SlideShare a Scribd company logo
1 of 6
BAB 1
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG MASALAH
Pendidikan Islam pada intinya adalah sebagai wahana pembentukan manusiayang
bermoralitas tinggi. Di dalam ajaran Islam moral atau akhlak tidak dapat dipisahkan dari
keimanan.Keimananmerupakanpengakuanhati. Akhlakadalahpantulan iman yang berupa
perilaku, ucapan, dan sikap atau dengankata lain akhlak adalah amal saleh. Iman adalah
maknawi (abstrak) sedangkanakhlak adalah bukti keimanan dalam bentuk perbuatan yang
dilakukandengankesadarandankarenaAllahsemata. erkaitandenganpernyataandi atas
bahwa akhlak tidak akan terpisah darikeimanan, dalam al-quann juga sering dijelaskan
bahwa setelah ada pernyataan $orang!orang yang beriman,% maka langsung diikuti oleh
$beramalsaleh.% Dengan kata lain amal saleh sebagai mani&estasi dari akhlakmerupakan
perwujudandari keimananseseorang. Pemahaman moralitasdalam bahasa aslinya dikenal
denganduaistilahyaitual!akhla'al!karimahdanal!akhla'al!mahmudah.Keduanyamemiliki
pemahaman yang sama yaituakhlak yang terpuji dan mulia, semua perilaku baik, terpuji,
dan mulia yangdiridlai Allah.
Akhlakmerupakansifat yang tumbuh dan menyatu di dalam diri seseorang. Dari sifat yang
ada itulah terpancar sikap dan tingkah laku perbuatan seseorang, seperti sifat sabar, kasih
sayang, atau malah sebaliknya pemarah, benci karena dendam, iri dan dengki, sehingga
memutuskan hubungan silaturahmi.
Akhlak merupakan batu pondasi suatu kaum. Akhlak yang baik dan mulia akan
mengantarkan kedudukan seseorang pada posisi yang terhormat dan tinggi. Atas dasar
itulah kami menyusun makalah ini, agar kita semua sebagai makhluk Allah, tidak tersesat
dalam menjalani hidup, dan dapat menjadikan Rasulullah sebagai idola kita, karena
sesungguhnya pada diri Rasulullah terdapat suri tauladan yang baik bagi kita.
Pada dasarnya dalam sebuah teori memiliki berbagai macam sudut pandang yang
melahirkan banyak paham aliran yang berbeda-beda. Tiap aliran mempunyai plus dan
minusnya masing-masing. Dan setiap ilmu pengetahuan pasti berhubungan satu dengan
yang lainnya.Disini kami akan mencoba menjelaskan teori dan aliran aliran dalam akhlak.
RUMUSAN MASALAH
TUJUAN PENULISAN
METODE PENULISAN
Dari banyakmetode yangpenulisketahui,penulismenggunakanmetodekepustakaan.Pada
zaman modern ini metode kepustakaan tidak hanya berarti pergi ke perpustakaan tapi
dapat pula dilakukan dengan pergi ke warung internet (warnet). Penulis menggunakan
metode ini karena jauh lebih praktis, efektif, efisien, serta sangat mudah untuk mencari
bahan dandata – data tentangtopikataupunmateri yangpenulisgunakanuntukkarya tulis
ini.
BAB II
PEMBAHASAN
1. IDEALISME
Istilah idealisme berasal dari bahasa Gerika ( Yunani ), yaitu dari kata “ idea “, yang secara
etimologis berarti; akal, pikiran, atau sesuatu yang hadir dalam pikiran, atau dapat juga
disebut sesuatu bentuk yang masih ada dalam alam pikiran manusia.[1]
Menurut idealisme manusia pada dasarnya merupakan makhluk rohani. Sebuah contoh
yang jelasmengenai idealisme ialah filsafat Hegel, yang menurut pendiriannya kenyataan
berupa ide, roh akal atau pikiran. Maka menurut idealisme, nilai serta harkat manusia
didasarkan atas kenyataan bahwa ia merupakan wahana roh dan berhakekat kejiwaan.[2]
Aliran idealisme merupakan factor terpenting dari wujudnya tindakan- tindakan yang
nyata. Menurut Immanual kant untuk dapat terealisasinya tindakan dari kemauan
yang baik, maka kemauan yang perlu dihubungkan dengan suatu hal yang akan
menyempurnakannya. Dijelaskan pokok-pokok pandangan Immanual Kant :
1. Wujud yang paling dalam dari kenyataan ( hakikat ) ialah kerohanian
2. Factor yang paling penting mempengaruhi manusia ialah kemauan yang melahirkan
tindakan yang konkrit.
3. Dari kemauan yang baik itulah dihubungkan dengan suatu hal yang
menyempurnakannya yaitu rasa kewajiban.
Dengandemikian,makamenurutaliranini “kemauan“adalahmerupakanfactor terpenting
dari wujudnyatindakan-tindakan yang nyata. Oleh karena itu “ kemauan yang baik “adalah
menjadi dasar pokok dalam etika idealisme.
MenurutKant, untukdapatterealisasinyatindakandari kemauanyangbaik, maka kemauan
yang perlu dihubungkan dengan suatu hal yang akan menyempurnakan, yaitu “ perasaan
kewajiban “. Jadi, ada kemauan yang baik, kemudian disertai dengan perasaan kewajiban
menjalankansesuatuperbuatanatautindakan,makaterwujudlah perbuatan atau tindakan
yang baik.
Perludijelaskan,bahwarasakewajibanitu terlepas dari kemanfaatan, dalam arti kalau kita
mengerjakan sesuatu karena perasaan kewajiban, maka kita tidak boleh atau perlu
memikirkanapauntungdanruginyadari pekerjaanatauperbuatanitu. Jadi, rasa kewajiban
itutidakdapat direalisasilagi kepadaelemen-elemenyanglebihkecil, dalam arti kewajiban
itu hanya untuk kewajiban semata.
Terhadap etika Kant, terdapat beberapa catatan, antara lain:
a) Dasar etikaKantialahakal pikiran.Padahal etikaseseorangitudipengaruhi olehfactor-
faktor lain dan khususnya factor agama. Didalam ajaran agama terdapat banyak larangan-
larangan dan perintah-perintah yang harus dipatuhi oleh pemeluk-pemeluknya.
b) Menurut Kant, yang terpenting adalah kemauan. Factor kemauan saja sebenarnya
belum cukup untuk mewujudkan perbuatan. Sebab manusia itu mempunyai dorongan-
dorongan, kecenderungan-kecenderungan, dan sebagainya.
c) Kant mengandalkan kekuatan akal didalam mencapai hakikat sesuatu. Akal dapat
mengetahui hal-hal secara eksperimental. Terhadap hal-hal yang abstrak, akal tidak dapat
mencapainya. Hal-hal yanggaibmenurutajaranagamayang harusdiyakini secaradogmatis,
ia tidak bisa dibuktikan secara rasional, karena memang bukan bidangnya.
d) Kant mendasarkan “ rasa kewajiban “ untuk terwujudnya perbuatan. Banyak hal-hal
yang meminta perhatian dalam etika, seperti pengorbanan, mengenyampingkan
kepentingan diri sendiri dan sebagainya.
2. TRADISIONAL
Tiap umat manusia mempunyai adat / tradisi dan peraturan tertentu yang dianggap baik
untuk dilaksanakan. Karena itu, kapan dan dimanapun juga, dipengaruhi oleh adat
kebiasaan atau tradisi bangsanya, karena lahir dalam lingkungan bangsanya.
Harus diakui, bahwa aliran ini banyak mengandung kebenaran, hanya secara ilmiah
kurang memuaskan, karena tidak umum. Dengan demikian, maka terjadilah bermacam-
macam perbedaan adat / kebiasaan diantara bangsa-bangsa, tidak itu saja, bahkan
perbedaan antar suku. Adapun sumber daripada adat kebiasaan antara lain :
1. Perbuatan-perbuatan yang dilakukan oleh nenek moyangnya
2. Perbuatan / peristiwa secara kebetulan, meskipun tidak berdasarkan kepada akal.
3. Anggapan baik dari nenek moyangnya terhadap sesuatu perbuatan yang akhirnya
diwariskan secara turun temurun.
4. Perbuatan orang-orang terdahulu
Aliran ini berpendapat bahwa yang menjadi norma baik dan buruk ialah tradisi dan adat
kebiasaan.Perbuatanitudikatakanbaikapabilasesuai dengan adat kebiasan yang berlaku,
dan sebaliknya dikatakan perbuatan buruk apabila menyalahi aturan adat kebiasaan yang
berlaku.Alianini dapatdikatakantidak universalkarenahanyaberlakudisuatutempattidak
berlaku secara keseluruhan.
NATURALISME
Naturalisme berasal dari kata “nature” artinya alam atau apa yang dibawa sejak lahir.
Sehingga, aliran naturalisme dapat juga disebut sebagai Paham Alami. Maksudnya, bahwa
setiap manusa yang terlahir ke Bumi ini pada dasarnya memiliki kecenderungan atau
pembawaan yang baik, dan tak ada seorangpun terlahir dengan pembawaan yang buruk.
aliran ini berpendapat bahwa hakikatnya semua anak sejak dilahirkan adalah baik.
Bagaimanahasil perkembangannyasangatditentukanolehpendidikanyangditerimanyaatu
yang mempengaruhinya.Jikapengaruhataupendidikanitubaik,makaakanmenjadi baiklah
ia, akan tetapi jika pengaruh itu jelek, maka akan jelek pula hasilnya.
Pendapat para ahli tentang Aliran Naturalisme, yaitu ;
J.J Rosseau (Prancis, 1712-1778)
Denganalirannaturalismenya,ia berpedapat dalam bukunya Emile: bahwa “Semua adalah
baik pada waktu baru datang dari tangan sang pencipta, tetapi semua menjadi buruk di
tangan manusia.
Schopenhauer (Jerman, 1788-1860)
Berpendapatbahwa,“semua anak yang lahir mempunyai pembawaan yang baik, tidak ada
seorang pun yang lahir dengan pembawaan buruk.”
TEOLOGIS
Aliranini berpendapatbahwayangmenjadi ukuran baik dan buruknya perbuatan manusia,
adalah didasarkan atas ajaran Tuhan, apakah perbuatan itu diperintahkan atau dilarang
oleh-Nya. Segala perbuatan yang diperintahkan oleh Tuhan itulah yang baik dan segala
perbuatan yang dilarang oleh Tuhan itulah perbuatan yang buruk, dimana ajaran-ajaran
tersebut sudah dijelaskan dalam kitab suci.[2]
Dengan perkataan teologis saja nampaknya masih samar karena didunia ini terdapat
bermacam-macam agama yang mempunyai kitab suci sendiri-sendiri, yang antara satu
denganyanglain tidak sama, bahkan banyak yang bertentangan. Masing-masing penganut
agama menyadarkan pendiriannya kepada ajaran Tuhan.
Sebagai jalan keluar dari kesamaran itu, ialah dengan mengaitkan etika theologies ini
dengan jelas kepada agama, misalnya: etika theologies menurut Kristen, etika theologies
menurut Yahudi dan etika theologies menurut islam. Hal ini dilakukan oleh ahli filsafat
mengingat perkataan theologies menurut pandangan mereka masih bersifat umum,
sehingga perlu ada kejelasan etika theologies mana yang dimaksudkan.
VITALISME
Aliranetikavitalisme berpendirian bahwa yang menjadi baik buruknya perbuatan manusia
harus diukur ada tidaknya daya hidup (vitalitas)yang maksimum yang
mengendalikanperbuatanitu;yang dianggap baik menurut aliran ini ialah orang kuat yang
dapat memaksakan kehendaknya dan sanggup menjadikan dirinya selalu ditaati. Dapat
dikatakanbahwaaliranini berusahamengembangkansalahsatu kekuatan naluri dalam diri
manusia yakni instinct berjuang (Combative Instinct).
Aliranini merupakanbantahanterhadap aliran naturalism sebab menurut faham vitalisme
yang menjadi ukuran baik dan buruk itu bukan alam tetapi “vitae” atau hidup (yang sangat
diperlukan untuk hidup). Aliran ini terdiri dari dua kelompok yaitu :
(1) vitalisme pessimistis (negative vitalistis)
(2) vitalisme optimistis.
Kelompok pertama terkenal dengan ungkapan “homo homini lupus” artinya “manusia
adalah serigala bagi manusia yang lain”. Sedangkan menurut aliran kedua “perang adalah
halal”,sebaborangyang berperangitulah(yangmenang) yangakan memegang kekuasaan.
Tokoh terkenal aliran vitalisme adalah F. Niettsche yang banyak memberikan pengaruh
terhadap Adolf Hitler.
BAB III
PENUTUP

More Related Content

What's hot

UKURAN NILAI BAIK DAN BURUK DALAM AKHLAK ISLAMI
UKURAN NILAI BAIK DAN BURUK DALAM AKHLAK ISLAMIUKURAN NILAI BAIK DAN BURUK DALAM AKHLAK ISLAMI
UKURAN NILAI BAIK DAN BURUK DALAM AKHLAK ISLAMIDewi Sanusi Noor
 
Akidah, ushuluddin, teologi, tauhid, dan ilmu kalam
Akidah, ushuluddin, teologi, tauhid, dan ilmu kalamAkidah, ushuluddin, teologi, tauhid, dan ilmu kalam
Akidah, ushuluddin, teologi, tauhid, dan ilmu kalamAbulkhair Abdullah
 
AIKA "Islam Sebagai Way Of Life"
AIKA "Islam Sebagai Way Of Life"AIKA "Islam Sebagai Way Of Life"
AIKA "Islam Sebagai Way Of Life"Lia Herliana
 
Tasawuf akhlaki, amaly dan falsafi
Tasawuf akhlaki, amaly dan falsafiTasawuf akhlaki, amaly dan falsafi
Tasawuf akhlaki, amaly dan falsafiHalimatus Sa'diyah
 
Konsep tujuan pendidikan islam
Konsep tujuan pendidikan islamKonsep tujuan pendidikan islam
Konsep tujuan pendidikan islamyulis redmeblack
 
Bab. ii tauhid dalam islam powerpoint
Bab. ii tauhid dalam islam powerpointBab. ii tauhid dalam islam powerpoint
Bab. ii tauhid dalam islam powerpointmallaoktaviani
 
Makalah tentang akhlak dan ruang ligkupnya
Makalah tentang akhlak dan ruang ligkupnyaMakalah tentang akhlak dan ruang ligkupnya
Makalah tentang akhlak dan ruang ligkupnyaSchool
 
Filsafat Islam - Al Ghazali
Filsafat Islam - Al GhazaliFilsafat Islam - Al Ghazali
Filsafat Islam - Al GhazaliEneng Susanti
 
PENDEKATAN ANTROPOLOGI DALAM STUDI ISLAM
PENDEKATAN ANTROPOLOGI DALAM STUDI ISLAMPENDEKATAN ANTROPOLOGI DALAM STUDI ISLAM
PENDEKATAN ANTROPOLOGI DALAM STUDI ISLAMDadang Rohendi
 
Islam Normatif dan Historis
Islam Normatif dan Historis Islam Normatif dan Historis
Islam Normatif dan Historis LBB. Mr. Q
 

What's hot (20)

UKURAN NILAI BAIK DAN BURUK DALAM AKHLAK ISLAMI
UKURAN NILAI BAIK DAN BURUK DALAM AKHLAK ISLAMIUKURAN NILAI BAIK DAN BURUK DALAM AKHLAK ISLAMI
UKURAN NILAI BAIK DAN BURUK DALAM AKHLAK ISLAMI
 
Presentasi Tauhid
Presentasi TauhidPresentasi Tauhid
Presentasi Tauhid
 
Akidah, ushuluddin, teologi, tauhid, dan ilmu kalam
Akidah, ushuluddin, teologi, tauhid, dan ilmu kalamAkidah, ushuluddin, teologi, tauhid, dan ilmu kalam
Akidah, ushuluddin, teologi, tauhid, dan ilmu kalam
 
Tujuan Proses Pendidikan Islam PPT
Tujuan Proses Pendidikan Islam PPTTujuan Proses Pendidikan Islam PPT
Tujuan Proses Pendidikan Islam PPT
 
Ppt tasawuf
Ppt tasawufPpt tasawuf
Ppt tasawuf
 
Misi ajaran islam
Misi ajaran islamMisi ajaran islam
Misi ajaran islam
 
AIKA "Islam Sebagai Way Of Life"
AIKA "Islam Sebagai Way Of Life"AIKA "Islam Sebagai Way Of Life"
AIKA "Islam Sebagai Way Of Life"
 
Tasawuf akhlaki, amaly dan falsafi
Tasawuf akhlaki, amaly dan falsafiTasawuf akhlaki, amaly dan falsafi
Tasawuf akhlaki, amaly dan falsafi
 
Kata pengantar filsafat
Kata pengantar filsafatKata pengantar filsafat
Kata pengantar filsafat
 
Hubungan iman, islam, dan ihsan
Hubungan iman, islam, dan ihsanHubungan iman, islam, dan ihsan
Hubungan iman, islam, dan ihsan
 
Konsep tujuan pendidikan islam
Konsep tujuan pendidikan islamKonsep tujuan pendidikan islam
Konsep tujuan pendidikan islam
 
POWER POINT STUDI ISLAM
POWER POINT STUDI ISLAMPOWER POINT STUDI ISLAM
POWER POINT STUDI ISLAM
 
Bab. ii tauhid dalam islam powerpoint
Bab. ii tauhid dalam islam powerpointBab. ii tauhid dalam islam powerpoint
Bab. ii tauhid dalam islam powerpoint
 
Makalah tentang akhlak dan ruang ligkupnya
Makalah tentang akhlak dan ruang ligkupnyaMakalah tentang akhlak dan ruang ligkupnya
Makalah tentang akhlak dan ruang ligkupnya
 
Tasawuf
TasawufTasawuf
Tasawuf
 
Filsafat Islam - Al Ghazali
Filsafat Islam - Al GhazaliFilsafat Islam - Al Ghazali
Filsafat Islam - Al Ghazali
 
PENDEKATAN ANTROPOLOGI DALAM STUDI ISLAM
PENDEKATAN ANTROPOLOGI DALAM STUDI ISLAMPENDEKATAN ANTROPOLOGI DALAM STUDI ISLAM
PENDEKATAN ANTROPOLOGI DALAM STUDI ISLAM
 
Jinayat
JinayatJinayat
Jinayat
 
Islam Normatif dan Historis
Islam Normatif dan Historis Islam Normatif dan Historis
Islam Normatif dan Historis
 
Kedudukan Aqidah
Kedudukan AqidahKedudukan Aqidah
Kedudukan Aqidah
 

Similar to AKHLAK ISLAM

Tugas makalah-etika-dan-moral-tia-fitriani-15308026
Tugas makalah-etika-dan-moral-tia-fitriani-15308026Tugas makalah-etika-dan-moral-tia-fitriani-15308026
Tugas makalah-etika-dan-moral-tia-fitriani-15308026Rewa D
 
Rangkuman "AKHLAK TASAWUF" (PAI SMST IV) - 2018
Rangkuman "AKHLAK TASAWUF" (PAI SMST IV) - 2018Rangkuman "AKHLAK TASAWUF" (PAI SMST IV) - 2018
Rangkuman "AKHLAK TASAWUF" (PAI SMST IV) - 2018Qonita Aliyatunnuha
 
Makalah Etika, Moral, Akhlak (Agama)
Makalah Etika, Moral, Akhlak (Agama) Makalah Etika, Moral, Akhlak (Agama)
Makalah Etika, Moral, Akhlak (Agama) Aisyah Turidho
 
Makalah Sumber Ajaran Ahlak Dan Etika UNZAH GENGGONG By_ Zuket Printing.docx
Makalah Sumber Ajaran Ahlak Dan Etika UNZAH GENGGONG By_ Zuket Printing.docxMakalah Sumber Ajaran Ahlak Dan Etika UNZAH GENGGONG By_ Zuket Printing.docx
Makalah Sumber Ajaran Ahlak Dan Etika UNZAH GENGGONG By_ Zuket Printing.docxZukét Printing
 
Makalah pai-akhlak
Makalah pai-akhlakMakalah pai-akhlak
Makalah pai-akhlakSaepul Thea
 
Makalah Sumber Ajaran Ahlak Dan Etika UNZAH GENGGONG By_ Zuket Printing.pdf
 Makalah Sumber Ajaran Ahlak Dan Etika UNZAH GENGGONG By_ Zuket Printing.pdf Makalah Sumber Ajaran Ahlak Dan Etika UNZAH GENGGONG By_ Zuket Printing.pdf
Makalah Sumber Ajaran Ahlak Dan Etika UNZAH GENGGONG By_ Zuket Printing.pdfZukét Printing
 
Etika Kristen Materi Kuliah
Etika Kristen Materi KuliahEtika Kristen Materi Kuliah
Etika Kristen Materi KuliahSAROFAMATI DUHA
 
Makalah akhlak copy
Makalah akhlak   copyMakalah akhlak   copy
Makalah akhlak copyandreanapulu
 
Kel. 1 etika profesi
Kel. 1 etika profesiKel. 1 etika profesi
Kel. 1 etika profesiFarRhah Ay
 
PERSENTASE KELOMPOK A (MORAL).pptx
PERSENTASE KELOMPOK A (MORAL).pptxPERSENTASE KELOMPOK A (MORAL).pptx
PERSENTASE KELOMPOK A (MORAL).pptxliaacha
 
ETIKA KRISTEN.pptx
ETIKA KRISTEN.pptxETIKA KRISTEN.pptx
ETIKA KRISTEN.pptxlukas300764
 
AKHLAK MORAL ETIKA.pptx
AKHLAK MORAL ETIKA.pptxAKHLAK MORAL ETIKA.pptx
AKHLAK MORAL ETIKA.pptxJimatul Arrobi
 
Modul Pertemuan 4 Etika, Dasar-dasar Moral dan Konflik (1).docx
Modul Pertemuan 4 Etika, Dasar-dasar Moral dan Konflik  (1).docxModul Pertemuan 4 Etika, Dasar-dasar Moral dan Konflik  (1).docx
Modul Pertemuan 4 Etika, Dasar-dasar Moral dan Konflik (1).docxRirikErtiga
 
Makalah Akhlakul Karimah
Makalah Akhlakul KarimahMakalah Akhlakul Karimah
Makalah Akhlakul KarimahYusuf Prasetyo
 

Similar to AKHLAK ISLAM (20)

Tugas makalah-etika-dan-moral-tia-fitriani-15308026
Tugas makalah-etika-dan-moral-tia-fitriani-15308026Tugas makalah-etika-dan-moral-tia-fitriani-15308026
Tugas makalah-etika-dan-moral-tia-fitriani-15308026
 
Rangkuman "AKHLAK TASAWUF" (PAI SMST IV) - 2018
Rangkuman "AKHLAK TASAWUF" (PAI SMST IV) - 2018Rangkuman "AKHLAK TASAWUF" (PAI SMST IV) - 2018
Rangkuman "AKHLAK TASAWUF" (PAI SMST IV) - 2018
 
Makalah Etika, Moral, Akhlak (Agama)
Makalah Etika, Moral, Akhlak (Agama) Makalah Etika, Moral, Akhlak (Agama)
Makalah Etika, Moral, Akhlak (Agama)
 
Makalah Sumber Ajaran Ahlak Dan Etika UNZAH GENGGONG By_ Zuket Printing.docx
Makalah Sumber Ajaran Ahlak Dan Etika UNZAH GENGGONG By_ Zuket Printing.docxMakalah Sumber Ajaran Ahlak Dan Etika UNZAH GENGGONG By_ Zuket Printing.docx
Makalah Sumber Ajaran Ahlak Dan Etika UNZAH GENGGONG By_ Zuket Printing.docx
 
Makalah pai-akhlak
Makalah pai-akhlakMakalah pai-akhlak
Makalah pai-akhlak
 
Akhlak Tasawuf 2020.pdf
Akhlak Tasawuf 2020.pdfAkhlak Tasawuf 2020.pdf
Akhlak Tasawuf 2020.pdf
 
Makalah Sumber Ajaran Ahlak Dan Etika UNZAH GENGGONG By_ Zuket Printing.pdf
 Makalah Sumber Ajaran Ahlak Dan Etika UNZAH GENGGONG By_ Zuket Printing.pdf Makalah Sumber Ajaran Ahlak Dan Etika UNZAH GENGGONG By_ Zuket Printing.pdf
Makalah Sumber Ajaran Ahlak Dan Etika UNZAH GENGGONG By_ Zuket Printing.pdf
 
Latar belakang
Latar belakangLatar belakang
Latar belakang
 
Makalah pai-akhlak
Makalah pai-akhlakMakalah pai-akhlak
Makalah pai-akhlak
 
Etika Kristen Materi Kuliah
Etika Kristen Materi KuliahEtika Kristen Materi Kuliah
Etika Kristen Materi Kuliah
 
Makalah akhlak
Makalah akhlakMakalah akhlak
Makalah akhlak
 
Makalah akhlak copy
Makalah akhlak   copyMakalah akhlak   copy
Makalah akhlak copy
 
Kel. 1 etika profesi
Kel. 1 etika profesiKel. 1 etika profesi
Kel. 1 etika profesi
 
PERSENTASE KELOMPOK A (MORAL).pptx
PERSENTASE KELOMPOK A (MORAL).pptxPERSENTASE KELOMPOK A (MORAL).pptx
PERSENTASE KELOMPOK A (MORAL).pptx
 
ETIKA KRISTEN.pptx
ETIKA KRISTEN.pptxETIKA KRISTEN.pptx
ETIKA KRISTEN.pptx
 
Spe Bab4
Spe Bab4Spe Bab4
Spe Bab4
 
AKHLAK MORAL ETIKA.pptx
AKHLAK MORAL ETIKA.pptxAKHLAK MORAL ETIKA.pptx
AKHLAK MORAL ETIKA.pptx
 
Akhlak Tasawuf.pdf
Akhlak Tasawuf.pdfAkhlak Tasawuf.pdf
Akhlak Tasawuf.pdf
 
Modul Pertemuan 4 Etika, Dasar-dasar Moral dan Konflik (1).docx
Modul Pertemuan 4 Etika, Dasar-dasar Moral dan Konflik  (1).docxModul Pertemuan 4 Etika, Dasar-dasar Moral dan Konflik  (1).docx
Modul Pertemuan 4 Etika, Dasar-dasar Moral dan Konflik (1).docx
 
Makalah Akhlakul Karimah
Makalah Akhlakul KarimahMakalah Akhlakul Karimah
Makalah Akhlakul Karimah
 

Recently uploaded

Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxherisriwahyuni
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsAdePutraTunggali
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau tripletMelianaJayasaputra
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxHeruFebrianto3
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfkustiyantidew94
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxErikaPuspita10
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxSyaimarChandra1
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxsyafnasir
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...Kanaidi ken
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdfShintaNovianti1
 
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikanTPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikanNiKomangRaiVerawati
 

Recently uploaded (20)

Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public Relations
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
 
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikanTPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
 

AKHLAK ISLAM

  • 1. BAB 1 PENDAHULUAN LATAR BELAKANG MASALAH Pendidikan Islam pada intinya adalah sebagai wahana pembentukan manusiayang bermoralitas tinggi. Di dalam ajaran Islam moral atau akhlak tidak dapat dipisahkan dari keimanan.Keimananmerupakanpengakuanhati. Akhlakadalahpantulan iman yang berupa perilaku, ucapan, dan sikap atau dengankata lain akhlak adalah amal saleh. Iman adalah maknawi (abstrak) sedangkanakhlak adalah bukti keimanan dalam bentuk perbuatan yang dilakukandengankesadarandankarenaAllahsemata. erkaitandenganpernyataandi atas bahwa akhlak tidak akan terpisah darikeimanan, dalam al-quann juga sering dijelaskan bahwa setelah ada pernyataan $orang!orang yang beriman,% maka langsung diikuti oleh $beramalsaleh.% Dengan kata lain amal saleh sebagai mani&estasi dari akhlakmerupakan perwujudandari keimananseseorang. Pemahaman moralitasdalam bahasa aslinya dikenal denganduaistilahyaitual!akhla'al!karimahdanal!akhla'al!mahmudah.Keduanyamemiliki pemahaman yang sama yaituakhlak yang terpuji dan mulia, semua perilaku baik, terpuji, dan mulia yangdiridlai Allah. Akhlakmerupakansifat yang tumbuh dan menyatu di dalam diri seseorang. Dari sifat yang ada itulah terpancar sikap dan tingkah laku perbuatan seseorang, seperti sifat sabar, kasih sayang, atau malah sebaliknya pemarah, benci karena dendam, iri dan dengki, sehingga memutuskan hubungan silaturahmi. Akhlak merupakan batu pondasi suatu kaum. Akhlak yang baik dan mulia akan mengantarkan kedudukan seseorang pada posisi yang terhormat dan tinggi. Atas dasar itulah kami menyusun makalah ini, agar kita semua sebagai makhluk Allah, tidak tersesat dalam menjalani hidup, dan dapat menjadikan Rasulullah sebagai idola kita, karena sesungguhnya pada diri Rasulullah terdapat suri tauladan yang baik bagi kita. Pada dasarnya dalam sebuah teori memiliki berbagai macam sudut pandang yang melahirkan banyak paham aliran yang berbeda-beda. Tiap aliran mempunyai plus dan minusnya masing-masing. Dan setiap ilmu pengetahuan pasti berhubungan satu dengan yang lainnya.Disini kami akan mencoba menjelaskan teori dan aliran aliran dalam akhlak. RUMUSAN MASALAH
  • 2. TUJUAN PENULISAN METODE PENULISAN Dari banyakmetode yangpenulisketahui,penulismenggunakanmetodekepustakaan.Pada zaman modern ini metode kepustakaan tidak hanya berarti pergi ke perpustakaan tapi dapat pula dilakukan dengan pergi ke warung internet (warnet). Penulis menggunakan metode ini karena jauh lebih praktis, efektif, efisien, serta sangat mudah untuk mencari bahan dandata – data tentangtopikataupunmateri yangpenulisgunakanuntukkarya tulis ini. BAB II PEMBAHASAN 1. IDEALISME Istilah idealisme berasal dari bahasa Gerika ( Yunani ), yaitu dari kata “ idea “, yang secara etimologis berarti; akal, pikiran, atau sesuatu yang hadir dalam pikiran, atau dapat juga disebut sesuatu bentuk yang masih ada dalam alam pikiran manusia.[1] Menurut idealisme manusia pada dasarnya merupakan makhluk rohani. Sebuah contoh yang jelasmengenai idealisme ialah filsafat Hegel, yang menurut pendiriannya kenyataan berupa ide, roh akal atau pikiran. Maka menurut idealisme, nilai serta harkat manusia didasarkan atas kenyataan bahwa ia merupakan wahana roh dan berhakekat kejiwaan.[2] Aliran idealisme merupakan factor terpenting dari wujudnya tindakan- tindakan yang nyata. Menurut Immanual kant untuk dapat terealisasinya tindakan dari kemauan yang baik, maka kemauan yang perlu dihubungkan dengan suatu hal yang akan menyempurnakannya. Dijelaskan pokok-pokok pandangan Immanual Kant :
  • 3. 1. Wujud yang paling dalam dari kenyataan ( hakikat ) ialah kerohanian 2. Factor yang paling penting mempengaruhi manusia ialah kemauan yang melahirkan tindakan yang konkrit. 3. Dari kemauan yang baik itulah dihubungkan dengan suatu hal yang menyempurnakannya yaitu rasa kewajiban. Dengandemikian,makamenurutaliranini “kemauan“adalahmerupakanfactor terpenting dari wujudnyatindakan-tindakan yang nyata. Oleh karena itu “ kemauan yang baik “adalah menjadi dasar pokok dalam etika idealisme. MenurutKant, untukdapatterealisasinyatindakandari kemauanyangbaik, maka kemauan yang perlu dihubungkan dengan suatu hal yang akan menyempurnakan, yaitu “ perasaan kewajiban “. Jadi, ada kemauan yang baik, kemudian disertai dengan perasaan kewajiban menjalankansesuatuperbuatanatautindakan,makaterwujudlah perbuatan atau tindakan yang baik. Perludijelaskan,bahwarasakewajibanitu terlepas dari kemanfaatan, dalam arti kalau kita mengerjakan sesuatu karena perasaan kewajiban, maka kita tidak boleh atau perlu memikirkanapauntungdanruginyadari pekerjaanatauperbuatanitu. Jadi, rasa kewajiban itutidakdapat direalisasilagi kepadaelemen-elemenyanglebihkecil, dalam arti kewajiban itu hanya untuk kewajiban semata. Terhadap etika Kant, terdapat beberapa catatan, antara lain: a) Dasar etikaKantialahakal pikiran.Padahal etikaseseorangitudipengaruhi olehfactor- faktor lain dan khususnya factor agama. Didalam ajaran agama terdapat banyak larangan- larangan dan perintah-perintah yang harus dipatuhi oleh pemeluk-pemeluknya. b) Menurut Kant, yang terpenting adalah kemauan. Factor kemauan saja sebenarnya belum cukup untuk mewujudkan perbuatan. Sebab manusia itu mempunyai dorongan- dorongan, kecenderungan-kecenderungan, dan sebagainya. c) Kant mengandalkan kekuatan akal didalam mencapai hakikat sesuatu. Akal dapat mengetahui hal-hal secara eksperimental. Terhadap hal-hal yang abstrak, akal tidak dapat mencapainya. Hal-hal yanggaibmenurutajaranagamayang harusdiyakini secaradogmatis, ia tidak bisa dibuktikan secara rasional, karena memang bukan bidangnya. d) Kant mendasarkan “ rasa kewajiban “ untuk terwujudnya perbuatan. Banyak hal-hal yang meminta perhatian dalam etika, seperti pengorbanan, mengenyampingkan kepentingan diri sendiri dan sebagainya.
  • 4. 2. TRADISIONAL Tiap umat manusia mempunyai adat / tradisi dan peraturan tertentu yang dianggap baik untuk dilaksanakan. Karena itu, kapan dan dimanapun juga, dipengaruhi oleh adat kebiasaan atau tradisi bangsanya, karena lahir dalam lingkungan bangsanya. Harus diakui, bahwa aliran ini banyak mengandung kebenaran, hanya secara ilmiah kurang memuaskan, karena tidak umum. Dengan demikian, maka terjadilah bermacam- macam perbedaan adat / kebiasaan diantara bangsa-bangsa, tidak itu saja, bahkan perbedaan antar suku. Adapun sumber daripada adat kebiasaan antara lain : 1. Perbuatan-perbuatan yang dilakukan oleh nenek moyangnya 2. Perbuatan / peristiwa secara kebetulan, meskipun tidak berdasarkan kepada akal. 3. Anggapan baik dari nenek moyangnya terhadap sesuatu perbuatan yang akhirnya diwariskan secara turun temurun. 4. Perbuatan orang-orang terdahulu Aliran ini berpendapat bahwa yang menjadi norma baik dan buruk ialah tradisi dan adat kebiasaan.Perbuatanitudikatakanbaikapabilasesuai dengan adat kebiasan yang berlaku, dan sebaliknya dikatakan perbuatan buruk apabila menyalahi aturan adat kebiasaan yang berlaku.Alianini dapatdikatakantidak universalkarenahanyaberlakudisuatutempattidak berlaku secara keseluruhan. NATURALISME Naturalisme berasal dari kata “nature” artinya alam atau apa yang dibawa sejak lahir. Sehingga, aliran naturalisme dapat juga disebut sebagai Paham Alami. Maksudnya, bahwa setiap manusa yang terlahir ke Bumi ini pada dasarnya memiliki kecenderungan atau pembawaan yang baik, dan tak ada seorangpun terlahir dengan pembawaan yang buruk. aliran ini berpendapat bahwa hakikatnya semua anak sejak dilahirkan adalah baik. Bagaimanahasil perkembangannyasangatditentukanolehpendidikanyangditerimanyaatu yang mempengaruhinya.Jikapengaruhataupendidikanitubaik,makaakanmenjadi baiklah ia, akan tetapi jika pengaruh itu jelek, maka akan jelek pula hasilnya. Pendapat para ahli tentang Aliran Naturalisme, yaitu ; J.J Rosseau (Prancis, 1712-1778)
  • 5. Denganalirannaturalismenya,ia berpedapat dalam bukunya Emile: bahwa “Semua adalah baik pada waktu baru datang dari tangan sang pencipta, tetapi semua menjadi buruk di tangan manusia. Schopenhauer (Jerman, 1788-1860) Berpendapatbahwa,“semua anak yang lahir mempunyai pembawaan yang baik, tidak ada seorang pun yang lahir dengan pembawaan buruk.” TEOLOGIS Aliranini berpendapatbahwayangmenjadi ukuran baik dan buruknya perbuatan manusia, adalah didasarkan atas ajaran Tuhan, apakah perbuatan itu diperintahkan atau dilarang oleh-Nya. Segala perbuatan yang diperintahkan oleh Tuhan itulah yang baik dan segala perbuatan yang dilarang oleh Tuhan itulah perbuatan yang buruk, dimana ajaran-ajaran tersebut sudah dijelaskan dalam kitab suci.[2] Dengan perkataan teologis saja nampaknya masih samar karena didunia ini terdapat bermacam-macam agama yang mempunyai kitab suci sendiri-sendiri, yang antara satu denganyanglain tidak sama, bahkan banyak yang bertentangan. Masing-masing penganut agama menyadarkan pendiriannya kepada ajaran Tuhan. Sebagai jalan keluar dari kesamaran itu, ialah dengan mengaitkan etika theologies ini dengan jelas kepada agama, misalnya: etika theologies menurut Kristen, etika theologies menurut Yahudi dan etika theologies menurut islam. Hal ini dilakukan oleh ahli filsafat mengingat perkataan theologies menurut pandangan mereka masih bersifat umum, sehingga perlu ada kejelasan etika theologies mana yang dimaksudkan. VITALISME Aliranetikavitalisme berpendirian bahwa yang menjadi baik buruknya perbuatan manusia harus diukur ada tidaknya daya hidup (vitalitas)yang maksimum yang mengendalikanperbuatanitu;yang dianggap baik menurut aliran ini ialah orang kuat yang dapat memaksakan kehendaknya dan sanggup menjadikan dirinya selalu ditaati. Dapat dikatakanbahwaaliranini berusahamengembangkansalahsatu kekuatan naluri dalam diri manusia yakni instinct berjuang (Combative Instinct). Aliranini merupakanbantahanterhadap aliran naturalism sebab menurut faham vitalisme yang menjadi ukuran baik dan buruk itu bukan alam tetapi “vitae” atau hidup (yang sangat diperlukan untuk hidup). Aliran ini terdiri dari dua kelompok yaitu : (1) vitalisme pessimistis (negative vitalistis)
  • 6. (2) vitalisme optimistis. Kelompok pertama terkenal dengan ungkapan “homo homini lupus” artinya “manusia adalah serigala bagi manusia yang lain”. Sedangkan menurut aliran kedua “perang adalah halal”,sebaborangyang berperangitulah(yangmenang) yangakan memegang kekuasaan. Tokoh terkenal aliran vitalisme adalah F. Niettsche yang banyak memberikan pengaruh terhadap Adolf Hitler. BAB III PENUTUP