Laporan ini membahas tentang penyakit infeksi jaringan periodontal seperti periodontitis kronis, periodontitis agresif, dan necrotizing ulcerative periodontitis. Periodontitis kronis adalah bentuk periodontitis paling umum yang ditandai dengan inflamasi gusi, poket periodontal, dan kehilangan tulang. Periodontitis agresif menyerang individu muda dan berkembang lebih cepat. Necrotizing ulcerative periodontitis ditandai dengan nekrosis dan ulkusasi gusi yang dap
Dokumen tersebut membahas tentang indeks kebersihan rongga mulut yang digunakan untuk menilai kondisi higiene mulut seseorang. Indeks tersebut meliputi penilaian terhadap debris dan kalkulus yang menempel pada gigi. Ada dua jenis indeks yaitu Oral Hygiene Index (OHI) dan Oral Hygiene Index Simplified (OHI-S) yang keduanya menggunakan skala nilai 0-3 untuk menentukan skor kebersihan mulut seseor
Dokumen tersebut membahas mengenai:
1. Pentingnya riwayat kesehatan pasien dalam merencanakan perawatan gigi
2. Teknik pemeriksaan TMJ dan tes vitalitas, perkusi, tekanan
3. Jenis hubungan antara gigi sulung dan permanen
Dokumen ini membahas hubungan antara maloklusi gigi anterior dengan status psikososial pada remaja. Maloklusi dapat berdampak pada penampilan wajah dan memengaruhi konsep diri serta kepercayaan diri remaja. Berbagai penatalaksanaan seperti alat ortodontik dapat digunakan untuk mengatasi masalah maloklusi dan bermanfaat bagi psikososial remaja.
Laporan ini membahas tentang penyakit infeksi jaringan periodontal seperti periodontitis kronis, periodontitis agresif, dan necrotizing ulcerative periodontitis. Periodontitis kronis adalah bentuk periodontitis paling umum yang ditandai dengan inflamasi gusi, poket periodontal, dan kehilangan tulang. Periodontitis agresif menyerang individu muda dan berkembang lebih cepat. Necrotizing ulcerative periodontitis ditandai dengan nekrosis dan ulkusasi gusi yang dap
Dokumen tersebut membahas tentang indeks kebersihan rongga mulut yang digunakan untuk menilai kondisi higiene mulut seseorang. Indeks tersebut meliputi penilaian terhadap debris dan kalkulus yang menempel pada gigi. Ada dua jenis indeks yaitu Oral Hygiene Index (OHI) dan Oral Hygiene Index Simplified (OHI-S) yang keduanya menggunakan skala nilai 0-3 untuk menentukan skor kebersihan mulut seseor
Dokumen tersebut membahas mengenai:
1. Pentingnya riwayat kesehatan pasien dalam merencanakan perawatan gigi
2. Teknik pemeriksaan TMJ dan tes vitalitas, perkusi, tekanan
3. Jenis hubungan antara gigi sulung dan permanen
Dokumen ini membahas hubungan antara maloklusi gigi anterior dengan status psikososial pada remaja. Maloklusi dapat berdampak pada penampilan wajah dan memengaruhi konsep diri serta kepercayaan diri remaja. Berbagai penatalaksanaan seperti alat ortodontik dapat digunakan untuk mengatasi masalah maloklusi dan bermanfaat bagi psikososial remaja.
Dokumen tersebut membahas tentang gigi tiruan penuh dan reparasi gigi tiruan. Secara khusus membahas dua kasus yaitu gigi tiruan penuh untuk pasien edentulous total dan gigi tiruan yang longgar yang membutuhkan reparasi. Juga membahas diagnosis, rencana perawatan, indikasi, kontraindikasi, kelebihan dan kekurangan dari perawatan gigi tiruan penuh."
Dokumen tersebut menjelaskan prosedur pemeriksaan CPITN (Community Periodontal Index of Treatment Needs) untuk mengevaluasi penyakit periodontal di populasi. CPITN digunakan untuk menilai prevalensi penyakit periodontal, kategori kebutuhan perawatan, dan skor kondisi periodontal berdasarkan kedalaman pocket dan gejala lainnya. Dokumen tersebut menjelaskan tahapan persiapan, posisi pasien dan operator, teknik probing menggunakan probe
Dokumen tersebut membahas beberapa kondisi anatomi jaringan lunak dan keras yang mempengaruhi estetika gigi, seperti frenulum, inklinasi, dan impaksi gigi. Kelainan frenulum dapat menyebabkan diastema dan gangguan fungsi, sedangkan inklinasi dan impaksi gigi dapat mengganggu penampilan. Berbagai teknik seperti frenectomi, frenotomi, dan bedah diperlukan untuk mengatasi kelainan tersebut.
Dokumen tersebut membahas tentang peran dental asisten dalam tindakan pencabutan gigi, meliputi persiapan alat dan bahan yang diperlukan, prosedur ekstraksi gigi, serta posisi operator saat melakukan pencabutan gigi.
Dokumen tersebut membahas tentang prinsip-prinsip dasar dalam melakukan preparasi gigi untuk mahkota dan gigi penyangga, meliputi pemeliharaan struktur gigi, bentuk retensi dan resistensi, daya tahan restorasi, integritas tepi restorasi, serta pemeliharaan jaringan periodonsium. Dibahas pula alat dan urutan yang digunakan dalam preparasi gigi.
Dokumen tersebut membahas tentang periodontitis kronis, meliputi etiologi, klasifikasi, diagnosis, dan pengelolaannya pada pasien dengan diabetes melitus. Faktor risiko utama periodontitis kronis adalah plak, sedangkan diabetes melitus dapat memperburuk kondisi ini. Pengobatan melibatkan perawatan periodontal dan pengendalian kadar gula darah.
Dokumen tersebut membahas kasus gingivitis pada seorang pasien perempuan berusia 28 tahun. Pasien mengeluhkan banyak karang gigi di gigi-giginya terutama di rahang bawah. Berdasarkan pemeriksaan klinis, radiografis, dan etiologi, didiagnosis gingivitis yang disebabkan oleh plak dental. Penatalaksanaannya meliputi kontrol plak, skeling dan root planing, serta kontrol berkala untuk memastikan keberhasilan perawatan
Dokumen tersebut membahas tentang gigi tiruan penuh dan reparasi gigi tiruan. Secara khusus membahas dua kasus yaitu gigi tiruan penuh untuk pasien edentulous total dan gigi tiruan yang longgar yang membutuhkan reparasi. Juga membahas diagnosis, rencana perawatan, indikasi, kontraindikasi, kelebihan dan kekurangan dari perawatan gigi tiruan penuh."
Dokumen tersebut menjelaskan prosedur pemeriksaan CPITN (Community Periodontal Index of Treatment Needs) untuk mengevaluasi penyakit periodontal di populasi. CPITN digunakan untuk menilai prevalensi penyakit periodontal, kategori kebutuhan perawatan, dan skor kondisi periodontal berdasarkan kedalaman pocket dan gejala lainnya. Dokumen tersebut menjelaskan tahapan persiapan, posisi pasien dan operator, teknik probing menggunakan probe
Dokumen tersebut membahas beberapa kondisi anatomi jaringan lunak dan keras yang mempengaruhi estetika gigi, seperti frenulum, inklinasi, dan impaksi gigi. Kelainan frenulum dapat menyebabkan diastema dan gangguan fungsi, sedangkan inklinasi dan impaksi gigi dapat mengganggu penampilan. Berbagai teknik seperti frenectomi, frenotomi, dan bedah diperlukan untuk mengatasi kelainan tersebut.
Dokumen tersebut membahas tentang peran dental asisten dalam tindakan pencabutan gigi, meliputi persiapan alat dan bahan yang diperlukan, prosedur ekstraksi gigi, serta posisi operator saat melakukan pencabutan gigi.
Dokumen tersebut membahas tentang prinsip-prinsip dasar dalam melakukan preparasi gigi untuk mahkota dan gigi penyangga, meliputi pemeliharaan struktur gigi, bentuk retensi dan resistensi, daya tahan restorasi, integritas tepi restorasi, serta pemeliharaan jaringan periodonsium. Dibahas pula alat dan urutan yang digunakan dalam preparasi gigi.
Dokumen tersebut membahas tentang periodontitis kronis, meliputi etiologi, klasifikasi, diagnosis, dan pengelolaannya pada pasien dengan diabetes melitus. Faktor risiko utama periodontitis kronis adalah plak, sedangkan diabetes melitus dapat memperburuk kondisi ini. Pengobatan melibatkan perawatan periodontal dan pengendalian kadar gula darah.
Dokumen tersebut membahas kasus gingivitis pada seorang pasien perempuan berusia 28 tahun. Pasien mengeluhkan banyak karang gigi di gigi-giginya terutama di rahang bawah. Berdasarkan pemeriksaan klinis, radiografis, dan etiologi, didiagnosis gingivitis yang disebabkan oleh plak dental. Penatalaksanaannya meliputi kontrol plak, skeling dan root planing, serta kontrol berkala untuk memastikan keberhasilan perawatan
Berdasarkan hasil pemeriksaan klinis, pasien mengalami keluhan gigi palsu longgar akibat resorpsi jaringan pendukung yang berlanjut selama 8 tahun pemakaian gigi palsu dan penyakit osteoporosis yang dimiliki pasien. Perawatan pendahuluan perlu dilakukan untuk mengobati cheilitis di sudut mulut sebelum pembuatan gigi palsu baru.
Laporan kasus ini membahas tentang kasus gingivitis marginalis generalisata pada seorang wanita dewasa yang juga menderita diabetes mellitus. Pasien mengeluhkan ingin membersihkan karang giginya. Diagnosis yang ditegakkan adalah gingivitis marginalis generalisata. Penatalaksanaan yang diberikan berupa scalling gigi dan konseling untuk meningkatkan kebersihan mulut. Prognosis pasien dinilai baik untuk kehidupan dan fungsi, namun buruk untuk penyembuhan
Pasien wanita berusia 30 tahun datang dengan keluhan gusi membesar selama setahun terakhir. Pemeriksaan menemukan pembesaran gingiva di gigi anterior rahang bawah dengan indeks gingiva 2 dan pseudo pocket 6 mm. Pasien juga mengalami crowding gigi anterior rahang bawah.
Definisi, Etiologi, dan Faktor Risiko Penyakit Jaringan PeriodontalFerdiana Agustin
Penyakit periodontal adalah inflamasi kronis jaringan pendukung gigi. Dapat dibagi menjadi gingivitis dan periodontitis. Faktor risikonya antara lain plak bakteri, demam, defisiensi vitamin, obat-obatan, hormon, dan stres.
Dokumen ini membahas imunitas spesifik jaringan pada barrier mukosa rongga mulut. Barrier ini terus-menerus terpapar rangsangan lingkungan dari mikrobioma dan kerusakan selama proses mastikasi. Neutrofil dan sel Th17 tampaknya memainkan peran penting dalam memelihara homeostasis dengan fungsi anti-mikroba dan anti-inflamasi. Kerusakan berkelanjutan akibat mastikasi bertindak sebagai pemicu imunitas lokal dan pola Th17 yang
Rencana pembelajaran ini membahas tentang penyuluhan gingivitis kepada masyarakat Desa Sukamaju. Materi penyuluhan mencakup pengertian, penyebab, gejala, dan pencegahan gingivitis. Metode penyuluhan yang digunakan adalah ceramah dan tanya jawab dengan bantuan media seperti LCD dan poster.
Rencana pembelajaran ini membahas tentang penyuluhan gingivitis kepada masyarakat Desa Sukamaju. Materi penyuluhan mencakup pengertian, penyebab, gejala, dan pencegahan gingivitis. Metode penyuluhan yang digunakan adalah ceramah dan tanya jawab dengan bantuan media seperti LCD dan poster.
1. Pasien mengalami angular cheilitis yang disebabkan oleh Candida albicans akibat gigi tiruan yang aus dan tidak cekat lagi.
2. Perawatan yang dianjurkan adalah membuat gigi tiruan baru setelah inflamasi sembuh, serta melakukan relining menggunakan tissue conditioner sementara menunggu gigi tiruan baru.
3. Nutrisi harus diperbaiki secara berkelanjutan untuk mendukung penyembuhan.
Pasien wanita berusia 47 tahun mengeluhkan kemerahan dan sakit pada kedua sudut bibir selama 5 hari. Berdasarkan pemeriksaan dan hasil laboratorium, didiagnosis menderita angular cheilitis yang disebabkan oleh anemia defisiensi zat besi. Terapi yang diberikan berupa suplemen zat besi dan perawatan lokal membuat gejala pasien membaik.
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIFratnawulokt
Peningkatan status kesehatan ibu dan anak merupakan salah satu hal prioritas di Indonesia. Status derajat kesehatan ibu dan anak sendiri dapat dinilai dari jumlah AKI dan AKB. Pemerintah berupaya menerapkan program Sustainable Development Goals (SDGs) dengan harapan dapat menekan AKI dan AKB, tetapi kenyataannya masih tinggi sehingga tujuan dari penyusunan laporan tugas akhir ini untuk memberikan asuhan kebidanan secara komprehensif dari ibu hamil trimester III sampai KB.
Metode penelitian menggunakan Continuity of Care dengan pendokumentasian SOAP Notes. Subjek penelitian Ny. “H” usia 34 tahun masa kehamilan Trimester III hingga KB di PMB E Kecamatan Ngunut Kabupaten Tulungagung.
Hasil asuhan selama masa kehamilan trimester III tidak ada komplikasi pada Ny. “E”. Masa persalinan berjalan lancar meskipun terdapat kesenjangan dimana IMD dilakukan kurang dari 1 jam. Kunjungan neonatus hingga nifas normal tidak ada komplikasi, metode kontrasepsi memilih KB implant.
Kesimpulan asuhan pada Ny. “H” ditemukan kesenjangan antara kenyataan dan teori di penatalaksanaan, tetapi dalam pemberian asuhan ini kesenjangan masih dalam batas normal. Asuhan kebidanan ini diberikan untuk membantu mengurangi kemungkinan terjadi komplikasi pada saat masa kehamilan hingga KB.
5. • Tidak adanya inflamasi terdeteksi secara klinis
• Periondonsium intact mengacu pada tidak
adanya kehilangan perlekatan atau kehilangan
tulang
• Terdapat semua ciri ciri jaringan gingiva
normal
1.A. GINGIVA SEHAT SECARA KLINIS PADA
PERIODONSIUM NORMAL
6. <10% of sites BOP
Probing dept < 3 mm
Tip diameter 0.5mm
Cylindrical tine structure
Constant force limiter 0.25N
7. 1.B. GINGIVA SEHAT SECARA KLINIS PADA
PERIODONSIUM YANG KURANG/REDUCED
• PASIEN PERIODONTITIS STABIL
Pada kasus peridontitis yang telah dirawat
Tetapi tidak lagi mengalami peridontitis
(perawatan yang sukses)
Gingiva sudah tidak intact lagi
8. • PASIEN NON PERIODONTITIS
Karena faktor umur terjadinya penurunan
gingiva(resesi, bedah crown lengthening)
10. gingivitis
Penyakit non-destruktif yang menyebabkan
radang gingiva.
Gingivitis reversibel/ dapat disembuhkan
Kebersihan oral yang baik;
tanpa pengobatan,
berkembang menjadi periodontitis
11. Gingivitis
• Eritema pada margin gingiva, pembesaran
pembuluh darah
• Pembengkakan
• Biasanya tidak menimbulkan rasa sakit
• Tidak terjadi perdarahan spontan
• Tidak ada kehilangan perlekatan
• Pseudopoket
12. 2.GINGIVITIS INDUKSI DENTAL
BIOFILM
A. HANYA BERKAITAN DENTAL BIOFILM SAJA
• Pada gingivitis ini penyebabnya tunggal yaitu
dental biofilm/plak
• Bakteri yang berperan /dominan pada
gingivitis yaitu Actinomyces (bakteri Gram
positif-batang)
13. B.DIMEDIASI OLEH FAKTOR SISTEMIK ATAU FAKTOR LOKAL
i.mediated by systemic factor
a.merokok:
infiltrat sel inflamasi patologis yang signifikan.
b.hiperglikemia:pada orang yang mengalami diabetes
atau tidak . Glukosa yg berlebih toksik dan secara langsung
menginduksi stress mitokondria dan peningkatan pada sel
inflamasi
sel yang dapat mengaktifkan berbagai kaskade mediator
proinflamasi.
2.GINGIVITIS INDUKSI DENTAL
BIOFILM
14. B.DIMEDIASI OLEH FAKTOR SISTEMIK ATAU FAKTOR LOKAL
i.mediated by systemic factor atau lokal
c.faktor nutrisi
Defisiensi vitamin c yang parah atau scurvi
d. agen farmakologi
banyak obat yang menyebabkan rentannya gingiva.juga
obat obatan yang mengurangi laju saliva.
e.hormon steroid seks(pubertas, siklus
menstruasi,kehamilan, kontrasepsi oral generasi I)
f.kondisi hematologik(leukimia,kondisi pre malignan)
2.GINGIVITIS INDUKSI DENTAL
BIOFILM
15. B.DIMEDIASI OLEH FAKTOR SISTEMIK ATAU FAKTOR
LOKAL
ii.Faktor risiko lokal(faktor predisposisi)
a.retensi dental biofilm plak
faktor anatomi gigi tertentu,restorasi
subgingiva
B.oral dryness
kurangnya aliran saliva
perubahan kualitas saliva
2.GINGIVITIS INDUKSI DENTAL
BIOFILM
16. B.DIMEDIASI OLEH FAKTOR SISTEMIK ATAU
FAKTOR LOKAL
ii.Faktor risiko lokal(faktor predisposisi)
B.oral dryness
kurangnya aliran saliva
perubahan kualitas saliva
2.GINGIVITIS INDUKSI DENTAL
BIOFILM
17. C. PEMBESARAN GINGIVA DIINDUKSI OBAT-OBATAN
• Merupakan efek samping obat tertentu (non-
dental), dimana jaringan gingiva bukan organ
target yang diinginkan
• Penting utk diketahui pengaruh OH,
mengganggu estetik, menyebabkan nyeri saat
mengunyah / makan
• Edukasi pasien dan informasi kondisi serta
manajemen diperlukan
GINGIVITIS INDUKSI DENTAL BIOFILM
18. DAFTAR PUSTAKA
1. Caton, J. et al. a new classification scheme for periodontal and peri implant
diseases and conditioons-introduction and key changes from the 1999
classification. J Clin Periodontol. 2018;45:45(Suppl 20);S1–S8. .
https://doi.org/10.1111/jcpe.12935
3. Hasan, A. palmer, R.M. a clinical guide to periodontology : pathology of
periodontal disease. British Dental Journal 2016; 216: 457–461. DOI:
10.1038/sj.bdj.2014.299
4. EFP(european federation of periodontology) NEW
classification.http://www.efp.org
5. Chapple ILC, Mealey BL, et al. Periodontal health and gingival diseases and
conditions on an intact and a reduced periodontium: Consensus report of workgroup
1 of the 2017 World Workshop on the Classification of Periodontal and Peri-Implant
Diseases and Conditions. J Clin Periodontol. 2018;45(Suppl 20):S68亡77.
https://doi.org/10.1111/jcpe.12940
Editor's Notes
Tekanan untuk melakukan probing 0.25 N
Definisi khusus disepakati berkaitan dengan kasus kesehatan gingiva atau peradangan setelah menyelesaikan perawatan periodontitis berdasarkan perdarahan saat probing dan kedalaman sisa sulkus / poket. Perbedaan ini dibuat untuk menekankan perlunya pemeliharaan dan pengawasan yang lebih komprehensif dari pasien periodontitis yang berhasil dirawat. Telah diterima bahwa pasien dengan radang gusi dapat kembali ke keadaan sehat, tetapi pasien periodontitis tetap menjadi pasien periodontitis seumur hidup, bahkan setelah terapi yang berhasil, dan membutuhkan perawatan suportif seumur hidup untuk mencegah kambuhnya penyakit.
Periodontitis ini bentuknya ireversibel?
Transisi dari kesehatan periodontal ke gingivitis dapat diperbaiki setelah perawatan yang menyelesaikan peradangan gingiva. terjadi
transisi ke periodontitis menyebabkan hilangnya perlekatan yang, saat ini tidak dapat diubah. Lebih penting lagi, itu penunjuk arah pasien yang
berisiko tinggi seumur hidup untuk mengalami periodontitis berulang. Terapi periodontal yang optimal dapat memulihkan kesehatan gingiva pada periodonsium yang berkurang, atau
dapat menyebabkan inflamasi gingiva marginal ringan pada kedalaman probing pocket yang dangkal (≤ 3 mm). Namun, riwayat tempat periodontitis
pasien yang berisiko tinggi mengalami periodontitis berulang dan pasien tersebut memerlukan pemantauan spesifik lokasi yang cermat selama program pemeliharaan periodontal
Gingivitis dapat disembuhkan dengan oral yang baik
kebersihan; namun, tanpa pengobatan,
radang gusi bisa berkembang menjadi
Periodontitis, di mana penyakit
menyebabkan radang gusi
kerusakan jaringan dan resorpsi tulang
di sekitar gigi. Bisa periodontitis
akhirnya menyebabkan gigi tanggal
Gusi adalah bagian dari jaringan lunak
selaput mulut. Mereka mengelilingi
gigi dan memberikan segel di sekitar
mereka. Berbeda dengan lapisan jaringan lunak
bibir dan pipi, sebagian besar gusi
terikat erat dengan yang mendasarinya
tulang yang membantu menahan gesekan
makanan melewati mereka. Jadi
bila sehat, itu akan menjadi penghalang efektif
serangan periodontal
ke jaringan yang lebih dalam.
gusi sehat biasanya berwarna merah muda terang
,orang berkulit, tetapi mungkin secara alami
lebih gelap dengan pigmentasi melanin.
Gingivitis Klinis
Tanda klinis paling awal dari gingiva
peradangan adalah transudasi gingiva
fl uid. Ini tipis dan hampir seperti seluler
transudat secara bertahap digantikan
dengan cairan yang terdiri dari serum plus
leukosit.
Kemerahan pada margin gingiva
muncul sebagian dari agregasi dan
pembesaran pembuluh darah di
jaringan ikat subepitel segera
dan hilangnya keratinisasi
aspek wajah gingiva (Gambar 6a dan b).
Pembengkakan dan hilangnya tekstur
gingiva bebas mencerminkan hilangnya serat
jaringan ikat dan semi likuiditas
dari substansi antar fibril.
Secara individu dan kolektif,
gejala klinis gingivitis kronis
agak kabur, dan biasanya tidak menimbulkan rasa sakit.
Ciri-ciri ini membuat sebagian besar pasien tidak menyadarinya
penyakit dan umumnya
diremehkan oleh para praktisi gigi.
Gingivitis kronis jarang terlihat
perdarahan spontan. Fakta bahwa
jaringan gingiva dapat terprovokasi
berdarah hanya dengan menyentuh gingiva
margin dengan instrumen tumpul (Gbr. 7)
[seperti saat menyikat gigi atau dalam menilai
indeks gingiva (GI)] menunjukkan hal itu
perubahan epitel dan vaskular
konfigurasi cukup mencolok.
Gambaran histopatologi
Lesi inisial : 2-4 hari
Lesi early :4-7 hari
Lesi established : >7 hari
Gingivitis paling parah peningkatan selama 8 bulan kehamilan, menurun selama 9 bulan kehamilan
b.hiperglikemia:pada orang yang mengalami diabetes atau tidak . Glukosa yg berlebih toksik dan secara langsung menginduksi stress mitokondria dan peningkatan pada sel inflamasi
sel yang dapat mengaktifkan berbagai kaskade mediator proinflamasi.
Pembentukan produk akhir glikasi lanjutan (AGEs)
juga dapat menyebabkan AGE mengikat reseptor permukaan selnya
(RAGE), yang mengaktifkan kaskade sinyal proinflamasi
dan kejadian proinflamasi hilir.
Gingivitis paling parah peningkatan selama 8 bulan kehamilan, menurun selama 9 bulan kehamilan
c.
Faktor nutrisi - Kekurangan vitamin C yang parah, atau penyakit scurvy,
menghasilkan pertahanan mikronutrien antioksidan yang terganggu
stres oksidatif dan juga berdampak negatif terhadap sintesis kolagen,
mengakibatkan dinding pembuluh darah kapiler melemah dan a
kecenderungan konsekuen untuk meningkatkan perdarahan gingiva.
d. agen fharmakologis (resep, non-resep, dan
agen rekreasi) - dapat bertindak melalui beragam mekanisme untuk meningkatkan
kerentanan terhadap radang gusi. Ini mungkin termasuk obat-obatan itu
mengurangi aliran saliva, obat yang mempengaruhi fungsi endokrin
(lihat di bawah), dan obat-obatan yang dapat menyebabkan pembesaran gingiva
dan pseudo-pocketing.
a.Retensi dental biofilm plak
Faktor retensi biofilm plak gigi (termasuk faktor tertentu
faktor anatomi gigi) - memfasilitasi akumulasi plak pada
dan apikal ke margin gingiva, memungkinkan kepatuhan biofilm
dan pematangan dan meningkatkan kesulitan mekanik
penghapusan plak. Beberapa studi klinis memberikan hasil yang moderat
tingkat bukti telah menunjukkan restorasi subgingiva
margin dapat merusak kesehatan gingiva.
Kekeringan mulut adalah kondisi klinis yang sering dikaitkan dengan gejala
Dari xerostomia. Lisan kekeringan mewujudkan sebagai Sebuah kekurangan
Dari air liur mengalir, ketersediaan, atau perubahan di kualitas dari air liur, terkemuka
Untuk dikurangi pembersihan dari gigi permukaan adalah terkait dengan dikurangi dental plak biofilm
Pemindahan dan ditingkatkan gingiva peradangan. Umum
penyebab
termasuk
obat-obatan
bahwa
memiliki
anti-parasimpatis
tindakan,
Sjögrens
Sindroma Kapan Itu air liur Acini Adalah diganti
Oleh Fibros Berikut Autoimun penghancuran, Dan mulut
bernapas pada orang yang mungkin mengalami peningkatan gingiva
pajangan dan / atau segel bibir yang tidak kompeten.