Infertilitas adalah gangguan sistem reproduksi yang ditandai dengan kegagalan mengalami kehamilan setelah 12 bulan atau lebih dan telah melakukan hubungan senggama tanpa kontrasepsi secara teratur. Infertilitas tidak hanya merupakan masalah kesehatan tetapi juga masalah sosial, sehingga pengetahuan tentang pencegahan dan penanganannya penting dimiliki oleh pasangan usia subur.
2. KELOMPOK 1
Anisa Alfatihah Giofanny 40020004
Dea Nadela 40020009
Intan Sari 40020023
Khoirunnisa Humairoh 40020027
Syifa Ummiyati 40020050
Pena Malinda 40020035
Riska Eka Saputri 40020042
Sekar Ayu Wijayanti 40020045
Sukmawati 40020049
Vradistya Samara Tunggal Dewi 40020054
3. Infertilitas?
Infertilitas adalah kegagalan dari
pasangan suami-istri untuk mengalami
kehamilan setelah melakukan hubungan
seksual, tanpa kontrasepsi, selama satu
tahun. Infertilitas (kamandulan) adalah
ketidakmampuan atau penurunan
kemampuan menghasilkan keturunan
(Sarwono,497).
4. Klasifikasi Infertilitas
Primer jika seorang wanita tidak mampu
untuk memiliki anak yang
disebabkan karena tidak terjadinya
kehamilan atau pernah mengalami
kehamilan tetapi tidak terjadi
kelahiran hidup dengan syarat
sebelumnya wanita tersebut pernah
mengalami kehamilan atau pernah
terjadi kelahiran hidup
Sekunder
adalah jika seorang wanita
belum pernah memiliki anak
karena tidak pernah terjadi
kehamilan atau pernah
mengalami kehamilan tetapi
tidak pernah terjadi kelahiran
hidup
5. pasangan suami istri dianggap infertile
apabila memenuhi syarat-syarat berikut:
a. Pasangan tersebut berkeinginan untuk
memiliki anak.
b. Selama satu tahun atau lebih berhubungan
seksual, istri sebelum mendapatkan kehamilan.
c. Frekuensi hubungan seksual minimal 2 – 3 kali
dalam setiap minggunya.
d. Istri maupun suami tidak pernak menggunakan
alat ataupun metode kontrasepsi, baik kondom,
obat-obatan dan alat lain yang berfungsi untuk
mencegah kehamilan.
(Djuwantono,2008, hal: 3).
6. Pantofisiologis Infertil
pada wanita
Beberapa penyebab dari gangguan
infertilitas dari wanita diantaranya
gangguan stimulasi hipofisis
hipotalamus yang mengakibatkan
pembentukan FSH dan LH tidak
adekuat sehingga terjadi gangguan
dalam pembentukan folikel di
ovarium. Penyebab lain yaitu radiasi
dan toksik yng mengakibatkan
gangguan pada ovulasi
Abnormalitas servik mempegaruhi
proses pemasukan sperma. Faktor
lain yang mempengaruhi infertilitas
adalah aberasi genetik yang
menyebabkan kromosom seks tidak
lengkap sehingga organ genitalia
tidak berkembang dengan baik.
7. Pantofisiologis
Infertil
• Abnormalitas androgen dan testosteron diawali dengan
disfungsi hipotalamus dan hipofisis yang mengakibatkan
kelainan status fungsional testis. Gaya hidup memberikan peran
yang besar dalam mempengaruhi infertilitas dinataranya
merokok, penggunaan obat-obatan dan zat adiktif yang
berdampak pada abnormalitas sperma dan penurunan libido.
Terjadinya ejakulasi retrograt misalnya akibat
pembedahan sehingga menyebebkan sperma
masuk ke vesika urinaria yang mengakibatkan
komposisi sperma terganggu.
8. Pencegahan Infertilitas
● Menjaga kebesihan alat reproduksi, karena berbagai
macam infeksi diketahui menyebabkan infertilitas
terutama infeksi prostate, buah zakar, maupun saluran
sperma. Karena itu, setiap infeksi didaerah tersebut harus
ditangani serius (Steven RB,1985).
● Menjauhi zat – zat yang mungkin dapat meracuni sperma.
Banyak penelitihan menunjukan pengaruh buruk rokok
terhadap jumlah dan kualitas sperma (Steven RB,1985).
● Menghindari makanan dan minuman yang mengadung
alcohol karena dalam jumlah banyak dihubungkan
dengan rendahnya kadar hormone testosterone yang
tentunya akan menganggu pertumbuhan sperma (Steven
RB,1985).
● Berperilaku sehat (Dewhurst,1997).
.
9. Peran Bidan Komunitas Terhadap
Tingkat Kesuburan
a. Fertilitas dengan KB
b. Infertilitas :
1. Melakukan rujukan sehingga pasangan infertil mendapat
penanganan yang tepat
2. Konseling tentang variasi dalam hubungan seksual, cara
menghitung masa subur, makanan yang dapat
meningkatkan kesuburan suami atau isteri
3. Mencari ketenangan psikologi
10. Penatalaksanaan Infertilitas
1. Pengetahuan tentang siklus menstruasi, gejala lendir serviks puncak dan waktu yang
tepat untuk coital
2. Pemberian terapi obat, seperti
-Stimulant ovulasi, baik untuk gangguan yang disebabkan oleh supresi hipotalamus,
peningkatan kadar prolaktin, pemberian tsh .
-Terapi penggantian hormon
-Glukokortikoid jika terdapat hiperplasi adrenal
-Penggunaan antibiotika yang sesuai untuk pencegahan dan penatalaksanaan infeksi dini
yang adekuat
3. GIFT ( gemete intrafallopian transfer )
4. Laparatomi dan bedah mikro untuk memperbaiki tuba yang rusak secara luas
5. Bedah plastic misalnya penyatuan uterus bikonuate,
6. Pengangkatan tumor atau fibroid
7. Eliminasi vaginitis atau servisitis dengan antibiotika atau kemoterapi
11. Penatalaksanaan Infertilitas
Penekanan produksi sperma untuk mengurangi jumlah antibodi autoimun,
diharapkan kualitas sperma meningkat
Agen antimikroba
Testosterone Enantat dan Testosteron Spionat untuk stimulasi kejantanan
HCG secara i.m memperbaiki hipoganadisme
FSH dan HCG untuk menyelesaikan spermatogenesis
Bromokriptin, digunakan untuk mengobati tumor hipofisis atau hipotalamus
Klomifen dapat diberikan untuk mengatasi subfertilitas idiopatik
Perbaikan varikokel menghasilkan perbaikan kualitas sperma
Perubahan gaya hidup yang sederhana dan yang terkoreksi. Seperti, perbaikan
nutrisi, tidak membiasakan penggunaan celana yang panas dan ketat
Perhatikan penggunaan lubrikans saat coital, jangan yang mengandung
spermatisida.
12. Infertilitas adalah gangguan dari sistem
reproduksi yang ditandai dengan
kegagalan mengalami kehamilan
setelah 12 bulan atau lebih dan telah
melakukan hubungan senggama tanpa
kontrasepsi secara teratur. infertilitas
tidak hanya merupakan suatu masalah
kesehatan tetapi juga sesuatu masalah
sosial. maka dari itu pengetahuan
tentang pencegahan dan penanganan
infertil sangat penting dimiliki oleh
perempuan dan pria pada usia aktif
reproduksi