Bab 1 membahas latar belakang masalah pendidikan Islam yang bertujuan membentuk manusia berakhlak mulia. Akhlak tidak dapat dipisahkan dari iman. Bab 2 membahas beberapa teori akhlak seperti idealisme, tradisionalisme, naturalisme, teologis, dan vitalisme. Masing-masing memiliki pandangan berbeda tentang ukuran kebaikan dan keburukan perbuatan manusia.
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
AKHLAK ISLAM
1. BAB 1
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG MASALAH
Pendidikan Islam pada intinya adalah sebagai wahana pembentukan manusiayang
bermoralitas tinggi. Di dalam ajaran Islam moral atau akhlak tidak dapat dipisahkan dari
keimanan.Keimananmerupakanpengakuanhati. Akhlakadalahpantulan iman yang berupa
perilaku, ucapan, dan sikap atau dengankata lain akhlak adalah amal saleh. Iman adalah
maknawi (abstrak) sedangkanakhlak adalah bukti keimanan dalam bentuk perbuatan yang
dilakukandengankesadarandankarenaAllahsemata. erkaitandenganpernyataandi atas
bahwa akhlak tidak akan terpisah darikeimanan, dalam al-quann juga sering dijelaskan
bahwa setelah ada pernyataan $orang!orang yang beriman,% maka langsung diikuti oleh
$beramalsaleh.% Dengan kata lain amal saleh sebagai mani&estasi dari akhlakmerupakan
perwujudandari keimananseseorang. Pemahaman moralitasdalam bahasa aslinya dikenal
denganduaistilahyaitual!akhla'al!karimahdanal!akhla'al!mahmudah.Keduanyamemiliki
pemahaman yang sama yaituakhlak yang terpuji dan mulia, semua perilaku baik, terpuji,
dan mulia yangdiridlai Allah.
Akhlakmerupakansifat yang tumbuh dan menyatu di dalam diri seseorang. Dari sifat yang
ada itulah terpancar sikap dan tingkah laku perbuatan seseorang, seperti sifat sabar, kasih
sayang, atau malah sebaliknya pemarah, benci karena dendam, iri dan dengki, sehingga
memutuskan hubungan silaturahmi.
Akhlak merupakan batu pondasi suatu kaum. Akhlak yang baik dan mulia akan
mengantarkan kedudukan seseorang pada posisi yang terhormat dan tinggi. Atas dasar
itulah kami menyusun makalah ini, agar kita semua sebagai makhluk Allah, tidak tersesat
dalam menjalani hidup, dan dapat menjadikan Rasulullah sebagai idola kita, karena
sesungguhnya pada diri Rasulullah terdapat suri tauladan yang baik bagi kita.
Pada dasarnya dalam sebuah teori memiliki berbagai macam sudut pandang yang
melahirkan banyak paham aliran yang berbeda-beda. Tiap aliran mempunyai plus dan
minusnya masing-masing. Dan setiap ilmu pengetahuan pasti berhubungan satu dengan
yang lainnya.Disini kami akan mencoba menjelaskan teori dan aliran aliran dalam akhlak.
RUMUSAN MASALAH
2. TUJUAN PENULISAN
METODE PENULISAN
Dari banyakmetode yangpenulisketahui,penulismenggunakanmetodekepustakaan.Pada
zaman modern ini metode kepustakaan tidak hanya berarti pergi ke perpustakaan tapi
dapat pula dilakukan dengan pergi ke warung internet (warnet). Penulis menggunakan
metode ini karena jauh lebih praktis, efektif, efisien, serta sangat mudah untuk mencari
bahan dandata – data tentangtopikataupunmateri yangpenulisgunakanuntukkarya tulis
ini.
BAB II
PEMBAHASAN
1. IDEALISME
Istilah idealisme berasal dari bahasa Gerika ( Yunani ), yaitu dari kata “ idea “, yang secara
etimologis berarti; akal, pikiran, atau sesuatu yang hadir dalam pikiran, atau dapat juga
disebut sesuatu bentuk yang masih ada dalam alam pikiran manusia.[1]
Menurut idealisme manusia pada dasarnya merupakan makhluk rohani. Sebuah contoh
yang jelasmengenai idealisme ialah filsafat Hegel, yang menurut pendiriannya kenyataan
berupa ide, roh akal atau pikiran. Maka menurut idealisme, nilai serta harkat manusia
didasarkan atas kenyataan bahwa ia merupakan wahana roh dan berhakekat kejiwaan.[2]
Aliran idealisme merupakan factor terpenting dari wujudnya tindakan- tindakan yang
nyata. Menurut Immanual kant untuk dapat terealisasinya tindakan dari kemauan
yang baik, maka kemauan yang perlu dihubungkan dengan suatu hal yang akan
menyempurnakannya. Dijelaskan pokok-pokok pandangan Immanual Kant :
3. 1. Wujud yang paling dalam dari kenyataan ( hakikat ) ialah kerohanian
2. Factor yang paling penting mempengaruhi manusia ialah kemauan yang melahirkan
tindakan yang konkrit.
3. Dari kemauan yang baik itulah dihubungkan dengan suatu hal yang
menyempurnakannya yaitu rasa kewajiban.
Dengandemikian,makamenurutaliranini “kemauan“adalahmerupakanfactor terpenting
dari wujudnyatindakan-tindakan yang nyata. Oleh karena itu “ kemauan yang baik “adalah
menjadi dasar pokok dalam etika idealisme.
MenurutKant, untukdapatterealisasinyatindakandari kemauanyangbaik, maka kemauan
yang perlu dihubungkan dengan suatu hal yang akan menyempurnakan, yaitu “ perasaan
kewajiban “. Jadi, ada kemauan yang baik, kemudian disertai dengan perasaan kewajiban
menjalankansesuatuperbuatanatautindakan,makaterwujudlah perbuatan atau tindakan
yang baik.
Perludijelaskan,bahwarasakewajibanitu terlepas dari kemanfaatan, dalam arti kalau kita
mengerjakan sesuatu karena perasaan kewajiban, maka kita tidak boleh atau perlu
memikirkanapauntungdanruginyadari pekerjaanatauperbuatanitu. Jadi, rasa kewajiban
itutidakdapat direalisasilagi kepadaelemen-elemenyanglebihkecil, dalam arti kewajiban
itu hanya untuk kewajiban semata.
Terhadap etika Kant, terdapat beberapa catatan, antara lain:
a) Dasar etikaKantialahakal pikiran.Padahal etikaseseorangitudipengaruhi olehfactor-
faktor lain dan khususnya factor agama. Didalam ajaran agama terdapat banyak larangan-
larangan dan perintah-perintah yang harus dipatuhi oleh pemeluk-pemeluknya.
b) Menurut Kant, yang terpenting adalah kemauan. Factor kemauan saja sebenarnya
belum cukup untuk mewujudkan perbuatan. Sebab manusia itu mempunyai dorongan-
dorongan, kecenderungan-kecenderungan, dan sebagainya.
c) Kant mengandalkan kekuatan akal didalam mencapai hakikat sesuatu. Akal dapat
mengetahui hal-hal secara eksperimental. Terhadap hal-hal yang abstrak, akal tidak dapat
mencapainya. Hal-hal yanggaibmenurutajaranagamayang harusdiyakini secaradogmatis,
ia tidak bisa dibuktikan secara rasional, karena memang bukan bidangnya.
d) Kant mendasarkan “ rasa kewajiban “ untuk terwujudnya perbuatan. Banyak hal-hal
yang meminta perhatian dalam etika, seperti pengorbanan, mengenyampingkan
kepentingan diri sendiri dan sebagainya.
4. 2. TRADISIONAL
Tiap umat manusia mempunyai adat / tradisi dan peraturan tertentu yang dianggap baik
untuk dilaksanakan. Karena itu, kapan dan dimanapun juga, dipengaruhi oleh adat
kebiasaan atau tradisi bangsanya, karena lahir dalam lingkungan bangsanya.
Harus diakui, bahwa aliran ini banyak mengandung kebenaran, hanya secara ilmiah
kurang memuaskan, karena tidak umum. Dengan demikian, maka terjadilah bermacam-
macam perbedaan adat / kebiasaan diantara bangsa-bangsa, tidak itu saja, bahkan
perbedaan antar suku. Adapun sumber daripada adat kebiasaan antara lain :
1. Perbuatan-perbuatan yang dilakukan oleh nenek moyangnya
2. Perbuatan / peristiwa secara kebetulan, meskipun tidak berdasarkan kepada akal.
3. Anggapan baik dari nenek moyangnya terhadap sesuatu perbuatan yang akhirnya
diwariskan secara turun temurun.
4. Perbuatan orang-orang terdahulu
Aliran ini berpendapat bahwa yang menjadi norma baik dan buruk ialah tradisi dan adat
kebiasaan.Perbuatanitudikatakanbaikapabilasesuai dengan adat kebiasan yang berlaku,
dan sebaliknya dikatakan perbuatan buruk apabila menyalahi aturan adat kebiasaan yang
berlaku.Alianini dapatdikatakantidak universalkarenahanyaberlakudisuatutempattidak
berlaku secara keseluruhan.
NATURALISME
Naturalisme berasal dari kata “nature” artinya alam atau apa yang dibawa sejak lahir.
Sehingga, aliran naturalisme dapat juga disebut sebagai Paham Alami. Maksudnya, bahwa
setiap manusa yang terlahir ke Bumi ini pada dasarnya memiliki kecenderungan atau
pembawaan yang baik, dan tak ada seorangpun terlahir dengan pembawaan yang buruk.
aliran ini berpendapat bahwa hakikatnya semua anak sejak dilahirkan adalah baik.
Bagaimanahasil perkembangannyasangatditentukanolehpendidikanyangditerimanyaatu
yang mempengaruhinya.Jikapengaruhataupendidikanitubaik,makaakanmenjadi baiklah
ia, akan tetapi jika pengaruh itu jelek, maka akan jelek pula hasilnya.
Pendapat para ahli tentang Aliran Naturalisme, yaitu ;
J.J Rosseau (Prancis, 1712-1778)
5. Denganalirannaturalismenya,ia berpedapat dalam bukunya Emile: bahwa “Semua adalah
baik pada waktu baru datang dari tangan sang pencipta, tetapi semua menjadi buruk di
tangan manusia.
Schopenhauer (Jerman, 1788-1860)
Berpendapatbahwa,“semua anak yang lahir mempunyai pembawaan yang baik, tidak ada
seorang pun yang lahir dengan pembawaan buruk.”
TEOLOGIS
Aliranini berpendapatbahwayangmenjadi ukuran baik dan buruknya perbuatan manusia,
adalah didasarkan atas ajaran Tuhan, apakah perbuatan itu diperintahkan atau dilarang
oleh-Nya. Segala perbuatan yang diperintahkan oleh Tuhan itulah yang baik dan segala
perbuatan yang dilarang oleh Tuhan itulah perbuatan yang buruk, dimana ajaran-ajaran
tersebut sudah dijelaskan dalam kitab suci.[2]
Dengan perkataan teologis saja nampaknya masih samar karena didunia ini terdapat
bermacam-macam agama yang mempunyai kitab suci sendiri-sendiri, yang antara satu
denganyanglain tidak sama, bahkan banyak yang bertentangan. Masing-masing penganut
agama menyadarkan pendiriannya kepada ajaran Tuhan.
Sebagai jalan keluar dari kesamaran itu, ialah dengan mengaitkan etika theologies ini
dengan jelas kepada agama, misalnya: etika theologies menurut Kristen, etika theologies
menurut Yahudi dan etika theologies menurut islam. Hal ini dilakukan oleh ahli filsafat
mengingat perkataan theologies menurut pandangan mereka masih bersifat umum,
sehingga perlu ada kejelasan etika theologies mana yang dimaksudkan.
VITALISME
Aliranetikavitalisme berpendirian bahwa yang menjadi baik buruknya perbuatan manusia
harus diukur ada tidaknya daya hidup (vitalitas)yang maksimum yang
mengendalikanperbuatanitu;yang dianggap baik menurut aliran ini ialah orang kuat yang
dapat memaksakan kehendaknya dan sanggup menjadikan dirinya selalu ditaati. Dapat
dikatakanbahwaaliranini berusahamengembangkansalahsatu kekuatan naluri dalam diri
manusia yakni instinct berjuang (Combative Instinct).
Aliranini merupakanbantahanterhadap aliran naturalism sebab menurut faham vitalisme
yang menjadi ukuran baik dan buruk itu bukan alam tetapi “vitae” atau hidup (yang sangat
diperlukan untuk hidup). Aliran ini terdiri dari dua kelompok yaitu :
(1) vitalisme pessimistis (negative vitalistis)
6. (2) vitalisme optimistis.
Kelompok pertama terkenal dengan ungkapan “homo homini lupus” artinya “manusia
adalah serigala bagi manusia yang lain”. Sedangkan menurut aliran kedua “perang adalah
halal”,sebaborangyang berperangitulah(yangmenang) yangakan memegang kekuasaan.
Tokoh terkenal aliran vitalisme adalah F. Niettsche yang banyak memberikan pengaruh
terhadap Adolf Hitler.
BAB III
PENUTUP