Dermatitis adalah peradangan pada kulit yang menyebabkan rasa gatal dan bisa diiringi dengan pembentukan bintik cairan. Terdapat beberapa jenis dermatitis seperti kontak, atopik, seborrheik, dan statis, yang masing-masing memiliki penyebab dan gejala khas. Pemeriksaan klinis dan laboratorium dapat dilakukan untuk mendiagnosis jenis dermatitis.
Dokumen tersebut membahas tentang dermatitis, suatu penyakit kulit yang ditandai dengan gatal dan meradang. Penyakit ini disebabkan oleh kombinasi faktor genetik dan lingkungan seperti zat kimia, protein, bakteri atau jamur. Gejalanya berupa kemerahan, bengkak, dan gatal pada kulit. Ada beberapa jenis dermatitis seperti kontak, atopik, dan neurodermatitis. Penanganannya meliputi hindari menggaruk, pakai pe
Dermatitis adalah peradangan pada kulit yang disebabkan oleh faktor internal maupun eksternal. Dokumen ini menjelaskan pengertian, anatomi, fisiologi, klasifikasi, manifestasi klinis, diagnosis keperawatan, dan tujuan intervensi untuk dermatitis.
Dokumen tersebut membahas tentang dermatitis, termasuk definisi, etiologi, manifestasi klinis, patofisiologi, pemeriksaan penunjang, dan penatalaksanaan dermatitis.
Dokumen tersebut membahas tentang dermatitis, suatu penyakit kulit yang ditandai dengan gatal dan meradang. Penyakit ini disebabkan oleh kombinasi faktor genetik dan lingkungan seperti zat kimia, protein, bakteri atau jamur. Gejalanya berupa kemerahan, bengkak, dan gatal pada kulit. Ada beberapa jenis dermatitis seperti kontak, atopik, dan neurodermatitis. Penanganannya meliputi hindari menggaruk, pakai pe
Dermatitis adalah peradangan pada kulit yang disebabkan oleh faktor internal maupun eksternal. Dokumen ini menjelaskan pengertian, anatomi, fisiologi, klasifikasi, manifestasi klinis, diagnosis keperawatan, dan tujuan intervensi untuk dermatitis.
Dokumen tersebut membahas tentang dermatitis, termasuk definisi, etiologi, manifestasi klinis, patofisiologi, pemeriksaan penunjang, dan penatalaksanaan dermatitis.
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian gout, etiologi, klasifikasi, manifestasi klinis, dan patofisiologi dari penyakit gout. Gout adalah penyakit metabolik yang ditandai dengan penumpukan kristal asam urat di persendian yang menyebabkan nyeri dan peradangan. Faktor risiko utama penyakit ini adalah gangguan metabolisme purin dan asam urat.
Makalah ini membahas tentang Herpes Zoster dan Herpes Simpleks, yang disebabkan oleh infeksi virus. Makalah ini memberikan penjelasan mengenai pengertian, etiologi, patofisiologi, gejala, komplikasi, pemeriksaan, dan penatalaksanaan Herpes Zoster dan Herpes Simpleks."
I. Latar belakang
Luka bakar merupakan cedera yang cukup sering dihadapi oleh dokter dan perawat. Jenis yang berat memperlihatkan morbiditas dan derajad cacat yang relatif tinggi dibanding dengan cedera oleh sebab lain. Biaya yang dibutuhkan dalam penangananpun tinggi. Penyebab luka bakar selain terbakar api langsung atau tak langsung, juga pajanan suhu tinggi dari matahari, listrik, maupun bahan kimia.(Elizabeth,2009)
Statistik menunjukkan bahwa 60% luka bakar terjadi karena kecelakaan rumah tangga, 20% karena kecelakaan kerja, dan 20% sisanya karena sebab-sebab lain, misalnya bus terbakar, ledakan bom, dan gunung meletus. (Moenajad, 2001)
Penanganan dan perawatan luka bakar (khususnya luka bakar berat) memerlukan perawatan yang kompleks dan masih merupakan tantangan tersendiri karena angka morbiditas dan mortalitas yang cukup tinggi.1 Di Amerika dilaporkan sekitar 2 – 3 juta penderita setiap tahunnya dengan jumlah kematian sekitar 5 – 6 ribu kematian per tahun. Di Indonesia sampai saat ini belum ada laporan tertulis mengenai jumlah penderita luka bakar dan jumlah angka kematian yang diakibatkannya. Di unit luka bakar RSCM Jakarta, pada tahun 2008 dilaporkan sebanyak 107 kasus luka bakar yang dirawat dengan angka kematian 37,38%. Dari unit luka bakar RSU Dr. Soetomo Surabaya pada tahun 2008 didapatkan data bahwa kematian umumnya terjadi pada luka bakar dengan luas lebih dari 50% atau pada luka bakar yang disertai cedera pada saluran napas dan 50% terjadi pada 7 hari pertama perawatan. (Irna Bedah RSUD Dr. Soetomo, 2001)
Beberapa karakteristik luka bakar yang terjadi membutuhkan tindakan khusus yang berbeda. Karakteristik ini meliputi luasnya, penyebab(etiologi) dan anatomi luka bakar. Luka bakar yang melibatkan permukaan tubuh yang besar atau yang meluas ke jaringan yang lebih dalam, memerlukan tindakan yang lebih intensif daripada luka bakar yang lebih kecil dan superficial. Luka bakar yang disebabkan oleh cairan yang panas (scald burn) mempunyai perbedaan prognosis dan komplikasi dari pada luka bakar yang sama yang disebabkan oleh api atau paparan radiasi ionisasi. Luka bakar karena bahan kimia memerlukan pengobatan yang berbeda dibandingkan karena sengatan listrik (elektrik) atau persikan api. Luka bakar yang mengenai genetalia menyebabkan resiko nifeksi yang lebih besar daripada di tempat lain dengan ukuran yang sama. Luka bakar pada kaki atau tangan dapat mempengaruhi kemampuan fungsi kerja klien dan memerlukan tehnik pengobatan yang berbeda dari lokasi pada tubuh yang lain. Pengetahuan umum perawat tentang anatomi fisiologi kulit, patofisiologi luka bakar sangat diperlukan untuk mengenal perbedaan dan derajat luka bakar tertentu dan berguna untuk mengantisipasi harapan hidup serta terjadinya komplikasi multi organ yang menyertai. (Irna Bedah RSUD Dr. Soetomo, 2001)
Prognosis klien yang mengalami suatu luka bakar berhubungan langsung dengan lokasi dan ukuran luka bakar. Faktor lain seperti umur, status kesehatan sebelumnya da
Tindakan keperawatan untuk pasien isolasi sosial meliputi melatih pasien berinteraksi secara bertahap dengan berkenalan dengan perawat dan pasien lain, serta melatih keluarga untuk merawat pasien dengan membina hubungan, memberikan dukungan, dan menjadwalkan kegiatan bersama.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Laporan pendahuluan keperawatan dasar tentang kebutuhan cairan dan elektrolit yang mencakup definisi, etiologi, tanda dan gejala, fisiologi, klasifikasi, pathway, faktor yang mempengaruhinya, pemeriksaan diagnostik, penatalaksanaan klinis, pengkajian, diagnosis keperawatan, dan intervensi keperawatan untuk mengelola ketidakseimbangan elektrolit.
Implementasi asuhan keperawatan pada klien dengan Artritis Gout meliputi pengkajian, diagnosa, intervensi, implementasi, dan evaluasi. Diagnosa yang ditemukan adalah kurangnya pengetahuan keluarga tentang penyakit Artritis Gout dan ketidakmampuan merawat anggota keluarga yang sakit. Intervensi meliputi pendidikan kesehatan tentang penyakit dan cara merawat pasien. Implementasi dan evaluasi menunjukkan tujuan keperawatan tercapai den
Laporan pendahuluan asuhan keperawatan diabetes mellitus tipe 2Utik Pariani
Dokumen tersebut merangkum konsep dasar diabetes mellitus, termasuk definisi, etiologi, klasifikasi, patofisiologi, gejala klinis, pemeriksaan penunjang, dan penatalaksanaannya. Diabetes mellitus adalah kelompok gangguan metabolisme yang ditandai dengan hiperglikemia akibat kekurangan produksi insulin atau resistensi terhadap insulin. Terdapat dua tipe utama diabetes yaitu tipe 1 yang disebabkan kerusakan sel pankreas dan tipe 2 yang le
1. Dokumen tersebut membahas tentang dermatitis yang ditandai dengan adanya eritema dan pelepasan lapisan kulit (eksfoliasi) di seluruh atau hampir seluruh tubuh. Penyebabnya dapat karena alergi obat, penyakit kulit seperti psoriasis, atau penyakit sistemik.
Dokumen tersebut membahas tentang dokumentasi asuhan keperawatan infeksi. Dibahas mengenai definisi infeksi, rantai infeksi yang terdiri dari agens infeksius, reservoar, portal keluar, cara penularan, portal masuk, dan pejamu yang rentan. Juga dibahas mengenai proses infeksi, jenis-jenis infeksi, pertahanan tubuh terhadap infeksi, dan infeksi nosokomial.
Dokumen tersebut menjelaskan proses penyebaran virus dengue melalui nyamuk Aedes sebagai vektor, mulai dari infeksi virus di darah hingga menimbulkan berbagai gejala klinis seperti demam, nyeri otot/sendi, perdarahan, gangguan sistem koagulasi darah, dan edema di berbagai organ.
Dokumen tersebut membahas tentang asuhan keperawatan pada masalah nyeri, meliputi pengertian manajemen nyeri non-farmakologi seperti relaksasi, distraksi, imajinasi terbimbing, hipnosis, dan massage serta pengkajian nyeri yang meliputi karakteristik, lokasi, keparahan, dan durasi nyeri."
1. Dokumen tersebut membahas tentang standar asuhan keperawatan luka. Terdapat beberapa poin penting yaitu pengertian luka, etiologi, patofisiologi, klasifikasi, dan faktor-faktor yang mempengaruhi penyembuhan luka. Juga dibahas mengenai komplikasi, konsep dasar keperawatan luka, dan intervensi-intervensi yang dapat dilakukan.
1. Dermatitis adalah peradangan pada kulit yang ditandai dengan pengelupasan kulit, pembengkakan, kemerahan, dan gatal. Penyebabnya dapat berasal dari luar seperti bahan kimia maupun dari dalam seperti dermatitis atopik.
2. Terdapat beberapa jenis dermatitis seperti dermatitis kontak yang disebabkan kontak langsung dengan zat iritan, dermatitis atopik yang sering muncul pada keluarga dengan riwayat
Dokumen tersebut membahas tentang asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan sistem integumen akibat infeksi dermatitis. Dibahas mengenai konsep penyakit dermatitis, etiologi, patofisiologi, manifestasi klinik dan penatalaksanaannya. Dermatitis dapat terjadi akibat iritasi atau reaksi alergi terhadap bahan kimia tertentu, dan menimbulkan gejala seperti ruam, gatal, dan lainnya pada k
asuhan keperawatan pada Steven Johnsonpjj_kemenkes
Asuhan keperawatan pada pasien dengan sindrom Stevens Johnson membutuhkan penatalaksanaan yang cepat dan tepat untuk mencegah komplikasi berbahaya. Terapi utama adalah kortikosteroid sistemik dan perawatan luka serta pencegahan infeksi sekunder.
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian gout, etiologi, klasifikasi, manifestasi klinis, dan patofisiologi dari penyakit gout. Gout adalah penyakit metabolik yang ditandai dengan penumpukan kristal asam urat di persendian yang menyebabkan nyeri dan peradangan. Faktor risiko utama penyakit ini adalah gangguan metabolisme purin dan asam urat.
Makalah ini membahas tentang Herpes Zoster dan Herpes Simpleks, yang disebabkan oleh infeksi virus. Makalah ini memberikan penjelasan mengenai pengertian, etiologi, patofisiologi, gejala, komplikasi, pemeriksaan, dan penatalaksanaan Herpes Zoster dan Herpes Simpleks."
I. Latar belakang
Luka bakar merupakan cedera yang cukup sering dihadapi oleh dokter dan perawat. Jenis yang berat memperlihatkan morbiditas dan derajad cacat yang relatif tinggi dibanding dengan cedera oleh sebab lain. Biaya yang dibutuhkan dalam penangananpun tinggi. Penyebab luka bakar selain terbakar api langsung atau tak langsung, juga pajanan suhu tinggi dari matahari, listrik, maupun bahan kimia.(Elizabeth,2009)
Statistik menunjukkan bahwa 60% luka bakar terjadi karena kecelakaan rumah tangga, 20% karena kecelakaan kerja, dan 20% sisanya karena sebab-sebab lain, misalnya bus terbakar, ledakan bom, dan gunung meletus. (Moenajad, 2001)
Penanganan dan perawatan luka bakar (khususnya luka bakar berat) memerlukan perawatan yang kompleks dan masih merupakan tantangan tersendiri karena angka morbiditas dan mortalitas yang cukup tinggi.1 Di Amerika dilaporkan sekitar 2 – 3 juta penderita setiap tahunnya dengan jumlah kematian sekitar 5 – 6 ribu kematian per tahun. Di Indonesia sampai saat ini belum ada laporan tertulis mengenai jumlah penderita luka bakar dan jumlah angka kematian yang diakibatkannya. Di unit luka bakar RSCM Jakarta, pada tahun 2008 dilaporkan sebanyak 107 kasus luka bakar yang dirawat dengan angka kematian 37,38%. Dari unit luka bakar RSU Dr. Soetomo Surabaya pada tahun 2008 didapatkan data bahwa kematian umumnya terjadi pada luka bakar dengan luas lebih dari 50% atau pada luka bakar yang disertai cedera pada saluran napas dan 50% terjadi pada 7 hari pertama perawatan. (Irna Bedah RSUD Dr. Soetomo, 2001)
Beberapa karakteristik luka bakar yang terjadi membutuhkan tindakan khusus yang berbeda. Karakteristik ini meliputi luasnya, penyebab(etiologi) dan anatomi luka bakar. Luka bakar yang melibatkan permukaan tubuh yang besar atau yang meluas ke jaringan yang lebih dalam, memerlukan tindakan yang lebih intensif daripada luka bakar yang lebih kecil dan superficial. Luka bakar yang disebabkan oleh cairan yang panas (scald burn) mempunyai perbedaan prognosis dan komplikasi dari pada luka bakar yang sama yang disebabkan oleh api atau paparan radiasi ionisasi. Luka bakar karena bahan kimia memerlukan pengobatan yang berbeda dibandingkan karena sengatan listrik (elektrik) atau persikan api. Luka bakar yang mengenai genetalia menyebabkan resiko nifeksi yang lebih besar daripada di tempat lain dengan ukuran yang sama. Luka bakar pada kaki atau tangan dapat mempengaruhi kemampuan fungsi kerja klien dan memerlukan tehnik pengobatan yang berbeda dari lokasi pada tubuh yang lain. Pengetahuan umum perawat tentang anatomi fisiologi kulit, patofisiologi luka bakar sangat diperlukan untuk mengenal perbedaan dan derajat luka bakar tertentu dan berguna untuk mengantisipasi harapan hidup serta terjadinya komplikasi multi organ yang menyertai. (Irna Bedah RSUD Dr. Soetomo, 2001)
Prognosis klien yang mengalami suatu luka bakar berhubungan langsung dengan lokasi dan ukuran luka bakar. Faktor lain seperti umur, status kesehatan sebelumnya da
Tindakan keperawatan untuk pasien isolasi sosial meliputi melatih pasien berinteraksi secara bertahap dengan berkenalan dengan perawat dan pasien lain, serta melatih keluarga untuk merawat pasien dengan membina hubungan, memberikan dukungan, dan menjadwalkan kegiatan bersama.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Laporan pendahuluan keperawatan dasar tentang kebutuhan cairan dan elektrolit yang mencakup definisi, etiologi, tanda dan gejala, fisiologi, klasifikasi, pathway, faktor yang mempengaruhinya, pemeriksaan diagnostik, penatalaksanaan klinis, pengkajian, diagnosis keperawatan, dan intervensi keperawatan untuk mengelola ketidakseimbangan elektrolit.
Implementasi asuhan keperawatan pada klien dengan Artritis Gout meliputi pengkajian, diagnosa, intervensi, implementasi, dan evaluasi. Diagnosa yang ditemukan adalah kurangnya pengetahuan keluarga tentang penyakit Artritis Gout dan ketidakmampuan merawat anggota keluarga yang sakit. Intervensi meliputi pendidikan kesehatan tentang penyakit dan cara merawat pasien. Implementasi dan evaluasi menunjukkan tujuan keperawatan tercapai den
Laporan pendahuluan asuhan keperawatan diabetes mellitus tipe 2Utik Pariani
Dokumen tersebut merangkum konsep dasar diabetes mellitus, termasuk definisi, etiologi, klasifikasi, patofisiologi, gejala klinis, pemeriksaan penunjang, dan penatalaksanaannya. Diabetes mellitus adalah kelompok gangguan metabolisme yang ditandai dengan hiperglikemia akibat kekurangan produksi insulin atau resistensi terhadap insulin. Terdapat dua tipe utama diabetes yaitu tipe 1 yang disebabkan kerusakan sel pankreas dan tipe 2 yang le
1. Dokumen tersebut membahas tentang dermatitis yang ditandai dengan adanya eritema dan pelepasan lapisan kulit (eksfoliasi) di seluruh atau hampir seluruh tubuh. Penyebabnya dapat karena alergi obat, penyakit kulit seperti psoriasis, atau penyakit sistemik.
Dokumen tersebut membahas tentang dokumentasi asuhan keperawatan infeksi. Dibahas mengenai definisi infeksi, rantai infeksi yang terdiri dari agens infeksius, reservoar, portal keluar, cara penularan, portal masuk, dan pejamu yang rentan. Juga dibahas mengenai proses infeksi, jenis-jenis infeksi, pertahanan tubuh terhadap infeksi, dan infeksi nosokomial.
Dokumen tersebut menjelaskan proses penyebaran virus dengue melalui nyamuk Aedes sebagai vektor, mulai dari infeksi virus di darah hingga menimbulkan berbagai gejala klinis seperti demam, nyeri otot/sendi, perdarahan, gangguan sistem koagulasi darah, dan edema di berbagai organ.
Dokumen tersebut membahas tentang asuhan keperawatan pada masalah nyeri, meliputi pengertian manajemen nyeri non-farmakologi seperti relaksasi, distraksi, imajinasi terbimbing, hipnosis, dan massage serta pengkajian nyeri yang meliputi karakteristik, lokasi, keparahan, dan durasi nyeri."
1. Dokumen tersebut membahas tentang standar asuhan keperawatan luka. Terdapat beberapa poin penting yaitu pengertian luka, etiologi, patofisiologi, klasifikasi, dan faktor-faktor yang mempengaruhi penyembuhan luka. Juga dibahas mengenai komplikasi, konsep dasar keperawatan luka, dan intervensi-intervensi yang dapat dilakukan.
1. Dermatitis adalah peradangan pada kulit yang ditandai dengan pengelupasan kulit, pembengkakan, kemerahan, dan gatal. Penyebabnya dapat berasal dari luar seperti bahan kimia maupun dari dalam seperti dermatitis atopik.
2. Terdapat beberapa jenis dermatitis seperti dermatitis kontak yang disebabkan kontak langsung dengan zat iritan, dermatitis atopik yang sering muncul pada keluarga dengan riwayat
Dokumen tersebut membahas tentang asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan sistem integumen akibat infeksi dermatitis. Dibahas mengenai konsep penyakit dermatitis, etiologi, patofisiologi, manifestasi klinik dan penatalaksanaannya. Dermatitis dapat terjadi akibat iritasi atau reaksi alergi terhadap bahan kimia tertentu, dan menimbulkan gejala seperti ruam, gatal, dan lainnya pada k
asuhan keperawatan pada Steven Johnsonpjj_kemenkes
Asuhan keperawatan pada pasien dengan sindrom Stevens Johnson membutuhkan penatalaksanaan yang cepat dan tepat untuk mencegah komplikasi berbahaya. Terapi utama adalah kortikosteroid sistemik dan perawatan luka serta pencegahan infeksi sekunder.
Este documento trata sobre diferentes tipos de dermatitis y tiñas. En resumen: 1) Define la dermatitis como la inflamación de las capas superficiales de la piel causada por sustancias irritantes, 2) Describe varios tipos de dermatitis como la de contacto, atópica, seborreica y numular, y 3) Explica brevemente las tiñas o dermatofitosis, hongos que infectan la piel, pelos y uñas.
Contact dermatitis is a type of inflammation of the skin caused by exposure to substances that cause an allergic reaction. It is commonly caused by detergents, chemicals, toiletries, foods or water. Hands, feet, and groin are most commonly affected areas. Contact dermatitis causes symptoms like redness, swelling, itching or blistering of the skin. It is not contagious but infected skin can spread infection. Steps to prevent contact dermatitis include wearing gloves, thoroughly rinsing hands after exposure, drying hands well, and moisturizing.
Dokumen tersebut membahas tentang dermatitis, yaitu peradangan pada kulit yang penyebabnya belum diketahui secara pasti. Terdapat beberapa jenis dermatitis seperti dermatitis kontak, dermatitis atopik, dan dermatitis herpetiformis. Gejala umum dermatitis adalah gatal, kemerahan, dan kering pada kulit.
Ringkasan dokumen tersebut adalah: (1) Tn. A dirawat dengan diagnosis hipertensi dan mengeluh nyeri kepala; (2) Perawat mengidentifikasi masalah utama yaitu nyeri akut, ansietas, intoleransi aktivitas, ketidakseimbangan nutrisi, dan gangguan pola tidur; (3) Intervensi perawat meliputi manajemen nyeri, pengurangan ansietas, peningkatan toleransi aktivitas, optimalisasi nutrisi, dan penyesuaian pol
Dr. Angelo Smith discusses various types of dermatitis and eczema. He covers topics such as the characteristic presentations, locations, triggers, and treatment approaches for atopic dermatitis, contact dermatitis, dyshidrotic eczema, nummular eczema, and seborrheic dermatitis among others. The document provides clinical guidance on distinguishing features, comorbidities, and management strategies for common inflammatory skin conditions.
1. Dokumen membahas tentang dermatitis kontak, termasuk epidemiologi, fisiologi, etiologi, dan penatalaksanaannya.
2. Dermatitis kontak dapat disebabkan oleh iritan maupun alergen, dan manifestasinya berupa eritema, edema, papula, vesikel, dan krusta.
3. Prevalensi dermatitis kontak di Indonesia antara 4-40%, terbanyak di kalangan petugas kehutanan, nelayan, dan polisi lalu lintas.
Makalah ini membahas dermatitis kontak iritan, termasuk definisi, etiologi, manifestasi klinis, dan penatalaksanaannya. Dermatitis kontak iritan adalah reaksi peradangan akibat paparan zat kimia yang dapat menyebabkan lesi pada kulit."
Makalah ini membahas tentang Herpes Zoster dan Herpes Simpleks. Herpes Zoster disebabkan oleh reaktivasi virus varicella zoster yang menyerang kulit dan mukosa, sedangkan Herpes Simpleks disebabkan oleh virus Herpes Simpleks tipe I dan II yang ditandai adanya vesikel berkelompok di kulit. Makalah ini juga membahas tentang gejala, komplikasi, diagnosis, dan penatalaksanaan kedua penyakit tersebut.
Dokumen tersebut membahas tentang konstipasi atau sembelit, yang merupakan keadaan tertahannya feses di usus besar akibat gangguan peristaltik. Dokumen menjelaskan penyebab, gejala, komplikasi, pencegahan, dan pengobatan konstipasi. Langkah-langkah sederhana yang dianjurkan untuk mencegah dan mengobati konstipasi adalah meningkatkan asupan serat, cairan, olahraga, serta men
Modul ini membahas tentang asuhan keperawatan pada kasus HIV/AIDS yang meliputi pengkajian data subyektif dan obyektif, perumusan diagnosa keperawatan, perencanaan tindakan, implementasi, evaluasi, dan dokumentasi keperawatan.
Asuhan Keperawatan Pada Dermatitis Kontakpjj_kemenkes
Teks tersebut membahas asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan sistem imun dan integumen khususnya dermatitis kontak. Secara singkat, dibahas tentang pengertian, etiologi, patofisiologi, dan manifestasi klinis dermatitis kontak serta asuhan keperawatan yang meliputi pengumpulan data, diagnosis, perencanaan, intervensi, dan evaluasi.
Mikobakterium leprae dapat menginfeksi tubuh melalui kulit atau mukosa nasal dan menyebabkan penyakit kusta. Bakteri ini dapat menyebar ke seluruh tubuh karena sistem kekebalan tubuh menurun dan makrofag tidak dapat memfagositosinya. Infeksi ini menyebabkan kerusakan jaringan kulit dan saraf serta kelainan kulit seperti ruam yang dapat menyebabkan gangguan integritas kulit, pen
Dokumen ini membahas penilaian dan tindakan keperawatan pada pasien dengan apnea tidur. Secara garis besar mencakup penilaian pola tidur pasien, faktor yang mempengaruhi gangguan tidur, diagnosa gangguan tidur dan pertukaran gas, serta intervensi keperawatan seperti pemberian posisi yang nyaman dan terapi oksigen untuk mencegah gangguan pernapasan saat tidur.
1. Makalah ini membahas tentang penyakit dermatitis, termasuk penyebab, jenis-jenis, dan asuhan keperawatannya. Dermatitis adalah peradangan kulit yang disebabkan oleh berbagai faktor seperti sinar matahari, bakteri, jamur, bahan kimia, dan alergi. Terdapat beberapa jenis dermatitis seperti kontak, atopik, seborrheik, dan statis. Asuhan keperawatan meliputi menghilangkan irit
1. Makalah ini membahas tentang penyakit dermatitis, termasuk penyebab, jenis-jenis, dan asuhan keperawatannya. Dermatitis adalah peradangan kulit yang disebabkan oleh berbagai faktor seperti sinar matahari, iritasi kimia, dan infeksi. Terdapat beberapa jenis dermatitis seperti kontak, atopik, dan statis. Asuhan keperawatan meliputi menghilangkan iritasi, mencegah infeksi sekunder
Dokumen tersebut membahas tentang dermatitis kontak iritan dan alergik. Dermatitis kontak iritan dapat diderita oleh semua orang tanpa memandang usia, ras, dan jenis kelamin meskipun jumlah pastinya sulit ditentukan. Jumlah penderita dermatitis kontak alergik lebih sedikit karena hanya mengenai orang dengan kulit yang sangat sensitif. Dokumen ini juga menyinggung sedikit tentang epidemiologi dermatitis di masyarakat.
Dermatitis kontak iritan dapat diderita oleh semua orang dan jumlah penderitanya diperkirakan cukup banyak meskipun sulit untuk ditentukan secara pasti. Dermatitis kontak alergik lebih jarang karena hanya mengenai orang dengan kulit yang sangat sensitif. Informasi mengenai prevalensi kedua jenis dermatitis ini masih sangat terbatas.
Dokumen tersebut membahas tentang dermatitis, yaitu peradangan kulit yang disebabkan oleh faktor eksogen atau endogen. Dermatitis dapat diderita oleh semua golongan umur dan jenis kelamin, meskipun jumlah penderita dermatitis kontak alergik lebih sedikit dibandingkan dermatitis kontak iritan. Dokumen ini juga menjelaskan gejala, penyebab, patofisiologi, dan pengobatan dasar untuk dermatitis.
Dermatitis adalah peradangan kulit yang ditandai dengan gejala gatal dan berbagai macam efloresensi kulit seperti eritema, edema, vesikel, dan skuama. Penyebabnya dapat berasal dari faktor luar seperti bahan kimia dan fisik, maupun faktor dalam seperti dermatitis atopik. Dermatitis dapat diderita oleh semua golongan umur dan jenis kelamin meski jumlah penderita dermatitis alergik lebih sed
Dokumen tersebut membahas tentang dermatitis, termasuk definisi, klasifikasi, etiologi, manifestasi klinis, pemeriksaan penunjang, dan penatalaksanaan dermatitis.
Dokumen tersebut membahas tentang empat jenis dermatitis pada neonatus, yaitu dermatitis kontak, dermatitis atopik, dermatitis numuralis, dan dermatitis statis. Dermatitis merupakan peradangan pada lapisan atas kulit yang menyebabkan gejala seperti gatal, kemerahan, dan pembengkakan. Faktor penyebab, gejala, diagnosis, dan penatalaksanaan dari keempat jenis dermatitis tersebut dijelaskan secara singkat.
Este documento parece ser una lista de nombres y direcciones. Contiene más de 200 entradas con los nombres de personas y parejas, seguidos de sus direcciones. Las direcciones incluyen nombres de calles, pueblos y ciudades en Indonesia.
Proposal ini meminta dana sebesar Rp1.750.000 untuk seragam, biaya pendaftaran, dan konsumsi tim sepak bola Garlo FC dalam mengikuti turnamen di Laiworu pada 3 Maret 2017 guna mengembangkan bakat pemuda dan memajukan sepak bola di masyarakat.
Surat pernyataan yang berisi 10 poin pernyataan dari Lilis Fitra Saswati Arsil tentang statusnya yang tidak pernah dihukum, diberhentikan tidak hormat, menjadi calon pegawai, menjadi pengurus partai, terikat kerja, bersedia tidak menikah dan ditempatkan di seluruh Indonesia, serta bersedia mengembalikan biaya seleksi dan pelatihan jika mengundurkan diri.
Surat pernyataan yang ditandatangani oleh Fajar Aswati yang menyatakan bahwa dirinya tidak pernah dihukum, diberhentikan tidak hormat, menjadi calon pegawai negeri, menjadi pengurus partai politik, sedang terikat kontrak kerja, bersedia tidak menikah selama 6 bulan, ditempatkan di seluruh Indonesia, mengembalikan biaya seleksi jika mengundurkan diri, dan mengganti biaya enam kali lipat jika mengundurkan
This document contains reports from midwives at the Paramata Raha Midwifery Academy in Muna Regency on their targets for antenatal care, infant care, postnatal care, and family planning in 2017. The reports provide the midwife's name, student ID number, and academic institution for each of their assigned targets.
Dokumen tersebut membahas tentang makromolekul yang terdiri dari berbagai jenis seperti karbohidrat, lipid, dan protein. Karbohidrat dibagi menjadi monosakarida, disakarida, dan polisakarida. Lipid terdiri dari lemak, fosfolipid, dan steroid. Sedangkan protein tersusun atas kombinasi asam amino yang dihubungkan oleh ikatan peptida. Ketiga makromolekul ini memainkan peran penting dalam struktur dan metabolisme sel.
Pemimpin perlu memahami karakteristik karyawan sesuai teori X, Y, dan Z McGregor. Teori X mengasumsikan karyawan malas, teori Y mengasumsikan karyawan akan bekerja keras jika kondisinya tepat, teori Z menekankan partisipasi karyawan. Pemimpin harus mengembangkan kompetensi karyawan untuk meningkatkan kinerja perusahaan. Membangun budaya kepemimpinan penting agar kaderisasi terj
Tes akhir semester mata pelajaran Seni Budaya di SMK Kelautan dan Perikanan Raha meliputi berbagai aspek seni seperti seni rupa, musik, tari, dan drama. Soal-soalnya mencakup pengetahuan tentang sejarah seni, tokoh-tokoh seniman, unsur-unsur karya seni, dan fungsi seni dalam kehidupan. Ujian ini dimaksudkan untuk menilai pemahaman siswa terhadap berbagai aspek seni.
1. Karsinoma tulang adalah pertumbuhan sel ganas abnormal pada tulang dan jaringan terkaitnya.
2. Penyebabnya belum jelas tetapi kemungkinan termasuk genetik, radiasi, bahan kimia, dan trauma.
3. Gejalanya berupa nyeri tulang, bengkak, dan fraktur patologis yang dapat menyebar ke organ lain.
Undangan sosialisasi program tanaman jagung kuning kecamatan Lasalepa yang akan diselenggarakan pada tanggal 7 Maret 2017 pukul 09.00 di Balai Pertemuan Desa Labone. Kehadiran para tokoh masyarakat, tokoh agama, kelompok tani, dan aparat desa sangat diharapkan.
1. BAB 1
TINJAUAN TEORI
A. PENGERTIAN DERMATITIS
Dermatitis adalah suatu peradangan menahun pada lapisan atas kulit yang
menyebabkan rasa gatal. Pada umumnya dermatitis juga disertai dengan tanda-tanda
seperti terbentuknya bintik yang berisi cairan (bening atau nanah) dan bersisik.
Dermatitis adalah suatu kondisi umum yang biasanya tidak mengancam jiwa
atau menular. Tapi kondisi ini dapat membuat seseorang merasa tidak nyaman dan
percaya diri. Langkah perawatan diri dan obat-obatan dapat membantu mengobati
penyakit dermatitis.
Dermatitis adalah istilah umum yang menggambarkan suatu peradangan pada
kulit. Ada berbagai jenis dermatitis, termasuk dermatitis seboroik dan dermatitis
atopik (eksim). Meskipun gangguan tersebut dapat memiliki banyak penyebab dan
terjadi dalam berbagai bentuk, gambaran klinis yang ditimbulkan antara lain bengkak,
memerah dan kulit gatal.
Dermatitis adalah istilah yang luas yang mencakup berbagai gangguan yang
semua mengakibatkan ruam, merah gatal. Beberapa jenis dermatitis hanya
mempengaruhi bagian tertentu dari tubuh, sedangkan yang lain dapat terjadi di mana
saja. Beberapa jenis dermatitis memiliki penyebab yang diketahui, sedangkan yang
lainnya tidak. Namun, penyakit dermatitis selalu berhubungan dengan kulit yang
bereaksi terhadap kekeringan berat, menggaruk, zat iritasi, atau alergen. Biasanya,
substansi yang datang dalam kontak langsung dengan kulit, tetapi kadang-kadang
substansi juga datang karena ditelan (seperti alergi makanan). Dalam semua kasus,
menggaruk terus menerus atau menggosok akhirnya dapat menyebabkan penebalan
dan pengerasan kulit.
2. B. KLASIFIKASI
Dermatitis muncul dalam beberapa jenis, yang masing-masing memiliki indikasi dan
gejala berbeda:
1. Contact Dermatitis
Dermatitis kontak adalah dermatitis yang disebabkan oleh bahan/substansi yang menempel
pada kulit. (Adhi Djuanda,2005)
Dermatitis yang muncul dipicu alergen (penyebab alergi) tertentu seperti racun yang
terdapat pada tanaman merambat atau detergen. Indikasi dan gejala antara kulit memerah
dan gatal. Jika memburuk, penderita akan mengalami bentol-bentol yang
meradang. Disebabkan kontak langsung dengan salah satu penyebab iritasi pada kulit atau
alergi. Contohnya sabun cuci/detergen, sabun mandi atau pembersih lantai. Alergennya
bisa berupa karet, logam, perhiasan, parfum, kosmetik atau rumput.
2. Neurodermatitis
Peradangan kulit kronis, gatal, sirkumstrip, ditandai dengan kulit tebal dan garis kulit
tampak lebih menonjol(likenifikasi) menyerupai kulit batang kayu, akibat garukan atau
gosokan yang berulang-ulang karena berbagai ransangan pruritogenik. (Adhi
Djuanda,2005)
Timbul karena goresan pada kulit secara berulang, bisa berwujud kecil, datar dan dapat
berdiameter sekitar 2,5 sampai 25 cm. Penyakit ini muncul saat sejumlah pakaian ketat
yang kita kenakan menggores kulit sehingga iritasi. Iritasi ini memicu kita untuk
menggaruk bagian yang terasa gatal. Biasanya muncul pada pergelangan kaki, pergelangan
tangan, lengan dan bagian belakang dari leher.
3. Seborrheich Dermatitis
Kulit terasa berminyak dan licin; melepuhnya sisi-sisi dari hidung, antara kedua alis,
belakang telinga serta dada bagian atas. Dermatitis ini seringkali diakibatkan faktor
keturunan, muncul saat kondisi mental dalam keadaan stres atau orang yang menderita
penyakit saraf seperti Parkinson.
4. Statis Dermatitis
Merupakan dermatitis sekunder akibat insufisiensi kronik vena(atau hipertensi vena)
tungkai bawah. (Adhi Djuanda,2005)
3. Yang muncul dengan adanya varises, menyebabkan pergelangan kaki dan tulang kering
berubah warna menjadi memerah atau coklat, menebal dan gatal. Dermatitis muncul
ketika adanya akumulasi cairan di bawah jaringan kulit. Varises dan kondisi kronis lain
pada kaki juga menjadi penyebab.
5. Atopic Dermatitis
Merupakan keadaan peradangan kulit kronis dan resitif, disertai gatal yang umumnya
sering terjadi selama masa bayi dan anak-anaka, sering berhubungan dengan peningkatan
kadar IgE dalam serum dan riwayat atopi pada keluarga atau penderita(D.A, rinitis
alergik, atau asma bronkial).kelainan kulit berupa papul gatal yang kemudian mengalami
ekskoriasi dan likenifikasi, distribusinya dilipatan(fleksural). (Adhi Djuanda,2005)
Dengan indikasi dan gejala antara lain gatal-gatal, kulit menebal, dan pecah-pecah.
Seringkali muncul di lipatan siku atau belakang lutut. Dermatitis biasanya muncul saat
alergi dan seringkali muncul pada keluarga, yang salah satu anggota keluarga memiliki
asma. Biasanya dimulai sejak bayi dan mungkin bisa bertambah atau berkurang tingkat
keparahannya selama masa kecil dan dewasa.
C . ETIOLOGI
Faktor Genetik, terdapat riwayat stigmata atopi berupa asma bronchial, rinitis alergik,
konjungtivitis alergik, dan dermatitis atopic dalam keluarganya.
Faktor Imunologik, pada penderita ditemukan peningkatan jumlah IgE dalam serum.
Faktor Psikologik, seperti stress emosional dapat memperburuk dermatitis atopik.
Faktor pencetus yang dapat memperburuk dermatitis atopik (makanan, inhalan, dan
alergen lain, kelembaban rendah, keringat berlebih, penggunaan bahan iritasi).
Penyebabnya secara umum dapat dibedakan menjadi 2 yaitu :
1. Luar ( eksogen ) misalnya bahan kimia ( deterjen, oli, semen ), fisik ( sinar matahari,
( mikroorganisme, jamur).
2. Dalam ( endogen ) misalnya dermatitis atopik.
4. Penyebab dermatitis dapat berasal dari luar(eksogen), misalnya bahan kimia (contoh :
detergen,asam, basa, oli, semen), fisik (sinar dan suhu), mikroorganisme (contohnya : bakteri,
jamur) dapat pula dari dalam(endogen), misalnya dermatitis atopik.
Sejumlah kondisi kesehatan, alergi, faktor genetik, fisik, stres, dan iritasi dapat menjadi
penyebab eksim. Masing-masing jenis eksim, biasanya memiliki penyebab berbeda
pula. Seringkali, kulit yang pecah-pecah dan meradang yang disebabkan eksim menjadi infeksi.
Jika kulit tangan ada strip merah seperti goresan, kita mungkin mengalami selulit infeksi bakteri
yang terjadi di bawah jaringan kulit. Selulit muncul karena peradangan pada kulit yang terlihat
bentol-bentol, memerah, berisi cairan dan terasa panas saat disentuh dan .Selulit muncul pada
seseorang yang sistem kekebalan tubuhnya tidak bagus. Segera periksa ke dokter jika kita
mengalami selulit dan eksim.
D. FAKTOR PREDISPOSISI
Keringnya kulit.
Iritasi oleh sabun, deterjen, pelembut pakaian, dan bahan kimia lain.
Menciptakan kondisi yang terlalu hangat untuk anak, misalnya membungkus anak dengan
pakaian berlapis.
Alergi atau intoleransi terhadap makanan tertentu.
Alergi terhadap debu, serbuk bunga, atau bulu hewan.
Virus dan infeksi lain.
Perjalan ke Negara dengan iklim berbeda.
E .GEJALA KLINIS
Pada umumnya penderita dermatitis akan meneluh gatal, dimana gejala klinis lainnya
bergantung pada stradium penyakitnya.
Stadium akut : kelainan kulit berupa eritema, edema, vesikel atau bula, erosi dan
eksudasi sehingga tampak basah.
Stadium subakut : eritema, dan edema berkurang, eksudat mongering menjadi kusta.
Stadium kronis : lesi tampak kering, skuama, hiperpigmentasi, papul dan likenefikasi.
Stadium tersebut tidak selalu berurutan, bisa saja sejak awal suatu dermatitis sejak awal
memberi gambaran klinis berupa kelainan kulit stadium kronis.
5. F .PATOFISOLOGI
Kelainan kulit timbul akibat kerusakan sel yang disebabkan oleh iritan melalui kerja
kimiawi atau fisik. Bahan irisan merusak lapisan tanduk, denaturasi keratin, menyingkirkan
lemak lapisan tanduk, dan mengubah daya ikat air kulit. Keadaan ini akan merusak sel
epidermis. Ada 2 jenis bahan iritan yaitu: iritan kuat dan iritan lemah. Iritan kuat akan
menimbulkan kelainan kulit pada pajanan pertama pada hampir semua orang, sedang iritan
lemah hanya pada mereka yang paling rawan atau mengalami kontak berulang-ulang.
Faktor lain yang dapat mempengaruhi yaitu: kelembaban udara, tekanan, gesekan,
mempunyai andil pada terjadinya kerusakan tersebut. Berkaitan dengan gejala diatas dapat
menimbulkan rasa nyeri yang timbul akibat lesi kulit, erupsi dan gatal. Selain itu, dapat
menimbulkan gangguan intergritas kulit dan gangguan citra tubuh yang timbul karena vesikel
kecil, kulit kering, pecah-pecah dan kulit bersisik.
1 .Dermatitis Kontak
Terdapat 2 tipe dermatitis kontak yang disebabkan oleh zat yang berkontak dengan kulit yaitu
dermatitis kontak iritan dan dermatitis kontak alergik.
Dermaitis Kontak Iritan : Kulit berkontak dengan zat iritan dalam waktu dan
konsentrasi cukup, umumnya berbatas relatif tegas. Paparan ulang akan
menyebabkan proses menjadi kronik dan kulit menebal disebut skin hardering.
Dermatitis Kontak Alergik : Batas tak tegas. Proses yang mendasarinya ialah
reaksi hipersensitivitas. Lokalisasi daerah terpapar, tapi tidak tertutup
kemungkinan di daerah lain.
2 . Dermatitis Atopik
Bersifat kronis dengan eksaserbasi akut, dapat terjadi infeksi sekunder. Riwayat stigmata atopik
pada penderita atau keluarganya.
3 .Dermatitis Numularis
Kelainan terdiri dari eritema, edema, papel, vesikel, bentuk numuler, dengan diameter bervariasi
5 – 40 mm. Bersifat membasah (oozing), batas relatif jelas, bila kering membentuk krusta.
bagian tubuh.
4 . Dermatitis Statis
Akibat bendungan, tekanan vena makin meningkat sehingga memanjang dan melebar. Terlihat
berkelok-kelok seperti cacing (varises). Cairan intravaskuler masuk ke jaringan dan terjadilah
6. edema. Timbul keluhan rasa berat bila lama berdiri dan rasa kesemutan atau seperti ditusuk-
tusuk. Terjadi ekstravasasi eritrosit dan timbul purpura. Bercak-bercak semula tampak merah
berubah menjadi hemosiderin.
5. Dermatitis Seiboroika
Merupakan penyakit kronik, residif, dan gatal. Kelainan berupa skuama kering, basah atau kasar;
krusta kekuningan dengan bentuk dan besar bervariasi.Tempat kulit kepala, alis, daerah
nasolabial belakang telinga, lipatan mammae, presternal, ketiak, umbilikus, lipat bokong, lipat
paha dan skrotum.Pada kulit kepala terdapat skuama kering dikenal sebagai dandruff dan bila
basah disebutpytiriasis steatoides ;
PENYIMPANGAN KDM
7. G .MANIFESTASI KLINIS
Pada umumnya manifestasi klinis dermatitis adanya tanda-tanda radang akut terutama
pruritus ( gatal ), kenaikan suhu tubuh, kemerahan, edema misalnya pada muka ( terutama
palpebra dan bibir ), gangguan fungsi kulit dan genitalia eksterna.
Stadium akut : kelainan kulit berupa eritema, edema, vesikel atau bula, erosi dan
eksudasi sehingga tampak basah.
Stadium subakut : eritema, dan edema berkurang, eksudat mengering menjadi
kusta.
Stadium kronis : lesi tampak kering, skuama, hiperpigmentasi, papul dan
likenefikasi.
tidak selalu berurutan, bisa saja sejak awal suatu dermatitis sejak awal memberi
kulit stadium kronis.
H . PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan penunjang :
Percobaan asetikolin ( suntikan dalam intracutan, solusio asetilkolin 1/5000).
Percobaan histamin hostat disuntikkan pada lesi
2. Laboratorium
Darah : Hb, leukosit, hitung jenis, trombosit, elektrolit, protein total, albumin, globuli
Urin : pemerikasaan histopatologi
Pemeriksaan ini tidak memberi gambaran khas untuk diagnostik karena gambaran
histopatologiknya dapat juga terlihat pada dermatitis oleh sebab lain. Pada dermatitis akut
perubahan pada dermatitis berupa edema interseluler (spongiosis), terbentuknya vesikel atau
bula, dan pada dermis terdapat dilatasi vaskuler disertai edema dan infiltrasi perivaskuler sel-sel
mononuclear. Dermatitis sub akut menyerupai bentuk akut dengan terdapatnya akantosis dan
kadangkadang parakeratosis. Pada dermatitis kronik akan terlihat akantosis, hiperkeratosis,
parakeratosis, spongiosis ringan, tidak tampak adanya vesikel dan pada dermis dijumpai infiltrasi
perivaskuler, pertambahan kapiler dan fibrosis. Gambaran tersebut merupakan dermatitis secara
8. umum dan sangat sukar untuk membedakan gambaran histopatologik antara dermatitis kontak
alergik dan dermatitis kontak iritan.
Pemeriksaan ultrastruktur menunjukkan 2-3 jam setelah paparan antigen, seperti
dinitroklorbenzen (DNCB) topikal dan injeksi ferritin intrakutan, tampak sejumlah besar sel
langerhans di epidermis. Saat itu antigen terlihat di membran sel dan di organella sel Langerhans.
Limfosit mendekatinya dan sel Langerhans menunjukkan aktivitas metabolik. Berikutnya sel
langerhans yang membawa antigen akan tampak didermis dan setelah 4-6 jam tampak rusak dan
jumlahnya di epidermis berkurang. Pada saat yang sama migrasinya ke kelenjar getah bening
setempat meningkat. Namun demikian penelitian terakhir mengenai gambaran histologi,
imunositokimia dan mikroskop elektron dari tahap seluler awal pada pasien yang diinduksi
alergen dan bahan iritan belum berhasil menunjukkan perbedaan dalam pola peradangannya.
I. KOMPLIKASI
1. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit
2. Infeksi sekunder khususnya oleh Stafilokokus aureus
3. hiperpigmentasi atau hipopigmentasi post inflamasi
4. jaringan parut muncul pada paparan bahan korosif atau ekskoriasi
J . PENATALAKSANAAN
Pada prinsipnya penatalaksanaan yang baik adalah mengidentifikasi penyebab dan
menyarankan pasien untuk menghindarinya, terapi individual yang sesuai dengan tahap
penyakitnya dan perlindungan pada kulit.
1. Pencegahan
Merupakan hal yang sangat penting pada penatalaksanaan dermatitis kontak iritan dan
kontak alergik. Di lingkungan rumah, beberapa hal dapat dilaksanakan misalnya penggunaan
sarung tangan karet di ganti dengan sarung tangan plastik, menggunakan mesin cuci, sikat
bergagang panjang, penggunaan deterjen.
2. Pengobatan
1 . Pengobatan topikal
Obat-obat topikal yang diberikan sesuai dengan prinsip-prinsip umum pengobatan
dermatitis yaitu bila basah diberi terapi basah (kompres terbuka), bila kering berikan terapi
9. kering. Makin akut penyakit, makin rendah prosentase bahan aktif. Bila akut berikan kompres,
bila subakut diberi losio, pasta, krim atau linimentum (pasta pendingin ), bila kronik berikan
salep
2 .. Pengobatan sistemik
Pengobatan sistemik ditujukan untuk mengontrol rasa gatal dan atau edema, juga pada kasus-
kasus sedang dan berat pada keadaan akut atau kronik. Jenis-jenisnya adalah :
K . PENCEGAHAN
Hindari kontak dengan iritan atau allergen. Jika anda alergi maka hindarilah
faktor pencetus alergi, seperti debu,bulu binatang
Jika gatal, jangan menggaruk karena dapat terjadi luka, radang dan bernanah
Hindari stres dan menjalankan pola hidup yang sehat
Jaga kebersihan diri dan lingkungan.
Jaga kelembaban kult dengan cara menghndari perubahan suhu.
Hindari berkeringat terlalu banyak atau kepanasan.
Hindari sabun dengan bahan yang terlalu keras
L. PENGOBATAN
Tujuan utama dari pengobatan adalah menghilangkan rasa gatal untuk
mencegah terjadinya infeksi. Ketika kulit terasa sangat kering dan gatal, lotion dan krim
pelembab sangat dianjurkan untuk membuat kulit menjadi lebih lembab. Tindakan ini
biasanya dilakukan saat kulit masih sedikit basah, seperti saat habis mandi sehingga
lotion yang dioleskan akan mempertahankan kelembaban kulit. Kompres dingin juga
diduga dapat mengurangi rasa gatal yang terjadi.
Krim atau salep kortikosteroid seperti hydrokortison bisa mengurangi
ruam dan mengendalikan rasa gatal. Krim kortikosteroid yang dioleskan
pada daerah yang luas atau dipakai dalam jangka panjang bisa
menyebabkan masalah kesehatan yang serius, karena obat ini diserap ke
dalam aliran darah. Untuk kasus kasus yang berat, dokter akan
memberikan tablet kortikosteroid dan apabila pada daerah eksim telah
10. terinfeksi maka bisa diberikan antibiotika untuk membunuh bakteri
penyebab infeksi.
Pada beberapa penderita, ruam semakin memburuk setelah mereka
mandi, bahkan sabun dan air menyebabkan kulit menjadi kering dan
penggosokan dengan handuk bisa menyebabkan iritasi. Karena itu
dianjurkan untuk lebih jarang mandi, tidak terlau kuat mengusap-usap
kulit dengan handuk dan mengoleskan minyak atau pelumas yang tidak
berbau (misalnya krim pelembab kulit).
Antihistamin (difenhidramin, hidroksizin) bisa mengendalikan rasa gatal,
terutama dengan efek sedatifnya. Obat ini menyebabkan kantuk, jadi
sebaiknya diminum menjelang tidur malam hari. Kuku jari tangan
sebaiknya tetap pendek untuk mengurangi kerusakan kulit akibat garukan
dan mengurangi kemungkinan terjadinya infeksi dan cyclosporin untuk
penderita yang tidak berespon terhadap semua jenis pengobatan yang
diberikan.
Penderita sebaiknya belajar mengenali tanda-tanda dari infeksi kulit pada
dermatitis atopik (yaitu kulit bertambah merah, pembengkakan, terdapat
gurat-gurat merah dan demam). Jika terjadi infeksi, berikan antibiotik.
. M .PENATALAKSANAAN MEDIS DAN PERAWAT
Menurut Adhi Jaunda, 2005 penatalaksanaan medis dan perawat yang dilakukan pada
kasus dermatitis adalah :
Terapi Sistemik : pada dermatitis ringan diberi antihistamin atau kombinasi
antihistamin, antiserotonin, antigraditinin, arit-SRS-A dan pada kasus berat
dipertimbangkan pemberian kortikosteroid.
Terapi topical : dermatitis akut diberi kompres bila sub akut cukup diberi
bedak kocok bila kronik diberi salep.
Diet : tinggi kalori dan tinggi protein (TKTP) contoh : daging,
susu, ikan, kacamg-kacangan, jeruk, pisang dan lain-lain.
11. BAB II
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
A.PENGKAJIAN
1 . identintas klien
Identitas terdiri dari nama, jenis kelamin. Umur, agama, suku bangsa, pendidkan
pendapatan pekerjaan,nomor akses, alamat dan lain- lain.
2 . Identitas Penanggung jawab
Identitas penanggung jawab adalah identitas dari seseorang yang bertanggung jawab atas
pasien termasuk dalam hal menanggung biaya. Biasanya terdiri dari nama, usia, alamat,
pekerjaan, agama, status, dan hubungan dengan pasien
3 .Keluhan utama
Pada kasus dermatitis biasanya klien mengeluh kulitnya terasa gatal serta nyeri.Gejala yang
sering menyebabkan penderita datang ke tempat pelayanan kesehatan adalah nyeri pada lesi
yang timbul.
4 .data riwayat kesehatan
a) Riwayat Kesehatan sekarang
Tanyakan sejak kapan pasien merasakan keluhan seperti yang ada pada keluhan utama
dan tindakan apa saja yang dilakukan pasien untuk menanggulanginya.
b) Riwayat penyakit dahulu
Apakah pasien dulu pernah menderita penyakit seperti ini atau penyakit kulit lainnya
c) Riwayat penyakit keluarga
Apakah ada keluarga yang pernah menderita penyakit seperti ini atau penyakit kulit
lainnya.
d) Riwayat psikososial
Apakah pasien merasakan kecemasan yang berlebihan. Apakah sedang mengalami
stress yang berkepanjangan.
e ) Riwayat pemakaian obat
Apakah pasien pernah menggunakan obat-obatan yang dipakai pada kulit, atau
pernahkah n (alergi) terhadap sesuatu obat
12. 5 . Pemeriksaan fisik
1. Keadaan umum
Ringan, sedang, berat.
2. Tingkat Kesadaran
Kompos mentis.
Apatis.
Samnolen, letergi/hypersomnia.
Delirium.
Stupor atau semi koma.
Koma
Tingkat Kesadaran dermatitis kontak biasanya tidak terganggu Dermatitis kontak termasuk
tidak berbahaya, dalam arti tidak membahayakan hidup dan tidak menular. Walaupun demikian,
penyakit ini jelas menyebabkan rasa tidak nyaman dan amat mengganggu.
3. Tanda-tanda vital
Tekanan darah
Denyut nadi
Suhu tubuh
Pernafasan
Berat Badan
Tinggi Badan
Kulit.
a. Inspeksi
radang akut terutama priritus ( sebagai pengganti dolor).
kemerahan (rubor),
gangguan fungsi kulit (function laisa).
biasanya batas kelainan tidak tegas an terdapat lesi polimorfi yang dapat timbul
secara serentak atau beturut-turut.
terdapat Vesikel-veikel fungtiformis yang berkelompok yang kemudian membesar.
Terdapat bula atau pustule,
ekskoriasi dengan krusta. Hal ini berarti dermatitis menjadi kering disebut ematiti
sika.
13. terjadi deskuamasi, artinya timbul sisik. Bila proses menjadi kronis tapak likenifikasi
dan sebagai sekuele telihat
hiperpigmentasi tau hipopigmentasi.
b. Palpasi
Nyeri tekan
edema atau pembengkakan
Kulit bersisik
4. Keadaan Kepala
a . Inspeksi
tekstur rambut klien halus dan jarang, kulit kepala nampak kotor.
b .Palpasi
Periksa apakah ada pembengkakan/ benjolan nyeri tekan atau adanya massa.
5. Keadaan mata
a .Inspeksi
Palpebrae :tidak edema, tidak radang
Sclera :Tidak ictertu
Conjuctiva :Tidak terjadi peradanga
Pupil : Isokor
b Palpasi
Tidak ada nyeri tekan
Tekanan Intra Okuler ( TIO ) tidak ada
6. Keadaan hidung.
a. inspeksi
simetris kiri dan kanan
Tidak ada pembengkakan dan sekresi
Tidak ada kemerahan pada selaput lendir
b. Palpasi
Tidak ada nyeri tekan
Tidak ada benjolan/tumor
6 Keadaan telinga
inspeksi
14. telinga bagian luar simetris
tidak ada serumen/cairan, nanah
6. Pola Kegiatan Sehari-hari
Nutrisi
Yang perlu dikaji adalah bagaimana kebiasaan klien dalam hal pola makan, frekwensi
maka/hari, nafsu makan, makanan pantang, makanan yang disukai banyak
minuman dalam sehari serta apakah ada perubahan.
Eliminasi
Pada eliminasi yang perlu dikaji adalah Kebiasaan BAK dan BAB seperti
frekuensi,warna dan konsistensi baik sebelum dan sesudah sakit
Aktivitas
Pada penderita penyakit dermatitis kontak biasanya akan mengalami gangguan
dalam aktifitas karena adanya rasa gatal dan apabila mengalami infeksi maka
akan mengalami gangguan dalam pemenuhan aktifitas sehari-hari.
Istirahat
Klien biasanya mengeluh susah tidur dimalam hari karena gatal serta adanya
nyeri. Adanya gangguan pola tidur akibat gelisah, cemas.
Pola Interaksi social
Secara umum klien yang mengalami dermatitis kontak biasanya pola interaksi sosialnya
terganggu biasanya akanmerasa malu dengan penyakitnya.
Keadaan Psikologis
Biasanya klien mengalami perubahan dalam berinteraksi dengan orang lain dan biasanya klien
lebih suka menyendiri dan sering cemas dengan penyakit yang diderita. Pada keadaaan
psikologis ada beberapa hal yang perlu dikaji seperti bagaimana persepsi klien terhadap
penyakit yang diderita sekarang, bagaimana harapan klien terhadap keadaan
kesehatannyaserta bagaimana pola interaksi dengan tenaga kesehatan &
lingkungan.
Kegiatan Keagamaan
Biasanya klien beranggapan bahwa penyakit yang dideritanya merupakan cobaan untuknya
dan pasti terdapat hikmah untuknya.yang perlu dikaji pada kegiatan keagamaan seperti klien
menganut agama apaselama sakit klien sering berdoa.
15. 7. analisa data
DATA ETIOLOGI
MASALAH
KEPERAWATAN
DO:
Kulit klien kemerahan,
terkelupas, dan lecet
Kekeringan pada kulit Gangguan integritas kulit
DO:
Kulit klien tampak kering,
berwarna kemerahan,
terkelupas dan lecet.
paparan allergen Resiko kerusakan kulit
DO:
Klien tampak gatal, dan
sering menggaruk.
Pruritus (rasa gatal) Perubahan rasa nyaman
B .DIAGNOSA KEPERAWATAN
Kerusakan integritas kulit yang berhubungan dengan perubahan fungsi barier kulit.
Nyeri dan gatal yang berhubungan dengan lesi kulit.
Perubahan pola tidur yang berhubungan dengan pruritus.
Perubahan citra tubuh yang berhubungan dengan penampakan kulit yang tidak baik.
Kurang pengetahuan tentang perawatan kulit dan cara – cara menangani kelainan
kulit.
Resiko infeksi berhubungan dengan lesi, bercak – bercak merah pada kulit.
16. C . INTERFENSI
INTERVENSI RASIONAL
Mandiri:
1. pantau keadaan kulit pasien
2. Jaga dengan cermat terhadap resiko
terjadinya cedera termal akibat
penggunaan kompres hangat dengan
suhu yang terlalu tinggi dan akibat
cidera panas yang tidak terasa (
bantalan pemanasan, radiator )
HE:
1. Anjurkan pasien untuk menggunakan
kosmetik dan preparat tabir surya.
kolaborasi
1. Kolaborasi dengan dokter dalam
pemberian obat anti histamine dan
salep kulit
Mengetahui kondisi kulit untuk
dilakukan pilihan intervensi
yang tepat
Penderita dermatosis dapat
mengalami penurunan
sensitivitas terhadap panas.
Banyak masalah kosmetika
pada hakekatnya semua
kelainan malignitas kulit dapat
dikaitkan dengan kerusakan
kulit kronik.
Penggunaan anti histamine
dapat mengurangi respon gatal
serta mempercepat proses
pemulihan
2. Nyeri dan yang berhubungan dengan lesi kulit
Sasaran : peredaan ketidaknyamanan
Hasil yang diharapkan :
Mencapai peredaan gangguan ras
Mengutarakan dengan kata – kata bahwa gatal telah reda
Memperlihatkan tidak adanya gejala ekskoriasi kulit karena garukan
Mematuhi terapi yang diprogramkan
17. Pertahankan keadekuatan hidrasi dan lubrikasi kulit.
Menunjukkan kulit utuh ; kulit menunjukkan, kemajuan dalam penampilan yang sehat.
INTERVENSI RASIONAL
Mandiri:
Periksa daerah yang terlibat
2. Upaya untuk menemukan penyebab
gangguan rasa nyaman
3. Mencatat hasil – hasil observasi secara rinci
dengan memakai terminology deskriptif
4. Mengantisipasi reaksi alergi yang mungkin
terjadi ; mendapatkan riwayat pemakaian
obat.
Kendalikan factor – factor
iritan
6. Pertahankan kelembaban kira – kira 60 % ;
gunakan alat pelembab.
7. Pertahankan lingkungan dingin
Gunakan sabun ringan ( Dove
) atau sabun yang dibuat untuk
kulit sensitive ( Neutrogena,
Avveno ).
Lepaskan kelebihan pakaian
atau peralatan di tempat tidur.
Pemahaman tentang luas dan
karakteristik kulit meliputi bantuan
dalam menyusun rencana
intervensi.
Membantu mengidentifikasi
tindakan yang tepat untuk
memberikan kenyamanan.
Deskripsi yang akurat tentang
erupsi kulit diperlukan untuk
diagnosisi dan pengobatan. Banyak
kondisi kulit tampak serupa tetapi
mempunyai etiologi yang berbeda.
Respons inflamasi kutan mungkin
mati pada pasien lansia.
Ruam menyeluruh terutama dengan
aeitan yang mendadak dapat
mennjukkan reaksi alergi terhadap
obat.
Rasa gatal diperburuk oleh panas,
kimia, dan fisik.
Dengan kelembaban yang rendah, kulit
akan kehilangan air.
Kesejukan mengurangi gatal
18. 10. Cuci linen tempat tidur dan pakaian dengan
sabun ringan
11. Hentikan pemajanan berulang terhadap
detergen, pembersih, dan pelarut.
12. Gunakan tindakan perawatan kulit untuk
mempertahankan integritas kulit dan
meningkatkan kenyamanan pasien.
13. lakukan kompres penyejuk dengan air suam –
suam kuku ataukompres dingin guna
meredakan rasa gatal.
Atasi kekeringan ( serosis )
sebagaimana dipreskripsikan.
Kolaborasi:
Oleskan lotion dan krim kulit
segera setelah mandi
2. Gunakan terapi topical seperti yang
dipreskripsikan.
Anjurkan pasien untuk
menghindari pemakaian salep
ayau lotion yang dibeli tanpa
resep dokter.
Jaga agar kuku selalu
terpangkas.
Upaya ini mencakup tidak adanya
larutan detegen, zat pewarna atau
bahan pengeras.
Meningkatkan lingkungan yang
sejuk
Sabun yang keras dapat
menimbulkan iritasi kulit.
Setiap substansi yang
mneghilangkan air, lipid atau
protein dari epidermis akan
mengubah fungsi barier kulit.
Kulit merupakan barier yang
penting yang harus dipertahankan
keutuhannya agar dapat berfungsi
dengan benar.
Penghisapan air yang bertahap dari
kasa kompres akan menyejukkan
kulit dan meredakan pruritus.
Kulit yang kering dapat
menimbulkan daerah dermatitis dengan
kemerahan, gatal, deskuamasi dan pada
bentuk yang lebih berat, pembengkakan,
pembentukan lepuh, keretakan dan
eksudat.
Hidrasi yang efektif pada stratum
19. korneum mencegah gangguan
lapisan barier pada kulit.
Tindakan ini membantu meredakan
gejala
Masalah pasien dapat disebabkan
oleh iritasi atau sensitisasi karena
pengobatan sendiri.
Pemotongan kuku akan mengurangi
kerusakan kulit karena garukan.
3. perubahan pola tidur yang berhubungan dengan pruritus
Sasaran : Pencapaian tidur yang nyenyak.
Hasil yang diharapkan :
Mencapai tidur yang nyenyak
Melaporkan peredaan rasa gatal
Mempertahankan kondisi lingkungan yang tepat
Menghindari konsumsi kafein pada sore gari dan menjelang tidur pada malam hari.
Mengenali tindakan untuk mneingkatkan tidur.
Mengalami pola tidur / istirahat yang memuaskan.
20. INTERVENSI RASIONAL
Mandiri :
1. Bantu pasien melakukan gerak
badan secara teratur
2. jaga kamar tidur agar tetap memiliki
ventilasi dan kelembaban yang baik.
Kolaborasi:
1. Cegah dan obati kulit yang
kering
HE:
1. Anjurkan kepada klien menjaga
kulit selalu lembab
2. Anjurkan klien Menghindari minuman
yang mengandung kafein menjelang
tidur di malam hari.
3. Anjurkan klien Mengerjakan
hal – hal yang ritual dan rutin
menjelang tidur.
Gerak badan memberikan efek yang
menguntungkan untuk tidur jika
dilaksanakan pada sore hari.
Udara yang kering membuat kulit terasa
gatal. Lingkungan yang nyaman
meningkatkan relaksasi.
Pruritus noeturnal mengganggu tidur yang
normal.
Tindakan ini mencegah kehilangan air.
Kulit yang kering dan gatal biasanya tidak
dapat disembuhkan tetapi bisa
dikendalikan.
Kafein memiliki efek puncak 2 – 4 jam
sesudah dikonsumsi
Tindakan ini memudahkan peralihan dari
keadaan terjaga menjadi keadaan tertidur.
4. Perubahan citra tubuh yang berhubungan dengan penampakan kulit yang tidak baik.
Sasaran : Pengembangan peningkatan penerimaan diri.
Hasil yang diharapkan :
Mengembangkan peningkatan kemauan untuk menerima keadaan diri.
Mengikuti dan turut berpatisipasi dalam tindakan perawatan – mandiri.
Melaporkan perasaan dalam penegndalian situasi.
21.
BAB III
PENUTUP
A . KESIMPULAN
Dermatitis adalah peradangan kulit ( epidermis dan dermis ) sebagai respon terhadap
pengaruh faktor eksogen atau pengaruh faktor endogen, menimbulkan kelainan klinis berupa
efloresensi polimorfik ( eritema, edema, papul, vesikel, skuama) dan keluhan gatal. Klasifikasi
Dermatitis adalah dermatitis kontak, dermatitis atopik, dermatitis numularis dan demertitis
soboik. Penyebab dermatitis belum diketahui secara pasti.
Sebagian besar merupakan respon kulit terhadap agen-agen misal nya zat kimia, bakteri dan
fungi selain itu alergi makanan juga bisa menyebabkan dermatitis. Manifestasi klinis dermatitis
adanya tanda-tanda radang akut terutama pruritus ( gatal ), kenaikan suhu tubuh, kemerahan,
edema misalnya pada muka ( terutama palpebra dan bibir ), gangguan fungsi kulit dan genitalia
eksterna. Pemeriksaan penunjang dan lab dibutuhkan untuk menegakkan diagnosa medis
maupun keperawatan, komlikasi yang mungkin muncul pada penatalaksaan medis dan
keperawatan adalah infeksi.
Asuhan keperawatan yang dapat dilakukan mencakup beberapa diagnosa yaitu Nyeri
berhubungan dengan adanya lesi kulit, kerusakan integritas kulit berhubungan dengan inflamasi
dermatitis, respon menggaruk, gangguan pola tidur berhubungan dengan pruritus, gangguan
citra tubuh berhubungan dengan penampakan kulit yang tidak baik dan resiko infeksi
berhubungan dengan kerusakan perlindungan kulit.
B. SARAN
Diharapkan kepada mahasiswa dapat mempelajari dan memahami tentang penyakit
dermatitis dan pencegahannya.
Dalam bidang keperawatan, mempelajari suatu penyakit itu penting, dan diharapkan kepada
mahasiswa mampu membuat konsep teoritis suatu penyakit tersebut beserta asuhan
keperawatannya.
22. DAFTAR PUSTAKA
Djuanda, Prof. DR. Adhi, dkk. 2002. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Jakarta: Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia.
dart. 2002. Keperawatan Medical-Bedah. Jakarta: Buku Kedokteran EGC Volume 3.
Mansyoer, arief, dkk. 2000. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta: Media Aesculapius FKUI Jilid
Alimul. 2006. Pengantar ilmu Keperawatan Anak. Jakarta: Salemba Medika
http://keperawatan-gun.blogspot.com/2007/07/asuhan-keperawatan-dengan-klien.html
23. TUGAS : KMB
DOSEN :NS YATABA S.KEP
“ ASKEP DERMATITIS “
Oleh
Kelompok v
1. Hastina susen
2. SUSANTI
3. Sarmina
4. Heti wulan sari
5. Emi sailan
STIK AVICENNA KAMPUS IV MUNA