Dokumen tersebut membahas tentang definisi, penalaran, dan jenis-jenis kesalahan berpikir secara logis. Definisi dibahas meliputi macam-macam definisi, syarat definisi, dan prinsip-prinsip yang harus dipenuhi oleh suatu definisi. Penalaran dibahas meliputi penalaran langsung, tidak langsung, silogisme, dan jenis-jenis proposisi. Kesalahan berpikir secara logis dibahas meliputi kesal
3. Definisi berasal dari bahasa Latin
definire artinya menandai batas – batas pada
sesuatu, menentukan batas, memberi
ketentuan atau batasan arti.
Macam –
macam
Definisi
Syarat Definisi
5. Adalah menjelaskan sebuah kata denga kata
yang lain yang lebih umum dipakai. Dibagi pada 6
macam:
Definisi sinonim, menjelaskan dengan persamaan
katanya.
Definisi simbolis, dengan memberikan simbol.
Definis etimologis, dengan menggunakan asalah
usul kata secara kebahasaan.
Definisi semantis, penjelasan tandan dengan
suatu arti yang telah terkenal.
Definisi stifulatif, pemberian atas kesepakatan
bersama.
Definisi denotatif, menunjukan atau memberi
contoh suatu benda.
6. Adalah penjelasan hal yang ditandai oleh sutu
term. Dibagi pada dua bagian:
Definisi esensial, menjelaskan dengan unsur-unsur
yang membentuknya. Dibagi atas 2 bagian:
Definisi analitis, menunjukan bagian-bagian
suatu dengan mewujudkan esensinya.
Definisi konotatif, menunjukan isi dari suatu
term yang terdiri atas genus dan diferensiasi.
Definisi deskriptif, menunjukan sifat yang
dimilikinya, dibagi dua bagian:
Definisi aksidental, menunjukan jenis dengan
sifat-sifat khusus yang menyertai hal tersebut.
Definisi kausal, menyatakan proses terwujudnya
suatu term.
7. Adalah ditinjau dari kegunaann dan
tujuannya yang sederhana. Dibagi atas tiga
macam:
Definisi operasional, menggunakan langkah-langka
khusus yang harus dilaksanakan serta
menunjukan hasil yang dapat diamati.
Definisi persuasif, merumuskan suatu
pernyataan yang dapat mempengaruhi orang
lain.
Definisi fungsional, berdasarkan guna atau
tujuan.
8. Sebuah definisi (definiens) harus menyatakan
ciri – ciri hakiki dari apa yang didefinisikan
(definiendum).
Definiens harus merupakan suatu kesetaraan
arti dengan definiendum.
Definiens harus menghindarkan pernyataan
yang memuat term definiendum.
Definiens harus dinyatakan dalam rumusan
yang positif.
Definiens harus dinyatakan dengan singkat.
9. Penalaran adalah suatu proses penarikan
kesimpulan dari satu atau lebih proposisi. Dibagi pada
dua bagian:
Penalaran langsung adalah penalaran yang
didasarkan pada sebuah proposisi kemudian disusul
proposisi lain sebagai kesimpulan dengan
menggunakan term yang sama.
Penalaran tidak langsung adalah, penalaran yang
didasarkan pada dua proposisi atau lebih kemudian
disimpulkan.
Prinsip – prinsip
Penalaran
Prinsip Proposisi
Kategoris
10. Prinsip identitas, “suatu hal adalah sama
dengan halnya sendiri”.
Prinsip kontradiksi, “sesuatu yang tidak dapt
sekaligus merupakan hal itu dan hal itu pada
waktu yang bersamaan”.
Prinsip eksklusi tertii, “sesuatu jika
dinyatakan sebagai hal tertentu atau bukan
hal tertentu maka tidak ada kemungkinan
ketiga yang merupakan jalan tengah”.
11. Proposisi kategois adalah suatu
pernyataan yang terdiri atas hubungan dua
term sebagai subjek dan predikat serta dapat
dinilai benar atau salah. Unsur – unsur dalam
proposisi kategoris adalah:
Term sebagai subjek
Term sebagai predikat
Kopula
Kuantor
12. Jenis proposisi kualitas dan kuantitas digabung
dan membentuk empat proposisi kategoris, yakni
sebagai berikut:
Proposisi Universal Alfirmatif, proposisi yang
kuantitasnya universal dan kualitasnya afirmatif.
Proposisi Universal Negatif, proposisi yang
kuantitasnya universal dan kualitasnya negatif.
Proposisi Partikular Afirmatif, proposisi yang
kuantitiasnya partikular dan kualitasnya afirmatif.
Proposisi Partikular Negatif, proposisi yang
kuantitasnya partikular dan kualitasnya negatif.
13. Penalaran Langsung
Perlawanan
(Oposisi)
Penalaran Tidak
Langsung
Eduksi Induksi Deduksi
Adalah sebuah
kegiatan
menyimpulkan
secara langsung
dengan
membandingkan
antara proposisi yang
satu dengan proosisi
yang lainnya dalam
term yang sama,
tetapi bisa berbeda
kuantitas dan
kualitasnya untuk
menentukan
keshahihan proposisi.
Adalah mengambil
kesimpulan yang
hakikatnya sudah
tercakup dalam
suatu proposisi atau
lebih
yaitu proses
peningkatan dari hal-hal
yang bersifat
individual kepada
yang bersifat
universal.
Ada tiga bentuk,
menukar kedudukan
term, menegasikan
term, dan bisa
menukar dan
menegasikan term
dalam proposisi
14. Proses menggabungkan tiga proposisi,
dua menjadi dasar penyimpulan, satu menjadi
kesimpulan.
Silogisme yang tidak mengikuti kaidah
silogisme kategoris adalah silogisme tidak
beraturan atau tidak standar. Yaitu:
Entimema
Epikheirema
Sorites
Polisilogisme
Pola Silogisme
Kaidah Silogisme
Kategoris
15. Silogisme Sub-Pre, silogisme yang term
pembandingnya (M) menjadi subjek dalam premis
mayor dan menjadi predikat dalam premis minor.
Silogisme Bis-Pre, Silogisme yang term
pembandingnya (M) menjadi predikat dalam premis
mayor dan premis minor.
Silogisme Bis-Sub, silogisme yang term
pembandingnya (M) menjadi predikat dalam premis
mayor dan premis minor.
Silogisme Pre-Sub, silogisme yang term
pembandingnya (M) menjadi predikat dalam premis
mayor dan menjadi subjek dalam prems minor.
16. Term Proposisi
Silogisme tidak boleh
mengandung kurang atau kebih
dari 3 (minor, mayor, antara)
Term antara tidak boleh masuk
dalam kesimpulan
Term subjek dan predikat
dalam kesimpulan tidak boleh
labih luas dari term dalam
premis
Term antara harus sekurang-kurangnya
satu kali muncul
sebagai term/pengertian
universal
Apabila kedua premis positif maka
kesimpulannya harus positif
Kedua premis tidak boleh negatif
Kedua premis tidak boleh partikular
Kesimpulan harus mengikuti premis
yang paling lemah
o Jika salah satu premis negatif maka
kesimpulannya harusa negatif
o Jika salah satu premis negatif atau
partikular, maka kesimpulannya negatif
dan partikular
o Jika salah satu premis partikular maka
kesimpulan harus partikular
17. Adalah pernyataan terdiri atas dua
bagian yang dapat dinilai benar atau salah.
Proposisi
Hipotetik
Proposisi
Disjungtif
Proposisi
Konjungtif
18. Adalah pernyataan yang terdiri atas dua
bagian yang hubungan kedu bagian itu adala
ketergantungan yang satu sebagai antiseden
(premis) yang satu sabagai konsekuen
(kesimpulan).
Proposisi Hipotetik Kondisional/Implikasi
Proposisi Hipotetis Bikondisional/Ekuivalen
19. Eksklusif, ditandai dengan “atau”. Dua bagian
merupakan pilihan, tidak dapat menyatu dan ada
kemungkinan ketiga.
Diagram simbolnya: p ˅ q
Inklusif, ditandai dengan “dan atau” salah
satu/keduanya dapat benar, tidak bisa keduanya
salah.
Diagram simbolnya: p ˅ q
Alternatif, ditandai dengan “atau” tetapi dua
bagian itu tidak dapat menyatu dan tidak ada
kemungkinan ketiga.
Diagram simbolnya: p ˅ q
20. Proposisi majemuk yang menegaskan
bahwa 2 predikat dihubungkan dengan subjek
yang sama. Proposisi ini ditandai dengan “....
dan .....”
Diagram simbolnya: p ˄ q
Dalam penalaran proposisi majemuk,
hasil akhirnya ada tiga kemungkinan yaotu bisa
terjadi tautologi, kontradiksi dan kontigensi.
21. Dilema adalah suatu silogisme yang
terdiri atas dua pilihan yang seraba salah.
Dilema selalu ada dua proposisi hipotetik
sebagai premis mayor.
Silogisme Disjungtif Inklusif
Silogisme Disjungtif Eksklusif
Silogisme Disjungtif Alternatif
Silogisme Hipotetis Kondisiona
Silogisme Hipotetis Bikondisional
22. Sesat pikir dapat terjadi karena
menyimpulkan sesuatu lebih luas daripada
dasarnya (latius hos). Sesat pikir juga dapat
terjadi karena bentuknya tidak tepat atau
tidak shahih.
Sesat Pikir dibedakan atas dua, kesesatan
karena bahasa dan kesesatan karena relevansi.
23. Kesesatan karena aksen atau tekanan
Kesesatan karen term atau ekuivok
Kesesatan karena arti kiasan (metaphora)
Kesesatan karena amfiboli
24. Argumentum ad hominem
Argumentum ad verecundiam atau
argumentum auctoritatis
Argumentum ad baculum
Argumentum ad misericodian
Argumentum ad populum
Kesesatan non causa pro causa
Ignoratio elenchi
Argumentum ad ignorantiam
Kesesatan aksidensi
Kesesatan karena komposisi dan divisi