5. • Sangat kompleks dan ber-beda2 untuk setiap tingkatan
• Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
• usia 6-14 th Kelainan refraksi,
masalah kesehatan gigi dan mulut,
Obesitas, KEP, GAKY, anemia dan
kecacingan.
TK/SD/MI
• kesehatan reproduksi & perilaku berisiko
yang cenderung dilakukan oleh remaja
• Masalah kesehatan gangguan gizi;
kurus, obesitas dan anemia.
SMP/MTS
SMA/MA/
SEDERAJAT
6.
7.
8.
9.
10. Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
KELUARGA BERISIKO STUNTING
Adalah keluarga yang memiliki satu
atau lebih faktor risiko stunting,
yaitu:
1. Keluarga dengan anak remaja
putri/ calon pengantin
2. Keluarga dengan ibu hamil
3. Keluarga dengan anak usia 0-23
bulan
4. Keluarga dengan anak usia 24-59
bulan
• Keluarga Berisiko Stunting bisa
dari keluarga dengan
pendapatan rendah/ miskin
(berstatus pra sejahtera),
pendidikan orang tua rendah (SD
atau SMP) terutama istri,
mempunyai anak balita ≥ 2 dan
atau anak ≥ 3, lingkungan dan
sanitasi buruk, dan tidak
mempunyai akses air bersih.
11. Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
1. KELUARGA DENGAN ANAK REMAJA PUTERI/
CALON PENGANTIN
RISIKO TINGGI
1. Catin perempuan mengidap anemia;
2. Catin perempuan KEK (IMT <20 dan atau
LILA <23,5 cm)
3. Catin perempuan berumur < 19 tahun
Dan disertai dengan salah satu kondisi:
1. Berasal dari keluarga pra-sejatera (miskin)
2. Mempunyai pendidikan rendah (≤ SMP)
3. Tinggal di rumah/ lingkungan dengan
sanitasi buruk (rumah tidak layak huni)
4. Tidak memiliki akses terhadap air bersih
RISIKO SEDANG
1. Catin perempuan mengidap anemia;
2. Catin perempuan KEK (IMT <20 dan atau
LILA <23,5 cm)
3. Catin perempuan berumur < 19 tahun
Atau keluarga catin yang:
1. Berasal dari keluarga pra-sejatera (miskin)
2. Mempunyai pendidikan rendah (≤ SMP)
3. Tinggal di rumah/ lingkungan dengan
sanitasi buruk (rumah tidak layak huni)
4. Tidak memiliki akses terhadap air bersih
RISIKO RENDAH
Catin tidak mengidap anemia, mempunyai IMT >20 dan atau LILA >23,5 cm, berasal dari keluarga sejahtera,
berpendidikan tinggi (>SMP), serta tinggal di lingkungan dengan sanitasi baik dan mempunyai akses terhadap air
bersih
12. 2. KELUARGA DENGAN IBU HAMIL
RISIKO TINGGI
1. Mengidap anemia
2. Kekurangan energi kronis (IMT <20 dan atau LILA
<23,5 cm)
3. Umur <20 tahun atau umur >35 tahun
4. Jarak kehamilan dengan kelahiran sebelumnya sangat
dekat (< 2 tahun) dan atau kehamilan kembar
5. Pertambahan berat badan selama kehamilan tidak
sesuai (< 9 kg)
6. Memiliki penyakit penyerta
Dan disertai dengan salah satu kondisi:
1. Berasal dari keluarga pra-sejatera (miskin)
2. Mempunyai pendidikan rendah (≤ SMP)
3. Tinggal di rumah/ lingkungan dengan sanitasi buruk
(rumah tidak layak huni)
4. Tidak memiliki akses terhadap air bersih
RISIKO SEDANG:
1. Mengidap anemia
2. Kekurangan energi kronis (IMT <20 dan atau LILA
<23,5 cm)
3. Umur <20 tahun atau umur >35 tahun
4. Jarak kehamilan dengan kelahiran sebelumnya sangat
dekat (< 2 tahun) dan atau kehamilan kembar
5. Pertambahan berat badan selama kehamilan tidak
sesuai (< 9 kg)
6. Memiliki penyakit penyerta
Atau keluarga ibu hamil yang:
1. Berasal dari keluarga pra-sejatera (miskin)
2. Mempunyai pendidikan rendah (≤ SMP)
3. Tinggal di rumah/ lingkungan dengan sanitasi buruk
(rumah tidak layak huni)
4. Tidak memiliki akses terhadap air bersih
RISIKO RENDAH
Dikategorikan berisiko rendah jika ibu hamil tidak mengidap anemia, tidak KEK (IMT <20 dan atau LILA <23,5 cm),hamil
pada umur 20 - 35 tahun, jarak kehamilan dengan kelahiran sebelumnya >2 tahun dan bukan kehamilan kembar, tidak
memiliki penyakit penyerta , berasal dari keluarga sejatera, mempunyai pendidikan tinggi, serta tinggal di rumah/
lingkungan dengan sanitasi baik dan memiliki akses terhadap air bersih
13. 3. KELUARGA DENGAN ANAK USIA 0 – 23 BULAN
RISIKO TINGGI
1.Berat badan bayi lahir rendah <2,5 kg
2.Panjang badan saat lahir <48 cm
3.Kelahiran prematur
4.Lahir bayi kembar
5.Tidak mendapat asi eksklusif
6.Memiliki penyakit infeksi kronis
7.Gizi kurang dan atau gizi buruk (TB/BB)
8.Imunisasi tidak lengkap
Den disertai dengan salah satu kondisi:
1.Berasal dari keluarga pra-sejatera
(miskin)
2.Keluarga dengan jumlah balita ≥ 2
3.Keluarga mempunyai ibu dengan
pendidikan rendah (≤ SMP)
4.Tinggal di rumah/ lingkungan dengan
sanitasi buruk (rumah tidak layak huni)
5.Tidak memiliki akses terhadap air bersih
RISIKO SEDANG
1. Berat badan bayi lahir rendah <2,5 kg
2. Panjang badan saat lahir <48 cm
3. Kelahiran prematur
4. Lahir bayi kembar
5. Tidak mendapat asi eksklusif
6. Memiliki penyakit infeksi kronis
7. Gizi kurang dan atau gizi buruk (TB/BB)
8. Imunisasi tidak lengkap
Atau keluarga dengan anak 0 – 23 bulan
yang berasal dari::
1. Berasal dari keluarga pra-sejatera
(miskin)
2. Keluarga dengan jumlah balita ≥ 2
3. Keluarga mempunyai ibu dengan
pendidikan rendah (≤ SMP)
4. Tinggal di rumah/ lingkungan dengan
sanitasi buruk (rumah tidak layak huni)
5. Tidak memiliki akses terhadap air
bersih
RISIKO RENDAH
Dikategotikan berisiko
rendah jika anak usia 0-23
bulan memiliki berat bayi
lahir >2,5 kg, Panjang badan
saat lahir >48 cm, tidak lahir
prematur, tidak
kembar,mendapat asi
eksklusif, tidak memiliki
penyakit infeksi kronis,
tidak gizi kurang atau gizi
buruk (TB/BB), imunisasi
lengkap, berasal dari
keluarga sejatera, keluarga
mempunyai pendidikan
tinggi, tinggal di rumah/
lingkungan dengan sanitasi
baik dan memiliki akses
terhadap air bersih
14. KELUARGA DENGAN ANAK USIA 24 – 59 BULAN
RISIKO TINGGI
1.Memiliki penyakit infeksi kronis
2.Gizi kurang atau gizi buruk
3.Imunisasi dasar tidak lengkap
Dan disertai dengan anak usia 24-59
bulan yang berasal dari:
1.Berasal dari keluarga pra-sejatera
(miskin)
2.Keluarga dengan jumlah balita ≥ 2
3.Keluarga mempunyai ibu dengan
pendidikan rendah (≤ SMP)
4.Tinggal di rumah/ lingkungan dengan
sanitasi buruk (rumah tidak layak
huni)
5.Tidak memiliki akses terhadap air
bersih
RISIKO SEDANG
1.Memiliki penyakit infeksi kronis
2.Gizi kurang atau gizi buruk
3.Imunisasi dasar tidak lengkap
Atau anak usia 24-59 bulan yang
berasal dari:
1.Berasal dari keluarga pra-sejatera
(miskin)
2.Keluarga dengan jumlah balita ≥ 2
3.Keluarga mempunyai ibu dengan
pendidikan rendah (≤ SMP)
4.Tinggal di rumah/ lingkungan
dengan sanitasi buruk (rumah tidak
layak huni)
5.Tidak memiliki akses terhadap air
bersih
RISIKO RENDAH
Dikategorikan berisiko rendah jika
anak usia 24 -59 bulan dengan
tumbuh kembang sesuai umur,
tidak memiliki penyakit infeksi
kronis, tidak gizi buruk dan gizi
kurang, imunisasi dasar lengkap,
berasal dari keluarga sejahtera,
berpendidikan tinggi,serta tinggal
di lingkungan dengan sanitasi baik
dan mempunyai akses terhadap
air bersih
15. APA ITU STUNTING?
Stunting adalah gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak akibat
kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang, yang ditandai dengan panjang
atau tinggi badannya berada di bawah standar yang ditetapkan oleh menteri
yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang kesehatan.
(sumber: Perpres 72 Tahun 2021)
15
19. APA PENYEBABNYA?
Pengasuhan Yang Kurang Baik
Kurangnya akses terhadap air bersih
dan sanitasi
• Kurangnya pengetahuan ibu
mengenai kesehatan dan gizi
sebelum dan pada masa
kehamilan,serta melahirkan.
• 60% anak usia 0-6 bulan tidak
mendapatkan ASI Eksklusif.
• Terbatasnya Layanan kesehatan
untuk ibu selama masa
kehamilan.
Kurangnya akses rumah tangga/keluarga terhadap
makanan bergizi
• Makanan bergizi di Indonesia masih tergolong
mahal.
• Komoditas makanan di Jakarta 94% lebih mahal
dibandingkan dengan di New Delhi, India (RISKESDAS
2013, SDKI 2012, SUSENAS).
• 1 dari 5 rumah tangga di Indonesia
masih buang air besar di ruang
terbuka.
• 1 dari 3 rumah tangga belum
memiliki akses terhadap air bersih.
19
22. TANTANGAN PENURUNAN PREVALENSI STUNTING DI RPJMN 2020-2024
24,4%
Capaian Prevalensi
Stunting di Indonesia
(SSGI, 2021)
TARGET
2019 2020 2021 2022 2023 2024
27,7% 24,1% 21,1% 18,4% 16% 14%
23
• Tahun 2021, target penurunan stunting sebesar 21,1%
belum tercapai karena prevalensi stunting masih 24,4%
• Untuk mencapai 14% di tahun 2024, masih perlu
penurunan prevalensi stunting sebesar 24,4% - 14% =
10,4% dalam 3 tahun
• Target penurunan stunting per tahun sampai 2024 harus
lebih besar dari 10,4%/3 tahun = 3,13% pertahun
23. INTERVENSI GIZI SENSITIF
24
Intervensi yang ditujukan melalui berbagai kegiatan pembangunan di
luar sektor kesehatan
Sasarannya adalah masyarakat umum, tidak khusus untuk sasaran
1.000 Hari Pertama Kehidupan.
Berkontribusi 70 %
25. Masalah
1. Rendahnya Cakupan Vaksinasi Campak Rubella.
2. Rendahnya Cakupan ibu membawa balita ke Posyandu
3. Baru 21 % anak balita yang ter Entri di e PPGBM.
4. Tingginya Angka Pendek dan Sangat Pendek pada
anak Balita.