Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui onset kerja strychnine pada tikus melalui berbagai jalur pemberian, yaitu oral, subkutan, dan intraperitoneal. Strychnine diberikan pada tikus dengan dosis 10 mg/kg dan diukur waktu onset konvulsi dan kematian. Hasilnya menunjukkan onset konvulsi dan kematian tercepat melalui jalur intraperitoneal, diikuti subkutan, sedangkan paling lambat melalui oral.
Mula Kerja, Puncak Efek dan Lama Kerja Obat Analgetik pada Pemberian Per Oral...Novi Fachrunnisa
Dokumen tersebut merangkum hasil penelitian tentang perbandingan mula kerja, puncak efek, dan lama kerja obat analgetik antalgin dan xylomidon pada pemberian peroral dan intraperitoneal pada tikus. Parameter yang diukur meliputi respon nyeri tikus terhadap rangsangan tekanan, serta waktu tercapainya efek analgetik maksimal."
Dokumen tersebut membahas pengaruh cara pemberian obat terhadap absorbsi dan efek sedatif obat. Secara umum dibahas tentang latar belakang, tujuan percobaan, dasar teori mengenai rute pemberian obat, alat dan bahan yang digunakan, serta cara kerja dan perhitungan dosis obat dalam percobaan menggunakan hewan coba tikus."
Percobaan ini bertujuan untuk membandingkan pengaruh cara pemberian obat (per oral, subkutan, intraperitoneal) terhadap kecepatan absorpsi obat pada tikus. Hasilnya menunjukkan bahwa pemberian intraperitoneal memiliki waktu onset tercepat yaitu 10-26 menit dibandingkan dengan per oral yang memiliki waktu onset terlambat yaitu 17-32 menit. Hal ini disebabkan pemberian intraperitoneal tidak melibatkan proses absorpsi seperti pemberian
Farmakologi mencakup beberapa aspek ilmu pengetahuan yang mempelajari obat, mulai dari sumber, sifat kimia, cara kerja, dan penggunaannya dalam diagnosis dan pengobatan penyakit. Beberapa faktor seperti usia, jenis kelamin, dan massa tubuh dapat mempengaruhi cara tubuh merespons obat.
Konsep Dasar Farmakosetik, Farmakokinetikpjj_kemenkes
Modul ini membahas konsep dasar farmakologi, termasuk tiga fase kerja obat (farmasetik, farmakokinetik, dan farmakodinamik), serta peran perawat dalam pemberian obat. Modul ini juga menjelaskan proses absorpsi, distribusi, metabolisme, dan ekskresi obat dalam tubuh, serta mekanisme kerja obat dan efeknya.
Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui onset kerja strychnine pada tikus melalui berbagai jalur pemberian, yaitu oral, subkutan, dan intraperitoneal. Strychnine diberikan pada tikus dengan dosis 10 mg/kg dan diukur waktu onset konvulsi dan kematian. Hasilnya menunjukkan onset konvulsi dan kematian tercepat melalui jalur intraperitoneal, diikuti subkutan, sedangkan paling lambat melalui oral.
Mula Kerja, Puncak Efek dan Lama Kerja Obat Analgetik pada Pemberian Per Oral...Novi Fachrunnisa
Dokumen tersebut merangkum hasil penelitian tentang perbandingan mula kerja, puncak efek, dan lama kerja obat analgetik antalgin dan xylomidon pada pemberian peroral dan intraperitoneal pada tikus. Parameter yang diukur meliputi respon nyeri tikus terhadap rangsangan tekanan, serta waktu tercapainya efek analgetik maksimal."
Dokumen tersebut membahas pengaruh cara pemberian obat terhadap absorbsi dan efek sedatif obat. Secara umum dibahas tentang latar belakang, tujuan percobaan, dasar teori mengenai rute pemberian obat, alat dan bahan yang digunakan, serta cara kerja dan perhitungan dosis obat dalam percobaan menggunakan hewan coba tikus."
Percobaan ini bertujuan untuk membandingkan pengaruh cara pemberian obat (per oral, subkutan, intraperitoneal) terhadap kecepatan absorpsi obat pada tikus. Hasilnya menunjukkan bahwa pemberian intraperitoneal memiliki waktu onset tercepat yaitu 10-26 menit dibandingkan dengan per oral yang memiliki waktu onset terlambat yaitu 17-32 menit. Hal ini disebabkan pemberian intraperitoneal tidak melibatkan proses absorpsi seperti pemberian
Farmakologi mencakup beberapa aspek ilmu pengetahuan yang mempelajari obat, mulai dari sumber, sifat kimia, cara kerja, dan penggunaannya dalam diagnosis dan pengobatan penyakit. Beberapa faktor seperti usia, jenis kelamin, dan massa tubuh dapat mempengaruhi cara tubuh merespons obat.
Konsep Dasar Farmakosetik, Farmakokinetikpjj_kemenkes
Modul ini membahas konsep dasar farmakologi, termasuk tiga fase kerja obat (farmasetik, farmakokinetik, dan farmakodinamik), serta peran perawat dalam pemberian obat. Modul ini juga menjelaskan proses absorpsi, distribusi, metabolisme, dan ekskresi obat dalam tubuh, serta mekanisme kerja obat dan efeknya.
Dokumen tersebut membahas tentang nasib obat dalam tubuh, meliputi proses absorpsi, distribusi, metabolisme, dan ekskresi obat. Juga membahas faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas obat seperti bentuk fisik, kimia, dan formulasi obat serta prinsip-prinsip farmakokinetik dan farmakodinamik.
Dokumen tersebut membahas tentang definisi farmakologi sebagai ilmu yang mempelajari obat dan cara kerjanya pada sistem biologi, serta penggolongan obat berdasarkan keamanan, cara pemakaian, sumber, bentuk sediaan, dan keamanan selama kehamilan."
"[Ringkasan]"
Farmakologi membahas tentang zat kimia yang dapat mempengaruhi proses hidup, termasuk sejarah, sumber, efek, mekanisme kerja, absorpsi, distribusi, biotransformasi, dan ekskresi obat. Farmakologi juga mempelajari penggunaan obat secara rasional untuk pencegahan, diagnosa, dan pengobatan penyakit.
Dokumen tersebut membahas tentang obat, aspek farmakologi obat, perjalanan obat dalam tubuh, penyerapan, metabolisme, distribusi dan ekskresi obat, efek samping obat, antibiotika, kemoterapi, anti malaria, fungistatik, anti diare, kolera, disentri basiler, typhus, obat cacing, dan obat pencahar.
Ilmu yang mempelajari kinetika absorpsi, distribusi dan eliminasi (yakni, ekskresi dan metabolisme) obat pada manusia atau hewan dan menggunakan informasi ini untuk meramalkan efek perubahan-perubahan dalam takaran, rejimen takaran, rute pemberian, dan keadaan fisiologis pada penimbunan dan disposisi obat.
Farmakologi (Prinsip-Prinsip Terapeutika, Keamanan, dan Efikasi Pengobatan)Surya Amal
Dokumen tersebut membahas faktor-faktor yang mempengaruhi respons penderita terhadap obat, termasuk faktor farmokinetik, farmokodinamik, kondisi fisiologis dan patologis, faktor genetik, dan faktor lain seperti interaksi obat, toleransi, dan bioavailabilitas.
Farmokokinetik merupakan perjalanan obat dalam tubuh yang terdiri dari absorpsi, distribusi, metabolisme, dan ekskresi. Absorpsi dipengaruhi oleh cara pemberian obat, kelarutan, dan aliran darah. Distribusi bergantung pada sirkulasi darah, keluar dari pembuluh darah, dan masuk ke sel. Metabolisme terjadi di hati untuk mengubah atau menghilangkan obat. Ekskresi melalui ginjal dan non-ginjal untuk mengel
Praktikum ini bertujuan untuk menentukan LD50 supermetrin pada tikus. Tiga ekor tikus diberi supermetrin secara oral dengan tiga dosis berbeda, yaitu 25 mg/kgBB, 100 mg/kgBB, dan 400 mg/kgBB. Perilaku tikus diamati selama 60 menit. Hasilnya menunjukkan bahwa dosis 25 mg/kgBB dan 100 mg/kgBB tidak menyebabkan kematian tikus, sedangkan dosis 400 mg/kgBB menyebabkan ke
Dokumen tersebut membahas tentang obat dan peran obat dalam pelayanan kesehatan. Secara garis besar dibahas mengenai pengertian obat, bahan obat, penggolongan obat, peran obat, parameter farmakologi seperti farmakokinetika dan farmakodinamika, macam bentuk obat beserta tujuan penggunaannya, terapi obat pada pasien khusus, serta penggolongan obat berdasarkan saluran tubuh.
Dokumen tersebut merangkum sejarah perkembangan penggunaan obat dari zaman dahulu hingga saat ini. Awalnya obat berasal dari tumbuhan dan digunakan secara empirik, kemudian berkembang dengan isolasi zat aktif tumbuhan dan sintesis kimia obat. Saat ini pengembangan obat didasarkan pada pengetahuan ilmu hayati dan diuji melalui uji praklinik dan klinik guna menjamin keamanan dan efektivitas
Kontrak kuliah ini membahas mata kuliah dasar-dasar farmakologi yang mencakup pengertian ilmu farmakologi, sejarahnya, dan peranannya dalam kefarmasian. Mata kuliah ini akan mengajarkan konsep-konsep dasar seperti farmakokinetik, farmakodinamika, interaksi obat, serta penggolongan, mekanisme kerja, dan efek berbagai jenis obat termasuk anti mikroba dan anti parasit. Evaluasi akan men
Dokumen tersebut membahas sejarah perkembangan ilmu farmakologi, mulai dari penggunaan tanaman obat pada zaman kuno, penemuan bahan aktif alami, pengembangan ilmu kedokteran dan farmasi pada abad ke-17 hingga modern, serta perjalanan pendidikan farmasi.
Makalah ini membahas tentang antibiotika dengan menjelaskan sejarah penemuan antibiotika oleh Alexander Fleming, definisi antibiotika, prinsip penggunaan antibiotika secara rasional, cara pembuatan dan mekanisme kerja antibiotika, serta pengelompokan jenis antibiotika seperti penisilin dan golongan lainnya.
Pemberian obat melalui kulit dapat dilakukan dengan mengoleskan berbagai jenis obat seperti krim, losion, dan salep pada permukaan kulit untuk tujuan perawatan kulit atau mengobati infeksi kulit. Prosedur pemberian obat melalui kulit meliputi persiapan pasien, pembersihan daerah kulit, pengolesan obat sesuai indikasi, dan penutupan luka. Jenis obat topikal yang umum dig
Dokumen tersebut membahas tentang nasib obat dalam tubuh, meliputi proses absorpsi, distribusi, metabolisme, dan ekskresi obat. Juga membahas faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas obat seperti bentuk fisik, kimia, dan formulasi obat serta prinsip-prinsip farmakokinetik dan farmakodinamik.
Dokumen tersebut membahas tentang definisi farmakologi sebagai ilmu yang mempelajari obat dan cara kerjanya pada sistem biologi, serta penggolongan obat berdasarkan keamanan, cara pemakaian, sumber, bentuk sediaan, dan keamanan selama kehamilan."
"[Ringkasan]"
Farmakologi membahas tentang zat kimia yang dapat mempengaruhi proses hidup, termasuk sejarah, sumber, efek, mekanisme kerja, absorpsi, distribusi, biotransformasi, dan ekskresi obat. Farmakologi juga mempelajari penggunaan obat secara rasional untuk pencegahan, diagnosa, dan pengobatan penyakit.
Dokumen tersebut membahas tentang obat, aspek farmakologi obat, perjalanan obat dalam tubuh, penyerapan, metabolisme, distribusi dan ekskresi obat, efek samping obat, antibiotika, kemoterapi, anti malaria, fungistatik, anti diare, kolera, disentri basiler, typhus, obat cacing, dan obat pencahar.
Ilmu yang mempelajari kinetika absorpsi, distribusi dan eliminasi (yakni, ekskresi dan metabolisme) obat pada manusia atau hewan dan menggunakan informasi ini untuk meramalkan efek perubahan-perubahan dalam takaran, rejimen takaran, rute pemberian, dan keadaan fisiologis pada penimbunan dan disposisi obat.
Farmakologi (Prinsip-Prinsip Terapeutika, Keamanan, dan Efikasi Pengobatan)Surya Amal
Dokumen tersebut membahas faktor-faktor yang mempengaruhi respons penderita terhadap obat, termasuk faktor farmokinetik, farmokodinamik, kondisi fisiologis dan patologis, faktor genetik, dan faktor lain seperti interaksi obat, toleransi, dan bioavailabilitas.
Farmokokinetik merupakan perjalanan obat dalam tubuh yang terdiri dari absorpsi, distribusi, metabolisme, dan ekskresi. Absorpsi dipengaruhi oleh cara pemberian obat, kelarutan, dan aliran darah. Distribusi bergantung pada sirkulasi darah, keluar dari pembuluh darah, dan masuk ke sel. Metabolisme terjadi di hati untuk mengubah atau menghilangkan obat. Ekskresi melalui ginjal dan non-ginjal untuk mengel
Praktikum ini bertujuan untuk menentukan LD50 supermetrin pada tikus. Tiga ekor tikus diberi supermetrin secara oral dengan tiga dosis berbeda, yaitu 25 mg/kgBB, 100 mg/kgBB, dan 400 mg/kgBB. Perilaku tikus diamati selama 60 menit. Hasilnya menunjukkan bahwa dosis 25 mg/kgBB dan 100 mg/kgBB tidak menyebabkan kematian tikus, sedangkan dosis 400 mg/kgBB menyebabkan ke
Dokumen tersebut membahas tentang obat dan peran obat dalam pelayanan kesehatan. Secara garis besar dibahas mengenai pengertian obat, bahan obat, penggolongan obat, peran obat, parameter farmakologi seperti farmakokinetika dan farmakodinamika, macam bentuk obat beserta tujuan penggunaannya, terapi obat pada pasien khusus, serta penggolongan obat berdasarkan saluran tubuh.
Dokumen tersebut merangkum sejarah perkembangan penggunaan obat dari zaman dahulu hingga saat ini. Awalnya obat berasal dari tumbuhan dan digunakan secara empirik, kemudian berkembang dengan isolasi zat aktif tumbuhan dan sintesis kimia obat. Saat ini pengembangan obat didasarkan pada pengetahuan ilmu hayati dan diuji melalui uji praklinik dan klinik guna menjamin keamanan dan efektivitas
Kontrak kuliah ini membahas mata kuliah dasar-dasar farmakologi yang mencakup pengertian ilmu farmakologi, sejarahnya, dan peranannya dalam kefarmasian. Mata kuliah ini akan mengajarkan konsep-konsep dasar seperti farmakokinetik, farmakodinamika, interaksi obat, serta penggolongan, mekanisme kerja, dan efek berbagai jenis obat termasuk anti mikroba dan anti parasit. Evaluasi akan men
Dokumen tersebut membahas sejarah perkembangan ilmu farmakologi, mulai dari penggunaan tanaman obat pada zaman kuno, penemuan bahan aktif alami, pengembangan ilmu kedokteran dan farmasi pada abad ke-17 hingga modern, serta perjalanan pendidikan farmasi.
Makalah ini membahas tentang antibiotika dengan menjelaskan sejarah penemuan antibiotika oleh Alexander Fleming, definisi antibiotika, prinsip penggunaan antibiotika secara rasional, cara pembuatan dan mekanisme kerja antibiotika, serta pengelompokan jenis antibiotika seperti penisilin dan golongan lainnya.
Pemberian obat melalui kulit dapat dilakukan dengan mengoleskan berbagai jenis obat seperti krim, losion, dan salep pada permukaan kulit untuk tujuan perawatan kulit atau mengobati infeksi kulit. Prosedur pemberian obat melalui kulit meliputi persiapan pasien, pembersihan daerah kulit, pengolesan obat sesuai indikasi, dan penutupan luka. Jenis obat topikal yang umum dig
laporan praktikum farmakologi I PENDAHULUANsrinova uli
BAB 1 PENDAHULUAN memberikan tujuan percobaan untuk membantu mahasiswa mempelajari prinsip farmakologi secara praktis dan menghargai peran hewan percobaan. Dokumen ini juga menjelaskan tentang penanganan hewan percobaan seperti mencit dan tikus serta cara-cara pemberian obat secara oral, subkutan, intravena, intramuscular, dan intraperitoneal.
absorpsi obat diberikan secara topikal Mela Roviani
Benzolac 2,5% adalah sediaan gel yang mengandung benzoil peroksida 2,5% untuk mengobati jerawat dengan menurunkan asam lemak bebas dan bakteri propionibacterium acnes serta memiliki efek keratolitik. Gel ini dapat menembus lapisan stratum corneum kulit dan memungkinkan benzoil peroksida menyerang jerawat di dalam kulit. Beberapa faktor seperti keadaan kulit, suhu, dan konsentrasi zat akt
1. Dokumen tersebut membahas tentang pengantar farmakologi, mencakup definisi farmakologi, perkembangan penggunaan obat, penggolongan obat berdasarkan keamanan, cara pemakaian, sumber, dan bentuk sediaan obat.
Dokumen tersebut membahas tentang pertimbangan penggunaan obat pada pediatrik. Beberapa poin kuncinya adalah: (1) Anak bukan miniatur dewasa dan memiliki perbedaan farmakokinetik, (2) Dosis obat harus diperhitungkan berdasarkan usia dan berat badan, (3) Bentuk sediaan dan cara pemberian obat juga perlu dipertimbangkan.
Epidemiologi adalah ilmu kesehatan yang menganalisis sifat dan penyebaran masalah kesehatan dalam suatu populasi untuk mempelajari penyebabnya dan mencegahnya. Epidemiologi membagi jenis-jenisnya menjadi deskriptif untuk menjelaskan distribusi masalah kesehatan, analitik untuk menganalisis faktor penyebabnya, dan eksperimental untuk membuktikan faktor penyebab melalui percobaan. Epidemiologi berk
Dokumen tersebut membahas epidemiologi kebidanan. Secara ringkas, epidemiologi adalah ilmu yang mempelajari penyebaran dan penyebab penyakit pada populasi, dengan mempertimbangkan faktor agen penyakit, inang, dan lingkungan. Epidemiologi bertujuan menetapkan kebijakan kesehatan dan meningkatkan kesehatan masyarakat.
Metabolisme keterkaitan protein, karbohidrat dan lemak (devia dr erika .a, m...Devia Rahayu
Metabolisme adalah segala proses reaksi yang terjadi di dalam makhluk hidup untuk mendapat, mengubah, dan memakai senyawa kimia di sekitar untuk mempertahankan kelangsungan hidup. Metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein saling terkait, dengan senyawa antara yang dapat diubah menjadi komponen lain.
Farmakokinetik mempelajari bagaimana tubuh menangani obat, termasuk absorpsi, distribusi, biotransformasi, dan ekskresi obat. Proses-proses ini dipengaruhi oleh sifat kimia obat, cara pemberian, dan kondisi pasien. Metabolisme obat terutama terjadi di hati melalui enzim-enzim.
Farmakokinetik mempelajari bagaimana tubuh menangani obat, termasuk absorpsi, distribusi, biotransformasi, dan ekskresi obat. Proses-proses ini dipengaruhi oleh sifat kimia obat, cara pemberian, dan kondisi pasien. Metabolisme obat terutama terjadi di hati melalui enzim-enzim.
Dokumen tersebut membahas tentang cara-cara pemberian obat dan faktor yang
mempengaruhinya. Terdapat berbagai cara pemberian obat seperti oral, subkutan, intraperitoneal,
intramuskuler, per-rektal, inhalasi, dan intravena, dengan kecepatan absorpsi yang berbeda-beda.
Dokumen juga menjelaskan praktikum tentang pemberian obat pada hewan coba untuk mengetahui
pengaruh berbagai rute pemberian terhadap
Konsep efek utama obat adalah efek yang diharapkan dan menjadi tujuan utama dari pemberian obat tersebut. Efek utama obat bertujuan untuk:
- Menghilangkan penyebab penyakit
- Menghilangkan gejala penyakit
- Melakukan terapi untuk menggantikan atau menambah zat yang hilang atau kurang pada tubuh
Dengan kata lain, efek utama obat bertujuan untuk mengobati penyakit atau kon
Modul ini membahas konsep dasar farmakologi, termasuk tiga fase kerja obat (farmasetik, farmakokinetik, dan farmakodinamik), serta peran perawat dalam pemberian obat. Modul ini juga menjelaskan proses absorpsi, distribusi, metabolisme, dan ekskresi obat, serta efek awal, puncak dan lama kerja obat.
Dokumen tersebut membahas tentang perbedaan respon individu terhadap obat. Secara umum obat akan diabsorpsi, didistribusikan, di metabolisme, dan diekskresi dari tubuh. Proses-proses ini dapat bervariasi antar individu karena faktor seperti usia, diet, dan interaksi obat lain. Hal ini menyebabkan perbedaan dalam efek dan keamanan obat antar pasien.
Farmakologi adalah ilmu yang mempelajari pengaruh obat-obatan terhadap makhluk hidup. Dokumen ini membahas konsep dasar farmakologi seperti farmakokinetika dan farmakodinamika. Farmakokinetika mempelajari proses absorpsi, distribusi, metabolisme, dan ekskresi obat dalam tubuh, sedangkan farmakodinamika mempelajari mekanisme kerja dan efek obat.
Dokumen tersebut membahas tentang injeksi sebagai salah satu bentuk sediaan steril dan definisinya. Juga membahas tentang berbagai rute injeksi, komposisi, syarat, dan wadah injeksi. Secara ringkas, dokumen tersebut memberikan informasi mengenai definisi, jenis, dan aspek farmasi dari injeksi sebagai salah satu cara administrasi obat parenteral.
Dokumen tersebut membahas 7 cara pemberian obat yang benar, yaitu secara oral, sublingual, inhalasi, rektal, pervaginam, parenteral, dan topikal. Cara-cara tersebut mencakup pemberian obat melalui mulut, bawah lidah, paru-paru, dubur, vagina, suntikan, dan secara lokal pada bagian tubuh tertentu.
Dokumen tersebut membahas 7 cara pemberian obat yang benar, yaitu secara oral, sublingual, inhalasi, rektal, pervaginam, parenteral, dan topikal. Cara-cara tersebut mencakup pemberian obat melalui mulut, bawah lidah, paru-paru, dubur, vagina, suntikan, dan secara lokal.
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIFratnawulokt
Peningkatan status kesehatan ibu dan anak merupakan salah satu hal prioritas di Indonesia. Status derajat kesehatan ibu dan anak sendiri dapat dinilai dari jumlah AKI dan AKB. Pemerintah berupaya menerapkan program Sustainable Development Goals (SDGs) dengan harapan dapat menekan AKI dan AKB, tetapi kenyataannya masih tinggi sehingga tujuan dari penyusunan laporan tugas akhir ini untuk memberikan asuhan kebidanan secara komprehensif dari ibu hamil trimester III sampai KB.
Metode penelitian menggunakan Continuity of Care dengan pendokumentasian SOAP Notes. Subjek penelitian Ny. “H” usia 34 tahun masa kehamilan Trimester III hingga KB di PMB E Kecamatan Ngunut Kabupaten Tulungagung.
Hasil asuhan selama masa kehamilan trimester III tidak ada komplikasi pada Ny. “E”. Masa persalinan berjalan lancar meskipun terdapat kesenjangan dimana IMD dilakukan kurang dari 1 jam. Kunjungan neonatus hingga nifas normal tidak ada komplikasi, metode kontrasepsi memilih KB implant.
Kesimpulan asuhan pada Ny. “H” ditemukan kesenjangan antara kenyataan dan teori di penatalaksanaan, tetapi dalam pemberian asuhan ini kesenjangan masih dalam batas normal. Asuhan kebidanan ini diberikan untuk membantu mengurangi kemungkinan terjadi komplikasi pada saat masa kehamilan hingga KB.
1. MAKALAH PENGENALAN FARMAKOLOGI
Disusun Oleh
Prodi : S1 Farmasi A
Semester : 3 ( tiga )
Nama Kelompok :
1. Devy Ratnawati (10113039)
2. Dherilia Nasta N.A (10113044)
3. Dinana Aprilia S.R (10113002)
4. Dina Prahastiwi (10113003)
FAKULTAS FARMASI
INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA
KEDIRI
2014
2. PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN FARMAKOLOGI
Farmakologi berasal dari kata “pharmacon” (obat) dan logos (ilmu
pengtahuan), sehingga secara harpiah farmakologi berarti ilmu yang
mempelajari obat dan cara kerjanya pada system biologi. Disamping itu juga
mempelajari asal usul (sumber ) obat , sifat fisika kimia, cara pembuatan ,
efek biokimiawi dan fisiologi yang di timbulkan , nasib obat dalam tubuh,dan
kegunaan obat dalam terapi.
Obat adalah zat kimia yang dapat mempengaruhi jaringan biologi ,
dan menurut WHO , obat adalah yang dapat mempengaruhi aktifitas fisik
atau psikis.sedangkan menurut kebijakan obat nasional (konas) obat adalah
bahan atau sediaan yang digunakan untuk mempengaruhi atau menyelidiki
system fisiologi atau kondisi patologi dalam rangka penentapan diagnosis,
pencegahan, penyembuhan,pemulihan dari rasa sakit ,gejala sakit ,dan /atau
penyakit,untuk meningkatkan kesehatan, dan kontrasepsi.
Farmakologi medis adalah ilmu mengenai zat-zat kimia (obat) yang
berinteraksi dengan tubuh manusia. Interaksi-interaksi ini dibagi menjadi dua
jenis :
a. Farmakodinamik : efek obat terhadap tubuh
b. Farmakokinetik : bagaimana tubuh mempengaruhi obat dengan proses
ADME (adsorbsi, distribusi, metabolisme dan ekskresi).
B. RUTE PEMBERIAN OBAT ATAU JALUR PEMBERIAN OBAT
Terdapat dua rute pemberian obat yang utama yaitu enteral dan
parental. Selain enteral dan parental juga ada rute pemberian obat dengan
jalur lain.
1. Enteral
Berarti pemberian obat melalui saluran gastrointestinal (GI), Kerugian
dari pemberian melalui jalur ini adalah absorpsinya lambat, tidak dapat
diberikan pada pasien yang tidak sadar atau tidak dapat menelan.
3. Berikut ini merupakan macam-macam rute pemberian obat secara
enteral, yaitu :
a. Oral yaitu pemberian suatu obat melalui mulut, pemberian melalui
oral merupakan jalur pemberian obat paling banyak digunakan karena
paling murah ,paling mudah, dan paling aman.
Beberapa obat diabsorbsi di lambung, tetapi duodenum (usus
duabelasjari) merupakan jalan masuk utama ke sirkulasi sistemik
dikarenakan permukaan absorbsinya lebih besar.
Minum obat bersamaan dengan makanan dapat mempengaruhi
absorbsi, adanya makanan dalam lambung memperlambat waktu
pengosongan lambung sehingga obat dihancurkan oleh asam.
b. Sublingual adalah pemberian obat dengan penempatan dibawah lidah,
sehingga memungkinkan obat tersebut berdifusi kedalam anyaman
kapiler dan secara langsung masuk ke dalam sirkulasi sistemik.
Keuntungan dari pemberian obat secara sublingual adalah obat tidak
diinaktivasi oleh metabolisme.
c. Rektal adalah pemberian obat melalui dubur (anus). Kelebihan
pemberian obat ini ialah mencegah penghancuran obat oleh enzim
usus atau pH rendah di lambung. Pada rute ini juga berguna jika obat
menginduksi muntah ketika diberikan secara oral atau jika penderita
sedang muntah-muntah.
2. Parental
Pemberian parental digunakan untuk obat yang absorbsinya buruk
melalui saluran cerna, pemberian obat ini juga digunakan untuk pasien
yang tidak sadar.
Tiga rute parental yang utama yaitu :
a. Intravaskular : suntikan intravena (IV) adalah cara pemberian parental
yang paling sering dilakukan. Dengan dilakukan IV menghindari first
pass oleh hati. Pada rute ini digunakan untuk :
- Pemberian suatu efek yang cepat
- Pemberian yang kontinu
4. - Volume besar
- Obat-obat yang menyebabkan kerusakan jaringan lokal bila
diberikan melalui cara lain.
b. Intramuskular (IM) : pemberian obat secara intramuscular berupa
larutan dalam air dan dalam bentuk ester (preparat depo). Absorbsi
obat-obat dalam bentuk larutan air (aquaeous) berlangsung cepat,
sedangkan absorbsi preparat-preparat depo berlangsung secara lambat.
c. Subkutan (SC) : rute pemberian obat ini seperti suntikan
intramuskular, memerlukan absorbsi lebih lambat dibandingkan
intravena.
3. Jalur Lain
a. Inhalasi
Inhalasi memberikan pengiriman obat yang cepat melewati
permukaan luas dari saluran nafas dan epitel paru-paru. Cara
pengobatan ini digunakan untuk obat-obat berupa gas. Rute
pengobatan ini efektif bagi penderita dengan keluhan-keluhan
pernafasan.
b. Intranasal
Intranasal ini biasa dgunakan dengan cara mengisap.
c. Topikal
Pemberian obat secara topikal digunakan bila suatu efek lokal obat
diinginkan untuk pengobatan. Selain pemberian topikal untuk
mendapatkan efek lokal pada kulit atau membran mukosa,
penggunaan suatu obat hampir selalu melibatkan transfer obat
kedalam aliran darah. Tetapi, meskipun tempat kerja obat tersebut
berbeda-beda, namun bisa saja terjadi adsorbsi kedalam aliran darah,
dan dapat menimbulkan efek yang tidak diinginkan. Absorbsi
kedalam darah dipengaruhi secara bermakna oleh cara pemberian.
d. Transdemal
Rute pemberian obat ini mencapai efek sistemik dengan
pemakaian obat pada kulit. Kecepatan absorbsi tergantung pada sifat
5. fisik kulit. Cara pemberian ini paling sering digunakan untuk
pengiriman lambat.
Tabel keuntungan dari macam-macam rute pemberian obat :
Keuntungan dan kerugian dari jalur pemberian obat
Deskripsi Keuntungan Kerugian
Aerosol
Partikel halus atau tetesan
yang di hirup
Langsung masuk ke paru-paru
Iritasi pada mukosa paru-paru
atau saluran
pernapasan, memerlukan
alat khusus,pasien harus
sadar
Bukal
Obat diletakan diantar
pipi dengan gusi obat
diabsorpsi menembus
membrane
Tidak sukar , tidak perlu
steril dan efeknya cepat
Tidak dapat untuk obat
yang rasanya tidak enak,
dapat terjadi iritasi di
mulut , pasien harus
sadar ,dan hanya
bermanfaat untuk obat
yang sangat nonpolar
Inhalasi
Obat bentuk gas
diinhalasi
Pemberian dapat terus-menerus
walaupun pasien
tidak sadar
Hanya berguna untuk
obat yang dapat
berbentuk gas pada suhu
kamar ,dapat terjadi iritasi
pada saluran pernafasan
Intramuskular
Obat diinjeksikan ke
dalam otot
Absorpsi cepat, dapat
diberikan pada pasien
sadar
Perlu prosedur steril,
sakit, dapat terjadi iritasi
di tempat injeksi
Intravena
Obat dimasukkan ke
dalam vena
Obat cepat masuk dan
biovailabilitas 100%
Perlu prosedur steril,
sakit, dapat terjadi iritasi
ditempat injeksi, resiko
terjadi kadar obat yang
tinggi kalau diberikan
6. terlalu cepat
Oral
Obat ditelan dan
diabsorpsi di lambung
atau usus halus
Mudah, ekonomis, tidak
perlu steril
Rasanya tidak enak dapat
mengurangi kepatuhan,
kemungkinan dapat .
menimbulkan iritasi
lambung dan usus,
menginduksi mual, dan
pasien harus dalam
keadaan sadar obat ini
dapat mengalami
metabolism lintas
pertama dan absorpsi
dapat terganggu dengan
adanya makanan
C. MEKANISME OBAT
Mekanisme obat meliputi 3 fase yaitu fase farmasetik , fase
farmakokinetik , dan fase farmakodinamik.
1. Fase Farmasetik
Pada fase farmasetik ini sediaan yang sering dipakai adalah sediaan
padat atau cair. Untuk dapat diabsorpsikan harus dapat melarutkan dalam
tempat absorpsinya. Jadi obat bentuk tablet untuk dapat diabsorpsikan
harus mengalami proses-proses seperti pecah (terdegradasi) menjadi
granul, lalu granul-granul terpecahkan menjadi partikel-partikel yang
lebih kecil, berikutnya terjadi pelepasan zat aktif dari zat pembawa
(tambahan), berikutnya zat aktif terdisolusi (larut) dan diabsorpsi.
Sediaan obat yang cepat larut, secara teoritis akan lebih cepat
diabsorpsi dan cepat menimbulkan relative. Urutan kecepatan melarutkan
atau kecepatan absorsi dari beberapa sediaan obat adalah sebagai berikut.
LARUTAN > SUSPENSI > SERBUK > KAPSUL >TABLET >
TABLET SALUT.
7. 2. Fase Farmakokinetik
Farmakokinetik adalah ilmu yang mempelajari
absorpsi ,distribusi,metabolisme, dan ekskresi(ADME) obat dari dalam
tubuh. Atau mempelajari pengaruh tubuh terhadapa obat.
a. Absorbsi
Absorpsi adalah proses masuknya obat dari tempat obat kedalam
sirkulasi sistemik (pembuluh darah). kecepatan obat tergantung dari
kecepatan obat melarutkan pada tempat absorpsi , derajad ionisasi, pH
tempat absorpsi dan sirkulasi darah di tempat obat melarutkan.
a. Transpor obat dari saluran cerna
Obat-obat dapat diabsorbsi dari saluran cerna dengan cara difusi
pasif dan transpor aktif.
1) Difusi pasif
Tenaga dari penggerak difusi pasif dari suatu obat
adalah perbedaan konsentrasi yang melewati suatu membran
yang memisahkan dua kompartemen tubuh, obat tersebut
bergerak dari suatu bagian yang konsentrasinya tinggi ke
konsentrasinya yang rendah. Sebagian besar obat masuk
kedalam tubuh dengan mekanisme ini.
2) Transpor aktif
Cara masuk obat ini melibatkan protein-protein karier
terutama yang terentang pada membran sel. Transpor aktif
mampu membawa obat melawan suatu concentration-gradient,
yaitu dari bagian yang konsentrasi rendah ke bagian
yang konsentrasinya tinggi. Pada proses menunjukkan titik
jenuh suatu kecepatan maksimum pada kadar substrat yang
tinggi ketika ikatan ke enzim tersebut sudah maksimal.
Kecepatan obat tergantung dari kecepatan obat melarutkan
pada tempat absorpsi , derajad ionisasi, pH tempat absorpsi
dan sirkulasi darah di tempat obat melarutkan.
8. a. Kelarutan
Untuk dapat di absorpsi, obat dapat melarut
atau dalam bentuk , yang sudah terlarut. Sehingga
kecepatan melarut dari suatu obat akan sangat menentukan
kecepatan absorpsi.untuk itu , sediaan obat, obat padat
sebaiknya di minum dengan cairan yang cukup untuk
membantu mempercepat kelarutan obat.
b. pH
pH adalah derajad keasaman atau kebasaan
jika zat berada dalam bentuk larutan. Obat yang terlarut
dapat berupa ion atau non ion. Bentuk non ion relative
lebih mudah larut dalam lemak sehingga lebih mudah
menembus membrane , karena sebagian besar membrane
sel tersusun dari lemak.kelarutan obat menembus
membrane dipengaruhi oleh pH obat dalam larutan dan pH
dari lingkungan obat berada. Obat yang bersifat asam
lemah akan mudah menembus membrane sel pada suasana
asam. Karena dalam suasana asam , obat relative tidak
terionisasi atau bentuk ionnya sedikit sehingga lebih
mudah menembus membrane sel. Sebagai contoh aspirin
(suatu obat yang bersifat asam) akan lebih mudah
menembus membrane lambung yang relative asam jika
dibandingkan dengan pH usus halus. Jika pH obat berubah
(di tambah buffer) atau pH lambung beruban karna
pemberian antasida (basa) absorpsi aspirin akan melambat.
Sebaiknya obat yang bersifat basa lemah akan mudah di
absorpsi di usus halus karena juga relative tidak ter
ionisasi.
c. Tempat absorpsi
Obat dapat diabsorpsi pada berbagai tempat ,
misalnya dikulit ,membrane mukosa , lambung , dan usus
9. halus. Namun demikian , untuk obat oral absorpsi banyak
berlangsung di usus halus karena paling luas
permukaannya. Begitu pula obat yang diberikan melalui
nhalasi di absorpsi sangat cepat karena epithelium paru-paru
juga sangat luas.
Absorpsi obat yang menembus lapisan sel tunggal
(tipis), seperti pada epithelium intestinal akan lebih cepat
jika dibandingkan kalau menembus membrane kulit yang
berlapis-lapis . karena kecepatan absorpsi berbanding
lurus dengan luas membrane dan berbanding terbalik
dengan tebal membrane.
d. Sirkulasi darah
Obat umumnya diberikan pada daerah yang kaya
akan sirkulasi darah (vaskularisasi). Misalnya pemberian
melalui sublingual akan lebih cepat di absorpsi jika di
bandingkan dengan kalau diberikan melalui sub kutan.
Karena sirkulasi darah di subkutan lebih sedikit
dibandingkan disublingual.
Selain itu aliran darah secara keseluruhan juga
berpengaruh pada absorpsi obat. Sebagai contoh , obat
yang diberikan pada pasien yang syok , absorpsinya akan
melambat atau tidak konstan.
b. Distribusi
Distribusi adalah penyebaran obat dari pembulu darah
kejaringan atau tempat kerjanya. Kecepatan distribusi di pengaruhi oleh
permeabilitas membrane kapiler terhadap molekul obat. Karena
membrane kapiler kebanyakan terdiri dari lemak, obat yang mudah larut
dalam lemak juga akan mudah terdistribusi. Factor lain yang
mempengaruhi distribusi adalah fungsi kardiovaskuler , ikatan obat
dengan protein plasma , dan adanya hambatan fisiologi tertentu.
Volume distribusi obat adalah suatu volume cairan, yang
secara hifotesis, tempat obat tersebar didalamnya.
c. Metabolisme
10. Metabolisme atau biotransformasi ialah reaksi perubahan zat
kimia dalam jaringan biologi yang di katalisis oleh enzim menjadi
metabolitnya.
Proses metabolisme mengubah obat-obat lipofilik mejadi
produk yang bersifat lebih polar dan mudah diekresi.
Lokasi utama pada proses metabolisme adalah hati tetapi pada
obat-obat tertentu dapat mengalami biotransformasi dalam jaringan
lain seperti pada ginjal dan usus.
Beberapa obat yang pada awalnya berbentuk senyawa tidak
aktif harus dimetabolisme menjadi bentuk aktif.
11. DAFTAR PUSTAKA
Mycek,Mery J. 2001.Farmakologi Ulasan Bergambar.Jakarta:Widyamedika.
Neal M.J. 2006.At a Glance Farmakologi Madis edisi kelima.Jakarta:Erlangga.
Priyanto,dkk.2010.Farmakologi dasar.Depok:Leskonfi.