Dokumen tersebut membahas tentang kedudukan Al-Quran sebagai sumber ilmu pengetahuan, keutamaan ilmu pengetahuan dalam Al-Quran, dan beberapa ayat Al-Quran yang telah terbukti sejalan dengan ilmu pengetahuan modern. Dokumen ini juga membahas tentang asal usul Al-Quran, proses turunnya, struktur surat dan ayatnya, serta peranan akal dalam memahami wahyu Allah.
1. 1
PENDAHULUAN
Semua umat islam wajib mempercayai rukun Iman dan salah satu rukun imannya ialah
beriman kepada kitab iaitu Al-Quran. Al-Quran adalah kitab suci yang diturunkan Allah
sebagai mukjizat bagi nabi Muhammad untuk dijadikan panduan bagi umat manusia.
Al-Quran adalah wahyu terakhir yang diturunkan oleh Allah kepada Rasulullahﷺ
melalui perantaraan Malaikat Jibril untuk disampaikan kepada seluruh umat manusia.
Al-Quran juga merupakan panduan hidup yang lengkap meliputi setiap aspek
kehidupan manusia. Al-Quran juga adalah kitab yang memberi petunjuk (huda),
penjelasan (bayan), peringatan (nazir) dan rahmat. Membaca Al-Quran dikira sebagai
ibadah kepada yang mengamalkannya.Dengan membaca Al-Quran, hati akan menjadi
lebih tenang dan akan mendatangkan rasa rindu (wujudan) kepada keEsaan dan
kebesaran Tuhan.
Pengertian Ilmu
Ilmu dari segi bahasa merupakan perkataan arab iaitu ‘alima yang bererti mengetahui
atau perbuatan yang bertujuan mengetahui sesuatu dengan sebenarnya. Manakala dari
segi istilah, ilmu memberi erti tentang segala pengetahuan atau kebenaran tentang
sesuatu yang datang daripada ALLAH SWT diturunkan kepada rasul rasulnya dan alam
ciptaanNYA termasuk manusia yang memiliki aspek lahiriah dan batin. Secara
umumnya, ilmu didefinisikan sebagai pengetahuan dan kepandaian mengenai sesuatu
bidang yang disusun secara sistematik menurut kaedah tertentu yang boleh digunakan
untuk menerangkan yang berkaitan dengan bidang ilmu tersebut.
2. 2
Terdapat banyak hadis yang diriwayatkan membawa pengertian kepada kepentingan
Al-Quran diantaranya :
Al-‘Alaq ayat 1-5
Ayat Al-Qur’an yang pertama diturunkan kepada Rasulullah SAW menunjuk
pada keutamaan ilmu pengetahuan, yaitu dengan memerintahkannya membaca
sebagai kunci ilmu pengetahuan, dan menyebut qalam sebagai alat transformasi
ilmu pengetahuan. Allah SWT berfirman:
“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan, Dia telah
menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang
Maha pemurah, yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam. Dia
mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya”. (QS. Al-‘Alaq ayat 1-
5) Di dalamnya Allah SWT menyebutkan nikmat-Nya dengan mengajarkan
manusia apa yang tidak ia ketahui. Hal itu menunjukkan kemuliaan belajar dan
ilmu pengetahuan.
Ali Imran ayat 7
“Dialah yang menurunkan Al Kitab (Al Quran) kepada kamu. Di antara (isi)nya
ada ayat-ayat yang muhkamaat, itulah pokok-pokok isi Al qur'an dan yang lain
(ayat-ayat) mutasyaabihaat. Adapun orang-orang yang dalam hatinya condong
kepada kesesatan, maka mereka mengikuti sebahagian ayat-ayat yang
mutasyaabihaat daripadanya untuk menimbulkan fitnah untuk mencari-cari
ta'wilnya, padahal tidak ada yang mengetahui ta'wilnya melainkan Allah. Dan
orang-orang yang mendalam ilmunya berkata: "Kami beriman kepada ayat-ayat
yang mutasyaabihaat, semuanya itu dari sisi Tuhan kami". Dan tidak dapat
mengambil pelajaran (daripadanya) melainkan orang-orang yang berakal.”
3. 3
Pada ayat ini disebutkan mengenai ayat muhkamaat dan ayat mutasyaabihaat.
Ayat muhkamat adalah ayat-ayat yang makna dan maksudnya jelas seperti ayat
"Qul Huwwallahu Ahad" artinya Tuhan Maha Esa. Sedangkan ayat mutasyaabihaat
adalah ayat-ayat yang artinya rumit dan banyak sekali terdapat kemungkinan dalam
ayat jenis ini seperti, "Yadullohu fauqa aydihim", artinya tangan Allah berada di
atas tangan mereka.
Dari ayat ini dapat kita pahami bahwa sebagian ayat al-Quran memiliki makna
dan pengertian yang sangat tinggi. Hanya para cendekiawan yang sejati dan mencari
kebenaran yang punya jalan untuk memahami segala maksud Tuhan. Maka apa
yang kita tidak mengerti, janganlah kita ingkari dan selewengkan. Dan juga
sebagian orang menyebarluaskan akidah-akidah yang sesat dengan nama Islam dan
al-Quran. Kita harus cermat sehingga dapat mengambil air dari sumbernya yaitu
penjelasan Nabi dan keluarga sucinya.
Al-an’am ayat 11
“Katakanlah (Muhammad), jelajahilah bumi, kemudian perhatikanlah bagaimana
kesudahan orang-orang yang mendustakan itu.”(QS. Al-an’am : 11)
Ali Imran ayat 137-138
“Sungguh, telah berlalu sebelum kamu Sunnah-sunnah (Allah), karena itu
berjalanlah kamu ke (segenap penjuru) bumi dan perhatikanlah bagaimana
kesudahan orang yang mendustakan (rasul-rasul). Inilah (Alqur’an) suatu
keterangan yang jelas untuk semua manusia, dan menjadi petunjuk serta pelajaran
bagi orang-orang yang bertakwa.”(QS. Ali Imran : 137-138)
Dari ketiga ayat diatas dapat kita ketahui bahwa sebenarnya Allah menyuruh
kita untuk ‘berjalan’ dalam artian selalu menggali ilmu. Ilmu bisa diperoleh dari
apa-apa yang telah diperbuat oleh pendahulu kita. Allah menyuruh kita untuk
bertebaran dimuka bumi. Dengan mempelajari hal-hal yang baru kita akan semakin
tau seberapa banyak hal yang tidak kita tau selama ini.
4. 4
OBJEKTIF KAJIAN
1) Untuk mengetahui kedudukan akal dalam Al-Quran dan Sunnah.
2) Untuk mengetahui keutamaan ilmu pengetahuan dalam Al-Quran.
3) Untuk mengetahui mukjizat ilmiah dalam Al-Quran.
5. 5
PENGETAHUAN AL QUR'AN
Semua yang telah kita pelajari sejauh ini memperlihatkan kita akan satu kenyataan
pasti: Al Qur'an adalah kitab yang di dalamnya berisi berita yang kesemuanya terbukti
benar. Fakta-fakta ilmiah serta berita mengenai peristiwa masa depan, yang tak
mungkin dapat diketahui di masa itu, dinyatakan dalam ayat-ayatnya. Mustahil
informasi ini dapat diketahui dengan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi masa
itu. Ini merupakan bukti nyata bahwa Al Qur'an bukanlah perkataan manusia. Al Qur'an
adalah kalam Allah Yang Maha Kuasa, Pencipta segala sesuatu dari ketiadaan. Dialah
Tuhan yang ilmu-Nya meliputi segala sesuatu. Dalam sebuah ayat, Allah menyatakan
dalam Al Qur’an: "Maka apakah mereka tidak memperhatikan Al Qur’an? Kalau
kiranya Al Qur'an itu bukan dari sisi Allah, tentulah mereka mendapat pertentangan
yang banyak di dalamnya." (Al Qur'an, 4:82) Tidak hanya kitab ini bebas dari segala
pertentangan, akan tetapi setiap penggal informasi yang dikandung Al Qur'an semakin
mengungkapkan keajaiban kitab suci ini hari demi hari. Apa yang menjadi kewajiban
manusia adalah untuk berpegang teguh pada kitab suci yang Allah turunkan ini, dan
menerimanya sebagai satu-satunya petunjuk hidup. Dalam salah satu ayat, Allah
menyeru kita: "Dan Al Qur'an itu adalah kitab yang Kami turunkan yang diberkati,
maka ikutilah dia dan bertakwalah agar kamu diberi rahmat." (Al Qur'an, 6:155)
Asal-usul Al-Quran
Al-Qur’ān (Arab: قرآن )ال adalah kitab suci agama Islam.
Umat Islam percaya bahwa Al-Qur'an merupakan puncak dan penutup wahyu Allah
yang diperuntukkan bagi manusia, dan bagian dari rukun iman, yang disampaikan
kepada Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam, melalui perantaraan Malaikat
Jibril.
Dan sebagai wahyu pertama yang diterima oleh Rasulullah SAW adalah sebagaimana
yang terdapat dalam Surah Al-'Alaq ayat 1-5.
Ditinjau dari segi kebahasaan, Al-Qur’an berasal dari bahasa Arab yang berarti
"bacaan" atau "sesuatu yang dibaca berulang-ulang".
Kata Al-Qur’an adalah bentuk kata benda (masdar) dari kata kerja qara'a yang artinya
membaca.
6. 6
Surah dan ayat
Al-Qur'an terdiri atas 114 bahagian yang dikenal dengan nama surah.
Setiap surah akan terdiri atas beberapa ayat, di mana surat terpanjang dengan 286 ayat
adalah surat Al Baqarah dan yang terpendek hanya memiliki 3 ayat yakni surat Al
Kautsar, An-Nasr dan Al-‘Așr.
Sejarah turunnya Al-Quran
Al-Qur'an tidak turun sekaligus. Ianya turun secara berangsur-angsur selama 22 tahun
2 bulan 22 hari. Al-Quran diturunkan oleh Allah kepada nabi Muhammad SAW melalui
perantara malaikat Jibril. Al Quran terdiri dari 30 Juz, 6666 ayat, 114 surah dan
diturunkan setahap demi setahap selama kurang lebih dua puluh tiga tahun.
Al Quran diturunkan kepada nabi Muhammad dengan tiga cara, iaitu pertama malaikat
Jibril turun dalam bentuk manusia dan membacakan ayat-ayat Al Quran kepada nabi
Muhammad, kemudian beliau mengikutinya. Kedua, Al Quran turun tanpa perantara
malaikat Jibril, sehingga tiba-tiba saja ayat-ayat Al Quran tersebut muncul dalam
pikiran nabi Muhammad dan yang ketiga adalah Al Quran turun dengan didahului
terdengarnya suara loceng yang sangat kuat.
7. 7
Ayat-ayat Al-Quran yang telah terbukti diterapkan menjadi ilmu
pengetahuan sepanjang masa
1. QS AL ANBIYA ayat 30 tentang penciptaan alam semesta
“Dan apakah orang-orang kafir tidak mengetahui bahawa langit dan bumi keduanya
dahulu menyatu kemudian Kami pisahkan antara keduanya. Dan Kami jadikan segala
sesuatu yang hidup berasal dari air, maka mengapa mereka tidak beriman?” (QS AL
ANBIYA ayat 30)
Ayat tersebut berkaitan dengan “Big bang theory” yaitu teori terbentuknya alam
semesta yang menyatakan bahwa pada awalnya alam semesta merupakan satu kesatuan,
kemudian terjadi ledakan besar yang menghasilkan pecahan-pecahan dan meluas.
2. QS AN NUR ayat 43 tentang Proses Terjadinya Hujan
“Tidakkah engkau melihat bahwa Allah menjadikan awan bergerak perlahan, kemudian
mengumpulkannya, lalu Dia menjadikannya bertumpuk-tumpuk, lalu engkau lihat
hujan keluar dari celah-celahnya...” (QS AN NUR ayat 43)
Ayat di atas menunjukan kebenaran terkait dengan proses terjadinya hujan (cukup
jelas).
3. QS AL AN’AM ayat 125 tentang Keadaan Tekanan Udara
“Barang siapa dikehendaki Allah akan mendapat hidayah (petunjuk), Dia akan
membukakan dadanya untuk (menerima) Islam. Dan barang siapa dikehendaki-Nya
menjadi sesat, Dia jadikan dadanya sempit dan sesak, seakan-akan dia (sedang)
8. 8
mendaki ke langit. Demikianlah Allah menimpakan siksa kepada orang-orang yang
tidak beriman” (QS AL AN’AM ayat 125)
Ilmu pengetahuan menunjukan bahawa semakin tinggi suatu tempat dari permukaan
laut semakin rendah tekanan udara dan semakin tipis kadar oksigennya. Keadaan udara
ini mendorong peningkatan takanan darah dan menjadikan sulit bernafas.
9. 9
AL QURAN SEBAGAI SUMBER ILMU PENGETAHUAN
PERBINCANGAN
1.Kedudukan Akal Dalam Al-Qur’an Dan Sunah
Ayat Al-Qur’an yang pertama kali turun adalah surat Al-‘Alaq, dengan ayat pertamanya
sebagai berikut “Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang
Menciptakan.” (QS. Al-‘Alaq [96]: 1).
Jika kita perhatikan perintah “iqra”(membaca) yang ada dalam ayat tersebut menyuruh
manusia mengoptimalkan fungsi akal yang diberikan Allah kepadanya. Membaca
bererti mengamati dan mamahami sesuatu yang pekerjaan ini adalah domain akal.
Dengan iqra inilah manusia kemudiannya mempunyai ilmu pengetahuan .
Sama ada ayat-ayat qauliyyah maupun ayat-ayat kauniyyah adalah bacaan yang harus
dibaca. Ayat qauliyyah adalah firman Allah yang termaktub dalam Al-Qur’an,
sedangkan ayat-ayat kauniyyah adalah semua ciptaan Allah, terutamanya realiti
kehidupan ini. Pembacaan atas kedua ayat ini harus dilakukan secara betul dan
seimbang. Kerana dengan cara inilah pemahaman terhadap ayat-ayat Allah lebih
mendekati kebenaran.
Di samping ayat-ayat Al-Qur’an beberapa hadis Nabi juga membicarakan tentang
pentingnya akal. Pada waktu Nabi Muhammad SAW masih hidup, pemahaman
terhadap wahyu Allah bukan merupakan hal yang rumit. Kerana waktu itu segala
persoalan boleh ditanya secara langsung kepada Nabi yang mempunyai hak untuk
menafsir wahyu-wahyu Allah. Namun setelah Nabi SAW wafat, permasalahan yang
dihadapi umat Islam semakin kompleks. Oleh karena itu, masalah-masalah yang
muncul namun belum ada penyelesaiannya baik dalam Al-Qur’an maupun as-Sunnah
untuk mengatasinya maka muncullah jalan ketiga yakni Ijtihad.
10. 10
Di sinilah peranan akal – terutama – dalam memahami wahyu Allah menjadi sangat
diperlukan. Berkenaan dengan hal ini ada sebuah hadis yang sangat terkenal.
Diceritakan pada pada saat Nabi Muhammad SAW hendak mengirim Mu’adz ke
Yaman, Rasulullah bertanya: Dengan apakah engkau hendak menjalankan hukum?
Mu’adz menjawab, “Dengan kitab Allah”. Lalu Nabi bertanya lagi, “Bagaimana jika
engkau tak mendapat keterangan dalam kitab Allah?” Mu’adz menjawab, “Dengan
sunah Rasul.” Nabi bertanya lagi,”Bagaimana jika dalam sunahku juga tak kau dapati?”
Mu’adz menjawab,”Saya berijtihad dengan akal saya, dan saya tak pernah berputus
asa.”
Hadis ini sering dijadikan dalil berkenaan dengan peranan ijtihad dalam hukum Islam.
Akal dalam deskripsi di atas menempati posisi yang signifikan dalam berijtihad. Namun
demikian, di sana kita juga melihat isyarat bahwa posisi akal secara hierarki setelah Al-
Quran dan Sunah. Akal menempati posisi ketiga.
Berkenaan dengan akal, Nabi Muhammad SAW bersabda; Agama adalah pengunaan
akal, tiada agama bagi orang yang tak berakal. Kemudian dalam sebuah hadis qudsi
juga disebutkan: Demi kekuasaandan keagunganku,tidaklahkuciptakanmakhluk yang
lebih mulia daripada engkau, kerna engkaulah aku mengambil dan memberi dan
karena engkaulah aku menurunkan pahala dan menjatuhkan hukuman.
Keperluan kehadiran akal juga dapat dilihat dalam hadis Nabi yang memerintahkan
umat Islam untuk menuntut ilmu. Nabi SAW bersabda: Mencari ilmu wajib hukumnya
bagi muslimin dan muslimat(HR. Muslim). Perintah untuk mencari ilmu dapat
dipahami bahwa manusia harus memaksimalkan potensi akalnya.
11. 11
2.ILMU PENGETAHUAN DALAM AL-QUR’AN
Menurut Yusuf Ahmad (2009), ilmu dalam Islam adalah ibadah, ibadah secara
etimologi bererti “merendah diri” dan secara istilah adalah tunduk kepada Allah swt
atas apa yang Dia perintahkan dan Dia larang. Sedangkan ilmu dalam bahasa bererti
mengungkap sesuatu untuk mengetahui hakikatnya.
Manusia adalah mahluk paling utama dimuka bumi yang dibekalkan dengan akal agar
mengetahui dan mengenal kekuasaan Allah berdasarkan penciptaan-Nya. Manusia
harus mensyukuri dan menghayati keindahan ciptaan-Nya serta keagungan ayat-
ayatNya, mereka yang mampu melakukan semua itu adalah orang-orang yang memiliki
pengetahuan luas.
Di dalam ayat-ayat al-Qur’an banyak dijelaskan tentang ilmu-ilmu pengetahuan,
diantaranya:
1. Manusia mengembangkan pembelajaran tentang ilmu alam, fenomena-
fenomena alam dan hasil penelitian manusia tidaklah seperti apa yang
diterangkan dalam al-Qur’an, manusia meneliti tentang bentuk muka bumi dan
segala yang berada diatasnya seperti gunung-gunung dan sungai-sungai (QS.
An-Nahl: 15, An-Naba’: 6-7), al-Qur’an juga memaparkan tentang laut dan
segala sesuatu yang terdapat didalamnya (QS. An-Nahl: 14, Fathir: 12, al-
Furqan: 53, ar-Rahman: 19-21), al-Qur’an menjelaskan fenomena alam di langit
dan hubungannya dengan bumi (QS. Ar-Rum: 24, ar-Ra’d: 12-13).
2. Manusia juga mengkaji tentang ilmu perbintangan / astronomi, namun al-
Qur’an telah menjelaskan tentang langit yang dipenuhi oleh bintang dan Planet
(QS. Al-Hijr: 16), bintang sebagai petunjuk bagi manusia (QS. Al-An’am: 97),
Matahari dan bulan serta menjelaskan hubungannya dengan bumi dan
kehidupan manusia (QS. Yunus: 5, al-Isra: 12, Fathir: 13).
3. Manusia mengembangkan Ilmu Botani (tumbuh-tumbuhan), dan al-Qur’an
menerangkan tentang air dan tumbuh-tumbuhan serta hubungan antara
12. 12
keduanya dengan kehidupan manusia dan binatang (QS. As-Sajdah: 27),
menjelaskan tumbuhan dan masanya (QS. az-Zumar: 21), menjelaskan macam-
macam buah (QS. Al-An’am: 141, an-Nahl: 10-11).
4. Manusia mengembangkan ilmu Biologi, dan al-Qur’an telah menjelaskan asal
kehidupan binatang dan jenis-jenisnya (QS. An-Nur: 45), menjelaskan proses
kehidupan manusia dan tahapnya (QS. Al-Mu’minun: 12-14, al-Hajj: 5).
5. Al-Qur’an menyebutkan tentang kesihatan dengan melarang makan dan minum
berlebihan (QS. Al-A’raf: 31) kemudian disusunlah Ilmu tentang Kedoktoran.
6. Kemudian al-Qur’an menjelaskan semua (point 1-5) dalam satu ayat secara
ilmiah, seperti QS. Al-Baqarah: 164, dan al-Jatsiah: 3-5.
7. Al-Qur’an mengajak manusia untuk melakukan perjalanan (petualangan) di
muka bumi melalui darat atau laut agar bisa saling mengenal secara lebih dekat
antara berbagai suku, bangsa-bangsa dan kelompok yang ada di bumi (QS. Al-
Hujurat: 13).
8. Al-Qur’an mendorong manusia untuk menceritakan tentang kisah-kisah kaum
dan suku bangsa terdahulu dengan tujuan untuk mengungkap kejadian yang
mereka alami (QS. Ar-Rum: 9, Ali Imran: 137, al-Ankabut: 20), maka
kemudian disusunlah ilmu geografi dan sejarah.
13. 13
3.KEMUKJIZATAN AL-QUR’AN
Al-Qur’an sebagai mu’jizat Nabi Muhammad saw yang besifat Logis dan Rasional, hal
ini sejalan dengan tingkat perkembangan pengetahuan dan peradaban manusia, dari
yang dulunya tenggelam dalam mitos dan kebodohan menuju era yang semakin maju,
logis dan rasional. Mu’jizat Nabi Muhammad saw selalu menantang nalar dan logika
untuk mengkaji dan membuktikan kebenarannya.
Kemukjizatannya akan selalu terungkap sejalan dengan perkembangan pengetahuan,
peradaban dan kemampuan nalar manusia, disamping paparannya logis dan rasional, ia
juga tidak pernah musnah dan tergantikan meskipun waktu dan tempat yang selalu
berubah (Yusuf Ahmad, 2009: 27-28).
Adapun garis besar isi kandungan dalam al-Qur’an meliputi:
1. Akidah
Ilmu yang mengajarkan manusia mengenai kepercayaan yang pasti wajib dimiliki oleh
setiap orang di dunia. Al-qur’an mengajarkan akidah tauhid kepada kita yaitu
menanamkan keyakinan terhadap Allah SWT yang satu, yang tidak pernah tidur dan
tidak beranak-pinak.
2. Ibadah
Menurut bahasa adalah taat, tunduk, ikut atau nurut. Sedangkan menurut pengertian
Fuqaha, ibadah adalah segala bentuk ketaatan yang dijalankan atau dikerjakan untuk
mendapatkan ridha Allah SWT. Bentuk ibadah dalam ajaran agama Islam yakni seperti
yang tercantum dalam rukun Islam.
14. 14
3. Akhlak
Perilaku yang dimiliki manusia, baik akhlak yang terpuji (akhlakul karimah) maupun
tercela (akhlakul madzmumah). Allah SWT mengutus Nabi Muhammad SAW untuk
memperbaiki akhlak manusia. Setiap manusia harus mengikuti apa yang diperintahkan-
Nya dan menjauhi larangan-Nya.
4. Hukum-hukum
Hukum yang ada dalam Al-Qur’an adalah memberi perintah kepada orang yang
beriman untuk mengadili dan memberikan penjatuhan hukuman pada sesama manusia
yang terbukti bersalah. Hukum dalam Islam berdasarkan Al-Qur’an ada beberapa jenis
seperti Jinayat, Mu’amalat, Munakahat, Faraidh dan Jihad.
5. Peringatan (tadzkir)
Sesuatu yang memberi peringatan kepada manusia akan ancaman Allah SWT berupa
siksa neraka atau waa’id, maupun berupa kabar gembira bagi orang-orang yang
beriman kepada-Nya dengan balasan berupa nikmat surga Jannah atau waa’ad.
Disamping itu ada pula gambaran yang menyenangkan di dalam Al-Qur’an yang
disebut Targhib dan kebalikannya ganbaran yang menakutkan yang disebut Tahrib.
6. Sejarah atau kisah
Cerita mengenai orang-orang terdahulu baik yang mendapatkan kejayaan akibat taat
kepada Allah SWT serta ada juga yang mengalami kebiasaan akibat tidak taat atau
ingkar kepada Allah SWT. Dari sejarah itu dapat diambil hikmah dalam menjalankan
kehidupan sehari-hari atau dengan istilah lain disebut ikhbar.
7. Dorongan untuk berfikir
Didalam Al-Qur’an banyak ayat-ayat yang mengulas suatu bahasan yang memerlukan
pemikiran manusia untuk mendapatkan manfaat dan juga membuktikan kebenarannya,
terutama mengenai alam semesta. Inilah yang akan kita kaji pada pembahasan
selanjutnya.
15. 15
KESIMPULAN
Al-Quran adalah kitab suci yang diturunkan Allah sebagai mukjizat Nabi Muhammad
untuk dijadikan pedoman bagi umat manusia hingga akhir zaman. Sebagai petunjuk
dari Allah tentulah isi dari Al Quran tidak akan menyimpang dari Sunatullah (hukum
alam) kerana alam merupakan hasil perbuatan Allah sedangkan Al-Quran merupakan
hasil perkataan Allah. Isi di dalam Al-Quran mencakupi seluruh pengetahuan yang ada
di muka bumi ini. Disebabkan itulah Al-Quran di katakan sebagai sumber ilmu kerana
semua yang terkandung di dalamnya boleh dijadikan sebagai dasar dan acuan dalam
baik ilmu pengetahuan ataupun segala persoalan yang terjadi di muka bumi ini. Ilmu
pengetahuan adalah pengetahuan yang telah dibuktikan dan diteliti secara teoritis. Di
dalam Al-Quran jugalah istilah ilmu pengetahuan digambarkan sebagai Al-‘Ilm, Al-
Aql, dan Afalaa Ta’Qilun. Ilmu tidak akan ada batasnya, teruslah mencari ilmu sampai
ke negeri Cina. Allah pun menyuruh umatNya untuk menjelahi segenap penjuru bumi
untuk menggali apa jenis ilmu sekalipun. Maka dari itu sebagai generasi muda teruslah
menuntut ilmu. Ilmu pengetahuan sangat penting dalam islam. “Ilmu tanpa Agama
adalah buta, Agama tanpa ilmu adalah lumpuh”. Jadi kedua-duanya sangat diperlukan
dalam kita mengharungi kehidupan yang fana ini. Kesimpulannya,Al-Quran adalah
sumber Ilmu Pengetahuan.