SlideShare a Scribd company logo
1 of 18
Makalah Kimia Semen
“Bahan Tambah Kimia (Admixture) Dan Mineral (Additive) Pada Semen Dan Beton”
Diajukan sebagai syarat memenuhi nilai mata kuliah kimia semen
Kelompok 8:
Anggota:
1. Aji Gunawan
2. Ebit Nuralam
3. Shinta Parmaswati
POLITEKNIK NEGERI JAKARTA-PT. HOLCIM INDONESIA Tbk.
KAMPUS UI – DEPOK
Kode Pos 16425 Telp. (021) 7270036/7270042 Fax. (021) 7270042
Website: www.pnj.ac.id
Bahan Tambah
Bahan tambah (admixture) adalah bahan-bahan yang ditambahkan ke dalam campuran beton
pada saat atau selama percampuran berlangsung. Fungsi dari bahan ini adalah untuk mengubah
sifat-sifat dari beton agar menjadi lebih cocok untuk pekerjaan tertentu atau untuk menghemat
biaya.
Secara umum bahan tambah terbagi menjadi 2 jenis, yaitu:
1. Bahan tambah kimia (Admixture)
2. Bahan tambah mineral (Additive)
1. Bahan tambah kimia (Admixture)
Chemical admixture (ASTM C 494), yaitu bahan tambah cairan kimia yang
ditambahkan untuk mengendalikan waktu pengerasan (memperlambat atau
mempercepat), mereduksi kebutuhan air, menambah kemudahan pengerjaan beton,
meningkatkan nilai slump dan sebagainya.
Menurut standar ASTM. C. 494 (1995: .254) dan Pedoman Beton 1989
SKBI.1.4.53.1989 (Ulasan Pedoman Beton 1989: 29), jenis bahan tambah dibedakan
menjadi tujun tipe bahan tambah, yaitu :
1.1 Tipe A “Water-Reducing Admixtures”
Water-Reducing Admixtures adalah bahan tambah yang
mengurangi air pencampur yang diperlukan untuk menghasilkan beton
dengan konsistensi tertentu.
Bahan tambah yang berfungsi untuk mengurangi penggunaan air
pengaduk untuk menghasilkan beton dengan konsistensi tertentu. Bahan
tambah dengan fungsi water reducing digunakan dengan tujuan utama
sesuai kebutuhan, sebagai berikut :
o Mengurangi kadar air (fas) dengan tidak mengurangi semen dan slump
o Meningkatkan slump dengan tidak mengurangi semen dan kadar air
(fas) yang digunakan
o Mengurangi semen yang digunakan dengan tidak mengurangi slump
dan kadar air (fas) -- harus memperhatikan ketentuan pemakaian semen
minimum sesuai peraturan
Bahan tambah ini pada umumnya mengurangi pemakaian air sebanyak
5% - 12% dari pemakaian pada desain mix beton normal.
Dengan menggunakan jenis bahan tambah ini akan dapat dicapai tiga
hal, yaitu :
 Hanya menambah/meningkatkan workability. Dengan menambahkan
WRA ke dalam beton maka dengan fas (kadar air dan semen) yang sama
akan didapatkan beton dengan nilai slump yang lebih tinggi. Dengan
slump yang lebih tinggi, maka beton segar akan lebih mudah dituang,
diaduk dan dipadatkan. Karena jumlah semen dan air tidak dikurangi dan
workability meningkat maka akan diperoleh kekuatan tekan beton keras
yang lebih besar dibandingkan beton tanpa WRA.
 Menambah kekuatan tekan beton. Dengan mengurangi/memperkecil fas
(jumlah air dikurangi, jumlah semen tetap) dan menambahkan WRA pada
beton segar akan diperoleh beton dengan kekuatan yang lebih tinggi. Dari
beberapa hasil penelitian ternyata dengan fas yang lebih rendah tetapi
workability tinggi maka kuat tekan beton meningkat.
 Mengurangi biaya (ekonomis). Dengan menambahkan WRA dan
mengurangi jumlah semen serta air, maka akan diperoleh beton yang
memiliki workability sama dengan beton tanpa WRA dan kekuatan
tekannya juga sama dengan beton tanpa WRA. Dengan demikian beton
lebih ekonomis karena dengan kekuatan yang sama dibutuhkan jumlah
semen yang lebih sedikit.
Bahan tambah ini biasa disebut water reducer atau plasticizer.
Komposisi dari campuran bahan tambah ini diklasifikasikan secara umum
menjadi 5 kelas :
1) Asam lignosulfonic dan kandungan garam-garam.
2) Modifikasi dan turunan asam lignosulfonic dan kandungan garam-garam.
3) Hydroxylated carboxylic acids dan kandungan garamnya.
4) Modifikasi hydroxylated carboxylic acids dan kandungan garam-
garamnya.
5) Materi lain seperti :
a) Materi inorganic seperti seng, garam-garam, barak, pospat, klorida.
b) Asam amino dan turunannya.
c) Karbohidrat, polisakarin, dan gula asam.
d) Campuran polimer, seperti eter, turunan melamic, neptan, silicon,
hidrokarbon-sulfat.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam penggunaan bahan tambah ini
adalah air yang dibutuhkan, kandungan air, konsistensi, bleeding, dan
kehilangan air pada saat beton segar, laju pengerasan, kekuatan tekan, dan
lentur, ketahanan terhadap perubahan volume, susut pada saat
pengeringan. Berdasarkan hal tersebut, menjadi hal penting untuk
melakukan pengujian sebelum pelaksanaan pencampuran terhadap bahan
tambah tersebut.
1.2 Tipe B “Retarding Admixtures”
Retarding Admixtures adalah bahan tambah yang berfungsi untuk
menghambat waktu pengikatan beton. Penggunaanya untuk menunda
waktu pengikatan beton (setting time) misalnya karena kondisi cuaca
yang panas, atau memperpanjang waktu untuk pemadatan untuk
menghindari cold joints dan menghindari dampak penurunan saat beton
segar pada saat pengecoran dilaksanakan.
Bahan tambah dengan fungsi retarding digunakan dengan tujuan utama
menunda waktu initial dan final setting dari adukan beton segar, dan
mempertahankan workability beton pada cuaca panas, pada umumnya
digunakan jika :
 Pelaksanaan pengecoran mempunyai tingkat kesulitan cukup tinggi
sehingga memerlukan waktu pelaksanaan yang lebih lama dari waktu
setting beton normal
 Lokasi batching plant yang cukup jauh
 Kondisi lalu lintas yang dilalui oleh mobil mixer tidak lancar
 Pengecoran dengan kondisi cuaca panas yang berpotensi mengakibatkan
kehilangan kelembaban lebih cepat
 Proses finishing yang memerlukan waktu yang lebih lama sehingga waktu
setting beton yang lebih lama diperlukan
Penggunaan bahan tambah ini harus memperhatikan waktu penutupan
permukaan beton (sealing dan troweling) tidak boleh terburu-buru karena
proses initial setting dan bleeding yang lebih lambat dari beton normal.
Efek dari penggunaan retarding admixture yang perlu diwaspadai, antara
lain :
1. Beberapa retarder mempunyai sifat menimbulkan gelembung udara dalam
beton
2. Beberapa retarder menyebabkan kehilangan slump yang lebih cepat
walaupun menyebabkan waktu setting yang lebih lambat, memperbesar
resiko susut pengeringan dan rangkak yang lebih tinggi
1.3 Tipe C “Accelerating Admixtures”
Accelerating Admixtures adalah bahan tambah yang berfungsi
untuk mempercepat pengikatan dan pengembangan kekuatan awal beton.
Bahan ini digunakan untuk mengurangi lamanya waktu pengeringan
(hidrasi), dan mempercepat pencapaian kekuatan beton.
Bahan tambah dengan fungsi accelerating digunakan dengan
tujuan utama mendapatkan kekuatan awal yang lebih tinggi pada beton
yang dikerjakan, misalkan jika elemen struktur beton yang diperlukan
untuk segera dibebani oleh pekerjaan berikutnya.
Penggunaan bahan tambah ini harus memperhatikan kadar ion
klorida terlarut dalam beton keras yang disyaratkan, tidak boleh terlewati
karena beresiko menimbulkan korosi pada besi atau baja tulangan.
Penggunaan bahan tambah ini harus memperhatikan dengan
seksama waktu setting yang lebih cepat dan curing yang dilakukan harus
sesempurna mungkin untuk mencapai kekuatan awal yang diinginkan
lebih tinggi.
Secara umum, kelompok bahan tambah ini dibagi menjadi tiga:
1) Larutan garam organic
2) Larutan campuran organic
3) Material miscellaneous
Yang termasuk jenis accelerator adalah : kalsium klorida, bromide,
karbonat dan silikat. Pada daerah-daerah yang menyebabkan korosi tinggi
tidak dianjurkan menggunakan accelerator jenis kalsium klorida. Dosis
maksimum yang dapat ditambahkan pada beton adalah sebesar 2 % dari
berat semen.
Admixture yang mempercepat proses pengerasan atau pertumbuhan
kekuatan pada umur dini dari beton. Admixture ini sebenarnya tidak
mempunyai efek tertentu terhadap setting time sekali pun demikian, dalam
praktek, setting time juga berkurang.
Yang biasa digunakan sebagai accelerator : Calcium Chlorida
(CaCl 2 )
CaCl 2 mungkin bertindak sebagai katalisator di dalam proses hidrasi C3S
dan C 2 S atau berfungsi sebagai pereduksi sifat alkalinitas dari larutan
sehingga mempercepat hidrasi silikat. Dengan menggunakan CaCl 2
proses hidrasi C 3A diperlambat , tetapi proses hidrasi normal dari semen
tidak berubah. CaCl 2 dapat ditambahkan untuk digunakan bersama semen
tipe III (rapid hardening) dan juga semen biasa/ Ordinary Portland
Cement (tipe I). CaCl 2 tidak boleh digunakan dengan semen yang
mempunyai kandungan alumina yang tinggi. Jumlah CaCl 2 yang
ditambahkan pada campuran harus dikontrol secara hati-hati. Asumsi :
Penambahan 1 % CaCl 2 (terhadap massa semen) mempengaruhi
kecepatan pengerasan seperti kenaikan temperatur sebesar 6º C.
Penambahan 1- 2% CaCl 2 umumnya cukup. CaCl 2 harus terdistribusi
secara seragam pada campuran di larutkan pada air pencampur. Pengaruh
CaCl 2 menurunkan daya tahan terhadap serangan sulfat terutama untuk
campuran kurus (lean mix) dan meningkatkan resiko reaksi alkali –
agregat bagi agregat yang reaktif. Kemungkinan korosi tulangan pada
beton bertulang menjadi besar dengan adanya ion chlorida Cl pada
campuran. Accelerator yang tidak mempunyai resiko ini: Calcium
formate.
1.4 Tipe D “Water Reducing and retarding Admixtures”
Water Reducing and Retarding Admixtures adalah bahan tambah yang
berfungsi ganda yaitu mengurangi jumlah air pencampur yang diperlukan
untuk menghasilkan beton dengan konsistensi tertentu dan menghambat
pengikatan awal.
Jenis bahan tambah yang berfungsi ganda yaitu untuk mengurangi
jumlah air pengaduk yang diperlukan pada beton tetapi tetap memperoleh
adukan dengan konsistensi tertentu sekaligus memperlambat proses
pengikatan awal dan pengerasan beton. Dengan menambahkan bahan ini
ke dalam beton, maka jumlah semen dapat dikurangi sebanding dengan
jumlah air yang dikurangi. Bahan ini berbentuk cair sehingga dalam
perencanaan jumlah air pengaduk beton, maka berat admixture ini harus
ditambahkan sebagai berat air total pada beton.
1.5 Tipe E “Water Reducing and Accelerating Admixtures”
Water Reducing and Accelerating Admixtures adalah bahan tambah
yang berfungsi ganda yaitu mengurangi jumlah air pencampur yang
diperlukan untuk menghasilkan beton dengan konsistensi tertentu dan
menghambat pengikatan awal.
Jenis bahan tambah yang berfungsi ganda yaitu untuk mengurangi
jumlah air pengaduk yang diperlukan pada beton tetapi tetap memperoleh
adukan dengan konsistensi tertentu sekaligus mempercepat proses
pengikatan awal dan pengerasan beton. Beton yang ditambah dengan
bahan tambah jenis ini akan dihasilkan beton dengan waktu pengikatan
yang cepat serta kadar air yang rendah tetapi tetap workable. Dengan
menggunakan bahan ini diinginkan beton yang mempunyai kuat tekan
tinggi dengan waktu pengikatan yang lebih cepat (beton mempunyai
kekuatan awal yang tinggi).
Pengaruhnya pada beton:
1.5.1. Kekuatan
Akan di dapatkan kuat tekan awal yang tinggi pada
beton.
1.5.2. Setting Time
Akan didapatakan setting time yang lebih pendek
dibanding beton normal lainnya. Pada kasus ini pengaruh
kalsium klorida pada setting time lebih besar daripada
kalsium format.
1.5.3. Workability
Pada kasus ini, kalsium klorida dan kalsium
format memberikan sedikit peningkatan dalam
workabilitas. Peningkatan yang lebih besar dalam
workabilitas dapat diperoleh dengan kombinasi
accelerator dengan bahan water reducing.
1.5.4. Air Entrainment
Hampir semua accelerator tidak mengandung
derajat air entrainment.
1.5.5. Bleeding
Bahan tambah jenis ini tidak mempengaruhi
bleeding.
1.5.6. Panas Hidrasi
Accelerator meningkatkan panas yang dihasilkan
dan memberikan kenaikan suhu yang lebih besar daripada
campuran bahan biasa.
1.5.7. Perubahan Volume
Pada kasus ini kalsium klorida
meningkatkan creep maupun drying shrinkage. Kalsium
format meningkatkan drying shrinkage tetapi data yang
ada menunjukkan ada sedikit pengaruh pada creep.
1.5.8. Durability
Kalsium klorida mempunyai kemampuan
memecahkan pasivity alamiah yang diberikan beton
dengan menggunakan semen portland, dengan demikian
akan memperbesar korosi pada baja atau logam tertanam.
Bahan tambah dengan fungsi water reducing + retarding digunakan
dengan tujuan utama untuk menambah kekuatan beton karakteristik
jangka panjang. Penggunaan bahan tambah ini pada umumnya tidak
mengubah kadar semen dan komposisi agregat yang digunakan pada
desain mix untuk beton normal yang direncanakan.
1.6 Tipe F “Water Reducing, High range Admixture”
Water Reducing, High range Admixture adalah bahan tambah yang
berfungsi untuk mengurangi jumlah air pencampur yang diperlukan untuk
menghasilkan beton dengan konsistensi tertentu, sebanyak 12% atau lebih.
Fungsinya untuk mengurangi jumlah air pencampur yang diperlukan
untuk menghasilkan beton dengan konsistensi tertentu, sebanyak 12% atau
lebih. Kadar pengurangan air dalam bahan ini lebih tinggi sehingga
diharapkan kekuatan beton yang dihasilkan lebih tinggi dengan air yang
sedikit tetapi tingkat kemudahan pekerjaan juga lebih tinggi. Jenis bahan
tambah ini dapat berupa superplasticizer. Bahan jenis ini pun termasuk
dalam bahan kimia tambahan yang baru, dan disebut sebagai “bahan
tambahan kimia pengurang air”. Tiga jenis plastisizer yang dikenal adalah
(1). Kondensi sulfonat melamin formadehid dengan kandungan klorida
sebesar 0.005%, (3). Sulfonat nafthalin formaldehid dengan kandungan
klorida yang dapat diabaikan dan (3). Modifikasi lignosulfonat tanpa
kandungan klorida. Ketiga jenis bahan tambahan tersebut dibuat dari
sulfonat organik dan disebut superplastisizer, karena dapat mengurangi
pemakaian air pada campuran beton dan meningkatkan slump beton
sampai 8 inch (208 mm) atau lebih. Dosis yang disarankan adalah 1%
sampai 2% dari berat semen. Dosis yang berlebihan akan menyebabkan
menurunnya kekuatan tekan beton.
1.7 Tipe G “Water Reducing, high range Retarding Admixtures“
Water Reducing, High Range Retarding admixtures adalah bahan
tambah yang berfungsi untuk mengurangi jumlah air pencampur yang
diperlukan untuk menghasilkan beton dengan konsistensi tertentu,
sebanyak 12 % atau lebih sekaligus menghambat pengikatan dan
pengerasan beton. Bahan ini merupakan gabungan superplasticizer dengan
memperlambat waktu ikat beton. Digunakan apabila pekerjaan sempit
karena keterbatasan sumberdaya dan ruang kerja.
Bahan tambah dengan fungsi HRWR + retarding digunakan untuk
mendapatkan efek serupa dengan bahan tambah tipe D dengan
pengurangan berat air yang digunakan sebesar 12% atau lebih (sampai
40%). Tujuan dan penggunaannya sama dengan bahan tambah tipe D.
Pencampuran bahan tambah tipe G dapat dilakukan di batcing plant atau
di lokasi proyek. Beberapa jenis superplasticizer mempunyai klasifikasi
sebagai bahan tambah tipe G.
2. Bahan tambah mineral (additive)
Jenis bahan tambah mineral (additive) yang ditambahkan pada beton
dimaksudkan untuk meningkatkan kinerja kuat tekan beton dan lebih bersifat
penyemenan. Beton yang kekurangan butiran halus dalam agregat menjadi tidak kohesif
dan mudah bleeding. Untuk mengatasi kondisi ini biasanya ditambahkan bahan tambah
additive yang berbentuk butiran padat yang halus. Penambahan additive biasanya
dilakukan pada beton kurus, dimana betonnya kekurangan agregat halus dan beton
dengan kadar semen yang biasa tetapi perlu dipompa pada jarak yang jauh. Yang
termasuk jenis additive adalah : pozzollan, fly ash, slag dan silica fume.
Adapun keuntungan penggunaan additive adalah (Mulyono T, 2003) :
 Memperbaiki workability beton
 Mengurangi panas hidrasi
 Mengurangi biaya pekerjaan beton
 Mempertinggi daya tahan terhadap serangan sulfat
 Mempertinggi daya tahan terhadap serangan reaksi alkali-silika
 Menambah keawetan (durabilitas) beton
 Meningkatkan kuat tekan beton
 Meningkatkan usia pakai beton
 Mengurangi penyusutan
 Membuat beton lebih kedap air
Terdapat beberapa jenis additive, yaitu:
2.1 Pozzolan
Pozzolan adalah bahan yang mengandung senyawa silica dan alumina dimana
bahan pozzolan tersebut tidak mempunyai sifat seperti semen, akan tetapi dengan
bentuknya yang halus dan dengan adanya air, maka senyawa-senyawa tersebut akan
bereaksi secara kimiawi dengan Kalsium hidroksida (senyawa hasil reaksi antara semen
dan air) pada suhu kamar membentuk senyawa Kalsium Aluminat hidrat yang
mempunyai sifat seperti semen.
Bahan Pozzolan terbagi 2 yaitu :
a. Pozzolan Alam (Natural) : Tufa, abu vulkanis dan tanah diatomae. Di
Indonesia Pozzolan alam dikenal dengan nama Trass.
b. Pozzolan Buatan (Sintetis) : yang termasuk dalam jenis ini adalah hasil
pembakaran tanah liat dan hasil pembakaran batu bara (Fly Ash)
Mineral pembantu yang digunakan umumnya mempunyai komponen aktif yang
bersifat pozzolanik (disebut juga mineral pozzolan). Pozzolan adalah bahan alam atau
buatan yang sebagaian besar terdiri dari unsur-unsur silikat dan aluminat yang reaktif
(Persyaratan Umum Bahan Bangunan di Indonesia, PUBI-1982). Pozzolan tidak
memiliki sifat semen, tetapi dalam keadaan halus (lolos ayakan 0,21 mm) bereaksi
dengan air dan kapur padam pada suhu normal 24-27ºC menjadi suatu massa padat yang
tidak larut dalam air.
Pozzolan dapat dipakai sebagai bahan tambah atau pengganti sebagai semen portland.
Bila pozzolan dipakai sebagai bahan tambah akan menjadikan beton lebih mudah diaduk,
lebih rapat air, dan lebih tahan terhadap serangan kimia. Beberapa pozzolan dapat
mengurangi pemuaian akibat proses reaksi alkali-agregat (reaksi alkali dalam semen
dengan silika dalam agregat), dengan demikian mengurangi retak-retak beton akibat
reaksi tersebut. Pada pembuatan beton massa pemakaian pozzolan sangat menguntungkan
karena menghemat semen, dan mengurangi panas hidrasi (Kardiyono, 1996)
Berlawanan dengan reaksi hidrasi dari semen dengan air yang berlangsung cepat dan
kemudian membentuk gel kalsium silikat hidrat dan kalsium hidroksida, reaksi
pozzolanik ini berlangsung dengan lambat sehingga pengaruhnya lebih kepada kekuatan
akhir dari beton. Panas hidrasi yang dihasilkan juga jauh lebih kecil daripada semen
portland sehingga efektif untuk pengecoran pada cuaca panas atau beton masif.
Material pozzolan dapat berupa material yang sudah terjadi secara alami ataupun yang
didapat dari sisa industri. Masing-masing mempunyai komponen aktif yang berbeda.
komponen aktif mineral pembantu yang berasal dari material alami dan material sisa
proses industri. Umumnya material pozzolan ini lebih murah daripada semen portland
sehingga biasanya digunakan sebagai pengganti sebagian semen. Persentase maksimum
penggantian ini harus diperhatikan karena dapat menyebabkan penurunan kekuatan
beton. Kebutuhan air pada beton dapat meningkat untuk kelecakan yang sama karena
ukuran partikel meterial pozzolan yang halus. Namun bentuk partikel material ini akan
mempengaruhi kebutuhan akan airnya.
Mineral pada campuran beton biasanya berupa pozzolan dan material lain
pengganti agregat, seperti agregat ringan dan berat, serat. Pozzolan merupakan bahan
alami atau buatan yang mempunyai sifat pozzolanik dengan unsur silika dan aluminat
yang aktif. Silika dan aluminat aktif ini akan bereaksi dengan kapur bebas, yang
merupakan sisa reaksi hidrasi air dengan semen, untuk menjadi tubermorite lagi yang
sama dengan hasil hidrasi air dengan semen sebelumnya, sehingga akan meningkatkan
kuat tekan beton.
2.2 Abu terbang batu bara (fly ash)
Menurut ASTM C168 (ASTM, 1995:304) abu terbang (fly ash) didefinisikan
sebagai butiran halus hasil residu pembakaran batubara atau bubuk batu bara. Fly ash
dapat dibedakan menjadi 2 yaitu fly ash yang normal yang dihasilkan dari pembakaran
batubara antrasit atau batubara biyomius dan fly ash terbang kelas C yang dihasilkan dari
batubara jenis lignite atau subbiumeus. Fly ash kelas C kemungkinan mengandung kapur
(lime) lebih dari 10% beratnya. Kandungan kimia yang dibutuhkan dalam fly ash
tercantum dalam tabel berikut (ASTM C. 618-95:305).
Tabel 1.1 kandungan kimia fly ash
Senyawa kimia Jenis F Jenis C
Oksida silika (SiO2)+Oksida Alumina (Al2O3)+
Oksida besi (Fe2O3), minimum %
70.0 50.0
Sulfur Trioksida (SO3), maksimum % 5.0 5.0
Kada air, maksimum % 3.0 3.0
Kehilangan panas, maksimum % 6.0 6.0
*Penggunaan sampai dengan 12% masih diijinkan jika ada perbaikan kinerja atau
hasil test laboratorium menunjukkan demikian
2.3 Slag
Slag merupakan hasil residu pembakaran tanur tinggi. Definisi slag dalam ASTM
C.989, “Standad Specification For Ground Granulated Blast Furnace Slag For Use In
Concrete Mortar”, (ASTM, 1995: 494) adalah produk non-metal yang merupakan
material berbentuk halus, granular hasil pembakaran yang kemudian didinginkan,
misalnya dengan mencelupkannya dalam air.
Keuntungan penggunaan slag dalam campuran beton adalah sebagai berikut
(Lewis, 1982).
 Mempertinggi kekuata tekan beton karena kecenderungan melambatnya
kenaikan kekuatan tekan.
 Menaikkan rasio antara kelenturan dan kuat tekan beton.
 Mengurangi variasi kekuatan tekan beton.
 Mempertinggi ketahanan terhadap sulfat dalam air laut.
 Mengurangi serangan alkah-silika.
 Menguragi panas hidrasi dan menurunkan suhu.
 Memperbaiki penyelesaian akhir dan memberi warna cerah pada beton.
 Mempertinggi keawetan karena pengaruh perubahan volume.
 Mengurangi porositas dan serangan klorida.
Faktor faktor untuk menentukan sifat penyemenan (cementious) dalam slag
adalah komposisi kimia, konsentrasi alkali dan reaksi terhadap sistem, kandungan kaca
dalam slag, kehalusan dan temperatur yang ditimbulkan selama proses hidrasi
berlangsung (Cain, 1994: 505).
2.4 Silica fume
Menurut standar “Spesification For Silica Fume For Use In Cement Hydraulic
Cemen Concrete And Mortar“ (ASTM. C. 1240, 1995: 637-642) Silica fume adalah
material pozzolan yang halus, dimana komposisi silica lebih banyak yang dihasilkan dari
tanur tinggi atau sisa produksi silicon atau alloy besi silicon (dikenal sebagai gabungan
antara microsilika dengan silica fume).
Penggunaan silica fume dalam campuran beton dimaksudkan untuk menghasilkan
beton dengan kekuatan tekan yang tinggi. Beton dengan kekuatan tinggi digunakan,
misalnya untuk kolom struktur atau dinding geser, pre-cast atau beton pra-tegang dan
beberapa keperluan lain. Kriteria kekuaatan beton berkinerja tinggi saat ini sekitar 50-70
Mpa untuk umur 28 hari. Pengunaan silika fume berkisar antara 0-38% untuk
memperbaiki karakteristik kekuatan dan keawetan beton dengan faktor semen sebesar
0,34 dan 0,28 dengan atau tanpa bahan superplastisizer dan nilai slump 50 mm
(Yogendran, et al, 1987: 124-129).
Selain dari tabel diatas, komposisi kimia dan fisika yang dibutuhkan silica fume
dapat dilihat di Tabel 1 sampai Tabel 4 ASTM. C.1240.
2.5 Bahan tambah mineral lainnya
Terdapat beberapa bahan tambah mineral lainnya yang lazim digunakan dalam
industri beton Indonesia, yaitu:
2.5.1. Air entraining
Bahan tambah ini membentuk gelembung-gelembung udara
berdiameter 1mm atau lebih kecil di dalam beton atau mortar selama
pencampuran, dengan maksud mempermudah pengerjaan beton pada saat
pengecoran dan menambahkan ketahanan awal beton.
2.5.2. Beton tanpa slump
Beton tanpa slump didefinisikan sebagai beton yang mempunyai
slump sebesar 1 inch (25.4 mm) atau kurang, sesaat setelah pencampuran.
Pemilihan bahan tembah ini tergantung pada sifat-sifat beton yang
diinginkan terjadi, seperti sifat plastisnya, waktu pengikat dan pencapaian
kekuatan, efek beku cair, kekuatan dan harga dari beton tersebut.
2.5.3. Polimer
Ini adalah produk bahan tambah yang baru yang dapat
menghasilkan kekutan tekan beton yang tinggi sekitar 15000 psi (1.00 psi
= 6.9 Mpa) atau lebih, dan kekuatan belah tariknya sekitar 1.500 psi atau
lebih. Beton dengan kekuatan tinggi ini biasanya diproduksi dengan
menggunakan polimer dengan cara :
 Memodifikasi sifat beton dengan mengurangi air di
lapangan
 Menjenuhkan dan memancarkannya pada temperature yang
sangat tinggi di laboratorium.
2.5.4. Bahan pembantu untuk mengeraskan permukaan beton
Permukaan beton yang harus menanggung beban-beban yang berat
dan hidup serta selalu dalam keadaan berputar atau berpindah-pindah,
seperti lantai untuk bengkel-bengkel alat-alat berat(heavy equipment) dan
lainnya. Pembebanan ini akan menyebabkan pengausan pada permukaan
beton, yang sering bertambahnya menyebabkan rusaknya permukaan
beton tersebut. Unutk menghindari hal ini dapat digunakan dua jenis
bahan untuk mengeraskan beton, yaitu:
 Agregat beton terbuat dari bahan kimia
 Agregat metalik, terdiri dari butiran-butiran yang halus.
2.5.5. Bahan pembantu kedap air (water proofing)
Jika beton terletak di dalam air atau berada di dekat permukaan air
tanah (misalnya beton yang digunakan pada permukaan tunnel) maka
beton tersebut tidak boleh mengalami rembesan sehingga harus
diusahakan agar kedap air. Salah satu bahan yang dapat digunakan adalah
bahan yang mempunyai pertikel-pertikel halus dan gradaso yang menerus
dalam pencampuran beton. Bahan-bahan semacam itu akan mengurangi
permeabilitas.
2.5.6. Bahan tambah pemberi warna
Beton yang dieksposes permukaannya biasanya memerlukan
keindahan bahan yang digunakan untuk member warna pada permukaan
beton ini cat (coating), yang dilapiskan setelah pengerjaan beton selesai.
Cara lain adalah menambahkan bahan warna, misalnya oker masih segar.
Bahan-bahan ini biasanya dicampurkan dalam suatu adukan yang mutunya
terjamin baik. Cara ini merupakan cara yang terbaik. Selain itu dapat
pemeberian warna pula dilakukan dengan cara menaburkan pasir silica
atau agregat metalik selagi permukaan beton dalam keadaan segar.
2.5.7. Bahan tambah untuk memperkuat ikatan beton lama dengan beton baru
(bonding agent for concrete)
Penuangan beton segar di atas permukaan beton lama sering
mengalami kesulitan dalam pengikatan (penyatuannya). Untuk
mengatasinya, perlu ditambahkan suatu bahan tambah agar terjadi ikatan
yang menyatu atara permukaan yang lama dengan permukaan yang baru,
jenis bahan tambah tersebut biasanya disebut bonding agent yang
merupakan larutan polimer.
2.6 Tipe tipe Mineral Additive
Tipe-tipe Mineral Admixture yaitu:
2.6.1. Material Cementitious
Dapat bereaksi langsung dengan air. Bahan ini mengandung silikat
dan kalsium aluminosilikat. Contoh: Blast Furnace Slag, yaitu bahan
buangan industri baja yang menggunakan tanur pijar.
2.6.2. Material Pozzolanic
Material yang dapat bereaksi dengan kapur bebas (Ca(OH)2) plus
air. Komposisinya didominasi oleh siliceous dan aluminous. Contoh: Abu
Terbang kelas F, yaitu sisa buangan Industri Pembangkit Listrik yang
menggunakan batubara jenis bituminous atau anthracite. Selain itu, silica
fume (hasil sampingan produksi elemen silicon), juga bahan pozzolanic.
Komposisinya didominasi oleh unsur amorphous silica.
2.6.3. Material Pozzolanic dan Cementitious
Material ini dapat bereaksi dengan air saja atau dengan kapur
bebas (Ca(OH)2) plus air. Komposisinya didominasi oleh siliceous,
aluminous dan kapur. Contoh: Abu Terbang kelas C, yaitu sisa buangan
Industri PLTU yang menggunakan barubara jenis lignite atau
subbituminous.
2.6.4. Material Inert
Material ini tidak bereaksi secara kimiawi dengan unsur-unsur
semen. Contoh: bahan buangan pabrik batu marmer, bahan kuarsa yang
sudah dihaluskan dan lain-lain.

More Related Content

What's hot

Gaya yang ditimbulkan oleh pancaran zat cair
Gaya yang ditimbulkan oleh pancaran zat cairGaya yang ditimbulkan oleh pancaran zat cair
Gaya yang ditimbulkan oleh pancaran zat cairGanisa Elsina Salamena
 
SIMULASI BANGUNAN DENGAN OSCILLATOR (SDOF) Single Degree Of Freedom
SIMULASI BANGUNAN DENGAN OSCILLATOR (SDOF) Single Degree Of FreedomSIMULASI BANGUNAN DENGAN OSCILLATOR (SDOF) Single Degree Of Freedom
SIMULASI BANGUNAN DENGAN OSCILLATOR (SDOF) Single Degree Of FreedomFahreza Azhar
 
Aliran fluida-pada-aluran-tertutup-pipa
Aliran fluida-pada-aluran-tertutup-pipaAliran fluida-pada-aluran-tertutup-pipa
Aliran fluida-pada-aluran-tertutup-pipacahpati138
 
laporan praktikum batas cair
laporan praktikum batas cairlaporan praktikum batas cair
laporan praktikum batas cairVickha Idris
 
Perbedaan Baja Karbon Rendah, Baja Karbon Menengah, dan Baja Karbon Tinggi
Perbedaan Baja Karbon Rendah, Baja Karbon Menengah, dan Baja Karbon TinggiPerbedaan Baja Karbon Rendah, Baja Karbon Menengah, dan Baja Karbon Tinggi
Perbedaan Baja Karbon Rendah, Baja Karbon Menengah, dan Baja Karbon TinggiAbdul Ghofur
 
Manual perkerasan jalan 07 juli 2017 (kiat) oke
Manual perkerasan jalan   07  juli 2017 (kiat) okeManual perkerasan jalan   07  juli 2017 (kiat) oke
Manual perkerasan jalan 07 juli 2017 (kiat) okeandangsadewa
 
Pembahasan admixture
Pembahasan admixturePembahasan admixture
Pembahasan admixtureahmadamin1997
 
Pengujian berat jenis dan penyerapan
Pengujian berat jenis dan penyerapanPengujian berat jenis dan penyerapan
Pengujian berat jenis dan penyerapanM Hayale
 
SNI 2847-2013 Persyaratan Beton Struktural Untuk Bangunan Gedung
SNI 2847-2013 Persyaratan Beton Struktural Untuk Bangunan GedungSNI 2847-2013 Persyaratan Beton Struktural Untuk Bangunan Gedung
SNI 2847-2013 Persyaratan Beton Struktural Untuk Bangunan GedungMira Pemayun
 
Bahan ajar pondasi 2
Bahan ajar pondasi 2Bahan ajar pondasi 2
Bahan ajar pondasi 2pakkamba
 
Elemen Mesin 2 - Perencanaan Poros dengan Beban Puntir
Elemen Mesin 2 - Perencanaan Poros dengan Beban PuntirElemen Mesin 2 - Perencanaan Poros dengan Beban Puntir
Elemen Mesin 2 - Perencanaan Poros dengan Beban PuntirDewi Izza
 

What's hot (20)

Gaya yang ditimbulkan oleh pancaran zat cair
Gaya yang ditimbulkan oleh pancaran zat cairGaya yang ditimbulkan oleh pancaran zat cair
Gaya yang ditimbulkan oleh pancaran zat cair
 
SIMULASI BANGUNAN DENGAN OSCILLATOR (SDOF) Single Degree Of Freedom
SIMULASI BANGUNAN DENGAN OSCILLATOR (SDOF) Single Degree Of FreedomSIMULASI BANGUNAN DENGAN OSCILLATOR (SDOF) Single Degree Of Freedom
SIMULASI BANGUNAN DENGAN OSCILLATOR (SDOF) Single Degree Of Freedom
 
Aliran fluida-pada-aluran-tertutup-pipa
Aliran fluida-pada-aluran-tertutup-pipaAliran fluida-pada-aluran-tertutup-pipa
Aliran fluida-pada-aluran-tertutup-pipa
 
Ptm alat berat
Ptm alat beratPtm alat berat
Ptm alat berat
 
laporan praktikum batas cair
laporan praktikum batas cairlaporan praktikum batas cair
laporan praktikum batas cair
 
Perbedaan Baja Karbon Rendah, Baja Karbon Menengah, dan Baja Karbon Tinggi
Perbedaan Baja Karbon Rendah, Baja Karbon Menengah, dan Baja Karbon TinggiPerbedaan Baja Karbon Rendah, Baja Karbon Menengah, dan Baja Karbon Tinggi
Perbedaan Baja Karbon Rendah, Baja Karbon Menengah, dan Baja Karbon Tinggi
 
Ilmu Bahan
Ilmu BahanIlmu Bahan
Ilmu Bahan
 
Manual perkerasan jalan 07 juli 2017 (kiat) oke
Manual perkerasan jalan   07  juli 2017 (kiat) okeManual perkerasan jalan   07  juli 2017 (kiat) oke
Manual perkerasan jalan 07 juli 2017 (kiat) oke
 
Kuliah dinamika-lengkap
Kuliah dinamika-lengkapKuliah dinamika-lengkap
Kuliah dinamika-lengkap
 
laporan praktikum motor bakar
laporan praktikum motor bakarlaporan praktikum motor bakar
laporan praktikum motor bakar
 
Pembahasan admixture
Pembahasan admixturePembahasan admixture
Pembahasan admixture
 
Ppt limbah
Ppt limbahPpt limbah
Ppt limbah
 
Pengujian berat jenis dan penyerapan
Pengujian berat jenis dan penyerapanPengujian berat jenis dan penyerapan
Pengujian berat jenis dan penyerapan
 
Kuat geser
Kuat geserKuat geser
Kuat geser
 
Industri polimer
Industri polimerIndustri polimer
Industri polimer
 
SNI 2847-2013 Persyaratan Beton Struktural Untuk Bangunan Gedung
SNI 2847-2013 Persyaratan Beton Struktural Untuk Bangunan GedungSNI 2847-2013 Persyaratan Beton Struktural Untuk Bangunan Gedung
SNI 2847-2013 Persyaratan Beton Struktural Untuk Bangunan Gedung
 
Bahan ajar pondasi 2
Bahan ajar pondasi 2Bahan ajar pondasi 2
Bahan ajar pondasi 2
 
Filtrasi d
Filtrasi dFiltrasi d
Filtrasi d
 
Mekanika Fluida
Mekanika FluidaMekanika Fluida
Mekanika Fluida
 
Elemen Mesin 2 - Perencanaan Poros dengan Beban Puntir
Elemen Mesin 2 - Perencanaan Poros dengan Beban PuntirElemen Mesin 2 - Perencanaan Poros dengan Beban Puntir
Elemen Mesin 2 - Perencanaan Poros dengan Beban Puntir
 

Viewers also liked

Proses pembuatan-semen-pada-pt-holcim-indonesia-tbk
Proses pembuatan-semen-pada-pt-holcim-indonesia-tbkProses pembuatan-semen-pada-pt-holcim-indonesia-tbk
Proses pembuatan-semen-pada-pt-holcim-indonesia-tbkrino firsa
 
Pengertian polimer
Pengertian polimerPengertian polimer
Pengertian polimervephemimosa
 
Makalah Stoikiometri
Makalah StoikiometriMakalah Stoikiometri
Makalah Stoikiometriatuulll
 
Proses pembuatan semen - bahan galian industri
Proses pembuatan semen - bahan galian industriProses pembuatan semen - bahan galian industri
Proses pembuatan semen - bahan galian industriBonita Susimah
 
Pkl pt. semen gresik tbk. (pabrik tuban)
Pkl pt. semen gresik tbk. (pabrik tuban)Pkl pt. semen gresik tbk. (pabrik tuban)
Pkl pt. semen gresik tbk. (pabrik tuban)gilank_upn
 
Makalah alkana alkena alkuna
Makalah alkana alkena alkunaMakalah alkana alkena alkuna
Makalah alkana alkena alkunanoname8371
 
Resiko, keunggulan, dan kelemahan pada sektor semen
Resiko, keunggulan, dan kelemahan pada sektor semenResiko, keunggulan, dan kelemahan pada sektor semen
Resiko, keunggulan, dan kelemahan pada sektor semenLisa Gunawan (Revspring)
 
Vertical mill
Vertical millVertical mill
Vertical millilham008
 
Presentase pengolahan semen
Presentase pengolahan semenPresentase pengolahan semen
Presentase pengolahan semenNinolia Kazudari
 
Teknik Industri proses kimia semen dan kapur
Teknik Industri proses kimia semen dan kapurTeknik Industri proses kimia semen dan kapur
Teknik Industri proses kimia semen dan kapurIqbal Nak-bah Nak-bah
 
Presentasi kimia-koloid SMA
Presentasi kimia-koloid SMAPresentasi kimia-koloid SMA
Presentasi kimia-koloid SMAIrhuel_Abal2
 
Materi redoks dan elektro kimia
Materi redoks dan elektro kimiaMateri redoks dan elektro kimia
Materi redoks dan elektro kimiaandhy28
 
Sistem Koloid SMAN 81 Jakarta
Sistem Koloid SMAN 81 JakartaSistem Koloid SMAN 81 Jakarta
Sistem Koloid SMAN 81 JakartaHanarsp
 

Viewers also liked (20)

Proses pembuatan-semen-pada-pt-holcim-indonesia-tbk
Proses pembuatan-semen-pada-pt-holcim-indonesia-tbkProses pembuatan-semen-pada-pt-holcim-indonesia-tbk
Proses pembuatan-semen-pada-pt-holcim-indonesia-tbk
 
Polimer makalah
Polimer makalahPolimer makalah
Polimer makalah
 
Pengertian polimer
Pengertian polimerPengertian polimer
Pengertian polimer
 
Makalah Stoikiometri
Makalah StoikiometriMakalah Stoikiometri
Makalah Stoikiometri
 
Proses pembuatan semen - bahan galian industri
Proses pembuatan semen - bahan galian industriProses pembuatan semen - bahan galian industri
Proses pembuatan semen - bahan galian industri
 
Pkl pt. semen gresik tbk. (pabrik tuban)
Pkl pt. semen gresik tbk. (pabrik tuban)Pkl pt. semen gresik tbk. (pabrik tuban)
Pkl pt. semen gresik tbk. (pabrik tuban)
 
Makalah alkana alkena alkuna
Makalah alkana alkena alkunaMakalah alkana alkena alkuna
Makalah alkana alkena alkuna
 
Resiko, keunggulan, dan kelemahan pada sektor semen
Resiko, keunggulan, dan kelemahan pada sektor semenResiko, keunggulan, dan kelemahan pada sektor semen
Resiko, keunggulan, dan kelemahan pada sektor semen
 
SEMEN PORTLAND
SEMEN PORTLANDSEMEN PORTLAND
SEMEN PORTLAND
 
Koloid
KoloidKoloid
Koloid
 
Modul 3
Modul 3Modul 3
Modul 3
 
Vertical mill
Vertical millVertical mill
Vertical mill
 
Presentase pengolahan semen
Presentase pengolahan semenPresentase pengolahan semen
Presentase pengolahan semen
 
Koloid
KoloidKoloid
Koloid
 
Teknik Industri proses kimia semen dan kapur
Teknik Industri proses kimia semen dan kapurTeknik Industri proses kimia semen dan kapur
Teknik Industri proses kimia semen dan kapur
 
Protein (part2)
Protein (part2)Protein (part2)
Protein (part2)
 
Makalah koloid
Makalah koloidMakalah koloid
Makalah koloid
 
Presentasi kimia-koloid SMA
Presentasi kimia-koloid SMAPresentasi kimia-koloid SMA
Presentasi kimia-koloid SMA
 
Materi redoks dan elektro kimia
Materi redoks dan elektro kimiaMateri redoks dan elektro kimia
Materi redoks dan elektro kimia
 
Sistem Koloid SMAN 81 Jakarta
Sistem Koloid SMAN 81 JakartaSistem Koloid SMAN 81 Jakarta
Sistem Koloid SMAN 81 Jakarta
 

Similar to Makalah kimia semen

Bahan tambah beton
Bahan tambah betonBahan tambah beton
Bahan tambah betonDenny AB
 
Presentation BETON - ( silica fume).pptx
Presentation BETON - ( silica fume).pptxPresentation BETON - ( silica fume).pptx
Presentation BETON - ( silica fume).pptxahmedcholid1
 
fly ash pada beton mutu tinggi
fly ash pada beton mutu tinggifly ash pada beton mutu tinggi
fly ash pada beton mutu tinggidewi shinta
 
Jurnal TA Analisis Pengaruh Temperatur Tinggi Terhadap Kuat Tekan Beton Yang ...
Jurnal TA Analisis Pengaruh Temperatur Tinggi Terhadap Kuat Tekan Beton Yang ...Jurnal TA Analisis Pengaruh Temperatur Tinggi Terhadap Kuat Tekan Beton Yang ...
Jurnal TA Analisis Pengaruh Temperatur Tinggi Terhadap Kuat Tekan Beton Yang ...Sumarno Feriyal
 
Bahan kuliah _teknologi_beton
Bahan kuliah _teknologi_betonBahan kuliah _teknologi_beton
Bahan kuliah _teknologi_betonramabhakti123
 
Digital 122933 r010843-pengaruh pemakaian-literatur
Digital 122933 r010843-pengaruh pemakaian-literaturDigital 122933 r010843-pengaruh pemakaian-literatur
Digital 122933 r010843-pengaruh pemakaian-literaturkusmira
 
Artikel opini tentang kimia dan hubungannya dengan teknik sipil
Artikel opini tentang kimia dan hubungannya dengan teknik sipilArtikel opini tentang kimia dan hubungannya dengan teknik sipil
Artikel opini tentang kimia dan hubungannya dengan teknik sipilRijal Syam
 
No - Fines Concrete
No - Fines ConcreteNo - Fines Concrete
No - Fines ConcreteWSKT
 
Teknologi Beton - Perkembangan Beton
Teknologi Beton - Perkembangan BetonTeknologi Beton - Perkembangan Beton
Teknologi Beton - Perkembangan Betonnoussevarenna
 
Tugas pemeliharaan dan perbaikan bangunan
Tugas  pemeliharaan dan perbaikan bangunanTugas  pemeliharaan dan perbaikan bangunan
Tugas pemeliharaan dan perbaikan bangunanagusalrassed
 
Teknologi beton mutu tinggi
Teknologi beton mutu tinggiTeknologi beton mutu tinggi
Teknologi beton mutu tinggiIndah Samad
 
Jaringan air bersih
Jaringan air bersihJaringan air bersih
Jaringan air bersihrio aditama
 
Bahan aditif pada beton
Bahan aditif pada betonBahan aditif pada beton
Bahan aditif pada betonIhsan Ismail
 
MEDIUM CONCRETE 1.pptx
MEDIUM CONCRETE 1.pptxMEDIUM CONCRETE 1.pptx
MEDIUM CONCRETE 1.pptxTasyaGalih
 

Similar to Makalah kimia semen (20)

Bahan tambah beton
Bahan tambah betonBahan tambah beton
Bahan tambah beton
 
Teknologi beton
Teknologi betonTeknologi beton
Teknologi beton
 
Presentation BETON - ( silica fume).pptx
Presentation BETON - ( silica fume).pptxPresentation BETON - ( silica fume).pptx
Presentation BETON - ( silica fume).pptx
 
fly ash pada beton mutu tinggi
fly ash pada beton mutu tinggifly ash pada beton mutu tinggi
fly ash pada beton mutu tinggi
 
Jurnal TA Analisis Pengaruh Temperatur Tinggi Terhadap Kuat Tekan Beton Yang ...
Jurnal TA Analisis Pengaruh Temperatur Tinggi Terhadap Kuat Tekan Beton Yang ...Jurnal TA Analisis Pengaruh Temperatur Tinggi Terhadap Kuat Tekan Beton Yang ...
Jurnal TA Analisis Pengaruh Temperatur Tinggi Terhadap Kuat Tekan Beton Yang ...
 
aplikasi semen
aplikasi semenaplikasi semen
aplikasi semen
 
Bahan kuliah _teknologi_beton
Bahan kuliah _teknologi_betonBahan kuliah _teknologi_beton
Bahan kuliah _teknologi_beton
 
Digital 122933 r010843-pengaruh pemakaian-literatur
Digital 122933 r010843-pengaruh pemakaian-literaturDigital 122933 r010843-pengaruh pemakaian-literatur
Digital 122933 r010843-pengaruh pemakaian-literatur
 
Artikel opini tentang kimia dan hubungannya dengan teknik sipil
Artikel opini tentang kimia dan hubungannya dengan teknik sipilArtikel opini tentang kimia dan hubungannya dengan teknik sipil
Artikel opini tentang kimia dan hubungannya dengan teknik sipil
 
Modul 2
Modul 2Modul 2
Modul 2
 
Alat dan bahan bab3
Alat dan bahan bab3Alat dan bahan bab3
Alat dan bahan bab3
 
semen
semensemen
semen
 
No - Fines Concrete
No - Fines ConcreteNo - Fines Concrete
No - Fines Concrete
 
Tugas Akhir (UAS)
Tugas Akhir (UAS)Tugas Akhir (UAS)
Tugas Akhir (UAS)
 
Teknologi Beton - Perkembangan Beton
Teknologi Beton - Perkembangan BetonTeknologi Beton - Perkembangan Beton
Teknologi Beton - Perkembangan Beton
 
Tugas pemeliharaan dan perbaikan bangunan
Tugas  pemeliharaan dan perbaikan bangunanTugas  pemeliharaan dan perbaikan bangunan
Tugas pemeliharaan dan perbaikan bangunan
 
Teknologi beton mutu tinggi
Teknologi beton mutu tinggiTeknologi beton mutu tinggi
Teknologi beton mutu tinggi
 
Jaringan air bersih
Jaringan air bersihJaringan air bersih
Jaringan air bersih
 
Bahan aditif pada beton
Bahan aditif pada betonBahan aditif pada beton
Bahan aditif pada beton
 
MEDIUM CONCRETE 1.pptx
MEDIUM CONCRETE 1.pptxMEDIUM CONCRETE 1.pptx
MEDIUM CONCRETE 1.pptx
 

Recently uploaded

PPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptx
PPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptxPPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptx
PPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptxSDN1Wayhalom
 
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannyaModul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannyaAnggrianiTulle
 
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptxCASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptxresidentcardio13usk
 
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdfmateri+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdfkaramitha
 
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...
Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...laila16682
 
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdfDampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdfssuser4743df
 
hormon Asam Jasmonat dan Lainnya, pengatur tumbuh tanaman
hormon Asam Jasmonat dan Lainnya, pengatur tumbuh tanamanhormon Asam Jasmonat dan Lainnya, pengatur tumbuh tanaman
hormon Asam Jasmonat dan Lainnya, pengatur tumbuh tanamanAprissiliaTaifany1
 
Power Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptx
Power Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptxPower Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptx
Power Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptxSitiRukmanah5
 
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptxTEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptxSyabilAfandi
 
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptxMateri Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptxIKLASSENJAYA
 

Recently uploaded (10)

PPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptx
PPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptxPPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptx
PPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptx
 
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannyaModul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
 
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptxCASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
 
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdfmateri+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
 
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...
Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...
 
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdfDampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
 
hormon Asam Jasmonat dan Lainnya, pengatur tumbuh tanaman
hormon Asam Jasmonat dan Lainnya, pengatur tumbuh tanamanhormon Asam Jasmonat dan Lainnya, pengatur tumbuh tanaman
hormon Asam Jasmonat dan Lainnya, pengatur tumbuh tanaman
 
Power Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptx
Power Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptxPower Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptx
Power Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptx
 
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptxTEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
 
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptxMateri Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
 

Makalah kimia semen

  • 1. Makalah Kimia Semen “Bahan Tambah Kimia (Admixture) Dan Mineral (Additive) Pada Semen Dan Beton” Diajukan sebagai syarat memenuhi nilai mata kuliah kimia semen Kelompok 8: Anggota: 1. Aji Gunawan 2. Ebit Nuralam 3. Shinta Parmaswati POLITEKNIK NEGERI JAKARTA-PT. HOLCIM INDONESIA Tbk. KAMPUS UI – DEPOK Kode Pos 16425 Telp. (021) 7270036/7270042 Fax. (021) 7270042 Website: www.pnj.ac.id
  • 2. Bahan Tambah Bahan tambah (admixture) adalah bahan-bahan yang ditambahkan ke dalam campuran beton pada saat atau selama percampuran berlangsung. Fungsi dari bahan ini adalah untuk mengubah sifat-sifat dari beton agar menjadi lebih cocok untuk pekerjaan tertentu atau untuk menghemat biaya. Secara umum bahan tambah terbagi menjadi 2 jenis, yaitu: 1. Bahan tambah kimia (Admixture) 2. Bahan tambah mineral (Additive) 1. Bahan tambah kimia (Admixture) Chemical admixture (ASTM C 494), yaitu bahan tambah cairan kimia yang ditambahkan untuk mengendalikan waktu pengerasan (memperlambat atau mempercepat), mereduksi kebutuhan air, menambah kemudahan pengerjaan beton, meningkatkan nilai slump dan sebagainya. Menurut standar ASTM. C. 494 (1995: .254) dan Pedoman Beton 1989 SKBI.1.4.53.1989 (Ulasan Pedoman Beton 1989: 29), jenis bahan tambah dibedakan menjadi tujun tipe bahan tambah, yaitu : 1.1 Tipe A “Water-Reducing Admixtures” Water-Reducing Admixtures adalah bahan tambah yang mengurangi air pencampur yang diperlukan untuk menghasilkan beton dengan konsistensi tertentu. Bahan tambah yang berfungsi untuk mengurangi penggunaan air pengaduk untuk menghasilkan beton dengan konsistensi tertentu. Bahan tambah dengan fungsi water reducing digunakan dengan tujuan utama sesuai kebutuhan, sebagai berikut : o Mengurangi kadar air (fas) dengan tidak mengurangi semen dan slump
  • 3. o Meningkatkan slump dengan tidak mengurangi semen dan kadar air (fas) yang digunakan o Mengurangi semen yang digunakan dengan tidak mengurangi slump dan kadar air (fas) -- harus memperhatikan ketentuan pemakaian semen minimum sesuai peraturan Bahan tambah ini pada umumnya mengurangi pemakaian air sebanyak 5% - 12% dari pemakaian pada desain mix beton normal. Dengan menggunakan jenis bahan tambah ini akan dapat dicapai tiga hal, yaitu :  Hanya menambah/meningkatkan workability. Dengan menambahkan WRA ke dalam beton maka dengan fas (kadar air dan semen) yang sama akan didapatkan beton dengan nilai slump yang lebih tinggi. Dengan slump yang lebih tinggi, maka beton segar akan lebih mudah dituang, diaduk dan dipadatkan. Karena jumlah semen dan air tidak dikurangi dan workability meningkat maka akan diperoleh kekuatan tekan beton keras yang lebih besar dibandingkan beton tanpa WRA.  Menambah kekuatan tekan beton. Dengan mengurangi/memperkecil fas (jumlah air dikurangi, jumlah semen tetap) dan menambahkan WRA pada beton segar akan diperoleh beton dengan kekuatan yang lebih tinggi. Dari beberapa hasil penelitian ternyata dengan fas yang lebih rendah tetapi workability tinggi maka kuat tekan beton meningkat.  Mengurangi biaya (ekonomis). Dengan menambahkan WRA dan mengurangi jumlah semen serta air, maka akan diperoleh beton yang memiliki workability sama dengan beton tanpa WRA dan kekuatan tekannya juga sama dengan beton tanpa WRA. Dengan demikian beton lebih ekonomis karena dengan kekuatan yang sama dibutuhkan jumlah semen yang lebih sedikit.
  • 4. Bahan tambah ini biasa disebut water reducer atau plasticizer. Komposisi dari campuran bahan tambah ini diklasifikasikan secara umum menjadi 5 kelas : 1) Asam lignosulfonic dan kandungan garam-garam. 2) Modifikasi dan turunan asam lignosulfonic dan kandungan garam-garam. 3) Hydroxylated carboxylic acids dan kandungan garamnya. 4) Modifikasi hydroxylated carboxylic acids dan kandungan garam- garamnya. 5) Materi lain seperti : a) Materi inorganic seperti seng, garam-garam, barak, pospat, klorida. b) Asam amino dan turunannya. c) Karbohidrat, polisakarin, dan gula asam. d) Campuran polimer, seperti eter, turunan melamic, neptan, silicon, hidrokarbon-sulfat. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam penggunaan bahan tambah ini adalah air yang dibutuhkan, kandungan air, konsistensi, bleeding, dan kehilangan air pada saat beton segar, laju pengerasan, kekuatan tekan, dan lentur, ketahanan terhadap perubahan volume, susut pada saat pengeringan. Berdasarkan hal tersebut, menjadi hal penting untuk melakukan pengujian sebelum pelaksanaan pencampuran terhadap bahan tambah tersebut. 1.2 Tipe B “Retarding Admixtures” Retarding Admixtures adalah bahan tambah yang berfungsi untuk menghambat waktu pengikatan beton. Penggunaanya untuk menunda waktu pengikatan beton (setting time) misalnya karena kondisi cuaca yang panas, atau memperpanjang waktu untuk pemadatan untuk menghindari cold joints dan menghindari dampak penurunan saat beton segar pada saat pengecoran dilaksanakan. Bahan tambah dengan fungsi retarding digunakan dengan tujuan utama menunda waktu initial dan final setting dari adukan beton segar, dan
  • 5. mempertahankan workability beton pada cuaca panas, pada umumnya digunakan jika :  Pelaksanaan pengecoran mempunyai tingkat kesulitan cukup tinggi sehingga memerlukan waktu pelaksanaan yang lebih lama dari waktu setting beton normal  Lokasi batching plant yang cukup jauh  Kondisi lalu lintas yang dilalui oleh mobil mixer tidak lancar  Pengecoran dengan kondisi cuaca panas yang berpotensi mengakibatkan kehilangan kelembaban lebih cepat  Proses finishing yang memerlukan waktu yang lebih lama sehingga waktu setting beton yang lebih lama diperlukan Penggunaan bahan tambah ini harus memperhatikan waktu penutupan permukaan beton (sealing dan troweling) tidak boleh terburu-buru karena proses initial setting dan bleeding yang lebih lambat dari beton normal. Efek dari penggunaan retarding admixture yang perlu diwaspadai, antara lain : 1. Beberapa retarder mempunyai sifat menimbulkan gelembung udara dalam beton 2. Beberapa retarder menyebabkan kehilangan slump yang lebih cepat walaupun menyebabkan waktu setting yang lebih lambat, memperbesar resiko susut pengeringan dan rangkak yang lebih tinggi 1.3 Tipe C “Accelerating Admixtures” Accelerating Admixtures adalah bahan tambah yang berfungsi untuk mempercepat pengikatan dan pengembangan kekuatan awal beton.
  • 6. Bahan ini digunakan untuk mengurangi lamanya waktu pengeringan (hidrasi), dan mempercepat pencapaian kekuatan beton. Bahan tambah dengan fungsi accelerating digunakan dengan tujuan utama mendapatkan kekuatan awal yang lebih tinggi pada beton yang dikerjakan, misalkan jika elemen struktur beton yang diperlukan untuk segera dibebani oleh pekerjaan berikutnya. Penggunaan bahan tambah ini harus memperhatikan kadar ion klorida terlarut dalam beton keras yang disyaratkan, tidak boleh terlewati karena beresiko menimbulkan korosi pada besi atau baja tulangan. Penggunaan bahan tambah ini harus memperhatikan dengan seksama waktu setting yang lebih cepat dan curing yang dilakukan harus sesempurna mungkin untuk mencapai kekuatan awal yang diinginkan lebih tinggi. Secara umum, kelompok bahan tambah ini dibagi menjadi tiga: 1) Larutan garam organic 2) Larutan campuran organic 3) Material miscellaneous Yang termasuk jenis accelerator adalah : kalsium klorida, bromide, karbonat dan silikat. Pada daerah-daerah yang menyebabkan korosi tinggi tidak dianjurkan menggunakan accelerator jenis kalsium klorida. Dosis maksimum yang dapat ditambahkan pada beton adalah sebesar 2 % dari berat semen. Admixture yang mempercepat proses pengerasan atau pertumbuhan kekuatan pada umur dini dari beton. Admixture ini sebenarnya tidak mempunyai efek tertentu terhadap setting time sekali pun demikian, dalam praktek, setting time juga berkurang. Yang biasa digunakan sebagai accelerator : Calcium Chlorida (CaCl 2 )
  • 7. CaCl 2 mungkin bertindak sebagai katalisator di dalam proses hidrasi C3S dan C 2 S atau berfungsi sebagai pereduksi sifat alkalinitas dari larutan sehingga mempercepat hidrasi silikat. Dengan menggunakan CaCl 2 proses hidrasi C 3A diperlambat , tetapi proses hidrasi normal dari semen tidak berubah. CaCl 2 dapat ditambahkan untuk digunakan bersama semen tipe III (rapid hardening) dan juga semen biasa/ Ordinary Portland Cement (tipe I). CaCl 2 tidak boleh digunakan dengan semen yang mempunyai kandungan alumina yang tinggi. Jumlah CaCl 2 yang ditambahkan pada campuran harus dikontrol secara hati-hati. Asumsi : Penambahan 1 % CaCl 2 (terhadap massa semen) mempengaruhi kecepatan pengerasan seperti kenaikan temperatur sebesar 6º C. Penambahan 1- 2% CaCl 2 umumnya cukup. CaCl 2 harus terdistribusi secara seragam pada campuran di larutkan pada air pencampur. Pengaruh CaCl 2 menurunkan daya tahan terhadap serangan sulfat terutama untuk campuran kurus (lean mix) dan meningkatkan resiko reaksi alkali – agregat bagi agregat yang reaktif. Kemungkinan korosi tulangan pada beton bertulang menjadi besar dengan adanya ion chlorida Cl pada campuran. Accelerator yang tidak mempunyai resiko ini: Calcium formate. 1.4 Tipe D “Water Reducing and retarding Admixtures” Water Reducing and Retarding Admixtures adalah bahan tambah yang berfungsi ganda yaitu mengurangi jumlah air pencampur yang diperlukan untuk menghasilkan beton dengan konsistensi tertentu dan menghambat pengikatan awal. Jenis bahan tambah yang berfungsi ganda yaitu untuk mengurangi jumlah air pengaduk yang diperlukan pada beton tetapi tetap memperoleh adukan dengan konsistensi tertentu sekaligus memperlambat proses pengikatan awal dan pengerasan beton. Dengan menambahkan bahan ini ke dalam beton, maka jumlah semen dapat dikurangi sebanding dengan jumlah air yang dikurangi. Bahan ini berbentuk cair sehingga dalam
  • 8. perencanaan jumlah air pengaduk beton, maka berat admixture ini harus ditambahkan sebagai berat air total pada beton. 1.5 Tipe E “Water Reducing and Accelerating Admixtures” Water Reducing and Accelerating Admixtures adalah bahan tambah yang berfungsi ganda yaitu mengurangi jumlah air pencampur yang diperlukan untuk menghasilkan beton dengan konsistensi tertentu dan menghambat pengikatan awal. Jenis bahan tambah yang berfungsi ganda yaitu untuk mengurangi jumlah air pengaduk yang diperlukan pada beton tetapi tetap memperoleh adukan dengan konsistensi tertentu sekaligus mempercepat proses pengikatan awal dan pengerasan beton. Beton yang ditambah dengan bahan tambah jenis ini akan dihasilkan beton dengan waktu pengikatan yang cepat serta kadar air yang rendah tetapi tetap workable. Dengan menggunakan bahan ini diinginkan beton yang mempunyai kuat tekan tinggi dengan waktu pengikatan yang lebih cepat (beton mempunyai kekuatan awal yang tinggi). Pengaruhnya pada beton: 1.5.1. Kekuatan Akan di dapatkan kuat tekan awal yang tinggi pada beton. 1.5.2. Setting Time Akan didapatakan setting time yang lebih pendek dibanding beton normal lainnya. Pada kasus ini pengaruh kalsium klorida pada setting time lebih besar daripada kalsium format. 1.5.3. Workability Pada kasus ini, kalsium klorida dan kalsium format memberikan sedikit peningkatan dalam workabilitas. Peningkatan yang lebih besar dalam
  • 9. workabilitas dapat diperoleh dengan kombinasi accelerator dengan bahan water reducing. 1.5.4. Air Entrainment Hampir semua accelerator tidak mengandung derajat air entrainment. 1.5.5. Bleeding Bahan tambah jenis ini tidak mempengaruhi bleeding. 1.5.6. Panas Hidrasi Accelerator meningkatkan panas yang dihasilkan dan memberikan kenaikan suhu yang lebih besar daripada campuran bahan biasa. 1.5.7. Perubahan Volume Pada kasus ini kalsium klorida meningkatkan creep maupun drying shrinkage. Kalsium format meningkatkan drying shrinkage tetapi data yang ada menunjukkan ada sedikit pengaruh pada creep. 1.5.8. Durability Kalsium klorida mempunyai kemampuan memecahkan pasivity alamiah yang diberikan beton dengan menggunakan semen portland, dengan demikian akan memperbesar korosi pada baja atau logam tertanam. Bahan tambah dengan fungsi water reducing + retarding digunakan dengan tujuan utama untuk menambah kekuatan beton karakteristik jangka panjang. Penggunaan bahan tambah ini pada umumnya tidak mengubah kadar semen dan komposisi agregat yang digunakan pada desain mix untuk beton normal yang direncanakan. 1.6 Tipe F “Water Reducing, High range Admixture”
  • 10. Water Reducing, High range Admixture adalah bahan tambah yang berfungsi untuk mengurangi jumlah air pencampur yang diperlukan untuk menghasilkan beton dengan konsistensi tertentu, sebanyak 12% atau lebih. Fungsinya untuk mengurangi jumlah air pencampur yang diperlukan untuk menghasilkan beton dengan konsistensi tertentu, sebanyak 12% atau lebih. Kadar pengurangan air dalam bahan ini lebih tinggi sehingga diharapkan kekuatan beton yang dihasilkan lebih tinggi dengan air yang sedikit tetapi tingkat kemudahan pekerjaan juga lebih tinggi. Jenis bahan tambah ini dapat berupa superplasticizer. Bahan jenis ini pun termasuk dalam bahan kimia tambahan yang baru, dan disebut sebagai “bahan tambahan kimia pengurang air”. Tiga jenis plastisizer yang dikenal adalah (1). Kondensi sulfonat melamin formadehid dengan kandungan klorida sebesar 0.005%, (3). Sulfonat nafthalin formaldehid dengan kandungan klorida yang dapat diabaikan dan (3). Modifikasi lignosulfonat tanpa kandungan klorida. Ketiga jenis bahan tambahan tersebut dibuat dari sulfonat organik dan disebut superplastisizer, karena dapat mengurangi pemakaian air pada campuran beton dan meningkatkan slump beton sampai 8 inch (208 mm) atau lebih. Dosis yang disarankan adalah 1% sampai 2% dari berat semen. Dosis yang berlebihan akan menyebabkan menurunnya kekuatan tekan beton. 1.7 Tipe G “Water Reducing, high range Retarding Admixtures“ Water Reducing, High Range Retarding admixtures adalah bahan tambah yang berfungsi untuk mengurangi jumlah air pencampur yang diperlukan untuk menghasilkan beton dengan konsistensi tertentu, sebanyak 12 % atau lebih sekaligus menghambat pengikatan dan pengerasan beton. Bahan ini merupakan gabungan superplasticizer dengan memperlambat waktu ikat beton. Digunakan apabila pekerjaan sempit karena keterbatasan sumberdaya dan ruang kerja. Bahan tambah dengan fungsi HRWR + retarding digunakan untuk mendapatkan efek serupa dengan bahan tambah tipe D dengan pengurangan berat air yang digunakan sebesar 12% atau lebih (sampai
  • 11. 40%). Tujuan dan penggunaannya sama dengan bahan tambah tipe D. Pencampuran bahan tambah tipe G dapat dilakukan di batcing plant atau di lokasi proyek. Beberapa jenis superplasticizer mempunyai klasifikasi sebagai bahan tambah tipe G. 2. Bahan tambah mineral (additive) Jenis bahan tambah mineral (additive) yang ditambahkan pada beton dimaksudkan untuk meningkatkan kinerja kuat tekan beton dan lebih bersifat penyemenan. Beton yang kekurangan butiran halus dalam agregat menjadi tidak kohesif dan mudah bleeding. Untuk mengatasi kondisi ini biasanya ditambahkan bahan tambah additive yang berbentuk butiran padat yang halus. Penambahan additive biasanya dilakukan pada beton kurus, dimana betonnya kekurangan agregat halus dan beton dengan kadar semen yang biasa tetapi perlu dipompa pada jarak yang jauh. Yang termasuk jenis additive adalah : pozzollan, fly ash, slag dan silica fume. Adapun keuntungan penggunaan additive adalah (Mulyono T, 2003) :  Memperbaiki workability beton  Mengurangi panas hidrasi  Mengurangi biaya pekerjaan beton  Mempertinggi daya tahan terhadap serangan sulfat  Mempertinggi daya tahan terhadap serangan reaksi alkali-silika  Menambah keawetan (durabilitas) beton  Meningkatkan kuat tekan beton  Meningkatkan usia pakai beton  Mengurangi penyusutan  Membuat beton lebih kedap air Terdapat beberapa jenis additive, yaitu: 2.1 Pozzolan Pozzolan adalah bahan yang mengandung senyawa silica dan alumina dimana bahan pozzolan tersebut tidak mempunyai sifat seperti semen, akan tetapi dengan bentuknya yang halus dan dengan adanya air, maka senyawa-senyawa tersebut akan
  • 12. bereaksi secara kimiawi dengan Kalsium hidroksida (senyawa hasil reaksi antara semen dan air) pada suhu kamar membentuk senyawa Kalsium Aluminat hidrat yang mempunyai sifat seperti semen. Bahan Pozzolan terbagi 2 yaitu : a. Pozzolan Alam (Natural) : Tufa, abu vulkanis dan tanah diatomae. Di Indonesia Pozzolan alam dikenal dengan nama Trass. b. Pozzolan Buatan (Sintetis) : yang termasuk dalam jenis ini adalah hasil pembakaran tanah liat dan hasil pembakaran batu bara (Fly Ash) Mineral pembantu yang digunakan umumnya mempunyai komponen aktif yang bersifat pozzolanik (disebut juga mineral pozzolan). Pozzolan adalah bahan alam atau buatan yang sebagaian besar terdiri dari unsur-unsur silikat dan aluminat yang reaktif (Persyaratan Umum Bahan Bangunan di Indonesia, PUBI-1982). Pozzolan tidak memiliki sifat semen, tetapi dalam keadaan halus (lolos ayakan 0,21 mm) bereaksi dengan air dan kapur padam pada suhu normal 24-27ºC menjadi suatu massa padat yang tidak larut dalam air. Pozzolan dapat dipakai sebagai bahan tambah atau pengganti sebagai semen portland. Bila pozzolan dipakai sebagai bahan tambah akan menjadikan beton lebih mudah diaduk, lebih rapat air, dan lebih tahan terhadap serangan kimia. Beberapa pozzolan dapat mengurangi pemuaian akibat proses reaksi alkali-agregat (reaksi alkali dalam semen dengan silika dalam agregat), dengan demikian mengurangi retak-retak beton akibat reaksi tersebut. Pada pembuatan beton massa pemakaian pozzolan sangat menguntungkan karena menghemat semen, dan mengurangi panas hidrasi (Kardiyono, 1996) Berlawanan dengan reaksi hidrasi dari semen dengan air yang berlangsung cepat dan kemudian membentuk gel kalsium silikat hidrat dan kalsium hidroksida, reaksi pozzolanik ini berlangsung dengan lambat sehingga pengaruhnya lebih kepada kekuatan akhir dari beton. Panas hidrasi yang dihasilkan juga jauh lebih kecil daripada semen portland sehingga efektif untuk pengecoran pada cuaca panas atau beton masif. Material pozzolan dapat berupa material yang sudah terjadi secara alami ataupun yang didapat dari sisa industri. Masing-masing mempunyai komponen aktif yang berbeda.
  • 13. komponen aktif mineral pembantu yang berasal dari material alami dan material sisa proses industri. Umumnya material pozzolan ini lebih murah daripada semen portland sehingga biasanya digunakan sebagai pengganti sebagian semen. Persentase maksimum penggantian ini harus diperhatikan karena dapat menyebabkan penurunan kekuatan beton. Kebutuhan air pada beton dapat meningkat untuk kelecakan yang sama karena ukuran partikel meterial pozzolan yang halus. Namun bentuk partikel material ini akan mempengaruhi kebutuhan akan airnya. Mineral pada campuran beton biasanya berupa pozzolan dan material lain pengganti agregat, seperti agregat ringan dan berat, serat. Pozzolan merupakan bahan alami atau buatan yang mempunyai sifat pozzolanik dengan unsur silika dan aluminat yang aktif. Silika dan aluminat aktif ini akan bereaksi dengan kapur bebas, yang merupakan sisa reaksi hidrasi air dengan semen, untuk menjadi tubermorite lagi yang sama dengan hasil hidrasi air dengan semen sebelumnya, sehingga akan meningkatkan kuat tekan beton. 2.2 Abu terbang batu bara (fly ash) Menurut ASTM C168 (ASTM, 1995:304) abu terbang (fly ash) didefinisikan sebagai butiran halus hasil residu pembakaran batubara atau bubuk batu bara. Fly ash dapat dibedakan menjadi 2 yaitu fly ash yang normal yang dihasilkan dari pembakaran batubara antrasit atau batubara biyomius dan fly ash terbang kelas C yang dihasilkan dari batubara jenis lignite atau subbiumeus. Fly ash kelas C kemungkinan mengandung kapur (lime) lebih dari 10% beratnya. Kandungan kimia yang dibutuhkan dalam fly ash tercantum dalam tabel berikut (ASTM C. 618-95:305). Tabel 1.1 kandungan kimia fly ash Senyawa kimia Jenis F Jenis C Oksida silika (SiO2)+Oksida Alumina (Al2O3)+ Oksida besi (Fe2O3), minimum % 70.0 50.0 Sulfur Trioksida (SO3), maksimum % 5.0 5.0 Kada air, maksimum % 3.0 3.0
  • 14. Kehilangan panas, maksimum % 6.0 6.0 *Penggunaan sampai dengan 12% masih diijinkan jika ada perbaikan kinerja atau hasil test laboratorium menunjukkan demikian 2.3 Slag Slag merupakan hasil residu pembakaran tanur tinggi. Definisi slag dalam ASTM C.989, “Standad Specification For Ground Granulated Blast Furnace Slag For Use In Concrete Mortar”, (ASTM, 1995: 494) adalah produk non-metal yang merupakan material berbentuk halus, granular hasil pembakaran yang kemudian didinginkan, misalnya dengan mencelupkannya dalam air. Keuntungan penggunaan slag dalam campuran beton adalah sebagai berikut (Lewis, 1982).  Mempertinggi kekuata tekan beton karena kecenderungan melambatnya kenaikan kekuatan tekan.  Menaikkan rasio antara kelenturan dan kuat tekan beton.  Mengurangi variasi kekuatan tekan beton.  Mempertinggi ketahanan terhadap sulfat dalam air laut.  Mengurangi serangan alkah-silika.  Menguragi panas hidrasi dan menurunkan suhu.  Memperbaiki penyelesaian akhir dan memberi warna cerah pada beton.  Mempertinggi keawetan karena pengaruh perubahan volume.  Mengurangi porositas dan serangan klorida. Faktor faktor untuk menentukan sifat penyemenan (cementious) dalam slag adalah komposisi kimia, konsentrasi alkali dan reaksi terhadap sistem, kandungan kaca dalam slag, kehalusan dan temperatur yang ditimbulkan selama proses hidrasi berlangsung (Cain, 1994: 505). 2.4 Silica fume Menurut standar “Spesification For Silica Fume For Use In Cement Hydraulic Cemen Concrete And Mortar“ (ASTM. C. 1240, 1995: 637-642) Silica fume adalah
  • 15. material pozzolan yang halus, dimana komposisi silica lebih banyak yang dihasilkan dari tanur tinggi atau sisa produksi silicon atau alloy besi silicon (dikenal sebagai gabungan antara microsilika dengan silica fume). Penggunaan silica fume dalam campuran beton dimaksudkan untuk menghasilkan beton dengan kekuatan tekan yang tinggi. Beton dengan kekuatan tinggi digunakan, misalnya untuk kolom struktur atau dinding geser, pre-cast atau beton pra-tegang dan beberapa keperluan lain. Kriteria kekuaatan beton berkinerja tinggi saat ini sekitar 50-70 Mpa untuk umur 28 hari. Pengunaan silika fume berkisar antara 0-38% untuk memperbaiki karakteristik kekuatan dan keawetan beton dengan faktor semen sebesar 0,34 dan 0,28 dengan atau tanpa bahan superplastisizer dan nilai slump 50 mm (Yogendran, et al, 1987: 124-129). Selain dari tabel diatas, komposisi kimia dan fisika yang dibutuhkan silica fume dapat dilihat di Tabel 1 sampai Tabel 4 ASTM. C.1240. 2.5 Bahan tambah mineral lainnya Terdapat beberapa bahan tambah mineral lainnya yang lazim digunakan dalam industri beton Indonesia, yaitu: 2.5.1. Air entraining Bahan tambah ini membentuk gelembung-gelembung udara berdiameter 1mm atau lebih kecil di dalam beton atau mortar selama
  • 16. pencampuran, dengan maksud mempermudah pengerjaan beton pada saat pengecoran dan menambahkan ketahanan awal beton. 2.5.2. Beton tanpa slump Beton tanpa slump didefinisikan sebagai beton yang mempunyai slump sebesar 1 inch (25.4 mm) atau kurang, sesaat setelah pencampuran. Pemilihan bahan tembah ini tergantung pada sifat-sifat beton yang diinginkan terjadi, seperti sifat plastisnya, waktu pengikat dan pencapaian kekuatan, efek beku cair, kekuatan dan harga dari beton tersebut. 2.5.3. Polimer Ini adalah produk bahan tambah yang baru yang dapat menghasilkan kekutan tekan beton yang tinggi sekitar 15000 psi (1.00 psi = 6.9 Mpa) atau lebih, dan kekuatan belah tariknya sekitar 1.500 psi atau lebih. Beton dengan kekuatan tinggi ini biasanya diproduksi dengan menggunakan polimer dengan cara :  Memodifikasi sifat beton dengan mengurangi air di lapangan  Menjenuhkan dan memancarkannya pada temperature yang sangat tinggi di laboratorium. 2.5.4. Bahan pembantu untuk mengeraskan permukaan beton Permukaan beton yang harus menanggung beban-beban yang berat dan hidup serta selalu dalam keadaan berputar atau berpindah-pindah, seperti lantai untuk bengkel-bengkel alat-alat berat(heavy equipment) dan lainnya. Pembebanan ini akan menyebabkan pengausan pada permukaan beton, yang sering bertambahnya menyebabkan rusaknya permukaan beton tersebut. Unutk menghindari hal ini dapat digunakan dua jenis bahan untuk mengeraskan beton, yaitu:  Agregat beton terbuat dari bahan kimia  Agregat metalik, terdiri dari butiran-butiran yang halus. 2.5.5. Bahan pembantu kedap air (water proofing) Jika beton terletak di dalam air atau berada di dekat permukaan air tanah (misalnya beton yang digunakan pada permukaan tunnel) maka
  • 17. beton tersebut tidak boleh mengalami rembesan sehingga harus diusahakan agar kedap air. Salah satu bahan yang dapat digunakan adalah bahan yang mempunyai pertikel-pertikel halus dan gradaso yang menerus dalam pencampuran beton. Bahan-bahan semacam itu akan mengurangi permeabilitas. 2.5.6. Bahan tambah pemberi warna Beton yang dieksposes permukaannya biasanya memerlukan keindahan bahan yang digunakan untuk member warna pada permukaan beton ini cat (coating), yang dilapiskan setelah pengerjaan beton selesai. Cara lain adalah menambahkan bahan warna, misalnya oker masih segar. Bahan-bahan ini biasanya dicampurkan dalam suatu adukan yang mutunya terjamin baik. Cara ini merupakan cara yang terbaik. Selain itu dapat pemeberian warna pula dilakukan dengan cara menaburkan pasir silica atau agregat metalik selagi permukaan beton dalam keadaan segar. 2.5.7. Bahan tambah untuk memperkuat ikatan beton lama dengan beton baru (bonding agent for concrete) Penuangan beton segar di atas permukaan beton lama sering mengalami kesulitan dalam pengikatan (penyatuannya). Untuk mengatasinya, perlu ditambahkan suatu bahan tambah agar terjadi ikatan yang menyatu atara permukaan yang lama dengan permukaan yang baru, jenis bahan tambah tersebut biasanya disebut bonding agent yang merupakan larutan polimer. 2.6 Tipe tipe Mineral Additive Tipe-tipe Mineral Admixture yaitu: 2.6.1. Material Cementitious Dapat bereaksi langsung dengan air. Bahan ini mengandung silikat dan kalsium aluminosilikat. Contoh: Blast Furnace Slag, yaitu bahan buangan industri baja yang menggunakan tanur pijar.
  • 18. 2.6.2. Material Pozzolanic Material yang dapat bereaksi dengan kapur bebas (Ca(OH)2) plus air. Komposisinya didominasi oleh siliceous dan aluminous. Contoh: Abu Terbang kelas F, yaitu sisa buangan Industri Pembangkit Listrik yang menggunakan batubara jenis bituminous atau anthracite. Selain itu, silica fume (hasil sampingan produksi elemen silicon), juga bahan pozzolanic. Komposisinya didominasi oleh unsur amorphous silica. 2.6.3. Material Pozzolanic dan Cementitious Material ini dapat bereaksi dengan air saja atau dengan kapur bebas (Ca(OH)2) plus air. Komposisinya didominasi oleh siliceous, aluminous dan kapur. Contoh: Abu Terbang kelas C, yaitu sisa buangan Industri PLTU yang menggunakan barubara jenis lignite atau subbituminous. 2.6.4. Material Inert Material ini tidak bereaksi secara kimiawi dengan unsur-unsur semen. Contoh: bahan buangan pabrik batu marmer, bahan kuarsa yang sudah dihaluskan dan lain-lain.