Lsp3 i membangun dan mengembangkan pendidikan tinggi indonesiaLSP3I
Sejak tahun 2008, LSP3I ikut ambil andil berpartisipasi langsung dalam membangun dan memajukan mutu pendidikan tinggi Indonesia dengan menjadi Mitra Kementerian Pendidikan Nasional Republik Indonesia dalam bidang kajian, studi, dan riset mutu pendidikan tinggi Indonesia. Bersama dengan Kementerian Pendidikan Nasional, LSP3I mendukung kegiatan peningkatan manajemen mutu pendidikan tinggi Indonesia dengan terus menerus melaksanakan kegiatan kajian, studi dan riset tentang mutu pendidikan tinggi di Indonesia. LSP3I ikut menjadi saksi dari proses peningkatan dan pengembangan mutu pendidikan tinggi Indonesia. LSP3I senantiasa siap siaga dalam memberikan ABDI. KARYA. KARSA dengan semangat, keceriaan hingga tangis haru untuk sebuah obsesi dan impian mewujudkan MUTU PENDIDIKAN TINGGI Indonesia.
Lsp3 i membangun dan mengembangkan pendidikan tinggi indonesiaLSP3I
Sejak tahun 2008, LSP3I ikut ambil andil berpartisipasi langsung dalam membangun dan memajukan mutu pendidikan tinggi Indonesia dengan menjadi Mitra Kementerian Pendidikan Nasional Republik Indonesia dalam bidang kajian, studi, dan riset mutu pendidikan tinggi Indonesia. Bersama dengan Kementerian Pendidikan Nasional, LSP3I mendukung kegiatan peningkatan manajemen mutu pendidikan tinggi Indonesia dengan terus menerus melaksanakan kegiatan kajian, studi dan riset tentang mutu pendidikan tinggi di Indonesia. LSP3I ikut menjadi saksi dari proses peningkatan dan pengembangan mutu pendidikan tinggi Indonesia. LSP3I senantiasa siap siaga dalam memberikan ABDI. KARYA. KARSA dengan semangat, keceriaan hingga tangis haru untuk sebuah obsesi dan impian mewujudkan MUTU PENDIDIKAN TINGGI Indonesia.
Kurikulum merupakan seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapi tujuan pendidikan tertentu.
Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa peserta didik memiliki posisi sentral untuk mengembangkan kompetensinya.
Kurikulum disusun agar memungkinkan pengembangan keragaman potensi, minat, kecerdasan intelektual, emosional, spiritual peserta didik secara optimal sesuai dengan tingkat perkembangannya.
Kurikulum merupakan seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapi tujuan pendidikan tertentu.
Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa peserta didik memiliki posisi sentral untuk mengembangkan kompetensinya.
Kurikulum disusun agar memungkinkan pengembangan keragaman potensi, minat, kecerdasan intelektual, emosional, spiritual peserta didik secara optimal sesuai dengan tingkat perkembangannya.
BAGAIMANA MEWUJUDKAN UNIVERSITAS YANG MAMPU MEMENUHI KEPERLUAN MASYARAKAT MISKIN? KEPERLUAN INOVASI UNIVERSITAS SEPATUTNYA UNTUK MEMBANTU PENINGKATAN KESEJAHTERAAN RAKYAT.
Mengembangkan isi kurikulum Pendidikan Kejuruan M Agung Prabowo
Presentasi ini adalah salah satu tugas mata kuliah pascasarjana pendidikan teknologi kejuruan angkatan 2013 yang berisikan tentang mengembangkan isi kurikulum pendidikan kejuruan. Dibuat oleh: Agung prabowo, reza, mega hadinata, yeni yulianti, dan yohannes agatha
Hukum Pareto Yang Dapat Diterapkan Dalam Kegiatan Pendidikan dan PembelajaranLSP3I
Prinsip Pareto (The Pareto principle) menyatakan bahwa untuk banyak kejadian, sekitar 80% daripada efeknya disebabkan oleh 20% dari penyebabnya. Sebagai ilustrasi, bahwa 80% dari kesuksesan yang telah atau akan Anda peroleh merupakan hasil dari 20% usaha Anda selama ini. Artinya adalah hanya ada 20% dari tindakan dan pemikiran dalam hidup kita yang harus lebih dimaksimalkan untuk mendapatkan 80% keberhasilan.
Perubahan substansi pendidikan dan elemen pendidikan essensial zaman nowLSP3I
Perkembangan pendidikan tinggi dewasa ini, tentunya ada perubahan mendasar, unik dan menarik di kaji. Tiga perubahan mendasar, yaitu:
1. Pergeseran Orientasi
2. Industrialisasi Institusi Pendidikan
3. Degradasi Tenaga Pendidik
Elemen Pendidikan Essensial Zaman Now adalah prinsip pendidikan seumur hidup (life long education). Peserta didik harus dibekali dengan dua macam kemampuan. Di satu sisi harus memiliki kelenturan untuk menyesuaikan diri dengan angin perubahan. Di sisi lain harus memiliki akar yang kuat agar tidak mudah roboh diterjang angin.
Dua kemampuan tersebut terdiri dari empat elemen penting yaitu, Ilmu Pengetahuan, karakter, kesenian/budaya, spiritual/keagamaan, dan kreativitas.
Menyoal transformasi pendidikan tinggi di era 4.0LSP3I
Hakekatnya proses pendidikan merupakan proses pemberdayaan seseorang untuk membentuk kepribadian dan menciptakan integritas dirinya sendiri. Melalui aktivitas pendidikan itulah seseorang diharapkan dapat memperoleh kemampuan yang dibutuhkan dirinya sendiri maupun oleh masyarakat, dan negara sehingga mampu memberikan kontribusi nyata sesuai dengan kapasitas kompetensinya.
Kompetensi individual sebagai hasil belajar, diharapkan mampu menjadi modal dasar berkontribusi di masyarakat untuk melakukan perubahan yang tentu saja ke arah yang lebih baik. Oleh karena itu pendidikan kita memerlukan orientasi dan arah yang jelas sesuai dengan cita-cita dan tujuan negara.
Itu sebabnya dalam implementasinya pendidikan seharusnya tidak sekedar mendidik seseorang dari sisi intelektualnya, akan tetapi juga kepribadian, etika, dan estetika dari dalam potensi diri isi Pembelajar. Dengan bekal keseimbangan pribadi seperti itulah, peserta didik kita, diharapkan mampu menjadi agen perubahan (agent of change).
Namun sayangnya arah pendidikan saat ini terlihat kehilangan arah dari cita-cita para pendahulu. Pendidikan dewasa ini seperti menjadi komoditas dan dagangan saja. Institusi pendidikan (kampus) yang berorientasi pada selera pasar tak ubahnya seperti menjadi pabrik pencetak mesin mesin manusia siap kerja namun miskin inovasi.
Pendidikan kita yang hanya berorientasi pada hasil (yang dijawantahkan dengan nilai tertulis) tanpa memperhatikan prosesnya menjadikan hasil anak didik menjadi insan-insan yang hanya berorientasi pada hasil dan uang saja.
Jika menyimak secara seksama kebijakan Kemendikbud terkait kampus merdeka berpotensi membuat pendidikan tinggi kita tak menentu arah. Berangkat dari konsep lama link and match, kebijakan ini bakal membuat kampus semakin terjebak menjadi pabrik pencetak tenaga kerja untuk berbagai ragam industri.
Membangun relevansi dunia pendidikan dan dunia kerjaLSP3I
Salah satu masalah penting dalam upaya meningkatkan kualitas sumberdaya manusia (SDM) adalah keterkaitan antara dunia pendidikan dan dunia kerja.
Dunia pendidikan belum mampu menjembatani kebutuhan dunia kerja terkini secara komprehensif. Hal ini pula menjadi penyebab terjadi pengangguran intelektual.
Sejauh mana keterkaitan pendidikan dengan dunia kerja? Untuk menjawab pertanyaan ini, ada 2 hal yang menjadi tantangan perguruan tinggi sekarang ini dalam hubungannya dengan dunia kerja, adalah Kurikulum dan Pendekatan Pengajaran.
Pentingnya perubahan pendidikan di era pengetahuanLSP3I
Para peramal masa depan (futurist) mengatakan bahwa abad 21 disebut abad pengetahuan, karena pengetahuan telah menjadi landasan utama segala aspek kehidupan (Trilling dan Hood, 1999).
Perubahan-perubahan yang terjadi selain karena perkembangan teknologi yang sangat pesat, juga diakibatkan oleh pertumbuhan dan perkembangan yang luar biasa dalam ilmu pengetahuan, psikologi, dan transformasi nilai-nilai budaya.
Era pengetahuan menyebabkan terjadinya perubahan cara pandang manusia terhadap manusia, cara pandang manusia terhadap masalah-masalah sosial dan alam, cara pandang manusia terhadap dunia pendidikan atau perubahan peran orang tua/guru/dosen dalam dunia pendidikan, serta perubahan pola hubungan antar mereka.
Era pengetahuan telah menimbulkan perubahan yang signifikan pada tatanan lapangan kerja maupun dunia pendidikan. Era pengetahuan telah memaksa kita untuk menyesuaikan sejumlah aturan main, cara kerja, perilaku dan bahkan telah menjungkirbalikkan paradigma yang dianggap benar pada zaman sebelumnya.
Hal yang paling sesat terjadi apabila saat kini kita masih menggunakan cara lama di era yang sudah berubah. Perusahaan-perusahaan bisnis yang tercatat sebagai perusahaan kelas dunia ternyata separuhnya telah lenyap dalam tempo 10 tahun, karena mereka tidak mampu mengikuti tuntutan perubahan zaman.
Era pengetahuan telah melahirkan tatanan kehidupan baru, yang memiliki karakteristik berbeda dibandingkan dengan era manual atau era mesin industri. Pengetahuan telah menjadi modal virtual (human capital) yang sangat menentukan perkembangan serta sekaligus kemajuan peradaban di jaman ini.
Dampak yang ditimbulkan dari perubahan tersebut sangat luar biasa, antara lain diperlihatkan melalui sejumlah fenomena seperti :
Mengalirnya beragam sumber daya fisik maupun non-fisik (data, informasi, dan pengetahuan) dari satu tempat ke tempat lainnya secara bebas dan terbuka. Ini telah merubah total lingkup dunia bisnis dan dunia usaha yang selama ini terlihat mapan.
Meningkatnya kolaborasi dan kerjasama antar negara dalam proses penciptaan produk dan/atau jasa yang berdaya saing tinggi secara langsung maupun tidak langsung telah menggeser kekuatan ekonomi dunia dari "barat" menuju "timur" dari "utara" ke "selatan"
Menguatnya tekanan negara-negara maju terhadap negara berkembang untuk secara total segera menerapkan agenda globalisasi yang memaksa setiap negara untuk menyerahkan nasibnya pada mekanisme ekonomi pasar bebas dan terbuka yang belum tentu mendatangkan keuntungan bagi seluruh pihak yang terlibat.
Begitu banyak pemberitaan mengenai wabah virus corona yang menghiasi media cetak dan elektronik setiap hari. Namun, pemberitaan itu justru tidak banyak memberi edukasi dan pencerahan bagaimana membangun kesadaran publik menghadapi virus corona. Justru, membuat situasi malah bikin makin panik. Hal ini tentunya menimbulkan sindrom berlebihan di tengah geliat usaha pemerintah dan masyarakat melawan Covid-19. Belum lagi munculnya informasi-informasi bohong atau berita hoaks yang menyebar melalui media sosial, tentunya dapat menimbulkan kepanikan dalam masyarakat, yang dapat berdampak pada menurunnya kualitas kesehatan masyarakat.
Pendidikan holistik merupakan suatu filsafat pendidikan yang berangkat dari pemikiran bahwa pada dasarnya seorang individu dapat menemukan identitas, makna dan tujuan hidup melalui hubungannya dengan masyarakat, lingkungan alam, dan nilai-nilai spiritual. Secara historis, pendidikan holistik sebetulnya bukan hal yang baru.
Tujuan pendidikan holistik adalah membantu mengembangkan potensi individu dalam suasana pembelajaran yang lebih menyenangkan dan menggairahkan, demoktaris dan humanis melalui pengalaman dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Melalui pendidikan holistik, peserta didik diharapkan dapat menjadi dirinya sendiri (learning to be). Dalam arti dapat memperoleh kebebasan psikologis, mengambil keputusan yang baik, belajar melalui cara yang sesuai dengan dirinya, memperoleh kecakapan sosial, serta dapat mengembangkan karakter dan emosionalnya (Basil Bernstein).
Pendidikan holistik memperhatikan kebutuhan dan potensi yang dimiliki peserta didik, baik dalam aspek intelektual, emosional, emosional, fisik, artistik, kreatif, dan spritual. Proses pembelajaran menjadi tanggung jawab personal sekaligus juga menjadi tanggung jawab kolektif, oleh karena itu strategi pembelajaran lebih diarahkan pada bagaimana mengajar dan bagaimana orang belajar. Beberapa hal yang harus dipertimbangkan dalam mengembangkan strategi pembelajaran holistik, diantaranya: (1) menggunakan pendekatan pembelajaran transformatif; (2) prosedur pembelajaran yang fleksibel; (3) pemecahan masalah melalui lintas disiplin ilmu, (4) pembelajaran yang bermakna, dan (5) pembelajaran melibatkan komunitas di mana individu berada.
Dalam pendidikan holistik, peran dan otoritas dosen untuk memimpin dan mengontrol kegiatan pembelajaran hanya sedikit dan dosen lebih banyak berperan sebagai sahabat, mentor, dan fasilitator. Peran dosen seperti seorang teman dalam perjalanan yang telah berpengalaman dan menyenangkan.
Kampus sebagaimana Sekolah hendaknya menjadi tempat peserta didik dan dosen bekerja guna mencapai tujuan yang saling menguntungkan. Komunikasi yang terbuka dan jujur sangat penting, perbedaan individu dihargai dan kerjasama (kolaborasi) lebih utama dari pada kompetisi.
Metode pendidikan baru dalam beradaptasi dengan revolusi industri 4.0LSP3I
"Revolusi Industri 4.0 itu hanya istilah semata, yang sesungguhnya adalah tradisi berpikir manusia yang mengikuti garis linier hubungan antara pengetahuan, sains, dan teknologi yang pengaruhnya pada perubahan alam dan perubahan perilaku manusia sungguh sangat luar biasa karena terciptanya peralatan-peralatan yang digunakan untuk memudahkan manusia melakukan kegiatan-kegiatan yang sulit dan rumit."- Berbagai upaya pemerintah dan perguruan tinggi kita dalam menyambut penetrasi Revolusi Industri 4.0, yang kedatangannya diharapkan tidak sekadar disambut oleh euforia yang melenakan, tetapi merangsang kesadaran bahwa kesiapaan bangsa ini untuk menceburkan diri pada arus revolusi tersebut harus disertai dengan 'pemberian bekal' yang mumpuni agar menghindarkan diri terseret arus globalisasi yang menenggelamkan. Banyak analisa menyatakan bahwa keunggulan kompetitif (competitive adventage) sebuah bangsa di era Revolusi Industri 4.0 ini sesungguhnya mengejawantah pada kemampuan mengintegrasikan beragam sumber daya yang dimiliki agar memiliki konektivitas pada penguasaan teknologi, komunikasi, dan big data untuk menghasilkan 'smart product' dan 'smart services', dan tidak sekadar pada produktivitas kerja yang berskala besar semata. Tantangan Utama Revolusi Industri 4.0 adalah peningkatan kualitas sumber daya manusia, yang dapat mengelaborasi ilmu pengetahuan, keterampilan hidup, dan penguasaan terhadap teknologi informasi.
Skill yang harus dimiliki Lulusan Perguruan Tinggi di era industri 4.0LSP3I
Era revolusi industri 4.0 membuka kesempatan bagi sumber daya manusia (SDM) di berbagai bidang untuk memiliki keahlian yang sesuai dengan perkembangan teknologi terkini. Untuk itu, diperlukan kesiapan pelaksanaan program pendidikan dan pembelajaran yang dapat meningkatkan keterampilan (up-skilling) atau pembaruan keterampilan (reskilling) para peserta didik berdasarkan kebutuhan dunia kerja saat ini.
Perguruan tinggi, sudah menyadari pentingnya pendidikan soft skill untuk para mahasiswanya. Perguruan tinggi saat ini tak hanya membekali anak didiknya dengan ilmu pengetahuan dan hard skill, tetapi juga mulai melakukan pengembangan soft skill. Perguruan tinggi harus secara konsisten mendidik dan mempersiapkan anak didik mereka agar kelak dapat beradaptasi dengan dunia kerja dewasa ini melalui penyelenggaraan pendidikan dan pembelajaran yang menyelarasakan kebutuhan hardskill dan softskill kekinian, yang menjadi tuntutan dalam era revolusi industri 4.0.
Mengenal metode dan teknik mengajar dosen masa kiniLSP3I
Di era pendidikan 4.0 ini, PT menghadapi tantangan yang besar. Untuk itu, diperlukan adanya peningkatan kualitas proses pembelajaran dalam rangka menghasilkan lulusan yang bermutu. Untuk meningkatkan kualitas proses pembelajaran di PT, dituntut adanya peningkatan kompetensi dan profesionalisme dosen.
Profesionalisme mengisyaratkan empat kompetensi yang harus dimiliki dosen, khususnya kompetensi dosen yang terkait dengan tugas utamanya sebagai pengajar sekaligus pendidik, yaitu kompetensi bidang studi, kompetensi pemahaman tentang peserta didik, kompetensi pembelajaran yang mendidik, dan kompetensi pengembangan kepribadian dan keprofesionalan.
Strategi perguruan tinggi untuk menarik minat mahasiswa baruLSP3I
Kegiatan pemasaran perguruan tinggi tentu berbeda dengan organisasi bisnis. Perbedaan tersebut tentu disebabkan oleh tujuan, skala, dan pelanggan yang berbeda. Perguruan tinggi, tentu bukan organisasi bisnis yang kadang lebih permisif dalam banyak hal, sehingga ada batasan-batasan bagi perguruan tinggi dalam melakukan kegiatan pemasaran. Boleh di bilang pemasaran perguruan tinggi lebih sebagai pemasaran kehumasan. SEhingga perguruan tinggi lebih banyak mengandalkan pemasaran yang porsi kehumasannya lebih besar. Sedangkan periklanan, promosi penjualan, dan penjualan peribadi, akan lebih kecil.
Perguruan tinggi sebagai organisasi non profit, seperti juga halnya organisasi bisnis juga mengharapkan keuntungan dalam melakukan kegiatannya. Tujuannya agar perguruan tinggi tinggi dapat memelihara dirinya secara ekonomi, disamping dengan begitu, cita-cita mulia perguruan tinggi yang mendidik anak bangsa menjadi insan Indonesia yang cerdas dan kompetitif bisa tetap dipegang, dan tentu saja diraih.
Era kini bernama disrupsi, yang sering diposisikan sebagai suatu masalah, di lain sisi sebagai tantangan dan sekaligus solusi dalam peradaban kehidupan kekinian. Terminologi “disruptif” yang menjadi kata sifat dari era atau jaman memiliki makna konotasi negatif karena merupakan sebuah perubahan kemapanan. Disrupsi yang secara literal diterjemahkan sebagai “kekacauan” memiliki derivasi makna yang tidak lepas dari daya ledakan perubahan yang mengganggu kematangan modernisasi. Ia juga membuat kekisruhan baru melalui pola-pola menyeluruh dari aspek semua kehidupan
Sejak terbukanya kebebasan informasi dan teknologi media, pertumbuhan media massa dan media baru mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Media komunikasi yang telah bermetamorfosis menjadi media digital itu perkembangannya semakin beragam, lebih gampangnya direpresentasikan oleh pertumbuhan smartphone dan sejenisnya.
Dewasa ini penetrasi berbagai jenis media tersebut telah merambah ke berbagai kalangan dan komunitas di masyarakat, tanpa membedakan strata sosial dan ekonomi. Seiring dengan berkembangnya teknologi komunikasi tentu ada beberapa konsekuensi, baik yang berkonotasi positif maupun negatif, dalam konteks ini dapat dianalogikan bahwa media masa telah mengambil bagian dari peran-peran tertentu di masyarakat. Media massa telah mempengaruhi pola pikir dan realitas kehidupan dengan ragam cara.
Realitas atau kenyataan, dalam bahasa sehari-hari berarti "hal yang nyata; yang benar-benar ada". Dalam pengertiannya yang sempit dalam filsafat barat, ada tingkat-tingkat dalam sifat dan konsep tentang realitas. Tulisan ini membahas pentingnya memahami realitas objektif dan realitas media agar kita tidak terasing dan tersesatkan dengan berita media massa yang semakin masif dan menghegemoni masyarakat kekinian.
Belajar lagi, belajar lagi ........bosan ahh.......!", gerutu sebagian mahasiswa saat disuruh belajar atau mengerjakan tugas kuliah. Biasanya mereka juga tidak langsung menurut bila disuruh, tapi berusaha menghindar dengan berbagai alasan. Tony Buzan melakukan survai. Tiga puluh tahun lamanya ia melakukan penelitian yang berkaitan dengan asosiasi seseorang terhadap kata "belajar". Waktu ditanyakan kepada responden kesan apa yang muncul dalam pikiran mereka saat mendengar kata "pendidikan" atau "belajar", jawabannya adalah "membosankan", "ujian", "tugas", "buang-buang waktu", "hukuman", tidak relevan", "tahanan", "benci dan takut".
Dapat disimpulkan bahwa belajar dan kuliah bukanlah hal yang menyenangkan bagi sebagian mahasiswa kita. Sebenarnya apa yang terjadi dengan mereka? Apakah karena belajar telah menjadi semacam pemaksaan dan beban sehingga keasyikan mereka menguasai keterampilan menjadi hilang?
Menggagas perguruan tinggi alternatif berbasis entrepreneurship dan ekonomi k...LSP3I
Pertumbuhan makro ekonomi yang cukup kuat selama lebih dari satu dekade ini secara berlahan telah mampu menurunkan angka pengangguran di Indonesia. Namun, dengan kira-kira dua juta penduduk Indonesia yang tiap tahunnya terjun ke dunia kerja, adalah tantangan yang sangat besar buat pemerintah Indonesia untuk menstimulasi penciptaan lahan kerja baru supaya pasar kerja dapat menyerap para pencari kerja yang tiap tahunnya terus bertambah; pengangguran muda (kebanyakan adalah mereka yang baru lulus kuliah) adalah salah satu kekhawatiran utama dan butuh adanya tindakan yang cepat. Negara ini juga memiliki populasi penduduk yang muda karena sekitar setengah dari total penduduk Indonesia berumur di bawah 30 tahun. Jika kedua faktor tersebut digabungkan, indikasinya Indonesia adalah negara yang memiliki kekuatan tenaga kerja yang besar, yang akan berkembang menjadi lebih besar lagi ke depan, maka menekankan pentingnya penciptaan lapangan kerja dalam perekonomian terbesar di Asia Tenggara.
Pembelajaran yang efektif adalah pembelajaran yang dapat mencapai tujuan pembelajaran itu sendiri. Dosen perlu memilih pendekatan/metode pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik dan tujuan mata kuliah. Salah satu metode yang efektif digunakan dalam pembelajaran adalah metode presentasi dan penjelasan. Metode presentasi dan penjelasan dimaksudkan untuk membantu peserta didik mengembangkan pengetahuan deklaratif baru. Ada dua hasil belajar utama yang inggin dicapai melalui metode presentasi dan penjelasan yaitu membantu peserta didik mengembangkan struktur konseptual dan mengembangkan kebiasaan mendengarkan dan berpikir. Perlu dicatat bahwa metode presentasi dan penjelasan sangat tidak efektif digunakan untuk mengembangkan pengetahuan prosedural, berpikir tingkat tinggi, dan kemampuan pemecahan masalah.
Seiring perkembangan di era digital, teknologi semakin canggih, dengan mudahnya informasi diakses. Jika dulu informasi didapatkan dari media konvensional seperti koran dan televisi, kini masyarakat bisa mengaksesnya hanya dari genggaman tangan dengan menggunakan perangkat smartphone. Informasi tersebut tentunya tak hanya hiburan, tapi juga ilmu yang berguna untuk pendidikan. Peserta didik bisa belajar IPTEKS dengan cara yang lebih menyenangkan dan interaktif lewat teknologi. Tak lagi hanya duduk menyimak dosen yang mengajar di depan kelas.
Inilah menjadi tantangan pendidikan kita kekinian, bagaimana proses pembelajaran yang seharusnya di dalam dunia pendidikan di era digital saat ini berbenah. Proses pembelajaran yang konvensional atau tradisional di diubah. Pendidikan konvensional yang lebih menekankan kepada mengingat, menghapalkan, memperoleh informasi hanya dari satu arah atau mengaplikasikan prosedur sederhana yang membuat peserta didik tidak mahir dalam berpikir kritis terhadap permasalahan yang dihadapi.
Pendidikan Instan : Telisik Sisi Lain Praktek Pendidikan KekinianLSP3I
Pendidikan adalah kehidupan dan jantung peradaban sebuah bangsa karena Pendidikan adalah satu-satunya yang dapat melahirkan negara bermartabat. Jika sistem dan praketk pendidikan berjalan tidak sebagaimana mestinya, maka maka output dari pendidikan itu sendiri tidak akan menghasilkan dampak yang baik justru akan menghancurkan peradaban kehidupan itu sendiri.
2. Lembaga Studi Pengkajian dan Pengembangan Pendidikan Indonesia (Institute for Policy Research and Development
study Indonesian Education), disingkat LSP3I, adalah organisasi non profit pendidikan yang bergerak di bidang
KAJIAN, STUDI & RISET yang berdiri sejak Mei 2008 di Jakarta. Awalnya berbentuk yayasan, kemudian dalam
perkembangannya berubah menjadi perkumpulan pada 5 Juli 2008.
LSP3I berasaskan Pancasila dan pembukaan UUD 1945. Tujuannya mewujudkan tatanan pendidikan Indonesia yang
berpegang kepada nilai-nilai pemerataan kesempatan pendidikan, peningkatan mutu serta relevansi dan efisiensi
manajemen pendidikan untuk menghadapi tantangan sesuai dengan tuntutan perubahan kehidupan lokal, nasional
dan global, baik dalam rumusan hukum maupun dalam pelaksanaannya.
Untuk mencapai tujuannya, LSP3I melakukan usaha-usaha sebagai berikut:
1. Melakukan pengkajian terhadap kebijakan-kebijakan ( policies ) dan atau hukum ( laws and regulations ),
penerapannya, serta dampaknya terhadap kehidupan sosial, ekonomis, dan budaya , masyarakat;
2. Mengembangkan gagasan dan konsepsi atau alternatif kebijakan atas pendidikan yang tanggap terhadap
kebutuhan masyarakat;
3. Melakukan Kajian, studi dan riset secara terencana, terarah, dan berkesinambungan dalam berbagai bentuk bagi
pemerataan kesempatan pendidikan, peningkatan mutu serta relevansi dan efisiensi manajemen pendidikan;
Menyebarluaskan informasi berkenaan dengan gagasan, konsep, dan kebijakan pendidikan
3. FUNGSI & TUJUAN LSP3I
Fungsi
1.Menjadi pusat manajemen Kajian, Studi, Penelitian dan penerapannya.
2.Menjadi pusat informasi Kajian, Studi, Penelitian dan pengabdian yang interaktif
dengan masyarakat sesuai dengan perkembangan isu-isu terbaru.
Tujuan
1.Meningkatkan kualitas kegiatan Kajian, Studi, Penelitian dan pengabdian kepada
masyarakat dalam rangka pengembangan dan peningkatan mutu pendidikan
Indonesia
2.Mengembangkan dan meningkatkan kualitas jurnal hasil-hasil penelitian, artikel
ilmiah dan perkembangan metode riset terbaru.
3.Menciptakan iklim dan budaya meneliti dengan berbagai pelatihan metodologis baik
pada tingkat pemula maupun lanjutan.
4.Mendorong kreativitas, inovasi, dan produktivitas dalam meneliti melalui berbagai
kajian penelitian kompetitif nasional.
4. LSP3I mempunyai empat kegiatan utama sebagai berikut:
1. Studi kebijakan dan/atau hukum yang berdampak pemerataan kesempatan pendidikan,
peningkatan mutu serta relevansi dan efisiensi manajemen pendidikan;
2. KAJIAN, STUDI, RISET dalam berbagai bentuknya;
3. Pendidikan dan pelatihan;
4. Penerbitan dan penyebaran informasi Pendidikan.
5. Penerbitan LSP3I ditujukan untuk masyarakat umum, organisasi/lembaga pendidikan, para
penegak akademisi, pendidik (dosen/guru), pengambil kebijakan dan yang berkepentingan
lainnya.
Penerbitan LSP3I terdiri dari:
1. Buku, Jurnal, Prosiding, Artikel, dan Kertas Kerja ; merupakan hasil studi yang disiapkan oleh
LSP3I mau pun hasil terjemahan sejumlah naskah instrumen internasional dan atau buku IPTEKS
pendidikan.
2. Observasi ; merupakan hasil laporan terhadap aktifitas, kegiatan, operasional pendidikan dengan
menggunakan parameter hukum, aturan, mekanisme, prosedur, undang Undang pendidikan.
Observasi yang menjadi fokus di sini adalah yang berkaitan dengan kasus-kasus dan
pelanggaran kegiatan, aktifitas dan operasional Pendidikan.
3. Buletin ; merupakan media untuk mengkomunikasikan kegiatan, aktifitas serta peristiwa-peristiwa
pendidikan secara reguler kepada masyarakat umum. Buletin ini diberi nama EDUCATION.
5. Visi Pusat Kajian Studi LSP3I
Visi Pusat Kajian dan Studi LSP3I adalah menjadi pusat kajian yang memiliki komitmen tinggi terhadap
kajian dan studi pendidikan sekaligus menjadikan pusat pencerahan keilmuan yang kompeten dan
terdepan.
Misi Pusat Kajian dan Studi LSP3I
1. Melakukan kajian dan studi terhadap dinamika pendidikan, perubahan sosial dan politik dalam konteks
pendidikan di tingkat nasional.
2. Melakukan kajian dan studi terhadap dinamika bidang pendidikan di tingkat daerah dalam proses
implementasi otonomi daerah dan desentralisasi
3. Mendeseminasikan hasil-hasil penelitian melalui laporan berkala dan jurnal ilmiah yang terakreditasi
4. Melakukan pengabdian pada masyarakat dan pemberdayaan yang bersifat mandiri melalui kerjasama /
kemitraan dengan berbagai lembaga pemerintah, swasta dan organisasi non – pemerintah lainnya, baik
dari dalam maupun luar negeri.
5. Merekomendasikan hasil-hasil penelitian sebagai saran bahan pengambilan keputusan.
6. Melakukan kajian-kajian pendidikan perwujudan pemerataan kesempatan pendidikan, peningkatan mutu
serta relevansi dan efisiensi manajemen pendidikan serta tegaknya hukum (rule of law di bidang
pendidikan).
6. Tujuan Pusat Kajian dan Studi LSP3I
1. Membangun iklim akademis yang kondusif bagi pengembangan keilmuan, kreatifitas dan
inovasi baru;
2. Menumbuhkan berbagai gagasan di atas semangat keterbukaan, kebersamaan, kritik
membangun dan partisipatif aktif agar dapat memperoleh empati dari berbagai strata
kelembagaan apapun dan meniliki nilai tawar atau jual kea rah kerjasama kemitraan;
3. Meningkatkan profesionalisme dosen dalam kegiatan penelitian dan pengabdian pada
masyarakat yang bermutu;
4. Menumbuhkembangkan kualitas SDM Birokrat Pemerintah Daerah agar dapat terwujud tugas
pelayanan publik yang profesional dan proporsional.
5. Mempublikasikan hasil-hasil penelitian melalui jurnal ilmiah yang terakreditasi;
6. Menstimulasi dan mendorong kuantitas dan kualitas hasil-hasil penelitian;
7. Melakukan penelitian dan pengabdian pada masyarakat yang bersifat mandiri maupun
kerjasama/kemitraan dengan berbagai lembaga pemerintah, swasta dan organisasi non-
pemerintah lainnya.
7. Manfaat Pusat Kajian dan Studi LSP3I
1. Eksternal
a. Pusat Kajian dan studi ini dapat menjadi center of exellence dalam melakukan penelitian, dan bagi
pemerintah pusat dan daerah untuk dapat memberikan kontribusinya seoptimal mungkin melalui
kajian, studi dan penelitian, mulai dari optimalisasi peran dan fungsi lembaga pendidikan, sumberdaya
manusia dalam format paradigma desentralisasi yang pada gilirannya lembaga/organisasi pendidikan
tersebut dapat memberikan fasilitas bagi para pengguna : masyarakat, dan lembaga non-pemerintah
lainnya;
b. Bagi kalangan swasta, Pusat Kajian dan studi ini dapat menjadi mitra kerjasama aplikatif bagi
pengembangan pendidikan Indonesia melalui penelitian, konsultasi, penyediaan data dan informasi
yang relevan dan lain sebagainya;
c. Bagi masyarakat secara luas, Pusat Kajian dan studi ini ditujukan sebagai agent yang akan menyerap,
mengagregasikan dan mengartikulasikan aspirasi mereka, sekaligus memberikan ide-ide dan
pemikiran konstruktif yang diperlukan masyarakat dan para pemangku kepentingan pendidikan.
2. Internal
a. Mewadahi dan menopang program pemerintah di bidang pendidikan yang terkait dalam meningkatkan
kualifikasi dan akreditasi penelitian dan pengabdian pada masyarakat;
b. Menyediakan satu sumber akses informasi bagi para dosen/peneliti dan mahasiswa yang berminat
melakukan penelitian dan kajian-kajian IPTEKS bidang Pendidikan;
c. Membantu menumbuhkembangkan atmosfir akademis serta pemberdayaan lembaga penelitian;
d. Mengoptimalkan peran dan fungsi lembaga penelitian dan pengabdian pada masyarakat melalui
dukungan kegiatan operasional di bidang pendidikan.
8. Bidang Kegiatan
1. Kajian, Studi, Penelitian
Berbagai penelitian yang bersifat monodisiplin maupun multidisiplin baik dilakukan sendiri atau pun
bekerjasama dengan lembaga-lembaga pemerintah dan non-pemerintah dari dalam dan luar
negeri.
2. Pengembangan Masyarakat
Berbagai kegiatan pengembangan dan pemberdayaan masyarakat yang bersifat monodisiplin
maupun multidisiplin baik dilakukan sendiri maupun kerjasama dengan lembaga-lembaga
pemerintah dan swasta dari dalam dan luar negeri.
3. Pertemuan Ilmiah
Pertemuan ilmiah diadakan baik dalam skala regional, nasional maupun internasional dalam
berbagai bentuk, seperti diskusi bulanan, seminar, workshop,konferensi dan sebagainya secara
berkala.
4. Penerbitan
Penerbitan karya ilmiah akan dilakukan secara berkala baik melalui jurnal ilmiah maupun bulletin.
Oleh karena itu, pembentukan Jurnal Ilmiah yang terakreditasi dengan melakukan pembinaan
disiplin ilmu tertentu dalam rangka aktivitas Pusat kajian ini merupakan suatu keharusan.
9. 5. Pelatihan & Pengembangan
a. Pelatihan Metodologi Penelitian, kajian kebijakan, layanan, otonomi, pengembangan bidang
Pendidikan;
b. Pelatihan dan pengembangan bagi tenaga pendidik (guru/dosen), manajemen pendidikan, sistem
perencanaan dan pengembangan pendidikan;
c. Pelatihan di bidang pendidikan dan organisasi/lembaga pendidikan.
d. Pelatihan dan pengembangan berbagai permasalahan actual dan factual pendidikan serta
pemecahan masalah.
6. Dokumentasi & Informasi
a. Penyelidikan, pencarian dan pengumpulan berbagai berita atau sumber-sumber keterangan serta
pengiriman dokumentasi sebagai bahan-bahan koleksi, buku-buku, jurnal serta laporan penelitian,
abstrak penelitian maupun bentuk dokumentasi elektronik maupun cetak.
b. Semua sumber informasi dapat dijadikan sebagai bahan promosi baik untuk kepentingan lembaga
LSP3I maupun konsumsi masyarakat umum.
10. Lingkup Kegiatan
1. Pendidikan
2. ICT Bidang Pendidikan
3. Kebijakan Pendidikan
4. Hukum, Aturan, Prosedur, Mekanisme, Undang-Undang Bidang Pendidikan
5. Pengabdian Kemasyarakatan
6. Administrasi Pendidikan
7. Hubungan Internasional (Kerjasama Pendidiakn Antar Negara)
8. Dinamika Pendidikan Lokal dan Nasional, Regional, Internasional
9. Otonomi Daerah bidang Pendidikan
10.Pembangunan Pendidikan Nasional dan Daerah
11. Tugas pokok dan Fungsi Peneltian LSP3I
a. Melakukan penelitian dalam ilmu pengetahuan dan teknologi berbasis pendidikan;
b. Melakukan penelitian untuk pendidikan dan pengembangan pendidikan;
c. Melakukan penelitian untuk mengembangkan konsep kebijakan, pembangunan pendidikan nasional dan
regional;
d. Menjalankan administrasi lembaga Untuk meningkatkan peran aktif dan fungsi LSP3I dalam bidang penelitian.
LSP3I mempunyai program sebagai berikut:
a. Peningkatan kapabilitas peneliti
b. Peningkatan daya saing peneliti untuk mengakses sumber dana dari luar.
c. Peningkatan kemampuan peneliti dalam mendeseminasikan dan HKI hasil penelitian di berbagai media
publikasi.
d. Memperkuat fungsi kelembagaan dalam pengelolaan penelitian dan media publikasi hasil penelitian
e. Memperluas jejaring kerjasama peneliti dengan pihak luar.
f. Berperan aktif di bidang organisasi profesi yang menunjang penelitian di LSP3I.
g. Peningkatan penyediaan system pencegahan plagiarism terhadap naskah hasil penelitian yang akan di
Publikasikan.
h. Melakukan koordinasi, monitoring dan evaluasi serta pengendalian sumberdaya dalam melaksanakan
penelitian.
i. Membantu pemerintah dalam merumuskan dan melaksanakan kebijakan daerah dan pembangunan nasional
di bidang pendidikan
j. Memfasilitasi hubungan dengan pihak luar dalam kegiatan penelitian
13. Fungsi, Manfaat, Kegunaan penelitian
Untuk melihat bagaimana dan seberapa jauh peranan suatu penelitian, ada baiknya dilihat
kembali jenis penelitian tersebut. Penelitian sangat memegang peranan penting jika
dilakukan secara baik dan benar, sebab penelitian dapat berfungsi sebagai :
1. Membantu manusia untuk meningkatkan kemampuannya dalam menginterpretasikan
fenomena-fenomena yang terjadi didalam masyarakat dan sekitarnya, yang bersifat
kompleks dan saling berkait,
2. Mempermudah dalam pencapaian tujuan yang diharapkan,
3. Sebagai pemberi rekomendasi,
4. Sebagai alat perencanaan untuk melakukan kegiatan selanjutnya,
5. Dapat mengatasi atau menjawab persoalan-persoalan yang dihadapi,
6. Sebagai alat dalam pengambilan keputusan,
7. Sebagai media untuk perkembangan ilmu pengetahuan, melalui penelitian yang dijalankan
dapat ditemukan sesuatu yang baru ataupun penyempurnaan pengetahuan yang telah
ada,
8. Membantu persoalan pendidikan, setidaknya lewat penelitian dapat diperolehnya jawaban
yang sedang dihadapi, baik untuk pengembangan maupun meningkatkan meningkatkan
mutu pendidikan
14. Kegunaan penelitian ialah untuk menyelidiki keadaan dari, alasan untuk, dan
konsekuensi terhadap suatu set keadaan khusus. Keadaan tersebut bisa saja di
kontrol melalui percobaan (eksperimen) ataupun berdasarkan observasi tanpa kontrol.
Penelitian memegang peranan yang amat penting dalam memberikan fondasi terhadap
tindak serta keputusan dalam segala aspek pembangunan.
Jika penelitian tidak diadakan, serta kenyataan-kenyataan tidak pernah diuji lebih
dahulu melalui penelitian. Tidak ada negara yang sudah maju dan berhasil dalam
pembangunan, tanpa melibatkan banyak daya dan dana dalam bidang penelitian.
Banyak penelitian yang menyimpulkan bahwa kontribusi dari penelitian mempunyai
nilai yang lebih tinggi dibandingkan dengan biaya yang dikeluarkan untuk keperluan
tersebut.
Ada dua cara untuk menilai benefit (keuntungan) dari penelitian. Pertama,
menggunakan teknik internal rate of return to investment. Dan kedua dengan
menghitung nilai marginal dari output per dolar modal yang ditanamkan dalam
penelitian.
15. MANFAAT PENELITIAN
Pengertian penelitian mengandung 2 manfaat penelitian, yaitu (1) manfaat teoritis dan
(2) manfaat praktis
1. Manfaat Teoritis
Penelitian yang bertitik tolak dari meragukan suatu teori tertentu disebut penelitian verifikatif.
Keraguan terhadap suatu teori muncul jika teori yang bersangkutan tidak bisa lagi
menjelaskan peristiwa-peristiwa aktual yang dihadapi. Pengujian terhadap teori tersebut
dilakukan melalui penelitian empiris, dan hasilnya bisa menolak, atau mengukuhkan, atau
merevisi teori yang bersangkutan.
2. Manfaat Praktis
Pada sisi lain, penelitian bermanfaat pula untuk memecahkan masalah-masalah praktis.
Hampir semua lembaga yang ada di masyarakat, baik lembaga pemerintahan maupun
lembaga swasta, menyadari manfaat ini dengan menempatkan penelitian dan
pengembangan sebagai bagian integral dalam organisasi mereka. Kedua manfaat penelitian
tersebut merupakan syarat dilakukannya suatu penelitian sebagaimana dinyatakan dalam
rancangan (desain) penelitian.