Luka bakar merupakan trauma yang disebabkan oleh panas dan dapat menyebabkan kerusakan jaringan kulit secara lokal maupun sistemik. Penanganannya meliputi pencegahan shock, pemberian cairan infus, debridemen luka, dan perawatan luka secara terbuka atau tertutup untuk mencegah komplikasi seperti infeksi dan kontraktur. Prognosa tergantung pada lokasi, luas, dan derajat luka bakar serta keadaan pas
Dokumen tersebut membahas tentang dislokasi pada sistem muskuloskeletal. Dislokasi adalah terlepasnya tulang dari sendi akibat trauma. Jenis dislokasi meliputi dislokasi bawaan, patologis, dan trauma. Gejala umum dislokasi adalah nyeri dan gangguan mobilitas. Penatalaksanaan dislokasi meliputi reduksi, imobilisasi, dan rehabilitasi.
Dermatitis adalah peradangan pada kulit yang menyebabkan rasa gatal dan bisa diiringi dengan pembentukan bintik cairan. Terdapat beberapa jenis dermatitis seperti kontak, atopik, seborrheik, dan statis, yang masing-masing memiliki penyebab dan gejala khas. Pemeriksaan klinis dan laboratorium dapat dilakukan untuk mendiagnosis jenis dermatitis.
Asuhan keperawatan klien dengan faringitis shintttttasaharwakumoro
Faringitis adalah peradangan pada tenggorokan yang disebabkan oleh virus dan bakteri, menyebabkan nyeri saat menelan. Asuhan keperawatan meliputi membersihkan jalan napas untuk mengeluarkan sekret, memastikan nutrisi cukup meski sulit menelan, serta mengelola nyeri dan demam.
Dokumen tersebut membahas tentang dermatitis, termasuk definisi, etiologi, manifestasi klinis, patofisiologi, pemeriksaan penunjang, dan penatalaksanaan dermatitis.
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian gout, etiologi, klasifikasi, manifestasi klinis, dan patofisiologi dari penyakit gout. Gout adalah penyakit metabolik yang ditandai dengan penumpukan kristal asam urat di persendian yang menyebabkan nyeri dan peradangan. Faktor risiko utama penyakit ini adalah gangguan metabolisme purin dan asam urat.
Dokumen tersebut membahas tentang luka bakar, yang merupakan kerusakan jaringan akibat kontak dengan sumber panas. Terdapat penjelasan mengenai anatomi kulit dan fisiologi luka bakar beserta derajatnya. Juga dibahas mengenai patofisiologi, pemeriksaan, rumus perhitungan luas luka bakar dan resusitasi cairan untuk penanganan luka bakar.
Luka bakar merupakan trauma yang disebabkan oleh panas dan dapat menyebabkan kerusakan jaringan kulit secara lokal maupun sistemik. Penanganannya meliputi pencegahan shock, pemberian cairan infus, debridemen luka, dan perawatan luka secara terbuka atau tertutup untuk mencegah komplikasi seperti infeksi dan kontraktur. Prognosa tergantung pada lokasi, luas, dan derajat luka bakar serta keadaan pas
Dokumen tersebut membahas tentang dislokasi pada sistem muskuloskeletal. Dislokasi adalah terlepasnya tulang dari sendi akibat trauma. Jenis dislokasi meliputi dislokasi bawaan, patologis, dan trauma. Gejala umum dislokasi adalah nyeri dan gangguan mobilitas. Penatalaksanaan dislokasi meliputi reduksi, imobilisasi, dan rehabilitasi.
Dermatitis adalah peradangan pada kulit yang menyebabkan rasa gatal dan bisa diiringi dengan pembentukan bintik cairan. Terdapat beberapa jenis dermatitis seperti kontak, atopik, seborrheik, dan statis, yang masing-masing memiliki penyebab dan gejala khas. Pemeriksaan klinis dan laboratorium dapat dilakukan untuk mendiagnosis jenis dermatitis.
Asuhan keperawatan klien dengan faringitis shintttttasaharwakumoro
Faringitis adalah peradangan pada tenggorokan yang disebabkan oleh virus dan bakteri, menyebabkan nyeri saat menelan. Asuhan keperawatan meliputi membersihkan jalan napas untuk mengeluarkan sekret, memastikan nutrisi cukup meski sulit menelan, serta mengelola nyeri dan demam.
Dokumen tersebut membahas tentang dermatitis, termasuk definisi, etiologi, manifestasi klinis, patofisiologi, pemeriksaan penunjang, dan penatalaksanaan dermatitis.
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian gout, etiologi, klasifikasi, manifestasi klinis, dan patofisiologi dari penyakit gout. Gout adalah penyakit metabolik yang ditandai dengan penumpukan kristal asam urat di persendian yang menyebabkan nyeri dan peradangan. Faktor risiko utama penyakit ini adalah gangguan metabolisme purin dan asam urat.
Dokumen tersebut membahas tentang luka bakar, yang merupakan kerusakan jaringan akibat kontak dengan sumber panas. Terdapat penjelasan mengenai anatomi kulit dan fisiologi luka bakar beserta derajatnya. Juga dibahas mengenai patofisiologi, pemeriksaan, rumus perhitungan luas luka bakar dan resusitasi cairan untuk penanganan luka bakar.
Dokumen tersebut merangkum aspek-aspek penting dalam penatalaksanaan anak dengan campak, meliputi definisi, etiologi, manifestasi klinis, komplikasi, diagnosis, penatalaksanaan, dan asuhan keperawatan yang meliputi pengkajian, diagnosa, perencanaan, implementasi, dan perencanaan pemulangan.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
[1] Dokumen tersebut membahas tentang asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan sistem pernapasan atas yaitu ISPA. [2] Dibahas konsep penyakit ISPA, manifestasi klinis, diagnosa, dan penatalaksanaannya. [3] Juga dibahas konsep asuhan keperawatan meliputi pengkajian, diagnosa, dan rencana tindakan keperawatan pada klien ISPA.
Dokumen tersebut membahas tentang dokumentasi asuhan keperawatan infeksi. Dibahas mengenai definisi infeksi, rantai infeksi yang terdiri dari agens infeksius, reservoar, portal keluar, cara penularan, portal masuk, dan pejamu yang rentan. Juga dibahas mengenai proses infeksi, jenis-jenis infeksi, pertahanan tubuh terhadap infeksi, dan infeksi nosokomial.
Dokumen tersebut membahas tentang leukemia akut limfoblastik (ALL) yang merupakan salah satu jenis kanker darah yang umumnya terjadi pada anak-anak. Dokumen menjelaskan gejala klinis ALL seperti demam, letargi, limfadenopati, hepatosplenomegali, serta penatalaksanaan medisnya yang meliputi kemoterapi. Dokumen juga membahas diagnosis keperawatan, rencana keperawatan, implementasi, dan evaluasi untuk pasien
Teks tersebut merupakan makalah tentang studi kasus campak pada orang dewasa yang membahas tentang konsep medis campak, epidemiologi, patogenesis, gejala klinis dan tujuan penulisan makalah tersebut untuk memberikan asuhan keperawatan pada pasien dewasa dengan diagnosa campak.
Dokumen ini membahas 12 saraf kranial dan fungsi serta cara pemeriksaannya. Saraf-saraf kranial tersebut adalah saraf olfaktori (penciuman), optikus (penglihatan), okulomotorius (gerakan mata), trochlearis (gerakan mata), trigeminus (wajah dan gigi), abdusen (deviasi mata), fasialis (ekspresi wajah), vestibulocochlearis (pendengaran dan keseimbangan), glosofaringeus (rasa), vagus
1. Dokumen tersebut membahas tentang psoriasis yang merupakan gangguan kulit yang ditandai dengan plaque, bercak, dan bersisik serta penyebab, gejala, dan penanganannya.
Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai definisi, etiologi, faktor risiko, gejala, dan tindakan yang dilakukan pada pasien stroke non hemoragik. Dokumen tersebut juga menjelaskan masalah-masalah keperawatan yang dihadapi pasien dan intervensi yang dilakukan untuk mengatasinya.
Depresi disebabkan oleh faktor genetik, biologis, dan psikososial. Secara biologis terjadi gangguan sistem amin-biogenik, tidur, dan regulasi neuroendokrin. Faktor genetik juga berperan, di mana risiko depresi lebih tinggi bila ada riwayat keluarga. Faktor psikososial seperti peristiwa hidup, kepribadian, dan dukungan sosial juga berkontribusi terhadap terjadinya depresi.
Dokumen tersebut merangkum aspek-aspek penting dalam penatalaksanaan anak dengan campak, meliputi definisi, etiologi, manifestasi klinis, komplikasi, diagnosis, penatalaksanaan, dan asuhan keperawatan yang meliputi pengkajian, diagnosa, perencanaan, implementasi, dan perencanaan pemulangan.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
[1] Dokumen tersebut membahas tentang asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan sistem pernapasan atas yaitu ISPA. [2] Dibahas konsep penyakit ISPA, manifestasi klinis, diagnosa, dan penatalaksanaannya. [3] Juga dibahas konsep asuhan keperawatan meliputi pengkajian, diagnosa, dan rencana tindakan keperawatan pada klien ISPA.
Dokumen tersebut membahas tentang dokumentasi asuhan keperawatan infeksi. Dibahas mengenai definisi infeksi, rantai infeksi yang terdiri dari agens infeksius, reservoar, portal keluar, cara penularan, portal masuk, dan pejamu yang rentan. Juga dibahas mengenai proses infeksi, jenis-jenis infeksi, pertahanan tubuh terhadap infeksi, dan infeksi nosokomial.
Dokumen tersebut membahas tentang leukemia akut limfoblastik (ALL) yang merupakan salah satu jenis kanker darah yang umumnya terjadi pada anak-anak. Dokumen menjelaskan gejala klinis ALL seperti demam, letargi, limfadenopati, hepatosplenomegali, serta penatalaksanaan medisnya yang meliputi kemoterapi. Dokumen juga membahas diagnosis keperawatan, rencana keperawatan, implementasi, dan evaluasi untuk pasien
Teks tersebut merupakan makalah tentang studi kasus campak pada orang dewasa yang membahas tentang konsep medis campak, epidemiologi, patogenesis, gejala klinis dan tujuan penulisan makalah tersebut untuk memberikan asuhan keperawatan pada pasien dewasa dengan diagnosa campak.
Dokumen ini membahas 12 saraf kranial dan fungsi serta cara pemeriksaannya. Saraf-saraf kranial tersebut adalah saraf olfaktori (penciuman), optikus (penglihatan), okulomotorius (gerakan mata), trochlearis (gerakan mata), trigeminus (wajah dan gigi), abdusen (deviasi mata), fasialis (ekspresi wajah), vestibulocochlearis (pendengaran dan keseimbangan), glosofaringeus (rasa), vagus
1. Dokumen tersebut membahas tentang psoriasis yang merupakan gangguan kulit yang ditandai dengan plaque, bercak, dan bersisik serta penyebab, gejala, dan penanganannya.
Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai definisi, etiologi, faktor risiko, gejala, dan tindakan yang dilakukan pada pasien stroke non hemoragik. Dokumen tersebut juga menjelaskan masalah-masalah keperawatan yang dihadapi pasien dan intervensi yang dilakukan untuk mengatasinya.
Depresi disebabkan oleh faktor genetik, biologis, dan psikososial. Secara biologis terjadi gangguan sistem amin-biogenik, tidur, dan regulasi neuroendokrin. Faktor genetik juga berperan, di mana risiko depresi lebih tinggi bila ada riwayat keluarga. Faktor psikososial seperti peristiwa hidup, kepribadian, dan dukungan sosial juga berkontribusi terhadap terjadinya depresi.
Teks tersebut membahas tentang Demam Berdarah Dengue (DHF) pada anak, meliputi definisi, etiologi, patofisiologi, klasifikasi, dan manifestasi klinisnya. Virus dengue ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan dapat menyebabkan demam, nyeri otot, dan perdarahan. DHF dibagi menjadi 4 derajat beratnya.
Makalah ini membahas tentang penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) yang disebabkan oleh virus dengue dan ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti. Penyakit ini memiliki gejala demam tinggi, perdarahan, dan penurunan trombosit darah. Penanganannya berfokus pada mengatasi dehidrasi dan perdarahan dengan pemberian cairan dan trombosit secara intravena."
Dokumen tersebut membahas tentang asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan sistem integumen akibat infeksi dermatitis. Dibahas mengenai konsep penyakit dermatitis, etiologi, patofisiologi, manifestasi klinik dan penatalaksanaannya. Dermatitis dapat terjadi akibat iritasi atau reaksi alergi terhadap bahan kimia tertentu, dan menimbulkan gejala seperti ruam, gatal, dan lainnya pada k
Makalah ini membahas tentang penyakit pica yang didefinisikan sebagai konsumsi zat-zat yang tidak bergizi selama satu bulan. Pica lebih sering ditemukan pada anak kecil daripada dewasa dan terjadi di berbagai negara. Makalah ini menjelaskan pengertian, penyebab, diagnosis, gejala, komplikasi, dan penatalaksanaan penyakit pica.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
(1) Dokumen tersebut membahas tentang pengertian, patofisiologi, klasifikasi, gejala, diagnosa dan faktor risiko penyakit diabetes melitus; (2) Terdapat dua tipe utama diabetes yaitu tipe 1 yang bergantung pada insulin dan tipe 2 yang tidak bergantung pada insulin; (3) Diagnosa diabetes dapat dilakukan dengan pemeriksaan kadar glukosa darah saat puasa dan setelah makan.
Efloresensi (modul kulit dan jaringan penunjang)fikri asyura
Dokumen tersebut membahas berbagai jenis morfologi penyakit kulit primer dan sekunder beserta contoh-contohnya, seperti makula, papula, plak, urtika, nodul, vesikel, pustula, dan komedo. Jenis-jenis morfologi tersebut dibedakan berdasarkan karakteristik fisiknya seperti ukuran, konsistensi, dan isiannya. Dokumen ini berguna bagi diagnosis penyakit kulit secara
Dokumen tersebut membahas tentang autoimunitas dan penyakit autoimun. Autoimunitas adalah respon kekebalan tubuh terhadap jaringan dan sel tubuh sendiri yang menyebabkan kerusakan. Penyakit autoimun disebabkan oleh faktor genetik, infeksi, kegagalan mekanisme toleransi, dan faktor lingkungan lainnya. Beberapa contoh penyakit autoimun yang dijelaskan adalah penyakit Graves, SLE, Sjogren, skleroderma
Makalah tentang penyakit diabetes melitus "daftar isi"Daniel Gani
Tugas ini membahas penyakit diabetes melitus, mulai dari sejarah penyakit diabetes, pengertian dan klasifikasi diabetes melitus, gejala diabetes melitus, pencegahan diabetes melitus, hingga cara mengobati diabetes melitus.
1. Kecacingan merupakan masalah kesehatan mendasar di Indonesia yang menyerang sekitar 60% penduduk, terutama anak usia sekolah dasar. 2. Cacing dapat menyebabkan gangguan gizi, anemia, dan menurunnya pertumbuhan dan prestasi belajar anak. 3. Untuk mencegahnya perlu menjaga kebersihan lingkungan dan diri, serta memberikan obat anti cacing secara berkala.
Makalah ini membahas hipersensitivitas atau alergi, yang terjadi ketika tubuh bereaksi berlebihan terhadap bahan-bahan yang biasanya tidak berbahaya. Mekanisme utamanya melibatkan produksi berlebihan antibodi IgE yang mengaktifkan sel mast dan basofil untuk melepaskan mediator seperti histamin, menyebabkan gejala alergi. Alergi dapat diklasifikasikan menjadi 4 tipe utama berdasarkan mekanisme patofisiologis
1. Dermatitis adalah peradangan pada kulit yang ditandai dengan pengelupasan kulit, pembengkakan, kemerahan, dan gatal. Penyebabnya dapat berasal dari luar seperti bahan kimia maupun dari dalam seperti dermatitis atopik.
2. Terdapat beberapa jenis dermatitis seperti dermatitis kontak yang disebabkan kontak langsung dengan zat iritan, dermatitis atopik yang sering muncul pada keluarga dengan riwayat
Ringkasan:
Presentasi kasus membahas delapan topik utama ilmu penyakit gigi dan mulut, yaitu anodontia, impacted teeth, maloklusi, debris, kalkulus, plaque, dental decay, dan pulpitis. Topik-topik tersebut dijelaskan definisi, etiologi, patogenesis, klasifikasi, manifestasi klinis, penegakan diagnosis, dan terapinya. Presentasi ini disampaikan oleh Tenri Ashari Wanahari untuk memenuhi kompetensi di Klinik Ilmu Penyak
Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai berbagai jenis lesi primer dan sekunder pada kulit, termasuk definisi, ciri-ciri, dan contohnya. Jenis lesi primer meliputi makula, papula, pustula, plak, nodus, kista, urtikaria, vesikel, dan bula. Sedangkan jenis lesi sekunder antara lain erosi, ekskoriasi, fisura, atrofi, ulkus, scar, skuama, dan krusta. Dokumen ini juga
Dermatitis atopik dan urtikaria adalah penyakit kulit yang ditandai oleh pembentukan bilur dan iritasi kulit. Dermatitis atopik disebabkan oleh faktor genetik dan lingkungan serta ditandai oleh eritema, papula, vesikel dan gatal yang parah. Urtikaria ditandai oleh pembentukan bilur sementara di kulit yang disebabkan oleh reaksi alergi atau imunologis terhadap berbagai faktor. Kedua penyakit ini
Dokumen tersebut membahas tentang empat jenis dermatitis pada neonatus, yaitu dermatitis kontak, dermatitis atopik, dermatitis numuralis, dan dermatitis statis. Dermatitis merupakan peradangan pada lapisan atas kulit yang menyebabkan gejala seperti gatal, kemerahan, dan pembengkakan. Faktor penyebab, gejala, diagnosis, dan penatalaksanaan dari keempat jenis dermatitis tersebut dijelaskan secara singkat.
1. Makalah ini membahas tentang penyakit dermatitis, termasuk penyebab, jenis-jenis, dan asuhan keperawatannya. Dermatitis adalah peradangan kulit yang disebabkan oleh berbagai faktor seperti sinar matahari, bakteri, jamur, bahan kimia, dan alergi. Terdapat beberapa jenis dermatitis seperti kontak, atopik, seborrheik, dan statis. Asuhan keperawatan meliputi menghilangkan irit
1. Makalah ini membahas tentang penyakit dermatitis, termasuk penyebab, jenis-jenis, dan asuhan keperawatannya. Dermatitis adalah peradangan kulit yang disebabkan oleh berbagai faktor seperti sinar matahari, iritasi kimia, dan infeksi. Terdapat beberapa jenis dermatitis seperti kontak, atopik, dan statis. Asuhan keperawatan meliputi menghilangkan iritasi, mencegah infeksi sekunder
Dokumen tersebut merupakan rencana pelaksanaan penyuluhan tentang penyakit dermatitis kepada pasien dan keluarganya selama 20 menit. Penyuluhan akan membahas pengertian, penyebab, pencegahan, dan penatalaksanaan dermatitis serta dievaluasi untuk mengetahui tingkat pemahaman peserta.
Dokumen tersebut merupakan rencana pelaksanaan penyuluhan tentang penyakit dermatitis kepada pasien dan keluarganya selama 20 menit. Penyuluhan akan membahas pengertian, penyebab, pencegahan, dan penatalaksanaan dermatitis serta dievaluasi untuk mengetahui tingkat pemahaman peserta.
Makalah ini membahas dermatitis kontak iritan, termasuk definisi, etiologi, manifestasi klinis, dan penatalaksanaannya. Dermatitis kontak iritan adalah reaksi peradangan akibat paparan zat kimia yang dapat menyebabkan lesi pada kulit."
Dermatitis atopik dan urtikaria adalah penyakit kulit yang ditandai oleh peradangan dan pembengkakan kulit. Dermatitis atopik disebabkan oleh faktor genetik dan lingkungan serta ditandai oleh gatal, eritema, dan kulit kering. Urtikaria ditandai oleh timbulnya bilur-bilur pembengkakan sementara di kulit yang disebabkan oleh reaksi alergi. Penatalaksanaannya meliputi menghilangkan faktor pemicu, men
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian, faktor penyebab, gejala, pencegahan, dan penanganan asma bronkhial. Asma bronkhial adalah penyakit yang ditandai dengan penyempitan saluran napas akibat reaksi terhadap berbagai rangsangan. Faktor penyebabnya antara lain alergi, perubahan cuaca, stress, dan aktivitas fisik berat. Gejalanya misalnya sesak napas, batuk, dan suara nafas mengi. Pencegah
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan ibu dengan pemberian imunisasi dasar lengkap pada bayi di Kelurahan Parupuk Tabing. Didapatkan bahwa 57,1% ibu memberikan imunisasi lengkap dan 63,5% ibu memiliki pengetahuan yang cukup. Terdapat hubungan bermakna antara pengetahuan ibu dengan pemberian imunisasi lengkap pada anak.
Bab ini membahas tentang iman kepada kitab-kitab Allah. Terdapat penjelasan mengenai pengertian kitab-kitab Allah dan iman kepada kitab-kitab Allah. Juga disebutkan dalil naqli dan aqli terkait iman tersebut. Nama-nama kitab Allah beserta rasulnya dijelaskan, termasuk suhuf-suhuf yang diturunkan. Al-Qur'an dijelaskan sebagai kitab terakhir dan terlengkap dengan keistimewaannya.
Dokumen tersebut membahas tentang fungsi dan tugas guru agama Islam dalam mendidik siswa, meliputi: (1) Fungsi guru agama sebagai motivator, informator, organisator, dan evaluator; (2) Tugas guru meliputi mengajar, memberi contoh, membimbing siswa, dan mengevaluasi perkembangan siswa; (3) Kompetensi yang dibutuhkan guru antara lain penguasaan materi, metode mengajar, dan kemampuan membimbing sis
Fungsi pemimpin madrasah dalam pengelolaan pembelajaran pai erikMJM Networks
Dokumen tersebut membahas tentang kepemimpinan dan pendidikan agama Islam. Pertama, dijelaskan bahwa kepemimpinan merupakan proses mempengaruhi orang lain untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien. Kedua, pendidikan agama Islam adalah usaha membimbing peserta didik agar memahami dan mengamalkan ajaran agama Islam sebagai pandangan hidup. Ketiga, fungsi kepemimpinan kepala madrasah terk
Cacar air adalah penyakit menular yang disebabkan virus varicella-zoster. Gejalanya antara lain demam, bercak merah di kulit yang berisi cairan. Pencegahannya meliputi menjaga daya tahan tubuh, hindari kontak dengan penderita, dan vaksinasi. Pengobatannya berupa obat penurun panas, vitamin, antivirus seperti asiklovir, serta perawatan luka.
Dokumen tersebut memberikan tips dan langkah-langkah untuk belajar yang efektif, meliputi (1) memiliki niat dan berdoa, (2) membaca secara teratur, (3) membuat ringkasan pelajaran, (4) mengulang pelajaran, (5) belajar dengan serius dan tekun, (6) menghindari belajar berlebihan, (7) aktif bertanya, dan (8) belajar kelompok.
1. BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dermatitis adalah penyakit kulit gatal-gatal, kering, dan kemerahan.
Dematitis juga dapat didefinisikan sebagai peradangan pada kulit, baik karena
kontak langsung dengan zat kimia yang mengakibatkan iritasi, atau reaksi
alergi.
Dengan kata lain, dermatitis adalah jenis alergi kulit. Selain penyebab
bahan-bahan kimia, sering kali dermatitis terjadi ketika kulit sensitive kontak
langsung dengan perhiasan logam biasanya emas dengan kadar rendah atau
perhiasan perak dan kuningan. Jika Anda mengalami kulit kering dan gatal,
tidak ada salahnya untuk berkonsultasi pada dokter, apakah yang terjadi pada
kulit Anda teridentifikasi dermatitis.
Jika Anda teridentifikasi dermatitis, maka pertama kali yang harus
Anda ketehui adalah penyebab dari penyakit kulit tersebut. Pastikan Anda
menghindari penyebab dari iritasi dan alergi. Jangan pernah menggaruk,
meskipun rasa gatal tidak tertahankan. Sebab menggaruk tidak akan membuat
hilang rasa gatal, melainkan akan memperparah ketidaknyamanan Anda. Sebab
menggaruk akan menyebabkan kulit lebih rentan terhadap infeksi kulit dan
penyakit kulit lainnya. Biasanya rasa gatal timbul karena area kulit tersebut
kering maka gunakan pelembab untuk mengurangi rasa gatal. Gunakan obat
kulit untuk dermatitis, juga akan membantu mengurangi rasa gatal.
Dermatitis tidak hanya terjadi pada orang dewasa tetapi juga pada anak-
anak. Tipe dermatitis yang sering terjadi pada anak-anak yaitu dermatitis
atopik yang meruapakan suatu gejala eksim terutama timbul pada masa kanak-
kanak. GeJala ini biasanya timbul pada usia sekitar 2 bulan sampai 1 tahun den
sekitar 85% pada usia kurang dari 5 tahun. Pada keadaan akut, gejalanya
berupa kulit kemerahan, kulit melenting berisi cairan, basah dan sangat gatal.
Kadang-kadang disertai infeksi sekunder yang menimbulkan nanah.
1
2. B. Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk memberikan
gambaran yang nyata tentang penyakit dermatitis pada anak dan tentang
pelaksanaan Askep pada klien/anak dengan dermatitis dengan menggunakan
metode keperawatan.
C. Rumusan Masalah
Fokus dalam penulisan makalah ini adalah untuk menjelaskan konsep
dasar dari penyakit dermatitis yang terjadi pada anak yaitu mulai dari apa
definisi dari dermatitis, etiologi, bagaimana patofisiologinya, manifestasi
klinis, komplikasi, pemeriksaan penunjang, penatalaksanaan dan bagaimana
asuhan keperawatan pada anak dengan penyakit dermatitis.
D. Manfaat
Manfaat dari penulisan makalah yaitu :
a) Dapat menambah pengetahuan pembaca tentang penyakit dermatitis
mulai dari definisi, etiologi, patofisiologi, manifestasi klinis, komplikasi,
pemeriksaan penunjang dan penatalaksanaan
b) Dapat menambah pengetahuan pembaca tentang bagaimana gambaran
asuhan keperawatan pada anak dengan dermatitis.
2
3. BAB II
DERMATITIS
A. Definisi
Dermatitis berasal dari kata dermo- (kulit) -itis (radang/inflamasi),
sehingga dermatitis dapat diterjemahkan sebagai suatu keadaan di mana kulit
mengalami inflamasi.
Dermatitis adalah suatu peradangan pada dermis dan epidermis yang
dalam perkembangannya memberikan gambaran klinik berupa efloresensi
polimorf dan pada umumnya memberikan gejala subjektif gatal. (Mulyono
:1986)
Dermatitis adalah peradangan epidermis dan dermis yang memberikan
gejala subjektif gatal dan dalam perkembangannya memberikan efloresensi
yang polimorf. (Junaidi Purnawan : 1982)
B. Etiologi
Berdasarkan etiologinya dermatitis dibagi dalam type :
a) Dermatits kontak
(a) Dermatitis kontak toksis akut. Suatu dermatitis yang disebabkan oleh
iritan primer kuat / absolut. Contok : H2SO4 , KOH, racun serangga.
(b) Dermatitis Kontak Toksis Kronik. Suatu dermatitis yang disebabkan
oleh iritan primer lemah / relatif. Contoh : sabun , detergen.
(c) Dermatitis Kontak Alergi. Suatu dermatitis yang disebabkan oleh
alergen . Contoh : logam (Ag, Hg), karet, plastik, popok atau diaper
pada anak-anak, dll.
b) Dermatitis Atopik. Suatu peradangan menahun pada lapisan epidermis
yang disebabkan zat-zat yang bersifat alergen. Contoh : inhalan (debu,
bulu)
c) Dermatitis Perioral. Suatu penyakit kulit yang ditandai adanya beruntus-
beruntus merah disekitar mulut. Penyebabnya tidak diketahui dan bisa
muncul pemakaian salep kortikosteroid diwajah untuk mengobati suatu
penyakit.
3
4. d) Dermatitis Statis. Suatu peradangan menahun pada tungkai bawah yang
sering meninggalkan bekas, yang disebabkan penimbunan darah dan
cairan dibawah kulit, sehingga cenderung terjadi varises dan edema.
C. Patofisiologi
Dermatitis merupakan peradangan pada kulit, baik pada bagian dermis
ataupun epidermis yang disebabkan oleh beberapa zat alergen ataupun zat
iritan.
Zat tersebut masuk kedalam kulit yang kemudian menyebabkan
hipersensitifitas pada kulit yang terkena tersebut. Masa inkubasi sesudah terjadi
sensitisasi permulaan terhadap suatu antigen adalah 5-12 hari, sedangkan masa
reaksi setelah terkena yang berikutnya adalah 12-48 jam. Bahan iritan ataupun
allergen yang masuk ke dalam kulit merusak lapisan tanduk, denaturasi keratin,
menyingkirkan lemak lapisan tanduk, dan mengubah daya ikat air kulit.
Keadaan ini akan merusak sel dermis maupun sel epidermis sehingga
menimbulkan kelainan kulit atau dermatitis.
Adapun faktor-faktor yang ikut mendorong perkembangan dermatitis
adalah gesekan, tekanan, balutan, macerasi, panas dan dingin, tempat dan luas
daerah yang terkena dan adanya penyakit kulit lain.
D. Manifestasi Klinis
Secara umum manifestasi klinis dari dermatitis yaitu secara Subyektif
ada tanda–tanda radang akut terutama pruritus ( sebagai pengganti dolor).
Selain itu terdapat pula kenaikan suhu (kalor), kemerahan (rubor), edema atau
pembengkakan dan gangguan fungsi kulit (function laisa). Sedangkan secara
Obyektif, biasanya batas kelainan tidak tegas dan terdapat lesi polimorfi yang
dapat timbul secara serentak atau beturut-turut.
a) Dermatitis Kontak. Gatal-gatal , rasa tidak enak karena kering, kulit
berwarna coklat dan menebal.
b) Dermatitis Atopik. Gatal-gatal , muncul pada beberapa bulan pertama
setelah bayi lahir, yang mengenai wajah, daerah yang tertutup popok,
tangan, lengan dan kaki.
4
5. c) Dermatitis Perioral. Gatal-gatal bahkan menyengat, disekitar bibir tampak
beruntus-beruntus kecil kemerahan.
d) Dermatitis Statis. Awalnya kulit merah dan bersisik, setelah beberapa
minggu / bulan , warna menjadi coklat.
E. Komplikasi
Komplikasi dengan penyakit lain yang dapat terjadi adalah sindrom
pernapasan akut, gangguan ginjal, Infeksi kulit oleh bakteri-bakteri yang lazim
dijumpai terutamastaphylococcus aureus, jamur, atau oleh virus misalnya
herpes simpleks.
F. Pemeriksaan Penunjang
1) Darah; Hb, leoukosit, hitung jenis, trombosit, elektrolit, protein total,
albumin, globulin.
2) Urin; pemeriksaan Hispatologi
3) Uji kulit, alergen, uji IgE spesifik, pada dermatitis atopic
4) Pemeriksaan kultur bakteri apabila ada komplikasi infeksi sekunder
bakteri, pada dermatitis kontak iritan
G. Penatalaksanaan
a) Terapi umum
(a) Hindari faktor penyebab.
(b) Jaga kulit bayi/anak jangan sampai kering à pelembab.
(c) Berikan pengertian untuk tidak digaruk.
b) Terapi Lokal
(a) Salep / krim / losio kortikosteroid.
c) Terapi Sistemik
(a) Anti histamin.
(b) Kortikosteroid ; dosis 40-60 mg.
(c) Antibiotik ; Eritromisin, Dewasa 4x 250 mg/hr.
5
6. BAB III
KONSEP DASAR KEPERAWATAN
A. Pengkajian
Anak dengan dermatitis yang perlu dikaji, yaitu :
o Kaji faktor penyebab terjadinya gangguan kulit.
o Kaji pengetahuan orang tua tentang faktor penyebab dan metode
kontak.
o Kaji adanya pruritas dan burning.
o Kaji peningkatan stress yang diketahui pasien.
o Kaji tanda-tanda infeksi.
o Riwayat infeksi yang berulang-ulang.
o Kaji faktor yang memperparah.
o Pada reaksi ringan kulit terlihat merah dan terdapat vesicle.
o Pada reaksi berat terdapat ulceration.
B. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang muncul pada anak dengan dermatitis, yaitu :
1) Gangguan integritas kulit berhubungan dengan kekeringan pada kulit
2) Resiko kerusakan kulit berhubungan dengan terpapar allergen
3) Perubahan rasa nyaman berhubungan dengan pruritus
C. Intervensi
1. Gangguan integritas kulit b/d kekeringan pada kulit
1) Tujuan : klien/orang tua akan mempertahankan kulit klien agar
mempunyai hidrasi yang baik dan turunnya peradangan, ditandai
dengan :
2) Mengungkapkan peningkatan kenyamanan kulit
3) Berkurangnya derajat pengelupasan kulit
4) Berkurangnnya kemerahan
5) Berkurangnya lecet karena garukan
6) Penyembuhan area kulit yang telah rusak
Rencana Tindakan Keperawatan :
6
7. 1) Kaji keadaan kulit
Rasional : Mengetahui dan mengidetifikasi kerusakan kulit untuk
melakukan intervensi yang tepat.
2) Mandikan anak paling tidak sekali sehari selama 15 – 20 menit. Segera
oleskan salep atau krim yang telah diresepkan setelah mandi. Mandi
lebih sering jika tanda dan gejala meningkat.
Rasional : Dengan mandi air akan meresap dalam saturasi kulit.
Pengolesan krim pelembab selama 2 – 4 menit setelah mandi untuk
mencegah penguapan air dari kulit.
3) Anjurkan orang tua dan anak untuk menggunakan sabun yang
mengandung pelembab atau sabun untuk kulit sensitive pada anak.
Hindari mandi busa.
Rasional : Sabun yang mengandung pelembab lebih sedikit kandungan
alkalin dan tidak membuat kulit kering, sabun kering dapat
meningkatkan keluhan.
4) Kolaborasi dalam pemberian salep atau krim yang telah diresepkan 2
atau tiga kali per hari pada anak.
Rasional : Salep atau krim akan melembabkan kulit.
2. Resiko kerusakan kulit b/d terpapar allergen
Tujuan : Klien/orang tua akan mempertahankan integritas kulit klien,
ditandai dengan Menghindari allergen
Rencana Tidakan Keperawatan :
1) Ajari orang tua dan anak untuk menghindarkan atau menurunkan
paparan terhadap alergen yang telah diketahui pada anak. Rasional
: menghindari alergen akan menurunkan respon alergi
2) Anjurkan orang tua dan anak membaca label makanan kaleng agar
anak terhindar dari bahan makanan yang mengandung allergen.
Rasional : menghindari alergi makanan.
3) Hindari anak dari binatang peliharaan.
4) Rasional : jika alergi terhadap bulu binatang sebaiknya hindari
memelihara binatang atau batasi keberadaan binatang di sekitar area
rumah
7
8. 5) Gunakan penyejuk ruangan (AC) di rumah, bila memungkinkan.
Rasional : AC membantu menurunkan paparan terhadap beberapa
alergen yang ada di lingkungan.
3. Perubahan rasa nyaman b/d pruritus
Tujuan : Klien menunjukkan berkurangnya pruritus, ditandai dengan
o Berkurangnya lecet akibat garukan
o Klien tidur nyenyak tanpa terganggu rasa gatal
o Klien mengungkapkan adanya peningkatan rasa nyaman
Rencana Tidakan Keperawatan :
(a) Jelaskan pada orang tua dan anak gejala gatal berhubungan dengan
penyebabnya (misal keringnya kulit) dan prinsip terapinya (misal hidrasi)
dan siklus gatal-garuk-gatal-garuk.
Rasional : dengan mengetahui proses fisiologis dan psikologis dan prinsip
gatal serta penangannya akan meningkatkan rasa kooperatif.
(b) Anjurkan orang tua dan anak untuk mencuci semua pakaian sebelum
digunakan untuk menghilangkan formaldehid dan bahan kimia lain serta
hindari menggunakan pelembut pakaian buatan pabrik.
Rasional : pruritus sering disebabkan oleh dampak iritan atau allergen dari
bahan kimia atau komponen pelembut pakaian.
(c) Anjurkan orang tua dan anak untuk menggunakan deterjen ringan dan
bilas pakaian untuk memastikan sudah tidak ada sabun yang tertinggal.
Rasional : bahan yang tertinggal (deterjen) pada pencucian pakaian dapat
menyebabkan iritasi
D. Implementasi
1. Gangguan integritas kulit b/d kekeringan pada kulit
1) Mengkaji keadaan kulit
2) Memandikan anak paling tidak sekali sehari selama 15 – 20 menit.
Segera oleskan salep atau krim yang telah diresepkan setelah mandi.
Mandi lebih sering jika tanda dan gejala meningkat.
3) Menggunakan air hangat untuk memandikan anak.
8
9. 4) Menganjurkan orang tua dan anak untuk menggunakan sabun yang
mengandung pelembab atau sabun untuk kulit sensitive pada anak.
Menghindari mandi busa.
5) Berkolaborasi dalam pemberian salep atau krim yang telah diresepkan
2 atau tiga kali per hari pada anak.
2. Resiko kerusakan kulit b/d terpapar allergen
1) Mengajari orang tua dan anak untuk menghindarkan atau menurunkan
paparan terhadap alergen yang telah diketahui pada anak.
2) Menganjurkan orang tua dan anak membaca label makanan kaleng agar
anak terhindar dari bahan makanan yang mengandung allergen.
3) Menghindari anak dari binatang peliharaan.
4) Menggunakan penyejuk ruangan (AC) di rumah, bila memungkinkan.
3. Perubahan rasa nyaman b/d pruritus
a) Menjelaskan pada orang tua dan anak gejala gatal berhubungan dengan
penyebabnya (misal keringnya kulit) dan prinsip terapinya (misal hidrasi)
dan siklus gatal-garuk-gatal-garuk.
b) Menganjurkan orang tua dan anak untuk mencuci semua pakaian sebelum
digunakan untuk menghilangkan formaldehid dan bahan kimia lain serta
hindari menggunakan pelembut pakaian buatan pabrik.
c) Menganjurkan orang tua dan anak untuk menggunakan deterjen ringan dan
bilas pakaian untuk memastikan sudah tidak ada sabun yang tertinggal.
E. Evaluasi
1) Integritas kulit dapat dipertahankan
2) Tidak terjadi kerusakan kulit
3) Tidak terjadi perubahan rasa nyaman
9
10. BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dermatitis adalah suatu peradangan pada dermis dan epidermis yang
dalam perkembangannya memberikan gambaran klinik berupa efloresensi
polimorf dan pada umumnya memberikan gejala subjektif gatal.
Secara umum penyebab dari dermatitis yaitu : respon kulit terhadap agen-
agen yang beraneka ragam, mis: zat kimia, protein, bakteri adanya respon alergi.
Secara umum manifestasi klinis dari dermatitis yaitu secara Subyektif ada
tanda–tanda radang akut terutama pruritus ( sebagai pengganti dolor). Selain itu
terdapat pula kenaikan suhu (kalor), kemerahan (rubor), edema atau
pembengkakan dan gangguan fungsi kulit (function laisa). Sedangkan secara
Obyektif, biasanya batas kelainan tidak tegas dan terdapat lesi polimorfi yang
dapat timbul secara serentak atau beturut-turut.
Komplikasi dengan penyakit lain yang dapat terjadi adalah sindrom
pernapasan akut, gangguan ginjal, Infeksi kulit oleh bakteri-bakteri yang lazim
dijumpai terutamastaphylococcus aureus, jamur, atau oleh virus misalnya herpes
simpleks.
B. Saran
Kepada mahasiswa (khususnya mahasiswa perawat) atau pembaca
disarankan agar dapat mengambil pelajaran dari makalah ini sehingga
apabila terdapat tanda dan gejala penyakit dermatitis pada maka kita dapat
melakukan tindakan yang tepat agar penyakit tersebut tidak berlanjut ke
arah yang lebih buruk. Dan disarankan kepada orang tua agar
menjaga/menghindarkan anak-anak dari bahan-bahan yang dapat
menyebabkan dermatitis.
10
11. DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Suddarth. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8 Vol.
3. Jakarta : EGC
Doenges, Marilyn E. 2002. Rencana Asuhan Keperawatan Pedoman Untuk
Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. Edisi III. Jakarta : EGC
Mansjoer, Arief. 1998. Kapita Selekta Kedokteran Edisi 3. Jakarta : EGC
http://www.klikdokter.com/illness/detail/216
http://www/medicastore.com/med/detail_pyk_php?idktg:14&iUD:200509161940
052002159.126.1
11
12. KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa karena atas
kehendak-Nya Makalah ini yang berjudul Dermatitis dapat terselesaikan tepat
waktunya.
Dalam makalah ini penulis banyak mengalami kesulitan terutama
disebabkan akan kurangnya pengetahuan. Namun, berkat bimbingan dari berbagai
pihak akhirnya makalah ini dapat terselesaikan walaupun masih terdapat
kekurangan didalamnya. Karena itu, sepantasnya jika penulis mengucapkan
terima kasih kepada :
Penulis menyadari makalah ini masih banyak memiliki kekurangan. Oleh
karena itu, penulis sangat mengharapkan adanya kritik dan saran yang positif agar
karya mahasiswa ini menjadi lebih baik dan berdaya guna di masa yang akan
datang.
Pariaman, 2 Februari 2013
Pariaman
12
13. DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ...........................................................................
DAFTAR ISI ..........................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
E. Latar Belakang .......................................................................
F. Tujuan .....................................................................................
G. Rumusan Masalah ..................................................................
H. Manfaat ...................................................................................
BAB II DERMATITIS
H. Definisi ...................................................................................
I. Etiologi ...................................................................................
J. Patofisiologi............................................................................
K. Manifestasi Klinis...................................................................
L. Komplikasi .............................................................................
M.Pemeriksn Penunjang .............................................................
BAB III KONSEP DASAR KEPERAWATAN
F. Pengkajian ..............................................................................
G. Diagnosa Keperawatan ...........................................................
H. Intervensi ................................................................................
I. Implementasi ..........................................................................
J. Evaluasi ..................................................................................
BAB IV PENUTUP
C. Kesimpulan ..........................................................................
D. Saran.....................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
13