SlideShare a Scribd company logo
1 of 18
BAB II
KAPASITAS DUKUNG TIANG TUNGGAL
DYNAMIC FORMULA
KAPASITAS DAYA DUKUNG TIANG
• Menurust Terzaghi, klasifikasi tiang dalam
mendukung beban
1. END/POINT BEARING PILE (tiang ujung)
2. FRICTION BEARING PILE (tiang gesek)
3. ADHESIVE BEARING PILE (tiang lekat)
• ANALISIS TIANG TUNGGAL
Methode menghitung kapasitas tiang
1. Rumus Pancang (dynamic formula)
2. Rumus berdasarkan sifat tanah (static pile capacity)
3. Pendekatan hasil uji penetrasi
4. Uji beban langsung (load test)
RUMUS PANCANG (DYNAMIC FORMULA)
• Rumus ini merupakan perkiraan. Rumus pancang
diturunkan dari material tiang dengan prinsip kekekalan
momentum.
• Tenaga yang diberikan = tenaga digunakan + tenaga hilang
I
W
G
V
I
g
.VW
M
g
.VW
M
p
ce
ir
(awal)r
ir
(awal)r
=
−=
=
• A = luas penampang tiang
pancang
• E = modulus elastisitas
• eh = efisiensi hammer
• Eh = tenaga palu yang
dipakai per satuan waktu
• g = percepatan gravitasi
• h = tinggi jatuh
• I = jumlah impuls
• K1 = kompresi blok topi
elastik dan topi tiang pancang
• K2 = kompresi tiang pancang
elastik
• K3 = kompresi tanha elastik
• L = panjang tiang pancang
• m = masa
• Mr = momentum balok besi
panjang
• n = koefisien restitusi
• nI = jumlah impuls yang
meyebabkan restitusi
• Pu = kapasitas tiang ultimit
• S = banyaknya penetrasi titik
per satuan pukulan
• Vce = kec. tiang pancang dan
balok besi panjang akhir
kompresi
• Vi = kec. balok besi panjang
saat tumbukan
• Vp = kec. tiang pancang pada
akhir retitusi
• Vr = kec. balok besi panjang
pada akhir retitusi
• Wp = berat tiang pancang dan
asesoris
• Wr = berat balok besi panjang
Kapasitas tiang pancang ultimit banyak dirumuskan
diantaranya oleh Hilley, 1930
pr
p
2
r
3212
1
rh
u
WW
.WnW
)KK(Ks
.h.We
P
+
+
+++
=
• Berdasar rumus diatas, pada saat pemancangan
proses calendering harus diperhatikan untuk
optimalisasi kapasitas ultimit tiang pancang.
• Pemancangan tiang pancang harus dihentikan ketika
hasil calendering menunjukkan hasil :
1. Tiang kayu : 10 X pukulan , penetrasi tiang 5 – 6 cm
2. Tiang beton : 10 X pukulan , penetrasi tiang 3 – 4 cm
3. Tiang baja : 10 X pukulan , penetrasi tiang 1,2 – 2 cm
Nilai S diperoleh dari hasil calendering
• Nilai K :
K1 : dapat dilihat dalam tabel
K2 : dihitung dari (Pu.L/A.E)
K3 : 0 (untuk tanah keras; batuan, kerikil)
2,5 – 5 mm untuk material yang lain
Jenis pemancang Efisiensi hammer (eh)
Drop Hammer 0,75 – 1,00
Single Acting Hammer 0,75 – 0,85
Double Acting Hammer 0,85
Diesel Hammer 0,85 – 1,00
• Nilai efisiensi hammer (eh) berdasar alat pemancang
Beberapa formula tiang pancang dinamik (gunakan sembarang
himpunan satuan yang konsisten)
• Rumus Danish [Olsen dan Flaate (1976)] (Gunakan F=3 sampai 6)
( )
0,0001
E
L
C
2A
P
C
WW
0,5WnW
C
.CCS
.C.Ee
P
3
u
2
pr
p
2
r
1
32
1hh
u
+==
+
+
=
+
=
• Kode Bangunan Nasional Kanada (gunakan F=3)
Perhatikan bahwa satuan satuan dari C2 dan C3 sama seperti s
s)dari(satuan
2.A.E
.L.Ee
C
Cs
.Ee
P hh
1
1
hh
u =
+
=
• Rumus Gates (gunakan F = 6) [Gates,1957]
• Rumus Eytelwein (gunakan F = 6) [Chelis,1941)
s)dari(satuan
1,0s
.Ee
P hh
u






+
=
s
p
W
W
( )
lainyangpalusemuauntuk0,85danpancangblokuntuk0,75eh
SI2,4Fps;1,0bSI104,5Fps;27ammatauinciS
kNmataikip.kakiEkNataukipsP
slogb.EeaP
hu
hhu
=
===
==
−=
• Janbu [lihat Olsen dan Flaate (1976), Mansur dan Hunter (1970),
gunakan F=3 sampai 6
2
s
hh
d
du
r
p
d
u
hh
u
A.E
.L.Ee
λ
C
λ
11Ck
W
W
0,150,75C
.sk
.Ee
P
=







++=
+==
Gunakan satuan-satuan yang sesuai untuk menghitung Pu. Ada suatu
ketaksepakatan didalam penggunaan eh karena eh tersebut muncul di
dalam Cd; akan tetapi,kecocokan statistik yang lebih baik cenderung akan
didapatkan dengan menggunakan eh seperti yang diperlihatkan.
• Rumus-rumus ENR yang dirubah (gunakan F=6)
Menurut AASHTO (bagian 2.3.6 dan F=6, terutama untuk tiang
pancang kayu)
Untuk palu uap kerja rangkap ambil Ar = luas penampang blok besi
panjang dan p = tekanan uap (atau udara); untuk yang rangkap
tunggal dan gravitasi Arp = 0. Gunakan satuan yang sesuai ambil eh ≅
1,0. Rumus di atas dan rumus lain dapat digunakanuntuk baja dan
tiang pancang beton.
][ENR(1965)
WW
WnW
0,1s
.E1,25.e
P
pr
p
2
rhh
u
+
+
+
=
( )
0,1s
W.he
P rh
u
+
+
=
pAr
• Rumus Navy-McKay (gunakan F=6)
• Kode Bangunan Uniform Pantai Pasifik (PCUBC) (dari Kode
Bangunan Uniform, Bab 28) (gunakan F=4)
( )
( ) r
p
1
1
rrh
u
W
W
C
0,3C1s
pAW.he
P =
+
+
=
pada umumnya mulailah dengan C2 = 0,0 dan hitunglah nilai Pu;
reduksilah nilai sebesar 25%; hitunglah C2 dan nilai Pu yang baru.
Gunakan nilai Pu ini untuk menghitung C2 yang baru, dan begitu
seterusnya sampai nilai Pu yang digunakan ≅ Pu yang dihitung.
s)dari(satuan
AE
.LP
C
lainpancantiangsemuauntuk0,1
bajapancangguntuk tian0,25k
WW
kWW
C
Cs
.h.Ce
P
u
2
pr
pr
1
2
1h
u
=
=
=
+
+
=
+
=
Nilai-nilai k1 –kompresi kepala tiang pancang dan topi sementara
k1 (mm)
Tegangan pendorong P/A pada kepala tiang
pancang atau topi, MPa (ksi)
Bahan tiang pancang
3,5 (0,5) 7,0 (1,0) 10,5 (1,5) 14 (2,0)
Tiang – pancang baja atau
pipa, langsung di atas kepala
0 0 0 0
Tiang pancang kayu 1,0 (0,005) 2,0 (0,1) 3,0 (0,15) 5,0 (0,2)
Tiang pancang beton pra-cor
dengan paking 75-100 mm di
dalam topi
3,0 6,0 (0,25) 9,0 (0,37) 12,5 (0,5)
Topi bertutup baja yang
mengandung paking kayu
untuk baja H atau tiang
pancang pipa
1,0 2,0 3,0 4,0 (0,16)
Lingkaran serat 5 mm di
antara dua plat baja 10 mm
0,5 (0,002) 1,0 1,5 (0,06) 2,0
Nilai-nilai representatif koefisien restitusi untuk digunakan dalam
persamaan-persamaan dinamik
BAHAN n
Kayu garuk 0
Tiang-pancang kayu (ujung yang tak mengerut) 0,25
Bantalan kayu pampat di atas tiang pancang baja 0,32
Bantalan kayu pampat pada tiang pancang baja 0,4
Landasan baja di atas baja baik di atas baja maupun
tiang pancang beton
0,5
Palu besi cor di atas tiang-pancang beton tanpa topi
0,4
Contoh soal 1
• Tiang dari beton berbentuk persegi panjang mempunyai
lebar sisi 0,4 m dan panjang 20 m. Tiang dipancang
dalam tanah pasir dengan dasar tiang terletak pada
lapisan kerikil padat. Penetrasi akhir s = 3 mm/pukulan,
dengan menggunakan pemukul aksi-tunggal berat 30 kN
dengan tinggi jatuh 1,5 m. Tiang diberi penutup serta
dibungkus setinggi 75 mm pada kepala tiang. Berat tiang
Wp = 75 kN, modulus elastis tiang E = 14000 MN/m2
.
Berapa kapasitas ultimit tiang, bila dihitung dengan cara
Hilley dan Janbu ?
Penyelesaian
Berat pemukul Wr = 30 kN, tinggi jatuh h = 1,5 m
a. Dengan rumus Hilley :
Mula-mula dimisalkan lebih dahulu kapasitas ultimit Qu = 1230 kN
Tegangan pancang =
Dengan nilai tersebut , dari Tabel 2.9a, diperoleh k1 =6,5 mm=0,0065 m
Dengan mengambil nilai n = 0,5 dan k3 = 2,5 mm=0,0025 m
k2 = 1230 x 20/(0,4 x 0,4 x 14000000) = 0,01 m
22
MN/m7,7kN/m7687
0,4x0,4
1230
==
( )
hWE
WW
WnW
kkk
2
1s
.Ee
Q
rh
pr
p
2
r
321
hh
u
=
+
+
+++
=
dari Tabel, untuk pemukul aksi tunggal eh = 0,75
kapasitas ultimit tiang :
karena hasil hitungan hampir mendekati dengan nilai Qu
yang dimisalkan semula (1230 kN), maka hasil hitungan
dapat dipakai.
Jadi kapasitas ultimit tiang = 1253 kN
( )
(ok)kN1230kN2531
7530
x750,530
0,00250,010,0065
2
10,003
50,75.30.1,
Q
2
u
≈=
+
+
+++
=
b. Dengan rumus Janbu
• Karena dipakai pemukul aksi tunggal, eh = 0,75; s =3 mm= 0,003 m,
• Berat pemukul, Wr = 30 kN, E = 14000 MN/m2.
( )
7,19
1,13
33,5111,13
C
λ11CK
1,13
30
750,150,75
W
W
0,150,75C
33,5
x0,0030,16x14x10
0,75x45x20
AE.s
.L.Ee
λ
2
1
2
1
d
du
r
p
d
262
hh
=











 ++=













 ++=
=+=





+=
===
kN1564
7,19.0,003
50,75.30.1,
.sK
.h.We
Q
:angultimit tiKapasitas
u
rh
u ===
• dari hasil-hasil hitungan (a) dan (b), terlihat bahwa rumus Janbu
memberikan kapasitas ultimit yang lebih tinggi daripada Rumus
Hilley
Contoh soal 2
• Pada pengujian tiang dipakai pemukul aksi tunggal yang beratnya
(Wr) 7000 kg dengan tinggi jatuh h = 75 cm. Jika penetrasi akhir
rata-rata untuk penetrasi tiang 15 cm, adalah s = 1,9 cm/pukulan,
berapa kapasitas ijin tiang tersebut bila digunakan Engineering
News Formula ?
• Penyelesaian :
Kapasitas ijin tiang menurut ENR
( ) ( )
ton40,7kg40698
0,251,96
7000x75
0,25sF
hW
Q r
u ==
+
=
+
=

More Related Content

What's hot

Daya dukung pondasi dengan analisis terzaghi
Daya dukung pondasi dengan analisis terzaghiDaya dukung pondasi dengan analisis terzaghi
Daya dukung pondasi dengan analisis terzaghiAyu Fatimah Zahra
 
Modul 4 sesi 1 batang tekan
Modul 4  sesi 1 batang tekanModul 4  sesi 1 batang tekan
Modul 4 sesi 1 batang tekanIndah Rosa
 
Bab iv 4.5 tangga (190 201) pdf
Bab iv 4.5 tangga (190 201) pdfBab iv 4.5 tangga (190 201) pdf
Bab iv 4.5 tangga (190 201) pdffauziyyah ziya
 
Sni 1727 2013 tata cara pembebanan untuk rumah dan gedung
Sni 1727 2013 tata cara pembebanan untuk rumah dan gedungSni 1727 2013 tata cara pembebanan untuk rumah dan gedung
Sni 1727 2013 tata cara pembebanan untuk rumah dan gedungWSKT
 
Struktur Beton Bertulang
Struktur Beton BertulangStruktur Beton Bertulang
Struktur Beton BertulangMira Pemayun
 
Contoh soal komposit
Contoh soal kompositContoh soal komposit
Contoh soal kompositkahar pasca
 
05 momen inersia 2
05   momen inersia 205   momen inersia 2
05 momen inersia 2tekpal14
 
SNI 03 - 1729 - 2002 TATA CARA PERENCANAAN STRUKTUR BAJA UNTUK BANGUNAN GEDUNG
SNI 03 - 1729 - 2002 TATA CARA PERENCANAAN STRUKTUR BAJA UNTUK BANGUNAN GEDUNGSNI 03 - 1729 - 2002 TATA CARA PERENCANAAN STRUKTUR BAJA UNTUK BANGUNAN GEDUNG
SNI 03 - 1729 - 2002 TATA CARA PERENCANAAN STRUKTUR BAJA UNTUK BANGUNAN GEDUNGMira Pemayun
 
PERHITUNGAN TULANGAN LONGITUDINAL BALOK BETON BERTULANG RANGKAP
PERHITUNGAN TULANGAN LONGITUDINAL BALOK BETON BERTULANG RANGKAPPERHITUNGAN TULANGAN LONGITUDINAL BALOK BETON BERTULANG RANGKAP
PERHITUNGAN TULANGAN LONGITUDINAL BALOK BETON BERTULANG RANGKAPSumarno Feriyal
 
Laboratorium Uji Tanah - Pemeriksaan Kadar Air dan Berat Isi Tanah
Laboratorium Uji Tanah - Pemeriksaan Kadar Air dan Berat Isi TanahLaboratorium Uji Tanah - Pemeriksaan Kadar Air dan Berat Isi Tanah
Laboratorium Uji Tanah - Pemeriksaan Kadar Air dan Berat Isi TanahReski Aprilia
 
Perencanaan gording Baja
Perencanaan gording BajaPerencanaan gording Baja
Perencanaan gording Bajabumi lohita
 
Laporan prancangan struktur
Laporan prancangan strukturLaporan prancangan struktur
Laporan prancangan strukturKomang Satriawan
 
Sni 03-2834-2000
Sni 03-2834-2000Sni 03-2834-2000
Sni 03-2834-2000frans1982
 
Materi kuliah beton sederhana
Materi kuliah beton sederhanaMateri kuliah beton sederhana
Materi kuliah beton sederhanaperkasa45
 

What's hot (20)

Tiang Pancang I
Tiang Pancang ITiang Pancang I
Tiang Pancang I
 
Daya dukung pondasi dengan analisis terzaghi
Daya dukung pondasi dengan analisis terzaghiDaya dukung pondasi dengan analisis terzaghi
Daya dukung pondasi dengan analisis terzaghi
 
Modul 4 sesi 1 batang tekan
Modul 4  sesi 1 batang tekanModul 4  sesi 1 batang tekan
Modul 4 sesi 1 batang tekan
 
Bab iv 4.5 tangga (190 201) pdf
Bab iv 4.5 tangga (190 201) pdfBab iv 4.5 tangga (190 201) pdf
Bab iv 4.5 tangga (190 201) pdf
 
Sni 1727 2013 tata cara pembebanan untuk rumah dan gedung
Sni 1727 2013 tata cara pembebanan untuk rumah dan gedungSni 1727 2013 tata cara pembebanan untuk rumah dan gedung
Sni 1727 2013 tata cara pembebanan untuk rumah dan gedung
 
Struktur Beton Bertulang
Struktur Beton BertulangStruktur Beton Bertulang
Struktur Beton Bertulang
 
Contoh soal komposit
Contoh soal kompositContoh soal komposit
Contoh soal komposit
 
05 momen inersia 2
05   momen inersia 205   momen inersia 2
05 momen inersia 2
 
SNI 03 - 1729 - 2002 TATA CARA PERENCANAAN STRUKTUR BAJA UNTUK BANGUNAN GEDUNG
SNI 03 - 1729 - 2002 TATA CARA PERENCANAAN STRUKTUR BAJA UNTUK BANGUNAN GEDUNGSNI 03 - 1729 - 2002 TATA CARA PERENCANAAN STRUKTUR BAJA UNTUK BANGUNAN GEDUNG
SNI 03 - 1729 - 2002 TATA CARA PERENCANAAN STRUKTUR BAJA UNTUK BANGUNAN GEDUNG
 
1 perhitungan-balok
1 perhitungan-balok1 perhitungan-balok
1 perhitungan-balok
 
Analisa matriks
Analisa matriksAnalisa matriks
Analisa matriks
 
PERHITUNGAN TULANGAN LONGITUDINAL BALOK BETON BERTULANG RANGKAP
PERHITUNGAN TULANGAN LONGITUDINAL BALOK BETON BERTULANG RANGKAPPERHITUNGAN TULANGAN LONGITUDINAL BALOK BETON BERTULANG RANGKAP
PERHITUNGAN TULANGAN LONGITUDINAL BALOK BETON BERTULANG RANGKAP
 
Laboratorium Uji Tanah - Pemeriksaan Kadar Air dan Berat Isi Tanah
Laboratorium Uji Tanah - Pemeriksaan Kadar Air dan Berat Isi TanahLaboratorium Uji Tanah - Pemeriksaan Kadar Air dan Berat Isi Tanah
Laboratorium Uji Tanah - Pemeriksaan Kadar Air dan Berat Isi Tanah
 
105567761 tabel-baja-gunung-garuda
105567761 tabel-baja-gunung-garuda105567761 tabel-baja-gunung-garuda
105567761 tabel-baja-gunung-garuda
 
Perencanaan gording Baja
Perencanaan gording BajaPerencanaan gording Baja
Perencanaan gording Baja
 
Laporan prancangan struktur
Laporan prancangan strukturLaporan prancangan struktur
Laporan prancangan struktur
 
9 contoh desain turap
9 contoh desain turap9 contoh desain turap
9 contoh desain turap
 
Sni 03-2834-2000
Sni 03-2834-2000Sni 03-2834-2000
Sni 03-2834-2000
 
2. pci girder
2. pci girder2. pci girder
2. pci girder
 
Materi kuliah beton sederhana
Materi kuliah beton sederhanaMateri kuliah beton sederhana
Materi kuliah beton sederhana
 

Viewers also liked

Daya dukung pondasi dengan analisis terzaghi
Daya dukung pondasi dengan analisis terzaghiDaya dukung pondasi dengan analisis terzaghi
Daya dukung pondasi dengan analisis terzaghiAyu Fatimah Zahra
 
Perhitungan ting bor
Perhitungan ting borPerhitungan ting bor
Perhitungan ting borNeng Tea
 
Pondasi tiang pancang univ.gunadarma (ayu, aci, yoan)
Pondasi tiang pancang univ.gunadarma (ayu, aci, yoan)Pondasi tiang pancang univ.gunadarma (ayu, aci, yoan)
Pondasi tiang pancang univ.gunadarma (ayu, aci, yoan)Ayu Fatimah Zahra
 
Apakah perhitungan biaya kapital rata rata tertimbang (wacc) dalam capital bu...
Apakah perhitungan biaya kapital rata rata tertimbang (wacc) dalam capital bu...Apakah perhitungan biaya kapital rata rata tertimbang (wacc) dalam capital bu...
Apakah perhitungan biaya kapital rata rata tertimbang (wacc) dalam capital bu...Futurum2
 
Analisis pelaksanaan dan kekuatan pile cap tipe bp 20
Analisis  pelaksanaan  dan kekuatan  pile  cap  tipe  bp  20Analisis  pelaksanaan  dan kekuatan  pile  cap  tipe  bp  20
Analisis pelaksanaan dan kekuatan pile cap tipe bp 20Aan Kurniawan
 
Laporan Tugas Besar Rekaysa Pondasi 2 Okitanawa Everrobert
Laporan Tugas Besar Rekaysa Pondasi 2 Okitanawa EverrobertLaporan Tugas Besar Rekaysa Pondasi 2 Okitanawa Everrobert
Laporan Tugas Besar Rekaysa Pondasi 2 Okitanawa EverrobertOkitanawa Everrobert
 
Kajian ulang stabilitas geser dan guling parafet di sungai g
Kajian ulang stabilitas geser dan guling parafet di sungai gKajian ulang stabilitas geser dan guling parafet di sungai g
Kajian ulang stabilitas geser dan guling parafet di sungai gYuli Fransisca Santana
 
Penurunan pondasi
Penurunan pondasiPenurunan pondasi
Penurunan pondasiAndre Az
 
Pondasi Tiang Pancang
Pondasi Tiang PancangPondasi Tiang Pancang
Pondasi Tiang PancangShopyan Sauri
 
GeoTek Kestabilan Lereng
GeoTek Kestabilan LerengGeoTek Kestabilan Lereng
GeoTek Kestabilan LerengAyu Kuleh Putri
 
Spesifikasi penguatan tebing
Spesifikasi penguatan tebingSpesifikasi penguatan tebing
Spesifikasi penguatan tebingKetut Swandana
 

Viewers also liked (20)

Daya dukung pondasi dengan analisis terzaghi
Daya dukung pondasi dengan analisis terzaghiDaya dukung pondasi dengan analisis terzaghi
Daya dukung pondasi dengan analisis terzaghi
 
Perhitungan ting bor
Perhitungan ting borPerhitungan ting bor
Perhitungan ting bor
 
Pondasi tiang pancang univ.gunadarma (ayu, aci, yoan)
Pondasi tiang pancang univ.gunadarma (ayu, aci, yoan)Pondasi tiang pancang univ.gunadarma (ayu, aci, yoan)
Pondasi tiang pancang univ.gunadarma (ayu, aci, yoan)
 
Biaya modal 3
Biaya modal 3Biaya modal 3
Biaya modal 3
 
Apakah perhitungan biaya kapital rata rata tertimbang (wacc) dalam capital bu...
Apakah perhitungan biaya kapital rata rata tertimbang (wacc) dalam capital bu...Apakah perhitungan biaya kapital rata rata tertimbang (wacc) dalam capital bu...
Apakah perhitungan biaya kapital rata rata tertimbang (wacc) dalam capital bu...
 
Biaya Modal
Biaya ModalBiaya Modal
Biaya Modal
 
Pondasi bore pile
Pondasi bore pilePondasi bore pile
Pondasi bore pile
 
Biaya modal (cost of capital)
Biaya  modal (cost of capital)Biaya  modal (cost of capital)
Biaya modal (cost of capital)
 
Analisis pelaksanaan dan kekuatan pile cap tipe bp 20
Analisis  pelaksanaan  dan kekuatan  pile  cap  tipe  bp  20Analisis  pelaksanaan  dan kekuatan  pile  cap  tipe  bp  20
Analisis pelaksanaan dan kekuatan pile cap tipe bp 20
 
Cost of capital
Cost of capitalCost of capital
Cost of capital
 
Laporan Tugas Besar Rekaysa Pondasi 2 Okitanawa Everrobert
Laporan Tugas Besar Rekaysa Pondasi 2 Okitanawa EverrobertLaporan Tugas Besar Rekaysa Pondasi 2 Okitanawa Everrobert
Laporan Tugas Besar Rekaysa Pondasi 2 Okitanawa Everrobert
 
Kajian ulang stabilitas geser dan guling parafet di sungai g
Kajian ulang stabilitas geser dan guling parafet di sungai gKajian ulang stabilitas geser dan guling parafet di sungai g
Kajian ulang stabilitas geser dan guling parafet di sungai g
 
Penurunan pondasi
Penurunan pondasiPenurunan pondasi
Penurunan pondasi
 
Pondasi Tiang Pancang
Pondasi Tiang PancangPondasi Tiang Pancang
Pondasi Tiang Pancang
 
Rekayasa pondasi i haridan
Rekayasa pondasi i haridanRekayasa pondasi i haridan
Rekayasa pondasi i haridan
 
GeoTek Kestabilan Lereng
GeoTek Kestabilan LerengGeoTek Kestabilan Lereng
GeoTek Kestabilan Lereng
 
Spesifikasi penguatan tebing
Spesifikasi penguatan tebingSpesifikasi penguatan tebing
Spesifikasi penguatan tebing
 
biaya modal
biaya modalbiaya modal
biaya modal
 
Bab 3
Bab 3Bab 3
Bab 3
 
Metode penanganan kelongsoran dalam menjaga infrastruktur yang telah ada
Metode penanganan kelongsoran dalam menjaga infrastruktur yang telah adaMetode penanganan kelongsoran dalam menjaga infrastruktur yang telah ada
Metode penanganan kelongsoran dalam menjaga infrastruktur yang telah ada
 

Similar to KAPASITAS TIANG

Contoh wingwall
Contoh wingwallContoh wingwall
Contoh wingwalltanchul
 
Perhitungan turbin propeller poros horizontal
Perhitungan turbin propeller poros horizontalPerhitungan turbin propeller poros horizontal
Perhitungan turbin propeller poros horizontalSelly Riansyah
 
Tugas Besar Pondasi II
Tugas Besar Pondasi IITugas Besar Pondasi II
Tugas Besar Pondasi IIRendi Fahreza
 
PPT PRAPRO AZRCHKM.pptx
PPT PRAPRO AZRCHKM.pptxPPT PRAPRO AZRCHKM.pptx
PPT PRAPRO AZRCHKM.pptxGentaPermata2
 
PPT BIMA HUTARI.pptx
PPT BIMA HUTARI.pptxPPT BIMA HUTARI.pptx
PPT BIMA HUTARI.pptxGentaPermata2
 
Slide-CIV305-CIV305-Slide-04.pdf
Slide-CIV305-CIV305-Slide-04.pdfSlide-CIV305-CIV305-Slide-04.pdf
Slide-CIV305-CIV305-Slide-04.pdfTEPDesign1
 
Poros present (elemen mesin)
Poros present (elemen mesin)Poros present (elemen mesin)
Poros present (elemen mesin)Khairul Fadli
 
Lampiran perhit, pondasi
Lampiran perhit, pondasiLampiran perhit, pondasi
Lampiran perhit, pondasialpian nur
 
2. Perancangan Fondasi Dalam_CPT
2. Perancangan Fondasi Dalam_CPT 2. Perancangan Fondasi Dalam_CPT
2. Perancangan Fondasi Dalam_CPT tenggom
 
Konstruksi baja-jembatan truss
Konstruksi baja-jembatan trussKonstruksi baja-jembatan truss
Konstruksi baja-jembatan trussMughny Halim
 
Nur rohmah wahyuni 8 g pesawat sederhana
Nur rohmah wahyuni 8 g pesawat sederhanaNur rohmah wahyuni 8 g pesawat sederhana
Nur rohmah wahyuni 8 g pesawat sederhanaHisbulloh Huda
 

Similar to KAPASITAS TIANG (20)

kuliah kolom panjang
kuliah kolom panjangkuliah kolom panjang
kuliah kolom panjang
 
Contoh wingwall
Contoh wingwallContoh wingwall
Contoh wingwall
 
Perhitungan turbin propeller poros horizontal
Perhitungan turbin propeller poros horizontalPerhitungan turbin propeller poros horizontal
Perhitungan turbin propeller poros horizontal
 
BAB4.docx
BAB4.docxBAB4.docx
BAB4.docx
 
Tugas Besar Pondasi II
Tugas Besar Pondasi IITugas Besar Pondasi II
Tugas Besar Pondasi II
 
PPT PRAPRO AZRCHKM.pptx
PPT PRAPRO AZRCHKM.pptxPPT PRAPRO AZRCHKM.pptx
PPT PRAPRO AZRCHKM.pptx
 
PPT BIMA HUTARI.pptx
PPT BIMA HUTARI.pptxPPT BIMA HUTARI.pptx
PPT BIMA HUTARI.pptx
 
Slide-CIV305-CIV305-Slide-04.pdf
Slide-CIV305-CIV305-Slide-04.pdfSlide-CIV305-CIV305-Slide-04.pdf
Slide-CIV305-CIV305-Slide-04.pdf
 
Poros present (elemen mesin)
Poros present (elemen mesin)Poros present (elemen mesin)
Poros present (elemen mesin)
 
Teori pascatarik
Teori pascatarikTeori pascatarik
Teori pascatarik
 
Pondasi
PondasiPondasi
Pondasi
 
01.desain stvg
01.desain stvg01.desain stvg
01.desain stvg
 
Lampiran perhit, pondasi
Lampiran perhit, pondasiLampiran perhit, pondasi
Lampiran perhit, pondasi
 
Pkki Pertemuan 3
Pkki Pertemuan 3Pkki Pertemuan 3
Pkki Pertemuan 3
 
2. Perancangan Fondasi Dalam_CPT
2. Perancangan Fondasi Dalam_CPT 2. Perancangan Fondasi Dalam_CPT
2. Perancangan Fondasi Dalam_CPT
 
Bab iii perencanaan kuda
Bab iii perencanaan kudaBab iii perencanaan kuda
Bab iii perencanaan kuda
 
Konstruksi baja-jembatan truss
Konstruksi baja-jembatan trussKonstruksi baja-jembatan truss
Konstruksi baja-jembatan truss
 
Nur rohmah wahyuni 8 g pesawat sederhana
Nur rohmah wahyuni 8 g pesawat sederhanaNur rohmah wahyuni 8 g pesawat sederhana
Nur rohmah wahyuni 8 g pesawat sederhana
 
1. analisis slab lantai jembatan
1. analisis slab lantai jembatan1. analisis slab lantai jembatan
1. analisis slab lantai jembatan
 
STRUKTUR JEMBATAN
STRUKTUR JEMBATANSTRUKTUR JEMBATAN
STRUKTUR JEMBATAN
 

KAPASITAS TIANG

  • 1. BAB II KAPASITAS DUKUNG TIANG TUNGGAL DYNAMIC FORMULA
  • 2. KAPASITAS DAYA DUKUNG TIANG • Menurust Terzaghi, klasifikasi tiang dalam mendukung beban 1. END/POINT BEARING PILE (tiang ujung) 2. FRICTION BEARING PILE (tiang gesek) 3. ADHESIVE BEARING PILE (tiang lekat) • ANALISIS TIANG TUNGGAL Methode menghitung kapasitas tiang 1. Rumus Pancang (dynamic formula) 2. Rumus berdasarkan sifat tanah (static pile capacity) 3. Pendekatan hasil uji penetrasi 4. Uji beban langsung (load test)
  • 3. RUMUS PANCANG (DYNAMIC FORMULA) • Rumus ini merupakan perkiraan. Rumus pancang diturunkan dari material tiang dengan prinsip kekekalan momentum. • Tenaga yang diberikan = tenaga digunakan + tenaga hilang I W G V I g .VW M g .VW M p ce ir (awal)r ir (awal)r = −= =
  • 4. • A = luas penampang tiang pancang • E = modulus elastisitas • eh = efisiensi hammer • Eh = tenaga palu yang dipakai per satuan waktu • g = percepatan gravitasi • h = tinggi jatuh • I = jumlah impuls • K1 = kompresi blok topi elastik dan topi tiang pancang • K2 = kompresi tiang pancang elastik • K3 = kompresi tanha elastik • L = panjang tiang pancang • m = masa • Mr = momentum balok besi panjang • n = koefisien restitusi • nI = jumlah impuls yang meyebabkan restitusi • Pu = kapasitas tiang ultimit • S = banyaknya penetrasi titik per satuan pukulan • Vce = kec. tiang pancang dan balok besi panjang akhir kompresi • Vi = kec. balok besi panjang saat tumbukan • Vp = kec. tiang pancang pada akhir retitusi • Vr = kec. balok besi panjang pada akhir retitusi • Wp = berat tiang pancang dan asesoris • Wr = berat balok besi panjang
  • 5. Kapasitas tiang pancang ultimit banyak dirumuskan diantaranya oleh Hilley, 1930 pr p 2 r 3212 1 rh u WW .WnW )KK(Ks .h.We P + + +++ = • Berdasar rumus diatas, pada saat pemancangan proses calendering harus diperhatikan untuk optimalisasi kapasitas ultimit tiang pancang. • Pemancangan tiang pancang harus dihentikan ketika hasil calendering menunjukkan hasil : 1. Tiang kayu : 10 X pukulan , penetrasi tiang 5 – 6 cm 2. Tiang beton : 10 X pukulan , penetrasi tiang 3 – 4 cm 3. Tiang baja : 10 X pukulan , penetrasi tiang 1,2 – 2 cm
  • 6. Nilai S diperoleh dari hasil calendering • Nilai K : K1 : dapat dilihat dalam tabel K2 : dihitung dari (Pu.L/A.E) K3 : 0 (untuk tanah keras; batuan, kerikil) 2,5 – 5 mm untuk material yang lain Jenis pemancang Efisiensi hammer (eh) Drop Hammer 0,75 – 1,00 Single Acting Hammer 0,75 – 0,85 Double Acting Hammer 0,85 Diesel Hammer 0,85 – 1,00 • Nilai efisiensi hammer (eh) berdasar alat pemancang
  • 7. Beberapa formula tiang pancang dinamik (gunakan sembarang himpunan satuan yang konsisten) • Rumus Danish [Olsen dan Flaate (1976)] (Gunakan F=3 sampai 6) ( ) 0,0001 E L C 2A P C WW 0,5WnW C .CCS .C.Ee P 3 u 2 pr p 2 r 1 32 1hh u +== + + = + = • Kode Bangunan Nasional Kanada (gunakan F=3) Perhatikan bahwa satuan satuan dari C2 dan C3 sama seperti s s)dari(satuan 2.A.E .L.Ee C Cs .Ee P hh 1 1 hh u = + =
  • 8. • Rumus Gates (gunakan F = 6) [Gates,1957] • Rumus Eytelwein (gunakan F = 6) [Chelis,1941) s)dari(satuan 1,0s .Ee P hh u       + = s p W W ( ) lainyangpalusemuauntuk0,85danpancangblokuntuk0,75eh SI2,4Fps;1,0bSI104,5Fps;27ammatauinciS kNmataikip.kakiEkNataukipsP slogb.EeaP hu hhu = === == −=
  • 9. • Janbu [lihat Olsen dan Flaate (1976), Mansur dan Hunter (1970), gunakan F=3 sampai 6 2 s hh d du r p d u hh u A.E .L.Ee λ C λ 11Ck W W 0,150,75C .sk .Ee P =        ++= +== Gunakan satuan-satuan yang sesuai untuk menghitung Pu. Ada suatu ketaksepakatan didalam penggunaan eh karena eh tersebut muncul di dalam Cd; akan tetapi,kecocokan statistik yang lebih baik cenderung akan didapatkan dengan menggunakan eh seperti yang diperlihatkan.
  • 10. • Rumus-rumus ENR yang dirubah (gunakan F=6) Menurut AASHTO (bagian 2.3.6 dan F=6, terutama untuk tiang pancang kayu) Untuk palu uap kerja rangkap ambil Ar = luas penampang blok besi panjang dan p = tekanan uap (atau udara); untuk yang rangkap tunggal dan gravitasi Arp = 0. Gunakan satuan yang sesuai ambil eh ≅ 1,0. Rumus di atas dan rumus lain dapat digunakanuntuk baja dan tiang pancang beton. ][ENR(1965) WW WnW 0,1s .E1,25.e P pr p 2 rhh u + + + = ( ) 0,1s W.he P rh u + + = pAr
  • 11. • Rumus Navy-McKay (gunakan F=6) • Kode Bangunan Uniform Pantai Pasifik (PCUBC) (dari Kode Bangunan Uniform, Bab 28) (gunakan F=4) ( ) ( ) r p 1 1 rrh u W W C 0,3C1s pAW.he P = + + = pada umumnya mulailah dengan C2 = 0,0 dan hitunglah nilai Pu; reduksilah nilai sebesar 25%; hitunglah C2 dan nilai Pu yang baru. Gunakan nilai Pu ini untuk menghitung C2 yang baru, dan begitu seterusnya sampai nilai Pu yang digunakan ≅ Pu yang dihitung. s)dari(satuan AE .LP C lainpancantiangsemuauntuk0,1 bajapancangguntuk tian0,25k WW kWW C Cs .h.Ce P u 2 pr pr 1 2 1h u = = = + + = + =
  • 12. Nilai-nilai k1 –kompresi kepala tiang pancang dan topi sementara k1 (mm) Tegangan pendorong P/A pada kepala tiang pancang atau topi, MPa (ksi) Bahan tiang pancang 3,5 (0,5) 7,0 (1,0) 10,5 (1,5) 14 (2,0) Tiang – pancang baja atau pipa, langsung di atas kepala 0 0 0 0 Tiang pancang kayu 1,0 (0,005) 2,0 (0,1) 3,0 (0,15) 5,0 (0,2) Tiang pancang beton pra-cor dengan paking 75-100 mm di dalam topi 3,0 6,0 (0,25) 9,0 (0,37) 12,5 (0,5) Topi bertutup baja yang mengandung paking kayu untuk baja H atau tiang pancang pipa 1,0 2,0 3,0 4,0 (0,16) Lingkaran serat 5 mm di antara dua plat baja 10 mm 0,5 (0,002) 1,0 1,5 (0,06) 2,0
  • 13. Nilai-nilai representatif koefisien restitusi untuk digunakan dalam persamaan-persamaan dinamik BAHAN n Kayu garuk 0 Tiang-pancang kayu (ujung yang tak mengerut) 0,25 Bantalan kayu pampat di atas tiang pancang baja 0,32 Bantalan kayu pampat pada tiang pancang baja 0,4 Landasan baja di atas baja baik di atas baja maupun tiang pancang beton 0,5 Palu besi cor di atas tiang-pancang beton tanpa topi 0,4
  • 14. Contoh soal 1 • Tiang dari beton berbentuk persegi panjang mempunyai lebar sisi 0,4 m dan panjang 20 m. Tiang dipancang dalam tanah pasir dengan dasar tiang terletak pada lapisan kerikil padat. Penetrasi akhir s = 3 mm/pukulan, dengan menggunakan pemukul aksi-tunggal berat 30 kN dengan tinggi jatuh 1,5 m. Tiang diberi penutup serta dibungkus setinggi 75 mm pada kepala tiang. Berat tiang Wp = 75 kN, modulus elastis tiang E = 14000 MN/m2 . Berapa kapasitas ultimit tiang, bila dihitung dengan cara Hilley dan Janbu ?
  • 15. Penyelesaian Berat pemukul Wr = 30 kN, tinggi jatuh h = 1,5 m a. Dengan rumus Hilley : Mula-mula dimisalkan lebih dahulu kapasitas ultimit Qu = 1230 kN Tegangan pancang = Dengan nilai tersebut , dari Tabel 2.9a, diperoleh k1 =6,5 mm=0,0065 m Dengan mengambil nilai n = 0,5 dan k3 = 2,5 mm=0,0025 m k2 = 1230 x 20/(0,4 x 0,4 x 14000000) = 0,01 m 22 MN/m7,7kN/m7687 0,4x0,4 1230 == ( ) hWE WW WnW kkk 2 1s .Ee Q rh pr p 2 r 321 hh u = + + +++ =
  • 16. dari Tabel, untuk pemukul aksi tunggal eh = 0,75 kapasitas ultimit tiang : karena hasil hitungan hampir mendekati dengan nilai Qu yang dimisalkan semula (1230 kN), maka hasil hitungan dapat dipakai. Jadi kapasitas ultimit tiang = 1253 kN ( ) (ok)kN1230kN2531 7530 x750,530 0,00250,010,0065 2 10,003 50,75.30.1, Q 2 u ≈= + + +++ =
  • 17. b. Dengan rumus Janbu • Karena dipakai pemukul aksi tunggal, eh = 0,75; s =3 mm= 0,003 m, • Berat pemukul, Wr = 30 kN, E = 14000 MN/m2. ( ) 7,19 1,13 33,5111,13 C λ11CK 1,13 30 750,150,75 W W 0,150,75C 33,5 x0,0030,16x14x10 0,75x45x20 AE.s .L.Ee λ 2 1 2 1 d du r p d 262 hh =             ++=               ++= =+=      += === kN1564 7,19.0,003 50,75.30.1, .sK .h.We Q :angultimit tiKapasitas u rh u === • dari hasil-hasil hitungan (a) dan (b), terlihat bahwa rumus Janbu memberikan kapasitas ultimit yang lebih tinggi daripada Rumus Hilley
  • 18. Contoh soal 2 • Pada pengujian tiang dipakai pemukul aksi tunggal yang beratnya (Wr) 7000 kg dengan tinggi jatuh h = 75 cm. Jika penetrasi akhir rata-rata untuk penetrasi tiang 15 cm, adalah s = 1,9 cm/pukulan, berapa kapasitas ijin tiang tersebut bila digunakan Engineering News Formula ? • Penyelesaian : Kapasitas ijin tiang menurut ENR ( ) ( ) ton40,7kg40698 0,251,96 7000x75 0,25sF hW Q r u == + = + =