RESUM JURNAL PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH DALAM MEMBANGUN KEMANDIRIAN7171708
Dokumen tersebut membahas tentang pendidikan luar sekolah dalam membangun kemandirian. Pendidikan luar sekolah adalah pendidikan diluar sekolah formal yang bertujuan membangun keterampilan hidup. Pendidikan luar sekolah seperti di pesantren dapat meningkatkan disiplin dan kemandirian santri melalui tata tertib, latihan, dan peraturan serta pengaruh emosional dan perilaku. Tutor pendidikan luar sekolah perlu memiliki kompet
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1) Dokumen tersebut membahas pengertian pendidikan dari berbagai ahli dan sumber, meliputi pendidikan informal, formal, dan non-formal.
2) Ruang lingkup pendidikan mencakup proses belajar seumur hidup di lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat secara keseluruhan.
3) Fungsi pendidikan antara lain adalah transformasi budaya, pembentukan pribadi, penyiapan
RESUM JURNAL PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH DALAM MEMBANGUN KEMANDIRIAN7171708
Dokumen tersebut membahas tentang pendidikan luar sekolah dalam membangun kemandirian. Pendidikan luar sekolah adalah pendidikan diluar sekolah formal yang bertujuan membangun keterampilan hidup. Pendidikan luar sekolah seperti di pesantren dapat meningkatkan disiplin dan kemandirian santri melalui tata tertib, latihan, dan peraturan serta pengaruh emosional dan perilaku. Tutor pendidikan luar sekolah perlu memiliki kompet
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1) Dokumen tersebut membahas pengertian pendidikan dari berbagai ahli dan sumber, meliputi pendidikan informal, formal, dan non-formal.
2) Ruang lingkup pendidikan mencakup proses belajar seumur hidup di lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat secara keseluruhan.
3) Fungsi pendidikan antara lain adalah transformasi budaya, pembentukan pribadi, penyiapan
Makalah ini membahas konsep pendidikan seumur hidup yang mencakup pendidikan formal di sekolah, non-formal di luar sekolah yang dilembagakan, dan informal yang diperoleh dari pengalaman sehari-hari. Tujuan pendidikan seumur hidup adalah memungkinkan setiap individu mengembangkan potensinya sesuai kebutuhan hidupnya. Pendidikan seumur hidup penting dilihat dari berbagai perspektif ideologis, ekonomi, sosi
Ringkasan dokumen tersebut membahas konsep pendidikan seumur hidup yang merupakan sistem pendidikan yang mencakup kegiatan belajar mengajar sepanjang hayat manusia, mulai dari lahir hingga meninggal. Pendidikan seumur hidup dijalankan di lingkungan rumah tangga, sekolah, dan masyarakat, serta menjadi tanggung jawab bersama antara keluarga, masyarakat, dan pemerintah.
Pendidikan seumur hidup (PSH) adalah sistem konsep pendidikan yang menerangkan kegiatan belajar sepanjang kehidupan manusia. Karakteristik PSH antara lain mencakup semua tahap pendidikan, formal maupun nonformal, serta peranan keluarga dan masyarakat dalam pendidikan. Implikasi konsep PSH bagi pendidikan sekolah adalah bahwa pendidikan sekolah hanya salah satu bagian dari pendidikan seumur hidup, dan tu
Ada beberapa faktor yang melatarbelakangi munculnya pendidikan luar sekolah, seperti peran penting keluarga dan lingkungan sebagai pendidik awal, serta berbagai kegiatan pendidikan nonformal yang telah ada sebelumnya seperti pendidikan massal, pendidikan dewasa, dan pendidikan masyarakat.
Tugasan ini membahaskan isu dan cabaran pendidikan dalam konteks kepelbagaian sosiobudaya di Malaysia dalam dekad mendatang. Beberapa cabaran utama termasuk mengelola kepelbagaian budaya murid, menghindari prasangka, dan memastikan semua murid merasa terwakili dalam pembelajaran. Guru perlu memahami latar belakang murid dan merancang pengajaran yang sesuai untuk semua.
Dokumen tersebut membahas tentang kelas sosial dan faktor-faktor yang
mempengaruhinya, termasuk pencapaian akademik murid. Guru memainkan peran
penting dalam menangani dampak kelas sosial dengan memberikan perlakuan yang
adil kepada semua murid, memfasilitasi interaksi antar murid, serta menciptakan
lingkungan pembelajaran yang kondusif dan menyenangkan.
Dokumen tersebut membahas tentang asas-asas pendidikan di Indonesia yang mencakup asas Tut Wuri Handayani, demokrasi, kepastian hukum, pendidikan seumur hidup, landasan filosofis, sosiologis, kultural, psikologis, ilmiah dan teknologis dalam pendidikan nasional Indonesia.
Dokumen tersebut membahas konsep pendidikan seumur hidup dari berbagai perspektif seperti ideologi, ekonomi, sosiologi, filsafat, dan teknologi. Pendidikan seumur hidup bertujuan untuk mengembangkan potensi manusia secara utuh dan berkelanjutan sepanjang hayat melalui pendidikan formal, nonformal, dan informal. Dokumen ini juga menjelaskan strategi dan peranan media massa dalam pendidikan seumur hidup.
Bimbingan dan konseling berkembang dari bidang vokasional di Amerika pada abad ke-19 hingga merambah bidang pendidikan dan kepribadian. Di Indonesia, praktiknya dimulai sejak organisasi pemuda pada 1908 dan berkembang menjadi bagian sistem pendidikan nasional sejak 1960-an untuk membantu penjurusan siswa dan profesionalisasi guru bimbingan.
Kurikulum pendidikan Indonesia telah mengalami beberapa kali perubahan sejak masa kemerdekaan hingga saat ini. Perubahan dilakukan berdasarkan undang-undang terbaru dan tujuan untuk meningkatkan mutu pendidikan. Kurikulum terbaru menekankan pada pendidikan karakter serta pendekatan belajar aktif siswa.
Tugasan guru semakin berat kerana bertambahnya tanggungjawab di luar pengajaran dan pembelajaran. Ini menyebabkan tekanan emosi, mental dan fizikal pada guru seperti stress dan keletihan kerana bekerja lewat.
Dokumen tersebut membahas peran pendidikan formal dalam proses pembudayaan. Pendidikan formal di Indonesia diselenggarakan berdasarkan kebijakan pendidikan nasional yang bertujuan memberikan kesempatan pendidikan yang setara untuk semua. Pendidikan berperan dalam melestarikan budaya melalui proses pembelajaran dari generasi ke generasi. Proses pembudayaan dapat dilakukan melalui pendidikan formal dengan memperhatikan nilai-nilai budaya dalam pen
Makalah ini membahas tentang pengertian hukum Islam meliputi syariah, fiqh, ushul fiqh, mazhab, fatwa, dan qaul. Juga membahas Islam sebagai sumber norma hukum dan etika, mazhab utama dalam hukum Islam, pendekatan hukum Islam, dan kontribusi pendekatan hukum Islam dalam studi Islam.
1. Dokumen tersebut membahas tentang dinamika masyarakat dan kebudayaan dalam menciptakan pendidikan. Termasuk konsep-konsep seperti proses sosialisasi, internalisasi, enkulturasi, evolusi sosial, dan akulturasi yang mempengaruhi pendidikan.
2. Juga dibahas proses belajar kebudayaan seperti proses sosialisasi seorang anak dalam masyarakat Indonesia dan Amerika.
3. Proses evolusi sosial dianalis
El documento presenta los principios básicos de la economía. Explica que los individuos se enfrentan a disyuntivas al tomar decisiones y deben considerar los costos y beneficios de las opciones. También señala que los mercados son generalmente buenos para organizar la actividad económica, pero que el Estado puede intervenir para corregir fallas del mercado. Otro punto clave es que el nivel de vida de un país depende de su capacidad productiva. Por último, menciona que a corto plazo existe una disyuntiva entre inflación y dese
Makalah ini membahas konsep pendidikan seumur hidup yang mencakup pendidikan formal di sekolah, non-formal di luar sekolah yang dilembagakan, dan informal yang diperoleh dari pengalaman sehari-hari. Tujuan pendidikan seumur hidup adalah memungkinkan setiap individu mengembangkan potensinya sesuai kebutuhan hidupnya. Pendidikan seumur hidup penting dilihat dari berbagai perspektif ideologis, ekonomi, sosi
Ringkasan dokumen tersebut membahas konsep pendidikan seumur hidup yang merupakan sistem pendidikan yang mencakup kegiatan belajar mengajar sepanjang hayat manusia, mulai dari lahir hingga meninggal. Pendidikan seumur hidup dijalankan di lingkungan rumah tangga, sekolah, dan masyarakat, serta menjadi tanggung jawab bersama antara keluarga, masyarakat, dan pemerintah.
Pendidikan seumur hidup (PSH) adalah sistem konsep pendidikan yang menerangkan kegiatan belajar sepanjang kehidupan manusia. Karakteristik PSH antara lain mencakup semua tahap pendidikan, formal maupun nonformal, serta peranan keluarga dan masyarakat dalam pendidikan. Implikasi konsep PSH bagi pendidikan sekolah adalah bahwa pendidikan sekolah hanya salah satu bagian dari pendidikan seumur hidup, dan tu
Ada beberapa faktor yang melatarbelakangi munculnya pendidikan luar sekolah, seperti peran penting keluarga dan lingkungan sebagai pendidik awal, serta berbagai kegiatan pendidikan nonformal yang telah ada sebelumnya seperti pendidikan massal, pendidikan dewasa, dan pendidikan masyarakat.
Tugasan ini membahaskan isu dan cabaran pendidikan dalam konteks kepelbagaian sosiobudaya di Malaysia dalam dekad mendatang. Beberapa cabaran utama termasuk mengelola kepelbagaian budaya murid, menghindari prasangka, dan memastikan semua murid merasa terwakili dalam pembelajaran. Guru perlu memahami latar belakang murid dan merancang pengajaran yang sesuai untuk semua.
Dokumen tersebut membahas tentang kelas sosial dan faktor-faktor yang
mempengaruhinya, termasuk pencapaian akademik murid. Guru memainkan peran
penting dalam menangani dampak kelas sosial dengan memberikan perlakuan yang
adil kepada semua murid, memfasilitasi interaksi antar murid, serta menciptakan
lingkungan pembelajaran yang kondusif dan menyenangkan.
Dokumen tersebut membahas tentang asas-asas pendidikan di Indonesia yang mencakup asas Tut Wuri Handayani, demokrasi, kepastian hukum, pendidikan seumur hidup, landasan filosofis, sosiologis, kultural, psikologis, ilmiah dan teknologis dalam pendidikan nasional Indonesia.
Dokumen tersebut membahas konsep pendidikan seumur hidup dari berbagai perspektif seperti ideologi, ekonomi, sosiologi, filsafat, dan teknologi. Pendidikan seumur hidup bertujuan untuk mengembangkan potensi manusia secara utuh dan berkelanjutan sepanjang hayat melalui pendidikan formal, nonformal, dan informal. Dokumen ini juga menjelaskan strategi dan peranan media massa dalam pendidikan seumur hidup.
Bimbingan dan konseling berkembang dari bidang vokasional di Amerika pada abad ke-19 hingga merambah bidang pendidikan dan kepribadian. Di Indonesia, praktiknya dimulai sejak organisasi pemuda pada 1908 dan berkembang menjadi bagian sistem pendidikan nasional sejak 1960-an untuk membantu penjurusan siswa dan profesionalisasi guru bimbingan.
Kurikulum pendidikan Indonesia telah mengalami beberapa kali perubahan sejak masa kemerdekaan hingga saat ini. Perubahan dilakukan berdasarkan undang-undang terbaru dan tujuan untuk meningkatkan mutu pendidikan. Kurikulum terbaru menekankan pada pendidikan karakter serta pendekatan belajar aktif siswa.
Tugasan guru semakin berat kerana bertambahnya tanggungjawab di luar pengajaran dan pembelajaran. Ini menyebabkan tekanan emosi, mental dan fizikal pada guru seperti stress dan keletihan kerana bekerja lewat.
Dokumen tersebut membahas peran pendidikan formal dalam proses pembudayaan. Pendidikan formal di Indonesia diselenggarakan berdasarkan kebijakan pendidikan nasional yang bertujuan memberikan kesempatan pendidikan yang setara untuk semua. Pendidikan berperan dalam melestarikan budaya melalui proses pembelajaran dari generasi ke generasi. Proses pembudayaan dapat dilakukan melalui pendidikan formal dengan memperhatikan nilai-nilai budaya dalam pen
Makalah ini membahas tentang pengertian hukum Islam meliputi syariah, fiqh, ushul fiqh, mazhab, fatwa, dan qaul. Juga membahas Islam sebagai sumber norma hukum dan etika, mazhab utama dalam hukum Islam, pendekatan hukum Islam, dan kontribusi pendekatan hukum Islam dalam studi Islam.
1. Dokumen tersebut membahas tentang dinamika masyarakat dan kebudayaan dalam menciptakan pendidikan. Termasuk konsep-konsep seperti proses sosialisasi, internalisasi, enkulturasi, evolusi sosial, dan akulturasi yang mempengaruhi pendidikan.
2. Juga dibahas proses belajar kebudayaan seperti proses sosialisasi seorang anak dalam masyarakat Indonesia dan Amerika.
3. Proses evolusi sosial dianalis
El documento presenta los principios básicos de la economía. Explica que los individuos se enfrentan a disyuntivas al tomar decisiones y deben considerar los costos y beneficios de las opciones. También señala que los mercados son generalmente buenos para organizar la actividad económica, pero que el Estado puede intervenir para corregir fallas del mercado. Otro punto clave es que el nivel de vida de un país depende de su capacidad productiva. Por último, menciona que a corto plazo existe una disyuntiva entre inflación y dese
The document provides a history of the development of hard drive technology over time. It begins with pictures and descriptions of some of the earliest hard drives from 1956 and 1963, which were enormous in size compared to modern drives. Later sections include timelines and comparisons showing the rapid increase in storage capacity and decrease in physical size of hard drives from the 1970s to present day. A variety of sources on the evolution of hard drive technology are cited.
Dokumen ini membahas beberapa topologi jaringan komputer yaitu topologi bus, star, ring, dan mesh. Topologi bus menggunakan kabel pusat yang menghubungkan semua komputer, star menggunakan switch pusat, ring menghubungkan semua komputer secara berkeliling, dan mesh menghubungkan semua komputer secara langsung. Setiap topologi memiliki kelebihan dan kekurangan tertentu seperti ketahanan terhadap ganggu
El documento describe el Proyecto ECOARTE, dirigido por la autora para vincular la ciencia y el arte. El objetivo del proyecto es combinar la ciencia y el arte para establecer visiones integrales del mundo. La ciencia y la tecnología causan cambios en la producción, el bienestar y la forma en que las personas piensan y se comportan.
Ashish Bajpai is applying for an Office Manager and Administrator position. He has over 3 years of experience in office administration and management for construction companies. His skills include managing day-to-day office operations, payroll, record keeping, customer service, and proficiency in MS Office programs. He is seeking a role where he can further develop his administrative abilities and provide value to an organization.
La página web trata sobre la independencia de Cataluña. Explica que Cataluña tiene una cultura e historia única y que debería ser un estado independiente. También argumenta que la independencia permitiría a Cataluña autogobernarse y controlar sus propios recursos económicos.
Este documento presenta información sobre el idioma español. En primer lugar, define al español como una lengua romance derivada del latín que es hablada por cerca de 500 millones de personas como lengua materna o segunda. Luego, resume brevemente la historia del español desde sus orígenes prerromanos hasta su evolución en tres periodos: medieval, medio y moderno. Finalmente, menciona algunos de los temas centrales de la gramática del español como la morfología, sintaxis y clases de pronombres.
Este documento presenta un resumen de tres subtemas relacionados con la historia de la política y las ideas políticas en la Edad Media: 1) La política en la Edad Media se caracterizó por la lucha de clases entre siervos y señores feudales y una economía basada en la agricultura. 2) El pensamiento teológico en los primeros siglos de la Edad Media estaba fuertemente influenciado por la filosofía y se centraba principalmente en Dios. 3) El feudalismo fue el sistema político dominante en Europa occidental caracterizado por la
Este documento contiene información sobre un blog llamado "mi luna" que busca entretener a los lectores compartiendo videos, música, juegos y trabajos escolares. El blog también explica cómo insertar videos de YouTube y avatares animados para hacer las publicaciones más interactivas.
The document provides a history of the development of hard drive technology over time. It begins with pictures and descriptions of some of the earliest hard drives from 1956 and 1963, which were enormous in size compared to modern drives. Later sections include timelines and comparisons showing the rapid increase in storage capacity and decrease in physical size of hard drives from the 1970s to present day. A variety of sources on the evolution of hard drive technology are cited.
Este documento contiene información sobre un blog llamado "mi luna" que usa diferentes herramientas como Voki y SlideShare para publicar videos, trabajos, música y juegos con el objetivo de entretener a los lectores. El blog también describe cómo insertar videos de YouTube usando código HTML y cómo crear GIF animados con mensajes para compartir en nuevas publicaciones.
This presentation was made by Asian Food Regulation Information Service from the USDA Foreign Agricultural Service Gain Report:
“Mexico’s New Front-of-Pack Labeling Regulations”
Date: 05 August 2014
Gain Report Number: MX4305
This document describes the ATmega mini project board. It has features like a 16 MHz quartz crystal, reset button, power LED, and an onboard ISP programmer. It allows quick prototyping with AVR microcontrollers. The document provides the circuit diagram and explains the pin configurations. It includes code examples for blinking an LED and interfacing with an LCD. Finally, it lists a related ATmega development board and programmer.
1. Dokumen membahas tentang pendidikan luar sekolah, termasuk pengertian, ciri-ciri, sasaran, dan alasan-alasan timbulnya sistem pendidikan luar sekolah.
2. Pendidikan luar sekolah bertujuan untuk melengkapi pendidikan formal di sekolah dan menjangkau berbagai kelompok usia mulai dari pra sekolah hingga dewasa.
3. Sasaran pendidikan luar sekolah antara lain pemuda dan orang dewasa untuk meningkat
1. Dokumen membahas tentang pendidikan luar sekolah, termasuk pengertian, ciri-ciri, sasaran, dan alasan-alasan timbulnya sistem pendidikan luar sekolah.
2. Pendidikan luar sekolah bertujuan untuk melengkapi pendidikan formal di sekolah dan menjangkau berbagai kelompok usia mulai dari pra sekolah hingga dewasa.
3. Sasaran pendidikan luar sekolah antara lain pemuda dan orang dewasa untuk meningkat
Dokumen tersebut membahas tentang lembaga pendidikan. Secara garis besar, lembaga pendidikan adalah tempat berlangsungnya proses pendidikan yang bertujuan untuk mengubah tingkah laku individu ke arah yang lebih baik melalui interaksi dengan lingkungan sekitar. Terdapat tiga jenis lembaga pendidikan yaitu lembaga pendidikan formal seperti sekolah, non-formal seperti pusat kegiatan belajar masyarakat, dan informal sepert
Tiga kalimat ringkasan dokumen tersebut adalah:
Pendidikan dipandang sebagai proses pembentukan manusia seutuhnya secara berkelanjutan melalui pengembangan potensi diri secara seimbang di lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat untuk mencapai tujuan negara mencerdaskan kehidupan bangsa.
Makalah ini membahas tentang lingkungan pendidikan dan peran tripusat pendidikan (keluarga, sekolah, masyarakat) dalam perkembangan peserta didik. Lingkungan pendidikan terdiri atas lingkungan formal (sekolah), informal (keluarga), dan nonformal (masyarakat). Ketiga lingkungan ini saling mempengaruhi dan bekerja sama untuk membantu peserta didik dalam pembentukan pribadi, penguasaan pengetahuan, dan keterampilan.
Lingkungan pendidikan terdiri atas keluarga, sekolah, dan masyarakat. Keluarga membentuk dasar sikap manusia, sekolah memberikan keterampilan dan pengetahuan, sedangkan masyarakat mempraktikkan bekal dari keluarga dan sekolah serta mengembangkan kemampuan diri.
Dokumen tersebut membahas tentang landasan-landasan pendidikan di Indonesia. Terdapat beberapa poin penting yang dijelaskan, yaitu definisi landasan pendidikan, macam-macam landasan pendidikan seperti landasan filosofis, sosial budaya, dan hukum, serta peran landasan-landasan tersebut dalam menentukan tujuan pendidikan nasional.
Bab ini membahas landasan dan asas-asas pendidikan serta penerapannya. Landasan pendidikan meliputi landasan filosofis, sosiologis, kultural, psikologis, dan ilmiah-teknologi. Sedangkan asas-asas pendidikan yang dibahas meliputi asas Tut Wuri Handayani, belajar sepanjang hayat, dan kemandirian dalam belajar.
Dokumen tersebut membahas tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan penulisan, dan pembahasan mengenai pendidikan nasional di Indonesia. Secara ringkas, dokumen tersebut membahas tentang (1) pengertian pendidikan nasional dan tujuannya, (2) permasalahan yang dihadapi pendidikan nasional Indonesia, dan (3) sasaran pembangunan pendidikan nasional untuk meningkatkan mutu pendidikan.
Karya tulis ilmiah ini membahas tentang studi pengetahuan ibu tentang manfaat KMS balita di wilayah kerja Puskesmas Batalaiworu Kabupaten Muna tahun 2016. Latar belakang penelitian ini adalah masih rendahnya pengetahuan ibu tentang pemanfaatan KMS balita di wilayah tersebut berdasarkan hasil survei awal tahun 2008. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran tingkat pengetahuan ibu tentang man
Karya tulis ilmiah ini membahas tentang manajemen dan pendokumentasian asuhan kebidanan bayi baru lahir dengan asfiksia ringan di BPM Sakinah Kabupaten Muna tahun 2016. Asfiksia merupakan salah satu penyebab utama kematian neonatal dini di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk melaksanakan penanganan awal pada bayi baru lahir dengan asfiksia ringan di BPM Sakinah Kabupaten Muna tahun 2016. Metode yang dig
Kelurahan Laiworu dan Kelurahan Wamponiki melaksanakan kegiatan bhabinkamtibmas pada bulan September 2015. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pembangunan dan menjaga ketertiban serta kenyamanan lingkungan. Masyarakat diajak bekerja sama dengan aparat keamanan untuk mencegah terjadinya tindak kriminal di kedua kelurahan.
Bhabinkamtibmas di Kelurahan Laiworu melakukan beberapa kegiatan antara lain patroli rutin di lingkungan kelurahan untuk mencegah terjadinya tindak kriminal, melakukan sosialisasi kepada masyarakat tentang pentingnya kerjasama masyarakat dalam menjaga ketertiban dan ketenteraman, serta melakukan pengawasan terhadap tempat-tempat yang rawan kejahatan.
Ekosistem padang lamun memiliki ciri khas tersendiri yang berbeda dari ekosistem mangrove dan terumbu karang. Lamun merupakan tumbuhan berbunga yang mampu beradaptasi hidup di perairan laut dengan memiliki akar, daun, dan pembuluh. Lamun membentuk hamparan vegetasi yang luas dan memiliki peran penting dalam ekosistem perairan pesisir.
Cinderella is a story about a girl named Cinderella who is mistreated by her stepmother and stepsisters. She dreams of attending the prince's ball but is unable to go. With the help of a fairy godmother, Cinderella is able to go to the ball in a magical coach and dress. At midnight, she flees the ball, losing one of her glass slippers. The prince searches for the girl whose foot fits the slipper and finds Cinderella. They get married and live happily ever after.
Pemerintah Kabupaten Muna meminta Panitia Penerima Hasil Pekerjaan untuk melakukan serah terima akhir atas pekerjaan pembangunan drainase dan duiker lingkungan III Wamponiki yang dilaksanakan oleh CV. Sinar Linda pada tanggal 25 Agustus 2014.
Dokumen ini merangkum manajemen dan pendokumentasian asuhan kebidanan antenatal pada Ny. I yang menderita preeklampsia berat di Desa Ghonsume, Kecamatan Duruka, Kabupaten Muna dari 14 April hingga 28 April 2015. Laporan ini disusun oleh Sitti Nurjannah sebagai salah satu syarat menyelesaikan pendidikan di Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna.
Dokumen tersebut menjelaskan 99 nama-nama Allah SWT beserta artinya. Nama-nama tersebut mencakup makna-makna seperti Yang Maha Pemurah, Yang Maha Adil, Yang Maha Mengetahui, dan Yang Maha Esa. Nama-nama tersebut merupakan ungkapan dari sifat-sifat dan keagungan Allah SWT.
Global warming will have significant impacts on forests, reefs, deserts, and storms according to the article. The Amazon forest could lose 30-60% of its area and become dry grasslands by 2050 due to warming and deforestation. The Great Barrier Reef may completely disappear within 20 years as rising sea levels from climate change drown the coral. Climate models predict that the Sahara desert could transform back into a lush grassland like it was 12,000 years ago if rainfall increases. While it's unclear if global warming caused any single storm, models indicate that hurricanes will likely become stronger and more destructive due to rising ocean temperatures caused by climate change.
Acara radio membahas penyakit HIV/AIDS, penyebabnya (virus HIV), dan cara penularannya (darah, cairan kelamin, jarum suntik). Narasumber memberikan saran untuk mencegahnya seperti menjauhi seks bebas dan narkoba, serta meningkatkan iman.
Panduan untuk memilih mata pelajaran pilihan yang akan dilaksanakan di jenjang SMK, yang mana sebagian besar sudah melakasanakan kurikulum merdeka. mata pelajaran pilihan bisa dipilih dari konsentrasi yang ada di sekolah, atau bisa juga memilih matqa pelajaran diluar konsentrasi keahlian yang dimiliki, dengan catatan sarana dan prasarana tersedia untuk melaksanakan pembelajaran.
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaFathan Emran
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka - abdiera.com, Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka, Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka, Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka, Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka, Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka
Materi ini membahas tentang defenisi dan Usia Anak di Indonesia serta hubungannya dengan risiko terpapar kekerasan. Dalam modul ini, akan diuraikan berbagai bentuk kekerasan yang dapat dialami anak-anak, seperti kekerasan fisik, emosional, seksual, dan penelantaran.
LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI UMUM TENTANG MENGUKUR KEANEKARAGAMAN JENIS FLORA D...
Makalah pendidikan luar sekolah
1. BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Pendidikan luar sekolah sebenarnya bukanlah barang baru dalam khasanah
budaya dan peradaban manusia. Pendidikan luar sekolah telah hidup dan menyatu di
dalam kehidupan setiap masyarakat jauh sebelum muncul dan memasyarakatnya sistem
persekolahan. PLS mempunyai bentuk dan pelaksanaan yang berbeda dengan sistem
yang sudah ada di pendidikan persekolahan. PLS timbul dari konsep pendidikan seumur
hidup dimana kebutuhan akan pendidikan tidak hanya pada pendidikan
persekolahan/pendidikan formal saja. PLS pelaksanaannya lebih ditekankan kepada
pemberian keahlian dan keterampilan dalam suatu bidang tertentu.
Berbagai kelemahan sistem persekolahan dimuntahkan, terutama pada aspek-
aspek prosedural yang dinilai mengeras, kaku, serba ketat dan formalistis. Pada intinya,
walaupun sistem persekolahan masih tetap dipandang penting, pijakan pemikiran sudah
mulai realistis yaitu tidak semata-mata mengandalkan sistem persekolahan untuk
melayani aneka ragam kebutuhan pendidikan yang kian hari semakin mekar dan
beragam. Pembinaan dan pengembangan PLS dipandang relevan untuk bisa saling isi-
mengisi atau topang menopang dengan sistem persekolahan, agar setiap insan bisa
menyesuaikan hidupnya sesuai dengan perkembangan zaman.
Dalam hal ini penulis merasa tertarik untuk membuat makalah tentang pendidikan luar
sekolah yang kita kenal dengan pendidikan informal atau nonformal.
2. Batasan masalah
Agar penulisan makalah ini pembahasannya tidak terlalu luas dan lebih terfokus
pada masalah dan tujuan pembuatan makalah maka dengan ini penulis membatasi
masalah hanya pada ruang lingkup sebagai berikut:
1. Definisi pendidikan luar sekolah (PLS)
2. Dasar pendidikan luar sekolah (PLS)
3. Persamaan dan perbedaan PLS dengan pendidikan sekolah
4. Sasaran pendidikan luar sekolah (PLS)
2. BAB II
PEMBAHASAN
1. Definisi pendidikan luar sekolah (PLS)
1. Komunikasi Pembaruan Nasional Pendidikan
Pendidikan luar sekolah adalah setiap kesempatan dimana terdapat komunikasi yang
teratur dan terarah di luar sekolah dan seseorang memperoleh informasi, pengetahuan,
latihan maupun bimbingan sesuai dengan usia dan kebutuhan kehidupan, dengan
tujuan mengembangkan tingkat keterampilan, sikap dan nilai-nilai yang
memungkinkan baginya menjadi peserta-peserta yang efisien dan efektif dalam
lingkungan keluarga, pekerjaan bahkan lingkungan masyarakat dan negaranya.
2. PHILLIPS H. COMBS, mengungkapkan bahwa pendidikan luar sekolah
adalah setiap kegiatan pendidikan yang terorganisir yang diselenggarakan di
luar sistem formal, baik tersendiri maupun merupakan bagian dari suatu
kegiatan yang luas, yang dimaksudkan untuk memberikan layanan kepada
sasaran didik tertentu dalam rangka mencapai tujuan-tujuan belajar.
2. Dasar pendidikan luar sekolah (PLS)
1. Sejarah terbentuknya pendidikan luar sekolah (PLS)
Alasan terselenggaranya PLS dari segi kesejarahan, tidak bisa lepas dari lima
aspek yaitu:
Aspek pelestarian budaya
Pendidikan yang pertama dan utama adalah pendidikan yang terjadi dan
berlangsung di lingkungan keluarga dimana (melalui berbagai perintah, tindakan
dan perkataan) ayah dan ibunya bertindak sebagai pendidik. Dengan demikian
pendidikan luar sekolah pada permulaan kehadirannya sangat dipengaruhi oleh
pendidikan atau kegiatan yang berlangsung di dalam keluarga. Di dalam keluarga
terjadi interaksi antara orang tua dengan anak, atau antar anak dengan anak. Pola-
pola transmisi pengetahuan, keterampilan, sikap, nilai dan kebiasaan melalui
asuhan, suruhan, larangan dan pembimbingan. Pada dasarnya semua bentuk
kegiatan ini menjadi akar untuk tumbuhnya perbuatan mendidik. Semua bentuk
kegiatan yang berlangsung di lingkungan keluarga dilakukan untuk melestarikan
dan mewariskan kebudayaan secara turun temurun. Tujuan kegiatan ini adalah
untuk memenuhi kebutuhan praktis di masyarakat dan untuk meneruskan warisan
budaya yang meliputi kemampuan, cara kerja dan Teknologi yang dimiliki oleh
masyarakat dari satu generasi kepada generasi berikutnya. Jadi dalam keluarga
pun sebenarnya telah terjadi proses-proses pendidikan, walaupun sistem yang
3. berlaku berbeda dengan sistem pendidikan sekolah. Kegiatan belajar-
membelajarkan yang asli inilah yang termasuk ke dalam kategori pendidikan
tradisional yang kemudian menjadi pendidikan luar sekolah.
Aspek teoritis
Salah satu dasar pijakan teoritis keberadaan PLS adalah teori yang diketengahkan
Philip H. Cooms (1973:10), tidak satupun lembaga pendidikan: formal, informal
maupun nonformal yang mampu secara sendiri-sendiri memenuhi semua
kebutuhan belajar minimum yang esensial. Atas dasar teori di atas dapat
dikemukakan bahwa, keberadaan pendidikan tidak hanya penting bagi segelintir
masyarakat tapi mutlak diperlukan keberadaannya bagi masyarakat lemah (yang
tidak mampu memasukan anak-anaknya ke lembaga pendidikan sekolah) dalam
upaya pemerataan kesempatan belajar, meningkatkan kualitas hasil belajar dan
mencapai tujuan pembelajaran yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa. Uraian di
atas cukup untuk dijadikan gambaran bahwa PLS merupakan lembaga pendidikan
yang berorientasi kepada bagaimana menempatkan kedudukan, harkat dan
martabat manusia sebagai makhluk yang memiliki kemauan, harapan, cita-cita dan
akal pikiran.
Dasar pijakan
Ada tiga dasar pijakan bagi PLS sehingga memperoleh legitimasi dan berkembang
di tengah-tengah masyarakat yaitu: UUD 1945, Undang-Undang RI Nomor 2
tahun 1989 dan peraturan pemerintah RI No.73 tahun1991tentang pendidikan luar
sekolah. Melalui ketiga dasar di atas dapat dikemukakan bahwa, PLS adalah
kumpulan individu yang menghimpun dari dalam kelompok dan memiliki ikatan
satu sama lain untuk mengikuti program pendidikan yang diselenggarkan di luar
sekolah dalam rangka mencapai tujuan belajar. Adapun bentuk-bentuk satuan
PLS., sebagaimana diundangkan di dalam UUSPN tahun 1989 pasal 9:3 meliputi:
pendidikan keluarga, kelompok belajar, kursus dan satuan pendidikan sejenis.
Satuan PLS sejenis dapat dibentuk kelompok bermain, penitipan anak, padepokan
persilatan dan pondok pesantren tradisional.
Aspek kebutuhan terhadap pendidikan
Kesadaran masyarakat terhadap pendidikan tidak hanya pada masyarakat daerah
perkotaan, melainkan masyarakat daerah pedesaan juga semakin meluas.
Kesadaran ini timbul terutama karena perkembangan ekonomi, kemajuan iptek
dan perkembangan politik. Kesadaran juga tumbuh pada seseorang yang merasa
tertekan akibat kebodohan, keterbelakangan atau kekalahan dari kompetisi
pergaulan dunia yang menghendaki suatu keterampilan dan keahlian tertentu. Atas
dasar kesadaran dan kebutuhan inilah sehingga terwujudlah bentuk-bentuk
4. kegiatan kependidikan baik yang bersifat persekolahan ataupun di luar
persekolahan.
Keterbatasan lembaga pendidikan sekolah
Lembaga pendidikan sekolah yang jumlahnya semakin banyak bersifat formal
atau resmi yang dibatasi oleh ruang dan waktu serta kurikulum yang baku dan
kaku serta berbagai keterbatasan lainnya. Sehingga tidak semua lembaga
pendidikan sekolah yang ada di daerah terpencilpun yang mampu memenuhi
semua harapan masyarakat setempat, apalagi memenuhi semua harapan
masyarakat daerah lain. Akibat dari kekurangan atau keterbatasan itulah yang
memungkinkan suatu kegiatan kependidikan yang bersifat informal atau
nonformal diselenggarakan, sehingga melalui kedua bentuk pendidikan itu
kebutuhan masyarakat dapat terpenuhi.
2. Perkembangan pendidikan luar sekolah (PLS)
Dibagi dalam tiga periode:
1. Periode Pra kemerdekaan
2. Periode Revolusi
3. Periode Orde Baru
3. Sistem pendidikan luar sekolah (PLS)
PLS adalah sub sistem pendidikan nasional, yaitu suatu sistem yang memiliki tujuan
jangka pendek dan tujuan khusus yakni memenuhi kebutuhan belajar tertentu yang
fungsional bagi masa sekarang dan masa depan. Komponen atau sub sistem yang ada
pada sistem PLS adalah masukan saran (instrumen input), masukan mentah (raw
input), masukan lingkungan (environmental input), proses (process), keluaran (out
put) dan masukan lain (other input) dan Pengaruh (impact).
4. Program pendidikan luar sekolah (PLS)
Jenis-jenis pendidikan yang ada pada PLS, menurut D. Sudjana (1996:44) di
antaranya adalah:
1. Pendidikan Massa (Mass education)
Pendidikan massa yaitu kesempatan pendidikan yang diberikan kepada
masyarakat luas dengan tujuan yaitu membantu masyarakat agar mereka memiliki
kecakapan dalam hal menulis, membaca dan berhitung serta berpengetahuan
umum yang diperlukan dalam upaya peningkatan taraf hidup dan kehidupannya
sebagai warga negara. Istilah Mass education menunjukan pada aktifitas
pendidikan di masyarakat yang sasarannya kepada individu-individu yang
mengalami keterlantaran pendidikan, yaitu individu yang tidak berkesempatan
memperoleh pendidikan melalui jalur sekolah, tetapi putus di tengah jalan dan
belum sempat terbebas dari kebuta-hurufan. Mass education ini dapat dikatakan
semacam program pemberantasan buta huruf atau program keaksaraan, tentu saja
5. tidak bertujuan supaya orang-orang didiknya sekedar bisa baca-tulis, tetapi juga
supaya memperoleh pengetahuan umum yang relevan bagi keperluan hidupnya
sehari-hari. Individu yang menjadi sasarannya adalah pemuda-pemuda dan orang
dewasa. Pelaksanaannya melalui kursus-kursus.
2. Pendidikan Orang Dewasa (Adult Education)
Pendidikan orang dewasa yaitu pendidikan yang disajikan untuk membelajarkan
orang dewasa. Dalam salah satu bukunya tentang PLS, Sudjana (1996:45)
menerangkan bahwa pendidikan orang dewasa adalah pendidikan yang
diperuntukan bagi orang-orang dewasa dalam lingkukangan masyarakatnya, agar
mereka dapat mengembangkan kemampuan, memperkaya pengetahuan,
meningkatkan kualifikasi teknik dan profesi yang telah dimilikinya, memperoleh
cara-cara baru serta merubah sikap dan perilakunya.
3. Pendidikan Perluasan (Extension Education)
Kegiatan yang diselenggarakan PLS adalah meliputi seluruh kegiatan pendidikan
baik yang dilaksanakan di luar sistem pendidikan sekolah yang dilembagakan
ataupun yang tidak dilembagakan.
3. Ciri-ciri pendidikan luar sekolah (PLS)
1. Beberapa bentuk pendidikan luar sekolah yang berbeda ditandai untuk
mencapai bermacam-macam tujuan.
2. Keterbatasan adalah suatu perlombaan antara beberapa PLS yang dipandang
sebagai pendidikan formal dari PLS sebagai pelengkap bentuk-bentuk
pendidikan formal.
3. Tanggung jawab penyelenggaraan lembaga pendidikan luar sekolah dibagi
oleh pengawasan umum/masyarakat, pengawasan pribadi atau kombinasi
keduanya.
4. Beberapa lembaga pendidikan luar sekolah di disiplinkan secara ketat terhadap
waktu pengajaran, Teknologi modern, kelengkapan dan buku-buku bacaan.
5. Metode pengajaran juga bermacam-macam dari tatap muka atau guru dan
kelompok-kelompok belajar sampai penggunaan audio televisi, unit latihan
keliling, demonstrasi, kursus-kursus korespondensi, alat-alat bantu visual.
6. Penekanan pada penyebaran program teori dan praktek secara relative dari
pada PLS.
7. Tidak seperti pendidikan formal, tingkat sistem PLS terbatas yang diberikan
kredensial.
8. Guru-guru mungkin dilatih secara khusus untuk tugas tertentu atau hanya
mempunyai kualifikasi professional dimana tidak termasuk identitas guru.
6. 9. Pencatatan tentang pemasukan murid, guru dan kredensial pimpinan,
kesuksesan latihan, membawa akibat peningkatan produksi ekonomi,
peningkatan kesejahteraan dan pendapatan peserta.
10. Pemantapan bentuk PLS mempunyai dampak pada produksi ekonomi dan
perubahan sosial dalam waktu singkat dari pada kasus pendidikan formal
sekolah.
11. Sebagian besar program PLS dilaksanakan oleh remaja dan orang-orang
dewasa secara terbatas pada kehidupan dan pekerjaan.
12. Karena secara digunakan, PLS membuat lengkapnya pembangunan nasional.
Peranannya mencakup pengetahuan, keterampilan dan pengaruh pada nilai-
nilai program.
13. Diselengarakan dengan tidak berjenjang, tidak berkesinambungan dan
dilaksanakan dalam waktu singkat.
14. Karena sifatnya itu sehingga tujuan, metode pembelajaran dan materi yang
disampaikan selalu berbeda di masing-masing penyelenggara PLS.
4. Persamaan dan perbedaan pendidikan luar sekolah (PLS)
1. Persamaan
Persamaan antara PLS dengan pendidikan persekolahan dapat diperhatikan dari dua
sudut pandang yaitu sudut pandangan masyarakat dan sudut pandangan individu. Dari
segi pandangan masyarakat, pendidikan berarti pewaris atau pemindahan nilai-nilai
intelek, seni, politik, ekonomi, agama dan lain sebagainya; Sedangkan dari segi
pandangan individual, pendidikan berarti pengembangan potensi-potensi manusia
(Hasan Langglung, 1980). Persamaan lainnya yaitu fungsi pendidikan adalah untuk
pengembangan ilmu pengetahuan, Teknologi dan keterampilan bahwa menyiapkan
suatu generasi agar memiliki dan memainkan peranan tertentu dalam masyarakat.
Proses pendidikan selalu melibatkan masyarakat dan semua perangkat kebudayaan
sesuai dengan nilai dan falsafah yang dianutnya.
2. Perbedaan Antara Pendidikan Sekolah Dan Luar Sekolah
Secara prinsip, satu-satunya perbedaan antara pendidikan luar sekolah dengan
pendidikan sekolah adalah legitimasi atau formalisasi penyelenggaraan pendidikan.
Tentang perbedaan penyelenggaraan ini, secara institusional, tercantum pada Undang-
Undang RI nomor 2 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 10:2-3. selanjutnya,
perbedaan secara operasional, Umberto Sihombing melalui bukunya Pendidikan Luar
Sekolah: Manajemen Strategi (2000:40-46) menuliskan secara khusuS dan sistematis
tentang perbedaan antara Pendidikan Luar Sekolah dengan Pendidikan Sekolah.
7. 5. Sasaran pendidikan luar sekolah
Dibagi 2 sasaran pokok:
1. Pendidikan luar sekolah untuk pemuda
1. Sebab-sebab timbulnya:
1. Banyak anak-anak usia sekolah tidak memperoleh pendidikan sekolah yang cukup,
lebih-lebih di negara yang berkembang
2. Mereka memperoleh pendidikan yang tradisional
3. Mereka memperoleh latihan kecakapan khusus melalui pola-pola pergaulan
4. Mereka dituntut mempelajari norma-norma dan tanggung jawab sebagai sangsi dari
masyarakatnya
1. Kelompok-kelompok kegiatan pendidikan Luar Sekolah antara lain:
1. Klub pemuda
2. Klub-Klub pemuda tani
3. Kelompok pergaulan
2. Pendidikan luar sekolah untuk orang dewasa
Pendidikan ini timbul oleh karena:
1. Orang-orang dewasa tertarik terhadap profesi kerja.
2. Orang dewasa tertarik terhadap keahlian.
Dalam rangka memperoleh pendidikan di atas dapat ditempuh melalui:
1. Kursus-kursus pendek.
2. In service-training.
3. Surat-menyurat.
Lebih lanjut, sesuai dengan Rancangan Peraturan Pemerintah maka sasaran PLS
dapat meliputi:
1. Ditinjau dari segi sasaran pelayanan, berupa:
1. Usia pra-sekolah (0-6 tahun)
2. Usia pendidikan dasar (7-12 tahun)
3. Usia pendidikan menengah (13-18 tahun)
4. Usia pendidikan tinggi (19-24 tahun)
2. Ditinjau dari jenis kelamin
Program ini secara tegas diarahkan pada kaum wanita oleh karena jumlah mereka
yang besar dan partisifasinya kurang dalam rangka produktifitas dan efesiensi kerja.
3. Berdasarkan lingkungan sosial budaya
1. Masyarakat pedesaan.
2. Masyarakat perkotaan.
3. Masyarakat terpencil.
4. Berdasarkan kekhususan sasaran Pelajaran
1. Peserta didik yang dapat digolongkan terlantar, seperti anak yatim piatu.
8. 2. Peserta didik yang mengalami pengembangan sosial dan emosional seperti anak
nakal, korban narkotika dan wanita tuna susila.
3. Peserta yang mengalami cacat mental dan cacat tubuh seperti tuna netra, tuna rungu,
tuna mental.
4. Peserta didik yang karena berbagai sebab sosial, tidak dapat mengikuti program
pendidikan persekolahan.
5. Berdasarkan pranata
1. Pendidikan keluarga.
2. Pendidikan perluasan wawasan.
3. Pendidikan keterampilan.
6. Berdasarkan sistem pengajaran
1. Kelompok, organisasi, dan lembaga.
2. Mekanisme sosial budaya seperti perlombaan dan pertandingan.
3. Kesenian tradisional, seperti wayang, ludruk, ataupun teknologi modern seperti
televisi, radio, film, dan sebagainya.
4. Prasarana dan sarana seperti balai desa, mesjid, gereja, sekolah dan alat-alat
perlengkapan kerja.
7. Berdasarkan segi pelembagaan program
1. Program antar sektoral dan swadaya masyarakat seperti PKK, PKN dan P2WKSS.
2. Koordinasi perencanaan desa atau pelaksanaan program pembangunan.
3. Tenaga pengarahan di tingkat pusat, propinsi, kabupaten, kecamatan, dan desa.
9. BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Pendidikan luar sekolah mempunyai bentuk dan pelaksanaan yang berbeda
dengan sistem yang sudah ada di pendidikan sekolah. Pendidikan luar sekolah timbul dari
konsep pendidikan seumur hidup dimana kebutuhan akan pendidikan tidak hanya pada
pendidikan persekolahan/pendidikan formal saja. Pendidikan luar sekolah pelaksanaannya
lebih ditekankan kepada pemberian keahlian dan keterampilan dalam suatu bidang
tertentu. Pembinaan dan pengembangan PLS dipandang relevan untuk bisa saling mengisi
atau topang menopang dengan sistem persekolahan. Agar setiap lulusan bisa hidup
mengikuti perkembangan zaman dan selalu dibutuhkan oleh masyarakat seiring dengan
perkembangan IPTEK yang semakin maju.
Saran
Di samping kita mengikuti jenjang pendidikan formal alangkah baiknya
dilengkapi dengan mengikuti pendidikan luar sekolah seperti kursus-kursus, dll. Agar
kekurangan/kelemahan yang ada pada pendidikan formal bisa tertutupi dengan
pendidikan luar sekolah sehingga diharapkan setiap lulusan bisa hidup mengikuti
perkembangan zaman dan selalu dibutuhkan oleh masyarakat seiring dengan
perkembangan/kemajuan IPTEK.
10. DAFTAR PUSTAKA
Joesoef Soelaiman, 2004, Konsep Dasar Pendidikan Luar Sekolah. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Kurdie Syuaeb, 2002, Pendidikan Luar Sekolah. Cirebon: CV. Alawiyah.
Faisal Sanapiah, 1981, Pendidikan Luar Sekolah . Surabaya: CV. Usaha Nasional.