SlideShare a Scribd company logo
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Pada dasarnya manusia adalah sebagai makhluk individu yang unik, berbeda antara yang
satu dengan lainnya. Secara individu juga, manusia ingin memenuhi kebutuhannya
masing-masing, ingin merealisasikan diri atau ingin dan mampu mengembangkan
potensi-potensinya masing-masing. Hal ini merupakan gambaran bahwa setiap individu
akan berusaha untuk menemukan jati dirinya masing-masing, tidak ada manusia yang
ingin menjadi orang lain sehingga dia akan selalu sadar akan keindividualitasannya.
Adapun hubungannya dengan manusia sebagai mahluk sosial adalah bahwa dalam
mengembangkan potensi-potesinya ini tidak akan terjadi secara alamiah dengan
sendirinya, tetapi membutuhkan bantuan dan bimbingan manusia lain. Selain itu, dalam
kenyataannya, tidak ada manusia yang mampu hidup tanpa adanya bantuan orang lain.
Hal ini menunjukan bahwa manusia hidup saling ketergantungan dan saling
membutuhkan antara yang satu dengan lainnya. Dari kedua hal diatas, manusia sebagai
makhluk individu dan makhluk sosial memiliki fungsi masing-masing dalam menjalankan
peranannya dalam kehidupan. Sebagai makhluk individu manusia merupakan bagian dan
unit terkecil dari kehidupan sosial atau masyarakat dan sebaliknya sebagai makhluk sosial
yang membentuk suatu kehidupan masyarakat, manusia merupakan kumpulan dari
berbagai individu. Dalam menjalankan peranannya masing-masing dari kedua hal tersebut
secara seimbang, maka setiap individu harus mengetahui dari peranannya masing-masing
tersebut. Untuk itu, perlu kiranya penulis menulis sebuah makalah yang mengemukakan
manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosial. Semoga dengan adanya makalah
ini dapat menginspirasi pembaca
2
1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Apa itu makhluk bernama manusia ?
2. Apa itu individu manusia ?
3. Bagaimana manusia sebagai makhluk sosial ?
4. Apa itu pengelompokan manusia ?
5. Bagaimana stratifikasi sosial manusia ?
6. Bagaimana permasalahan sosial yang dihadapi manusia ?
1.3 TUJUAN PENULISAN
1. Mengetahui apa itu makhluk bernama manusia.
2. Mengetahui apa itu individu manusia.
3. Mengetahui bagaimana manusia sebagai makhluk sosial.
4. Mengetahui apa itu pengelompokan manusia.
5. Mengetahui bagaimana stratifikasi sosial manusia.
6. Mengetahui bagaimana permasalahan sosial yang dihadapi manusia.
3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 MAKHLUK BERNAMA MANUSIA
Manusia adalah makhluk hidup ciptaan Tuhan dengan segla fungsi dan potensinya yang
tunduk kepada aturan hukum alam, mengalami kelahiran, pertumbuhan,
perkembangan, mati, dan seterusnya serta terkait dan berinteraksi dengan alam dan
lingkungannya dalam sebuah hubungan timbal balik positif dan negatif.
Konsep tersebut menandakan bahwa manusia merupakan salah satu makhluk yang
memilki tingkat kesempurnaan diantara makhluk lain. Kesempurnaan tersebut
biasanya ditandai dengan adanya tingkat akal, nalar, logika, keterampila, serta
intelektual dengan landasan-landasan berpikir menggunakan kemampuan religius,
sehingga sering menghubungkan kemampuan ilmu pengetahuan dan teknologi dan
kemampuan iman dan ketaqwaan kepada Tuhan.
Pada konteks selain manusia adalah makhluk yang terbukti bertekhnologi tinggi.
Melalui pendekatan kajian ilmu antropo-biologis manusia memiliki perbandingan
massa otak dengan massa tubuh terbesar dianara semua makhluk yang ada dibumi.
Walaupun kriteria tersebut bukanlah pengukuran yang mutlak, namun perbandingan
massa otak dengan tubuh manusia memang memberikan petunjuk dari segi intelektual
relativ tinggi. Manusia atau orang dapat diartikan daari sudut pandang yang berbeda beda,
baik itumenurut biologis, rohani, dan istilah kebudayaan, atau secara campuran.
Secara biologis, manusia diklarifikasikan sebagai homo sapies yang merupakan
Sebuah spesies primata dari golongan mamalia yang dilengkapi otak berkemampuan
tinggi. (Eko Digdoyo, 2015 : 13)
Adapun pengertian maunsia menurut para ahli diantaranya:
1. Nicolaus D. & A. Sudiarja
Menurut Nicolaus D. & A. Sudiarja manusia adalah bhineka, akan tetapi tunggal.
Manusia disebut bhineka karena ia mempunyai jasmani dan rohani, sedangkan
disebut tunggal karena hanya berupa satu benda/ barang saja.
2. Upanisads
Menurut Upanisads, manusia merupakan sebuah kombinasi dari beberapa unsur
kehidupan seperti roh (atman),pikiran, jiwa, dan prana (tubuh/fisik).
4
3. Kees Bertens
Menurut Kees Bertens, manusia adalah setiap makhluk yang terdiri dari dua unsur
yang satunnya tidak dapat dinyatakan dalam bentuk apapun.
2.2 MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK INDIVIDU
Individu berasal dari kata Latin,yaitu “individum” yang berarti tak terbagi.
Kata individu merupakan sebutan yang dipakai untuk menyatakan satu kesatuan yang
paling kecil atau terbatas. Kata individu bukan berarti manusia secara keseluruhan yang
tak dapat dibagi,melainkan sebagai kesatuan terbatas,yaitu perseorangan manusia. Dari
sini dapat dikatakan bahwa individu adalah seorang manusia yang tidak hanya memiliki
peranan khas di dalam lingkungan sosialnya, melainkan juga mempunyai kepribadian
serta pola tingkah laku yang spesifik dalam dirinya.
Manusia sebagai makhluk individu memiliki unsur jamani dan rohani,unsur fisik dan
psikis,unsur raga dan jiwa. Seseorang dikatakan sebagai manusia individu manakala
unsur-unsur tersebut menyatu pada dirinya. Jika unsur tersebut sudah tidak menyatu lagi
maka seseorang tidak disebut sebagai makhluk individu.
Sebagai makhluk individu, setiap manusia mempunyai keunikan dan ciri khas tersendiri,
tidak ada yang sama persis. Seorang individu adalah perpaduan antara faktor fenotip dan
genotip. Faktor genotip adalah faktor yang dibawa individu sejak lahir atau merupakan
faktor keturunan. Kalau seorang individu memiliki ciri fisik atau karakter sifat yang
dibawa sejak lahir, ia akan juga memiliki ciri fisik atau karakter sifat yang dipengaruhi
oleh faktor lingkungan (faktor fenotip).
Karakteristik yang khas dari seseorang dapat kita sebut dengan kepribadian.
Manusia sebagai makhluk individu merupakan pribadi yang terpisah berbeda dari pribadi
yang lainnya, karen memiliki sifat, watak, keinginan, kebutuhan, dan cita-cita yang
berbeda satu dengan lainnya. Tidak ada pribadi antara dua individu yang sama
persis. Bahkan anak yang dilahirkan kembar identikpun pasti memiliki watak dan
karakter yang berbeda.
Ada pandangan yang mengembangkan pemikiran bahwa manusia pada dasarnya
adalah individu yang bebas dan merdeka, yaitu paham individualisme, yang
menekankan pada kekhususan martabat, hak, dan kebebasan orang per orang yang
tidak terikat dengan masyarakat ataupun Negara. Akan tetapi pandangan ini tidak
5
boleh terlalu diangungkan pandang individualisme jika terlalu diangungkan maka
akan melahirkan paham “ egoisme” yang hanya mementingkan diri sendiri diatas
kepentingan orang lain. (Budi Juliardi, 2014: 66-67)
2.3 MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK SOSIAL
Manusia sebagai makhluk individu rupanya tidak bisa hidup sendiri, tetapi senantiasa
bersama dan bergantung pada manusia lain. Menurut kodratnya manusia adalah makhluk
sosial atau makhluk bermasyarakat yang membutuhkan perkembangan. Artinya, dalam
hubungannya dengan manusia sebagai makhluk sosial, manusia selalu hidup bersama
dengan manusia lainnya. Manusia dikatakan sebagai makhluk sosial juga karena alasan
bahwa pada diri manusia ada dorongan dan kebutuhhan untuk
berhubungan (berinteraksi) dengan orang lain. Manusia juga tidak akan bisa hidup
sebagai manusia kalau tidak hisup ditengah-tengah manusia lainya.
Aristoteles (384-322 SM) seorang ahli filsafat Yunani kuno menyatakan dalam
ajarannya, bahwa manusia adalah zoon politicon artinya bahwa manusia itu sebagai
makhluk, pada dasarnya selalu ingin bergaul dalam masyarakat. Karena sifatnnya yang
ingin bergaul satu sama lain, maka manusia disebut sebagai makhluk
sosial. (Herimanto dan Winarno,2008:43-44)
Sejak lahir, manusia sudah butuh pergaulan dengan orang lain, terutama dalam hal
kebutuhan makan dan minum, saat bayi dewasa dan tua.
Menurut Herimanto dan Winarno (2010:45), faktor yang menyebabkan manusia selalu
hidup bermasyarakat antara lain adanya dorongan kesatuan biologis yang
terdapat dalam naluri manusia, misalnya:
a. Hasrat untuk memenuhi keperluan makan dan minum.
b. Hasrat untuk membela diri.
c. Hasrat untuk mengadakan keturunan.
Selain itu, manusia juga dapat dikatakan sebagai makhluk sosial karena beberapa alasan
berikut ini :
a. Manusia tunduk pada aturan norma sosial yang hidup dan berlaku dalam masyarakat
(baik tunduk secara sukarela ataupun karena terpaksa).
b. Perilaku manusia mengharapkan suatu penilaian dari orang lain. Penilaian dari orang
lain ini akan menimbulkan rasa senang bagi manusia yang bersangkutan.
6
c. Manusia memiliki kebutuhan untuk berinteraksi dengan orang lain.
d. Potensi manusia akan berkembang bila ia hidup ditengah tengah manusia.
Manusia yang pertama kali ditemukan oleh manusia untuk memenuhi instingnya
sebagai makhluk sosial adalah orang tua. Segala yang dibutuhkan oleh seorang anak
hanya akan dapat dipenuhi oleh orang tuanya. Sementara lingkungan yang pertama
kali ditemukan oleh manusia untuk memenuhi instingnya sebagai makhluk sosial
adalah keluarga. Dari orang tua dan keluargalah manusia belajar untuk hidup
bermasyarakat karena ketidakberdayaannya dalam memenuhi kebutuhan hidup
sendiri. (Budi Juliardi, 2014: 69)
2.4 PENGELOMPOKKAN MANUSIA
Dalam pengelompokkannya manusia dibedakan menjadi beberapa macam
diantaranya:
a. Manusia sebagai makhluk biologis
Sebagai makhluk biologis, manusia (homo sapiens) sama seperti makhluk hidup
lainnya yang mempunyai peran masing-masing dalam menunjang sistem
kehidupan. Sifat-sifat biologis manusia meliputi : kebutuhan makan, kebutuhan
minum, seks, dll. Namun, manusia tidak sama dengan hewan dalam upaya
pemenuhannya. Karena mereka dianugerahi kelebihan berupa akal dan pikiran.
Bukti dan contoh :
Dalam menunjang kehidupannya, manusia selalu manusia
selalu beruapaya untuk memenuhi kebutuhan mendasarnya sebagai makhluk
biologis seperti : makan, minum, tidur, seks, dll.
b. Manusia sebagai makhluk ekonomi
Meskipun manusia memerlukan manusia lainnya dalam melakukan aktifitas
sehari-hari, manusia tetap memiliki otonomi untuk menentukan nasibnya sendiri.
Secara pribadi, manusia harus memenuhi kebutuhan dan keinginan hidupnya.
Kebutuhan manusia yang tak terbatas yang dihadapkan pada alat pemuas
kebutuhan yang terbatas telah menimbulkan kegiatan ekonomi dimana
didalamnya terdapat produksi, perdagangan dan distribusi barang dan jasa.
Namun, dalam pemenuhan kebutuhannya itu manusia harus bertindak efisien
(rasional) dan selalu mempertimbangkan pengorbanan dan hasil yang akan
diperoleh.
7
Ciri homo economicus :
a. Memiliki sifat tidak pernah puas
b. Banyak keinginan dan kebutuhan
c. Bertindak berdasarkan prinsip ekonomi
Bukti dan contoh :
Setiap manusia butuh makan dan minum agar tetap hidup. Manusia membutuhkan
pakaian agar dapat bergaul dengan baik dengan manusia lain. Manusia juga butuh
rumah sebagai tempat tinggal. Pendidikan, kesehatan, hiburan, dan kebutuhan
lainnyajuga diperlukan manusia agar dapat hidup dengan layak. Untuk memenuhi
semua kebutuhan tersebut, manusia memerlukan uang. Sementara untuk
memperoleh uang manusia harus bekerja. Setelah bekerja dan mendapatkan uang,
uang tersebut kemudian digunakan untuk memenuhi kebutuhannya., sebagian
ditabung untuk kebutuhan yang akan datang.
Jadi, manusia selalu penuh perhitungan dalam setiap tindakannya. Karena itulah
manusia disebut sebagai makhluk ekonomi (homo economicus) karena manusia
selalumemikirkan cara dalam upaya pemenuhan kebutuhannya sesuai dengan
prinsip-prinsip ekonomi.
c. Manusa sebgai makhluk politik
Manusia adalah zoon politicon, kata plato dalam bukunya Republica. Sebagai
bagian dari zoon politicon, manusia secara individual merupakan elemen terkecil
dari sebuah negara. Politik merupakan manifestasi dari keinginan manusia untuk
mendapatkan kekuasaan dan pengaruh baik dalam komunitas yang kecil maupun
yang lebih besar.
Bukti dan contoh :
Manusia melakukan berbagai kegiatan politik baik bergabung dengan parpol,
kampanye pemilihan BEM, ketua kelas, dan lain-lain. Setiap aksi untuk
mendapatkan jabatan merupakan kegiatan politik.
d. Manusia sebagai makhluk hukum
Manusia merupakan makhluk yang berinteraksi satu sama lain dan memerlukan
sebuah aturan khusus yang dapat menjaga kepentingan antar individu agar tidak
saling merugikan. Pembuatan hukum yang menjadi konsensus dari sebuah
8
komunitas maupun dalam ruang lingkup manusia sebagai warga negara dan warga
dunia serta pemberian sanksi bagi para pelanggarnya menjadi sebuah kebutuhan
agar manusia dapat hidup dengan nyaman dan tidak saling merugikan.
Bukti dan contoh :
Manusia dalam hal bertetangga memiliki kegemaran masing-masing.
Mendengarkan musik merupakan hak setiap manusia. Namun, ketika musik
tersebut diperdengarkan dengan kencang maka hak mendengarkan musik
tersebut telah melanggar hak orang lain untuk tidak diganggudengan suara musik
yang kencang. Maka dibuatlah norma hukum tentang tata aturan mengenai hidup
dalam sebuah lingkungan. Dalam hal yang lebih resmi, aturan dibuat dalam
bentuk Undang-Undang atau peraturan tertulis lainnya dengan sanksi yang lebih
jelas dan tegas.
e. Manusia sebagai mahluk spiritual
Manusia diciptakan oleh Allah SWT, dalam bentuk yang sebaik-baiknya,
memiliki jiwa yang sempurna, untuk menjadi khalifah dibumi. Bukti manusia
mahluk spiritual :
 Memiliki keyakinan dan kepercayaan
 Menyembah Tuhan
f. Manusia sebagai makhluk psikologis
Manusia sebagai makhluk psikologis adalah makhluk yang bisa brrfikir,
berperasaan dan berkehandak. Perilakunya dipengaruhi aleh fikiran dan
perasaannya. Manusia sebagai makhluk psikologis memiliki sifat bawaan
universal. Dalam Al-Qur’an mansia disebut sebagai basyar dan sebagai insan.
Basyar lebih menunjukkan sifat lahiriah, sedangan nama insan menunjukkan
manusia sebaai makhluk psikologis. (The Owner;2010;manusia sebagai makluk
individu)
9
2.5 STRATIFIKASI SOSIAL MANUSIA DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT
Setiap individu adalah anggota dari suatu kelompok. Tetapi tidak setiap warga dari suatu
masyarakat hanya menjadi anggota dari suatu masyarakat hanya menjadi anggota dari
suatu kelompok tertentu, ia bisa menjadi anggota lebih dari satu kelompok sosial.
Berkaitan, dengan penempatan individu dalam kelompok sosial, maka individu memiliki
kemampuan untuk :
1. Menempatkan diri
2. Di tempatkan oleh orang lain dalam suatu lapisan sosial ekonomi tertentu.
(Laporan penelitian, 1992;6)
Penempatan seseorag dalam lapisan sosial ekonomi tertentu mrupakan pembahasan
stratifikasi sosial. Dalam kaitannya dengan stratifikasi sosial Max weber menjelaskan
startifikasi sosial dalam tiga dimensi, yaitu :
 Dimensi kekayaan
 Dimensi kekuasaan
 Dimensi prestise
Ketiga dimensi Max Weber lebih memadai untuk di gunakan dalam pembahasan ini
karena di anggap lebih komprehensif dibandingkan dengan pendahulunya Karl Marx
yang hanya melihat stratifikasi dari sudut ekonomi. Dimensi tersebut di atas membentuk
formasi social tersendiri. Dimensi kekayaan membentuk formasi sosial yang disebut
kelas, dimensi kekuasaan membentuk partai, dan dimensi pretise membentuk status.
Lebih jauh Webber dalam “class, status, party” menjelaskan bahwa, sesuatu disebut
kelas apabila :
1. Sejumlah orang sama-sama memiliki suatu komponen tertentu yang merupakan
sumber dalam kesempatan hidup (life change) mereka
2. Komponen ini secara ekslusif tercermin dalam kepentingan ekonomi berupa
pemilikan benda-benda dan kesempatan yang memperoleh pendapatan.
3. Hal itu terlihat dalam kondisi komoditas atau pasar tenaga kerja.
Kondisi disebut dengan situasi kelas. Apabila sekelompok orang yang berada dalam
kondisi kelas yang sama , maka dinamakan kelas. Kelas bukanlah komunitas, ia hanya
merupakan dasar bagi tindakan komunal.
10
Dalam praktiknya, situasi kelas di tentukan oleh situasi pasar. Proses pertukaran dalam
pasar dapat menciptakan kesempatan kehidupan tertentu bagi mereka yang mempunyai
komponen material tertentu. Distribusi pemiliikan material yang tak sama dalam tatanan
ekonomi, menyebabkan orang-orang yang tidak memiliki tidak dapat berpartisipasi
dalam pertukuan dengan dengan orang yang memiliki. Hal ini menyebabkan barang
tertentu bersifat ekslusif. Bagaimana barang ekslusif tersebut disediakan di pasar untuk
pertukaran secara besar,maka sekelompok orang dengan pemilikan tertentu ialah yang
mempunyai kemungkinan untuk menguasai barang tersebut.
Jika kelompok kelas mengejar kepentingan ekonomi dalam transaksi pasar, maka
pembahasan partai berkaitan dengan pencapaian kekuasaan sosial.
Berbeda dengan kelas, kelompok status merupakan komunitas. Bila kelompok kelas
ditentukan oleh situasi kelas, maka kelompok status ditentukan olek situasi kelas, maka
kelompok status dtetukan oleh situasi status. Situasi status yaitu setiap komponen tipikal
dari kehidupan (nasib) manusia ( life fate of man) yang ditentukan oleh penilian sosial,
baik positif, negatif, atau yang khusus terhadap kehormatan (honor). Kelompok kelas
tidak selalu berkaitan dengan status,. Mereka yang termasuk pemilik dalem kelompok
kelas belum tentu dalam kelompok status mendapat kehormatan yang tinggi dibanding
bukan pemilik. Demikian pula, pemilik dan bukan pemilik dapat masuk dalam kelompok
status yang sama.
Pada setiap kelompok status, kehormatan status dapat di cerminkan dari gaya hidup (life
style) orang-orang yang menjadi anggotanya. Pengertian gaya hidup dalam berapa hal
pengertiannya sama dengan kultur (culture). Tetapi gaya hidup dapat disebut subculture
yaitu strata gaya hidup yang berbeda dari yang lainnya dalam kerangka budaya pada
umumnya.
Sedangkan peluang hidup (life chance) ditandai oleh perbedaan kelas ekonomi yang
keanggotaannya ditandai oleh peranan individu dalam produksi. Dengan menguasai
sumber produksi (ekonomi) akan menentukan sejauh mana individu untuk mendapatkan
Pendidikan, barang, dan jasa lainnya. Peluang hidup berhubungan ekonomi kelas sosial,
karena itu peluang hidup dapat ditingkatkan dengan akses terhadap kekayaan. Orang
dapat mengubah (life chance) dengan cepat, seperti dengan pindah ke pemukiman elit
yang mahal. Tetapi life style sebaliknya, ia berubah lebih sulit. Orang dengan cepat
mejadi orang kaya baru (OKB), tetapi cara orang itu berfikir, berperasaan, dan
berperilaku berbeda dari golongan sosial atas.
11
Kembali pada pembahasan antara gaya hidup dalam status dan peluang hidup dalam
kelas,Tumin mengemukakan bahwa gaya hidup yang sama belum tentu
Mencerminkan gambaran sosioekonomi yang sama. Begitu pula tingkat sosioekonomi
yang sama belum tentu menghasilkan gaya hidup yang sama pula. Sebagai konsekuensi
dari kenyataan tersebut, maka ia menganju studi terhadap gaya hidup dari dua
pendekatan atau dua arahan yang berbeda yaitu:
a. Dengan mempertanyakan gaya hidup dari mereka yang memiliki posisi sosioekonomi
yang sama,atau
b. Ciri-ciri sosioekonomi yang bagaimana dari mereka yang memiliki gaya hidup yang
sama. Studi gaya hidup akan tetap relevan dalam lapangan sosiologi, karena lewat
studi ini dapat digunakan sebagai:
 Indikator untuk menentukan dimana tingkah seseorang berada, missal dari
tempat tinggalnya dan tipe rumah yang ditempatinya.
 Sebagai penghargaan atas konsekuensi dari adanya ketidaksamaan dengan
orang lain. Dimana untuk mencapai rumah atau tempat tinngal tertentu
dibedakan oleh pendapatan, pendidikan atau pekerjaannya
 Sebagai teknik untuk menetapkan keabsahan tingak kehormatan sesorang
mencari bentuk atau cara untuk pengabsahan bahwa dia telah berada pada
level atau status yang baru
Gaya hidup menyangkut banyak dimensi kehidupan tetapi Nas dan Sande berusaha
membuat suatu pengelompokkan dimensi gaya hidup dalam lima kelompok yaitu
a. Dimensi morfologis
Dimensi morfologis merujuk pada lingkungan dan aspek biografis. Beberapa atau
sekelompok orang lebih terikat pada tempat tertentu dibanding tempat yang
lainnya ,dari mulai lingkungan yang tradisional sampai kota Kosmopolitan.
b. Hubungan sosial dan jaringan kerja
Dimensi ini dibedakan menjadi tiga bidang yaitu:
 Pengkapsulan: keterkaitan pada lingkungan,suku,etnis.
 Segregasi: tidak menekankan pada satu kegiatan saja, tetapi pada beberapa
kegiatan tanpa ada keterikatan yang akrab atau emosional.
 Isolasi : tanpa ada keterikatan yang mendalam pada bidang apapun.
12
c. Penekanan pada bidang kehidupan (domain)
Seseorang dapat menekakan kehidupanny apada suatu bidang tertentu yang menjadi
prioritasnya.
d. Makna gaya hidup ( wordview )
Penilaian atau pemaknaan terhadap bidang-bidang kehidupan
e. Dimensi simbolik (style )
Simbol-simbol yang digunakan dalam hidupnya. Dimensi-dimensi gaya hidup di atas
terlihat lebih mengandung nilai sosial. Artinya dimensi-dimensi gaya hidup di bentuk
dalam rangka menjalin hubungan sosial dengan individu atau kelompok lain.
Masalah penilaian dalam hubungan sosial ini di jelaskan pula oleh Robert K.Merton dan
Allice Kitt Rossi. Bahwa adanya kelompok-kelompok social dalam stratifikasi karena
adanya hubungan antara :
a. Kesesuaian penilaian seseorang yang berada pada kelompok tersebut dengan orang lai
yang berada pada kelompok yang sama terhadap sesuatu yang penting bagi
kelangsungan sistem yang mereka kembangkan.
b. Atau juga masalah kesesuian individu terhadap penilaian yang di berikan antara orang
yang berada pada kelompok yang berbeda.
Individu yang berada pada stratifikasi bahwa akan meniru gaya hidup yang akan di
kembangkan kelompok stratifikasi sosial atasnya. Keberhasilan peniruan ini tergantung
kepada.
 Kemampuan orang yang meniru, karena tidak semua gaya hidup dapat di tiru.
Tetapi banyak yang tidak dapat di beli dengan uang, melainkan melalui proses
yang lama atau pengorbanan
 Penerimaan kelompok luar yang di jadikan kelompok acuan. Orang yang menjadi
anggota kelompok belum tentu mengembangkan gaya hidup kelompoknya,
karena ia bisa mengembangkan gaya hidup yang berbeda. Karena individu
merasa asing dengan kelompoknya atau berusaha mengadakan mobilisasi ia bisa
mengembangkan orientasi positifnya kepada gaya hidup kelompok lain. Hal ini di
nyatakan oleh Merton sebagai pengruh yang berkepanjangan dan terus-menerus
antara kemunduran hubungan sosial di antara anggota kelompok dan sikap positif
pada norma-norma dari bukan anggota kelompoknya.
13
 Dalam posisi individu sudah keluar dari keanggotaan suatu kelompok dan belum
diterima sebagai anggota kelompok yang diacu, makai ia berada pada posisi
pinggiran atau marginal man.
Seorang individu yang hubungan social dengan kelompoknya sudah pudar, ia
mengorientasikan dirinya pada kelompok lain, maka ia harus mencari acuan dari
norma dan kebiasaan yang berkembang pada individu anggota kelompok baru
tersebut. Ada dua kemungkinan yang bisa dilakukan atau yang ia hadapi, yaitu :
pertama, apabila ia dapat mengafiliasikan dirinya dengan kelompok acuan dengan
baik. Ia akan berhasil. Kedua: apabila kemungkinan di atas tidak terjadi (kurang
mampu atau struktur kelompoknya ketat), makai ia akan kehilangan akar sosialnya
(socially rootles). ( Elly M. Setiadi.dkk, 2006: 100-107)
2.6 PERMASALAHAN SOSIAL YANG DIHADAPI MANUSIA
Dalam kehidupan bermasyarakat, pasti akan terjadi permasalahan atau dilema antara
melakuka kepentingan individu dengan kepentinga masyarakat. Dilema ini mengacu
pada pertanyaan: kepentingan mana yang harus didahulukan?
Pertanyaan ini menimbulkan dua pandangan yang saling bertolak belakang yang di
pegang oleh suau kelompok masyarakat. Pandangan pertama adalah pendangan
individualisme dan pandangan yang ke dua adalah pandangan sosialisme.
Individualisme merupakan sattu paham yang memiliki pandangan bahwa manusia
adalah makhluk yang merdeka dan bebas. Mereka yang menganut pandangan
individualisme ini menentang intervensi dari kelompok masyarakat bahkan Negara atas
pilihan pribadi mereka. Oleh karena itu pandangan individualisme ini melawan segala
pendapat yang menempatka tujuan suatu kelompok lebih penting dari tujuan
individu. Lebih lanjut, pandangna individualisme ini melahirkan ideologi liberalisme,
yaitu sebuah ideologi yang didasarkan pada pemahaman bahwa kebebasan dan
persamaan hak adalah hal yang paling utama. Secara umum, liberalisme mencit-citakan
suatu masyarakat yang bebas, dicirikan oleh kebebasan berpikir bagi para
individu. Paham liberalisme menolak adanya pembatasan, khusunya dari pemerintah
dan agama. Ideologi idealisme mengembangkan prinsip:
a. Penjaminan hak milik perorangan.
b. Mementingkan diri sendiri atau kepentingan individu yang bersangkutan.
c. Pemberian kebebasan penuh pada individu.
14
d. Persaingan bebas untuk mencapai kepentingannya masing-masing
Sementara itu, sosialisme merupakan suatu pandangan yang berpendapat bahwa
kepentingan masyarakat yang harus diutamakan. Artinya, sosialisme mementingkan
masyarakat secara keseluruhan. Kedudukan individu hanyalah sebagai objek dari
masyarakat. Hak-hak individu “ hilang “ karena individu terkait pada komitmen pada
suatu kelompok. Hak hak individu harus diletakkan dalam kerangka kepentingan
masyarakat luas.
Pandangan ini merupakan reaksi atas paham individualisme. Pandangan ini
berpendapat bahwa kebebasan individu bisa menimbulkan kesenjangan.Individu yang
memiliki kemampuan akan sejahteraan, sebaliknya individu yang tidak memiliki
kemampuan akan tetap miskin dan menderita. Jika kita kembalikan pada pertanyaaan
dasar sebelumnya, bahwa kita dihadapkan pada pilihan, manakah yang kita utamakan,
apakah kepentingan individu atau kepentingan masyarakat ? tentu tidak mudah untuk
menjawabnya.
Disatu sisi, hak yang dapat diperoleh dengan melaksanakan kepentingan individu
harus didapatkan, sementara kewajiban dengan melaksanakan kepentingan
masyarakat juga harus dilakukan. Jawaban yang paling mungkin untuk di kemukakan
adalah dengan melihat kepentingan mana yang paling mendesak untuk dilakukan dan
kepentingan mana yang dapat ditinggalkan untuk sementara. Jika kepentingan
individu dapat ditinggalkan, maka melakukan kepentingan masyarakat. Sebaliknya,
jika kepentingan masyarakat dapat ditinggalkan, maka lakukan kepentingan individu.
Sebagai contoh : dalam sebuah kelompok massyarakat, akan diadakan kegiatan
gotong royong bersama membersihkan lingkungan perumahan untuk mencegah
timbulnya berbagai macam penyakit. Disaat yang bersamaan, anak salah seorang
anggota masyarakat sakit keras. Ia dapat mengabaikan gotong royong dengan segera
mebawa anaknya kerumah sakit untuk berobat, karena alasan yang sangat mendesak.
Warga masyarakatpun akan memakluminya. Artinya, kepentingan masyarakat
dikesampingkan untuk melakukan kepentingan individu.
Contoh sebaliknya, jika sebuah kelompok masyarakat akan mengadakan kegiatan
gotong royong bersama membersihkan lingkungan perumahan untuk mencegah
15
timbulnya berbagai macam penyakit. Disaat bersamaan, seorang ayah sudah berjanji
pada anggota keluarganya untuk pergi jalan jalan, maka ia dapat mengabaikan pergi
jalan jalan untuk ikut serta dalam kegiatan gotong royong, Karena pergi jalan jalan
dapat dilakukan kapan saja. Anggota keluarganya akan memakluminya. Artinya
kepentingan individu dapat dikesampingkan untuk melakukan kepentingan
masyarakat. (Budi Juliardi, 2014: 67-68)
16
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Manusia sebagai makhluk individu memiliki unsur jamani dan rohani,unsur fisik dan
psikis,unsur raga dan jiwa. Seseorang dikatakan sebagai manusia individu manakala
unsur-unsur tersebut menyatu pada dirinya.
Selain itu, manusia dikatakan sebagai makhluk sosial juga karena alasan bahwa pada diri
manusia ada dorongan dan kebutuhhan untuk berhubungan (berinteraksi) dengan orang
lain.
Manusia dikelompokkan menjadi 6 kelompok, yaitu manusia sebagai makhluk biologis,
ekonomi, politik, hukum, spiritual, dan psikologis. Manusia memiliki kemampuan yang
berbeda-beda dalam bersosialisasi. Sehingga manusia tersebut terbagi kedalam beberapa
kelompok sosial.
Dalam kehidupan bermasyarakat, pasti akan terjadi permasalahan atau dilema antara
melakuka kepentingan individu dengan kepentinga masyarakat. Dilema ini mengacu
pada pertanyaan: kepentingan mana yang harus didahulukan?
Pertanyaan ini menimbulkan dua pandangan yang saling bertolak belakang yang di
pegang oleh suau kelompok masyarakat. Pandangan pertama adalah pendangan
individualisme dan pandangan yang ke dua adalah pandangan sosialisme.
Individualisme merupakan sattu paham yang memiliki pandangan bahwa manusia
adalah makhluk yang merdeka dan bebas. Mereka yang menganut pandangan
individualisme ini menentang intervensi dari kelompok masyarakat bahkan Negara atars
pilihan pribadi mereka. Oleh karena itu pandangan individualisme ini melawan segala
pendapat yang menempatka tujuan suatu kelompok lebih penting dari tujuan
individu.
3.2 SARAN
Kata kunci dari keberhasilan sebagai makhluk sosial adalah memiliki tujuan luhur yang
digalakan bersama secara disiplin dan mampu menahan diri, apabila terjadi bentuuran
terhadap kepentingan pribadi. Mari kita pupuk perilaku positif pada diri kita agar dapat
menjalani hidup sebagai makhluk sosial dan individu.
17
DAFTAR PUSTAKA
Herimanto dan Winarmo.2008.Ilmu Sosial dan Budaya.Jakarta: PT. Bumi Aksara
Elly M. Setiady,dkk.2006.Ilmu Sosial dan Budaya Dasar.Jakarta: Kencana Prenada Media
Group
Eko Digdoyo.2015. Ilmu Sosial dan Budaya Dasar.Bogor:Ghalia Indonesia
Budi Juliardi.2014. Ilmu Sosial dan Budaya Dasar.Bandung:Alfabeta
The Owner.22 Oktober 2010. Diakses tanggal 3 Maret 2017, 03:03 WIB
http://astrianifauziah-english-2e-37.blogspot.co.id/2010/10/manusia-sebagai-makhluk-
individu-dan.html

More Related Content

What's hot

Hakikat Manusia dan Pengembangannya
Hakikat Manusia dan PengembangannyaHakikat Manusia dan Pengembangannya
Hakikat Manusia dan Pengembangannya
Hariyatunnisa Ahmad
 
Tugas softskill minggu 1 anjar rizki ichwani npm 10212941
Tugas softskill minggu 1 anjar rizki ichwani npm 10212941Tugas softskill minggu 1 anjar rizki ichwani npm 10212941
Tugas softskill minggu 1 anjar rizki ichwani npm 10212941Anjar Ichwani
 
Ilmu budaya dasar
Ilmu budaya dasarIlmu budaya dasar
Ilmu budaya dasar
Andreboyke6
 
hakikat manusia dan pengembangannya
hakikat manusia dan pengembangannyahakikat manusia dan pengembangannya
hakikat manusia dan pengembangannya
Merlinda Ambinari
 
2 3-4 manusia sebagai makhluk budaya
2 3-4 manusia sebagai makhluk budaya2 3-4 manusia sebagai makhluk budaya
2 3-4 manusia sebagai makhluk budaya
Mahbub Fahreza
 
1.hakekat manusia
1.hakekat manusia1.hakekat manusia
1.hakekat manusia
Ijal Mustofa
 
Hakikat manusia dan pengembangannya kelompok 1
Hakikat manusia dan pengembangannya kelompok 1Hakikat manusia dan pengembangannya kelompok 1
Hakikat manusia dan pengembangannya kelompok 1
Ahmat Fanany
 
Manusia sebagai mahluk budaya
Manusia sebagai mahluk budayaManusia sebagai mahluk budaya
Manusia sebagai mahluk budaya
Fazar Ikhwan Guntara
 
Makalah pengaruh sosialisasi, nilai budaya terhadap pembentukan kepribadian
Makalah pengaruh sosialisasi, nilai budaya terhadap pembentukan kepribadianMakalah pengaruh sosialisasi, nilai budaya terhadap pembentukan kepribadian
Makalah pengaruh sosialisasi, nilai budaya terhadap pembentukan kepribadianOperator Warnet Vast Raha
 
Ilmu Sosial Budaya Dasar ( manusia sebagai makhluk budaya )
Ilmu Sosial Budaya Dasar ( manusia sebagai makhluk budaya )Ilmu Sosial Budaya Dasar ( manusia sebagai makhluk budaya )
Ilmu Sosial Budaya Dasar ( manusia sebagai makhluk budaya )
Chatrin Evelin
 
manusia sebagai makhluk berbudaya
manusia sebagai makhluk berbudayamanusia sebagai makhluk berbudaya
manusia sebagai makhluk berbudaya
Qunk
 
Makalah hakikat manusia dan pengembangannya
Makalah hakikat manusia dan pengembangannyaMakalah hakikat manusia dan pengembangannya
Makalah hakikat manusia dan pengembangannya
Pujiati Puu
 
Filsafat, Ilmu Pengetahuan, dan Manusia
Filsafat, Ilmu Pengetahuan, dan ManusiaFilsafat, Ilmu Pengetahuan, dan Manusia
Filsafat, Ilmu Pengetahuan, dan Manusia
suprapto
 
Manusia dan masyarakat
Manusia dan masyarakatManusia dan masyarakat
Manusia dan masyarakat
feggyernes
 
Makalah manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosial
Makalah manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosialMakalah manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosial
Makalah manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosial
Dini Nur Hanifah
 
Manusia Sebagai Makhluk Budaya
Manusia Sebagai Makhluk BudayaManusia Sebagai Makhluk Budaya
Manusia Sebagai Makhluk Budaya
abu hanafie
 
Manusia sebagai Makhluk Budaya - File PowerPoint
Manusia sebagai Makhluk Budaya - File PowerPointManusia sebagai Makhluk Budaya - File PowerPoint
Manusia sebagai Makhluk Budaya - File PowerPoint
http://julikoding.blogspot.com
 

What's hot (20)

Hakikat Manusia dan Pengembangannya
Hakikat Manusia dan PengembangannyaHakikat Manusia dan Pengembangannya
Hakikat Manusia dan Pengembangannya
 
Tugas softskill minggu 1 anjar rizki ichwani npm 10212941
Tugas softskill minggu 1 anjar rizki ichwani npm 10212941Tugas softskill minggu 1 anjar rizki ichwani npm 10212941
Tugas softskill minggu 1 anjar rizki ichwani npm 10212941
 
Isbd
IsbdIsbd
Isbd
 
Ilmu budaya dasar
Ilmu budaya dasarIlmu budaya dasar
Ilmu budaya dasar
 
hakikat manusia dan pengembangannya
hakikat manusia dan pengembangannyahakikat manusia dan pengembangannya
hakikat manusia dan pengembangannya
 
2 3-4 manusia sebagai makhluk budaya
2 3-4 manusia sebagai makhluk budaya2 3-4 manusia sebagai makhluk budaya
2 3-4 manusia sebagai makhluk budaya
 
1.hakekat manusia
1.hakekat manusia1.hakekat manusia
1.hakekat manusia
 
Hakikat manusia dan pengembangannya kelompok 1
Hakikat manusia dan pengembangannya kelompok 1Hakikat manusia dan pengembangannya kelompok 1
Hakikat manusia dan pengembangannya kelompok 1
 
Manusia sebagai mahluk budaya
Manusia sebagai mahluk budayaManusia sebagai mahluk budaya
Manusia sebagai mahluk budaya
 
Makalah pengaruh sosialisasi, nilai budaya terhadap pembentukan kepribadian
Makalah pengaruh sosialisasi, nilai budaya terhadap pembentukan kepribadianMakalah pengaruh sosialisasi, nilai budaya terhadap pembentukan kepribadian
Makalah pengaruh sosialisasi, nilai budaya terhadap pembentukan kepribadian
 
Ilmu Sosial Budaya Dasar ( manusia sebagai makhluk budaya )
Ilmu Sosial Budaya Dasar ( manusia sebagai makhluk budaya )Ilmu Sosial Budaya Dasar ( manusia sebagai makhluk budaya )
Ilmu Sosial Budaya Dasar ( manusia sebagai makhluk budaya )
 
manusia sebagai makhluk berbudaya
manusia sebagai makhluk berbudayamanusia sebagai makhluk berbudaya
manusia sebagai makhluk berbudaya
 
Makalah hakikat manusia dan pengembangannya
Makalah hakikat manusia dan pengembangannyaMakalah hakikat manusia dan pengembangannya
Makalah hakikat manusia dan pengembangannya
 
Filsafat, Ilmu Pengetahuan, dan Manusia
Filsafat, Ilmu Pengetahuan, dan ManusiaFilsafat, Ilmu Pengetahuan, dan Manusia
Filsafat, Ilmu Pengetahuan, dan Manusia
 
Manusia dan masyarakat
Manusia dan masyarakatManusia dan masyarakat
Manusia dan masyarakat
 
Manusia makhluk sosial
Manusia makhluk sosialManusia makhluk sosial
Manusia makhluk sosial
 
Makalah manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosial
Makalah manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosialMakalah manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosial
Makalah manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosial
 
Manusia Sebagai Makhluk Budaya
Manusia Sebagai Makhluk BudayaManusia Sebagai Makhluk Budaya
Manusia Sebagai Makhluk Budaya
 
Makalah
MakalahMakalah
Makalah
 
Manusia sebagai Makhluk Budaya - File PowerPoint
Manusia sebagai Makhluk Budaya - File PowerPointManusia sebagai Makhluk Budaya - File PowerPoint
Manusia sebagai Makhluk Budaya - File PowerPoint
 

Similar to Isbd

Uts pengantar pendidikan
Uts pengantar pendidikanUts pengantar pendidikan
Uts pengantar pendidikan
ovindaaa
 
makalah manusia sebagai makhluk sosial
makalah manusia sebagai makhluk sosialmakalah manusia sebagai makhluk sosial
makalah manusia sebagai makhluk sosial
riizqii
 
MANUSIA MAKHLUK INDIVIDU DAN MAKHLUK SOSIAL.pptx
MANUSIA MAKHLUK INDIVIDU DAN MAKHLUK SOSIAL.pptxMANUSIA MAKHLUK INDIVIDU DAN MAKHLUK SOSIAL.pptx
MANUSIA MAKHLUK INDIVIDU DAN MAKHLUK SOSIAL.pptx
srianggriani2
 
Tugas isd iii
Tugas isd iiiTugas isd iii
Tugas isd iiiRosminar
 
MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK INDIVIDU DAN MAKHLUK SOSIAL.ppt
MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK INDIVIDU DAN MAKHLUK SOSIAL.pptMANUSIA SEBAGAI MAKHLUK INDIVIDU DAN MAKHLUK SOSIAL.ppt
MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK INDIVIDU DAN MAKHLUK SOSIAL.ppt
ValenciaAngellica1
 
Dasar2 Ilmu sosial.docx
Dasar2 Ilmu sosial.docxDasar2 Ilmu sosial.docx
Dasar2 Ilmu sosial.docx
MuhammadZulkifli88
 
Wawasan Sosial Budaya. Hasnur
Wawasan Sosial Budaya. HasnurWawasan Sosial Budaya. Hasnur
Wawasan Sosial Budaya. Hasnur
firdayanti8
 
Wawasan Sosial Budaya Dasar Ardi Maward
Wawasan Sosial Budaya Dasar Ardi MawardWawasan Sosial Budaya Dasar Ardi Maward
Wawasan Sosial Budaya Dasar Ardi Maward
firdayanti8
 
Wawasan Sosial Budaya
Wawasan Sosial BudayaWawasan Sosial Budaya
Wawasan Sosial Budaya
ikaNurulFadhillah
 
Presentation2 wsbd ardi good
Presentation2 wsbd ardi goodPresentation2 wsbd ardi good
Presentation2 wsbd ardi good
tasinit
 
P.p bab i created nila rahmadhani
P.p bab i created nila rahmadhaniP.p bab i created nila rahmadhani
P.p bab i created nila rahmadhaninilarahmadhani
 
P.p bab i created nila rahmadhani
P.p bab i created nila rahmadhaniP.p bab i created nila rahmadhani
P.p bab i created nila rahmadhaninellianjelli
 
BAB I AGAMA.pptx
BAB I AGAMA.pptxBAB I AGAMA.pptx
BAB I AGAMA.pptx
DamianaBetsy
 
Individu, keluarga, dan masyarakat
Individu, keluarga, dan masyarakatIndividu, keluarga, dan masyarakat
Individu, keluarga, dan masyarakat
Mochammad Taufik
 
Ilmu budaya dasar
Ilmu budaya dasarIlmu budaya dasar
Ilmu budaya dasar
fay Rafida
 
Makal kel 2 dr kel 3
Makal kel 2 dr kel 3Makal kel 2 dr kel 3
Makal kel 2 dr kel 3
EriaMarina
 
manusia sebagai makhluk individu dan sosial
manusia sebagai makhluk individu dan sosialmanusia sebagai makhluk individu dan sosial
manusia sebagai makhluk individu dan sosialMuhyi Nurrasyid
 

Similar to Isbd (20)

Uts pengantar pendidikan
Uts pengantar pendidikanUts pengantar pendidikan
Uts pengantar pendidikan
 
Bab 1
Bab 1Bab 1
Bab 1
 
Makalah isd dosen
Makalah isd dosenMakalah isd dosen
Makalah isd dosen
 
Individu sosial
Individu sosial Individu sosial
Individu sosial
 
makalah manusia sebagai makhluk sosial
makalah manusia sebagai makhluk sosialmakalah manusia sebagai makhluk sosial
makalah manusia sebagai makhluk sosial
 
MANUSIA MAKHLUK INDIVIDU DAN MAKHLUK SOSIAL.pptx
MANUSIA MAKHLUK INDIVIDU DAN MAKHLUK SOSIAL.pptxMANUSIA MAKHLUK INDIVIDU DAN MAKHLUK SOSIAL.pptx
MANUSIA MAKHLUK INDIVIDU DAN MAKHLUK SOSIAL.pptx
 
Tugas isd iii
Tugas isd iiiTugas isd iii
Tugas isd iii
 
MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK INDIVIDU DAN MAKHLUK SOSIAL.ppt
MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK INDIVIDU DAN MAKHLUK SOSIAL.pptMANUSIA SEBAGAI MAKHLUK INDIVIDU DAN MAKHLUK SOSIAL.ppt
MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK INDIVIDU DAN MAKHLUK SOSIAL.ppt
 
Dasar2 Ilmu sosial.docx
Dasar2 Ilmu sosial.docxDasar2 Ilmu sosial.docx
Dasar2 Ilmu sosial.docx
 
Wawasan Sosial Budaya. Hasnur
Wawasan Sosial Budaya. HasnurWawasan Sosial Budaya. Hasnur
Wawasan Sosial Budaya. Hasnur
 
Wawasan Sosial Budaya Dasar Ardi Maward
Wawasan Sosial Budaya Dasar Ardi MawardWawasan Sosial Budaya Dasar Ardi Maward
Wawasan Sosial Budaya Dasar Ardi Maward
 
Wawasan Sosial Budaya
Wawasan Sosial BudayaWawasan Sosial Budaya
Wawasan Sosial Budaya
 
Presentation2 wsbd ardi good
Presentation2 wsbd ardi goodPresentation2 wsbd ardi good
Presentation2 wsbd ardi good
 
P.p bab i created nila rahmadhani
P.p bab i created nila rahmadhaniP.p bab i created nila rahmadhani
P.p bab i created nila rahmadhani
 
P.p bab i created nila rahmadhani
P.p bab i created nila rahmadhaniP.p bab i created nila rahmadhani
P.p bab i created nila rahmadhani
 
BAB I AGAMA.pptx
BAB I AGAMA.pptxBAB I AGAMA.pptx
BAB I AGAMA.pptx
 
Individu, keluarga, dan masyarakat
Individu, keluarga, dan masyarakatIndividu, keluarga, dan masyarakat
Individu, keluarga, dan masyarakat
 
Ilmu budaya dasar
Ilmu budaya dasarIlmu budaya dasar
Ilmu budaya dasar
 
Makal kel 2 dr kel 3
Makal kel 2 dr kel 3Makal kel 2 dr kel 3
Makal kel 2 dr kel 3
 
manusia sebagai makhluk individu dan sosial
manusia sebagai makhluk individu dan sosialmanusia sebagai makhluk individu dan sosial
manusia sebagai makhluk individu dan sosial
 

Recently uploaded

MATERI 1 Peraturan Lelang.pptx dalam bernegara
MATERI 1 Peraturan Lelang.pptx dalam bernegaraMATERI 1 Peraturan Lelang.pptx dalam bernegara
MATERI 1 Peraturan Lelang.pptx dalam bernegara
vannia34
 
Permasalahan dan Kebijakan Konvergensi Penurunan Stunting di Desa.pptx
Permasalahan dan Kebijakan Konvergensi Penurunan Stunting di Desa.pptxPermasalahan dan Kebijakan Konvergensi Penurunan Stunting di Desa.pptx
Permasalahan dan Kebijakan Konvergensi Penurunan Stunting di Desa.pptx
Zainul Akmal
 
PPT ASAS PERATURAN PERundang UNDANGAN.pptx
PPT ASAS PERATURAN PERundang UNDANGAN.pptxPPT ASAS PERATURAN PERundang UNDANGAN.pptx
PPT ASAS PERATURAN PERundang UNDANGAN.pptx
LuhAriyani1
 
Reformasi Administrasi Publik di Indonesia (1998-2023): Strategi, Implementas...
Reformasi Administrasi Publik di Indonesia (1998-2023): Strategi, Implementas...Reformasi Administrasi Publik di Indonesia (1998-2023): Strategi, Implementas...
Reformasi Administrasi Publik di Indonesia (1998-2023): Strategi, Implementas...
Universitas Sriwijaya
 
KOSP SD MODEL 1 - datadikdasmen.com.docx
KOSP SD MODEL 1 - datadikdasmen.com.docxKOSP SD MODEL 1 - datadikdasmen.com.docx
KOSP SD MODEL 1 - datadikdasmen.com.docx
sdpurbatua03
 
Penumbuhan POSLUHDES ( pos penyuluhan desa)
Penumbuhan POSLUHDES ( pos penyuluhan desa)Penumbuhan POSLUHDES ( pos penyuluhan desa)
Penumbuhan POSLUHDES ( pos penyuluhan desa)
SobriCubi
 
Etikolegal Pelayanan kebidanan ibu hamil
Etikolegal Pelayanan kebidanan ibu hamilEtikolegal Pelayanan kebidanan ibu hamil
Etikolegal Pelayanan kebidanan ibu hamil
NurWana20
 
Reformasi Birokrasi Kementerian Pertanian Republik Indonesia Tahun 2020-2024
Reformasi Birokrasi Kementerian Pertanian Republik Indonesia Tahun 2020-2024Reformasi Birokrasi Kementerian Pertanian Republik Indonesia Tahun 2020-2024
Reformasi Birokrasi Kementerian Pertanian Republik Indonesia Tahun 2020-2024
Universitas Sriwijaya
 
TEORI-TEORI KEPEMIMPINAN (Tugas uas Kepemimpinan)
TEORI-TEORI KEPEMIMPINAN (Tugas uas Kepemimpinan)TEORI-TEORI KEPEMIMPINAN (Tugas uas Kepemimpinan)
TEORI-TEORI KEPEMIMPINAN (Tugas uas Kepemimpinan)
NurHalifah34
 
Sketsa Kehidupan Beragama. Riza (1).pptx
Sketsa Kehidupan Beragama. Riza (1).pptxSketsa Kehidupan Beragama. Riza (1).pptx
Sketsa Kehidupan Beragama. Riza (1).pptx
muhammadriza64
 
1.4.a.8. Koneksi Antar Materi Budaya Positif
1.4.a.8. Koneksi Antar Materi Budaya Positif1.4.a.8. Koneksi Antar Materi Budaya Positif
1.4.a.8. Koneksi Antar Materi Budaya Positif
emalestari711
 
TRANSFORMASI PEMBERDAYAAN APARATUR NEGARA DI INDONESIA
TRANSFORMASI PEMBERDAYAAN APARATUR NEGARA DI INDONESIATRANSFORMASI PEMBERDAYAAN APARATUR NEGARA DI INDONESIA
TRANSFORMASI PEMBERDAYAAN APARATUR NEGARA DI INDONESIA
Universitas Sriwijaya
 
PUBLIC SPEAKING TRAINING DEDI DWITAGAMA BNN JU.pptx
PUBLIC SPEAKING TRAINING DEDI DWITAGAMA BNN JU.pptxPUBLIC SPEAKING TRAINING DEDI DWITAGAMA BNN JU.pptx
PUBLIC SPEAKING TRAINING DEDI DWITAGAMA BNN JU.pptx
Dedi Dwitagama
 

Recently uploaded (13)

MATERI 1 Peraturan Lelang.pptx dalam bernegara
MATERI 1 Peraturan Lelang.pptx dalam bernegaraMATERI 1 Peraturan Lelang.pptx dalam bernegara
MATERI 1 Peraturan Lelang.pptx dalam bernegara
 
Permasalahan dan Kebijakan Konvergensi Penurunan Stunting di Desa.pptx
Permasalahan dan Kebijakan Konvergensi Penurunan Stunting di Desa.pptxPermasalahan dan Kebijakan Konvergensi Penurunan Stunting di Desa.pptx
Permasalahan dan Kebijakan Konvergensi Penurunan Stunting di Desa.pptx
 
PPT ASAS PERATURAN PERundang UNDANGAN.pptx
PPT ASAS PERATURAN PERundang UNDANGAN.pptxPPT ASAS PERATURAN PERundang UNDANGAN.pptx
PPT ASAS PERATURAN PERundang UNDANGAN.pptx
 
Reformasi Administrasi Publik di Indonesia (1998-2023): Strategi, Implementas...
Reformasi Administrasi Publik di Indonesia (1998-2023): Strategi, Implementas...Reformasi Administrasi Publik di Indonesia (1998-2023): Strategi, Implementas...
Reformasi Administrasi Publik di Indonesia (1998-2023): Strategi, Implementas...
 
KOSP SD MODEL 1 - datadikdasmen.com.docx
KOSP SD MODEL 1 - datadikdasmen.com.docxKOSP SD MODEL 1 - datadikdasmen.com.docx
KOSP SD MODEL 1 - datadikdasmen.com.docx
 
Penumbuhan POSLUHDES ( pos penyuluhan desa)
Penumbuhan POSLUHDES ( pos penyuluhan desa)Penumbuhan POSLUHDES ( pos penyuluhan desa)
Penumbuhan POSLUHDES ( pos penyuluhan desa)
 
Etikolegal Pelayanan kebidanan ibu hamil
Etikolegal Pelayanan kebidanan ibu hamilEtikolegal Pelayanan kebidanan ibu hamil
Etikolegal Pelayanan kebidanan ibu hamil
 
Reformasi Birokrasi Kementerian Pertanian Republik Indonesia Tahun 2020-2024
Reformasi Birokrasi Kementerian Pertanian Republik Indonesia Tahun 2020-2024Reformasi Birokrasi Kementerian Pertanian Republik Indonesia Tahun 2020-2024
Reformasi Birokrasi Kementerian Pertanian Republik Indonesia Tahun 2020-2024
 
TEORI-TEORI KEPEMIMPINAN (Tugas uas Kepemimpinan)
TEORI-TEORI KEPEMIMPINAN (Tugas uas Kepemimpinan)TEORI-TEORI KEPEMIMPINAN (Tugas uas Kepemimpinan)
TEORI-TEORI KEPEMIMPINAN (Tugas uas Kepemimpinan)
 
Sketsa Kehidupan Beragama. Riza (1).pptx
Sketsa Kehidupan Beragama. Riza (1).pptxSketsa Kehidupan Beragama. Riza (1).pptx
Sketsa Kehidupan Beragama. Riza (1).pptx
 
1.4.a.8. Koneksi Antar Materi Budaya Positif
1.4.a.8. Koneksi Antar Materi Budaya Positif1.4.a.8. Koneksi Antar Materi Budaya Positif
1.4.a.8. Koneksi Antar Materi Budaya Positif
 
TRANSFORMASI PEMBERDAYAAN APARATUR NEGARA DI INDONESIA
TRANSFORMASI PEMBERDAYAAN APARATUR NEGARA DI INDONESIATRANSFORMASI PEMBERDAYAAN APARATUR NEGARA DI INDONESIA
TRANSFORMASI PEMBERDAYAAN APARATUR NEGARA DI INDONESIA
 
PUBLIC SPEAKING TRAINING DEDI DWITAGAMA BNN JU.pptx
PUBLIC SPEAKING TRAINING DEDI DWITAGAMA BNN JU.pptxPUBLIC SPEAKING TRAINING DEDI DWITAGAMA BNN JU.pptx
PUBLIC SPEAKING TRAINING DEDI DWITAGAMA BNN JU.pptx
 

Isbd

  • 1. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pada dasarnya manusia adalah sebagai makhluk individu yang unik, berbeda antara yang satu dengan lainnya. Secara individu juga, manusia ingin memenuhi kebutuhannya masing-masing, ingin merealisasikan diri atau ingin dan mampu mengembangkan potensi-potensinya masing-masing. Hal ini merupakan gambaran bahwa setiap individu akan berusaha untuk menemukan jati dirinya masing-masing, tidak ada manusia yang ingin menjadi orang lain sehingga dia akan selalu sadar akan keindividualitasannya. Adapun hubungannya dengan manusia sebagai mahluk sosial adalah bahwa dalam mengembangkan potensi-potesinya ini tidak akan terjadi secara alamiah dengan sendirinya, tetapi membutuhkan bantuan dan bimbingan manusia lain. Selain itu, dalam kenyataannya, tidak ada manusia yang mampu hidup tanpa adanya bantuan orang lain. Hal ini menunjukan bahwa manusia hidup saling ketergantungan dan saling membutuhkan antara yang satu dengan lainnya. Dari kedua hal diatas, manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosial memiliki fungsi masing-masing dalam menjalankan peranannya dalam kehidupan. Sebagai makhluk individu manusia merupakan bagian dan unit terkecil dari kehidupan sosial atau masyarakat dan sebaliknya sebagai makhluk sosial yang membentuk suatu kehidupan masyarakat, manusia merupakan kumpulan dari berbagai individu. Dalam menjalankan peranannya masing-masing dari kedua hal tersebut secara seimbang, maka setiap individu harus mengetahui dari peranannya masing-masing tersebut. Untuk itu, perlu kiranya penulis menulis sebuah makalah yang mengemukakan manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosial. Semoga dengan adanya makalah ini dapat menginspirasi pembaca
  • 2. 2 1.2 RUMUSAN MASALAH 1. Apa itu makhluk bernama manusia ? 2. Apa itu individu manusia ? 3. Bagaimana manusia sebagai makhluk sosial ? 4. Apa itu pengelompokan manusia ? 5. Bagaimana stratifikasi sosial manusia ? 6. Bagaimana permasalahan sosial yang dihadapi manusia ? 1.3 TUJUAN PENULISAN 1. Mengetahui apa itu makhluk bernama manusia. 2. Mengetahui apa itu individu manusia. 3. Mengetahui bagaimana manusia sebagai makhluk sosial. 4. Mengetahui apa itu pengelompokan manusia. 5. Mengetahui bagaimana stratifikasi sosial manusia. 6. Mengetahui bagaimana permasalahan sosial yang dihadapi manusia.
  • 3. 3 BAB II PEMBAHASAN 2.1 MAKHLUK BERNAMA MANUSIA Manusia adalah makhluk hidup ciptaan Tuhan dengan segla fungsi dan potensinya yang tunduk kepada aturan hukum alam, mengalami kelahiran, pertumbuhan, perkembangan, mati, dan seterusnya serta terkait dan berinteraksi dengan alam dan lingkungannya dalam sebuah hubungan timbal balik positif dan negatif. Konsep tersebut menandakan bahwa manusia merupakan salah satu makhluk yang memilki tingkat kesempurnaan diantara makhluk lain. Kesempurnaan tersebut biasanya ditandai dengan adanya tingkat akal, nalar, logika, keterampila, serta intelektual dengan landasan-landasan berpikir menggunakan kemampuan religius, sehingga sering menghubungkan kemampuan ilmu pengetahuan dan teknologi dan kemampuan iman dan ketaqwaan kepada Tuhan. Pada konteks selain manusia adalah makhluk yang terbukti bertekhnologi tinggi. Melalui pendekatan kajian ilmu antropo-biologis manusia memiliki perbandingan massa otak dengan massa tubuh terbesar dianara semua makhluk yang ada dibumi. Walaupun kriteria tersebut bukanlah pengukuran yang mutlak, namun perbandingan massa otak dengan tubuh manusia memang memberikan petunjuk dari segi intelektual relativ tinggi. Manusia atau orang dapat diartikan daari sudut pandang yang berbeda beda, baik itumenurut biologis, rohani, dan istilah kebudayaan, atau secara campuran. Secara biologis, manusia diklarifikasikan sebagai homo sapies yang merupakan Sebuah spesies primata dari golongan mamalia yang dilengkapi otak berkemampuan tinggi. (Eko Digdoyo, 2015 : 13) Adapun pengertian maunsia menurut para ahli diantaranya: 1. Nicolaus D. & A. Sudiarja Menurut Nicolaus D. & A. Sudiarja manusia adalah bhineka, akan tetapi tunggal. Manusia disebut bhineka karena ia mempunyai jasmani dan rohani, sedangkan disebut tunggal karena hanya berupa satu benda/ barang saja. 2. Upanisads Menurut Upanisads, manusia merupakan sebuah kombinasi dari beberapa unsur kehidupan seperti roh (atman),pikiran, jiwa, dan prana (tubuh/fisik).
  • 4. 4 3. Kees Bertens Menurut Kees Bertens, manusia adalah setiap makhluk yang terdiri dari dua unsur yang satunnya tidak dapat dinyatakan dalam bentuk apapun. 2.2 MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK INDIVIDU Individu berasal dari kata Latin,yaitu “individum” yang berarti tak terbagi. Kata individu merupakan sebutan yang dipakai untuk menyatakan satu kesatuan yang paling kecil atau terbatas. Kata individu bukan berarti manusia secara keseluruhan yang tak dapat dibagi,melainkan sebagai kesatuan terbatas,yaitu perseorangan manusia. Dari sini dapat dikatakan bahwa individu adalah seorang manusia yang tidak hanya memiliki peranan khas di dalam lingkungan sosialnya, melainkan juga mempunyai kepribadian serta pola tingkah laku yang spesifik dalam dirinya. Manusia sebagai makhluk individu memiliki unsur jamani dan rohani,unsur fisik dan psikis,unsur raga dan jiwa. Seseorang dikatakan sebagai manusia individu manakala unsur-unsur tersebut menyatu pada dirinya. Jika unsur tersebut sudah tidak menyatu lagi maka seseorang tidak disebut sebagai makhluk individu. Sebagai makhluk individu, setiap manusia mempunyai keunikan dan ciri khas tersendiri, tidak ada yang sama persis. Seorang individu adalah perpaduan antara faktor fenotip dan genotip. Faktor genotip adalah faktor yang dibawa individu sejak lahir atau merupakan faktor keturunan. Kalau seorang individu memiliki ciri fisik atau karakter sifat yang dibawa sejak lahir, ia akan juga memiliki ciri fisik atau karakter sifat yang dipengaruhi oleh faktor lingkungan (faktor fenotip). Karakteristik yang khas dari seseorang dapat kita sebut dengan kepribadian. Manusia sebagai makhluk individu merupakan pribadi yang terpisah berbeda dari pribadi yang lainnya, karen memiliki sifat, watak, keinginan, kebutuhan, dan cita-cita yang berbeda satu dengan lainnya. Tidak ada pribadi antara dua individu yang sama persis. Bahkan anak yang dilahirkan kembar identikpun pasti memiliki watak dan karakter yang berbeda. Ada pandangan yang mengembangkan pemikiran bahwa manusia pada dasarnya adalah individu yang bebas dan merdeka, yaitu paham individualisme, yang menekankan pada kekhususan martabat, hak, dan kebebasan orang per orang yang tidak terikat dengan masyarakat ataupun Negara. Akan tetapi pandangan ini tidak
  • 5. 5 boleh terlalu diangungkan pandang individualisme jika terlalu diangungkan maka akan melahirkan paham “ egoisme” yang hanya mementingkan diri sendiri diatas kepentingan orang lain. (Budi Juliardi, 2014: 66-67) 2.3 MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK SOSIAL Manusia sebagai makhluk individu rupanya tidak bisa hidup sendiri, tetapi senantiasa bersama dan bergantung pada manusia lain. Menurut kodratnya manusia adalah makhluk sosial atau makhluk bermasyarakat yang membutuhkan perkembangan. Artinya, dalam hubungannya dengan manusia sebagai makhluk sosial, manusia selalu hidup bersama dengan manusia lainnya. Manusia dikatakan sebagai makhluk sosial juga karena alasan bahwa pada diri manusia ada dorongan dan kebutuhhan untuk berhubungan (berinteraksi) dengan orang lain. Manusia juga tidak akan bisa hidup sebagai manusia kalau tidak hisup ditengah-tengah manusia lainya. Aristoteles (384-322 SM) seorang ahli filsafat Yunani kuno menyatakan dalam ajarannya, bahwa manusia adalah zoon politicon artinya bahwa manusia itu sebagai makhluk, pada dasarnya selalu ingin bergaul dalam masyarakat. Karena sifatnnya yang ingin bergaul satu sama lain, maka manusia disebut sebagai makhluk sosial. (Herimanto dan Winarno,2008:43-44) Sejak lahir, manusia sudah butuh pergaulan dengan orang lain, terutama dalam hal kebutuhan makan dan minum, saat bayi dewasa dan tua. Menurut Herimanto dan Winarno (2010:45), faktor yang menyebabkan manusia selalu hidup bermasyarakat antara lain adanya dorongan kesatuan biologis yang terdapat dalam naluri manusia, misalnya: a. Hasrat untuk memenuhi keperluan makan dan minum. b. Hasrat untuk membela diri. c. Hasrat untuk mengadakan keturunan. Selain itu, manusia juga dapat dikatakan sebagai makhluk sosial karena beberapa alasan berikut ini : a. Manusia tunduk pada aturan norma sosial yang hidup dan berlaku dalam masyarakat (baik tunduk secara sukarela ataupun karena terpaksa). b. Perilaku manusia mengharapkan suatu penilaian dari orang lain. Penilaian dari orang lain ini akan menimbulkan rasa senang bagi manusia yang bersangkutan.
  • 6. 6 c. Manusia memiliki kebutuhan untuk berinteraksi dengan orang lain. d. Potensi manusia akan berkembang bila ia hidup ditengah tengah manusia. Manusia yang pertama kali ditemukan oleh manusia untuk memenuhi instingnya sebagai makhluk sosial adalah orang tua. Segala yang dibutuhkan oleh seorang anak hanya akan dapat dipenuhi oleh orang tuanya. Sementara lingkungan yang pertama kali ditemukan oleh manusia untuk memenuhi instingnya sebagai makhluk sosial adalah keluarga. Dari orang tua dan keluargalah manusia belajar untuk hidup bermasyarakat karena ketidakberdayaannya dalam memenuhi kebutuhan hidup sendiri. (Budi Juliardi, 2014: 69) 2.4 PENGELOMPOKKAN MANUSIA Dalam pengelompokkannya manusia dibedakan menjadi beberapa macam diantaranya: a. Manusia sebagai makhluk biologis Sebagai makhluk biologis, manusia (homo sapiens) sama seperti makhluk hidup lainnya yang mempunyai peran masing-masing dalam menunjang sistem kehidupan. Sifat-sifat biologis manusia meliputi : kebutuhan makan, kebutuhan minum, seks, dll. Namun, manusia tidak sama dengan hewan dalam upaya pemenuhannya. Karena mereka dianugerahi kelebihan berupa akal dan pikiran. Bukti dan contoh : Dalam menunjang kehidupannya, manusia selalu manusia selalu beruapaya untuk memenuhi kebutuhan mendasarnya sebagai makhluk biologis seperti : makan, minum, tidur, seks, dll. b. Manusia sebagai makhluk ekonomi Meskipun manusia memerlukan manusia lainnya dalam melakukan aktifitas sehari-hari, manusia tetap memiliki otonomi untuk menentukan nasibnya sendiri. Secara pribadi, manusia harus memenuhi kebutuhan dan keinginan hidupnya. Kebutuhan manusia yang tak terbatas yang dihadapkan pada alat pemuas kebutuhan yang terbatas telah menimbulkan kegiatan ekonomi dimana didalamnya terdapat produksi, perdagangan dan distribusi barang dan jasa. Namun, dalam pemenuhan kebutuhannya itu manusia harus bertindak efisien (rasional) dan selalu mempertimbangkan pengorbanan dan hasil yang akan diperoleh.
  • 7. 7 Ciri homo economicus : a. Memiliki sifat tidak pernah puas b. Banyak keinginan dan kebutuhan c. Bertindak berdasarkan prinsip ekonomi Bukti dan contoh : Setiap manusia butuh makan dan minum agar tetap hidup. Manusia membutuhkan pakaian agar dapat bergaul dengan baik dengan manusia lain. Manusia juga butuh rumah sebagai tempat tinggal. Pendidikan, kesehatan, hiburan, dan kebutuhan lainnyajuga diperlukan manusia agar dapat hidup dengan layak. Untuk memenuhi semua kebutuhan tersebut, manusia memerlukan uang. Sementara untuk memperoleh uang manusia harus bekerja. Setelah bekerja dan mendapatkan uang, uang tersebut kemudian digunakan untuk memenuhi kebutuhannya., sebagian ditabung untuk kebutuhan yang akan datang. Jadi, manusia selalu penuh perhitungan dalam setiap tindakannya. Karena itulah manusia disebut sebagai makhluk ekonomi (homo economicus) karena manusia selalumemikirkan cara dalam upaya pemenuhan kebutuhannya sesuai dengan prinsip-prinsip ekonomi. c. Manusa sebgai makhluk politik Manusia adalah zoon politicon, kata plato dalam bukunya Republica. Sebagai bagian dari zoon politicon, manusia secara individual merupakan elemen terkecil dari sebuah negara. Politik merupakan manifestasi dari keinginan manusia untuk mendapatkan kekuasaan dan pengaruh baik dalam komunitas yang kecil maupun yang lebih besar. Bukti dan contoh : Manusia melakukan berbagai kegiatan politik baik bergabung dengan parpol, kampanye pemilihan BEM, ketua kelas, dan lain-lain. Setiap aksi untuk mendapatkan jabatan merupakan kegiatan politik. d. Manusia sebagai makhluk hukum Manusia merupakan makhluk yang berinteraksi satu sama lain dan memerlukan sebuah aturan khusus yang dapat menjaga kepentingan antar individu agar tidak saling merugikan. Pembuatan hukum yang menjadi konsensus dari sebuah
  • 8. 8 komunitas maupun dalam ruang lingkup manusia sebagai warga negara dan warga dunia serta pemberian sanksi bagi para pelanggarnya menjadi sebuah kebutuhan agar manusia dapat hidup dengan nyaman dan tidak saling merugikan. Bukti dan contoh : Manusia dalam hal bertetangga memiliki kegemaran masing-masing. Mendengarkan musik merupakan hak setiap manusia. Namun, ketika musik tersebut diperdengarkan dengan kencang maka hak mendengarkan musik tersebut telah melanggar hak orang lain untuk tidak diganggudengan suara musik yang kencang. Maka dibuatlah norma hukum tentang tata aturan mengenai hidup dalam sebuah lingkungan. Dalam hal yang lebih resmi, aturan dibuat dalam bentuk Undang-Undang atau peraturan tertulis lainnya dengan sanksi yang lebih jelas dan tegas. e. Manusia sebagai mahluk spiritual Manusia diciptakan oleh Allah SWT, dalam bentuk yang sebaik-baiknya, memiliki jiwa yang sempurna, untuk menjadi khalifah dibumi. Bukti manusia mahluk spiritual :  Memiliki keyakinan dan kepercayaan  Menyembah Tuhan f. Manusia sebagai makhluk psikologis Manusia sebagai makhluk psikologis adalah makhluk yang bisa brrfikir, berperasaan dan berkehandak. Perilakunya dipengaruhi aleh fikiran dan perasaannya. Manusia sebagai makhluk psikologis memiliki sifat bawaan universal. Dalam Al-Qur’an mansia disebut sebagai basyar dan sebagai insan. Basyar lebih menunjukkan sifat lahiriah, sedangan nama insan menunjukkan manusia sebaai makhluk psikologis. (The Owner;2010;manusia sebagai makluk individu)
  • 9. 9 2.5 STRATIFIKASI SOSIAL MANUSIA DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT Setiap individu adalah anggota dari suatu kelompok. Tetapi tidak setiap warga dari suatu masyarakat hanya menjadi anggota dari suatu masyarakat hanya menjadi anggota dari suatu kelompok tertentu, ia bisa menjadi anggota lebih dari satu kelompok sosial. Berkaitan, dengan penempatan individu dalam kelompok sosial, maka individu memiliki kemampuan untuk : 1. Menempatkan diri 2. Di tempatkan oleh orang lain dalam suatu lapisan sosial ekonomi tertentu. (Laporan penelitian, 1992;6) Penempatan seseorag dalam lapisan sosial ekonomi tertentu mrupakan pembahasan stratifikasi sosial. Dalam kaitannya dengan stratifikasi sosial Max weber menjelaskan startifikasi sosial dalam tiga dimensi, yaitu :  Dimensi kekayaan  Dimensi kekuasaan  Dimensi prestise Ketiga dimensi Max Weber lebih memadai untuk di gunakan dalam pembahasan ini karena di anggap lebih komprehensif dibandingkan dengan pendahulunya Karl Marx yang hanya melihat stratifikasi dari sudut ekonomi. Dimensi tersebut di atas membentuk formasi social tersendiri. Dimensi kekayaan membentuk formasi sosial yang disebut kelas, dimensi kekuasaan membentuk partai, dan dimensi pretise membentuk status. Lebih jauh Webber dalam “class, status, party” menjelaskan bahwa, sesuatu disebut kelas apabila : 1. Sejumlah orang sama-sama memiliki suatu komponen tertentu yang merupakan sumber dalam kesempatan hidup (life change) mereka 2. Komponen ini secara ekslusif tercermin dalam kepentingan ekonomi berupa pemilikan benda-benda dan kesempatan yang memperoleh pendapatan. 3. Hal itu terlihat dalam kondisi komoditas atau pasar tenaga kerja. Kondisi disebut dengan situasi kelas. Apabila sekelompok orang yang berada dalam kondisi kelas yang sama , maka dinamakan kelas. Kelas bukanlah komunitas, ia hanya merupakan dasar bagi tindakan komunal.
  • 10. 10 Dalam praktiknya, situasi kelas di tentukan oleh situasi pasar. Proses pertukaran dalam pasar dapat menciptakan kesempatan kehidupan tertentu bagi mereka yang mempunyai komponen material tertentu. Distribusi pemiliikan material yang tak sama dalam tatanan ekonomi, menyebabkan orang-orang yang tidak memiliki tidak dapat berpartisipasi dalam pertukuan dengan dengan orang yang memiliki. Hal ini menyebabkan barang tertentu bersifat ekslusif. Bagaimana barang ekslusif tersebut disediakan di pasar untuk pertukaran secara besar,maka sekelompok orang dengan pemilikan tertentu ialah yang mempunyai kemungkinan untuk menguasai barang tersebut. Jika kelompok kelas mengejar kepentingan ekonomi dalam transaksi pasar, maka pembahasan partai berkaitan dengan pencapaian kekuasaan sosial. Berbeda dengan kelas, kelompok status merupakan komunitas. Bila kelompok kelas ditentukan oleh situasi kelas, maka kelompok status ditentukan olek situasi kelas, maka kelompok status dtetukan oleh situasi status. Situasi status yaitu setiap komponen tipikal dari kehidupan (nasib) manusia ( life fate of man) yang ditentukan oleh penilian sosial, baik positif, negatif, atau yang khusus terhadap kehormatan (honor). Kelompok kelas tidak selalu berkaitan dengan status,. Mereka yang termasuk pemilik dalem kelompok kelas belum tentu dalam kelompok status mendapat kehormatan yang tinggi dibanding bukan pemilik. Demikian pula, pemilik dan bukan pemilik dapat masuk dalam kelompok status yang sama. Pada setiap kelompok status, kehormatan status dapat di cerminkan dari gaya hidup (life style) orang-orang yang menjadi anggotanya. Pengertian gaya hidup dalam berapa hal pengertiannya sama dengan kultur (culture). Tetapi gaya hidup dapat disebut subculture yaitu strata gaya hidup yang berbeda dari yang lainnya dalam kerangka budaya pada umumnya. Sedangkan peluang hidup (life chance) ditandai oleh perbedaan kelas ekonomi yang keanggotaannya ditandai oleh peranan individu dalam produksi. Dengan menguasai sumber produksi (ekonomi) akan menentukan sejauh mana individu untuk mendapatkan Pendidikan, barang, dan jasa lainnya. Peluang hidup berhubungan ekonomi kelas sosial, karena itu peluang hidup dapat ditingkatkan dengan akses terhadap kekayaan. Orang dapat mengubah (life chance) dengan cepat, seperti dengan pindah ke pemukiman elit yang mahal. Tetapi life style sebaliknya, ia berubah lebih sulit. Orang dengan cepat mejadi orang kaya baru (OKB), tetapi cara orang itu berfikir, berperasaan, dan berperilaku berbeda dari golongan sosial atas.
  • 11. 11 Kembali pada pembahasan antara gaya hidup dalam status dan peluang hidup dalam kelas,Tumin mengemukakan bahwa gaya hidup yang sama belum tentu Mencerminkan gambaran sosioekonomi yang sama. Begitu pula tingkat sosioekonomi yang sama belum tentu menghasilkan gaya hidup yang sama pula. Sebagai konsekuensi dari kenyataan tersebut, maka ia menganju studi terhadap gaya hidup dari dua pendekatan atau dua arahan yang berbeda yaitu: a. Dengan mempertanyakan gaya hidup dari mereka yang memiliki posisi sosioekonomi yang sama,atau b. Ciri-ciri sosioekonomi yang bagaimana dari mereka yang memiliki gaya hidup yang sama. Studi gaya hidup akan tetap relevan dalam lapangan sosiologi, karena lewat studi ini dapat digunakan sebagai:  Indikator untuk menentukan dimana tingkah seseorang berada, missal dari tempat tinggalnya dan tipe rumah yang ditempatinya.  Sebagai penghargaan atas konsekuensi dari adanya ketidaksamaan dengan orang lain. Dimana untuk mencapai rumah atau tempat tinngal tertentu dibedakan oleh pendapatan, pendidikan atau pekerjaannya  Sebagai teknik untuk menetapkan keabsahan tingak kehormatan sesorang mencari bentuk atau cara untuk pengabsahan bahwa dia telah berada pada level atau status yang baru Gaya hidup menyangkut banyak dimensi kehidupan tetapi Nas dan Sande berusaha membuat suatu pengelompokkan dimensi gaya hidup dalam lima kelompok yaitu a. Dimensi morfologis Dimensi morfologis merujuk pada lingkungan dan aspek biografis. Beberapa atau sekelompok orang lebih terikat pada tempat tertentu dibanding tempat yang lainnya ,dari mulai lingkungan yang tradisional sampai kota Kosmopolitan. b. Hubungan sosial dan jaringan kerja Dimensi ini dibedakan menjadi tiga bidang yaitu:  Pengkapsulan: keterkaitan pada lingkungan,suku,etnis.  Segregasi: tidak menekankan pada satu kegiatan saja, tetapi pada beberapa kegiatan tanpa ada keterikatan yang akrab atau emosional.  Isolasi : tanpa ada keterikatan yang mendalam pada bidang apapun.
  • 12. 12 c. Penekanan pada bidang kehidupan (domain) Seseorang dapat menekakan kehidupanny apada suatu bidang tertentu yang menjadi prioritasnya. d. Makna gaya hidup ( wordview ) Penilaian atau pemaknaan terhadap bidang-bidang kehidupan e. Dimensi simbolik (style ) Simbol-simbol yang digunakan dalam hidupnya. Dimensi-dimensi gaya hidup di atas terlihat lebih mengandung nilai sosial. Artinya dimensi-dimensi gaya hidup di bentuk dalam rangka menjalin hubungan sosial dengan individu atau kelompok lain. Masalah penilaian dalam hubungan sosial ini di jelaskan pula oleh Robert K.Merton dan Allice Kitt Rossi. Bahwa adanya kelompok-kelompok social dalam stratifikasi karena adanya hubungan antara : a. Kesesuaian penilaian seseorang yang berada pada kelompok tersebut dengan orang lai yang berada pada kelompok yang sama terhadap sesuatu yang penting bagi kelangsungan sistem yang mereka kembangkan. b. Atau juga masalah kesesuian individu terhadap penilaian yang di berikan antara orang yang berada pada kelompok yang berbeda. Individu yang berada pada stratifikasi bahwa akan meniru gaya hidup yang akan di kembangkan kelompok stratifikasi sosial atasnya. Keberhasilan peniruan ini tergantung kepada.  Kemampuan orang yang meniru, karena tidak semua gaya hidup dapat di tiru. Tetapi banyak yang tidak dapat di beli dengan uang, melainkan melalui proses yang lama atau pengorbanan  Penerimaan kelompok luar yang di jadikan kelompok acuan. Orang yang menjadi anggota kelompok belum tentu mengembangkan gaya hidup kelompoknya, karena ia bisa mengembangkan gaya hidup yang berbeda. Karena individu merasa asing dengan kelompoknya atau berusaha mengadakan mobilisasi ia bisa mengembangkan orientasi positifnya kepada gaya hidup kelompok lain. Hal ini di nyatakan oleh Merton sebagai pengruh yang berkepanjangan dan terus-menerus antara kemunduran hubungan sosial di antara anggota kelompok dan sikap positif pada norma-norma dari bukan anggota kelompoknya.
  • 13. 13  Dalam posisi individu sudah keluar dari keanggotaan suatu kelompok dan belum diterima sebagai anggota kelompok yang diacu, makai ia berada pada posisi pinggiran atau marginal man. Seorang individu yang hubungan social dengan kelompoknya sudah pudar, ia mengorientasikan dirinya pada kelompok lain, maka ia harus mencari acuan dari norma dan kebiasaan yang berkembang pada individu anggota kelompok baru tersebut. Ada dua kemungkinan yang bisa dilakukan atau yang ia hadapi, yaitu : pertama, apabila ia dapat mengafiliasikan dirinya dengan kelompok acuan dengan baik. Ia akan berhasil. Kedua: apabila kemungkinan di atas tidak terjadi (kurang mampu atau struktur kelompoknya ketat), makai ia akan kehilangan akar sosialnya (socially rootles). ( Elly M. Setiadi.dkk, 2006: 100-107) 2.6 PERMASALAHAN SOSIAL YANG DIHADAPI MANUSIA Dalam kehidupan bermasyarakat, pasti akan terjadi permasalahan atau dilema antara melakuka kepentingan individu dengan kepentinga masyarakat. Dilema ini mengacu pada pertanyaan: kepentingan mana yang harus didahulukan? Pertanyaan ini menimbulkan dua pandangan yang saling bertolak belakang yang di pegang oleh suau kelompok masyarakat. Pandangan pertama adalah pendangan individualisme dan pandangan yang ke dua adalah pandangan sosialisme. Individualisme merupakan sattu paham yang memiliki pandangan bahwa manusia adalah makhluk yang merdeka dan bebas. Mereka yang menganut pandangan individualisme ini menentang intervensi dari kelompok masyarakat bahkan Negara atas pilihan pribadi mereka. Oleh karena itu pandangan individualisme ini melawan segala pendapat yang menempatka tujuan suatu kelompok lebih penting dari tujuan individu. Lebih lanjut, pandangna individualisme ini melahirkan ideologi liberalisme, yaitu sebuah ideologi yang didasarkan pada pemahaman bahwa kebebasan dan persamaan hak adalah hal yang paling utama. Secara umum, liberalisme mencit-citakan suatu masyarakat yang bebas, dicirikan oleh kebebasan berpikir bagi para individu. Paham liberalisme menolak adanya pembatasan, khusunya dari pemerintah dan agama. Ideologi idealisme mengembangkan prinsip: a. Penjaminan hak milik perorangan. b. Mementingkan diri sendiri atau kepentingan individu yang bersangkutan. c. Pemberian kebebasan penuh pada individu.
  • 14. 14 d. Persaingan bebas untuk mencapai kepentingannya masing-masing Sementara itu, sosialisme merupakan suatu pandangan yang berpendapat bahwa kepentingan masyarakat yang harus diutamakan. Artinya, sosialisme mementingkan masyarakat secara keseluruhan. Kedudukan individu hanyalah sebagai objek dari masyarakat. Hak-hak individu “ hilang “ karena individu terkait pada komitmen pada suatu kelompok. Hak hak individu harus diletakkan dalam kerangka kepentingan masyarakat luas. Pandangan ini merupakan reaksi atas paham individualisme. Pandangan ini berpendapat bahwa kebebasan individu bisa menimbulkan kesenjangan.Individu yang memiliki kemampuan akan sejahteraan, sebaliknya individu yang tidak memiliki kemampuan akan tetap miskin dan menderita. Jika kita kembalikan pada pertanyaaan dasar sebelumnya, bahwa kita dihadapkan pada pilihan, manakah yang kita utamakan, apakah kepentingan individu atau kepentingan masyarakat ? tentu tidak mudah untuk menjawabnya. Disatu sisi, hak yang dapat diperoleh dengan melaksanakan kepentingan individu harus didapatkan, sementara kewajiban dengan melaksanakan kepentingan masyarakat juga harus dilakukan. Jawaban yang paling mungkin untuk di kemukakan adalah dengan melihat kepentingan mana yang paling mendesak untuk dilakukan dan kepentingan mana yang dapat ditinggalkan untuk sementara. Jika kepentingan individu dapat ditinggalkan, maka melakukan kepentingan masyarakat. Sebaliknya, jika kepentingan masyarakat dapat ditinggalkan, maka lakukan kepentingan individu. Sebagai contoh : dalam sebuah kelompok massyarakat, akan diadakan kegiatan gotong royong bersama membersihkan lingkungan perumahan untuk mencegah timbulnya berbagai macam penyakit. Disaat yang bersamaan, anak salah seorang anggota masyarakat sakit keras. Ia dapat mengabaikan gotong royong dengan segera mebawa anaknya kerumah sakit untuk berobat, karena alasan yang sangat mendesak. Warga masyarakatpun akan memakluminya. Artinya, kepentingan masyarakat dikesampingkan untuk melakukan kepentingan individu. Contoh sebaliknya, jika sebuah kelompok masyarakat akan mengadakan kegiatan gotong royong bersama membersihkan lingkungan perumahan untuk mencegah
  • 15. 15 timbulnya berbagai macam penyakit. Disaat bersamaan, seorang ayah sudah berjanji pada anggota keluarganya untuk pergi jalan jalan, maka ia dapat mengabaikan pergi jalan jalan untuk ikut serta dalam kegiatan gotong royong, Karena pergi jalan jalan dapat dilakukan kapan saja. Anggota keluarganya akan memakluminya. Artinya kepentingan individu dapat dikesampingkan untuk melakukan kepentingan masyarakat. (Budi Juliardi, 2014: 67-68)
  • 16. 16 BAB III PENUTUP 3.1 KESIMPULAN Manusia sebagai makhluk individu memiliki unsur jamani dan rohani,unsur fisik dan psikis,unsur raga dan jiwa. Seseorang dikatakan sebagai manusia individu manakala unsur-unsur tersebut menyatu pada dirinya. Selain itu, manusia dikatakan sebagai makhluk sosial juga karena alasan bahwa pada diri manusia ada dorongan dan kebutuhhan untuk berhubungan (berinteraksi) dengan orang lain. Manusia dikelompokkan menjadi 6 kelompok, yaitu manusia sebagai makhluk biologis, ekonomi, politik, hukum, spiritual, dan psikologis. Manusia memiliki kemampuan yang berbeda-beda dalam bersosialisasi. Sehingga manusia tersebut terbagi kedalam beberapa kelompok sosial. Dalam kehidupan bermasyarakat, pasti akan terjadi permasalahan atau dilema antara melakuka kepentingan individu dengan kepentinga masyarakat. Dilema ini mengacu pada pertanyaan: kepentingan mana yang harus didahulukan? Pertanyaan ini menimbulkan dua pandangan yang saling bertolak belakang yang di pegang oleh suau kelompok masyarakat. Pandangan pertama adalah pendangan individualisme dan pandangan yang ke dua adalah pandangan sosialisme. Individualisme merupakan sattu paham yang memiliki pandangan bahwa manusia adalah makhluk yang merdeka dan bebas. Mereka yang menganut pandangan individualisme ini menentang intervensi dari kelompok masyarakat bahkan Negara atars pilihan pribadi mereka. Oleh karena itu pandangan individualisme ini melawan segala pendapat yang menempatka tujuan suatu kelompok lebih penting dari tujuan individu. 3.2 SARAN Kata kunci dari keberhasilan sebagai makhluk sosial adalah memiliki tujuan luhur yang digalakan bersama secara disiplin dan mampu menahan diri, apabila terjadi bentuuran terhadap kepentingan pribadi. Mari kita pupuk perilaku positif pada diri kita agar dapat menjalani hidup sebagai makhluk sosial dan individu.
  • 17. 17 DAFTAR PUSTAKA Herimanto dan Winarmo.2008.Ilmu Sosial dan Budaya.Jakarta: PT. Bumi Aksara Elly M. Setiady,dkk.2006.Ilmu Sosial dan Budaya Dasar.Jakarta: Kencana Prenada Media Group Eko Digdoyo.2015. Ilmu Sosial dan Budaya Dasar.Bogor:Ghalia Indonesia Budi Juliardi.2014. Ilmu Sosial dan Budaya Dasar.Bandung:Alfabeta The Owner.22 Oktober 2010. Diakses tanggal 3 Maret 2017, 03:03 WIB http://astrianifauziah-english-2e-37.blogspot.co.id/2010/10/manusia-sebagai-makhluk- individu-dan.html