Dokumen tersebut membahas tentang pengenalan pola yang merupakan proses mempelajari pola dalam data untuk mengelompokkan dan memprediksi hasil. Metode ini digunakan dalam aplikasi seperti pengenalan wajah, suara, dan bahasa. Dokumen tersebut juga menjelaskan pengertian pengenalan pola, contoh aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari, serta gambaran proses pengenalan pola pada komputer.
Logika Matematika, Proposisi Majemuk, TautologiEman Mendrofa
Salah satu materi perkuliahan prodi pendidikan matematika mata kuliah teori himpunan dan logika matematika - Logika Matematika, Proposisi Majemuk, Tautologi
Lebih lengkap:
https://emanmendrofa.blogspot.com/2020/04/logika-matematika.html
Filsafat sebagai Dasar dasar pengetahuan yang dijadikan rujukan dalam melakukan penelaran. logika. sebagai sumber pengetahuan dan kriteria kebenaran sehingga membantu kita dalam mengkasi sutu ilmu dari bergaia sumber penegtahuan.
Filsafat Ilmu dan Pendekatan Pascadisiplin 01: LogikaAhmad Ibrahim
Materi ini merupakan materi kuliah pertama dalam perkuliahan Filsafat Ilmu dan Pendekatan Pascadisiplin yang terdiri dari empat bagian yang menjelaskan cabang-cabang utama dalam Filsafat. Di dalamnya dibahas cabang dasar Filsafat, yaitu Logika. Disusun sebagai sebuah pengantar singkat yang membahas perkembangannya dari awal masa Yunani Kuna hingga perkembangan Logika di masa kontemporer.
Logika Matematika, Proposisi Majemuk, TautologiEman Mendrofa
Salah satu materi perkuliahan prodi pendidikan matematika mata kuliah teori himpunan dan logika matematika - Logika Matematika, Proposisi Majemuk, Tautologi
Lebih lengkap:
https://emanmendrofa.blogspot.com/2020/04/logika-matematika.html
Filsafat sebagai Dasar dasar pengetahuan yang dijadikan rujukan dalam melakukan penelaran. logika. sebagai sumber pengetahuan dan kriteria kebenaran sehingga membantu kita dalam mengkasi sutu ilmu dari bergaia sumber penegtahuan.
Filsafat Ilmu dan Pendekatan Pascadisiplin 01: LogikaAhmad Ibrahim
Materi ini merupakan materi kuliah pertama dalam perkuliahan Filsafat Ilmu dan Pendekatan Pascadisiplin yang terdiri dari empat bagian yang menjelaskan cabang-cabang utama dalam Filsafat. Di dalamnya dibahas cabang dasar Filsafat, yaitu Logika. Disusun sebagai sebuah pengantar singkat yang membahas perkembangannya dari awal masa Yunani Kuna hingga perkembangan Logika di masa kontemporer.
5. Pengertian Penalaran
• Penalaran adalah proses berpikir berdasarkan pengamatan indera (observasi
empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian. Pengamatan
tersebut akan membentuk proposisi - proposisi sejenis, berdasarkan sejumlah
proposisi yang diketahui atau dianggap benar, kemudian disimpulkan sebuah
proposisi baru yang tidak diketahui sebelumnya.
• Ada tiga jenis metode dalam menalar yaitu:
1. Deduktif
2. Induktif
3. Abduktif
6. Macam - macam penalaran deduktif, yaitu:
1.) Silogisme, yaitu proses
membuat kesimpulan secara
deduktif. Silogisme tersusun dari
dua proposisi (pernyataan) dan
konklusi (kesimpulan). Silogisme
dirangkai dari tiga buah pendapat
yang terdiri dari 2 pendapat dan 1
kesimpulan.
2.) Entimen, yaitu penalaran
deduksi secara langsung atau
tanpa silogisme premis atau tidak
Contoh Entimen:
Premis 1 : Penderita kurang
darah tidak boleh makan buah
melon.
Premis 2 : Budi menderita
penyakit kurang darah
Konklusi : Budi tidak boleh
makan buah melon.
Entimen : Budi tidak boleh
makan buah melon karena
menderita penyakit kurang
darah.
7. Penalaran Deduktif
● Penalaran deduktif adalah
proses penalaran yang
bertujuan untuk menarik
kesimpulan berupa prinsip
atau sikap khusus
berdasarkan fakta-fakta yang
bersifat umum. Dengan kata
lain deduksi merupakan
penalaran untuk
menyimpulkan hal khusus
dari sejumlah proposisi
umum.
● Contoh Penalaran deduktif:
- Beras merupakan komoditi
bagi orang Indonesia (umum),
tetapi ada beberapa wilayah
yang penduduknya
mengkonsumsi sagu (khusus)
seperti maluku dan papua
(khusus).
8. Macam-macam Silogisme, yakni:
1.) Silogisme Negatif
yaitu setiap kalimat yang didalamnya terdapat kata "buka ataupun tidak"
pada premis dan simpulan. Jadi, jika suatu premis pada silogisme bersifat
negatif, maka kesimpulannya pun bersifat negatif juga.
Contoh Silogisme Negatif:
Premis 1: Penderita kurang darah tidak boleh makan buah melon.
Premis 2: Budi menderita penyakit kurang darah.
Konklusi: Budi tidak boleh makan buah melon
9. Macam-macam Silogisme, yakni:
2. Silogisme Error
yaitu kecermatan dalam menarik kesimpulan menggunakan penalaran
silogisme. Untuk merumuskan premis, diwajibkan mencermati setiap
kalimat yang akan dibuat agar tidak menimbulkan kesalahpahaman.
Contoh silogisme error:
Premis 1: Yanto lulus ujian CPNS
Premis 2: Yanto rajin menabung dan tidak sombong
Konklusi: Orang yang lulus ujian CPNS karena rajin menabung dan tidak
sombong? Konklusi diatas adalah salah karena tidak terdapat premis
umum (PU).
10. Penalaran Induktif
● Penalaran Induktif adalah proses
penarikan kesimpulan dari kasus-
kasus nyata secara individual
menjadi kesimpulan yang bersifat
umum. Dapat ditarik kesimpulan
bahwa induktif adalah proses berfikir
untuk menyimpulkan suatu
kebenaran yang dilakukan
berdasarkan pada apa – apa yang
bersifat khusus, kemudian ditarik
suatu kesimpulan kebenaran yang
sifatnya umum/ universal.
● Contoh bentuk penalaran
induktif adalah elang punya
mata, kucing punya mata,
kerbau punya mata, maka
dapat ditarik kesimpulan
bahwa setiap hewan punya
mata.
11. ● Penalaran Abduksi adalah
metode untuk memilih
argumentasi terbaik dari sekian
banyak argumentasi yang
mungkin. Oleh sebab itu
abduksi sering disebut dengan
argumentasi menuju
terbaik.
● Contoh dari penalaran abduktif
adalah andai kita mengetahui
bahwa seseorang yang bernama
Bob selalu mengendarai
mobilnya dengan sangat cepat
jika sedang mabuk, maka pada
saat kita melihat Bob
mengendarai mobilnya dengan
sangat cepat, maka kita
berkesimpulan bahwa Bob
sedang mabuk.
Penalaran Abduksi
12. Empat cara mendapatkan argumentasi terbaik,
yakni:
• Koherensi, yaitu pilih penjelasan yang sesuai dengan apa yang diyakini
para ahli tentang dunia.
• Prediktabilitas, yaitu pilih penjelasan yang paling banyak menghasilkan
prediksi yang dapat disangkal atau diiyakan.
• Komprehensi, yaitu pilih penjelasan yang paling lengkap dan
meninggalkan sedikit sekali ketidakjelasan.
• Komprehensi, yaitu pilih penjelasan yang paling lengkap dan
meninggalkan sedikit sekali ketidakjelasan.
• Kesederhanaan, yaitu jelaskan segala hal dengan bahasa yang ringan
dan tidak ada bantahan dari pihak lain.
14. Proporsisi dan Operator logika (konjungsi,
disjungsi, silogisme, ingkaran)
1. Proporsi
Proposisi merupakan sebuah
pernyataan yang menggambarkan
keadaan benar atau salah dalam
bentuk sebuah kalimat. Istilah
proposisi biasanya digunakan dalam
analisis logika dimana keadaan dan
peristiwa secara umum melibatkan
seseorang atau orang yang dirujuk
dalam kalimat.
Kebenaran sebuah proposisi
berkorespondensi dengan fakta,
sebuah proposisi yang salah tidak
berkorespondensi dengan fakta.
Ada empat unsur proposisi, yaitu
dua unsur merupakan materi
pokok proposisi, sedangkan dua
unsur lain sebagai hal yang
menyertainya. Empat unsur yang
dimaksudkan yaitu subjek,
predikat, kopula dan kuantor.
15. Proporsisi dan Operator logika (konjungsi,
disjungsi, silogisme, ingkaran)
● Proporsi Majemuk
Proposisi majemuk menjelaskan
"kemajemukan proposisi (anteseden
dan konsekuen) yang dipadukan".
Anteseden sering disebut dengan
premis dan konsekuen disebut dengan
kesimpulan. Proposisi majemuk terdiri
atas satu subjek dan dua predikat atau
bisa juga terdiri atas dua proposisi
tunggal.
● Perhatikan contoh kalimat proposisi
majemuk berikut:
a. Bayam merupakan tanaman sayuran
sekaligus obat alami penurun darah tinggi.
Subyek: Bayam; predikat: sayuran dan obat
alami penurun darah tinggi.
b. Antiseden: "Kuda adalah kendaraan para
ksatria dizaman kerajaan dan Kuda
merupakan simbol kejayaan". Menjadi
Konsekuen: "Kuda adalah kendaraan para
ksatria dizaman kerajaan dan symbol
kejayaan".
17. Bilangan Binar
● Istilah bilangan biner sering disebut
juga dengan bit atau binari digit.
Dalam penggunaannya, biasanya
bilangan biner digunakan pada
bidang digital atau segala hal yang
membutuhkan peryataan "ya" dan
"tidak", "on" dan "off", maupun
"buka" dan "tutup".
● Nama lain dari biner adalah bilangan
basis 2. Biner merupakan sistem
bilangan yang hanya memiliki 2
angka, yaitu angka 0 dan 1
● Jika dalam desimal, angka
disebut dengan digit, maka
dalam biner angka disebut
dengan bit (binary digit).
Contoh bilangan biner adalah
1101111, 1111001, dan lain-
lain. Konsep cara menentukan
nilai biner sama dengan
desimal, hanya saja jika di
desimal menggunakan
perpangkatan angka 10, maka
di biner menggunakan
perpangkatan angka 2.
18. Contoh penggunaan biner :
● Contoh penggunaan biner
adalah ketika kita menyalakan
saklar lampu. Apabila lampu
menyala, maka nilal binarinya
adalah 1 sedangkan apabila
lampu mati, maka nilai
binarinya adalah 0.
a) Konversi dari Biner ke Desimal
● Bilangan biner dapat
dikonversi menjadi bilangan
desimal dengan cara
mengubah setiap bit menjadi
bentuk desimal. Biner juga
disebut sebagai bilangan
basis 2.
20. Pengertian Pengenalan Pola
Pengenalan Pola adalah mengelompokkan suatu data numerik dan simbolik
(termasuk citra) oleh mesin (komputer) secara otomatis. Tujuan dari
pengelompokkan adalah untuk mengenali suatu objek di dalam citra.
Adapun gambar pengenalan pola sebagai berikut :
21. Gambar Pengenalan Pola
Komputer menerima
masukan yaitu berupa
citra objek yang akan
diidentifikasi, kemudian
memproses citra
tersebut dan
memberikan output
berupa informasi atau
deskripsi objek di dalam
citra.
22. Contoh Pengenalan Pola
Pengenalan pola dalam kehidupan sehari-hari bisa kita lihat pada komputer
yang dapat mengenali wajah maupun suara manusia, mampu melakukan
transkripsi misalnya mengubah ujaran menjadi sebuah teks, mampu
memprediksi cuaca, mampu menentukan atau membaca makna rambu-
rambu atau tulisan yang ada di jalan raya, mampu memprediksi harga
komoditas dan lain-lain.
23. CREDITS: This presentation template was created by
Slidesgo, including icons by Flaticon, and
infographics & images by Freepik.
THANKS!
Do you have any questions?
Please keep this slide for attribution