SlideShare a Scribd company logo
INFORMATIKA
X AKL 1
Nama Anggota Kelompok :
Aulia Saskia
Rahmawati
(3)
Dinisa Zulfiana
(06)
Indraswari
Dewi Sekar
Bumi
(11)
Shofi Nurjanah
(29)
Penalaran Deduktif, Induktif dan
Abduktif
Penalaran apa itu?
Pengertian Penalaran
• Penalaran adalah proses berpikir berdasarkan pengamatan indera (observasi
empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian. Pengamatan
tersebut akan membentuk proposisi - proposisi sejenis, berdasarkan sejumlah
proposisi yang diketahui atau dianggap benar, kemudian disimpulkan sebuah
proposisi baru yang tidak diketahui sebelumnya.
• Ada tiga jenis metode dalam menalar yaitu:
1. Deduktif
2. Induktif
3. Abduktif
Macam - macam penalaran deduktif, yaitu:
1.) Silogisme, yaitu proses
membuat kesimpulan secara
deduktif. Silogisme tersusun dari
dua proposisi (pernyataan) dan
konklusi (kesimpulan). Silogisme
dirangkai dari tiga buah pendapat
yang terdiri dari 2 pendapat dan 1
kesimpulan.
2.) Entimen, yaitu penalaran
deduksi secara langsung atau
tanpa silogisme premis atau tidak
Contoh Entimen:
Premis 1 : Penderita kurang
darah tidak boleh makan buah
melon.
Premis 2 : Budi menderita
penyakit kurang darah
Konklusi : Budi tidak boleh
makan buah melon.
Entimen : Budi tidak boleh
makan buah melon karena
menderita penyakit kurang
darah.
Penalaran Deduktif
● Penalaran deduktif adalah
proses penalaran yang
bertujuan untuk menarik
kesimpulan berupa prinsip
atau sikap khusus
berdasarkan fakta-fakta yang
bersifat umum. Dengan kata
lain deduksi merupakan
penalaran untuk
menyimpulkan hal khusus
dari sejumlah proposisi
umum.
● Contoh Penalaran deduktif:
- Beras merupakan komoditi
bagi orang Indonesia (umum),
tetapi ada beberapa wilayah
yang penduduknya
mengkonsumsi sagu (khusus)
seperti maluku dan papua
(khusus).
Macam-macam Silogisme, yakni:
1.) Silogisme Negatif
yaitu setiap kalimat yang didalamnya terdapat kata "buka ataupun tidak"
pada premis dan simpulan. Jadi, jika suatu premis pada silogisme bersifat
negatif, maka kesimpulannya pun bersifat negatif juga.
Contoh Silogisme Negatif:
Premis 1: Penderita kurang darah tidak boleh makan buah melon.
Premis 2: Budi menderita penyakit kurang darah.
Konklusi: Budi tidak boleh makan buah melon
Macam-macam Silogisme, yakni:
2. Silogisme Error
yaitu kecermatan dalam menarik kesimpulan menggunakan penalaran
silogisme. Untuk merumuskan premis, diwajibkan mencermati setiap
kalimat yang akan dibuat agar tidak menimbulkan kesalahpahaman.
Contoh silogisme error:
Premis 1: Yanto lulus ujian CPNS
Premis 2: Yanto rajin menabung dan tidak sombong
Konklusi: Orang yang lulus ujian CPNS karena rajin menabung dan tidak
sombong? Konklusi diatas adalah salah karena tidak terdapat premis
umum (PU).
Penalaran Induktif
● Penalaran Induktif adalah proses
penarikan kesimpulan dari kasus-
kasus nyata secara individual
menjadi kesimpulan yang bersifat
umum. Dapat ditarik kesimpulan
bahwa induktif adalah proses berfikir
untuk menyimpulkan suatu
kebenaran yang dilakukan
berdasarkan pada apa – apa yang
bersifat khusus, kemudian ditarik
suatu kesimpulan kebenaran yang
sifatnya umum/ universal.
● Contoh bentuk penalaran
induktif adalah elang punya
mata, kucing punya mata,
kerbau punya mata, maka
dapat ditarik kesimpulan
bahwa setiap hewan punya
mata.
● Penalaran Abduksi adalah
metode untuk memilih
argumentasi terbaik dari sekian
banyak argumentasi yang
mungkin. Oleh sebab itu
abduksi sering disebut dengan
argumentasi menuju
terbaik.
● Contoh dari penalaran abduktif
adalah andai kita mengetahui
bahwa seseorang yang bernama
Bob selalu mengendarai
mobilnya dengan sangat cepat
jika sedang mabuk, maka pada
saat kita melihat Bob
mengendarai mobilnya dengan
sangat cepat, maka kita
berkesimpulan bahwa Bob
sedang mabuk.
Penalaran Abduksi
Empat cara mendapatkan argumentasi terbaik,
yakni:
• Koherensi, yaitu pilih penjelasan yang sesuai dengan apa yang diyakini
para ahli tentang dunia.
• Prediktabilitas, yaitu pilih penjelasan yang paling banyak menghasilkan
prediksi yang dapat disangkal atau diiyakan.
• Komprehensi, yaitu pilih penjelasan yang paling lengkap dan
meninggalkan sedikit sekali ketidakjelasan.
• Komprehensi, yaitu pilih penjelasan yang paling lengkap dan
meninggalkan sedikit sekali ketidakjelasan.
• Kesederhanaan, yaitu jelaskan segala hal dengan bahasa yang ringan
dan tidak ada bantahan dari pihak lain.
Proporsisi dan Operator logika
(konjungsi, disjungsi, silogisme,
ingkaran)
Proporsisi dan Operator logika (konjungsi,
disjungsi, silogisme, ingkaran)
1. Proporsi
Proposisi merupakan sebuah
pernyataan yang menggambarkan
keadaan benar atau salah dalam
bentuk sebuah kalimat. Istilah
proposisi biasanya digunakan dalam
analisis logika dimana keadaan dan
peristiwa secara umum melibatkan
seseorang atau orang yang dirujuk
dalam kalimat.
Kebenaran sebuah proposisi
berkorespondensi dengan fakta,
sebuah proposisi yang salah tidak
berkorespondensi dengan fakta.
Ada empat unsur proposisi, yaitu
dua unsur merupakan materi
pokok proposisi, sedangkan dua
unsur lain sebagai hal yang
menyertainya. Empat unsur yang
dimaksudkan yaitu subjek,
predikat, kopula dan kuantor.
Proporsisi dan Operator logika (konjungsi,
disjungsi, silogisme, ingkaran)
● Proporsi Majemuk
Proposisi majemuk menjelaskan
"kemajemukan proposisi (anteseden
dan konsekuen) yang dipadukan".
Anteseden sering disebut dengan
premis dan konsekuen disebut dengan
kesimpulan. Proposisi majemuk terdiri
atas satu subjek dan dua predikat atau
bisa juga terdiri atas dua proposisi
tunggal.
● Perhatikan contoh kalimat proposisi
majemuk berikut:
a. Bayam merupakan tanaman sayuran
sekaligus obat alami penurun darah tinggi.
Subyek: Bayam; predikat: sayuran dan obat
alami penurun darah tinggi.
b. Antiseden: "Kuda adalah kendaraan para
ksatria dizaman kerajaan dan Kuda
merupakan simbol kejayaan". Menjadi
Konsekuen: "Kuda adalah kendaraan para
ksatria dizaman kerajaan dan symbol
kejayaan".
Bilangan Biner
Bilangan Binar
● Istilah bilangan biner sering disebut
juga dengan bit atau binari digit.
Dalam penggunaannya, biasanya
bilangan biner digunakan pada
bidang digital atau segala hal yang
membutuhkan peryataan "ya" dan
"tidak", "on" dan "off", maupun
"buka" dan "tutup".
● Nama lain dari biner adalah bilangan
basis 2. Biner merupakan sistem
bilangan yang hanya memiliki 2
angka, yaitu angka 0 dan 1
● Jika dalam desimal, angka
disebut dengan digit, maka
dalam biner angka disebut
dengan bit (binary digit).
Contoh bilangan biner adalah
1101111, 1111001, dan lain-
lain. Konsep cara menentukan
nilai biner sama dengan
desimal, hanya saja jika di
desimal menggunakan
perpangkatan angka 10, maka
di biner menggunakan
perpangkatan angka 2.
Contoh penggunaan biner :
● Contoh penggunaan biner
adalah ketika kita menyalakan
saklar lampu. Apabila lampu
menyala, maka nilal binarinya
adalah 1 sedangkan apabila
lampu mati, maka nilai
binarinya adalah 0.
a) Konversi dari Biner ke Desimal
● Bilangan biner dapat
dikonversi menjadi bilangan
desimal dengan cara
mengubah setiap bit menjadi
bentuk desimal. Biner juga
disebut sebagai bilangan
basis 2.
Pengenalan Pola
Pengertian Pengenalan Pola
Pengenalan Pola adalah mengelompokkan suatu data numerik dan simbolik
(termasuk citra) oleh mesin (komputer) secara otomatis. Tujuan dari
pengelompokkan adalah untuk mengenali suatu objek di dalam citra.
Adapun gambar pengenalan pola sebagai berikut :
Gambar Pengenalan Pola
Komputer menerima
masukan yaitu berupa
citra objek yang akan
diidentifikasi, kemudian
memproses citra
tersebut dan
memberikan output
berupa informasi atau
deskripsi objek di dalam
citra.
Contoh Pengenalan Pola
Pengenalan pola dalam kehidupan sehari-hari bisa kita lihat pada komputer
yang dapat mengenali wajah maupun suara manusia, mampu melakukan
transkripsi misalnya mengubah ujaran menjadi sebuah teks, mampu
memprediksi cuaca, mampu menentukan atau membaca makna rambu-
rambu atau tulisan yang ada di jalan raya, mampu memprediksi harga
komoditas dan lain-lain.
CREDITS: This presentation template was created by
Slidesgo, including icons by Flaticon, and
infographics & images by Freepik.
THANKS!
Do you have any questions?
Please keep this slide for attribution

More Related Content

Similar to PPT INF- X AKL 1 (1).pptx

PPT Teknik Informasi.pptx
PPT Teknik Informasi.pptxPPT Teknik Informasi.pptx
PPT Teknik Informasi.pptx
yuniarohmawati1
 
Logika Matematika, Proposisi Majemuk, Tautologi
Logika Matematika, Proposisi Majemuk, TautologiLogika Matematika, Proposisi Majemuk, Tautologi
Logika Matematika, Proposisi Majemuk, Tautologi
Eman Mendrofa
 
Filsafat sebagai Dasar dasar pengetahuan.pdf
Filsafat sebagai Dasar dasar pengetahuan.pdfFilsafat sebagai Dasar dasar pengetahuan.pdf
Filsafat sebagai Dasar dasar pengetahuan.pdf
kustiyantidew94
 
Alvian mitha s
Alvian mitha sAlvian mitha s
Alvian mitha s
taufiq99
 
Tugas penalaran ( harits wiguna )
Tugas penalaran  ( harits wiguna )Tugas penalaran  ( harits wiguna )
Tugas penalaran ( harits wiguna )Rietz Wiguna
 
Filsafat Iptek
Filsafat IptekFilsafat Iptek
Filsafat Iptek
Miftah Ridho
 
Rangkuman (Metode Penelitian)
Rangkuman (Metode Penelitian) Rangkuman (Metode Penelitian)
Rangkuman (Metode Penelitian) Awang Ramadhani
 
Bab 2 pemikiran kritis, penyelesaian masalah, dan pemikiran saintifik
Bab 2  pemikiran kritis, penyelesaian masalah, dan pemikiran saintifikBab 2  pemikiran kritis, penyelesaian masalah, dan pemikiran saintifik
Bab 2 pemikiran kritis, penyelesaian masalah, dan pemikiran saintifikPak Teh Naim
 
Pengertian logika dan silogisme
Pengertian logika dan silogismePengertian logika dan silogisme
Pengertian logika dan silogismeDesi Mustopa
 
Memori dan berpikir
Memori dan berpikirMemori dan berpikir
Memori dan berpikir
AhmadMuzaqi5
 
Makalah Penalaran Karangan
Makalah Penalaran KaranganMakalah Penalaran Karangan
Makalah Penalaran Karangan
Annisa Icha
 
Psikologi gejala gejala psikologis
Psikologi gejala gejala psikologisPsikologi gejala gejala psikologis
Psikologi gejala gejala psikologisIndra Gunawan
 
Penalaran induktif dan deduktif
Penalaran induktif dan deduktif Penalaran induktif dan deduktif
Penalaran induktif dan deduktif
Mentari Nita
 
Penalaran induktif dan deduktif
Penalaran induktif dan deduktif Penalaran induktif dan deduktif
Penalaran induktif dan deduktif Mentari Nita
 
Ringkasan perkuliahan dasar dasar mipa
Ringkasan perkuliahan dasar dasar mipaRingkasan perkuliahan dasar dasar mipa
Ringkasan perkuliahan dasar dasar mipa
Puji Lestari
 
Filsafat Ilmu dan Pendekatan Pascadisiplin 01: Logika
Filsafat Ilmu dan Pendekatan Pascadisiplin 01: LogikaFilsafat Ilmu dan Pendekatan Pascadisiplin 01: Logika
Filsafat Ilmu dan Pendekatan Pascadisiplin 01: Logika
Ahmad Ibrahim
 

Similar to PPT INF- X AKL 1 (1).pptx (20)

PPT Teknik Informasi.pptx
PPT Teknik Informasi.pptxPPT Teknik Informasi.pptx
PPT Teknik Informasi.pptx
 
Logika Matematika, Proposisi Majemuk, Tautologi
Logika Matematika, Proposisi Majemuk, TautologiLogika Matematika, Proposisi Majemuk, Tautologi
Logika Matematika, Proposisi Majemuk, Tautologi
 
Filsafat sebagai Dasar dasar pengetahuan.pdf
Filsafat sebagai Dasar dasar pengetahuan.pdfFilsafat sebagai Dasar dasar pengetahuan.pdf
Filsafat sebagai Dasar dasar pengetahuan.pdf
 
Alvian mitha s
Alvian mitha sAlvian mitha s
Alvian mitha s
 
Tugas penalaran ( harits wiguna )
Tugas penalaran  ( harits wiguna )Tugas penalaran  ( harits wiguna )
Tugas penalaran ( harits wiguna )
 
ilmu komunikasi
ilmu komunikasiilmu komunikasi
ilmu komunikasi
 
Filsafat Iptek
Filsafat IptekFilsafat Iptek
Filsafat Iptek
 
Penalaran (bahasa indonesia2)
Penalaran (bahasa indonesia2)Penalaran (bahasa indonesia2)
Penalaran (bahasa indonesia2)
 
Rangkuman (Metode Penelitian)
Rangkuman (Metode Penelitian) Rangkuman (Metode Penelitian)
Rangkuman (Metode Penelitian)
 
Bab 2 pemikiran kritis, penyelesaian masalah, dan pemikiran saintifik
Bab 2  pemikiran kritis, penyelesaian masalah, dan pemikiran saintifikBab 2  pemikiran kritis, penyelesaian masalah, dan pemikiran saintifik
Bab 2 pemikiran kritis, penyelesaian masalah, dan pemikiran saintifik
 
Pengertian logika dan silogisme
Pengertian logika dan silogismePengertian logika dan silogisme
Pengertian logika dan silogisme
 
Memori dan berpikir
Memori dan berpikirMemori dan berpikir
Memori dan berpikir
 
Makalah Penalaran Karangan
Makalah Penalaran KaranganMakalah Penalaran Karangan
Makalah Penalaran Karangan
 
Psikologi gejala gejala psikologis
Psikologi gejala gejala psikologisPsikologi gejala gejala psikologis
Psikologi gejala gejala psikologis
 
Penalaran induktif dan deduktif
Penalaran induktif dan deduktif Penalaran induktif dan deduktif
Penalaran induktif dan deduktif
 
Penalaran induktif dan deduktif
Penalaran induktif dan deduktif Penalaran induktif dan deduktif
Penalaran induktif dan deduktif
 
Ringkasan perkuliahan dasar dasar mipa
Ringkasan perkuliahan dasar dasar mipaRingkasan perkuliahan dasar dasar mipa
Ringkasan perkuliahan dasar dasar mipa
 
Isi tugas logika
Isi tugas logikaIsi tugas logika
Isi tugas logika
 
Filsafat Ilmu dan Pendekatan Pascadisiplin 01: Logika
Filsafat Ilmu dan Pendekatan Pascadisiplin 01: LogikaFilsafat Ilmu dan Pendekatan Pascadisiplin 01: Logika
Filsafat Ilmu dan Pendekatan Pascadisiplin 01: Logika
 
Psikologi Umum
Psikologi UmumPsikologi Umum
Psikologi Umum
 

PPT INF- X AKL 1 (1).pptx

  • 2. Nama Anggota Kelompok : Aulia Saskia Rahmawati (3) Dinisa Zulfiana (06) Indraswari Dewi Sekar Bumi (11) Shofi Nurjanah (29)
  • 5. Pengertian Penalaran • Penalaran adalah proses berpikir berdasarkan pengamatan indera (observasi empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian. Pengamatan tersebut akan membentuk proposisi - proposisi sejenis, berdasarkan sejumlah proposisi yang diketahui atau dianggap benar, kemudian disimpulkan sebuah proposisi baru yang tidak diketahui sebelumnya. • Ada tiga jenis metode dalam menalar yaitu: 1. Deduktif 2. Induktif 3. Abduktif
  • 6. Macam - macam penalaran deduktif, yaitu: 1.) Silogisme, yaitu proses membuat kesimpulan secara deduktif. Silogisme tersusun dari dua proposisi (pernyataan) dan konklusi (kesimpulan). Silogisme dirangkai dari tiga buah pendapat yang terdiri dari 2 pendapat dan 1 kesimpulan. 2.) Entimen, yaitu penalaran deduksi secara langsung atau tanpa silogisme premis atau tidak Contoh Entimen: Premis 1 : Penderita kurang darah tidak boleh makan buah melon. Premis 2 : Budi menderita penyakit kurang darah Konklusi : Budi tidak boleh makan buah melon. Entimen : Budi tidak boleh makan buah melon karena menderita penyakit kurang darah.
  • 7. Penalaran Deduktif ● Penalaran deduktif adalah proses penalaran yang bertujuan untuk menarik kesimpulan berupa prinsip atau sikap khusus berdasarkan fakta-fakta yang bersifat umum. Dengan kata lain deduksi merupakan penalaran untuk menyimpulkan hal khusus dari sejumlah proposisi umum. ● Contoh Penalaran deduktif: - Beras merupakan komoditi bagi orang Indonesia (umum), tetapi ada beberapa wilayah yang penduduknya mengkonsumsi sagu (khusus) seperti maluku dan papua (khusus).
  • 8. Macam-macam Silogisme, yakni: 1.) Silogisme Negatif yaitu setiap kalimat yang didalamnya terdapat kata "buka ataupun tidak" pada premis dan simpulan. Jadi, jika suatu premis pada silogisme bersifat negatif, maka kesimpulannya pun bersifat negatif juga. Contoh Silogisme Negatif: Premis 1: Penderita kurang darah tidak boleh makan buah melon. Premis 2: Budi menderita penyakit kurang darah. Konklusi: Budi tidak boleh makan buah melon
  • 9. Macam-macam Silogisme, yakni: 2. Silogisme Error yaitu kecermatan dalam menarik kesimpulan menggunakan penalaran silogisme. Untuk merumuskan premis, diwajibkan mencermati setiap kalimat yang akan dibuat agar tidak menimbulkan kesalahpahaman. Contoh silogisme error: Premis 1: Yanto lulus ujian CPNS Premis 2: Yanto rajin menabung dan tidak sombong Konklusi: Orang yang lulus ujian CPNS karena rajin menabung dan tidak sombong? Konklusi diatas adalah salah karena tidak terdapat premis umum (PU).
  • 10. Penalaran Induktif ● Penalaran Induktif adalah proses penarikan kesimpulan dari kasus- kasus nyata secara individual menjadi kesimpulan yang bersifat umum. Dapat ditarik kesimpulan bahwa induktif adalah proses berfikir untuk menyimpulkan suatu kebenaran yang dilakukan berdasarkan pada apa – apa yang bersifat khusus, kemudian ditarik suatu kesimpulan kebenaran yang sifatnya umum/ universal. ● Contoh bentuk penalaran induktif adalah elang punya mata, kucing punya mata, kerbau punya mata, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa setiap hewan punya mata.
  • 11. ● Penalaran Abduksi adalah metode untuk memilih argumentasi terbaik dari sekian banyak argumentasi yang mungkin. Oleh sebab itu abduksi sering disebut dengan argumentasi menuju terbaik. ● Contoh dari penalaran abduktif adalah andai kita mengetahui bahwa seseorang yang bernama Bob selalu mengendarai mobilnya dengan sangat cepat jika sedang mabuk, maka pada saat kita melihat Bob mengendarai mobilnya dengan sangat cepat, maka kita berkesimpulan bahwa Bob sedang mabuk. Penalaran Abduksi
  • 12. Empat cara mendapatkan argumentasi terbaik, yakni: • Koherensi, yaitu pilih penjelasan yang sesuai dengan apa yang diyakini para ahli tentang dunia. • Prediktabilitas, yaitu pilih penjelasan yang paling banyak menghasilkan prediksi yang dapat disangkal atau diiyakan. • Komprehensi, yaitu pilih penjelasan yang paling lengkap dan meninggalkan sedikit sekali ketidakjelasan. • Komprehensi, yaitu pilih penjelasan yang paling lengkap dan meninggalkan sedikit sekali ketidakjelasan. • Kesederhanaan, yaitu jelaskan segala hal dengan bahasa yang ringan dan tidak ada bantahan dari pihak lain.
  • 13. Proporsisi dan Operator logika (konjungsi, disjungsi, silogisme, ingkaran)
  • 14. Proporsisi dan Operator logika (konjungsi, disjungsi, silogisme, ingkaran) 1. Proporsi Proposisi merupakan sebuah pernyataan yang menggambarkan keadaan benar atau salah dalam bentuk sebuah kalimat. Istilah proposisi biasanya digunakan dalam analisis logika dimana keadaan dan peristiwa secara umum melibatkan seseorang atau orang yang dirujuk dalam kalimat. Kebenaran sebuah proposisi berkorespondensi dengan fakta, sebuah proposisi yang salah tidak berkorespondensi dengan fakta. Ada empat unsur proposisi, yaitu dua unsur merupakan materi pokok proposisi, sedangkan dua unsur lain sebagai hal yang menyertainya. Empat unsur yang dimaksudkan yaitu subjek, predikat, kopula dan kuantor.
  • 15. Proporsisi dan Operator logika (konjungsi, disjungsi, silogisme, ingkaran) ● Proporsi Majemuk Proposisi majemuk menjelaskan "kemajemukan proposisi (anteseden dan konsekuen) yang dipadukan". Anteseden sering disebut dengan premis dan konsekuen disebut dengan kesimpulan. Proposisi majemuk terdiri atas satu subjek dan dua predikat atau bisa juga terdiri atas dua proposisi tunggal. ● Perhatikan contoh kalimat proposisi majemuk berikut: a. Bayam merupakan tanaman sayuran sekaligus obat alami penurun darah tinggi. Subyek: Bayam; predikat: sayuran dan obat alami penurun darah tinggi. b. Antiseden: "Kuda adalah kendaraan para ksatria dizaman kerajaan dan Kuda merupakan simbol kejayaan". Menjadi Konsekuen: "Kuda adalah kendaraan para ksatria dizaman kerajaan dan symbol kejayaan".
  • 17. Bilangan Binar ● Istilah bilangan biner sering disebut juga dengan bit atau binari digit. Dalam penggunaannya, biasanya bilangan biner digunakan pada bidang digital atau segala hal yang membutuhkan peryataan "ya" dan "tidak", "on" dan "off", maupun "buka" dan "tutup". ● Nama lain dari biner adalah bilangan basis 2. Biner merupakan sistem bilangan yang hanya memiliki 2 angka, yaitu angka 0 dan 1 ● Jika dalam desimal, angka disebut dengan digit, maka dalam biner angka disebut dengan bit (binary digit). Contoh bilangan biner adalah 1101111, 1111001, dan lain- lain. Konsep cara menentukan nilai biner sama dengan desimal, hanya saja jika di desimal menggunakan perpangkatan angka 10, maka di biner menggunakan perpangkatan angka 2.
  • 18. Contoh penggunaan biner : ● Contoh penggunaan biner adalah ketika kita menyalakan saklar lampu. Apabila lampu menyala, maka nilal binarinya adalah 1 sedangkan apabila lampu mati, maka nilai binarinya adalah 0. a) Konversi dari Biner ke Desimal ● Bilangan biner dapat dikonversi menjadi bilangan desimal dengan cara mengubah setiap bit menjadi bentuk desimal. Biner juga disebut sebagai bilangan basis 2.
  • 20. Pengertian Pengenalan Pola Pengenalan Pola adalah mengelompokkan suatu data numerik dan simbolik (termasuk citra) oleh mesin (komputer) secara otomatis. Tujuan dari pengelompokkan adalah untuk mengenali suatu objek di dalam citra. Adapun gambar pengenalan pola sebagai berikut :
  • 21. Gambar Pengenalan Pola Komputer menerima masukan yaitu berupa citra objek yang akan diidentifikasi, kemudian memproses citra tersebut dan memberikan output berupa informasi atau deskripsi objek di dalam citra.
  • 22. Contoh Pengenalan Pola Pengenalan pola dalam kehidupan sehari-hari bisa kita lihat pada komputer yang dapat mengenali wajah maupun suara manusia, mampu melakukan transkripsi misalnya mengubah ujaran menjadi sebuah teks, mampu memprediksi cuaca, mampu menentukan atau membaca makna rambu- rambu atau tulisan yang ada di jalan raya, mampu memprediksi harga komoditas dan lain-lain.
  • 23. CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo, including icons by Flaticon, and infographics & images by Freepik. THANKS! Do you have any questions? Please keep this slide for attribution