Dokumen tersebut memberikan definisi luka bersih terkontaminasi sebagai luka yang disebabkan oleh tindakan operasi oleh tenaga medis yang terlatih namun terkontaminasi selama prosedur, dan menjelaskan penatalaksanaan perawatan luka tersebut, termasuk persiapan, bahan yang digunakan, dan langkah-langkah pelaksanaannya untuk mencegah infeksi dan mempercepat penyembuhan luka.
I. Latar belakang
Luka bakar merupakan cedera yang cukup sering dihadapi oleh dokter dan perawat. Jenis yang berat memperlihatkan morbiditas dan derajad cacat yang relatif tinggi dibanding dengan cedera oleh sebab lain. Biaya yang dibutuhkan dalam penangananpun tinggi. Penyebab luka bakar selain terbakar api langsung atau tak langsung, juga pajanan suhu tinggi dari matahari, listrik, maupun bahan kimia.(Elizabeth,2009)
Statistik menunjukkan bahwa 60% luka bakar terjadi karena kecelakaan rumah tangga, 20% karena kecelakaan kerja, dan 20% sisanya karena sebab-sebab lain, misalnya bus terbakar, ledakan bom, dan gunung meletus. (Moenajad, 2001)
Penanganan dan perawatan luka bakar (khususnya luka bakar berat) memerlukan perawatan yang kompleks dan masih merupakan tantangan tersendiri karena angka morbiditas dan mortalitas yang cukup tinggi.1 Di Amerika dilaporkan sekitar 2 – 3 juta penderita setiap tahunnya dengan jumlah kematian sekitar 5 – 6 ribu kematian per tahun. Di Indonesia sampai saat ini belum ada laporan tertulis mengenai jumlah penderita luka bakar dan jumlah angka kematian yang diakibatkannya. Di unit luka bakar RSCM Jakarta, pada tahun 2008 dilaporkan sebanyak 107 kasus luka bakar yang dirawat dengan angka kematian 37,38%. Dari unit luka bakar RSU Dr. Soetomo Surabaya pada tahun 2008 didapatkan data bahwa kematian umumnya terjadi pada luka bakar dengan luas lebih dari 50% atau pada luka bakar yang disertai cedera pada saluran napas dan 50% terjadi pada 7 hari pertama perawatan. (Irna Bedah RSUD Dr. Soetomo, 2001)
Beberapa karakteristik luka bakar yang terjadi membutuhkan tindakan khusus yang berbeda. Karakteristik ini meliputi luasnya, penyebab(etiologi) dan anatomi luka bakar. Luka bakar yang melibatkan permukaan tubuh yang besar atau yang meluas ke jaringan yang lebih dalam, memerlukan tindakan yang lebih intensif daripada luka bakar yang lebih kecil dan superficial. Luka bakar yang disebabkan oleh cairan yang panas (scald burn) mempunyai perbedaan prognosis dan komplikasi dari pada luka bakar yang sama yang disebabkan oleh api atau paparan radiasi ionisasi. Luka bakar karena bahan kimia memerlukan pengobatan yang berbeda dibandingkan karena sengatan listrik (elektrik) atau persikan api. Luka bakar yang mengenai genetalia menyebabkan resiko nifeksi yang lebih besar daripada di tempat lain dengan ukuran yang sama. Luka bakar pada kaki atau tangan dapat mempengaruhi kemampuan fungsi kerja klien dan memerlukan tehnik pengobatan yang berbeda dari lokasi pada tubuh yang lain. Pengetahuan umum perawat tentang anatomi fisiologi kulit, patofisiologi luka bakar sangat diperlukan untuk mengenal perbedaan dan derajat luka bakar tertentu dan berguna untuk mengantisipasi harapan hidup serta terjadinya komplikasi multi organ yang menyertai. (Irna Bedah RSUD Dr. Soetomo, 2001)
Prognosis klien yang mengalami suatu luka bakar berhubungan langsung dengan lokasi dan ukuran luka bakar. Faktor lain seperti umur, status kesehatan sebelumnya da
Oksigen (O2) adalah satu komponen gas dan unsur vital dalam proses metabolisme untuk mempertahankan kelangsungan hidup seluruh sel-sel tubuh. Oksigenasi adalah peristiwa menghirup udara dari luar yang mengandung Oksigen (O2) kedalam tubuh serta menghembuskan Karbondioksida (CO2) sebagai hasil sisa oksidasi. Penyampaian oksigen ke jaringan tubuh ditentukan oleh sistem respirasi (pernafasan), kardiovaskuler dan hematology.
Sistem pernafasan terdiri dari organ pertukaran gas yaitu paru-paru dan sebuah pompa ventilasi yang terdiri atas dinding dada, otot-otot pernafasan, diagfragma, isi abdomen, dinding abdomen dan pusat pernafasan di otak. Pada keadaan istirahat frekuensi pernafasan 12-15 kali per menit. Ada 3 langkah dalam proses oksigenasi yaitu ventilasi, perfusi paru dan difusi.
Dokumen tersebut membahas tentang tanda-tanda infeksi yang dapat dirasakan seperti nyeri, panas, pembengkakan, kemerahan, perubahan fungsi jaringan, dan timbulnya nanah. Tanda-tanda tersebut muncul karena respon tubuh berupa peningkatan aliran darah ke area infeksi untuk melawan patogen penyebab infeksi.
Dokumen tersebut memberikan definisi luka bersih terkontaminasi sebagai luka yang disebabkan oleh tindakan operasi oleh tenaga medis yang terlatih namun terkontaminasi selama prosedur, dan menjelaskan penatalaksanaan perawatan luka tersebut, termasuk persiapan, bahan yang digunakan, dan langkah-langkah pelaksanaannya untuk mencegah infeksi dan mempercepat penyembuhan luka.
I. Latar belakang
Luka bakar merupakan cedera yang cukup sering dihadapi oleh dokter dan perawat. Jenis yang berat memperlihatkan morbiditas dan derajad cacat yang relatif tinggi dibanding dengan cedera oleh sebab lain. Biaya yang dibutuhkan dalam penangananpun tinggi. Penyebab luka bakar selain terbakar api langsung atau tak langsung, juga pajanan suhu tinggi dari matahari, listrik, maupun bahan kimia.(Elizabeth,2009)
Statistik menunjukkan bahwa 60% luka bakar terjadi karena kecelakaan rumah tangga, 20% karena kecelakaan kerja, dan 20% sisanya karena sebab-sebab lain, misalnya bus terbakar, ledakan bom, dan gunung meletus. (Moenajad, 2001)
Penanganan dan perawatan luka bakar (khususnya luka bakar berat) memerlukan perawatan yang kompleks dan masih merupakan tantangan tersendiri karena angka morbiditas dan mortalitas yang cukup tinggi.1 Di Amerika dilaporkan sekitar 2 – 3 juta penderita setiap tahunnya dengan jumlah kematian sekitar 5 – 6 ribu kematian per tahun. Di Indonesia sampai saat ini belum ada laporan tertulis mengenai jumlah penderita luka bakar dan jumlah angka kematian yang diakibatkannya. Di unit luka bakar RSCM Jakarta, pada tahun 2008 dilaporkan sebanyak 107 kasus luka bakar yang dirawat dengan angka kematian 37,38%. Dari unit luka bakar RSU Dr. Soetomo Surabaya pada tahun 2008 didapatkan data bahwa kematian umumnya terjadi pada luka bakar dengan luas lebih dari 50% atau pada luka bakar yang disertai cedera pada saluran napas dan 50% terjadi pada 7 hari pertama perawatan. (Irna Bedah RSUD Dr. Soetomo, 2001)
Beberapa karakteristik luka bakar yang terjadi membutuhkan tindakan khusus yang berbeda. Karakteristik ini meliputi luasnya, penyebab(etiologi) dan anatomi luka bakar. Luka bakar yang melibatkan permukaan tubuh yang besar atau yang meluas ke jaringan yang lebih dalam, memerlukan tindakan yang lebih intensif daripada luka bakar yang lebih kecil dan superficial. Luka bakar yang disebabkan oleh cairan yang panas (scald burn) mempunyai perbedaan prognosis dan komplikasi dari pada luka bakar yang sama yang disebabkan oleh api atau paparan radiasi ionisasi. Luka bakar karena bahan kimia memerlukan pengobatan yang berbeda dibandingkan karena sengatan listrik (elektrik) atau persikan api. Luka bakar yang mengenai genetalia menyebabkan resiko nifeksi yang lebih besar daripada di tempat lain dengan ukuran yang sama. Luka bakar pada kaki atau tangan dapat mempengaruhi kemampuan fungsi kerja klien dan memerlukan tehnik pengobatan yang berbeda dari lokasi pada tubuh yang lain. Pengetahuan umum perawat tentang anatomi fisiologi kulit, patofisiologi luka bakar sangat diperlukan untuk mengenal perbedaan dan derajat luka bakar tertentu dan berguna untuk mengantisipasi harapan hidup serta terjadinya komplikasi multi organ yang menyertai. (Irna Bedah RSUD Dr. Soetomo, 2001)
Prognosis klien yang mengalami suatu luka bakar berhubungan langsung dengan lokasi dan ukuran luka bakar. Faktor lain seperti umur, status kesehatan sebelumnya da
Oksigen (O2) adalah satu komponen gas dan unsur vital dalam proses metabolisme untuk mempertahankan kelangsungan hidup seluruh sel-sel tubuh. Oksigenasi adalah peristiwa menghirup udara dari luar yang mengandung Oksigen (O2) kedalam tubuh serta menghembuskan Karbondioksida (CO2) sebagai hasil sisa oksidasi. Penyampaian oksigen ke jaringan tubuh ditentukan oleh sistem respirasi (pernafasan), kardiovaskuler dan hematology.
Sistem pernafasan terdiri dari organ pertukaran gas yaitu paru-paru dan sebuah pompa ventilasi yang terdiri atas dinding dada, otot-otot pernafasan, diagfragma, isi abdomen, dinding abdomen dan pusat pernafasan di otak. Pada keadaan istirahat frekuensi pernafasan 12-15 kali per menit. Ada 3 langkah dalam proses oksigenasi yaitu ventilasi, perfusi paru dan difusi.
Dokumen tersebut membahas tentang tanda-tanda infeksi yang dapat dirasakan seperti nyeri, panas, pembengkakan, kemerahan, perubahan fungsi jaringan, dan timbulnya nanah. Tanda-tanda tersebut muncul karena respon tubuh berupa peningkatan aliran darah ke area infeksi untuk melawan patogen penyebab infeksi.
Dokumen tersebut membahas tentang perawatan luka dan praktik pemasangan bandage. Terdapat informasi mengenai definisi luka, klasifikasi luka, proses penyembuhan luka, faktor yang mempengaruhinya, perawatan luka bersih dan kotor, serta teknik pemasangan bandage.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Laporan pendahuluan keperawatan dasar tentang kebutuhan cairan dan elektrolit yang mencakup definisi, etiologi, tanda dan gejala, fisiologi, klasifikasi, pathway, faktor yang mempengaruhinya, pemeriksaan diagnostik, penatalaksanaan klinis, pengkajian, diagnosis keperawatan, dan intervensi keperawatan untuk mengelola ketidakseimbangan elektrolit.
Dokumen tersebut membahas tentang konsep luka dan jenis-jenis penutupan luka. Luka didefinisikan sebagai gangguan pada kulit atau organ tubuh lainnya, dan dibedakan menjadi luka terbuka dan tertutup. Luka diklasifikasikan berdasarkan tingkat kontaminasi, kedalaman, luasnya, dan waktu penyembuhan. Dokumen ini juga menjelaskan tahapan penyembuhan luka, faktor yang mempeng
Modul ini membahas tentang prosedur mengganti cairan infus, meliputi tujuan pembelajaran umum dan khusus, uraian materi tentang pengertian, tujuan, indikasi dan kontraindikasi, pengkajian keperawatan, persiapan alat dan pasien, serta prosedur kerja mengganti cairan infus. Modul ini juga menjelaskan tentang tugas praktikum, tugas mandiri, dan format penilaian keterampilan mengganti cairan infus.
Dokumen tersebut membahas tentang obat dan peran obat dalam pelayanan kesehatan. Secara garis besar dibahas mengenai pengertian obat, bahan obat, penggolongan obat, peran obat, parameter farmakologi seperti farmakokinetika dan farmakodinamika, macam bentuk obat beserta tujuan penggunaannya, terapi obat pada pasien khusus, serta penggolongan obat berdasarkan saluran tubuh.
Dokumen tersebut membahas konsep dasar triage dan penanganan keperawatan gawat darurat. Terdapat penjelasan mengenai klasifikasi pasien berdasarkan tingkat kegawatan dan daruratnya serta urutan prioritas penanganan berdasarkan sistem organ yang terancam. Dokumen ini juga menjelaskan konsep triase dalam keperawatan gawat darurat beserta kategori pasien berdasarkan warna label.
Dokumen tersebut membahas tentang anatomi fisiologi persepsi sensori. Secara ringkas, dokumen menjelaskan tentang 5 sistem sensori utama yaitu penglihatan, penciuman, pendengaran, peraba, dan pengecapan beserta proses kerjanya mulai dari rangsangan masuk, transduksi, konduksi saraf, dan persepsi. Dokumen juga membahas faktor-faktor yang mempengaruhi proses sensori."
Dokumen tersebut membahas tentang pemilihan dressing luka yang tepat untuk mendukung proses penyembuhan luka. Dressing modern seperti hydrogel, calcium alginate, dan hydrokoloid dapat mempertahankan kelembaban luka lebih lama daripada dressing konvensional seperti kasa dan dapat digunakan selama beberapa hari. Pemilihan dressing yang tepat bergantung pada fase penyembuhan luka dan fungsi dressing itu sendiri seperti menyerap cairan at
Modul 3 kb3 perawatan dan irigasi kolostomiUwes Chaeruman
Dokumen tersebut membahas tentang perawatan dan irigasi kolostomi. Kolostomi adalah membuat ostomi di kolon yang dibentuk untuk mengatasi tersumbatnya usus akibat tumor. Dokumen ini menjelaskan jenis, indikasi, komplikasi, dan cara perawatan kolostomi meliputi perawatan kulit sekitar stoma, memasang dan mengganti kantung drainase, serta melakukan irigasi kolostomi.
Ada 4 jenis penyuntikan obat, yaitu intramuskular, intravena, subkutan, dan intrakutan. Masing-masing jenis memiliki lokasi dan sudut penyuntikan yang berbeda-beda, sesuai dengan jaringan sasaran. Spuit dan ukuran jarum juga bervariasi tergantung jenis penyuntikan.
Pemberian obat melalui jaringan intrakutan (IC) merupakan salah satu cara memberikan obat yang aman dan akurat kepada pasien. Makalah ini menjelaskan pengertian IC, alat dan bahan, prinsip, serta prosedur kerja dalam pemberian obat IC. Tujuannya agar mahasiswa memahami konsep dasar pemberian obat IC.
Perawat perlu mengaktifkan prosedur respons bencana sebagai tindakan awal ketika banyak korban kecelakaan pesawat akan dikirim ke rumah sakit. Prosedur ini harus diaktivkan sebelum melakukan intervensi lainnya.
Dokumen tersebut membahas tentang proses penyembuhan luka, meliputi tahapan-tahapannya seperti fase inflamasi, proliferasi, dan remodeling. Juga dibahas tentang klasifikasi, komplikasi, dan pengelolaan luka mulai dari evaluasi, pembersihan, penjahitan, hingga penutupan dan perawatan luka.
Dokumen tersebut membahas tentang perawatan luka dan praktik pemasangan bandage. Terdapat informasi mengenai definisi luka, klasifikasi luka, proses penyembuhan luka, faktor yang mempengaruhinya, perawatan luka bersih dan kotor, serta teknik pemasangan bandage.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Laporan pendahuluan keperawatan dasar tentang kebutuhan cairan dan elektrolit yang mencakup definisi, etiologi, tanda dan gejala, fisiologi, klasifikasi, pathway, faktor yang mempengaruhinya, pemeriksaan diagnostik, penatalaksanaan klinis, pengkajian, diagnosis keperawatan, dan intervensi keperawatan untuk mengelola ketidakseimbangan elektrolit.
Dokumen tersebut membahas tentang konsep luka dan jenis-jenis penutupan luka. Luka didefinisikan sebagai gangguan pada kulit atau organ tubuh lainnya, dan dibedakan menjadi luka terbuka dan tertutup. Luka diklasifikasikan berdasarkan tingkat kontaminasi, kedalaman, luasnya, dan waktu penyembuhan. Dokumen ini juga menjelaskan tahapan penyembuhan luka, faktor yang mempeng
Modul ini membahas tentang prosedur mengganti cairan infus, meliputi tujuan pembelajaran umum dan khusus, uraian materi tentang pengertian, tujuan, indikasi dan kontraindikasi, pengkajian keperawatan, persiapan alat dan pasien, serta prosedur kerja mengganti cairan infus. Modul ini juga menjelaskan tentang tugas praktikum, tugas mandiri, dan format penilaian keterampilan mengganti cairan infus.
Dokumen tersebut membahas tentang obat dan peran obat dalam pelayanan kesehatan. Secara garis besar dibahas mengenai pengertian obat, bahan obat, penggolongan obat, peran obat, parameter farmakologi seperti farmakokinetika dan farmakodinamika, macam bentuk obat beserta tujuan penggunaannya, terapi obat pada pasien khusus, serta penggolongan obat berdasarkan saluran tubuh.
Dokumen tersebut membahas konsep dasar triage dan penanganan keperawatan gawat darurat. Terdapat penjelasan mengenai klasifikasi pasien berdasarkan tingkat kegawatan dan daruratnya serta urutan prioritas penanganan berdasarkan sistem organ yang terancam. Dokumen ini juga menjelaskan konsep triase dalam keperawatan gawat darurat beserta kategori pasien berdasarkan warna label.
Dokumen tersebut membahas tentang anatomi fisiologi persepsi sensori. Secara ringkas, dokumen menjelaskan tentang 5 sistem sensori utama yaitu penglihatan, penciuman, pendengaran, peraba, dan pengecapan beserta proses kerjanya mulai dari rangsangan masuk, transduksi, konduksi saraf, dan persepsi. Dokumen juga membahas faktor-faktor yang mempengaruhi proses sensori."
Dokumen tersebut membahas tentang pemilihan dressing luka yang tepat untuk mendukung proses penyembuhan luka. Dressing modern seperti hydrogel, calcium alginate, dan hydrokoloid dapat mempertahankan kelembaban luka lebih lama daripada dressing konvensional seperti kasa dan dapat digunakan selama beberapa hari. Pemilihan dressing yang tepat bergantung pada fase penyembuhan luka dan fungsi dressing itu sendiri seperti menyerap cairan at
Modul 3 kb3 perawatan dan irigasi kolostomiUwes Chaeruman
Dokumen tersebut membahas tentang perawatan dan irigasi kolostomi. Kolostomi adalah membuat ostomi di kolon yang dibentuk untuk mengatasi tersumbatnya usus akibat tumor. Dokumen ini menjelaskan jenis, indikasi, komplikasi, dan cara perawatan kolostomi meliputi perawatan kulit sekitar stoma, memasang dan mengganti kantung drainase, serta melakukan irigasi kolostomi.
Ada 4 jenis penyuntikan obat, yaitu intramuskular, intravena, subkutan, dan intrakutan. Masing-masing jenis memiliki lokasi dan sudut penyuntikan yang berbeda-beda, sesuai dengan jaringan sasaran. Spuit dan ukuran jarum juga bervariasi tergantung jenis penyuntikan.
Pemberian obat melalui jaringan intrakutan (IC) merupakan salah satu cara memberikan obat yang aman dan akurat kepada pasien. Makalah ini menjelaskan pengertian IC, alat dan bahan, prinsip, serta prosedur kerja dalam pemberian obat IC. Tujuannya agar mahasiswa memahami konsep dasar pemberian obat IC.
Perawat perlu mengaktifkan prosedur respons bencana sebagai tindakan awal ketika banyak korban kecelakaan pesawat akan dikirim ke rumah sakit. Prosedur ini harus diaktivkan sebelum melakukan intervensi lainnya.
Dokumen tersebut membahas tentang proses penyembuhan luka, meliputi tahapan-tahapannya seperti fase inflamasi, proliferasi, dan remodeling. Juga dibahas tentang klasifikasi, komplikasi, dan pengelolaan luka mulai dari evaluasi, pembersihan, penjahitan, hingga penutupan dan perawatan luka.
(A) Rencana persiapan dan manajemen perawatan luka korban bencana meliputi pencegahan risiko darurat, penilaian kondisi luka, pembersihan dan perawatan luka, evaluasi, serta kolaborasi tim medis multidisiplin untuk memastikan penanganan yang tepat.
Dokumen tersebut membahas tentang luka, definisi luka, jenis-jenis luka, mekanisme terjadinya luka, klasifikasi luka, penilaian luka, perawatan luka, faktor yang mempengaruhi penyembuhan luka, serta membahas tentang luka operasi dan tanda-tanda infeksi pada luka.
Dalam penyembuhan luka membutuhkan proses dan tahap sehingga dibutuhkan waktu, kesabaran dan pengobatan serta asuhan selama proses penyembuhan berlangsung, harus diketahui juga kriteria luka yang dijumpai, ukuran, jenis luka. peniliaian luka dapat diketahui dari pemeriksaan fisik (inspeksi, palpasi), kedalaman luka, eksudat, daerah luka. Sebagai seorang perawat harus juga mengetahui faktor yang mempengaruhi penyembuhan luka, mekanisme terjadinya luka, tipe penyembuhan luka, fase penyembuhan luka.
Dokumen tersebut membahas tentang konsep dasar perawatan luka dalam praktik kebidanan, meliputi proses penyembuhan luka, faktor yang mempengaruhinya, teknik penjahitan luka dan pengangkatan jahitan. Secara khusus membahas tentang jenis-jenis luka, proses penyembuhannya, dan prinsip perawatan luka.
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian, penyebab, jenis, tahapan penyembuhan, dan faktor-faktor yang mempengaruhi penyembuhan luka serta tujuan perawatan luka."
1. Dr. Herry Setya Yudha Utama lahir di Sumedang pada 1962 dan merupakan spesialis bedah serta memiliki berbagai pengalaman kerja di rumah sakit dan organisasi kesehatan di Jawa Barat.
2. Beliau juga aktif sebagai dosen di beberapa perguruan tinggi kesehatan di Cirebon dan memiliki gelar magister hukum kesehatan.
3. Dr. Herry memiliki banyak pengalaman dalam menangani berbagai jen
Dokumen tersebut membahas tentang persiapan kulit dan antisepsis sebelum operasi dengan tujuan menghilangkan kotoran dan mikroba seminimal mungkin untuk mencegah infeksi. Persiapan kulit dilakukan dengan membersihkan, menghilangkan lemak, dan membasmi mikroba pada daerah yang akan dioperasi dengan meluas dari pusat insisi. Antisepsis merupakan upaya mencegah infeksi dengan membunuh atau mengh
11. Perawatan Luka power point Ns.Heny-1.pptxfernaldoworiwun
Dokumen tersebut membahas tentang perawatan luka, meliputi proses penyembuhan luka, jenis-jenis luka berdasarkan tingkat kontaminasi, kedalaman, dan waktu penyembuhan, serta tahapan perawatan luka mulai dari persiapan, pemeriksaan, pembersihan, hingga penutupan luka.
Dokumen tersebut membahas tentang perawatan luka secara umum, termasuk proses penyembuhan luka, jenis-jenis luka, perawatan gangren, dan teknik perawatan luka secara spesifik.
Perawatan luka operasi dan basah melibatkan membersihkan, menilai, dan membalut luka secara steril untuk mencegah infeksi dan mempercepat penyembuhan. Prosedurnya meliputi persiapan pasien dan peralatan, membersihkan luka, penilaian, dan pemasangan balutan baru. Faktor lingkungan yang lembab penting untuk penyembuhan.
Perilaku Sehat Sakit Masyarakat Melayu Kepulauan Riau. Sosiologi. By. Pangest...Pangestu S
Dokumen tersebut membahas tentang persepsi masyarakat Melayu Kepulauan Riau mengenai konsep sehat dan sakit berdasarkan pandangan WHO, faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan, konsep tradisional tentang pemeliharaan kesehatan, pengaruh fatalisme dan nilai serta norma masyarakat terhadap status kesehatan. Dokumen ini juga menjelaskan persepsi masyarakat terpencil di wilayah tersebut yang masih me
Standar pelayanan keperawatan. By. Pangestu Chaesar S. Dkk Pangestu S
Makalah ini membahas tentang standar pelayanan keperawatan yang meliputi 4 standar yaitu sistem manajemen mutu, regulasi mutu pelayanan kesehatan, standar pelayanan keperawatan, dan fasilitas serta peralatan. Makalah ini disusun oleh 8 mahasiswa keperawatan Politeknik Kesehatan Kemkes Tanjungpinang."
Pitting Edema. KMB 1. By Pangestu Chaesar SPangestu S
Dokumen tersebut membahas tentang pitting edema yang disebabkan oleh gagal jantung. Pitting edema terjadi ketika cairan menumpuk di jaringan dan meninggalkan cekungan setelah tekanan jari di lepas. Gagal jantung dapat menyebabkan edema karena jantung gagal memompa darah dengan benar ke seluruh tubuh. Gejala gagal jantung seperti dispnea dan edema paru dapat terjadi akibat penumpukan cairan.
Penanganan reaksi alergi obat (farmakologi) by Pangestu Chaesar DKK Pangestu S
1. Dokumen membahas tentang penanganan reaksi alergi obat, termasuk penjelasan tentang apa itu alergi, contoh obat yang menyebabkan alergi seperti penisilin, vaksin, dan insulin, serta obat-obat yang digunakan untuk menangani reaksi alergi seperti obat antihistamin dan kortikosteroid.
Makalah sosilogi Perilaku Sehat Sakit Masyarakat Melayu Kepulauan Riau By Pan...Pangestu S
Makalah ini membahas tentang konsep sehat dan sakit menurut masyarakat Melayu Kepulauan Riau, yang didasarkan pada pengertian naturalistik dan personalistik. Masyarakat memandang sehat sebagai kondisi normal dan mampu bekerja, sedangkan sakit menyebabkan gangguan aktivitas. Konsep personalistik meyakini penyakit disebabkan makhluk gaib.
Makalah biokimia Analisis penyakit Bulimia Nervosa by Pangestu Chaesar Pangestu S
Bulimia nervosa adalah gangguan makan yang ditandai dengan episode makan berlebih diikuti perilaku kompensasi seperti muntah untuk mengeluarkan makanan. Dokumen ini membahas pengertian, gejala, kriteria diagnosis, dan pengaruh bulimia nervosa terhadap sistem tubuh khususnya sistem pencernaan dan imunitas.
Makalah Biokimia penyakit Niemann pick dan penyakit farber by Pangestu ChaesarPangestu S
Niemann-Pick dan penyakit Farber merupakan kelainan metabolisme yang disebabkan oleh gangguan enzim tertentu sehingga menyebabkan penumpukan zat tertentu dalam tubuh. Niemann-Pick disebabkan oleh kekurangan enzim sfingomielinase sehingga menyebabkan penumpukan sfingomielin dan kolesterol, sedangkan penyakit Farber disebabkan oleh kekurangan enzim ceramidase. Kedua penyakit ini menyebabkan berbagai gejala seperti
Laporan Pembina Pramuka SD dalam format doc dapat anda jadikan sebagai rujukan dalam membuat laporan. silakan download di sini https://unduhperangkatku.com/contoh-laporan-kegiatan-pramuka-format-word/
Materi ini membahas tentang defenisi dan Usia Anak di Indonesia serta hubungannya dengan risiko terpapar kekerasan. Dalam modul ini, akan diuraikan berbagai bentuk kekerasan yang dapat dialami anak-anak, seperti kekerasan fisik, emosional, seksual, dan penelantaran.
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Fathan Emran
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka.
2. LUKA
TERKONTAMINASI
- ANGGA PRAYOGA -MURAD FAJRI
- ARZUNA - RIMA SAGITA RIZA
- FIKA EKA A - MUHAMMAD INDRA S
- EVA SULINA - PANGESTU CHAESAR S
- JAMILAH - INGE PRATIWI
- LIDYA L - YUNI ASTUTI
- RIZKY ASTRIA
KEBUTUHAN DASAR MANUSIA II
3. LUKA TERKONTAMINASI (Contamined
Wounds)
- Adalah luka terbuka, fresh, luka akibat
kecelakaan dan operasi dengan
kerusakan besar dengan teknik aseptik
atau kontaminasi dari saluran cerna.
- Kemungkinan infeksi luka 10 % - 17 %
- Luka terkontaminasi belum tentu infeksi
4. • Luka ini diragukan untuk dapat sembuh
secara primer, karena itu diberikan tindakan
ekspektatip (kompres zat antiseptika dan
diberikan antibiotika)
• luka kurang dari 6 jam akan tetapi
ditimbulkan
karena daya / enersi yang besar (misalnya
luka tembak atau terjepit mesin).
7. LUKA TERKONTAMINASI
• LUKA TERDAPAT KUMAN TAPI BELUM
BERKEMBANG BIAK.
• LUKA TERDAPAT KUMAN YANG MULAI
BERKEMBANG BIAK TAPI BELUM INVASIF.
• LUKA TRJADI ANTARA 6-8 JAM PERIODE
EMAS (GOLDEN PERIOD)
8. PENANGANAN LUKA KONTAMINASI
• letakkan kasa steril diatas luka
• kulit dicuci dengan : air sabun dibilas air
• zat anti septik : jodium/betadin dibilas alkohol
70%
• kasa diambil luka disiram dengan air
steril NACL
• membasuh bekas darah / kotoran
• kotoran yang tak hanyut diambil dengan pincet
steril
• tutup luka dengan sofratulle, luka ditutup dengan
kassa agak tebal
• dibalut dengan balutan yang menekan
9. PEMBERSIHAN LUKA
TERKONTAMINASI
• 1) Irigasi dengan sebanyak-banyaknya dengan
tujuan untuk membuang jaringan mati dan
benda asing.
• 2) Hilangkan semua benda asing dan eksisi
semua jaringan mati.
• 3) Berikan antiseptik
• 4) Bila diperlukan tindakan ini dapat dilakukan
dengan pemberian anastesi lokal
• 5) Bila perlu lakukan penutupan luka
10. MANAJEMEN LUKA TERKONTAMINASI
PENJAHITAN LUKA
Luka bersih dan diyakini tidak mengalami infeksi
serta berumur kurang dari 8 jam boleh dijahit
primer,
sedangkan luka yang terkontaminasi berat dan
atau tidak berbatas tegas sebaiknya dibiarkan
sembuh per sekundam atau per tertiam.
– PENYEMBUHAN PADA LUKA KONTAMINASI
– BERLANGSUNG LAMA
– LUKA TAK DIJAHIT ATAU JAHIT SITUASI
SETELAH LUKA BERSIH GRANULASI JAHIT.
11.
12. PENUTUPAN LUKA
mengupayakan kondisi lingkungan yang
baik pada luka sehingga proses
penyembuhan berlangsung optimal
Bisa di tutup dengan balutan kasa agar
tidak terjadi infeksi, gesekan secara
langsung
13. Fungsi balutan antara lain:
• 1. Sebagai pelindung terhadap penguapan,
infeksi
• 2. Mengupayakan lingkungan yang baik bagi
luka dalam proses penyembuban: menciptakan
kelembaban, sebagai kompres, menyerap
eksudat/produk lisis jaringan (adsorben)
• 3. Sebagai fiksasi, mengurangi pergerakan tepi-
tepi luka sampai pertautan terjadi
• 4. Efek penekanan (pressure): mencegah
berkumpulnya rembesan darah yang
menyebabkan hematom
14.
15. PEMBERIAN OBAT
Pemberian Antibiotik prinsipnya pada
luka bersih tidak perlu diberikan
antibiotik.
pada luka terkontaminasi atau kotor
maka perlu diberikan antibiotik yang
intensif.
16. TINDAKAN ANTISEPTIK
• Tindakan antiseptik prinsipnya untuk mencuci amankan
kulit. Untuk melakukan pencucian/pembersihan luka
biasanya digunakan cairan atau larutan antiseptik seperti:
• a. Alkohol, sifatnya bakterisida kuat dan cepat (efektif
dalam 2 menit).
• b. Halogen dan senyawanya.
1) Yodium, merupakan antiseptik yang sangat kuat,
berspektrum luas dan dalam konsentrasi 2% membunuh
spora dalam 2-3 jam.
2) Povidon Yodium(Betadine, septadine dan isodine),
merupakan kompleks yodium
denganpolyvinylpirrolidone yang tidak merangsang, mudah
dicuci karena larut dalam air dan stabil karena tidak menguap.
17. • c. Oksidansia
1) Kalium permanganat, bersifat
bakterisid dan funngisida agak lemah
berdasarkan sifat oksidator.
2) (Peroksida air, H2O2),
berkhasiat untuk mengeluarkan kotoran
dari dalam luka dan membunuh kuman
anaeb.
18. • D. logam berat dan garamnya.
1) Merkuri klorida (sublimat), berkhasiat menghambat
pertumbuhan bakteri dan jamur
2) Merkurokrom (obat merah)dalam larutan 5-10%.
Sifatnya bakteriostatik lemah, mempercepat keringnya luka
dengan cara merangsang timbulnya kerak (korts).
• e. Asam borat, sebagai bakteriostatik lemah (konsentrasi
3%).
• f. Derivat fenol
1) Trinitrofenol (asam pikrat), kegunaannya sebagai
antiseptik wajah dan genitalia eksterna sebelum
operasi dan luka bakar.
2) Heksaklorofan (pHisohex), berkhasiat untuk
mencuci tangan.
19. PENGANGKATAN JAHITAN
Jahitan diangkat bila fungsinya
sudah tidak diperlukan lagi. Waktu
pengangkatan jahitan tergantung
dari berbagai faktor seperti, lokasi,
jenis pengangkatan luka, usia,
kesehatan, sikap penderita dan
adanya infeksi
20. • Pada daerah wajah jahitan dibuka hari ke-4
untuk menghindari terjadinya "railroad
track" yang akan sangat sulit untuk dikoreksi.
• Kemungkinan infeksi >10 %