ulasan Teoritik Dan/Atau Penerapan
Dalam Konteks Pembelajaran
Gagasan Howard Gardner mengenai multiple
intellingences, adalah salah satu gagasan monumental
dalam memahami “pendidikan yang sedang berubah”.
Konsep tentang multiple intelligences merupakan salah
satu perkembangan paling penting dan menjanjikan dalam
pendidikan dewasa ini, berdasarkan karya
monumentalnya, Frames of Mind (1983).
Adanya pernyataan bahwa “Bila IQ-nya tinggi, maka orang
itu akan sukses dalam belajarnya dan akhirnya sukses
dalam kehidupan nyata”, tidak selalu benar. Sejumlah
pakar psikologipun, semakin giat meneliti kembali apa
yang dimaksud dan bagaimana cara mengukur inteligensi,
dan mereka berpandangan bahwa inteligensi tidak dapat
diukur melalui kemampuan skolastik semata.
7. Ada beberapa asumsi dasar mengenai inteligensi, yang
bermanfaat bagi pembelajaran. Diantaranya adalah:
1. Setiap orang dilahirkan jenius dengan suatu kombinasi
inteligensi yang beragam. Kondisi sosial dan budaya, serta
sifat dan proses pembelajaran akan menentukan seberapa
cepat atau lambat proses perkembangan inteligensi ini terjadi.
2. Inteligensi adalah suatu fenomena yang unik. Ada banyak cara
dimana seseorang melihat dan mengerti dunia di sekelilingnya
dan cara ia mengungkapkan pengertian yang ia dapat.
3. IQ tinggi sangat membantu keberhasilan akademik, namun
bukan satu-satunya faktor utama. Pendidik dapat
mempengaruhi dan meningkatkan inteligensi peserta didik. Ia
memainkan peran yang sangat penting dalam upaya
menghilangkan berbagai hambatan yang menghalangi
perkembangan inteligensi. Ia dapat melakukannya dengan
strategi dan teknik yang tepat untuk membantu
mengembangkan inteligensi peserta didik, karena inteligensi
berkembang secara bertahap
8. Banyaknya bentuk inteligensi (multiple intelligences)
yang telah menjadi potensi peserta didik, tentu
memberikan peluang yang lebih besar untuk
mengembangkan kemampuan inteligensi. Semua
kemajemukan inteligensi ini dapat berfungsi secara
maksimal, untuk mengidentifikasi dan
mengembangkan spektrum kemampuan yang luas di
dalam diri setiap peserta didik dalam rangka
menghasilkan bentuk pembelajaran yang efektif
pembelajaran terkait dengan bagaimana (how to)
membuat peserta didik dapat belajar dengan mudah
dan terdorong oleh kemauannya sendiri untuk
mempelajari apa (what to) yang teraktualisasikan
dalam kurikulum sebagai kebutuhan (needs) peserta
didik dan diajarkan dengan metode pembelajaran
berbasis inteligensi untuk mencapai hasil
pembelajaran maksimal.
9. TERIMAKASIH
Howard Gardner , berkebangsaan Amerika yang
lahir dengan nama lengkap Howard Earl Gardner
pada tanggal 11 Juli 1943 di Scranton,
Pennsilvania .Tokoh pendidikan dan psikologi
terkenal yang mencetuskan teori tentang
kecerdasan majemuk atau multiple intelligences