Praktikum ini bertujuan untuk menentukan fokus lensa cembung dan cekung dengan melakukan variasi jarak benda dan mengukur jarak bayangan. Hasilnya menunjukkan fokus lensa cembung bernilai positif sedangkan lensa cekung bernilai negatif, serta sifat bayangan lensa cekung selalu maya, tegak, dan diperkecil.
Eksperimen mengamati dua jenis gelombang, transversal dan longitudinal, menggunakan alat slinki dan kabel listrik. Gelombang transversal terbentuk ketika slinki digerakkan ke kiri dan kanan, dengan arah getar tegak lurus terhadap arah rambat. Gelombang longitudinal terjadi saat slinki digerakkan maju mundur, dengan arah getar searah dengan arah rambat. Kabel listrik tidak menimbulkan gelombang.
Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) ini membahas tentang materi suhu dan kalor untuk siswa kelas X semester 2. RPP ini menjelaskan kompetensi inti, kompetensi dasar, indikator, tujuan pembelajaran, materi, metode, dan langkah-langkah pembelajaran yang terdiri atas 2 pertemuan. Pertemuan pertama membahas tentang pengertian suhu dan kalor beserta pengukurannya, sedangkan pertemuan kedua membahas
Praktikum ini bertujuan untuk menentukan fokus lensa cembung dan cekung dengan melakukan variasi jarak benda dan mengukur jarak bayangan. Hasilnya menunjukkan fokus lensa cembung bernilai positif sedangkan lensa cekung bernilai negatif, serta sifat bayangan lensa cekung selalu maya, tegak, dan diperkecil.
Eksperimen mengamati dua jenis gelombang, transversal dan longitudinal, menggunakan alat slinki dan kabel listrik. Gelombang transversal terbentuk ketika slinki digerakkan ke kiri dan kanan, dengan arah getar tegak lurus terhadap arah rambat. Gelombang longitudinal terjadi saat slinki digerakkan maju mundur, dengan arah getar searah dengan arah rambat. Kabel listrik tidak menimbulkan gelombang.
Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) ini membahas tentang materi suhu dan kalor untuk siswa kelas X semester 2. RPP ini menjelaskan kompetensi inti, kompetensi dasar, indikator, tujuan pembelajaran, materi, metode, dan langkah-langkah pembelajaran yang terdiri atas 2 pertemuan. Pertemuan pertama membahas tentang pengertian suhu dan kalor beserta pengukurannya, sedangkan pertemuan kedua membahas
Dokumen tersebut membahas tentang fisika optika yang mencakup pemantulan cahaya, pembiasan cahaya, cermin datar, cermin cekung, cermin cembung, lensa cekung, lensa cembung, dan alat-alat optik seperti mata, kamera, teropong, dan mikroskop.
Dokumen tersebut membahas tentang penentuan indeks bias kaca menggunakan kaca plan pararel. Secara singkat, dokumen menjelaskan tentang dasar teori pembiasan cahaya, kaca plan pararel, dan cara mengukur indeks bias dengan mengukur sudut datang dan sudut bias saat cahaya melewati kaca plan pararel.
SDG's (Tujuan Pembangunan Berkelanjutan) merupakan agenda internasional yang disusun oleh PBB bersama 193 negara untuk kesejahteraan manusia dan planet bumi hingga tahun 2030. SDG's memperluas cakupan dari MDG's dengan menetapkan 17 tujuan dan 169 target yang mencakup aspek sosial, ekonomi, dan lingkungan. Indonesia berkomitmen untuk mencapai SDG's sejalan dengan pembangunan nasional.
Laporan ini menyelidiki hubungan antara arus, tegangan, dan hambatan melalui percobaan hukum Ohm. Percobaan menggunakan power supply, meter dasar, hambatan tetap, dan papan rangkaian untuk mengukur arus dan tegangan pada berbagai hambatan. Hasilnya menunjukkan hubungan yang berbanding lurus antara tegangan dan arus, mendukung hukum Ohm.
Makalah ini membahas tentang siklus Carnot dan reversibilitas. Secara singkat:
1. Siklus Carnot terdiri atas dua proses isotermal dan dua proses adiabatik yang membentuk siklus.
2. Siklus Carnot dianggap sebagai siklus reversibel yang paling efisien.
3. Teorema Carnot menyatakan bahwa di antara semua siklus yang beroperasi antara dua reservoir dengan suhu yang sama, siklus Carnot akan memiliki efisiens
Pendekatan manajemen kelas perubahan perilaku (behavior modification) di sdn ...Nastiti Rahajeng
Laporan penelitian ini membahas implementasi pendekatan manajemen kelas perubahan perilaku (behavior modification) di SDN Semen 5 Kabupaten Blitar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan behavior modification di sekolah tersebut melalui observasi, wawancara, dan angket."
Dokumen tersebut membahas tentang fisika optika yang mencakup pemantulan cahaya, pembiasan cahaya, cermin datar, cermin cekung, cermin cembung, lensa cekung, lensa cembung, dan alat-alat optik seperti mata, kamera, teropong, dan mikroskop.
Dokumen tersebut membahas tentang penentuan indeks bias kaca menggunakan kaca plan pararel. Secara singkat, dokumen menjelaskan tentang dasar teori pembiasan cahaya, kaca plan pararel, dan cara mengukur indeks bias dengan mengukur sudut datang dan sudut bias saat cahaya melewati kaca plan pararel.
SDG's (Tujuan Pembangunan Berkelanjutan) merupakan agenda internasional yang disusun oleh PBB bersama 193 negara untuk kesejahteraan manusia dan planet bumi hingga tahun 2030. SDG's memperluas cakupan dari MDG's dengan menetapkan 17 tujuan dan 169 target yang mencakup aspek sosial, ekonomi, dan lingkungan. Indonesia berkomitmen untuk mencapai SDG's sejalan dengan pembangunan nasional.
Laporan ini menyelidiki hubungan antara arus, tegangan, dan hambatan melalui percobaan hukum Ohm. Percobaan menggunakan power supply, meter dasar, hambatan tetap, dan papan rangkaian untuk mengukur arus dan tegangan pada berbagai hambatan. Hasilnya menunjukkan hubungan yang berbanding lurus antara tegangan dan arus, mendukung hukum Ohm.
Makalah ini membahas tentang siklus Carnot dan reversibilitas. Secara singkat:
1. Siklus Carnot terdiri atas dua proses isotermal dan dua proses adiabatik yang membentuk siklus.
2. Siklus Carnot dianggap sebagai siklus reversibel yang paling efisien.
3. Teorema Carnot menyatakan bahwa di antara semua siklus yang beroperasi antara dua reservoir dengan suhu yang sama, siklus Carnot akan memiliki efisiens
Pendekatan manajemen kelas perubahan perilaku (behavior modification) di sdn ...Nastiti Rahajeng
Laporan penelitian ini membahas implementasi pendekatan manajemen kelas perubahan perilaku (behavior modification) di SDN Semen 5 Kabupaten Blitar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan behavior modification di sekolah tersebut melalui observasi, wawancara, dan angket."
Dokumen tersebut membahas konsep-konsep dasar optika fisis dan geometri seperti pemantulan cahaya, pembiasan cahaya, serta berbagai alat optik seperti cermin, lensa, mata, kamera, lup, dan mikroskop beserta sifat-sifat bayangan yang dihasilkan.
Bab ini membahas tentang optik, khususnya tentang cermin dan lensa. Pembahasan mencakup sifat dan fungsi cermin datar, cekung, dan cembung serta lensa cekung dan cembung. Juga dibahas hukum-hukum yang melandasi optik seperti hukum pemantulan dan hukum Snellius dalam pembiasan cahaya. Tugas-tugas yang diajarkan mencakup menghitung jarak dan tinggi bayangan menggunakan hukum-h
Bab ini membahas tentang optik, khususnya sifat dan fungsi cermin serta lensa. Dijelaskan hukum pemantulan cahaya pada cermin datar, cekung, dan cembung beserta pola bayangannya. Juga diuraikan hukum Snellius dalam pembiasan cahaya di lensa cekung dan cembung beserta pola pembentukan bayangannya. Tujuan pembelajaran adalah memahami sifat dan fungsi cermin dan lensa serta dapat menghitung
Bab 11 membahas tentang cahaya dan alat optik. Pembahasan mencakup sifat-sifat cahaya, pemantulan dan pembiasan cahaya pada cermin dan lensa serta prinsip kerja berbagai alat optik seperti mata, kamera, lup, mikroskop dan teleskop.
Dokumen tersebut membahas tentang pembiasan cahaya pada permukaan lengkung, termasuk pengertian pembiasan, jenis-jenis permukaan lengkung seperti lensa cekung dan cembung, hukum Snellius, serta contoh soal pembiasan cahaya.
Praktikum bertujuan menentukan jarak titik api dan kekuatan lensa cembung. Teori membahas sifat lensa cembung seperti memiliki dua titik fokus, rumus lens maker, dan dalil Esbach untuk menentukan sifat bayangan. Percobaan mengukur jarak benda dan bayangan untuk hitung fokus dan kuat lensa dengan variasi jarak benda. Hasil analisis menunjukkan nilai fokus antara 5,576-5,876 cm dengan ketidakpastian
Dokumen tersebut membahas tentang lensa cembung dan lensa cekung. Lensa cembung memiliki fokus positif dan mengumpulkan cahaya, sementara lensa cekung memiliki fokus negatif dan menyebarkan cahaya. Dokumen tersebut juga menjelaskan bagian-bagian, sinar-sinar istimewa, sifat bayangan yang dihasilkan, serta perumusan dasar yang terkait dengan kedua jenis lensa tersebut.
Similar to Laporan lengkap praktikum f okus lensa konvergen (20)
Tugas Kelompk V Operasi pemisahan bak media berat dan operasi siklon media beratDalam pencucian batubabara MK Pencucian Batubara Teknik Pertambangan Universitas Palangkaraya Kalimantan Tengah
Pencucian batubara kel 4 Operasi pemisahan bak media berat dan operasi siklon...Sylvester Saragih
Dokumen tersebut membahas tentang operasi pemisahan batubara dengan bak media berat dan siklon media berat. Operasi pemisahan ini bertujuan untuk memisahkan batubara dari pengotornya dengan menggunakan medium berat seperti magnetit dan air. Siklon media berat lebih efisien dalam memisahkan partikel kecil batubara dibandingkan dengan bak media berat.
Kelompok 3 Teori Pengendapan partikel untuk konsentrasi operasi dan prinsip ...Sylvester Saragih
Tugas Kelompk III TEORI PENGENDAPAN PARTIKEL UNTUK KONSENTRASI OPERASI DAN PRINSIP FISIKA PEMISAHAN MEDIA BERAT Dalam pencucian batubabara MK Pencucian Batubara Teknik Pertambangan Universitas Palangkaraya Kalimantan Tengah
Dokumen tersebut membahas tentang berbagai jenis bahan galian industri dan karakteristiknya. Secara ringkas, dokumen menjelaskan bahwa:
1. Bahan galian industri terbentuk dari proses geologi berbagai batuan seperti sedimen, gunung api, intrusi plutonik, dan endapan residu serta proses hidrotermal.
2. Jenis-jenis bahan galian industri antara lain dolomit, kalsit, fosfat, bentonit, zeolit
Tugas Kelompok II Operasi kominusi dan operasi pengayakan Dalam pencucian bat...Sylvester Saragih
Tugas Kelompk II Operasi kominusi dan operasi pengayakan Dalam pencucian batubabara MK Pencucian Batubara Teknik Pertambangan Universitas Palangkaraya Kalimantan Tengah
Dokumen tersebut memberikan definisi istilah-istilah yang sering digunakan dalam industri tambang batubara. Beberapa istilah yang dijelaskan adalah jenis-jenis batubara seperti antrasit, bitumen, dan lignit; proses-proses seperti penambangan, penggerusan, dan pencucian; serta komposisi batubara seperti kadar abu, karbon, dan belerang. Definisi-definisi tersebut berguna untuk memahami operasi tambang
Tugas amdal uu no 32 tahun 2009 pplh terhadap lingkungan tambangSylvester Saragih
Dokumen tersebut membahas tentang Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (PPLH), khususnya terkait lingkungan tambang. Pasal yang mengatur tentang lingkungan tambang adalah Pasal 22 yang menyatakan bahwa setiap kegiatan tambang yang berdampak penting terhadap lingkungan hidup wajib memiliki Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL).
Bahan MK PERALATAN DAN PENGANGKUTAN TAMBANG BAWAH TANAH.Peralatan tambang baw...Sylvester Saragih
Dokumen tersebut membahas mengenai peralatan dan pengangkutan pada tambang bawah tanah, dimulai dari metode tambang bawah tanah, faktor yang mempengaruhi pemilihan metode, aktivitas penambangan seperti peledakan, pemuatan, pengangkutan, sistem pengangkutan, serta peralatan bor yang digunakan.
Humprey spiral adalah alat yang menggunakan gaya sentrifugal dan arus air untuk memisahkan mineral berat dari yang ringan. Ia bekerja dengan memisahkan konsentrat, produk pertengahan, dan tailing berdasarkan berat jenis partikel. Parameter kunci yang mempengaruhi kinerjanya adalah ukuran feed, laju aliran, dan kadar padatan pulp.
Tugas paper cekungan batubara pada pulau kalimantanSylvester Saragih
Dokumen tersebut membahas tentang cekungan batubara di Pulau Kalimantan. Secara ringkas, batubara terbentuk dari sisa-sisa tumbuhan melalui proses pembatubaraan. Cekungan batubara utama di Kalimantan adalah Cekungan Melawi, Cekungan Barito, dan Cekungan Kutai. Batubara di Indonesia terbentuk dari proses paleogen, neogen, dan delta.
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaFathan Emran
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka - abdiera.com, Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka, Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka, Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka, Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka, Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka
Banyak orang menganggap mempelajari kitab Wahyu adalah sulit. Selain karena membicarakan simbol-simbol yang tidak biasa, kitab Wahyu juga memiliki tema-tema yang kompleks. Nah, bagaimana cara terbaik membedah kitab Wahyu?
Mari kita pelajari bersama lebih dahulu 3 pasal pertama dari kitab ini dalam kelas diskusi "Bedah Kitab Wahyu" (BKW) pada 19—26 Juni 2024 melalui grup WA.
Sebelum kelas dimulai, ikuti lebih dahulu pemaparan materinya via Zoom pada:
Rabu, 19 Juni 2024.
- Pagi: pkl. 10.30—12.00 WIB
- Malam: pkl. 19.00—20.30 WIB
Daftarkan diri Anda segera di https://bit.ly/form-mlc.
Kontak:
WA: 0821-3313-3315 (MLC)
E-Mail: kusuma@in-christ.net
1. LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM
FISIKA DASAR
Topik Percobaan : Menentukan Fokus Lensa Konvergen
Oleh :
Nama/NIM
Kelompok : C4
Nama Kelompok : 1.Sylvester Saragih DBD 111 0105
2.Frans Ganda P. Ujung DBD 111 0129
3.Meshac T. Silalahi DBD 111 0113
4.Aetco Septa DBD 111 0112
5.Defitio Pratama. DBD 111 0110
6.Wendra Bangsawan DBD 111 0107
7.Susanto DBD 111 0106
Praktikum ke : II ( ke dua )
Tanggal Praktikum : 14 April 2012
Aisten Pembimbin : Sarwan
UPT. LAB. DASAR DAN ANALITIK
UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
2012
2. Laporan Lengkap Praktikum
I. Topik Percobaan
Menentukan Fokus Lensa Konvergen
II. Tujuan Percobaan
1. Dapat membedakan jarak fokus lensa dengan fokus
2. Dapat mengukur jarak benda lensa konvergen
3. Dapat mengukur jarak bayangan lensa konvergen
4. Dapat menbuat grafik hubungan antara kebalikan jarak benda dengan
kebalikan jarak bayangan berdasarkan data hasil pengamatan
5. Dapat membuat grafik hubungan antara jarak benda denga bayangan
lensa konvergen
6. Dapat menerapkan rumus umum lensa
7. Dapat menentukan letak bayangan dan sifat bayangan pada lensa
III. Alat dan Bahan
1. Meja optik
2. Rel presisi
3. Lensa cembung (fokus 1.00 cm)
4. Layar
5. Sumber cahaya
6. Pemegang slide diafragma
7. Slide anak panah
3. IV. Landasan Teoritis dan Prosedur Kerja
A. Dasar Teori
Lensa adalah benda bening yang dibatasi oleh dua permukaan lengkung
dengan setidak-tidaknya salah satu permukaannya merupakan bidang
lengkung. Secara umum, berdasarkan kelengkungan permukaan kita mengenal
dua jenis lensa yaitu lensa sferis dan lensa silindris. Lensa sferis memiliki
kelengkungan permukaaan seperti permukaan bola yang dapat memusatkan
cahaya pada suatu titik tertentu. Sedangkan, lensa silindris memiliki
kelengkungan permukaan seperti permukaan silinder yang dapat memusatkan
cahaya pada suatu garis tertentu. Lensa sferis merupakan lensa cembung dan
lensa silindris merupakan lensa cekung. Lensa cembung sering juga disebut
sebagai lensa bikonveks (kedua permukaanya cembung) atau lensa positif
(fokusnya bertanda positif) atau lensa konvergen (bersifat mengumpulkan
sinar)
Pada lensa kita mengenal dua titik fokus yaitu titik fokus aktif dan titik
fokus pasif. Titik fokus aktif (F1) adalah titik fokus yang merupakan titik
pertemuan sinar-sinar bias dari sinar-sinar yang datang sejajar sumbu utama.
Titik fokus pasif (F2) adalah titik fokus yang merupakan pertemuan titik asal
sinar sehingga sinar-sinar bias sejajar sumbu utama. Jarak titik fokus ke titik
pusat optik (O) disebut jarak fokus (f). pada lensa cembung, F1 terletak di
belakang lensa dan F2 terletak di depan lensa.
O
4. sumbu
utama F2 F1
Pembiasan cahaya pada lensa cembung
Sifat-sifat bayangan dari suatu benda nyata dan tegak di depan lensa
cembung berdasarkan rumus pembiasan dan metode penomoran antara lain:
sinar + IV
datang
III II I
2F2 F2 F1 2F2
4 1 2 3
1. Benda di titik fokus (F2) menghasilkan bayangan di titik tak terhingga.
2. Benda di titik pusat kelengkungan lensa (2F2) menghasilkan bayangan
bersifat nyata, terbalik, dan sama besar.
3. Benda di titik tak terhingga menghasilkan bayangan nyata, terbalik, dan
diperkecil.
4. Benda di antara titik pusat optic (O) dan titik fokus (F2) menghasilkan
bayangan maya, tegak dan diperbesar.
5. 5. Benda di antara titik fokus (F) dan (2F2) menghasilkan bayangan nyata,
terbalik, dan diperbesar.
6. Benda di titik yang lebih besar dari titik fokus 2F2 menghasilkan
bayangan nyata, terbalik, dan diperkecil.
Rumus umum pembiasan pada lensa tipis sebagai berikut:
1 1 1 1 s s'
s s' f f sxs '
Keterangan: s = jarak benda
s’ = jarak bayangan
f = jarak fokus lensa
B. Prosedur Kegiatan
1. Merakit meja optik dan rel presisi sehingga tidak memiliki daerah
penyumbatan yang mengganggu pergerakan slide.
2. Menyusun berturut-turut sumber cahaya, slide anak panah, lensa
cembung, dan layar.
3. Meletakan slide anak panah pada ruang III atau di beklakang P2 , pada
jarak tertentu. Dalam praktikum kali ini jarak yang dipakai adalah 15
cm, 18 cm, 20 cm, 25 cm, 30 cm, 33 cm. Jarak tersebut merupakan
jarak antara slide anak panah dengan lensa yang merupakan jarak
benda.
4. Menggeser layar sampai diperoleh bayangan anak panah paling jelas .
6. 5. Mengukur jarak bayangan yang dihasilkan. (jarak antara layar dengan
lensa)
6. Memperhatikan bayangan yang terbebtuk kemudian menuliskan sifat
yang terjadi dalam data pengamatan
7. Mengulangi langkah-langkah di atas untuk semua jarak yang telah
ditentukan
8. Terakhir, menghitung fokus yang didapatkan dari hasil pengamatan
menggunakan rumus umum lensa.
9. Kemudian membandingkan dengan jarak fokus lensa yang tertulis
pada lensa
V. Data Hasil Pengukuran
Ruang Percobaan Ruang
s (cm) s‘ (cm) f (cm) Sifat Bayangan
Benda Ke- Bayangan
1 II Nyata, terbalik,
26 16 9,9
diperbesar
2 II Nyata, terbalik,
III 20 17 9,1
tetap
3 II Nyata, terbalik,
25 16 9,7
diperkecil
1 III Nyata, terbalik,
15 25 9,4
diperkecil
2 III Nyata, terbalik,
II 12 42 9,3
diperkecil
3 III Nyata, terbalik,
18 19 9,2
diperkecil
1 IV ~ Nyata, besar
5 ~
,tegak lurus
2 IV Nyata, besar
I 8 ~
~ ,tegak lurus
3 IV Nyata, besar
9 ~
~ ,tegak lurus
7. VI. Analisis Data dan Jawaban Tugas
A. Analisis Data
Analisis dilakukan untuk mengetahui kebenaran penghitungan
fokus dengan menggunakan rumus umum fokus lensa :
1) Dik: s = 26 cm
s’ = 16 cm
Dit : f.?
1 1 1
Jawab : =
f s s'
s s' 26 16
= =
s x s' 26 x 16
f = 9,9 cm 1,00cm
2) Dik: s = 18 cm
s’ = 20 cm
Dit : f.?
1 1 1
Jawab : =
f s s'
s s' 20 17
= =
s x s' 20 x 17
f = 9,1 cm 1,00cm
3) Dik: s = 25 cm
s’ = 16 cm
Dit : f.?
8. 1 1 1
Jawab : =
f s s'
s s' 25 16
= =
s x s' 25 x 16
f = 9,7 cm 1,00cm
4) Dik: s = 15 cm
s’ = 25 cm
Dit : f.?
1 1 1
Jawab : =
f s s'
s s' 15 25
= =
s x s' 15 x 25
f = 9,4 cm 1,00cm
5) Dik: s = 12 cm
s’ = 42 cm
Dit : f.?
1 1 1
Jawab : =
f s s'
s s' 12 42
= =
s x s' 12 x 42
f = 9,3 cm 1,00cm
6) Dik: s = 18 cm
s’ = 19 cm
Dit : f.?
1 1 1
Jawab : =
f s s'
9. s s' 18 19
= =
s x s' 18 x 19
f = 9,2 cm 1,00cm
Dari penghitungan di atas di dapatkan bahwa hasil penghitungan fokus
lensa relatif sama dengan fokus yang tertulis pada lensa. Hal ini
membuktikan bahwa rumus tersebut adalah benar.
B. Tugas
1. Sifat – sifat lensa konvergen :
Mengumpulkan sinar,
Kedua permukaannya cembung (bikonveks),
Titik fokusnya bersifat nyata/sejati,
Fokusnya bertanda positif (lensa positif),
Sinar sejajar sumbu utama dibiaskan menuju titik focus lensa,
Bentuk bagian tengahnya lebih tebal dari bagian tepi,
Di simbolkan dengan tanda ↕, ,atau .
Sifat – sifat lensa divergen :
Menyebarkan sinar,
Titik Fokusnya bersifat maya/semu,
Kedua permukaannya cekung (bikonkaf),
Fokusnya bertanda negatif (lensa negatif),
Sinar sejajar sumbu utama lensa di biaskan seolah-olah karena
berasal dari titik focus lensa,
Bentuk bagian tengahnya lebih tipis daripada bagian tepinya,
10. Titik fokus aktif (F1) berada didepan lensa dan titik focus
pasif (F2) berada dibelakang lensa.
Di simbolkan dengan tanda atau
2. Bayangan maya /semu adalah bayangan yang dapat dilihat melalui
lensa. Secara Grafis, bayangan maya dapat terjadi :
Bila bayangan terbentuk dari pertemuan sinar datang dengan
perpanjangan sinar pantul (ditinggalkan sinar pantul),
Bila benda berada di antara titik pusat optic(O)dan titik focus
(F)menghasilkan bayangan maya, tegak, dan diperbesar pada
lensa cembung saat benda nyata dan tegak di depan lensa,
Pada lensa cekung, suatu benda nyata dan tegak di depan
lensa akan selalu menghasilkan bayangan bersifat maya,
tegak, dan diperkecil,
Semua bayangan yang terletak di depan lensa adalah maya
dan tegak.
3. Bayangan nyata/sejati adalah bayangan yang hanya dapat di lihat jika
ditangkap oleh layar.Secara grafis, bayangan nyata dapat terjadi :
Bayangan tersebut terbentuk dari pertemuan sinar datang dan
sinar pantul,
Saat nilai jarak bayangan positif,
Saat bayangan terletak di belakang lensa,
Pada lensa cembung, saat benda berada di depan lensa dan
tegak pada saat benda di ruang II,III, dan IV.
11. 4. Untuk menurunkan rumus umum pada lensa, dengan memperhatikan
bentuk geografis sinar yang datang dari benda titik O mengenai lensa
pada titik A dan dibiaskan ke titik I.Permukaan suatu lensa ABC
mempunyai pusat kelengkungan C1 dan jari-jari R1. Permukaan dua
dari lensa(ADC)mempunyai pusat kelengkungan C2 dan jari-jari
R2.Permukaan bayangan pada lensa melalui dua tahap,yaitu :
a. Pembiasan oleh permukaan ABC membentuk bayangan pada titik
I1 .
b. Bayangan tersebut akan dianggap sebagai benda oleh ADC dan
terbentuk bayangan akhir I2.
Dengan menerapkan frinsip pembiasan pada bidang lengkung yaitu:
n1 + n2 ═ n2 - n1
s s’ R
Gambar pembiasan pada lensa
Untuk permukaan ABC
n1 n2 n2 n1
s s' R
12. nm nl nl nm
OB BI 1 R2
Untuk permukaan ADC
nl nm (nm nl )
DI 1 DI 2 R2
Dimana : nm = indeks bias medium
nl = Indeks bias lensa
Untuk lensa,BD dapat diabaikan sehingga bila kedua
persamaan diatas dijumlahkan ,diperoleh :
nl nm ( nl nm ) ( nl nm ) 1 1
( nl n m )( )
OB DI 2 R1 R2 R1 R2
Mengingat OB adalah jarak benda (s) dan DI2 adalah jarak
bayangan (s’), maka dengan membagi persamaan diatas n m
akan diperoleh:
1 1 nl 1 1
( 1)( )
s s' nm R1 R2
Untuk benda yang terletak dijauh tak terhingga(s=
),bayangan yang terjadi berada dititik focus (s’= F). Dengan
memasukkan nilai ini kedalam persamaan terakhir,diperoleh:
1 nl 1 1
( 1)( )
f nm R1 R2
Persamaan diatas dikenal sebagai persamaan pembuat lensa
karena dengan mendesain jari-jari R1 dan R2 maka dapat
menentukan jarak fokussesuai dengan keinginan.
13. Apabila persamaan
nm
f1 = xR1
nl n m
Dan persamaan
nl
f2 = .R2
nl nm
Digabungkan maka diperoleh rumus umum lensa sebagai
berikut:
1 1 1
s s' f
Dimana, s = f1 dan s’ =
s = dan s’ = f2
14. VII. Diskusi, Kesimpulan, dan Saran
A. Diskusi
Terkadang hasil penghitungan sangat berbeda dengan jarak
yang tertulis dengan lensa fokus. Mungkin hal ini disebabkan karena
kurang jelasnya hasil bayaangan yang dihasilkan pada layar.
Sehingga meskipun hasil penghitungan relatif, pasti akan ada selisih
yang sangat berpengaruh.
Kendala-kendala yang kami hadapi pada saat praktikum adalah
sumber cahaya yaitu senter menjadi kurang berfungsi sebab pada saat
praktikum kami tidak berada pada ruangan yang benar-benar tertutup
sehingga hasil bayangan yang kami dapat tidak normal(jika dalam
ruangan tertutup bayangan mungkin normal).
B. Kesimpulan
Jarak bayangan yang terbentuk berbanding terbalik dengan
jarak benda. Semakin besar jarak benda dari titik pusat optik semakin
kecil jarak bayangan yang terbentuk. Jadi dapat diketahui bahwa jarak
15. fokus lensa adalah berbeda dengan fokus. Karena jarak fokus lensa
adalah jarak bayangan ketika mencapai bentuk yang paling jelas.
Berdasarkan praktikum yang telah kami lakukan dapat
disimpulkan bahwa sifat bayangan dari lensa cembung bersifat
nyata,terbalik,dapat diperkecil/diperbesar/sama besar.
Lensa adalah benda bening yang dibatasi oleh dua bidang
lengkung atau sebuah bidang lengkung dan bidang datar. Secara garis
besar lensa dibedakan menjadi dua jenis :
1.Lensa yang bersifat mengumpulkan sinar (konvergen),
2.Lensa yang bersifat menyebarkan sinar (divergen).
Bayangan maya /semu adalah bayangan yang dapat dilihat melalui
lensa.
Bayangan nyata/sejati adalah bayangan yang hanya dapat di lihat jika
ditangkap oleh layar.
Berdasarkan kelengkungan permukaan lensa dibedakan menjadi
2:
o Lensa Sferis, Lensa yang memiliki kelengkungan permukaan seperti
permukaan bola yang dapat memusatkan cahaya pada suatu titik
tertentu.
o Lensa silindris, yang memiliki kelengkungan permukaan seperti
permukaan silinders yang dapat memusatkan cahaya pada suatu garis
tertentu.
C. Saran
16. Keberhasilan suatu percobaan tidak lepas dari beberapa faktor yang
terkait dalam pelaksanaan praktikum. Misalnya kelengkapan alat dan
bahan di laboratorium, lengkapnya petunjuk atau prosedur praktikum,
serta bimbingan yang penuh dari asistan lab atau siapapun yang
bertanggung jawab terhadap jalannya praktikum.
Petunjuk yang diberikan hendaknya lengkap dan tidak terlalu
membingungkan praktikan. Jika perlu dilengkapi dengan petunjuk-
petunjuk bergambar yang memudahkan praktikan untuk memahami
prosedur kerja, cara penggunaan alat, jenis bahan,dan lain-lain.
VIII. Daftar Pustaka
Tim Pengajar Kimia Dasar. 2009. Petunjuk Praktikum Kimia Dasar :
Palangka Raya: Laboratium Dasar dan Analitik.
Drs. Edi Istiyono, M. Si. 2005. Fisika Kelas X. Klaten, Indonesia : Intan
Pariwara.
Putra, Rusdiansyah. 2004. Diktat Pembelajaran Fisika SMP Kelas III.
Palangkaraya : Private.
Haliday, D. dan Resnick, R. 1991. Fisika Jilid 2 (Terjemahan oleh:
Pantur Silaban dan Erwin Sucipto). Jakarta : Erlangga.