SlideShare a Scribd company logo
1 of 16
Pemahaman
Agama:
Sosiologis
Pendekatan Sosiologi?
 Sosiologi (Inggris = Sociology), dari kata
Yunani socio (berserikat) dan logos
(wacana, ilmu)
 Secara harafiah: ilmu tentang
kemasyarakatan.
 Yang dipelajari sosiologi adalah hubungan
dan pengaruh timbal balik antara aneka
macam gejala-gejala sosial dan non-sosial
(keluarga, hukum, ekonomi, politik,
agama, pola hidup, geografi dst.)
Pendiri Sosiologi

Auguste Comte

 Yang pertama kali
memakai istilah
sosiologi.
 Yang mengembangkan
metode observasi
(pengamatan) secara
empiris (realitas yang
dapat diamati dengan
panca indra).
 Sosiologi menjadi ilmu
yang absah (ilmiah).
Sosiologi dan Agama
 Sejak semula sosiologi concern pada
agama.
 Agama dikaji sebagai fenomena sosial.
 Sosiologi Agama mengkaji interelasi dan
interaksi antara agama dan masyarakat .
 Yang dipelajari: bagaimana tata cara
masyarakat, kebudayaan maupun pribadipribadi mempengaruhi agama
sebagaimana agama mempengaruhi
mereka.
Agama dalam pandangan
Sosiolog

Emile Durkheim

 Agama merupakan salah
satu bentuk konstruksi
sosial.
 Agama menyatukan
masyarakat memalui
deskripsi simbolik.
 Agama mensakralkan
kekuatan hubungan
anggota dalam suku.
 Agama merupakan
sumber keteraturan sosial
dan moral, mengikat
masyarakat ke dalam
suatu proyeksi sosial, nilai
dan tujuan bersama.
Agama dalam Pandangan
Sosiolog
 Agama merupakan alat
pembenaran atas
ketidak-adilan dan
kekerasan sosial.
 Agama seperti candu
yang membius rakyat
dalam suasana
ketertindasan mereka
dan menjanjikan pahala
di akhirat atau memberi
Karl Marx
jalan keluar ritual sebagai
kompensasi.
Kaum Feodal/
Bourjuis/ Kapitalis
Yang ada pada Agama
Kaum Bourjuis memanfaatkan agama untuk
Mempertahankan kedudukannya.
Kaum Proletar memakai agama untuk
Bertahan dalam hidup yang sangat sulit

Kaum Petani/
Proletar/ Buruh
Weber
tentang
sosiologi
agama
Weber terkenal sebagai tokoh sosiologi agama
terutama karena beberapa alasan :
1. Dia mampu menjelaskan bahwa kehidupan
beragama tidak beda dari kehidupan sosial
lainnya, sehingga dapat dianalisis dengan
konsep-konsep yang terkait tindakan,
tindakan sosial. Kedua konsep ini sangat
sentral dalam sosiologi Weber.
2. Walaupun Weber dikritik karena
penggunaan kerangka analisis tipe ideal,
banyak konsep-konsep inti yang
dikemukakan Weber tetap menjadi acuan:
1) Keselamatan yang berorientasi ke dunia ini
(this worldly salvation).
2) Keselamatan yang berorientasi ke dunia sana
(other worldly salvation)

3. Analisis Wallis (The elementary forms of
the new religious life) banyak mengacu
pada kedua konsep Weber itu, walaupun
judul bukunya mengacu pada Durkheim
(The elementary forms of religious life) :
1)
2)
3)

Accomodation in the world (mirip this worldly)
Affirmation of the world (mirip this worldly)
Rejection of the world (mirip other worldly)
1. Otorita Tradisional
Otorita tradisional meletakkan dasar-dasar legitimasi pada pola pengawasan sebagaimana di
berlakukan dimasa lampau dan yang kini masih berlaku. Legitimasi amat dikaitkan dengan
kewajiban penduduk untuk menuangkan loyalitas pribadinya kepada siapa yang menjadi
kepalanya. Para pemegang otorita merasa takut untuk merenggangkan cara pengerjaan
tradisional, karena perubahan berikutnya akan menggerogoti sumber-sumber legitimasinya.


2. Otorita Kharismatik
Otorita ini timbul karena penghambaan seseorang kepada individu yang memiliki hal-hal yang
tidak biasa. Individu yang dipatuhi tersebut misalnya mempunyai sikap heroik, ciri dan sifat
pribadi lainnya yang amat menonjol. Kedudukan seorang pemimpin kharismatik tidaklah
diancam oleh kriteria tradisional, seorang pemimpin kharismatik tidaklah dibelenggu oleh
aturan tradisional. Pemimpin seperti ini dan segala komandonya selalu dipatuhi oleh para
pengikutnya yang dipandang dapat memimpinnya ke arah pencapaian tujuannya.


3. Otorita Legal-Rasional
Otorita ini didasarkan atas aturan yang bersifat tidak pribadi impersonal yang ditetapkan secara
legal. Kesetiaan atau kepatuhan adalah manakala seseorang melaksanakan otorita kantornya
hanya dengan loyalitas fornal dan pimpinannya dan hanya dalam jangkauan otorita kantornya.
Otorita legal-raisonal memang didasarkan atas aturan-aturan yang pasti. Aturan bisa saja
terdapat perubahan untuk dapat mengikuti perubahan yang terjadi didalam lingkungannya
secara sistematis, dan mengandung perkiraan masa mendatang.

4. Inti pemikiran Weber tentang agama :
1) Dia tetap menggunakan konsep utama dalam
agama, sehingga tidak ada kesan ada sosiologi
agama tanpa agama. Konsep inti yang dianalis
secara sosiologik : keselamatan. Konsep ini
juga digunakan Clifford Geertz dalam
mempelajari Agama Java (Religion of Java)
yang disebut Abangan itu.
2) Kalau keselamatan itu dihubungkan dengan
tindakan (action) atau interaksi sosial dalam
kelompok agama, maka keselamatan itu
adalah nilai yang menjadi orientasi tindakan di
satu pihak dan menjadi pendorong di lain
pihak.
3) Untuk menganalisis tindakan yang berorientasi
nilai itu, dia menggunakan konsep-konsep
sosiologi (tipe ideal) :
a. Tindakan rasional : means – end schema.
b. Tindakan rasional – nilai : nilai adalah tujuan dan
tindakan rasional adalah alat.
c. Tindakan emosional
d. Tindakan tradisional.

3) Penerapan kerangka analisis sosiologik :
a. Ada penganut agama yang berbeda perkembangan
ekonominya : Kalvinis dan non Kalvinis
b. Mengapa Kalvinis maju ?
c. Kerangka means – end schema diterapkan sebagai
berikut.
5) Analisis :
a. Tujuan beragama : keselamatan di sini (this worldly)
dan di sana (other worldly). Wujud keselamatan
paling akhir : surga, tinggal bersama Allah dan
keluarga kudus di sana.
b. Alat : tindakan yang mengarah ke keselamatan.
c. Bagaimana sikap terhadap keselamatan ?
a) Selamat atau tidak selamat, di sini atau di sana, tak
seorangpun yang tahu pasti.
b) Dalam ketidaktahuan itu orang harus percaya bahwa dia
selamat dan masuk surga. Kalau tidak buat apa beragama.
c) Tetapi keselamatan dalam pandangan Kallvinis bersifat
eskatologik : keselamatan di sana sudah dimulai saat ini di
dunia ini.

d. Tindakan beragama (means) dalam rangka
mencapai keselamatan (tujuan) dianalisis Weber
dengan kerangka sosiologik.
6) Konsep-konsep penting :
a. Keselamatan : bersifat predestinatif, artinya Allah
sudah menentukan terlebih dahulu siapa yang
masuk surga atau tidak.
b. Cara untuk memperoleh keselamatan :
a) Harus menganggap bahwa kita adalah orang yang dalam
predestinasi Allah masuk surga.
b) Mengurangi dosa
c) Untuk mengurangi dosa : Asketisme : cara hidup
bermatiraga (berpuasa) untuk memperoleh keselamatan
setelah mati : (i) Mengurangi makan, cukup untuk
memenuhi kebutuhan kalori saja : tidak lebih dan tidak
kurang. (ii) Mengurangi kenikmatan. (ii) Menggunakan
pakaian yang perlu saja.
d) Asketisme bukan dilakukan selama satu bulan puasa saja,
melainkan menjadi gaya hidup orang.
7) Dampak asketisme menurut interpretasi Weber
a. Kekayaan yang terakumulasi karena tindakan
berpuasa.
b. Keselamatan dunia sana terjamin dan begitu pula
dunia sini (eskatologik).
c. Awal kapitalisme barat.

More Related Content

What's hot

Ilmu Sosial Dasar : Agama dan Masyarakat
Ilmu Sosial Dasar : Agama dan MasyarakatIlmu Sosial Dasar : Agama dan Masyarakat
Ilmu Sosial Dasar : Agama dan Masyarakatargiosalsanov26
 
Agama dan solidaritas sosial2
Agama dan solidaritas sosial2Agama dan solidaritas sosial2
Agama dan solidaritas sosial2yunizaharani
 
Agama dan solidaritas sosial
Agama dan solidaritas sosialAgama dan solidaritas sosial
Agama dan solidaritas sosialputri_indah
 
Pengantar moral kristiani copy
Pengantar moral kristiani copyPengantar moral kristiani copy
Pengantar moral kristiani copyMichael Kosasih
 
Hubungan Agama dan Kebudayaan
Hubungan Agama dan KebudayaanHubungan Agama dan Kebudayaan
Hubungan Agama dan Kebudayaanindra08
 
Pancasila sebagai Ideologi Nasional (Materi Pertemuan ke 10)
Pancasila sebagai Ideologi Nasional (Materi Pertemuan ke 10)Pancasila sebagai Ideologi Nasional (Materi Pertemuan ke 10)
Pancasila sebagai Ideologi Nasional (Materi Pertemuan ke 10)ahmad sururi
 
Kelompok 1 ilkom17 etika, aliran etika,pengertian pancasila sebagai sistem etika
Kelompok 1 ilkom17 etika, aliran etika,pengertian pancasila sebagai sistem etikaKelompok 1 ilkom17 etika, aliran etika,pengertian pancasila sebagai sistem etika
Kelompok 1 ilkom17 etika, aliran etika,pengertian pancasila sebagai sistem etikadayurikaperdana19
 
Antisipasi+sekularisme+terhadap+ketatanegaraan+indonesia
Antisipasi+sekularisme+terhadap+ketatanegaraan+indonesiaAntisipasi+sekularisme+terhadap+ketatanegaraan+indonesia
Antisipasi+sekularisme+terhadap+ketatanegaraan+indonesiaAazad Almas
 
Power Point Pancasila sebagai Sistem Etika
Power Point Pancasila sebagai Sistem EtikaPower Point Pancasila sebagai Sistem Etika
Power Point Pancasila sebagai Sistem EtikaNovi Suryani
 
Studi Profan dan Sakral Menurut Emile Durkheim
Studi Profan dan Sakral Menurut Emile DurkheimStudi Profan dan Sakral Menurut Emile Durkheim
Studi Profan dan Sakral Menurut Emile Durkheimafifahdhaniyah
 
Bab IX pengertian etika, nilai, moral dan norma 1
Bab IX pengertian etika, nilai, moral dan norma 1Bab IX pengertian etika, nilai, moral dan norma 1
Bab IX pengertian etika, nilai, moral dan norma 1yudikrismen1
 
Pancasila Sebagai Sistem Etika
Pancasila Sebagai Sistem EtikaPancasila Sebagai Sistem Etika
Pancasila Sebagai Sistem Etikadayurikaperdana19
 
Makul Etika Profesi Kelompok 3 ETIK,ETIKA,NORMA DAN MORAL
Makul Etika Profesi Kelompok 3 ETIK,ETIKA,NORMA DAN MORALMakul Etika Profesi Kelompok 3 ETIK,ETIKA,NORMA DAN MORAL
Makul Etika Profesi Kelompok 3 ETIK,ETIKA,NORMA DAN MORAL Pet-pet
 

What's hot (20)

Ilmu Sosial Dasar : Agama dan Masyarakat
Ilmu Sosial Dasar : Agama dan MasyarakatIlmu Sosial Dasar : Agama dan Masyarakat
Ilmu Sosial Dasar : Agama dan Masyarakat
 
Agama dan solidaritas sosial2
Agama dan solidaritas sosial2Agama dan solidaritas sosial2
Agama dan solidaritas sosial2
 
Agama dan solidaritas sosial
Agama dan solidaritas sosialAgama dan solidaritas sosial
Agama dan solidaritas sosial
 
Agama dan masyarakat
Agama dan masyarakatAgama dan masyarakat
Agama dan masyarakat
 
Pengantar moral kristiani copy
Pengantar moral kristiani copyPengantar moral kristiani copy
Pengantar moral kristiani copy
 
Presentation1
Presentation1Presentation1
Presentation1
 
Latar belakang
Latar belakangLatar belakang
Latar belakang
 
Pancasila sebagai sistem Etika
Pancasila sebagai sistem EtikaPancasila sebagai sistem Etika
Pancasila sebagai sistem Etika
 
Hubungan Agama dan Kebudayaan
Hubungan Agama dan KebudayaanHubungan Agama dan Kebudayaan
Hubungan Agama dan Kebudayaan
 
Prinsip moral agama katolik 1 lia
Prinsip moral agama katolik 1 liaPrinsip moral agama katolik 1 lia
Prinsip moral agama katolik 1 lia
 
Pancasila sebagai Ideologi Nasional (Materi Pertemuan ke 10)
Pancasila sebagai Ideologi Nasional (Materi Pertemuan ke 10)Pancasila sebagai Ideologi Nasional (Materi Pertemuan ke 10)
Pancasila sebagai Ideologi Nasional (Materi Pertemuan ke 10)
 
Kelompok 1 ilkom17 etika, aliran etika,pengertian pancasila sebagai sistem etika
Kelompok 1 ilkom17 etika, aliran etika,pengertian pancasila sebagai sistem etikaKelompok 1 ilkom17 etika, aliran etika,pengertian pancasila sebagai sistem etika
Kelompok 1 ilkom17 etika, aliran etika,pengertian pancasila sebagai sistem etika
 
Fungsi ideologi
Fungsi ideologiFungsi ideologi
Fungsi ideologi
 
Antisipasi+sekularisme+terhadap+ketatanegaraan+indonesia
Antisipasi+sekularisme+terhadap+ketatanegaraan+indonesiaAntisipasi+sekularisme+terhadap+ketatanegaraan+indonesia
Antisipasi+sekularisme+terhadap+ketatanegaraan+indonesia
 
Power Point Pancasila sebagai Sistem Etika
Power Point Pancasila sebagai Sistem EtikaPower Point Pancasila sebagai Sistem Etika
Power Point Pancasila sebagai Sistem Etika
 
Bab vi
Bab viBab vi
Bab vi
 
Studi Profan dan Sakral Menurut Emile Durkheim
Studi Profan dan Sakral Menurut Emile DurkheimStudi Profan dan Sakral Menurut Emile Durkheim
Studi Profan dan Sakral Menurut Emile Durkheim
 
Bab IX pengertian etika, nilai, moral dan norma 1
Bab IX pengertian etika, nilai, moral dan norma 1Bab IX pengertian etika, nilai, moral dan norma 1
Bab IX pengertian etika, nilai, moral dan norma 1
 
Pancasila Sebagai Sistem Etika
Pancasila Sebagai Sistem EtikaPancasila Sebagai Sistem Etika
Pancasila Sebagai Sistem Etika
 
Makul Etika Profesi Kelompok 3 ETIK,ETIKA,NORMA DAN MORAL
Makul Etika Profesi Kelompok 3 ETIK,ETIKA,NORMA DAN MORALMakul Etika Profesi Kelompok 3 ETIK,ETIKA,NORMA DAN MORAL
Makul Etika Profesi Kelompok 3 ETIK,ETIKA,NORMA DAN MORAL
 

Similar to Pemahaman Agama Sosiologis

Kaidah/Keyakinan agama terhadap manusia
Kaidah/Keyakinan agama terhadap manusiaKaidah/Keyakinan agama terhadap manusia
Kaidah/Keyakinan agama terhadap manusiapjj_kemenkes
 
Kaidah /keyakinan agama terhadap manusia
Kaidah /keyakinan agama terhadap manusiaKaidah /keyakinan agama terhadap manusia
Kaidah /keyakinan agama terhadap manusiapjj_kemenkes
 
Keperawatan agama modul 3 kb1
Keperawatan agama modul 3 kb1Keperawatan agama modul 3 kb1
Keperawatan agama modul 3 kb1Anton Saja
 
Sosiologi sebagai ilmu pengetahuan
Sosiologi sebagai ilmu pengetahuanSosiologi sebagai ilmu pengetahuan
Sosiologi sebagai ilmu pengetahuanayu larissa
 
AKSIOLOGI KEILMUAN DALAM NILAI NILAI PENGEMBANGAN KEILMUAN
AKSIOLOGI KEILMUAN DALAM NILAI NILAI PENGEMBANGAN KEILMUAN AKSIOLOGI KEILMUAN DALAM NILAI NILAI PENGEMBANGAN KEILMUAN
AKSIOLOGI KEILMUAN DALAM NILAI NILAI PENGEMBANGAN KEILMUAN noval pratama
 
Etika dan moral_kelompok_(1)[1]
Etika dan moral_kelompok_(1)[1]Etika dan moral_kelompok_(1)[1]
Etika dan moral_kelompok_(1)[1]SIFASIFA9
 
Modul pancasila sbg ideologi terbuka
Modul pancasila sbg ideologi terbukaModul pancasila sbg ideologi terbuka
Modul pancasila sbg ideologi terbukaLukman Priasmoro
 
Shb makalah (etika dan sistem etika)
Shb makalah (etika dan sistem etika)Shb makalah (etika dan sistem etika)
Shb makalah (etika dan sistem etika)Yabniel Lit Jingga
 
PANCASILA SEBAGAI DASAR ETIKA
PANCASILA SEBAGAI DASAR ETIKAPANCASILA SEBAGAI DASAR ETIKA
PANCASILA SEBAGAI DASAR ETIKAMira Veranita
 
Sejarah Perumusan Macam-macam Ideologi di Dunia
Sejarah Perumusan Macam-macam Ideologi di DuniaSejarah Perumusan Macam-macam Ideologi di Dunia
Sejarah Perumusan Macam-macam Ideologi di Dunianorma 28
 
Etika Kristen Materi Kuliah
Etika Kristen Materi KuliahEtika Kristen Materi Kuliah
Etika Kristen Materi KuliahSAROFAMATI DUHA
 
Etika bisnis dan informasi teori etika
Etika bisnis dan informasi  teori etikaEtika bisnis dan informasi  teori etika
Etika bisnis dan informasi teori etikaHarisno Al-anshori
 

Similar to Pemahaman Agama Sosiologis (20)

Kaidah/Keyakinan agama terhadap manusia
Kaidah/Keyakinan agama terhadap manusiaKaidah/Keyakinan agama terhadap manusia
Kaidah/Keyakinan agama terhadap manusia
 
Kaidah /keyakinan agama terhadap manusia
Kaidah /keyakinan agama terhadap manusiaKaidah /keyakinan agama terhadap manusia
Kaidah /keyakinan agama terhadap manusia
 
Keperawatan agama modul 3 kb1
Keperawatan agama modul 3 kb1Keperawatan agama modul 3 kb1
Keperawatan agama modul 3 kb1
 
A
AA
A
 
Filsafat peksos
Filsafat peksosFilsafat peksos
Filsafat peksos
 
Memahami islam sbg worldview
Memahami islam sbg worldviewMemahami islam sbg worldview
Memahami islam sbg worldview
 
Sosiologi sebagai ilmu pengetahuan
Sosiologi sebagai ilmu pengetahuanSosiologi sebagai ilmu pengetahuan
Sosiologi sebagai ilmu pengetahuan
 
AKSIOLOGI KEILMUAN DALAM NILAI NILAI PENGEMBANGAN KEILMUAN
AKSIOLOGI KEILMUAN DALAM NILAI NILAI PENGEMBANGAN KEILMUAN AKSIOLOGI KEILMUAN DALAM NILAI NILAI PENGEMBANGAN KEILMUAN
AKSIOLOGI KEILMUAN DALAM NILAI NILAI PENGEMBANGAN KEILMUAN
 
Etika dan moral_kelompok_(1)[1]
Etika dan moral_kelompok_(1)[1]Etika dan moral_kelompok_(1)[1]
Etika dan moral_kelompok_(1)[1]
 
Modul pancasila sbg ideologi terbuka
Modul pancasila sbg ideologi terbukaModul pancasila sbg ideologi terbuka
Modul pancasila sbg ideologi terbuka
 
Tajuk 5 Metafizik (USIM).pdf
Tajuk 5 Metafizik (USIM).pdfTajuk 5 Metafizik (USIM).pdf
Tajuk 5 Metafizik (USIM).pdf
 
Etika
EtikaEtika
Etika
 
Shb makalah (etika dan sistem etika)
Shb makalah (etika dan sistem etika)Shb makalah (etika dan sistem etika)
Shb makalah (etika dan sistem etika)
 
studi islam.docx
studi islam.docxstudi islam.docx
studi islam.docx
 
04 Agama
04 Agama04 Agama
04 Agama
 
PANCASILA SEBAGAI DASAR ETIKA
PANCASILA SEBAGAI DASAR ETIKAPANCASILA SEBAGAI DASAR ETIKA
PANCASILA SEBAGAI DASAR ETIKA
 
Teori ilmu sosial dasar
Teori ilmu sosial dasarTeori ilmu sosial dasar
Teori ilmu sosial dasar
 
Sejarah Perumusan Macam-macam Ideologi di Dunia
Sejarah Perumusan Macam-macam Ideologi di DuniaSejarah Perumusan Macam-macam Ideologi di Dunia
Sejarah Perumusan Macam-macam Ideologi di Dunia
 
Etika Kristen Materi Kuliah
Etika Kristen Materi KuliahEtika Kristen Materi Kuliah
Etika Kristen Materi Kuliah
 
Etika bisnis dan informasi teori etika
Etika bisnis dan informasi  teori etikaEtika bisnis dan informasi  teori etika
Etika bisnis dan informasi teori etika
 

Pemahaman Agama Sosiologis

  • 2. Pendekatan Sosiologi?  Sosiologi (Inggris = Sociology), dari kata Yunani socio (berserikat) dan logos (wacana, ilmu)  Secara harafiah: ilmu tentang kemasyarakatan.  Yang dipelajari sosiologi adalah hubungan dan pengaruh timbal balik antara aneka macam gejala-gejala sosial dan non-sosial (keluarga, hukum, ekonomi, politik, agama, pola hidup, geografi dst.)
  • 3. Pendiri Sosiologi Auguste Comte  Yang pertama kali memakai istilah sosiologi.  Yang mengembangkan metode observasi (pengamatan) secara empiris (realitas yang dapat diamati dengan panca indra).  Sosiologi menjadi ilmu yang absah (ilmiah).
  • 4. Sosiologi dan Agama  Sejak semula sosiologi concern pada agama.  Agama dikaji sebagai fenomena sosial.  Sosiologi Agama mengkaji interelasi dan interaksi antara agama dan masyarakat .  Yang dipelajari: bagaimana tata cara masyarakat, kebudayaan maupun pribadipribadi mempengaruhi agama sebagaimana agama mempengaruhi mereka.
  • 5. Agama dalam pandangan Sosiolog Emile Durkheim  Agama merupakan salah satu bentuk konstruksi sosial.  Agama menyatukan masyarakat memalui deskripsi simbolik.  Agama mensakralkan kekuatan hubungan anggota dalam suku.  Agama merupakan sumber keteraturan sosial dan moral, mengikat masyarakat ke dalam suatu proyeksi sosial, nilai dan tujuan bersama.
  • 6. Agama dalam Pandangan Sosiolog  Agama merupakan alat pembenaran atas ketidak-adilan dan kekerasan sosial.  Agama seperti candu yang membius rakyat dalam suasana ketertindasan mereka dan menjanjikan pahala di akhirat atau memberi Karl Marx jalan keluar ritual sebagai kompensasi.
  • 7. Kaum Feodal/ Bourjuis/ Kapitalis Yang ada pada Agama Kaum Bourjuis memanfaatkan agama untuk Mempertahankan kedudukannya. Kaum Proletar memakai agama untuk Bertahan dalam hidup yang sangat sulit Kaum Petani/ Proletar/ Buruh
  • 9. Weber terkenal sebagai tokoh sosiologi agama terutama karena beberapa alasan : 1. Dia mampu menjelaskan bahwa kehidupan beragama tidak beda dari kehidupan sosial lainnya, sehingga dapat dianalisis dengan konsep-konsep yang terkait tindakan, tindakan sosial. Kedua konsep ini sangat sentral dalam sosiologi Weber. 2. Walaupun Weber dikritik karena penggunaan kerangka analisis tipe ideal, banyak konsep-konsep inti yang dikemukakan Weber tetap menjadi acuan:
  • 10. 1) Keselamatan yang berorientasi ke dunia ini (this worldly salvation). 2) Keselamatan yang berorientasi ke dunia sana (other worldly salvation) 3. Analisis Wallis (The elementary forms of the new religious life) banyak mengacu pada kedua konsep Weber itu, walaupun judul bukunya mengacu pada Durkheim (The elementary forms of religious life) : 1) 2) 3) Accomodation in the world (mirip this worldly) Affirmation of the world (mirip this worldly) Rejection of the world (mirip other worldly)
  • 11. 1. Otorita Tradisional Otorita tradisional meletakkan dasar-dasar legitimasi pada pola pengawasan sebagaimana di berlakukan dimasa lampau dan yang kini masih berlaku. Legitimasi amat dikaitkan dengan kewajiban penduduk untuk menuangkan loyalitas pribadinya kepada siapa yang menjadi kepalanya. Para pemegang otorita merasa takut untuk merenggangkan cara pengerjaan tradisional, karena perubahan berikutnya akan menggerogoti sumber-sumber legitimasinya.  2. Otorita Kharismatik Otorita ini timbul karena penghambaan seseorang kepada individu yang memiliki hal-hal yang tidak biasa. Individu yang dipatuhi tersebut misalnya mempunyai sikap heroik, ciri dan sifat pribadi lainnya yang amat menonjol. Kedudukan seorang pemimpin kharismatik tidaklah diancam oleh kriteria tradisional, seorang pemimpin kharismatik tidaklah dibelenggu oleh aturan tradisional. Pemimpin seperti ini dan segala komandonya selalu dipatuhi oleh para pengikutnya yang dipandang dapat memimpinnya ke arah pencapaian tujuannya.  3. Otorita Legal-Rasional Otorita ini didasarkan atas aturan yang bersifat tidak pribadi impersonal yang ditetapkan secara legal. Kesetiaan atau kepatuhan adalah manakala seseorang melaksanakan otorita kantornya hanya dengan loyalitas fornal dan pimpinannya dan hanya dalam jangkauan otorita kantornya. Otorita legal-raisonal memang didasarkan atas aturan-aturan yang pasti. Aturan bisa saja terdapat perubahan untuk dapat mengikuti perubahan yang terjadi didalam lingkungannya secara sistematis, dan mengandung perkiraan masa mendatang. 
  • 12. 4. Inti pemikiran Weber tentang agama : 1) Dia tetap menggunakan konsep utama dalam agama, sehingga tidak ada kesan ada sosiologi agama tanpa agama. Konsep inti yang dianalis secara sosiologik : keselamatan. Konsep ini juga digunakan Clifford Geertz dalam mempelajari Agama Java (Religion of Java) yang disebut Abangan itu. 2) Kalau keselamatan itu dihubungkan dengan tindakan (action) atau interaksi sosial dalam kelompok agama, maka keselamatan itu adalah nilai yang menjadi orientasi tindakan di satu pihak dan menjadi pendorong di lain pihak.
  • 13. 3) Untuk menganalisis tindakan yang berorientasi nilai itu, dia menggunakan konsep-konsep sosiologi (tipe ideal) : a. Tindakan rasional : means – end schema. b. Tindakan rasional – nilai : nilai adalah tujuan dan tindakan rasional adalah alat. c. Tindakan emosional d. Tindakan tradisional. 3) Penerapan kerangka analisis sosiologik : a. Ada penganut agama yang berbeda perkembangan ekonominya : Kalvinis dan non Kalvinis b. Mengapa Kalvinis maju ? c. Kerangka means – end schema diterapkan sebagai berikut.
  • 14. 5) Analisis : a. Tujuan beragama : keselamatan di sini (this worldly) dan di sana (other worldly). Wujud keselamatan paling akhir : surga, tinggal bersama Allah dan keluarga kudus di sana. b. Alat : tindakan yang mengarah ke keselamatan. c. Bagaimana sikap terhadap keselamatan ? a) Selamat atau tidak selamat, di sini atau di sana, tak seorangpun yang tahu pasti. b) Dalam ketidaktahuan itu orang harus percaya bahwa dia selamat dan masuk surga. Kalau tidak buat apa beragama. c) Tetapi keselamatan dalam pandangan Kallvinis bersifat eskatologik : keselamatan di sana sudah dimulai saat ini di dunia ini. d. Tindakan beragama (means) dalam rangka mencapai keselamatan (tujuan) dianalisis Weber dengan kerangka sosiologik.
  • 15. 6) Konsep-konsep penting : a. Keselamatan : bersifat predestinatif, artinya Allah sudah menentukan terlebih dahulu siapa yang masuk surga atau tidak. b. Cara untuk memperoleh keselamatan : a) Harus menganggap bahwa kita adalah orang yang dalam predestinasi Allah masuk surga. b) Mengurangi dosa c) Untuk mengurangi dosa : Asketisme : cara hidup bermatiraga (berpuasa) untuk memperoleh keselamatan setelah mati : (i) Mengurangi makan, cukup untuk memenuhi kebutuhan kalori saja : tidak lebih dan tidak kurang. (ii) Mengurangi kenikmatan. (ii) Menggunakan pakaian yang perlu saja. d) Asketisme bukan dilakukan selama satu bulan puasa saja, melainkan menjadi gaya hidup orang.
  • 16. 7) Dampak asketisme menurut interpretasi Weber a. Kekayaan yang terakumulasi karena tindakan berpuasa. b. Keselamatan dunia sana terjamin dan begitu pula dunia sini (eskatologik). c. Awal kapitalisme barat.