Pentingya mengimani iman kpd kitab allah swtseatea_noer
AL-QUR’AN SEBAGAI PEDOMAN HIDUP
Anggota Kelompok I:
Achmad Amir M
Julian Eko C
Siti Nur Aisyah
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
Pentingnya Mengimani Kitab Kitab Allah SWT
Pengertian Iman kepada Kitab Allah SWT
Iman kepada kitab Allah SWT artinya menyakini dengan sepenuh hati bahwa Allah SWT telah menurunkan kitab kepada nabi atau rasul yang berisi wahyu untuk disampaikan kepada seluruh umat manusia.
Semua kitab yang diturunkan oleh Allah SWT berisi tentang peraturan, ketentuan, perintah, dan larangan yang dijadikan pedoman bagi seluruh umat manusia.
Kitab kitab Allah SWT tersebut diturunkan pada masa yang berlainan. Semua kitab tersebut berisi ajakan yang sama , yaitu mengesakan allah SWT. Yang berbeda hanyalah dalam syari’at yang sesuai dengan zaman dan keadaan umat pada waktu itu.
Pengertian Kitab dan Suhuf
Kitab dan ṡuḥuf merupakan wahyu Allah Swt.yang disampaikan kepada pararasul untuk disampaikan kepada manusia sebagai petunjuk dan pedoman hidup.
Perbedaan antara kitab dan ṡuḥuf bisa dilihat
pada tabel berikut.
Isi pokok kitab taurat terdiri dari 10 hukum atau 10 firman Allah SWT yang diterima oleh nabi Musa As di Gunung Sinai (Tursinai). 10 hukum tersebut berisi tentang asas asas keyakinan dan asas asas kebaktian ,sebagai berikut:
Hormati dan cintai Allah satu saja,
Sebutkan nama Allah dengan hormat,
Kuduskan hari Tuhan (hari ke-7 atau hari Sabtu),
Hormati ibu bapakmu,
Jangan membunuh,
Jangan berbuat cabul,
Jangan mencuri,
Jangan berdusta,
Jangan ingin berbuat cabul,
Jangan ingin memiliki barang orang lain dengan cara yang tidak halal.
Kitab zabur berisi kumpulan ayat ayat yang dianggap suci. Ada 150 surat dalam kitab zabur yang tidak mengandung hukum hukum, tetapi hanya berisi nasihat nasihat, hikmah pujian dan sanjungan kepada Allah SWT.
Secara garis besar, nyanyian rohani yang disenandungkan oleh nabi Daud As.
Di dalam kitab ada 2 macam yaitu
nyanyian untuk memuji Tuhan (liturgi),
nyanyian perorangan sebagai ucapan syukur,
ratapan-ratapan jamaah,
ratapan dan doa individu, dan
nyanyian untuk raja.
Wahyu pertama adalah surah Al- ‘Alaq ayat 1-5 yang diturunkan pada malam 17 Ramadhan tahun 610 M di Gua Hira’ ketika Nabi Muhammad sedang ber Khalwat. Turunnya Al-Qur’an disebut dengan Nuzulul Qur’an.
Dengan diterimanya wahyu pertama ini , nabi Muhammad diangkat sebagai rasul,yaitu manusia pilihan Allah SWT yang diberi wahyu untuk disampaikan kepada umatnya. Mulai saat itu Rasulullah SAW diberi tugas oleh Allah SWT untuk menyampaikan risalah-Nya kepada seluruh umat manusia.
Wahyu yang terakhir turun adalah Q.S. al-Māidah ayat 3. Ayat tersebut turun pada tanggal 9 Ḍulhijjah tahun 10 Hijriyah di Padang Arafah, ketika itu beliau sedang menunaikan haji wada’ (haji perpisahan). Beb
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam mempelajari ilmu Al-Quran, ada beberapa hal yang penting untuk dipelajari dan salah satunya adalah bagaimana Al-Quran diturunkan dan bagaimana Al-Quran itu dibukukan. Karena dengan mengetahui bagaimana proses pengumpulan Al-Qur’an kita dapat mengerti bagaimana usaha-usaha para sahabat untuk tetap memelihara Al-Quran.
Al-Qur’an adalah kitab suci kaum muslim dan menjadi sumber ajaran islam yang pertama dan utama yang harus diimani dan diaplikasikan dalam kehidupan agar memperoleh kebaikan didunia dan di akhirat. Karena itu, tidaklah berlebihan jika selama ini kaum muslim tidak hanya mempelajari isi dan pesan-pesannya, tetapi juga telah berupaya semaksimal mungkin untuk menjaga autentisitasnya. Upaya itu telah dilaksanakan sejak Nabi Muhammad SAW masih berada di Mekkah dan belum berhijrah ke Madinah. Dengan kata lain upaya tersebut telah mereka laksanakan sejak Al-Qur’an diturunkan hingga saat ini.
Jika hakikat Al-Qur’an sudah terjawab maka akan muncul pertanyaan lain, bagaimana Al-Qur’an diturunkan dan bagaimana pula pendapat ulama menyikapi hal tersebut. Untuk menjawab pertanyaan tersebut akan dibahas di bab selanjutnya, yang jelas Al-Qur’an duturunkan pada bulan yang penuh berkah, yaitu bulan Ramadhan. Sedangkan, proses turunnya Al-Qur’an disebut Nuzulul Qur’an.
B. Rumusan Masalah
a. Pengertian Al-Qur’an dan Nuzulul Qur’an?
b. Sejarah Nuzulul Qur’an?
c. Bagaimana hubungannya dengan fenomena wahyu?
d. Bagaimana proses turunnya Al-Qur’an?
e. Apa hikmah dibalik turunnya Al-Qur’an secara berangsur-angsur dan dalilnya?
Bab II
PEMBAHASAN
a. Pengertian Al-Qur’an dan Nuzulul Qur’an
Secara etimologi (bahasa) Al-Qur’an berarti bacaan karena makna tersebut diambil dari kata qaraah, yaitu bentuk masdar dari kata qara. Sedangkan secara terminology Al-Qur’an sudah banyak diberikan pengertian oleh mufassir
Para ulama berbeda pendapat mengenai pengertian kata “Qur’an” secara harfiah.
1. Ada yang berpendapat bahwa Al-Qur’an itu diambil dari akar kata apa pun, tetapi adalah kata asli yang merupakan nama, sebagaimana nama Taurat dan Injil
2. Ada yang berpendadpat bahwa kata Al-Qur’an berasal dari kata qarinah, artinya “petunjuk makna”. Maksudnya ayat-ayat Al-Qur’an itu saling menunjukkan makna, saling menerangkan.
3. Ada yang berpendapat bahwa kata Al-Qur’an itu diambil dari kata dasar qarana artinya “menggabungkan”. Alasannya adalah bahwa ayat-ayat dan surah-surah Al-Qur’an itu saling berkaitan satu dengan yang lainnya sehingga menjadi satu kesatuan. Menurut as-Salih (1988:19), ketiga pendapat itu tidak berdasar pada kaidah penafsiran dalam bahasa Arab.
4. Pendapat yang lebih kuat adalah bahwa Al-Qur’an terambil dari kata dasar qara’a yang berarti “menyatukan”, yaitu menggabungkan huruf-huruf sehingga berarti “membaca”. Pendapat ini lebih kuat karena sesuai dengan surah Al-Qiyamah/75: 17-18 yang artinya Se
Pentingya mengimani iman kpd kitab allah swtseatea_noer
AL-QUR’AN SEBAGAI PEDOMAN HIDUP
Anggota Kelompok I:
Achmad Amir M
Julian Eko C
Siti Nur Aisyah
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
Pentingnya Mengimani Kitab Kitab Allah SWT
Pengertian Iman kepada Kitab Allah SWT
Iman kepada kitab Allah SWT artinya menyakini dengan sepenuh hati bahwa Allah SWT telah menurunkan kitab kepada nabi atau rasul yang berisi wahyu untuk disampaikan kepada seluruh umat manusia.
Semua kitab yang diturunkan oleh Allah SWT berisi tentang peraturan, ketentuan, perintah, dan larangan yang dijadikan pedoman bagi seluruh umat manusia.
Kitab kitab Allah SWT tersebut diturunkan pada masa yang berlainan. Semua kitab tersebut berisi ajakan yang sama , yaitu mengesakan allah SWT. Yang berbeda hanyalah dalam syari’at yang sesuai dengan zaman dan keadaan umat pada waktu itu.
Pengertian Kitab dan Suhuf
Kitab dan ṡuḥuf merupakan wahyu Allah Swt.yang disampaikan kepada pararasul untuk disampaikan kepada manusia sebagai petunjuk dan pedoman hidup.
Perbedaan antara kitab dan ṡuḥuf bisa dilihat
pada tabel berikut.
Isi pokok kitab taurat terdiri dari 10 hukum atau 10 firman Allah SWT yang diterima oleh nabi Musa As di Gunung Sinai (Tursinai). 10 hukum tersebut berisi tentang asas asas keyakinan dan asas asas kebaktian ,sebagai berikut:
Hormati dan cintai Allah satu saja,
Sebutkan nama Allah dengan hormat,
Kuduskan hari Tuhan (hari ke-7 atau hari Sabtu),
Hormati ibu bapakmu,
Jangan membunuh,
Jangan berbuat cabul,
Jangan mencuri,
Jangan berdusta,
Jangan ingin berbuat cabul,
Jangan ingin memiliki barang orang lain dengan cara yang tidak halal.
Kitab zabur berisi kumpulan ayat ayat yang dianggap suci. Ada 150 surat dalam kitab zabur yang tidak mengandung hukum hukum, tetapi hanya berisi nasihat nasihat, hikmah pujian dan sanjungan kepada Allah SWT.
Secara garis besar, nyanyian rohani yang disenandungkan oleh nabi Daud As.
Di dalam kitab ada 2 macam yaitu
nyanyian untuk memuji Tuhan (liturgi),
nyanyian perorangan sebagai ucapan syukur,
ratapan-ratapan jamaah,
ratapan dan doa individu, dan
nyanyian untuk raja.
Wahyu pertama adalah surah Al- ‘Alaq ayat 1-5 yang diturunkan pada malam 17 Ramadhan tahun 610 M di Gua Hira’ ketika Nabi Muhammad sedang ber Khalwat. Turunnya Al-Qur’an disebut dengan Nuzulul Qur’an.
Dengan diterimanya wahyu pertama ini , nabi Muhammad diangkat sebagai rasul,yaitu manusia pilihan Allah SWT yang diberi wahyu untuk disampaikan kepada umatnya. Mulai saat itu Rasulullah SAW diberi tugas oleh Allah SWT untuk menyampaikan risalah-Nya kepada seluruh umat manusia.
Wahyu yang terakhir turun adalah Q.S. al-Māidah ayat 3. Ayat tersebut turun pada tanggal 9 Ḍulhijjah tahun 10 Hijriyah di Padang Arafah, ketika itu beliau sedang menunaikan haji wada’ (haji perpisahan). Beb
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam mempelajari ilmu Al-Quran, ada beberapa hal yang penting untuk dipelajari dan salah satunya adalah bagaimana Al-Quran diturunkan dan bagaimana Al-Quran itu dibukukan. Karena dengan mengetahui bagaimana proses pengumpulan Al-Qur’an kita dapat mengerti bagaimana usaha-usaha para sahabat untuk tetap memelihara Al-Quran.
Al-Qur’an adalah kitab suci kaum muslim dan menjadi sumber ajaran islam yang pertama dan utama yang harus diimani dan diaplikasikan dalam kehidupan agar memperoleh kebaikan didunia dan di akhirat. Karena itu, tidaklah berlebihan jika selama ini kaum muslim tidak hanya mempelajari isi dan pesan-pesannya, tetapi juga telah berupaya semaksimal mungkin untuk menjaga autentisitasnya. Upaya itu telah dilaksanakan sejak Nabi Muhammad SAW masih berada di Mekkah dan belum berhijrah ke Madinah. Dengan kata lain upaya tersebut telah mereka laksanakan sejak Al-Qur’an diturunkan hingga saat ini.
Jika hakikat Al-Qur’an sudah terjawab maka akan muncul pertanyaan lain, bagaimana Al-Qur’an diturunkan dan bagaimana pula pendapat ulama menyikapi hal tersebut. Untuk menjawab pertanyaan tersebut akan dibahas di bab selanjutnya, yang jelas Al-Qur’an duturunkan pada bulan yang penuh berkah, yaitu bulan Ramadhan. Sedangkan, proses turunnya Al-Qur’an disebut Nuzulul Qur’an.
B. Rumusan Masalah
a. Pengertian Al-Qur’an dan Nuzulul Qur’an?
b. Sejarah Nuzulul Qur’an?
c. Bagaimana hubungannya dengan fenomena wahyu?
d. Bagaimana proses turunnya Al-Qur’an?
e. Apa hikmah dibalik turunnya Al-Qur’an secara berangsur-angsur dan dalilnya?
Bab II
PEMBAHASAN
a. Pengertian Al-Qur’an dan Nuzulul Qur’an
Secara etimologi (bahasa) Al-Qur’an berarti bacaan karena makna tersebut diambil dari kata qaraah, yaitu bentuk masdar dari kata qara. Sedangkan secara terminology Al-Qur’an sudah banyak diberikan pengertian oleh mufassir
Para ulama berbeda pendapat mengenai pengertian kata “Qur’an” secara harfiah.
1. Ada yang berpendapat bahwa Al-Qur’an itu diambil dari akar kata apa pun, tetapi adalah kata asli yang merupakan nama, sebagaimana nama Taurat dan Injil
2. Ada yang berpendadpat bahwa kata Al-Qur’an berasal dari kata qarinah, artinya “petunjuk makna”. Maksudnya ayat-ayat Al-Qur’an itu saling menunjukkan makna, saling menerangkan.
3. Ada yang berpendapat bahwa kata Al-Qur’an itu diambil dari kata dasar qarana artinya “menggabungkan”. Alasannya adalah bahwa ayat-ayat dan surah-surah Al-Qur’an itu saling berkaitan satu dengan yang lainnya sehingga menjadi satu kesatuan. Menurut as-Salih (1988:19), ketiga pendapat itu tidak berdasar pada kaidah penafsiran dalam bahasa Arab.
4. Pendapat yang lebih kuat adalah bahwa Al-Qur’an terambil dari kata dasar qara’a yang berarti “menyatukan”, yaitu menggabungkan huruf-huruf sehingga berarti “membaca”. Pendapat ini lebih kuat karena sesuai dengan surah Al-Qiyamah/75: 17-18 yang artinya Se
1. MAKALAH
STUDI PENDIDIKAN AL-QUR'AN
Dosen Pengampu:
Abd. Rohim MA'iya, L.C., M.Pd.I
Disusun Oleh:
Safitri
NIM. 22.12.01.01.7410
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH
UNIVERSITAS ISLAM ZAINUL HASAN
GENGGONG KRAKSAAN PROBOLINGGO
2023
2. i
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Dengan menyebut asma Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Segala Puji bagi Allah yang telah memberikan taufik dan hidayahnya.
Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada suri teladan kita,
Nabi Muhammad SAW, keluarga dan para sahabatnya yang membawa kebenaran
bagi kita semua.
Tidak lupa juga kami ucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing yakni
bapak Abd. Rohim MA'iya, L.C., M.Pd.I. yang telah membimbing serta
mengajarkan kami, dan mendukung kami sehingga terselesaikan makalah yang
berjudul “STUDI PENDIDIKAN AL-QUR'AN” dan juga terima kasih yang
sebesar-besarnya kami ucapkan kepada semua pihak yang telah membantu kami
sehingga terselesaikan makalah ini.
Ucapan terima kasih tak lupa kami ucapkan, sebagai wujud rasa syukur
dengan tersusunnya makalah ini kepada semua pihak yang telah berpartisipasi
selama penyusunan makalah ini, yang telah dengan tulus ikhlas membantu baik
secara moril maupun materiil, terutama kepada Dosen Pembina dan teman-teman
sekalian.
Kraksaan, 19 Mei 2023
Penyusun
3. ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................ i
DAFTAR ISI.......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. Latar Belakang.........................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................2
A. Mempelajari Studi Al-Qur'an...................................................................2
B. Sejarah Pembukuan Al Qur'an.................................................................3
C. Tujuan Al Qur'an Diturunkan Secara Berangsur-Angsur ........................3
D. Asbabun Nuzul.........................................................................................6
BAB III PENUTUP................................................................................................9
A. Kesimpulan ..............................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................10
4. 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Al quran adalah kitab suci yang diturunkan Allah SWT kepada nabi
Muhammad SAW sebagai rahmat yang tak ada taranya bagi alam semesta, di
dalamnya terkumpul wahyu Ilahi yang menjadi petunjuk, pedoman dan
pelajaran bagi siapa yang mempelajarinya dan mengamalkannya. Bukan itu saja
tetapi juga Al quran adalah sebagai kitab suci terakhir di turunkan Allah SWT
yang isinya mencakup segala pokok-pokok syariat yang terdapat dalam kitab-
kitab sebelumnya.Karena itu orang yang mempercayai Al quran akan
bertambah cinta kepadanya, cinta untuk membacanya, untuk mempelajarinya
dan memahaminya serta untuk mengamalkannya dan mengajarkannya sampai
merata rahmatnya dirasakan oleh penghuni alam semesta. Sehubungan dengan
hal tersebut di dalam mukaddimah Al quran dan Terjemahnya juga ditegaskan
bahwa:Membaca Al quran, baik mengetahui artinya maupun tidak adalah
termasuk ibadah,amalsaleh dan memberi rahmat serta menjadi manfaat bagi
yang melakukannya, memberi cahaya ke dalam hati yang membacanya
sehingga terang benderang, juga memberi cahaya kepada keluarga, rumah
tangga tempat Al quran itu dibaca.1. Jadi, setiap mu’min harus yakin bahwa
membaca Al quran saja sudah termasuk amal yang mulia dan akan mendapatkan
pahala yang berlipat gandasebab yang dibacanya adalah kitab suci dari Ilahi
yang diturunkan-Nya kepada umat manusia, Al quran adalah sebaik-baik
bacaan bagi orang mu’min, baik dikala susah, dikala gembira ataupun dikala
sedih bahkan membaca Al quran itu bukan saja menjadi amal ibadah tetapi juga
menjadi obat penawar bagi orang yang yang sedang gelisah jiwanya.
5. 2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Mempelajari Studi Al-Qur'an
Berbagai tujuan dari mempelajari Studi Qur’an adalah sebagai berikut:
1. Memahami Isi Al-Qur’an
Mempelajari ilmu tentang Al Qur’an akan memabawa kita pada pemahaman
terhadap Al Qur’an, segala hal mengenai pedoman hidup, aturan dan
larangan yang Allah ajarkan secara langsung melalui kalam-Nya.
2. Pedoman Syarat dalam Penafsiran Al-Qur’an
Seseorang yang berniat menafsirkan Al Qur’an harus menguasai ulumul
Qur’an itu merupakan syarat utama yang wajib dilakukan.
3. Mempelajari Cara para mufassir dalam Menafsirkan Al Qur’an
Mempelajari Ulumul Qur’an akan membiasakan kita memahami berbagai
metode yang dilakukan para muffasir dalam menafsirkan Al Qur’an dengan
manfaat gemar beribadah belajar ulumul Qur’an bukan perkara mudah perlu
perjuangan dan usaha yang panjang untuk dapat mencapai pada titik
tersebut.
4. Mempertahankan Kesucian Al Qur’an
Al Qur’an ialah Kitab suci yang menjadi dasar untuk pegangan manusia
dalam menjalani hidup. Berasal langsung dari Allah SWT melalui perantara
Rasullullah dimana merupakan pesan suci yang disampaikan,
mempelajarinya akan mampu mempertahankan kesucian dan keaslian
makna ayat yang terkandung didalamnya agar tidak dirusak oleh orang-
orang yang tidak bertanggung jawab.
5. Mencegah Kesalahan dalam Menafsirkan Al Qur’an
Seseorang yang telah menghafal isi Al Qur’an tentu akan juga mendalami
secara lebih lanjut mengenai makna didalamnya, hal ini akan mencegah
terjadinya kesalahan dalam menafsirkanAl Qur’an.Tujuan mempelajari
Studi Qur’an dalam kehidupan sehari-hari ialah mampu memahami,
mengaplikasikan perintah Allah SWT melalui Al-Qur’an dalam prospek
6. 3
kehidupan nyata serta pedoman kehidupan setelah hari akhir.Dan tidak
sebatas paham belaka apalagi kita sebagai generasi muda harus menjadi
tokoh dan contoh yang baik
B. Sejarah Pembukuan Al Qur'an
Al Quran adalah kitab suci umat Islam yang menjadi pegangan dan dasar
petunjuk kehidupan.Ketika wahyu Al Quran diturunkan kepada Nabi
Muhammad, sahabat Nabi masih banyak yang tidak bisa membaca dan
menulis.Oleh karena itu, pada awalnya, ayat-ayat Al Quran umumnya hanya
dihafal saja oleh para sahabat Nabi.
1. Penulisan Al Quran era Nabi Muhammad
Ketika Nabi Muhammad masih hidup, beberapa sahabat yang pandai
membaca dan menulis ditugaskan untuk mencatat setiap Al Quran yang
turun.Salah satu sahabat yang bertugas sebagai penulis Al Quran adalah
Zaid bin Tsabit.Ketika itu, di Mekkah dan Madinah belum mengenal kertas,
sehingga ayat Al Quran ditulis di pelepah kurma, tulang-tulang, dan kulit
hewan.Saat itu, Al Quran yang ditulis di berbagai media belum disatukan
atau dibukukan, karena masih ada ayat yang belum diturunkan.
2. Pembukuan Al Quran era Khalifah Abu Bakar
Setelah Nabi Muhammad wafat pada 632, muncul kekhawatiran
akan punahnya Al Quran di benak Umar bin Khattab.Hal ini disebabkan
banyak para penghafal Al Quran yang gugur saat berperang melawan
kemurtadan dan nabi palsu.
3. Pembukuan Al Quran era Khalifah Utsman bin Affan
Selain Abu Bakar, sahabat Nabi yang membukukan Al Quran adalah
Khalifah Utsman bin Affan. Alasan dibukukannya Al Quran pada masa ini
adalah semaki luasnya wilayah Islam dan semakin banyak orang yang
tertarik untuk menjadi Muslim.
C. Tujuan Al Qur'an Diturunkan Secara Berangsur-Angsur
Al-Qur’an diturunkan dalam tempo, menurut satu riwayat, 22 tahun 2
bulan 22 hari, yaitu mulai dari malam 17 Ramadhan tahun 41 dari kelahiran
Nabi, sampai 9 Dzulhijjah Haji Wada` tahun tahun 63 dari kelahiran Nabi atau
7. 4
tahun 10 H.Proses turunnya al-Qur’an kepada Nabi Muhammad saw melalui
tiga tahapan, yaitu:Pertama, al-Qur’an turun secara sekaligus dari Allah ke lauh
al-mahfuzh , yaitu suatu tempat yang merupakan catatan tentang segala
ketentuan dan kepastian Allah. Proses pertama ini diisyaratkan dalam Q.S. al-
Buruj (85) ayat 21–22, “Bahkan yang didustakan mereka ialah Al-Qur’an yang
mulia. Yang (tersimpan) dalam lauh al-mahfuzh”.Diisyaratkan pula oleh firman
Allah surat al-Waqi`ah (56) ayat 77—80, “Sesungguhnya Al Qur’an ini adalah
bacaan yang sangat mulia, pada kitab yang terpelihara (Lauh Mahfuzh), tidak
menyentuhnya kecuali hamba-hamba yang disucikan. Diturunkan dari Tuhan
semesta alam.”Tahap kedua, al-Qur’an diturunkan dari lauh al-mahfuzh itu ke
bait al-izzah (tempat yang berada di langit dunia). Proses kedua ini diisyaratkan
Allah dalam surat al-Qadar [97] ayat 1, “sungguhnya Kami telah
menurunkannya (Al-Qur’an) pada malan kemuliaan. ”Juga diisyaratkan dalam
Q.S. Surat ad-Dukhan [44] ayat 3, “Sesungguhnya Kami menurunkannya pada
suatu malam yang diberkahi dan sesungguhnya Kami-lah yang memberi
peringatan.”Tahap ketiga, al-Qur’an diturunkan dari bait al-izzah ke dalam hati
Nabi dengan jalan berangsur-angsur sesuai dengan kebutuhan. Adakalanya satu
ayat, dua ayat dan bahkan kadang-kadang satu surat. Mengenai proses turun
dalam tahap ketiga diisyaratkan dalam Q.S. asy-Syu`ara’ [26] ayat 193–195,
“……Dia dibawa turun oleh ar-ruh al-`amin (Jibril), ke dalam hatimu
(Muhammad) agar kamu menjadi salah seorang di antara orang yang memberi
peringatan, dengan bahasa Arab yang jelas”.Al-Quran diturunkan kepada Nabi
Muhammad SAW melaluimalaikat Jibril, tidak secara sekaligus melainkan
turun sesuai dengan kebutuhan. Bahkan sering wahyu turun karena untuk
menjawab pertanyaan para sahabat yang dilontarkan kepada Nabi atau untuk
membenarkan tindakan Nabi saw. Di samping itu banyak pula ayat atau surat
yang diturunkan tanpa melalui latar belakang pertanyaan atau kejadian
tertentu.Dalam kenyataan tersebut terkandung hikamah dan faidah yang besar,
sebagaimana dijelaskan dalam Al-Quran itu sendiri dalam Surat al-Furqan [25]
ayat 32, “Berkatalah orang-orang yang kafir: “Mengapa Al Qur’an itu tidak
diturunkan kepadanya sekali turun saja?”; demikianlah supaya Kami perkuat
hatimu dengannya dan Kami membacakannya secara tartil (teratur dan
8. 5
benar).Di samping hikmah yang telah diisyaratkan ayat di atas, masih banyak
hikmah yang terkandung dalam hal diturunkannya al-Qur’an secara berangsur-
angsur, antara lain adalah:1. Memantapkan hati NabiKetika menyampaikan
dakwah, Nabi kerapkali berhadapan dengan para penentang. Maka, turunnya
wahyu yang berangsur-angsur itu merupakan doroaikan dakwah. Hal ini
diisyaratkan oleh firman Allah, Berkatalah orang-orang yang kafir: “Mengapa
Al Qur’an itu tidak diturunkan kepadanya sekali turun saja?”; demikianlah
supaya Kami perkuat hatimu dengannya dan Kami membacakannya secara tartil
(teratur dan benar). (QS. al-Furqan [25]:32).2. Menentang dan melemahkan
para penentang al-Qur’anNabi kerapkali berhadapan dengan pertanyaan-
pertanyaan sulit yang dilontarkan orang-orang musyrik dengan tujuan
melemahkan Nabi. Maka, turunnya wahyu yang berangsur-angsur itu tidak saja
menjawab pertanyaan itu, bahkan menentang mereka untuk membuat sesuatu
yang serupa dengan al-Qur’an. Dan ketika mereka tidak mampu memenuhi
tantangan itu, hal itu sekaligus merupakan salah satu mu`jizat al-Qur’an.3.
Memudahkan untuk dihapal dan difahamiNabi Muhammad sangat merindukan
turunnya wahyu. Saking rindunya, suatu ketika mengikuti bacaan wahyu yang
disampaikan Jibril sebelum wahyu itu selesai dibacakannya. Karena itu, Allah
berfirman, “Maka Maha Tinggi Allah Raja Yang sebenar-benarnya, dan
janganlah kamu tergesa-gesa membaca Al Qur’an sebelum disempurnakan
mewahyukannya kepadamu, dan katakanlah: “Ya Tuhanku, tambahkanlah
kepadaku ilmu pengetahuan.” (QS. Thaha [20]:114) Janganlah kamu gerakkan
lidahmu untuk (membaca) Al Qur’an karena hendak cepat-cepat (menguasai)
nya. Sesungguhnya atas tanggungan Kamilah mengumpulkannya (di dadamu)
dan (membuatmu pandai) membacanya. Apabila Kami telah selesai
membacakannya maka ikutilah bacaannya itu.” (QS. al-Qiyamah [75]:6—9).Di
lain pihak, al-Qur’an pertama kali turun di tengah-tengah masyarakat Arab yang
ummi, yakni yang tidak memiliki pengetahuan tentang bacaan dan tulisan.
Maka, turunnya wahyu secara berangsur-angsur memudahkan mereka untuk
memahami dan menghapalkannya.4. Mengikuti setiap kejadian (yang
karenanya ayat-ayat al-Qur’an turun) dan melakukan pentahapan dalam
penetapan aqidah yang benar, hukum-hukum syari`at, dan akhlak mulia.
9. 6
Hikmah ini diisyaratkan oleh firman Allah, “Dan Al Qur’an itu telah Kami
turunkan dengan berangsur-angsur agar kamu membacakannya perlahan-lahan
kepada manusia dan Kami menurunkannya bagian demi bagian.” (QS. al-Isra’
[17]:106).5. Membuktikan dengan pasti bahwa al-Qur’an turun dari Allah Yang
Maha Bijaksana.Walaupun al-Qur’an turun secara berangsur-angsur dalam
tempo 22 tahun 2 bulan 22 hari, tetapi secara keseluruhan, terdapat keserasian
di antara satu bagian dengan bagian al-Qur’an lainnya. Hal ini tentunya hanya
dapat dilakukan Allah yang Maha Bijaksana.
D. Asbabun Nuzul
Al Quran adalah wahyu yang diturunkan Allah SWT kepada Nabi
Muhammad SAW. Dalam mempelajari Al Quran, ada satu pokok pembahasan
yang sering disebut dengan asbabun nuzul.Asbabun nuzul digunakan untuk
memahami ayat-ayat Al Quran. Ungkapan asbabun nuzul atau asbab an-nuzul
merupakan bentuk idhafah dari kata "asbab" dan "nuzul". Secara etimologi,
asbabun nuzul adalah sebab-sebab yang melatarbelakangi terjadinya
sesuatu.Pan Suaidi dalam Jurnal Almufida (Jurnal Ilmu Ilmu Keislaman)
menjelaskan, meskipun segala fenomena yang melatarbelakangi terjadinya
sesuatu disebut asbabun nuzul, namun dalam pemakaiannya ungkapan asbabun
nuzul khusus digunakan untuk menyatakan sebab-sebab yang melatarbelakangi
turunnya Al Quran. Seperti halnya asbab al-wurud yang secara khusus
digunakan untuk mengetahui sebab terjadinya hadits.Ada perbedaan
redaksional terkait pengertian asbabun nuzul di kalangan ulama. Namun, dapat
disimpulkan bahwa asbabun nuzul adalah kejadian atau peristiwa yang
melatarbelakangi turunnya ayat Al Quran dalam rangka menjawab,
menjelaskan, dan menyelesaikan masalah-masalah yang muncul dari kejadian
tersebut.Asbabun nuzul juga dapat dikatakan sebagai bahan sejarah yang
digunakan untuk memberikan keterangan terhadap turunnya ayat-ayat Al
Quran. Safril dalam jurnal Syahadah menjelaskan, ilmu ini memberikan
pemahaman terhadap hubungan nash dan realitas.
Macam-macam Asbabun Nuzul dan Contohnya
Berdasarkan jumlah sebab dan ayat yang turun, asbabun nuzul dibagi
menjadi 2 macam. Sebagai berikut:
10. 7
1. Ta'addud Al-Ashbab Wa Al-Nazil Wahid
Ta'addud al-ashbab wa al-nazil wahid adalah beberapa sebab yang hanya
melatarbelakangi turunnya satu ayat atau wahyu. Dalam hal ini, turunnya
wahyu bertujuan untuk menanggapi beberapa peristiwa atau sebab.
Contohnya dalam surat Al Ikhlas ayat 1-4:
ٌۚدَحَا ُ ه
ّٰللا َُوه ْلُق
-
١
ٌُۚدَمَّصال ُ ه َ
ّٰللا
-
٢
ْْۙدَل ُْوي ْمَل َو ْدِلَي ْمَل
-
٣
ࣖ دَحَا ا ًوُفُك ٗهَّل ْنُكَي ْمَل َو
-
٤
Artinya: "Katakanlah (Muhammad), "Dialah Allah, Yang Maha Esa. Allah
tempat meminta segala sesuatu.(Allah) tidak beranak dan tidak pula
diperanakkan. Dan tidak ada sesuatu yang setara dengan Dia."Ayat-ayat
tersebut diturunkan sebagai tanggapan terhadap orang-orang musyrik
Mekkah sebelum Rasulullah SAW melakukan hijrah. Ayat tersebut juga
diturunkan kepada kaum ahli kitab yang ditemui di Madinah setelah
Rasulullah SAW hijrah.
2. Ta'adud An-Nazil Wa Al-Asbab Wahid
Ta'adud an-nazil wa al-asbab wahid adalah satu sebab yang
melatarbelakangi beberapa ayat. Contohnya terdapat pada surat Ad-Dukhan
ayat 10,15, dan 16. Allah SWT berfirman:
ٍْنيِبُّم ٍَانخُدِب ُءۤاَمَّسال ىِتَْأت َم ْوَي ِْبقَت ْارَف
-
١٠
Artinya: "Maka tunggulah pada hari ketika langit membawa kabut yang
tampak jelas," (QS. Ad-Dukhan: 10).
ََۘن ُْودِٕىۤاَع ْمُكَّنِا ً
ًْليِلَق ِباَذَعْال واُفِشَاك اَّنِا
-
١٥
Artinya: "Sungguh (kalau) Kami melenyapkan azab itu sedikit saja, tentu
kamu akan kembali (ingkar)." (QS. Ad-Dukhan: 15).
ُمِقَتْنُم اَّنِا ٌۚى ٰ
ْربُكْال َةَشْطَبْال ُشِْطبَن َم ْوَي
َن ْو
-
١٦
Artinya: "(Ingatlah) pada hari (ketika) Kami menghantam mereka dengan
keras. Kami pasti memberi balasan." (QS. Ad-Dukhan: 16).Asbabun nuzul
ketiga ayat tersebut terjadi pada saat kaum Quraisy durhaka kepada Nabi
Muhammad SAW. Beliau berdoa agar mereka (kaum Quraisy)
mendapatkan kelaparan sebagaimana pernah terjadi pada zaman Nabi Yusuf
AS. Maka, Allah SWT menurunkan penderitaan kepada kaum Quraisy
sehingga turunlah QS. Ad-Dukhan ayat 10.Kemudian, para kaum Quraisy
menghadap Nabi SAW untuk meminta bantuan. Lalu, Rasulullah SAW
11. 8
berdoa kepada Tuhan untuk diturunkan hujan. Allah SWT lalu menurunkan
hujan dan turunlah QS. Ad-Dukhan ayat 15.Namun, setelah mereka
mendapatkan nikmat dari Allah SWT, mereka kembali sesat dan durhaka
maka turunlah ayat ke-16. Dalam riwayat tersebut dijelaskan bahwa siksaat
yang dimaksud akan turun saat Perang Badar.
Imam As- Suyuthi dalam bukunya Asbabun Nuzul menjelaskan, ilmu
asbabun nuzul merupakan rangkaian peristiwa berdasarkan riwayat para
sahabat dan tabi'in serta penukilan Al Quran dan as-sunnah. Tidak ada ruang
bagi akal di dalamnya kecuali dengan melakukan tarjih antara berbagai dalil
atau menghimpun berbagai dalil yang kerap bertentangan.
12. 9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berbagai manfaat mempelajari ulumul Qur’an sangat penting, butuh
waktu yang lama serta pendalaman yang kuat akan ilmu tersebut. Studi Al
Qur’an bertujuan agar menghindari salah pemahaman,tafsir yang berakibat
pada hilangnya kesucian makna dalam kandungan ayat Al Qur’an.Dan
semestinya dibarengi dengan praktek nyata dalam kehidupan sehari-hari.
13. 10
DAFTAR PUSTAKA
Abduh, Muhammad. 1999. Tafsir Al-Qur’an Al-Karim, Juz ‘Amma. (terj.)
Muhammad Baghir. Cetakan V. Bandung: Mizan.
Al-Farmawi, Abd. Al-Hayy. 1996. Al-Bidayah fi Al-Tafsir Al-Mawdhu’y: Dirasah
Manhajiah Mawdhu’iyyah. (terj).
Suryan A. Jamrah. Cetakan II. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
Al-Maraghi, Ahmad Mustafa. 1993. Terjemah Tafsir Al-Maraghi: Jilid 28. Cetakan
II. Semarang: CV. Toha Putra.
---------------. 1993. Terjemah Tafsir Al-Maraghi:Juz 1. Cetakan II. Semarang: CV.
Toha Putra.
Aminah, Nina. 2013. Pendidikan Kesehatan dalam Al-Qur’an. Cetakan I. Bandung:
PT Remaja Rosdakarya.