SlideShare a Scribd company logo
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada era globalisasi, pesatnya perkembangan sains dan teknologi
dalam kehidupan masyarakat dewasa ini menuntut manusia untuk semakin
bekerja keras menyesuaikan diri dalam segala aspek kehidupan. Salah
satunya adalah aspek pendidikan yang sangat menentukan maju
mundurnya suatu kehidupan bangsa ditengah ketatnya persaingan jaman.
Aspek pendidikan yang koheren dengan perkembangan jaman adalah
pendidikan sains. Pendidikan sains memiliki peran yang penting dalam
menyiapkan anak memasuki dunia kehidupannya.
Mudzakir (dalam Marta, 2013) mengungkapkan bahwa pendidikan
sains memiliki potensi yang besar dan berperan strategis dalam
menyiapkan sumber daya manusia yang berkualitas untuk menghadapi era
industrialisasi dan globalisasi. Potensi ini akan dapat terwujud jika
pendidikan sains mampu melahirkan siswa yang cakap dalam bidangnya
dan berhasil menumbuhkan kemampuan berfikir logis, berfikir kreatif,
kemampuan memecahkan masalah, bersifat kritis, menguasai teknologi
serta adaptif terhadap perubahan dan perkembangan jaman. Dengan
demikian proses pendidikan sains diharapkan mampu membentuk manusia
yang melek sains (literasi sains) dan teknologi seutuhnya.
Istilah literasi sains pertama kali diperkenalkan oleh Paul de Hurt
dari Stanford University. Hurt mendefinisikan literasi sains dan
mengaplikasikannya bagi kebutuhan masyarakat (Fitriyanti, 2007). Secara
harfiah literasi berasal dari kata literacy yang berarti melek huruf atau
gerakan pemberantasan buta huruf (Nurkhoti’ah, 2005). Kata sains berasal
dari science yang berarti ilmu pengetahuan.
2
Literasi sains didefinisikan dalam PISA (Program for International
Student Assesment), (2009) sebagai pengetahuan sains seseorang untuk
mengidentifikasi pertanyaan, memperoleh pengetahuan baru, menjelaskan
fenomena sains dan menarik kesimpulan tentang sains yang berhubungan
dengan isu-isu, pemahaman tentang ciri karakteristik dari ilmu sebagai
bentuk pengetahuan manusia dan penyelidikan, kesadaran bagaimana sains
dan teknologi membentuk intelektual, lingkungan budaya, dan
kesediaanya untuk terlibat dengan masalah yang terkait dengan sains serta
dengan ide-ide pengetahuan tersebut menjadi warga negara yang tanggap.
Literasi sains dianggap suatu hasil belajar kunci dalam pendidikan pada
usia 15 tahun bagi semua siswa, karena anak usia 15 tahun sudah
seyogyanya menentukan pilihan karier dan ikut serta mengambil peran
dalam kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi (Rahmawati, 2012).
Pengukuran literasi sains tidak hanya digunakan untuk mengetahui
sejauh mana pemahaman siswa terhadap pengetahuan sains, tetapi juga
pemahaman terhadap berbagai aspek proses sains, serta kemampuan
mengaplikasikan pengetahuan dan proses sains dalam situasi nyata.
Pengukuran literasi sains pertama kali dilakukan pada tahun 2000 oleh
PISA yang diteruskan secara berkala setiap 3 tahun sekali. Hasil
pengukuran literasi sains terakhir PISA pada tahun 2009 yang
publikasikan oleh OECD (Organization For Economic Cooperation and
Development) menunjukkan bahwa tingkat literasi sains siswa Indonesia
masih rendah. Dimana Indonesia menduduki peringkat ke-66 dari 74
negara anggota OECD dengan skor rata-rata 383. Pada tahun berikutnya,
berdasarkan Trends in International Matematics and Science Study
(TIMSS) tahun 2012 Indonesia berada di posisi 38 dari 42 negara, dan
peringkat Programme for International Study Assessment (PISA)
Indonesia berada di urutan 64 dari 65 negara.
Dari data tersebut menunjukkan bahwa mutu pendidikan bangsa
Indonesia masih sangat rendah di dunia bahkan di ASEAN sekalipun.
Sehingga pengukuran literasi sains penting untuk mengetahui sejauh mana
3
kemelekan siswa terhadap konsep-konsep sains yang telah dipelajari. Oleh
karena itu pendidikan sains disekolah diharapkan mampu memfasilitasi
masyarakat yang berliterasi sains. Dalam hal ini peneliti akan
mengidentifikasi literasi sains siswa khususnya di Kabupaten Pati.
Kabupaten Pati merupakan salah satu Kabupaten di Provinsi Jawa
Tengah secara geografis terletak di 110º,15-111º,15’BT dan 6º,25-7º,00’
LS dengan luas wilayah keseluruhan 150.368 ha yang terbagi menjadi 21
Kecamatan dan 405 Desa, 5 Kelurahan, 1106 Dukuh serta 1474 RW dan
7524 RT yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Jepara dan Laut
Jawa di sebelah utara, Kabupaten Grobogan, dan Kabupaten Blora di
sebelah selatan, Kabupaten Kudus dan Kabupaten Jepara di sebelah barat,
serta Kabupaten Rembang dan Laut Jawa di sebelah timur (Perda Pati).
Dari segi letaknya Kabupaten Pati merupakan daerah yang strategis di
bidang ekonomi, sosial, budaya dan memiliki potensi sumber daya alam
serta sumber daya manusia yang dapat dikembangkan dalam semua aspek
kehidupan masyarakat.
Menurut UU No. 20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan
Nasional, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,
serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan
negara (Risnawati, 2010).
Kualitas pendidikan SMP di Kabupaten Pati cukup memiliki
potensi yang luar biasa dalam mencetak generasi bangsa dalam hal
pendidikan. Hal ini dibuktikan dengan prestasi yang membanggakan
bahwa UN 2014/2015 mampu menempatkan Kabupaten Pati di peringkat
atas dengan hasil terbaik, yaitu dengan urutan peringkat ke-9 se-Jawa
Tengah. Tetapi dilansir dalam media online (Koran Muria pada hari Jumat
13/11/2015) angka Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Kabupaten
Pati menurun drastis dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Angka Indeks
4
Pembangunan Manusia (IPM) yaitu angka pengukuran perbandingan dari
harapan hidup, melek huruf, pendidikan, dan standar hidup untuk semua
wilayah seluruh Indonesia. Angka IPM di Kabupaten Pati pada tahun 2014
tercatat 22, sedangkan tahun sebelumnya berada di posisi 12. Anjloknya
IPM tersebut sedikit banyak merupakan imbas dari kualitas pendidikan di
Pati Bumi Mina Tani. Untuk itu Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten
Pati dimintai untuk dapat meningkatkan kualitas peserta didik yang pada
akhirnya meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Sehingga
tidak akan memberikan dampak yang buruk terhadap kualitas pendidikan
di Kabupaten Pati.
Berdasarkan latar belakang tersebut, diperlukanlah pengkajian
terhadap kualitas pendidikan siswa SMP se-Kabupaten Pati untuk
mengidentifikasi seberapa besar tingkat pengetahuan yang dimiliki siswa
dalam mengkaji fenomena ilmiah. Maka disusunlah studi tentang “Profil
Kualitas Literasi Sains Siswa SMP Se-Kabupaten Pati.” Dengan
permasalahan yang ada Penulis ingin menganalisis agar didapatkan Profil
Kualitas Literasi Sains Siswa SMP Se-Kabupaten Pati dengan cara
melakukan pengambilan data yang bertujuan untuk mendapatkan
informasi. Selain itu, Penulis mencoba memberi masukan terhadap
masing-masing SMP di Se-Kabupaten Pati agar dapat turut berperan
dalam meningkatkan kompetensi siswa khususnya dalam mengkaji
fenomena ilmiah dengan menggunakan fakta-fakta ilmiah. Karena pada
dasarnya persiapan siswa sebagai generasi yang unggul dalam percaturan
abad ke-21 memerlukan kerjasama berbagai pihak yang saling terintegrasi.
Sehingga persoalan pendidikan dapat diselesaikan sesuai dengan visi, misi,
dan program untuk membangun masyarakat dan bangsa kita menjadi lebih
maju dan berkualitas.
5
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka permasalahan yang
akan dikaji dalam penelitian ini adalah bagaimanakah profil kualitas
literasi sains siswa SMP Se-Kabupaten Pati?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui profil kualitas
literasi sains siswa SMP Se-Kabupaten Pati.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan mempunyai manfaat dan kegunaan secara
langsung maupun tidak langsung. Adapun manfaat penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
Dapat memberikan sumbangan ilmu pengetahuan terutama
pada peningkatan kemampuan dalam mengidentifikasi masalah ilmiah.
2. Manfaat Praktis
1. Bagi peneliti, dapat memberikan wawasan baru atas pengetahuan
dan penerapan ilmu yang dimiliki sehingga dapat memahami
bagaimana kemampuan siswa berkaitan dengan literasi sains.
2. Bagi siswa, diharapkan dapat memberikan kontribusi untuk
meningkatkan kemampuan berfikir ilmiah dalam mengidentifikasi
masalah ilmiah dan juga dapat membantu siswa mengembangkan
potensi yang dimiliki.
3. Bagi guru, hasil penelitian ini dapat membantu guru dalam
meningkatkan kemampuan siswa berkaitan dengan literasi sains.
4. Bagi sekolah, dapat memberikan sumbangan ide sehingga
membantu memperbaiki proses pembelajaran IPA yang lebih
berkualitas, trampil dan kreatif.
6
5. Bagi peneliti lain, diharapkan dapat memberi dan menambah
wawasan pengetahuan serta sebagai acuan untuk melakukan
penelitian yang berkaitan dengan literasi sains.
E. Definisi Istilah
Istilah dalam penelitian ini digunakan untuk mempermudah
pemahaman dan menghindari salah penafsiran dalam penelitian ini, maka
penulis memberikan batasan suatu definisi istilah yang dijelaskan:
1. Literasi
Istilah literasi sains atau literacy pertama kali diperkenalkan
oleh Paul de Hurt dari Stanford University. Hurt mendefinisikan
literasi sains sebagai tindakan memahami sains dan
mengaplikasikannya bagi kebutuhan masyarakat (Fitriyanti, 2007).
Secara harfiah literasi berasal dari kata literacy yang berarti melek
huruf atau gerakan pemberantasan buta huruf (Nurkhoti’ah, 2005).
Bukhori (2005) menyatakan bahwa literasi berarti kemampuan
membaca dan menulis atau melek aksara.
2. Sains
Kata sains berasal dari science yang berarti ilmu pengetahuan.
Sains merupakan ilmu pengetahuan pada umumnya yang bersifat
sistematis yang diperoleh dari suatu observasi, penelitian, dan uji coba
yang mengarah pada penentuan sifat dasar atau prinsip sesuatu yang
sedang diselidiki atau dipelajari. Sains juga merupakan pengetahuan
hasil kegiatan manusia yang diperoleh melalui metode tertentu.
3. Literasi Sains
Literasi sains didefinisikan sebagai kemampuan menggunakan
pengetahuan sains, mengidentifikasi pertanyaan, dan menarik
kesimpulan berdasarkan bukti-bukti, dalam rangka memahami serta
membuat keputusan berkenaan dengan alam dan perubahan yang
dilakukan terhadap alam melalui aktivitas manusia (Firman, 2007).

More Related Content

Similar to BAB I.docx

Sains tingkatan 5
Sains tingkatan 5Sains tingkatan 5
Sains tingkatan 5sifusains
 
Panduan_penguatan_literasi_dan_numerasi.pdf
Panduan_penguatan_literasi_dan_numerasi.pdfPanduan_penguatan_literasi_dan_numerasi.pdf
Panduan_penguatan_literasi_dan_numerasi.pdfRaminisRaminis
 
Makalah KapitaSelektaPenmas Kelompok 8 (B).pdf
Makalah KapitaSelektaPenmas Kelompok 8 (B).pdfMakalah KapitaSelektaPenmas Kelompok 8 (B).pdf
Makalah KapitaSelektaPenmas Kelompok 8 (B).pdfaldisyahputr501
 
Data bem unpatti
Data bem unpattiData bem unpatti
Data bem unpattiAfif Faith
 
Pendidikan karakter dan tantangan guru masa kini
Pendidikan karakter dan tantangan guru masa kiniPendidikan karakter dan tantangan guru masa kini
Pendidikan karakter dan tantangan guru masa kiniNovitaDelimaPutri
 
Desain induk gerakan literasi sekolah
Desain induk gerakan literasi sekolahDesain induk gerakan literasi sekolah
Desain induk gerakan literasi sekolahMushlihatun Syarifah
 
Artikel literasi daring
Artikel literasi daringArtikel literasi daring
Artikel literasi daringFrikho Polii
 
Ptk pend savi
Ptk pend saviPtk pend savi
Ptk pend saviMarna_Nna
 
Skripx grace
Skripx graceSkripx grace
Skripx graceMarna_Nna
 
Karya tulis ilmiah UPAYA PENINGKATAN RETORIKA,TENDENSI DAN KOMPETENSI BAKAT D...
Karya tulis ilmiah UPAYA PENINGKATAN RETORIKA,TENDENSI DAN KOMPETENSI BAKAT D...Karya tulis ilmiah UPAYA PENINGKATAN RETORIKA,TENDENSI DAN KOMPETENSI BAKAT D...
Karya tulis ilmiah UPAYA PENINGKATAN RETORIKA,TENDENSI DAN KOMPETENSI BAKAT D...Totok Priyo Husodo
 
Pedoman pembelajaran berbasis riset
Pedoman pembelajaran berbasis risetPedoman pembelajaran berbasis riset
Pedoman pembelajaran berbasis risetFKIP UHO
 
pembelajaran berbasis riset
pembelajaran berbasis risetpembelajaran berbasis riset
pembelajaran berbasis risetFKIP UHO
 
Menyingkap Model Sosiologi Komunikasi Antara Guru dan Siswa di SLB Karya Muli...
Menyingkap Model Sosiologi Komunikasi Antara Guru dan Siswa di SLB Karya Muli...Menyingkap Model Sosiologi Komunikasi Antara Guru dan Siswa di SLB Karya Muli...
Menyingkap Model Sosiologi Komunikasi Antara Guru dan Siswa di SLB Karya Muli...Nur Alfiyatur Rochmah
 
Pembelajaran Berbasis Riset (PBR) Pusat Penelitian Pendidikan LPPM UHO
Pembelajaran Berbasis Riset (PBR) Pusat Penelitian Pendidikan LPPM UHOPembelajaran Berbasis Riset (PBR) Pusat Penelitian Pendidikan LPPM UHO
Pembelajaran Berbasis Riset (PBR) Pusat Penelitian Pendidikan LPPM UHOFKIP UHO
 
Kurikulum sd 13
Kurikulum sd 13Kurikulum sd 13
Kurikulum sd 13fahmihid
 
PEMBELAJARAN BERBASIS RISET (PBR)
PEMBELAJARAN BERBASIS RISET (PBR)PEMBELAJARAN BERBASIS RISET (PBR)
PEMBELAJARAN BERBASIS RISET (PBR)FKIP UHO
 
Buku Guru IPA Kelas VII SMP Kurikulum 2013
Buku Guru IPA Kelas VII SMP Kurikulum 2013Buku Guru IPA Kelas VII SMP Kurikulum 2013
Buku Guru IPA Kelas VII SMP Kurikulum 2013Randy Ikas
 
Huraian sukatan tahun 6
Huraian sukatan tahun 6Huraian sukatan tahun 6
Huraian sukatan tahun 6Leong Hong
 

Similar to BAB I.docx (20)

Sains tingkatan 5
Sains tingkatan 5Sains tingkatan 5
Sains tingkatan 5
 
Panduan_penguatan_literasi_dan_numerasi.pdf
Panduan_penguatan_literasi_dan_numerasi.pdfPanduan_penguatan_literasi_dan_numerasi.pdf
Panduan_penguatan_literasi_dan_numerasi.pdf
 
Makalah KapitaSelektaPenmas Kelompok 8 (B).pdf
Makalah KapitaSelektaPenmas Kelompok 8 (B).pdfMakalah KapitaSelektaPenmas Kelompok 8 (B).pdf
Makalah KapitaSelektaPenmas Kelompok 8 (B).pdf
 
Data bem unpatti
Data bem unpattiData bem unpatti
Data bem unpatti
 
Pendidikan karakter dan tantangan guru masa kini
Pendidikan karakter dan tantangan guru masa kiniPendidikan karakter dan tantangan guru masa kini
Pendidikan karakter dan tantangan guru masa kini
 
Desain induk gerakan literasi sekolah
Desain induk gerakan literasi sekolahDesain induk gerakan literasi sekolah
Desain induk gerakan literasi sekolah
 
Artikel literasi daring
Artikel literasi daringArtikel literasi daring
Artikel literasi daring
 
Ptk pend savi
Ptk pend saviPtk pend savi
Ptk pend savi
 
Skripx grace
Skripx graceSkripx grace
Skripx grace
 
isi
isiisi
isi
 
Karya tulis ilmiah UPAYA PENINGKATAN RETORIKA,TENDENSI DAN KOMPETENSI BAKAT D...
Karya tulis ilmiah UPAYA PENINGKATAN RETORIKA,TENDENSI DAN KOMPETENSI BAKAT D...Karya tulis ilmiah UPAYA PENINGKATAN RETORIKA,TENDENSI DAN KOMPETENSI BAKAT D...
Karya tulis ilmiah UPAYA PENINGKATAN RETORIKA,TENDENSI DAN KOMPETENSI BAKAT D...
 
Pedoman pembelajaran berbasis riset
Pedoman pembelajaran berbasis risetPedoman pembelajaran berbasis riset
Pedoman pembelajaran berbasis riset
 
pembelajaran berbasis riset
pembelajaran berbasis risetpembelajaran berbasis riset
pembelajaran berbasis riset
 
Menyingkap Model Sosiologi Komunikasi Antara Guru dan Siswa di SLB Karya Muli...
Menyingkap Model Sosiologi Komunikasi Antara Guru dan Siswa di SLB Karya Muli...Menyingkap Model Sosiologi Komunikasi Antara Guru dan Siswa di SLB Karya Muli...
Menyingkap Model Sosiologi Komunikasi Antara Guru dan Siswa di SLB Karya Muli...
 
Pembelajaran Berbasis Riset (PBR) Pusat Penelitian Pendidikan LPPM UHO
Pembelajaran Berbasis Riset (PBR) Pusat Penelitian Pendidikan LPPM UHOPembelajaran Berbasis Riset (PBR) Pusat Penelitian Pendidikan LPPM UHO
Pembelajaran Berbasis Riset (PBR) Pusat Penelitian Pendidikan LPPM UHO
 
Kurikulum sd 13
Kurikulum sd 13Kurikulum sd 13
Kurikulum sd 13
 
PEMBELAJARAN BERBASIS RISET (PBR)
PEMBELAJARAN BERBASIS RISET (PBR)PEMBELAJARAN BERBASIS RISET (PBR)
PEMBELAJARAN BERBASIS RISET (PBR)
 
Buku Guru IPA Kelas VII SMP Kurikulum 2013
Buku Guru IPA Kelas VII SMP Kurikulum 2013Buku Guru IPA Kelas VII SMP Kurikulum 2013
Buku Guru IPA Kelas VII SMP Kurikulum 2013
 
Huraian sukatan tahun 6
Huraian sukatan tahun 6Huraian sukatan tahun 6
Huraian sukatan tahun 6
 
Hsp sc y6
Hsp sc y6Hsp sc y6
Hsp sc y6
 

Recently uploaded

MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 1 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 1 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 1 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 1 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak (1). SDN 001 BU.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak (1). SDN 001 BU.pdfLK 1 - 5T Keputusan Berdampak (1). SDN 001 BU.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak (1). SDN 001 BU.pdfindrawatiahmad62
 
Koneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt x
Koneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt           xKoneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt           x
Koneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt xjohan199969
 
Modul Pembentukan Disiplin Rohani (PDR) 2024
Modul Pembentukan Disiplin Rohani (PDR) 2024Modul Pembentukan Disiplin Rohani (PDR) 2024
Modul Pembentukan Disiplin Rohani (PDR) 2024SABDA
 
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.pptKOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.pptDedi Dwitagama
 
Susi Susanti_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
Susi Susanti_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdfSusi Susanti_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
Susi Susanti_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdfSusiSusanti94678
 
Lidia_Lidia_2021B_Analisis Kritis Jurnal
Lidia_Lidia_2021B_Analisis Kritis JurnalLidia_Lidia_2021B_Analisis Kritis Jurnal
Lidia_Lidia_2021B_Analisis Kritis JurnalCloudybblz
 
RENCANA + Link2 MATERI Training _PEMBEKALAN Kompetensi_PENGELOLAAN PENGADAAN...
RENCANA + Link2 MATERI  Training _PEMBEKALAN Kompetensi_PENGELOLAAN PENGADAAN...RENCANA + Link2 MATERI  Training _PEMBEKALAN Kompetensi_PENGELOLAAN PENGADAAN...
RENCANA + Link2 MATERI Training _PEMBEKALAN Kompetensi_PENGELOLAAN PENGADAAN...Kanaidi ken
 
CONTOH LAPORAN PARTISIPAN OBSERVASI.docx
CONTOH LAPORAN PARTISIPAN OBSERVASI.docxCONTOH LAPORAN PARTISIPAN OBSERVASI.docx
CONTOH LAPORAN PARTISIPAN OBSERVASI.docxAhmadBarkah2
 
Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...
Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...
Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...haryonospdsd011
 
KERAJINAN DARI BAHAN LIMBAH BERBENTUK BANGUN RUANG
KERAJINAN DARI BAHAN LIMBAH BERBENTUK BANGUN RUANGKERAJINAN DARI BAHAN LIMBAH BERBENTUK BANGUN RUANG
KERAJINAN DARI BAHAN LIMBAH BERBENTUK BANGUN RUANGEviRohimah3
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 1 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 1 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 1 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 1 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Presentasi visi misi revisi sekolah dasar.pptx
Presentasi visi misi revisi sekolah dasar.pptxPresentasi visi misi revisi sekolah dasar.pptx
Presentasi visi misi revisi sekolah dasar.pptxDWIHANDOYOPUTRO2
 
Modul P5 Berekayasa dan Berteknologi untuk Membangun NKRI.pptx
Modul P5 Berekayasa dan Berteknologi untuk Membangun NKRI.pptxModul P5 Berekayasa dan Berteknologi untuk Membangun NKRI.pptx
Modul P5 Berekayasa dan Berteknologi untuk Membangun NKRI.pptxSriayuAnisaToip
 
tugas modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
tugas  modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptxtugas  modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
tugas modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptxd2spdpnd9185
 
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 2 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 2 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
Repi jayanti_2021 B_Analsis Kritis Jurnal
Repi jayanti_2021 B_Analsis Kritis JurnalRepi jayanti_2021 B_Analsis Kritis Jurnal
Repi jayanti_2021 B_Analsis Kritis Jurnalrepyjayanti
 
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERILAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERIPURWANTOSDNWATES2
 
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docxForm B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docxEkoPutuKromo
 
Sapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdf
Sapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdfSapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdf
Sapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdfTarkaTarka
 

Recently uploaded (20)

MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 1 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 1 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 1 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 1 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak (1). SDN 001 BU.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak (1). SDN 001 BU.pdfLK 1 - 5T Keputusan Berdampak (1). SDN 001 BU.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak (1). SDN 001 BU.pdf
 
Koneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt x
Koneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt           xKoneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt           x
Koneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt x
 
Modul Pembentukan Disiplin Rohani (PDR) 2024
Modul Pembentukan Disiplin Rohani (PDR) 2024Modul Pembentukan Disiplin Rohani (PDR) 2024
Modul Pembentukan Disiplin Rohani (PDR) 2024
 
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.pptKOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
 
Susi Susanti_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
Susi Susanti_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdfSusi Susanti_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
Susi Susanti_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
 
Lidia_Lidia_2021B_Analisis Kritis Jurnal
Lidia_Lidia_2021B_Analisis Kritis JurnalLidia_Lidia_2021B_Analisis Kritis Jurnal
Lidia_Lidia_2021B_Analisis Kritis Jurnal
 
RENCANA + Link2 MATERI Training _PEMBEKALAN Kompetensi_PENGELOLAAN PENGADAAN...
RENCANA + Link2 MATERI  Training _PEMBEKALAN Kompetensi_PENGELOLAAN PENGADAAN...RENCANA + Link2 MATERI  Training _PEMBEKALAN Kompetensi_PENGELOLAAN PENGADAAN...
RENCANA + Link2 MATERI Training _PEMBEKALAN Kompetensi_PENGELOLAAN PENGADAAN...
 
CONTOH LAPORAN PARTISIPAN OBSERVASI.docx
CONTOH LAPORAN PARTISIPAN OBSERVASI.docxCONTOH LAPORAN PARTISIPAN OBSERVASI.docx
CONTOH LAPORAN PARTISIPAN OBSERVASI.docx
 
Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...
Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...
Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...
 
KERAJINAN DARI BAHAN LIMBAH BERBENTUK BANGUN RUANG
KERAJINAN DARI BAHAN LIMBAH BERBENTUK BANGUN RUANGKERAJINAN DARI BAHAN LIMBAH BERBENTUK BANGUN RUANG
KERAJINAN DARI BAHAN LIMBAH BERBENTUK BANGUN RUANG
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 1 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 1 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 1 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 1 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Presentasi visi misi revisi sekolah dasar.pptx
Presentasi visi misi revisi sekolah dasar.pptxPresentasi visi misi revisi sekolah dasar.pptx
Presentasi visi misi revisi sekolah dasar.pptx
 
Modul P5 Berekayasa dan Berteknologi untuk Membangun NKRI.pptx
Modul P5 Berekayasa dan Berteknologi untuk Membangun NKRI.pptxModul P5 Berekayasa dan Berteknologi untuk Membangun NKRI.pptx
Modul P5 Berekayasa dan Berteknologi untuk Membangun NKRI.pptx
 
tugas modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
tugas  modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptxtugas  modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
tugas modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
 
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 2 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA
 
Repi jayanti_2021 B_Analsis Kritis Jurnal
Repi jayanti_2021 B_Analsis Kritis JurnalRepi jayanti_2021 B_Analsis Kritis Jurnal
Repi jayanti_2021 B_Analsis Kritis Jurnal
 
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERILAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
 
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docxForm B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
 
Sapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdf
Sapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdfSapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdf
Sapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdf
 

BAB I.docx

  • 1. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada era globalisasi, pesatnya perkembangan sains dan teknologi dalam kehidupan masyarakat dewasa ini menuntut manusia untuk semakin bekerja keras menyesuaikan diri dalam segala aspek kehidupan. Salah satunya adalah aspek pendidikan yang sangat menentukan maju mundurnya suatu kehidupan bangsa ditengah ketatnya persaingan jaman. Aspek pendidikan yang koheren dengan perkembangan jaman adalah pendidikan sains. Pendidikan sains memiliki peran yang penting dalam menyiapkan anak memasuki dunia kehidupannya. Mudzakir (dalam Marta, 2013) mengungkapkan bahwa pendidikan sains memiliki potensi yang besar dan berperan strategis dalam menyiapkan sumber daya manusia yang berkualitas untuk menghadapi era industrialisasi dan globalisasi. Potensi ini akan dapat terwujud jika pendidikan sains mampu melahirkan siswa yang cakap dalam bidangnya dan berhasil menumbuhkan kemampuan berfikir logis, berfikir kreatif, kemampuan memecahkan masalah, bersifat kritis, menguasai teknologi serta adaptif terhadap perubahan dan perkembangan jaman. Dengan demikian proses pendidikan sains diharapkan mampu membentuk manusia yang melek sains (literasi sains) dan teknologi seutuhnya. Istilah literasi sains pertama kali diperkenalkan oleh Paul de Hurt dari Stanford University. Hurt mendefinisikan literasi sains dan mengaplikasikannya bagi kebutuhan masyarakat (Fitriyanti, 2007). Secara harfiah literasi berasal dari kata literacy yang berarti melek huruf atau gerakan pemberantasan buta huruf (Nurkhoti’ah, 2005). Kata sains berasal dari science yang berarti ilmu pengetahuan.
  • 2. 2 Literasi sains didefinisikan dalam PISA (Program for International Student Assesment), (2009) sebagai pengetahuan sains seseorang untuk mengidentifikasi pertanyaan, memperoleh pengetahuan baru, menjelaskan fenomena sains dan menarik kesimpulan tentang sains yang berhubungan dengan isu-isu, pemahaman tentang ciri karakteristik dari ilmu sebagai bentuk pengetahuan manusia dan penyelidikan, kesadaran bagaimana sains dan teknologi membentuk intelektual, lingkungan budaya, dan kesediaanya untuk terlibat dengan masalah yang terkait dengan sains serta dengan ide-ide pengetahuan tersebut menjadi warga negara yang tanggap. Literasi sains dianggap suatu hasil belajar kunci dalam pendidikan pada usia 15 tahun bagi semua siswa, karena anak usia 15 tahun sudah seyogyanya menentukan pilihan karier dan ikut serta mengambil peran dalam kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi (Rahmawati, 2012). Pengukuran literasi sains tidak hanya digunakan untuk mengetahui sejauh mana pemahaman siswa terhadap pengetahuan sains, tetapi juga pemahaman terhadap berbagai aspek proses sains, serta kemampuan mengaplikasikan pengetahuan dan proses sains dalam situasi nyata. Pengukuran literasi sains pertama kali dilakukan pada tahun 2000 oleh PISA yang diteruskan secara berkala setiap 3 tahun sekali. Hasil pengukuran literasi sains terakhir PISA pada tahun 2009 yang publikasikan oleh OECD (Organization For Economic Cooperation and Development) menunjukkan bahwa tingkat literasi sains siswa Indonesia masih rendah. Dimana Indonesia menduduki peringkat ke-66 dari 74 negara anggota OECD dengan skor rata-rata 383. Pada tahun berikutnya, berdasarkan Trends in International Matematics and Science Study (TIMSS) tahun 2012 Indonesia berada di posisi 38 dari 42 negara, dan peringkat Programme for International Study Assessment (PISA) Indonesia berada di urutan 64 dari 65 negara. Dari data tersebut menunjukkan bahwa mutu pendidikan bangsa Indonesia masih sangat rendah di dunia bahkan di ASEAN sekalipun. Sehingga pengukuran literasi sains penting untuk mengetahui sejauh mana
  • 3. 3 kemelekan siswa terhadap konsep-konsep sains yang telah dipelajari. Oleh karena itu pendidikan sains disekolah diharapkan mampu memfasilitasi masyarakat yang berliterasi sains. Dalam hal ini peneliti akan mengidentifikasi literasi sains siswa khususnya di Kabupaten Pati. Kabupaten Pati merupakan salah satu Kabupaten di Provinsi Jawa Tengah secara geografis terletak di 110º,15-111º,15’BT dan 6º,25-7º,00’ LS dengan luas wilayah keseluruhan 150.368 ha yang terbagi menjadi 21 Kecamatan dan 405 Desa, 5 Kelurahan, 1106 Dukuh serta 1474 RW dan 7524 RT yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Jepara dan Laut Jawa di sebelah utara, Kabupaten Grobogan, dan Kabupaten Blora di sebelah selatan, Kabupaten Kudus dan Kabupaten Jepara di sebelah barat, serta Kabupaten Rembang dan Laut Jawa di sebelah timur (Perda Pati). Dari segi letaknya Kabupaten Pati merupakan daerah yang strategis di bidang ekonomi, sosial, budaya dan memiliki potensi sumber daya alam serta sumber daya manusia yang dapat dikembangkan dalam semua aspek kehidupan masyarakat. Menurut UU No. 20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (Risnawati, 2010). Kualitas pendidikan SMP di Kabupaten Pati cukup memiliki potensi yang luar biasa dalam mencetak generasi bangsa dalam hal pendidikan. Hal ini dibuktikan dengan prestasi yang membanggakan bahwa UN 2014/2015 mampu menempatkan Kabupaten Pati di peringkat atas dengan hasil terbaik, yaitu dengan urutan peringkat ke-9 se-Jawa Tengah. Tetapi dilansir dalam media online (Koran Muria pada hari Jumat 13/11/2015) angka Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Kabupaten Pati menurun drastis dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Angka Indeks
  • 4. 4 Pembangunan Manusia (IPM) yaitu angka pengukuran perbandingan dari harapan hidup, melek huruf, pendidikan, dan standar hidup untuk semua wilayah seluruh Indonesia. Angka IPM di Kabupaten Pati pada tahun 2014 tercatat 22, sedangkan tahun sebelumnya berada di posisi 12. Anjloknya IPM tersebut sedikit banyak merupakan imbas dari kualitas pendidikan di Pati Bumi Mina Tani. Untuk itu Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Pati dimintai untuk dapat meningkatkan kualitas peserta didik yang pada akhirnya meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Sehingga tidak akan memberikan dampak yang buruk terhadap kualitas pendidikan di Kabupaten Pati. Berdasarkan latar belakang tersebut, diperlukanlah pengkajian terhadap kualitas pendidikan siswa SMP se-Kabupaten Pati untuk mengidentifikasi seberapa besar tingkat pengetahuan yang dimiliki siswa dalam mengkaji fenomena ilmiah. Maka disusunlah studi tentang “Profil Kualitas Literasi Sains Siswa SMP Se-Kabupaten Pati.” Dengan permasalahan yang ada Penulis ingin menganalisis agar didapatkan Profil Kualitas Literasi Sains Siswa SMP Se-Kabupaten Pati dengan cara melakukan pengambilan data yang bertujuan untuk mendapatkan informasi. Selain itu, Penulis mencoba memberi masukan terhadap masing-masing SMP di Se-Kabupaten Pati agar dapat turut berperan dalam meningkatkan kompetensi siswa khususnya dalam mengkaji fenomena ilmiah dengan menggunakan fakta-fakta ilmiah. Karena pada dasarnya persiapan siswa sebagai generasi yang unggul dalam percaturan abad ke-21 memerlukan kerjasama berbagai pihak yang saling terintegrasi. Sehingga persoalan pendidikan dapat diselesaikan sesuai dengan visi, misi, dan program untuk membangun masyarakat dan bangsa kita menjadi lebih maju dan berkualitas.
  • 5. 5 B. Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah bagaimanakah profil kualitas literasi sains siswa SMP Se-Kabupaten Pati? C. Tujuan Penelitian Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui profil kualitas literasi sains siswa SMP Se-Kabupaten Pati. D. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan mempunyai manfaat dan kegunaan secara langsung maupun tidak langsung. Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Manfaat Teoritis Dapat memberikan sumbangan ilmu pengetahuan terutama pada peningkatan kemampuan dalam mengidentifikasi masalah ilmiah. 2. Manfaat Praktis 1. Bagi peneliti, dapat memberikan wawasan baru atas pengetahuan dan penerapan ilmu yang dimiliki sehingga dapat memahami bagaimana kemampuan siswa berkaitan dengan literasi sains. 2. Bagi siswa, diharapkan dapat memberikan kontribusi untuk meningkatkan kemampuan berfikir ilmiah dalam mengidentifikasi masalah ilmiah dan juga dapat membantu siswa mengembangkan potensi yang dimiliki. 3. Bagi guru, hasil penelitian ini dapat membantu guru dalam meningkatkan kemampuan siswa berkaitan dengan literasi sains. 4. Bagi sekolah, dapat memberikan sumbangan ide sehingga membantu memperbaiki proses pembelajaran IPA yang lebih berkualitas, trampil dan kreatif.
  • 6. 6 5. Bagi peneliti lain, diharapkan dapat memberi dan menambah wawasan pengetahuan serta sebagai acuan untuk melakukan penelitian yang berkaitan dengan literasi sains. E. Definisi Istilah Istilah dalam penelitian ini digunakan untuk mempermudah pemahaman dan menghindari salah penafsiran dalam penelitian ini, maka penulis memberikan batasan suatu definisi istilah yang dijelaskan: 1. Literasi Istilah literasi sains atau literacy pertama kali diperkenalkan oleh Paul de Hurt dari Stanford University. Hurt mendefinisikan literasi sains sebagai tindakan memahami sains dan mengaplikasikannya bagi kebutuhan masyarakat (Fitriyanti, 2007). Secara harfiah literasi berasal dari kata literacy yang berarti melek huruf atau gerakan pemberantasan buta huruf (Nurkhoti’ah, 2005). Bukhori (2005) menyatakan bahwa literasi berarti kemampuan membaca dan menulis atau melek aksara. 2. Sains Kata sains berasal dari science yang berarti ilmu pengetahuan. Sains merupakan ilmu pengetahuan pada umumnya yang bersifat sistematis yang diperoleh dari suatu observasi, penelitian, dan uji coba yang mengarah pada penentuan sifat dasar atau prinsip sesuatu yang sedang diselidiki atau dipelajari. Sains juga merupakan pengetahuan hasil kegiatan manusia yang diperoleh melalui metode tertentu. 3. Literasi Sains Literasi sains didefinisikan sebagai kemampuan menggunakan pengetahuan sains, mengidentifikasi pertanyaan, dan menarik kesimpulan berdasarkan bukti-bukti, dalam rangka memahami serta membuat keputusan berkenaan dengan alam dan perubahan yang dilakukan terhadap alam melalui aktivitas manusia (Firman, 2007).