Dokumen tersebut membahas berbagai gangguan menstruasi seperti menoragia (perdarahan berlebihan), hipomenorea (perdarahan kurang), polimenorea (siklus menstruasi pendek), oligomenorea (siklus menstruasi panjang), amenorea (tidak ada menstruasi), dan menometroragia (perdarahan di luar siklus). Gangguan-gangguan tersebut disebabkan oleh ketidakseimbangan hormon estrogen dan progesteron yang mengatur siklus menstruasi.
1. GANGGUAN HAID
PADA MASA
REPRODUKSI
KELOMPOK 6
Atika Mitra Elwinda
Linda Alifia Yulianti
Shalsabililah Defia Putri
Tania Aprilianti Fahlevi
Dosen Pengampu :
Else Sri Rahayu,M.Tr.,Keb
2. Gangguan Lama dan
Jumlah darah banyak
Gangguan Siklus Haid
Gangguan Perdarahan
di Luar Siklus Haid
Gangguan lain yang ber-
hubungan dengan haid
Hipermenorea
Hipomenorea
Dismenorea
Sindroma prahaid
Menometroragia
Polimenorea
Oligomenorea
Amenorea
4. Menoragia adalah perdarahan
haid dengan jumlah darah lebih
banyak dan/atau durasi lebih
lama dari normal dengan siklus
yang normal teratur.
Hipermenorea (Menoragia)
1.
Secara klinis menoragia di
definisikan dengan total jumlah
darah haid lebih dari 80 ml per
siklus dan durasi haid lebih lama
dari 7 hari.
5. PENYEBAB
Penyebab utama menoragia adalah ketidakseimbangan jumlah estrogen dan
progesteron dalam tubuh.
Penyebab lainya :
Hipoplasia
uteri
Asthenia tonus otot
kurang
Myoma
uteri
Hipertensi
Dekompensio
cordis
Infeksi,
misalnya:
endometritis
salpingitis.
Retofleksi
uteri
Penyakit darah,
misalnya
werlhoff
6. TANDA DAN
GEJALA
Masa menstruasi lebih
dari 8 hari 2. Terdapat
gumpalan darah dan
perdarahan pervaginam
lebih dari 80 ml hari
Mengganti
pembalut
lebih dari 6
kali perhari
Perdarahan yang
banyak hingga
mengganggu
aktivitas sehari-hari
Siklus
menstruasinya
tetap/teratur
Aliran menstruasi
yang lebih dari 80
cc dalam
beberapa jam
Tekanan darah
akan lebih tinggi
7. PENANGANAN
Norethindrone 5 mg per oral 2 x sehari selamam 10 hari
Medroksiprogesteron asetat 10 mg per oral 1x sehari
selama 10 hari C Bagi individu yang mengalami kesulitan
dengan jadwal pil depot asetat (DM PAS 10 mg IM untuk
mengurangi aliran menstruasi.
a. Berikan progestin agonis gonadtropin-releasing hormone
(GnRH), obat anti inflamasi nonsteroid (OAINS) dan
danasol.
b. Pemberian terapi
1.
2.
Menurut (Varney, 2007), dengan pendekatan farmakologis yaitu:
8. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Uji laboratorium harus untuk mencakup hemoglobin dan
hematokrit untuk menentukan apakah perdarahan yang
terjadi pada wanita mengarah ke keadaan anemia atau
gejala penyakit lainnya.
9. Hipomenorea ditandai dengan jumlah darah haid yang sedikit,
ganti pembalut hanya 1-2 kali per hari, berupa bercak bercak
kecil di pembalut. (Buku Endokrinologi Ginekologi Edisi Kedua).
2. HIPOMENOREA
Hipomenorea adalah perdarahan haid yang
lebih pendek dan atau lebih kurang dari biasa.
Hipomenorea adalah perdarahan haid yang lebih
sedikit, tetapi tidak mengganggu fertilitasnya.
(Problema haid, dr. H Hendrik, M.Kes)
10. PENYEBAB
Sebagian besar penyebab terjadi hipomenorea adalah karena kekurangan
hormone estrogen dan maupun hormon progesterone, tetapi dari beberapa
sumber mengatakan tentang penyebab-penyebab hipomenorea antara lain:
Konstitusi penderita
pada uterus (misalnya
sesudah miomektomi).
Pada gangguan
endokrin, dan lain-lain
dan tidak menyebabkan
fertilitas.
Gangguan hormonal
(Estrogen dan
progesterone) dan
gangguan pada kelainan
uterus (terjadi pada
hipoplasia uteri, karena
bentuk uterus yang kecil)
kekurangan estrogen,
progesterone
(biasanya pada masa
klimakterium), stenosis
hymen, stenosis servik
uteri, sinekia uteri
(sindroma ashema).
11. LAMA PERDARAHAN
HIPOMENOREA
Secara normal haid sudah berhenti dalam 7 hari. Kalau
haid lebih lama 7 hari masa daya regenerasi selaput lendir
kurang. Misalnya pada endometritis, myoma atau
carcinoma dari corpus uteri.
12. PENGOBATAN
Pengobatan hipomenorea adalah bila siklus haid
berovulasi tidak perlu dilakukan pengobatan apapun. Bila
ternyata ingin diberikan pengobatan, maka dapat
diberikan kombinasi estrogen. Progesterone yang dimulai
hari ke-16 sampai hari ke-25 siklus haid. (Endokrinologi
Ginekologi edisi kedua, Dr. Med. Ali Badziad, SpOG-KFER)
14. polimenorea
1.
Polimenorea merupakan gangguan hormonal dengan usia korpus
luteum memendek sehinggasiklus menstruasi pun menjadi lebih
pendek yaitu kurang dari 21 hari, sedangkan jumlah darah relatif
tetap (Manuaba, 2017).
Pada kasus polimenorea wanita akan mengalami
menstruasi yang lebih sering yaitu dua kali dalam
satu bulan dengan jumlah darah relatif sama atau
lebih banyak dari biasanya. Hal ini membuat
wanita yang mengalaminya merasa cemas dan
memerlukan penanganan agar polimenorea dapat
teratasi.
15. MANIFESTASI
KLINIS
Keadaan ini dapat diperbaiki dengan menggunakan terapi
hormonal. Stadium proliferasi dapat diperpanjang dengan
estrogen dan stadium sekresi dapat diperpanjang dengan
kombinasi estrogen-progesteron.
16. PATOFISIOLOGI
Keadaan ini dapat diperbaiki dengan menggunakan terapi
hormonal. Stadium proliferasi dapat diperpanjang dengan
estrogen dan stadium sekresi dapat diperpanjang dengan
kombinasi estrogen-progesteron.
Pada umumnya, polimenorea bersifat sementara dan dapat sembuh
dengan sendirinya. Penderitapolimenorea harus segera dibawa ke
dokterjika polimenorea berlangsung terus menerus. Polimenorea
yangberlangsung terus menerus dapat menimbulkan gangguan
hemodinamik tubuh akibat darah yang keluar terus menerus sehingga
dapat terjadi anemia. Disamping itu, polimenorea dapat juga akan
menimbulkan keluhan berupa gangguan kesuburan karena gangguan
hormonal pada polimenorea mengakibatkan gangguan ovulasi
(prosespelepasan sel telur).
17. PENANGANAN
Keadaan ini dapat diperbaiki dengan menggunakan terapi
hormonal. Stadium proliferasi dapat diperpanjang dengan
estrogen dan stadium sekresi dapat diperpanjang dengan
kombinasi estrogen-progesteron.
Tujuan terapi pada penderita polimenoreaadalah mengontrol
perdarahan, mencegah perdarahan berulang, mencegah komplikasi,
mengembalikan kekurangan zat besi dalam tubuh, dan menjaga
kesuburan. Untuk polimenorea yang berlangsung dalam jangka waktu
yang lama, terapi yang diberikan tergantung dari status ovulasi
pasien, usia, resiko kesehatan dan pilihan kontrasepsi. Kontrasepsi
oral kombinasi dapat digunakan untuk terapinya. Pasien yang
menerima terapi hormonal sebaiknya dievaluasi 3 bulan setelah
terapi diberikan, dan kemudian 6 bulan untuk reevaluasi efek yang
terjadi (Purwoastuti dan Walyani, 2017).
18. ASUHAN KEBIDANAN
Keadaan ini dapat diperbaiki dengan menggunakan terapi
hormonal. Stadium proliferasi dapat diperpanjang dengan
estrogen dan stadium sekresi dapat diperpanjang dengan
kombinasi estrogen-progesteron.
Beri penjelasan pada ibu tentangpolimenorea
Beritahu ibu bahwa polimenorea dapat diatasi dengan
kontrasepsi oralyang mengandung hormonestrogen dan
progesteron
Kemudian evaluasi 3 bulan setelah diberikan terapi
kemudian 6 bulan untuk reevaluasi efek yang terjadi
1.
2.
3.
19. 2. OLIGOMENOREA
Oligomenorrhea yaitu siklus mentruasi melebihi 35 hari, jumlah
perdarahan mungkin sama, disebabkan adanya gangguan
hormonal (Irfana 2021)
Oligomenorea sering terdapat pada wanita astenis. Dapat
juga terjadi pada wanita dengan sindrom ovarium polikistik
dimana pada emosional, penyakit kronis, tumor yang
mengsekresikan estrogen dan nutrisi buruk. keadanan ini
dihasilkan androgem yang lebih tinggi dari kadar pada wanita
normal. Oligomenorea dapat juga terjadi pada stress fisik dan
Oligomenorea dapat juga disebabkan ketidak seimbangan
hormonal seperti pada awal pubertas.
20. GEJALA
Gejala oligomenorea terdiri dari periode menstruasi yang lebih
panjang dari 35 hari dimana hanya didapatkan 4-9 periode dalam 1
tahun. Beberapa wanita dengan oligomenorea mungkin sulit hamil.
Bila kadar estrogen yang menjadi peyebab, wanita tersebut mungkin
mengalami osteoporosis dan penyakit kardiovaskular. Wanita
tersebut juga memiliki resiko besar untuk mengalami kanker uterus.
21. PENGOBATAN
Pengobatan oligomenorea tergantung dengan penyebab. Pada
oligomenorea dengan onovulatoir serta pada remaja dan wanita
yang mendekati menopause tidak memerlukan terapi. Perbaikan
status gizi pada penderita dengan gangguan nutrisi dapat
memperbaiki keadaan oligomenorea.
22. KOMPLIKASI
Komplikasi yang paling menakutkan adalah terganggunya fertilitas
dan stress emosional pada penderita sehingga dapat memperburuk
terjadinya kelainan haid lebih lanjut. Prognosa akan buruk bila
oligomenorea mengarah ke infertilitas atau tanda dari keganasan
23. 3. AMENOREA
Amenore adalah kondisi di mana seorang wanita tidak
mengalami menstruasi,meskipun berdasarkan periode mentruasi
seharusnya wanita tersebut mengalami menstruasi. Amenore
dapat diklasifikasikan menjadi 2 yaitu : Amenorea Primer dan
Amenorea Sekunder
24. Amenore primer : Ketika wanita 16 tahun dengan pertumbuhan
seksual sekunder normal atau 14 tahun tanpa adanya
pertumbuhan seksual sekunder, tidak mendapatkan menstruasi.
Amenorea primer umumnya mempunyai sebab-sebab yang lebih
berat dan lebih sulit untuk diketahui, seperti kelainan-kelainan
kongenital dan kelainan-kelainan genetik.
Amenore sekunder : Ketika wanita yang pernah mendapatkan
menstruasi, tetapi kemudian berhenti setelah periode. Diagnosa
yang terjadi pada amenore primer termasuk diantaranya vaginal
agenesis, sindroma insensitifitas androgen, sinroma Turner.
Diagnosa yang lain tergantung pada pemeriksaan yang lain.
25. Amenore Primer :
a) Kelainan kromosom
b) Masalah hipotalamus
c) Hipofisis
d) Kurangnya organ reproduksi
e) Struktural abnormal pada vagina
ETIOLOGI
Amenore Sekunder :
a) Kehamilan
b) Kontrasepsi
c) Menyusui
d) Stres
e) Obat-obatan
f) Ketidakseimbangan hormone
g) Berat badan rendah
h) Olahraga berlebihan
i) Kerusakan tiroid
j) Masalah di jaringan rahim
k) Ketidakcukupan ovarium primer
26. PEMERIKSAAN
DIAGNOSTIK
AMENORE
Pemeriksaan fisik, pemeriksaan panggul maupun tes kehamilan harus
dilakukan untuk menjauhkan dari diagnosa kehamilan. Tes darah yang
dapat dilakukan untuk mengecek kadar hormon, antara lain:
1.Follicle stimulating hormone (FSH).
2.Luteinizing hormone (LH).
3.Prolactin hormone (hormon prolaktin).
4.Serum hormone (seperti kadar hormon testoteron).
5.Thyroid stimulating hormone (TSH).
27. LANJUTAN
Tes lain yang dapat dilakukan, meliputi:
1.Biopsi endometrium.
2.Tes genetik.
3.MRI.
4.CT scan.
28. PENATALAKSANAAN
Pengelolaan pada klien ini tergantung dari penyebab. Bila
penyebab adalah kemungkinan genetic, prognosa kesembuhan buruk.
Menurut beberapa penelitian dapat dilakukan terapi sulih hormone,
namun fertilitas belum tentu dapat dipertahankan. Apabila
penyebabnya adalah obesitas maka diet dan olahraga adalah
terapinya, belajar untuk mengatasi stress dan menurukan aktivitas fisik
yang berlebih juga dapat membantu. Pembedahan atau insisi
dilakukan pada wanita yang mengalami Amenorrhea Primer.
Sedangkan pada Amenore tiroid atau disebabkan oleh gangguan
hipofisis dapat diobati dengan obat-obatan.
30. Menometroragia
Menometroragia merupakan perdarahan menstruasi yang di luar
siklus menstruasi dengan durasi yang lama serta jumlah
perdarahannya banyak.
Penyebab menometroragia adalah berasal dari luar uterus
(gangguan pembekuan darah, terjadi akibat infeksi pada
uterus) atau berasal dari uterus sendiri yaitu gangguan
hormonal, artinya semata-mata akibat ketidakseimbangan
hormonal dalam siklus menstruasi yang mengaturnya.
Menometroragia dapat disebabkan oleh kelainan organik
pada alat genital atau oleh kelainan fungsional.
31. PATOFISIOLOGI
Pada perdarahan anovulatoar, estradiol-17ẞ diproduksi secara terus-
menerus tanpa pembentukan korpus luteum dan pelepasan
progesterone. Akibatnya tidak terjadi ovulasi dan menyebabkan
stimulasi / rangsangan estrogen berlebihan (unopposed estrogen)
pada endometrium. Endometrium mengalami proliferasi berlebih
tetapi tidak diikuti dengan pembentukan jaringan penyangga yang
baik karena kadar progesterone rendah. Endometrium menjadi tebal
tapi rapuh, jaringan endometrium lepas tidak bersamaan dan tidak
ada kolaps jaringan sehingga terjadi perdarahan yang tidak teratur
32. TANDA KLINIS
Menometroragia menggambarkan pola perdarahan uterus abnormal
yang dapat terjadi setiap saat dan tidak terduga. Pada wanita
perimenopause yaitu usia antara masa pramenopause dan
pascamenopause sekitar usia 40-50 tahun dilakukan analisis
hormonal, yaitu pemeriksaan hormon FSH, LH, dan estradiol. Kadar
FSH > 35mIU/ml menunjukkan pasien telah memasuki usia
perimenopause, sedangkan kadar estradiol yang tinggi
menyebabkan terjadinya penebalan endometrium (Baziad, 2018)
33. DIAGNOSTIK
Sebagai langkah awal dalam menegakkan diagnosis, perlu dilakukan
anamnesa yang cermat meliputi:
a) Riwayat menstruasi bagaimana mulainya perdarahan, apakah
didahului oleh siklus memanjang, oligomenorea/ amenorea, sifat
perdarahan (banyak atau sedikit), lama perdarahan, ciri khas darah
yang hilang (misalnya warna, konsistensi, gumpalan), periode
menstruasi terakhir, periode menstruasi normal terakhir, menarke
b) Riwayat kesehatan: perlu diperhatikan adanya penyakit
metabolik, penyakit endokrin, dan penyakit menahun yang dicurigai
sebagai penyebab dari perdarahan (Wiknjosastro, 2007).
34. PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan pertama menometroragia ditentukan pada
keadaan umum. Jika keadaannya tidak stabil maka klien perlu
dirawat di rumah sakit untuk perbaikan keadaan umum. Pada
keadaan akut, dimana Hb sampai < 8 gr % maka klien harus dirawat
dan diberikan tranfusi darah. Jika telah stabil, segera dilakukan
penanganan untuk menghentikan perdarahan Penatalaksanaan
penghentian perdarahan dapat dengan terapi hormon ataupun
nonhormon.
35. PENGOBATAN
Obat-obatan
Operasi
Dilatasi dan kuretase (D&C)
Embolisasi arteri rahim
Miomektomi
Pengangkatan (reseksi) endometrium
Ablasi endometrium
Histerektomi
Berikut adalah beberapa metode penanganan yang dapat diberikan
pada penderita menorrhagia:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
37. Diaminore
1.
Dismenorea atau disebut juga algomenorea, berarti haid yang
sukar. Dalam praktek diartikan sebagai nyeri ketika haid atau
haid yang berkaitan dengan nyeri seperti kejang atau kolik.
38. Dismenorea primer adalah dismenorea yang disebabkan faktor
intrinsik uterus, berhubungan erat dengan ketidakseimbangan
steroid seks ovarium tanpa adanya patologi (kelainan organik)
dalam pelvis.
Dismenorea sekunder terjadi karena adanya patologi (kelainan
organik) dalam pelvis. Dismenorea ini disebut juga sebagai
dismenorea organik, dapatan (akuisita), atau ekstrinsik.
Dismenorea Ringan ketika Rasa nyeri berlangsung beberapa saat,
sehingga hanya diperlukan istirahat sejenak (duduk atau berbaring)
untuk menghilangkannya, tanpa disertai obat.
39. Dismenorea Sedang
Diperlukan obat untuk menghilangkan rasa nyeri, tanpa perlu
meninggalkan aktivitas sehari-hari.
Dismenorea Berat
Untuk menghilangkan keluhan diperlukan istirahat beberapa lama
dengan akibat meninggalkan aktivitas sehari-hari, selama satu hari
atau lebih.
40. GEJALA KLINIK
Dismenorea ini dimulai ketika atau tepat sebelum awitan darahan,
sepanjang hari pertama haid dan jarang setelahnya. Puncak nyeri
dicapai dalam 24 jam prahaid, berulang ketika awitan perdarahan.
Untuk kemudian berlangsung 8-12 jam meski terdapat keragaman
individual.
Nyeri ringan dapat mengawali aliran haid, tetapi nyeri yang paling
berat mulai menjelang aliran haid dan biasanya berakhir hanya 12-
24 jam kemudian. Umumnya menghebat pada hari pertama dan
kedua siklus haid.
41. ETIOLOGI DAN
PATOFISIOLOGI
Penyebab anatomis tidak jarang dinilai berlebihan dan salah pakai
sebagai patokan penyebab dismenorea. Juga faktor-faktor
fungsional dan psikis seringkali sukar untuk dipastikan. Selain itu faktor
psikis juga sering berkombinasi dengan gejala neurotik lain.
Pembedaan etiologi maupun patofisiologi antara dismenorea
sekunder dan primer adalah penting karena penanganannya
berbeda, seperti yang akan diuraikan lebih lanjut.
42. PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan dismenorea dibagi atas penatalaksanaan medis
dan operatif. Dismenorea sekunder diobati secara kausal, tergantung
pada faktor penyebab organiknya. Uterus hipoplastik dapat
membaik dengan pengobatan kombinasi estrogen-gestagen, yang
harus diberikan selama berbulan-bulan.
43. 2. Sindroma Prahaid
Sindrom Pramenstruasi adalah kumpulan gejala yang ditandai
dengan gejala fisik, afektif, dan perilaku yang signifikan
mengganggu kegiatan sehari-hari, selama fase luteal dan akan
hilang secara spontan saat awal fase menstruasi.
44. PENYEBAB
Gejala pada sindrom pramenstruasi dipicu oleh perubahan kadar
estrogen dan progresteron pada wanita, Selain itu beberapa
kemungkinan penyebab sindrom pramenstruasi yaitu retensi cairan,
hiperprolaktinemia, defisiensi vitamin B6, hipoglikemia, defisiensi
prostaglandin, alergi hormon androgen, psikosomatis, peningkatan
aktivitas aldosteron dan renin plasma, gangguan tiroid, dan
kurangnya serotonin, sindrom pramenstruasi memiliki beberapa faktor
risiko antara lain stres, usia, riwayat penyakit, kurang olahraga, dan
sikap seperti kebiasaan merokok dan meminum alkohol
45. GEJALA SINDROM
PRAMENSTRUASI
Gejala-gejala pada sindrom pramenstruasi antara lain mudah marah,
marah yang meledak-ledak, mudah menangis, gelisah, bingung,
depresi, konsentrasi buruk, perubahan siklus tidur, perubahan nafsu
makan dan minum, menarik diri dari lingkungan sosial, perut kembung,
nyeri dan bengkak pada payudara, pusing, nyeri otot dan nyeri sendi,
pembengkakan anggota gerak, dan peningkatan berat badan
46. DIAGNOSIS
SINDROM
PRAMENSTRUASI
sindrom pramenstruasi dapat didiagnosis jika pasien melaporkan
setidaknya satu gejala, baik fisik maupun psikologis, selama lima hari
sebelum menstruasi pada tiga siklus. Untuk memenuhi kriteria
diagnosis sindrom pramenstruasi, gejala harus timbul selama fase
luteal dan berakhir pada awal menstruasi.
47. PENGOBATAN
Modifikasi gaya hidup
Cognitive Behavior Therapy (CBT)
Suplemen
SSRI (Selective Serotonin Reuptake Inhibitor)
SNRI (Serotonin Norepinephrine Reuptake Inhibitor)
Secara umum, pengobatan dapat dikelompokkan menjadi tiga yaitu
terapi bukan obat, terapi dengan obat, dan terapi bedah.
Terapi non farmakologi
1.
2.
3.
Terapi farmakologi
1.
2.
Kontrasepsi oral