SlideShare a Scribd company logo
1 of 37
IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PERCEPATAN PENURUNAN STUNTING di DESA
DAN UPAYA PENCAPAIAN SDGs DESA
REMBUK STUNTING
Pemanfaatan Data Stunting untuk
Perencanaan Pembangunan Desa
Fransiskus Egidius Bala Naisali
Pendamping Desa Kecamatan Insana Barat
Kabupaten Timor Tengah Utara
Bestobe, 22 September 2023
PEMERINTAH KABUPATEN TIMOR TENGAH UTARA
KECAMATAN INSANA BARAT
DESA SUBUN BESTOBE
IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PERCEPATAN PENURUNAN STUNTING di DESA
DAN UPAYA PENCAPAIAN SDGs DESA
REMBUK STUNTING
Pemanfaatan Data Stunting untuk
Perencanaan Pembangunan Desa
Bestobe, 22 September 2023
PEMERINTAH KABUPATEN TIMOR TENGAH UTARA
KECAMATAN INSANA BARAT
DESA SUBUN BESTOBE
GAMBARAN UMUM
TERKAIT STUNTING DI DESA
1. Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2021 tentang
Percepatan Penurunan Stunting
2. Peraturan Menteri Desa Nomor 8 Tahun 2022 tentang
Prioritas Penggunaan Dana Desa Tahun 2023
3. Peraturan BKKBN Nomor 12 Tahun 2021 tentang Rencana
Aksi Nasional Percepatan Penurunan Angka Stunting
Indonesia 2021-2024
Kebijakan Pemerintah Terkait Stunting di Desa
• Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat
kekurangan gizi kronis terutama pada 1.000 hari pertama
kehidupan.
• Gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak akibat kekurangan
gizi kronis dan infeksi berulang, yang ditandai dengan panjang atau
tinggi badannya berada di bawah standar yang ditetapkan oleh
menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang
Kesehatan. (Perpres No. 72 Th. 2021)
APA ITU STUNTING?
APA PENYEBAB STUNTING?
1. Kurangnya
asupan gizi
ibu saat hamil
2. Kebutuhan
gizi tidak
tercukupi saat
masih di bawah
umur 2 tahun
Penyebab Langsung
• Keluarga tidak bisa menyediakan
bahan pangan/harga tinggi
• Keluarga tidak paham cara
mengolah dan menyajikan menu
Beragam Bergizi Seimbang dan
Aman (B2SA)
• Rumah tidak sehat
• Lingkungan dengan sanitasi
buruk
• Tidak memiliki akses air bersih
• Terbatas atas layanan Kesehatan
ibu hamil
• Perilaku tdk sehat
Penyebab Tidak Langsung
APA SAJA DAMPAK STUNTING?
1. Dalam jangka pendek
Stunting menyebabkan gagal tumbuh, hambatan perkembangan kognitif dan
motorik, dan tidak optimalnya ukuran fisik tubuh serta gangguan metabolisme.
2. Dalam jangka panjang
Stunting menyebabkan menurunnya kapasitas intelektual. Gangguan struktur dan
fungsi saraf dan sel-sel otak yang bersifat permanen dan menyebabkan penurunan
kemampuan menyerap pelajaran di usia sekolah yang akan berpengaruh pada
produktivitas saat dewasa. Selain itu, kekurangan gizi juga menyebabkan gangguan
pertumbuhan (pendek dan atau kurus) dan meningkatkan resiko penyakit tidak
menular seperti diabetes melliltus, hipertensi, jantung koroner dan stroke.
PENANGANAN STUNTING
Intervensi Spesifik Intervensi Sensitif
1) Keluarga Berencana paska persalinan;
2) Penurunan kehamilan tidak diinginkan;
3) Calon pengantin melakukan pemeriksaan Kesehatan;
4) Penyediaan akses air minum layak bagi rumah tangga;
5) Penyediaan sarana sanitasi layak bagi rumah tangga;
6) Penerimaan Bantuan Iuran (PBI) Jaminan Kesehatan
Nasional bagi RT berpenghasilan rendah;
7) Pendampingan bagi keluarga berisiko stunting;
8) Bantuan Tunai Bersyarat bagi keluarga miskin dan
rentan;
9) Pemberian pemahaman tentang stunting;
10) Bantuan pangan bagi keluarga miskin dan rentan;
11) Desa tanpa Buang Air Besar Sembarangan/BABS.
Remaja
Putri
1) Remaja putri mengkonsumsi TTD
Ibu hamil
2) Tambahan asupan gizi bagi ibu hamil KEK
3) Ibu hamil mengkonsumsi TTD
Bayi 0-23
bulan
(baduta)
Anak 24-
59 bulan
(balita)
4) ASI eksklusif bagi bayi 0-6 bulan
5) MP-ASI bagi baduta
6) Pemantauan tumbuh kembang balita
7) Tambahan asupan gizi bagi balita kurang gizi
8) Tatalaksana gizi buruk bagi balita gizi buruk
9) Imunisasi dasar lengkap bagi balita
Adalah kegiatan yang dilaksanakan untuk mengatasi
penyebab tidak langsung terjadinya stunting dan
umumnya diberikan oleh sektor selain Kesehatan.
Adalah kegiatan yang dilaksanakan untuk
mengatasi penyebab langsung terjadinya stunting
dan umumnya diberikan oleh sektor Kesehatan.
ADA 5 SASARAN STUNTING, SIAPA SAJA?
Remaja Putri Calon Pengantin Ibu Hamil & Ibu Nifas Anak 0-59 Bulan Keluarga Beresiko Stunting
KELOMPOK SASARAN STUNTING
1
2
3
4
5
REMAJA PUTRI
(Berusia 10-24 tahun)
PASANGAN USIA SUBUR
(PUS) atau CALON
PENGANTIN
IBU HAMIL DAN NIFAS
ANAK USIA
0-59 BULAN
KELUARGA BERISIKO STUNTING
adalah keluarga yang memiliki satu atau
lebih faktor risiko Stunting yang terdiri
dari keluarga yang memiliki anak remaja
puteri/calon pengantin/Ibu Hamil/Anak
usia 0 (nol)-23 (dua puluh tiga)
bulan/anak usia 24 (dua puluh empat)-59
(lima puluh sembilan) bulan berasal dari
keluarga miskin, pendidikan orang tua
rendah, sanitasi lingkungan buruk, dan air
minum tidak layak.
MENGAPA REMAJA PUTRI?
Tubuh yang pendek dan kurus pada remaja putri yang menetap
sampai dewasa akan menyebabkan peningkatan risiko
melahirkan bayi dengan berat badan rendah atau persalinan
dengan operasi caesar.
Selain itu, remaja yang kurus merupakan cerminan gangguan
fungsional tubuh sehingga dapat menyebabkan massa otot
berkurang, kapasitas kerja rendah, hingga gangguan menstruasi.
Anemia yang terus berlanjut sampai seorang perempuan hamil
akan meningkatkan risiko bayi lahir dengan berat badan lahir
rendah, bayi prematur, atau beresiko tinggi tumbuh menjadi
individu yang stunting.
MENGAPA CALON PENGANTIN?
Pasangan calon pengantin (catin) haruslah memiliki kesehatan lahir dan
batin yang baik. Oleh karena itu, menentukan kapan akan punya anak,
jumlah anak dan jarak kelahirannya adalah hak dan tanggung jawab dari
setiap catin. Selain itu, catin wajib memahami soal pola asuh yang tepat
untuk mencegah lahirnya anak stunting.
Catin wanita merupakan seorang calon seorang ibu, mempunyai
keinginan ketika hamil sehat sehingga dapat melahirkan anak yang
sehat serta bebas stunting. Oleh karena itu, kamu jangan lupa untuk
cek kesehatan sekaligus memeriksa status gizi di Puskesmas terdekat,
supaya bisa melahirkan generasi bebas stunting.
Catin perlu sekali mengetahui status gizi dan cara merawat bayi
dengan benar untuk menghindari risiko bayi stunting.
Status gizi yang buruk pada catin wanita merupakan salah
satu penyebab stunting yang perlu di ketahui sejak dini .
MENGAPA IBU HAMIL & IBU NIFAS?
Ada banyak faktor yang menyebabkan stunting. Untuk ibu dan calon ibu, faktor ini
meliputi kondisi kesehatan ibu, tinggi badan ibu yang pendek, jarak kehamilan terlalu
dekat, ibu yang masih remaja, anemia dan malnutrisi.
Mencegah stunting pada ibu hamil bisa dilakukan dengan intervensi gizi spesifik.
Selain pada masa kehamilan, masa menyusui juga menjadi
waktu yang krusial untuk mencegah stunting.
Faktor utama meningkatnya kebutuhan gizi saat hamil karena adanya
peningkatan kebutuhan energi. Ini meliputi, untuk menunjang metabolisme ibu
dan janin, pertumbuhan janin, pertumbuhan plasenta ibu, simpanan energi
untuk pembentukan ASI.
Selain itu, tumbuh kembang janin sangat dipengaruhi oleh asupan dan
cadangan nutrisi ibu. Otak dan jantung sudah mulai terbentuk saat usia janin 3
minggu sehingga diperlukan peningkatan kebutuhan energi.
MENGAPA ANAK 0-59 BULAN?
Setelah Si Kecil lahir, 1.000 hari pertama kehidupan (0–2 tahun) adalah waktu
yang sangat krusial untuk pertumbuhan dan perkembangannya. Pada masa
ini, bayi membutuhkan ASI eksklusif selama 6 bulan dan tambahan makanan
pendamping ASI (MPASI) yang berkualitas setelahnya. Oleh karena itu, ibu
harus memiliki pengetahuan yang cukup mengenai gizi anak.
Faktor lainnya yang juga dapat memicu stunting adalah jika anak terlahir
dengan kondisi sindrom alkohol janin (fetus alcohol syndrome). Kondisi ini
bisa terjadi ketika ibu tidak mengetahui bahwa mengonsumsi alkohol saat
hamil bisa membahayakan kesehatan buah hati.
Penyakit infeksi berulang yang dialami sejak bayi menyebabkan tubuh anak
selalu membutuhkan energi lebih untuk melawan penyakit. Jika kebutuhan ini
tidak diimbangi dengan asupan yang cukup, anak pun akan mengalami
kekurangan gizi dan akhirnya berujung dengan stunting.
MENGAPA KELUARGA BERESIKO STUNTING?
Keluarga Berisiko Stunting adalah Keluarga yang memilikisatu atau
lebih faktor risiko Stunting yang terdiri darikeluarga yang memiliki
anak remaja puteri/calonpengantin/Ibu Hamil/Anak usia 0 (nol)-23
(dua puluhtiga) bulan/anak usia 24 (dua puluh empat)-59
(limapuluh sembilan) bulan berasal dari keluarga
miskin,pendidikan orang tua rendah, sanitasi lingkungan
buruk,dan air minum tidak layak.
Stunting merupakan masalah keluarga, maka
intervensinya difokuskan pada keluarga berisiko
stunting.
Pendampingan keluarga berisiko Stunting sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (3) huruf b
bertujuan untuk meningkatkan akses informasidan pelayanan melalui:a. penyuluhan;b. fasilitasi
pelayanan rujukan; danc. fasilitasi penerimaan program bantuan sosial. (PerPres 72 Tahun 2021)
LAYANAN YANG HARUS DITERIMA REMAJA PUTRI,
CALON PENGANTIN , IBU HAMIL DAN NIFAS?
• Pemeriksaan status anemia (Hb)
• Mendapat Tablet Tambah Darah
• Calon ibu menerima Tablet Tambah Darah (TTD)
• Periksa Kesehatan pra-nikah (menerima TTD/Vaksin)
• Mengkuti bimbingan/Kursus/konseling persiapan
perkawinan
• Periksa kehamilan Trimester 1 ( Minimal 2 kali)
Trimester 2 (Minimal 1 Kali) Dan Trimester 3
(Minimal 3 Kali) dan nifas 3 kali
• Kepeserta Keluarga Berencana (KB) paska persalinan
• Mengkonsumsi TTD (minimal 90 butir)
• Ibu hamil dengan kekurangan gizi (KEK)
mendapatkan tambahan asupan gizi
LAYANAN YANG HARUS DITERIMA ANAK 0-59
BULAN DAN KELUARGA BERESIKO STUNTING?
• Pemantauan Tumbuh Kembang (datang ke posyandu/layanan Kesehatan
lainnya)
• Mengikuti kegiatan BKB/PAUD
• Anak gizi kurang/buruk/stunting mendapatkan tambahan asupan gizi dan
konseling gizi
• Anak Mendapat imunisasi dasar lengkap
• Kepemilikan kartu keluarga
• Akses air bersih/minum
• Akses Jamban sehat
• Keluarga memiliki kepesertaan jaminan kesehatan
• Keluarga rentan (sosial/ekonomi/difabel) terdaftar sebagai peserta
program bantuan sosial (PKH/BLT-DD/Program sejenis)
• Keluarga memiliki akses sanitasi/pembuangan limbah layak
• Keluarga beresiko stunting mendapat pendampingan oleh TPK
• Keluarga beresiko Stunting menjadi peserta kegiatan ketahanan pangan
keluarga/pemanfaatan lahan pekarangan untuk peningkatan asupan gizi
Layanan Dasar Kegiatan Stunting di Desa
REMBUK STUNTING DESA
FUNGSI
• SEBAGAI PRA-MUSYAWARAH (PENGGALIAN GAGASAN)
TUJUAN
• MENINGKATKAN KUALITAS PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA (TERFOKUS PADA
UPAYA PERCEPATAN PENURUNAN STUNTING ).
• MEMASTIKAN KEGIATAN STUNTING MENDAPATKAN DUKUNGAN DAN PEMBIAYAAN DARI
APBDESA
PROSES
• MEMBAHAS/MENGANALISIS DATA KONVERGENSI STUNTING DAN REKOMENDASINYA
• MENGADVOKASIKAN HASIL KESEPAKATAN REMBUK STUNTING KE PEMERINTAH DESA
DAN MUSYAWARAH DESA.
Fasilitasi Perencanaan Pembangunan Desa
(sebagai upaya mengintegrasikan program dan kegiatan percepatan penurunan
stunting dalam dokumen perencanaan dan penganggaran (RPJMDes dan RKPDes)
Penyediaan Data
(hasil konsolidasi dari berbagai
aplikasi pendataan)
Penguatan Rembuk
Stunting
PERENCANAAN PEMBANGUNAN
DESA
DIINTEGRASIKAN
KE DALAM
KEDUDUKAN REMBUK STUNTING DALAM PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN DESA
DAN PERENCANAAN KEGIATAN PENANGANAN STUNTING DI DESA
REMBUK WARGA
• DILAKSANAKAN OLEH PEMDES
• MENYEPAKATI HASIL RANCANGAN RKPDESA
• DIIKUTI OLEH PEMDES, BPD DAN UNSUR
MASYARAKAT
MUSRENBANGDES
OUT
PUT
RANCANGAN: 1.RPJMDESA 6 THN
2.RKPDESA 1 THN
RKPDESA
DILAKSANAKAN
SECARA PARTISIPATIF
PENYELARASAN
PENGKAJIAN KEADAAN
DESA
REMBUK STUNTING
DESA
PENGGALIAN GAGASAN DI
DESA
Rembuk Stunting Desa dilakukan pra Musdes/Rembuk Warga
sehingga usulan kegiatan stunting dapat diintegrasikan pada
penyusunan rancangan RPJM Desa dan RKP Desa
PENYUSUNAN
RAPBDES
MUSDES untuk membahas, menetapkan dan
mengesahkan RKP Desa, dilaksanakan oleh BPD dengan
Fasilitasi dari Pemdes
MUSDES
Pemerintah Desa mengoordinasikan dan melaksanakan
Percepatan Penurunan Stunting di tingkat desa.
Pemerintah Desa memprioritaskan penggunaan dana
desa dalam mendukung penyelenggaraan Percepatan
Penurunan Stunting.
Pemerintah Desa mengoptimalkan program dan kegiatan
pembangunan desa dalam mendukung penyelenggaraan
Percepatan Penurunan Stunting.
PERAN
PEMERINTAH
DESA DALAM
PENYELENGGARA
AN PERCEPATAN
PENURUNAN
STUNTING
PERPRES
72 2021
1
2
3
publish by: ciptaDesa.com
Peran Pelaku Pelaksanaan
Konvergensi Penurunan
Stunting di Desa
Peran Pelaku di Tingkat Desa
Kepala
Desa
Koordinasi pelaksanaan konvergensi
penurunan stunting di Desa dipimpin
oleh kepala desa. kepala desa juga
berperan dalam melakukan
pembinaan dan pengawasan
terhadap pelaksanaan konvergensi
penurunan stunting di tingkat Desa,
termasuk memantau dan
mengkonsolidasikan pelaksanaan
tugas para pelaku penurunan
stunting di Desa
BPD KPM
Sosialisasi, pemetaan
sosial, pemantauan dan
evaluasi, serta pelaporan
Pembinaan dan
pengawasan pelaksanaan
konvergensi penurunan
stunting di desa
Peran Pelaku di Tingkat Desa
Kader
PKK
Penggerak dan
fasilitator
pelayanan bagi
keluarga
Bidan
Desa
Kader
KB
Pencatat dan pelapor
data kelompok
sasaran
Koordinator
pendamping
keluarga, pemberi
pelayanan kesehatan
untuk kelompok
sasaran
Peran Pelaku di Tingkat Desa
Keluarga dan
kelompok
antar
keluarga
Memfasilitasi
layanan kepada
kelompok prioritas
penurunan stunting
Pendamping
Lokal Desa
Tim
Pendamping
keluarga
Melakukan
pendampingan
(penyuluhan, fasilitasi
pelayanan, dan
surrvailance kepada
keluarga
Melakukan
pendampingan,
pendataan desa,
perencanaan,
pelaksanaan, dan
pengawasan
Membantu Kades
dalam peningkatan
pelayanan kesehatan
Kelas
pengasuhan
Membantu Kades dalam
menanggulangi masalah
kesejahteraan sosial dan
pengembangan generasi
muda
Posyandu
(plus BKB)
PAUD
Holistik dan
Integratif
Karang Taruna,
Kelompok
pegiat desa
Peran Pelaku di Tingkat Desa
Mengoordinasikan,
menyinergikan, dan
mengevaluasi
penyelenggaraan
percepatan penurunan
stunting di desa
Pendamping program
PKH, Sanimas,
Pamsimas, LSM, dan
lainnya
Tim
Percepatan
Penurunan
stunting Desa
Fasilitator
Program
Lainnya
Peran Pelaku di Tingkat Desa
Koordinasi Antar Pelaku
melalui Rumah Desa Sehat
Rumah Desa Sehat mempunyai fungsi
sebagai:
1) Pusat informasi pelayanan sosial
dasar di Desa khususnya bidang
Kesehatan;
2) Ruang literasi kesehatan di Desa;
3) Wahana komunikasi, informasi dan
edukasi tentang kesehatan di Desa;
4) Forum advokasi kebijakan
pembangunan Desa di bidang
Kesehatan.
RDS
1. Pelaksanaan Kegiatan Pencegahan & Penurunan Stunting
Tahun 2023 yang Bersumber dari Dana Desa
1. Transportasi Pelayanan Kesehatan oleh Tenaga Kesehatan
2. Operasional Pelayanan Kesehatan di Polindes
3. Insentif Pengelola dan Tutor PAUD
4. Operasional PAUD
5. Insentif Kader Posyandu Bayi Balita
6. Insentif Kader Pembangunan Manusia
7. Operasional Pelayanan Posyandu
8. Operasional Pelaporan eHDW oleh KPM
9. PMT Keluarga 1000 HPK dan Balita Beresiko Stunting selama 90 Hari
10. PMT Penyuluhan di Posyandu
11. Demo Masak di Posyandu
12. Pelatihan Emotional Demonstration (Emo Demo)
13. Bantuan Ketahanan Pangan Keluarga
2. Hasil Bulan Operasi Timbang (BOT) Bulan Agustus 2023
Desa SUBUN BESTOBE
2. Hasil Bulan Operasi Timbang (BOT) Bulan Agustus 2023
Desa SUBUN BESTOBE
BALITA STUNTING
2. Hasil Bulan Operasi Timbang (BOT) Bulan Agustus 2023
Desa SUBUN BESTOBE
BADUTA STUNTING
3. KONDISI LAYANAN, PELAKSANAAN POSYANDU
DAN TINGKAT PARTISIPASI SASARAN POSYANDU
A. Layanan: Apakah semua layanan telah melakukan kegiatan rutinitas yang wajib
dilaksanakan, seperti pemeriksaan bumil, penimbangan, pengukuran, imunisasi,
kunjungan rumah, konseling, dll.
B. Pelaksanaan Posyandu:
 Ketersediaan perlengkapan di Posyandu, seperti alat ukur, alat timbang, fasilitas
lainnya yang dibutuhkan dan belum tersedia.
 Kualitas dan standarisasi peralatan di posyandu, seperti apakah alat ukur dan alat
timbang masih berfungsi dan sesuai dengan standar, dll.
 Ketersediaan PMT: apakah sudah sesuai dgn standar gizi menurut ahli gizi (menu
dan nilai anggaran).
 Kecakapan Kader dlm memberikan layanan: kesesuaian dgn SOP, peran dlm Menja
1 – 4, dll.
 Dukungan dari stakeholder di dusun: peran Kasun, RT/RW, PKK, dll.
C. Tingkat Kehadiran/Partisipasi:
 Apakah seluruh sasaran hadir untuk mendapatkan layanan…?
 Bagaimana peran orang tua laki-laki dlm kegiatan posyandu…?
 Dll.
TERIMA KASIH

More Related Content

Similar to MUSYAWARAH DESA XXX REMBUK STUNTING .pptx

PENCEGAHAN DAN PENANGANAN STUNTING..pptx
PENCEGAHAN DAN PENANGANAN STUNTING..pptxPENCEGAHAN DAN PENANGANAN STUNTING..pptx
PENCEGAHAN DAN PENANGANAN STUNTING..pptx
RidaNengsih
 
pptstuntingrevisi-230703082107-6c06867a.pdf
pptstuntingrevisi-230703082107-6c06867a.pdfpptstuntingrevisi-230703082107-6c06867a.pdf
pptstuntingrevisi-230703082107-6c06867a.pdf
nanakartina
 
PPT Stunting Revisi.pptx
PPT Stunting Revisi.pptxPPT Stunting Revisi.pptx
PPT Stunting Revisi.pptx
Iryansa
 
Materi tentang stunting anak anak dan cara mencegahnya
Materi tentang stunting anak anak dan cara mencegahnyaMateri tentang stunting anak anak dan cara mencegahnya
Materi tentang stunting anak anak dan cara mencegahnya
anikastuti4
 
Materi Dinas Kesehatan Prov. Sulteng Ibu Isti.pptx
Materi Dinas Kesehatan Prov. Sulteng Ibu Isti.pptxMateri Dinas Kesehatan Prov. Sulteng Ibu Isti.pptx
Materi Dinas Kesehatan Prov. Sulteng Ibu Isti.pptx
HarrySetiawan45
 
KONVERGENSI PENURUNAN STUNTING DI PROVINSI BALI.pptx
KONVERGENSI PENURUNAN STUNTING DI PROVINSI BALI.pptxKONVERGENSI PENURUNAN STUNTING DI PROVINSI BALI.pptx
KONVERGENSI PENURUNAN STUNTING DI PROVINSI BALI.pptx
irmaputri14
 
PENCEGAHAN STUNTING PADA BAYI DAN BALITA.pptx
PENCEGAHAN STUNTING PADA BAYI DAN BALITA.pptxPENCEGAHAN STUNTING PADA BAYI DAN BALITA.pptx
PENCEGAHAN STUNTING PADA BAYI DAN BALITA.pptx
MiraMarianaUlfah1
 

Similar to MUSYAWARAH DESA XXX REMBUK STUNTING .pptx (20)

Rembuk Stunting.ppsx
Rembuk Stunting.ppsxRembuk Stunting.ppsx
Rembuk Stunting.ppsx
 
Kebijakan implementasi asi ekslusif
Kebijakan implementasi asi ekslusifKebijakan implementasi asi ekslusif
Kebijakan implementasi asi ekslusif
 
PENCEGAHAN DAN PENANGANAN STUNTING..pptx
PENCEGAHAN DAN PENANGANAN STUNTING..pptxPENCEGAHAN DAN PENANGANAN STUNTING..pptx
PENCEGAHAN DAN PENANGANAN STUNTING..pptx
 
pptstuntingrevisi-230703082107-6c06867a.pdf
pptstuntingrevisi-230703082107-6c06867a.pdfpptstuntingrevisi-230703082107-6c06867a.pdf
pptstuntingrevisi-230703082107-6c06867a.pdf
 
PPT Stunting Revisi.pptx
PPT Stunting Revisi.pptxPPT Stunting Revisi.pptx
PPT Stunting Revisi.pptx
 
Penyuluhan Stunting.pptx
Penyuluhan Stunting.pptxPenyuluhan Stunting.pptx
Penyuluhan Stunting.pptx
 
cegah stanting utk tumbuh kembang anak.pptx
cegah stanting utk tumbuh kembang anak.pptxcegah stanting utk tumbuh kembang anak.pptx
cegah stanting utk tumbuh kembang anak.pptx
 
Materi tentang stunting anak anak dan cara mencegahnya
Materi tentang stunting anak anak dan cara mencegahnyaMateri tentang stunting anak anak dan cara mencegahnya
Materi tentang stunting anak anak dan cara mencegahnya
 
Materi Dinas Kesehatan Prov. Sulteng Ibu Isti.pptx
Materi Dinas Kesehatan Prov. Sulteng Ibu Isti.pptxMateri Dinas Kesehatan Prov. Sulteng Ibu Isti.pptx
Materi Dinas Kesehatan Prov. Sulteng Ibu Isti.pptx
 
Pendampingan Calon Pengantin Penyuluh Agama.pptx
Pendampingan Calon Pengantin Penyuluh Agama.pptxPendampingan Calon Pengantin Penyuluh Agama.pptx
Pendampingan Calon Pengantin Penyuluh Agama.pptx
 
KONVERGENSI PENURUNAN STUNTING DI PROVINSI BALI.pptx
KONVERGENSI PENURUNAN STUNTING DI PROVINSI BALI.pptxKONVERGENSI PENURUNAN STUNTING DI PROVINSI BALI.pptx
KONVERGENSI PENURUNAN STUNTING DI PROVINSI BALI.pptx
 
STUNTING.pptx
STUNTING.pptxSTUNTING.pptx
STUNTING.pptx
 
PB 1_Bimtek KPM.pptx
PB 1_Bimtek KPM.pptxPB 1_Bimtek KPM.pptx
PB 1_Bimtek KPM.pptx
 
STUNTING - PENCEGAHAN.pptx
STUNTING - PENCEGAHAN.pptxSTUNTING - PENCEGAHAN.pptx
STUNTING - PENCEGAHAN.pptx
 
INOVASI KELANTING HALU.pptx
INOVASI KELANTING HALU.pptxINOVASI KELANTING HALU.pptx
INOVASI KELANTING HALU.pptx
 
MATERI_I_RAN_PASTI_Orientasi_bagi_SATGAS_Provinsi_dan_kabupaten.pptx
MATERI_I_RAN_PASTI_Orientasi_bagi_SATGAS_Provinsi_dan_kabupaten.pptxMATERI_I_RAN_PASTI_Orientasi_bagi_SATGAS_Provinsi_dan_kabupaten.pptx
MATERI_I_RAN_PASTI_Orientasi_bagi_SATGAS_Provinsi_dan_kabupaten.pptx
 
PENCEGAHAN STUNTING PADA BAYI DAN BALITA.pptx
PENCEGAHAN STUNTING PADA BAYI DAN BALITA.pptxPENCEGAHAN STUNTING PADA BAYI DAN BALITA.pptx
PENCEGAHAN STUNTING PADA BAYI DAN BALITA.pptx
 
MATERI TENTANG PERCEPATAN PENURUNAN STUNTING.ppt
MATERI TENTANG PERCEPATAN PENURUNAN STUNTING.pptMATERI TENTANG PERCEPATAN PENURUNAN STUNTING.ppt
MATERI TENTANG PERCEPATAN PENURUNAN STUNTING.ppt
 
Bahan Sosialisasi Stunting SARAH.ppt
Bahan Sosialisasi Stunting SARAH.pptBahan Sosialisasi Stunting SARAH.ppt
Bahan Sosialisasi Stunting SARAH.ppt
 
8MATERI REMBUK STUNTING 2021_22 SEPTEMBER 2021.pdf
8MATERI REMBUK STUNTING 2021_22 SEPTEMBER 2021.pdf8MATERI REMBUK STUNTING 2021_22 SEPTEMBER 2021.pdf
8MATERI REMBUK STUNTING 2021_22 SEPTEMBER 2021.pdf
 

MUSYAWARAH DESA XXX REMBUK STUNTING .pptx

  • 1. IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PERCEPATAN PENURUNAN STUNTING di DESA DAN UPAYA PENCAPAIAN SDGs DESA REMBUK STUNTING Pemanfaatan Data Stunting untuk Perencanaan Pembangunan Desa Fransiskus Egidius Bala Naisali Pendamping Desa Kecamatan Insana Barat Kabupaten Timor Tengah Utara Bestobe, 22 September 2023 PEMERINTAH KABUPATEN TIMOR TENGAH UTARA KECAMATAN INSANA BARAT DESA SUBUN BESTOBE
  • 2. IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PERCEPATAN PENURUNAN STUNTING di DESA DAN UPAYA PENCAPAIAN SDGs DESA REMBUK STUNTING Pemanfaatan Data Stunting untuk Perencanaan Pembangunan Desa Bestobe, 22 September 2023 PEMERINTAH KABUPATEN TIMOR TENGAH UTARA KECAMATAN INSANA BARAT DESA SUBUN BESTOBE
  • 4. 1. Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting 2. Peraturan Menteri Desa Nomor 8 Tahun 2022 tentang Prioritas Penggunaan Dana Desa Tahun 2023 3. Peraturan BKKBN Nomor 12 Tahun 2021 tentang Rencana Aksi Nasional Percepatan Penurunan Angka Stunting Indonesia 2021-2024 Kebijakan Pemerintah Terkait Stunting di Desa
  • 5. • Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat kekurangan gizi kronis terutama pada 1.000 hari pertama kehidupan. • Gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang, yang ditandai dengan panjang atau tinggi badannya berada di bawah standar yang ditetapkan oleh menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang Kesehatan. (Perpres No. 72 Th. 2021) APA ITU STUNTING?
  • 6. APA PENYEBAB STUNTING? 1. Kurangnya asupan gizi ibu saat hamil 2. Kebutuhan gizi tidak tercukupi saat masih di bawah umur 2 tahun Penyebab Langsung • Keluarga tidak bisa menyediakan bahan pangan/harga tinggi • Keluarga tidak paham cara mengolah dan menyajikan menu Beragam Bergizi Seimbang dan Aman (B2SA) • Rumah tidak sehat • Lingkungan dengan sanitasi buruk • Tidak memiliki akses air bersih • Terbatas atas layanan Kesehatan ibu hamil • Perilaku tdk sehat Penyebab Tidak Langsung
  • 7. APA SAJA DAMPAK STUNTING? 1. Dalam jangka pendek Stunting menyebabkan gagal tumbuh, hambatan perkembangan kognitif dan motorik, dan tidak optimalnya ukuran fisik tubuh serta gangguan metabolisme. 2. Dalam jangka panjang Stunting menyebabkan menurunnya kapasitas intelektual. Gangguan struktur dan fungsi saraf dan sel-sel otak yang bersifat permanen dan menyebabkan penurunan kemampuan menyerap pelajaran di usia sekolah yang akan berpengaruh pada produktivitas saat dewasa. Selain itu, kekurangan gizi juga menyebabkan gangguan pertumbuhan (pendek dan atau kurus) dan meningkatkan resiko penyakit tidak menular seperti diabetes melliltus, hipertensi, jantung koroner dan stroke.
  • 8. PENANGANAN STUNTING Intervensi Spesifik Intervensi Sensitif 1) Keluarga Berencana paska persalinan; 2) Penurunan kehamilan tidak diinginkan; 3) Calon pengantin melakukan pemeriksaan Kesehatan; 4) Penyediaan akses air minum layak bagi rumah tangga; 5) Penyediaan sarana sanitasi layak bagi rumah tangga; 6) Penerimaan Bantuan Iuran (PBI) Jaminan Kesehatan Nasional bagi RT berpenghasilan rendah; 7) Pendampingan bagi keluarga berisiko stunting; 8) Bantuan Tunai Bersyarat bagi keluarga miskin dan rentan; 9) Pemberian pemahaman tentang stunting; 10) Bantuan pangan bagi keluarga miskin dan rentan; 11) Desa tanpa Buang Air Besar Sembarangan/BABS. Remaja Putri 1) Remaja putri mengkonsumsi TTD Ibu hamil 2) Tambahan asupan gizi bagi ibu hamil KEK 3) Ibu hamil mengkonsumsi TTD Bayi 0-23 bulan (baduta) Anak 24- 59 bulan (balita) 4) ASI eksklusif bagi bayi 0-6 bulan 5) MP-ASI bagi baduta 6) Pemantauan tumbuh kembang balita 7) Tambahan asupan gizi bagi balita kurang gizi 8) Tatalaksana gizi buruk bagi balita gizi buruk 9) Imunisasi dasar lengkap bagi balita Adalah kegiatan yang dilaksanakan untuk mengatasi penyebab tidak langsung terjadinya stunting dan umumnya diberikan oleh sektor selain Kesehatan. Adalah kegiatan yang dilaksanakan untuk mengatasi penyebab langsung terjadinya stunting dan umumnya diberikan oleh sektor Kesehatan.
  • 9. ADA 5 SASARAN STUNTING, SIAPA SAJA? Remaja Putri Calon Pengantin Ibu Hamil & Ibu Nifas Anak 0-59 Bulan Keluarga Beresiko Stunting
  • 10. KELOMPOK SASARAN STUNTING 1 2 3 4 5 REMAJA PUTRI (Berusia 10-24 tahun) PASANGAN USIA SUBUR (PUS) atau CALON PENGANTIN IBU HAMIL DAN NIFAS ANAK USIA 0-59 BULAN KELUARGA BERISIKO STUNTING adalah keluarga yang memiliki satu atau lebih faktor risiko Stunting yang terdiri dari keluarga yang memiliki anak remaja puteri/calon pengantin/Ibu Hamil/Anak usia 0 (nol)-23 (dua puluh tiga) bulan/anak usia 24 (dua puluh empat)-59 (lima puluh sembilan) bulan berasal dari keluarga miskin, pendidikan orang tua rendah, sanitasi lingkungan buruk, dan air minum tidak layak.
  • 11. MENGAPA REMAJA PUTRI? Tubuh yang pendek dan kurus pada remaja putri yang menetap sampai dewasa akan menyebabkan peningkatan risiko melahirkan bayi dengan berat badan rendah atau persalinan dengan operasi caesar. Selain itu, remaja yang kurus merupakan cerminan gangguan fungsional tubuh sehingga dapat menyebabkan massa otot berkurang, kapasitas kerja rendah, hingga gangguan menstruasi. Anemia yang terus berlanjut sampai seorang perempuan hamil akan meningkatkan risiko bayi lahir dengan berat badan lahir rendah, bayi prematur, atau beresiko tinggi tumbuh menjadi individu yang stunting.
  • 12. MENGAPA CALON PENGANTIN? Pasangan calon pengantin (catin) haruslah memiliki kesehatan lahir dan batin yang baik. Oleh karena itu, menentukan kapan akan punya anak, jumlah anak dan jarak kelahirannya adalah hak dan tanggung jawab dari setiap catin. Selain itu, catin wajib memahami soal pola asuh yang tepat untuk mencegah lahirnya anak stunting. Catin wanita merupakan seorang calon seorang ibu, mempunyai keinginan ketika hamil sehat sehingga dapat melahirkan anak yang sehat serta bebas stunting. Oleh karena itu, kamu jangan lupa untuk cek kesehatan sekaligus memeriksa status gizi di Puskesmas terdekat, supaya bisa melahirkan generasi bebas stunting. Catin perlu sekali mengetahui status gizi dan cara merawat bayi dengan benar untuk menghindari risiko bayi stunting. Status gizi yang buruk pada catin wanita merupakan salah satu penyebab stunting yang perlu di ketahui sejak dini .
  • 13. MENGAPA IBU HAMIL & IBU NIFAS? Ada banyak faktor yang menyebabkan stunting. Untuk ibu dan calon ibu, faktor ini meliputi kondisi kesehatan ibu, tinggi badan ibu yang pendek, jarak kehamilan terlalu dekat, ibu yang masih remaja, anemia dan malnutrisi. Mencegah stunting pada ibu hamil bisa dilakukan dengan intervensi gizi spesifik. Selain pada masa kehamilan, masa menyusui juga menjadi waktu yang krusial untuk mencegah stunting. Faktor utama meningkatnya kebutuhan gizi saat hamil karena adanya peningkatan kebutuhan energi. Ini meliputi, untuk menunjang metabolisme ibu dan janin, pertumbuhan janin, pertumbuhan plasenta ibu, simpanan energi untuk pembentukan ASI. Selain itu, tumbuh kembang janin sangat dipengaruhi oleh asupan dan cadangan nutrisi ibu. Otak dan jantung sudah mulai terbentuk saat usia janin 3 minggu sehingga diperlukan peningkatan kebutuhan energi.
  • 14. MENGAPA ANAK 0-59 BULAN? Setelah Si Kecil lahir, 1.000 hari pertama kehidupan (0–2 tahun) adalah waktu yang sangat krusial untuk pertumbuhan dan perkembangannya. Pada masa ini, bayi membutuhkan ASI eksklusif selama 6 bulan dan tambahan makanan pendamping ASI (MPASI) yang berkualitas setelahnya. Oleh karena itu, ibu harus memiliki pengetahuan yang cukup mengenai gizi anak. Faktor lainnya yang juga dapat memicu stunting adalah jika anak terlahir dengan kondisi sindrom alkohol janin (fetus alcohol syndrome). Kondisi ini bisa terjadi ketika ibu tidak mengetahui bahwa mengonsumsi alkohol saat hamil bisa membahayakan kesehatan buah hati. Penyakit infeksi berulang yang dialami sejak bayi menyebabkan tubuh anak selalu membutuhkan energi lebih untuk melawan penyakit. Jika kebutuhan ini tidak diimbangi dengan asupan yang cukup, anak pun akan mengalami kekurangan gizi dan akhirnya berujung dengan stunting.
  • 15. MENGAPA KELUARGA BERESIKO STUNTING? Keluarga Berisiko Stunting adalah Keluarga yang memilikisatu atau lebih faktor risiko Stunting yang terdiri darikeluarga yang memiliki anak remaja puteri/calonpengantin/Ibu Hamil/Anak usia 0 (nol)-23 (dua puluhtiga) bulan/anak usia 24 (dua puluh empat)-59 (limapuluh sembilan) bulan berasal dari keluarga miskin,pendidikan orang tua rendah, sanitasi lingkungan buruk,dan air minum tidak layak. Stunting merupakan masalah keluarga, maka intervensinya difokuskan pada keluarga berisiko stunting. Pendampingan keluarga berisiko Stunting sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (3) huruf b bertujuan untuk meningkatkan akses informasidan pelayanan melalui:a. penyuluhan;b. fasilitasi pelayanan rujukan; danc. fasilitasi penerimaan program bantuan sosial. (PerPres 72 Tahun 2021)
  • 16. LAYANAN YANG HARUS DITERIMA REMAJA PUTRI, CALON PENGANTIN , IBU HAMIL DAN NIFAS? • Pemeriksaan status anemia (Hb) • Mendapat Tablet Tambah Darah • Calon ibu menerima Tablet Tambah Darah (TTD) • Periksa Kesehatan pra-nikah (menerima TTD/Vaksin) • Mengkuti bimbingan/Kursus/konseling persiapan perkawinan • Periksa kehamilan Trimester 1 ( Minimal 2 kali) Trimester 2 (Minimal 1 Kali) Dan Trimester 3 (Minimal 3 Kali) dan nifas 3 kali • Kepeserta Keluarga Berencana (KB) paska persalinan • Mengkonsumsi TTD (minimal 90 butir) • Ibu hamil dengan kekurangan gizi (KEK) mendapatkan tambahan asupan gizi
  • 17. LAYANAN YANG HARUS DITERIMA ANAK 0-59 BULAN DAN KELUARGA BERESIKO STUNTING? • Pemantauan Tumbuh Kembang (datang ke posyandu/layanan Kesehatan lainnya) • Mengikuti kegiatan BKB/PAUD • Anak gizi kurang/buruk/stunting mendapatkan tambahan asupan gizi dan konseling gizi • Anak Mendapat imunisasi dasar lengkap • Kepemilikan kartu keluarga • Akses air bersih/minum • Akses Jamban sehat • Keluarga memiliki kepesertaan jaminan kesehatan • Keluarga rentan (sosial/ekonomi/difabel) terdaftar sebagai peserta program bantuan sosial (PKH/BLT-DD/Program sejenis) • Keluarga memiliki akses sanitasi/pembuangan limbah layak • Keluarga beresiko stunting mendapat pendampingan oleh TPK • Keluarga beresiko Stunting menjadi peserta kegiatan ketahanan pangan keluarga/pemanfaatan lahan pekarangan untuk peningkatan asupan gizi
  • 18. Layanan Dasar Kegiatan Stunting di Desa
  • 19.
  • 20. REMBUK STUNTING DESA FUNGSI • SEBAGAI PRA-MUSYAWARAH (PENGGALIAN GAGASAN) TUJUAN • MENINGKATKAN KUALITAS PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA (TERFOKUS PADA UPAYA PERCEPATAN PENURUNAN STUNTING ). • MEMASTIKAN KEGIATAN STUNTING MENDAPATKAN DUKUNGAN DAN PEMBIAYAAN DARI APBDESA PROSES • MEMBAHAS/MENGANALISIS DATA KONVERGENSI STUNTING DAN REKOMENDASINYA • MENGADVOKASIKAN HASIL KESEPAKATAN REMBUK STUNTING KE PEMERINTAH DESA DAN MUSYAWARAH DESA.
  • 21. Fasilitasi Perencanaan Pembangunan Desa (sebagai upaya mengintegrasikan program dan kegiatan percepatan penurunan stunting dalam dokumen perencanaan dan penganggaran (RPJMDes dan RKPDes) Penyediaan Data (hasil konsolidasi dari berbagai aplikasi pendataan) Penguatan Rembuk Stunting PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA DIINTEGRASIKAN KE DALAM
  • 22. KEDUDUKAN REMBUK STUNTING DALAM PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN DESA DAN PERENCANAAN KEGIATAN PENANGANAN STUNTING DI DESA REMBUK WARGA • DILAKSANAKAN OLEH PEMDES • MENYEPAKATI HASIL RANCANGAN RKPDESA • DIIKUTI OLEH PEMDES, BPD DAN UNSUR MASYARAKAT MUSRENBANGDES OUT PUT RANCANGAN: 1.RPJMDESA 6 THN 2.RKPDESA 1 THN RKPDESA DILAKSANAKAN SECARA PARTISIPATIF PENYELARASAN PENGKAJIAN KEADAAN DESA REMBUK STUNTING DESA PENGGALIAN GAGASAN DI DESA Rembuk Stunting Desa dilakukan pra Musdes/Rembuk Warga sehingga usulan kegiatan stunting dapat diintegrasikan pada penyusunan rancangan RPJM Desa dan RKP Desa PENYUSUNAN RAPBDES MUSDES untuk membahas, menetapkan dan mengesahkan RKP Desa, dilaksanakan oleh BPD dengan Fasilitasi dari Pemdes MUSDES
  • 23. Pemerintah Desa mengoordinasikan dan melaksanakan Percepatan Penurunan Stunting di tingkat desa. Pemerintah Desa memprioritaskan penggunaan dana desa dalam mendukung penyelenggaraan Percepatan Penurunan Stunting. Pemerintah Desa mengoptimalkan program dan kegiatan pembangunan desa dalam mendukung penyelenggaraan Percepatan Penurunan Stunting. PERAN PEMERINTAH DESA DALAM PENYELENGGARA AN PERCEPATAN PENURUNAN STUNTING PERPRES 72 2021 1 2 3
  • 24. publish by: ciptaDesa.com Peran Pelaku Pelaksanaan Konvergensi Penurunan Stunting di Desa
  • 25. Peran Pelaku di Tingkat Desa Kepala Desa Koordinasi pelaksanaan konvergensi penurunan stunting di Desa dipimpin oleh kepala desa. kepala desa juga berperan dalam melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap pelaksanaan konvergensi penurunan stunting di tingkat Desa, termasuk memantau dan mengkonsolidasikan pelaksanaan tugas para pelaku penurunan stunting di Desa BPD KPM Sosialisasi, pemetaan sosial, pemantauan dan evaluasi, serta pelaporan Pembinaan dan pengawasan pelaksanaan konvergensi penurunan stunting di desa
  • 26. Peran Pelaku di Tingkat Desa Kader PKK Penggerak dan fasilitator pelayanan bagi keluarga Bidan Desa Kader KB Pencatat dan pelapor data kelompok sasaran Koordinator pendamping keluarga, pemberi pelayanan kesehatan untuk kelompok sasaran
  • 27. Peran Pelaku di Tingkat Desa Keluarga dan kelompok antar keluarga Memfasilitasi layanan kepada kelompok prioritas penurunan stunting Pendamping Lokal Desa Tim Pendamping keluarga Melakukan pendampingan (penyuluhan, fasilitasi pelayanan, dan surrvailance kepada keluarga Melakukan pendampingan, pendataan desa, perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan
  • 28. Membantu Kades dalam peningkatan pelayanan kesehatan Kelas pengasuhan Membantu Kades dalam menanggulangi masalah kesejahteraan sosial dan pengembangan generasi muda Posyandu (plus BKB) PAUD Holistik dan Integratif Karang Taruna, Kelompok pegiat desa Peran Pelaku di Tingkat Desa
  • 29. Mengoordinasikan, menyinergikan, dan mengevaluasi penyelenggaraan percepatan penurunan stunting di desa Pendamping program PKH, Sanimas, Pamsimas, LSM, dan lainnya Tim Percepatan Penurunan stunting Desa Fasilitator Program Lainnya Peran Pelaku di Tingkat Desa
  • 30. Koordinasi Antar Pelaku melalui Rumah Desa Sehat Rumah Desa Sehat mempunyai fungsi sebagai: 1) Pusat informasi pelayanan sosial dasar di Desa khususnya bidang Kesehatan; 2) Ruang literasi kesehatan di Desa; 3) Wahana komunikasi, informasi dan edukasi tentang kesehatan di Desa; 4) Forum advokasi kebijakan pembangunan Desa di bidang Kesehatan. RDS
  • 31.
  • 32. 1. Pelaksanaan Kegiatan Pencegahan & Penurunan Stunting Tahun 2023 yang Bersumber dari Dana Desa 1. Transportasi Pelayanan Kesehatan oleh Tenaga Kesehatan 2. Operasional Pelayanan Kesehatan di Polindes 3. Insentif Pengelola dan Tutor PAUD 4. Operasional PAUD 5. Insentif Kader Posyandu Bayi Balita 6. Insentif Kader Pembangunan Manusia 7. Operasional Pelayanan Posyandu 8. Operasional Pelaporan eHDW oleh KPM 9. PMT Keluarga 1000 HPK dan Balita Beresiko Stunting selama 90 Hari 10. PMT Penyuluhan di Posyandu 11. Demo Masak di Posyandu 12. Pelatihan Emotional Demonstration (Emo Demo) 13. Bantuan Ketahanan Pangan Keluarga
  • 33. 2. Hasil Bulan Operasi Timbang (BOT) Bulan Agustus 2023 Desa SUBUN BESTOBE
  • 34. 2. Hasil Bulan Operasi Timbang (BOT) Bulan Agustus 2023 Desa SUBUN BESTOBE BALITA STUNTING
  • 35. 2. Hasil Bulan Operasi Timbang (BOT) Bulan Agustus 2023 Desa SUBUN BESTOBE BADUTA STUNTING
  • 36. 3. KONDISI LAYANAN, PELAKSANAAN POSYANDU DAN TINGKAT PARTISIPASI SASARAN POSYANDU A. Layanan: Apakah semua layanan telah melakukan kegiatan rutinitas yang wajib dilaksanakan, seperti pemeriksaan bumil, penimbangan, pengukuran, imunisasi, kunjungan rumah, konseling, dll. B. Pelaksanaan Posyandu:  Ketersediaan perlengkapan di Posyandu, seperti alat ukur, alat timbang, fasilitas lainnya yang dibutuhkan dan belum tersedia.  Kualitas dan standarisasi peralatan di posyandu, seperti apakah alat ukur dan alat timbang masih berfungsi dan sesuai dengan standar, dll.  Ketersediaan PMT: apakah sudah sesuai dgn standar gizi menurut ahli gizi (menu dan nilai anggaran).  Kecakapan Kader dlm memberikan layanan: kesesuaian dgn SOP, peran dlm Menja 1 – 4, dll.  Dukungan dari stakeholder di dusun: peran Kasun, RT/RW, PKK, dll. C. Tingkat Kehadiran/Partisipasi:  Apakah seluruh sasaran hadir untuk mendapatkan layanan…?  Bagaimana peran orang tua laki-laki dlm kegiatan posyandu…?  Dll.