1. No
Standar Diagnosa Keperawatan
Indonesia
(SDKI)
Standar Luaran Keperawatan Indonesia
(SLKI)
Standar Intervensi Keperawatan Indonesia
(SIKI)
1 Ansietas Setelah dilakukan tindakan keperawatan
selama .....x24 jam diharapakan kecemasan
menurun atau pasien dapat tenang dengan
kriteria :
SLKI :
Tingkat ansietas
1. Menyingkirkan tanda kecemasaan.
2. Tidak terdapat perilaku gelisah
3. Frekuensi napas menurun
4. Frekuensi nadi menurun
5. Menurunkan stimulasi lingkungan
ketika cemas.
6. Menggunakan teknik relaksasi untuk
menurunkan cemas.
7. Konsentrasi membaik
8. Pola tidur membaik
Dukungan sosial
1. Bantuan yang ditawarkan oleh oranglain
meningkat
Reduksi ansietas
1. Monitor tanda-tanda ansietas
2. Ciptakan suasana terapeutik untuk
menumbuhkan kepercayaan
3. Pahami situasi yang membuat ansietas
4. Diskusikan perencanaan realistis tentang
peristiwa yang akan datang
5. Anjurkan mengungkapkan perasaan dan
persepsi
6. Anjurkan keluarga untuk selalu
disamping dan mendukung pasien
7. Latih teknik relaksasi
2. 2 Bersihan jalan napas tidak efektif
Definisi: Ketidakmampuan
membersihkan sekresi atau obstruksi
dari saluran napas untuk
mempertahankan bersihan jalan nafas.
Batasan Karakteristik:
1. Batuk yang tidak efektif
2. Dispnea
3. Gelisah
4. Kesulitan verbalisasi
5. Mata terbuka lebar
6. Ortopnea
7. Penurunan bunyi nafas
8. Perubahan frekuensi nafas
9. Perubahan pola nafas
10. Sianosis
11. Sputum dalam jumlah yang
berlebih
12. Suara napas tambahan
13. Tidak ada batuk
Faktor yang berhubungan
SLKI
1. Status pernapasan: kepatenan jalan
napas.
a. Frekuensi pernafasan (5) tidak ada
deviasi dari kisaran normal.
b. Irama pernafasan (5) tidak ada
deviasi dari kisaran normal.
c. Kedalaman inspirasi(5) tidak ada
deviasi dari kisaran normal.
d. Kemampuan untuk mengeluarkan
secret (5) tidak ada deviasi dari
kisaran normal.
e. Suara nafas tambahan (5) tidak ada.
f. Pernafasan cuping hidung (5) tidak
ada.
g. Penggunaan otot bantu nafas (5)
tidak ada.
h. Batuk (5) tidak ada.
SIKI Label
1. Manajemen Jalan Napas
a. Monitor pola napas (frekuensi,
kedalaman, usaha napas)
b. Monitor bunyi napas tambahan (mis.
gurgling, mengi, wheezing, ronkhi
kering)
c. Monitor sputum (jumlah, warna, aroma)
d. Pertahankan kepatenan jalan napas
dengan head tilt dan chin lift (jaw thrust)
jika curiga trauma servikal
e. Posisikan semi fowler atau fowler
f. Berikan minum hangat
g. Lakukan fisioterapi dada
h. Lakukan penghisapan lender kurang dari
15 detik
i. Lakukan hiperoksigenasi sebelum
penghisapan endotrakeal
j. Keluarkan sumbatan benda padat dengan
forsep Mcgill
k. Berikan oksigen
3. Lingkungan
1. Perokok
2. Perokok pasif
3. Terpajan asap
Obstruksi jalan nafas
1. Adanya jalan napas buatan
2. Benda asing dalam jalan napas
3. Eksudat dalam alveoli
4. Hyperplasia pada dinding
bronkus
5. Mucus berlebih
6. Penyakit paru obstruktif kronis
7. Sekresi yang tertahan
8. Spasme jalan napas
Fisiologi
1. Asma
2. Disfungsi neuromuscular
3. Infeksi
4. Jalan napas alergik
l. Anjurkan asupan cairan 2000 ml/hari jika
tidak kontraindikasi
m. Ajarkan teknik batuk efektif
n. Kolaborasi pemberian bronkodilator,
ekspektoran, mukolitik
2. Latihan Batuk Efektif
a. Identifikasi kemampuan batuk
b. Monitor adanya retensi sputum
c. Monitor tanda dan gejala infeksi saluran
napas
d. Monitor input dan output cairan (mis.
jumlah dan karakteristik)
e. Atur posisi semi fowler atau fowler
f. Pasang perlak dan bengkok di pangkuan
pasien
g. Buang secret pada tempat sputum
h. Jelaskan tujuan dan prosedur batuk
efektif
i. Anjurkan tarik nafas dalam melalui
hidung selama 4 detik ditahan selama 2
detik kemudian keluarkan dari mulut
4. dengan bibir mencucu (dibulatkan)
selama 8 detik
j. Anjurkan mengulangi tarik napas dalam
hingga 3 kali
k. Anjurkan batuk dengan kuat langsung
setelah tarik napas dalam yang ke-3
l. Kolaborasi pemberian mukolitik atau
ekspektoran, jika perlu
3. Terapi Oksigen
a. Monitor kecepatan aliran oksigen
b. Monitor posisi alat terapi oksigen
c. Monitor aliran oksigen secara periodic
dan pastikan fraksi yang diberikan cukup
d. Monitor efektifitas terapi oksigen (mis
oksimetri, analisa gas darah)
e. Monitor kemampuan melepaskan oksigen
saat makan
f. Monitor tanda-tanda hipoventilasi
g. Monitor tanda dan gejala toksikasi
oksigen dan atelektasis
h. Monitor tingkat kecemasan akibat terapi
5. oksigen
i. Monitor integritas mukosa hidung akibat
pemasangan oksigen
j. Bersihkan secret pada mulut, hidung dan
trakea, jika perlu
k. Pertahankan kepatenan jalan napas
l. Siapkan danatur peralatan pemberian
oksigen
m. Berikan oksigen tambahan, jika perlu
n. Tetap berikan oksigen saat pasien
ditransportasi
o. Gunakan perangkat oksigen yang sesuai
dengan tingkat mobilitas pasien
p. Ajarkan pasien dan keluarga cara
menggunakan oksigen di rumah
q. Kolaborasi penentuan dosis oksigen
r. Kolaborasi penggunaan oksigen saat
aktivitas dan atau tidur
3 Defisit Pengetahuan
Penyebab
1. Keterbatasan kognitif
2. Gangguan fungsi kognitif
Setelah diberikan asuhan keperawatan selama
…x… jam diharapkan tingkat pengetahuan
meningkat dengan kriteria hasil :
Perilaku sesuai anjuran meningkat
Edukasi Menyusui
Observasi
identifikasi kesiapan dan kemampuan
menerima informasi
6. 3. Kekeliruan mengikuti anjuran
4. Kurang terpapar informasi
5. Kurang minat dalam belajar
6. Kurang mampu mengingat
7. Ketidaktahuan menemukan sumber
informasi
Gejala dan tanda mayor
Subjektif :
Menanyakan masalah yang
dihadapi
Objektif :
Menunjukkan perilaku tidak
sesuai anjuran
Menunjukkan persepsi yang
keliru terhadap masalah
Gejala dan tanda minor
Subjektif : -
Objektif :
Menjalani pemeriksaan tidak
tepat
Menunjukkan perilaku
berlebihan
Verbalisasi minat dalam belajar meningkat
Kemampuan menjelaskan pengetahuan
tentang suatu topik meningkat
Kemampuan menggambarkan pengalaman
sebelumnya yang sesuai topik meningkat
Perilaku sesuai dengan pengetahuan
Pertanyaan tentang masalah yang dihadapi
menurun
Persepsi yang keliru terhadap masalah
menurun
Menjalani pemeriksaan yang tidak tepat
menurun
Perilaku membaik
identifikasi tujuan atau keinginan
menyusui
Terapeutik
sediakan materi dan media pendidikan
kesehatan
Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai
kesepakatan
Berikan kesempatan untuk bertanya
Dukung ibu meningkatkan kepercayaan
diri dalam menyusui
Libatkan sistem pendukung : suami,
keluarga, tenaga kesehatan dan
masyarakat
Edukasi
Berikan konseling menyusui
Jelaskan manfaat menyusui bagi ibu dan
bayi
Ajarkan 4 posisi menyusui dan perlekatan
dengan benar
Ajarkan perawatan payudara antepartum
dengan mengkompres dengan kapas yang
telah diberikan minyak kelapa
7. Ajarkan perawatan payudara post partum
( mis memerah ASI, pijat payudara, pijat
oksitosin)
4 Defisit perawatan diri
Penyebab :
1. Gangguan musculoskeletal
2. Gangguan neuromuskuler
3. Kelemahan
4. Gangguan psikologis dan/psikotik
5. Penurunan motivasi/minat
Gejala dan tanda mayor
Subjektif :
Menolak melakukan perawatan
diri
Objektif :
Tidak mampu
mandi/mengenakan
pakaian/makan/ketoilet/ berhias
secara mendiri
Setelah diberikan asuhan keperawatan selama
…x… jam diharapkan perawatan diri
meningkat dengan kriteria hasil :
Kemampuan mandi meningkat
Kemampuan mengenakan pakaian
meningkat
Kemampuan makan meningkat
Kemampuan ke toiliet (BAB/BAK)
meningkat
Verbalisasi keinginan melakukan perawatan
diri meningkat
Minat melakukan perawatan diri meningkat
Mempertahankan kebersihan diri meningkat
Mempertahankan kebersihan mulut
Dukungan Perawatan Dri
Observasi
- Identifikasi kebiasaan aktivitas perawatan
diri sesuai usia
- Monitor tingkat kemandirian
- Identifikasi kebutuhan alat bantu
kebersihan diri, berpakaian, berhias, dan
makan
Terapeutik
- Sediakan lingkungan terapeutik (suasana
hangat, rileks, provasi)
- Siapkan keperluan pribadi
- Damping dalam melakukan perawatan
diri sampai mandiri
- Fasilitasi untuk menerima keadaan
ketergantungan
- Fasilitasi kemandirian, bantu jika tidak
8. Minat melakukan perawatan diri
kurang
mampu melakukan perawatan diri
- Jadwalkan rutinitas perawatan diri
Edukasi
- Anjurkan melakukan perawatan diri
secara konsisten sesuai kemampuan
5 Gangguan citra tubuh Setelah dilakukan tindakan keperawatan
selama…x…jam gangguan citra tubuh
pasien teratasi dengan kriteria hasil :
SLKI :
Citra tubuh
1. Verbalisasi perasaan negatif tentang
perubahan tubuh menurun
2. Fokus pada penampilan masa lalu
menurun
3. Hubungan sosial membaik
Harga diri
1. Penilaian diri positif meningkat
2. Perasaan malu menurun
SLKI :
Promosi citra tubuh
1. Monitor frekuensi mengkritik dirinya
2. Diskusikan perubahan tubuh dan
fungsinya
3. Diskusikan perbedaan penampilan fisik
terhadap harga diri
4. Jelaskan kepada keluarga tentang
perawatan dan perubahan citra tubuh
5. Latih peningkatan penampilan diri
6. Latih pengungkapan kemampuan diri
kepada oranglain maupun kelompok
6 Gangguan eliminasi urin Setelah dilakukan asuhan keperawatan
selama ….x… jam, diharapkan gangguan
eliminasi urin yang dirasakan pasien
SIKI :
Perawatan Retensi Urine
a. Monitor tingkat distensi kandung kemih
9. berkurang dengan kriteria hasil :
SLKI :
Eliminasi urin
1. Sensasi berkemih meningkat
2. Distensi kandung kemih
meningkat
3. Berkemih tidak tuntas menurun
Kontinensia urin
1. Kemampuan berkemih meningkat
2. Residu volume setelah berkemih
menurun
dengan palpasi dan perkusi
b. Berikan rangsangan berkemih (kompres
dingin pada abdomen)
c. Jelaskan penyebab retensi urine
d. Ajarkan cara melakukan rangsangan
berkemih
7 Ganggguan pertukaran gas
Penyebab
o Ketidakseimbangan ventilasi-
perfusi
o Penurunan membrane alveolus-
kapiler
Gejala dan tanda :
a. Mayor
Subjektif
o Dyspnea
Objektif
SLKI :
Respirasi
Setelah dilakukan tindakan
keperawatan ….. x…. jam, maka
Gangguan pertukaran gas
meningkat dengan kriteria hasil :
o Dispnea menurun
o Bunyi nafas tambahan
menurun
o Gelisah menurun
SIKI
Respirasi
Pemantauan respirasi
1. Observasi
o Monitor frekuensi, irama, kedalaman,
dan upaya nafas
o Monitor pola nafas (seperti bradipnea,
takipnea, hiperventilasi, kussmaul,
cheyne-stokes, ataksisk)
o Monitor saturasi oksigen
o Auskultasi bunyi nafas
10. o PCO2 meningkat/ menurun
o PO2 menurun
o Takikardia
o pH arteri meningkat/menurun
o bunyi napas tambahan
b. Minor
Subjektif
o Pusing
o Penglihatan kabur
Objektif
o Sianosis
o Diaphoresis
o Gelisah
o Napas cuping hidung
o Pola nafas abnormal
o Warna kulit abnormal
o Kesadaran menurun
Kondisi klinis terkait
o PPOK
o GJK
o Asma
o Pneumonia
o Tuberkulosis paru
o Penyakit membrane hialin
o Asfiksia
o PPHN
o Prematuritas
o Infeksi saluran nafas
o PCO2 membaik
o PO2 membaik
o Takikardia membaik
o pH arteri membaik
o Palpasi kesimetrisan ekspansi paru
o Monitor nilai AGD
o Monitor hasil x-ray thoraks
2. Terapeutik
o Atur interval pemantauan respirasi
sesuai kondisi pasien
o Dokumentasikan hasil pemantauan
3. Edukasi
o Jelaskan tujuan dan prosedur
pemantauan
o Informasikan hasil pemantauan, jika
perlu
Terapi oksigen
1. Observasi
o Monitor kecepatan aliran oksigen
o Monitor alat terapi oksigen
o Monitor aliran oksigen secara periodic
dan pastikan fraksi yang diberikan
cukup
o Monitor efektifitas terapi oksigen
(mis. Oksimetri, AGD), jika perlu
o Monitor kemampuan melepaskan
oksigen saat makan
o Monitor tanda tanda hipoventilasi
o Monitor tanda dan gejala toksikasi
oksigen dan atelektasis
o Monitor tingkat kecemasan akibat
11. terapi oksigen
o Monitor integritas mukosa hidung
akibat pemasangan oksigen
2. Terapeutik
o Bersihkan secret pada mulut, hidung,
dan trakea, jika perlu
o Siapkan dan atur peralatan pemberian
oksigen
o Berikan oksigen tambahan, jika perlu
o Tetap berikan oksigen saat pasien
ditransportasi
o Gunakan perangkat oksigen yang
sesuai dengan tingkat mobilitas pasien
3. Edukasi
o Ajarkan pasien dan keluarga cara
menggunakan oksigen dirumah
4. Kolaborasi
o Kolaborasi penentuan dosis oksigen
o Kolaborasi penggunaan oksigen saat
aktivitas dan/atau tidur
8 Hipertermia
Penyebab
o Dehidrasi
o Terpapar lingkungan panas
o Proses penyakit (mis. Infeksi
dan kanker)
o Ketidaksesuaian pakaian dengan
suhu lingkungan
o Peningkatan laju metabolissme
SLKI :
Termoregulasi
Setelah dilakukan intervensi selama
….x…… jam, maka hipertermia menurun
dengan keriteria hasil
o Menggigil menurun
o Tidak tampak kulit yang memerah
o Tidak ada kejang
SIKI
Nyeri dan Kenyamanan
Manajemen Nyeri
Observasi
o Identifikasi lokasi,
karakteristik, durasi, frekuensi,
kualitas, intensitas nyeri
o Identifikasi skala nyeri
o Identifikasi respons nhyeri non
12. o Respon trauma
o Aktivitas berlebih
o Penggunaan incubator
Gejala dan tanda
a. Mayor
Subyektif
Tidak tersedia
Obyektif
o Suhu tubuh diatas nilai
normal
b. Minor
Subyektif
Tidak tersedia
Obyektif
o Kulit merah
o Kejang
o Takardi
o Tachipnea
o Kulit terasa hangat
Kondisi Klinis Terkait
o Proses infeksi
o Hipertiroid
o Stroke
o Dehidrasi
o Trauma
o Prematuritas
o Tidak tampak Akrosianosis
o Konsumsi oksigen menurun
o Piloereksi menurun
o Idak tampak pucat
o Tidak terdapat takikardia
o Tidak tampak takipnea
o Tidak terdapat bradikardia
o Tidak ada hipoksia
o Suhu tubuh membaik
o Suhu kulit membaik
o Kadar glukosa membaik
verbal
o Identifikasi faktor yang
memperberat dan
memperingan nyeri
o Identifikasi pengetahuan dan
keyaninan tentang nyeri
o Identifikasi pengaruh budaya
terhadap respon nyeri
o Identifikasi pengaruh nyeri
pada kualitas hidup
o Monitor keberhasilan terapi
komplementer yang sudah
diberikan
o Monitor efek samping
penggunaan analgetik
Terapeutik
o Berikan teknik nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
o Control lingkungan yang memperberat
rasa nyeri
o Fasilitasi istirahat dan tidur
o Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri
dalam pemilihan strategi meredakan
nyeri
Edukasi
o Jelaskan penyebab, periode, dan
pemicu nyeri
o Jelaskan strategi meredakan nyeri
o Anjurkan memonitor nyeri secara
mandiri
o Anjurkan menggunakan analgetik
secara tepat
13. o Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk
mengurangi nyeri
Kolaborasi
o Kolaborasi pemberian analgetik, jika
perlu
Terapi relaksasi
Observasi
o Identifikasi penurunan energi,
ketidakmampuan berkonsentrasi, atau
gejala lain yang mengangu kemampuan
kognitif
o Identifikasi teknik relaksasi yang pernah
efektif digunakan
o Identifikasi kesediaan, kemampuan, dan
penggunaan teknik sebelumnya
o Monitor respons terhadap terapi relaksasi
Terapeutik
o Ciptakan lingkungan yang tenang dan
tenang tanpa gangguan dengan
pencahayaan dan suhu ruangan
nyaman, jika memungkinkan
o Gunakan pakaian longgar
o Gunakan nada suara lembut dengan
irama lambat dan berirama
o Gunakan relaksasi sebagai strategi
penunjang dengan analgetik atau
tindakan medis lain , jika sesuai
Edukasi
o Jelaskan tujuan, manfaat, batasan, dan
jenis relaksasi yang tersedia
o Jelaskan secara rinci intervensi
14. relaksasi yang dipilih
o Anjurkan mengambil posisi nyaman
o Anjurkan rileks dan merasakan sensai
relaksasi
o Anjurkan sering mengulamgi atau
melatih teknik yang dipilij
o Demonstrasikan dan latih teknik
relaksasi
9 Hipovolemia
Penyebab :
Kehilangan cairan aktif
Kegagalan mekanisme regulasi
Peningkatan permiabelitas
kapiler
Kekurangan intake cairan
Evaporasi
Gejala dan tanda
Mayor
Subjektif (tidak tersedia)
Objektif
Frekuensi nadi meningkat
Nadi teraba lemah
Tekanan darah menurun
Tekanan darah menyempit
SLKI
Setelah diberikan intervensi selama …x….
jam maka status cairan membaik, dengan
kriteria hasil :
Kekuatan nadi meningkat
Turgor kulit meningkat
Ortopnea menurun
Dyspnea menurun
Frekuensi nadi membaik
Tekanan darah membaik
Tekanan nadi membaik
Membrane mukosa membaik
Kadar hb membaik
Kadar ht membaik
Intake cairan membaik
Manajemen hypovolemia
Observasi
Periksa tanda dan gejala hypovolemia
(mis. Frekuensi nadi meningkat, nadi
terba lemah, tekanan darah menurun,
tekanan nadi menyempit, turgor kulit
menurun, membrane mukosa kering,
volume urin menurun, hematocrit
meningkat, haus, lemah)
Monitor intake dan output cairan
Terapeutik
Hitung kebutuhan cairan
Berikan posisi mified tredelenburg
Berikan asupan cairan oral
Edukasi
Anjurkan memperbanyak asupan
15. Turgor kulit menurun
Membrane mukosa kering
Volume urin menurun
Hematocrit meningkat
Minor
Subjektif
Merasa lemah
Mengeluh haus
Objektif
Pengisian vena menurun
Status mental berubah
Suhu tubuh meningkat
Konsentrasi urine meningkat
Berat badan turun tiba-tiba
Kondisi klinis terkait
Penyakit adison
Trauma (pendarahan)
Luka bakar
AIDS
Penyakit crohn
Muntah
cairan oral
Anjurkan menghindari perubahan
posisi mendadak
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian cairan IV
isotonis (mis. NaCl, RL)
Kolaborasi pemberiancairan IV
hipotonis (mis. Glukosa 2,5%, NaCl
0,4%)
Kolaborasi pemberian cairan koloid
(mis. Albumin, plasmanate
Kolaborasi pemberian produk darah
Manajemen syok hypovolemia
Observasi
Monitor status kardiopulmogonal
(frekuensi dan kekuatan nadi,
frekuensi nafas, TD, MAP)
Monitor status oksigenasi (oksimetri
nadi, AGD)
Monitor status cairan (masukan dan
16. Diare
Colitis ulseratif
Hipoalbuminemia
haluaran, turgor kulit, CRT)
Periksa tingkat kesadarajndan respon
pupil
Periksa seluruh permukaan tubuh
terhadap adanya DOTS (deformity/
deformitas, open wound/luka terbuka,
tenderness/nyeri tekan,
swelling/bengkak
Terapeutik
Pertahankan jalan nafas paten
Berikan oksigen untuk
mempertahankan saturasi oksigen
>94%
Persiapkan intubasi dan ventilasi
mekanis, jika perlu
Lakukan penekanan langsung (direct
pressure) pada perdarahan eksternal
Berikan posisi syok (modified
tredelenberg)
Pasang jalur IV berukuran besar (mis.
14 atau 16)
17. Pasang kateter urine untuk menilai
produksi urine
Pasang selang nasogastric untuk
dekompresi lambung
Ambil sampel darah untuk
pemeriksaan darah lengkap dan
elektrolit
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian infus cairan
kristaloid 1-2 L pada dewasa
Kolaborasi pemberian infus cairan
kristaloid 20 mL/kgBB pada anak
Kolaborasi pemberian transfuse darah,
jika perlu
10 Risiko hipovolemia
Faktor risiko
Kehilangan cairan secara aktif
Gangguan absorbs cairan
Usia lanjut
Kelebihan berat badan
Status hipermetabolik
SLKI
Setelah diberikan intervensi selama …x….
jam maka status cairan membaik, dengan
kriteria hasil :
Kekuatan nadi meningkat
Turgor kulit meningkat
Ortopnea menurun
Manajemen hypovolemia
Observasi
Periksa tanda dan gejala hypovolemia
(mis. Frekuensi nadi meningkat, nadi
terba lemah, tekanan darah menurun,
tekanan nadi menyempit, turgor kulit
menurun, membrane mukosa kering,
18. Kegagalan mekanisme regulasi
Evaporasi
Kekurangan intake cairan
Efek agen farmakologis
Kondisi klinis terkait
Penyakit Addison
Trauma/perdarahan
Luka bakar
AIDS
Penyait Crohn
Muntah
Diare
Colitis ulseratif
Dyspnea menurun
Frekuensi nadi membaik
Tekanan darah membaik
Tekanan nadi membaik
Membrane mukosa membaik
Kadar hb membaik
Kadar ht membaik
Intake cairan membaik
volume urin menurun, hematocrit
meningkat, haus, lemah)
Monitor intake dan output cairan
Terapeutik
Hitung kebutuhan cairan
Berikan posisi mified tredelenburg
Berikan asupan cairan oral
Edukasi
Anjurkan memperbanyak asupan
cairan oral
Anjurkan menghindari perubahan
posisi mendadak
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian cairan IV
isotonis (mis. NaCl, RL)
Kolaborasi pemberiancairan IV
hipotonis (mis. Glukosa 2,5%, NaCl
0,4%)
Kolaborasi pemberian cairan koloid
(mis. Albumin, plasmanate
Kolaborasi pemberian produk darah
19. Pemantauan cairan
Observasi
Monitor rekuensi dan kekuatan nadi
Monitor frekuensi napas
Monitor tekanan darah
Monitor berat badan monitor waktu
pengisian kapiler
Monitor turgor kulit
Monitor jumlah, warna dan berat jenis
urine
Monitor kadar albumin dan protein
total
Monitor hasil pemeriksaan urine
Monitor intake dan output cairan
Identifikasi tanda-tanda hypovolemia
Identifikasi factor risiko
ketidakseimbangan cairan
Terapeutik
Atur interval waktu pemantauan
sesuai dengan kondisi pasien
20. Dokumentasikan hasil pemantauan
Edukasi
Jelaskan tujuan dan prosedur
pemantauan
Informasikan hasil pemantauan, jika
perlu
11 Hipervolemia
Penyebab
Gangguan mekanisme regulasi
Kelebihan asupan cairan
Kelebihan asupan natrium
Gangguan aliran balik vena
Efek agen farmakologis
Gejala dan tanda mayor
Subjektif
Ortopnea
Dyspnea
Paroxysmal nocturnal dyspnea
Objektif
Edema anasarka dan/atau edema
perifer
SLKI
Setelah diberikan intervensi selama …x….
jam maka keseimbangan cairan meningkat,
dengan kriteria hasil :
asupan cairan meningkat
haluaran urine meningkat
kelembaban membrane mukosa
meningkat
edema menurun
dehidrasi menurun
tekanan darah membaik
denyut nadi membaik
membrane mukosa membaik
berat badan membaik
Manajemen hypervolemia
Observasi
periksa tanda dan gejala hypervolemia
identifikasi penyebab hypervolemia
monitor status hemodinamik
monitor intake dan output cairan
monitor tanda hemokonsentrasi
monitor tanda peningkatan tekanan
onkotik plasma
monitor kecepatan infus secara ketat
monitor efek samping diuretic
Terapeutik
timbang berat badan setiap hari pada
waktu yang sama
batasi asupan cairan dan garam
21. Berat badan meningkat dalam
waktu sinngkat
JVP atau CVP
Reflek hepatojugular positif
Gejala dan Tanda Minor
Subjektif (tidak tersedia)
Objektif
Distensi vena jugularis
Terdengar suara nafas tambahan
Hepaotomegali
Kadar Hb/Ht turun
Oliguria
Intake lebih banyak dari output
Kongesti paru
Kondisi klinis terkait
Penyakit ginjal
Hipoalbuminemia
GJK
Kelainan hormone
Penyakit hati
Penyakit vena perifer
tinggikan keoala tempat tidur 30-40o
Edukasi
anjurkan melapor jika haluaran urine
<0,5 mL/kg/jam dalam 6 jam
anjurkan melapor jika BB bertambah
>1 kg dalam sehari
ajarkan cara mengukur dan mencatat
asupan dan haluaran cairan
ajarkan cara membatasi cairan
Kolaborasi
kolaborasi pemberian diuretic
kolaborasi penggantian kehilangan
kalium akibat diuretic
kolaborasi pemberian CRRT, bila
perlu
Pemantauan cairan
Observasi
Monitor rekuensi dan kekuatan nadi
Monitor frekuensi napas
Monitor tekanan darah
22. imobilitas Monitor berat badanmonitor waktu
pengisian kapiler
Monitor turgor kulit
Monitor jumlah, warna dan berat jenis
urine
Monitor kadar albumin dan protein
total
Monitor hasil pemeriksaan urine
Monitor intake dan output cairan
Identifikasi tanda-tanda hipervolemia
Identifikasi factor risiko
ketidakseimbangan cairan
Terapeutik
Atur interval waktu pemantauan
sesuai dengan kondisi pasien
Dokumentasikan hasil pemantauan
Edukasi
Jelaskan tujuan dan prosedur
pemantauan
Informasikan hasil pemantauan, jika
perlu
23. 12 Kesiapan Persalinan Setelah dilakukan asuhan keperawatan
selama ….x… jam, diharapkankesiapan
persalinan dapat teratasi dengan kriteria
hasil :
SLKI
Status antepartum
1. Kelekatan emosional dengan janin
meningkat
2. Koping dengan ketidaknyamanan
kehamilan menurun
Tingkat pengetahuan
1. Perilaku sesuai anjuran
meningkat
2. Perilaku sesuai pengetahuan
meningkat
3. Perilaku keliru terhadap
masalah menurun
SIKI
Perawatan Kehamilan Trimester
Ketiga
1. Memonitor tanda-tanda vital
2. Timbang berat badan ibu
3. Umur tinggi fundus
4. Periksa denyut jantung janin
5. Anjurkan menghindari kelelahan
Edukasi Persalinan
1. Identifikasi tingkat pengetahuan
2. Identifikasi pemahaman ibu tentang
persalinan
3. Siapkan materi dan media pendidikan
kesehatan
4. Berikan kesempatan untuk bertanya
5. Jelaskan metode persalinan yang ibu
inginkan
6. Jelaskan persiapan dan tempat persalinan
7. Anjurkan ibu mengikuti kelas ibu hamil
pada usia kehamilan lebih dari 36 minggu
8. Ajarkan teknik relaksasi untuk meredakan
24. kecemasan dan ketidaknyamanan
persalinan
13 Kesiapan Peningkatan Manajemen
Kesehatan
Definisi
Pola pengaturan dan pengintegrasian
program kesehatan ke dalam kehidupan
sehari-hari yang cukup untuk
memenuhi tujuan kesehatan dan dapat
ditingkatkan
Gejala dan tanda mayor
Subjektif
1. Mengekspresikan keinginan untuk
mengelola masalah kesehatan dan
pencegahannya
Objektif
1. Pilihan hidup sehari-hari tepat
untuk memenuhi tujuan program
kesehatan
Gejala dan tanda minor
Setelah dilakukan asuhan keperawatan
selama ... x ... menit diharapakan
manajemen kesehatan meningkat dengan
kriteria hasil :
1. Melakukan tindakan untuk mengurangi
faktor risiko meningkat
2. Aktivitas sehari-hari efektif memenuhi
tujuan kesehatan meningkat
Bimbingan Antisipatif
1. Identifikasi metode penyelesaian masalah
yang biasa digunakan
2. Identifikasi kemungkinan perkembangan
atau krisis situasional yang akan terjadi
serta dampaknya pada anak dan keluarga
3. Jadwalkan kunjungan pada setiap tahap
perkembangan anak (jadwal imunisasi,
rutin mengukur BB dan PB anak)
4. Berikan referensi baik cetak ataupun
elektronik (tentang penyakit polio dan
jadwal imunisasi)
5. Jelaskan perkembangan dan perilaku
normal pada anak
Edukasi Kesehatan
1. Identifikasi ibu atau untuk kesiapan dan
kemampuan menerima informasi
25. Subjektif
1. Mengekspresikan
tidak adanya hambatan yang berarti
dalam mengintegrasikan program
yang ditetapkan untuk mengatasi
masalah kesehatan
2. Menggambarkan
berkurangnya faktor risiko
terjadinya masalah kesehatan
Objektif
1. Tidak ditemukan adanya gejala
masalah kesehatan atau penyakit
yang tidak terduga
2. Identifikasi faktor – faktor ibu yang dapat
meningkatkan dan menurunkan motivasi
mengetahui tentang penyakit
3. Berikan kesempatan ibu untuk bertanya
4. Jelaskan pada ibu faktor risiko yang dapat
mempengaruhi kesehatan anak
5. Ajarkan pada ibu perilaku hidup bersih dan
sehat
Edukasi Penyakit
1. Identifikasi ibu atau untuk kesiapan dan
kemampuan menerima informasi
2. Berikan kesempatan ibu dan keluarga
untuk bertanya
3. Jelaskan tanda dan gejala yang
ditimbulkan oleh penyakit hepatitis B
4. Anjurkan melapor jika merasakan tanda
dan gejala penyakit hepatitis B
5. Jelaskan jadwal imunisasi
Identifikasi Risiko
26. 1. Identifikasi risiko biologis, lingkungan dan
perilaku
2. Tentukan metode pengelolaan risiko yang
baik
3. Lakukan pengelolaan risiko secara efektif
4. Lakukan update perencanaan secara
regular (mis, bulanan, triwulan, tahunan)
Manajemen Perilaku
1. Identifikasi harapan untuk mengendalikan
perilaku
2. Diskusikan tanggung jawab terhadap
perilaku
3. Jadwalkan pemeriksaan anak secara rutin
4. Ciptakan dan pertahankan lingkungan dan
kegiatan perawatan konsisten setiap dinas
Penentuan Tujuan Bersama
1. Identifikasi tujuan – tujuan yang akan
dicapai
2. Nyatakan tujuan dengan kalimat positif
27. dan jelas
3. Anjurkan mengenal masalah yang dialami
14 Kesiapan Peningkatan Pengetahuan
Gejala dan Tanda Mayor
Subjektif :
Mengungkapkan minat dalam
belajar
Menjelaskan pengetahuan
tentang suatu topik
Menggambarkan pengalaman
sebelum yang sesuai dengan
topik
Objektif :
Prilaku sesuai dengan
pengetahuan
Setelah dilakukan tindakan keperawatan
selama …x …. jam pasien mampu
meningkatkan kesiapan pengetahuan
dengan kriteria hasil :
Tingkat pengetahuan
Keberlanjutan pelayanan rutin
komunitas
Ketersediaan pelayanan kesehatan
Ketersediaan sumber daya untuk
memenuhi kebutuhan dasar
Kesiapan komunitas untuk tanggap
krisis
Adaptasi komunitas terhadap
perubahan
Motivasi
Upaya mencari sumber sesuai
Promosi kesiapan penerimaan informasi
Identifikasi informasi yang akan
disampaikan
Identifikasi pemahaman tentang
kondisi kesehatan saat ini
Identifikasi kesiapan penerimaan
informasi
Lakukan penguatan potensi dan
keluarga untuk menerima informasi
Libatkan pengambilan keputusan
dalam keluarga untuk menerima
informasi
Fasilitasi mengenali kondisi tubuh
yangyang membutuhkan layanan
keperawatan
Dahulukan menyampaikan informasi
baik (positif) sebelum menyampaikan
informasi kurang baik ( negative)
terkait kondisi pasien
28. kebutuhan
Upayakan mencari dukungan sesui
kebutuhan
Prilaku bertujuan inisiatif
Proses informasi
Tingkat kepatuhan
Status kognitif
Berikan nomor kontak yang dapat
dihubungi jika pasien membutuhkan
bantuan
Catat identitas dan nomor kontak
pasien untuk meningkatkan atau
follow up kondisi pasien
Fasilitasi askes pelayanan pada saat
dibutuhkan
Berikan informasi berupa alur, leaflet
atau gambar untuk memudahkan
pasien mendapatkan informasi
kesehatan
Anjurkan keluarga mendapingi pasien
selama fase akut, progresif atau
terminal, jika memungkinkan
Edukasi Kesehatan
Identifikasi kesiapan dan kemampuan
menerima informasi
Identifikasi faktor-faktor yang dapat
meningkatkan dan menurunkan
motivasi prilaku hidup bersih dan
29. sehat
Sediakan materi dan media pendidikan
kesehatan
Jadwalkan pendidikan kesehatan
sesuai kesepakatan
Berikan kesempatan untuk bertanya
Jelaskan faktor resiko yang dapat
mempengaruhi kesehatan
Ajarkan prilaku hidup bersih dan sehat
Ajarkan strategi yang dapat digunakan
untuk meningkatkan prilaku hidup
bersih dan sehat
15 Konstipasi Setelah dilakukan tindakan keperawatan
selama…x…jamkonstipasi pasien teratasi
dengan kriteria hasil :
SLKI :
Eliminasi fekal
1. Kontrol pengeluaran feses meningkat
2. Keluhan defekasi lama dan sulit
menurun
3. Konsistensi feses membaik
SIKI :
Manajemen konstipasi
1. Identifikasi faktor risko konstipasi
2. Monitor tanda-tanda ruptur
bowel/peritonitis
3. Jelaskan penyebab dan rasionalisasi
tindakan pada pasien
4. Lakukan massase abdomen
5. Anjurkan diet (cairan dan serat)
30. 4. Frekuensi defekasi membaik 6. Jelaskan pada klien konsekuensi
menggunakan laxative dalam waktu yang
lama
7. Kolaborasi penggunaan obat pencahar
16 Menyusu Tidak Efektif
Penyebab :
Fisiologi
1. Ketidakadekuatan suplai ASI
2. Hambatan pada nenonatus
3. Abnormal payudara
4. Ketidakadekuatan reflex oksitosin
5. Payudara bengkak
6. Riwayat operasi payudara
7. Kelahiran kembar
Situasi
6. Tidak rawat gabung
7. Kurang terpapar informasi tentang
pentingnya menyusui dan manfaat
menyusui
8. Kurangnya dukungan keluarga
Gejala dan tanda mayor
Setelah diberikan asuhan keperawatan selama
…x… jam diharapkan status menyusui
membaik dengan kriteria hasil :
Perlekatan bayi pada payudara ibu
meningkat
Kemampuan ibu memposisikan bayi
dengan benar meningkat
Miksi bayi lebih dari 8 kali/24 jam
meningkat
Berat badan bayi meningkat
Tetesan/pancaran ASI meningkat
Suplai ASI adekuat meningkat
Putting tidak lecet setelah 2 minggu
melahirkan meningkat
Kepercayaan diri ibu meningkat
Bayi tidur setelah menyusu meningkat
Payudara ibu kosong setelah menyusui
meningkat
Intak bayi meningkat
Promosi ASI Ekslusif
Observasi
identifikasi kebutuhan laktasi bagi ibu
pada antenatal, intranatal, dan post natal
Terapeutik
Fasilitasi ibu melakukan IMD
Fasilitasi ibu untuk rawat gabung atau
room in
Gunakan sendok dan cangkir jika bayi
belum bisa menyusu
Dukung ibu menyusui dengan
mendampingi ibu selama kegiatan
menyusui berlangsung
Diskusikan dengan keluarga tentang ASI
ekslusif
Siapkan kelas menyusui pada masa
prenatal minimal 2 kali dan periode oasca
partum minimal 4 kali
31. Subjektif :
Kelelahan maternal
Kecemasan maternal
Objektif
Bayi tidak mampu melekat pada
payudara ibu
ASI tidak menetes/memancar
BAK bayi kurang dari 8 kali dalam
24 jam
Nyeri dan/lecet terus menerus
setelah minggu kedua
Gejala dan tanda minor
Subjektif : -
Objektif
Intake bayi tidak adekuat
Bayi menghisap tidak terus
menerus
Bayi menangis saat disusui
Bayi rewel dan menangis terus
dalam jam-jam pertama setelah
menyusui
Menolak untuk menghisap
Hisapan bayi meningkat
Lecet pada putting menurun
Kelelahan maternal menurun
Kecemasan maternal menurun
Bayi rewel
Bayi menangis setelah menyusu
Edukasi
Jelaskan manfaat menyusui bagi ibu dan
bayi
Jelaskan pentingnya menyusui di malam
hari untuk mempertahankan dan
meningkatkan produks ASI
Jelaskan tanda-tanda bayi cukup ASI
Jelaskan manfaat rawat gabung
Anjurkan ibu menyusui sesegera mungkin
setelah melahirkan
Anjurkan ibu memberikan nutrisi kepada
bayi hanya dengan ASI
Anjurkan ibu menyusui sesering mungkin
setelah lahir sesuai kebutuhan
Anjurkan ibu menjaga produksi ASI
dengan memerah walaupun kondisi bayi
atau ibu terpisah
Konseling Laktasi
Observasi
identifikasi keadaan emosional ibu saat
akan dilakukan konseling menyusui
32. identifikasi keinginan dan tujuan
menyusui
identifikasi permasalahan yang ibu alami
selama proses menyusui
Terapeutik
Gunakan teknik mendengarkan aktif
Berikan pujian terhadap perilaku ibu yang
benar
Edukasi
Ajarkan teknik menyusui yang tepat
17 Nyeri akut
Penyebab :
1. Agen pencedra fisiologis (mis. Inflamasi
iskemia, neoplasma)
2. Agenpencedera kimiawi (mis. Terbakar,
bahan kimia iritan)
3. Agen pencedera fisik (mis. Abses,
amputasi, prosedur operasi, taruma, dll)
Gejala dan tanda mayor
Subjektif : mengeluh nyeri
Objektif
Tampak meringis
SLKI:
Setelah dilakukan asuhan keperawatan
selama 3 x 24 jam diharapkan nyeri pada
pasien berkurang dengan kriteria hasil :
Tingkat Nyeri
1. Nyeri berkurang dengan skala 2
2. Pasien tidak mengeluh nyeri
3. Pasien tampak tenang
4. Pasien dapat tidur dengan tenang
5. Frekuensi nadi dalam batas normal (60-
100 x/menit)
SIKI :
Manajemen nyeri
Observasi
- Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi,
frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
- Identifikasi skala nyeri
- Identifikasi respon nyeri nonverbal
- Identifikasi factor yang memperingan
dan memperberat nyeri
- Identifikasi pengetahuan dan keyakinan
tentang nyeri
33. Bersikap proaktif (mis. waspada,
posisi menghindari nyeri)
Gelisah
Frekuensi nadi meningkat
Sulit tidur
Gejala dan tanda minor
Subjektif : -
Objektif
Tekanan darah meningkat
Pola nafas berubah
Nafsu makan berubah
Proses berpikir terganggu
Menarik diri
Berfokus pada diri sendiri
diaforesisi
6. Tekanan darah dalam batas normal
(90/60 mmHg – 120/80 mmHg)
7. RR dalam batas normal (16-20 x/menit)
Kontrol Nyeri
1. Melaporkan bahwa nyeri berkurang
dengan menggunakan manajemen nyeri
2. Mampu mengenali nyeri (skala,
intensitas, frekuensi dan tanda nyeri)
Status Kenyamanan
1. Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri
berkurang
- Identifikasi budaya terhadap respon nyeri
- Identifikasi pengaruh nyeri terhadap
kualitas hidup pasien
- Monitor efek samping penggunaan
analgetik
- Monitor keberhasilan terapi
komplementer yang sudah diberikan
Terapeutik
- Fasilitasi istirahat tidur
- Kontrol lingkungan yang memperberat
nyeri ( missal: suhu ruangan,
pencahayaan dan kebisingan).
- Beri teknik non farmakologis untuk
meredakan nyeri (aromaterapi, terapi
pijat, hypnosis, biofeedback, teknik
imajinasi terbimbimbing, teknik tarik
napas dalam dan kompres hangat/
dingin)
Edukasi
- Jelaskan penyebab, periode dan pemicu
nyeri
34. - Jelaskan strategi meredakan nyeri
- Anjurkan menggunakan analgetik secara
tepat
- Anjurkan monitor nyeri secara mandiri
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian analgetik, jika
perlu
18 Nyeri Kronis SLKI:
Setelah dilakukan asuhan keperawatan
selama 3 x 24 jam diharapkan nyeri pada
pasien berkurang dengan kriteria hasil :
Tingkat Nyeri
1. Nyeri berkurang dengan skala 2
2. Pasien tidak mengeluh nyeri
3. Pasien tampak tenang
4. Pasien dapat tidur dengan tenang
5. Frekuensi nadi dalam batas normal (60-
100 x/menit)
6. Tekanan darah dalam batas normal
(90/60 mmHg – 120/80 mmHg)
SIKI
Manajemen nyeri
Observasi
- Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi,
frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
- Identifikasi skala nyeri
- Identifikasi respon nyeri nonverbal
- Identifikasi faktor yang memperingan
dan memperberat nyeri
- Identifikasi pengetahuan dan keyakinan
tentang nyeri
- Identifikasi budaya terhadap respon nyeri
- Identifikasi pengaruh nyeri terhadap
35. 7. RR dalam batas normal (16-20 x/menit)
Kontrol Nyeri
1. Melaporkan bahwa nyeri berkurang
dengan menggunakan manajemen nyeri
2. Mampu mengenali nyeri (skala,
intensitas, frekuensi dan tanda nyeri)
Status Kenyamanan
1. Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri
berkurang
kualitas hidup pasien
- Monitor efek samping penggunaan
analgetik
- Monitor keberhasilan terapi
komplementer yang sudah diberikan
Terapeutik
- Berikan teknik non farmakologis untuk
meredakan nyeri (aromaterapi, terapi
pijat, hypnosis, biofeedback, teknik
imajinasi terbimbimbing, teknik tarik
napas dalam dan kompres hangat/
dingin)
- Kontrol lingkungan yang memperberat
nyeri ( missal: suhu ruangan,
pencahayaan dan kebisingan)
- Fasilitasi istirahat tidur
Perawatan kenyamanan
Observasi
- Identifikasi gejala yang tidak
menyenangkan (mis. Mual, nyeri, gatal,
sesak)
36. - Identifikasi pemahaman tentang kondisi,
situasi dan perasaannya
Terapeutik
- Berikan posisi yang nyaman
- Ciptakan lingkungan yang nyaman
Edukasi
- Jelaskan mengenai kondisi dan pilihan
terapi/pengobatan
- Ajarkan terapi relaksasi
- Ajarkan teknik distraksi dan imajinasi
terbimbing
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian analgesik,
antipruritus, antihistamin, jika perlu
19 Resiko Hipotermia SLKI
Setelah dilakukan asuhan keperawatan
selama ...x... jam diharapkan klien
terhindar dari resiko hipotermia dengan
kriteria hasil:
Termoregulasi
1. Suhu tubuh bayi dalam rentang normal
SIKI Label
Manajemen Hipotermia
1. Monitor suhu tubuh
2. Monitor nadi dan pernafasan
3. Pertahankan suhu tubuh bayi
4. Selimuti bayi segera setelah lahir
5. Tempatkan bayi baru lahir dalam
37. (36,5-37,5°C)
2. Warna kulit merah muda
inkubator dibawah penghangat sesuai
kebutuhan
20 Resiko Infeksi SLKI
Setelah dilakukan asuhan keperawatan
selama ...x... jam diharapkan klien
terhindar dari resiko infeksi dengan kriteria
hasil:
Tingkat Infeksi
1. Integritas Kulit Baik
SIKI
Pencegahan Infeksi
1. Monitor tanda dan gejala infeksi
2. Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak
dengan pasien dan lingkungan pasien
3. Lakukan perawatan tali pusat
4. Ajarkan ibu cara cuci tangan dengan
benar
5. Kolaborasi pemberian imunisasi jika
perlu
21 Retensi Urine
Penyebab
1. Peningkatan tekanan uretra
2. Kerusakan arkus reflex
3. Blok sfingter
4. Disfungsi neurologis (mis. Trauma,
penyakit saraf)
5. Efek agen farmakologis
(mis.atropine, belladonna,
psikotropik, antihistamin, opiate)
Gejala dan tanda mayor
Setelah dilakukan asuhan keperawatan
selama…x…jam diharapkan masalah
retensi urine membaik dengan kriteria
hasil:
□ Sensasi berkemih meningkat
□ Distensi kandung kemih menurun
□ Berkemih tidak tuntas menurun
□ Volume residu urine menurun
□ Urine menetes (dribbling) menurun
□ Disuria menurun
□ Frekuensi BAK membaik
Manajemen Eliminasi Urine
Observasi
1. Identifikasi tanda dan gejala retensi urine
2. Identifikasi faktor yang menyebabkan
retensi urine
3. Monitor eliminasi urine (mis.frekuensi,
konsistensi, aroma, volume dan warna)
Terapeutik
1. Catat waktu dan haluaran berkemih
2. Batasi asupan cairan, jika perlu
Edukasi
38. Subjektif :
1. Sensasi penuh pada kandung kemih
Objektif :
1. Disuria atau anuria
2. Distensi kandung kemih
Gejala dan tanda minor
Subjektif :
1. Dribbling
Objektif :
1. Inkontinensia berlebih
2. Residu urine 150 ml atau lebih
□ Karakteristik urine membaik 1. Ajarkan tanda dan gejala infeksi saluran
kemih
2. Ajarkan mengukur asupan cairan dan
haluaran urine
3. Ajarkan mengenali tanda berkemih dan
waktu yang tepat untuk berkemih
4. Ajarkan terapi modalitas penguatan otot-
otot panggul/berkemih
5. Anjurkan minum yang cukup, jika tidak
ada kontraindikasi
6. Anjurkan mengurangi minum menjelang
tidur
Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian obat Supositoria
uretra jika perlu
Perawatan Kateter Urine
Observasi
1. Monitor kepatenan kateter urine
2. Monitor tanda dan gejala infeksi saluran
kemih
3. Monitor tanda dan gejala obstruksi aliran
urine
4. Monitor kebocoran kateter, selang dan
39. kantung urine
5. Monitor input dan output cairan (mis.
Jumlah dan karakteristik)
Terapeutik
1. Gunakan teknik aseptic selama perawatan
kateter urine
2. Pastikan kateter dan kantung urine
terbebas dari lipatan
3. Pastikan kantung urine diletakkan di
bawah ketinggian kandung kemih dan
tidakdi lantai
4. Lakukan perawatan perineal minimal 1x
sehari
5. Kosongkan kantung urine jika kantung
urine sudah terisi setengahnya
6. Lepaskan kateter urine sesuai kebutuhan
7. Jaga privasi selama melakukan tindakan
Edukasi
1. Jelaskan tujuan, manfaat, prosedur dan
risiko sebelum pemasangan kateter
Perawtaan Retensi Urine
Observasi
1. Identifikasi penyebab retensi urine
2. Monitor efek agens farmakologis
40. 3. Monitor intake dan output cairan
4. Monitor tingkat distensikandung kemih
dengan palpasi atau perkusi
Terapeutik
1. Sediakan privasi untuk berkemih
2. Berikan rangsangan berkemih (mis.
Kompres dingin pada abdomen)
3. Fasilitasi berkemih dengan interval yang
teratur
Edukasi
1. Jelaskan penyebab retensi urine
2. Anjurkan pasien atau keluarga mencatat
output urine
3. Ajarkan cara melakukan rangsangan
berkemi
22 Pencapaian Peran Menjadi Orang
Tua
Gejala dan tanda mayor
Objektif :
1. Bounding attachment optiomal
2. Perilaku positif menjadi orangtua
3. Saling berinteraksi dalam merawat
bayi
Gejala dan tanda minor
Subjektif :
Setelah dilakukan asuhan keperawatan
selama…x…jam diharapkan pencapaian
peran menjadi orang tua membaik
dengan kriteria hasil:
□ Bounding attachment meningkat
□ Perilaku positif menjadi orangtua
meningkat
□ Interaksi perawatan bayi meningkat
□ Verbalisasi kepuasan memiliki bayi
meningkat
Promosi Antisipasi Keluarga
Observasi
1. Identifikasi kemungkinankrisis situasi
atau masalah perkembangan serta
dampaknya pada kehidupan keluarga
2. Identifikasi metode pemecahan masalah
yang sering digunakankeluarga
Terapeutik
1. Fasilitasi dalam memutuskan strategi
pemecahan masalah yang dihadapi
41. 1. Mengungkapkan kepuasan dengan
bayi
Objektif :
1. Melakukan stimulasi visual, taktil
dan pendengaran terhadap bayi
□ Kebutuhan fisik anak/anggota keluarga
terpenuhi meningkat
□ Kebutuhan emosi anak/anggota keluarga
terpenuhi meningkat
□ Keinginan meningkatkan peran menjadi
orang tua meningkat
keluarga
2. Lakukan kunjungan kepada keluarga
secara berkala, jika perlu
3. Buat jadwal aktivitas bersama keluarga
terkait masalah kesehatan yang dihadapi
Edukasi
1. Jelaskan perkembangan dan perilaku yang
normal kepada keluarga
Kolaborasi
1. Kerjasama dengan tenaga kesehatan
terkait lainnya, jika perlu
Edukasi Perawatan bayi
Observasi
1. Identifikasi kesiapan dan kemampuan
menerima informasi
Terapeutik
1. Sediakan materi dan media pendidikan
kesehatan
2. Berikan kesempatan untuk bertanya
Edukasi
1. Jelaskan manfaat perawatan bayi
2. Ajarkan memandikan bayi dengan
memperhatikan suhu ruangan 21-24o
C
dan dalam waktu 5-10 menit, sehari 2 kali
42. 3. Ajarkan perawatan tali pusat
4. Ajarkan memantau tanda vital bayi 36,5-
37,5 o
C
5. Anjurkan menjemur bayi sebelum jam 9
pagi
6. Ajarkan pijat bayi
7. Anjurkan segera mengganti popok jika
basah
8. Anjurkan penggunaan pakaian bayi dari
bahan katun
9. Anjurkan menyusui sesuai kebutuhan bayi
23 Pola nafas tidak efektif
Penyebab
Depresi pusat pernapasan
Hambatan upaya napas
Deformitas dinding dada
Deformitas tulang dada
Gangguan neuromuscular
Gangguan neurologis
Penurunan energy
Obesitas
Posisi tubuh yang menghambat
ekspansi paru
Sindrom hipoventilasi
Kerusakan inervasi diafragma
SIKI
Respirasi :
Setelah dilakukan tindakan
keperawatan ...x... jam, maka pola
nafas tidak efektif menigkat dengan
kriteria hasil :
Penggunaan otot bantu nafas
menurun
Dispnea menurun
Pemanjangan fase ekspirasi
menurun
Frekuensi nafas membaik
Kedalaman nafas membaik
SIKI
Manajemen jalan nafas
1. Observasi
Monitor pola nafas (frekuensi,
kedalaman, usaha nafas)
Monitor bunyi nafas tambahan
(mis. Gurgling, mengi,
wheezing, ronkhi)
2. Terapeutik
Posisikan semi fowler
Berikan minuman hangat
Berikan oksigen
3. Edukasi
Anjurkan asupan cairan 200 ml/hari,
43. Cedera pada medulla spinalis
Efek agen farmakologis
Kecemasan
Gejala dan tanda mayor
Subjektif
Dyspnea
Objektif
Penggunaan otot bantu
pernafasan
Fase ekspirasi memanjang
Pola nafas abnormal
Gejala dan tanda minor
Sujektif
Ortopnea
Objektif
Pernafasan pursed lips
Pernapasan cuping hidung
Diameter thoraks anterior
posterior meningkat
Ventilasi semenit menurun
Kapasitas vital menurun
Tekanan ekspirasi menurun
Tekanan inspirasi menurun
Ekskursi dada berubah
Kondisi klinis terkait
Depresi system saraf pusat
Cedera kepala
jika tidak kontraindikasi
Ajarkan teknik batuk efektif
4. Kolaborasi
Kolaborasi pemberian
bronkodilator, ekspektoran,
mukolitik, jika perlu
Pemantauan respirasi
1. Observasi
Monitor frekuensi, irama, kedalaman,
dan upaya nafas
Monitor pola nafas (seperti bradipnea,
takipnea, hiperventilasi, kussmaul,
cheyne-stokes, ataksisk)
Monitor saturasi oksigen
Auskultasi bunyi nafas
Palpasi kesimetrisan ekspansi paru
Monitor nilai AGD
Monitor hasil x-ray thoraks
2. Terapeutik
Atur interval pemantauan respirasi
sesuai kondisi pasien
Dokumentasikan hasil pemantauan
3. Edukasi
Jelaskan tujuan dan prosedur
pemantauan
Informasikan hasil pemantauan, jika
44. Trauma thoraks
Gullian bare syndrome
Multiple sclerosis
Myasthenia gravis
Stroke
Kuadriplegia
1. Intoksikasi alcohol
perlu
24 Risiko Perdarahan
Faktor Risiko:
Aneurisma
Gangguan gastrointestinal
Gangguan fungsi hati (mis. Sirosis
hepatis)
Komplikasi kehamilan (mis.
Ketuban pecah dini, plasenta
previa, kehamilan kembar, dll)
Komplikasi pasca partum (mis.
Atoni uteri, retensi plasenta)
Gangguan koagulasi
Efek agen farmakologis
Tindakan pembedahan
Trauma
Kurang terpapar informasi tentang
pencegahan perdarahan
Setelah diberikan asuhan keperawatan selama
…x… jam diharapkan Tingkat perdarahan
menurun dengan kriteria hasil :
Kelembapan membarane mukosa meningkat
Kelembapan kulit meningkat
Kognitif meningkat
Hemoptisis menurun
Hematemesis menurun
Hematuri menurun
Perdarahan anus menurun
Distensi abdomen menurun
Perdarahan vagina menurun
Perdarahan pasca operasi menurun
Hemoglobin membaik
Hematokrit membaik
Tekanan darah membaik
Denyut nadi apikal membaik
Pencegahan perdarahan
1. Observasi
a. Monitor tanda dan gejala perdarahan
b. Monitor nilai hematokrit/hrmoglobin sebelum
dan setelah kehilangan darah
c. Monitor tanda-tanda vital ortostatik
d. Monitor koagulasi (mis. Prothrombin time,
fibrinogen, degradasi fibrin)
2. Terapeutik
Pertahankan bed rest selama perdarahan
Batasi tindakan invasif, jika perlu
Gunkan kasur pencegah dekubitus
Hindari pengukuran suhu rektal
3. Edukasi
Jelaskan tanda dan gejala perdarahan
Anjurkan menggunakan kaus kaki saat
45. Proses keganasan Suhu tubuh membaik ambulasi
Anjurkan meningkatkan asupan cairan untuk
menghindari konstipasi
Anjurkan menghindari aspirin atau
antikoagulan
Anjurkan meningkatkan makanan dan
vitamin K
Anjurkan segera lapor segera jika terjadi
perdarahan
4. Kolaborasi
Kolaborasi pemberian obat pengontrol
perdarahan, jika perlu
Kolaborasi pemberian produk darah, jika
perlu
Kolaborasi pemberian pelunak tinja, jika
perlu
Perawatan area insisi
2. Observasi
Perisa lokasi insisi adanyakemerahan
bengkak atau tanda-tanda dehisen atau
eviserasi
Monitor penyembuhan area insisi
46. Monitor tanda dan gejaka-gejala infeksi
3. Terapeutik
Bersihkan area insisi dengan
pembersihan yang tepat
Usap area insisi dari area yang bersih
menuju area yang kurang bersih.
Berikan salep asepti, jika perlu
4. Edukasi
Ajarkan meminimalkan penekanan pada
area insisi
Ajarkan cara merawat area insisi.
25 Risiko perfusi jaringan perifer tidak
efektif
Setelah dilakukan tindakan keperawatan
selama…x…jam tidak terjadi perfusi
jaringan perifer tidak efektif dengan
kriteria hasil :
SLKI :
Status sirkulasi
Kriteria hasil:
a. Kekuatan nadi mengingkat
b. Tekanan systole dan diastole dalam
SIKI :
Manajemen sensasi perifer
a. Periksa perbedaan panas atau dingin
b. Monitor perubahan kulit
c. Hindari pemakaian benda-benda yang
berlebihan suhuhnya (terlalu panas/dingin)
d. Anjurkan pemakaian sepatu lembut dan
bertumit rendah
e. Kolaborasi pemberian analgetik
47. rentang yang diharapkan
c. Akral dingin menurun
d. Fatigue menurun
26 Risiko Termoregulasi Tidak Efektif
Penyebab
Stimulasi pusat termotergulasi
hipotalamus
Fluktuasi suhu lingkungan
Proses penyakit (mis. Infeksi)
Proses penuaan
Dehidrasi
Ketidaksesuaian pakaian untuk
suhu lingkungan
Peningkatan kebutuhan oksigen
Perubahan laju metabolism
Suhu lingkungan ekstrem
Ketidakadekuatan suplai lemak
subkutan
Berat badan ekstrem
Setelah dilakukan asuhan keperawatan
selama ... x... menit diharapkan suhu tubuh
membaik dengan kriteria hasil :
Termoregulasi
Mengigil menurun
Suhu tubuh membaik
Suhu kulit membaik
Takikardi menurun
Bradikardi menurun
Takipnea menurun
Pucat menurun
Kejang menurun
Hipoksia menurun
Tekanan darah membaik
Kadar glukosa darah membaik
Edukasi pengukuran suhu tubuh
Identifikasi kesiapan dan kemampuan
menerima informasi
Sediakan materi dan media pendidikan
kesehatan
Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai
kesepakatan
Dokumentasikan hasil pengukuran suhu
Jelaskan prosedur pengukuran suhu
tubuh
Anjurkan terus memegang bahu dan
menahan dada saat pengukuran aksila
Ajarkan memilih lokasi pengukuran suhu
oral dan aksila
Ajarkan cara meletakkan ujung
thermometer dibawah lidak atau di
48. Efek agen farmakologis
Gejala dan tanda mayor
Objektif
Kulit dingin / hangat
Menggigil
Suhu tubuh fluktuatif
Gejala dan tanda minor
Objektif
Piloereksi
Pengisian kapiler >3 detik
Tekanan darah meningkat
Pucat
Frekuensi napas meingkat
Takikardia
Kejang
Kulit kemerahan
Dasar kuku sianotik
bagian tengah aksila
Ajarkan cara membaca hasil
thermometer raksa dan/atau elektronik
Edukasi termotergulasi
Identifikasi kesiapan dan kemampuan
menerima informasi
Sediakan materi dan media pendidikan
kesehatan
Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai
kesepakatan
Berikan kesempatan untuk bertanya
Ajarkan kompres hangat bila demam
Ajarkan cara pengukuran suhu
Anjurkan penggunaan pakaian yang
dapar menyerap keringat
Anjurkan tetap memandikan pasien, jika
memungkinkan
Anjurkan pemberian antipiretik, sesuai
indikasi
Anjurkan menciptakan lingkungan yang
aman
49. Anjurkan banyak minum
Anjurkan penggunaan pakaian yang
longgar
Anjurkan minum analgesic jika merasa
pusing
Anjurkan melakukan pemeriksaan darah
jika demam > 3 hari.
27 Berat Badan Lebih b.d
1. Kurang aktivitas fisik harian
2. Kelebihan konsumsi gula
3. Gangguan kebiasaan makan
4. Gangguan persepsi makan
5. Kelebihan konsumsi alkohol
6. Penggunaan energi kurang dari
asupan
7. Sering mengemil
8. Sering memakan makanan
berminyak/berlema
9. Faktor keturunan (misal distribusi
jaringan adiposa, pengeluaran
Setelah dilakukan intervensi keperawatan
selama.... jam, maka status berat badan
dalam batas normal dengan kriteria hasil :
1. Berat badan membaik (normal)
2. Tebal lipatan kulit membaik
(berkurang)
Indeks massa tubuh (IMT) normal
Konseling Nutrisi
Observasi :
1. Identifikasi kebiasaan makan dan perilaku
makan yang akan diubah
2. Identifikasi kemajuan modifikasi diet
secara reguler
3. Monitor intake dan output cairann nilai
Hb, tekanan darah, kenaikan berat badan,
dan kebiasaan membeli makanan
Terapiutik :
1. Bina hubungan terapiutik
2. Sepakati lama waktu pemberian konseling
3. Tetapkan tujuan jangka pendek dan jangka
50. energi, aktivitas lipase lipoprotein,
sintesis lipid, lipolisis)
10.Penggunaan makanan formula atau
makanan campuran (pada bayi)
11.Asupan kalium rendah (pada anak-
anak)
12.Berat badan bertambah cepat
13.Makanan padat sebagai sumber
makanan utama pada usia <5 bulan
d.d gejala dan tanda
Mayor :
1. IMT >25 kg/m2
(pada dewasa) atau
berat dan panjang badan lebih dari
persentil 95 (anak-anak <2 tahun)
atau IMT pada persentil ke 85-95
(pada anak-anak 2-18 tahun)
Minor :
1. Tebal lipatan kulit trisep >25 mm
panjang yang realistis
4. Gunakan standar nutrisi sesuai program
diet dalam mengevaluasi kecukupan
asupan makanan
5. Pertimbangkan faktor-faktor yang
mempengaruhi pemenuhan kebutuhan gizi
(mis, usia, tahap pertumbuhan dan
perkembangan, penyakit)
Edukasi
1. Informasikan perlunya modifikasi diet
2. Jelaskan program gizi dan persepsi pasien
terhadap diet yang diprogramkan
Kolaborasi :
Rujuk pada ahli gizi
Manajemen Berat Badan
Observasi :
1. Identifikasi kondisi kesehatan pasien yang
dapat mempengaruhi berat badan
Terapiutik :
1. Hitung berat badan ideal pasien
51. 2. Hitung persentase lemak dan otot pasien
3. Fasilitasi menentukan target berat badan
yang realistis
Edukasi :
1. Jelaskan hubungan antara asupan
makanan, ativitas fisik, penambahan berat
badan penambahan berat badan dan
peurunan berat badan
2. Jelaskan faktor risiko berat badan lebih
dan berat badan kurang
3. Anjurkan mencatat berat badan setiap
minggu, jika perlu
4. Anjurkan melakukan pencatatan asupan
makanan, aktivitas fisik dan perubahan
berat badan
28 Risiko berat badan lebih
Faktor risiko :
1. Kurang aktivitas fisik harian
2. Kelebihan konsumsi gula
3. Gangguan kebiasaan makan
4. Gangguan persepsi makan
Setelah dilakukan intervensi keperawatan
selama ........ jam, maka berat badan dalam
batas normal dengan kriteria hasil :
1. Berat badan membaik
2. Tebal liptan kulit berkurang
3. Indeks massa tubuh dalam batas
Edukasi Diet
Observasi :
1. Identifikasi kemampuan pasien dan
keluarga menerima informasi
2. Identifikasi tingkat pengetahuan saat ini
3. Identifikasi kebiasaan pola makan saat ini
52. 5. Kelebihan konsumsi alkohol
6. Penggunaan energi kurang dari
asupan
7. Sering mengemil
8. Sering memakan makanan
berminyak/berlemak
9. Faktor keturunan
normal dan masa lalu
4. Identifikasi persepsi pasien dan keluarga
tentang diet yang diprogramkan
5. Identifikasi keterbatasan finansial untuk
menyediakan makanan
Terapiutik :
1. Persiapkan materi, media dan alat peraga
2. Jadwalkan waktu yang tepat untuk
memberikan pendidikan kesehatan
3. Berikan kesempatan pasien dan keluarga
berencana
4. Sediakan rencana makan tertulis, jika
perlu
Edukasi :
1. Jelaskan tujuan kepatuhan diet terhadap
kesehatan
2. Informasikan makanan yang
diperbolehkan dan dilarang
3. Informasikan kemungkinan interaksi obat
dan makanan, jika perlu
4. Anjurkan mempertahankan posisi semi
53. fowler 20 – 30 menit setelah makan
5. Anjurkan mengganti bahan makanan
sesuai dengan diet yang diprogramkan
6. Anjurkan melakukan olahraga sesuai
toleransi
7. Ajarkan cara membaca label dan memilih
makanan yang sesuai
8. Ajarkan cara merencanakan makanan
sesuai program
Kolaborasi :
Rujuk ke ahli gizi dan sertakan keluarga, jika
perlu
29 Risiko defisit nutrisi
Faktor risiko :
1. Ketidakmampuan menelan makanan
2. Ketidakmampuan mencerna
makanan
3. Ketidakmampuan mengabsorbsi
nutrien
4. Peningkatan kebutuhan
Setelah dilakukan intervensi keperawatan
selama ........ jam, maka status
nutrisimembaik dengan kriteria hasil :
1. Kekuatan otot pengunyah meningkat
2. Kekuatan otot menelan meningkat
3. Serum albumin meningkat
4. Ungkapan keinginan untuk meningkat
nutrisi meningkat
Manajemen Gangguan Makan
Observasi :
1. Monitor asupan dan keluarnya makanan
dan cairan serta kebutuhan kalori
Terapiutik :
1. Timbang berat badan secara rutin
2. Diskusikan perilaku makanan dan jumlah
aktivitas fisik (termasuk olahraga) yang
54. metabolisme
5. Faktor ekonomi (misal, finansial
tidak mencukupi)
6. Faktor psikologis (misal, stres,
keengganan untuk makan)
5. Pengetahuan tentang pilihan
makanan/minuman yang sehat
meningkat
6. Pengetahuan tentang standar asupan
nutrisi yang tepat meningkat
7. Penyiapan dan penyimpanan makanan/
minuman yang aman meningkat
8. Sikap terhadap makanan/minuman
sesuai dengan tujuan kesehatan
meningkat
9. Perasaan cepat kenyang menurun
10. Sariawan menurun
11. Rambut rontok menurun
12. Diare menurun
13. Berat badan membaik
14. Nafsu makan membaik
15. Bising usus membaik
16. Index massa tubuh membaik
17. Tebal lipatan kulit triceps membaik
18. Membran mukosa
19. Frekuensi makan membaik
sesuai
3. Laukan kontrak perilaku (misal, target
berat badan, tanggungjawab perilaku)
4. Berikan penguatan positif terhadap
keberhasilan target dan perubahan
perilaku
5. Berikan konsekuensi jika tidak mencapai
target sesuai kontrak
6. Rencanakan program pengobatan untuk
perawatan dirumah
Edukasi :
1. Anjurkan membuat catatan harian tentang
perasaan dan situasi pemicu pengeluaran
makanan (misal, pengeluaran yang
disengaja, muntah, aktivitas berlebih)
2. Ajarkan pengaturan diet yang tepat
3. Ajarkan keterampilan koping untuk
penyelesaian masalah perilaku makan
Kolaborasi :
Kolaborasi dengan ahli gizi tentang target
berat badan, kebutuhan kalori dan pilihan
55. makanan
30 Risiko Ketidakseimbangan
Cairan:Berisiko mengalami
penurunan, peningkatan, atau
percepatan perpindahan cairan dari
intravaskuler, interstisial atau
intravaskuler
Faktor Risiko
□ Prosedur pembedahan mayor
□ Trauma/ perdarahan
□ Luka bakar
□ Aferesis
□ Asites
□ Obstruksi intestinal
□ Peradangan pankreas
□ Penyakit ginjal dan kelenjar
□ Disfungsi intestinal
Kondisi Klinis Terkait
□ Prosedur pembedahan mayor
□ Penyakit ginjal dan kelenjar
□ Perdarahan
□ Luka bakar
Setelah dilakukan intervensi keperawatan
selama … x 24 jam maka keseimbangan
cairan meningkat dengan kriteria hasil:
□ Asupan cairan meningkat
□ Haluaran urin meningkat
□ Keseimbangan membran mukosa
□ Asupan makanan meningkat
□ Tidak terjadi Edema
□ Tidak ada Dehidrasi
□ Tekanan darah normal
□ Denyut nadi radial normal
□ Tekanan arteri rata-rata
□ Membran mukosa lembab
□ Mata tidak cekung
□ Turgor kulit < 2 detik
□ Berat badanmeningka
Manajemen Cairan
Observasi
□ Monitor status hidrasi (mis, frekuensi
nadi, kekuatan nadi, akral, pengisian
kapiler, kelembaban mukosa, turgor
kulit, tekanan darah)
□ Monitor berat badan harian
□ Monitor berat badan sebelum dan
sesudah dialisis
□ Monitor hasil pemeriksaan laboratorium
(mis, hematokrit, Na, K, Cl, berat jenis
urine, BUN)
□ Monitor status hemodinamik (mis,
MAP, CVP, PAP, PCWP jika tersedia)
Terapeutik
□ Catat intake output dan hitung balans
cairan 24 jam
□ Berikan asupan cairan, sesuai kebutuhan
□ Berikan cairan intravena, jika perlu
Kolaborasi
□ Kolaborasi pemberian diuretik, jika
perlu
Pemantauan Cairan
Observasi
□ Monior frekuensi dan kekuatan nadi
□ Monitor frekuensi napas
□ Monitor tekanan darah
□ Monitor berat badan
□ Monitor waktu pengisian kapiler
□ Monitor elastisitas turgor kulit
56. □ Monitor jumlah, warna dan berat jenis
urine
□ Monitor kadar albumin dan protein total
□ Monitor pemeriksaan serum (mis,
osmolaritas serum, hematokrit, natrium,
kalium, BUN)
□ Monitor intake dan output cairan
□ Identifikasi tanda- tanda hipovolemia
(mis, frekuensi nadi meningkat, nadi
teraba lemah, tekanan darah menurun,
tekanan nadi menyempit, turgor kulit
menurun, membran mukosa kering,
volume urine menurun, hematokrit
meningkat, haus, lemah, konsentrasi
urine meningkat, berat badan menurun
dalam waktu singkat)
□ Identifikasi tanda- tanda hipervolemia
(mis, dispnea, edema perifer, edema
anasarka, JVP menigkat, CVP menigkat,
refleks hepatojugular positif, berat
badan menurun dalam waktu singkat)
□ Identifikasi faktor risiko
ketidakseimbangan cairan (mis,
prosedur pembedahan mayor,
trauma/perdarahan, luka bakar, aferesis,
obstruksi intestinal, peradangan
pankreas, penyakit ginjal dan kelenjar,
disfungsi intestinal)
Terapeutik
□ Atur interval waktu pemantauan sesuai
dengan kondisi pasien
□ Dokumentasikan hasil pemantauan
57. Edukasi
□ Jelaskan tujuan dan prosedur
pemantauan
□ Informasikan hasil pemantauan, jika
perlu
31 Termoregulasi Tidak Efektif
Definisi :
Kegagalan mempertahankan suhu tubuh
dalam rentang normal.
Penyebab :
Stimulasi pusat termoregulasi
hipotalamus
Fluktuasi suhu lingkungan
Proses penualot (mis. Infeksi)
Proses penuaan
Dehidrasi
Ketidaksesuaian pakaian untuk suhu
lingkungan
Peningkatan kebutuhan oksigen
Perubahan laju metabolisme
Setelah dilakukan asuhan keperawatan
selama ... x 24 jam. Diharapkan
termoregulasi tidak efektif pasien dapat
teratasi dengan kriteria hasil :
Termoregulasi
Pasien tidak menggigil
Wajah pasien tidak pucat
Pasien tidak kejang
Tidak ada kulit kemerahan
Suhu tubuh pasien normal
Tekanan darah normal
Regulasi Temperatur
Observasi
Monitor suhu tubuh anak sampai stabil
(36,5C – 37,5C)
Monito suhu tubuh anak tiap dua jam, jika
perlu
Monitor tekanan darah, frekuensi
pernapasan dan nadi
Monitor warna dan suhu kulit
Monitor dan catat tanda dan gejala
hipotermia dan hipertermia
Terapeutik
Pasang alat pemantau suhu kontinu, jika
perlu
Tingkatkan asupan cairan dan nutrisi yang
adekuat
58. Suhu lingkungan ekstrem
Ketidakadekuatan suplai lemak
subkutan
Berat badan ekstrem
Efek agen farmakologis (mis.
Sedasi)
Gejala dan Tanda Mayor:
Subjektif : -
Objektif
Kulit dingin / hangat
Menggigil
Suhu tubuh fluktuatif
Gejala dan Tanda Minor
Subjektif : -
Objektif :
Piloreksi
Pengisian kapiler > 3 detik
Taknan darah meningkat
Pucat
Sesuaikan suhu lingkungan dengan
kebutuhan pasien
Edukasi
Jelaskan cara pencegahan hipotermia
karena terpapar udara dingin
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian antipiretik, jika
perlu.
Pemantauan Cairan
Observasi
Monitor Nadi, RR dan TD
Monitor berat badan
Monitor elastisitas atau turgor kulit
Monitor jumlah, warna dan berat jenis
urine
Monior intake dan output cairan
Identifikasi faktor risiko
ketidakseimbangan cairan
Terapeutik
59. Frekuensi napas meningkat
Takikardia
Kejang
Kulit kemerahan
Dasar kuku sianosis
Atur interval waktu pemantauan sesuai
dengan kondisi pasien
Dokumentasikan hasil pemantuan
Edukasi
Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan
Informasikan hasil pemantauan, jika perlu.