Tanaman saga memiliki berbagai khasiat sebagai obat tradisional untuk mengobati sariawan, amandel, radang mata, serta meredakan jantung berdebar dan keringat dingin. Daun, batang, biji dan akar tanaman saga mengandung zat aktif seperti saponin, flavonoid, dan glisirizin yang bermanfaat untuk kesehatan. Tanaman ini dapat dibudidayakan dengan menanam bijinya di area yang terlindungi dari panas m
1. Uji Molish dan Uji Karbohidrat pada Buah
Setelah dilakukan uji Molish, bahan yang mengandung karbohidrat karena menghasilkan cincin berwarna ungu setelah ditambahkan pereaksi Molish adalah: Glukosa, Fruktosa, Laktosa, Maltosa, Sukrosa, Jambu Biji Matang, Nanas (Mentah, Ranum, dan Matang), Tomat (Mentah, Ranum, dan Matang), Pisang (Mentah, Ranum, dan Matang), dan Belimbing (Mentah, Ranum, dan Matang).
2. Uji Benedict dan Uji Karbohidrat pada Buah
Uji Benedict yang menghasilkan endapan merah bata setelah dipanaskan sehingga termasuk Gula Pereduksi adalah: Glukosa, Fruktosa, Laktosa, Maltosa, dan Sukrosa. Sedangkan pada Buah yang termasuk Gula Pereduksi Tinggi karena menghasilkan Endapan Merah Bata adalah Tomat Matang, Manggis Mentah dan Belimbing (Mentah, Ranum, dan Matang). Gula Pereduksi Sedang karena menghasilkan Endapan Jingga ada pada buah Cabai Matang, Tomat (Matang dan Ranum), Pisang (Matang dan Ranum), Manggis Matang, Nanas (Ranum dan Matang), dan Jambu Biji (Mentah, Ranum, dan Matang). Terakhir Gula Pereduksi Lemah (tidak mereduksi) karena menghasilkan Endapan Kuning yaitu buah Cabai Ranum, dan Pisang Matang.
3. Uji Seliwanoff dan Uji Karbohidrat pada Buah
Adanya Fruktosa ditemukan pada campuran bahan yang menghasilkan perubahan warna menjadi jingga setelah dipanaskan adalah: Fruktosa, Sukrosa, Nanas (Mentah, Ranum, Matang), Jambu biji Mentah, Pisang (Mentah, Ranum, Matang), dan Manggis Ranum.
4. Uji Iodine dan Uji Karbohidrat pada Buah
Polisakarida terkandung pada bahan yang menghasilkan campuran berwarna biru kehitaman setelah dicampur dengan pereaksi Iodine adalah: Amilum, dan Pisang (Mentah, Ranum, Matang).
alat-alat laboraturium itu banyak, tetapi saya hanya membuat beberapa alat saja seperti:
> Cawan Krus
>mortal
>pestle
>cawan penguapan
>pnjepit krus
>penjepittabung
1. Uji Molish dan Uji Karbohidrat pada Buah
Setelah dilakukan uji Molish, bahan yang mengandung karbohidrat karena menghasilkan cincin berwarna ungu setelah ditambahkan pereaksi Molish adalah: Glukosa, Fruktosa, Laktosa, Maltosa, Sukrosa, Jambu Biji Matang, Nanas (Mentah, Ranum, dan Matang), Tomat (Mentah, Ranum, dan Matang), Pisang (Mentah, Ranum, dan Matang), dan Belimbing (Mentah, Ranum, dan Matang).
2. Uji Benedict dan Uji Karbohidrat pada Buah
Uji Benedict yang menghasilkan endapan merah bata setelah dipanaskan sehingga termasuk Gula Pereduksi adalah: Glukosa, Fruktosa, Laktosa, Maltosa, dan Sukrosa. Sedangkan pada Buah yang termasuk Gula Pereduksi Tinggi karena menghasilkan Endapan Merah Bata adalah Tomat Matang, Manggis Mentah dan Belimbing (Mentah, Ranum, dan Matang). Gula Pereduksi Sedang karena menghasilkan Endapan Jingga ada pada buah Cabai Matang, Tomat (Matang dan Ranum), Pisang (Matang dan Ranum), Manggis Matang, Nanas (Ranum dan Matang), dan Jambu Biji (Mentah, Ranum, dan Matang). Terakhir Gula Pereduksi Lemah (tidak mereduksi) karena menghasilkan Endapan Kuning yaitu buah Cabai Ranum, dan Pisang Matang.
3. Uji Seliwanoff dan Uji Karbohidrat pada Buah
Adanya Fruktosa ditemukan pada campuran bahan yang menghasilkan perubahan warna menjadi jingga setelah dipanaskan adalah: Fruktosa, Sukrosa, Nanas (Mentah, Ranum, Matang), Jambu biji Mentah, Pisang (Mentah, Ranum, Matang), dan Manggis Ranum.
4. Uji Iodine dan Uji Karbohidrat pada Buah
Polisakarida terkandung pada bahan yang menghasilkan campuran berwarna biru kehitaman setelah dicampur dengan pereaksi Iodine adalah: Amilum, dan Pisang (Mentah, Ranum, Matang).
alat-alat laboraturium itu banyak, tetapi saya hanya membuat beberapa alat saja seperti:
> Cawan Krus
>mortal
>pestle
>cawan penguapan
>pnjepit krus
>penjepittabung
apotek hidup ibu-ibu pkk yang mudah di dapatkan dan ditanam di pekarangan kantor desa dan disamping rumah. dan modal pembuatannya juga sangat gampang. cuma perlu net/jaring serta polybag..kayunya bisa dimanfaatkan kayu yang tidak di pakai di samping rumah
Budidaya tanaman kale (brasicca oleraceae var. acephala)Ekal Kurniawan
Kale atau borecole (Brasicca oleraceae var. Acephala) merupakan jenis sayur kelas dunia yang mengandung nilai nutrisi tinggi. Kale berasal dari golongan Brasicca, layaknya kubis, brokoli dan kailan. Tanaman kale juga dapat dibudidayakan tanpa menggunakan tanah sebagai media pertumbuhan, yaitu dapat dibudidayakan dalam hidroponik.
Sebagai salah satu pertanggungjawab pembangunan manusia di Jawa Timur, dalam bentuk layanan pendidikan yang bermutu dan berkeadilan, Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur terus berupaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan masyarakat. Untuk mempercepat pencapaian sasaran pembangunan pendidikan, Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur telah melakukan banyak terobosan yang dilaksanakan secara menyeluruh dan berkesinambungan. Salah satunya adalah Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) jenjang Sekolah Menengah Atas, Sekolah Menengah Kejuruan, dan Sekolah Luar Biasa Provinsi Jawa Timur tahun ajaran 2024/2025 yang dilaksanakan secara objektif, transparan, akuntabel, dan tanpa diskriminasi.
Pelaksanaan PPDB Jawa Timur tahun 2024 berpedoman pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 1 Tahun 2021 tentang Penerimaan Peserta Didik Baru, Keputusan Sekretaris Jenderal Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi nomor 47/M/2023 tentang Pedoman Pelaksanaan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 1 Tahun 2021 tentang Penerimaan Peserta Didik Baru pada Taman Kanak-Kanak, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas, dan Sekolah Menengah Kejuruan, dan Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 15 Tahun 2022 tentang Pedoman Pelaksanaan Penerimaan Peserta Didik Baru pada Sekolah Menengah Atas, Sekolah Menengah Kejuruan dan Sekolah Luar Biasa. Secara umum PPDB dilaksanakan secara online dan beberapa satuan pendidikan secara offline. Hal ini bertujuan untuk mempermudah peserta didik, orang tua, masyarakat untuk mendaftar dan memantau hasil PPDB.
2. KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat, anugerah dan
hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul “Khasiat
Tanaman Saga” yang disusun untuk memenuhi tugas.
Penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu
dalam penyusunan makalah ini, sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan baik.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih banyak kelemahan untuk itu
segala kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan demi perbaikan di masa
mendatang. Semoga makalah ini dapat memberikan sumbangan yang berarti bagi ilmu
pengetahuan pada umumnya dan dunia farmasi pada khususnya.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb
Semarang, Desember 2013
Penulis
3. DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL .......................................................................................
i
KATA PENGANTAR .....................................................................................
ii
DAFTAR ISI....................................................................................................
iii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................
1
A. Latar Belakang .....................................................................................
1
B. Perumusan Masalah .............................................................................
1
C. Tujuan Penelitian .................................................................................
1
D. Manfaat Penelitian ...............................................................................
1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .....................................................................
2
A. Klasifikasi Tanaman Saga....................................................................
2
B. Morfologi Tanaman Saga ....................................................................
2
C. Deskripsi Tanaman Saga......................................................................
3
BAB III PEMBAHASAN ................................................................................
5
A. Budi Daya Tanaman Saga ....................................................................
5
B. Kandungan Zat Pada Tanaman Saga ...................................................
6
C. Khasiat dari Tanaman Saga .................................................................
6
D. Cara Mengolah Tanaman Saga ............................................................
6
BAB IV PENUTUP .........................................................................................
8
A. Kesimpulan ..........................................................................................
8
B. Saran ....................................................................................................
8
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................
9
LAMPIRAN .....................................................................................................
10
4. BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Tanaman saga (Abrus precatorius L.) merupakan salah satu tanaman yang dapat
dimanfaatkan sebagai obat tradisional. Tanaman ini berkhasiat sebagai obat sariawan,
obat batuk dan obat radang tenggorokan (DepKes RI, 2000a). Kandungan glycyrrhizin
yang terdapat dalam daun saga dapat digunakan sebagai campuran obat batuk dan
sebagai flavouring agent (Priya dkk., 2011). Bagian tanaman yang sering digunakan
adalah daun dan akar. Tanaman ini mudah diperbanyak dengan biji (Tampubolon,
1995). Namun begitu tidak banyak yang tahu mengenai khasiat dari tanaman saga ini.
Untuk itu peningkatan nilai tanaman saga dengan memanfaatkannya menjadi suatu
produk yang dikenal dan disukai masyarakat.
B. Perumusan Masalah
1. Bagaimana cara pembudidayaan tanaman saga ?
2. Zat-zat apa saja yang terkandung dalam tanaman saga ?
3. Apa saja khasiat dalam tanaman saga ?
4. Bagaimana cara mengolah tanaman saga agar dapat menjadi obat ?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui zat-zat yang terkandung dalam Tanaman Saga.
2. Untuk mengetahui manfaat yang dihasilkan oleh Tanaman Saga.
D. Manfaat Penelitian
1. Untuk menambah informasi dan pengetahuan mengenai tanaman saga.
2. Untuk meningkatkan nilai tanaman saga dengan memanfaatkannya menjadi suatu
produk yang dikenal dan disukai masyarakat.
5. BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
a. Tanaman saga
b. Daun saga
A. Klasifikasi Tanaman Saga
Tabel Klasifikasi Tanaman Saga (Backer dan Bakhuizen, 1968)
Sistematika tanaman saga
Divisi
Magnoliophyta
Kelas
Magnoliopsida
Ordo
Fabales
Familia
Papilionaceae
Genus
Abrus
Spesies
Abrus precatorius L.
B. Morfologi Tanaman Saga
Daunnya majemuk, berbentuk bulat telur serta berukuran kecil-kecil. Daun Saga
bersirip ganjil dan memiliki rasa agak manis. Saga mempunyai buah polong berisi
biji-biji yang berwarna merah dengan titik hitam mengkilat dan licin. Bunganya
berwarna ungu muda dengan bentuk menyerupai kupu-kupu, dalam tandan bunga.
6. Perdu, merambat dan membelit, batang berkayu bercabang, batang muda
berwarna hijau dan setelah tua berwarna hijau kecokelatan. Daun majemuk,
berselang-seling, menyirip ganjil, anak daun bulat telur, warna hijau. Perbungaan
bentuk tandan. Buah polong. Biji bulat telur, warna merah bernoda hitam.
Pada umumnya tinggi tanaman Saga pohon yang tua bisa mencapai 20-30 m.
Saga pohon termasuk tanaman deciduous atau berganti daun setiap tahun
(International Centre for Research in Agroforestry, 2005). Daun majemuk menyirip
genap, tumbuh berseling, jumlah anak daun bertangkai 2-6 pasang, helaian daun 6-12
pasang, panjang tangkaimya mencapai 25 cm, daun berwarna hijau muda. Bunga
kecil-kecil berwarna kekuning-kuningan, korola 4-5 helai, benang sari berjumlah 810.
Polong berwarna hijau, panjangnya mencapai 15 sampai 20 cm, polong yang tua
akan kering dan pecah dengan sendirinya, berwarna coklat kehitaman. Setiap polong
berisi 10-12 butir biji. Biji dengan garis tengah 5-6 mm, berbentuk segitiga tumpul,
keras dan berwarna merah mengkilap (Stone, 1970 yang dikutip Topilab, 2005).
C. Deskripsi Tanaman Saga
Tanaman perdu, merambat, tumbuh liar di hutan, ladang atau pekarangan.
Tumbuh baik di daerah kering dengan ketinggian sampai 1.000 meter diatas
permukaan laut dan ditempat yang agak terlindung. Tinggi tanaman mencapai 2-5
meter dan batangnya kecil.
Tanaman saga termasuk famili Leguminosae. Daun berukuran kecil-kecil
berwarna hijau, berbentuk bulat telur menyerupai daun asam jawa yaitu daun
majemuk menyirip genap (Abrupte pinnatus) dengan panjang 6,025 mm, lebar 3-8
mm, anak daun 8-18 pasang.
Bunga saga termasuk bunga majemuk bentuk tandan, kecil-kecil dengan mahkota
berbentuk kupu-kupu berwarna putih dan ungu muda, bagian bawah berkelamin dua,
bagian atas hanya terdiri dari bunga jantan, kelopak bergerigi, pendek berbulu, benang
sari menyatu pada tabung, tangkai sari kurang lebih 1 cm, putik kepala sari kuning,
tajuk bunga bersayap. Buahnya termasuk buah polong dengan panjang 2-5 cm,
berwarna hijau setelah tua berwarna coklat. Di dalam buah terdapat biji-biji yang
7. berwarna merah dengan titik hitam mengkilat dan licin bentuknya bulat telur, kecil
dan keras.
Kandungan kimia saga: glisirhizin, prekatorina, abrin, trigonelina, kholina, zat
beracun toksalbumin glikosida dan hemoglutinin.Daun, batang dan biji A. precatorius
mengandung saponin dan flavonoida, disamping itu batangnya juga mengandung
polifenol dan bijinya juga mengandung tain, sedangkan akarnya mengandung
alkoloida, saponin dan polifenol.
Saga rambat mengandung tannin dan toksalbumin sebagai insektisida dan lainlain. Bervariasinya kandungan bahan aktif dari tanaman yang sama dikarenakan
tanaman berasal dari tempat yang berbeda, umur tanaman yang berbeda, jenis tanah
berbeda, iklim yang berbeda, waktu panen berbeda dan lainnya. Hal ini
mengakibatkan perlunya dilakukan
penelitian khusus lokasi di daerah yang
menggunakan pestisida nabati. Tanaman saga punya nama latin Abrus precatorius.
Daun saga memiliki kandungan kimia berupa glycyrrhicic acid. Mempunyai sifat
penyejuk pada kulit dan selaput lendir. Mempunyai efek tivitas ekspektoran yang
diyakini karena adanya kandungan glicerin yang memacu sekresi mukosa dari trakea.
Tanaman saga mempunyai beberapa nama daerah diantaranya: Thaga (Aceh),
Saga (Batak), Parusa (Mentawai), Kundi (Minangkabau), Kandari (Lampung),
Kendari (Melayu), Saga (Sampit), Taning Bajang (Dayak), Walipopo (Gorontalo),
Saga (Makasar), Kaca (Bugis), Ailalu Picar (Ambon), Pikal (Haruku), Pikolo
(Saparua), Seklawan (Buru), Idisi Ma Lako (Loda Halmahera), Idihi Ma Lako (PaguHalmahera), Idi-idi Ma Lako (Ternate Tidore), Punoi (Arafuru), Kalepip (Irian)
(DepKes RI, 2000a).
8. BAB III
PEMBAHASAN
A. Budi Daya Tanaman Saga
Di Indonesia tanaman dapat tumbuh dengan baik diketinggian 1-1.000 m dpl,
pada berbagai macam tanah, dengan curah hujan 1.500-4.500 mm/tahun.memerlukan
sedikit atau sebagian naungan.
Tanaman merambat pada pagar, umumnya di pekarangan.Perbanyak tanaman
menggunakan biji.Biji yang akan dipergunakan direndam terlebih dahulu dan dipilih
yang tenggelam.Penanaman dimulai dengan menyemaikan biji, bibit baru dapat
ditanam di kebun setelah berumur 3-4 bulan.
Biji dapat juga ditanam langsung di kebun dengan cara dicangkul 1-2 kali dan
diratakan kemudian ditugal sedalam 3-5 cm pada jarak 25-60 cm.Tiap lubang tugalan
diisi 3-5 butir.Kebutuhan benih untuk 1 hektar tanah kurang lebih 25-40 kg biji ( ratarata i kg berisi 7.500 biji ).
Cara penanaman langsung dikebun dilakukan pada musim hujan atau dimusim
kemarau bila tersedia air.Penanaman di kebun di tempat yang cukup ruangan.Apabila
ditanam ditanah terbuka, dapat menjadi penutup tanah dan menyuburkan tanah karena
tergolong tanaman pupuk hijau.
Tanaman ini tidak memerlukan banyak perawatan. Pemeliharaan terdiri atas
penyulaman, pemupukan, pengendalian hama dan penyakit. Pengendalian kutu
tanaman menggunakan insektisida sistemik, dan pemusnahan tanaman yang terserang
Meloidogyne sp, Heterodera sp., dan penyakit sapu setan yang disebabkan oleh virus
marioni.
Tanah yang agak kurus dipupuk dengan pupuk yang mengandung 25-50 kg
nitrogen, 45 kg fosfor, dan 50 kg kalium per hektar.
Panen pertama dilakukan setelah tanaman berumur 6-8 bulan.panen daun dengan
memangkas tanaman setinggi 25-30 cm dari tanah.Panen akar setelah tanaman
berumur 2,5-3 tahun dengan produksi 2.500-3.500 kg akar basah tiap hektar.cara
pengeringan dengan menggunakan panas matahari.
9. B. Kandungan zat
Tanaman saga mempunyai beberapa kandungan kimia pada bagian daun, batang,
biji dan akar. Kandungan kimia yang terdapat dalam tanaman saga dapat dilihat pada
tabel II di bawah ini.
Bagian Tanaman
Kandungan Kimia
Daun
Saponin dan Flavonoid, Glisirizin
Batang
Polifenol, Saponin dan Flavonoid
Biji
Tanin, Saponin dan Flavonoid
Akar
Glisirizin, alkaloid, saponin, polifenol
Dari literatur yang ada diketahui bahwa tumbuhan saga mengandung flavonoid,
bagian antena dari saga mengandung isoflavanquinone dan abruquinone B yang
aktif sebagai antitubercular, antiplasmodial dan abruquinone G yang aktif sebagai
antiviral dan punya sifat toksisitas. Biji saga mengandung flavonol glukosida,
proksimat dan protein yang kaya akan asam amino esensial. Biji saga juga kaya akan
senyawa abrin yang dapat menyebabkan apoptosis terhadap kultur sel leukemia.
C. Khasiat Tanaman Saga
Tanaman saga digunakan sebagai obat tradisional dan dapat menjadi obat
sariawan, amandel dan radang mata. Di tanaman saga juga terkandung vit A, B1, B6,
C, protein, kalsium oksalat dan banyak mineral lainnya yang dibutuhkan oleh tubuh.
Dalam berbagai tips pengolahan daun saga menyebutkan bahwa tidak dianjurkan
pengobatan dengan bijinya karena biji saga mengandung zat racun yang disebut
abrin.
D. Cara Mengolah Tanaman Saga
Tanaman saga sebagai obat dapat mengobati beberapa penyakit, yaitu :
1. Sariawan
Ambil daun saga secukupnya dan jemur sampai layu kemudian kunyah-kunyah
sampai halus sambil digunakan untuk berkumur-kumur.
10. 2. Amandel
Ambil akar tanaman saga secukupnya, satu potong kayu manis, dan gula batu
secukupnya. Cucilah akar dan kayu manis kemudian rebus dalam 5 gelas air
hingga mendidih. Saringlah airnya dan minum dua kali sehari pada pagi dan sore
hari.
3. Radang Mata.
Ambil daun saga secukupnya, giling sampai halus. Selanjutnya rebus dalam 2
gelas air hingga mendidih dan ambil uap panasnya. Gunakan uap air daun saga
sebagai obat tetes mata.
4. Meredakan jantung yang berdebar kencang dan keringat dingin.
Sediakan 8 gram daun saga manis dan 10 gram daun sembung. Tambahkan 5 gram
kencur lalu rebus dengan 2 gelas air hingga mendidih. Lalu minumlah air reusan
tersebut.
5. Mengobati tekanan darah tinggi.
Ambil daun saga manis, daun kaki kuda, daun selamagi, buah waluh putih, dan
daun kejibaling. Rebus dengan 4 gelas air hingga tersisa 2 gelas. Saring lalu
minum airnya.
6. Mengobati batuk kering.
Ambil daun saga manis, buah pace yang mateng, dan daun po’o. Tumbuk halus
lalu rebus dengan 4 gelas air. Saring dan minum airnya.
11. BAB IV
PENUTUP
1. Kesimpulan
Dari pembahasan tentang tanaman saga ternyata memiliki khasiat tersendiri bagi
tubuh kita, baik untuk kesehatan ataupun untuk obat penyakit tertentu. Tanaman saga dapat
mengobati radang mata, batuk kering, amandel, sariawan, . Cara pemanfaatannya dengan cara
ditumbuk, direbus, dikunyah dan sebagainya sesuai dengan kebutuhan pengobatan. Di
tanaman saga juga terkandung vit A, B1, B6, C, protein, kalsium oksalat dan banyak mineral
lainnya yang dibutuhkan oleh tubuh.
2. Saran
Dalam pengobatan tanaman saga tidak dianjurkan menggunakan biji karena biji saga
mengandung racun yang dapat melukai usus.