Ringkasan dari dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas keistimewaan bilangan dalam Al-Quran.
2. Bilangan dalam Al-Quran merupakan salah satu mukjizat Al-Quran yang disebut i'jaz adadi.
3. I'jaz adadi menunjukkan hubungan antara jumlah pengulangan kata dan huruf tertentu dalam Al-Quran.
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
KEISTIMEWAAN BILANGAN DALAM AL-QURAN
1. MAKALAH
KEISTIMEWAAN BILANGAN DALAM AL-QURAN
Diajukan untuk memenuhi Tugas Ujian Akhir Semester Genap
Mata Kuliah Bahasa Indonesia
Program Studi Tadris Matematika
Dosen Pengampu : Indrya Mulyaningsih, M.Pd
Disusun Oleh :
Risna Nilam Lutfia 14121530632
Matematika C / 2 (dua)
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
SYEKH NURJATI CIREBON
Jl. Perjuangan By Pass Sunyaragi Cirebon - Jawa Barat 45132
Telp : (0231) 481264 Faxs : (0231) 489926
2. BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Alquran adalah mukjizat abadi Nabi Besar Muhammad saw.
Adalah sangat istimewa, mukjizat abadi itu justru merupakan sebuah
Kitab, dan dengannya Allah menutup kenabian. Tidaklah
mengherankan apabila kemudian Alquran menjadi Kitab yang paling
banyak dibaca orang, dikaji, dan ditelaah. Dan sungguh suatu
"mukjizat" bahwa kajian-kajian tersebut senantiasa menjadikan orang
semakin kagum dan ingin mengkaji lebih dalam.
Salah satu dari keutamaan Alquran, seperti seringkali dibicara-
kan, adalah keindahan bahasanya (balaghah). Belakangan, para peneliti
modern-dengan memanfaatkan kemajuan sains dan teknologi-
mengungkap kenyataan baru tentang adanya hubungan makna antara
kata-kata tertentu dalam Alquran, yang mempunyai frekuensi
penyebutan yang sama banyak. Inilah yang kemudian disebut dengan
i'jaz `adadiy (keajaiban dari segi bilangan).
Makalah ini menguraikan sejarah penghitungan kata-kata
dalam Alquran sejak masa salaf.
3. BAB II
PEMBAHASAN
A. Mukjizat
Menurut para Mutakallimin (teolog), mukjizat ialah munculnya
sesuatu hal yang berbeda dengan adat kebiasaan yang terjadi di dunia (dar
al-taklif) untuk menunjukkan kebenaran kenabian (nubuwwah) para Nabi.
Al-Thusi mendefinisikan mukjizat dengan terjadinya sesuatu yang tidak
biasa terjadi, atau terjadinya sesuatu yang menggugurkan sesuatu yang biasa
terjadi yang disertai dengan perombakan terhadap adat kehiasaan, dan hal itu
sesuai dengan tuntutan,
Al-Quran ialah mukjizat abadi Nabi Muhammad saw., yang
dengannya seluruh manusia dan jin ditantang untuk membuat yang serupa
dengan Al-Quran tersebut, sebuah atau sepuluh surat yang sama dengan
surat yang ada di dalamnya. Para ahli balaghah dan para ahli bahasa Arab di
antara mereka ternyata tidak mampu membuat sebuah surat pun yang serupa
dengan surat yang ada di dalam Al-Quran sehingga akhirnya mereka
menggunakan kekuatan dengan berupaya memerangi Rasulullah,
menawarkan jabatan dan harta kepada beliau, bukan membuat sebuah surat
yang serupa dengan AI-Quran. Allah SWT. telah menerangkan di dalam
kitab-Nya, bahwa Al-Quran merupakan mukjizat:
Dan orang-orang kafir Makkah mengatakan: “Mengapa
kepadanya tidak diturunkan mukjizat-mukjizat dari Tuhannya?"
Katakanlah: "Sesungguhnya mukjizat-mukjizat tersebut terserah kepada
4. Allah. Dan sesungguhnya (Muhammad) hanyalah seorang pemberi
peringatan yang nyata."Dan apakah tidak cukup bagi mereka bahwa kami
telah menurunkan kepadamu Al-Kitab (Al-Quran) dan ia dibacakan kepada
mereka? Sesungguhnya di dalam Al-Quran itu terdapat rahmat yang besar
dan peringatan bagi orang-orang yang beriman. (QS.Al-Ankabut: 50-51)1
Dengan penjelasan ini, Allah SWT. menegaskan bahwa Al-Quran
merupakan ayat yang terang dan mukjizat yang cukup bagi manusia. Jumhur
kaum Muslimin berpendapat bahwa Al-Quran sendiri merupakan mukjizat
(mu ’jiz bi dzatih). Maksudnya, bahwa AlQuran dengan seluruh yang ada di
dalamnya, termasuk struktur kalimat; balaghah, bayan (penjelasan),
perundang-undangan (tasyri'), berita-berita gaib dan seluruh persoalan lain
yang merupakan mukjizat, telah menyebabkan seluruh manusia tidak
mampu membuat yang serupa dengannya.
B. Al-Quran
Al-Quran adalah kalam Allah yang diwahyukan kepada Nabi
Muhammad saw. sebagai mukjizat terbesarnya, melalui perantara malaikat
Jibril pada tanggal 17 bulan Ramadhan. Bila dilihat dari bahasa, maka Al-
Quran berarti “bacaan” atau “sesuatu yang dibaca berulang-ulang”. Al-
Quran bukanlah karangan Nabi, melainkan murni kalam Allah SWT. Nabi
memang memiliki tutur kata yang baik dan sastra yang indah, tetapi tidak
1
Al-Qurannul Karim
5. akan mampu menyai keindahan dan kemuliaan sastra yang ada pada Al-
Quran.
Kitab yang merupakan kitab suci bagi umat Islam ini, memiliki
banyak keistimewaan apabila dibandigkan dengan tiga kitab lain yang Allah
wahyukan kepada para Nabi sebelum Nabi Muhammad saw. Keistimewaan
Al-Quran dapat dilihat dari berbagai sisi, salah satunya pada ketepatan
jumlah bilagan kata yang ada pada Al-Quran dengan masalah-masalah
pokok yang ada dalam syari‟ah Islam.
Rahasia susunan angka yang ada pada Al-Quran menjadi salah satu
mukjizat yang istimewa dan menarik untuk dipelajari.
C. I’jaz Al-Quran
I‟jaz merupakan isim mashdar dari “ajaza-yu‟jizu-i‟jazan” yang
mempunyai arti ketidakberdayaan atau keluputan. Dikatakan : a‟jazani al-
amru, artinya: “perkara itu luput dariku”. Makna leksikal kedua adalah
“membuat tidak mampu”. Kata i‟jaz juga berarti “terwujudnya
ketidakmampuan”2
.
I‟jaz dapat diartikan pula sebagai ketidak mampuan seorang yang
melakukan pengklaiman atas kerasulan Nabi Muhammad saw. karena
adanya mukjizat Nabi yang abadi, yaitu al-Quran.
2
http://methiafarina.blogspot.com/2012/05/ijaz-al-quran.html.
6. Dapat disimpulkan bahwa I'jaz al-Quran adalah ilmu Al-Quran
yang membahas kekuatan susunan lafal dan kandungan Al-Quran, sehingga
dapat mengalahkan ahli-ahli bahasa. I‟jaz AlQuran memiliki beberapa
tujuan antara lain:
1. Membuktikan bahwa Nabi Muhammad saw. yang membawa mukjizat
kitab Al-Quran itu adalah benar-benar seorang Nabi dan Rasul Allah.
Beliau diutus untuk menyampaikan ajaran-ajaran Allah SWT. kepada
umat manusia dan menyempurnakan akhlak manusia pada zaman itu,
serta untuk memberitahu tantangan supaya menandingi Al-Quran
kepada mereka yang ingkar.
2. Membuktikan bahwa kitab Al-Quran adalah benar wahyu Allah
SWT., bukan buatan malaikat Jibril maupun tulisan Nabi Muhammad
saw. Sebab pada kenyataannya mereka tidak bisa membuat tandingan
seperti Al-Quran sehingga jelaslah bahwa Al-Quran itu bukan buatan
manusia.
3. Menunjukkan kelemahan mutu sastra dan balaghah bahasa manusia,
karena terbukti pakar-pakar pujangga sastra dan seni bahasa Arab tidak
ada yang mampu mendatangkan kitab tandingan yang sama seperti Al-
Quran, yang telah ditantangkan kepada mereka dalam berbagai tingkat
dan bagian Al-Quran.
4. Menunjukkan kelemahan daya upaya dan rekayasa umat manusia yang
tidak sebanding dengan keangkuhan dan kesombongannya.
7. Sejalan dengan perkembangan zaman, i‟jaz Al-Quran telah
berkembang ke beberapa disiplin ilmu. Keajaiban Al-Quran tidak akan
pernah habis, oleh karena itu besar kemungkinan bahwa akan muncul I‟jaz
Al-Quran yang lain untuk menambah khazanah keislaman yang dimiliki
oleh umat Islam. Adapun macam-macam I‟jaz Al-Quran yang telah
diketahui hingga saat ini, antara lain: i’jaz balaghi, i’jaz mengenai berita
gaib, i‟jaz tasyri'i (perundang-undangan) dan i’jaz 'ilmi. I’jaz’ilmi dengan
berbagai macamnya, seperti i’jaz al-thibbi (kedokteran), i’jaz al-falaki
(astronomi), i’jaz al-jughrafi (geografi), i’jaz al-thabi'i (fisika), i’jaz i'lami
(informasi), dan i’jaz adadi (jumlah).
D. Matematika
Matematika adalah salah satu disiplin ilmu yang terkandung di
dalam Al-Quran. Semua bahasan dan sistematika Al-Quran sangat erat
kaitannya dengan ilmu Matematika. Matematika versi para ahli: Johnson
dan Rising (1972) mengatakan bahwa matematika adalah pola berpikir, pola
mengorganisasikan, pembuktian yang logis, matematika itu adalah bahasa
yang menggunakan istilah yang didefinisikan dengan cermat, jelas, dan
akurat, representasinya dengan simbol dan padat, lebih berupa bahasa
simbol mengenai ide daripada mengenai bunyi. Matematika (dari bahasa
Yunani: μαθηματικά – mathēmatiká) adalah studi besaran, struktur, ruang,
dan perubahan. Para matematikawan mencari berbagai pola, merumuskan
8. konjektur baru, dan membangun kebenaran melalui metode deduksi yang
kaku dari aksioma-aksioma dan definisi-definisi yang bersesuaian3
.
Kesimpulannya, matematika adalah ilmu yang memepelajari
tentang perhitungan, pengkajian dan menggunakan nalar atau kemampuan
berpikir seseorang secara logika dan pikiran yang jernih. Matematika
mempelajari hal-hal yang ada, matematika memang tidak akan sanggup
mengkaji tentang hal-hal yang tidak pernah ada. Tetapi perlu diingat bahwa
matematika dapat menggambarkan sesuatu yang akan terjadi.
E. Matematika dalam Al-Quran
1. Keterkaitan Matematika dan Al-Quran
Pada penjelasan di atas telah disebutkan bahwa matematka
dan Al-Quran memiliki kaitan yang sangat erat. Karena matematika
adalah ilmu Allah yang telah jelas keberadaannya dalam Al-Quran
serta menjadi salah satu unsur pelengkap dalam Al-Quran.
Seiring berkembangnya ilmu pengetahuan, maka semakin
terungkap pula berbagai disiplin ilmu yang berasal dari Al-Quran.
Seperti yang telah diulas sedikit keberadaannya pada penjelasan di
atas, yaitu disiplin ilmu yang mengungkap keajaiban-keajaiban Al-
Quran. Atau yang biasa disebut dengan i‟jaz Al-Quran. Dari beberapa
macam i‟jaz Al-Quran yang telah terungkap, yang akan dibahas di sini
adalah i‟jaz adadi atau I‟jaz jumlah angka.
3
www.wikipedia.org
9. Tidak lagi dipungkiri bahwa seluruh isi Al-Quran merupakan
mukjizat, baik lafadznya atau pun maknanya. Ketika makna tersebut
dilekatkan kepada sebuah lafaz, ia memberi makna kepada kata.
Semua kata yang ada pada Al-Quran dengan susunannya yang teratur
menerangkan i’jaz Al-Quran dengan sangat jelas. Kata-kata dalam Al-
Quran dengan sejumlah pengulangannya, juga merupakan mukjizat.
Jumlah kata-kata dalam AI-Quran yang menegaskan kata-kata yang
lain ternyata jumlahnya sama dengan jumlah kata-kata Al-Quran yang
menjadi lawan atau kebalikan dari kata-kata tersebut, atau di antara
keduanya ada hubungan kebalikan atau kontradiktif. Apabila jumlah
kata-kata yang ada dalam Al-Quran merupakan mukjizat, maka begitu
pula huruf-hurufnya. Jumlah-jumlah huruf tertentu dalam Al-Quran,
pada dasarnya merupakan mukjizat. Mukjizat dalam Al-Quran tidak
hanya terbatas pada ayat-ayatnya yang mulia, makna-maknanya yang
mengagumkan, prinsip-prinsip dan dasar-dasar keadilannya, serta
pengetahuan-pengetahuan gaibnya saja, melainkan juga termasuk
jumlah-jumlah yang ada dalam Al-Quran itu sendiri. Begitu juga
jumlah pengulangan kata dan hurufnya.
Fenomena i’jaz 'adadi pada Al-Quran bukanlah temuan
baru, akan tetapi sudah melewati lintasan sejarah yang
panjang. Orang-orang yang melakukan studi tentang
'ulum Al-Quran sejak dahulu sudah menyadari adanya
fenomena tersebut. Telah disadari bahwa pemakaian
huruf dan kata dengan jumlah tertentu memiliki maksud
dan tujuan tertentu (An-Najdiy, Abu Zahra', Al-Quran
dan rahasia angka-angka:14)
10. 2. Sejarah Bilangan Menurut Sains4
Bilangan adalah suatu hal yang penting dalam matematika.
Bilangan merupakan konsep matematka yang abstrak, dan tidak dapat
didefinisikan. Dalam matematika, kata bilangan dapat digunakan untuk
menyatakan jumlah atau banyaknya sesuatu. Adapun angka atau
simbol adalah lambang dari bilangan itu sendiri.
Angka atau lambang bilangan bermacam-macam adanya,
dalam sejarah perkembangannnya dikenalkan tentang beberapa sistem
numerasi (angka). Diantaranya sistem numerasi Mesir, Babylonia,
Yunani, Cina, Romawi, Arab, dan lain sebagainya. Sedangkan yang
dikenal dengan angka pada saat ini adalah sistem angka Hindu-Arab.
a. Perhitungan Primitif
Pengertian bilangan dan proses perhitungan telah
dikenala sejak zaman pra sejarah. Pada zaman itu perhitungan
masih menggunakan sistem yang sangat sederhana. Adapun
dalam penggunaan angka menggunakan sistem korespondensi 1-
1, yaitu menggunakan jari tangan dan memakai satu coretan atau
garis untuk menghitung satu bilangan.
b. Dasar Bilangan
Sesuai perkembangan ilmu pengetahuan, diperlukan
adanya penyusunan bilangan agar lebih sistematis. Maka untuk
4
Erman dan Turnudi, Perkenalan dengan Teori Bilangan (Bandung: Wijaya Kusumah), 1993,
hal:3.
11. memudahkan perhitungan disusunlah bilangan-bilangan itu
menjadi kelompok-kelompok dasar yang sederhana.
c. Sistem Bilangan Tertulis
Adanya perkembangan peradaban yang menuntut untuk
mencatat harta kekayaan seperti jumlah ternak dan hasil
pertanian.
d. Sistem Angka
Seperti yang telah diuraikan di atas, angka adalah
lambang bilangan untuk memprmudah penghitungan dalam
lambang bilangan Hindu-Arab atau pun lambang lainnya.
e. Sistem Ijir
Sistem angka inilah yang disebut dengan sistem
korespondensi 1-1, yang membuat coretan garis untuk
melakukan perhitungan.
f. Sistem Numerasi Mesir Purba
Pada tahun 3400 sebelum masehi, telah dikenal sistem
hieroglyphics. Yaitu dengan cara memahat pada batu, kayu,
barang, dan lain-lain. Sistem ini berkembang dari sistem ijir yang
dikelompokan dengan dasar bilangan 10.
g. Sistem Numerasi Babylonia
Pada tahun 2000-200 sebelum masehi, dikenal hanya
dengan menggunakan dua simbol. Yaitu lambang segitiga
terbalik dan segitiga dengan titik puncak di sebelah kiri.
12. Mengelompokan bilangan kecil di bawah 60 menggunakan dasar
10.
h. Sistem Numerasi Alpabet Yunani
Pada tahun 450 sebelum masehi bangsa Yunani
mengembangkan sistem angka yang terdiri dari 27 huruf, dan
menjadikan 10 sebagai dasar bilangan.
i. Sistem Numerasi Cina-Jepang
Sistem tradisional ini menggunakan sistem angka
dengan bilangan dasar 10 dan memiliki sistem perkalian.
j. Sistem Numerasi Maya
Pada numerasi bangsa Maya ini telah terdapat lambang
angka 0, yang ditemukan oleh Fransisco de Cordoba pada tahun
1517 M.
k. Sistem Numerasi Romawi
Sistem angka ini sudah ada sejak tahun 260 sebelum
masehi. Sistem ini mempunyai dasar bilangan 10 dan dalam
penulisannya tidak ada lambang-lambang besar yagn bukan
perpangkatan dari sepuluh dijajarkan.
l. Sistem Numerasi Arab
Pada tahun 755 M, wilayah Arab mengalami perpecahan
sehinggan menjadikan sistem angkanya berkembang sendiri
sampai saat ini.
13. 3. Bilangan Istimewa di Dalam Al-Quran.
Di bawah ini akan dijelaskan beberapa bilangan istimewa
yang mengandung i‟jaz adadi di dalamnya, antara lain:
a. Angka Tujuh
Keistimewaan angka tujuh di dalam Al-Quran dapat
terlihat pada jumlah kata "sab'u" berkaitan dengan kata
"samawat", sebelumnya atau sesudahnya berjumlah 7 kali.
Seperti telah diketahui bahwa jumlah langit yagn dijelaskan
dalam Al-Quran berjumlah 7. Begitu pula dengan jumlah hari
dalam satu minggu berjumlah 7. Kata-kata tersebut antara lain
terdapat pada surat; Al-Baqarah: 29, Al-Isra: 44, Al-Mu'minun:
84, Fushshilat: 12, AI-Thalaq: 12, AI-Mulk: 3, Nuh: 15.
Kata thawaf yang terpuji di dunia dan kata turunannya
dalam Al-Quran, disebut sebanyak tujuh kali, sama dengan
jumlah thawaf mengelihngi Ka'bah dan ketika sa'i antara Shafa
dan Marwa.
Kata kiblat dalam Al-Quran disebut sebanyak tujuh kali
sama dengan jumlah thawaf di sekitar kiblat (Ka'bah).
Kata 'araja dan turunan katanya dengan pengertian naik
ke langit, di dalam Al-Quran disebut sebanyak tujuh kali sesuai
dengan jumlah langit, yaitu tujuh. Perlu diketahui, bahwa kata
tersebut digunakan oleh Al-Quran untuk mengungkapkan
perjalanan jauh menembus luar angkasa, dan gravitasi bumi.
14. Menurut sains modern perjalanan di sana hanya bisa dilakukan
dengan cara melayang-layang (mun'arijat atau mun'athifat).
b. Angka 4
Dalam Al-Quran nama Rasulullah saw., Muhammad,
disebut sebanyak empat kali sama dengan jumlah nama yang
disebut di dalam qamat (dua kali), tasyahud awwal (satu kali),
dan dalam tasyahud akhir (satu kali).
c. Angka 24
Kata rajul secara berdiri sendiri, disebut sebanyak 24
kali dalam AI-Quran, begitu pula kata imra'ah.
d. Angka 34
Kata sujud yang dilakukan oleh orang yang berakal
disebutkan sebanyak 34 kali. Jumlah tersebut sama dengan
jumlah sujud dalam shalat seharihari yang dilahukan pada lima
waktu sebanyak 17 rakaat. Pada setiap rakaat dilakukan dua kali
sujud sehingga jumlahnya menjadi 34 kali sujud. Sebagaimana
terdapat pada surat; Al-Baqarah:34, Al-Araf: 11, AI-Isra: 61, Al-
Kahfi: 50, Thaha: 116, AI-Hajj : 77, Al-Furqan: 60, Fushshilat:
47, Al-Najm: 62, Ali Imran: 43, Shad: 73, Al-Baqarah: 24, An-
Nisa: 102, Al-A'raf: 11, Al-Isra: 61, AI-Kahfi: 61, Taha: 116, Al
Hijr: 33, Al-Isra: 61, AI-A'raf: 12, Shad: 75, Fushilat: 3, Al-
Furqan: 60, AI-Ra'd: 15, Al-Nahl: 49, Al-Haj: 18, Al-Naml: 25,
15. Ali Imran: 113, Al-A'raf: 206, Al-Naml: 24, Al-Insyihaq: 21, AI-
Insan: 26, AI-Alaq: 19.
e. Angka 5
Kata Shalawat disebut lima kali, sama dengan jumlah
shalat wajib sehari semalam. Yaitu shubuh, zuhur, asar, maghrib
dan isya, yaitu di dalam surat; Al-Baqarah:157,298, At-
Taubah:99, Al-Haj:40, Al-Mukminun:9.
Menurut keyakinan kaum Muslimin, bahwa ulul azmi
dari kalangan Rasul berjumlah lima orang, yaitu Nuh, Ibrahim,
Musa, Isa, dan Muhammad saw. Dalam Al-Quran, ternyata kata
'azm disebut sebanyak lima kali, sama dengan jumlah Rasul-
Rasul-Nya yang termasuk ulul 'azmi
f. Angka 51
Kata shalat berikut turunan katanya, disertai dengan
kata qiyam berikut turunan katanya, dalam Al-Quran disebut 51
kali. Jumlah ini sebanding dengan jumlah rakaat shalat, yaitu 17
rakaat shalat wajib yang lima, ditambah dengan 34 rakaat shalat
sunat - jika shalat sunat fajar (shubuh) dipandang dua rakaat,
delapan sunat rakaat shalat zhuhur, delapan rakaat shalat ashar,
empat rakaat shalat maghrib, dan sunat isya dipandang satu
rakaat dari dua rakaat dengan satu duduk, ditambah dengan 11
rakaat sunat malam, sehingga jumlahnya lengkap 34 rakaat.
16. Dengan demikian, maka jumlah keseluruhan shalat tersebut
dengan ditambah 17 rakaat shalat wajib menjadi 51 rakaat.
g. Angka 11
Dalam Al-Quran kata qashr (meringkas) berikut turunan
katanya disebut 11 kali, dan bilangan itu sama dengan jumlah
rakaat shalat harian di perjalanan yaitu 11 rakaat.
h. Angka 8
Perkara wudhu meliputi basuhan (ghusl) dan usapan
(mash). Kata ghusl (membasuh) dengan air berikut turunan kata-
nya di dalam Al-Quran disebut 8 kali, sedangkan basuhan dalam
wudhu yang diperintahkan Allah kepada kita adalah 8 kali.
i. Angka 12
Kaum Muslimin, telah sepakat (ijma') bahwa
Rasulullah saw. telah menyebutkan bahwa jumlah khalifah
sesudahnya sebanyak 12 orang, sebagaimana disebutkan di
dalam Shahih Bukhari dan Muslim.
Kata khalifah dan turunan kata isim-nya, yang
digunakan untuk memuji, disebutkan sebanyak 12 kali.
Wasiat Rasulullah saw. bahwasanya Imam sesudah
beliau itu berjumlah 12 Imam, sama dengan jumlah wasiat Allah
kepada para makhluk.
Kata syahadah (bangkit bersaksi) berkaitan secara
khusus dengan para syuhada Allah SWT, selain para Nabi, dan
17. mereka adalah orang-orang yang bersaksi di hadapan Allah atas
para hamba-Nya di hari kiamat dan hari tegaknya kesaksian.
Maksud kata syuhada bukanlah orang yang terbunuh di jalan
Allah SWT. Kata syahadah, berikut turunan katanya berjumlah
12 kali.
Di dalam Al-Quran, ungkapan hum al-muflihuun
disebutkan sebanyak 12 kali.
Ungkapan ashab al-jannah (para penghuni surga) dalam
AlQuran disebut sebanyak 12 kali. Yang dimaksud dengan surga
ialah yang ditetapkan Allah bagi orang-orang yang benar, bukan
surga dunia sebagaimana dimaksudkan dalam firman Allah
SWT: "Sesungguhnya Kami uji mereka sebagaimana Kami uji
penghuni-penghuni surga …..." Surga yang dimaksudkan oleh
ayat ini adalah surga dunia. Ada pun pada ayat selain ini, surga
yang dimaksud adalah surga yang ditetapkan oleh Allah SWT
bagi hamba-hambaNya yang saleh. Kata ashab al-jannah yang
disebut 12 kali, sama dengan banyaknya Khalifah sepeninggal
Rasulullah saw.
Kata ishthafa (memilih) berikut turunan katanya,
dengan pengertian legitimasi Allah SWT kepada orang-orang
pilihan dari dan atau bagi makhluk-Nya, disebut 12 kali dalam
Al-Quran.
18. Kata kerja ya'shimu (memelihara kesucian) berikut
turunan katanya dalam AI-Quran disebut 12 kali, dan itu sesuai
dengan banyaknya Khalifah Rasulullah saw. yang terpelihara
serta benarbenar disucikan oleh Allah dari segala noda.
Kata ali (keluarga) yang disandarkan kepada nama-
nama terpuji, seperti keluarga Ibrahim, keluarga Imran tidaklah
disandarkan kepada nama-nama jelek seperti keluarga Fir'aun.
Kata tersebut disebut sebanyak duabelas kali sesuai dengan
jumlah Imam dari keluarga Muhammad saw. yang diawali
dengan Imam Ali a.s. dan diakhiri dengan Imam Al-Mahdi a.s.
Kata malik dengan pengertian penguasa, disebut 12
kali, sebanyak jumlah Khalifah setelah Rasulullah saw.
Kata 'amil (pelaksana pemerintahan), bentuk tunggal
maupun jamak, disebutkan 12 kali, sesuai dengan jumlah
khalifah setelah Rasulullah saw.
Kata kerja ijtaba (mengangkat/memilih) berikut turunan
katanya disebut 12 kali dalam AI-Quran, sebanding dengan 12
Imam yang ditetapkan oleh Allah SWT.
Kata al-birr dari kata al-abrar (baik), bukan dari kata al-
baru (daratan), berikut turunan katanya disebut sebanyak 12 kali
sama seperti Khalifah setelah Rasulullah saw.
Kata syi'ah (pengikut) berikut turunan katanya dalam
AlQuran disebutkan 12 kali, suatu jumlah yang sesuai dengan
19. banyaknya Khalifah Rasulullah saw. Dan yang diketahui,
golongan ini adalah satu-satunya yang mengaku konsisten
dengan manhaj para Imam yang duabelas dari ahli Bait
Muhammad saw.
Ibn Hajr Al-Syafi'i, mengomentari hadis "Ahli
Baitku adalah keamanan bagi umatku ", berpendapat:
"Mungkin yang dimaksudkan dengan Ahli Bait adalah
pengaman bagi umatku' adalah para ulama mereka, sebab
mereka yang memberikan petunjuk kepada semua bagaikan
bintang-gemintang, dan jika mereka lenyap, maka penduduk
bumi akan menemui apa (ayat-ayat) yang dijanjikan kepada
mereka. Hal itu terjadi ketika datangnya AI-Mahdi,
berdasarkan berbagai hadis bahwa Isa a.s. akan shalat di
belakang (Al-Mahdi) dan akan membunuh Dajjal." Dalam Al-
Quran, kata naim (bintang) dan nujum disebut sebanyak
duabelas kali.
Kata ruhban (bentuk jamak dari rahib, orang suci)
berikut kata turunannya disebut dua belas kali dalam Al-
Quran, Jumlah ini sesuai dengan jumlah orang-orang suci dari
keluarga Muhammad saw.
j. Angka 72
firqah yang masuk neraka dari umat ini ada 72 buah.
Dalam Al-Quran, kata firqah berikut turunan katanya disebut
20. sebanyak 72 kali. Jadi sesuai dengan banyaknya flrqah yang
menyimpang dari agama yang benar, yang diajarkan oleh
Rasulullah saw.
k. Angka 40
Dalam Al-Quran, kata al-barr dengan arti "darat"
disebut 12 kali, sedangkan kata al-bahr (laut) - baik mufrad,
mutsanna, dan jamaknya - disebut 40 kali. Perbandingan tersebut
sama dengan perbandingan antara daratan dan lautan di planet
bumi ini.
l. Angka 17
Kata kerja perintah (fi'l al-amr) "aqim" atau "aqimu" (dirikanlah)
yang diikuti dengan kata "shalat" disebut sebanyak 17 kali, sama
dengan jumlah rakaat shalat fardhu (17 rakaat). Yang
mendukung hal demikian, adalah juga disebutkannya kata
"fardh" dengan berbagai turunan katanya yang disebut sebanyak
17 kali rakaat shalat wajib dalam sehari semalam, yang juga
sama dengan jumlah rakaat shalat fardhu.
Al-Quran diturunkan pada tanggal 17 Ramadhan.
Wahyu pertama yang diterima Nabi Muhammad saw. adalah
surat Al-Alaq ayat 1-5.
Kata "faradha" berikut turunan katanya dengan
pengertian faridah (kewajiban yang tidak boleh ditinggalkan) di
21. dalam AlQuran disebut sebanyak 17 kali, sama dengan jumlah
rakaat shalat.
Bertepatan pula dengan surat ke 17 dalam Al-Quran,
yaitu surat Al-Israa yang banyak membahas tentang pergaulan
anak muda.
Selain keistimewaan tentang angka 17 menurut Al-
Quran, terdapat keistimewaan lain. Angka 17 ini menjadi angka
perbatasan psikologi antara masa kanak-kanak dan masa dewasa
seseorang. Pada tahap ini seseorang akan mengalami
pertumbuhan yang jelas terlihat. Selain perubahan fisik yang
terjadi, perubahan mental juga terjadi pada diri seseorang.
Seorang remaja cenderung memiliki ego yang besar, karena pada
masa ini sedang terjadi peralihan baik fisif maupun psikisnya.
Fase ini dimulai pada pubertas ketika kepribadian mulai
mengembangkan bentuk dan sisi-sisi tertentu. Jung menyebut
pubertas ini sebagai “kelahiran psikis” individu, dan itulah saat
yang menempatkan banyak masalah, konflik, dan penyesuaian.
Karena dunia nyata menempatkan banyak tuntutan baru pada
remaja yang tidak ditemuinya dalam fantasi anak-anak5
.
5
Baihaqi, MIF, Psikologi Pertumbuhan (Bandung: Remaja Rosdakarya), 2008, hal: 34
22. BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Al-Quran adalah kitab suci terakhir yang Allah wahyukan
sebagai salah satu mukjizat terbesar Nabi Muhammad saw. Al-Quran
memiliki berbagai mukjizat di dalamnya. Seiring perkembangan ilmu
pengetahuan muncullah ilmu untuk mengungkap rahasia ilmu pengetahuan
yang terkandung dalam Al-Quran, yang belakangan ini disebut dengan
ilmu I‟jaz Al-Quran.
Matematika dengan bilangannya menjadi salah satu i‟jaz Al-
Quran yang tergolong kepada kelompok i‟jaz „ilmi yang masuk ke dalam
kelompok i‟jaz adadi yang membahas keajaiban jumlah bilangan dalam
Al-Quran.
Angka-angka yang memiliki keistimewaan di dalam Al-Quran
antara lain : 4, 7, 11, 24, 34, 17, 72, 51, dan lain-lain.
23. Daftar Pustaka
An-Najdiy, Abu Zahra. 1990. Al-Quran dan Rahasia Angka-Angka. Bandung:
Pustaka Hidayah
Baihaqi, MIF. 2008. Psikologi Pertumbuhan. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Chalil, Moenawar. 2001. Kelengkapan Tarikh Nabi Muhammad SAW. Jakarta:
Gema Insani Press.
Departemen Agama RI. 2006. Al-Quran dan Terjemahnya. Bandung: Diponegoro.
Erman dan Turnudi. 1993. Perkenalan dengan Teori Bilangan. Bandug: Wijaya
Kusumah.
Ferina, Methia. 2012. I‟jaz Al-Quran.
http://methiafarina.blogspot.com/2012/05/ijaz-al-quran.html. Diunduh
pada tanggal 04 Juni 2013 pukul 17.54 WIB
http://id.wikipedia.org/wiki/Mukjizat. Diunduh pada tanggal 04 Juni 2013 pukul
17.59 WIB.
Yahya, Harun. 2004. Al-Quran dan Sains. Bandung : Dzikra.