The document reports on an experiment to determine the acceleration due to gravity on Earth using a mathematical pendulum and a physical pendulum both with and without a solid cylinder. The following key points are summarized:
- Gravity was determined using a mathematical pendulum by varying the string length and timing oscillations. Gravity was also found using a physical pendulum by measuring the moment of inertia, mass distance from pivot, and oscillation period.
- Preliminary results found gravity to be approximately 9.4 m/s^2 using the mathematical pendulum and approximately 9.3 m/s^2 using the physical pendulum without a cylinder.
- The experiment aimed to compare measurements of gravity using different pendul
2A_11_Nur Azizah_Laporan Akhir Praktikum_Gerak Harmonis Sederhana pada PegasNur Azizah
Laporan ini mendeskripsikan dua eksperimen yang dilakukan untuk mempelajari hukum Hooke dan getaran harmonis sederhana pada pegas. Eksperimen pertama menunjukkan hubungan antara panjang pegas dengan beban yang diberikan sesuai hukum Hooke, sedangkan eksperimen kedua mengukur periode getaran pegas dengan menambahkan beban. Hasilnya digunakan untuk menentukan konstanta pegas.
Laporan ini membahas tentang percobaan gaya Archimedes dengan menggunakan pipa. Pipa tersebut diukur volume dan beratnya baik dalam udara maupun dalam air menggunakan jangka sorong dan neraca pegas. Hasilnya digunakan untuk menghitung besaran gaya apung."
Praktikum fisika dasar tentang resonansi gelombang suara menggunakan tabung resonansi. Percobaan mengukur kecepatan suara dan frekuensi dua garpu tala berbeda. Hasilnya adalah kecepatan suara rata-rata 342,833 m/s dan frekuensi rata-rata 695,921 Hz.
Laporan praktikum fisika mengenai hukum Hooke yang dilakukan oleh kelompok III SMA Negeri 1 Kota Bima pada tahun pelajaran 2014/2015. Praktikum ini bertujuan untuk menyelidiki hubungan antara gaya dengan pertambahan panjang pegas. Hasilnya menunjukkan bahwa gaya yang diberikan pada pegas berbanding lurus dengan pertambahan panjangnya, sehingga mendukung hukum Hooke.
Laporan mingguan praktikum kimia dasar ini membahas tentang sifat koligatif larutan, yaitu penurunan tekanan uap, kenaikan titik didih, penurunan titik beku, dan tekanan osmosis. Tujuan percobaan adalah menentukan kenaikan titik didih larutan gula dan garam, serta penurunan titik beku tiga larutan gula dengan konsentrasi berbeda. Hasilnya menunjukkan kenaikan titik didih dan penurun
2A_11_Nur Azizah_Laporan Akhir Praktikum_Gerak Harmonis Sederhana pada PegasNur Azizah
Laporan ini mendeskripsikan dua eksperimen yang dilakukan untuk mempelajari hukum Hooke dan getaran harmonis sederhana pada pegas. Eksperimen pertama menunjukkan hubungan antara panjang pegas dengan beban yang diberikan sesuai hukum Hooke, sedangkan eksperimen kedua mengukur periode getaran pegas dengan menambahkan beban. Hasilnya digunakan untuk menentukan konstanta pegas.
Laporan ini membahas tentang percobaan gaya Archimedes dengan menggunakan pipa. Pipa tersebut diukur volume dan beratnya baik dalam udara maupun dalam air menggunakan jangka sorong dan neraca pegas. Hasilnya digunakan untuk menghitung besaran gaya apung."
Praktikum fisika dasar tentang resonansi gelombang suara menggunakan tabung resonansi. Percobaan mengukur kecepatan suara dan frekuensi dua garpu tala berbeda. Hasilnya adalah kecepatan suara rata-rata 342,833 m/s dan frekuensi rata-rata 695,921 Hz.
Laporan praktikum fisika mengenai hukum Hooke yang dilakukan oleh kelompok III SMA Negeri 1 Kota Bima pada tahun pelajaran 2014/2015. Praktikum ini bertujuan untuk menyelidiki hubungan antara gaya dengan pertambahan panjang pegas. Hasilnya menunjukkan bahwa gaya yang diberikan pada pegas berbanding lurus dengan pertambahan panjangnya, sehingga mendukung hukum Hooke.
Laporan mingguan praktikum kimia dasar ini membahas tentang sifat koligatif larutan, yaitu penurunan tekanan uap, kenaikan titik didih, penurunan titik beku, dan tekanan osmosis. Tujuan percobaan adalah menentukan kenaikan titik didih larutan gula dan garam, serta penurunan titik beku tiga larutan gula dengan konsentrasi berbeda. Hasilnya menunjukkan kenaikan titik didih dan penurun
Laporan praktikum kimia-faktor yang mempengaruhi laju reaksianggundiantriana
Berikut adalah laporan praktikum kimia tentang faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi. saya berharap laporan tersebut dapat membantu praktikum lain yang akan datang.
Laporan praktikum gerak bandul sederhanaDian Agatha
Laporan praktikum ini bertujuan untuk menentukan nilai percepatan gravitasi bumi melalui percobaan ayunan bandul sederhana dengan mengukur periode gerak bandul pada beberapa panjang tali. Hasil pengukuran menunjukkan nilai rata-rata gravitasi sebesar 9,3 m/s^2 yang berbeda dengan nilai acuan 9,8 m/s^2 karena gravitasi bervariasi di setiap lokasi.
Dokumen tersebut merupakan laporan praktikum fisika tentang pengukuran tegangan dan kuat arus listrik. Ringkasannya adalah: Siswa melakukan pengukuran tegangan dan kuat arus pada rangkaian sederhana dengan mengubah tegangan sumber daya dan mencatat hasilnya pada tabel. Dari hasil pengukuran diperoleh hubungan antara tegangan dan kuat arus berbanding lurus.
Dokumen tersebut membahas percobaan mengukur percepatan gravitasi bumi menggunakan bandul. Percobaan ini melibatkan pengukuran periode ayunan dengan berbagai panjang tali dan massa beban. Hasilnya menunjukkan percepatan gravitasi yang diukur sekitar 9,79 m/s2, mendekati nilai konstan percepatan gravitasi bumi 9,8 m/s2.
Dokumen ini memberikan penjelasan tentang Teori Orbital Molekul (TOM) yang menjelaskan pembentukan ikatan kimia antara atom-atom dalam membentuk molekul. TOM menjelaskan bagaimana orbital-orbital atom tumpang tindih dan membentuk orbital-orbital molekul ikatan dan antiikatan, serta urutan pengisian elektron pada orbital-orbital tersebut. Contoh penerapan TOM pada beberapa molekul diatomik seperti H2, O2, dan
Pesawat Atwood digunakan untuk mempelajari hukum-hukum Newton dan jenis-jenis gerak. Percobaan menggunakan dua massa yang dihubungkan tali pada katrol, dimana massa yang lebih berat akan menarik massa yang lebih ringan. Data waktu dan jarak dikumpulkan untuk gerak lurus beraturan dan berubah beraturan, kemudian dihitung percepatan, kecepatan, dan momen inersia katrolnya.
Dokumen tersebut merangkum eksperimen praktikum yang membedakan aldehida dan keton. Eksperimen tersebut meliputi reaksi Tollans untuk membedakan aldehida dan keton, uji Benedict dan Fehling untuk mendeteksi gugus karbonil, dan reaksi haloform untuk membedakan keton. Hasilnya menunjukkan bahwa aldehida lebih mudah bereaksi dengan reagen-reagen tersebut dibandingkan keton karena polaritas gugus karbonilny
Larutan elektrolit dan nonelektrolit dapat dibedakan berdasarkan kemampuannya menghantar arus listrik. Larutan NaCl, KCl, N2SO4, dan NaOH termasuk elektrolit kuat karena mampu menyalakan lampu dan menghasilkan gelembungan gas. Sementara itu, larutan Ca(OH)2, cuka, gula, dan air jeruk nipis tidak dapat menghantar arus listrik sehingga termasuk nonelektrolit atau elekt
The document reports on a practicum about moment of inertia. It details the objectives, which were to determine period, moment of inertia, and deviation for various objects. It describes the theory behind moment of inertia and how it is analogous to mass for rotational motion. Tables show the tools used and experimental steps taken to collect data on mass, diameters, heights, periods, and deviations of different objects. The data collected is presented and calculations are shown for moment of inertia of various standard shapes.
This document provides an overview of simple harmonic motion and pendulums. It includes:
- Objectives of understanding oscillations, deriving laws of oscillations, using Hooke's Law, and understanding simple harmonic motion.
- Experiments with a simple pendulum to determine factors affecting its period, including recording time for oscillations while varying length and mass.
- Theoretical analysis showing the period of a simple pendulum is proportional to the square root of its length.
- Deriving and solving the differential equation of motion for a simple pendulum using energy considerations.
- Examples of other oscillations that can be modeled using the derived simple harmonic motion equation.
Laporan praktikum kimia-faktor yang mempengaruhi laju reaksianggundiantriana
Berikut adalah laporan praktikum kimia tentang faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi. saya berharap laporan tersebut dapat membantu praktikum lain yang akan datang.
Laporan praktikum gerak bandul sederhanaDian Agatha
Laporan praktikum ini bertujuan untuk menentukan nilai percepatan gravitasi bumi melalui percobaan ayunan bandul sederhana dengan mengukur periode gerak bandul pada beberapa panjang tali. Hasil pengukuran menunjukkan nilai rata-rata gravitasi sebesar 9,3 m/s^2 yang berbeda dengan nilai acuan 9,8 m/s^2 karena gravitasi bervariasi di setiap lokasi.
Dokumen tersebut merupakan laporan praktikum fisika tentang pengukuran tegangan dan kuat arus listrik. Ringkasannya adalah: Siswa melakukan pengukuran tegangan dan kuat arus pada rangkaian sederhana dengan mengubah tegangan sumber daya dan mencatat hasilnya pada tabel. Dari hasil pengukuran diperoleh hubungan antara tegangan dan kuat arus berbanding lurus.
Dokumen tersebut membahas percobaan mengukur percepatan gravitasi bumi menggunakan bandul. Percobaan ini melibatkan pengukuran periode ayunan dengan berbagai panjang tali dan massa beban. Hasilnya menunjukkan percepatan gravitasi yang diukur sekitar 9,79 m/s2, mendekati nilai konstan percepatan gravitasi bumi 9,8 m/s2.
Dokumen ini memberikan penjelasan tentang Teori Orbital Molekul (TOM) yang menjelaskan pembentukan ikatan kimia antara atom-atom dalam membentuk molekul. TOM menjelaskan bagaimana orbital-orbital atom tumpang tindih dan membentuk orbital-orbital molekul ikatan dan antiikatan, serta urutan pengisian elektron pada orbital-orbital tersebut. Contoh penerapan TOM pada beberapa molekul diatomik seperti H2, O2, dan
Pesawat Atwood digunakan untuk mempelajari hukum-hukum Newton dan jenis-jenis gerak. Percobaan menggunakan dua massa yang dihubungkan tali pada katrol, dimana massa yang lebih berat akan menarik massa yang lebih ringan. Data waktu dan jarak dikumpulkan untuk gerak lurus beraturan dan berubah beraturan, kemudian dihitung percepatan, kecepatan, dan momen inersia katrolnya.
Dokumen tersebut merangkum eksperimen praktikum yang membedakan aldehida dan keton. Eksperimen tersebut meliputi reaksi Tollans untuk membedakan aldehida dan keton, uji Benedict dan Fehling untuk mendeteksi gugus karbonil, dan reaksi haloform untuk membedakan keton. Hasilnya menunjukkan bahwa aldehida lebih mudah bereaksi dengan reagen-reagen tersebut dibandingkan keton karena polaritas gugus karbonilny
Larutan elektrolit dan nonelektrolit dapat dibedakan berdasarkan kemampuannya menghantar arus listrik. Larutan NaCl, KCl, N2SO4, dan NaOH termasuk elektrolit kuat karena mampu menyalakan lampu dan menghasilkan gelembungan gas. Sementara itu, larutan Ca(OH)2, cuka, gula, dan air jeruk nipis tidak dapat menghantar arus listrik sehingga termasuk nonelektrolit atau elekt
The document reports on a practicum about moment of inertia. It details the objectives, which were to determine period, moment of inertia, and deviation for various objects. It describes the theory behind moment of inertia and how it is analogous to mass for rotational motion. Tables show the tools used and experimental steps taken to collect data on mass, diameters, heights, periods, and deviations of different objects. The data collected is presented and calculations are shown for moment of inertia of various standard shapes.
This document provides an overview of simple harmonic motion and pendulums. It includes:
- Objectives of understanding oscillations, deriving laws of oscillations, using Hooke's Law, and understanding simple harmonic motion.
- Experiments with a simple pendulum to determine factors affecting its period, including recording time for oscillations while varying length and mass.
- Theoretical analysis showing the period of a simple pendulum is proportional to the square root of its length.
- Deriving and solving the differential equation of motion for a simple pendulum using energy considerations.
- Examples of other oscillations that can be modeled using the derived simple harmonic motion equation.
Simple harmonic movement in bandul reversibelumammuhammad27
This document summarizes a practicum report on simple harmonic motion using a reversible pendulum. The objectives were to determine how factors like gravitational acceleration are affected in a reversible pendulum, compare measured and theoretical gravitational acceleration, determine the gravitational constant using the pendulum, and measure the pendulum's period of oscillation. Two experiments were conducted with the load in different positions, and period and gravitational acceleration were calculated using the measured time for oscillations. The measured gravitational accelerations were close to the theoretical value, with relative errors between 0.2-12.4%.
The document describes an experiment to determine the natural frequency of a spring-mass system. A spring is attached vertically to an adjustable screw and platform. Weights are added to the platform to stretch the spring from its free length. The time for a set number of oscillations is measured for different weights. This is used to calculate the experimental periodic time and natural frequency, which are compared to the theoretical values calculated using the spring constant and mass. The results show that the experimental and theoretical natural frequencies match closely.
1. The document describes an experiment to determine the natural frequency of undamped torsional vibration of a single rotor shaft system.
2. A disc is attached to one end of a shaft, which is then twisted and released to vibrate freely. The time for a number of oscillations is measured for shafts of different lengths.
3. The experimental natural frequency is calculated from the measured time period of oscillations. This is compared to the theoretical natural frequency calculated using the shaft's properties and dimensions.
This document contains instructions and procedures for several vibration laboratory experiments. It begins with an index listing 10 experiments, including determining the natural frequency of single and double rotor shaft systems, and studying the forced vibration of a beam under different damping conditions. The document then provides more detailed procedures, observations tables, formulas, and sample calculations for Experiment 1 which involves measuring the amplitude of a beam's forced vibration at various frequencies and damping levels. Safety precautions and component descriptions are also included.
1. The document describes an experiment to investigate how the period of a simple pendulum varies with its length. It was found that the longer the pendulum, the longer its period of oscillation.
2. An experiment is described to study how the velocity of a trolley varies with the angle of inclination of a plane. It was found that a higher angle of incline results in a higher velocity.
3. Two experiments are presented to demonstrate inertia - using a saw blade and masses, and using an inertia balance. Both found that objects with larger masses have greater inertia.
CALCULO EXPERIMENTAL DE LA GRAVEDAD MEDIANTE LA OSCILACION DE UN PENDULO FISICODaniel A. Lopez Ch.
The document describes an experiment to measure the gravitational acceleration using a physical pendulum. Students measured the period of oscillation for a pendulum at different distances and used the data to calculate the value of g. Their average calculated value of g was 9.82 m/s2, which is close to the accepted value for Cali of 9.78 m/s2, validating the experimental method. The experiment allowed them to observe the relationship between pendulum length and period and verify theoretical pendulum equations.
This experiment studied standing waves on strings by measuring the relationship between wave velocity, string tension, and other factors. Three parts were conducted: 1) measuring the period of a simple pendulum at various lengths to determine the effect of length on period, 2) finding the period of a physical pendulum at different angles, and 3) examining coupled pendulums in different normal modes. The results were analyzed to calculate the acceleration due to gravity and percent error. While the data followed expected trends, some discrepancies were due to imperfect measurements and friction. Overall, the experiment demonstrated how string properties influence wave properties.
This paper presents the Physics Rotational Method of the simple gravity pendulum, and it also applies Physics Direct Method to represent these equations, in addition to the numerical solutions discusses. This research investigates the relationship between angular acceleration and angle to find out different numerical solution by using simulation to see their behavior which shows in last part of this article.
This document describes an experiment to determine the moment of inertia of a flywheel both with and without additional masses attached. Students measured the angular acceleration of the flywheel when subjected to different torques provided by hanging weights. From the measured angular accelerations and known torques, the moments of inertia of the flywheel assembly were calculated. The experimentally determined moments of inertia matched reasonably well with the theoretical calculations. The experiment allowed students to apply their understanding of rotational motion and moment of inertia.
This document describes an experiment conducted to determine the critical speed or whirling speed of a shaft. The experiment involves fixing a shaft between chucks and applying a mass to induce deflection. The shaft speed is gradually increased using a motor and tachometer until whirling is observed, at which point the critical speed has been reached. Calculations are shown to determine the theoretical critical speed based on the shaft's moment of inertia, length, mass applied, and other properties. The goal is to find the speed at which the shaft vibrates violently in the transverse direction due to centrifugal forces from an eccentric mass. Comparing the experimental and theoretical critical speeds helps validate the results.
This document contains instructions for a physics lab experiment on moment of inertia. The experiment has two parts:
Part I measures the moment of inertia of a disk by applying a torque from a hanging mass and measuring the angular acceleration.
Part II measures the moment of inertia of a rod with two movable masses by varying the mass positions and amounts and again measuring angular acceleration from a hanging torque source. Equations are provided to calculate moment of inertia from experimental measurements.
The document summarizes several physics experiments on topics like simple pendulums, inclined planes, inertia, and conservation of momentum. It includes the hypotheses, variables, procedures, results and conclusions for each experiment. The experiments are designed to investigate relationships between various physical quantities like the period of a pendulum varying with its length, the velocity of an object on an inclined plane relating to the angle of incline, and momentum being conserved before and after collisions.
This document provides instructions for a physics laboratory experiment on rotational dynamics. The objectives are to learn about rotational dynamics, identify inertia in different bodies, study how bodies behave in a model, and relate equations used to solve rotational dynamics problems. It describes building a model for this and provides equations for torque, angular acceleration, moment of inertia, and angular momentum. The procedure involves designing the model, calculating translational and rotational energies, and analyzing a collision using rotational dynamics equations. Calculations are shown for velocities before and after a simulated collision.
This document provides instructions and objectives for a physics laboratory practice on rotational dynamics. It defines key concepts like torque, moment of inertia, and conditions for rotational equilibrium. It also lists the required equipment and materials, such as a vernier caliper, flexometer, masses, springs, and tables. The activities to be performed involve measuring variables like time and distance to calculate acceleration and friction forces for different materials. Tables will be used to record the measured data and calculated values.
Report for Experiment 4 Newton’s Second Law .docxsodhi3
Report for Experiment 4
Newton’s Second Law
Name: Your name here
Lab partner: Your partner’s name here
TA: Your instructor’s name here
The date of the experiment here
Abstract
Acceleration is the coupling strength between the mass of a system and the force acting on it. By
comparing the gravitational pull on a . One hanging mass of variable weight is attached to either one
puck (Investigation 1) or two (Investigation 2) on a frictionless air table. A spark timer gives a direct way
to measure velocity and time of the system, calculating acceleration for three hanging weights. Plotting
acceleration vs. the reduced mass of the hanging weights gives a value for gravity. Using one puck, the
data within uncertainty is equal to the standard value of gravity. Using two pucks, the data was not equal
to gravity within error, as rotational and frictional forces were not included in the linear model.
Introduction
This experiment will test Newton’s second law and how it relates to different forces. The law can be
summarized by the equation, F = ma. It is the point of this experiment to find an acceleration of an object
based on a given force and mass of that object. This will effectively solve Newton’s second law in the
form a = F/m. In the first investigation we measured the displacement of an air hockey puck as it was
pulled by three differing weights, using a spark timer. We calculated the velocity of the puck and graphed
velocity vs. time for each weight combination, which gave the acceleration of the puck. To verify
Newton’s second law we graphed the accelerations vs. the reduced mass of the system and then compared
the slope of that graph to the known value of gravity, 9.81 m/s^2. The second investigation used two
pucks strapped together, thereby changing the reduced mass ratio, but otherwise worked the same way as
Investigation 1 to calculate the known value of gravity.
Investigation 1
Setup & Procedure
The air table is set up with a pulley attached to a side. Two pucks are connected to a High Voltage (HV)
source to create a circuit for the spark timer. Carbon paper is laid on the table with white paper laying on
top of this carbon paper. The second puck is to the side but still on the paper so as not to interfere with
the motion of the puck under observation. Weights of either 50, 100, or 200 grams is attached to the puck
by the pulley and string. When the HV is on, the weight is dropped and the puck generates a spark every
30 ms. The spark will leave a black carbon dot from the carbon paper on the white paper, which can be
measured for displacement. The spark timer is set to 30 Hz, so the time between each dot is 0.0333 s.
Ten dots are counted and the displacement between them measured. Using this data, the velocity is
calculated and used to graphically find the acceleration of the system.
Data & Analysis
Table 1 – Displa ...
1) STELLA is a modeling and simulation tool that allows students to explore systems over time and see the relationships between variables. It helps bridge the gap between theory and the real world.
2) A simple pendulum experiment using STELLA showed that the period of a pendulum remains constant as long as the angle of displacement is small (less than 20 degrees). The period is independent of the mass of the pendulum bob but directly proportional to the string length.
3) Various experiments manipulating variables like initial displacement, bob mass, and string length demonstrated the relationships defined by the equations of motion for a simple pendulum. The string length experiment clearly showed the period increases with longer string lengths.
The document contains multiple physics problems related to rotation, torque, angular acceleration, and moments of inertia. One problem involves calculating the angular speed of a winch drum that is lifting a 2000 kg block at a constant speed of 8 cm/s. It is determined that:
- The tension in the cable equals 19.6 kN, given by the weight of the block
- The torque exerted on the winch drum by the cable is 5.9 mkN
- The angular speed of the winch drum is 0.27 rad/s
- The power required by the motor is 1.6 kW
This document summarizes experiments conducted to determine the value of gravitational acceleration "g". Two methods were used: dropping various food items from a known height and measuring descent time, and using a pendulum with different string lengths and measuring period. For the dropping method, descent times were recorded and "g" was calculated to be approximately 9.8 m/s^2, showing mass does not affect gravitational acceleration. For the pendulum method, periods were measured for different string lengths and "g" was again found to be approximately 9.8 m/s^2, demonstrating string length does not impact the value of "g". The document concludes the experiments support the hypothesis that gravitational acceleration is constant.
Similar to Laporan praktikum percepatan_gravitasi (20)
Discovery of An Apparent Red, High-Velocity Type Ia Supernova at 𝐳 = 2.9 wi...Sérgio Sacani
We present the JWST discovery of SN 2023adsy, a transient object located in a host galaxy JADES-GS
+
53.13485
−
27.82088
with a host spectroscopic redshift of
2.903
±
0.007
. The transient was identified in deep James Webb Space Telescope (JWST)/NIRCam imaging from the JWST Advanced Deep Extragalactic Survey (JADES) program. Photometric and spectroscopic followup with NIRCam and NIRSpec, respectively, confirm the redshift and yield UV-NIR light-curve, NIR color, and spectroscopic information all consistent with a Type Ia classification. Despite its classification as a likely SN Ia, SN 2023adsy is both fairly red (
�
(
�
−
�
)
∼
0.9
) despite a host galaxy with low-extinction and has a high Ca II velocity (
19
,
000
±
2
,
000
km/s) compared to the general population of SNe Ia. While these characteristics are consistent with some Ca-rich SNe Ia, particularly SN 2016hnk, SN 2023adsy is intrinsically brighter than the low-
�
Ca-rich population. Although such an object is too red for any low-
�
cosmological sample, we apply a fiducial standardization approach to SN 2023adsy and find that the SN 2023adsy luminosity distance measurement is in excellent agreement (
≲
1
�
) with
Λ
CDM. Therefore unlike low-
�
Ca-rich SNe Ia, SN 2023adsy is standardizable and gives no indication that SN Ia standardized luminosities change significantly with redshift. A larger sample of distant SNe Ia is required to determine if SN Ia population characteristics at high-
�
truly diverge from their low-
�
counterparts, and to confirm that standardized luminosities nevertheless remain constant with redshift.
JAMES WEBB STUDY THE MASSIVE BLACK HOLE SEEDSSérgio Sacani
The pathway(s) to seeding the massive black holes (MBHs) that exist at the heart of galaxies in the present and distant Universe remains an unsolved problem. Here we categorise, describe and quantitatively discuss the formation pathways of both light and heavy seeds. We emphasise that the most recent computational models suggest that rather than a bimodal-like mass spectrum between light and heavy seeds with light at one end and heavy at the other that instead a continuum exists. Light seeds being more ubiquitous and the heavier seeds becoming less and less abundant due the rarer environmental conditions required for their formation. We therefore examine the different mechanisms that give rise to different seed mass spectrums. We show how and why the mechanisms that produce the heaviest seeds are also among the rarest events in the Universe and are hence extremely unlikely to be the seeds for the vast majority of the MBH population. We quantify, within the limits of the current large uncertainties in the seeding processes, the expected number densities of the seed mass spectrum. We argue that light seeds must be at least 103 to 105 times more numerous than heavy seeds to explain the MBH population as a whole. Based on our current understanding of the seed population this makes heavy seeds (Mseed > 103 M⊙) a significantly more likely pathway given that heavy seeds have an abundance pattern than is close to and likely in excess of 10−4 compared to light seeds. Finally, we examine the current state-of-the-art in numerical calculations and recent observations and plot a path forward for near-future advances in both domains.
PPT on Sustainable Land Management presented at the three-day 'Training and Validation Workshop on Modules of Climate Smart Agriculture (CSA) Technologies in South Asia' workshop on April 22, 2024.
Evidence of Jet Activity from the Secondary Black Hole in the OJ 287 Binary S...Sérgio Sacani
Wereport the study of a huge optical intraday flare on 2021 November 12 at 2 a.m. UT in the blazar OJ287. In the binary black hole model, it is associated with an impact of the secondary black hole on the accretion disk of the primary. Our multifrequency observing campaign was set up to search for such a signature of the impact based on a prediction made 8 yr earlier. The first I-band results of the flare have already been reported by Kishore et al. (2024). Here we combine these data with our monitoring in the R-band. There is a big change in the R–I spectral index by 1.0 ±0.1 between the normal background and the flare, suggesting a new component of radiation. The polarization variation during the rise of the flare suggests the same. The limits on the source size place it most reasonably in the jet of the secondary BH. We then ask why we have not seen this phenomenon before. We show that OJ287 was never before observed with sufficient sensitivity on the night when the flare should have happened according to the binary model. We also study the probability that this flare is just an oversized example of intraday variability using the Krakow data set of intense monitoring between 2015 and 2023. We find that the occurrence of a flare of this size and rapidity is unlikely. In machine-readable Tables 1 and 2, we give the full orbit-linked historical light curve of OJ287 as well as the dense monitoring sample of Krakow.
Mechanisms and Applications of Antiviral Neutralizing Antibodies - Creative B...Creative-Biolabs
Neutralizing antibodies, pivotal in immune defense, specifically bind and inhibit viral pathogens, thereby playing a crucial role in protecting against and mitigating infectious diseases. In this slide, we will introduce what antibodies and neutralizing antibodies are, the production and regulation of neutralizing antibodies, their mechanisms of action, classification and applications, as well as the challenges they face.
SDSS1335+0728: The awakening of a ∼ 106M⊙ black hole⋆Sérgio Sacani
Context. The early-type galaxy SDSS J133519.91+072807.4 (hereafter SDSS1335+0728), which had exhibited no prior optical variations during the preceding two decades, began showing significant nuclear variability in the Zwicky Transient Facility (ZTF) alert stream from December 2019 (as ZTF19acnskyy). This variability behaviour, coupled with the host-galaxy properties, suggests that SDSS1335+0728 hosts a ∼ 106M⊙ black hole (BH) that is currently in the process of ‘turning on’. Aims. We present a multi-wavelength photometric analysis and spectroscopic follow-up performed with the aim of better understanding the origin of the nuclear variations detected in SDSS1335+0728. Methods. We used archival photometry (from WISE, 2MASS, SDSS, GALEX, eROSITA) and spectroscopic data (from SDSS and LAMOST) to study the state of SDSS1335+0728 prior to December 2019, and new observations from Swift, SOAR/Goodman, VLT/X-shooter, and Keck/LRIS taken after its turn-on to characterise its current state. We analysed the variability of SDSS1335+0728 in the X-ray/UV/optical/mid-infrared range, modelled its spectral energy distribution prior to and after December 2019, and studied the evolution of its UV/optical spectra. Results. From our multi-wavelength photometric analysis, we find that: (a) since 2021, the UV flux (from Swift/UVOT observations) is four times brighter than the flux reported by GALEX in 2004; (b) since June 2022, the mid-infrared flux has risen more than two times, and the W1−W2 WISE colour has become redder; and (c) since February 2024, the source has begun showing X-ray emission. From our spectroscopic follow-up, we see that (i) the narrow emission line ratios are now consistent with a more energetic ionising continuum; (ii) broad emission lines are not detected; and (iii) the [OIII] line increased its flux ∼ 3.6 years after the first ZTF alert, which implies a relatively compact narrow-line-emitting region. Conclusions. We conclude that the variations observed in SDSS1335+0728 could be either explained by a ∼ 106M⊙ AGN that is just turning on or by an exotic tidal disruption event (TDE). If the former is true, SDSS1335+0728 is one of the strongest cases of an AGNobserved in the process of activating. If the latter were found to be the case, it would correspond to the longest and faintest TDE ever observed (or another class of still unknown nuclear transient). Future observations of SDSS1335+0728 are crucial to further understand its behaviour. Key words. galaxies: active– accretion, accretion discs– galaxies: individual: SDSS J133519.91+072807.4
BIRDS DIVERSITY OF SOOTEA BISWANATH ASSAM.ppt.pptxgoluk9330
Ahota Beel, nestled in Sootea Biswanath Assam , is celebrated for its extraordinary diversity of bird species. This wetland sanctuary supports a myriad of avian residents and migrants alike. Visitors can admire the elegant flights of migratory species such as the Northern Pintail and Eurasian Wigeon, alongside resident birds including the Asian Openbill and Pheasant-tailed Jacana. With its tranquil scenery and varied habitats, Ahota Beel offers a perfect haven for birdwatchers to appreciate and study the vibrant birdlife that thrives in this natural refuge.
(June 12, 2024) Webinar: Development of PET theranostics targeting the molecu...Scintica Instrumentation
Targeting Hsp90 and its pathogen Orthologs with Tethered Inhibitors as a Diagnostic and Therapeutic Strategy for cancer and infectious diseases with Dr. Timothy Haystead.
1. LAPORAN PRAKTIKUM
FISIKA DASAR
PERCEPATAN GRAVITASI BUMI
LABORATORIUM FISIKA DASAR
JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS JEMBER
2013
2. BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Salah satu yang dipelajari dalam ilmu fisika adalah tentang percepatan
gravitasi. Percepatan gravitasi didefinisikan sebagai percepatan yang disebabkan
oleh gaya gravitasi. Gaya gravitasi merupakan gaya konservatif dan dapat pula
dinyatakan sebagai sebagai gaya fundamental. Sebuah gaya gaya konservatif, jika
usaha yang dilakukan oleh gaya tersebut pada sebuah benda yang bergerak antara
dua titik sama untuk semua lintasan yang dilaluinya.
Menentukan percepatan gravitasi bumi, dalam hal ini dilakukan didalam
Laboratorium Fisika Dasar, dapat ditentukan dengan menggunakan bendul
matematis. Bandul beserta 1 set alat perlengkapan diatur dengan panjang tali awal
sebesar 80 cm. Ujung bandul diletakkan tepat ditengah. Beri simpangan kecil
pada bandul sebesar 50 dan lalu dilepaskan. Ayunan yang terjadi harus mempunai
lintasan bidang dan tidak berputar. Waktu dicatat setelah terjadi 5 getaran, dan
diulangi sebanyak 5 kali untuk mendapatkan data yang bervariasi, dapat dilakukan
dengan menggunakan panjang tali yang berbeda.
Pada percobaan percepatan gravitasi bumi, tidak lepas dari getaran. Getaran
ini jika dikaitkan didalam kehidupan sehari-hari, contohnya adalah permainan
ditaman kanak-kanak, yaitu ayunan. Dalam percobaan ini, kita dapat menghitung
periodenya. Periode yaitu selang waktu yang diperlukan beban untuk melakukan
suatu getaran lengkap, selain itu kita dapat menghitung berapa besar percepatan
gravitasi bumi disuatu tempat.
3. 1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam praktikum percepatan gravitasi bumi yaitu:
1. Bagaimana perbandingan g antara bandul matematis dengan badul fisis
tanpa silinder?
2. Bagaimana perbandingan g antara bandul fisis tanpa silinder dengan
bandul fisis dengan silinder?
3. Apakah percepatan gravitasi di setiap tempat sama?
1.3 Tujuan Percobaan
Adapun tujuan dalam praktikum percepatan gravitasi bumi, yaitu:
1. Mampu membandingkan g antara bandul matematis dengan bandul fisis
tanpa silinder.
2. Mampu membandingkan g antara bandul fisis anpa silinder dengan
bandul fisis dengan silinder.
3. Mampu menjelaskan penyebab erbedaan percepatan gravitasi disuatu
tempat.
1.4 Manfaat Percobaan
Adapun manfaat dalam praktiku percepatan gravitasi bumi, yaitu:
Berdasarkan praktikumtentang percepatan gravitasi bumi, kita dapat
mengetahui berbagai perbandingan diantara bandul metematis, bandul fisis tanpa
silinder, dan bandl fisis dengan silinder. Selain itu, kita dapat mengetahui bahwa
buah yang jatuh dari pohon itu dipengaruhi oleh gaya gravitasi.
4. BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
Peristiwa buah jatuh dari pohon merupakan akibat dari adanya
gaya gravitasi. Gaya gravitasi ini adalh gaya yang menyebabkan adanya
percepatan gravitasi. Menentukan sebuah percepatan gravitasi suatu tempat
dapat dilakukan dengan menggunakan bandul matematis. Bandul matematis
merupakan benda ideal yang terdiri dari sebah titik massa yang digantungkan
pada tali ringan yang tidak dapat mulur. Jika bandul ditarik kesamping dari
posisi seimbangnya dan dilepaskan, maka bandul akan berayun dalam bidang
vertikal karena pengaruh gravitasi. Geraknya merupakan gerak osilasi dan
periodik (Halliday, 1997).
Periode bandul matematis dapat dituliskan, sebagai berikut:
𝑇 = 2𝜋 √
𝑙
𝑔
. . . (2.1)
Sehingga:
𝑇
2𝜋
= √
𝑙
𝑔
(
𝑇
2𝜋
)
2
=
𝑙
𝑔
𝑔 =
𝑙. 4 𝜋2
𝑇2 . . . (2.2)
Dari persamaan diatas, percpatan gravitasi bumi (g) dipengaruhi oleh
panjang tali dan periode getarannya (Giancoli, 2001).
Sebuah benda tegar yang digantung dari suatu titik yang bukan merupakan
pusat massanya akan berisolasi ketika disimpangkan dari posisi
kesetimbangannya. Sistem seperti ini disebut bandul fisis.
Persamaannya yaitu:
𝑇 = 2𝜋 √
𝐼
𝑚 𝑔𝑑
. . . (2.3)
5. (
𝑇
2𝜋
)
2
=
𝐼
𝑚 𝑔 𝑑
𝑔 =
𝐼. 4 𝜋2
𝑚 𝑑 𝑇2 . . . (2.4)
Persamaan (2.4) dapat digunakan untuk mengukur momen inersia bangun
datar. Pusat massa dapat ditentukan dengan menggantungkan benda pada dua
titik yang berbeda. Maka, untuk mencari momen inersia terhadap beberapa
titik, kita menggantung benda ada titik untuk mengukur periode osilasi.
Momen inersia diperoleh dari:
𝐼 =
𝑚 𝑔 𝑑 𝑇2
4 𝜋2 . . . (2.5)
(Tipler, 1991).
Periode getaran massa gabungan (batang dan silinder pejal) diperoleh
seperti persamaan (2.4). sedangkan momen inersianya diperoleh dengan
menggunakn teorema sumbu sejajar.
𝐼𝑔𝑎𝑏 = 𝐼1 + 𝐼2 . . . (2.6)
Sehingga:
𝐼𝑔𝑎𝑏 = 𝐼′1 + 𝑀𝐾2
+ 𝐼2 . . . (2.7)
Dengan:
𝐼𝑔𝑎𝑏 = momen inersia gabungan
𝐼1 = 𝐼′1 + 𝑀𝐾2
𝐼′1 = momen inersia silinder pejal yang diputar pada sumbunya
𝑀 = massa silinder pejal
𝐾 = jarak dari pusat silinder pejal sampai kepusat ayunan
𝐼2 = momen inersia batang yang diputar pada jarak OP.
6. Hukum Gravitasi Universal
Hukum gravitasi universal adalah sebuah hukum yang sederhana.
Konstanta G harus dicari dari eksperimen. Sekali G telah tertentu untuk sepasang
benda, maka dapat menggunakan nilai tersebut dalam hukum gravitasi untuk
menentukan gaya-gaya gravitasi diantara sembarangpasangan benda yang lain.
Untuk menentukan nilai G, diperlukan gaya tarikan diantara dua massa yang
diketahui. Nilai G yang diterima saat ini adalah:
G = 6,6720 x 10-11 N.m2/kg2. (Halliday, 1997).
Gaya yang dikerjakn oleh bumi pada sembarang massa m yang berada
pada jarak r dari pusat bumi berarah menuju bumi dan dan besarnya diberikan
dengan massa m1 sama dengan massa bumi ME dan m2 diganti m.
𝐹 =
𝐺 𝑀𝐸 𝑚
𝑟2 . . . (2.8)
(Tipler, 1991).
7. BAB 3. METODOLOGI PERCOBAAN
3.1 Alat dan Bahan
Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum percepatan
gravitasi bumi, yaitu:
a. Bandul matematis dengan perlengkapannya 1 set, sebagai objek yang
digunakan untuk menentukan percepatan gravitasi.
b. Bandul fisis dengan perlengkapannya 1 set, sebagai objek yang
digunakan untuk menentukan percepatan gravitasi.
c. Beban, sebagai benda yang digunakan untuk menentukan ( g ).
d. Stopwatch, sebagai engukur waktu.
e. Mistar, digunakan unuk mengukur panjang sebuah benda.
3.2 Desain Percobaan
Adapun desain percobaan dalam praktikum percepatan gravitasi yaitu:
α
L
Gambar 3.2.1 Bandul Matematis
(Sumber: Petunjuk Praktikum Fisika Dasar , 2013)
8. L
d θ
Gambar 3.2.2 Bandul Fisis tanpa Silinder Pejal
(Sumber : Petunjuk Praktikum Fisika Dasar, 2013)
O
P
θ
Gambar 3.2.3 Bandul Fisis dengan Silinder Pejal
( Sumber : Petunjuk Praktikum Fisika Dasar, 2013)
9. 3.3 Langkah Kerja
Adapun langkah kerja dalam praktikum percepatan gravitasi, yaitu:
3.3.1 Menentukan percepatan gravitasi bumi (g) dengan menggunakan bandul
matematis.
1. Alat seperti pada gambar 3.2.1 diatur dengan panjang tali 80 cm.
2. Ujung bandul diatur agar tepat berada ditengah.
3. Simpangan kecil diberikan pada bandul (sudut θ<100), kemudian
dilepas. Ayunan diusahakan agar mempunyai lintasan bidang dan
tidak berputar.
4. Waktu yang dibutuhkan dicatat untuk 5 getaran.
5. Langkah 1-4 diulangi sebanyak 5 kali.
6. Langkah 1-5 diulangi dengan 5 kali panjang tali yang berbeda.
3.3.2 Menentukan percepatan gravitasibumi (g) dengan menggunakan
bandul fisis (bandul majemuk/compound).
Perhatikan gambar 3.2.2
1. Massa batang dicatat.
2. Batang diletakkan pada suatu kedudukan dan pusat massa dicari
(c).
3. Batang digantungkan pada titik P, jarak d dicatat, yaitu antara titik
P dengan C.
4. Jarak O dengan P dicatat.
5. Batang diayunkan dengan memberi simpangan kecil, waktu yang
dibutuhkan dicatat untuk 6 kali getaran sempurna.
6. Langkah 1-5 diulangi sebanyak 3 kali.
7. Langkah 3-6 diulangi untuk 3 kali jarak d yang berbeda.
10. Perhatikan gambar 3.2.3
1. Massa silinder pejal dan jari-jarinya dicatat.
2. Batang diletakkan pada suatu kedudukan dan pusat massa (c)
dicari.
3. Batang digantungkan pada titik P, jarak d dicatat, yaitu jarak
antara titik Pdengan C.
4. Jarak antara O dengan P dicatat.
5. K dicatat. K= jarak dari pusat silinder pejal sampai ketitik pusat
ayunan (P).
6. Batang diayunkan dengan memberi simpangan kecil, waktu
yang dibutuhkan dicatat untuk 6 kali getaran sempurna.
7. Langkah 6 diulangi sebanyak 5 kali.
8. Langkah 3-7 diulangi untuk 3 kali jarak yang berbeda.
11. 3.4Analisis Data
Adapun analisis data dalam praktikum percepatan gravitasi, yaitu:
Menentukan (g) dengan bandul matematis
𝑔 =
𝑙. 4 𝜋2
𝑇2
Ralat : ∆𝑔 = |
𝛿𝑔
𝛿𝑙
| |∆𝑙| + |
𝛿𝑔
𝛿𝑇
| |∆𝑇|
Menentukan (g) dengan bandul fisis
Tanpa silinder : 𝑔 =
𝐼. 4 𝜋2
𝑚 𝑑 𝑇2
Dengan silinder : : 𝑔 =
𝐼𝑔𝑎𝑏 . 4 𝜋2
𝑚 𝑑 𝑇2
Ralat : ∆𝑔 = |
𝛿𝑔
𝛿𝑇
| |∆𝑇| + |
𝛿𝑔
𝛿𝐼
| |∆𝐼| + |
𝛿𝑔
𝛿𝑚
||∆𝑚| + |
𝛿𝑔
𝛿𝑑
| |∆𝑑|
I =
∆𝑔
𝑔
.100%
K = 100% - I
AP = 1- log
∆𝑔
𝑔
12. BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Berdasarkan praktikum tentang percepatan gravitasi bumi, diperoleh hasil
sebagai berikut:
a. Menentukan (g) dengan menggunaka bandul matematis
No. L (tali) cm θ (0) t1 (s) t2 (t) t3 (s) t4 (s)
1 80 5 9,38 9,34 9,16 8,89
2 75 5 9,09 8,85 8,78 8,69
3 70 5 8,66 8,62 8,56 8,78
4 65 5 8,37 8,34 8,22 8,31
5 60 5 8,00 8,18 7,84 7,87
t5 (s) g ( m/s2) Δg g ± Δg I (%) K (%) AP
9,19 9,42 0,02 9,42 ± 0,02 0,23 99,76 4
8,72 9,52 0,016 9,52 ± 0,016 0,16 99,83 4
8,31 9,4 0,016 9,4 ± 0,016 0,17 99,82 4
8,26 9,34 0,016 9,34 ± 0,016 0,16 99,83 4
8,06 9,31 0,014 9,31 ± 0,014 0,15 99,85 4
b. Menentukan (g) dengan bandul fisis tanpa silinder
No d (cm) θ (0) t1 (s) t2 (s) t3 (s)
1 40 30 9,56 9,4 9,25
2 35 30 9,16 9,50 9,09
3 30 30 8,95 8,43 9,09
4 25 30 9,31 8,81 9,13
13. g (m/s2) Δg g ± Δg I (%) K (%) AP
13,4 0,05 13,4 ± 0,05 0,43 99,56 3
15,7 0,41 15,7 ± 0,41 2,6 97,3 3
19,4 1,7 19,4 ± 1,7 8,76 91,2 2
22,9 0,76 22,9 ± 0,76 3,3 96,6 2
c. Menentukan (g) dengan bandul fisis dengan beban
No d (cm) θ (0) t1 (s) t2 (s) t3 (s)
1 26,25 30 10,55
2 26,25 45 10,60 10,42 10,78
3 36,25 45 11,45 11,38 12,22
g (m/s2) Δg g ± Δg I (%) K (%) AP
23,5 0,058 23,5 ± 0,058 0,24 99,76 4
23,3 0,4 23,3 ± 0,4 1,7 98,3 3
13,9 0,6 13,9 ± 0,6 4,3 95,6 2
16. 4.2 Pembahasan
Pada percobaan kali ini, dilakukan percobaan tentang percepatan
gravitasi bumi. Percepatan gravitasi bumi (g) ditentukan dengan menggunakan
bandul matematis, bandul fisis tanpa silinder, dan bandul fisis dengan silinder
pejal. Berdasarkan percobaan dengan menggunakanbandul fisis diperoleh panjang
tali yang berbeda mulai dari 80 cm, 75 cm, 70 cm, 65 cm, dan 60 cm. Sudutnya
ditentukan sebesar 50percobaan ini dilakukan dengan satu kali pengukuran dan
lima kali pengukuran. Untuk satu kali pengukuran diperoleh (g) sebesar 9,42 m/s2
dan untuk yang lima kali pengukurandiperoleh (g) sebesar 9,52 m/s2, 9,4 m/s2,
9,34 m/s2, dan 9,31 m/s2. Berdasarkan grafiknya (dihasil), menunjukkan bahwa
antara percepatan gravitasi bumu dengan panjang talinya berbanding lurus.
Semakin panjang tali yang digunakan semakin besar percepatan gravitasinya.
Pada percobaan yang kedua , adalah dengan menggunakan bandul
fisis tanpa silinder. Percobaan bandul fisis tanpa silinder adalah menggunakan d
sebagai jarak antara titik P dengan C. Besar d yangdiperoleh adalah 40 cm, 35 cm,
30 cm, dan 25 cm. Sehingga diperoleh (g) sebesar 13,4 m/s2, 15,7 m/s2, 19,4 m/s2,
dan 22,9 m/s2jika ditranformasikan ke bentuk grafik, menunjukkan bahwa antara
(d) dengan (g) adalah berbanding terbalik, yang artinya adalah semakin besar nilai
d semakin kecil nilai percepatan gravitasi buminya.
Pada percobaan yang ketiga, adalah menentukan percepatan
gravitasi bumi dengan bandul fisis yang diberi beban dua keping silinder pejal.
Panjang d yang diperoleh sebesar 26,25 cm, 26,25 cm, dan 36,25 cm. Sehingga
diperoleh (g) sebesar 23,6 m/s2, 23,3 m/s2, dan 13,9 m/s2. Dan jika dilihat dari
gambar grafik diperoleh data yang berbanding terbalik dan kemudian konstan.
Perbandingan percepatan gravitasi bumi (g) antara bandul
matematis dengan bandul fisis tanpa silinder adalah sangat jauh (besar). Untuk
percepatan gravitasi dengan bandul matematis hampir mendekati dengan literatur
(9,8 m/s2), tetapi untuk percepatan gravitasi dengan bandul fisis tanpa silinder
sangat jauh nilainya dengan yang ada diliteratur (9,8 m/s2). Hal ini mungkin
17. terjadi karena adanya pengaruh beban, karena pada bandulfisis tidak atau tanpa
beban.
Perbandingan percepatan gravitasi bumi antara bandul fisis tanpa
silinder dengan bandul fisis dengan silinder pejal adalah tidak jauh berbeda
nilainya. Hal ini terjadi karenaadanya persamaan bahan yang digunakan, yaitu
bahannya berupa batang besi.
Berdasarkan percobaan-percobaan diatas, menunjukkan
bahwapercepatan gravitasi di Laboratorium Fisika Dasar Lantai Atas tidak sama
dengan yang ada diliteratur. Faktor ketelitian dan ketepatan saat memulai
stopwatch dan menghentikan stopwatch juga dapat mempengaruhi besar dari
percepatan gravitasi disuatu tempat.
18. BAB 5. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dalam praktikum percepatan gravitasi bumi, yaitu:
Perbandingan nilai percepatan gravitasi bumi (g) antara bandul matematis
dengan bandul fisis tanpa silider adalah jauh berbeda.
Perbandiingan nilai percepatan gravitasi bumi (g) antara bandul fisis tanpa
silinder dengan bandul fisis dengan silinder pejal adaah mendekati atau
tidak jauh berdeda.
Nilai percepatan gravitasi bumi dilaboratoorium fisika dasar lantai atas
berbeda denganyang ada diliteratur (9,8 m/s2). Salah satu faktor yang
menyebakan adanya perbedaan adalah ketepatan dalam mengukur waktu
saat bandul dilepaskan.
5.2 Saran
Adapun saran dalam praktikum percepatan gravitasi bumi (g), yaitu:
Bagi praktikan diharapkan lebih teliti saat melkukan percobaan percepatan
gravitasi bumi (g). Agar hasilnilainya tidak jauh berbeda dengan yang ada
diliteratur. Selain itu, praktikan harus melihat jadwal terlebih dahulu, agar tidak
salah jadwal dan agar praktikumberjalan dengan lancar.
19. DAFTAR PUSTAKA
Giancoli, Dauglas C. 1998 . Fisika Edisi Kelima Jilid 1. Jakarta : Erlangga.
Halliday, David. 1997. Fisika Edisi Ketiga Jilid 1. Jakarta: Erlangga.
Ishafit, 2004
Tim Fisika Dasar. 2013. Petunjuk Praktikum Fisika Dasar. Jember: Universitas
Jember.
Tipler, Paul A. 1991. Fisika Untuk Sains Dan Teknik. Jakarta : Erlangga.