Laporan ini membahas analisis kebutuhan air, perencanaan jadwal irigasi, dan metode irigasi yang tepat untuk tanaman jagung di Desa Najum. Analisis kebutuhan air tanaman jagung dilakukan menggunakan perangkat lunak Cropwat 8 berdasarkan data iklim dan tanah lokasi. Hasilnya digunakan untuk menentukan kebutuhan air irigasi dan jadwal irigasi yang optimal. Metode irigasi yang dipilih adalah irigasi tetes karena efisiensi pen
Dokumen tersebut membahas teknik persilangan buatan pada tanaman. Ada beberapa jenis persilangan yang dibedakan berdasarkan kerabatannya, seperti intravarietas, intervarietas, interspesifik, dan intergenerik. Faktor penting dalam persilangan antara lain pemilihan tetua, pengetahuan tentang organ reproduksi tanaman, dan waktu tanaman berbunga. Teknik dasar persilangan mencakup persiapan, kastrasi, emaskulasi, isolasi, pengump
Laporan praktikum ini membahas tentang penentuan kadar air benih dengan metode dasar menggunakan oven. Metode ini dijelaskan secara detail mulai dari persiapan alat dan bahan, prosedur pengujian, hingga perhitungan rumus untuk menentukan kadar air benih. Hasil pengujian kadar air beberapa komoditas benih juga diuraikan beserta pembahasannya.
Pengujian daya kecambah adalah mengecambahkan benih pada kondisi yang sesuai untuk kebutuhan perkecambahan benih tersebut, lalu menghitung presentase daya berkecambahnya
Dokumen tersebut membahas teknik persilangan buatan pada tanaman. Ada beberapa jenis persilangan yang dibedakan berdasarkan kerabatannya, seperti intravarietas, intervarietas, interspesifik, dan intergenerik. Faktor penting dalam persilangan antara lain pemilihan tetua, pengetahuan tentang organ reproduksi tanaman, dan waktu tanaman berbunga. Teknik dasar persilangan mencakup persiapan, kastrasi, emaskulasi, isolasi, pengump
Laporan praktikum ini membahas tentang penentuan kadar air benih dengan metode dasar menggunakan oven. Metode ini dijelaskan secara detail mulai dari persiapan alat dan bahan, prosedur pengujian, hingga perhitungan rumus untuk menentukan kadar air benih. Hasil pengujian kadar air beberapa komoditas benih juga diuraikan beserta pembahasannya.
Pengujian daya kecambah adalah mengecambahkan benih pada kondisi yang sesuai untuk kebutuhan perkecambahan benih tersebut, lalu menghitung presentase daya berkecambahnya
Laporan praktikum irigasi dan drainasifahmiganteng
Laporan ini membahas analisis kebutuhan air, perencanaan jadwal irigasi, dan metode irigasi yang tepat untuk tanaman jagung di Desa Najum, Kecamatan Sumberpucung. Analisis dilakukan menggunakan perangkat lunak Cropwat 8 untuk menentukan kebutuhan air tanaman dan irigasi. Berbagai metode irigasi dievaluasi untuk mendapatkan metode yang sesuai dengan kondisi lahan. [ringkasan selesai]
Laporan ini menjelaskan 7 jenis penyakit tanaman yang diamati pada berbagai tanaman seperti kakao, cabai, pisang, tomat dan singkong. Jenis penyakitnya meliputi busuk buah, mosaik, antraknosa, bercak daun, nematoda bengkak akar, dan bercak coklat. Gejala dan penyebab masing-masing penyakit dijelaskan beserta gambar atau foto ilustrasi.
Laporan Praktkum Kultur Jaringan Tumbuhan: Pembuatan Media MS (Murashige & Sk...UNESA
Dokumen tersebut merangkum hasil praktikum pembuatan media MS, isolasi, dan inokulasi embrio kacang tanah. Dokumen menjelaskan bahwa praktikum pembuatan media MS menghasilkan 80 botol media, sedangkan praktikum inokulasi embrio kacang tanah menghasilkan embrio yang tumbuh dan berkembang. Dokumen juga menjelaskan faktor-faktor penyebab kontaminasi dalam kultur jaringan seperti sanitasi peralatan dan sterilisasi eks
Laporan Praktikum Kultur Jaringan: Pembuatan Media Sederhana, Isolasi, dan In...UNESA
1. Ada 141 botol media steril yang dihasilkan dari praktikum pembutan media sederhana, namun 2 diantaranya mengalami kontaminasi bakteri yaitu warna media berubah menjadi kuning kecoklatan.
2. Pada eksplan daun Lemon (Citrus Limon (L.)) hanya ada 1 eksplan dalam kondisi baik, namun tidak tumbuh kalus. Terjadi kontaminasi oleh bakteri pada 3 eksplan, hal ini ditunjukkan dengan warna media dibawah eksplan daun yang berubah warna menjadi bening membentuk “pulau-pulau”.
3. Faktor-faktor penyebab kontaminasi dalam kultur jaringan pada praktikum ini adalah:
- Organisme kecil yang masuk ke dalam media berupa bakteri
- Botol kultur atau alat-alat tanam yang kurang steril
- Lingkungan kerja dan ruang kultur yang kotor
- Kecerobohan dalam pelaksanaan
Praktikum ini bertujuan untuk mengenali profil tanah secara lengkap melalui penggalian dan pengamatan lapisan-lapisan tanah secara vertikal. Mahasiswa menggali lubang sedalam 1,5 meter dan mengamati 5 lapisan tanah berdasarkan ciri fisik seperti kedalaman dan warna, untuk mempelajari pembentukan dan karakteristik tanah.
"[Ringkasan]
Paper ini membahas tentang pertanian berkelanjutan dan peran sumber daya alam dalam sistem pertanian tersebut. Pertanian berkelanjutan didefinisikan sebagai sistem pertanian yang memproduksi pangan dan serat secara berkelanjutan dengan menggunakan sumber daya secara efisien dan ramah lingkungan. Sumber daya alam yang dapat diperbaharui seperti udara, tanah, dan air sangat penting peranannya untuk menduk
Laporan Fisiologi Tumbuhan VI Pengaruh Suhu Terhadap Kecepatan Respirasi Keca...UNESA
Laporan ini mengkaji pengaruh suhu terhadap kecepatan respirasi kecambah. Percobaan dilakukan dengan mengukur volume CO2 yang dilepaskan kecambah pada suhu ruangan dan inkubasi menggunakan titrasi asam-basa, dimana hasilnya menunjukkan suhu inkubasi meningkatkan laju respirasi.
Laporan praktikum ini membahas teknik produksi tanaman jagung, meliputi persiapan media tanam, penanaman benih, pemupukan, dan pengamatan tanaman jagung. Tujuannya adalah mengetahui produktivitas dan teknik budidaya jagung yang baik.
Kandungan air tanah sangat penting untuk pertumbuhan tanaman dan stabilitas konstruksi. Praktikum ini mengukur tiga parameter kandungan air tanah yaitu kadar lengas kering angin, kapasitas lapang, dan persediaan air maksimum menggunakan metode gravimetri.
Kangkung darat tumbuh dengan baik selama 5 minggu praktikum. Jumlah daun dan tinggi tanaman meningkat setiap minggunya. Pada minggu ke-5, jumlah daun mencapai rata-rata 34 dan tinggi tanaman mencapai rata-rata 22 cm. Luas daun dihitung untuk mengukur indeks luas daun.
Laporan praktikum ini membahas tentang pengukuran intensitas radiasi dan lama penyinaran surya menggunakan alat solarimeter dan kertas pias. Hasil pengukuran menunjukkan bahwa lama penyinaran terpanjang terjadi pada kertas pias kelompok empat yaitu 4,5 jam, sedangkan yang terpendek pada kelompok dua yaitu 1,5 jam. Perbedaan ini disebabkan oleh keadaan langit yang berawan atau cerah saat pengukuran.
Laporan praktikum irigasi dan drainasifahmiganteng
Laporan ini membahas analisis kebutuhan air, perencanaan jadwal irigasi, dan metode irigasi yang tepat untuk tanaman jagung di Desa Najum, Kecamatan Sumberpucung. Analisis dilakukan menggunakan perangkat lunak Cropwat 8 untuk menentukan kebutuhan air tanaman dan irigasi. Berbagai metode irigasi dievaluasi untuk mendapatkan metode yang sesuai dengan kondisi lahan. [ringkasan selesai]
Laporan ini menjelaskan 7 jenis penyakit tanaman yang diamati pada berbagai tanaman seperti kakao, cabai, pisang, tomat dan singkong. Jenis penyakitnya meliputi busuk buah, mosaik, antraknosa, bercak daun, nematoda bengkak akar, dan bercak coklat. Gejala dan penyebab masing-masing penyakit dijelaskan beserta gambar atau foto ilustrasi.
Laporan Praktkum Kultur Jaringan Tumbuhan: Pembuatan Media MS (Murashige & Sk...UNESA
Dokumen tersebut merangkum hasil praktikum pembuatan media MS, isolasi, dan inokulasi embrio kacang tanah. Dokumen menjelaskan bahwa praktikum pembuatan media MS menghasilkan 80 botol media, sedangkan praktikum inokulasi embrio kacang tanah menghasilkan embrio yang tumbuh dan berkembang. Dokumen juga menjelaskan faktor-faktor penyebab kontaminasi dalam kultur jaringan seperti sanitasi peralatan dan sterilisasi eks
Laporan Praktikum Kultur Jaringan: Pembuatan Media Sederhana, Isolasi, dan In...UNESA
1. Ada 141 botol media steril yang dihasilkan dari praktikum pembutan media sederhana, namun 2 diantaranya mengalami kontaminasi bakteri yaitu warna media berubah menjadi kuning kecoklatan.
2. Pada eksplan daun Lemon (Citrus Limon (L.)) hanya ada 1 eksplan dalam kondisi baik, namun tidak tumbuh kalus. Terjadi kontaminasi oleh bakteri pada 3 eksplan, hal ini ditunjukkan dengan warna media dibawah eksplan daun yang berubah warna menjadi bening membentuk “pulau-pulau”.
3. Faktor-faktor penyebab kontaminasi dalam kultur jaringan pada praktikum ini adalah:
- Organisme kecil yang masuk ke dalam media berupa bakteri
- Botol kultur atau alat-alat tanam yang kurang steril
- Lingkungan kerja dan ruang kultur yang kotor
- Kecerobohan dalam pelaksanaan
Praktikum ini bertujuan untuk mengenali profil tanah secara lengkap melalui penggalian dan pengamatan lapisan-lapisan tanah secara vertikal. Mahasiswa menggali lubang sedalam 1,5 meter dan mengamati 5 lapisan tanah berdasarkan ciri fisik seperti kedalaman dan warna, untuk mempelajari pembentukan dan karakteristik tanah.
"[Ringkasan]
Paper ini membahas tentang pertanian berkelanjutan dan peran sumber daya alam dalam sistem pertanian tersebut. Pertanian berkelanjutan didefinisikan sebagai sistem pertanian yang memproduksi pangan dan serat secara berkelanjutan dengan menggunakan sumber daya secara efisien dan ramah lingkungan. Sumber daya alam yang dapat diperbaharui seperti udara, tanah, dan air sangat penting peranannya untuk menduk
Laporan Fisiologi Tumbuhan VI Pengaruh Suhu Terhadap Kecepatan Respirasi Keca...UNESA
Laporan ini mengkaji pengaruh suhu terhadap kecepatan respirasi kecambah. Percobaan dilakukan dengan mengukur volume CO2 yang dilepaskan kecambah pada suhu ruangan dan inkubasi menggunakan titrasi asam-basa, dimana hasilnya menunjukkan suhu inkubasi meningkatkan laju respirasi.
Laporan praktikum ini membahas teknik produksi tanaman jagung, meliputi persiapan media tanam, penanaman benih, pemupukan, dan pengamatan tanaman jagung. Tujuannya adalah mengetahui produktivitas dan teknik budidaya jagung yang baik.
Kandungan air tanah sangat penting untuk pertumbuhan tanaman dan stabilitas konstruksi. Praktikum ini mengukur tiga parameter kandungan air tanah yaitu kadar lengas kering angin, kapasitas lapang, dan persediaan air maksimum menggunakan metode gravimetri.
Kangkung darat tumbuh dengan baik selama 5 minggu praktikum. Jumlah daun dan tinggi tanaman meningkat setiap minggunya. Pada minggu ke-5, jumlah daun mencapai rata-rata 34 dan tinggi tanaman mencapai rata-rata 22 cm. Luas daun dihitung untuk mengukur indeks luas daun.
Laporan praktikum ini membahas tentang pengukuran intensitas radiasi dan lama penyinaran surya menggunakan alat solarimeter dan kertas pias. Hasil pengukuran menunjukkan bahwa lama penyinaran terpanjang terjadi pada kertas pias kelompok empat yaitu 4,5 jam, sedangkan yang terpendek pada kelompok dua yaitu 1,5 jam. Perbedaan ini disebabkan oleh keadaan langit yang berawan atau cerah saat pengukuran.
Buku pedoman ini memberikan panduan penulisan skripsi bagi mahasiswa Program Studi Kedokteran Hewan Universitas Brawijaya. Buku ini membahas tentang syarat-syarat membuat skripsi, tata cara penulisan skripsi, dan tahapan-tahapan pelaksanaan skripsi mulai dari seminar proposal, seminar hasil, hingga ujian akhir sarjana.
Makalah ini membahas tentang quantum learning, termasuk pengertian, penerapan, karakteristik, dan perspektif dalam Islam. Tujuannya adalah memberikan informasi tentang quantum learning.
PENGARUH PIJAT BAYI TERHADAP PENINGKATAN BERAT
BADAN BAYI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MALIGANO
KECAMATAN MALIGANO KABUPATEN MUNA
PERIODE JULI 2016
Karya Tulis
Dokumen tersebut membahas tentang jenis-jenis tanaman rambutan dan persyaratan untuk budidaya rambutan. Terdapat 22 jenis rambutan yang dibedakan berdasarkan ciri buahnya. Beberapa jenis populer diantaranya Rambutan Rapiah, Aceh Lebak Bulus, Cimacan, dan Binjai. Budidaya rambutan memerlukan iklim tropis dengan curah hujan 1500-2500 mm/tahun dan suhu 25°C. Tanah yang subur dan
Teks tersebut membahas tentang budidaya tanaman kentang di Indonesia, meliputi syarat pertumbuhan tanaman kentang, persiapan lahan, pembenihan, pemupukan, dan varietas tanaman kentang yang umum dibudidayakan. Dua varietas tanaman kentang utama yang disebutkan adalah varietas Cipanas dan Cosima, yang memiliki potensi hasil antara 13-36 ton per hektar.
Dokumen tersebut membahas sejarah, klasifikasi, morfologi, syarat tumbuh, dan penanaman tanaman tebu. Tanaman tebu berasal dari Papua Nugini sejak 8000 SM dan menyebar ke wilayah lain. Tanaman ini membutuhkan iklim tropis basah dengan curah hujan 1000-1300 mm/tahun dan suhu 24-34°C untuk tumbuh dengan baik. Persiapan lahan dan penanaman bibit dilakukan dengan pembersihan, pembajakan, penggar
Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai budidaya tanaman jambu air, mulai dari sejarah, jenis, manfaat, daerah sentra, syarat tumbuh, pedoman budidaya meliputi pembibitan, pengolahan media tanam, teknik penanaman, dan pemeliharaan tanaman. Secara ringkas, dokumen tersebut membahas tentang budidaya jambu air sebagai tanaman buah potensial yang belum banyak dikembangkan secara komersial.
Dokumen tersebut membahas tentang budidaya sayuran organik secara hydroponik dalam pot atau polybag. Ia menjelaskan tentang tanaman bayam, kangkung, dan sawi sebagai komoditas sayuran yang dibudidayakan. Dokumen juga menjelaskan tahapan penanaman, perawatan, dan pemanenan ketiga tanaman tersebut agar dapat tumbuh dengan baik di dalam pot atau polybag.
Similar to Laporan praktikum irigasi dan drainase (20)
Laporan ini menganalisis kesuburan tanah di area Blok 4 Kampus Universitas Brawijaya yang ditanami tanaman sawit. Analisis dilakukan dengan mengukur tinggi dan umur tanaman, menganalisis gejala defisiensi dan toksisitas, serta serangan hama penyakit tanaman. Hasilnya menunjukkan hubungan antara umur dan tinggi tanaman, persentase tanaman yang mengalami defisiensi hara tertentu, serta sedikitnya serangan hama yang diamati.
Praktikum ini mengamati kandungan pati pada daun dan batang ketela pohon dengan memberi perlakuan berbeda pada daun, seperti dibungkus kertas berwarna dan tidak dibungkus. Hasilnya menunjukkan daun yang dibungkus biru memiliki pati tertinggi sedangkan tidak dibungkus paling rendah. Pada batang, bagian bawah memiliki pati tertinggi dibanding tengah atas. Hal ini menunjukkan pengaruh cahaya dan
Laporan praktikum fisiologi tanaman respirasifahmiganteng
1. Laporan praktikum ini membahas tentang respirasi pada perkecambahan biji jagung.
2. Terdapat 5 kelompok perlakuan yang berbeda waktu perkecambahan.
3. Respirasi diukur berdasarkan penurunan berat akibat pelepasan CO2 dengan menggunakan KOH.
Praktikum ini membahas tentang hama, gejala, dan tanda yang ditimbulkannya pada tanaman budidaya. Tujuannya adalah untuk mengenali delapan ordo serangga yang berpotensi menjadi hama, jenis mulut dan gejala serangannya, serta metamorfosis dan bioekologi spesimen hama."
Laporan praktikum ini membahas tentang isolasi DNA kasar dari buah mangga dengan menggunakan beberapa jenis deterjen. Deterjen yang memberikan hasil terbaik adalah rinso cair karena mangga memiliki kadar air sedang. Namun DNA tidak terpisah dan tetap berada di permukaan larutan. Jenis deterjen dan kandungan kimianya mempengaruhi proses isolasi DNA.
Laporan ini merangkum hasil praktikum bakteriologi pertanian yang dilakukan oleh mahasiswa bernama Yuricha Kusumawardani. Laporan ini membahas tentang isolasi bakteri penyebab penyakit tanaman, identifikasi karakteristik bakteri, dan uji patogenisitas bakteri untuk mengetahui penyebab penyakit tanaman."
Laporan fieldtrip mencakup pengamatan kondisi pertanian berkelanjutan di beberapa lokasi di Desa Tulungrejo. Mahasiswa mengamati karakteristik lansekap, kualitas air, biodiversitas, dan aspek sosioekonomi untuk menilai tingkat keberlanjutan lahan. Hasilnya menunjukkan lansekap yang terfragmentasi dengan campuran hutan, kebun, dan lahan pertanian semusim serta cadangan karbon rendah pada sebagian lahan.
1. LAPORAN ANALISIS KEBUTUHAN AIR, SCHEDULLING IRIGASI
DAN PERANCANGAN METODE IRIGASI TANAMAN JAGUNG
DI DESA NAJUM, KECAMATAN SUMBERPUCUNG
Oleh :
MUHAMMAD GURUH ARIF ZULFAHMI
NIM: 105040201111091
KELAS M
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
FAKULTAS PERTANIAN
MALANG
2012
2. DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR…………………………………………………………… i
I. PENDAHULUAN ………………………………………………………………
1.1. Latar Belakang …………………………………………………………... 1
1.2. Tujuan ……………………………………………………………………… 2
II. TINJAUAN PUSTAKA ……………………………………………………… 3
2.1. Syarat Tumbuh Tanaman Jagung …………………………………………..
2.2. Fungsi Air Dalam Pertumbuhan Tanaman ………………………………..
2.3. Software Cropwat 8 ………………………………………………………
2.4. Macam Metode Irigasi ……………………………………………………
III. METODE ANALISIS …………………………………………………………….
3.1. Analisis Kebutuhan Air Tanaman …………………………………………
3.2. Analisis Kebutuhan Air Irigasi ……………………………………………..
3.3. Analisis Pemilihan Metode Irigasi …………………………………………
3.4. Perancangan Design Irigasi di Lapangan ………………………………….
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN …………………………………………………….
4.1. Kondisi Umum Lokasi Studi ……………………………………………….
4.2. Kebutuhan Air Tanaman ……………………………………………………
4.2.1. Kondisi Meteorologi Lokasi Studi ……………………………….
4.2.2. Kebutuhan Air Tanaman …………………………………………
4.3. Kebutuhan Air Irigasi Sesuai Skenario ……………………………………
4.4. Metode Irigasi Yang Dipilih ………………………………………………
4.4.1. Rancangan Design Irigasi di Lapangan …………………………..
4.4.2. Evaluasi Design ……………………………………………………
4.4.3. Rencana Operasional Irigasi ……………………………………….
V. KESIMPULAN DAN RENCANA LANJUTAN …………………………………….
5.1. Kesimpulan ……………………………………………………………………
5.2. Rencana Lanjutan ……………………………………………………………
3. KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis penjatkan kehadirat Alloh SWT, yang atas rahmat-Nya maka
penulis dapat menyelesaikan penyusunan laporan
yang berjudul “ANALISIS
KEBUTUHAN AIR, SCHEDULLING IRIGASI DAN PERANCANGAN METODE IRI
GASI TANAMAN
JAGUNG
DESA
KASEMBON
KECAMATAN
KASEMBON”. Penulisan laporan adalah merupakan salah satu tugas dan persyaratan
untuk menyelesaikan tugas UTS mata kuliah irigrasi dan drainase.
Dalam Penulisan laporan ini penulis merasa masih banyak kekurangan-kekurangan
baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki
penulis. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi
penyempurnaan pembuatan laporan ini. Serta berguna bagi pembaca laporan ini nantinya
dilkemudian hari. Dan terima kasih kepada semua pihak yang membantu dalam
penyelesaian laporan ini.
Malang, 11 April 2012
Penyusun
4. BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia terletak di wilayah muson tropis sehingga keberadaan air sangat
khas. Masyarakat Indonesia sejak awal telah akrab dengan budaya pengairan
sehingga disebut masyarakat hidrolik. Indonesia merupakan Negara agraris dimana
pembangunan dibidang pertanian merupakan prioritas pertama. Berdasarkan UU
nomor 7 tahun 1996 tentang pangan menyatakan bahwa perwujudan ketahanan
pangan merupakan kewajiban pemerintah bersama masyarakat (Partowijoto, 2003).
Irigasi adalah usaha penyediaan dan pengaturan air untuk menunjang
pertanian yang jenisnya meliputi irigasi air permukaan, irigasi air bawahtanah, irigasi
pompa dan irigasi rawa. Pembangunan saluran irigrasi sebagai penunjang penyediaan
bahan pangan nasional tentu sangat diperlukan, sehingga ketersediaan lahan akan
terpenuhi walaupun lahan tersebut berada jauh dari sumber air permukaan. Dalam
pertanian bahwa irigasi dan drainase merupakan suatu sub system pertanian yang
sangat penting. Jika salah satunya tidak terpenuhi maka pertanian tidak akan berjalan.
Irigasi merupakan proses pemberian air sedangkan drainase adalah proses
pembuangan air. Laporan ini akan membahas tentang irigrasi pada tanaman jagung.
1.2 Tujuan
Tujuan dari pembuatan laporan ini adalah:
Agar Mahasiswa dapat mengetahui kebutuhan air pada tanaman jagung
Agar Mahasiswa dapat mengetahui syarat tumbuh tanaman jagung
Agar Mahasiswa dapat mengetahui macam – macam metode irigrasi
5. BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Syarat Tumbuh Tanaman Jagung
Jagung (Zea mays L.) ialah salah satu tanaman pangan dunia yang penting, selain
gandum dan padi. Penduduk beberapa daerah di Indoensia seperti di Madura dan Nusa
Tenggara juga menggunakan jagung sebagai tanaman pokok. Selain sebagai sumber
karbohidrat, jagung juga ditanam sebagai pakan ternak (hijauan maupun tongkolnya),
diambil minyaknya (dari biji), dibuat dari tepung (dari biji), dan bahan baku industri.
Tongkol jagung mengandung banyak pentosa, yang dipakai sebagai bahan baku
pembuatan furfural. Jagung yang telah direkayasa genetika saat ini juga ditanam sebagai
bahan penghasil farmasi. Jagung merupakan tanaman semusim yang mempunyai siklus
hidup 80 – 150 hari. Paruh pertama dari siklus merupakan tahap pertumbuhan vegetatif
dan paruh kedua untuk tahap pertumbuhan generatif.
Curah hujan ideal sekitar 85-200 mm/bulan dan harus merata. Pada fase
pembungaan dan pengisian biji perlu mendapatkan cukup air. Sebaiknya ditanam awal
musim hujan atau menjelang musim kemarau. Membutuhkan sinar matahari, tanaman
yang ternaungi, pertumbuhannya akan terhambat dan memberikan hasil biji yang tidak
optimal. Suhu optimum antara 230 C - 300 C. Jagung tidak memerlukan persyaratan tanah
khusus, namun tanah yang gembur, subur dan kaya humus akan berproduksi optimal. pH
tanah antara 5,6-7,5. Aerasi dan ketersediaan air baik, kemiringan tanah kurang dari 8 %.
Daerah dengan tingkat kemiringan lebih dari 8 %, sebaiknya dilakukan pembentukan
teras dahulu. Ketinggian antara 1000-1800 m dpl dengan ketinggian optimum antara 50600 m dpl. Tanaman jagung membutuhkan tanah yang bertekstur lempung, lempung
berdebu, atau lempung berpasir dengan struktur tanah remah, aerasi dan drainase baik,
serta endap air. Keadaan tanah ini dapat memacu pertumbuhan dan produksi jagung bila
tanahnya subur, gembur dan kaya bahan organik.
6. Tanah yang kekurangan air dapat menimbulkan penurunan produksi jagung
hingga15%. Tanaman jagung tahan terhadap pH tanah 5,5 sedangkan pH tanah yang
paling baik adalah 6,8. Dari hasil penelitian bahwa reaksi tanah pH 6,8 dapat
menimbulkan hasil yang tinggi. Pada tanah dengan pH 7,5 dan pH tanah di bawah 5,7
pada jagung cendrung menurun. Jenis tanah di Indonesia dengan jenis tanah podsolik
merah kuning (PMK) yang mempunyai pH tanah rata-rata rendah (masam) untuk
penanaman.
Tanaman jagung berasal dari daerah tropis yang dapat menyesuaikan diri
denganlingkungan di luar daerah tersebut. Jagung tidak menuntut persyaratan lingkungan
yang terlalu ketat, dapat tumbuh pada berbagai macam tanah bahkan pada kondisi tanah
yang agak kering. Tetapi untuk pertumbuhan optimalnya, jagung menghendaki beberapa
persyaratan.
Iklim yang dikehendaki oleh sebagian besar tanaman jagung adalah daerahdaerah
beriklim sedang hingga daerah beriklim sub-tropis/tropis yang basah. Jagung dapat
tumbuh di daerah yang terletak antara 0-50 derajat LU hingga 0-40 derajat LS. Pada
lahan yang tidak beririgasi, pertumbuhan tanaman ini memerlukan curah hujan ideal
sekitar 85-200 mm/bulan dan harus merata. Pada fase pembungaan dan pengisian biji
tanaman jagung perlu mendapatkan cukup air. Sebaiknya jagung ditanam diawal musim
hujan, dan menjelang musim kemarau. Pertumbuhan tanaman jagung sangat
membutuhkan sinar matahari. Tanaman jagung yang ternaungi, pertumbuhannya akan
terhambat/ merana, dan memberikan hasil biji yang kurang baik bahkan tidak dapat
membentuk buah. Suhu yang dikehendaki tanaman jagung antara 21-34O C, akan tetapi
bagi pertumbuhan tanaman yang ideal memerlukan suhu optimum antara 23-27O C. Pada
proses perkecambahan benih jagung memerlukan suhu yang cocok sekitar 30O C. Saat
panen jagung yang jatuh pada musim kemarau akan lebih baik daripada musim hujan,
karena berpengaruh terhadap waktu pemasakan biji dan pengeringan hasil.
Jagung tidak memerlukan persyaratan tanah yang khusus. Agar supaya dapat tumbuh
optimal tanah harus gembur, subur dan kaya humus. Jenis tanah yang dapat ditanami
7. jagung antara lain: andosol (berasal dari gunung berapi), latosol, grumosol, tanah
berpasir. Pada tanah-tanah dengan tekstur berat (grumosol) masih dapat ditanami jagung
dengan hasil yang baik dengan pengolahan tanah secara baik. Sedangkan untuk tanah
dengan
tekstur
lempung/liat
(latosol)
berdebu
adalah
yang
terbaik
untuk
pertumbuhannya. Keasaman tanah erat hubungannya dengan ketersediaan unsur-unsur
hara tanaman. Keasaman tanah yang baik bagi pertumbuhan tanaman jagung adalah pH
antara 5,6 - 7,5. Tanaman jagung membutuhkan tanah dengan aerasi dan ketersediaan air
dalam kondisi baik. d) Tanah dengan kemiringan kurang dari 8 % dapat ditanami jagung,
karena disana kemungkinan terjadinya erosi tanah sangat kecil. Sedangkan daerah
dengan tingkat kemiringan lebih dari 8 %, sebaiknya dilakukan pembentukan teras
dahulu.
Jagung dapat ditanam di Indonesia mulai dari dataran rendah sampai di daerah
pegunungan yang memiliki ketinggian antara 1000-1800 m dpl. Daerah dengan
ketinggian optimum antara 0-600 m dpl merupakan ketinggian yang baik bagi
pertumbuhan tanaman jagung.
2.2 Fungsi Air Dalam Pertumbuhan Tanaman
Air merupakan sumber kehidupan, tanpa air tidak ada makhluk yang dapat
hidup. Begitu juga tanaman,salah satu unsur terbesar tanaman adalah air yaitu
berkisar anatara 90% untuk tanaman muda, sampai kurang dari 10% untuk padipadian yang menua sedangkan tanaman yang mengandung minyak , kandungan
airnya sangat sedikit. penyiraman harus dilakukan teratur agar tidak kekurangan. Jika
tidak disiram, tanaman akan mati kekeringan. Air merupakan bahan untuk
fotosintesis, tetapi hanya 0,1% dari total air yang digunakan untuk fotosintesis. Air
yang digunakan untuk transpirasi tanaman sebanyak 99 %, dan yang digunakan untuk
hidrasi 1 %, termasuk untuk memelihara dan menyebabkan pertumbuhan yang lebih
baik. Selama pertumbuhan tanaman membutuhkan sejumlah air yang tepat.
8. Air merupakan reagen yang penting dalam proses-proses fotosintesa dan
dalam proses-proses hidrolik. Disamping itu juga merupakan pelarut dari garamgaram,
gas-gas
dan
material-material
yang
bergerak
kedalam
tumbuh-
tumbuhan,melalui dinding sel dan jaringan esensial untuk menjamin adanya
turgiditas, pertumbuhan sel, stabilitas bentuk daun, proses membuk dan menutupnya
stomata, kelangsungan gerak struktur tumbuh-tumbuhan. Kekurangan air akan
mengganggu aktifitas fisiologis maupun morfologis, sehingga mengakibatkan
terhentinya pertumbuhan. Defisiensi air yang terusmenerus akan menyebabkan
perubahan irreversibel (tidak dapat balik) dan pada gilirannya tanaman akan mati.
Air adalah pelarut terbaik bagi 3 kelompok bahan biologis yang sangat
penting bagi tanaman: 1). Bahan organik, melalui ikatan hidrogen dengan asam
amino (protein), karbohidrat dll, khususnya molekul yang mengandung ikatan
hidroksil, amine, maupun gugus fungsional karboksilat, 2). Ion-ion, unsur hara yang
mampu diserap tanaman sebagian besar berupa ion yang terlarut dalam air, 3). Gas di
atmosfer yang BM-nya kecil seperti O2 dan N2.
Air sangat penting bagi kehidupan tanaman, peranannya: Merupakan 90 –
95% penyusun tubuh tanaman, Aktivator enzim, Pereaksi dalam reaksi hidrolisis,
Sumber H dalam fotosintesis, Penghasil O2 dalam fotosintesis, Pelarut dan pembawa
berbagai senyawa, Menjaga Ψp sel yang penting untuk pembelahan, pembesaran,
pemanjangan sel, mengatur bukaan stomata, ge
,
Pemacu respirasi, Mengatur keluar masuknya zat terlarut ke dan dari sel, Mendukung
tegaknya tanaman, terutama pada tanaman herbaceus, Agensia penyebaran benih
tanaman, Mempertahankan suhu tanaman tetap konstan pada saat cahaya penuh.
(Anonymous , 2012)
2.3 Software Cropwat 8
CROPWAT 8,0 adalah program komputer untuk perhitungan kebutuhan air
tanaman dan kebutuhan irigasi berdasarkan data tanah, iklim dan tanaman. Selain itu,
program ini memungkinkan pengembangan jadual irigasi untuk kondisi manajemen
yang berbeda dan perhitungan pasokan skema air untuk berbagai pola tanaman.
9. CROPWAT 8,0 juga dapat digunakan untuk mengevaluasi praktek-praktek irigasi
petani dan untuk menilai kinerja tanaman yang berhubungan dengan kebutuhan air.
Prosedur perhitungan yang digunakan dalam semua CROPWAT 8,0 didasarkan pada
dua publikasi dari FAO Irigasi dan Drainase Series, yaitu, No 56 "Evapotranspirasi
Tanaman
-
Pedoman
untuk
kebutuhan
air
tanaman
komputasi"
dan
Nomor 33 berjudul "Tanggapan Hasil untuk air". Sebagai titik awal, dan hanya untuk
digunakan saat data lokal tidak tersedia, CROPWAT 8,0 termasuk tanaman standar
dan data tanah. Ketika data lokal yang tersedia, file-file data dapat dengan mudah
diubah atau yang baru dapat diciptakan. Demikian juga, jika data iklim lokal tidak
tersedia, ini dapat diperoleh untuk lebih dari 5.000 stasiun di seluruh dunia dari
CLIMWAT, database iklim terkait. Perkembangan jadwal irigasi di CROPWAT 8,0
didasarkan pada keseimbangan tanah-air setiap hari menggunakan pilihan yang
ditetapkan pengguna berbagai untuk suplai air dan kondisi pengelolaan irigasi. Skema
pasokan air dihitung sesuai dengan pola tanam yang ditentukan oleh pengguna, yang
dapat berisi hingga 20 tanaman.
Langkah langkah dalam pengoprasian software CropWat sebagai berikut :
1. Ini merupakan tampilan awal dari software CropWat.
2. Klik menu Climate/ETo pada samping kiri layar.
10. 3. Selanjutnya akan muncul
4. Kemuadian mengisi data pada table yang dengan data yang kita punya. Dan
hasilnya dapat dilihat pada gambar sebagai berikut:
11. 5. Lalu klik menu Rain, dan mengisi data hujan yang kita miliki.
6. Selanjutnya Klik menu Crop, akan muncul gambar seperti ini
7. Lalu klik menu soil dibawah menu crop. Lalu mengisi jenis tanah
12. 8. Lalu klik menu Schedule dan muncul menu seperti gambar
9. Muncul menu dan klik menu chart untuk mendapatkan diagram hasil dari
pengisian data data diatas.
13. 10. Pada setiap garis yang menurun berarti pada saat itu tanaman memerlukan irigasi.
Jadi waktu itulah tanaman budidaya disiram. Pada tanda di atas, umur tanaman 58
hst memerlukan 78 mL air untuk irigasi. Sumbu X atau sumbu yang mendatar
adalah hari penanaman tanaman. Dan sumbu Y atau garis vertical adalah
kebutuhan air bagi tanah.
(FAO, 2012)
2.4 Macam Metode Irigrasi
Menurut Sudjarwadi (1990), macam-macam metode irigasi adalah sebagai berikut:
Irigasi Tetes
Prinsip dari irigasi tetes adalah pemberian air pada tanaman yang
dilakukan dengan menggunakan jaringan pipa bertekanan rendah, yang
dipasangi dengan penetes (emitter), dan ditempatkan sepanjang baris-baris
tanaman.Dasar operasi sistem irigasi tetes adalah memberikan air ke tanaman
dengan menggunakan jaringan pipa yang ekstensif pada tekanan rendah (1 –
2 atm) yang diletakan di dekat tanaman yang akan diairi. Air keluar dari
jaringan pipa melalui lubang-lubang penetes dalam bentuk tetesan (trickle),
karena adanya perbedaan tinggi tekan antara sumber air dan penetes. Salah
satu ciri khas irigasi tetes adalah bahwa air dialirkan dari sumbernya ke
tanaman yang akan diairi melalui jaringan pipa yang ektensif. Komponen-
14. komponen yang digunakan dalam sistem ini meliputi pengendali tinggi tekan,
jaringan pipa dan unit penetes.
Sistem irigasi ini menggunakan air sedikit sekali yang langsung
mengalirkan air ke tanaman-tanaman secara terus menerus sesuai kebutuhan.
Irigasi jenis ini terbukti berhasil menyuburkan tanaman di daerah pertanian
Israel yang kering.
Prinsip dasar irigasi tetes adalah memompa air dan mengalirkannya ke
tanaman dengan perantaraan pipa-pipa yang dibocorkan tiap 15 cm
(tergantung jarak antartanaman). Penyiraman dengan sistem ini biasanya
dilakukan dua kali sehari pagi dan petang selama 10 menit. Sistem tekanan
air rendah ini menyampaikan air secara lambat dan akurat pada akar-akar
tanaman, tetes demi tetes.
Keuntungannya dengan sistem ini sedikit menggunakan air, air tidak
terbuang
percuma,
dan
penguapan
pun
bisa
diminimalisir.
Irigasi tetes tampaknya bisa dijadikan pilihan cerdas untuk mengatasi
masalah kekeringan atau sedikitnya persediaan air di lahan-lahan kering.
Irigasi tetes pertamakali digunakan di kawasan gurun dimana air sangat
langka dan berharga. Pada pertanian skala besar, irigasi tetes cocok untuk
sistem pertanian berjajar, untuk buah-buahan, juga sistem irigasi di dalam
greenhouse. Irigasi tetes juga menjadi sarana penting di negara-negara maju
di seluruh dunia dalam mensiasati pasokan air yang terbatas.
Drip irrigation dirancang khusus untuk pertanian bunga-bungaan,
sayuran, tanaman keras, greenhouse, bedengan, patio dan tumbuhan di dak.
Selain oleh petani tradisional, sistem mikro irigasi ini cocok untuk kebun
perkotaan, sekolah, rumahan, operator greenhouse. Pada dasarnya siapapun
yang bercocok tanam yang butuh pengairan yang tepat dan efisien, bisa
menggunakan sistem ini.
15. Sistem irigasi tetes cepat dan mudah dirakit. Komponennya utama adalah
pipa paralon dengan dua ukuran yang berbeda. Yang berdiameter lebih besar
digunakan sebagai pipa utama, sementara yang lebih kecil digunakan sebagai
pipa tetes. Pipa utama berfungsi sebagai pembagi air ke setiap pipa tetes. Pipa
tetes diberi lubang-lubang untuk meneteskan air ke setiap tanaman dengan
jarak sesuai jarak antar tanaman. Untuk mengalirkan air dari sumbernya
diperlukan pompa air, juga dilengkapi kran dan saringan air ke pipa utama,
tidak lupa pipa konektor untuk sambungan.
Untuk instalasi sistem perpipaan memang membutuhkan biaya. Tapi
banyak alternatif yang layak dicoba selain menggunakan pipa-pipa dan
pompa. Contoh irigasi tetes yang paling sederhana adalah dengan
menggunakan bambu yang dilubangi antar ruasnya atau memanfaatkan botol
plastik bekas kemasan air mineral yang diletakkan terbalik.
Dibandingkan dengan sprinkler atau penyiram taman sistem semprot perlu
jumlah air yang banyak. Diperlukan sebanyak 400 galon air per jam,
sementara tanah tidak diberi waktu untuk menyerap air. Hasilnya air lolos di
permukaan mengakibatkan erosi. Sementara dengan irigasi tetes air bisa
dihemat hingga 50%. Drip irrigation tidak membuang-buang air, tidak
menyebabkan erosi dan sedikit air yang menguap. Air memiliki waktu untuk
menyerap ke dalam dan secara kapiler ke seluruh area perakaran. Hasilnya
irigasi tetes memiliki efisiensi hingga 95% dibanding sistem sprinkler yang
hanya 50% - 65%.Dengan penambahan pengatur waktu (timer) yang
diprogram, sistem irigasi mikro ini secara otomatis akan menyiram tanaman
dengan jumlah air yang tepat setiap hari sementara anda bisa berleha-leha di
rumah atau bisa tenang bepergian.
Sasaran utama dari perancangan dan pengelolaan sistem irigasi yang baik
adalah memperoleh kapasitas sistem yang bisa mencukupi kebutuhan air
seluruh tanaman. Hubungan antara debit penetes minimum dan rata-rata
16. merupakan faktor terpenting dalam pemakaian sistem irigasi ini. Tingkat
keseragaman sistem irigasi tetes dinyatakan sebagai keseragaman tetesan
(Emission Uniformity, EU).
Metode Irigasi Sprinkle (Metode Siraman)
Irigasi curah atau siraman (sprinkle) menggunakan tekanan untuk
membentuk tetesan air yang mirip hujan ke permukaan lahan pertanian.
Disamping untuk memenuhi kebutuhan air tanaman. Sistem ini dapat pula
digunakan untuk mencegah pembekuan, mengurangi erosi angin, memberikan
pupuk dan lain-lain. Pada irigasi curah air dialirkan dari sumber melalui jaringan
pipa yang disebut mainline dan sub-mainlen dan ke beberapa lateral yang masingmasing mempunyai beberapa mata pencurah (sprinkler) (Prastowo, 1995). Sistem
irigasi curah dibagi menjadi dua yaitu set system (alat pencurah memiliki posisi
yang tepat),serta continius system (alat pencurah dapat dipindah-pindahkan).
Pada set system termasuk ; hand move, wheel line lateral, perforated pipe,
sprinkle untuk tanaman buah-buahan dan gun sprinkle. Sprinkle jenis ini ada
yang dipindahkan secara periodic dan ada yang disebut fixed system atau tetap
(main line lateral dan nozel tetap tidak dipindah-pindahkan). Yang termasuk
continius move system adalah center pivot, linear moving lateral dan traveling
sprinkle (Keller dan Bliesner, 1990).
Berdasarkan penyusunan alat penyemprot, irigasi curah dapat dibedakan ;
(1) system berputar (rotaring hed system) terdiri dari satu atau dua buah nozzle
miring yang berputar dengan sumbu vertical akibat adanya gerakan memukul dari
alat pemukul (hammer blade). Sprinkle ini umumnya disambung dengan suatu
17. pipa peninggi (riser) berdiameter 25 mm yang disambungkan dengan pipa lateral,
(2) system pipa berlubang (perforated pipe system), terdiri dari pipa berlubanglubang, biasa dirancang untuk tekanan rendah antara 0,5-2,5 kg/cm2 , hingga
sumber tekanan cukup diperoleh dari tangkai air yang ditempatkan pada
ketinggian tertentu (Prastowo dan Liyantono, 2002.
Umumnya komponen irigasi curah terdiri dari (a) pompa dengan tenaga
penggerak sebagai sumber tekanan, (b) pipa utama, (c) pipa lateral, (d) pipa
peninggi (riser) dan (e) kepala sprinkle (head sprinkle). Sumber tenaga penggerak
pompa dapat berupa motor listrik atau motor bakar. Pipa utama adalah pipa yang
mengalirkan air ke pipa lateral. Pipa lateral adalah pipa yang mengalirkan air dari
pipa utama ke sprinkle. Kepala sprinkle adalah alat/bagian sprinkle yang
menyemprotkan air ke tanah (Melvyn, 1983).
Metode Surface (Permukaan)
Irigasi permukaan didefinisikan sebagai sekelompok teknik aplikasi
dimana air diterapkan dan didistribusikan ke permukaan tanah oleh gravitasi Ini
adalah jauh bentuk paling umum dari irigasi di seluruh dunia dan telah
dipraktekkan di banyak daerah hampir tidak berubah selama ribuan tahun.
Permukaan sering disebut sebagai irigasi banjir, menyiratkan bahwa distribusi air
tidak terkendali dan karena itu, secara inheren tidak efisien Pada kenyataannya,
beberapa praktek irigasi dikelompokkan dalam nama ini melibatkan tingkat
signifikan manajemen (untuk irigasi lonjakan misalnya Irigasi permukaan datang
dalam tiga jenis utama; cekungan tingkat, alur dan perbatasan strip.
Irigasi permukaan merupakan metode pemberian air yang paling awal
dikembangkan.
Irigasi
permukaan
merupakan
irigasi
yang
terluas
cakupannya di seluruh dunia terutama di Asia. Sistem irigasi permukaan
18. terjadi dengan menyebarkan air ke permukaan tanah dan membiarkan air
meresap (infiltrasi) ke dalam tanah. Air dibawa dari sumber ke lahan melalui
saluran terbuka baik dengan atau lining maupun melalui pipa dengan head
rendah. Investasi yang diperlukan untuk mengembangkan irigasi permukan
relatif lebih kecil daripada irigasi curah maupun tetes kecuali bila diperlukan
pembentukan lahan, seperti untuk membuat teras.
Sistem irigasi permukaan (Surface irrigation), khususnya irigasi alur
(Furrow irrigation) banyak dipakai untuk tanaman palawija, karena
penggunaan air oleh tanaman lebih efektif. Sistem irigasi alur adalah
pemberian air di atas lahan melalui alur, alur kecil atau melalui selang atau
pipa kecil dan megalirkannya sepanjang alur daalam lahan.
Untuk menyusun suatu rancangan irigasi harus diadakan terlkebih dahulu
survei mengenai kondisi daerah yang bersangkutanserta penjelasannya,
penyelidikan jenis-jenis tanah pertanian, bagi bagian-bagian yang akan
diirigasi dan lain-lain untuk menentukan cara irigasi dan kebutuhan air
tanamannya.
Irigasi Alur (Furrow Irrigation)
Salah satu jenis dari sistem irigasi permukaan adalah irigasi alur
yang dilakukan dengan mengalirkan air melalui alur-alur atau saluran kecil
yang dibuat searah atau memotong slope. Air masuk ke dalam permukaan
tanah dari dasar alur dan dinding alur. Teknik ini cocok untuk tanah berderet
dengan tekstur medium sampai halus untuk mengalirkan air vertikal dan
horisontal. Desain irigasi alur meliputi panjang alur, jarak antar alur, dan
kedalaman alur. Panjang alur berkisar 100-200 m dengan memperhatikan
perkolasi dan erosi. Jarak antar alur 1-2 m tergantung jenis tanaman dan sifat
tanah. Kedalaman alur 20-30 cm untuk memudahkan pengendalian dan
penetrasi air. Kelebihan dari irigasi alur ini adalah mengurangi kehilangan
akibat evaporasi, mengurangi pelumpuran tanah berat, dan mempercepat
19. pengolahan tanah setelah pemberian air. Irigasi alur cocok untuk memberikan
air pada tanaman yang mudah rusak bila bagian tanamannya terkena air.
Beberapa keuntungan dan kerugian menggunakan sistem irigasi alur,
keuntungannnya adalah sesuai untuk semua kondisi lahan, besarnya air yang
mengalir ke dalam lahan akan meresap ke dalam tanah dan membasahai
daerah perakaran untuk dipergunakan oleh tanah secara efektif, efisiensi
pemakaian air lebih besar dibanding dengan irigasi genangan (basin) dan
irigasi galengan (border). Sedangkan kekurangannya, adanya akumulasi
garam disepanjang alur, waktu untuk membuat alur lebih lama, erosi tanah di
sepanjang alur cukup tinggi, serta sulit dikontrol secara otomatis terutama
pemberian air yang seragam sepanjang alur.
(Sudjarwadi 1990),
BAB III
METODE ANALISIS
3.1 Analisis Kebutuhan Air Tanaman
Kebutuhan air tanaman adalah jumlah air yang dibutuhkan oleh tanaman untuk
proses pertumbuhannya sehingga diperoleh produksi yang baik. Kebutuhan air
tanaman ditentukan oleh evaporasi dan transpirasi. Evaporasi adalah proses
menguapnya air dari permukaan tanah atau air, sedangkan transpirasi adalah proses
menguapnya air dari bagian tubuh tanaman. Evaporasi yang mungkin terjadi pada
kondisi air yang tersedia berlebihan disebut evaporasi potensial. Evaporasi yang
sesungguhnya terjadi dalam kondisi air tidak berlebihan yang sering terjadi di
lapangan disebut evaporasi actual (Susi Susilawati. 2002).
20. Evapotranspirasi potensial dapat dihitung dengan menggunakan persamaan
Penman-Monteith yang lebih dikenal sebagai metode “one-step”. Pendekatan ini
memerlukan data-data dari koefisien tanaman yang tidak selalu tersedia. Metode
“twostep” lebih dikenal. Evapotranspirasi potensial dari tanaman dihitung dari
persamaan:
ETpot = kc . ETref
Dimana kc adalah koefisien tanaman dan ETref adalah evapotranspirasi referensi.
Evapotranspirasi referensi didefinisikan sebagai laju evapotranspirasi dari
rumput hijau setinggi 8 – 15 cm yang menutupi permukaan tanah dan dalam kondisi
tidak kekurangan air. Doorenbos dan Pruitt dalam Makalah FAO – ID No. 24 (1977)
menjelaskan prosedur dari metode Penman Modifikasi yang banyak dipakai dan
khususnya dipakai dalam perhitungan evapotranspirasi dari komputer model
“Cropwat versi 5.5”. Persamaan dari metode Penman Modifikasi adalah sebagai
berikut :
ETref = c.{ W . Rn + ( 1-W ) f ( u ) ( ea – ed )}
Dimana :
ETref
= evapotranspirasi referensi
W
= suatu faktor, tergantung dari temperatur
Rn
= radiasi netto dalam evapotranspirasi ekivalen (mm/hari)
f(u)
= faktor yang tergantung dari kecepatan angin
(ea – ed)
= perbedaan tekanan uap jenuh rata-rata dengan tekanan uap
rata-rata yang sesungguhnya (mbar)
c
= faktor penyesuaian yang tergantung dari kondisi cuaca siang
dan malam.
Secara praktis kebutuhan air untuk tanaman seringkali ditaksirkan dari suatu
evapotranspirasi referensi ETref dan koefisien tanaman kc dengan mengikuti
persamaan dari ETpot = kc . ETref.
Koefisien tanaman dapat dibedakan dalam 4 tingkatan:
21. 1. Tingkatan awal (initial stage) dari tanggal tanam sampai permukaan tanah
ditutupi tanaman (Sc) sekitar 10 %
2. Tingkatan pertumbuhan tanaman (crop development stage) yaitu dari Sc = 10
% sampai Sc = 70 – 80 %
3. Tingkatan pertengahan (mid-season stage) yaitu dari Sc = 70 – 80 % sampai
tanaman dewasa
4. Tingkatan akhir (late season stage) yaitu dari tanaman dewasa sampai berbuah
atau panen.
Sedangkan pada laporan ini untuk menentukan kebutuhan air tanaman maka
analisis yang digunakan adalah dengan menggunakan software cropwat 8.0. Pertama
yaitu dengan memasukkan data meteorologi di stasiun klimatologi selorejo.
Kemudian memasukkan data rata-rata hujan, data tanah, dan data tanaman. Dengan
memasukkan semua data tersebut maka jumlah kebutuhan air tanaman akan muncul.
Pada hasil data Cropwat dihasilkan kebutuhan air tanaman sesuai yang ditunjukkan oleh
table:
22. 3.2 Analisis Kebutuhan Air Irigasi
Air irigasi merupakan air yang diambil dari suatu sungai atau waduk melalui
saluran-saluran irigasi yang disalurkan ke lahan pertanian guna menjaga
keseimbangan air dan kepentingan pertanian. Air sangat dibutuhkan untuk produksi
pangan, seandainya pasokan air tidak berjalan baik maka hasil pertanian pun akan
terpengaruh (Sutawan, 2001). Air irigasi dapat berasal dari air hujan maupun air
permukaan atau sungai. Pemanfaatan air irigasi tidak hanya untuk pertanian saja
melainkan dapat juga dimanfaatkan untuk kegiatan-kegiatan yang lain seperti
perikanan atau peternakan. Kebutuhan air irigasi dipengaruhi oleh beberapa faktor,
yaitu kebutuhan untuk penyiapan lahan (IR), kebutuhan air konsumtif untuk tanaman
(Etc), perkolasi (P), kebutuhan air untuk penggantian lapisan air (RW), curah hujan
efektif (ER), efisiensi air irigasi (IE), dan luas lahan irigasi (A). Untuk menghitung
kebutuhannya dapat menggunakan persamaan berikut :
Dimana :
IG
= kebutuhan air irigasi (m3),
Etc
= kebutuhan air konsumtif (mm/hari),
IR
= kebutuhan air untuk penyiapan lahan (mm/hari),
RW
= kebutuhan air untuk mengganti lapisan air (mm/hari),
P
= perkolasi (mm/hari),
ER
= hujan efektif (mm/hari),
EI
= efisiensi irigasi (-),
A
= luas areal irigasi (m2).
23. Namun persamaan diatas sapat disederhanakan dengan asumsi bahwa Pemberian
Air Irigasi adalah kebutuhan air dikurangi hujan efektif dan sumbangan air tanah.
Persaannya adalah sebagai berikut :
PAI = KAI - HE – KAT
Dimana :
PAI
= Pemberian air irigasi
KAI
= Kebutuhan air
HE
= Hujan efektif
KAT
= Kontribusi air tanah
Sebagai contoh misalnya kebutuhan air pada suatu periode telah dihitung
sebesar 10 mm per hari, sumbangan hujan efektif pada periode tersebut juga telah
dihitung sebesar 3 mm per hari dan kontribusi air tanah adalah 1 mm per han, maka
air yang perlu diberikan adalah :
PAI = 10 – 3 -1
PAI = 6 mm per hari
Pada laporan ini seperti analisis kebutuhan air irigasi sama seperti analisis
kebutuhan air tanaman yaitu dengan menggunakan sofware cropwat 8.0 dengan
memasukkan data meteorogi, data tanah, dan data tanaman maka hasilnya akan
keluar.
(Suroso, 2008)
Pada hasil data Cropwat dihasilkan kebutuhan air tanaman sesuai yang ditunjukkan oleh
table:
24. 3.3 Analisis Pemilihan Metode Irigrasi
Dalam memberikan air pada areal lahan ada beberapa macam cara tergantung
dari jenis tanaman yang akan dialiri. Macam-macam metode irigasi adalah sprinkler,
permukaan, dan tetes. Dari hasil analisis kebutuhan air tanaman dan kebutuhan
irigasi diatas untuk tanaman jagung hanya bisa menggunakan irigasi permukaan atau
sureface. Ini karena sifat dari tanaman jagung sendiri hanya membutuhkan sedikit air
dalam proses pertumbuhannya. Namun jika apabila kekurangan air dalam proses
pertumbuhannya maka hasil dari produksi tanaman jagung tersebut tidak akan
maksimal.lebih-lebih pada proses perkembangan bunga sampai penyerbukan.
. BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Kondisi Umum Lokasi Study
Malang sebagai salah satu daerah tujuan menarik di Jawa Timur dan terletak 90 km
disebelah selatan kota Surabaya, merupakan salah satu tempat yang nyaman dan
25. mengesankan untuk dikunjungi. Secara geografis Malang terletak antara 112 17’ 10,90”
sampai dengan 112 57’ 00,00’’ Bujur Timur dan 07 44’ 55,11” sampai dengan 08 26’
35,34” Lintang Selatan. Lokasi study terletak di desa Najum kecamatan Sumber Pucung
dengan potensi wilayah: Luas wilayah kecamatan Pujon 13. 075, 144 Ha, dengan
ketinggian 1.100 M diatas permukaan laut, suhu udara 18 – 230C. Kondisi geografis
kecamatan Pujon: 40% datar sampai berombak, 30% berombak sampai berbukit, 30%
berbukit sampai bergunung.
(Ahmad Muwassi, 2011)
http://pujon.malangkab.go.id/?page_id=5
4.2 Kebutuhan Air Tanaman
4.2.1 Kondisi Meteorologi Lokasi Studi
Data Meteorologi
Stasiun pengamat
: Karangkates
Altitude
: 2857 m
Latitude
: 8.090 L.S
27. Grafik Kebutuhan air (Etc) pada komoditas jagung kasus ini.
Kebutuhan air tanaman dipengaruhi oleh faktor – faktor evaporasi, transpirasi yang
kemudian dihitung sebagai evapotranspirasi, evapotranspirasi adalah suatu peristiwa
perubahan air menjadi uap dengan adanya energi panas matahari, laju evaporasi
dipengaruhi oleh faktor lamanya penyinaran matahari, angin, kelembaban udara, dll.
Transpirasi merupakan proses peristiwa uap air meninggalkan tubuh tanaman dan
memasuki atmosfir. Fakta iklim yang mempengaruhi laju transpirasi adalah intensitas
penyinaran matahari, tekanan uap air di udara, suhu, kecepatan angin.
Evapotranspirasi sering disebut dengan kebutuhan konsumtif tanaman yang
merupakan jumlah air untuk evaporasi dari permukaan areal tanaman dengan air
untuk transpirasi dari tubuh tanaman. Pada kasus ini tanaman jagung memerlukan
jumlah air sebanyak 534.5mm/dec selama masa tanam. Pada awal masa tanam yaitu
pada bulan juni dekade 3 sampai bulan juli dekade 3 tanaman hanya memerlukan air
dibawah 40mm/dec. Kebutuhan air menjdi banyak terjadi antara bulan agustus
dekade 2 sampai bulan september dekade 3. Selanjutnya setelah memasuki fase
generatif kebutuhan air mulai menurun. Kebutuhan tertinggi yaitu 69.1mm/dec pada
bulan Agustus dekade 3.
28. (Anonymousc, 2011)
http://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/irigasidanbangunanair/bab3kebutuhan_air_irigasi.pdf
4.3. Kebutuhan Air Irigasi Sesuai Skenario
Dari data meteorologi di stasiun Karagkates diatas dapat dicari kebutuhan air irigrasi
dengan menggunakan software cropwat 8. Dengan membutuhkan data tambahan untuk
irigrasi terhadap tanaman jagung yakni kedalaman akar tanaman buncis, fraksi air yang
tersedia, dll. Dengan data tersebut dapat dimasukkan ke dalam software cropwat
sehingga didapatkan hasil sebagai berikut:
Gambar 2. Data meteorologi dari stasiun Karangkates
Gambar 3. Data hujan di stasiun Selorejo
29. Gambar 4. Data tanaman buncis
Dapat diketahui bahwa tanaman buncis mempunyai umur 90 hari, dan kedalaman akar
0.70 m
Gambar 5. Merupakan data tanah
Dalam hal ini tanah yang digunakan adalah medium yang sudah tersedia didalam
cropwat 8 dengan penciri diatas.
30. Gambar 6. Kebutuhan irigrasi
Dapat diketahui bahwa kebutuhan air untuk irigrasi total adalah 395 mm/ dec. dengan
rincian: Pada bulan Juli decade 1 kebutuhan irigrasi sebanyak 1.8 mm/dec, Juni pada
decade 3 kebutuhan irigrasi sebanyak 0.0mm/ dec yang artinya air yang tersedia di dalam
tanah sudah cukup untuk kebutuhan tanaman sampai bulan juli decade 1. Pada bulan
Agustus decade 2 kebutuhan air irigrasi sebanyak 60 mm/ dec. Pada bulan yang sama
32. BAB%20II%20Tinjauan%20Pustaka.pdf?sequence=6 .diakses tanggal 9 April 2012
Anonymous,2012.http://www.ideelok.com/budidaya-tanaman/jagung.diakses
tanggal 9 April 2012
Anonymous,2012. http://surososipil.files.wordpress.com/2008/10/irigasi1-bab-4kebutuhan-irigasi.pdf diakses tanggal 9 April 2012
FAO, 2012. http://www.fao.org/nr/water/infores_databases_cropwat.html
diakses tanggal 9 April 2012
Hansen, CV.C.O.W, Israel Son G.B. Stingherm., 2002. Dasar – Dasar dan Praktek
Irigasi. Erlangga; Jakarta.
Melvyn, 1983., Sprinkler Irigation; Equitment and educational, London UK.
Partowijoto, A. 2003. Peningkatan Produksi Sebagai Salah Satu Faktor Ketahanan
Pangan. Majalah Dunia Insinyur. Jakarta.
Prastawo, 1995., Kriteria Pembangunan Irigasi Sprinkler dan Drip. Fateta, IPB. Bogor.
Sudjarwadi. 1990. Teori dan Praktek Irigasi. PAU Ilmu Teknik UGM. Yogyakarta.
Tim
Dosen
Budidaya
Pertanaian.
Pertanian.Universitas Brawijaya MAlang
2011.
Modul
Praktikum
TPT.
Fakultas