1. BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Pemahaman akan perilaku konsumen adalah tugas penting bagi para pemasar. Para
pemasar mencoba memahami perilaku pembelian konsumen agar mereka dapat menawarkan
kepuasan yang lebih besarkepada konsumen. Tapi bagaimanapun juga ketidakpuasan
konsumen sampai tingkat tertentu masih akan ada. Beberapa pemasar masih belum
menerapkan konsep pemasaran sehingga mereka tidak berorientasi pada konsumen dan tidak
memandang kepuasan konsumen sebagai tujuan utama. Lebih jauh lagi karena alat
menganalisis perilaku konsumen tidak pasti, para pemasar kemungkinan tidak mampu
menetapkan secara akurat apa sebenarnya yang dapat memuaskan para pembeli. Sekalipun
para pemasar mengetahui faktor yang meningkatkan kepuasan konsumen, mereka belum
tentu dapat memenuhi faktor tersebut.
Tak diragukan lagi, konsumen tergolong aset paling berharga bagi semua bisnis.
Tanpa dukungan mereka, suatau bisnis tidak bisa eksis. Sebaliknya jika bisnis kita sukses
memberikan pelayanan terbaik, konsumen tidak hanya membantu bisnis kita tumbuh. Lebih
dari itu, mereka biasanya akan membuat rekomendasi untuk teman dan relasinya. Menurut
Susan A. Friedmann, setidaknya perlu memahami “10 ayat -ayat” berikut agar dapat
menajamkan fokus dalam melayani konsumen. Ketahui siapa bos sebenarnya. Anda berbisnis
untuk melayani konsumen, dan Anda hanya dapat melakukan itu apabila mengetahui
keinginan mereka. Jika Anda sungguh-sungguh mendengarkan konsumen, mereka akan
menjelaskan apa yang dikehendaki dan bagaimana sebaiknya Anda memberikan pelayanan
terbaik untuk mereka. Jangan lupa bahwa yang “membayar” gaji kita dan memungkin bisnis
ini berjalan adalah konsumen.
Dalam tahapan proses pengambilan keputusan konsumen, setelah konsumen
melakukan pencarian dan pemrosesan informasi, langkah berikutnya adalah menyikapi
informasi yang diterimanya. Apakah konsumen akan meyakini informasi yang diterimanya
dan memilih merek tertentu untuk dibeli, hal ini berkaitan dengan sikap yang dikembangkan.
Dalam banyak hal , sikap terhadap merek tertentu akan mempengaruhi apakah konsumen jadi
membeli atau tidak. Sikap positif terhadap merek tertentu akan memungkinkan konsumen
melakukan pembelian terhadap merek itu, tetapi sebaliknya sikap negatif akan menghalangi
konsumen untuk melakukan pembelian.
Sikap (attittudes) konsumen adalah faktor penting yang akan mempengaruhi
keputusan konsumen terhadap informasi suatu produk. Konsep sikap terkait terhadap konsep
kepercayaan (belief) dan perilaku (behavior).Istilah pembentukan sikap konsumen (consumer
attittude formation) seringkali menggambarkan hubungan antara kepercayaan, sikap, dan
perilaku. Konsumen biasanya memiliki kepercayan terhadap atribut suatu produk yang mana
atribut tersebut merupakan image yang melekat dalam produk tersebut.
Jadilah pendengar yang baik. Luangkan waktu untuk menelaah kebutuhan konsumen
dengan bertanya dan fokus terhadap apa yang telah mereka katakan. Perhatikan kata-katanya,
intonasi suaranya, gerak badannya, dan yang terpenting bagaimana perasaan mereka. Jauhkan
diri dari asumsi-asumsi dan berpikir intuitif tentang keinginan konsumen.
1 | Page
2. Rumusan Masalah
1. Hubungan Pemasaran dan Perilaku Konsumen
2. Keputusan Pembelian
3. Tipe Proses Pembelian Konsumen
Tujuan
1. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen
2. Mengetahui cara memahami konsumen
3. Mengetahui tentang keputusan pembelian
BAB II
PEMBAHASAN
Teori Tentang Perilaku Konsumen
2 | Page
3. Dalam Marwan Asri (1991 : 3) James F. Engel memberikan pengertian perilaku
konsumen yang antara lain disebutkan : perilaku konsumen adalah kegiatan – kegiatan
individu yang secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan mempergunakan barang dan
jasa termasuk didalamnya proses pengambilan keputusan pada persiapan dan penentuan
kegiatan – kegiatan tersebut. Sedangkan dalam Anwar Prabu Mangkunegara (1991:3)
definisi lain tentang perilaku konsumen menurut David L Laodon dan Albert J. Delta
Bitta disebutkan bahwa perilaku konsumen adalah suatu proses pengambilan keputusan dan
aktivitas individu secara fisik yang melibatkan dalam mengevaluasi, memperoleh,
menggunakan atau mendapatkan barang dan jasa. Juga masih dalam Anwar Prabu
Mangkunegara (1991:3), pengertian perilaku konsumen menurut Gerald
Zatman dan Mellanie Wallendrof yang antara lain disebutkan bahwa perilaku konsumen
adalah tindakan – tindakan, proses dan hubungan sosial yang dilakukan oleh individu,
kelompok dan organisasi dalam mendapatkan, menggunakan suatu produk atau lainnya
sebagai suatu akibat adanya pengalamannya dengan produk, pelayanan, dan sumber – sumber
lainnya.
Berdasarkan pendapat beberapa ahli tersebut diatas disimpulkan bahwa perilaku
konsumen adalah tindakan yang dilakukan individu, kelompok atau organisasi yang
berhubungan dengan proses pengambilan keputusan dalam mendapatkan, menggunakan
barang dan jasa yang dapat di pengaruhi oleh keadaan lingkungannya.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen
Tujuan kegiatan pemasaran adalah mempengaruhi konsumen agar bersedia memberli
barang atau jasa perusahaan, sebelum pemasaran dilakukan, manajer pemasaran terlebih
dahulu harus mempengaruhi perilaku konsumen seperti mengapa dan bagaimana mereka
bertingkah laku demikian, dengan mempelajari perilaku konsumen, menager akan
mengetahui kegiatan pemasaran yang tepat ataupun kesempatan baru yang berasal dari belum
terpenuhinya kebutuhan serta kemudian, mengidentifikasinya untuk mengadakan segmentasi
pasar. Menurut Basu Swasta, DH dan T. Hani Handoko (1992:132), Faktor – Faktor yang
mempengaruhi Perilaku Konsumen adalah sebagai berikut :
1. Lingkungan Eksternal
● Kebudayaan
3 | Page
4. Manusia dengan kemampuan akal budinya telah menghubungkan
macam sistem perilaku demi keperluan hidupnya. Namun demikian sistem
perilaku tadi harus dibiasakan sejak lahir. Kebudayaan adalah simbol dan fakta
yang kompleks yang diciptakan manusia, diturukan dari generasi ke generasi
sebagai penentu dan pengatur perilaku manusia dalam masyarakat yang ada.
● Kelas Sosial
Kelas sosial adalah susunan yang relatif permanen dan teratur dalam
suatu masyarakat yang anggotanya mempunyai nilai, minat, dan perilaku yang
sama. Kelas sosial tidak ditentukan oleh faktor tunggal seperti pendapatan,
tetapi diukur sebagai suatu kombinasi pekerjaan, pendidikan, kekayaan, dan
variabel lainnya. Pada pokoknya masyarakat kita dapat dikelompokkan :
✓ Kelas sosial golongan atas / tinggi
✓ Kelas sosial golongan menengah
✓ Kelas sosial golongan rendah / bawah
Dalam hubungan dengan perilaku konsumen dikategorikan antara lain :
1. Kelas sosial golongan atas memiliki kecenderungan membeli barang-
barang yang mahal, membeli pada toko yang berkualitas dan lengkap
(toko serba ada, supermarket), konservatif dalam konsumsinya, barang-
barang yang dibeli cenderung untuk dapat menjadi warisan bagi keluarga-
keluarganya.
2. Kelas sosial golongan menengah cenderung membeli barang-barang untuk
menampakkan kekayaannya, membeli barang dalam jumlah yang banyak
dan kualitas cukup memadai. Mereka berkeinginan membeli barang mahal
dengan siste kredit, misalnya membeli kendaraan, rumah mewah, perabot
rumah tangga.
3. Kelas sosial golongan rendah cenderung membeli barang dengan
mementingkan kuantitas daripada kualitasnya. Pada umumnya mereka
membeli barang untuk kebutuhan sehari- hari, memanfaatkan penjualan
barang-barang yang diobralkan atau penjualan dengan harga promosi.
● Kelompok Referensi
4 | Page
5. Kelompok referensi juga mempengaruhi perilaku seseorang dalam
pembeliannya dan sering dijadikan pedoman bagi konsumen dalam bertingkah
laku. Oleh karena itu konsumen selalu mengawasi kelompoktersebut baik
tingkah laku fisik maupun mentalnya.
Termasuk kelompok referensi adalah : serikat buruh, tim atletik,
perkumpulan agama, lingkungan tetangga dsb. Masing-masing kelompok
opini (opinium leader) dapat mempengaruhi anggota-anggotanya dalam
membeli sesuatu. Dalam hal ini penting untuk mengetahui orang yang
berpengaruh bagi seorang konsumen dalam kelompok.
● Keluarga
Sikap anggota keluarga mempunyai perilaku sendiri-sendiri, tetapi sifat
keluarga itu sendiri berpengaruh besar pada perilaku anggota keluarga yang
ada. Maka perlu diketahui hal-hal sebagai berikut :
✓ Siapa yang mempengaruhi keputusan untuk membeli.
✓ Siapa yang membuat keputusan.
✓ Siapa yang melakukan pembelian.
✓ Siapa pemakai produk.
2. Lingkungan Internal
a. Motivasi
Motivasi adalah proses didalam diri individu, pengetahuan proses ini
membantu kita untuk menerangkan perilaku yang kita anggap dan amati untuk
meramalkan perilaku-perilaku lain dari seseorang.
b. Pengamatan
Pengamatan berasal dari bermacam-macam hal, seperti getaran eter (cahaya
dan warna), suara, bau, dan rasa. Pengamatan adalah suatu proses yang mana
konsumen menyadari dan mengiterpretasikan aspek lingkungannya. Dalam kegiatan
5 | Page
6. sehari- hari proses pengamatan ini terbentuk oleh adanya berbagai rangsangan
(stimulus) di dalam lingkungan ekstern dan intern.
c. Pengalaman
Pengalaman seseorang diperoleh dari semua perbuatan di masa lampau.
Pengalaman ini, dapat mempengaruhi pengamatan seseorang dalam bertingkah laku.
Hasilnya akan membentuk suatu pandangan tertentu terhadap suatu produk, dan
selanjutnya akan menciptakan proses pengamatan dalam perilaku pembelian suatu
produk.
d. Kepribadian
Keputusan seseorang membeli juga dipengaruhi oleh karakteristik pribadi
seperti umur dan tahap daur hidup pembeli, jabatan, keadaan ekonomi, gaya hidup,
kepribadian dan konsep diri pembeli bersangkutan.
e. Sikap
Sikap merupakan keadaan mudah terpengaruh untuk memberikan tanggapan
terhadap rangsangan lingkungan, yang dapat memulai atau membimbing tingkah laku
orang tersebut. Sikap mempunyai pengaruh penting terhadap persepsi konsumen
melalui penyaringan ketat pada setiap rangsangan yang bertentangan dengan
sikap. Sikap konsumen bisa positif ataupun sikap negatif terhadap produk-produk
tertentu.
Hubungan Pemasaran dan Perilaku Konsumen
Pengertian pemasaran menurut Stanton adalah suatu sistem keseluruhan dari kegiatan-
kegiatan bisnis yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan,
dan mendistribusikan barang dan jasa untuk memuaskan kebutuhan, baik kepada pembeli
yang ada maupun pembeli potensial (Stanton, 1997).
Pengertian tersebut dapat memberikan gambaran bahwa pemasaran sebagai suatu
sistem dari kegiatan-kegiatan yang saling berhubungan, ditujukan untuk merencanakan,
menentukan harga, mempromosikan, dan mendistribusikan barang/jasa kepada pembeli
secara individual maupun kelompok pembeli. Kegiatan-kegiatan tersebut beroperasi dalam
6 | Page
7. suatu lingkungan yang dibatasi sumber-sumber dari perusahaan itu sendiri, peraturan-
peraturan, maupun konsekuensi sosial perusahaan.
Pengertian pemasaran menurut Kotler (2000: 8), pemasaran adalah proses sosial dan
manajerial dimana individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan
inginkan dengan menciptakan, menawarkan dan mempertukarkan produk dengan pihak lain.
Dalam hal ini pemasaran merupakan proses pertemuan antara individu dan kelompok dimana
masing-masing pihak ingin mendapatkan apa yang mereka butuhkan/inginkan melalui tahap
menciptakan, menawarkan, dan pertukaran.
Definisi pemasaran tersebut berdasarkan pada prinsip inti yang meliputi: kebutuhan
(needs), produk (goods, services and idea), permintaan (demands), nilai, biaya, kepuasan,
pertukaran, transaksi, hubungan, dan jaringan, pasar, pemasar, serta prospek. Terdapat dua
faktor yang mempengaruhi cara dan keberhasilan perusahaan terhadap pemasarannya, yaitu:
1. Lingkungan Eksternal Sistem Pemasaran. Lingkungan ini tidak dapat dikendalikan
perusahaan, misalnya kebebasan masyarakat dalam menerima atau menolak produk
perusahaan, politik dan peraturan pemerintah, keadaan perekonomian, kependudukan
serta munculnya pesaing.
2. Variabel Internal Sistem Pemasaran. Variabel ini dapat dikendalikan oleh perusahaan,
terdiri atas dua kelompok, yaitu sumber bukan pemasaran (kemampuan produksi,
keuangan, dan personal) dan komponen-komponen bauran pemasaran yang meliputi:
produk, harga, promosi, dan distribusi (Swastha, 2002).
Perilaku Konsumen adalah kegiatan-kegiatan individu yang secara langsung terlibat
dalam mendapatkan dan menggunakan barang dan jasa termasuk di dalamnya proses
pengambilan keputusan pada persiapan dan penentuan kegiatan-kegiatan tersebut (Swastha
dkk., 1997).
Perilaku konsumen mempelajari di mana, dalam kondisi macam apa, dan bagaimana
kebiasaan seseorang membeli produk tertentu dengan merk tertentu. Kesemuanya ini sangat
membantu manajer pemasaran di dalam menyusun kebijaksanaan pemasaran perusahaan.
Proses pengambilan keputusan pembelian suatu barang atau jasa akan melibatkan berbagai
pihak, sesuai dengan peran masing-masing. Peran yang dilakukan tersebut adalah:
1. Initiator, adalah individu yang mempunyai inisiatif pembelian barang tertentu;
7 | Page
8. 2. Influencer, adalah individu yang berpengaruh terhadap keputusan pembelian. Informasi
mengenai kriteria yang diberikan akan dipertimbangkan baik secara sengaja atau tidak;
3. Decider, adalah yang memutuskan apakah akan membeli atau tidak, apa yang akan dibeli,
bagaimana membelinya;
4. Buyer, adalah individu yang melakukan transaksi pembelian sesungguhnya;
5. User, yaitu individu yang mempergunakan produk atau jasa yang dibeli.
Banyak faktor yang mempengaruhi seseorang melakukan pembelian terhadap suatu
produk.
Manajemen perlu mempelajari faktor-faktor tersebut agar program pemasarannya
dapat lebih berhasil. Faktor-faktor tersebut diantaranya adalah faktor ekonomi, psikologis,
sosiologis dan antropologis.
Alasan mengapa seseorang membeli produk tertentu atau alasan mengapa membeli
pada penjual tertentu akan merupakan faktor yang sangat penting bagi perusahaan dalam
menentukan desain produk, harga, saluran distribusi, dan program promosi yang efektif, serta
beberapa aspek lain dari program pemasaran perusahaan.
Adapun beberapa teori perilaku konsumen adalah sebagai berikut:
1. Teori Ekonomi Mikro. Teori ini beranggapan bahwa setiap konsumen akan berusaha
memperoleh kepuasan maksimal. Mereka akan berupaya meneruskan pembeliannya
terhadap suatu produk apabila memperoleh kepuasan dari produk yang telah
dikonsumsinya, di mana kepuasan ini sebanding atau lebih besar dengan marginal
utility yang diturunkan dari pengeluaran yang sama untuk beberapa produk yang lain.
2. Teori Psikologis. Teori ini mendasarkan diri pada faktor-faktor psikologis individu
yang dipengaruhi oleh kekuatan-kekuatan lingkungan. Bidang psikologis ini sangat
kompleks dalam menganalisa perilaku konsumen, karena proses mental tidak dapat
diamati secara langsung.
3. Teori Antropologis. Teori ini juga menekankan perilaku pembelian dari suatu
kelompok masyarakat yang ruang lingkupnya sangat luas, seperti kebudayaan, kelas-
kelas sosial dan sebagainya.
Keputusan Pembelian
8 | Page
9. Keputusan seorang pembeli juga dipengaruhi oleh ciri-ciri kepribadiannya, termasuk
usia, pekerjaan, keadaan ekonomi. Perilaku konsumen akan menentukan proses pengambilan
keputusan dalam melakukan pembelian.
Menurut Kotler (1997) ada beberapa tahap dalam mengambil suatu keputusan untuk
melakukan pembelian, anatara lain:
1) Pengenalan Masalah
Merupakan faktor terpenting dalam melakukan proses pembelian, dimana
pembeli akan mengenali suatu masalah atau kebutuhan.
2) Pencarian informasi.
Seorang selalu mempunyai minat atau dorongan untuk mencari informasi.
Apabila dorongan tersebut kuat dan obyek yang dapat memuaskan kebutuhan itu
tersedia maka konsumen akan bersedia untuk membelinya.
3) Evaluasi Alternatif
Konsumen akan mempunyai pilihan yang tepat dan membuat pilihan alternatif
secara teliti terhadap produk yang akan dibelinya.
4) Keputusan Pembeli
Setelah konsumen mempunyai evaluasi alternatif maka konsumen akan
membuat keputusan untuk membeli. Penilaian keputusan menyebabkan konsumen
membentuk pilihan merek di antara beberapa merek yang tersedia.
Tipe Proses Pembelian Konsumen
1. Proses “ Complex Decision Making “, terjadi bila keterlibatan kepentingan tinggi
pada pengambilan keputusan yang terjadi. Contoh pengambilan untuk membeli sistem
fotografi elektronik seperti Mavica atau keputusan untuk membeli mobil. Dalam
kasus seperti ini, konsumen secara aktif mencari informasi untuk mengevaluasi dan
mempertimbangkan pilihan beberapa merek dengan menetapkan kriteria tertentu
seperti kemudahan dibawa dan resolusi untuk sistem kamera elektronik, dan untuk
mobil adalah hemat, daya tahan tinggi, dan peralatan. Subjek pengambilan keputusan
yang komplek adalah sangat penting. Konsep perilaku kunci seperti persepsi, sikap,
dan pencarian informasi yang relevan untuk pengembangan stratergi pemasaran.
2. Proses “ Brand Loyalty “. Ketika pilihan berulang, konsumen belajar dari pengalaman
masa lalu dan membeli merek yang memberikan kepuasan dengan sedikit atau tidak
ada proses pertimbangan dalam pengambilan keputusan. Contoh pembelian sepatu
9 | Page
10. karet basket merek Nike atau sereal Kellogg,s Nutrific. Dalam setiap kasus disini
pembelian adalah penting untuk konsumen, sepatu basket karena keterlibatan
kepentingan dalam olah raga, makanan sereal untuk orang dewasa karena kebutuhan
nutrisi. Loyalitas merek muncul dari kepuasan pembelian yang lalu. Sehingga,
pencarian informasi dan evaluasi merek terbatas atau tidak penting keberadaannya
dalam konsumen memutuskan membeli merek yang sama.
3. Proses “ Limited Decision Making “. Konsumen kadang-kadang mengambil
keputusan walaupun mereka tidak memiliki keterlibatan kepentingan yang tinggi,
mereka hanya memiliki sedikit pengalaman masa lalu dari produk tersebut.
Konsumen membeli barang mencoba-coba untuk membandingkan terhadap makanan
snack yang biasanya dikonsumsi. Pencarian informasi dan evaluasi terhadap pilihan
merek lebih terbatas dibanding pada proses pengambilan keputusan yang komplek.
Pengambilan keputusan terbatas juga terjadi ketika konsumen mencari variasi.
Kepitusan itu tidak direncanakan, biasanya dilakukan seketika berada dalam toko.
Keterlibatan kepentingan yang rendah, konsumen cenderung akan berganti merek
apabila sudah bosan mencari variasi lain sebagai perilaku pencari variasi akan
melakukan apabila resikonya minimal.
4. Proses “ Inertia “. Tingkat kepentingan dengan barang adalah rendah dan tidak ada
pengambilan keputusan. Inertia berarti konsumen membeli merek yang sama bukan
karena loyal kepada merek tersebut, tetapi karena tidak ada waktu yang cukup dan ada
hambatan untuk mencari alternatif, proses pencarian informasi pasif terhadap evaluasi
dan pemilihan merek. Robertson berpendapat bahwa dibawah kondisi keterlibatan
kepentingan yang rendah “ kesetiaan merek hanya menggambarkan convenience yang
melekat dalam perilaku yang berulang daripada perjanjian untuk membeli merek
tersebut” contoh pembelian sayur dan kertas tisu.
BAB III
ANALISA - ANALISA
1. Perilaku konsumen berdasarkan gender, usia, tingkat pendapatan dan berdasarkan
demografi :
10 | Page
11. Peran gender mempengaruhi perilaku konsumen terhadap suatu barang.
Misalnya saja dalam proses pembelian laptop oleh mahasiswa dan mahasiswi. Pada
saat mahasiswi ingin mengambil keputusan pembelian laptop maka ia harus
mempertimbangkan banyak faktor-faktor. Berbeda dengan mahasiswa yang dimana
mereka lebih memilih dan mempertimbangkan bagaimana fitur-fitur pada laptop yang
akan ia beli nanti.
Pada saat ini perilaku konsumen rokok sudah semakin marak, karena pada
halnya tidak hanya pada usia 18-24 tahun keatas melainkan juga usia 12 tahun
kebawah sudah mulai mengkonsumsi rokok. Perilaku konsumen rokok saat ini sudah
tidak pandang umur lagi, karena anak yang masih dibawah umur seringkali terlibat
pergaulan yang salah sehingga mereka menjadi perokok aktif. Pada dasarnya rokok
membuat mereka menjadi kecenderungan untuk terus mengkonsumsinya.
Tingkat pendapatan juga mempengaruhi tingkat perilaku konsumen. Jika
pendapatan seseorang per harinya mencapai Rp10.000.000 maka dia tidak akan
membeli makanan di warung pinggir jalan melainkan ia akan membeli makanan di
restoran mewah dan mahal. Namun jika pendapatan seseorang itu per harinya hanya
Rp100.000 maka ia akan melakukan penghematan dengan hanya membeli makanan
diwarung pinggir jalan.
Perilaku konsumen berdasarkan gender ini dipengaruhi oleh beberapa faktor
yaitu gender, usia, dan pendapatan. Misalkan dia seorang laki-laki yang masih
berumur 24 tahun, bekerja sebagai dokter spesialis maka ia akan memliki tingkat
pendapatan yang tinggi. Dengan begitu dia tidak akan mau menggunakan produk atau
barang yang tidak bermerek dan dia akan membeli baju di mall. Karena dia memiliki
pemikiran bahwa dengan usia dan pendapatan yang seperti itu dia tidak level jika
membeli baju grosiran dengan harga yang murah pula.
2. Analisa mengenai mahasiswa yang keliling kampus 10 kali dikaitkan dengan
minuman segar, bagaimana marginal utilitinya?
Ketika ada mahasiswa yang berkeliling kampus sebanyak 10 kali maka ia
sangat membutuhkan minuman segar. Pada saat ia membeli minuman segar setelah ia
11 | Page
12. selesai berkeliling kampus 10 kali, tentu minuman segar itu habis dan ia masih berniat
untuk membeli minuman segar untuk yang kedua kalinya. Pada saat ia membeli
minuman segar yang kedua kalinya, mungkin ia masih bisa membeli minuman segar
lagi dan merasa masih cukup haus. Ketika ia sudah membeli minuman segar yang
ketiga, tentu saja kepuasan terhadap minuman tersebut semakin menurun.
3. Bagaimana kurva perilaku seorang artis syahrini dengan wanita Jawa bernama
sariyem terkait dengan konsumsi pakaian, baju dan sepatu?
Data harga baju dan sepatu artis Syahrini dengan wanita jawa Sariyem untuk hari raya
Idul Fitri.
Nama Harga Baju Harga Sepatu
Syahrini Rp 50.000.000,00 Rp 20.000.000,00
Sariyem Rp 150.000,00 Rp 100.000,00
12 | Page
13. 4. Analisis mengenai perilaku 2 orang yang suka duren dan yang tidak suka duren?
Ketika seseorang menyukai duren, ketika musim duren tiba tentu saja ia
langsung ‘memburu’ duren tersebut, bahkan ketika terdapat harga duren yang sangat
murah, tentu kepuasannya akan sangat meningkat, meskipun tidak terdapat diskon di
kios buah terhadap buah duren, seseorang yang gemar makan duren tetap saja
membeli duren tersebut terus-menerus hingga kepuasan marginalnya semakin turun
terus menerus.
Berbeda dengan seseorang yang tidak menyukai duren, ketika musim duren
pun ia tidak akan peduli terhadap duren bahkan sampai mencari harga duren termurah
sekalipun, Tingkat kepuasannya pun relatif stagnan karena ia tidak memiliki
kepuasaan yang begitu tinggi terhadap duren, maka kepuasaan marginalnya pun
cenderung sama dan tidak berubah.
13 | Page