1) Dokumen tersebut membahas tentang manusia sebagai makhluk individu dan sosial. Manusia dijelaskan memiliki sifat sebagai individu unik namun juga memiliki kebutuhan untuk hidup bersama dalam masyarakat.
2) Dokumen tersebut juga membahas pengelompokan manusia sebagai makhluk biologis, ekonomi, politik, dan hukum.
3) Secara keseluruhan dokumen tersebut menjelaskan sif
Slide Presentasi tentang "Manusia sebagai Makhluk Budaya" yang saya buat untuk Tugas Teman Saya.
(Terima Jasa) Membuat Slide Presentasi, silahkan kontak saya di http://julikoding.blogspot.com
Slide Presentasi tentang "Manusia sebagai Makhluk Budaya" yang saya buat untuk Tugas Teman Saya.
(Terima Jasa) Membuat Slide Presentasi, silahkan kontak saya di http://julikoding.blogspot.com
Reformasi Administrasi Publik di Indonesia (1998-2023): Strategi, Implementas...Universitas Sriwijaya
Reformasi tahun 1998 di Indonesia dilakukan sebagai respons terhadap krisis ekonomi, ketidakpuasan rakyat terhadap pemerintahan otoriter dan korup, tuntutan demokratisasi, hak asasi manusia, serta tekanan dari lembaga keuangan internasional. Tujuannya adalah memperbaiki kondisi ekonomi, meningkatkan kesejahteraan rakyat, dan memperkuat fondasi demokrasi dan tata kelola pemerintahan. Reformasi ini mencakup bidang politik, ekonomi, hukum, birokrasi, sosial, budaya, keamanan, dan otonomi daerah. Meskipun masih menghadapi tantangan seperti korupsi dan ketidaksetaraan sosial, reformasi berhasil meningkatkan demokratisasi, investasi, penurunan kemiskinan, efisiensi pelayanan publik, dan memberikan kewenangan lebih besar kepada pemerintah daerah. Tetap berpegang pada ideologi bangsa dan berkontribusi dalam pembangunan negara sangat penting untuk masa depan Indonesia.
Reformasi Birokrasi Kementerian Pertanian Republik Indonesia Tahun 2020-2024Universitas Sriwijaya
Selama periode 2014-2021, Kementerian Pertanian Indonesia mencapai beberapa keberhasilan, termasuk penurunan jumlah penduduk miskin dari 11,5% menjadi 9,78%. Ketahanan pangan Indonesia juga meningkat, dengan peringkat ke-13 di Asia Pasifik pada tahun 2021. Berdasarkan Global Food Security Index, Indonesia naik dari peringkat 68 pada tahun 2021 ke peringkat 63 pada tahun 2022. Meskipun ada 81 kabupaten dan 7 kota yang rentan pangan pada tahun 2018, volume ekspor pertanian meningkat menjadi 41,26 juta ton dengan nilai USD 33,05 miliar pada tahun 2017. Walaupun pertumbuhan ekonomi menurun 2,07% pada tahun 2020, ini membuka peluang untuk reformasi dan restrukturisasi di berbagai sektor.
Disusun oleh :
Kelas 6D-MKP
Hera Aprilia (11012100601)
Ade Muhita (11012100614)
Nurhalifah (11012100012)
Meutiah Rizkiah. F (11012100313)
Wananda PM (11012100324)
Teori ini kami kerjakan untuk memenuhi tugas
Matakuliah : KEPEMIMPINAN
Dosen : Dr. Angrian Permana, S.Pd.,MM.
UNIVERSITAS BINA BANGSA
Moderasi agama memegang peranan vital dalam mempertahankan kerukunan antar umat beragama, menjaga stabilitas sosial, dan mempromosikan nilai-nilai toleransi serta kerjasama lintas agama. Dalam konteks Indonesia, negara dengan beragam kepercayaan dan keyakinan, moderasi agama menjadi fondasi utama bagi keberlangsungan kehidupan beragama yang damai dan harmonis. Moderasi agama merupakan konsep yang mengajarkan pendekatan yang seimbang dalam praktik keagamaan, dengan menekankan toleransi, penghargaan terhadap perbedaan, serta penolakan terhadap ekstremisme dan intoleransi. Di Indonesia, moderasi agama tidak hanya menjadi prinsip panduan dalam praktik keagamaan, tetapi juga menjadi bagian dari identitas nasional yang memperkuat persatuan dan kesatuan dalam keberagaman. Kehadiran Islam di Indonesia telah memberikan kontribusi besar dalam membentuk karakter moderasi agama. Sejak masuknya Islam pada abad ke-13, agama ini telah meresap ke dalam budaya dan masyarakat Indonesia dengan pendekatan yang toleran dan inklusif. Selain itu, keberadaan agama-agama lain seperti Hindu, Buddha, dan Kristen juga turut membentuk lanskap keberagaman agama di Indonesia. Moderasi agama membantu masyarakat Indonesia untuk menjaga kerukunan antar umat beragama dalam kehidupan sehari-hari. Melalui dialog antar agama, kegiatan lintas agama, dan kerjasama sosial, moderasi agama memfasilitasi pertukaran budaya dan pemahaman yang lebih dalam antar penganut agama. Hal ini mengurangi potensi konflik antar kelompok agama dan mendorong terbentuknya hubungan yang harmonis di antara mereka. Pemerintah Indonesia memiliki peran penting dalam mempromosikan moderasi agama melalui kebijakan-kebijakan yang mendukung kerukunan antar umat beragama. Salah satu contohnya adalah Pancasila, yang menekankan pada prinsip-prinsip seperti keadilan sosial, demokrasi, dan persatuan Indonesia dalam keberagaman. Selain itu, pembentukan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) dan Dewan Gereja Indonesia (DGI) merupakan upaya konkret untuk mendorong dialog antaragama dan pencegahan ekstremisme agama. Meskipun moderasi agama memiliki dampak positif yang besar dalam masyarakat Indonesia, tetapi masih ada beberapa tantangan yang perlu dihadapi dalam mewujudkannya sepenuhnya. Salah satunya adalah adanya kelompok-kelompok radikal yang mempromosikan ideologi ekstremisme agama. Kelompok-kelompok ini seringkali menimbulkan konflik dan ketegangan antar umat beragama, serta mengancam stabilitas sosial dan keamanan nasional. Selain itu, ketidaksetaraan dalam perlakuan terhadap umat beragama juga menjadi masalah serius dalam konteks moderasi agama. Diskriminasi dan intoleransi terhadap minoritas agama masih terjadi di beberapa daerah, memperumit upaya untuk mencapai kerukunan antar umat beragama secara menyeluruh. Untuk mengatasi tantangan tersebut, penting untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya moderasi agama melalui pendidikan agama yang inklusif dan holistik.
Implementasi transformasi pemberdayaan aparatur negara di Indonesia telah difokuskan pada tiga aspek utama: penyederhanaan birokrasi, transformasi digital, dan pengembangan kompetensi ASN. Penyederhanaan birokrasi bertujuan untuk membuat ASN lebih lincah dan inovatif dalam pelayanan publik melalui struktur yang lebih sederhana dan mekanisme kerja baru yang relevan di era digital. Transformasi digital memerlukan perubahan mendasar dan menyeluruh dalam sistem kerja di instansi pemerintah, yang meliputi penyempurnaan mekanisme kerja dan proses bisnis birokrasi untuk mempercepat pengambilan keputusan dan meningkatkan pelayanan publik. Selain itu, pengembangan kompetensi ASN mencakup penyesuaian sistem kerja yang lebih lincah dan dinamis, didukung oleh pengelolaan kinerja yang optimal serta pengembangan sistem kerja berbasis digital, termasuk penyederhanaan eselonisasi.
PUBLIC SPEAKING TRAINING DEDI DWITAGAMA BNN JU.pptx
Isbd
1. 1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Pada dasarnya manusia adalah sebagai makhluk individu yang unik, berbeda antara yang
satu dengan lainnya. Secara individu juga, manusia ingin memenuhi kebutuhannya
masing-masing, ingin merealisasikan diri atau ingin dan mampu mengembangkan
potensi-potensinya masing-masing. Hal ini merupakan gambaran bahwa setiap individu
akan berusaha untuk menemukan jati dirinya masing-masing, tidak ada manusia yang
ingin menjadi orang lain sehingga dia akan selalu sadar akan keindividualitasannya.
Adapun hubungannya dengan manusia sebagai mahluk sosial adalah bahwa dalam
mengembangkan potensi-potesinya ini tidak akan terjadi secara alamiah dengan
sendirinya, tetapi membutuhkan bantuan dan bimbingan manusia lain. Selain itu, dalam
kenyataannya, tidak ada manusia yang mampu hidup tanpa adanya bantuan orang lain.
Hal ini menunjukan bahwa manusia hidup saling ketergantungan dan saling
membutuhkan antara yang satu dengan lainnya. Dari kedua hal diatas, manusia sebagai
makhluk individu dan makhluk sosial memiliki fungsi masing-masing dalam menjalankan
peranannya dalam kehidupan. Sebagai makhluk individu manusia merupakan bagian dan
unit terkecil dari kehidupan sosial atau masyarakat dan sebaliknya sebagai makhluk sosial
yang membentuk suatu kehidupan masyarakat, manusia merupakan kumpulan dari
berbagai individu. Dalam menjalankan peranannya masing-masing dari kedua hal tersebut
secara seimbang, maka setiap individu harus mengetahui dari peranannya masing-masing
tersebut. Untuk itu, perlu kiranya penulis menulis sebuah makalah yang mengemukakan
manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosial. Semoga dengan adanya makalah
ini dapat menginspirasi pembaca
2. 2
1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Apa itu makhluk bernama manusia ?
2. Apa itu individu manusia ?
3. Bagaimana manusia sebagai makhluk sosial ?
4. Apa itu pengelompokan manusia ?
5. Bagaimana stratifikasi sosial manusia ?
6. Bagaimana permasalahan sosial yang dihadapi manusia ?
1.3 TUJUAN PENULISAN
1. Mengetahui apa itu makhluk bernama manusia.
2. Mengetahui apa itu individu manusia.
3. Mengetahui bagaimana manusia sebagai makhluk sosial.
4. Mengetahui apa itu pengelompokan manusia.
5. Mengetahui bagaimana stratifikasi sosial manusia.
6. Mengetahui bagaimana permasalahan sosial yang dihadapi manusia.
3. 3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 MAKHLUK BERNAMA MANUSIA
Manusia adalah makhluk hidup ciptaan Tuhan dengan segla fungsi dan potensinya yang
tunduk kepada aturan hukum alam, mengalami kelahiran, pertumbuhan,
perkembangan, mati, dan seterusnya serta terkait dan berinteraksi dengan alam dan
lingkungannya dalam sebuah hubungan timbal balik positif dan negatif.
Konsep tersebut menandakan bahwa manusia merupakan salah satu makhluk yang
memilki tingkat kesempurnaan diantara makhluk lain. Kesempurnaan tersebut
biasanya ditandai dengan adanya tingkat akal, nalar, logika, keterampila, serta
intelektual dengan landasan-landasan berpikir menggunakan kemampuan religius,
sehingga sering menghubungkan kemampuan ilmu pengetahuan dan teknologi dan
kemampuan iman dan ketaqwaan kepada Tuhan.
Pada konteks selain manusia adalah makhluk yang terbukti bertekhnologi tinggi.
Melalui pendekatan kajian ilmu antropo-biologis manusia memiliki perbandingan
massa otak dengan massa tubuh terbesar dianara semua makhluk yang ada dibumi.
Walaupun kriteria tersebut bukanlah pengukuran yang mutlak, namun perbandingan
massa otak dengan tubuh manusia memang memberikan petunjuk dari segi intelektual
relativ tinggi. Manusia atau orang dapat diartikan daari sudut pandang yang berbeda beda,
baik itumenurut biologis, rohani, dan istilah kebudayaan, atau secara campuran.
Secara biologis, manusia diklarifikasikan sebagai homo sapies yang merupakan
Sebuah spesies primata dari golongan mamalia yang dilengkapi otak berkemampuan
tinggi. (Eko Digdoyo, 2015 : 13)
Adapun pengertian maunsia menurut para ahli diantaranya:
1. Nicolaus D. & A. Sudiarja
Menurut Nicolaus D. & A. Sudiarja manusia adalah bhineka, akan tetapi tunggal.
Manusia disebut bhineka karena ia mempunyai jasmani dan rohani, sedangkan
disebut tunggal karena hanya berupa satu benda/ barang saja.
2. Upanisads
Menurut Upanisads, manusia merupakan sebuah kombinasi dari beberapa unsur
kehidupan seperti roh (atman),pikiran, jiwa, dan prana (tubuh/fisik).
4. 4
3. Kees Bertens
Menurut Kees Bertens, manusia adalah setiap makhluk yang terdiri dari dua unsur
yang satunnya tidak dapat dinyatakan dalam bentuk apapun.
2.2 MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK INDIVIDU
Individu berasal dari kata Latin,yaitu “individum” yang berarti tak terbagi.
Kata individu merupakan sebutan yang dipakai untuk menyatakan satu kesatuan yang
paling kecil atau terbatas. Kata individu bukan berarti manusia secara keseluruhan yang
tak dapat dibagi,melainkan sebagai kesatuan terbatas,yaitu perseorangan manusia. Dari
sini dapat dikatakan bahwa individu adalah seorang manusia yang tidak hanya memiliki
peranan khas di dalam lingkungan sosialnya, melainkan juga mempunyai kepribadian
serta pola tingkah laku yang spesifik dalam dirinya.
Manusia sebagai makhluk individu memiliki unsur jamani dan rohani,unsur fisik dan
psikis,unsur raga dan jiwa. Seseorang dikatakan sebagai manusia individu manakala
unsur-unsur tersebut menyatu pada dirinya. Jika unsur tersebut sudah tidak menyatu lagi
maka seseorang tidak disebut sebagai makhluk individu.
Sebagai makhluk individu, setiap manusia mempunyai keunikan dan ciri khas tersendiri,
tidak ada yang sama persis. Seorang individu adalah perpaduan antara faktor fenotip dan
genotip. Faktor genotip adalah faktor yang dibawa individu sejak lahir atau merupakan
faktor keturunan. Kalau seorang individu memiliki ciri fisik atau karakter sifat yang
dibawa sejak lahir, ia akan juga memiliki ciri fisik atau karakter sifat yang dipengaruhi
oleh faktor lingkungan (faktor fenotip).
Karakteristik yang khas dari seseorang dapat kita sebut dengan kepribadian.
Manusia sebagai makhluk individu merupakan pribadi yang terpisah berbeda dari pribadi
yang lainnya, karen memiliki sifat, watak, keinginan, kebutuhan, dan cita-cita yang
berbeda satu dengan lainnya. Tidak ada pribadi antara dua individu yang sama
persis. Bahkan anak yang dilahirkan kembar identikpun pasti memiliki watak dan
karakter yang berbeda.
Ada pandangan yang mengembangkan pemikiran bahwa manusia pada dasarnya
adalah individu yang bebas dan merdeka, yaitu paham individualisme, yang
menekankan pada kekhususan martabat, hak, dan kebebasan orang per orang yang
tidak terikat dengan masyarakat ataupun Negara. Akan tetapi pandangan ini tidak
5. 5
boleh terlalu diangungkan pandang individualisme jika terlalu diangungkan maka
akan melahirkan paham “ egoisme” yang hanya mementingkan diri sendiri diatas
kepentingan orang lain. (Budi Juliardi, 2014: 66-67)
2.3 MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK SOSIAL
Manusia sebagai makhluk individu rupanya tidak bisa hidup sendiri, tetapi senantiasa
bersama dan bergantung pada manusia lain. Menurut kodratnya manusia adalah makhluk
sosial atau makhluk bermasyarakat yang membutuhkan perkembangan. Artinya, dalam
hubungannya dengan manusia sebagai makhluk sosial, manusia selalu hidup bersama
dengan manusia lainnya. Manusia dikatakan sebagai makhluk sosial juga karena alasan
bahwa pada diri manusia ada dorongan dan kebutuhhan untuk
berhubungan (berinteraksi) dengan orang lain. Manusia juga tidak akan bisa hidup
sebagai manusia kalau tidak hisup ditengah-tengah manusia lainya.
Aristoteles (384-322 SM) seorang ahli filsafat Yunani kuno menyatakan dalam
ajarannya, bahwa manusia adalah zoon politicon artinya bahwa manusia itu sebagai
makhluk, pada dasarnya selalu ingin bergaul dalam masyarakat. Karena sifatnnya yang
ingin bergaul satu sama lain, maka manusia disebut sebagai makhluk
sosial. (Herimanto dan Winarno,2008:43-44)
Sejak lahir, manusia sudah butuh pergaulan dengan orang lain, terutama dalam hal
kebutuhan makan dan minum, saat bayi dewasa dan tua.
Menurut Herimanto dan Winarno (2010:45), faktor yang menyebabkan manusia selalu
hidup bermasyarakat antara lain adanya dorongan kesatuan biologis yang
terdapat dalam naluri manusia, misalnya:
a. Hasrat untuk memenuhi keperluan makan dan minum.
b. Hasrat untuk membela diri.
c. Hasrat untuk mengadakan keturunan.
Selain itu, manusia juga dapat dikatakan sebagai makhluk sosial karena beberapa alasan
berikut ini :
a. Manusia tunduk pada aturan norma sosial yang hidup dan berlaku dalam masyarakat
(baik tunduk secara sukarela ataupun karena terpaksa).
b. Perilaku manusia mengharapkan suatu penilaian dari orang lain. Penilaian dari orang
lain ini akan menimbulkan rasa senang bagi manusia yang bersangkutan.
6. 6
c. Manusia memiliki kebutuhan untuk berinteraksi dengan orang lain.
d. Potensi manusia akan berkembang bila ia hidup ditengah tengah manusia.
Manusia yang pertama kali ditemukan oleh manusia untuk memenuhi instingnya
sebagai makhluk sosial adalah orang tua. Segala yang dibutuhkan oleh seorang anak
hanya akan dapat dipenuhi oleh orang tuanya. Sementara lingkungan yang pertama
kali ditemukan oleh manusia untuk memenuhi instingnya sebagai makhluk sosial
adalah keluarga. Dari orang tua dan keluargalah manusia belajar untuk hidup
bermasyarakat karena ketidakberdayaannya dalam memenuhi kebutuhan hidup
sendiri. (Budi Juliardi, 2014: 69)
2.4 PENGELOMPOKKAN MANUSIA
Dalam pengelompokkannya manusia dibedakan menjadi beberapa macam
diantaranya:
a. Manusia sebagai makhluk biologis
Sebagai makhluk biologis, manusia (homo sapiens) sama seperti makhluk hidup
lainnya yang mempunyai peran masing-masing dalam menunjang sistem
kehidupan. Sifat-sifat biologis manusia meliputi : kebutuhan makan, kebutuhan
minum, seks, dll. Namun, manusia tidak sama dengan hewan dalam upaya
pemenuhannya. Karena mereka dianugerahi kelebihan berupa akal dan pikiran.
Bukti dan contoh :
Dalam menunjang kehidupannya, manusia selalu manusia
selalu beruapaya untuk memenuhi kebutuhan mendasarnya sebagai makhluk
biologis seperti : makan, minum, tidur, seks, dll.
b. Manusia sebagai makhluk ekonomi
Meskipun manusia memerlukan manusia lainnya dalam melakukan aktifitas
sehari-hari, manusia tetap memiliki otonomi untuk menentukan nasibnya sendiri.
Secara pribadi, manusia harus memenuhi kebutuhan dan keinginan hidupnya.
Kebutuhan manusia yang tak terbatas yang dihadapkan pada alat pemuas
kebutuhan yang terbatas telah menimbulkan kegiatan ekonomi dimana
didalamnya terdapat produksi, perdagangan dan distribusi barang dan jasa.
Namun, dalam pemenuhan kebutuhannya itu manusia harus bertindak efisien
(rasional) dan selalu mempertimbangkan pengorbanan dan hasil yang akan
diperoleh.
7. 7
Ciri homo economicus :
a. Memiliki sifat tidak pernah puas
b. Banyak keinginan dan kebutuhan
c. Bertindak berdasarkan prinsip ekonomi
Bukti dan contoh :
Setiap manusia butuh makan dan minum agar tetap hidup. Manusia membutuhkan
pakaian agar dapat bergaul dengan baik dengan manusia lain. Manusia juga butuh
rumah sebagai tempat tinggal. Pendidikan, kesehatan, hiburan, dan kebutuhan
lainnyajuga diperlukan manusia agar dapat hidup dengan layak. Untuk memenuhi
semua kebutuhan tersebut, manusia memerlukan uang. Sementara untuk
memperoleh uang manusia harus bekerja. Setelah bekerja dan mendapatkan uang,
uang tersebut kemudian digunakan untuk memenuhi kebutuhannya., sebagian
ditabung untuk kebutuhan yang akan datang.
Jadi, manusia selalu penuh perhitungan dalam setiap tindakannya. Karena itulah
manusia disebut sebagai makhluk ekonomi (homo economicus) karena manusia
selalumemikirkan cara dalam upaya pemenuhan kebutuhannya sesuai dengan
prinsip-prinsip ekonomi.
c. Manusa sebgai makhluk politik
Manusia adalah zoon politicon, kata plato dalam bukunya Republica. Sebagai
bagian dari zoon politicon, manusia secara individual merupakan elemen terkecil
dari sebuah negara. Politik merupakan manifestasi dari keinginan manusia untuk
mendapatkan kekuasaan dan pengaruh baik dalam komunitas yang kecil maupun
yang lebih besar.
Bukti dan contoh :
Manusia melakukan berbagai kegiatan politik baik bergabung dengan parpol,
kampanye pemilihan BEM, ketua kelas, dan lain-lain. Setiap aksi untuk
mendapatkan jabatan merupakan kegiatan politik.
d. Manusia sebagai makhluk hukum
Manusia merupakan makhluk yang berinteraksi satu sama lain dan memerlukan
sebuah aturan khusus yang dapat menjaga kepentingan antar individu agar tidak
saling merugikan. Pembuatan hukum yang menjadi konsensus dari sebuah
8. 8
komunitas maupun dalam ruang lingkup manusia sebagai warga negara dan warga
dunia serta pemberian sanksi bagi para pelanggarnya menjadi sebuah kebutuhan
agar manusia dapat hidup dengan nyaman dan tidak saling merugikan.
Bukti dan contoh :
Manusia dalam hal bertetangga memiliki kegemaran masing-masing.
Mendengarkan musik merupakan hak setiap manusia. Namun, ketika musik
tersebut diperdengarkan dengan kencang maka hak mendengarkan musik
tersebut telah melanggar hak orang lain untuk tidak diganggudengan suara musik
yang kencang. Maka dibuatlah norma hukum tentang tata aturan mengenai hidup
dalam sebuah lingkungan. Dalam hal yang lebih resmi, aturan dibuat dalam
bentuk Undang-Undang atau peraturan tertulis lainnya dengan sanksi yang lebih
jelas dan tegas.
e. Manusia sebagai mahluk spiritual
Manusia diciptakan oleh Allah SWT, dalam bentuk yang sebaik-baiknya,
memiliki jiwa yang sempurna, untuk menjadi khalifah dibumi. Bukti manusia
mahluk spiritual :
Memiliki keyakinan dan kepercayaan
Menyembah Tuhan
f. Manusia sebagai makhluk psikologis
Manusia sebagai makhluk psikologis adalah makhluk yang bisa brrfikir,
berperasaan dan berkehandak. Perilakunya dipengaruhi aleh fikiran dan
perasaannya. Manusia sebagai makhluk psikologis memiliki sifat bawaan
universal. Dalam Al-Qur’an mansia disebut sebagai basyar dan sebagai insan.
Basyar lebih menunjukkan sifat lahiriah, sedangan nama insan menunjukkan
manusia sebaai makhluk psikologis. (The Owner;2010;manusia sebagai makluk
individu)
9. 9
2.5 STRATIFIKASI SOSIAL MANUSIA DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT
Setiap individu adalah anggota dari suatu kelompok. Tetapi tidak setiap warga dari suatu
masyarakat hanya menjadi anggota dari suatu masyarakat hanya menjadi anggota dari
suatu kelompok tertentu, ia bisa menjadi anggota lebih dari satu kelompok sosial.
Berkaitan, dengan penempatan individu dalam kelompok sosial, maka individu memiliki
kemampuan untuk :
1. Menempatkan diri
2. Di tempatkan oleh orang lain dalam suatu lapisan sosial ekonomi tertentu.
(Laporan penelitian, 1992;6)
Penempatan seseorag dalam lapisan sosial ekonomi tertentu mrupakan pembahasan
stratifikasi sosial. Dalam kaitannya dengan stratifikasi sosial Max weber menjelaskan
startifikasi sosial dalam tiga dimensi, yaitu :
Dimensi kekayaan
Dimensi kekuasaan
Dimensi prestise
Ketiga dimensi Max Weber lebih memadai untuk di gunakan dalam pembahasan ini
karena di anggap lebih komprehensif dibandingkan dengan pendahulunya Karl Marx
yang hanya melihat stratifikasi dari sudut ekonomi. Dimensi tersebut di atas membentuk
formasi social tersendiri. Dimensi kekayaan membentuk formasi sosial yang disebut
kelas, dimensi kekuasaan membentuk partai, dan dimensi pretise membentuk status.
Lebih jauh Webber dalam “class, status, party” menjelaskan bahwa, sesuatu disebut
kelas apabila :
1. Sejumlah orang sama-sama memiliki suatu komponen tertentu yang merupakan
sumber dalam kesempatan hidup (life change) mereka
2. Komponen ini secara ekslusif tercermin dalam kepentingan ekonomi berupa
pemilikan benda-benda dan kesempatan yang memperoleh pendapatan.
3. Hal itu terlihat dalam kondisi komoditas atau pasar tenaga kerja.
Kondisi disebut dengan situasi kelas. Apabila sekelompok orang yang berada dalam
kondisi kelas yang sama , maka dinamakan kelas. Kelas bukanlah komunitas, ia hanya
merupakan dasar bagi tindakan komunal.
10. 10
Dalam praktiknya, situasi kelas di tentukan oleh situasi pasar. Proses pertukaran dalam
pasar dapat menciptakan kesempatan kehidupan tertentu bagi mereka yang mempunyai
komponen material tertentu. Distribusi pemiliikan material yang tak sama dalam tatanan
ekonomi, menyebabkan orang-orang yang tidak memiliki tidak dapat berpartisipasi
dalam pertukuan dengan dengan orang yang memiliki. Hal ini menyebabkan barang
tertentu bersifat ekslusif. Bagaimana barang ekslusif tersebut disediakan di pasar untuk
pertukaran secara besar,maka sekelompok orang dengan pemilikan tertentu ialah yang
mempunyai kemungkinan untuk menguasai barang tersebut.
Jika kelompok kelas mengejar kepentingan ekonomi dalam transaksi pasar, maka
pembahasan partai berkaitan dengan pencapaian kekuasaan sosial.
Berbeda dengan kelas, kelompok status merupakan komunitas. Bila kelompok kelas
ditentukan oleh situasi kelas, maka kelompok status ditentukan olek situasi kelas, maka
kelompok status dtetukan oleh situasi status. Situasi status yaitu setiap komponen tipikal
dari kehidupan (nasib) manusia ( life fate of man) yang ditentukan oleh penilian sosial,
baik positif, negatif, atau yang khusus terhadap kehormatan (honor). Kelompok kelas
tidak selalu berkaitan dengan status,. Mereka yang termasuk pemilik dalem kelompok
kelas belum tentu dalam kelompok status mendapat kehormatan yang tinggi dibanding
bukan pemilik. Demikian pula, pemilik dan bukan pemilik dapat masuk dalam kelompok
status yang sama.
Pada setiap kelompok status, kehormatan status dapat di cerminkan dari gaya hidup (life
style) orang-orang yang menjadi anggotanya. Pengertian gaya hidup dalam berapa hal
pengertiannya sama dengan kultur (culture). Tetapi gaya hidup dapat disebut subculture
yaitu strata gaya hidup yang berbeda dari yang lainnya dalam kerangka budaya pada
umumnya.
Sedangkan peluang hidup (life chance) ditandai oleh perbedaan kelas ekonomi yang
keanggotaannya ditandai oleh peranan individu dalam produksi. Dengan menguasai
sumber produksi (ekonomi) akan menentukan sejauh mana individu untuk mendapatkan
Pendidikan, barang, dan jasa lainnya. Peluang hidup berhubungan ekonomi kelas sosial,
karena itu peluang hidup dapat ditingkatkan dengan akses terhadap kekayaan. Orang
dapat mengubah (life chance) dengan cepat, seperti dengan pindah ke pemukiman elit
yang mahal. Tetapi life style sebaliknya, ia berubah lebih sulit. Orang dengan cepat
mejadi orang kaya baru (OKB), tetapi cara orang itu berfikir, berperasaan, dan
berperilaku berbeda dari golongan sosial atas.
11. 11
Kembali pada pembahasan antara gaya hidup dalam status dan peluang hidup dalam
kelas,Tumin mengemukakan bahwa gaya hidup yang sama belum tentu
Mencerminkan gambaran sosioekonomi yang sama. Begitu pula tingkat sosioekonomi
yang sama belum tentu menghasilkan gaya hidup yang sama pula. Sebagai konsekuensi
dari kenyataan tersebut, maka ia menganju studi terhadap gaya hidup dari dua
pendekatan atau dua arahan yang berbeda yaitu:
a. Dengan mempertanyakan gaya hidup dari mereka yang memiliki posisi sosioekonomi
yang sama,atau
b. Ciri-ciri sosioekonomi yang bagaimana dari mereka yang memiliki gaya hidup yang
sama. Studi gaya hidup akan tetap relevan dalam lapangan sosiologi, karena lewat
studi ini dapat digunakan sebagai:
Indikator untuk menentukan dimana tingkah seseorang berada, missal dari
tempat tinggalnya dan tipe rumah yang ditempatinya.
Sebagai penghargaan atas konsekuensi dari adanya ketidaksamaan dengan
orang lain. Dimana untuk mencapai rumah atau tempat tinngal tertentu
dibedakan oleh pendapatan, pendidikan atau pekerjaannya
Sebagai teknik untuk menetapkan keabsahan tingak kehormatan sesorang
mencari bentuk atau cara untuk pengabsahan bahwa dia telah berada pada
level atau status yang baru
Gaya hidup menyangkut banyak dimensi kehidupan tetapi Nas dan Sande berusaha
membuat suatu pengelompokkan dimensi gaya hidup dalam lima kelompok yaitu
a. Dimensi morfologis
Dimensi morfologis merujuk pada lingkungan dan aspek biografis. Beberapa atau
sekelompok orang lebih terikat pada tempat tertentu dibanding tempat yang
lainnya ,dari mulai lingkungan yang tradisional sampai kota Kosmopolitan.
b. Hubungan sosial dan jaringan kerja
Dimensi ini dibedakan menjadi tiga bidang yaitu:
Pengkapsulan: keterkaitan pada lingkungan,suku,etnis.
Segregasi: tidak menekankan pada satu kegiatan saja, tetapi pada beberapa
kegiatan tanpa ada keterikatan yang akrab atau emosional.
Isolasi : tanpa ada keterikatan yang mendalam pada bidang apapun.
12. 12
c. Penekanan pada bidang kehidupan (domain)
Seseorang dapat menekakan kehidupanny apada suatu bidang tertentu yang menjadi
prioritasnya.
d. Makna gaya hidup ( wordview )
Penilaian atau pemaknaan terhadap bidang-bidang kehidupan
e. Dimensi simbolik (style )
Simbol-simbol yang digunakan dalam hidupnya. Dimensi-dimensi gaya hidup di atas
terlihat lebih mengandung nilai sosial. Artinya dimensi-dimensi gaya hidup di bentuk
dalam rangka menjalin hubungan sosial dengan individu atau kelompok lain.
Masalah penilaian dalam hubungan sosial ini di jelaskan pula oleh Robert K.Merton dan
Allice Kitt Rossi. Bahwa adanya kelompok-kelompok social dalam stratifikasi karena
adanya hubungan antara :
a. Kesesuaian penilaian seseorang yang berada pada kelompok tersebut dengan orang lai
yang berada pada kelompok yang sama terhadap sesuatu yang penting bagi
kelangsungan sistem yang mereka kembangkan.
b. Atau juga masalah kesesuian individu terhadap penilaian yang di berikan antara orang
yang berada pada kelompok yang berbeda.
Individu yang berada pada stratifikasi bahwa akan meniru gaya hidup yang akan di
kembangkan kelompok stratifikasi sosial atasnya. Keberhasilan peniruan ini tergantung
kepada.
Kemampuan orang yang meniru, karena tidak semua gaya hidup dapat di tiru.
Tetapi banyak yang tidak dapat di beli dengan uang, melainkan melalui proses
yang lama atau pengorbanan
Penerimaan kelompok luar yang di jadikan kelompok acuan. Orang yang menjadi
anggota kelompok belum tentu mengembangkan gaya hidup kelompoknya,
karena ia bisa mengembangkan gaya hidup yang berbeda. Karena individu
merasa asing dengan kelompoknya atau berusaha mengadakan mobilisasi ia bisa
mengembangkan orientasi positifnya kepada gaya hidup kelompok lain. Hal ini di
nyatakan oleh Merton sebagai pengruh yang berkepanjangan dan terus-menerus
antara kemunduran hubungan sosial di antara anggota kelompok dan sikap positif
pada norma-norma dari bukan anggota kelompoknya.
13. 13
Dalam posisi individu sudah keluar dari keanggotaan suatu kelompok dan belum
diterima sebagai anggota kelompok yang diacu, makai ia berada pada posisi
pinggiran atau marginal man.
Seorang individu yang hubungan social dengan kelompoknya sudah pudar, ia
mengorientasikan dirinya pada kelompok lain, maka ia harus mencari acuan dari
norma dan kebiasaan yang berkembang pada individu anggota kelompok baru
tersebut. Ada dua kemungkinan yang bisa dilakukan atau yang ia hadapi, yaitu :
pertama, apabila ia dapat mengafiliasikan dirinya dengan kelompok acuan dengan
baik. Ia akan berhasil. Kedua: apabila kemungkinan di atas tidak terjadi (kurang
mampu atau struktur kelompoknya ketat), makai ia akan kehilangan akar sosialnya
(socially rootles). ( Elly M. Setiadi.dkk, 2006: 100-107)
2.6 PERMASALAHAN SOSIAL YANG DIHADAPI MANUSIA
Dalam kehidupan bermasyarakat, pasti akan terjadi permasalahan atau dilema antara
melakuka kepentingan individu dengan kepentinga masyarakat. Dilema ini mengacu
pada pertanyaan: kepentingan mana yang harus didahulukan?
Pertanyaan ini menimbulkan dua pandangan yang saling bertolak belakang yang di
pegang oleh suau kelompok masyarakat. Pandangan pertama adalah pendangan
individualisme dan pandangan yang ke dua adalah pandangan sosialisme.
Individualisme merupakan sattu paham yang memiliki pandangan bahwa manusia
adalah makhluk yang merdeka dan bebas. Mereka yang menganut pandangan
individualisme ini menentang intervensi dari kelompok masyarakat bahkan Negara atas
pilihan pribadi mereka. Oleh karena itu pandangan individualisme ini melawan segala
pendapat yang menempatka tujuan suatu kelompok lebih penting dari tujuan
individu. Lebih lanjut, pandangna individualisme ini melahirkan ideologi liberalisme,
yaitu sebuah ideologi yang didasarkan pada pemahaman bahwa kebebasan dan
persamaan hak adalah hal yang paling utama. Secara umum, liberalisme mencit-citakan
suatu masyarakat yang bebas, dicirikan oleh kebebasan berpikir bagi para
individu. Paham liberalisme menolak adanya pembatasan, khusunya dari pemerintah
dan agama. Ideologi idealisme mengembangkan prinsip:
a. Penjaminan hak milik perorangan.
b. Mementingkan diri sendiri atau kepentingan individu yang bersangkutan.
c. Pemberian kebebasan penuh pada individu.
14. 14
d. Persaingan bebas untuk mencapai kepentingannya masing-masing
Sementara itu, sosialisme merupakan suatu pandangan yang berpendapat bahwa
kepentingan masyarakat yang harus diutamakan. Artinya, sosialisme mementingkan
masyarakat secara keseluruhan. Kedudukan individu hanyalah sebagai objek dari
masyarakat. Hak-hak individu “ hilang “ karena individu terkait pada komitmen pada
suatu kelompok. Hak hak individu harus diletakkan dalam kerangka kepentingan
masyarakat luas.
Pandangan ini merupakan reaksi atas paham individualisme. Pandangan ini
berpendapat bahwa kebebasan individu bisa menimbulkan kesenjangan.Individu yang
memiliki kemampuan akan sejahteraan, sebaliknya individu yang tidak memiliki
kemampuan akan tetap miskin dan menderita. Jika kita kembalikan pada pertanyaaan
dasar sebelumnya, bahwa kita dihadapkan pada pilihan, manakah yang kita utamakan,
apakah kepentingan individu atau kepentingan masyarakat ? tentu tidak mudah untuk
menjawabnya.
Disatu sisi, hak yang dapat diperoleh dengan melaksanakan kepentingan individu
harus didapatkan, sementara kewajiban dengan melaksanakan kepentingan
masyarakat juga harus dilakukan. Jawaban yang paling mungkin untuk di kemukakan
adalah dengan melihat kepentingan mana yang paling mendesak untuk dilakukan dan
kepentingan mana yang dapat ditinggalkan untuk sementara. Jika kepentingan
individu dapat ditinggalkan, maka melakukan kepentingan masyarakat. Sebaliknya,
jika kepentingan masyarakat dapat ditinggalkan, maka lakukan kepentingan individu.
Sebagai contoh : dalam sebuah kelompok massyarakat, akan diadakan kegiatan
gotong royong bersama membersihkan lingkungan perumahan untuk mencegah
timbulnya berbagai macam penyakit. Disaat yang bersamaan, anak salah seorang
anggota masyarakat sakit keras. Ia dapat mengabaikan gotong royong dengan segera
mebawa anaknya kerumah sakit untuk berobat, karena alasan yang sangat mendesak.
Warga masyarakatpun akan memakluminya. Artinya, kepentingan masyarakat
dikesampingkan untuk melakukan kepentingan individu.
Contoh sebaliknya, jika sebuah kelompok masyarakat akan mengadakan kegiatan
gotong royong bersama membersihkan lingkungan perumahan untuk mencegah
15. 15
timbulnya berbagai macam penyakit. Disaat bersamaan, seorang ayah sudah berjanji
pada anggota keluarganya untuk pergi jalan jalan, maka ia dapat mengabaikan pergi
jalan jalan untuk ikut serta dalam kegiatan gotong royong, Karena pergi jalan jalan
dapat dilakukan kapan saja. Anggota keluarganya akan memakluminya. Artinya
kepentingan individu dapat dikesampingkan untuk melakukan kepentingan
masyarakat. (Budi Juliardi, 2014: 67-68)
16. 16
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Manusia sebagai makhluk individu memiliki unsur jamani dan rohani,unsur fisik dan
psikis,unsur raga dan jiwa. Seseorang dikatakan sebagai manusia individu manakala
unsur-unsur tersebut menyatu pada dirinya.
Selain itu, manusia dikatakan sebagai makhluk sosial juga karena alasan bahwa pada diri
manusia ada dorongan dan kebutuhhan untuk berhubungan (berinteraksi) dengan orang
lain.
Manusia dikelompokkan menjadi 6 kelompok, yaitu manusia sebagai makhluk biologis,
ekonomi, politik, hukum, spiritual, dan psikologis. Manusia memiliki kemampuan yang
berbeda-beda dalam bersosialisasi. Sehingga manusia tersebut terbagi kedalam beberapa
kelompok sosial.
Dalam kehidupan bermasyarakat, pasti akan terjadi permasalahan atau dilema antara
melakuka kepentingan individu dengan kepentinga masyarakat. Dilema ini mengacu
pada pertanyaan: kepentingan mana yang harus didahulukan?
Pertanyaan ini menimbulkan dua pandangan yang saling bertolak belakang yang di
pegang oleh suau kelompok masyarakat. Pandangan pertama adalah pendangan
individualisme dan pandangan yang ke dua adalah pandangan sosialisme.
Individualisme merupakan sattu paham yang memiliki pandangan bahwa manusia
adalah makhluk yang merdeka dan bebas. Mereka yang menganut pandangan
individualisme ini menentang intervensi dari kelompok masyarakat bahkan Negara atars
pilihan pribadi mereka. Oleh karena itu pandangan individualisme ini melawan segala
pendapat yang menempatka tujuan suatu kelompok lebih penting dari tujuan
individu.
3.2 SARAN
Kata kunci dari keberhasilan sebagai makhluk sosial adalah memiliki tujuan luhur yang
digalakan bersama secara disiplin dan mampu menahan diri, apabila terjadi bentuuran
terhadap kepentingan pribadi. Mari kita pupuk perilaku positif pada diri kita agar dapat
menjalani hidup sebagai makhluk sosial dan individu.
17. 17
DAFTAR PUSTAKA
Herimanto dan Winarmo.2008.Ilmu Sosial dan Budaya.Jakarta: PT. Bumi Aksara
Elly M. Setiady,dkk.2006.Ilmu Sosial dan Budaya Dasar.Jakarta: Kencana Prenada Media
Group
Eko Digdoyo.2015. Ilmu Sosial dan Budaya Dasar.Bogor:Ghalia Indonesia
Budi Juliardi.2014. Ilmu Sosial dan Budaya Dasar.Bandung:Alfabeta
The Owner.22 Oktober 2010. Diakses tanggal 3 Maret 2017, 03:03 WIB
http://astrianifauziah-english-2e-37.blogspot.co.id/2010/10/manusia-sebagai-makhluk-
individu-dan.html