Eksperimen ini bertujuan untuk mempelajari hukum Archimedes dan hukum utama hidrostatika serta menggunakannya untuk mengukur kerapatan zat padat dan cair. Eksperimen dilakukan dengan menimbang benda di udara dan dalam air untuk menentukan kerapatannya, serta mengukur tinggi air dan minyak dalam pipa U untuk menghitung kerapatan minyak. Hasilnya kemudian dibandingkan dengan data literatur.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
(1) Dokumen tersebut menjelaskan tentang percobaan untuk menentukan massa jenis zat cair dengan menggunakan pipa U; (2) Massa jenis air didapatkan dari persamaan ρ=m/v dan massa jenis minyak goreng didapatkan dari hubungan antara tinggi zat cair dalam pipa U; (3) Hasilnya menunjukkan massa jenis air sebesar 1000 kg/m3 dan
Kelompok 2 ggl induksi elektromagnetik dan gaya lorentzMuhammad Ridlo
Laporan ini membahas percobaan induksi elektromagnetik dan gaya Lorentz. Percobaan induksi elektromagnetik melibatkan pengaruh perubahan medan magnet terhadap arus listrik yang dihasilkan pada kumparan, sedangkan percobaan gaya Lorentz melibatkan pengaruh medan magnet terhadap penghantar yang dialiri arus."
1 b 59_utut muhammad_laporan akhir mi (momen inersia)umammuhammad27
Laporan praktikum mendeskripsikan prosedur pengukuran momen inersia dari berbagai benda seperti bola, silinder, piringan, dan kerucut dengan mengukur massa, diameter, dan tinggi benda. Data pengukuran periode diri, periode benda, simpangan, dan periode piringan juga dilaporkan.
Eksperimen ini bertujuan untuk memahami konsep kinematika dan hukum Newton serta menghitung momen inersia katrol dengan menggunakan pesawat Atwood. Eksperimen ini melibatkan pengukuran percepatan dan kecepatan beban yang bergerak di bawah pengaruh gravitasi dengan menambah beban tambahan.
1. Laporan hasil praktikum menentukan massa jenis zat cair berdasarkan hukum Archimedes dimana gaya ke atas yang dihasilkan sebanding dengan volume zat cair yang dipindahkan.
2. Praktikum dilakukan untuk mengukur berat beberapa buah di udara dan di air untuk menghitung gaya ke atasnya.
3. Kesimpulan adalah besarnya gaya ke atas sebanding dengan volume zat cair yang dipindahkan, semakin besar
1 b 11170163000059_laporan akhir ha (hukum archimedes)umammuhammad27
Praktikum ini bertujuan untuk mempelajari hukum Archimedes melalui pengukuran massa jenis balok dan silinder secara langsung dan tidak langsung. Langkah-langkah kerja meliputi persiapan alat dan bahan, pengukuran dimensi benda, pengukuran massa dalam udara dan cairan, perhitungan massa jenis, dan pencatatan hasil. Data menunjukkan nilai massa jenis rata-rata balok dan silinder serta gaya ap
Laporan ini membahas tentang percobaan gaya Archimedes dengan menggunakan pipa. Pipa tersebut diukur volume dan beratnya baik dalam udara maupun dalam air menggunakan jangka sorong dan neraca pegas. Hasilnya digunakan untuk menghitung besaran gaya apung."
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
(1) Dokumen tersebut menjelaskan tentang percobaan untuk menentukan massa jenis zat cair dengan menggunakan pipa U; (2) Massa jenis air didapatkan dari persamaan ρ=m/v dan massa jenis minyak goreng didapatkan dari hubungan antara tinggi zat cair dalam pipa U; (3) Hasilnya menunjukkan massa jenis air sebesar 1000 kg/m3 dan
Kelompok 2 ggl induksi elektromagnetik dan gaya lorentzMuhammad Ridlo
Laporan ini membahas percobaan induksi elektromagnetik dan gaya Lorentz. Percobaan induksi elektromagnetik melibatkan pengaruh perubahan medan magnet terhadap arus listrik yang dihasilkan pada kumparan, sedangkan percobaan gaya Lorentz melibatkan pengaruh medan magnet terhadap penghantar yang dialiri arus."
1 b 59_utut muhammad_laporan akhir mi (momen inersia)umammuhammad27
Laporan praktikum mendeskripsikan prosedur pengukuran momen inersia dari berbagai benda seperti bola, silinder, piringan, dan kerucut dengan mengukur massa, diameter, dan tinggi benda. Data pengukuran periode diri, periode benda, simpangan, dan periode piringan juga dilaporkan.
Eksperimen ini bertujuan untuk memahami konsep kinematika dan hukum Newton serta menghitung momen inersia katrol dengan menggunakan pesawat Atwood. Eksperimen ini melibatkan pengukuran percepatan dan kecepatan beban yang bergerak di bawah pengaruh gravitasi dengan menambah beban tambahan.
1. Laporan hasil praktikum menentukan massa jenis zat cair berdasarkan hukum Archimedes dimana gaya ke atas yang dihasilkan sebanding dengan volume zat cair yang dipindahkan.
2. Praktikum dilakukan untuk mengukur berat beberapa buah di udara dan di air untuk menghitung gaya ke atasnya.
3. Kesimpulan adalah besarnya gaya ke atas sebanding dengan volume zat cair yang dipindahkan, semakin besar
1 b 11170163000059_laporan akhir ha (hukum archimedes)umammuhammad27
Praktikum ini bertujuan untuk mempelajari hukum Archimedes melalui pengukuran massa jenis balok dan silinder secara langsung dan tidak langsung. Langkah-langkah kerja meliputi persiapan alat dan bahan, pengukuran dimensi benda, pengukuran massa dalam udara dan cairan, perhitungan massa jenis, dan pencatatan hasil. Data menunjukkan nilai massa jenis rata-rata balok dan silinder serta gaya ap
Laporan ini membahas tentang percobaan gaya Archimedes dengan menggunakan pipa. Pipa tersebut diukur volume dan beratnya baik dalam udara maupun dalam air menggunakan jangka sorong dan neraca pegas. Hasilnya digunakan untuk menghitung besaran gaya apung."
Dokumen tersebut membahas tentang fluida statis, sifat-sifatnya seperti tidak dapat melawan geser dan mempunyai kompresibilitas serta viskositas. Juga membahas tentang tekanan, tekanan hidrostatis, dan contoh soalnya. Selanjutnya membahas pula tentang hukum Pascal, bejana berhubungan, hukum Archimedes beserta contoh soalnya.
Laporan praktikum fisika dasar pengukuran dasar benda padatNurul Hanifah
Berisi hasil pengukuran volume dan massa jenis beberapa benda padat seperti balok tembaga, silinder besi, dan kunci dengan menggunakan alat ukur seperti jangka sorong, mikrometer, dan neraca."
1. Kelompok 5 melakukan percobaan untuk menguji hukum kekekalan massa dan hubungan antara unsur-unsur dalam senyawa kimia. Mereka mengukur massa sebelum dan sesudah reaksi serta mengamati hasil reaksi berbagai larutan.
2. Dari hasilnya, ditemukan bahwa massa zat sebelum dan sesudah reaksi tetap, membuktikan kebenaran hukum kekekalan massa. Jumlah mol zat yang bereak
Eksperimen ini bertujuan untuk mempelajari hukum Archimedes dan hukum utama hidrostatika serta menggunakannya untuk mengukur kerapatan zat padat dan cair. Metode yang digunakan meliputi penimbangan benda di udara dan dalam air untuk menentukan kerapatannya, serta pengukuran tinggi zat cair dalam pipa U untuk menentukan kerapatan zat cair uji. Hasilnya berupa data pengamatan kerapatan zat cair uji
1. Percobaan dilakukan untuk menentukan orde reaksi berdasarkan konsentrasi awal dan pengaruh temperatur terhadap laju reaksi menggunakan metode imajiner.
2. Orde reaksi yang diperoleh dari larutan KI sebesar 1, H2O2 sebesar 1 dan HCl sebesar 0.
3. Semakin tinggi temperatur, waktu reaksi akan semakin pendek.
1. Tujuan percobaan ini adalah memahami pengaruh keberadaan zat terlarut terhadap sifat fisis larutan dan menggunakan penurunan titik didih untuk menentukan massa molekul relatif zat terlarut.
2. Hasilnya menunjukkan titik didih larutan gula tertinggi yaitu 102°C karena kandungan zat terlarutnya paling banyak.
Pada percobaan ini dilakukan 3 kali uji coba untuk menentukan angka kesetaraan kalor listrik dengan mengubah massa air. Hasilnya adalah (5,95±0,06)x103 joule/kalori, (4,801 ± 0,034)x103 joule/kalori, dan (5,493±0,028)x103 joule/kalori.
Laporan ini mendeskripsikan serangkaian percobaan untuk menentukan koefisien gesekan statis dan kinetis. Koefisien gesekan statis ditentukan dengan mengukur sudut dimana balok kayu mulai bergerak di bidang miring dan menggunakan hubungan tanθ=fs/N. Koefisien gesekan kinetis diukur dengan mengamati gerakan balok yang digerakkan oleh beban di bidang miring. Hasilnya menunjukkan koefisien gesekan statis berk
DISTRIBUSI SOLUT ANTARA DUA PELARUT TAK BERCAMPURLinda Rosita
Tugas makalah ini membahas tentang distribusi solut antara dua pelarut yang tidak bercampur, yaitu air dan petroleum eter. Dilakukan ekstraksi larutan asam asetat ke dalam petroleum eter untuk menentukan koefisien distribusi melalui titrasi sebelum dan sesudah ekstraksi.
Laporan praktikum fisika mengenai hukum Hooke yang dilakukan oleh kelompok III SMA Negeri 1 Kota Bima pada tahun pelajaran 2014/2015. Praktikum ini bertujuan untuk menyelidiki hubungan antara gaya dengan pertambahan panjang pegas. Hasilnya menunjukkan bahwa gaya yang diberikan pada pegas berbanding lurus dengan pertambahan panjangnya, sehingga mendukung hukum Hooke.
Dokumen ini merupakan laporan praktikum tentang titrasi asam-basa yang bertujuan untuk menentukan kemolaran larutan HCl dengan menggunakan larutan standar NaOH 0,1 M. Mahasiswa melakukan titrasi 20 mL larutan HCl dengan larutan NaOH 0,1 M sambil mengamati perubahan warna indikator fenolftalein. Dari hasil tiga percobaan, didapatkan volume rata-rata larutan NaOH yang digunakan sebesar 34
Dokumen tersebut membahas tentang materi fluida statis pada pelajaran fisika untuk kelas X semester 2. Materi tersebut mencakup hukum-hukum dasar fluida statis seperti tekanan, hukum pokok hidrostatis, hukum Pascal, dan hukum Archimedes beserta contoh penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.
Dokumen tersebut membahas tentang fluida statis, sifat-sifatnya seperti tidak dapat melawan geser dan mempunyai kompresibilitas serta viskositas. Juga membahas tentang tekanan, tekanan hidrostatis, dan contoh soalnya. Selanjutnya membahas pula tentang hukum Pascal, bejana berhubungan, hukum Archimedes beserta contoh soalnya.
Laporan praktikum fisika dasar pengukuran dasar benda padatNurul Hanifah
Berisi hasil pengukuran volume dan massa jenis beberapa benda padat seperti balok tembaga, silinder besi, dan kunci dengan menggunakan alat ukur seperti jangka sorong, mikrometer, dan neraca."
1. Kelompok 5 melakukan percobaan untuk menguji hukum kekekalan massa dan hubungan antara unsur-unsur dalam senyawa kimia. Mereka mengukur massa sebelum dan sesudah reaksi serta mengamati hasil reaksi berbagai larutan.
2. Dari hasilnya, ditemukan bahwa massa zat sebelum dan sesudah reaksi tetap, membuktikan kebenaran hukum kekekalan massa. Jumlah mol zat yang bereak
Eksperimen ini bertujuan untuk mempelajari hukum Archimedes dan hukum utama hidrostatika serta menggunakannya untuk mengukur kerapatan zat padat dan cair. Metode yang digunakan meliputi penimbangan benda di udara dan dalam air untuk menentukan kerapatannya, serta pengukuran tinggi zat cair dalam pipa U untuk menentukan kerapatan zat cair uji. Hasilnya berupa data pengamatan kerapatan zat cair uji
1. Percobaan dilakukan untuk menentukan orde reaksi berdasarkan konsentrasi awal dan pengaruh temperatur terhadap laju reaksi menggunakan metode imajiner.
2. Orde reaksi yang diperoleh dari larutan KI sebesar 1, H2O2 sebesar 1 dan HCl sebesar 0.
3. Semakin tinggi temperatur, waktu reaksi akan semakin pendek.
1. Tujuan percobaan ini adalah memahami pengaruh keberadaan zat terlarut terhadap sifat fisis larutan dan menggunakan penurunan titik didih untuk menentukan massa molekul relatif zat terlarut.
2. Hasilnya menunjukkan titik didih larutan gula tertinggi yaitu 102°C karena kandungan zat terlarutnya paling banyak.
Pada percobaan ini dilakukan 3 kali uji coba untuk menentukan angka kesetaraan kalor listrik dengan mengubah massa air. Hasilnya adalah (5,95±0,06)x103 joule/kalori, (4,801 ± 0,034)x103 joule/kalori, dan (5,493±0,028)x103 joule/kalori.
Laporan ini mendeskripsikan serangkaian percobaan untuk menentukan koefisien gesekan statis dan kinetis. Koefisien gesekan statis ditentukan dengan mengukur sudut dimana balok kayu mulai bergerak di bidang miring dan menggunakan hubungan tanθ=fs/N. Koefisien gesekan kinetis diukur dengan mengamati gerakan balok yang digerakkan oleh beban di bidang miring. Hasilnya menunjukkan koefisien gesekan statis berk
DISTRIBUSI SOLUT ANTARA DUA PELARUT TAK BERCAMPURLinda Rosita
Tugas makalah ini membahas tentang distribusi solut antara dua pelarut yang tidak bercampur, yaitu air dan petroleum eter. Dilakukan ekstraksi larutan asam asetat ke dalam petroleum eter untuk menentukan koefisien distribusi melalui titrasi sebelum dan sesudah ekstraksi.
Laporan praktikum fisika mengenai hukum Hooke yang dilakukan oleh kelompok III SMA Negeri 1 Kota Bima pada tahun pelajaran 2014/2015. Praktikum ini bertujuan untuk menyelidiki hubungan antara gaya dengan pertambahan panjang pegas. Hasilnya menunjukkan bahwa gaya yang diberikan pada pegas berbanding lurus dengan pertambahan panjangnya, sehingga mendukung hukum Hooke.
Dokumen ini merupakan laporan praktikum tentang titrasi asam-basa yang bertujuan untuk menentukan kemolaran larutan HCl dengan menggunakan larutan standar NaOH 0,1 M. Mahasiswa melakukan titrasi 20 mL larutan HCl dengan larutan NaOH 0,1 M sambil mengamati perubahan warna indikator fenolftalein. Dari hasil tiga percobaan, didapatkan volume rata-rata larutan NaOH yang digunakan sebesar 34
Dokumen tersebut membahas tentang materi fluida statis pada pelajaran fisika untuk kelas X semester 2. Materi tersebut mencakup hukum-hukum dasar fluida statis seperti tekanan, hukum pokok hidrostatis, hukum Pascal, dan hukum Archimedes beserta contoh penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.
Dokumen tersebut membahas tentang mekanika fluida, termasuk konsep tekanan, hukum hidrostatika, hukum Archimedes, dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari seperti hidrometer dan kapal. Dibahas pula tentang tegangan permukaan zat cair dan viskositas fluida.
Dokumen tersebut memberikan ringkasan tentang fluida statis dalam 3 kalimat:
Fluida statis adalah zat yang dapat mengalir seperti air dan udara, yang memiliki sifat dapat mengalir dan mengambil bentuk wadahnya. Dokumen ini menjelaskan konsep massa jenis, tekanan, hukum hidrostatis, hukum Pascal, dan hukum Archimedes beserta contoh aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari seperti
Dokumen ini membahas tentang fluida statis dan prinsip-prinsip dasarnya. Secara singkat, fluida adalah zat yang dapat mengalir dan memiliki sifat seperti massa jenis serta tekanan. Dokumen ini juga menjelaskan hukum hidrostatis, Pascal, dan Archimedes yang mengatur perilaku fluida statis.
1. Dokumen tersebut membahas tentang konsep-konsep dasar dalam fluida statis seperti massa jenis, tekanan, tekanan hidrostatis, hukum-hukum dasar hidrostatis dan kapilaritas, viskositas, serta hukum Stokes dan kecepatan terminal.
Dokumen tersebut membahas tentang fluida statis yang meliputi pengertian fluida, massa jenis, tekanan hidrostatis, hukum Pascal, dan hukum Archimedes. Fluida statis adalah fluida yang tidak mengalami perpindahan bagian-bagiannya.
Dokumen tersebut membahas tentang fluida dan konsep-konsep dasar dalam mekanika fluida seperti tekanan hidrostatis, gaya hidrostatis, hukum Pascal, hukum Archimedes, kohesi, adhesi, tegangan permukaan, kapilaritas, dan lainnya. Secara singkat, dokumen tersebut menjelaskan sifat-sifat dasar dari fluida dan konsep-konsep mekanika yang melibatkan fluida diam maupun bergerak.
MATERI FLUIDA STATIS (TEKANAN HIDROSTATIS, HUKUM PASCAL, DAN HUKUM ARCHIMEDES)NovaPriyanaLestari
Fluida adalah zat yang dapat mengalir dan memberikan sedikit hambatan terhadap perubahan bentuk. Fluida terdiri atas cairan dan gas, dimana cairan tak kompresibel sedangkan gas dapat dimampatkan. Massa jenis merupakan ukuran kerapatan suatu benda yang didefinisikan sebagai massa per satuan volume.
Dokumen tersebut membahas tentang tekanan fluida dan hukum-hukum yang terkait. Tekanan fluida ditentukan oleh kedalaman, massa jenis, dan percepatan gravitasi. Hukum Pascal menyatakan bahwa tekanan yang diberikan pada fluida akan tersebar merata, sedangkan hukum Archimedes menyatakan bahwa gaya apung yang dihasilkan sebanding dengan massa fluida yang dipindahkan. Alat pengukur tekanan seperti manometer dan
Dokumen tersebut membahas tentang fluida dan tekanan. Fluida adalah zat yang dapat mengalir seperti cairan, udara, dan gas. Tekanan adalah besarnya gaya yang bekerja pada suatu permukaan. Hukum Pascal menyatakan bahwa tekanan yang diberikan pada fluida akan tersebar merata ke segala arah.
Dalam tiga kalimat:
Dokumen tersebut membahas tentang statistika fluida yang meliputi konsep massa jenis, tekanan, tekanan hidrostatis, tekanan gauge, tekanan mutlak, hukum Pascal, gaya apung, dan hukum Archimedes beserta rumus-rumus yang terkait. Dokumen ini juga menjelaskan berbagai satuan untuk mengukur tekanan dan alat ukur tekanan seperti manometer dan barometer.
Similar to Laporan Fisdas Hukum Archimedes dan Hukum Utama Hidrostatis (20)
1. Dokumen membahas tentang rumput laut sebagai sumber daya alam laut Indonesia yang potensial. Jenis rumput laut seperti Euchema cottonii dan Gracelaria sp. dibudidayakan di beberapa daerah pesisir Indonesia.
2. Rumput laut memiliki banyak manfaat sebagai bahan makanan, kosmetik, kertas, obat-obatan, dan komoditas ekspor. Pengolahan pascapanen rumput laut perlu dioptimalkan.
Dokumen tersebut membahas tentang sifat-sifat lensa dan cacat bayangan yang dihasilkan oleh lensa. Lensa dibedakan menjadi lensa positif dan negatif, dan jenis lensa positif meliputi lensa cembung dua, plan konveks, dan konkaf konveks. Jenis lensa negatif meliputi lensa cekung dua, plan konkaf, dan konveks konkaf. Cacat bayangan yang dihasilkan lensa disebut aberasi, dan jenis aberasi meliputi aber
Dokumen tersebut membahas tentang percobaan pengukuran konversi energi listrik menjadi kalor menggunakan kalorimeter. Pada percobaan ini, arus listrik dialirkan ke dalam air dalam kalorimeter dan kenaikan suhunya diukur. Data percobaan seperti arus, tegangan, dan waktu diukur untuk menghitung faktor konversi energi listrik menjadi kalor."
Praktikum ini bertujuan untuk menentukan kecepatan rambat bunyi di udara dan frekuensi garpu tala dengan menggunakan resonansi bunyi pada kolom udara di dalam tabung. Resonansi terjadi ketika frekuensi sumber bunyi sama dengan frekuensi modus resonansi kolom udara, menghasilkan bunyi dengan amplitudo maksimum. Data pengukuran digunakan untuk menghitung kecepatan bunyi dan frekuensi garpu tala dengan rumus yang me
Pesawat Atwood digunakan untuk mempelajari hukum-hukum Newton dan jenis-jenis gerak. Percobaan menggunakan dua massa yang dihubungkan tali pada katrol, dimana massa yang lebih berat akan menarik massa yang lebih ringan. Data waktu dan jarak dikumpulkan untuk gerak lurus beraturan dan berubah beraturan, kemudian dihitung percepatan, kecepatan, dan momen inersia katrolnya.
Dokumen tersebut membahas tentang percobaan untuk mengukur viskositas zat cair dengan metode bola jatuh. Terdapat penjelasan teori dan rumus yang terkait, data hasil pengukuran diameter, berat, dan waktu jatuh bola, serta perhitungan untuk menentukan viskositas zat cair.
ANALISIS PENGARUH INDUSTRI BATU BARA TERHADAP PENCEMARAN UDARA.pdfnarayafiryal8
Industri batu bara telah menjadi salah satu penyumbang utama pencemaran udara global. Proses ekstraksi batu bara, baik melalui penambangan terbuka maupun penambangan bawah tanah, menghasilkan debu dan gas beracun yang dilepaskan ke atmosfer. Gas-gas tersebut termasuk sulfur dioksida (SO2), nitrogen oksida (NOx), dan partikel-partikel halus (PM2.5) yang berbahaya bagi kesehatan manusia dan lingkungan. Selain itu, pembakaran batu bara di pembangkit listrik dan industri menyebabkan emisi karbon dioksida (CO2), yang merupakan penyebab utama perubahan iklim global dan pemanasan global.
Pencemaran udara yang disebabkan oleh industri batu bara juga memiliki dampak lokal yang signifikan. Di sekitar area penambangan, debu batu bara yang dihasilkan dapat mengganggu kesehatan masyarakat dan ekosistem lokal. Paparan terus-menerus terhadap debu batu bara dapat menyebabkan masalah pernapasan seperti asma dan bronkitis, serta berkontribusi pada penyakit paru-paru yang lebih serius. Selain itu, hujan asam yang disebabkan oleh emisi sulfur dioksida dapat merusak tanaman, air tanah, dan ekosistem sungai, mengancam keberlanjutan lingkungan di sekitar lokasi industri batu bara.
Laporan Fisdas Hukum Archimedes dan Hukum Utama Hidrostatis
1. 1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Tujuan Percobaan
Mempelajari berlakunya Hukum Archimedes dan Hukum Utama Hidostatis dan
penggunaannya untuk mengukur kerapatan zat padat dan zat cair.
1.2 Dasar Teori
1.2.1 Hukum Archimedes
Ketika suatu benda dimasukkan kedalam air, ternyata beratnya seolah-olah
berkurang. Hal ini terlihat dari penunjukkan neraca pegas yang lebih kecil.
Peristiwa ini tentu bukan hanya berarti ad massa benda yang hilang, namun
disebabkan oleh suatu gaya yang arahnya berlawanan dengan arah berat benda.
Apabila suatu benda dimasukkan kedalam zat cair, maka benda tersebut akan
mengalami gaya apung.
Hal ini diungkapkan oleh Archimedes dalam hukumnya yang berbunyi “gaya
apung yang bekerja pada sebuah benda yang dibenamkan sama dengan berat
fluida yang dipindahkan”. Gaya apung yang terjadi pada benda adalah selisih gaya
yang bekerja pada benda apabila dicelupkan atau berada dalam fluida. Dari hukum
Archimedes didapatkan persamaan:
FA = ρf. V . g
Keterangan:
Fa = Gaya keatas yang dialami benda (N)
ρ= Massa Jenis zat cair (kg/m3)
V= Volume air yang terdesak (m3)
g = Percepatan Gravitasi (m/det2
Pada peristiwa melayang, volum fluida yang dipindahkan (volum benda yang
tercelup) sama dengan volum total benda yang melayang.
∑F = 0
Fa = mbg = ρf . g .Vt = ρb . g . Vb
Karena Vt (volume benda yang tercelup) sama dengan Vb (volum benda total),
maka syarat benda melayang adalah:
2. 2
Gaya apung Fa sama dengan berat benda w atau Fa = w
Massa jenis benda harus sama dengan massa jenis fluida ρb = ρf
Ketika benda ditimbang sambil dicelupkan kedalam zat cair, ternyata berat
benda itu berkurang dibanding ketika ditimbang di udara. Sesungguhnya benda
yang dicelupkan kedalam zat cair tidak berkurang beratnya. Gaya berat benda itu
sebenarnya tetap, tetapi pada saat dicelupkan kedalam zat cair, ada gaya keatas
yang dikerjakan zat cair terhadap benda, sehingga berat benda seolah-olah
berkurang
Archimedes (287-212 SM) seorang ilmuwan Yunani Kuno menemukan cara
dan rumus untuk menghitung volume benda yang tidak mempunyai bentuk baku.
Penemuannya terjadi saat mandi dalam bak yang airnya tumpah akibat karena
adanya gaya apung (buoyancy) dari zat cair dan setelah diukur ternyata sebanding
dengan besar tubuhnya. Gaya apung yang terjadi karena tekanan pada tiap-tiap
bagian permukaan benda yang bersentuhan dengan fluida. Tekanan tersebut lebih
besar pada bagian benda yang tercelup lebih dalam (Halliday dan Resnick, 1978).
Jika suatu benda berada dalam fluida maka ada volume zat cair yang dipindahkan
sebesar volume bagian benda yang berada dalam zat cair. Jika volume fluida yang
dipindahkan besarnya V dan kerapatan fluida (massa per satuan volume) adalah ρ1
maka besarnya massa fluida yang dipindahkan adalah:
m = ρ.V
Dan besarnya berat fluida yang dipindahkan adalah
wf = m.g = ρ.V.g
Menurut prinsip Archimedes, besarnya gaya tekan keatas adalah :
Fa = wf = ρ.V.g
Dengan Fa adalah gaya tekan keatas atau gaya apung (buoyancy force). Jika benda
mempunyai kerapatan massa ρb dan fluida mempunyai kerapatan ρf.
Dari persamaan tersebut dapat dideskripsikan keadaan benda didalam fluida,
yaitu:
Jika ρb > ρf, maka w > Fa → benda tenggelam
Jika ρb = ρf, maka w = Fa → benda melayang didalam fluida
Jika ρb < ρf, maka w < Fa → benda mengapung.
3. 3
1.2.2 Hukum Utama Hidrostatis
Statika fluida, kadang disebut juga hidrostatika, adalah cabang ilmu yang
mempelajari fluida dalam keadaan diam, dan merupakan sub-bidang kajian
mekanika fluida. Istilah ini biasanya merujuk pada penerapan matematika pada
subyek tersebut. Statika fluida mencakup kajian kondisi fluida dalam keadaan
kesetimbangan yang stabil. Penggunaan fluida untuk melakukan kerja disebut
hidrolika, dan ilmu mengenai fluida dalam keadaan bergerak disebut sebagai
dinamika fluida.
Tekanan statik di dalam fluida karena sifatnya yang tidak dapat dengan mudah
dimampatkan, fluida dapat menghasilkan tekanan normal pada semua permukaan
yang berkontak dengannya. Pada keadaan diam (statik), tekanan tersebut bersifat
isotropik, yaitu bekerja dengan besar yang sama ke segala arah. Karakteristik ini
membuat fluida dapat mentransmisikan gaya sepanjang sebuah pipa atau tabung,
yaitu, jika sebuah gaya diberlakukan pada fluida dalam sebuah pipa, maka gaya
tersebut akan ditransmisikan hingga ujung pipa. Jika terdapat gaya lawan di ujung
pipa yang besarnya tidak sama dengan gaya yang ditransmisikan, maka fluida
akan bergerak dalam arah yang sesuai dengan arah gaya resultan.
Adanya tekanan di dalam zat cair disebabkan oleh gaya gravitasi yang bekerja
pada setiap bagian zat cair tersebut. Besar tekanan zat cair bergantung pada
kedalaman zat cair, semakin dalam letak suatu bagian zat cair, akan semakin besar
pula tekanan pada bagian itu. Tekanan di dalam zat cair yang tidak bergerak
sebagai akibat gaya gravitasi yang bekerja pada setiap bagian zat tersebut disebut
tekanan hidrostatika.
Tekanan Hidrostatis. Tekanan adalah gaya yang bekerja tegak lurus pada
suatu permukaan bidang dan dibagi luas permukaan bidang tersebut. Secara
matematis, persamaan tekanan dituliskan sebagai berikut.
P = F/ A
dengan:
F = gaya (N),
A = luas permukaan (m2), dan
P = tekanan (N/m2 = Pascal).
4. 4
Persamaan diatas menyatakan bahwa tekanan P berbanding terbalik dengan
luas permukaan bidang tempat gaya bekerja. Jadi, untuk besar gaya yang sama,
luas bidang yang kecil akan mendapatkan tekanan yang lebih besar dari pada luas
bidang yang besar.
Tekanan Hidrostatis adalah tekanan yang terjadi di bawah air. Fluida yang
berada dalam suatu wadah memiliki gaya berat, akibat pengaruh gravitasi bumi.
Gaya berat fluida menimbulkan tekanan. Tekanan di dalam fluida tak mengalir,
yang diakibatkan oleh adanya gaya gravitasi ini disebut tekanan hidrostatis.
Tekanan hidrostatis disebabkan oleh fluida tak bergerak. Tekanan hidrostatis
yang dialami oleh suatu titik di dalam fluida diakibatkan oleh gaya berat fluida
yang berada di atas titik tersebut. Jika besarnya tekanan hidrostatis pada dasar
tabung adalah P, menurut konsep tekanan, besarnya P dapat dihitung dari
perbandingan antara gaya berat fluida (F) dan luas permukaan bejana (A).
P = F/A
Gaya berat fluida merupakan perkalian antara massa fluida dengan percepatan
gravitasi Bumi, ditulis
P = massa x gravitasi bumi / A
Oleh karena m = ρ V, persamaan tekanan oleh fluida dituliskan sebagai
P = ρVg / A
Volume fluida di dalam bejana merupakan hasil perkalian antara luas
permukaan bejana (A) dan tinggi fluida dalam bejana (h). Oleh karena itu,
persamaan tekanan di dasar bejana akibat fluida setinggi h dapat dituliskan
menjadi
P = ρ(∆h) g / A = ρ h g
Jika tekanan hidrostatis dilambangkan dengan Ph, persamaannya dituliskan
sebagai berikut.
Ph = ρ gh
dengan:
Ph = tekanan hidrostatis (N/m2),
ρ = massa jenis fluida (kg/m3),
g = percepatan gravitasi (m/s2), dan
h = kedalaman titik dari permukaan fluida (m).
5. 5
Ketika botol yang memiliki empat lubang diberi air hingga penuh, pancaran air
yang mendarat di atas tanah dari pinggiran botol memiliki jarak pancaran yang sama
pada keempat lubang tersebut. Dapat kita simpulkan bahwa semua titik yang terletak
pada bidang datar yang sama di dalam zat cair yang sejenis memiliki tekanan (mutlak)
yang sama. Pernyataan inilah yang kita sebut sebagai hukum pokok hidrostatika. Hukum
pokok hidrostatik yaitu semua titik yang terletak pada suatu bidang datar di dalam zat
cair yang sejenis memiliki tekanan yang sama. Tekanan di suatu titik di dalam suatu
fluida yang sebenarnya disebut tekanan absolut. Apabila tekanan atmosfer di permukaan
zat cair ( P0) tidak di abaikan maka tekanan hidrostatis pada titik yang berada pada
kedalaman (h) zat cair tersebut, dihitung dengan persamaan :
P = PO + Ph = PO + ρ g h
Po = tekanan atmosfer atau tekanan udara luar
Semakin tinggi dari permukaan Bumi, tekanan udara akan semakin berkurang.
Sebaliknya, semakin dalam Anda menyelam dari permukaan laut atau danau, tekanan
hidrostatis akan semakin bertambah. Mengapa demikian? Hal tersebut disebabkan oleh
gaya berat yang dihasilkan oleh udara dan zat cair. Anda telah mengetahui bahwa lapisan
udara akan semakin tipis seiring bertambahnya ketinggian dari permukaan Bumi
sehingga tekanan udara akan berkurang jika ketinggian bertambah. Adapun untuk zat
cair, massanya akan semakin besar seiring dengan bertambahnya kedalaman. Oleh
karena itu, tekanan hidrostatis akan bertambah jika kedalaman bertambah.
Rumus Hukum Utama Hidrostatis
Hukum Utama Hidrostatika “Tekanan hidrostatik pada sembarang titik yang
terletak pada satu bidang datar di dalam satu jenis zat cair yang diam, besarnya sama.”
6. 6
Pada gambar di atas, titik A dan B terletak pada satu garis horizontal yang melalui batas
kedua zat cair. Karena terletak satu garis horisontal tekanan hidrostatiknya sama: P1 = P2
Jika dalam bejana berbentuk pipa U yang diameternya seragam, mula-mula kita isi air
kemudian salah satu pipa kita masukan minyak.
Maka menurut hukum utama hidrostatis
ρℎ𝑖𝑑 di A (h1)= ρℎ𝑖𝑑 di B (h2)
ρℎ𝑖𝑑 A = ρℎ𝑖𝑑 B
ρ 𝑎𝑖𝑟ℎ1=ρ 𝑚𝑦.g.ℎ2
ρ 𝑎𝑖𝑟 ℎ1=ρ 𝑚𝑦 ℎ2, karena ρ 𝑎𝑖𝑟 = 1
ρ 𝑚𝑦=
ℎ1
ℎ2
7. 7
BAB II
ALAT DAN BAHAN
2.1 Alat Praktikum
1. Benang
2. Bejana dari logam
3. Bejana berhubungan (pipa U)
4. Gelas Piala 500ml
5. Neraca
6. Pipet tetes
2.2 Bahan Praktikum
1. Air
2. Minyak goreng
3. Minyak tanah
8. 8
BAB III
METODE PERCOBAAN
3.1 Hukum Archimedes
1. Disiapkan neraca, gelas piala yang sudah diisi air dan benda dari logam yang akan
diukur kerapatannya
2. Ditimbanglah benda diudara, nyatakan sebagai W
3. Digantungkan benda pada tali pada neraca dengan seutas benang lalu dimasukkan ke
dalam air. Diusahakan benda tenggelam seluruhnya, tetapi tidak menyentuh gelas.
Lalu timbang berat benda di dalam air ini, nyatakan sebagai berat semu.
4. Dihitunglah berapa kerapatan benda (ρb) menurut persamaan (5) dan hitung
volumenya menurut persamaan
𝑉𝑏 =
𝑊
𝜌𝑏. 𝑔
5. Diulangi percobaan 1 – 4 oleh mahasiswa yang hingga 5 kali
6. Dilakukan percobaan yang sama dengan logam yang lain
3.2 Hukum Utama Hidrosatis
1. Disiapkan pipa U, air, minyak goreng dan minyak tanah
2. Diisi pipa U dengan air secukupnya (kira – kira 10 cm)
3. Ditambahkan 10 tetes minyak goreng pada salah satu pipa dengan pipet, sehingga
seperti terlihat pada gambar 3
4. Dihitung berapa kerapatan minyak goring dengan menggunakan persamaan
ℎ 𝑎𝑖𝑟
ℎ 𝑚𝑖𝑛𝑦𝑎𝑘
5. Ditambahkan lagi minyak goreng dan ukur kembali tinggi masing – masing zat cair
tersebut serta hitung kerapatannya. Lakukanlah penambahan dan perhitungan ini
hingga lima kali
6. Dilakukan percobaan 1 – 5 dengan menggunakan minyak tanah
9. 9
BAB IV
HASIL DAN PENGAMATAN
4.1 Data Pengamatan
Keadaan ruangan P (cm)Hg T (C) C(%)
Sebelum percobaan 75,5 cmHg 27C 72%
Sesudah percobaan 75,5 cmHg 27C 74%
Minyak Tanah 𝛒literatur = 0,805 g/cm3
No Tetesan h air (cm) h minyak (cm) 𝛒 minyak (gr/cm3)
1 20 2,4 cm 3,1 cm 0,774 gr/cm3
2 30 1,3 cm 1,6 cm 0,8125 gr/cm3
3 40 1,2 cm 1,6 cm 0,75 gr/cm3
4 50 1,9 cm 2,4 cm 0,791 gr/cm3
5 60 2,6 cm 3,3 cm 0,787 gr/cm3
6 70 3,1 cm 4,1 cm 0,756 gr/cm3
𝐱̅ 0,778 gr/cm3
Minyak Goreng 𝛒literatur = 0,904 g/cm3
No Tetesan h air (cm) h minyak (cm) 𝛒 minyak (gr/cm3)
1 20 2,1 cm 2,3 cm 0,913 gr/cm3
2 30 1,8 cm 2.2 cm 0,818 gr/cm3
3 40 2,9 cm 3,2 cm 0,906 gr/cm3
4 50 3,8 cm 4,4 cm 0,863 gr/cm3
5 60 4,4 cm 5,1 cm 0,862 gr/cm3
6 70 5,2 cm 5,8 cm 0,896 gr/cm3
𝐱̅ 0,876 gr/cm3
4.2 Perhitungan
1. Minyak Tanah
Percobaan pertama
Jumlah tetesan = 20
h air = batas bawah minyak – batas atas air
= 9,6 cm – 7,2 cm
= 2,4 cm
h minyak = batas bawah minyak – batas atas minyak
=9,6 cm – 6,5 cm
= 3,1 cm
10. 10
Massa jenis = 𝜌 =
ℎ 𝑎𝑖𝑟
ℎ 𝑚𝑖𝑛𝑦𝑎𝑘
2,4
3,1
= 0,774 gr/cm3
Percobaan kedua
Jumlah tetesan = 30
h air = batas bawah minyak – batas atas air
= 9,7 cm – 8,4 cm
= 1,3 cm
h minyak = batas bawah minyak – batas atas minyak
=9,7 cm – 8,1 cm
= 1,6 cm
Massa jenis = 𝜌 =
ℎ 𝑎𝑖𝑟
ℎ 𝑚𝑖𝑛𝑦𝑎𝑘
1,3
1,6
= 0,8125 gr/cm3
Percobaan ketiga
Jumlah tetesan = 40
h air = batas bawah minyak – batas atas air
= 10,8 cm – 9,6 cm
= 1,2 cm
h minyak = batas bawah minyak – batas atas minyak
=10,8 cm – 9,2 cm
= 1,6 cm
Massa jenis = 𝜌 =
ℎ 𝑎𝑖𝑟
ℎ 𝑚𝑖𝑛𝑦𝑎𝑘
1,2
1,6
= 0,75 gr/cm3
Percobaan keempat
Jumlah tetesan = 50
h air = batas bawah minyak – batas atas air
= 11,4 cm – 9,5 cm
= 1,9 cm
h minyak = batas bawah minyak – batas atas minyak
=11,4 cm – 9 cm
= 2,4 cm
Massa jenis = 𝜌 =
ℎ 𝑎𝑖𝑟
ℎ 𝑚𝑖𝑛𝑦𝑎𝑘
1,9
2,4
= 0,791 gr/cm3
Percobaan kelima
Jumlah tetesan = 60
h air = batas bawah minyak – batas atas air
= 12 cm – 9,4 cm
= 2,6
h minyak = batas bawah minyak – batas atas minyak
=12 cm – 8,7 cm
= 3,3 cm
Massa jenis = 𝜌 =
ℎ 𝑎𝑖𝑟
ℎ 𝑚𝑖𝑛𝑦𝑎𝑘
2,6
3,3
= 0,787 gr/cm3
11. 11
Percobaan keenam
Jumlah tetesan = 70
h air = batas bawah minyak – batas atas air
= 12,7 cm – 9,6 cm
= 3,1 cm
h minyak = batas bawah minyak – batas atas minyak
=12,7cm – 8,6 cm
= 4,1 cm
Massa jenis = 𝜌 =
ℎ 𝑎𝑖𝑟
ℎ 𝑚𝑖𝑛𝑦𝑎𝑘
3,1
4,1
= 0,756 gr/cm3
Rata-rata massa jenis minyak tanah
x̄ =
0,774+0,8125+0,75+0,791+0,787+0,756
6
x̄ = 0,778
Tingkat ketelitian minyak tanah, dapat dihitung dengan menggunakan cara :
= (1 − [
ρ literatur− ρ percobaan
ρ literatur
]) 𝑥 100%
= (1 − [
0,805−0,778
0,805
]) 𝑥 100%
= 96,7%
2. Minyak goreng
Percobaan pertama
Jumlah tetesan = 20
h air = batas bawah minyak – batas atas air
= 9,2cm – 7,1 cm
= 2,1 cm
h minyak = batas bawah minyak – batas atas minyak
= 9,2cm-6,9cm
= 2,3
Massa jenis = 𝜌 =
ℎ 𝑎𝑖𝑟
ℎ 𝑚𝑖𝑛𝑦𝑎𝑘
2,1
2,3
= 0,913 gr/cm3
Percobaan kedua
Jumlah tetesan = 30
h air = batas bawah minyak – batas atas air
= 9,9 cm – 8,1 cm
= 1,8 cm
h minyak = batas bawah minyak – batas atas minyak
=9,9 cm – 7,7 cm
= 2,2 cm
Massa jenis = 𝜌 =
ℎ 𝑎𝑖𝑟
ℎ 𝑚𝑖𝑛𝑦𝑎𝑘
1,8
2,2
= 0,818 gr/cm3
12. 12
Percobaan ketiga
Jumlah tetesan = 40
h air = batas bawah minyak – batas atas air
= 10,4cm – 7,5cm
= 2,9cm
h minyak = batas bawah minyak – batas atas minyak
=10,4cm-7,2cm
= 3,2 cm
Massa jenis = 𝜌 =
ℎ 𝑎𝑖𝑟
ℎ 𝑚𝑖𝑛𝑦𝑎𝑘
2,9
3,2
= 0,906 gr/cm3
Percobaan keempat
Jumlah tetesan = 50
h air = batas bawah minyak – batas atas air
= 11cm-7,2cm
= 3,8cm
h minyak = batas bawah minyak – batas atas minyak
= 11cm-6,6cm
= 4,4cm
Massa jenis = 𝜌 =
ℎ 𝑎𝑖𝑟
ℎ 𝑚𝑖𝑛𝑦𝑎𝑘
3,8
4,4
= 0863 gr/cm3
Percobaan kelima
Jumlah tetesan = 60
h air = batas bawah minyak – batas atas air
= 11,5cm-7,1cm
= 4,4cm
h minyak = batas bawah minyak – batas atas minyak
= 11,5cm-6,4cm
= 5,1cm
Massa jenis = 𝜌 =
ℎ 𝑎𝑖𝑟
ℎ 𝑚𝑖𝑛𝑦𝑎𝑘
4,4
5,1
= 0,862 gr/cm3
Percobaan keenam
Jumlah tetesan = 70
h air = batas bawah minyak – batas atas air
= 12,1cm-6,9cm
= 5,2cm
h minyak = batas bawah minyak – batas atas minyak
= 12,1cm-6,3cm
= 5,8
Massa jenis = 𝜌 =
ℎ 𝑎𝑖𝑟
ℎ 𝑚𝑖𝑛𝑦𝑎𝑘
5,2
5,8
= 0,896 gr/cm3
Rata – rata massa jenis minyak tanah
x̄ =
0,913+0,818+0,906+0,863+0,862+0,896
6
x̄ = 0,876
13. 13
tingkat ketelitian minyak goreng, dapat dihitung dengan menggunakan cara :
= (1 − [
ρ literatur− ρ percobaan
ρ literatur
]) 𝑥 100%
= (1 − [
0,904−0,876
0,904
]) 𝑥 100%
= 97%
14. 14
BAB V
PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini dibutuhkan ketelitian yang tinggi, karena berkurang atau
bertambahnya 1ml saja mempengaruhi hasil ketelitian. seperti yang kita ketahui massa jenis
air lebih besar dibanding massa jenis minyak tanah dan minya goreng. hal ini dibuktikan pada
saat praktikum air selalu berada dibawah dan minyak berada diatas. Hukum Archimedes dan
hukum utama hidrostatis terjadi pada air, dimana pada saat benda dimasukkan dalam air
terjadi gaya angkat keatas dan adanya tekanan pada air.
Dengan adanya praktikum kali ini menggunakan hukum archimdes dan hukum utama
hidrostatis untuk mencari massa jenis. Untuk mendapatkan massa jenis tersebut, kita harus
meenghitung ketinggian air dan ketinggian minyak. Menghitung ketinggian air dengan cara
‘batas bawah minyak –batas atas air’ sedangkan menghitung ketinggian minyak dengan cara
‘batas bawah minyak – batas atas minyak’ setelah kita mendapatkan hasilnya maka gunakan
rumus :
𝜌 =
ℎ 𝑎𝑖𝑟
ℎ 𝑚𝑖𝑛𝑦𝑎 𝑘
Massa jenis suatu fluida dapat bergantung pada banyak factor seperti temperatur
fluida dan tekanan yang mempengaruhi fluida. Sehingga pada saat kita mengganti minyak
goreng dengan minyak tanah, pencucian pipa U Harus dicuci dengan bersih, agar pada saat
percobaan air dengan minyak tanah dapat dilakukan dengan baik dan benar. sehingga tingkat
ketilitan yang didapatkanpun sesuai dengan 𝜌𝑙𝑖𝑡𝑒𝑟𝑎𝑡𝑢𝑟 minyak tanah dan minyak goreng.
Hasil tingkat ketelitian tidak boleh kurang dari 90%, jika iya maka ada kesalahan saat
praktikum. tidak hanya itu saja pada saat mencari massa jenis, hasil yang didapatkan tidak
akan jauh dari 𝜌𝑙𝑖𝑡𝑒𝑟𝑎𝑡𝑢𝑟 minyak tanah dan minyak goren yang mana. massa jenis minyak
tanah 𝛒literatur = 0,805 g/cm3 dan massa jenis minyak goring 𝛒literatur = 0,904 g/cm3
15. 15
BAB VI
KESIMPULAN
Dari hasil percobaan yang telah dilakukan maka dapat diambil kesimpulan:
1. Setiap fluida memiliki massa jenis yang berbeda-beda dan tidak akan sama dengan zat
yang lainnya.
2. Air yang berada didalam pipa U akan berubah ketinggiannya pada saat meneteskan
minyak goreng atau minyak tanah. ketinggia air dapat dihitung dengan mengurangi
batas bawah minyak dengan batas atas air dan ketinggian minyak sendiri dapat dihitung
dengan mengurangi batas bawah minya dan batas atas minyak
3. Massa jenis didapatkan dari hasil ketinggian air dibagi ketinggian minyak tanah/minyak
goreng.
4. Apabila kita kurang teliti pada saat melakukan percobaan, pada saat meneteskan
minyak goreng atau minyak tanah tiap tetesnya mempengaruhi hasil dan jika dari awal
sudah salah, maka hasil berikutnya pun akan didapatkan data yang salah juga.
5. Tiap ml nya mempengaruhi hasil massa jenis, dan semakin besar massa jenis yang
didapatkan atau melebihi massa jenis literature minyak tanah dan minyak goreng maka
tingkat ketelitian akan semakin jauh.
16. 16
DAFTAR PUSTAKA
Alonso, Marcello dan Edward J. Finn. 1980. Dasar-Dasar Fisika Universitas. Jakarta:
Erlangga
Yas, Ali. 2013. Fisika 2 untuk SMA Kelas XI. Edisi kedua. Quadra
Bird, Tony. 1987. Kimia Fisik Untuk Universitas. Jakarta : PT. Gramedia