8MATERI REMBUK STUNTING 2021_22 SEPTEMBER 2021.pdf
MUSYAWARAH DESA XXX REMBUK STUNTING .pptx
1. IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PERCEPATAN PENURUNAN STUNTING di DESA
DAN UPAYA PENCAPAIAN SDGs DESA
REMBUK STUNTING
Pemanfaatan Data Stunting untuk
Perencanaan Pembangunan Desa
Fransiskus Egidius Bala Naisali
Pendamping Desa Kecamatan Insana Barat
Kabupaten Timor Tengah Utara
Bestobe, 22 September 2023
PEMERINTAH KABUPATEN TIMOR TENGAH UTARA
KECAMATAN INSANA BARAT
DESA SUBUN BESTOBE
2. IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PERCEPATAN PENURUNAN STUNTING di DESA
DAN UPAYA PENCAPAIAN SDGs DESA
REMBUK STUNTING
Pemanfaatan Data Stunting untuk
Perencanaan Pembangunan Desa
Bestobe, 22 September 2023
PEMERINTAH KABUPATEN TIMOR TENGAH UTARA
KECAMATAN INSANA BARAT
DESA SUBUN BESTOBE
4. 1. Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2021 tentang
Percepatan Penurunan Stunting
2. Peraturan Menteri Desa Nomor 8 Tahun 2022 tentang
Prioritas Penggunaan Dana Desa Tahun 2023
3. Peraturan BKKBN Nomor 12 Tahun 2021 tentang Rencana
Aksi Nasional Percepatan Penurunan Angka Stunting
Indonesia 2021-2024
Kebijakan Pemerintah Terkait Stunting di Desa
5. • Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat
kekurangan gizi kronis terutama pada 1.000 hari pertama
kehidupan.
• Gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak akibat kekurangan
gizi kronis dan infeksi berulang, yang ditandai dengan panjang atau
tinggi badannya berada di bawah standar yang ditetapkan oleh
menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang
Kesehatan. (Perpres No. 72 Th. 2021)
APA ITU STUNTING?
6. APA PENYEBAB STUNTING?
1. Kurangnya
asupan gizi
ibu saat hamil
2. Kebutuhan
gizi tidak
tercukupi saat
masih di bawah
umur 2 tahun
Penyebab Langsung
• Keluarga tidak bisa menyediakan
bahan pangan/harga tinggi
• Keluarga tidak paham cara
mengolah dan menyajikan menu
Beragam Bergizi Seimbang dan
Aman (B2SA)
• Rumah tidak sehat
• Lingkungan dengan sanitasi
buruk
• Tidak memiliki akses air bersih
• Terbatas atas layanan Kesehatan
ibu hamil
• Perilaku tdk sehat
Penyebab Tidak Langsung
7. APA SAJA DAMPAK STUNTING?
1. Dalam jangka pendek
Stunting menyebabkan gagal tumbuh, hambatan perkembangan kognitif dan
motorik, dan tidak optimalnya ukuran fisik tubuh serta gangguan metabolisme.
2. Dalam jangka panjang
Stunting menyebabkan menurunnya kapasitas intelektual. Gangguan struktur dan
fungsi saraf dan sel-sel otak yang bersifat permanen dan menyebabkan penurunan
kemampuan menyerap pelajaran di usia sekolah yang akan berpengaruh pada
produktivitas saat dewasa. Selain itu, kekurangan gizi juga menyebabkan gangguan
pertumbuhan (pendek dan atau kurus) dan meningkatkan resiko penyakit tidak
menular seperti diabetes melliltus, hipertensi, jantung koroner dan stroke.
8. PENANGANAN STUNTING
Intervensi Spesifik Intervensi Sensitif
1) Keluarga Berencana paska persalinan;
2) Penurunan kehamilan tidak diinginkan;
3) Calon pengantin melakukan pemeriksaan Kesehatan;
4) Penyediaan akses air minum layak bagi rumah tangga;
5) Penyediaan sarana sanitasi layak bagi rumah tangga;
6) Penerimaan Bantuan Iuran (PBI) Jaminan Kesehatan
Nasional bagi RT berpenghasilan rendah;
7) Pendampingan bagi keluarga berisiko stunting;
8) Bantuan Tunai Bersyarat bagi keluarga miskin dan
rentan;
9) Pemberian pemahaman tentang stunting;
10) Bantuan pangan bagi keluarga miskin dan rentan;
11) Desa tanpa Buang Air Besar Sembarangan/BABS.
Remaja
Putri
1) Remaja putri mengkonsumsi TTD
Ibu hamil
2) Tambahan asupan gizi bagi ibu hamil KEK
3) Ibu hamil mengkonsumsi TTD
Bayi 0-23
bulan
(baduta)
Anak 24-
59 bulan
(balita)
4) ASI eksklusif bagi bayi 0-6 bulan
5) MP-ASI bagi baduta
6) Pemantauan tumbuh kembang balita
7) Tambahan asupan gizi bagi balita kurang gizi
8) Tatalaksana gizi buruk bagi balita gizi buruk
9) Imunisasi dasar lengkap bagi balita
Adalah kegiatan yang dilaksanakan untuk mengatasi
penyebab tidak langsung terjadinya stunting dan
umumnya diberikan oleh sektor selain Kesehatan.
Adalah kegiatan yang dilaksanakan untuk
mengatasi penyebab langsung terjadinya stunting
dan umumnya diberikan oleh sektor Kesehatan.
9. ADA 5 SASARAN STUNTING, SIAPA SAJA?
Remaja Putri Calon Pengantin Ibu Hamil & Ibu Nifas Anak 0-59 Bulan Keluarga Beresiko Stunting
10. KELOMPOK SASARAN STUNTING
1
2
3
4
5
REMAJA PUTRI
(Berusia 10-24 tahun)
PASANGAN USIA SUBUR
(PUS) atau CALON
PENGANTIN
IBU HAMIL DAN NIFAS
ANAK USIA
0-59 BULAN
KELUARGA BERISIKO STUNTING
adalah keluarga yang memiliki satu atau
lebih faktor risiko Stunting yang terdiri
dari keluarga yang memiliki anak remaja
puteri/calon pengantin/Ibu Hamil/Anak
usia 0 (nol)-23 (dua puluh tiga)
bulan/anak usia 24 (dua puluh empat)-59
(lima puluh sembilan) bulan berasal dari
keluarga miskin, pendidikan orang tua
rendah, sanitasi lingkungan buruk, dan air
minum tidak layak.
11. MENGAPA REMAJA PUTRI?
Tubuh yang pendek dan kurus pada remaja putri yang menetap
sampai dewasa akan menyebabkan peningkatan risiko
melahirkan bayi dengan berat badan rendah atau persalinan
dengan operasi caesar.
Selain itu, remaja yang kurus merupakan cerminan gangguan
fungsional tubuh sehingga dapat menyebabkan massa otot
berkurang, kapasitas kerja rendah, hingga gangguan menstruasi.
Anemia yang terus berlanjut sampai seorang perempuan hamil
akan meningkatkan risiko bayi lahir dengan berat badan lahir
rendah, bayi prematur, atau beresiko tinggi tumbuh menjadi
individu yang stunting.
12. MENGAPA CALON PENGANTIN?
Pasangan calon pengantin (catin) haruslah memiliki kesehatan lahir dan
batin yang baik. Oleh karena itu, menentukan kapan akan punya anak,
jumlah anak dan jarak kelahirannya adalah hak dan tanggung jawab dari
setiap catin. Selain itu, catin wajib memahami soal pola asuh yang tepat
untuk mencegah lahirnya anak stunting.
Catin wanita merupakan seorang calon seorang ibu, mempunyai
keinginan ketika hamil sehat sehingga dapat melahirkan anak yang
sehat serta bebas stunting. Oleh karena itu, kamu jangan lupa untuk
cek kesehatan sekaligus memeriksa status gizi di Puskesmas terdekat,
supaya bisa melahirkan generasi bebas stunting.
Catin perlu sekali mengetahui status gizi dan cara merawat bayi
dengan benar untuk menghindari risiko bayi stunting.
Status gizi yang buruk pada catin wanita merupakan salah
satu penyebab stunting yang perlu di ketahui sejak dini .
13. MENGAPA IBU HAMIL & IBU NIFAS?
Ada banyak faktor yang menyebabkan stunting. Untuk ibu dan calon ibu, faktor ini
meliputi kondisi kesehatan ibu, tinggi badan ibu yang pendek, jarak kehamilan terlalu
dekat, ibu yang masih remaja, anemia dan malnutrisi.
Mencegah stunting pada ibu hamil bisa dilakukan dengan intervensi gizi spesifik.
Selain pada masa kehamilan, masa menyusui juga menjadi
waktu yang krusial untuk mencegah stunting.
Faktor utama meningkatnya kebutuhan gizi saat hamil karena adanya
peningkatan kebutuhan energi. Ini meliputi, untuk menunjang metabolisme ibu
dan janin, pertumbuhan janin, pertumbuhan plasenta ibu, simpanan energi
untuk pembentukan ASI.
Selain itu, tumbuh kembang janin sangat dipengaruhi oleh asupan dan
cadangan nutrisi ibu. Otak dan jantung sudah mulai terbentuk saat usia janin 3
minggu sehingga diperlukan peningkatan kebutuhan energi.
14. MENGAPA ANAK 0-59 BULAN?
Setelah Si Kecil lahir, 1.000 hari pertama kehidupan (0–2 tahun) adalah waktu
yang sangat krusial untuk pertumbuhan dan perkembangannya. Pada masa
ini, bayi membutuhkan ASI eksklusif selama 6 bulan dan tambahan makanan
pendamping ASI (MPASI) yang berkualitas setelahnya. Oleh karena itu, ibu
harus memiliki pengetahuan yang cukup mengenai gizi anak.
Faktor lainnya yang juga dapat memicu stunting adalah jika anak terlahir
dengan kondisi sindrom alkohol janin (fetus alcohol syndrome). Kondisi ini
bisa terjadi ketika ibu tidak mengetahui bahwa mengonsumsi alkohol saat
hamil bisa membahayakan kesehatan buah hati.
Penyakit infeksi berulang yang dialami sejak bayi menyebabkan tubuh anak
selalu membutuhkan energi lebih untuk melawan penyakit. Jika kebutuhan ini
tidak diimbangi dengan asupan yang cukup, anak pun akan mengalami
kekurangan gizi dan akhirnya berujung dengan stunting.
15. MENGAPA KELUARGA BERESIKO STUNTING?
Keluarga Berisiko Stunting adalah Keluarga yang memilikisatu atau
lebih faktor risiko Stunting yang terdiri darikeluarga yang memiliki
anak remaja puteri/calonpengantin/Ibu Hamil/Anak usia 0 (nol)-23
(dua puluhtiga) bulan/anak usia 24 (dua puluh empat)-59
(limapuluh sembilan) bulan berasal dari keluarga
miskin,pendidikan orang tua rendah, sanitasi lingkungan
buruk,dan air minum tidak layak.
Stunting merupakan masalah keluarga, maka
intervensinya difokuskan pada keluarga berisiko
stunting.
Pendampingan keluarga berisiko Stunting sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (3) huruf b
bertujuan untuk meningkatkan akses informasidan pelayanan melalui:a. penyuluhan;b. fasilitasi
pelayanan rujukan; danc. fasilitasi penerimaan program bantuan sosial. (PerPres 72 Tahun 2021)
16. LAYANAN YANG HARUS DITERIMA REMAJA PUTRI,
CALON PENGANTIN , IBU HAMIL DAN NIFAS?
• Pemeriksaan status anemia (Hb)
• Mendapat Tablet Tambah Darah
• Calon ibu menerima Tablet Tambah Darah (TTD)
• Periksa Kesehatan pra-nikah (menerima TTD/Vaksin)
• Mengkuti bimbingan/Kursus/konseling persiapan
perkawinan
• Periksa kehamilan Trimester 1 ( Minimal 2 kali)
Trimester 2 (Minimal 1 Kali) Dan Trimester 3
(Minimal 3 Kali) dan nifas 3 kali
• Kepeserta Keluarga Berencana (KB) paska persalinan
• Mengkonsumsi TTD (minimal 90 butir)
• Ibu hamil dengan kekurangan gizi (KEK)
mendapatkan tambahan asupan gizi
17. LAYANAN YANG HARUS DITERIMA ANAK 0-59
BULAN DAN KELUARGA BERESIKO STUNTING?
• Pemantauan Tumbuh Kembang (datang ke posyandu/layanan Kesehatan
lainnya)
• Mengikuti kegiatan BKB/PAUD
• Anak gizi kurang/buruk/stunting mendapatkan tambahan asupan gizi dan
konseling gizi
• Anak Mendapat imunisasi dasar lengkap
• Kepemilikan kartu keluarga
• Akses air bersih/minum
• Akses Jamban sehat
• Keluarga memiliki kepesertaan jaminan kesehatan
• Keluarga rentan (sosial/ekonomi/difabel) terdaftar sebagai peserta
program bantuan sosial (PKH/BLT-DD/Program sejenis)
• Keluarga memiliki akses sanitasi/pembuangan limbah layak
• Keluarga beresiko stunting mendapat pendampingan oleh TPK
• Keluarga beresiko Stunting menjadi peserta kegiatan ketahanan pangan
keluarga/pemanfaatan lahan pekarangan untuk peningkatan asupan gizi
20. REMBUK STUNTING DESA
FUNGSI
• SEBAGAI PRA-MUSYAWARAH (PENGGALIAN GAGASAN)
TUJUAN
• MENINGKATKAN KUALITAS PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA (TERFOKUS PADA
UPAYA PERCEPATAN PENURUNAN STUNTING ).
• MEMASTIKAN KEGIATAN STUNTING MENDAPATKAN DUKUNGAN DAN PEMBIAYAAN DARI
APBDESA
PROSES
• MEMBAHAS/MENGANALISIS DATA KONVERGENSI STUNTING DAN REKOMENDASINYA
• MENGADVOKASIKAN HASIL KESEPAKATAN REMBUK STUNTING KE PEMERINTAH DESA
DAN MUSYAWARAH DESA.
21. Fasilitasi Perencanaan Pembangunan Desa
(sebagai upaya mengintegrasikan program dan kegiatan percepatan penurunan
stunting dalam dokumen perencanaan dan penganggaran (RPJMDes dan RKPDes)
Penyediaan Data
(hasil konsolidasi dari berbagai
aplikasi pendataan)
Penguatan Rembuk
Stunting
PERENCANAAN PEMBANGUNAN
DESA
DIINTEGRASIKAN
KE DALAM
22. KEDUDUKAN REMBUK STUNTING DALAM PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN DESA
DAN PERENCANAAN KEGIATAN PENANGANAN STUNTING DI DESA
REMBUK WARGA
• DILAKSANAKAN OLEH PEMDES
• MENYEPAKATI HASIL RANCANGAN RKPDESA
• DIIKUTI OLEH PEMDES, BPD DAN UNSUR
MASYARAKAT
MUSRENBANGDES
OUT
PUT
RANCANGAN: 1.RPJMDESA 6 THN
2.RKPDESA 1 THN
RKPDESA
DILAKSANAKAN
SECARA PARTISIPATIF
PENYELARASAN
PENGKAJIAN KEADAAN
DESA
REMBUK STUNTING
DESA
PENGGALIAN GAGASAN DI
DESA
Rembuk Stunting Desa dilakukan pra Musdes/Rembuk Warga
sehingga usulan kegiatan stunting dapat diintegrasikan pada
penyusunan rancangan RPJM Desa dan RKP Desa
PENYUSUNAN
RAPBDES
MUSDES untuk membahas, menetapkan dan
mengesahkan RKP Desa, dilaksanakan oleh BPD dengan
Fasilitasi dari Pemdes
MUSDES
23. Pemerintah Desa mengoordinasikan dan melaksanakan
Percepatan Penurunan Stunting di tingkat desa.
Pemerintah Desa memprioritaskan penggunaan dana
desa dalam mendukung penyelenggaraan Percepatan
Penurunan Stunting.
Pemerintah Desa mengoptimalkan program dan kegiatan
pembangunan desa dalam mendukung penyelenggaraan
Percepatan Penurunan Stunting.
PERAN
PEMERINTAH
DESA DALAM
PENYELENGGARA
AN PERCEPATAN
PENURUNAN
STUNTING
PERPRES
72 2021
1
2
3
25. Peran Pelaku di Tingkat Desa
Kepala
Desa
Koordinasi pelaksanaan konvergensi
penurunan stunting di Desa dipimpin
oleh kepala desa. kepala desa juga
berperan dalam melakukan
pembinaan dan pengawasan
terhadap pelaksanaan konvergensi
penurunan stunting di tingkat Desa,
termasuk memantau dan
mengkonsolidasikan pelaksanaan
tugas para pelaku penurunan
stunting di Desa
BPD KPM
Sosialisasi, pemetaan
sosial, pemantauan dan
evaluasi, serta pelaporan
Pembinaan dan
pengawasan pelaksanaan
konvergensi penurunan
stunting di desa
26. Peran Pelaku di Tingkat Desa
Kader
PKK
Penggerak dan
fasilitator
pelayanan bagi
keluarga
Bidan
Desa
Kader
KB
Pencatat dan pelapor
data kelompok
sasaran
Koordinator
pendamping
keluarga, pemberi
pelayanan kesehatan
untuk kelompok
sasaran
27. Peran Pelaku di Tingkat Desa
Keluarga dan
kelompok
antar
keluarga
Memfasilitasi
layanan kepada
kelompok prioritas
penurunan stunting
Pendamping
Lokal Desa
Tim
Pendamping
keluarga
Melakukan
pendampingan
(penyuluhan, fasilitasi
pelayanan, dan
surrvailance kepada
keluarga
Melakukan
pendampingan,
pendataan desa,
perencanaan,
pelaksanaan, dan
pengawasan
28. Membantu Kades
dalam peningkatan
pelayanan kesehatan
Kelas
pengasuhan
Membantu Kades dalam
menanggulangi masalah
kesejahteraan sosial dan
pengembangan generasi
muda
Posyandu
(plus BKB)
PAUD
Holistik dan
Integratif
Karang Taruna,
Kelompok
pegiat desa
Peran Pelaku di Tingkat Desa
30. Koordinasi Antar Pelaku
melalui Rumah Desa Sehat
Rumah Desa Sehat mempunyai fungsi
sebagai:
1) Pusat informasi pelayanan sosial
dasar di Desa khususnya bidang
Kesehatan;
2) Ruang literasi kesehatan di Desa;
3) Wahana komunikasi, informasi dan
edukasi tentang kesehatan di Desa;
4) Forum advokasi kebijakan
pembangunan Desa di bidang
Kesehatan.
RDS
31.
32. 1. Pelaksanaan Kegiatan Pencegahan & Penurunan Stunting
Tahun 2023 yang Bersumber dari Dana Desa
1. Transportasi Pelayanan Kesehatan oleh Tenaga Kesehatan
2. Operasional Pelayanan Kesehatan di Polindes
3. Insentif Pengelola dan Tutor PAUD
4. Operasional PAUD
5. Insentif Kader Posyandu Bayi Balita
6. Insentif Kader Pembangunan Manusia
7. Operasional Pelayanan Posyandu
8. Operasional Pelaporan eHDW oleh KPM
9. PMT Keluarga 1000 HPK dan Balita Beresiko Stunting selama 90 Hari
10. PMT Penyuluhan di Posyandu
11. Demo Masak di Posyandu
12. Pelatihan Emotional Demonstration (Emo Demo)
13. Bantuan Ketahanan Pangan Keluarga
33. 2. Hasil Bulan Operasi Timbang (BOT) Bulan Agustus 2023
Desa SUBUN BESTOBE
34. 2. Hasil Bulan Operasi Timbang (BOT) Bulan Agustus 2023
Desa SUBUN BESTOBE
BALITA STUNTING
35. 2. Hasil Bulan Operasi Timbang (BOT) Bulan Agustus 2023
Desa SUBUN BESTOBE
BADUTA STUNTING
36. 3. KONDISI LAYANAN, PELAKSANAAN POSYANDU
DAN TINGKAT PARTISIPASI SASARAN POSYANDU
A. Layanan: Apakah semua layanan telah melakukan kegiatan rutinitas yang wajib
dilaksanakan, seperti pemeriksaan bumil, penimbangan, pengukuran, imunisasi,
kunjungan rumah, konseling, dll.
B. Pelaksanaan Posyandu:
Ketersediaan perlengkapan di Posyandu, seperti alat ukur, alat timbang, fasilitas
lainnya yang dibutuhkan dan belum tersedia.
Kualitas dan standarisasi peralatan di posyandu, seperti apakah alat ukur dan alat
timbang masih berfungsi dan sesuai dengan standar, dll.
Ketersediaan PMT: apakah sudah sesuai dgn standar gizi menurut ahli gizi (menu
dan nilai anggaran).
Kecakapan Kader dlm memberikan layanan: kesesuaian dgn SOP, peran dlm Menja
1 – 4, dll.
Dukungan dari stakeholder di dusun: peran Kasun, RT/RW, PKK, dll.
C. Tingkat Kehadiran/Partisipasi:
Apakah seluruh sasaran hadir untuk mendapatkan layanan…?
Bagaimana peran orang tua laki-laki dlm kegiatan posyandu…?
Dll.