SlideShare a Scribd company logo
1 
BAB I 
PENDAHULUAN 
A. Latar Belakang 
Ditengah derasnya pertumbuhan pariwisata dan perkembangan perkotaan, suatu daerah di Bali, 
sebuah pemukiman mampu mempertahankan tradisi berumur ratusan tahun untuk hidup berdampingan dengan 
gemerlap dunia modern. Itulah Desa Adat Penglipuran. Berlokasi di kabupaten Bangli, sekitar 45 km dari 
Denpasar, Desa Adat Penglipuran sudah ada sejak 700-an tahun yang lalu, yaitu pada zaman kerajaan Bangli. 
Nama Penglipuran sendiri berasal dari kata Pengeling Pura yang berarti tempat suci untuk mengingat para 
leluhur. 
Desa Pengelipuran merupakan salah satu desa kuno, yang hingga kini masih memegang ketat adat dan 
tradisi. Mereka hidup dalam gotong royong dengan banyak aturan unik yang disebut ”awig-awig”. 
Masyarakat Penglipuran juga pantang untuk menikahi tetangga disebelahkanan dan sebelah kiri juga sebelah 
depan dari rumahnya. Kemudian apabila orang bali lain ngaben dilakukan dengan cara membakar mayat, di 
Penglipuran mayat di kubur. 
Sementara di Desa tenganan, manggis, karang asem juga ada banyak perbedaan adat istiadat dengan 
masyarakat Bali pada umumnya, tapi disinilah uniknya. Disinilah letak kekuatan karakter desa adat Tenganan 
Pegringsingan itu. Memegang teguh adat istiadat & keyakinan, sehingga masih tetap lestari hingga saat ini. 
Keseharian kehidupan di desa ini masih diatur oleh hukum adat yang disebut awig-awig. Penduduk desa ini 
memiliki tradisi unik dalam merekrut calon pemimpin desa, salah satunya melalui prosesi adat mesabar-sabatan 
biu (perang buah pisang). 
Pada tanggal yang telah ditentukan menurut sistem penanggalan setempat (sekitar Juli) akan digelar 
ngusaba sambah dengan tradisi unik berupa mageret pandan (perang pandan). Penduduk Tenganan telah 
dikenal sebagai penganut Hindu aliran Dewa Indra, yang dipercaya sebagai dewa perang. 
Masyarakat Tenganan mengajarkan dan memegang teguh konsep Tri Hita Karana (konsep dalam 
ajaran Hindu) dan mewujudkannya dalam kehidupan sehari-hari. Tri berarti tiga dan Hita Karana berarti 
penyebab kebahagiaan untuk mencapai keseimbangan dan keharmonisan. Tri Hita Karana terdiri dari 
Perahyangan (hubungan yang seimbang antara manusia dengan Tuhan), Pawongan (hubungan harmonis 
antara manusia dengan manusia lainnya), dan Palemahan (hubungan harmonis antara manusia dengan 
lingkungan alam sekitarnya). Di Karangasem, Bali, ada 2 desa adat yaitu Tenganan Pegringsingan & 
Tenganan Dauh Tukad. 
Adanya fenomena tersebut kegiatan perkuliahan luar kelas (PLK) memilih desa tersebut untuk 
mengetahui bentuk-bentuk toleransi adat dan budaya masyarakat desa Tenganan dan panglipuran terhadap 
masyarakat Bali pada umumnya. 
B. Rumusan Masalah 
Bagaimana bentuk toleransi masyarakat Desa adat Panglipuran dan Tenganan propinsi Bali di era 
globalisasi seperti saat ini?
2 
C. Tujuan 
Mendeskripsikan bentuk toleransi masyarakat Desa adat Panglipuran dan Tenganan Propinsi Bali di 
era globalisasi seperti saat ini 
D. Manfaat 
a) Secara teoritis 
- Dapat menambah pengetahuan mengenai adat dan budaya masyarakat Desa adat Panglipuran dan 
Tenganan propinsi Bali. 
- Dapat menambah referensi dibidang ilmu pengetahuan mengenai toleransi yang ada di 
masyarakat. 
b) Secara praktis 
- Mengetahui interaksi yang terjadi didalam masyarakat Desa adat Panglipuran dan Tenganan 
propinsi Bali. 
- Menumbuhkan sikap toleransi dalam kehidupan sehari-hari. 
BAB II 
KAJIAN PUSTAKA 
Pengertian Toleransi dan Masyarakat 
Masyarakat menurut peter l. Berger masyarakat adalah suatu keseluruhan kompleks hubungan 
manusia yang luas sifatnya. Keseluruhan yang kompleks sendiri berarti bahwa keseluruhan itu terdiri atas 
bagian-bagian yang membentuk suatu kesatuan. 
Secara etimologi berasal dari kata tolerance (dalam bahasa Inggris) yang berarti sikap membiarkan, 
mengakui dan menghormati keyakinan orang lain tanpa memerlukan persetujuan. Di dalam bahasa Arab 
dikenal dengan tasamuh, yang berarti saling mengizinkan, saling memudahkan. Dari dua pengertian di atas 
penulis menyimpulkan toleransi secara etimologi adalah sikap saling mengizinkan dan menghormati 
keyakinan orang lain tanpa memerlukan persetujuan. 
Pada umumnya, toleransi diartikan sebagai pemberian kebebasan kepada sesama manusia atau kepada 
sesama warga masyarakat untuk menjalankan keyakinannya atau mengatur hidupnya dan menentukan 
nasibnya masing-masing, selama di dalam menjalankan dan menentukan sikapnya itu tidak bertentangan 
dengan syarat-syarat atas terciptanya ketertiban dan perdamaian dalam masyarakat. 
1. W.J.S Poerwadarminto menyatakan 
Toleransi adalah sikap atau sifat menenggang berupa menghargai serta membolehkan suatu pendirian, 
pendapat, pandangan, kepercayaan maupun yang lainnya yang berbeda dengan pendirian sendiri. 
2. Dewan Ensiklopedia Indonesia
Toleransi dalam aspek sosial, politik, merupakan suatu sikap membiarkan orang untuk mempunyai 
suatu keyakinan yang berbeda. Selain itu menerima pernyataan ini karena sebagai pengakuan dan 
menghormati hak asasi manusia. 
Dari beberapa definisi di atas penulis menyimpulkan bahwa toleransi adalah suatu sikap atau sifat dari 
seseorang untuk membiarkan kebebasan kepada orang lain serta memberikan kebenaran atas perbedaan 
tersebut sebagai pengakuan hak-hak asasi manusia. Pelaksanaan sikap toleransi ini harus didasari sikap 
kelapangan dada terhadap orang lain dengan memperhatikan prinsip-prinsip yang dipegang sendiri, yakni 
tanpa mengorbankan prinsip-prinsip tersebut. Jelas bahwa toleransi terjadi dan berlaku karena terdapat 
perbedaan prinsip, dan menghormati perbedaan atau prinsip orang lain tanpa mengorbankan prinsip sendiri. 
Dengan kata lain, pelaksanaannya hanya pada aspek-aspek yang detail dan teknis bukan dalam persoalan yang 
prinsipil. 
3 
Karakteristik Masyarakat Panglipuran 
Desa Adat Penglipuran adalah sebuah desa tradisional yang masih terjaga kealamiannya sampai 
sekarang. Desa Adat Penglipuran ini terletak di Kelurahan Kubu, Kabupaten Bangli, tepatnya di jalan utama 
Kintamani – Bangli. Tatanan kehidupan di desa ini terbilang unik dan belum tersentuh modernisasi, dengan 
arsitektur bangunan yang tertata apik satu dengan yang lainnya menjadikan desa ini memiliki karakteristik 
yang berbeda dengan desa-desa umumnya di Bali. 
Pintu gerbang atau yang sering disebut dengan “angkul-angkul” terlihat seragam satu dengan lainnya. 
Jalan utama desa adat ini berupa jalan sempit yang berudag-undag. Rumah masing-masing keluarga hamper 
seragam mulai dari pintu gerbang, bangunan suci (pemerajan), dapur, ruang tidur, ruang tamu, serta lumbung 
tempat penyimpanan hasil panen sawah berupa padi. Desa ini terletak di dataran yang tinggi yang membuat 
suasana desa ini sejuk, ditambah dengan tata ruang yang memberikan ruang terbuka lebih khususnya untuk 
pertamanan menjadikan desa ini terlihat asri. 
Karakteristik Masyarakat Tenganan 
Penduduk Desa Tenganan Dauh Tukad ini memiliki tradisi unik dalam merekrut calon pemimpin 
desa, salah satunya melalui prosesi adat mesabat-sabatan biu atau perang buah pisang. Calon prajuru desa 
dididik menurut adat setempat sejak kecil atau secara bertahap dan tradisi adat tersebut merupakan semacam 
tes psikologis dan fisik bagi calon pemimpin desa. Diikuti oleh teruna Desa Adat Tengana Dauh Tukad, yang 
tujuannya untuk mencari pemimipin, yang dipilih untuk menjadi calon pemimipin ada dua orang, yakni saya 
atau calon pemimipin dan penampih atau wakil calon pemimipin. 
Pada tanggal yang telah ditentukan menurut sistem penanggalan setempat yakni sekitar bulan Juli 
akan digelar ngusaba sambah dengan tradisi unik berupa mageret pandan atau perang pandan. Dalam acara 
tersebut, dua pasang pemuda desa akan bertarung di atas panggung dengan saling sayat menggunakan duri-duri 
pandan. Perang pandan disini mempunyai makna yaitu untuk pengormatan Dewa Indra yang sering 
disebut dewa perang. Walaupun tradisi ini akan menimbulkan luka, mereka sudah memiliki obat antiseptik
dari bahan umbi-umbian yang akan diolesi pada semua luka hingga mengering dan sembuh dalam beberapa 
hari. Tradisi tersebut untuk melanjutkan latihan perang rutin dan menciptakan warga dengan kondisi fisik 
serta mental yang kuat. 
4 
BAB III 
METODOLOGI PENELITIAN 
A. Jenis Penelitian 
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan jenis penelitian ini adalah penelitian Deskriptif, 
yaitu penelitian yang bertujuan untuk menjelaskan, meringkaskan berbagai kondisi, berbagai situasi, atau 
berbagai variabel yang timbul di masyarakat yang menjadi objek penelitian itu berdasarkan apa yang terjadi. 
Penelitian ini ingin mendeskriptifkan fakta-fakta yang berupa bentuk-bentuk toleransi yang terjadi di Desa 
Tenganan dan Panglipuran di Propinsi Bali. 
B. Waktu Dan Tempat Penelitian 
a) Waktu Penelitian 
Waktu penelitan yaitu pada saat akan dilaksanakan penelitian tepatnya pada tanggal 16-18 Oktober 
2014. 
b) Tempat Penelitian 
Tempat penelitian merupakan suatu lokasi dimana penelitian akan dilakukan untuk memperoleh data 
sesuai dengan permasalahan yang diajukan. Tempat penelitian pada proposal ini yaitu di Desa Adat Tenganan 
dan Penglipuran, Provinsi Bali. 
C. Subjek Penelitian 
Subjek penelitian yaitu masyarakat di Desa Adat Tenganan dan Penglipuran. 
D. Teknik Pengumpulan Data 
Metode pengumpulan data adalah langkah yang sangat penting karena data yang 
dikumpulkan akan digunakan sebagai bahan informasi untuk memcahkan permasalahan penelitian. 
Adapun teknik pengumpulan data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 
a) Observasi 
Nasution menyatakan bahwa observasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan. (dalam 
Sugiyono,2008:226) Observasi sering digunakan sebagai alat pelengkap kuesioner. Dalam 
observasi ini peneliti lebih banyak menggunakan salah satu dari panca indranya yaitu indra 
penglihatan. Instrument observasi lebih efektif jika informasi yang hendak diambil berupa kondisi 
atau fakta alami, tingkah laku dan hasil kerja responden dalam situasi alami. Untuk memaksimalkan
hasil observasi, peneliti menggunakan alat bantu yang sesuai dengan kondisi lapangan yaitu buku 
catatan. 
observasi bertujuan untuk mendeskripsikan setting yang dipelajari, aktivitas-aktivitas yang 
berlangsung, orang-orang yang terlibat dalam aktivitas, dan makna kejadian dilihat dari perspektif 
mereka terlibat dalam kejadian yang diamati tersebut. Deskripsi harus kuat, faktual sekaligus teliti 
tanpa harus dipenuhi berbagai hal yang tidak relevan. 
5 
b) Wawancara 
Wawancara menurut Nazir (1988) adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan 
penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara si penanya atau pewawancara 
dengan si penjawab atau responden dengan menggunakan alat yang dinamakan interview guide 
(panduan wawancara). Walaupun wawancara adalah proses percakapan yang berbentuk tanya 
jawab dengan tatap muka, wawancara adalah suatu proses pengumpulan data untuk suatu 
penelitian. Pada penelitian, wawancara dapat berfungsi sebagai metode primer, pelengkap atau 
sebagai kriterium (Hadi, 1992). Sebagai metode primer, data yang diperoleh dari wawancara 
merupakan data yang utama guna menjawab pemasalahan penelitian. Sebagai metode pelengkap, 
wawancara berfungsi sebagai sebagai pelengkap metode lainnya yang digunakan untuk 
mengumpulkan data pada suatu penelitian. Sebagai kriterium, wawancara digunakan untuk 
menguji kebenaran dan kemantapan data yang diperoleh dengan metode lain. 
E. Instrumen Penelitian 
Peneliti (human instrument) menggunakan Instrumen mengumpulkan data dengan alat bantu 
seperti dibawah ini. 
Tabel Instrumen Penelitian 
Teknik Instrumen 
Observasi Buku catatan 
Wawancara Lembar wawancara
6 
BAB IV 
PEMBAHASAN 
A. Bentuk Toleransi Desa Adat Panglipuran 
Nama Penglipuran sendiri berasal dari kata Pengeling Pura yang berarti tempat suci untuk 
mengingat para leluhur.Desa panglipuran terletak Desa adat Penglipuran berlokasi pada kabupaten 
Bangli yang berjarak 45 km dari kota Denpasar. Luas desa adat Panglipuran kurang lebih 112 ha, 
dengan batas wilayah desa adat Kubu di sebelah timur, di sebelah selatan desa adat gunaksa,dan di 
sebelah barat Tukad, sedangkan di sebelah utara desa adat kayang. Masyarakat Panglipuran adalah 
masyarakatadat yang otonom dan tidak formal. Masyarakat disni mempunyai satu tradisi umat Hindu, 
berada diwilayah tertentu dan mempunyai harta sendiri sehingga bisa mengurus rumah tangga sendiri. 
Landasan operasionalnya dalam kegiatan adat bernama “Awig-awig”. Tripitakara yang digunakan 
sebagai falsafat hidup desa Panglipuran tidak boleh bertentangan dengan Pancasila dan konstitusi, 
dengan tujuan untuk mencapai keharmonisan. 
Desa ini melarang warga laki-lakinya untuk memiliki istri lebih dari satu. Jika ada warga yang 
melanggar, maka dia akan dikucilkan dari pemukiman warga umumnya. Tempat pengucilan ini 
disebut Karang Memadu atau tempat untuk orang beristri lebih dari satu. Hingga saat ini, menurut 
Wayan Supat, belum ada satu pun warga yang berani beristri lebih dari satu. Akibatnya, Karang 
Memadu itu pun belum pernah digunakan hingga saat ini. Lahan itu hanya berupa tanah kosong 
dengan alang-alang liar tumbuh di sana. Bukti bahwa tak ada warga adat yang berani melanggar 
aturan tersebut. 
Masyarakat Desa Penglipuran juga memiliki tradisi unik saat ada yang meninggal. Walaupun 
penduduknya beragama Hindu, desa ini memiliki kuburan desa. Upacara Ngaben (upacara 
pembakaran jasad) yang dilakukan hanya untuk mengantarkan roh orang yang meninggal kepada 
Sang Pencipta ketika meninggal dengan tidak wajar, seperti dibunuh atau kecelakaan. 
Sistem perkawinan menganut kekeluargaan Patrilinier yaitu sang istri ikut suami. Sistem 
pewarisan kolektif untuk tanah untuk anak laki-laki atau untuk saudara tertua. Wanita yang telah 
menikah mempunyai dua tanggung jawab, yang pertama tanggungjawab di rumahnya sendiri dan 
dirumah suaminya. 
1. Adat Istiadat 
Desa Penglipuran merupakan sebuah desa adat yang kental akan budaya lokal. Masyarakat 
begitu menjaga setiap adat dan budaya yang telah ada di desa mereka dengan baik. Bukti nyata dari 
adanya kuatnya budaya yang dipegang terbukti pada tata ruang desa mereka. Hamir semua bentuk dan 
model dari halaman depan berupa gapura yang sama. Kemudian terdapat kolaborasi antara kehidupan
manusia dengan alam sebagai harmonisasi keduanya berupa adanya tata desa yang selalu menyertakan 
tanaman sebagai bagian dari elemen setiap rumah masyarakat. 
Masyarakat Penglipuran memang merupakan masyarakat adat yang patuh dan menjaga adat 
dan budaya dengan baik namun mereka bukannlah bersifat kaku terhadap adanya perkembangan 
zaman yang terjadi. Sebab tidak semua kebudayaan yang terdapat di desa tersebut pun tidak murni 
dari Bali saja melainkan mendapat pengaruh dari budaya bangsa lain. Dalam hal budaya mereka telah 
mengadopsi seni barong yang notabene bukan berasal dari Bali, kemudian adanya akulturasi seni pada 
ukiran maupun pahatan pada pura yang telah mengadopsi seni dari Belanda, dan berbagai model dari 
bangsa lain di dunia. Mereka menerima hal tersebut selagi tidak bertentangan dengan nilai-nilai 
budaya dan adat setempat. Dari segi budaya tidak ada proteksi terhadap budaya lain (warga disini 
menerima moderanisasi tapi tidak menghilangkan budaya asli). Adanya asimilasi tersebut terlihat 
pada kesenian kontemporer yaitu tari Paris. Pada pembangunan rumah masih tetap mempertahankan 
budaya yang dulu baik dari arsitektur maupun budaya bergotong royong saat mendirikannya. 
Hubungan antar warga sangat harmonis tidak ada warga yang saling membicarakan kejelekan 
warga yang lain (berkumpul yang tidak ada tujuan tertentu). Dalam membangun rumah masyarakat 
Panglipuran bergotong royong agar memupuk rasa persatuan dan kesatuan antar warga. Ketika ada 
bujang yang ingin menikah yang meminang calonnya adalah tetangganya bukan orangtuanya. 
masyarakat Panglipuran tidak pernah menganggap agama lain itu salah dan tanpa dipertentangkan. 
Dalam agama Hindu juga keharmonisan sangat diperhatikan tanpa memandang latarbelakang dari 
pihak lain. Misalnya saja jika ada acara adat maka orang Muslim dipersilakan terlebih dahulu 
mengambil atau menyantap makanan terlebih dahulu karena tidak bisa memakan babi. 
Masyarakat Desa Panglipuran sangat terbuka pada wisatawan lokal maupun hasil terbukti 
ketika rombongan kami kesana, disambut dengan ramah dan warganya bersedia untuk diwawancarai 
serta bersikap dengan ramah serta berusaha sebaik mungkin melayani tamu dengan baik. Bahkan tidak 
sungkan-sungkan mereka mempersilahkan tamu yang hadir dengan ramah untuk melihat lingkungan 
rumahnya dan sekitar rumahnya; seperti tempat peribadatan dan beberapa tempat yang ada di 
sekitarnya. 
Masyarakat Desa Panglipuran menyikapi jika ada pendatang yang berbeda agama ingin 
beribadah sesuai agamanya. Sebenarnya tidak ada tempat ibdah selain agama Hindu disana akan tetapi 
mereka memberikan tempat di rumah mereka asalakan peralatan (misalnya; mukenah) itu membawa 
sendiri. Rasa saling menghargai jika ada acara maka semua warga menyumbang tidak terkecuali 
dengan warga desa lain juga melakukan hal yang sama (menyumbang dana) sehingga tercipta 
keharmonisan dengan desa tetangga. 
7 
2. Konflik Masyarakat 
Warga desa Panglipuran dibedakan menjadi tiga, warga desa asli, warga pendatang, dan tamu 
(orang yang ngkost di sekitar desa tersebut). Jika ada konflik maka awig-awig yang diberlakukan, dan
awig-awing hanya berlaku pada warga asli. Penyelesaian konflik dilakukan dengan pembicaraan 
(musyawarah) bersama pemimpin adat dan sanksi tergantung dalam awig-awig, jika belum 
terselesaikan dibolehkan adanya ikut campur dari pemerintah jika belum terselesaikan dengan prinsip 
keadilan dan secara damai (berjabat tangan). 
8 
B. Bentuk Toleransi Desa Adat Tenganan 
Dalam kesejarahan, para warga Tenganan pernah tinggal di tepi laut karena terserang abrasi. 
Dari bencana abrasi tersebut, ada proses perpindahan warga dari pinggir pantai ke tengahan, 
kemudian dari kata tengahan tersebut di lapangkan menjadi Tenganan. Sedangkan Penggrisingan 
adalah kain gringsing yang dipakai masyarakat adat dari zaman dahulu dan nilai jualnya sangat mahal 
hingga sekarang. Sitem pembuatan pewarnaannnya dan penenunannya menggunakan bahan alami dari 
alam dan kayu. 
Secara pemerintahan di Desa Tenganan ada dua sistem pemerintahan, yaitu desa dinas dan 
desa adat (yang menaungi sistem tradisi budaya dan aturan adat). Secara dinas pada di Desa Tenganan 
membawahi 5 dusun atau dinas. Secara adat menaungi 3 desa adat. Desa Tenganan pegrisingan 
merupakan baliaga. Baliaga merupakan wilayah bali yang diitari oleh pegunungan, sehingga desa ini 
sering dikunjungi para wisatawan dari luar kota bahkan mancanegara 
Sistem pemerintahan pada Desa Tenganan juga berbeda dengan desa-desa di bali pada 
umumnya. Tenganan memiliki luas wilayah 917,2 hektar dan tidak pernah berubah tata ruangnya 
karena penataan ruang desa ini berlaku secara turun temurun. Dalam kesehariannya, warga tidak 
boleh menebang pohon sembarangan, meskipun itu pohon milik warga sendiri. Dalam hal penebangan 
pohon, semua ada aturannya. Warga Tenganan tidak boleh menjual atau menggadaikan tanah di 
wilayah tersebut, karena wilayah tersebut merupakan milik Desa Tenganan asli secara turun temurun. 
Dari luas wilayah Desa Tenganan 917,2 hektar, hanya 8% yang digunakan sebagai tempat tinggal. 2 
dusun dari desa tersebut merupakan wilayah yang diperuntukkan bagi warga luar daerah yang 
mencari penghidupan di wilayah Desa Tenganan, karena di tenganan hanya untuk warga asli tenganan 
saja dengan sistem bagi hasil. 
1. Adat Istiadat 
Secara pemerintahan mengenal 3 organisasi besar. Pertama, kramung desa adat, kramung 
bumi pulangan, dan kramung bumi. Terdapat sub 2 yang didalamnya ada organisasi troule untuk para 
pemuda/i. Wilayah kramung desa adat adalah Sepasang suami istri yang baik yang berasal dari desa 
tenganan, 5 teratas disebut dewan pertimbangan agung. Haknya yaitu jika ada musyawarah adat 
mereka dijemput dari tempatnya. Dibawahnya ada 6 pemimpin. Siapapun berhak menjadi pemimpin 
tergantung dari tingkat senioritas perkawinan dibawahnya ada 6 orang persiapan menjadi pemimpin 
yaitu tamba lapu (humas) begitu setereusnya hingga menjadi pemimpin adat. Untuk menjadi 
pemimpin, syaratnya yaitu warga asli tenganan dan anaknya belum ada yang menikah. Dalam hal 
rapat adat, mereka berkumpul di kantor adat setiap pukul setengah 9 malam. 11 orang wajib hadir, 6 
orang pemimpin 4 humas dan 1 orang sekretaris. Keputusan dari hasil rapat tersebut diumumkan pada
saat malam itu juga, misalnya ada kerja gotong royong kemudian langsung diberitahukan kepada 
warga saat itu juga. 
Kramung bumi pulangan, yaitu semua warga yang sudah berkeluarga di tenganan misalnya 
istri dari luar laki dari tenganan. Kramung bumi adalah semua masyarakat secara umum, termasuk 
yang paling timur. Warga yang dulunya pernah melakukan kesalahan dan beberapa haknya sudah 
dicabut.Warga tenganan tidak boleh menjual hak tanah keluar. Untuk rumah tinggal sudah disediakan 
oleh adat itu sendiri. 3 bulan setelah melakukan upacara perkawinan mereka wajib untuk pindah 
punya rumah sendiri. Tidak boleh 1 rumah ditempati oleh lebih dari 1 kepala keluarga, dan 
pekarangan itu hanyak hak pakai bukan hak bali. 
Hak waris pada adat Tenganan terletak pada anak lelaki. Namun mempunyai hak yang sama. 
Kecuali untuk rumah yang berhak mewarisi adalah anak bungsu. Warga Desa Tenganan tidak boleh 
kawin keluar khususnya putri karena secara hak sudah hilang, karena tanah desa adat tidak bisa 
dibawah keluar. Dan tidak pernah bisa kembali menjadi warga tenganan. Tetapi jika cerai tetap juga 
tidak bisa. Sekalipun ada yg hamil diluar nikah orang tua dikenankan sanksi Rp 2.000 pertahun 
seumur hidup. 
Hukum adat pada Desa Tenganan juga berbeda dengan budaya Bali pada umumnya. Warga 
tidak boleh menebang kayu sembarangan, terdapat beberapa syarat yang harus dipenuhi yaitu 
pertama, kayu yang sudah mati, sang pemilik melaporkan bahwa kayu sudah mati. Kemudian desa 
adat menujuk tim verifikasi untuk mendeteksi apakah pohon tersebut sudah benar-benar mati. 
Kalaupun sudah dinyatakan mati kayu tidak bisa langsung ditebang begitu saja. Pemilik harus 
melakukan registrasi di kantor desa.Kedua, kayu bisa ditebang bila berjejer 3. Ketiga, adanya 
kewajaran menebang untuk yang baru kawin. Mereka diberi kelonggaran 3-4 pohon untuk membuat 
rumah. Keempat, ditebang untuk kayu bakar. Apabila melanggar rmenebang kayu sembarangan, 
sanksinya yaitu kayu akan diambil dan kena denda 2x seharga kayu dengan nominal yang lumayan 
tinggi.Pola tata ruang ditenganan juga menarik. Pemukiman ada di tengah dan rumahnya berhadap-hadapan. 
Perbedaan bali pada umumnya yaitu pada upacara ngaben mayat di Tenganan tidak dibakar, 
namun dikubur. Saat meninggal mereka wajib menguburkan saat itu juga. Penguburan di wilayah ini 
sangat sederhana, cuma menggunakan bambu dan daun pandan. Kepala menghadap ke selatan dengan 
telanjang yang artinya kembali ke ibu pertiwi. Di Tenganan juga memiliki sistem pendidikan non 
formal atau pendidikan khusus yaitu menetap diasrama selama 8 bulan dan di didik sebelum 
dinyatakan sebagai orang yang dewasa. Setiap tiga hari sekali mereka wajib melakukan semedi di 
pura tanpa pernah diketahui orang lain. Setelah itu mereka digunduli dan tinggal di asrama selama 1 
tahun penuh. Mereka akan diajarkan bertingkah laku dan tradisi di tenganan. Kalau ada upacara 
mereka diajak keliling untuk mengenal berbagai upacara dan wilayah asli Tenganan. Mereka wajib 
bawa keris dan tombak karena pada dasarnya mereka adalah prajurit. 
9
Sebelum mengikuti pendidikan, mereka belum bisa dikatakan dewasa. Meskipun apabila 
mereka melakukan perkawinan tapi belum melakukan pendidikan khusus di asrama mereka belum 
dinyatakan dewasa dan dianggap melanggar adat yang kemudian mereka harus tinggal di timur. 
Dalam hal panen, hasil panen masuk ke kas desa untuk upacara tradisi. Panen selanjutnya dibagikan 
pada kramung desa. Beda pada bali umumnya, pembagian hasil sawah(sistemtige), pemimpin mereka 
mendapatkan bagian yang paling sedikit. Yang paling banyak mendapatkan bagian yaitu 5 orang 
teratas sesepuh Tenganan dan orang yang baru menikah. 
10 
2. Bentuk Toleransi 
Bentuk toleransi di desa Tenganan juga sangat besar antara warga desanya diantaranya adalah 
dapat dilihat dari beberapa aspek: 
1. Budaya 
Bentuk toleransi dalam hal budaya di Desa Tenganan yaitu jika ada budaya luar yang 
masuk ke wilayah Desa Tenganan semua warga tetap menerima kebudayaan tersebut dengan 
terbuka asalkan tidak merusak budaya asli dari kebudayaan Desa Tenganan tersebut. Sehingga 
di dalam desa Tenganan terdapat akulturasi budaya antara budaya asli dengan budaya baru. 
2. Hubungan Sosial 
Dalam hal hubungan sosial, warga Desa Tenganan sangat menerima warga lain yang 
ingin menetap dalam wilayah Tenganan, namun penempatan wilayah tempat tinggal mereka 
yang ingin menetap di desa tersebut dipisahkan dari warga asli Tenganan, yaitu wilayah 
Tenganan sebelah selatan. Selain itu warga juga membagi hasil panen desa secara adil sesuai 
dengan ituran adat. Sehingga di desa Tenganan jarang sekali konflik, karena hidup mereka 
sudah tercukupi oleh adat yang ada. Sekalipun ada konflik masyarakat Tenganan 
memusyawarahkannya di kantor desa dengan pemimpin desa dan pamongnya. 
Selain itu sebagian warga Tenganan bekerja sebagai pengrajin karena desa Tenganan 
merupakan desa adat wisata sehingga mereka dapat memanfaatkannya. Pada sistem pagi hasil 
panen mereka juga membagi kepada sesepuh dan orang yang baru menikah dengan batasan 
lebih besar dari pemimpin. Karena menghormati sesepuhnya yang sudah tua dan menghargai 
yang baru menikah karena warga menganggap mereka nantinya akan membutuhkan biaya 
hidup yang banyak. 
3. Teknologi 
Dalam hal teknologi, warga Tenganan tidak menutup diri jika ada teknologi modern 
yang masuk dalam wilayah tersebut. Seperti motor yang berlalu lintas dalam wilayah tersebut 
kemudian adanya laptop dan alat komunikasi yang dipakai oleh masyarakat Tenganan, serta 
tidak ada batasan sampai pukul berapa motor tersebut harus melewati wilayah tersebut.

More Related Content

What's hot

Kerajaan kediri Lengkap
Kerajaan kediri LengkapKerajaan kediri Lengkap
Kerajaan kediri Lengkap
Nurrachman Budi Mulya
 
Kerajaan Medang
Kerajaan Medang Kerajaan Medang
Kerajaan Medang
plovdivgoverment plovdiwian
 
letak, peninggalan, kehidupan kerajaan Kota kapur
letak, peninggalan, kehidupan kerajaan Kota kapurletak, peninggalan, kehidupan kerajaan Kota kapur
letak, peninggalan, kehidupan kerajaan Kota kapur
maranathatesa
 
Proposal usaha kecil martabak mini
Proposal usaha kecil martabak miniProposal usaha kecil martabak mini
Proposal usaha kecil martabak mini
rissa nabilla hakiki
 
Hukum adat dan kearifan lokal
Hukum adat dan kearifan lokalHukum adat dan kearifan lokal
Hukum adat dan kearifan lokalyahyakelariquers
 
Etika bisnis-islam-konvensional
Etika bisnis-islam-konvensionalEtika bisnis-islam-konvensional
Etika bisnis-islam-konvensional
anharwahyu
 
Peradaban Lembah Sungai Kuning. PPT
Peradaban Lembah Sungai Kuning. PPTPeradaban Lembah Sungai Kuning. PPT
Peradaban Lembah Sungai Kuning. PPT
Pramesti Widya Utami
 
Kerajaan Kalingga
Kerajaan KalinggaKerajaan Kalingga
Kerajaan Kalingga
Nur Baiti Salma
 
PPT Laporan Hasil Kewirausahaan Onde - Onde Pelangi
PPT Laporan Hasil Kewirausahaan Onde - Onde PelangiPPT Laporan Hasil Kewirausahaan Onde - Onde Pelangi
PPT Laporan Hasil Kewirausahaan Onde - Onde Pelangi
Yesica Adicondro
 
Ciri dan sifat hukum adat
Ciri dan sifat hukum adatCiri dan sifat hukum adat
Ciri dan sifat hukum adatNuelimmanuel22
 
Kerajaan Aceh
Kerajaan AcehKerajaan Aceh
Kerajaan Aceh
Nadia Eva
 
Contoh Business plan Catering
Contoh Business plan CateringContoh Business plan Catering
Contoh Business plan CateringNafiah RR
 
Peradaban Mesir Kuno
Peradaban Mesir KunoPeradaban Mesir Kuno
Peradaban Mesir Kuno
Sandyarini Melati Irawan
 
MAKALAH_Sejarah, Kedudukan, dan Fungsi Bahasa Indonesia
MAKALAH_Sejarah, Kedudukan, dan Fungsi Bahasa IndonesiaMAKALAH_Sejarah, Kedudukan, dan Fungsi Bahasa Indonesia
MAKALAH_Sejarah, Kedudukan, dan Fungsi Bahasa IndonesiaShally Rahmawaty
 
Proposal kewirausahaan ayam goreng pedasssss
Proposal kewirausahaan ayam goreng pedasssssProposal kewirausahaan ayam goreng pedasssss
Proposal kewirausahaan ayam goreng pedasssss
dian haryanto
 
Natal kristiono mata kuliah hukum adat pokok pokok hukum adat
Natal kristiono mata kuliah hukum adat pokok pokok hukum adatNatal kristiono mata kuliah hukum adat pokok pokok hukum adat
Natal kristiono mata kuliah hukum adat pokok pokok hukum adat
natal kristiono
 
Kerajaan Tarumanegara
Kerajaan TarumanegaraKerajaan Tarumanegara
Kerajaan Tarumanegara
retno budiasih
 
Sistem peradilan pidana
Sistem peradilan pidanaSistem peradilan pidana
Sistem peradilan pidana
yudikrismen1
 

What's hot (20)

Kerajaan kediri Lengkap
Kerajaan kediri LengkapKerajaan kediri Lengkap
Kerajaan kediri Lengkap
 
Kerajaan Medang
Kerajaan Medang Kerajaan Medang
Kerajaan Medang
 
letak, peninggalan, kehidupan kerajaan Kota kapur
letak, peninggalan, kehidupan kerajaan Kota kapurletak, peninggalan, kehidupan kerajaan Kota kapur
letak, peninggalan, kehidupan kerajaan Kota kapur
 
Proposal usaha kecil martabak mini
Proposal usaha kecil martabak miniProposal usaha kecil martabak mini
Proposal usaha kecil martabak mini
 
Hukum adat dan kearifan lokal
Hukum adat dan kearifan lokalHukum adat dan kearifan lokal
Hukum adat dan kearifan lokal
 
Etika bisnis-islam-konvensional
Etika bisnis-islam-konvensionalEtika bisnis-islam-konvensional
Etika bisnis-islam-konvensional
 
Makalah sosiologi korupsi
Makalah sosiologi korupsiMakalah sosiologi korupsi
Makalah sosiologi korupsi
 
Peradaban Lembah Sungai Kuning. PPT
Peradaban Lembah Sungai Kuning. PPTPeradaban Lembah Sungai Kuning. PPT
Peradaban Lembah Sungai Kuning. PPT
 
Kerajaan Kalingga
Kerajaan KalinggaKerajaan Kalingga
Kerajaan Kalingga
 
PPT Laporan Hasil Kewirausahaan Onde - Onde Pelangi
PPT Laporan Hasil Kewirausahaan Onde - Onde PelangiPPT Laporan Hasil Kewirausahaan Onde - Onde Pelangi
PPT Laporan Hasil Kewirausahaan Onde - Onde Pelangi
 
Laporan penelitian Sejarah
Laporan penelitian SejarahLaporan penelitian Sejarah
Laporan penelitian Sejarah
 
Ciri dan sifat hukum adat
Ciri dan sifat hukum adatCiri dan sifat hukum adat
Ciri dan sifat hukum adat
 
Kerajaan Aceh
Kerajaan AcehKerajaan Aceh
Kerajaan Aceh
 
Contoh Business plan Catering
Contoh Business plan CateringContoh Business plan Catering
Contoh Business plan Catering
 
Peradaban Mesir Kuno
Peradaban Mesir KunoPeradaban Mesir Kuno
Peradaban Mesir Kuno
 
MAKALAH_Sejarah, Kedudukan, dan Fungsi Bahasa Indonesia
MAKALAH_Sejarah, Kedudukan, dan Fungsi Bahasa IndonesiaMAKALAH_Sejarah, Kedudukan, dan Fungsi Bahasa Indonesia
MAKALAH_Sejarah, Kedudukan, dan Fungsi Bahasa Indonesia
 
Proposal kewirausahaan ayam goreng pedasssss
Proposal kewirausahaan ayam goreng pedasssssProposal kewirausahaan ayam goreng pedasssss
Proposal kewirausahaan ayam goreng pedasssss
 
Natal kristiono mata kuliah hukum adat pokok pokok hukum adat
Natal kristiono mata kuliah hukum adat pokok pokok hukum adatNatal kristiono mata kuliah hukum adat pokok pokok hukum adat
Natal kristiono mata kuliah hukum adat pokok pokok hukum adat
 
Kerajaan Tarumanegara
Kerajaan TarumanegaraKerajaan Tarumanegara
Kerajaan Tarumanegara
 
Sistem peradilan pidana
Sistem peradilan pidanaSistem peradilan pidana
Sistem peradilan pidana
 

Viewers also liked

LAPORAN KEGIATAN STUDI WISATA KE BALI TAHUN 2016
LAPORAN KEGIATAN STUDI WISATA KE BALI TAHUN 2016LAPORAN KEGIATAN STUDI WISATA KE BALI TAHUN 2016
LAPORAN KEGIATAN STUDI WISATA KE BALI TAHUN 2016
Yeni Rahayu
 
Power point suku sasak
Power point suku sasakPower point suku sasak
Power point suku sasak
iisnuroctavia
 
“PERSEPSI DAN PARTISIPASI MASYARAKAT TERHADAP PROGRAM KELUARGA BERENCANA (Stu...
“PERSEPSI DAN PARTISIPASI MASYARAKAT TERHADAP PROGRAM KELUARGA BERENCANA (Stu...“PERSEPSI DAN PARTISIPASI MASYARAKAT TERHADAP PROGRAM KELUARGA BERENCANA (Stu...
“PERSEPSI DAN PARTISIPASI MASYARAKAT TERHADAP PROGRAM KELUARGA BERENCANA (Stu...Retnols
 
Instrumen Observasi - Wawancara Sekolah Luar Biasa
Instrumen Observasi - Wawancara Sekolah Luar BiasaInstrumen Observasi - Wawancara Sekolah Luar Biasa
Instrumen Observasi - Wawancara Sekolah Luar Biasa
RoHim MohaMad
 
Instrumen Wawancara dan Observasi KKL di Sekolah Dasar
Instrumen Wawancara dan Observasi KKL di Sekolah DasarInstrumen Wawancara dan Observasi KKL di Sekolah Dasar
Instrumen Wawancara dan Observasi KKL di Sekolah Dasar
RoHim MohaMad
 
Kisi-Kisi Pedoman Wawancara Guru Sebelum Pembelajaran
Kisi-Kisi Pedoman Wawancara Guru Sebelum PembelajaranKisi-Kisi Pedoman Wawancara Guru Sebelum Pembelajaran
Kisi-Kisi Pedoman Wawancara Guru Sebelum Pembelajaran
Muhammad Imam BW
 

Viewers also liked (6)

LAPORAN KEGIATAN STUDI WISATA KE BALI TAHUN 2016
LAPORAN KEGIATAN STUDI WISATA KE BALI TAHUN 2016LAPORAN KEGIATAN STUDI WISATA KE BALI TAHUN 2016
LAPORAN KEGIATAN STUDI WISATA KE BALI TAHUN 2016
 
Power point suku sasak
Power point suku sasakPower point suku sasak
Power point suku sasak
 
“PERSEPSI DAN PARTISIPASI MASYARAKAT TERHADAP PROGRAM KELUARGA BERENCANA (Stu...
“PERSEPSI DAN PARTISIPASI MASYARAKAT TERHADAP PROGRAM KELUARGA BERENCANA (Stu...“PERSEPSI DAN PARTISIPASI MASYARAKAT TERHADAP PROGRAM KELUARGA BERENCANA (Stu...
“PERSEPSI DAN PARTISIPASI MASYARAKAT TERHADAP PROGRAM KELUARGA BERENCANA (Stu...
 
Instrumen Observasi - Wawancara Sekolah Luar Biasa
Instrumen Observasi - Wawancara Sekolah Luar BiasaInstrumen Observasi - Wawancara Sekolah Luar Biasa
Instrumen Observasi - Wawancara Sekolah Luar Biasa
 
Instrumen Wawancara dan Observasi KKL di Sekolah Dasar
Instrumen Wawancara dan Observasi KKL di Sekolah DasarInstrumen Wawancara dan Observasi KKL di Sekolah Dasar
Instrumen Wawancara dan Observasi KKL di Sekolah Dasar
 
Kisi-Kisi Pedoman Wawancara Guru Sebelum Pembelajaran
Kisi-Kisi Pedoman Wawancara Guru Sebelum PembelajaranKisi-Kisi Pedoman Wawancara Guru Sebelum Pembelajaran
Kisi-Kisi Pedoman Wawancara Guru Sebelum Pembelajaran
 

Similar to laporan peerkuliahan luar kelas di desa adat tenganan dan panglipuran bali prodi S1 PPKn Unesa

Nominasi photo essay Competition
Nominasi photo essay Competition Nominasi photo essay Competition
Nominasi photo essay Competition
Milliyya Milliyya
 
Kliping sejarah kebudayaan Bali
Kliping sejarah kebudayaan BaliKliping sejarah kebudayaan Bali
Kliping sejarah kebudayaan BaliDede Adi Nugraha
 
Ritual dan Tradisi
Ritual dan TradisiRitual dan Tradisi
Ritual dan Tradisi
Diyah Perwitosari
 
ARTIKEL PKL TAHAP 2 KLMPK 4
ARTIKEL PKL TAHAP 2 KLMPK 4ARTIKEL PKL TAHAP 2 KLMPK 4
ARTIKEL PKL TAHAP 2 KLMPK 4Ricky Ramadhan
 
Budaya Nasional dan Interaksi global
Budaya Nasional dan Interaksi globalBudaya Nasional dan Interaksi global
Budaya Nasional dan Interaksi global
Bolinggo Joyo
 
Dakwah melalui ambeng
Dakwah melalui ambengDakwah melalui ambeng
Dakwah melalui ambeng
Ardiyanto Modjo
 
Budaya Dayak yang masih ada sampai sekarang
Budaya Dayak yang masih ada sampai sekarangBudaya Dayak yang masih ada sampai sekarang
Budaya Dayak yang masih ada sampai sekarang
Karina Natallia
 
Desa budaya
Desa budaya Desa budaya
Tugas pancasila
Tugas pancasilaTugas pancasila
Tugas pancasila
Adi II
 
TRADISI SEDEKAH LAUT KABUPATEN PATI.docx
TRADISI SEDEKAH LAUT KABUPATEN PATI.docxTRADISI SEDEKAH LAUT KABUPATEN PATI.docx
TRADISI SEDEKAH LAUT KABUPATEN PATI.docx
ShefiraNingrum
 
MENEMUKENALI KEARIFAN LUHUR_20230825_105926_0000.pdf
MENEMUKENALI KEARIFAN LUHUR_20230825_105926_0000.pdfMENEMUKENALI KEARIFAN LUHUR_20230825_105926_0000.pdf
MENEMUKENALI KEARIFAN LUHUR_20230825_105926_0000.pdf
WantiWanti15
 
Penyimpangan keimanan umat islam berupa tradisi pemberian sesajen dan solusi ...
Penyimpangan keimanan umat islam berupa tradisi pemberian sesajen dan solusi ...Penyimpangan keimanan umat islam berupa tradisi pemberian sesajen dan solusi ...
Penyimpangan keimanan umat islam berupa tradisi pemberian sesajen dan solusi ...
Linda Rosita
 
Laporan (Desa Bayan Belek) Wetu telu
Laporan (Desa Bayan Belek) Wetu teluLaporan (Desa Bayan Belek) Wetu telu
Laporan (Desa Bayan Belek) Wetu telu
Potpotya Fitri
 
Parenting kel 7 pertemuan ke-10
Parenting kel 7 pertemuan ke-10Parenting kel 7 pertemuan ke-10
Parenting kel 7 pertemuan ke-10Fitri Meliani
 
Budaya lokal masyarakat Jawa
Budaya lokal masyarakat JawaBudaya lokal masyarakat Jawa
Budaya lokal masyarakat Jawa
Triwahyu Kristanti
 
Kesedaran Kepelbagaian
Kesedaran KepelbagaianKesedaran Kepelbagaian
Kesedaran KepelbagaianTDYuen
 
Pertemuan ke 6 (5. Fungsi Kearifan Lokal 6.Contoh Kearifan Lokal 7. Tantangan...
Pertemuan ke 6 (5. Fungsi Kearifan Lokal 6.Contoh Kearifan Lokal 7. Tantangan...Pertemuan ke 6 (5. Fungsi Kearifan Lokal 6.Contoh Kearifan Lokal 7. Tantangan...
Pertemuan ke 6 (5. Fungsi Kearifan Lokal 6.Contoh Kearifan Lokal 7. Tantangan...
MaxciYusminto
 

Similar to laporan peerkuliahan luar kelas di desa adat tenganan dan panglipuran bali prodi S1 PPKn Unesa (20)

Antropologi
AntropologiAntropologi
Antropologi
 
Nominasi photo essay Competition
Nominasi photo essay Competition Nominasi photo essay Competition
Nominasi photo essay Competition
 
Kliping sejarah kebudayaan Bali
Kliping sejarah kebudayaan BaliKliping sejarah kebudayaan Bali
Kliping sejarah kebudayaan Bali
 
Ritual dan Tradisi
Ritual dan TradisiRitual dan Tradisi
Ritual dan Tradisi
 
ARTIKEL PKL TAHAP 2 KLMPK 4
ARTIKEL PKL TAHAP 2 KLMPK 4ARTIKEL PKL TAHAP 2 KLMPK 4
ARTIKEL PKL TAHAP 2 KLMPK 4
 
Artikel klmpok 4
Artikel   klmpok 4Artikel   klmpok 4
Artikel klmpok 4
 
Budaya Nasional dan Interaksi global
Budaya Nasional dan Interaksi globalBudaya Nasional dan Interaksi global
Budaya Nasional dan Interaksi global
 
Dakwah melalui ambeng
Dakwah melalui ambengDakwah melalui ambeng
Dakwah melalui ambeng
 
Budaya Dayak yang masih ada sampai sekarang
Budaya Dayak yang masih ada sampai sekarangBudaya Dayak yang masih ada sampai sekarang
Budaya Dayak yang masih ada sampai sekarang
 
Desa budaya
Desa budaya Desa budaya
Desa budaya
 
Tugas pancasila
Tugas pancasilaTugas pancasila
Tugas pancasila
 
TRADISI SEDEKAH LAUT KABUPATEN PATI.docx
TRADISI SEDEKAH LAUT KABUPATEN PATI.docxTRADISI SEDEKAH LAUT KABUPATEN PATI.docx
TRADISI SEDEKAH LAUT KABUPATEN PATI.docx
 
MENEMUKENALI KEARIFAN LUHUR_20230825_105926_0000.pdf
MENEMUKENALI KEARIFAN LUHUR_20230825_105926_0000.pdfMENEMUKENALI KEARIFAN LUHUR_20230825_105926_0000.pdf
MENEMUKENALI KEARIFAN LUHUR_20230825_105926_0000.pdf
 
18 artikel endah_ok
18 artikel endah_ok18 artikel endah_ok
18 artikel endah_ok
 
Penyimpangan keimanan umat islam berupa tradisi pemberian sesajen dan solusi ...
Penyimpangan keimanan umat islam berupa tradisi pemberian sesajen dan solusi ...Penyimpangan keimanan umat islam berupa tradisi pemberian sesajen dan solusi ...
Penyimpangan keimanan umat islam berupa tradisi pemberian sesajen dan solusi ...
 
Laporan (Desa Bayan Belek) Wetu telu
Laporan (Desa Bayan Belek) Wetu teluLaporan (Desa Bayan Belek) Wetu telu
Laporan (Desa Bayan Belek) Wetu telu
 
Parenting kel 7 pertemuan ke-10
Parenting kel 7 pertemuan ke-10Parenting kel 7 pertemuan ke-10
Parenting kel 7 pertemuan ke-10
 
Budaya lokal masyarakat Jawa
Budaya lokal masyarakat JawaBudaya lokal masyarakat Jawa
Budaya lokal masyarakat Jawa
 
Kesedaran Kepelbagaian
Kesedaran KepelbagaianKesedaran Kepelbagaian
Kesedaran Kepelbagaian
 
Pertemuan ke 6 (5. Fungsi Kearifan Lokal 6.Contoh Kearifan Lokal 7. Tantangan...
Pertemuan ke 6 (5. Fungsi Kearifan Lokal 6.Contoh Kearifan Lokal 7. Tantangan...Pertemuan ke 6 (5. Fungsi Kearifan Lokal 6.Contoh Kearifan Lokal 7. Tantangan...
Pertemuan ke 6 (5. Fungsi Kearifan Lokal 6.Contoh Kearifan Lokal 7. Tantangan...
 

More from Anis Lee Xie

ragam kuliner dan budaya kabupaten banyuwangi
ragam kuliner dan budaya kabupaten banyuwangiragam kuliner dan budaya kabupaten banyuwangi
ragam kuliner dan budaya kabupaten banyuwangi
Anis Lee Xie
 
proposal pengalaman organisasi terhadap gaya kepemimpinan mahasiswa prodi S1 ...
proposal pengalaman organisasi terhadap gaya kepemimpinan mahasiswa prodi S1 ...proposal pengalaman organisasi terhadap gaya kepemimpinan mahasiswa prodi S1 ...
proposal pengalaman organisasi terhadap gaya kepemimpinan mahasiswa prodi S1 ...
Anis Lee Xie
 
menganalisis media pembelajaran berdasarkan unsur ASSURE di SMPN 3 Genteng Ba...
menganalisis media pembelajaran berdasarkan unsur ASSURE di SMPN 3 Genteng Ba...menganalisis media pembelajaran berdasarkan unsur ASSURE di SMPN 3 Genteng Ba...
menganalisis media pembelajaran berdasarkan unsur ASSURE di SMPN 3 Genteng Ba...
Anis Lee Xie
 
Observasi media pembelajaran di SMPN3 Genteng Banyuwangi
Observasi media pembelajaran di SMPN3 Genteng BanyuwangiObservasi media pembelajaran di SMPN3 Genteng Banyuwangi
Observasi media pembelajaran di SMPN3 Genteng Banyuwangi
Anis Lee Xie
 
KEDANGKALAN PEMAHAMAN HAM DALAM LINGKAR PENDIDIKAN
KEDANGKALAN PEMAHAMAN HAM DALAM LINGKAR PENDIDIKANKEDANGKALAN PEMAHAMAN HAM DALAM LINGKAR PENDIDIKAN
KEDANGKALAN PEMAHAMAN HAM DALAM LINGKAR PENDIDIKAN
Anis Lee Xie
 
terbengkelainya harmonisasi wakil rakyat di dpr
terbengkelainya harmonisasi wakil rakyat di dprterbengkelainya harmonisasi wakil rakyat di dpr
terbengkelainya harmonisasi wakil rakyat di dpr
Anis Lee Xie
 

More from Anis Lee Xie (6)

ragam kuliner dan budaya kabupaten banyuwangi
ragam kuliner dan budaya kabupaten banyuwangiragam kuliner dan budaya kabupaten banyuwangi
ragam kuliner dan budaya kabupaten banyuwangi
 
proposal pengalaman organisasi terhadap gaya kepemimpinan mahasiswa prodi S1 ...
proposal pengalaman organisasi terhadap gaya kepemimpinan mahasiswa prodi S1 ...proposal pengalaman organisasi terhadap gaya kepemimpinan mahasiswa prodi S1 ...
proposal pengalaman organisasi terhadap gaya kepemimpinan mahasiswa prodi S1 ...
 
menganalisis media pembelajaran berdasarkan unsur ASSURE di SMPN 3 Genteng Ba...
menganalisis media pembelajaran berdasarkan unsur ASSURE di SMPN 3 Genteng Ba...menganalisis media pembelajaran berdasarkan unsur ASSURE di SMPN 3 Genteng Ba...
menganalisis media pembelajaran berdasarkan unsur ASSURE di SMPN 3 Genteng Ba...
 
Observasi media pembelajaran di SMPN3 Genteng Banyuwangi
Observasi media pembelajaran di SMPN3 Genteng BanyuwangiObservasi media pembelajaran di SMPN3 Genteng Banyuwangi
Observasi media pembelajaran di SMPN3 Genteng Banyuwangi
 
KEDANGKALAN PEMAHAMAN HAM DALAM LINGKAR PENDIDIKAN
KEDANGKALAN PEMAHAMAN HAM DALAM LINGKAR PENDIDIKANKEDANGKALAN PEMAHAMAN HAM DALAM LINGKAR PENDIDIKAN
KEDANGKALAN PEMAHAMAN HAM DALAM LINGKAR PENDIDIKAN
 
terbengkelainya harmonisasi wakil rakyat di dpr
terbengkelainya harmonisasi wakil rakyat di dprterbengkelainya harmonisasi wakil rakyat di dpr
terbengkelainya harmonisasi wakil rakyat di dpr
 

Recently uploaded

Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
nasrudienaulia
 
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptxMateri 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
ahyani72
 
Modul Ajar IPS Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar IPS Kelas 7 Fase D Kurikulum MerdekaModul Ajar IPS Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar IPS Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...
Kanaidi ken
 
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docxKisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
irawan1978
 
Modul ajar logaritma matematika kelas X SMK
Modul ajar logaritma matematika kelas X SMKModul ajar logaritma matematika kelas X SMK
Modul ajar logaritma matematika kelas X SMK
WinaldiSatria
 
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawasuntuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
TEDYHARTO1
 
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdfRANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
junarpudin36
 
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-OndelSebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
ferrydmn1999
 
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdfPPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
safitriana935
 
AKSI NYATA MODUL 1.3 visi dan prakarsa perubahan
AKSI NYATA MODUL 1.3 visi  dan prakarsa perubahanAKSI NYATA MODUL 1.3 visi  dan prakarsa perubahan
AKSI NYATA MODUL 1.3 visi dan prakarsa perubahan
PutuRatihSiswinarti1
 
Komunitas Belajar dalam Sekolah.Mari Melakukan Identifikasi! Apakah kombel Ib...
Komunitas Belajar dalam Sekolah.Mari Melakukan Identifikasi! Apakah kombel Ib...Komunitas Belajar dalam Sekolah.Mari Melakukan Identifikasi! Apakah kombel Ib...
Komunitas Belajar dalam Sekolah.Mari Melakukan Identifikasi! Apakah kombel Ib...
JokoPramono34
 
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdfNUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
DataSupriatna
 
Observasi Praktik Kinerja Kepala Sekolah.pdf
Observasi Praktik Kinerja Kepala Sekolah.pdfObservasi Praktik Kinerja Kepala Sekolah.pdf
Observasi Praktik Kinerja Kepala Sekolah.pdf
andikuswandi67
 
1 Kisi-kisi PAT Sosiologi Kelas X -www.kherysuryawan.id.docx
1 Kisi-kisi PAT Sosiologi Kelas X -www.kherysuryawan.id.docx1 Kisi-kisi PAT Sosiologi Kelas X -www.kherysuryawan.id.docx
1 Kisi-kisi PAT Sosiologi Kelas X -www.kherysuryawan.id.docx
asepridwan50
 
Visi Misi SDN 2 Krenceng dalam Observasi Kepala Sekolah
Visi Misi SDN 2 Krenceng dalam Observasi Kepala SekolahVisi Misi SDN 2 Krenceng dalam Observasi Kepala Sekolah
Visi Misi SDN 2 Krenceng dalam Observasi Kepala Sekolah
kusnen59
 
PPT ELABORASI PEMAHAMAN MODUL 1.4. budaya positfpdf
PPT ELABORASI PEMAHAMAN MODUL 1.4. budaya positfpdfPPT ELABORASI PEMAHAMAN MODUL 1.4. budaya positfpdf
PPT ELABORASI PEMAHAMAN MODUL 1.4. budaya positfpdf
SdyokoSusanto1
 
Penjelasan tentang Tahapan Sinkro PMM.pptx
Penjelasan tentang Tahapan Sinkro PMM.pptxPenjelasan tentang Tahapan Sinkro PMM.pptx
Penjelasan tentang Tahapan Sinkro PMM.pptx
GuneriHollyIrda
 
PERSENTASI AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pptx
PERSENTASI AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pptxPERSENTASI AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pptx
PERSENTASI AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pptx
TeukuEriSyahputra
 
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOKPENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
GusniartiGusniarti5
 

Recently uploaded (20)

Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
 
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptxMateri 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
 
Modul Ajar IPS Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar IPS Kelas 7 Fase D Kurikulum MerdekaModul Ajar IPS Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar IPS Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...
 
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docxKisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
 
Modul ajar logaritma matematika kelas X SMK
Modul ajar logaritma matematika kelas X SMKModul ajar logaritma matematika kelas X SMK
Modul ajar logaritma matematika kelas X SMK
 
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawasuntuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
 
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdfRANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
 
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-OndelSebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
 
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdfPPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
 
AKSI NYATA MODUL 1.3 visi dan prakarsa perubahan
AKSI NYATA MODUL 1.3 visi  dan prakarsa perubahanAKSI NYATA MODUL 1.3 visi  dan prakarsa perubahan
AKSI NYATA MODUL 1.3 visi dan prakarsa perubahan
 
Komunitas Belajar dalam Sekolah.Mari Melakukan Identifikasi! Apakah kombel Ib...
Komunitas Belajar dalam Sekolah.Mari Melakukan Identifikasi! Apakah kombel Ib...Komunitas Belajar dalam Sekolah.Mari Melakukan Identifikasi! Apakah kombel Ib...
Komunitas Belajar dalam Sekolah.Mari Melakukan Identifikasi! Apakah kombel Ib...
 
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdfNUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
 
Observasi Praktik Kinerja Kepala Sekolah.pdf
Observasi Praktik Kinerja Kepala Sekolah.pdfObservasi Praktik Kinerja Kepala Sekolah.pdf
Observasi Praktik Kinerja Kepala Sekolah.pdf
 
1 Kisi-kisi PAT Sosiologi Kelas X -www.kherysuryawan.id.docx
1 Kisi-kisi PAT Sosiologi Kelas X -www.kherysuryawan.id.docx1 Kisi-kisi PAT Sosiologi Kelas X -www.kherysuryawan.id.docx
1 Kisi-kisi PAT Sosiologi Kelas X -www.kherysuryawan.id.docx
 
Visi Misi SDN 2 Krenceng dalam Observasi Kepala Sekolah
Visi Misi SDN 2 Krenceng dalam Observasi Kepala SekolahVisi Misi SDN 2 Krenceng dalam Observasi Kepala Sekolah
Visi Misi SDN 2 Krenceng dalam Observasi Kepala Sekolah
 
PPT ELABORASI PEMAHAMAN MODUL 1.4. budaya positfpdf
PPT ELABORASI PEMAHAMAN MODUL 1.4. budaya positfpdfPPT ELABORASI PEMAHAMAN MODUL 1.4. budaya positfpdf
PPT ELABORASI PEMAHAMAN MODUL 1.4. budaya positfpdf
 
Penjelasan tentang Tahapan Sinkro PMM.pptx
Penjelasan tentang Tahapan Sinkro PMM.pptxPenjelasan tentang Tahapan Sinkro PMM.pptx
Penjelasan tentang Tahapan Sinkro PMM.pptx
 
PERSENTASI AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pptx
PERSENTASI AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pptxPERSENTASI AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pptx
PERSENTASI AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pptx
 
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOKPENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
 

laporan peerkuliahan luar kelas di desa adat tenganan dan panglipuran bali prodi S1 PPKn Unesa

  • 1. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ditengah derasnya pertumbuhan pariwisata dan perkembangan perkotaan, suatu daerah di Bali, sebuah pemukiman mampu mempertahankan tradisi berumur ratusan tahun untuk hidup berdampingan dengan gemerlap dunia modern. Itulah Desa Adat Penglipuran. Berlokasi di kabupaten Bangli, sekitar 45 km dari Denpasar, Desa Adat Penglipuran sudah ada sejak 700-an tahun yang lalu, yaitu pada zaman kerajaan Bangli. Nama Penglipuran sendiri berasal dari kata Pengeling Pura yang berarti tempat suci untuk mengingat para leluhur. Desa Pengelipuran merupakan salah satu desa kuno, yang hingga kini masih memegang ketat adat dan tradisi. Mereka hidup dalam gotong royong dengan banyak aturan unik yang disebut ”awig-awig”. Masyarakat Penglipuran juga pantang untuk menikahi tetangga disebelahkanan dan sebelah kiri juga sebelah depan dari rumahnya. Kemudian apabila orang bali lain ngaben dilakukan dengan cara membakar mayat, di Penglipuran mayat di kubur. Sementara di Desa tenganan, manggis, karang asem juga ada banyak perbedaan adat istiadat dengan masyarakat Bali pada umumnya, tapi disinilah uniknya. Disinilah letak kekuatan karakter desa adat Tenganan Pegringsingan itu. Memegang teguh adat istiadat & keyakinan, sehingga masih tetap lestari hingga saat ini. Keseharian kehidupan di desa ini masih diatur oleh hukum adat yang disebut awig-awig. Penduduk desa ini memiliki tradisi unik dalam merekrut calon pemimpin desa, salah satunya melalui prosesi adat mesabar-sabatan biu (perang buah pisang). Pada tanggal yang telah ditentukan menurut sistem penanggalan setempat (sekitar Juli) akan digelar ngusaba sambah dengan tradisi unik berupa mageret pandan (perang pandan). Penduduk Tenganan telah dikenal sebagai penganut Hindu aliran Dewa Indra, yang dipercaya sebagai dewa perang. Masyarakat Tenganan mengajarkan dan memegang teguh konsep Tri Hita Karana (konsep dalam ajaran Hindu) dan mewujudkannya dalam kehidupan sehari-hari. Tri berarti tiga dan Hita Karana berarti penyebab kebahagiaan untuk mencapai keseimbangan dan keharmonisan. Tri Hita Karana terdiri dari Perahyangan (hubungan yang seimbang antara manusia dengan Tuhan), Pawongan (hubungan harmonis antara manusia dengan manusia lainnya), dan Palemahan (hubungan harmonis antara manusia dengan lingkungan alam sekitarnya). Di Karangasem, Bali, ada 2 desa adat yaitu Tenganan Pegringsingan & Tenganan Dauh Tukad. Adanya fenomena tersebut kegiatan perkuliahan luar kelas (PLK) memilih desa tersebut untuk mengetahui bentuk-bentuk toleransi adat dan budaya masyarakat desa Tenganan dan panglipuran terhadap masyarakat Bali pada umumnya. B. Rumusan Masalah Bagaimana bentuk toleransi masyarakat Desa adat Panglipuran dan Tenganan propinsi Bali di era globalisasi seperti saat ini?
  • 2. 2 C. Tujuan Mendeskripsikan bentuk toleransi masyarakat Desa adat Panglipuran dan Tenganan Propinsi Bali di era globalisasi seperti saat ini D. Manfaat a) Secara teoritis - Dapat menambah pengetahuan mengenai adat dan budaya masyarakat Desa adat Panglipuran dan Tenganan propinsi Bali. - Dapat menambah referensi dibidang ilmu pengetahuan mengenai toleransi yang ada di masyarakat. b) Secara praktis - Mengetahui interaksi yang terjadi didalam masyarakat Desa adat Panglipuran dan Tenganan propinsi Bali. - Menumbuhkan sikap toleransi dalam kehidupan sehari-hari. BAB II KAJIAN PUSTAKA Pengertian Toleransi dan Masyarakat Masyarakat menurut peter l. Berger masyarakat adalah suatu keseluruhan kompleks hubungan manusia yang luas sifatnya. Keseluruhan yang kompleks sendiri berarti bahwa keseluruhan itu terdiri atas bagian-bagian yang membentuk suatu kesatuan. Secara etimologi berasal dari kata tolerance (dalam bahasa Inggris) yang berarti sikap membiarkan, mengakui dan menghormati keyakinan orang lain tanpa memerlukan persetujuan. Di dalam bahasa Arab dikenal dengan tasamuh, yang berarti saling mengizinkan, saling memudahkan. Dari dua pengertian di atas penulis menyimpulkan toleransi secara etimologi adalah sikap saling mengizinkan dan menghormati keyakinan orang lain tanpa memerlukan persetujuan. Pada umumnya, toleransi diartikan sebagai pemberian kebebasan kepada sesama manusia atau kepada sesama warga masyarakat untuk menjalankan keyakinannya atau mengatur hidupnya dan menentukan nasibnya masing-masing, selama di dalam menjalankan dan menentukan sikapnya itu tidak bertentangan dengan syarat-syarat atas terciptanya ketertiban dan perdamaian dalam masyarakat. 1. W.J.S Poerwadarminto menyatakan Toleransi adalah sikap atau sifat menenggang berupa menghargai serta membolehkan suatu pendirian, pendapat, pandangan, kepercayaan maupun yang lainnya yang berbeda dengan pendirian sendiri. 2. Dewan Ensiklopedia Indonesia
  • 3. Toleransi dalam aspek sosial, politik, merupakan suatu sikap membiarkan orang untuk mempunyai suatu keyakinan yang berbeda. Selain itu menerima pernyataan ini karena sebagai pengakuan dan menghormati hak asasi manusia. Dari beberapa definisi di atas penulis menyimpulkan bahwa toleransi adalah suatu sikap atau sifat dari seseorang untuk membiarkan kebebasan kepada orang lain serta memberikan kebenaran atas perbedaan tersebut sebagai pengakuan hak-hak asasi manusia. Pelaksanaan sikap toleransi ini harus didasari sikap kelapangan dada terhadap orang lain dengan memperhatikan prinsip-prinsip yang dipegang sendiri, yakni tanpa mengorbankan prinsip-prinsip tersebut. Jelas bahwa toleransi terjadi dan berlaku karena terdapat perbedaan prinsip, dan menghormati perbedaan atau prinsip orang lain tanpa mengorbankan prinsip sendiri. Dengan kata lain, pelaksanaannya hanya pada aspek-aspek yang detail dan teknis bukan dalam persoalan yang prinsipil. 3 Karakteristik Masyarakat Panglipuran Desa Adat Penglipuran adalah sebuah desa tradisional yang masih terjaga kealamiannya sampai sekarang. Desa Adat Penglipuran ini terletak di Kelurahan Kubu, Kabupaten Bangli, tepatnya di jalan utama Kintamani – Bangli. Tatanan kehidupan di desa ini terbilang unik dan belum tersentuh modernisasi, dengan arsitektur bangunan yang tertata apik satu dengan yang lainnya menjadikan desa ini memiliki karakteristik yang berbeda dengan desa-desa umumnya di Bali. Pintu gerbang atau yang sering disebut dengan “angkul-angkul” terlihat seragam satu dengan lainnya. Jalan utama desa adat ini berupa jalan sempit yang berudag-undag. Rumah masing-masing keluarga hamper seragam mulai dari pintu gerbang, bangunan suci (pemerajan), dapur, ruang tidur, ruang tamu, serta lumbung tempat penyimpanan hasil panen sawah berupa padi. Desa ini terletak di dataran yang tinggi yang membuat suasana desa ini sejuk, ditambah dengan tata ruang yang memberikan ruang terbuka lebih khususnya untuk pertamanan menjadikan desa ini terlihat asri. Karakteristik Masyarakat Tenganan Penduduk Desa Tenganan Dauh Tukad ini memiliki tradisi unik dalam merekrut calon pemimpin desa, salah satunya melalui prosesi adat mesabat-sabatan biu atau perang buah pisang. Calon prajuru desa dididik menurut adat setempat sejak kecil atau secara bertahap dan tradisi adat tersebut merupakan semacam tes psikologis dan fisik bagi calon pemimpin desa. Diikuti oleh teruna Desa Adat Tengana Dauh Tukad, yang tujuannya untuk mencari pemimipin, yang dipilih untuk menjadi calon pemimipin ada dua orang, yakni saya atau calon pemimipin dan penampih atau wakil calon pemimipin. Pada tanggal yang telah ditentukan menurut sistem penanggalan setempat yakni sekitar bulan Juli akan digelar ngusaba sambah dengan tradisi unik berupa mageret pandan atau perang pandan. Dalam acara tersebut, dua pasang pemuda desa akan bertarung di atas panggung dengan saling sayat menggunakan duri-duri pandan. Perang pandan disini mempunyai makna yaitu untuk pengormatan Dewa Indra yang sering disebut dewa perang. Walaupun tradisi ini akan menimbulkan luka, mereka sudah memiliki obat antiseptik
  • 4. dari bahan umbi-umbian yang akan diolesi pada semua luka hingga mengering dan sembuh dalam beberapa hari. Tradisi tersebut untuk melanjutkan latihan perang rutin dan menciptakan warga dengan kondisi fisik serta mental yang kuat. 4 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan jenis penelitian ini adalah penelitian Deskriptif, yaitu penelitian yang bertujuan untuk menjelaskan, meringkaskan berbagai kondisi, berbagai situasi, atau berbagai variabel yang timbul di masyarakat yang menjadi objek penelitian itu berdasarkan apa yang terjadi. Penelitian ini ingin mendeskriptifkan fakta-fakta yang berupa bentuk-bentuk toleransi yang terjadi di Desa Tenganan dan Panglipuran di Propinsi Bali. B. Waktu Dan Tempat Penelitian a) Waktu Penelitian Waktu penelitan yaitu pada saat akan dilaksanakan penelitian tepatnya pada tanggal 16-18 Oktober 2014. b) Tempat Penelitian Tempat penelitian merupakan suatu lokasi dimana penelitian akan dilakukan untuk memperoleh data sesuai dengan permasalahan yang diajukan. Tempat penelitian pada proposal ini yaitu di Desa Adat Tenganan dan Penglipuran, Provinsi Bali. C. Subjek Penelitian Subjek penelitian yaitu masyarakat di Desa Adat Tenganan dan Penglipuran. D. Teknik Pengumpulan Data Metode pengumpulan data adalah langkah yang sangat penting karena data yang dikumpulkan akan digunakan sebagai bahan informasi untuk memcahkan permasalahan penelitian. Adapun teknik pengumpulan data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : a) Observasi Nasution menyatakan bahwa observasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan. (dalam Sugiyono,2008:226) Observasi sering digunakan sebagai alat pelengkap kuesioner. Dalam observasi ini peneliti lebih banyak menggunakan salah satu dari panca indranya yaitu indra penglihatan. Instrument observasi lebih efektif jika informasi yang hendak diambil berupa kondisi atau fakta alami, tingkah laku dan hasil kerja responden dalam situasi alami. Untuk memaksimalkan
  • 5. hasil observasi, peneliti menggunakan alat bantu yang sesuai dengan kondisi lapangan yaitu buku catatan. observasi bertujuan untuk mendeskripsikan setting yang dipelajari, aktivitas-aktivitas yang berlangsung, orang-orang yang terlibat dalam aktivitas, dan makna kejadian dilihat dari perspektif mereka terlibat dalam kejadian yang diamati tersebut. Deskripsi harus kuat, faktual sekaligus teliti tanpa harus dipenuhi berbagai hal yang tidak relevan. 5 b) Wawancara Wawancara menurut Nazir (1988) adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara si penanya atau pewawancara dengan si penjawab atau responden dengan menggunakan alat yang dinamakan interview guide (panduan wawancara). Walaupun wawancara adalah proses percakapan yang berbentuk tanya jawab dengan tatap muka, wawancara adalah suatu proses pengumpulan data untuk suatu penelitian. Pada penelitian, wawancara dapat berfungsi sebagai metode primer, pelengkap atau sebagai kriterium (Hadi, 1992). Sebagai metode primer, data yang diperoleh dari wawancara merupakan data yang utama guna menjawab pemasalahan penelitian. Sebagai metode pelengkap, wawancara berfungsi sebagai sebagai pelengkap metode lainnya yang digunakan untuk mengumpulkan data pada suatu penelitian. Sebagai kriterium, wawancara digunakan untuk menguji kebenaran dan kemantapan data yang diperoleh dengan metode lain. E. Instrumen Penelitian Peneliti (human instrument) menggunakan Instrumen mengumpulkan data dengan alat bantu seperti dibawah ini. Tabel Instrumen Penelitian Teknik Instrumen Observasi Buku catatan Wawancara Lembar wawancara
  • 6. 6 BAB IV PEMBAHASAN A. Bentuk Toleransi Desa Adat Panglipuran Nama Penglipuran sendiri berasal dari kata Pengeling Pura yang berarti tempat suci untuk mengingat para leluhur.Desa panglipuran terletak Desa adat Penglipuran berlokasi pada kabupaten Bangli yang berjarak 45 km dari kota Denpasar. Luas desa adat Panglipuran kurang lebih 112 ha, dengan batas wilayah desa adat Kubu di sebelah timur, di sebelah selatan desa adat gunaksa,dan di sebelah barat Tukad, sedangkan di sebelah utara desa adat kayang. Masyarakat Panglipuran adalah masyarakatadat yang otonom dan tidak formal. Masyarakat disni mempunyai satu tradisi umat Hindu, berada diwilayah tertentu dan mempunyai harta sendiri sehingga bisa mengurus rumah tangga sendiri. Landasan operasionalnya dalam kegiatan adat bernama “Awig-awig”. Tripitakara yang digunakan sebagai falsafat hidup desa Panglipuran tidak boleh bertentangan dengan Pancasila dan konstitusi, dengan tujuan untuk mencapai keharmonisan. Desa ini melarang warga laki-lakinya untuk memiliki istri lebih dari satu. Jika ada warga yang melanggar, maka dia akan dikucilkan dari pemukiman warga umumnya. Tempat pengucilan ini disebut Karang Memadu atau tempat untuk orang beristri lebih dari satu. Hingga saat ini, menurut Wayan Supat, belum ada satu pun warga yang berani beristri lebih dari satu. Akibatnya, Karang Memadu itu pun belum pernah digunakan hingga saat ini. Lahan itu hanya berupa tanah kosong dengan alang-alang liar tumbuh di sana. Bukti bahwa tak ada warga adat yang berani melanggar aturan tersebut. Masyarakat Desa Penglipuran juga memiliki tradisi unik saat ada yang meninggal. Walaupun penduduknya beragama Hindu, desa ini memiliki kuburan desa. Upacara Ngaben (upacara pembakaran jasad) yang dilakukan hanya untuk mengantarkan roh orang yang meninggal kepada Sang Pencipta ketika meninggal dengan tidak wajar, seperti dibunuh atau kecelakaan. Sistem perkawinan menganut kekeluargaan Patrilinier yaitu sang istri ikut suami. Sistem pewarisan kolektif untuk tanah untuk anak laki-laki atau untuk saudara tertua. Wanita yang telah menikah mempunyai dua tanggung jawab, yang pertama tanggungjawab di rumahnya sendiri dan dirumah suaminya. 1. Adat Istiadat Desa Penglipuran merupakan sebuah desa adat yang kental akan budaya lokal. Masyarakat begitu menjaga setiap adat dan budaya yang telah ada di desa mereka dengan baik. Bukti nyata dari adanya kuatnya budaya yang dipegang terbukti pada tata ruang desa mereka. Hamir semua bentuk dan model dari halaman depan berupa gapura yang sama. Kemudian terdapat kolaborasi antara kehidupan
  • 7. manusia dengan alam sebagai harmonisasi keduanya berupa adanya tata desa yang selalu menyertakan tanaman sebagai bagian dari elemen setiap rumah masyarakat. Masyarakat Penglipuran memang merupakan masyarakat adat yang patuh dan menjaga adat dan budaya dengan baik namun mereka bukannlah bersifat kaku terhadap adanya perkembangan zaman yang terjadi. Sebab tidak semua kebudayaan yang terdapat di desa tersebut pun tidak murni dari Bali saja melainkan mendapat pengaruh dari budaya bangsa lain. Dalam hal budaya mereka telah mengadopsi seni barong yang notabene bukan berasal dari Bali, kemudian adanya akulturasi seni pada ukiran maupun pahatan pada pura yang telah mengadopsi seni dari Belanda, dan berbagai model dari bangsa lain di dunia. Mereka menerima hal tersebut selagi tidak bertentangan dengan nilai-nilai budaya dan adat setempat. Dari segi budaya tidak ada proteksi terhadap budaya lain (warga disini menerima moderanisasi tapi tidak menghilangkan budaya asli). Adanya asimilasi tersebut terlihat pada kesenian kontemporer yaitu tari Paris. Pada pembangunan rumah masih tetap mempertahankan budaya yang dulu baik dari arsitektur maupun budaya bergotong royong saat mendirikannya. Hubungan antar warga sangat harmonis tidak ada warga yang saling membicarakan kejelekan warga yang lain (berkumpul yang tidak ada tujuan tertentu). Dalam membangun rumah masyarakat Panglipuran bergotong royong agar memupuk rasa persatuan dan kesatuan antar warga. Ketika ada bujang yang ingin menikah yang meminang calonnya adalah tetangganya bukan orangtuanya. masyarakat Panglipuran tidak pernah menganggap agama lain itu salah dan tanpa dipertentangkan. Dalam agama Hindu juga keharmonisan sangat diperhatikan tanpa memandang latarbelakang dari pihak lain. Misalnya saja jika ada acara adat maka orang Muslim dipersilakan terlebih dahulu mengambil atau menyantap makanan terlebih dahulu karena tidak bisa memakan babi. Masyarakat Desa Panglipuran sangat terbuka pada wisatawan lokal maupun hasil terbukti ketika rombongan kami kesana, disambut dengan ramah dan warganya bersedia untuk diwawancarai serta bersikap dengan ramah serta berusaha sebaik mungkin melayani tamu dengan baik. Bahkan tidak sungkan-sungkan mereka mempersilahkan tamu yang hadir dengan ramah untuk melihat lingkungan rumahnya dan sekitar rumahnya; seperti tempat peribadatan dan beberapa tempat yang ada di sekitarnya. Masyarakat Desa Panglipuran menyikapi jika ada pendatang yang berbeda agama ingin beribadah sesuai agamanya. Sebenarnya tidak ada tempat ibdah selain agama Hindu disana akan tetapi mereka memberikan tempat di rumah mereka asalakan peralatan (misalnya; mukenah) itu membawa sendiri. Rasa saling menghargai jika ada acara maka semua warga menyumbang tidak terkecuali dengan warga desa lain juga melakukan hal yang sama (menyumbang dana) sehingga tercipta keharmonisan dengan desa tetangga. 7 2. Konflik Masyarakat Warga desa Panglipuran dibedakan menjadi tiga, warga desa asli, warga pendatang, dan tamu (orang yang ngkost di sekitar desa tersebut). Jika ada konflik maka awig-awig yang diberlakukan, dan
  • 8. awig-awing hanya berlaku pada warga asli. Penyelesaian konflik dilakukan dengan pembicaraan (musyawarah) bersama pemimpin adat dan sanksi tergantung dalam awig-awig, jika belum terselesaikan dibolehkan adanya ikut campur dari pemerintah jika belum terselesaikan dengan prinsip keadilan dan secara damai (berjabat tangan). 8 B. Bentuk Toleransi Desa Adat Tenganan Dalam kesejarahan, para warga Tenganan pernah tinggal di tepi laut karena terserang abrasi. Dari bencana abrasi tersebut, ada proses perpindahan warga dari pinggir pantai ke tengahan, kemudian dari kata tengahan tersebut di lapangkan menjadi Tenganan. Sedangkan Penggrisingan adalah kain gringsing yang dipakai masyarakat adat dari zaman dahulu dan nilai jualnya sangat mahal hingga sekarang. Sitem pembuatan pewarnaannnya dan penenunannya menggunakan bahan alami dari alam dan kayu. Secara pemerintahan di Desa Tenganan ada dua sistem pemerintahan, yaitu desa dinas dan desa adat (yang menaungi sistem tradisi budaya dan aturan adat). Secara dinas pada di Desa Tenganan membawahi 5 dusun atau dinas. Secara adat menaungi 3 desa adat. Desa Tenganan pegrisingan merupakan baliaga. Baliaga merupakan wilayah bali yang diitari oleh pegunungan, sehingga desa ini sering dikunjungi para wisatawan dari luar kota bahkan mancanegara Sistem pemerintahan pada Desa Tenganan juga berbeda dengan desa-desa di bali pada umumnya. Tenganan memiliki luas wilayah 917,2 hektar dan tidak pernah berubah tata ruangnya karena penataan ruang desa ini berlaku secara turun temurun. Dalam kesehariannya, warga tidak boleh menebang pohon sembarangan, meskipun itu pohon milik warga sendiri. Dalam hal penebangan pohon, semua ada aturannya. Warga Tenganan tidak boleh menjual atau menggadaikan tanah di wilayah tersebut, karena wilayah tersebut merupakan milik Desa Tenganan asli secara turun temurun. Dari luas wilayah Desa Tenganan 917,2 hektar, hanya 8% yang digunakan sebagai tempat tinggal. 2 dusun dari desa tersebut merupakan wilayah yang diperuntukkan bagi warga luar daerah yang mencari penghidupan di wilayah Desa Tenganan, karena di tenganan hanya untuk warga asli tenganan saja dengan sistem bagi hasil. 1. Adat Istiadat Secara pemerintahan mengenal 3 organisasi besar. Pertama, kramung desa adat, kramung bumi pulangan, dan kramung bumi. Terdapat sub 2 yang didalamnya ada organisasi troule untuk para pemuda/i. Wilayah kramung desa adat adalah Sepasang suami istri yang baik yang berasal dari desa tenganan, 5 teratas disebut dewan pertimbangan agung. Haknya yaitu jika ada musyawarah adat mereka dijemput dari tempatnya. Dibawahnya ada 6 pemimpin. Siapapun berhak menjadi pemimpin tergantung dari tingkat senioritas perkawinan dibawahnya ada 6 orang persiapan menjadi pemimpin yaitu tamba lapu (humas) begitu setereusnya hingga menjadi pemimpin adat. Untuk menjadi pemimpin, syaratnya yaitu warga asli tenganan dan anaknya belum ada yang menikah. Dalam hal rapat adat, mereka berkumpul di kantor adat setiap pukul setengah 9 malam. 11 orang wajib hadir, 6 orang pemimpin 4 humas dan 1 orang sekretaris. Keputusan dari hasil rapat tersebut diumumkan pada
  • 9. saat malam itu juga, misalnya ada kerja gotong royong kemudian langsung diberitahukan kepada warga saat itu juga. Kramung bumi pulangan, yaitu semua warga yang sudah berkeluarga di tenganan misalnya istri dari luar laki dari tenganan. Kramung bumi adalah semua masyarakat secara umum, termasuk yang paling timur. Warga yang dulunya pernah melakukan kesalahan dan beberapa haknya sudah dicabut.Warga tenganan tidak boleh menjual hak tanah keluar. Untuk rumah tinggal sudah disediakan oleh adat itu sendiri. 3 bulan setelah melakukan upacara perkawinan mereka wajib untuk pindah punya rumah sendiri. Tidak boleh 1 rumah ditempati oleh lebih dari 1 kepala keluarga, dan pekarangan itu hanyak hak pakai bukan hak bali. Hak waris pada adat Tenganan terletak pada anak lelaki. Namun mempunyai hak yang sama. Kecuali untuk rumah yang berhak mewarisi adalah anak bungsu. Warga Desa Tenganan tidak boleh kawin keluar khususnya putri karena secara hak sudah hilang, karena tanah desa adat tidak bisa dibawah keluar. Dan tidak pernah bisa kembali menjadi warga tenganan. Tetapi jika cerai tetap juga tidak bisa. Sekalipun ada yg hamil diluar nikah orang tua dikenankan sanksi Rp 2.000 pertahun seumur hidup. Hukum adat pada Desa Tenganan juga berbeda dengan budaya Bali pada umumnya. Warga tidak boleh menebang kayu sembarangan, terdapat beberapa syarat yang harus dipenuhi yaitu pertama, kayu yang sudah mati, sang pemilik melaporkan bahwa kayu sudah mati. Kemudian desa adat menujuk tim verifikasi untuk mendeteksi apakah pohon tersebut sudah benar-benar mati. Kalaupun sudah dinyatakan mati kayu tidak bisa langsung ditebang begitu saja. Pemilik harus melakukan registrasi di kantor desa.Kedua, kayu bisa ditebang bila berjejer 3. Ketiga, adanya kewajaran menebang untuk yang baru kawin. Mereka diberi kelonggaran 3-4 pohon untuk membuat rumah. Keempat, ditebang untuk kayu bakar. Apabila melanggar rmenebang kayu sembarangan, sanksinya yaitu kayu akan diambil dan kena denda 2x seharga kayu dengan nominal yang lumayan tinggi.Pola tata ruang ditenganan juga menarik. Pemukiman ada di tengah dan rumahnya berhadap-hadapan. Perbedaan bali pada umumnya yaitu pada upacara ngaben mayat di Tenganan tidak dibakar, namun dikubur. Saat meninggal mereka wajib menguburkan saat itu juga. Penguburan di wilayah ini sangat sederhana, cuma menggunakan bambu dan daun pandan. Kepala menghadap ke selatan dengan telanjang yang artinya kembali ke ibu pertiwi. Di Tenganan juga memiliki sistem pendidikan non formal atau pendidikan khusus yaitu menetap diasrama selama 8 bulan dan di didik sebelum dinyatakan sebagai orang yang dewasa. Setiap tiga hari sekali mereka wajib melakukan semedi di pura tanpa pernah diketahui orang lain. Setelah itu mereka digunduli dan tinggal di asrama selama 1 tahun penuh. Mereka akan diajarkan bertingkah laku dan tradisi di tenganan. Kalau ada upacara mereka diajak keliling untuk mengenal berbagai upacara dan wilayah asli Tenganan. Mereka wajib bawa keris dan tombak karena pada dasarnya mereka adalah prajurit. 9
  • 10. Sebelum mengikuti pendidikan, mereka belum bisa dikatakan dewasa. Meskipun apabila mereka melakukan perkawinan tapi belum melakukan pendidikan khusus di asrama mereka belum dinyatakan dewasa dan dianggap melanggar adat yang kemudian mereka harus tinggal di timur. Dalam hal panen, hasil panen masuk ke kas desa untuk upacara tradisi. Panen selanjutnya dibagikan pada kramung desa. Beda pada bali umumnya, pembagian hasil sawah(sistemtige), pemimpin mereka mendapatkan bagian yang paling sedikit. Yang paling banyak mendapatkan bagian yaitu 5 orang teratas sesepuh Tenganan dan orang yang baru menikah. 10 2. Bentuk Toleransi Bentuk toleransi di desa Tenganan juga sangat besar antara warga desanya diantaranya adalah dapat dilihat dari beberapa aspek: 1. Budaya Bentuk toleransi dalam hal budaya di Desa Tenganan yaitu jika ada budaya luar yang masuk ke wilayah Desa Tenganan semua warga tetap menerima kebudayaan tersebut dengan terbuka asalkan tidak merusak budaya asli dari kebudayaan Desa Tenganan tersebut. Sehingga di dalam desa Tenganan terdapat akulturasi budaya antara budaya asli dengan budaya baru. 2. Hubungan Sosial Dalam hal hubungan sosial, warga Desa Tenganan sangat menerima warga lain yang ingin menetap dalam wilayah Tenganan, namun penempatan wilayah tempat tinggal mereka yang ingin menetap di desa tersebut dipisahkan dari warga asli Tenganan, yaitu wilayah Tenganan sebelah selatan. Selain itu warga juga membagi hasil panen desa secara adil sesuai dengan ituran adat. Sehingga di desa Tenganan jarang sekali konflik, karena hidup mereka sudah tercukupi oleh adat yang ada. Sekalipun ada konflik masyarakat Tenganan memusyawarahkannya di kantor desa dengan pemimpin desa dan pamongnya. Selain itu sebagian warga Tenganan bekerja sebagai pengrajin karena desa Tenganan merupakan desa adat wisata sehingga mereka dapat memanfaatkannya. Pada sistem pagi hasil panen mereka juga membagi kepada sesepuh dan orang yang baru menikah dengan batasan lebih besar dari pemimpin. Karena menghormati sesepuhnya yang sudah tua dan menghargai yang baru menikah karena warga menganggap mereka nantinya akan membutuhkan biaya hidup yang banyak. 3. Teknologi Dalam hal teknologi, warga Tenganan tidak menutup diri jika ada teknologi modern yang masuk dalam wilayah tersebut. Seperti motor yang berlalu lintas dalam wilayah tersebut kemudian adanya laptop dan alat komunikasi yang dipakai oleh masyarakat Tenganan, serta tidak ada batasan sampai pukul berapa motor tersebut harus melewati wilayah tersebut.