SlideShare a Scribd company logo
1 of 28
Download to read offline
DESAIN LANDASAN PACU
(RUNWAY)
Landasan pacu (runway)
adalah bagian dari fasilitas
utama pada lapangan
terbang yang digunakan
untuk proses operasional
pesawat terbang untuk lepas
landas (take-off) dan
pendaratan (landing).
(i). persyaratan, tipe, dan spesifikasi pesawat
terbang rencana yang telah ditetapkan,
(ii). Lingkungan di sekitar lapangan terbang,
berpengaruh terhadap kemungkinan
pengembangan fasilitas-fasilitas utama pada
lapangan terbang seperti landasan pacu dan
landasan penghubung.
(iii). Hal-hal teknis dan non teknis yang menentukan
kondisi pesawat terbang dalam melakukan
proses operasional yakni lepas landas dan
pendaratan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi panjang landasan
pacu adalah :
Hal-hal teknis dan non teknis tersebut adalah
sebagai berikut :
a. Hal teknis pesawat terbang : jika kondisi
pesawat terbang baik maka dalam proses
operasional lepas landas maupun pendaratan
akan berjalan secara normal, sebaliknya jika
pesawat terbang melakukan proses operasional
lepas landas ataupun pendaratan dengan kondisi
kegagalan mesin maka harus dipertimbangkan
perencanaan landasan pacu yang memenuhi
untuk dilakukan pendaratan darurat (emergency
landing).
b. Hal non teknis : hal non teknis dalam proses
operasional pesawat terbang banyak
dipengaruhi oleh faktor manusia (human factor)
seperti terjadinya kondisi poor approaches
landing (pendekatan pada proses pendaratan
pesawat terbang yang kurang sempurna) yang
menyebabkan overshoot landing (pendaratan
yang melebihi jarak yang ditentukan) maupun
kondisi overshoot take off (lepas landas yang
dilakukan melampaui persyaratan jarak normal
lepas landas pesawat terbang di landasan pacu
atau lepas landas yang terlambat)
Komponen-komponen pada landasan pacu
yang diperlukan untuk mengakomodasi
kebutuhan proses operasional pesawat
terbang secara aman adalah :
1. Take off Distance (TOD) merupakan jarak
yang direncanakan bagi pesawat terbang untuk
melakukan lepas landas secara normal. Ukuran
panjang take off distance adalah 115% dari
jalur landasan pacu dengan perincian 100%
yaitu panjang jalur landasan pacu itu sendiri
dan 15% berupa jarak tambahan yang
direncanakan untuk mengatasi kemungkinan
overshoot take-off dari pesawat terbang.
2. Landing Distance (LD) merupakan jarak yang
diperlukan pesawat terbang untuk melakukan
pendaratan secara sempurna dengan ‘fine
approach landing’ yakni sepanjang 100% dari
landasan pacu.
3. Stop Distance (SD) merupakan jarak yang
direncanakan bagi pesawat terbang untuk berhenti
setelah melakukan pendaratan secara normal pada
jalur landasan pacu.
Ukuran panjang stop distance adalah 60% dari jarak
pendaratan (landing distance / LD) dan stop
distance direncanakan menggunakan perkerasan
dengan kekuatan penuh (full-strength hardening
pavement).
4. Clearway (CW) merupakan daerah bebas yang
terletak di ujung jalur landasan pacu dan simetris
terhadap perpanjangan garis tengah (centerline)
jalur landasan pacu dan tidak boleh terdapat
benda-benda yang menyilang kecuali
penempatan lampu-lampu dari landasan pacu
pada sepanjang sisi samping landasan pacu.
Clearway ini berfungsi sebagai daerah aman
yang diperlukan bagi pesawat terbang untuk
kondisi : overshoot take-off, dan overshoot
landing.
5. Stopway (SW) merupakan daerah yang
terletak di luar jalur landasan pacu termasuk
pada bagian dari clearway dan simetris
terhadap perpanjangan garis tengah
(centerline) jalur landasan pacu. Stopway ini
berfungsi sebagai jalur landasan untuk
memperlambat laju pesawat terbang jika terjadi
kegagalan dalam lepas landas (take-off failure)
dan untuk pendaratan darurat (emergency
landing).
6.Take-Off Run (TOR) merupakan jarak yang
diperlukan oleh pesawat terbang untuk
melakukan lepas landas secara normal maupun
dengan kemungkinan kegagalan mesin. Ukuran
panjang take-off run ini adalah sepanjang jalur
landasan pacu. Take-Off Run direncanakan
menggunakan perkerasan dengan kekuatan
penuh (full-strength hardening pavement).
7. Lift-Off Distance (LOD) merupakan jarak yang
diperlukan oleh pesawat terbang dengan
karakteristik tertentu untuk melakukan
pengangkatan setelah kecepatan pesawat
terbang terpenuhi dari titik awal pergerakan.
Komponen-komponen pada landasan pacu
Perencanaan jalur landasan pacu dan komponen-komponennya
harus dipertimbangkan terhadap keadaan dari pesawat terbang
sebagai berikut :
a. pesawat terbang melakukan lepas landas dengan kondisi normal :
Untuk operasional lepas landas (take-off):
- Take-Off Distance Available/Take-Off Distance (TODA/TOD) =
1,15 x panjang landasan pacu dasar rencana (basic length of
runway design) dari pesawat terbang rencana
- Take-Off Run Available / Take-Off Run (TORA/TOR) = panjang
landasan pacu dasar rencana (basic length of runway design)
- Lift-Off Distance Available / Lift-Off Distance (LODA/ LOD) =
0,55 x Take-Off Distance
Kebutuhan landasan pacu untuk operasional pesawat
terbang normal (lepas landas)
Untuk operasional pendaratan (landing):
- Landing Distance (LD) = Take-Off Distance
- Stop Distance (SD) = 0,6 x LD
- Clearway (CW) = 0,5 .(TOD – LOD)
- Stopway = 0,05 x LD
Panjang total dari jalur landasan pacu dengan perkerasan
penuh (full strength hardening) yang dibutuhkan adalah :
Field Length (FL) = Take-Off Run (dengan Full Strength
Hardening) + Clearway
= Take-Off Run + ( 0,5 .(TOD – LOD))
Kebutuhan landasan pacu untuk operasional pesawat
terbang normal (pendaratan)
b. pesawat terbang melakukan lepas landas dengan
kondisi overshoot take-off :
- Landing Distance (LD) = Take-Off Distance
- Lift-Off Distance (LOD) = 0,75 x TOD
- Clearway (CW) = 0,5 .(TOD – LOD)
- Stopway (SW) = 0,05 x LD
c. pesawat terbang melakukan lepas landas
dengan kondisi kegagalan mesin :
▪ Landing Distance (LD) = Take-Off Distance
▪ Stop Distance (SD) = 0,6 x Landing Distance
▪ Clearway (CW) = 0,15 x Landing Distance
▪ Stopway (SW) = 0,05 x Landing Distance
Untuk kondisi kegagalan mesin panjang jalur landasan
pacu yang dibutuhkan:
Accelerate-Stop Distance (ASD) = Field Length
Field Length (FL) = Take-off Run + Stopway
Kebutuhan landasan pacu untuk operasional pesawat
terbang dengan kondisi kegagalan mesin (lepas landas)
d. pesawat terbang melakukan pendaratan
(landing) dengan kondisi ‘poor-approaches
landing’ :
- Landing Distance (LD) = Take-Off Distance
- Stop Distance (SD) = 0,6 x LD
- Clearway (CW) = 0,15 x LD
- Stopway (SW) = 0,05 x LD
Kebutuhan landasan pacu untuk operasional pesawat
terbang dengan kondisi ‘poor approaches landing’
Contoh Soal :
Direncanakan suatu jalur landasan pacu melayani
pesawat terbang B-747-300, tentukan kebutuhan untuk
take-off distance available (TODA/TOD), lift-off
distance available (LODA/LD), field length (FL),
landing distance (LD), stop distance (SD), clearway
(CW) dan stopway (SW) dengan kondisi :
a. operasional pesawat terbang normal
b. poor-approaches landing
c. overshoot take-off
d. kegagalan mesin pada pesawat terbang sehingga
harus melakukan ‘emergency landing’
Jawab :
Untuk pesawat terbang rencana B-747-300, panjang landasan pacu
rencana dasar (basic length runway) adalah 3506,50 m
Maka untuk kondisi:
a. operasional pesawat terbang normal :
Untuk operasional lepas landas :
Take-off Distance = 1,15 x panjang landasan pacu
rencana B-747-300
= 1,15 x 3.506,50 m
= 4.032,475 m
Take-off Run = panjang landasan pacu rencana
= 3.506,50 m
Lift-off Distance = 0,55 x Take-off Distance
LOD = 0,55 x 4.032,475 m
= 2.217,86 m
Untuk operasional pendaratan (landing) :
Landing Distance (LD) = TOD
= 4.032,475 m
Stop Distance (SD) = 0,6 x LD
= 0,6 x 4.032,475 m
= 2.419,485 m
Periksa !
LD = SD
0,6
= 2.419,485 m
0,6
= 4.032,475 m -------- ( ok!)
Clearway (CW) = ( 0,5 .(TOD – LOD))
= (0,5 .(4.032,475 m – 2.217,86 m))
= 907,30 m
Stopway (SW) = 0,05 x LD
= 0,05 x 4.032,475 m
= 201,624 m
Panjang total dari jalur landasan pacu dengan perkerasan penuh
(full strength hardening) yang dibutuhkan adalah :
Field Length (FL) = Take-off Run + (0,5 .(TOD –LOD))
= 3.506,50 m + (0,5 .(4032,475 m –
2.217,86 m))
= 3506,50 m + 907,30 m
= 4413,80 m
b. Poor-approaches landing:
Landing Distance (LD) = TOD
= 4032,475 m
Stop Distance (SD) = 0,6 x LD
= 0,6 x 4032,475 m
= 2419,485 m
Clearway (CW) = 0,15 x LD
= 0,15 x 4032,475 m
= 604,87 m
Stopway (SW) = 0,05 x LD
= 0,05 x 4032,475 m
= 201,624 m
c. overshoot take-off :
Landing Distance (LD) = TOD
= 4032,475 m
Lift-off Distance = 0,75 x Take-off Distance
LOD = 0,75 x 4032,475 m
= 3024,356 m
Clearway (CW) = 0,5 .(TOD – LOD)
= 0,5 .(4032,475 m – 3024,356 m)
= 504,059 m
Stopway (SW) = 0,05 x LD
= 0,05 x 4032,475 m
= 201,624 m
d. Pesawat terbang lepas landas dengan kondisi kegagalan mesin,
sehingga harus melakukan emergency landing :
Landing Distance (LD) = TOD
= 4032,475 m
Stop Distance (SD) = 0,6 x LD
= 0,6 x 4032,475 m
= 2419,485 m
Clearway (CW) = 0,15 x LD
= 0,15 x 4032,475 m
= 604,87 m
Stopway (SW) = 0,05 x LD
= 0,05 x 4032,475 m
= 201,624 m
Untuk kondisi kegagalan mesin pada pesawat terbang, panjang jalur
landasan pacu yang dibutuhkan adalah :
Field Length (FL) = Take-off Run + Stopway
= 3506,50 m + 201,624 m
= 3708,124 m
Maka Accelerate-Stop Distance = Field Length
= 3708,124 m
Panjang landasan pacu yang dibutuhkan untuk kondisi kegagalan mesin <
panjang landasan pacu untuk kondisi operasional pesawat terbang normal,
maka yang memenuhi untuk digunakan dalam perencanaan adalah
panjang landasan pacu untuk kondisi operasional pesawat terbang normal
yaitu 4413,80 m

More Related Content

What's hot

contoh kerjaan struktur beton bertulang 2
contoh kerjaan struktur beton bertulang 2contoh kerjaan struktur beton bertulang 2
contoh kerjaan struktur beton bertulang 2Aryo Bimantoro
 
PERHITUNGAN TULANGAN LONGITUDINAL BALOK BETON BERTULANG RANGKAP
PERHITUNGAN TULANGAN LONGITUDINAL BALOK BETON BERTULANG RANGKAPPERHITUNGAN TULANGAN LONGITUDINAL BALOK BETON BERTULANG RANGKAP
PERHITUNGAN TULANGAN LONGITUDINAL BALOK BETON BERTULANG RANGKAPSumarno Feriyal
 
90593494 bab-2-pemogranan-aplikasi-sederhana-fotran
90593494 bab-2-pemogranan-aplikasi-sederhana-fotran90593494 bab-2-pemogranan-aplikasi-sederhana-fotran
90593494 bab-2-pemogranan-aplikasi-sederhana-fotranmocoz
 
Materi kuliah beton sederhana
Materi kuliah beton sederhanaMateri kuliah beton sederhana
Materi kuliah beton sederhanaperkasa45
 
Handout mer iv d iii
Handout mer iv d iiiHandout mer iv d iii
Handout mer iv d iiiJunaida Wally
 
Layout fasilitas pelabuhan belawan
Layout fasilitas pelabuhan belawanLayout fasilitas pelabuhan belawan
Layout fasilitas pelabuhan belawanIrenem16
 
Laporan resmi Mekanika Tanah
Laporan resmi Mekanika TanahLaporan resmi Mekanika Tanah
Laporan resmi Mekanika TanahReza Bae
 
Iuw 4 pengukuran planimetris
Iuw   4 pengukuran planimetrisIuw   4 pengukuran planimetris
Iuw 4 pengukuran planimetrisKharistya Amaru
 
laporan praktikum batas cair
laporan praktikum batas cairlaporan praktikum batas cair
laporan praktikum batas cairVickha Idris
 
MEKANIKA REKAYASA 3 (METODE CROSS DAN METODE TAKABEYA)
MEKANIKA REKAYASA 3 (METODE CROSS DAN METODE TAKABEYA)MEKANIKA REKAYASA 3 (METODE CROSS DAN METODE TAKABEYA)
MEKANIKA REKAYASA 3 (METODE CROSS DAN METODE TAKABEYA)Sumarno Feriyal
 
Laporan prancangan struktur
Laporan prancangan strukturLaporan prancangan struktur
Laporan prancangan strukturKomang Satriawan
 
3. Uji Lapangan.pdf
3. Uji Lapangan.pdf3. Uji Lapangan.pdf
3. Uji Lapangan.pdfSuryoNegoro3
 

What's hot (20)

contoh kerjaan struktur beton bertulang 2
contoh kerjaan struktur beton bertulang 2contoh kerjaan struktur beton bertulang 2
contoh kerjaan struktur beton bertulang 2
 
PERHITUNGAN TULANGAN LONGITUDINAL BALOK BETON BERTULANG RANGKAP
PERHITUNGAN TULANGAN LONGITUDINAL BALOK BETON BERTULANG RANGKAPPERHITUNGAN TULANGAN LONGITUDINAL BALOK BETON BERTULANG RANGKAP
PERHITUNGAN TULANGAN LONGITUDINAL BALOK BETON BERTULANG RANGKAP
 
Kayu
KayuKayu
Kayu
 
Juknis tanah
Juknis tanahJuknis tanah
Juknis tanah
 
90593494 bab-2-pemogranan-aplikasi-sederhana-fotran
90593494 bab-2-pemogranan-aplikasi-sederhana-fotran90593494 bab-2-pemogranan-aplikasi-sederhana-fotran
90593494 bab-2-pemogranan-aplikasi-sederhana-fotran
 
Pkki Pertemuan 3
Pkki Pertemuan 3Pkki Pertemuan 3
Pkki Pertemuan 3
 
Analisa matriks
Analisa matriksAnalisa matriks
Analisa matriks
 
Materi kuliah beton sederhana
Materi kuliah beton sederhanaMateri kuliah beton sederhana
Materi kuliah beton sederhana
 
Handout mer iv d iii
Handout mer iv d iiiHandout mer iv d iii
Handout mer iv d iii
 
Layout fasilitas pelabuhan belawan
Layout fasilitas pelabuhan belawanLayout fasilitas pelabuhan belawan
Layout fasilitas pelabuhan belawan
 
Laporan resmi Mekanika Tanah
Laporan resmi Mekanika TanahLaporan resmi Mekanika Tanah
Laporan resmi Mekanika Tanah
 
KERUNTUHAN PONDASI
KERUNTUHAN PONDASIKERUNTUHAN PONDASI
KERUNTUHAN PONDASI
 
Iuw 4 pengukuran planimetris
Iuw   4 pengukuran planimetrisIuw   4 pengukuran planimetris
Iuw 4 pengukuran planimetris
 
laporan praktikum batas cair
laporan praktikum batas cairlaporan praktikum batas cair
laporan praktikum batas cair
 
Grafik nomogram
Grafik nomogramGrafik nomogram
Grafik nomogram
 
MEKANIKA REKAYASA 3 (METODE CROSS DAN METODE TAKABEYA)
MEKANIKA REKAYASA 3 (METODE CROSS DAN METODE TAKABEYA)MEKANIKA REKAYASA 3 (METODE CROSS DAN METODE TAKABEYA)
MEKANIKA REKAYASA 3 (METODE CROSS DAN METODE TAKABEYA)
 
Laporan prancangan struktur
Laporan prancangan strukturLaporan prancangan struktur
Laporan prancangan struktur
 
3. Uji Lapangan.pdf
3. Uji Lapangan.pdf3. Uji Lapangan.pdf
3. Uji Lapangan.pdf
 
Teori perhitungan teodolith
Teori perhitungan teodolithTeori perhitungan teodolith
Teori perhitungan teodolith
 
Metrologi industri (2)
Metrologi industri (2)Metrologi industri (2)
Metrologi industri (2)
 

Similar to Lapangan Terbang-(3)-runway.pdf

2 karakteristik pesawat terbang
2 karakteristik pesawat terbang2 karakteristik pesawat terbang
2 karakteristik pesawat terbangBarryLabdul1
 
Dokumen.tips tugas lapangan-terbang-sen2
Dokumen.tips tugas lapangan-terbang-sen2Dokumen.tips tugas lapangan-terbang-sen2
Dokumen.tips tugas lapangan-terbang-sen2Haridan Bin Taridi
 
Latihan Soal Desain Run Way dan Apron.docx
Latihan Soal Desain Run Way dan Apron.docxLatihan Soal Desain Run Way dan Apron.docx
Latihan Soal Desain Run Way dan Apron.docxDewiAnggraeni81
 
Prasarana sisi udara
Prasarana sisi udaraPrasarana sisi udara
Prasarana sisi udaraMas Goen
 
Bab 10 Air Traffic Controler untuk trafik.pptx
Bab 10 Air Traffic Controler untuk trafik.pptxBab 10 Air Traffic Controler untuk trafik.pptx
Bab 10 Air Traffic Controler untuk trafik.pptxbaronascarhafid
 
Drainase lapangan-terbang
Drainase lapangan-terbangDrainase lapangan-terbang
Drainase lapangan-terbangAgung Noorsamsi
 
Sifat-Sifat Pesawat Berkenaan dengan Perencanaan Lapangan Terbang
Sifat-Sifat Pesawat Berkenaan dengan Perencanaan Lapangan Terbang Sifat-Sifat Pesawat Berkenaan dengan Perencanaan Lapangan Terbang
Sifat-Sifat Pesawat Berkenaan dengan Perencanaan Lapangan Terbang Syafutri Asbintari
 
Lapangan Terbang Kelompok 1.pptx
Lapangan Terbang Kelompok 1.pptxLapangan Terbang Kelompok 1.pptx
Lapangan Terbang Kelompok 1.pptxCalvinManihuruk
 
03111745000005_SILMI KAFFAH.pptx
03111745000005_SILMI KAFFAH.pptx03111745000005_SILMI KAFFAH.pptx
03111745000005_SILMI KAFFAH.pptxsilmi37
 
MC-11i monocopter design (college final assignment)
MC-11i monocopter design (college final assignment)MC-11i monocopter design (college final assignment)
MC-11i monocopter design (college final assignment)iphong
 

Similar to Lapangan Terbang-(3)-runway.pdf (13)

Airport
AirportAirport
Airport
 
2 karakteristik pesawat terbang
2 karakteristik pesawat terbang2 karakteristik pesawat terbang
2 karakteristik pesawat terbang
 
Dokumen.tips tugas lapangan-terbang-sen2
Dokumen.tips tugas lapangan-terbang-sen2Dokumen.tips tugas lapangan-terbang-sen2
Dokumen.tips tugas lapangan-terbang-sen2
 
Latihan Soal Desain Run Way dan Apron.docx
Latihan Soal Desain Run Way dan Apron.docxLatihan Soal Desain Run Way dan Apron.docx
Latihan Soal Desain Run Way dan Apron.docx
 
Prasarana sisi udara
Prasarana sisi udaraPrasarana sisi udara
Prasarana sisi udara
 
Bab 10 Air Traffic Controler untuk trafik.pptx
Bab 10 Air Traffic Controler untuk trafik.pptxBab 10 Air Traffic Controler untuk trafik.pptx
Bab 10 Air Traffic Controler untuk trafik.pptx
 
Teori uas
Teori uasTeori uas
Teori uas
 
=Kbs bandar udara
=Kbs bandar udara=Kbs bandar udara
=Kbs bandar udara
 
Drainase lapangan-terbang
Drainase lapangan-terbangDrainase lapangan-terbang
Drainase lapangan-terbang
 
Sifat-Sifat Pesawat Berkenaan dengan Perencanaan Lapangan Terbang
Sifat-Sifat Pesawat Berkenaan dengan Perencanaan Lapangan Terbang Sifat-Sifat Pesawat Berkenaan dengan Perencanaan Lapangan Terbang
Sifat-Sifat Pesawat Berkenaan dengan Perencanaan Lapangan Terbang
 
Lapangan Terbang Kelompok 1.pptx
Lapangan Terbang Kelompok 1.pptxLapangan Terbang Kelompok 1.pptx
Lapangan Terbang Kelompok 1.pptx
 
03111745000005_SILMI KAFFAH.pptx
03111745000005_SILMI KAFFAH.pptx03111745000005_SILMI KAFFAH.pptx
03111745000005_SILMI KAFFAH.pptx
 
MC-11i monocopter design (college final assignment)
MC-11i monocopter design (college final assignment)MC-11i monocopter design (college final assignment)
MC-11i monocopter design (college final assignment)
 

Recently uploaded

Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfWidyastutyCoyy
 
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptxTEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptxMOHDAZLANBINALIMoe
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxrizalhabib4
 
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxPPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxDEAAYUANGGREANI
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAppgauliananda03
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSovyOktavianti
 
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptxPPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptxriscacriswanda
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxdpp11tya
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxssuser35630b
 
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMAE-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMAAmmar Ahmad
 
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAYSOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAYNovitaDewi98
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatanssuser963292
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Pelaksana Lapangan Pekerjaan Jalan .pptx
Pelaksana Lapangan Pekerjaan Jalan .pptxPelaksana Lapangan Pekerjaan Jalan .pptx
Pelaksana Lapangan Pekerjaan Jalan .pptxboynugraha727
 
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdfKanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdfAkhyar33
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7IwanSumantri7
 
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptxOPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptxDedeRosza
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptPpsSambirejo
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfJarzaniIsmail
 

Recently uploaded (20)

Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
 
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptxTEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
 
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxPPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
 
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptxPPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMAE-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
 
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAYSOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Pelaksana Lapangan Pekerjaan Jalan .pptx
Pelaksana Lapangan Pekerjaan Jalan .pptxPelaksana Lapangan Pekerjaan Jalan .pptx
Pelaksana Lapangan Pekerjaan Jalan .pptx
 
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdfKanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
 
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptxOPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
 

Lapangan Terbang-(3)-runway.pdf

  • 1. DESAIN LANDASAN PACU (RUNWAY) Landasan pacu (runway) adalah bagian dari fasilitas utama pada lapangan terbang yang digunakan untuk proses operasional pesawat terbang untuk lepas landas (take-off) dan pendaratan (landing).
  • 2. (i). persyaratan, tipe, dan spesifikasi pesawat terbang rencana yang telah ditetapkan, (ii). Lingkungan di sekitar lapangan terbang, berpengaruh terhadap kemungkinan pengembangan fasilitas-fasilitas utama pada lapangan terbang seperti landasan pacu dan landasan penghubung. (iii). Hal-hal teknis dan non teknis yang menentukan kondisi pesawat terbang dalam melakukan proses operasional yakni lepas landas dan pendaratan. Faktor-faktor yang mempengaruhi panjang landasan pacu adalah :
  • 3. Hal-hal teknis dan non teknis tersebut adalah sebagai berikut : a. Hal teknis pesawat terbang : jika kondisi pesawat terbang baik maka dalam proses operasional lepas landas maupun pendaratan akan berjalan secara normal, sebaliknya jika pesawat terbang melakukan proses operasional lepas landas ataupun pendaratan dengan kondisi kegagalan mesin maka harus dipertimbangkan perencanaan landasan pacu yang memenuhi untuk dilakukan pendaratan darurat (emergency landing).
  • 4. b. Hal non teknis : hal non teknis dalam proses operasional pesawat terbang banyak dipengaruhi oleh faktor manusia (human factor) seperti terjadinya kondisi poor approaches landing (pendekatan pada proses pendaratan pesawat terbang yang kurang sempurna) yang menyebabkan overshoot landing (pendaratan yang melebihi jarak yang ditentukan) maupun kondisi overshoot take off (lepas landas yang dilakukan melampaui persyaratan jarak normal lepas landas pesawat terbang di landasan pacu atau lepas landas yang terlambat)
  • 5. Komponen-komponen pada landasan pacu yang diperlukan untuk mengakomodasi kebutuhan proses operasional pesawat terbang secara aman adalah : 1. Take off Distance (TOD) merupakan jarak yang direncanakan bagi pesawat terbang untuk melakukan lepas landas secara normal. Ukuran panjang take off distance adalah 115% dari jalur landasan pacu dengan perincian 100% yaitu panjang jalur landasan pacu itu sendiri dan 15% berupa jarak tambahan yang direncanakan untuk mengatasi kemungkinan overshoot take-off dari pesawat terbang.
  • 6. 2. Landing Distance (LD) merupakan jarak yang diperlukan pesawat terbang untuk melakukan pendaratan secara sempurna dengan ‘fine approach landing’ yakni sepanjang 100% dari landasan pacu. 3. Stop Distance (SD) merupakan jarak yang direncanakan bagi pesawat terbang untuk berhenti setelah melakukan pendaratan secara normal pada jalur landasan pacu. Ukuran panjang stop distance adalah 60% dari jarak pendaratan (landing distance / LD) dan stop distance direncanakan menggunakan perkerasan dengan kekuatan penuh (full-strength hardening pavement).
  • 7. 4. Clearway (CW) merupakan daerah bebas yang terletak di ujung jalur landasan pacu dan simetris terhadap perpanjangan garis tengah (centerline) jalur landasan pacu dan tidak boleh terdapat benda-benda yang menyilang kecuali penempatan lampu-lampu dari landasan pacu pada sepanjang sisi samping landasan pacu. Clearway ini berfungsi sebagai daerah aman yang diperlukan bagi pesawat terbang untuk kondisi : overshoot take-off, dan overshoot landing.
  • 8. 5. Stopway (SW) merupakan daerah yang terletak di luar jalur landasan pacu termasuk pada bagian dari clearway dan simetris terhadap perpanjangan garis tengah (centerline) jalur landasan pacu. Stopway ini berfungsi sebagai jalur landasan untuk memperlambat laju pesawat terbang jika terjadi kegagalan dalam lepas landas (take-off failure) dan untuk pendaratan darurat (emergency landing).
  • 9. 6.Take-Off Run (TOR) merupakan jarak yang diperlukan oleh pesawat terbang untuk melakukan lepas landas secara normal maupun dengan kemungkinan kegagalan mesin. Ukuran panjang take-off run ini adalah sepanjang jalur landasan pacu. Take-Off Run direncanakan menggunakan perkerasan dengan kekuatan penuh (full-strength hardening pavement).
  • 10. 7. Lift-Off Distance (LOD) merupakan jarak yang diperlukan oleh pesawat terbang dengan karakteristik tertentu untuk melakukan pengangkatan setelah kecepatan pesawat terbang terpenuhi dari titik awal pergerakan.
  • 12. Perencanaan jalur landasan pacu dan komponen-komponennya harus dipertimbangkan terhadap keadaan dari pesawat terbang sebagai berikut : a. pesawat terbang melakukan lepas landas dengan kondisi normal : Untuk operasional lepas landas (take-off): - Take-Off Distance Available/Take-Off Distance (TODA/TOD) = 1,15 x panjang landasan pacu dasar rencana (basic length of runway design) dari pesawat terbang rencana - Take-Off Run Available / Take-Off Run (TORA/TOR) = panjang landasan pacu dasar rencana (basic length of runway design) - Lift-Off Distance Available / Lift-Off Distance (LODA/ LOD) = 0,55 x Take-Off Distance
  • 13. Kebutuhan landasan pacu untuk operasional pesawat terbang normal (lepas landas)
  • 14. Untuk operasional pendaratan (landing): - Landing Distance (LD) = Take-Off Distance - Stop Distance (SD) = 0,6 x LD - Clearway (CW) = 0,5 .(TOD – LOD) - Stopway = 0,05 x LD Panjang total dari jalur landasan pacu dengan perkerasan penuh (full strength hardening) yang dibutuhkan adalah : Field Length (FL) = Take-Off Run (dengan Full Strength Hardening) + Clearway = Take-Off Run + ( 0,5 .(TOD – LOD))
  • 15. Kebutuhan landasan pacu untuk operasional pesawat terbang normal (pendaratan)
  • 16. b. pesawat terbang melakukan lepas landas dengan kondisi overshoot take-off : - Landing Distance (LD) = Take-Off Distance - Lift-Off Distance (LOD) = 0,75 x TOD - Clearway (CW) = 0,5 .(TOD – LOD) - Stopway (SW) = 0,05 x LD
  • 17. c. pesawat terbang melakukan lepas landas dengan kondisi kegagalan mesin : ▪ Landing Distance (LD) = Take-Off Distance ▪ Stop Distance (SD) = 0,6 x Landing Distance ▪ Clearway (CW) = 0,15 x Landing Distance ▪ Stopway (SW) = 0,05 x Landing Distance Untuk kondisi kegagalan mesin panjang jalur landasan pacu yang dibutuhkan: Accelerate-Stop Distance (ASD) = Field Length Field Length (FL) = Take-off Run + Stopway
  • 18. Kebutuhan landasan pacu untuk operasional pesawat terbang dengan kondisi kegagalan mesin (lepas landas)
  • 19. d. pesawat terbang melakukan pendaratan (landing) dengan kondisi ‘poor-approaches landing’ : - Landing Distance (LD) = Take-Off Distance - Stop Distance (SD) = 0,6 x LD - Clearway (CW) = 0,15 x LD - Stopway (SW) = 0,05 x LD
  • 20. Kebutuhan landasan pacu untuk operasional pesawat terbang dengan kondisi ‘poor approaches landing’
  • 21. Contoh Soal : Direncanakan suatu jalur landasan pacu melayani pesawat terbang B-747-300, tentukan kebutuhan untuk take-off distance available (TODA/TOD), lift-off distance available (LODA/LD), field length (FL), landing distance (LD), stop distance (SD), clearway (CW) dan stopway (SW) dengan kondisi : a. operasional pesawat terbang normal b. poor-approaches landing c. overshoot take-off d. kegagalan mesin pada pesawat terbang sehingga harus melakukan ‘emergency landing’
  • 22. Jawab : Untuk pesawat terbang rencana B-747-300, panjang landasan pacu rencana dasar (basic length runway) adalah 3506,50 m Maka untuk kondisi: a. operasional pesawat terbang normal : Untuk operasional lepas landas : Take-off Distance = 1,15 x panjang landasan pacu rencana B-747-300 = 1,15 x 3.506,50 m = 4.032,475 m Take-off Run = panjang landasan pacu rencana = 3.506,50 m Lift-off Distance = 0,55 x Take-off Distance LOD = 0,55 x 4.032,475 m = 2.217,86 m
  • 23. Untuk operasional pendaratan (landing) : Landing Distance (LD) = TOD = 4.032,475 m Stop Distance (SD) = 0,6 x LD = 0,6 x 4.032,475 m = 2.419,485 m Periksa ! LD = SD 0,6 = 2.419,485 m 0,6 = 4.032,475 m -------- ( ok!) Clearway (CW) = ( 0,5 .(TOD – LOD)) = (0,5 .(4.032,475 m – 2.217,86 m)) = 907,30 m
  • 24. Stopway (SW) = 0,05 x LD = 0,05 x 4.032,475 m = 201,624 m Panjang total dari jalur landasan pacu dengan perkerasan penuh (full strength hardening) yang dibutuhkan adalah : Field Length (FL) = Take-off Run + (0,5 .(TOD –LOD)) = 3.506,50 m + (0,5 .(4032,475 m – 2.217,86 m)) = 3506,50 m + 907,30 m = 4413,80 m b. Poor-approaches landing: Landing Distance (LD) = TOD = 4032,475 m Stop Distance (SD) = 0,6 x LD = 0,6 x 4032,475 m = 2419,485 m
  • 25. Clearway (CW) = 0,15 x LD = 0,15 x 4032,475 m = 604,87 m Stopway (SW) = 0,05 x LD = 0,05 x 4032,475 m = 201,624 m c. overshoot take-off : Landing Distance (LD) = TOD = 4032,475 m Lift-off Distance = 0,75 x Take-off Distance LOD = 0,75 x 4032,475 m = 3024,356 m
  • 26. Clearway (CW) = 0,5 .(TOD – LOD) = 0,5 .(4032,475 m – 3024,356 m) = 504,059 m Stopway (SW) = 0,05 x LD = 0,05 x 4032,475 m = 201,624 m d. Pesawat terbang lepas landas dengan kondisi kegagalan mesin, sehingga harus melakukan emergency landing : Landing Distance (LD) = TOD = 4032,475 m Stop Distance (SD) = 0,6 x LD = 0,6 x 4032,475 m = 2419,485 m
  • 27. Clearway (CW) = 0,15 x LD = 0,15 x 4032,475 m = 604,87 m Stopway (SW) = 0,05 x LD = 0,05 x 4032,475 m = 201,624 m
  • 28. Untuk kondisi kegagalan mesin pada pesawat terbang, panjang jalur landasan pacu yang dibutuhkan adalah : Field Length (FL) = Take-off Run + Stopway = 3506,50 m + 201,624 m = 3708,124 m Maka Accelerate-Stop Distance = Field Length = 3708,124 m Panjang landasan pacu yang dibutuhkan untuk kondisi kegagalan mesin < panjang landasan pacu untuk kondisi operasional pesawat terbang normal, maka yang memenuhi untuk digunakan dalam perencanaan adalah panjang landasan pacu untuk kondisi operasional pesawat terbang normal yaitu 4413,80 m