Media pembelajaran bernama MELANKOLIS dirancang untuk membantu anak belajar membaca dan menulis. Media ini terdiri dari tiga halaman yang berisi papan tulis, huruf-huruf, dan gambar untuk melatih keterampilan membaca dan menulis anak. Media ini diujicobakan pada siswa bernama Mila yang mengalami tunagrahita ringan dan kelainan organ bicara.
Dokumen tersebut merupakan lembar pengamatan untuk mengidentifikasi anak-anak luar biasa. Lembaran tersebut berisi 9 kategori gangguan yang mencakup gangguan fisik seperti penglihatan, pendengaran, dan motorik, gangguan intelektual seperti tunagrahita dan lambat belajar, gangguan belajar khusus seperti disleksia dan disgrafia, gangguan komunikasi, serta gangguan emosi dan perilaku. Untuk setiap kateg
Sekolah menyediakan berbagai kegiatan pembelajaran yang mendidik siswa secara holistik, meliputi proses belajar mengajar yang menarik, pengembangan minat dan bakat, pendidikan karakter, serta pembelajaran di luar kelas. Kebijakan sekolah mendukung pencapaian standar nasional pendidikan.
Contoh Laporan PKP UT PGSD Matematika dan Bahasa Indonesia - Trapesium - Pema...Soal Universitas Terbuka
Β
Dokumen tersebut merupakan laporan hasil penelitian tindakan kelas yang bertujuan untuk meningkatkan minat belajar siswa kelas V SD Negeri 23 Kelapa tentang pelajaran puisi melalui model pembelajaran langsung. Penelitian ini dilakukan karena rendahnya minat belajar siswa dalam pelajaran Bahasa Indonesia, terutama tentang puisi. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa hanya sebagian siswa yang memperoleh nilai di atas Kriter
Siti selalu sarapan sebelum berangkat sekolah karena sarapan penting untuk mengawali hari. Sarapan memberi energi untuk belajar seharian. Siti juga sarapan dengan menu yang sehat seperti nasi, telur, sayur-sayuran agar tubuhnya sehat dan kuat.
Orang tua mengajak siswa untuk sarapan bersama dengan menu sehat seperti yang dilakukan Siti.
Ayo Diskusikan
Apa menu sarapan yang sehat?
Mengapa sarapan pent
RPP ini merencanakan pembelajaran kelas rangkap IPA dan IPS untuk siswa kelas III dan IV tentang benda padat, cair, dan gas serta kerja sama. Pembelajaran akan dilaksanakan selama 2x35 menit dengan kegiatan mengamati media, mengerjakan LKS, diskusi kelompok, dan presentasi hasil diskusi. Penilaian dilakukan dengan tes tertulis dan lembar pengamatan proses diskusi kelompok.
Dokumen tersebut merupakan lembar pengamatan untuk mengidentifikasi anak-anak luar biasa. Lembaran tersebut berisi 9 kategori gangguan yang mencakup gangguan fisik seperti penglihatan, pendengaran, dan motorik, gangguan intelektual seperti tunagrahita dan lambat belajar, gangguan belajar khusus seperti disleksia dan disgrafia, gangguan komunikasi, serta gangguan emosi dan perilaku. Untuk setiap kateg
Sekolah menyediakan berbagai kegiatan pembelajaran yang mendidik siswa secara holistik, meliputi proses belajar mengajar yang menarik, pengembangan minat dan bakat, pendidikan karakter, serta pembelajaran di luar kelas. Kebijakan sekolah mendukung pencapaian standar nasional pendidikan.
Contoh Laporan PKP UT PGSD Matematika dan Bahasa Indonesia - Trapesium - Pema...Soal Universitas Terbuka
Β
Dokumen tersebut merupakan laporan hasil penelitian tindakan kelas yang bertujuan untuk meningkatkan minat belajar siswa kelas V SD Negeri 23 Kelapa tentang pelajaran puisi melalui model pembelajaran langsung. Penelitian ini dilakukan karena rendahnya minat belajar siswa dalam pelajaran Bahasa Indonesia, terutama tentang puisi. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa hanya sebagian siswa yang memperoleh nilai di atas Kriter
Siti selalu sarapan sebelum berangkat sekolah karena sarapan penting untuk mengawali hari. Sarapan memberi energi untuk belajar seharian. Siti juga sarapan dengan menu yang sehat seperti nasi, telur, sayur-sayuran agar tubuhnya sehat dan kuat.
Orang tua mengajak siswa untuk sarapan bersama dengan menu sehat seperti yang dilakukan Siti.
Ayo Diskusikan
Apa menu sarapan yang sehat?
Mengapa sarapan pent
RPP ini merencanakan pembelajaran kelas rangkap IPA dan IPS untuk siswa kelas III dan IV tentang benda padat, cair, dan gas serta kerja sama. Pembelajaran akan dilaksanakan selama 2x35 menit dengan kegiatan mengamati media, mengerjakan LKS, diskusi kelompok, dan presentasi hasil diskusi. Penilaian dilakukan dengan tes tertulis dan lembar pengamatan proses diskusi kelompok.
Format APKG 1 dan 2 PKP Universitas Terbuka ( UT ) TerbaruAkang Juve
Β
Dokumen tersebut berisi lembar penilaian kemampuan merencanakan perbaikan pembelajaran untuk guru. Lembar penilaian terdiri dari tujuh aspek yang dinilai, yaitu pengelolaan ruang belajar, pelaksanaan pembelajaran, interaksi kelas, sikap terhadap siswa, kemampuan khusus mata pelajaran, penilaian proses dan hasil belajar, serta kesan umum pelaksanaan pembelajaran.
Dokumen tersebut merangkum metode penelitian tindakan kelas yang dilakukan untuk meningkatkan pembelajaran tematik dengan menggunakan media realia. Penelitian ini menggunakan desain siklus, meliputi perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Data dikumpulkan melalui observasi dan tes untuk menilai aktivitas siswa dan pencapaian belajar.
Instrumen Observasi - Wawancara Sekolah Luar BiasaRoHim MohaMad
Β
Untuk mengetahui secara langsung kondisi, keadaan dan bentuk layanan yang diberikan kepada Anak Berkebutuhan Khusus, kita perlu turun langsung pada kondisi nyata di Sekolah Luar Biasa
6. metode permainan dalam pembelajaran bhs indo.Faris Rusli
Β
Metode permainan dalam pembelajaran bahasa Indonesia memberikan contoh permainan seperti menebak nama, menyusun kalimat dari kata akhir, dan permainan bahasa berbicara, membaca, dan menulis. Metode role playing merupakan bagian dari metode pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif dalam bentuk drama.
Buku ini memberikan panduan kegiatan belajar untuk siswa kelas 1 SD/MI yang berfokus pada tema 'Aku dan Teman Baru'. Buku ini berisi kegiatan untuk mengenalkan siswa pada teman-teman barunya di sekolah, mengenal bilangan 1-7, dan bentuk-bentuk geometri sederhana seperti persegi.
Praktikum ini menguji pengaruh detergen terhadap pertumbuhan kecambah kacang hijau. Kacang hijau direndam dalam larutan detergen berkonsentrasi berbeda yaitu 100%, 50%, 25%, 12,5%, 6,25%, 3,1%, dan kontrol (air). Hasilnya menunjukkan semakin tinggi konsentrasi detergen, pertumbuhan akar semakin terhambat bahkan mati. Detergen berpengaruh buruk bagi pertumbuhan tanaman pada konsentrasi tinggi k
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) merupakan kurikulum yang dikembangkan oleh sekolah secara desentralistik dengan tetap mengacu pada standar kompetensi nasional. KTSP mengatur tujuan, struktur, muatan, dan pelaksanaan pembelajaran di sekolah untuk mencapai tujuan pendidikan. Proses pengembangannya melibatkan berbagai pihak sekolah dan berdasarkan analisis kondisi sekolah.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ini membahas tentang pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial kelas IV SD tentang kenampakan alam. RPP ini berisi tentang tujuan pembelajaran, materi ajar, langkah pembelajaran, metode dan model pembelajaran, penilaian, serta lampiran-lampiran pendukung.
PENGARUH PIJAT BAYI TERHADAP PENINGKATAN BERAT
BADAN BAYI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MALIGANO
KECAMATAN MALIGANO KABUPATEN MUNA
PERIODE JULI 2016
Karya Tulis
Teks tersebut berisi 17 pertanyaan mengenai situasi dan tanggapan yang tepat bagi seorang guru dalam berbagai kondisi. Ringkasannya adalah: Teks tersebut memberikan opsi-opsi tanggapan yang tepat bagi seorang guru dalam menghadapi berbagai situasi sehari-hari di sekolah seperti menangani konflik antar siswa, menilai prestasi belajar siswa, serta menjalankan tugas sebagai guru dan petugas tata tertib
Lembar wawancara siswa digunakan untuk mewawancarai siswa mengenai pembelajaran kimia di kelas. Siswa mengungkapkan bahwa kimia adalah mapel yang sulit karena materinya abstrak. Mereka kesulitan memahami konsep asam-basa, penyangga, dan hidrolisis. Untuk mengatasi kesulitan, diperlukan metode pengajaran yang bervariasi dan menarik perhatian siswa. Guru diharapkan lebih sering
Modul ini membahas tentang pengembangan asesmen alternatif untuk menilai hasil belajar siswa dengan cara yang lebih komprehensif dan otentik melalui berbagai bentuk asesmen seperti asesmen kinerja, portofolio, dan rubrik penilaian."
Contoh Laporan PKP UT PGSD IPA Materi Perpindahan Energi Panas - Pemantaan Ke...Soal Universitas Terbuka
Β
Contoh Laporan PKP UT PGSD IPA Materi Perpindahan Energi Panas - Pemantaan Kemampuan Profesional PDGK4560. Untuk melihat dan mendownload contoh laporan PKP ini secara lengkap, kunjungi situs www.soalut.com gunakan menu search di situs untuk mencari dan menemukan laporan ini.
Angket diagnostik kesulitan belajar matematika siswa ini berisi 20 pernyataan untuk mengidentifikasi kesulitan siswa dalam mempelajari matematika. Siswa diminta memberi tanda centang pada kolom YA jika pernyataan sesuai atau TIDAK jika tidak sesuai.
Buku Besar adalah catatan akhir yang merupakan kumpulan rekening neraca dan rugilaba yang merangkum catatan akuntansi. Jumlah rekening yang digunakan oleh perusahaan tergantung pada jenis perusahaan, besar kecilnya perusahaan dan informasi yang dibutuhkan. Bila ruang lingkup perusahaan sudah cukup luas, akan terdapat jumlah transaksi yang cukup besar. Dalam hal ini catatan dalam rekening buku besar
Format APKG 1 dan 2 PKP Universitas Terbuka ( UT ) TerbaruAkang Juve
Β
Dokumen tersebut berisi lembar penilaian kemampuan merencanakan perbaikan pembelajaran untuk guru. Lembar penilaian terdiri dari tujuh aspek yang dinilai, yaitu pengelolaan ruang belajar, pelaksanaan pembelajaran, interaksi kelas, sikap terhadap siswa, kemampuan khusus mata pelajaran, penilaian proses dan hasil belajar, serta kesan umum pelaksanaan pembelajaran.
Dokumen tersebut merangkum metode penelitian tindakan kelas yang dilakukan untuk meningkatkan pembelajaran tematik dengan menggunakan media realia. Penelitian ini menggunakan desain siklus, meliputi perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Data dikumpulkan melalui observasi dan tes untuk menilai aktivitas siswa dan pencapaian belajar.
Instrumen Observasi - Wawancara Sekolah Luar BiasaRoHim MohaMad
Β
Untuk mengetahui secara langsung kondisi, keadaan dan bentuk layanan yang diberikan kepada Anak Berkebutuhan Khusus, kita perlu turun langsung pada kondisi nyata di Sekolah Luar Biasa
6. metode permainan dalam pembelajaran bhs indo.Faris Rusli
Β
Metode permainan dalam pembelajaran bahasa Indonesia memberikan contoh permainan seperti menebak nama, menyusun kalimat dari kata akhir, dan permainan bahasa berbicara, membaca, dan menulis. Metode role playing merupakan bagian dari metode pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif dalam bentuk drama.
Buku ini memberikan panduan kegiatan belajar untuk siswa kelas 1 SD/MI yang berfokus pada tema 'Aku dan Teman Baru'. Buku ini berisi kegiatan untuk mengenalkan siswa pada teman-teman barunya di sekolah, mengenal bilangan 1-7, dan bentuk-bentuk geometri sederhana seperti persegi.
Praktikum ini menguji pengaruh detergen terhadap pertumbuhan kecambah kacang hijau. Kacang hijau direndam dalam larutan detergen berkonsentrasi berbeda yaitu 100%, 50%, 25%, 12,5%, 6,25%, 3,1%, dan kontrol (air). Hasilnya menunjukkan semakin tinggi konsentrasi detergen, pertumbuhan akar semakin terhambat bahkan mati. Detergen berpengaruh buruk bagi pertumbuhan tanaman pada konsentrasi tinggi k
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) merupakan kurikulum yang dikembangkan oleh sekolah secara desentralistik dengan tetap mengacu pada standar kompetensi nasional. KTSP mengatur tujuan, struktur, muatan, dan pelaksanaan pembelajaran di sekolah untuk mencapai tujuan pendidikan. Proses pengembangannya melibatkan berbagai pihak sekolah dan berdasarkan analisis kondisi sekolah.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ini membahas tentang pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial kelas IV SD tentang kenampakan alam. RPP ini berisi tentang tujuan pembelajaran, materi ajar, langkah pembelajaran, metode dan model pembelajaran, penilaian, serta lampiran-lampiran pendukung.
PENGARUH PIJAT BAYI TERHADAP PENINGKATAN BERAT
BADAN BAYI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MALIGANO
KECAMATAN MALIGANO KABUPATEN MUNA
PERIODE JULI 2016
Karya Tulis
Teks tersebut berisi 17 pertanyaan mengenai situasi dan tanggapan yang tepat bagi seorang guru dalam berbagai kondisi. Ringkasannya adalah: Teks tersebut memberikan opsi-opsi tanggapan yang tepat bagi seorang guru dalam menghadapi berbagai situasi sehari-hari di sekolah seperti menangani konflik antar siswa, menilai prestasi belajar siswa, serta menjalankan tugas sebagai guru dan petugas tata tertib
Lembar wawancara siswa digunakan untuk mewawancarai siswa mengenai pembelajaran kimia di kelas. Siswa mengungkapkan bahwa kimia adalah mapel yang sulit karena materinya abstrak. Mereka kesulitan memahami konsep asam-basa, penyangga, dan hidrolisis. Untuk mengatasi kesulitan, diperlukan metode pengajaran yang bervariasi dan menarik perhatian siswa. Guru diharapkan lebih sering
Modul ini membahas tentang pengembangan asesmen alternatif untuk menilai hasil belajar siswa dengan cara yang lebih komprehensif dan otentik melalui berbagai bentuk asesmen seperti asesmen kinerja, portofolio, dan rubrik penilaian."
Contoh Laporan PKP UT PGSD IPA Materi Perpindahan Energi Panas - Pemantaan Ke...Soal Universitas Terbuka
Β
Contoh Laporan PKP UT PGSD IPA Materi Perpindahan Energi Panas - Pemantaan Kemampuan Profesional PDGK4560. Untuk melihat dan mendownload contoh laporan PKP ini secara lengkap, kunjungi situs www.soalut.com gunakan menu search di situs untuk mencari dan menemukan laporan ini.
Angket diagnostik kesulitan belajar matematika siswa ini berisi 20 pernyataan untuk mengidentifikasi kesulitan siswa dalam mempelajari matematika. Siswa diminta memberi tanda centang pada kolom YA jika pernyataan sesuai atau TIDAK jika tidak sesuai.
Buku Besar adalah catatan akhir yang merupakan kumpulan rekening neraca dan rugilaba yang merangkum catatan akuntansi. Jumlah rekening yang digunakan oleh perusahaan tergantung pada jenis perusahaan, besar kecilnya perusahaan dan informasi yang dibutuhkan. Bila ruang lingkup perusahaan sudah cukup luas, akan terdapat jumlah transaksi yang cukup besar. Dalam hal ini catatan dalam rekening buku besar
Dokumen tersebut merupakan standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran bahasa Indonesia untuk siswa SMP Luar Biasa Tunarungu mulai dari kelas 1 semester 1 hingga kelas 5 semester 2. Dokumen tersebut menjelaskan kompetensi-kompetensi yang harus dikuasai siswa dalam mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis teks berbahasa Indonesia secara lisan dan isyarat sesuai dengan tingkat perke
Perbedaan Pengukuran, Asesmen dan Evaluasialvinnoor
Β
Dokumen tersebut membahas perbedaan antara pengukuran, asesmen, dan evaluasi. Pengukuran adalah proses kuantifikasi suatu objek, asesmen menjelaskan dan menafsirkan hasil pengukuran, sedangkan evaluasi adalah upaya menentukan nilai suatu kegiatan untuk mendukung pencapaian tujuan. Ketiga istilah ini berhubungan hirarkis dimana evaluasi melibatkan pengukuran dan asesmen.
Tiga aspek penting dalam asesmen pendidikan khusus adalah pengumpulan informasi yang terkait pendidikan untuk membuat keputusan tentang program dan layanan pendidikan khusus, pendekatan kolaborasi tim multidispliner, dan penggunaan berbagai prosedur asesmen formal maupun informal.
Modul ini membahas tentang media pembelajaran permainan congklak untuk penerapan konsep matematika. Permainan congklak merupakan permainan tradisional yang dapat digunakan sebagai media pembelajaran dengan manfaatnya dapat meningkatkan kemampuan berhitung siswa. Modul ini juga menjelaskan pengertian media pembelajaran, jenis-jenisnya, dan cara bermain congklak.
Laporan ini membahas tentang tugas ketiga kelompok 4 yang mengajarkan teks anekdot kepada siswa SMAN 12 Pekanbaru. Media pembelajaran yang digunakan adalah gambar, kartun, poster, sketsa dan video untuk mencapai tujuan pembelajaran seperti memahami struktur dan membuat teks anekdot. Peserta didik terdiri atas 4 orang siswi kelas XI.
Laporan ini membahas tentang tugas ketiga kelompok 4 yang mengajarkan teks anekdot kepada siswa SMAN 12 Pekanbaru. Media pembelajaran yang digunakan adalah gambar, kartun, poster, sketsa dan video untuk mencapai tujuan pembelajaran seperti memahami struktur dan membuat teks anekdot. Peserta didik terdiri atas 4 orang siswi kelas XI.
Laporan ini membahas tentang tugas kelompok mengenai teks anekdot. Media pembelajaran yang digunakan antara lain gambar, kartun, poster dan video. Tujuan pembelajaran teks anekdot adalah membuat siswa dapat memahami struktur dan membuat teks anekdot. Peserta didik terdiri atas 4 siswi SMAN 12 Pekanbaru kelas XI.
Laporan ini membahas tentang media pembelajaran teks anekdot. Beberapa media yang disebutkan antara lain gambar, kartun, poster, sketsa, dan video. Tujuan pembelajaran teks anekdot adalah membuat siswa dapat mengenali, memahami, dan membuat teks anekdot sesuai struktur. Peserta didik terdiri atas 4 siswi SMAN 12 Pekanbaru kelas XI.
Modul ini membahas tentang media pembelajaran dan penerapannya dalam proses pembelajaran. Media pembelajaran dijelaskan sebagai alat yang digunakan untuk menyampaikan pesan atau informasi dalam proses belajar mengajar. Modul ini juga menjelaskan berbagai jenis media pembelajaran seperti visual, audio, audio visual, cetak, dan objek nyata beserta contoh penerapannya.
PROPOSAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS UNDANAetto kono
Β
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut merupakan proposal penelitian tentang peningkatan kemampuan bercerita pada anak kelompok B di PAUD Bunda Theresia Oenaem dengan menggunakan media gambar.
2. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pemanfaatan media gambar untuk meningkatkan kemampuan bercerita pada anak kelompok B.
3. Penelitian ini akan menggunakan metode penelit
Penggunaan komputer dalam pembelajaran dapat membantu memperjelas penyampaian materi pelajaran dan mempertinggi proses belajar mengajar melalui gambar, teknik hitung, dan cerita interaktif. Penggunaan game edukasi juga dapat menambah variasi pembelajaran walaupun masih banyak tantangan pengembangannya.
Modul ini membahas tentang pengertian dan jenis-jenis media pembelajaran untuk anak SD. Pengertian media pembelajaran adalah komponen yang dapat merangsang siswa untuk belajar. Jenis-jenis media pembelajaran yang dijelaskan meliputi media gambar, audio, visual, dan audiovisual.
Modul 5 tugas akhir mutimatus sa'adah strategi pembelajaranMutimatus Sa'adah
Β
Dokumen tersebut membahas tentang:
1) Pengertian media pembelajaran menurut beberapa ahli dan pandangan Arief S. Sadiman dianggap paling relevan dengan pembelajaran berpusat pada siswa.
2) Klasifikasi media pembelajaran abad 21 yang mencakup media berbasis manusia, cetakan, visual, audio-visual, dan komputer.
Artikel ini membahas tentang media pembelajaran matematika. Media pembelajaran didefinisikan sebagai alat bantu mengajar yang dapat mempengaruhi lingkungan belajar. Media pembelajaran matematika harus memenuhi beberapa persyaratan seperti tahan lama, mudah digunakan, dan dapat menyajikan konsep matematika secara visual. Penggunaan media pembelajaran matematika memiliki kelebihan seperti memudahkan pemahaman siswa dan meningkat
Dokumen tersebut membahas tentang media pembelajaran PAUD dan alat permainan edukatif. Media pembelajaran PAUD didefinisikan sebagai segala hal yang dapat digunakan untuk menyampaikan pesan pendidikan kepada anak, seperti alat permainan edukatif yang dapat merangsang perkembangan anak. Dokumen ini juga membahas klasifikasi, pengembangan, dan contoh-contoh media pembelajaran dan alat permainan edukatif.
Dokumen tersebut membahas tentang media pembelajaran PAUD dan alat permainan edukatif. Ia menjelaskan definisi dan peran media pembelajaran PAUD, klasifikasi media pembelajaran, pengembangan media pembelajaran untuk anak usia dini, dan berbagai jenis alat permainan edukatif beserta karakteristiknya.
Dokumen tersebut memberikan pedoman tentang teknik pendampingan dan perlindungan diri untuk tunanetra. Beberapa teknik yang dijelaskan adalah cara membuat kontak fisik, posisi berjalan, berpindah pegangan, berbalik arah, melewati pintu dan tangga, serta teknik melindungi diri seperti upper hand, lower hand, dan kombinasi keduanya.
Konsep dan Perkembangan Anak dengan hambatan emosi dan sosial (Tunalaras)Wulan Yulian
Β
Dokumen tersebut membahas tentang definisi, konsep, faktor penyebab, dan terminologi anak yang mengalami hambatan emosi dan perilaku. Definisi masih diperdebatkan karena pandangan ahli berbeda-beda, namun secara umum merujuk pada gangguan emosi dan tingkah laku yang menyimpang. Faktor penyebabnya terkait psikologis, psikososial, fisiologis, lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat. Berbagai ist
Hellen Keller : Sebuah perkecualian yang menakjubkanWulan Yulian
Β
Helen Keller adalah contoh menakjubkan dari individu penyandang tunanetra dan tunarungu yang mencapai prestasi luar biasa. Ia lahir normal namun menjadi buta dan tuli pada usia 19 bulan akibat penyakit. Perkembangan emosinya menjadi sulit dikendalikan sampai dibantu oleh guru Anne Sullivan yang membantunya berkomunikasi dengan bahasa isyarat. Kehidupan dan pencapaian Helen Keller menjadi inspirasi bagi pendidikan penyand
Ringkasan dokumen tentang pendidikan inklusif:
1) Pendidikan inklusif didefinisikan berbagai lembaga seperti Seminar Agra, Indeks Inklusi, UNESCO, dan Permendiknas 70/2009.
2) Elemen-elemen pendidikan inklusif menurut Ainscow meliputi inklusi sebagai proses, identifikasi hambatan, kehadiran dan partisipasi semua siswa, serta perhatian pada kelompok rentan.
3) Perbedaan antara
Makalah teori teori motivasi (psikologi pendidikan)Wulan Yulian
Β
Makalah ini membahas tentang motivasi dan teori-teori motivasi. Pertama, dijelaskan pengertian motivasi sebagai dorongan untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu. Kemudian dibahas teori-teori motivasi seperti teori Maslow yang menjelaskan hirarki kebutuhan manusia dan teori Herzberg tentang faktor higiene dan motivator. Tujuan makalah ini adalah untuk memberikan pemahaman mengenai motivasi dan
Paper ini bertujuan untuk menganalisis pencemaran udara akibat pabrik aspal. Analisis ini akan fokus pada emisi udara yang dihasilkan oleh pabrik aspal, dampak kesehatan dan lingkungan dari emisi tersebut, dan upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi pencemaran udara
Materi ini membahas tentang defenisi dan Usia Anak di Indonesia serta hubungannya dengan risiko terpapar kekerasan. Dalam modul ini, akan diuraikan berbagai bentuk kekerasan yang dapat dialami anak-anak, seperti kekerasan fisik, emosional, seksual, dan penelantaran.
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Fathan Emran
Β
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka.
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024Kanaidi ken
Β
Dlm wktu dekat, Pelatihan/WORKSHOP βCSR/TJSL & Community Development (ISO 26000)β akn diselenggarakan di Swiss-BelHotel β BALI (26-28 Juni 2024)...
Dgn materi yg mupuni & Narasumber yg kompeten...akn banyak manfaat dan keuntungan yg didpt mengikuti Pelatihan menarik ini.
Boleh jga info iniπ utk dishare_kan lgi kpda tmn2 lain/sanak keluarga yg sekiranya membutuhkan training tsb.
Smga Bermanfaat
Thanks Ken Kanaidi
Modul Ajar Informatika Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Β
Laporan Media Pembelajaran Membaca Permulaan dan Menulis
1. 1
BAB I
MEDIA PEMBELAJARAN
A. Nama Media Pembelajaran
Media Pembelajaran edukatif bagi anak berkebutuhan khusus yang menjadi
subjek penulis ini diberi nama MELANKOLIS (Membaca lalu Berkomunikasi
dengan Menulis). Media MELANKOLIS ini digunakan untuk membantu anak
membaca kemudian berkomunikasi dengan menulis agar anak mampu belajar dengan
baik dan mampu berkomunikasi dengan lawan bicaranya melalui tulisan atau lisan.
B. Tujuan, Manfaat dan Fungsi Media Pembelajaran
Media adalah sebuah alat yang mempunyai fungsi menyampaikan pesan (Bovee,
1997). Media pembelajaran adalah sebuah alat yang berfungsi dan digunakan untuk
menyampaikan pesan pembelajaran.
1. Tujuan Media Pembelajaran
Adapun tujuan dari pembuatan media pembelajaran MELANKOLIS ini adalah
untuk :
a. Membantu anak agar mampu mengembangkan kemampuan akademiknya
(membaca dan menulis).
b. Membantu anak dalam mengembangkan potensi dirinya dan mencapai tahapan
perkembangan sesuai dengan dirinya.
c. Memenuhi kebutuhan belajarnya.
d. Mempermudah proses pembelajaran di kelas.
e. Meningkatkan efisiensi proses pembelajaran.
f. Menjaga relevansi antara materi pelajaran dengan tujuan belajar.
g. Membantu konsentrasi anak dalam proses pembelajaran.
2. Manfaat Media Pembelajaran
Manfaat media pembelajaran MELANKOLIS sebagai alat bantu dalam proses
pembelajaran adalah sebagai berikut :
2. 2
a. Pengajaran lebih menarik perhatian anak sehingga dapat menumbuhkan motivasi
belajar anak.
b. Bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya, sehingga dapat lebih di pahami
anak, serta memungkinkan anak menguasai tujuan pengajaran dengan baik.
c. Metode pembelajaran bervariasi, tidak semata-semata hanya komunikasi verbal
melalui penuturan kata-kata lisan pengajar, anak tidak bosan, dan pengajar tidak
kehabisan tenaga.
d. Anak lebih banyak melakukan kegiatan belajar, sebab tidak hanya mendengarkan
penjelasan dari pengajar saja, tetapi juga aktivitas lain yang dilakukan seperti
mengamati, melakukan, mendemonstrasikan dan lain-lainya.
3. Fungsi Media Pembelajaran
Fungsi media pembelajaran MELANKOLIS ini adalah :
a. Fungsi atensi berarti media ini merupakan inti, menarik dan mengarahkan
perhatian anak akan berkosentrasi pada isi pelajaran.
b. Fungsi afektif maksudnya media ini dapat dilihat dari tingkat kesenangan anak
ketika belajar.
c. Fungsi kognitif yaitu mengungkapkan bahwa media ini mempelancar pencapaian
tujuan dalam memahami dan mendengar informasi.
d. Fungsi kompensatoris yaitu media ini memberikan konteks untuk belajar
membaca dan memahami teks serta membantu anak yang lemah dalam membaca
untuk mengorganisasikan informasi dalam teks dan mengingatnya kembali.
C. Rasional
Kemampuan membaca merupakan dasar untuk menguasai berbagai bidang studi.
Jika anak pada usia sekolah permulaan tidak segera memiliki kemampuan membaca,
maka ia akan mengalami banyak kesulitan dalam mempelajari berbagai bidang studi
pada kelas-kelas berikutnya. Oleh karena itu, anak harus belajar membaca agar ia
dapat membaca untuk belajar (Lerner, 1988:349). Membaca merupakan keterampilan
dasar dan jembatan untuk mendapatkan informasi dan pengetahuan.
3. 3
Anak dengan hambatan kecerdasan mengalami keterlambatan yang berarti dalam
segala aspek pekembangan, namun mereka masih mampu belajar dan mendapatkan
pendidikan seperti orang pada umumnya. Mereka memiliki hak untuk mendapatkan
informasi, pengetahuan dan pendidikan. Maka salah satu jembatan untuk
mendapatkan informasi, pengetahuan dan pendidikan adalah dengan membaca.
Selain itu, anak yang penulis observasi mengalami hambatan dalam membaca,
menulis dan berbicara karena ada kelainan dengan organ bicaranya dan anak
kesulitan untuk berkomunikasi. Komunikasi tidak hanya melalui verbal (berbicara),
tetapi dapat melalui simbol-simbol seperti tulisan dll, dan untuk berkomunikasi
melalui tulisan maka syarat utamanya adalah membaca dan menulis. Oleh sebab itu,
penulis membuat media pembelajaran untuk membantu anak tunagrahita ringan
dengan kelainan organ bicara di kelas 3 SDLB membaca dan menulis, agar kualitas
hidup mereka lebih baik dengan mampu berkomunikasi dengan lawan bicaranya.
D. Proses Desain
Desain media yang penulis buat mengalami beberapa kali perubahan. Berikut
transformasi media MELAKOLIS ini :
Tabel 1.1 Transformasi Media Pembelajaran
Desain 1
Gambar 1. Desain 1 Media Pembelajaran
Ini adalah desain pertama media
pembelajaran MELANKOLIS. Media ini
membantu anak dalam belajar membaca dan
menulis, karena disertai dengan huruf-huruf
alphabet dan papan tulis. Namun penulis
mengubah desainnya menjadi Desain 2
karena beberapa pertimbangan. Pertama,
Media ini ukurannya 60x30 cm, dengan
ukuran yang demikian maka alat ini terlalu
besar untuk di bawa kemana-mana oleh
4. 4
anak maupun pengajar sehingga media
kurang efektif. Kedua, media ini akan
menghabiskan banyak biaya dalam
pembuatannya, karena ukuran yang besar
dan menggunakan sedikit teknologi dengan
keluarnya suara ketika tombol huruf di
tekan. Jika biaya pembuatan alat
menggunakan biaya cukup besar, maka
kemungkinan kecil untuk mampu di
perbanyak dan dipasarkan.
Dari kedua alasan tersebut maka penulis
mengubah desain 1 ke desain 2.
Desain 2
Gambar 2. Desain 2 Media Pembelajaran
Ini adalah desain kedua dari media
pembelajaran MELANKOLIS. Media ini
hanya membantu anak membaca. Dengan
adanya gambar konkret, huruf dan boneka
perekam suara. Kelemahan dari alat ini
hanya mampu membantu anak membaca
dan tidak mampu membantu anak belajar
menulis. Oleh sebab itu penulis mengubah
kembali desain media menjadi Desain 3.
5. 5
Desain 3 (Desain Final)
Gambar 3. Desain 3 (Desain Final)
Media Pembelajaran
Ini adalah desain 3 atau desain final media
pembelajaran MELAKOLIS setelah
mengalami beberapa kali perubahan. Desain
ini mampu membantu anak belajar membaca
dan menulis.
E. Desain Media
Media pembelajaran ini bernama MELANKOLIS (Membaca lalu Berkomunikasi
dengan Menulis). Media pembelajaran ini dapat membantu anak dalam proses belajar
membaca kemudian berkomunikasi dengan menulis.
Tabel 1.2 Desain Media Pembelajaran
Tampilan MELANKOLIS dalam kondisi
terbuka Gambar disamping merupakan tampilan
MELANKOLIS dalam kondisi terbuka.
Media ini terdiri dari tiga halaman dengan
panjang 30 cm dan lebar 25 cm. Halaman
depan berwarna putih. Halam satu
berwarna biru dan putih, halaman dua
berwarna kuning dan halaman tiga
berwarna hijau.
Media ini meskipun terbuat dari kayu
namun dapat di tutup buka layaknya buku.
25 cm
30 cm
6. 6
Tampilan Halaman Satu Ini adalah tampilan halaman satu media
pembelajaran MELANKOLIS. Di
halaman ini anak akan belajar menulis.
Halaman ini terdiri dari papan tulis dan
alat tulis, nanti akan disediakan secara
terpisah papan huruf-huruf alphabet agar
anak dapat mengikuti pola huruf-huruf
yang dituliskan di papan tulis sehingga
dapat melatih keterampilan motorik halus
dan kemampuan menulisnya.
Tampilan Halaman dua Ini adalah tampilan halaman dua media
pembelajaran MELANKOLIS. Halaman
dua ini membantu anak untuk
mengembangkan kemampuan membaca
permulaan. Di sebelah kiri terdapat kartu
gambar beserta keterangannya agar anak
mengetahui apa makna dari kata yang
sedang di bacanya.
Di sebelah kanan terdapat 3 baris velcro
untuk menempatkan huruf-huruf. Dimulai
dari kata, kemudian suku kata dan huruf
sesuai dengan gambar disebelahnya.
Gambar yang ditampilkan bervariasi
sesuai dengan apa yang anak ketahui.
Tampilan Halaman Tiga Ini adalah tampilan halaman ketiga dari
media pembelajaran MELANKOLIS.
Halaman ini menyediakan stok huruf yang
akan digunakan dalam proses belajar
7. 7
membaca. Huruf-huruf tersebut di
tempelkan di velcro yang dapat dipasang
dan dilepaskan sesuai kebutuhan.
F. Bahan
Bahan β bahan yang digunakan untuk membuat media pembelajaran Melankolis
adalah :
Tabel 1.3 Bahan-bahan Pembuatan Media Pembelajaran
No. Bahan Gambar Keterangan
1. Kayu MDF
(Medium
Density
Fibreboard)
MDF ( Medium
Density Fibreboard )
adalah papan kayu
dengan penyebaran serat
berkerapatan sedang.
MDF ini terbuat dari
serbuk kayu dicampur
lem dan bahan kimia lain.
8. 8
2. Cat Non
Toxic
Cat non toxic adalah
istilah yang biasa
digunakan untuk green
paint atau cat yang ramah
lingkungan di mana
kandungan cat itu rendah
timbal dan merkuri.
3. Velcro Velcro adalah sebuah
rangkaian bahan tekstil
yang terdiri dari dua
bagian yang dapat
menyatu jika
dipertemukan.
4. Engsel Engsel merupakan
aksesoris pintu dan
jendela yang berfungsi
sebagai penggantung
daun pintu dan jendela.
Tapi dalam media ini
digunakan untuk
menyatukan halaman-
halaman dari kayu mdf.
5. Kertas
Duplex
Kertas duplex adalah
sejenis kertas yang
memiliki tekstur kaku
dan agak tebal.
6. Stiker huruf Stiker huruf ini akan di
tempelkan diatas kertas
duplex.
9. 9
7. Kain Flanel Kain 9lannel atau felt
adalah jenis kain yang
dibuat dari serat wol,
tanpa ditenun.
8. Lem Lem adalah bahan
lengket (biasanya cairan)
yang dapat merekatkan 2
benda atau lebih.
10. Kertas HVS
Warna β
Warni
HVS singkatan dari
houtvrij schrijfpapier
yang berarti kertas bebas
serat kayu.
10. 10
G. Cara Pemakaian
Tabel 1.4 Cara Pemakaian
Media pembelajaran yang bernama MELANKOLIS yaitu membaca lalu berkomunikasi
dengan menulis adalah media yang digunakan untuk membantu anak dalam belajar
membaca dan menulis.
1. Tampilan
depan
ο· Buka pengait yang mempertahankan alat tetap tertutup,
kemudian buka halaman yang diinginkan.
(halaman 1 : menulis, halaman 2 : membaca)
2. Tampilan
halaman
pertama
(menulis)
(digunakan
bila anak
sudah
mampu
membaca)
ο· Buka halaman pertama
ο· Nyamankan posisi alat, baik itu di sandarkan ke benda lain atau
di biarkan terbuka.
ο· Jika anak sudah mampu menulis huruf alfabet, maka minta anak
untuk menulis nama benda-benda yang ada dalam kotak
peralatan atau benda yang ada disekitar, dapat juga digunakan
untuk menulis hal yang anak inginkan atau yang guru
instruksikan.
3. Tampilan
halaman
kedua
(membaca)
ο· Buka halaman kedua
ο· Nyamankan posisi alat, baik itu di sandarkan ke benda lain atau
di biarkan terbuka.
ο· Pasang gambar benda-benda yang ada dalam kotak peralatan
pada kolom gambar sesuai dengan yang inginkan.
ο· Tahap pertama anak boleh melihat dahulu kata yang tertera
dalam kertas gambar.
ο· Anak diminta mengambil huruf-huruf sesuai dengan huruf yang
ada di gambar dan di tempelkan di kolom pertama (kolom kata).
ο· Selanjutnya dalam bentuk suku kata di baris kedua (kolom suku
kata) *catatan : suku kata dapat dipisahkan oleh strip yang
berwarna biru
ο· Kemudian huruf-huruf di baris ketiga (kolom huruf) *catatan :
huruf dapat dipisahkan oleh strip yang berwarna biru
ο· Anak diminta melafalkan kata-kata yang tertera pada kolom-
kolom tersebut yaitu dari atas ke bawah. Setelah selesai minta
anak kembali melafalkan dari kolom bagian bawah kemudian
ke atas.
ο· Bila anak sudah mampu, gambar benda dapat ditambahkan
dengan benda yang memiliki kata rumit dan panjang.
11. 11
BAB II
HASIL UJI COBA MEDIA PEMBELAJARAN
A. Pelaksanaan Uji Media
1. Waktu dan Lokasi Uji Media
Penulis melakukan uji coba media pembelajaran MELANKOLIS pada tanggal 6
Desember 2014 di rumah siswa, tepatnya di Jalan Raya Pacet 110 Pakutandang
Ciparay, Kab. Bandung 40381.
2. Subjek Uji Media
Nama : Mila Karmila
TTL : 25 September 2003.
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Alamat : Jalan Raya Pacet 110 Pakutandang Ciparay, Kab. Bandung 40381
Anak ke : II (dua) dari dua bersaudara
Kelas : III SDLB
Kelainan : Tunagrahita Ringan dan kelainan organ bicara.
3. Permasalahan Anak Berdasarkan Hasil Asesmen
a. Wawancara dengan guru
Anak mengalami kelainan pada organ bicara dan mengalami hambatan kecerdasan,
anak kesulitan untuk membaca dan berkomunikasi. Jika membilang 1-10 anak
sudah bisa, menulis dengan meniru tulisan juga anak sudah bisa. Jadi yang paling
sulit itu belajar membaca. Kadang guru juga sulit untuk memahami keinginan anak
karena anak tidak mampu mengkomunikasikan apa keinginannya.
12. 12
b. Asesmen Perkembangan
Tabel 2.1 Hasil Asesmen Perkembangan
Aspek Perkembangan Deskripsi Hasil Asesmen
Kognitif
Anak sudah mampu mengenal warna, ukuran dan bentuk.
Namun karena dampak dari ketunagrahitaannya anak
mengalami hambatan dalam perkembangan kognitif. Hal
ini berdampak pada kemampuan akademiknya, dimana
anak tidak mampu membaca dan menulis.
Bahasa dan Komunikasi
1. Bahasa Ekspresif
Anak mengalami hambatan dalam bahasa dan
komunikasi, terutama bahasa ekspresif, ini diakibatkan
oleh kelainan pada organ bicara anak sehingga anak
mengalami hambatan dalam komunikasi. Ketika
dilakukan wawancara dengan orang tua Mila, orang
tuanya menyampaikan kepada saya bahwa pada saat itu
Mila di bawa ke dokter untuk diperiksa organ-organ
bicaranya, hasil dari pemeriksaan itu adalah ukuran dan
bentuk organ yang tidak proposional yang mengakibatkan
anak sulit untuk menutup mulutnya, sehingga banyak air
liur yang keluar. Jadi karena kelainan itu anak tidak dapat
berkomunikasi dengan baik.
1) Bahasa Reseptif
Anak tidak mengalami hambatan dalam bahasa
reseptif. Anak mampu memahami perintah yang di
berikan .
Motorik
1) Motorik kasar : anak tidak mengalami hambatan
dalam perkembangan motorik kasar, seperti berjalan,
berlari dan melompat
13. 13
2) Motorik halus : anak mengalami hambatan dalam
motorik halus, seperti mengancingkan baju dan
menullis.
Sosial dan Emosi
Anak tidak mengalami hambatan emosi dan sosial.
Anak dapat bersosialisasi dengan teman-teman sebaya nya
dan merasa percaya diri (tidak minder). Anak tidak
menunjukan sikap kurang baik, contohnya anak tidak
malas ketika harus berangkat mengaji dengan teman-
teman sebayanya. (Informasi dari hasil wawancara dengan
Ibu Hayati selaku orang tua siswa).
c. Asesmen Akademik
Tabel 2.2 Hasil Asesmen Akademik
Aspek Hasil Asesmen
Membaca Permulaan a. Mengenal huruf :
1) Mila dapat mengenal huruf vokal a, i, u, e, o
2) Mila dapat mengenal beberapa huruf konsonan
: b, c, d, f, g, m, s, t, k, v, l
3) Mila tidak dapat mengenal huruf : h, j, n, p, q,
r, y, w, z, x
a. Mengenal bunyi huruf :
Dari 26 huruf alphabet Mila hanya dapat
melafalkan dua bunyi, yaitu βa dan lβ
b. Membaca persuku kata dan kata
Ketika anak di minta membaca suku kata βBaβ
anak tidak dapat melakukannya, tetapi anak tau bahwa
dalam suku kata βBaβ ada huruf B dan a yang sudah
dia kenal. Sama seperti halnya pada kata βBolaβ anak
14. 14
tahu kalau di dalam kata itu ada huruf B, o, l dan a
(menunjukan dengan bahasa isyarat). namun tidak
mampu membacanya secara keseluruhan.
Berhitung Mila mampu memahami konsep angka 1-10.
Menulis Mila sudah mampu menulis meski hanya dengan
meniru tulisan yang penulis berikan.
Dari hasil Asesmen di atas dapat disimpulkan bahwa anak mengalami hambatan
dalam komunikasi dan akademik (membaca permulaan). Anak mengalami hambatan
komunikasi disebabkan oleh kelainan organ bicara anak, dan mengalami hambatan
dalam akademik disebabkan oleh ketunagrahitaannya.
Didasarkan pada hasil asesmen, maka penulis membuat media pembelajaran
konvensional yang dapat membantu anak dalam belajar membaca dan menulis.
B. Hasil Uji Media
Pada bagian ini penulis akan memaparkan data yang diperoleh dari hasil uji coba
mengenai efektifitas penggunaan media MELANKOLIS untuk meningkatkan
kemampuan membaca dan menulis pada anak tunagrahita ringan yang mengalami
gangguan organ bicara kelas III SLB ABC Ibnu Sina Ciparay, Bandung. Uji coba
media ini telah dilaksanakan pada Desember 2014. Dalam tahap uji coba media
MELANKOLIS ini dilakukan sebanyak 1 kali pertemuan dalam 2 sesi.
Dalam proses pembuatan media yang penulis lakukan, media MELANKOLIS
mengalami dua kali revisi desain tanpa mengubah konsep awal.
Uji coba ini bertujuan untuk memperoleh gambaran mengenai media
pembelajaran MELANKOLIS terhadap peningkatan kemampuan mmembaca dan
menulis anak tunagrahita ringan kelas III SDLB. Selanjutnya data yang diperoleh
diuraikan dalam hasil uji coba dan pembahasan, adalah sebagai berikut :
15. 15
1. Kondisi Awal
Langkah pertama yang dilakukan adalah melakukan penilaian (asesmen) pada
kondisi awal sebelum diberikannya intervensi melalui media MELANKOLIS. Data
ini merupakan kondisi awal siswa tunagrahita ringan dengan gangguan organ bicara
yang berhubungan dengan kemampuan membaca dan menulis. Berdasarkan data
yang diperoleh melalui asesmen maka diperoleh data yang terlihat pada tabel sebagai
berikut.
Tabel 2.3 Data Kondisi Awal Anak
No. Sekor Maksimal Sekor Perolehan Nilai
1. 15 5 33.3
Dari nilai maksimal 100, anak hanya mampu memperoleh nilai 33,3.
Grafik 2.1 Kondisi Awal Anak
2. Kondisi Anak Setelah Menggunakan Media Pembelajaran
Langkah selanjutnya adalah melakukan penilaian terhadap kemampuan anak
setelah menggunakan media pembelajaran. Langkah ini dilakukan selama dua tahap
100
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0
Kondisi Awal Anak
16. 16
dimana pada tahap pertama penulis menguji coba media yang belum di revisi dan
tahap kedua menguji alat setelah direvisi, berikut ini tabel kondisi anak setelah
menggunakan media pembelajaran.
a. Tahap I
Tabel 2.4 Data Kondisi Anak Setelah Menggunakan Media Pembelajaran
Tahap I
No. Sekor Maksimal Sekor Perolehan Nilai
1. 15 9 60
Dari nilai maksimal 100, anak memperoleh nilai 60. Jika dilihat dari kondisi awal
anak hingga kondisi setelah menggunakan media pembelajaran tahap I, kemampuan
anak mengalami peningkatan yang cukup pesat.
Grafik 2.2 Kondisi Awal Anak
100
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0
Kondisi Anak Setelah Menggunakan Media Pembelajaran Tahap I
17. 17
b. Tahap II
Tabel 2.5 Data Kondisi Anak Setelah Menggunakan Media Pembelajaran
Tahap II
No. Sekor Maksimal Sekor Perolehan Nilai
1. 15 12 80
Dari nilai maksimal 100, anak memperoleh nilai 80. Jika dilihat dari kondisi awal
anak hingga kondisi setelah menggunakan media pembelajaran tahap II dimana
media telah direvisi, dapat dilihat bahwa kemampuan anak mengalami peningkatan.
Grafik 2.3 Kondisi Awal Anak
3. Rekapitulasi Kemampuan Anak dari Kondisi Awal dan Setelah
Menggunakan Media Pembelajaran
Berikut ini tabel beserta grafik rekapitulasi data kemampuan anak sebelum
dan sesudah menggunakan media.
100
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0
Kondisi Anak Setelah Menggunakan Media Pembelajaran Tahap II
18. 18
Tabel 2.6 Rekapitulasi Kemampuan Anak dari Kondisi Awal dan Setelah
Menggunakan Media Pembelajaran
No. Tahap Sekor
Maksimal
Sekor Perolehan Nilai
1.
Kondisi awal
15
5 33.3
2.
Setelah
menggunakan
media
pembelajaran
tahap I
9 60
3.
Setelah
menggunakan
media
pembelajaran
tahap I
12 90
Grafik 2.4 Grafik Rekapitulasi Kemampuan Anak dari Kondisi Awal dan
Setelah Menggunakan Media Pembelajaran
Tabel dan grafik diatas merupakan rekapitulasi data kemampuan anak
sebelum dan sesudah menggunakan media pembelajaran.
100
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0
1 2 3
21. 21
D. Kesimpulan dan Rekomendasi
1. Kesimpulan
Media pembelajaran adalah sebuah alat yang berfungsi dan digunakan untuk
menyampaikan pesan pembelajaran. Pembelajaran tersebut dapat berupa menulis,
berhitung dan membaca. Anak yang penulis jadikan subjek setelah di asesmen
ternyata mengalami hambatan dalam membaca dan berkomunikasi diakibatkan
karena kelainan organ bicara dan ketunagrahitaannya.
Berdasarkan hasil asesmen tersebut, maka penulis membuat media pembelajaran
yang dapat membantu anak membaca kemudian berkomunikasi dengan menulis,
media tersebut bernama MELANKOLIS (Membaca Lalu Berkomunikasi dengan
Menulis). Media ini dapat membantu permasalahan yang dialami oleh anak yang
penulis jadikan sebagai subjek.
Media pembelajaran yang penulis buat efektif dalam membantu permasalahan
anak, hal ini dapat terlihat dari adanya peningkatan kemampuan membaca, dimana
pada kondisi awal anak hanya mendapat nilai 33.3 kemudian pada tahap I uji coba
media sebelum revisi anak mendapatkan nilai 60 dan pada tahap II uji coba media
setelah revisi anak mendapatkan nilai 80. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa
media pembelajaran yang penulis buat efektif untuk membantu pembelajaran
membaca pada anak yang penulis jadikan subjek.
2. Rekomendasi
Berdasarkan kesimpulan diatas, maka ada beberapa rekomendasi yang
berhubungan dengan pengembangan media pembelajaran, diantaranya :
a. Bagi guru, dari hasil uji coba media terbukti efektif dalam meningkatkan
kemampuan membaca pada anak. Diharapkan media ini dapat digunakan dalam
proses pembelajaran baik bagi anak berkebutuhan khusus atau anak pada
umumnya yang sedang belajar membaca dan menulis. Dengan adanya media ini
22. 22
diharapkan guru menjadi lebih kreatif dan mampu mengembangkan media ini
menjadi lebih efektif dalam membantu anak belajar membaca.
b. Bagi orang tua, media ini dapat digunakan dirumah dalam membantu anak
belajar. Namun dalam keterbatasannya alat ini masih belum dapat dijadikan
media bermain, orang tua diharapkan mampu membuat media ini dapat
membelajarkan anak dan bermain dengan anak. Agar anak tidak merasa harus
belajar disetiap waktu.
c. Bagi mahasiswa dan pengerajin media pembelajaran, media ini masih banyak
kekurangan, dari model media dan metode membaca yang digunakan.
Diharapkan mahasiswa dan pengerajin media pembelajaran dapat
mengembangkan media ini menjadi lebih menarik dan efektif.
23. 23
DAFTAR PUSTAKA
Haryanto. 2012. Pengertian Media Pembelajran. [Online]. Tersedia :
http://belajarpsikologi.com/pengertian-media-pembelajaran/ . [Diakses
tanggal 25 November 2015].
Soendari, Tjutju dan Euis Nani M. 2011. Asesmen Dalam Pendidikan Anak
Berkebutuhan Khusus. Bandung : Amanah Offset.
24. 24
LAMPIRAN
A. Instrumen Membaca Permulaan
Istrumen Membaca Permulaan
Teste : Mila
Perihal : Kondisi awal anak
No. Butir Instrumen
Kondisi Anak
Keterangan
Ya Tidak
1. Anak mengenal semua huruf alphabet ο Anak hanya mengenal
sebagian huruf alfabet
2. Anak mengenal huruf a-e ο
3. Anak mengenal huruf f-j ο Anak mengenal huruf f, g,
dan i. anak belum mengenal
huruf h dan j
4. Anak mengenal huruf k-o ο Anak mengenal huruf k, l, m,
o. Anak tidak mengenal
huruf n.
5. Anak mengenal huruf p-t ο Anak tidak mengenal huruf
p, q, r, namun anak
mengenal huruf s dan t.
6. Anak mengenal huruf u-z ο Anak mengenal huruf u dan
v namun tidak mengenal
huruf w, x, y dan z.
7. Anak mampu membedakan huruf b dan d ο
8. Anak mampu membedakan huruf u dan v ο
9. Anak mampu membedakan huruf m dan
w
ο
10. Anak mampu membedakan huruf p dan q ο
25. 25
11. Anak mampu melafalkan semua huruf
alphabet
ο Anak hanya mampu
melafalkan huruf a dan l
12. Anak mampu menyebutkan huruf vokal
dengan baik
ο Anak hanya mampu
melafalkan huruf a.
13. Anak mampu menyebutkan huruf
konsonan dengan baik
ο
14. Anak mampu mengeja huruf dengan dua
suku kata
ο
15. Anak mampu membaca kata sederhana ο
Jumlah 5 10
Bila anak mampu diberi sekor satu dan bila tidak mampu diberi sekor 0. Untuk
butir instrumen nomor 2-6 bila > 50% diberi sekor 1 dan bila < 50% diberi sekor 0.
Sekor maksimum ideal = 15
πππππ =
Skor Mentah (X)
Skor Maksimum Ideal (βX)
π₯ 100 =
5
15
π₯ 100 = 33,3
26. 26
Istrumen Membaca Permulaan
Teste : Mila
Perihal : Kondisi anak setelah menggunakan media pembelajaran tahap I
No. Butir Instrumen
Kondisi Anak
Keterangan
Ya Tidak
1. Anak mengenal semua huruf alphabet ο Anak hanya mengenal
sebagian huruf alfabet
2. Anak mengenal huruf a-e ο
3. Anak mengenal huruf f-j ο Anak mengenal huruf f, g, h
dan i. anak belum mengenal
huruf j
4. Anak mengenal huruf k-o ο
5. Anak mengenal huruf p-t ο
6. Anak mengenal huruf u-z ο Anak mengenal huruf u, v, w
dan y namun tidak mengenal
huruf x dan z.
7. Anak mampu membedakan huruf b dan d ο
8. Anak mampu membedakan huruf u dan v ο
9. Anak mampu membedakan huruf m dan
w
ο
10. Anak mampu membedakan huruf p dan q ο
11. Anak mampu melafalkan semua huruf
alphabet
ο Anak hanya mampu
melafalkan huruf a dan l
12. Anak mampu menyebutkan huruf vokal
dengan baik
ο Anak mampumelafalkan
huruf a, u, dan o, namun
anak kesulitan melafalkan
huruf e dan i.
13. Anak mampu menyebutkan huruf ο
27. 27
konsonan dengan baik
14. Anak mampu mengeja huruf dengan dua
suku kata
ο
15. Anak mampu membaca kata sederhana ο
Jumlah
9 6
Bila anak mampu diberi sekor satu dan bila tidak mampu diberi sekor 0. Untuk
butir instrumen nomor 2-6 bila > 50% diberi sekor 1 dan bila < 50% diberi sekor 0.
Sekor maksimum ideal = 15
πππππ =
Skor Mentah (X)
Skor Maksimum Ideal (βX)
π₯ 100 =
9
15
π₯ 100 = 60
28. 28
Istrumen Membaca Permulaan
Teste : Mila
Perihal : Kondisi anak setelah menggunakan media pembelajaran tahap II
No. Butir Instrumen
Kondisi Anak
Keterangan
Ya Tidak
1. Anak mengenal semua huruf alphabet ο
2. Anak mengenal huruf a-e ο
3. Anak mengenal huruf f-j ο Anak mengenal huruf f, g, h
dan i. anak belum mengenal
huruf j
4. Anak mengenal huruf k-o ο
5. Anak mengenal huruf p-t ο
6. Anak mengenal huruf u-z ο
7. Anak mampu membedakan huruf b dan d ο
8. Anak mampu membedakan huruf u dan v ο
9. Anak mampu membedakan huruf m dan
w
ο
10. Anak mampu membedakan huruf p dan q ο
11. Anak mampu melafalkan semua huruf
alphabet
ο Anak hanya mampu
melafalkan huruf a dan l
12. Anak mampu menyebutkan huruf vokal
dengan baik
ο Anak mampumelafalkan
huruf a, u, dan o, namun
anak kesulitan melafalkan
huruf e dan i.
13. Anak mampu menyebutkan huruf
konsonan dengan baik
ο
14. Anak mampu mengeja huruf dengan dua
suku kata
ο
29. 29
15. Anak mampu membaca kata sederhana ο
Jumlah
12 3
Bila anak mampu diberi sekor satu dan bila tidak mampu diberi sekor 0. Untuk
butir instrumen nomor 2-6 bila > 50% diberi sekor 1 dan bila < 50% diberi sekor 0.
Sekor maksimum ideal = 15
πππππ =
Skor Mentah (X)
Skor Maksimum Ideal (βX)
π₯ 100 =
12
15
π₯ 100 = 80
30. 30
B. Instrumen Perkembangan Kognitif
A. Bagian Klasifikasi
1. Coretlah semua gambar yang berwarna kuning!
2. Coretlah semua gambar yang berwarna biru dan merah!
Sekor =
Sekor =
31. 31
3. Coretlah bentuk gambar yang sama pada kotak besar dengan contoh pada kotak
kecil!
4. Berikan tanda pada gambar yang sama ukurannya pada bagian bawah dengan
gambar yang ada di atasnya !
B. Bagian Ordering dan Seriasi
5. Susunlah balok ini dari yang terpendek ke yang terpanjang!
Sekor =
Sekor =
32. 32
6. Urutkan balon ini dari yang terkecil ke yang terbesar!
7. Hitunglah gambar dibawah mulai dari atas ke bawah sebanyak satu kali!
C. Bagian Korespondensi
8. Ambilah gambar rumah yang jumlahnya sama dengan jumlah kaki kucing!
Sekor =
Sekor =
Sekor =
33. 33
9. Ambilah gambar mobil yang jumlahnya sama dengan jumlah tanganmu!
10. Ambilah gambar kucing yang jumlahnya sama dengan jumlah lubang hidungmu!
D. Konservasi
11. Berikan tanda dari kedua binatang gajah dan tikus, manakah yang tampak lebih
berat
Sekor =
Sekor =
Sekor =
34. 34
12. Manakah yang lebih berat antara buku yang berada disebelah kanan dan yang
berada di sebelah kiri.
13. Apakah isi yang berada pada gelas sama dengan isi yang berada dalam ember
Sekor =
Sekor =
36. 36
D. Instrumen Asesmen Kemampuan Matematika
Ruang
Lingkup
Indikator Butir instrumen
Kondisi Anak
Mampu Tidak
Matematika Anak mampu
menyebutkan
bilangan 1-10
Anak diminta menyebutkan
bilangan 1-10
Anak mampu
memahami
konsep
bilangan 1-10
Anak diminta mengambil satu
pulpen sampai dengan 10 pulpen
Anak mampu
menyebutkan
banyaknya
benda sampai
dengan 10
=
=
=
Anak mampu
membaca dan
menulis
lambing
bilangan
1 β¦ 2 β¦
3 β¦ 4 β¦
5 β¦ 6 β¦
7 β¦ 8 β¦
9 β¦ 10 β¦
Melakukan
penjumlahan
dari 1-10 + =
2 + 3 =
Melakukan
pengurangan
dari 1-10
- =