Makalah ini membahas tentang pengaruh sosialisasi dan nilai budaya terhadap pembentukan kepribadian. Proses sosialisasi primer dan sekunder berperan dalam membentuk kepribadian seseorang melalui penanaman nilai-nilai budaya. Sosialisasi dan budaya mempengaruhi kepribadian seseorang sejalan dengan perkembangan individu, mulai dari tahap persiapan hingga penerimaan norma kolektif.
Proses sosialisasi sebagai proses pembentuk kepribadianUndercover Helpers
Dokumen tersebut membahas tentang sosialisasi sebagai proses pembentukan kepribadian. Sosialisasi dapat berdampak positif maupun negatif tergantung faktor-faktor yang mempengaruhinya seperti keluarga, sekolah, dan lingkungan. Proses sosialisasi penting untuk membentuk norma dan nilai sosial pada individu.
Makalah ini membahas tentang sosialisasi dan pembentukan kepribadian. Pembahasan dimulai dengan pengantar, latar belakang masalah, rumusan masalah, dan rencana tindak lanjut. Unsur-unsur kepribadian yang dibahas meliputi pengetahuan, perasaan, dan dorongan naluri. Jenis sosialisasi meliputi formal dan informal, sedangkan pola sosialisasi terdiri dari represif dan partisipatoris."
Dokumen tersebut membahas tentang sosialisasi dan pembentukan kepribadian dalam 3 kalimat:
Sosialisasi adalah proses belajar individu untuk menyesuaikan diri dengan norma dan nilai sosial melalui agen-agen seperti keluarga, sekolah, dan teman sebaya. Proses ini berlangsung seumur hidup untuk membentuk kepribadian seseorang sesuai harapan kelompoknya. Faktor internal dan eksternal mempengaruhi sosial
Dokumen tersebut membahas tentang pengaruh sosialisasi dan nilai budaya dalam pembentukan kepribadian. Sosialisasi terjadi melalui interaksi sosial dan pendidikan, dan terbagi atas sosialisasi primer di keluarga dan sekunder di masyarakat. Kepribadian terbentuk seiring proses sosialisasi yang mempengaruhi penanaman nilai budaya. Pengetahuan sosiologi dapat diterapkan dalam pembentukan kepribadian agar se
Bab 1 membahas latar belakang sosialisasi sebagai proses transfer nilai dan aturan antar generasi dalam masyarakat. Terdapat dua jenis sosialisasi, yaitu formal melalui lembaga pendidikan dan informal di masyarakat. Tujuan makalah ini adalah memahami sosialisasi dan mengaplikasikannya dalam pembelajaran.
Proses sosialisasi sebagai proses pembentuk kepribadianUndercover Helpers
Dokumen tersebut membahas tentang sosialisasi sebagai proses pembentukan kepribadian. Sosialisasi dapat berdampak positif maupun negatif tergantung faktor-faktor yang mempengaruhinya seperti keluarga, sekolah, dan lingkungan. Proses sosialisasi penting untuk membentuk norma dan nilai sosial pada individu.
Makalah ini membahas tentang sosialisasi dan pembentukan kepribadian. Pembahasan dimulai dengan pengantar, latar belakang masalah, rumusan masalah, dan rencana tindak lanjut. Unsur-unsur kepribadian yang dibahas meliputi pengetahuan, perasaan, dan dorongan naluri. Jenis sosialisasi meliputi formal dan informal, sedangkan pola sosialisasi terdiri dari represif dan partisipatoris."
Dokumen tersebut membahas tentang sosialisasi dan pembentukan kepribadian dalam 3 kalimat:
Sosialisasi adalah proses belajar individu untuk menyesuaikan diri dengan norma dan nilai sosial melalui agen-agen seperti keluarga, sekolah, dan teman sebaya. Proses ini berlangsung seumur hidup untuk membentuk kepribadian seseorang sesuai harapan kelompoknya. Faktor internal dan eksternal mempengaruhi sosial
Dokumen tersebut membahas tentang pengaruh sosialisasi dan nilai budaya dalam pembentukan kepribadian. Sosialisasi terjadi melalui interaksi sosial dan pendidikan, dan terbagi atas sosialisasi primer di keluarga dan sekunder di masyarakat. Kepribadian terbentuk seiring proses sosialisasi yang mempengaruhi penanaman nilai budaya. Pengetahuan sosiologi dapat diterapkan dalam pembentukan kepribadian agar se
Bab 1 membahas latar belakang sosialisasi sebagai proses transfer nilai dan aturan antar generasi dalam masyarakat. Terdapat dua jenis sosialisasi, yaitu formal melalui lembaga pendidikan dan informal di masyarakat. Tujuan makalah ini adalah memahami sosialisasi dan mengaplikasikannya dalam pembelajaran.
Kepribadian manusia terbentuk dari proses pembelajaran dan naluri sejak lahir, dipengaruhi pengalaman masa kanak-kanak dan pola asuhan orang tua. Kepribadian terdiri atas pengetahuan, perasaan, dan dorongan naluri yang terbentuk secara alami maupun pembelajaran dan membentuk identitas individu.
Cross-Cultural Psychology - Research and Applications (personality) Bee_BQ
Dokumen tersebut membahas tentang kepribadian yang merupakan perilaku khas seseorang yang membedakannya dengan orang lain. Kepribadian dapat dipengaruhi oleh lingkungan tempat tinggal seseorang dan merupakan hasil interaksi seumur hidup antara organisme dan lingkungan. Dokumen juga membahas perbedaan kepribadian antar budaya dan konsep-konsep kepribadian dalam berbagai tradisi seperti amae di Jepang dan konsep-konsep India.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas konsep-konsep kepribadian dan jenis-jenis gangguan kepribadian.
2. Beberapa teori kepribadian dijelaskan seperti teori psikoanalisis, teori trait, teori behaviorisme, dan teori kognitif.
3. Faktor-faktor yang membentuk kepribadian diuraikan seperti pengalaman umum dan khusus yang mempengaruhi pembentukan identitas diri.
Tiga konsep utama dalam dokumen ini adalah kesadaran sosiologis, sosialisasi, dan mobilitas sosial. Kesadaran sosiologis mengacu pada pemahaman sosiolog tentang masalah sosial melalui penyebab sistematisnya. Sosialisasi adalah proses belajar menjadi anggota masyarakat melalui interaksi sosial sejak kanak-kanak. Mobilitas sosial merujuk pada perpindahan status sosial antar kelas sos
Tiga faktor utama yang membentuk kepribadian seseorang adalah faktor genetik, lingkungan sosial, dan proses sosialisasi sepanjang hidup. Kepribadian terbentuk secara bertahap melalui interaksi individu dengan lingkungan sejak usia dini hingga dewasa. Budaya masyarakat mempengaruhi pembentukan kepribadian karena berfungsi sebagai pedoman hidup.
1) Dokumen tersebut membahas tentang manusia sebagai makhluk individu dan sosial. Manusia dijelaskan memiliki sifat sebagai individu unik namun juga memiliki kebutuhan untuk hidup bersama dalam masyarakat.
2) Dokumen tersebut juga membahas pengelompokan manusia sebagai makhluk biologis, ekonomi, politik, dan hukum.
3) Secara keseluruhan dokumen tersebut menjelaskan sif
1. Perampokan bank yang melibatkan tembakan dan penangkapan uang Rp1,9 miliar. Dua polisi tewas ditembak ketika mengejar perampok.
2. Psikoanalisis menjelaskan perilaku kriminal sebagai representasi dari dorongan biologis (Id) yang tidak terkendalikan oleh akal (ego) dan nilai-nilai sosial (superego).
3. Behaviorisme menjelaskan kriminalitas sebagai perilaku yang dipelajari melalui penir
Dokumen tersebut membahas tentang kepribadian, yang didefinisikan sebagai susunan unsur-unsur akal dan jiwa yang menentukan perbedaan tingkah laku setiap individu. Kepribadian terdiri dari unsur-unsur seperti pengetahuan, perasaan, dan dorongan naluri. Dokumen juga membahas materi yang menjadi sasaran dari unsur-unsur kepribadian seperti berbagai kebutuhan biologis dan psikologis diri sendiri maup
Persepsi terdiri dari 3 proses yaitu pengindraan, atensi, dan interpretasi. Pengindraan melibatkan panca indera untuk menerima stimulus dari lingkungan. Atensi melibatkan pemrosesan secara sadar sebagian kecil informasi yang didapat. Interpretasi melibatkan proses memberi arti terhadap stimulus tersebut. Budaya mempengaruhi persepsi melalui unsur-unsur seperti kepercayaan, nilai, pandangan dunia, dan organisasi sosial. Kes
Makalah pengaruh sosialisasi, nilai budaya terhadap pembentukan kepribadian 2Septian Muna Barakati
Makalah ini membahas pengaruh sosialisasi dan nilai budaya terhadap pembentukan kepribadian. Sosialisasi terjadi melalui interaksi sosial dan pendidikan, dan terbagi atas sosialisasi primer di keluarga dan sekunder di masyarakat. Faktor-faktor seperti keluarga, sekolah, dan lingkungan berperan dalam membentuk kepribadian seseorang sesuai dengan norma-norma yang berlaku.
Dokumen tersebut membahas tentang sosialisasi dan kepribadian. Sosialisasi adalah proses belajar mengenal budaya masyarakat lingkungan, sedangkan kepribadian merupakan organisasi sikap yang membentuk perilaku seseorang. Kepribadian dipengaruhi oleh proses sosialisasi dan faktor-faktor seperti genetik, budaya, dan pengalaman hidup.
Kepribadian manusia terbentuk dari proses pembelajaran dan naluri sejak lahir, dipengaruhi pengalaman masa kanak-kanak dan pola asuhan orang tua. Kepribadian terdiri atas pengetahuan, perasaan, dan dorongan naluri yang terbentuk secara alami maupun pembelajaran dan membentuk identitas individu.
Cross-Cultural Psychology - Research and Applications (personality) Bee_BQ
Dokumen tersebut membahas tentang kepribadian yang merupakan perilaku khas seseorang yang membedakannya dengan orang lain. Kepribadian dapat dipengaruhi oleh lingkungan tempat tinggal seseorang dan merupakan hasil interaksi seumur hidup antara organisme dan lingkungan. Dokumen juga membahas perbedaan kepribadian antar budaya dan konsep-konsep kepribadian dalam berbagai tradisi seperti amae di Jepang dan konsep-konsep India.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas konsep-konsep kepribadian dan jenis-jenis gangguan kepribadian.
2. Beberapa teori kepribadian dijelaskan seperti teori psikoanalisis, teori trait, teori behaviorisme, dan teori kognitif.
3. Faktor-faktor yang membentuk kepribadian diuraikan seperti pengalaman umum dan khusus yang mempengaruhi pembentukan identitas diri.
Tiga konsep utama dalam dokumen ini adalah kesadaran sosiologis, sosialisasi, dan mobilitas sosial. Kesadaran sosiologis mengacu pada pemahaman sosiolog tentang masalah sosial melalui penyebab sistematisnya. Sosialisasi adalah proses belajar menjadi anggota masyarakat melalui interaksi sosial sejak kanak-kanak. Mobilitas sosial merujuk pada perpindahan status sosial antar kelas sos
Tiga faktor utama yang membentuk kepribadian seseorang adalah faktor genetik, lingkungan sosial, dan proses sosialisasi sepanjang hidup. Kepribadian terbentuk secara bertahap melalui interaksi individu dengan lingkungan sejak usia dini hingga dewasa. Budaya masyarakat mempengaruhi pembentukan kepribadian karena berfungsi sebagai pedoman hidup.
1) Dokumen tersebut membahas tentang manusia sebagai makhluk individu dan sosial. Manusia dijelaskan memiliki sifat sebagai individu unik namun juga memiliki kebutuhan untuk hidup bersama dalam masyarakat.
2) Dokumen tersebut juga membahas pengelompokan manusia sebagai makhluk biologis, ekonomi, politik, dan hukum.
3) Secara keseluruhan dokumen tersebut menjelaskan sif
1. Perampokan bank yang melibatkan tembakan dan penangkapan uang Rp1,9 miliar. Dua polisi tewas ditembak ketika mengejar perampok.
2. Psikoanalisis menjelaskan perilaku kriminal sebagai representasi dari dorongan biologis (Id) yang tidak terkendalikan oleh akal (ego) dan nilai-nilai sosial (superego).
3. Behaviorisme menjelaskan kriminalitas sebagai perilaku yang dipelajari melalui penir
Dokumen tersebut membahas tentang kepribadian, yang didefinisikan sebagai susunan unsur-unsur akal dan jiwa yang menentukan perbedaan tingkah laku setiap individu. Kepribadian terdiri dari unsur-unsur seperti pengetahuan, perasaan, dan dorongan naluri. Dokumen juga membahas materi yang menjadi sasaran dari unsur-unsur kepribadian seperti berbagai kebutuhan biologis dan psikologis diri sendiri maup
Persepsi terdiri dari 3 proses yaitu pengindraan, atensi, dan interpretasi. Pengindraan melibatkan panca indera untuk menerima stimulus dari lingkungan. Atensi melibatkan pemrosesan secara sadar sebagian kecil informasi yang didapat. Interpretasi melibatkan proses memberi arti terhadap stimulus tersebut. Budaya mempengaruhi persepsi melalui unsur-unsur seperti kepercayaan, nilai, pandangan dunia, dan organisasi sosial. Kes
Makalah pengaruh sosialisasi, nilai budaya terhadap pembentukan kepribadian 2Septian Muna Barakati
Makalah ini membahas pengaruh sosialisasi dan nilai budaya terhadap pembentukan kepribadian. Sosialisasi terjadi melalui interaksi sosial dan pendidikan, dan terbagi atas sosialisasi primer di keluarga dan sekunder di masyarakat. Faktor-faktor seperti keluarga, sekolah, dan lingkungan berperan dalam membentuk kepribadian seseorang sesuai dengan norma-norma yang berlaku.
Dokumen tersebut membahas tentang sosialisasi dan kepribadian. Sosialisasi adalah proses belajar mengenal budaya masyarakat lingkungan, sedangkan kepribadian merupakan organisasi sikap yang membentuk perilaku seseorang. Kepribadian dipengaruhi oleh proses sosialisasi dan faktor-faktor seperti genetik, budaya, dan pengalaman hidup.
Dokumen tersebut membahas tentang sosialisasi dan pembentukan kepribadian melalui proses sosialisasi. Proses sosialisasi dilakukan oleh berbagai agen sosialisasi seperti keluarga, teman sebaya, lembaga pendidikan, dan media massa. Agen-agen tersebut memberikan pengaruh dalam membentuk norma dan nilai seseorang sejak usia dini hingga dewasa.
Sosialisasi merupakan proses pembentukan kepribadian melalui penanaman nilai dan norma sosial dari berbagai agen seperti keluarga, sekolah, kelompok sebaya, dan media massa. Proses ini membantu individu belajar peran sosial dan menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
Sosialisasi dan pembentukan kepribadian merupakan proses kompleks dimana individu belajar pola-pola kebudayaan melalui interaksi sosial. Proses ini membentuk kepribadian seseorang dan memungkinkannya berperan sesuai norma sosial. Faktor lingkungan seperti keluarga, sekolah, dan teman berperan dalam menentukan kepribadian individu.
Dokumen tersebut membahas tentang sosialisasi dan kepribadian. Sosialisasi dijelaskan sebagai proses belajar seseorang dari masa kanak-kanak hingga dewasa untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan sosialnya. Agen sosialisasi utama meliputi keluarga, sekolah, kelompok sebaya, dan media massa. Kepribadian terbentuk melalui proses sosialisasi dan dipengaruhi oleh faktor biologis, psik
Sosialisasi adalah proses belajar individu untuk mengenal dan menghayati nilai serta norma yang berlaku dalam masyarakatnya sejak lahir hingga dewasa melalui interaksi dengan lingkungan sosial terdekatnya. Proses ini membentuk kepribadian seseorang untuk dapat berfungsi sebagai anggota masyarakat yang baik.
Dokumen tersebut membahas tentang sosialisasi yang merupakan proses penanaman nilai dan aturan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Ada dua jenis sosialisasi yaitu primer yang terjadi di lingkungan keluarga dan sekunder setelah sosialisasi primer. Agen-agen sosialisasi meliputi keluarga, teman, sekolah, dan media dengan tujuan membentuk individu yang dapat berfungsi di masyarakat.
Teks tersebut membahas tentang individu, keluarga, dan masyarakat. Individu adalah manusia sebagai makhluk yang tidak dapat dibagi, sedangkan keluarga merupakan kelompok primer penting yang terbentuk dari hubungan antara laki-laki dan perempuan. Masyarakat adalah kelompok manusia yang memiliki tatanan kehidupan dan norma yang sama.
1. Sosialisasi adalah proses belajar individu untuk menyesuaikan diri dengan norma dan nilai sosial kelompoknya agar dapat berfungsi sebagai anggota masyarakat.
2. Faktor-faktor yang membentuk kepribadian antara lain warisan biologis, lingkungan alam, sosial, dan kelompok manusia.
3. Kepribadian merupakan hasil dari proses sosialisasi seseorang dalam lingkungannya.
Similar to Makalah pengaruh sosialisasi, nilai budaya terhadap pembentukan kepribadian 2 (20)
Dokumen tersebut menjelaskan berbagai alat musik tradisional Indonesia beserta asal daerah dan cara memainkannya. Terdapat 20 alat musik yang dijelaskan masing-masing memiliki jenis bunyi yang berbeda seperti aerofon, membranofon, kordofon, dan ideofon. Alat-alat musik tersebut berasal dari berbagai provinsi di Indonesia.
Cerita ini menceritakan tentang Hang Tuah, seorang pemuda yang membela diri dari pemberontak dengan kapaknya. Ia kemudian menjadi pahlawan setelah membunuh pemberontak tersebut. Namun Tumenggung dan pegawai lain merasa iri dan menghasut raja dengan mengatakan Hang Tuah berkhianat. Akhirnya Hang Tuah diusir dari istana.
This document outlines the family tree of Drs. H.M Gaffar Hamid. It details his ancestors and their marriages which produced children. Specifically, it notes that:
1) P. Beddu married P. Nini and they had a son named Dupa
2) Dupa first married M. Said and they had a daughter named Habasiah
3) Dupa second married H. M. Said and they had a son named H. M. Sanusi Said
4) The Supreme Court ruled in 1983 that Habasiah Hamid and H. M. Sanusi Said were the rightful heirs in the inheritance case.
Makalah ini membahas tentang haji dan umrah dengan menjelaskan pengertian, syarat, rukun, dan tahapan pelaksanaan masing-masing ibadah. Haji merupakan salah satu rukun Islam yang wajib dilaksanakan sekali seumur hidup, sedangkan umrah adalah ibadah sunnah. Kedua ibadah tersebut memerlukan pemenuhan syarat-syarat dan pelaksanaan rukun-rukun tertentu agar sah.
Manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada ny. “w”Warnet Raha
Dokumen ini berisi tentang manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada Ny. "W" di RSUD Kabupaten Muna. Ibu melahirkan anak ketiga pada tanggal 21 Februari 2017. Pemeriksaan menunjukkan ibu dalam kondisi baik namun mengeluhkan nyeri perut bagian bawah. Diagnosa yang ditegakkan adalah post partum hari pertama dengan masalah nyeri perut bagian bawah. Rencana asuhan dirancang untuk memastikan ke
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Fathan Emran
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka.
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdffadlurrahman260903
Ppt landasan pendidikan tentang pendidikan seumur hidup.
Prodi pendidikan agama Islam
Fakultas tarbiyah dan ilmu keguruan
Universitas Islam negeri syekh Ali Hasan Ahmad addary Padangsidimpuan
Pendidikan sepanjang hayat atau pendidikan seumur hidup adalah sebuah system konsepkonsep pendidikan yang menerangkan keseluruhan peristiwa-peristiwa kegiatan belajarmengajar yang berlangsung dalam keseluruhan kehidupan manusia. Pendidikan sepanjang
hayat memandang jauh ke depan, berusaha untuk menghasilkan manusia dan masyarakat yang
baru, merupakan suatu proyek masyarakat yang sangat besar. Pendidikan sepanjang hayat
merupakan asas pendidikan yang cocok bagi orang-orang yang hidup dalam dunia
transformasi dan informasi, yaitu masyarakat modern. Manusia harus lebih bisa menyesuaikan
dirinya secara terus menerus dengan situasi yang baru.
Laporan Pembina Pramuka SD dalam format doc dapat anda jadikan sebagai rujukan dalam membuat laporan. silakan download di sini https://unduhperangkatku.com/contoh-laporan-kegiatan-pramuka-format-word/
Makalah pengaruh sosialisasi, nilai budaya terhadap pembentukan kepribadian 2
1. BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Setaiap manusia di dunia ini pasti memerlukan orang lain, oleh karena itu terjadi sosialisasi
antar sesama manusia tersebut, yang mana berfungsi sebagai sarana kedekatan antar
sesamanya.
Beberbicara masalah keperibadian, merupakan suatu cermin dan gambaran bagi setiap
manusia. Jika keperibadiannya bagus, maka akan bagus pula tingkah laku yang dimiliki oleh
orang tersebut. Begitu pula sebaliknya, jika keperibadian orang tesebut buruk maka otomatis
akan di ikuti oleh perilakunya yang buruk tersebut.
Dalam makalah ini kami akan membahas tentang “Sosialisasi dan Pembentuk Keperibadian”.
Kami harap makalah ini bisa memberikan pengetahuan dan bisa diterapkan dalam kehidupan
sehari-hari.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah kami tersebut adalah sebagai berikut :
1. Apakah definisi keperibadian itu ?
2. Ada berapakah unsur-unsur keperibadian tersebut ?
3. Ada berapakah jenis-jenis sosialisasi ?
4. Apa yang dimaksud dengan pola sosialisasi ?
5. Bagaimana proses sosialisasi berlangsung ?
6. Apakah pengaruh sosialisasi, nilai budaya terhadap pembentukan
keperibadian ?
C. Tujuan Penulisan
untuk mengetahui pengaruh sosialisasi, nilai budaya terhadap pembentukan keperibadian
2. BAB II
PEMBAHASAN
A. Defenisi Kepribadian
Banyak para ahli yang memberikan perhatian dan mencurahkan penelitiannya untuk
mendeskripsikan penelitiannya mengenai tentang pola tingkah laku yang nantinya merunut
juga pada pola tingkah laku manusia sebagai bahan perbandingannya.
Pola-pola tingkah laku bagi semua Homo Sapiens hampir tidak ada, bahkan bagi semua
individu yang tergolong satu ras pun, tidak ada satu system pola tingkah laku yang seragam.
Sebabnya tingkah laku Homo Sapiens tidak hanya ditentukan oleh system organic biologinya
saja, melainkan juga akal dan pikirannya serta jiwanya, sehingga variasi pola tingkah laku
Homo Sapiens sangat besar diversitasnya dan unik bagi setiap manusia.
Dengan pola tingkah laku dalam arti yang sangat khusus yang ditentukan oleh nalurinya,
dorongan-dorongan dan refleksnya.
Jadi “Kepribadian” dalam konteks yang lebih mendalam adalah “susunan unsur-unsur akal
dan jiwa yang menentukan tingkah laku atau tindakan seorang individu”.
Sosialisasi adalah sebuah proses penanaman atau transfer kebiasaan atau nilai dan
aturan dari satu generasi ke generasi lainnya dalam sebuah kelompok atau masyarakat.
Sejumlah sosiolog menyebut sosialisasi sebagai teori mengenai peranan (role theory). Karena
dalam proses sosialisasi diajarkan peran-peran yang harus dijalankan oleh individu.
B. Unsur-unsur Kepribadian
Pengetahuan merupakan suatu unsur-unsur yang mengisi akal dan alam jiwa orang yang
sadar. Dalam alam sekitar manusia terdapat berbagai hal yang diterimanya melalui panca
inderanya yang masuk kedalam berbagi sel di bagian-bagian tertentu dari otaknya. Ddan
didalam otak tersebutlah semuanya diproses menjadi susunan yang dipancarkan oleh individu
kealam sekitar. Dan dalam Antropologi dikenal sebagai “persepsi” yaitu; “seluruh proses
akal manusia yang sadar”.
Dengan demikian manusia dapat membuat suatu penggambaran tentang tempat-tempat
tertentu di muka bumi, padahal ia belum pernah melihat atau mempersepsikan tempat-tempat
tersebut. Penggambaran abstrak tadi dalam ilmu-ilmu sosial disebut dengan “Konsep”.
Cara pengamatan yang menyebabkan bahwa penggambaran tentang lingkungan mungkin ada
yang ditambah-tambah atau dibesar-besarkan, tetapi ada pula yang dikurangi atau diperkecil
pada bagian-bagian tertentu. Dan ada pula yang digabung dengan penggambaran-
pengambaran lain sehingga menjadi penggambaran yang baru sama sekali, yang sebenarnya
tidak nyata.
3. C. Jenis pengaruh sosialisasi dan nilai budaya
Berdasarkan jenisnya, sosialisasi dibagi menjadi dua: sosialisasi primer (dalam keluarga) dan
sosialisasi sekunder (dalam masyarakat). Menurut Goffman kedua proses tersebut
berlangsung dalam institusi total, yaitu tempat tinggal dan tempat bekerja. Dalam kedua
institusi tersebut, terdapat sejumlah individu dalam situasi yang sama, terpisah dari
masyarakat luas dalam jangka waktu kurun tertentu, bersama-sama menjalani hidup yang
terkukung, dan diatur secara formal.
Keluarga sebagai perantara sosialisasi primer
1. Sosialisasi primer
Peter L. Berger dan Luckmann mendefinisikan sosialisasi primer sebagai sosialisasi
pertama yang dijalani individu semasa kecil dengan belajar menjadi anggota masyarakat
(keluarga). Sosialisasi primer berlangsung saat anak berusia 1-5 tahun atau saat anak belum
masuk ke sekolah. Anak mulai mengenal anggota keluarga dan lingkungan keluarga. Secara
bertahap dia mulai mampu membedakan dirinya dengan orang lain di sekitar keluarganya.
Dalam tahap ini, peran orang-orang yang terdekat dengan anak menjadi sangat penting sebab
seorang anak melakukan pola interaksi secara terbatas di dalamnya. Warna kepribadian anak
akan sangat ditentukan oleh warna kepribadian dan interaksi yang terjadi antara anak dengan
anggota keluarga terdekatnya.
2. Sosialisasi sekunder
Sosialisasi sekunder adalah suatu proses sosialisasi lanjutan setelah sosialisasi primer yang
memperkenalkan individu ke dalam kelompok tertentu dalam masyarakat. Salah satu
bentuknya adalah resosialisasi dan desosialisasi. Dalam proses resosialisasi, seseorang diberi
suatu identitas diri yang baru. Sedangkan dalam proses desosialisasi, seseorang mengalami
'pencabutan' identitas diri yang lama.
D. Pola sosialisasi
Sosiologi dapat dibagi menjadi dua pola: sosialisasi represif dan sosialisasi partisipatoris.
Sosialisasi represif (repressive socialization) menekankan pada penggunaan hukuman
terhadap kesalahan. Ciri lain dari sosialisasi represif adalah penekanan pada penggunaan
materi dalam hukuman dan imbalan. Penekanan pada kepatuhan anak dan orang tua.
Penekanan pada komunikasi yang bersifat satu arah, nonverbal dan berisi perintah,
penekanan sosialisasi terletak pada orang tua dan keinginan orang tua, dan peran keluarga
sebagai significant other. Sosialisasi partisipatoris (participatory socialization) merupakan
pola di mana anak diberi imbalan ketika berprilaku baik. Selain itu, hukuman dan imbalan
bersifat simbolik. Dalam proses sosialisasi ini anak diberi kebebasan. Penekanan diletakkan
pada interaksi dan komunikasi bersifat lisan yang menjadi pusat sosialisasi adalah anak dan
keperluan anak. Keluarga menjadi generalized other.
4. E. Proses sosialisasi
Macam – macam Proses Sosialisasi
1. Proses Sosialisasi yang Terjadi Tanpa Disengaja melalui Proses Interaksi Sosial
Proses ini terjadi apabila individu yang disosialisasi maupun yang terisolasi menyaksikan
kegiatan yang dilakukan dan diperbuat oleh orang – orang disekitarnya dalam
berinteraksi. Misalnya sorang anak memperhatikan kegiatan yang dilakukan oleh orang
tuanya kemudian ia meniru dan mencontohkan perbuatan tersebut dalam pergaulan
sehari–hari.
2. Proses Sosialaisasi yang Terjadi secara Sengaja melalui Pendidikan dan Pengajaran.
Proses ini terjadi apabila seorang individu mengikuti pengajaran dan pendidikan yang
sengaja dilakukan oleh pendidik – pendidik yang mewakili masyarakat. Dalam
pendidikan anak akan dikenalkan pada norma dan nilai yang berlaku dalam masyarakat.
Menurut George Herbert Mead
George Herbert Mead berpendapat bahwa sosialisasi yang dilalui seseorang dapat dibedakan
menlalui tahap-tahap sebagai berikut.
1. Tahap persiapan (Preparatory Stage)
Tahap ini dialami sejak manusia dilahirkan, saat seorang anak mempersiapkan diri untuk
mengenal dunia sosialnya, termasuk untuk memperoleh pemahaman tentang diri. Pada tahap
ini juga anak-anak mulai melakukan kegiatan meniru meski tidak sempurna.
Contoh: Kata "makan" yang diajarkan ibu kepada anaknya yang masih balita diucapkan
"mam". Makna kata tersebut juga belum dipahami tepat oleh anak. Lama-kelamaan anak
memahami secara tepat makna kata makan tersebut dengan kenyataan yang dialaminya.
2. Tahap meniru (Play Stage)
Tahap ini ditandai dengan semakin sempurnanya seorang anak menirukan peran-peran yang
dilakukan oleh orang dewasa. Pada tahap ini mulai terbentuk kesadaran tentang anma diri dan
siapa nama orang tuanya, kakaknya, dan sebagainya. Anak mulai menyadari tentang apa yang
dilakukan seorang ibu dan apa yang diharapkan seorang ibu dari anak. Dengan kata lain,
kemampuan untuk menempatkan diri pada posisi orang lain juga mulai terbentuk pada tahap
ini. Kesadaran bahwa dunia sosial manusia berisikan banyak orang telah mulai terbentuk.
Sebagian dari orang tersebut merupakan orang-orang yang dianggap penting bagi
pembentukan dan bertahannya diri, yakni dari mana anak menyerap norma dan nilai. Bagi
seorang anak, orang-orang ini disebut orang-orang yang amat berarti (Significant other)
3. Tahap siap bertindak (Game Stage)
Peniruan yang dilakukan sudah mulai berkurang dan digantikan oleh peran yang secara
langsung dimainkan sendiri dengan penuh kesadaran. Kemampuannya menempatkan diri
pada posisi orang lain pun meningkat sehingga memungkinkan adanya kemampuan bermain
secara bersama-sama. Dia mulai menyadari adanya tuntutan untuk membela keluarga dan
5. bekerja sama dengan teman-temannya. Pada tahap ini lawan berinteraksi semakin banyak dan
hubunganya semakin kompleks. Individu mulai berhubungan dengan teman-teman sebaya di
luar rumah. Peraturan-peraturan yang berlaku di luar keluarganya secara bertahap juga mulai
dipahami. Bersamaan dengan itu, anak mulai menyadari bahwa ada norma tertentu yang
berlaku di luar keluarganya.
4. Tahap penerimaan norma kolektif (Generalized Stage)
Pada tahap ini seseorang telah dianggap dewasa. Dia sudah dapat menempatkan dirinya pada
posisi masyarakat secara luas. Dengan kata lain, ia dapat bertenggang rasa tidak hanya
dengan orang-orang yang berinteraksi dengannya tapi juga dengan masyarakat luas. Manusia
dewasa menyadari pentingnya peraturan, kemampuan bekerja sama--bahkan dengan orang
lain yang tidak dikenalnya-- secara mantap. Manusia dengan perkembangan diri pada tahap
ini telah menjadi warga masyarakat dalam arti sepenuhnya.
F. Pembentukan Kepribadian Sebagai Hasil Sosialisasi
Setiap individu dalam masyarakat adalah pribadi yang unik, tetapi karena mereka
memperoleh tipe-tipe sosialisasi yang sangat mirip, baik yang berasal dari rumah maupun
sekolah, akan banyak ciri kepribadian yang hampir serupa. Seseorang akan mencari pola
perilaku atau sikap dan nilai-nilai yang ditekankan oleh kebudayaannya sebagai hal yang
penting untuk mencapai kebiasaan dan prestasi pribadi.
Kepribadian merupakan gabungan utuh dari sikap, sifat, emosi, nilai yang memengaruhi
seseorang agar berbuat sesuai dengan tata cara yang diharapkan. Kepribadian merupakan
gabungan keseluruhan sifat-sifat yang tampak dan yang dapat dilihat seseorang. Dari
pengertian tersebut terlihat bahwa kepribadian tidak hanya terlihat dari ciri-ciri fisik, seperti
rambutnya keriting atau kulitnya yang hitam saja, tetapi juga ciri lainnya, seperti kebiasaan
dan sikapnya.
Kepribadian terbentuk, hidup, dan berubah sejalan dengan proses sosialisasi.
G. Penerapan Budaya Sosiologi di Masyarakat
Sosiologi adalah suatu kajian tentang masyarakat dan hubungannya dengan
lingkungan di mana masyarakat bertempat tinggal. Kajian tersebut memberikan pengetahuan
bagi siapa saja yang mempelajari. Pengetahuan sosiologi memberikan manfaat dan dapat
diaplikasikan (diterapkan) dalam kehidupan sehari-hari untuk menunjang keberhasilan
seseorang dalam kehidupannya di masyarakat. Pengatahuan sosiologi dapat diterapkan dalam
proses sosialisasi yang secara tidak langsung ikut berperan serta dalam pembentukan
kepribadian seorang individu. Oleh karena itu, peranan pengetahuan sosiologi dalam proses
sosialisasi yang secara tidak langsung ikut membentuk kepribadian seorang individu
mempunyai hubungan yang sangat erat, karena ilmu pengetahuan sosiologilah seorang
6. individu dapat dibentuk kepribadiannya sedemikian rupa hingga menjadi seorang individu
yang berprilaku sebagaimana di kalangan masyarakat tempat tinggalnya.
H. Pengaruh Sosialisasi, Nilai Budaya Terhadap Pembentukan Kepribadian
Pengetahuan sosiologi tentang proses sosialisasi dan pembentukan kepribadian
membantu seseorang untuk memahami bagaimana ia harus bersosialisasi dalam masyarakat
agar mempunyai kepribadian yang baik.
= contoh : seorang ibu akan mendidik anaknya dengan sebaik-baiknya, tidak melakukan
kekerasan fisik atau emosional memberikan teladan yang baik, menumbuhkan sikap tolong-
menolong, dan sikap saling menghargai sesama manusia.
Sosiologi adalah ilmu pengetahuan yang meberikan pemecahan atas berbagai masalah
dengan pendekatan kemasyarakatan. Sosiologi sangat berkaitan erat dalam pembentukan
kepribadian seseorang. Pengetahuan sosiologi dapat diterapkan di dalam masyarakat untuk
membantu dalam pembentukan kepribadian seseorang agar perilakunya sesuai dengan
norma-norma yang dianut oleh masyarakat setempat. Pengetahuan sosiologi dapat membantu
dalam proses sosialisasi, maksudnya adalah apabila pengetahuan sosiologi yang dianut oleh
suatu masyarakat itu salah, maka akan menyebabkan proses sosialisasi itu akan membentuk
kepribadian seseorang pun mengikuti masyarakat sekitarnya yang memang sudah menganut
suatu pengetahuan sosiologi yang salah.
7. BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari penjabaran para ahli bisa diambil kesimpulan bahwa, kepribadian manusia itu terbentuk
dari proses pembelajaran ataupun yang memang ada sejak lahir atau berupa naluri dan
dorongan yang bersifat alami.
Dan kadang-kadang pembentukan pribadi seseorang ada juga yang berdasarkan pengalaman
dimasa kanak-kanak, yang mana adanya pola pengasuhan oleh orang tua serta naluri alami
yang memang memberikan respon ketika mengalami dan mempelajari sesuatu.
Sebagaimana unsur-unsur pengetahuan yang terdapat dalam pembentukan kepribadian
manusia, yang dihimpun menjadi satu, juag tidak berasal dari naluri saja, tetapi juga
pembelajaran. Karena dalam alam bawah sadar manusia berbagai pengetahuan larut dan
terpecah-pecah menjadi bagian-bagian yang seringkali tercampur aduk tidak teratur.
B. Saran
Dalam pembentukan kepribadian pasti membutuhkan hasil sosialisasi. Oleh karena itu
marilah kita sama-sama melakukan sosialisasi yang baik antar sesama manusia sehingga
kepribadian yang kita miliki akan baik pula dan menjadi membudaya.
9. KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena masih memberikan kita kesemaptan sehingga kita
bisa menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.
Kedua kalinya sholawat dan salam semoga tetap tercurah limpahkan kepada Baginda
Rasulullah Muhammad SAW. Karena telah membawa kita dari alam kebodohan kealam yang
modern seperti saat ini.
Dalam kesempatan pada saat ini kami akan membahas sedikit ulasan tentang “PENGARUH
SOSIALISASI, NILAI BUDAYA TERHADAP PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN”.
Dalam penyelesaian makalah ini kami sampaikan banyak terimakasih kepada semua pihak
yang telah membantu atas terselesaikannya makalah kami tersebut. Kedua kalinya kami
sampaikan terimakasih kepada Guru karena telah membimbing dan memberi arahan kepada
kami sehingga makalah ini dapat terselesaikan.
Dalam penulisan makalah ini kami menyadari bahwa masih banyak kesalah, baik yang di
sengaja maupun yang tidak disengaja. Oleh karena itu kami mengharap kritik dan saran
sehingga memberikan pembangunan kepada kami pada saat pembuatan makalah berikutnya.
Raha, Februari 2014
Penulis
10. MAKALAH SOSIOLOGI
PENGARUH SOSIALISASI, NILAI BUDAYA
TERHADAP PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 2
1. SITTI NURLIAN HABARU
2. SRI RAHAYU
3. NURHIDA
4. LA ODE AHMAD FAHRI
MAN KOTA BARU RAHA
2013