Dokumen tersebut membahas tentang pengertian Al-Quran dan Nuzulul Quran, sejarah turunnya Al-Quran, dan fenomena wahyu. Secara ringkas, Al-Quran adalah firman Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad melalui malaikat Jibril, sedangkan Nuzulul Quran adalah proses turunnya Al-Quran secara berangsur-angsur. Ayat pertama yang diturunkan adalah surat Al-Alaq pada bulan Ramadhan.
Metodologi Studi Islam Adalah Salah Satu Mata Kuliah Di UIN-SU.
TOopik Pembicaraannya adlah mengenai Islam Sebagai Sasaran Studi Dabn Penelitian
Pengampuh Mata Kuliahnya: Dr. Ali Imran Sinaga, M. Ag
Metodologi Studi Islam Adalah Salah Satu Mata Kuliah Di UIN-SU.
TOopik Pembicaraannya adlah mengenai Islam Sebagai Sasaran Studi Dabn Penelitian
Pengampuh Mata Kuliahnya: Dr. Ali Imran Sinaga, M. Ag
Ppt msi "Pendekatan - Pendekatan Studi Islam"Shollana
Persentasi dari kelompok 2 yang berjudul "Pendekatan - Pendekatan Studi Islam". yang beranggotakan : Shollana M, Danang Wahyu T, Muhammad Wahyu D, dan Nurul F. Husna.
pengertian dari nuzulul qur’an,Sejarah nuzulul qur’an, Tahap-tahap turunnya al-qur’an, Hikmah dibalik turunnya al-quran secara berangsur-angsur. Kunjungi juga file dalam bentuk power point http://sri-wiji-lestari.blogspot.com/2013/09/ppt-nuzulul-quran.html
Ppt msi "Pendekatan - Pendekatan Studi Islam"Shollana
Persentasi dari kelompok 2 yang berjudul "Pendekatan - Pendekatan Studi Islam". yang beranggotakan : Shollana M, Danang Wahyu T, Muhammad Wahyu D, dan Nurul F. Husna.
pengertian dari nuzulul qur’an,Sejarah nuzulul qur’an, Tahap-tahap turunnya al-qur’an, Hikmah dibalik turunnya al-quran secara berangsur-angsur. Kunjungi juga file dalam bentuk power point http://sri-wiji-lestari.blogspot.com/2013/09/ppt-nuzulul-quran.html
SlideShare now has a player specifically designed for infographics. Upload your infographics now and see them take off! Need advice on creating infographics? This presentation includes tips for producing stand-out infographics. Read more about the new SlideShare infographics player here: http://wp.me/p24NNG-2ay
This infographic was designed by Column Five: http://columnfivemedia.com/
No need to wonder how the best on SlideShare do it. The Masters of SlideShare provides storytelling, design, customization and promotion tips from 13 experts of the form. Learn what it takes to master this type of content marketing yourself.
10 Ways to Win at SlideShare SEO & Presentation OptimizationOneupweb
Thank you, SlideShare, for teaching us that PowerPoint presentations don't have to be a total bore. But in order to tap SlideShare's 60 million global users, you must optimize. Here are 10 quick tips to make your next presentation highly engaging, shareable and well worth the effort.
For more content marketing tips: http://www.oneupweb.com/blog/
Are you new to SlideShare? Are you looking to fine tune your channel plan? Are you using SlideShare but are looking for ways to enhance what you're doing? How can you use SlideShare for content marketing tactics such as lead generation, calls-to-action to other pieces of your content, or thought leadership? Read more from the CMI team in their latest SlideShare presentation on SlideShare.
Each month, join us as we highlight and discuss hot topics ranging from the future of higher education to wearable technology, best productivity hacks and secrets to hiring top talent. Upload your SlideShares, and share your expertise with the world!
Not sure what to share on SlideShare?
SlideShares that inform, inspire and educate attract the most views. Beyond that, ideas for what you can upload are limitless. We’ve selected a few popular examples to get your creative juices flowing.
How to Make Awesome SlideShares: Tips & TricksSlideShare
Turbocharge your online presence with SlideShare. We provide the best tips and tricks for succeeding on SlideShare. Get ideas for what to upload, tips for designing your deck and more.
1. BAB I
1 | N u z u l u l Q u r ’ a n
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam mempelajari ilmu Al-Quran, ada beberapa hal yang penting untuk dipelajari dan
salah satunya adalah bagaimana Al-Quran diturunkan dan bagaimana Al-Quran itu dibukukan.
Karena dengan mengetahui bagaimana proses pengumpulan Al-Qur’an kita dapat mengerti
bagaimana usaha-usaha para sahabat untuk tetap memelihara Al-Quran.
Al-Qur’an adalah kitab suci kaum muslim dan menjadi sumber ajaran islam yang pertama
dan utama yang harus diimani dan diaplikasikan dalam kehidupan agar memperoleh kebaikan
didunia dan di akhirat. Karena itu, tidaklah berlebihan jika selama ini kaum muslim tidak hanya
mempelajari isi dan pesan-pesannya, tetapi juga telah berupaya semaksimal mungkin untuk
menjaga autentisitasnya. Upaya itu telah dilaksanakan sejak Nabi Muhammad SAW masih
berada di Mekkah dan belum berhijrah ke Madinah. Dengan kata lain upaya tersebut telah
mereka laksanakan sejak Al-Qur’an diturunkan hingga saat ini.
Jika hakikat Al-Qur’an sudah terjawab maka akan muncul pertanyaan lain, bagaimana
Al-Qur’an diturunkan dan bagaimana pula pendapat ulama menyikapi hal tersebut. Untuk
menjawab pertanyaan tersebut akan dibahas di bab selanjutnya, yang jelas Al-Qur’an duturunkan
pada bulan yang penuh berkah, yaitu bulan Ramadhan. Sedangkan, proses turunnya Al-Qur’an
disebut Nuzulul Qur’an.
B. Rumusan Masalah
a. Pengertian Al-Qur’an dan Nuzulul Qur’an?
b. Sejarah Nuzulul Qur’an?
c. Bagaimana hubungannya dengan fenomena wahyu?
d. Bagaimana proses turunnya Al-Qur’an?
e. Apa hikmah dibalik turunnya Al-Qur’an secara berangsur-angsur dan dalilnya?
2. Bab II
2 | N u z u l u l Q u r ’ a n
PEMBAHASAN
a. Pengertian Al-Qur’an dan Nuzulul Qur’an
Secara etimologi (bahasa) Al-Qur’an berarti bacaan karena makna tersebut diambil dari
kata qaraah, yaitu bentuk masdar dari kata qara. Sedangkan secara terminology Al-Qur’an sudah
banyak diberikan pengertian oleh mufassir
Para ulama berbeda pendapat mengenai pengertian kata “Qur’an” secara harfiah.
1. Ada yang berpendapat bahwa Al-Qur’an itu diambil dari akar kata apa pun, tetapi adalah
kata asli yang merupakan nama, sebagaimana nama Taurat dan Injil
2. Ada yang berpendadpat bahwa kata Al-Qur’an berasal dari kata qarinah, artinya
“petunjuk makna”. Maksudnya ayat-ayat Al-Qur’an itu saling menunjukkan makna,
saling menerangkan.
3. Ada yang berpendapat bahwa kata Al-Qur’an itu diambil dari kata dasar qarana artinya
“menggabungkan”. Alasannya adalah bahwa ayat-ayat dan surah-surah Al-Qur’an itu
saling berkaitan satu dengan yang lainnya sehingga menjadi satu kesatuan. Menurut as-
Salih (1988:19), ketiga pendapat itu tidak berdasar pada kaidah penafsiran dalam bahasa
Arab.
4. Pendapat yang lebih kuat adalah bahwa Al-Qur’an terambil dari kata dasar qara’a yang
berarti “menyatukan”, yaitu menggabungkan huruf-huruf sehingga berarti “membaca”.
Pendapat ini lebih kuat karena sesuai dengan surah Al-Qiyamah/75: 17-18 yang artinya
Sesungguhnya kami yang akan mengumpulkannya (di dadamu) dan membacakannya.
Apabila kami telah selesai membacakannya maka ikutilah bacaannya itu.
Ali Ash-Shobuni menyatakan bahwa Al-Qur’an adalah firman Allah yang mu’jiz, diturunkan
kepada nabi Muhammad SAW melalui malaikat Jibril yang tertulis dalam mushaf, diriwayatkan
secara mutawatir, menjadi ibadah bagi yang membacanya, diawali dari surah Al-Fatihah dan di
akhiri dengan surah An-Nas.
Sedangkan pengertian Nuzulul Qur’an sendiri adalah turunnya Al-Qur'an. Turunnya Al-
Qur'an untuk yang petama kalinya biasa diperingati oleh umat Islam yang dikemas dalam suatu
acara ritual yang disebut dengan Nuzulul Qur'an. Turunnya Al-Qur'an untuk yang pertama
kalinya merupakan tonggak sejarah munculnya satu syari'at baru dari agama tauhid yaitu agama
Islam. Sebagai penyempurna dari agama-agama sebelumnya.
3. Ayat-ayat Al-Qur’an tidaklah diturunkan sekaligus secara keseluruhan, tetapi secara
berangsur-angsur sesuai dengan ketentuan yang ada. Itulah sebabnya, ayat-ayat Al-Qu’an atau
surat-suratnya yang diturunkan tidak sama jumlah dan panjang pendeknya, terkadang diturunkan
sekaligus secara penuh dan terkadang sebagianya saja.
Menurut Alim Ulama’ Al-Qur’an diturunkan kepada nabi Muhammad SAW melalui tiga
tahapan:
1. Diturunkan ke Lauhilmahfudzh.
2. Ke Bait Al-‘Izzah di langit dunia.
3. Kemudian baru diturunkan kepada nabi Muhammad SAW secara berangsur-angsur sesuai
dengan keparluan yang ada dan kasus-kasus yang dihadapi oleh Nabi Muhammad SAW dan
kaum muslim.
Menurut pendapat yang terkuat dan riwayat yang sahih, firman Allah yang pertama kali
diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW adalah firman-Nya disurah Al-Alaq.
Penurunan surat pertama ini merupakan peristiwa yang bersejarah yang terjadi pada malam
Senin, tanggal 17 Ramadhan tahun ke-41 dari usia Nabi Muhammad SAW atau 13 tahun
sebelum beliau berhijrah ke Madinah, bertetapan dengan bulan Juli tahun 610 Masehi. Malam
pertama kali Al-Quran diturunkan ini disebut oleh Al-Qur’an sendiri dengan Lailat al-Qadr (
Malam Kemuliaan) dan Lailat Mubarokah (Malam yang Diberkahi). Masing-masing dari kedua
nama-nama tersebut terdapat surat Al-Qodar:1 yang artinya :
“Sesungguhnya Kami telah menurunkan (Alquran) pada malam kemuliaan.”
dan surat Al-Dukhan:3-4: yang artinya :
“Sesungguhnya Kami menurunkan (Alquran) pada suatu malam yang diberkahi dan
sesungguhnya kamilah yang memberi peringatan. Pada malam itu dijelaskan segala urusan
yang penuh hikmah.”
Setelah surat Al-Alaq turunlah surat Al-Mudatsir, tepatnya ketika Nabi Muhammad SAW
sudah berada dirumah bersama istri beliau Khadijah, sehabis pulang dari gua Hira. Setelah itu
ayat-ayat Alquran terputus turun untuk beberapa waktu lamanya. Masa terputusnya ayat-ayat Al-
Qur’an ini turun disebut fatrat al wahyi yakni masa terputusnya wahyu.
Berapa lamanya masa fatraul wahyi tersebut, terdapat perbedaan pendapat. Menurut Ibn
Ishaq masa Fatrat Al Wahyi ini setidak-tidaknya 2,5 tahun, bahkan kemungkinan besar salama 3
tahun. Timbulnya kesimpang siuran pendapat tentang masa Fatrat Al Wahyi dapat dimengerti,
sebab peristiwa tersebut terjadi pada permulaan islam yang waktu itu jumlah kaum muslim
3 | N u z u l u l Q u r ’ a n
4. masih sangat terbatas. Disamping itu, mereka yang sudah berjumlah sedikit tersebut masih harus
mengalami sebagai macam pemberitaan dari pihak kaum musyrik quraisy, sehingga tidak ada
kesempatan untuk membuat catatan-catatan turunnya ayat-ayat Al-Qur’an secara kronologis dan
satu per satu secara berurutan.
Menurut riwayat yang terkuat, ayat Al-Quran yang terakhir sekali diturunkan adalah ayat
ketiga dari surat Al-Maidah:5 yang artinya :
“Pada hari ini telah Aku sempurnakan untuk kamu agama mu, dan telah Aku cukupkan
nikmat ku kepada mu, dan Aku rela islam itu adalah agama untuk mu.”
Menurut riwayat diatas, ayat terakhir tersebut diturunkan ketika Nabi Muhammad SAW
bersama para sahabat sedang wukuf di Arofah dalam rangka melaksanakan ibadah haji terakhir
(aji Wada) pada hari Jumat, tanggal 9 Dzulhijjah tahun ke-10 Hijriyah atau tahun ke 63 dari usia
beliau. 81 malam setelah itu Nabi pun wafat.
b. Sejarah Nuzulul Qur’an
Al-qur’an mulai diturunkan pada Rasulullah ketika beliau sedang berkhalwat di gua Hira
pada malam senin, bertepatan dengan tanggal 17 ramadhan, tahun 41 dari kelahiran nabi
Muhammad SAW. (6 Agustus 610 M). Sesuai dengan kemuliaan dan kebesaran Al-qur’an, Allah
menjadikan malam permulaan turun al-qur’an itu malam Al Qadar yaitu suatu malam yang tinggi
kadarnya.
Menurut hadis Bukhary dari Aisyah RA. Berkata: “Permulaan wahyu yang diterima
Rasulullah ialah mimpi yang benar. Beliau bermimpi seakan-akan melihat sinaran subuh dan
terjadi persis seperti yang dimimpikan”. Sesudah itu beliau mulai gemar berkhalwat. Beliau
berkhalwat di gua Hira, beribadah beberapa malam, sebelum beliau kembali kepada keluarganya
untuk mengambil bekal. Sesudah beberapa malam beliau berada dalam gua, beliau kembali
kepada Khadijah sekedar untuk mengambil makanan untuk beberapa hari. Beliau terus berbuat
demikian sampai datanglah haq (kebenaran) kepadanya. Malaikat datang kepadanya lalu berkata:
“ iqro (Bacalah).” Nabi menjawab: “saya tidak pandai membaca.” Nabi menerangkan : “
Mendengar jawaban itu, malaikat pun memelukku sampai aku terasa kepayahan karena kerasnya
pelukkan itu. Kemudian dilepaskan serta disuruh membaca lagi. Aku menjawab seperti yang
pertama. Malaikat memelukku lagi. Sesudah itu barulah malaikat berkata:Surat al-Alaq 1-5
4 | N u z u l u l Q u r ’ a n
١ م لقلََ يِذلاَِّ قكيَِقر مسْاِب ققَْق
5. 5 | N u z u l u l Q u r ’ a n
1. Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan,
٢ ققَْق م نْلمقذقن سِلن ققَ 2. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah.
٣ م لقلََ قاقكيبقر م لقْقَ 3. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah,
٤مسْاِب قسَقا يِذلْ ققَاِ
4. yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam
٥ قسَقا م نْلمقذقن قسذ قْلا لإق لقَلا
5. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.
Sesudah itu Rasulullah segera kembali pulang dengan badan yang gemetar karena
ketakutan. Nabi menjumpai Khadijah dan berkata : “ Selimuti aku, selimuti aku!”
Sesudah tenang perasaannya, beliau menceritakan kepada Khadijah apa yang telah
terjadi, seraya berkata : “ Saya khawatir sekali terhadap diriku ini.” Maka Khadijah
menjawab : “Tidak sekali-kali tidak, demi Allah, Allah sekali-kali tidak mengabaikan
engkau. Engkau seorang yang selalu memikul beban orang, memberikan sesuatu
kepada orang yang tidak mampu, memuliakan dan menjamu tamu yang datang dan
memberikan bantuan-bantuan terhadap bencana-bencana yang menimpa manusia”
Sesudah itu Khadijah pergi bersama nabi kepada Waraqah Ibn Naufal, anak dari
paman Khadijah yang telah lama memeluk agama Nasrani dan pandai menulis dalam
tulisan ibrani. Dia seorang Syekh yang sangat tua dan matanya telah buta.
Khadijah berkata kepadanya : “Wahai anak paman, dengarlah apa yang dikatakan
oleh anak saudaramu ini.” Waraqah bertanya : “Wahai anak saudaraku, apakah
6. gerangan yang menimpa engkau.” Maka Rasulullah SAW menerangkan apa yang
telah dilihat dan dialaminya.
Mendengar itu Waraqah berkata: “itulah Namus (Jibril) yang telah Allah turunkan
kepada Musa. Alangkah baiknya jika aku kala itu (kala Muhammad memulai
nubuwahnya atau seruannya) masih muda dan kuat! Mudah-mudahan kiranya
diwaktu itu aku masih hidup, yaitu diwaktu engkau diusir oleh kaummu.” Maka
Rasulullah bertanya : “Apakah mereka akan mengusirku?” Waraqah menjawab: “Ya
benar sekali.” Tidak ada seorang lelaki yang membawa seperti yang engkau
bawakan, kecuali akan dimusuhi. Jika aku hidup sampai saat itu, aku akan
menolongmu dengan sesungguhnya.” Tidak lama kemudian, Waraqah meninggal
dunia dan Wahyu pun berhenti untuk sementara waktu.
c. Fenomena Wahyu
Wahyu secara bahasa berarti petunjuk yang diberikan dengan cepat. Cepat artinya datang
secara langsung kedalam jiwa tanpa didahului jalan pikiran dan tidak duketahui oleh
seorangpun.
Jika dilihat secara jelas makna-makna wahyu tersebut dapat berarti.
1. Ilham yang sudah merupakan fitrah bagi manusia, sebagaimana wahyu yang
diberikan kepada ibu Nabi Musa As yang berbunyi:
(QS Al-Qasas ayat 7):
اِقْيُقىقَلاقوىللقذ قَ قسىقوَُّ قَلن لإقِِْلك يِِ “Dan (ingatlah) ketika Kami wahyukan (ilhamkan) kepada ibu Nabi Musa supaya
menyusuinya”
2. Ilham yang merupakan gharizah/instink bagi binatang, sebagaimana petunjuk yang
diberikan kepada lebah:
(QS An-Nahl ayat 68):
6 | N u z u l u l Q u r ’ a n
قاقَلاقووُ قكيبقر اِقْو م لْسلحنِ نِ ق ميساِِِب سِقن ملْجِبقذ يقىقىيذُ قاسِقن م رْسقج قاسِسمذ لإق لقَِىِقن
“Dan Tuhanmu menghilhamkan kepada lebah, “Buatlah saring dari gunung -
gunung, di pohon-pohon kayu, dan tempat-tempat yang dibikin manusia”
7. 3. Suatu isyarat yang diberikan dengan cepat melalui tanda dan kode, sebagaimana
firman Allah kepada Nabi Zakaria:
(QS Maryam ayat 11):
7 | N u z u l u l Q u r ’ a n
ققَيُخقققِقَل قلىسِوِ سِقن ققِْلاقويُذلْمِلحقمَأ اِقْىللِِا قَلن قبََِّقحىم يقةلقكَ قا قرِىَذ
Maka ketika dia keluar dari mihrab untuk menemui kaumnya, Allah memberi wahyu
(petunjuk atau isyarat) kepada mereka supaya bertasbih diwaktu pagi dan petang.
4. Berupa perintah Allah kepada para malaikat-Nya:
(QS Al-Anfal ayat 12):
اِذ ل لإقىوِن قكيبقر اِقْو قَملْقمقا ةَِقاِ نَِن قس قةقلا
Ingatlah ketika Tuhanmu mewahyukan atau memerintahkan kepada Malaikat bahwa
Aku bersamamu.
Jika diambil makna wahyu itu dari bentuk masdarnya maka wahyu berarti petunjuk Allah
yang diberikan kepada seseorang yang dimuliakan-Nya secara cepat, dan tersembunyi. Subhi
Sholih menyatakan bahwa wahyu adalah pemberitahuan yang bersifat goib, rahasia, dan sangat
cepat.
Dari makna diatas dapat dipahami bahwa wahyu adalah kalam Allah yang diturunkan kepada
nabi dan atau rasul secara rahasia dan sangat cepat.
Kemudian, adapun cara penurunan Wahyu kepada Rasul atau nabi secara rahasia dan
sangat cepat seperti :
a. Melalui perantara Malaikat
Wahyu yang diturunkan dengan cara ini yang terkenal ada dua yaitu:
Pertama, Jibril menampakkan wajahnya dan bentuknya yang asli. Cara seperti ini
terjadi ketika Nabi Muhammad menerima wahyu yang pertama, surah al alaq ayat
1-5.
Kedua, Jibril menyamar seperti seorang laki-laki yang berjubah putih. Misalnya
ketika Nabi Muhammad menerima wahyu tentang imam, islam, ihsan, dan tanda-tanda
hari kiamat.
b. Langsung dari Allah Swt
Melalui mimpi yang benar, misalnya ketika turun wahyu surah al kautsar ayat 1-3.
8. Contoh lain adalah wahyu tentang penyembelihan Ismail oleh ayahnya, Ibrahim,
yang diuraikan dalam surah al shaffat ayat 101-112
Allah berbicara langsung
Adapula yang menyatakan bahwa cara ini adalah turunnya wahyu melalui balik
hijab. Misalnya wahyu Allah kepada Nabi Musa yang diceritakan dalam Alquran
surah Al-A’rof ayat 143 dan An-Nisa ayat 164.
c. Dari Balik Tabir
Di dalam Surah Asy-Syura ayat 51 diterangkan bahwa bentuk kedua penyampaian
wahyu kepada seorang Nabi adalah dari balik tabir.
Cara ini misalnya terjadi pada Nabi Musa AS, sebagaimana dikisahkan dalam
Surah Al-A’raf ayat 143-145. Nabi Musa diperintahkan Allah naik ke bukit Sinai
untuk menerima wahyu dari Allah, dan Allah mewahyukan kepadanya dari balik
Bukit Sinai tersebut.
Contoh lain adalah wahyu yang diterima Nabi Muhammad pada malam isra dan
mi’raj tentang perintah sholat lima waktu. Menurut Al-Qathan cara seperti ini tidak
didapati satu ayat pun dalam Alquran.
Cara yang lain lagi adalah seperti gemercikan lonceng. Menurut Jumhur ulama cara
tersebut termasuk yang melalui perantara malaikat. Namun contohnya belum
didapati.
d. Proses Turunnya Al-Qur’an
1. Cara penurunan Al-Qur’an
Al-Qur’an disampaikan kepada Nabi Muhammad SAW dengan cara melalui malaikat
Jibril. Berdasarkan hadits Jibril datang kepada Nabi Muhammad SAW melalui dua cara
yaitu :
a) Jibril datang kepada nabi tanpa kelihatan
Untuk memungkinkan terjadinya komunikasi dengan Jibril, Nabi Muhammad
SAW kiranya menyesuaikan hakikat dirinya dengan hakikat malaikat. Bentuk
penyampaian wahyu oleh Jibril dengan cara tidak menampakkan dirinya itu
dirasakan nabi SAW paling berat, sehingga nabi bercucuran keringat sekalipun
8 | N u z u l u l Q u r ’ a n
9. waktu itu musim dingin yang membeku, sebagaimana diinformasikan oleh
‘Aisyah:
“Saya sungguh melihat wahyu itu turun kepadanya pada suatu hari yang amat
dingin , lalu (wahyu itu) membuka kepadanya, dan sungguh keningnya
mengalirkan keringat” (Riwayat al-Bukhari)
b) Jibril datang dan berbicara dalam bentuk manusia
Contohnya penyampaian wahyu dengan cara seperti itu misalnya 5 (lima) ayat
pertama Surah Al-Alaq, di mana Nabi SAW diperintahkan agar membaca dan
dipeluk sehingga lemas sampai tiga kali, kemudian Jibril itu membacakannya.
2. Al-Qur’an turun secara bertahap
Penurunan Al-Qur’an kepada Nabi Muhammad SAW melalui tahap-tahap sebagai
berikut :
a) Ke- Al-Lauh Al-Mahfuz
Al-Lauh Al-Mahfuz “lempengan yang dipelihara” adalah tempat tersimpan
seluruh firman Allah mengenai segala sesuatu yang telah, sedang, dan akan
terjadi di alam ini. Allah memerintahkan Jibril untuk mengambil sebagian dari
Firman-nya untuk disampaikan kepada Nabi Muhammad, itulah Al-Qur’an.
Allah berfirman:
يقلن ققَى قلمَْن قسجِىمَ
نِِ قْلىو ق لوخقىفَ
“Bahkan (yang didustakan itu) ialah Al-Qur’an yang mulia, yang (tersimpan)
dalam (tempat) yang terjaga (Lauh Mahfuz). (Q.S. Al-Buruj ayat 21-22).
b) Ke Baitul-Izzah
Umumnya (Jumhur) ulama berpendapat bahwa dari Lauh Mahfuz, Al-Qur’an
diturunkan ke Baitul-Izzah di langit dunia. Landasan pendapat itu adalah
informasi- informasi yang bernilai sahih yang bersumber dari Ibn ‘Abba,
misalnya yang diriwayatkan oleh Al-Hakim, Al-Baihaqi dan An-Nasa’I :
Dari Ibn ‘Abbas r.a : “Al-Qur’an diturunkan sekaligus ke langit dunia pada
malam Qadar, kemudian diturunkan setelah itu selama dua puluh tahun”.
9 | N u z u l u l Q u r ’ a n
10. Dengan demikian, Al-Qur’an diturunkan dari Lauh Mahfuz sekaligus ke langit
dunia, dan setelah itu diturunkan kepada nabi Muhammad SAW secara
berangsur-angsur.
c) Kepada Nabi Muhammad SAW
Selanjutnya, Jibril menurunkan Al-Qur’an kepada Nabi Muhammad SAW.
Penurunan itu berlangsung secara berangsur-angsur selama lebih kurang dua
puluh tiga tahun, tiga belas tahun di Mekkah dan sepuluh tahun di Madinah.
Dalam Al-Qur’an terdapat tiga informasi mengenai turunnya Al-Qur’an yaitu :
Surah Al-Qadr ayat 1, Surah Ad-Dukhan ayat 3, dan Surah Al-Baqarah ayat
185. Ketiga ayat itu tidak menyampaikan informasi yang berbeda, ketiganya
dapat digabungkan. Maksudnya, Al-Qur’an diturunkan kepada Nabi
Muhammad SAW pada pertama kalinya pada Malam Lailatul Qadar, malam itu
adalah malam yang diberkahi, dan malam itu adalah salah satu malam bulan
ramadhan yang menurut riwayat terjadi pada tanggal 24 bulan tersebut.
3. Al-Qur’an Turun secara berangsur-angsur
Al-Qur’an turun selama 22 tahun 2 bulan dan 22 hari. Menurut para ahli,
penurunannya itu secara garis besar menempuh dua periode yaitu periode Mekkah dan
Periode Madinah.
a) Periode Mekkah
Termasuk dalam periode ini adalah semua ayat yang turun sebelum Nabi
Muhammad saw hijrah ke Madinah. Karena itu ayat yang turun di Mekkah
tetapi turunnya setelah setelah hijrah, digolongkan ayat Madaniyyah. Misalnya,
Surah Al-Maidah yang turun di Arafah Wada waktu haji terakhir yang
dikerjakan Nabi, ayat itu digolongkan Madaniyyah.
b) Periode Madinah
Termasuk dalam periode ini semua ayat yang turun setelah hijrah. Karena itu
ayat atau surah yang turun di Medinah, walaupun isinyamengenai penduduk
Mekkah, ayat atau surah itu tetap digolongkan Madaniyyah. Contohnya, Surah
Ar-Ra’d, berkenaan dengan penduduk Mekkah yang waktu itu masih kafir,
tetapi turunnya di Madinah. Surah ini digolongkan Madaniyyah.
10 | N u z u l u l Q u r ’ a n
11. Pembagian Makkiyah dan Madaniah seperti itu adalah pembagian secara garis
besar. Para ulama, misalnya Az-Zarkasyi menyatakan adanya periode-periode
Mekah awal, pertengahan, dan akhir, serta periode-periode Madinah juga
demikian tetapi ia tidak menyebutkan surah-surah yang masuk dalam periode-periode
itu dan isinya.
e. Hikmah turunnya Al-Qur’an secara bertahap
Menurut al-Zarqani dalam kitab Manahil al-Irfan fi Ulum al-Qur’an, bahwa turunnya al-
Qur’an secara berangsur-angsur, memiliki beberapa rahasia dan hikmah, di antaranya:
1) Untuk menabahkan dan menguatkan hati serta jiwa Nabi Muhammad SAW.dalam
rangka menyampaikan dakwahnya.
2) Untuk membimbing dan membina umat Nabi Muhammad SAW. Dalam
melaksanakan syari’at Islam, karena memerlukan waktu serta proses secara bertahap
atau berangsur-angsur.
3) Adakalanya al-Qur’an diturunkan berkenaan dengan masalah atau kasus yang muncul
pada masyarakat waktu itu. Karena itu, setiap kali muncul masalah atau kasus baru,
maka setiap kali itu pula turun al-Qur’an sebagai jawaban atas masalah atau kasus
tersebut.
4) Menunjukkan sumber al-Qur’an, dan bahwa ia merupakan Kalamullah semata. Tidak
mungkin ia merupakan kalam Muhammad SAW atau makhluk selainnya.
5) Untuk menantang orang-orang kafir yang mengingkari Qur’an. Karena menurut
mereka aneh kalau kitab suci diturunkan secara berangsur-angsur. Dengan begitu
Allah menantang mereka untuk membuat satu surat saja yang (tak perlu melebihi)
sebanding dengannya. Dan ternyata mereka tidak sanggup membuat satu surat saja
yang seperti Qur’an, apalagi membuat langsung satu kitab.
11 | N u z u l u l Q u r ’ a n
12. Bab III
12 | N u z u l u l Q u r ’ a n
KESIMPULAN
Nabi Muhammad SAW adalah rasul Allah yang diberi oleh-Nya mu’jizat yang amat
berguna bagi umat manusia, bahkan sampai zaman ini mu’jizat tersebut, menjadi tuntunan bagi
seluruh umat, barang siapa yang mengamalkan ajaran yang terkandung di dalamnya pasti akan
selamat di dunia maupun di akhirat dan barangsiapa yang melalaikan bahkan tidak mau
memahaminya niscaya akan celaka, mu’jizat itu tidak lain dan tidak bukan adalah Kitab Suci Al-
Qur’an yang turun melalui perantara malaikat jibril secara bertahap kepada Nabi Muhammad
SAW, kejadian tersebut dinamakan Nuzulul Qur’an.
Ayat-ayat Al Qur’an tidaklah diturunkan sekaligus secara keseluruhan, tetapi secara
berangsur-angsur sesuai dengan keperluan yang ada. Surat-surat yang diturunkanya pun tidak
sama jumlah panjang dan pendeknya, terkadang diturunkan sekaligus secara penuh dan
terkadang sebagianya saja.
Dengan diturunkanya Al-Qur’an secara berangsur-angsur banyak hikmah yang akan
diperoleh yaitu menetapkan hati Rasulullah, melemahkan lawan-lawannya, mudah difahami dan
dihafal, penyusunannya akan sesuai dengan lalulintas peristiwa atau kejadian.