SlideShare a Scribd company logo
1 of 59
No
Standar Diagnosa Keperawatan
Indonesia
(SDKI)
Standar Luaran Keperawatan Indonesia
(SLKI)
Standar Intervensi Keperawatan Indonesia
(SIKI)
1 Ansietas Setelah dilakukan tindakan keperawatan
selama .....x24 jam diharapakan kecemasan
menurun atau pasien dapat tenang dengan
kriteria :
SLKI :
Tingkat ansietas
1. Menyingkirkan tanda kecemasaan.
2. Tidak terdapat perilaku gelisah
3. Frekuensi napas menurun
4. Frekuensi nadi menurun
5. Menurunkan stimulasi lingkungan
ketika cemas.
6. Menggunakan teknik relaksasi untuk
menurunkan cemas.
7. Konsentrasi membaik
8. Pola tidur membaik
Dukungan sosial
1. Bantuan yang ditawarkan oleh oranglain
meningkat
Reduksi ansietas
1. Monitor tanda-tanda ansietas
2. Ciptakan suasana terapeutik untuk
menumbuhkan kepercayaan
3. Pahami situasi yang membuat ansietas
4. Diskusikan perencanaan realistis tentang
peristiwa yang akan datang
5. Anjurkan mengungkapkan perasaan dan
persepsi
6. Anjurkan keluarga untuk selalu
disamping dan mendukung pasien
7. Latih teknik relaksasi
2 Bersihan jalan napas tidak efektif
Definisi: Ketidakmampuan
membersihkan sekresi atau obstruksi
dari saluran napas untuk
mempertahankan bersihan jalan nafas.
Batasan Karakteristik:
1. Batuk yang tidak efektif
2. Dispnea
3. Gelisah
4. Kesulitan verbalisasi
5. Mata terbuka lebar
6. Ortopnea
7. Penurunan bunyi nafas
8. Perubahan frekuensi nafas
9. Perubahan pola nafas
10. Sianosis
11. Sputum dalam jumlah yang
berlebih
12. Suara napas tambahan
13. Tidak ada batuk
Faktor yang berhubungan
SLKI
1. Status pernapasan: kepatenan jalan
napas.
a. Frekuensi pernafasan (5) tidak ada
deviasi dari kisaran normal.
b. Irama pernafasan (5) tidak ada
deviasi dari kisaran normal.
c. Kedalaman inspirasi(5) tidak ada
deviasi dari kisaran normal.
d. Kemampuan untuk mengeluarkan
secret (5) tidak ada deviasi dari
kisaran normal.
e. Suara nafas tambahan (5) tidak ada.
f. Pernafasan cuping hidung (5) tidak
ada.
g. Penggunaan otot bantu nafas (5)
tidak ada.
h. Batuk (5) tidak ada.
SIKI Label
1. Manajemen Jalan Napas
a. Monitor pola napas (frekuensi,
kedalaman, usaha napas)
b. Monitor bunyi napas tambahan (mis.
gurgling, mengi, wheezing, ronkhi
kering)
c. Monitor sputum (jumlah, warna, aroma)
d. Pertahankan kepatenan jalan napas
dengan head tilt dan chin lift (jaw thrust)
jika curiga trauma servikal
e. Posisikan semi fowler atau fowler
f. Berikan minum hangat
g. Lakukan fisioterapi dada
h. Lakukan penghisapan lender kurang dari
15 detik
i. Lakukan hiperoksigenasi sebelum
penghisapan endotrakeal
j. Keluarkan sumbatan benda padat dengan
forsep Mcgill
k. Berikan oksigen
Lingkungan
1. Perokok
2. Perokok pasif
3. Terpajan asap
Obstruksi jalan nafas
1. Adanya jalan napas buatan
2. Benda asing dalam jalan napas
3. Eksudat dalam alveoli
4. Hyperplasia pada dinding
bronkus
5. Mucus berlebih
6. Penyakit paru obstruktif kronis
7. Sekresi yang tertahan
8. Spasme jalan napas
Fisiologi
1. Asma
2. Disfungsi neuromuscular
3. Infeksi
4. Jalan napas alergik
l. Anjurkan asupan cairan 2000 ml/hari jika
tidak kontraindikasi
m. Ajarkan teknik batuk efektif
n. Kolaborasi pemberian bronkodilator,
ekspektoran, mukolitik
2. Latihan Batuk Efektif
a. Identifikasi kemampuan batuk
b. Monitor adanya retensi sputum
c. Monitor tanda dan gejala infeksi saluran
napas
d. Monitor input dan output cairan (mis.
jumlah dan karakteristik)
e. Atur posisi semi fowler atau fowler
f. Pasang perlak dan bengkok di pangkuan
pasien
g. Buang secret pada tempat sputum
h. Jelaskan tujuan dan prosedur batuk
efektif
i. Anjurkan tarik nafas dalam melalui
hidung selama 4 detik ditahan selama 2
detik kemudian keluarkan dari mulut
dengan bibir mencucu (dibulatkan)
selama 8 detik
j. Anjurkan mengulangi tarik napas dalam
hingga 3 kali
k. Anjurkan batuk dengan kuat langsung
setelah tarik napas dalam yang ke-3
l. Kolaborasi pemberian mukolitik atau
ekspektoran, jika perlu
3. Terapi Oksigen
a. Monitor kecepatan aliran oksigen
b. Monitor posisi alat terapi oksigen
c. Monitor aliran oksigen secara periodic
dan pastikan fraksi yang diberikan cukup
d. Monitor efektifitas terapi oksigen (mis
oksimetri, analisa gas darah)
e. Monitor kemampuan melepaskan oksigen
saat makan
f. Monitor tanda-tanda hipoventilasi
g. Monitor tanda dan gejala toksikasi
oksigen dan atelektasis
h. Monitor tingkat kecemasan akibat terapi
oksigen
i. Monitor integritas mukosa hidung akibat
pemasangan oksigen
j. Bersihkan secret pada mulut, hidung dan
trakea, jika perlu
k. Pertahankan kepatenan jalan napas
l. Siapkan danatur peralatan pemberian
oksigen
m. Berikan oksigen tambahan, jika perlu
n. Tetap berikan oksigen saat pasien
ditransportasi
o. Gunakan perangkat oksigen yang sesuai
dengan tingkat mobilitas pasien
p. Ajarkan pasien dan keluarga cara
menggunakan oksigen di rumah
q. Kolaborasi penentuan dosis oksigen
r. Kolaborasi penggunaan oksigen saat
aktivitas dan atau tidur
3 Defisit Pengetahuan
Penyebab
1. Keterbatasan kognitif
2. Gangguan fungsi kognitif
Setelah diberikan asuhan keperawatan selama
…x… jam diharapkan tingkat pengetahuan
meningkat dengan kriteria hasil :
 Perilaku sesuai anjuran meningkat
Edukasi Menyusui
Observasi
 identifikasi kesiapan dan kemampuan
menerima informasi
3. Kekeliruan mengikuti anjuran
4. Kurang terpapar informasi
5. Kurang minat dalam belajar
6. Kurang mampu mengingat
7. Ketidaktahuan menemukan sumber
informasi
Gejala dan tanda mayor
Subjektif :
 Menanyakan masalah yang
dihadapi
Objektif :
 Menunjukkan perilaku tidak
sesuai anjuran
 Menunjukkan persepsi yang
keliru terhadap masalah
Gejala dan tanda minor
Subjektif : -
Objektif :
 Menjalani pemeriksaan tidak
tepat
 Menunjukkan perilaku
berlebihan
 Verbalisasi minat dalam belajar meningkat
 Kemampuan menjelaskan pengetahuan
tentang suatu topik meningkat
 Kemampuan menggambarkan pengalaman
sebelumnya yang sesuai topik meningkat
 Perilaku sesuai dengan pengetahuan
 Pertanyaan tentang masalah yang dihadapi
menurun
 Persepsi yang keliru terhadap masalah
menurun
 Menjalani pemeriksaan yang tidak tepat
menurun
 Perilaku membaik
 identifikasi tujuan atau keinginan
menyusui
Terapeutik
 sediakan materi dan media pendidikan
kesehatan
 Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai
kesepakatan
 Berikan kesempatan untuk bertanya
 Dukung ibu meningkatkan kepercayaan
diri dalam menyusui
 Libatkan sistem pendukung : suami,
keluarga, tenaga kesehatan dan
masyarakat
Edukasi
 Berikan konseling menyusui
 Jelaskan manfaat menyusui bagi ibu dan
bayi
 Ajarkan 4 posisi menyusui dan perlekatan
dengan benar
 Ajarkan perawatan payudara antepartum
dengan mengkompres dengan kapas yang
telah diberikan minyak kelapa
 Ajarkan perawatan payudara post partum
( mis memerah ASI, pijat payudara, pijat
oksitosin)
4 Defisit perawatan diri
Penyebab :
1. Gangguan musculoskeletal
2. Gangguan neuromuskuler
3. Kelemahan
4. Gangguan psikologis dan/psikotik
5. Penurunan motivasi/minat
Gejala dan tanda mayor
Subjektif :
 Menolak melakukan perawatan
diri
Objektif :
 Tidak mampu
mandi/mengenakan
pakaian/makan/ketoilet/ berhias
secara mendiri
Setelah diberikan asuhan keperawatan selama
…x… jam diharapkan perawatan diri
meningkat dengan kriteria hasil :
 Kemampuan mandi meningkat
 Kemampuan mengenakan pakaian
meningkat
 Kemampuan makan meningkat
 Kemampuan ke toiliet (BAB/BAK)
meningkat
 Verbalisasi keinginan melakukan perawatan
diri meningkat
 Minat melakukan perawatan diri meningkat
 Mempertahankan kebersihan diri meningkat
 Mempertahankan kebersihan mulut
Dukungan Perawatan Dri
Observasi
- Identifikasi kebiasaan aktivitas perawatan
diri sesuai usia
- Monitor tingkat kemandirian
- Identifikasi kebutuhan alat bantu
kebersihan diri, berpakaian, berhias, dan
makan
Terapeutik
- Sediakan lingkungan terapeutik (suasana
hangat, rileks, provasi)
- Siapkan keperluan pribadi
- Damping dalam melakukan perawatan
diri sampai mandiri
- Fasilitasi untuk menerima keadaan
ketergantungan
- Fasilitasi kemandirian, bantu jika tidak
 Minat melakukan perawatan diri
kurang
mampu melakukan perawatan diri
- Jadwalkan rutinitas perawatan diri
Edukasi
- Anjurkan melakukan perawatan diri
secara konsisten sesuai kemampuan
5 Gangguan citra tubuh Setelah dilakukan tindakan keperawatan
selama…x…jam gangguan citra tubuh
pasien teratasi dengan kriteria hasil :
SLKI :
Citra tubuh
1. Verbalisasi perasaan negatif tentang
perubahan tubuh menurun
2. Fokus pada penampilan masa lalu
menurun
3. Hubungan sosial membaik
Harga diri
1. Penilaian diri positif meningkat
2. Perasaan malu menurun
SLKI :
Promosi citra tubuh
1. Monitor frekuensi mengkritik dirinya
2. Diskusikan perubahan tubuh dan
fungsinya
3. Diskusikan perbedaan penampilan fisik
terhadap harga diri
4. Jelaskan kepada keluarga tentang
perawatan dan perubahan citra tubuh
5. Latih peningkatan penampilan diri
6. Latih pengungkapan kemampuan diri
kepada oranglain maupun kelompok
6 Gangguan eliminasi urin Setelah dilakukan asuhan keperawatan
selama ….x… jam, diharapkan gangguan
eliminasi urin yang dirasakan pasien
SIKI :
Perawatan Retensi Urine
a. Monitor tingkat distensi kandung kemih
berkurang dengan kriteria hasil :
SLKI :
Eliminasi urin
1. Sensasi berkemih meningkat
2. Distensi kandung kemih
meningkat
3. Berkemih tidak tuntas menurun
Kontinensia urin
1. Kemampuan berkemih meningkat
2. Residu volume setelah berkemih
menurun
dengan palpasi dan perkusi
b. Berikan rangsangan berkemih (kompres
dingin pada abdomen)
c. Jelaskan penyebab retensi urine
d. Ajarkan cara melakukan rangsangan
berkemih
7 Ganggguan pertukaran gas
Penyebab
o Ketidakseimbangan ventilasi-
perfusi
o Penurunan membrane alveolus-
kapiler
Gejala dan tanda :
a. Mayor
Subjektif
o Dyspnea
Objektif
SLKI :
Respirasi
Setelah dilakukan tindakan
keperawatan ….. x…. jam, maka
Gangguan pertukaran gas
meningkat dengan kriteria hasil :
o Dispnea menurun
o Bunyi nafas tambahan
menurun
o Gelisah menurun
SIKI
Respirasi
Pemantauan respirasi
1. Observasi
o Monitor frekuensi, irama, kedalaman,
dan upaya nafas
o Monitor pola nafas (seperti bradipnea,
takipnea, hiperventilasi, kussmaul,
cheyne-stokes, ataksisk)
o Monitor saturasi oksigen
o Auskultasi bunyi nafas
o PCO2 meningkat/ menurun
o PO2 menurun
o Takikardia
o pH arteri meningkat/menurun
o bunyi napas tambahan
b. Minor
Subjektif
o Pusing
o Penglihatan kabur
Objektif
o Sianosis
o Diaphoresis
o Gelisah
o Napas cuping hidung
o Pola nafas abnormal
o Warna kulit abnormal
o Kesadaran menurun
Kondisi klinis terkait
o PPOK
o GJK
o Asma
o Pneumonia
o Tuberkulosis paru
o Penyakit membrane hialin
o Asfiksia
o PPHN
o Prematuritas
o Infeksi saluran nafas
o PCO2 membaik
o PO2 membaik
o Takikardia membaik
o pH arteri membaik
o Palpasi kesimetrisan ekspansi paru
o Monitor nilai AGD
o Monitor hasil x-ray thoraks
2. Terapeutik
o Atur interval pemantauan respirasi
sesuai kondisi pasien
o Dokumentasikan hasil pemantauan
3. Edukasi
o Jelaskan tujuan dan prosedur
pemantauan
o Informasikan hasil pemantauan, jika
perlu
Terapi oksigen
1. Observasi
o Monitor kecepatan aliran oksigen
o Monitor alat terapi oksigen
o Monitor aliran oksigen secara periodic
dan pastikan fraksi yang diberikan
cukup
o Monitor efektifitas terapi oksigen
(mis. Oksimetri, AGD), jika perlu
o Monitor kemampuan melepaskan
oksigen saat makan
o Monitor tanda tanda hipoventilasi
o Monitor tanda dan gejala toksikasi
oksigen dan atelektasis
o Monitor tingkat kecemasan akibat
terapi oksigen
o Monitor integritas mukosa hidung
akibat pemasangan oksigen
2. Terapeutik
o Bersihkan secret pada mulut, hidung,
dan trakea, jika perlu
o Siapkan dan atur peralatan pemberian
oksigen
o Berikan oksigen tambahan, jika perlu
o Tetap berikan oksigen saat pasien
ditransportasi
o Gunakan perangkat oksigen yang
sesuai dengan tingkat mobilitas pasien
3. Edukasi
o Ajarkan pasien dan keluarga cara
menggunakan oksigen dirumah
4. Kolaborasi
o Kolaborasi penentuan dosis oksigen
o Kolaborasi penggunaan oksigen saat
aktivitas dan/atau tidur
8 Hipertermia
Penyebab
o Dehidrasi
o Terpapar lingkungan panas
o Proses penyakit (mis. Infeksi
dan kanker)
o Ketidaksesuaian pakaian dengan
suhu lingkungan
o Peningkatan laju metabolissme
SLKI :
Termoregulasi
Setelah dilakukan intervensi selama
….x…… jam, maka hipertermia menurun
dengan keriteria hasil
o Menggigil menurun
o Tidak tampak kulit yang memerah
o Tidak ada kejang
SIKI
Nyeri dan Kenyamanan
Manajemen Nyeri
Observasi
o Identifikasi lokasi,
karakteristik, durasi, frekuensi,
kualitas, intensitas nyeri
o Identifikasi skala nyeri
o Identifikasi respons nhyeri non
o Respon trauma
o Aktivitas berlebih
o Penggunaan incubator
Gejala dan tanda
a. Mayor
Subyektif
Tidak tersedia
Obyektif
o Suhu tubuh diatas nilai
normal
b. Minor
Subyektif
Tidak tersedia
Obyektif
o Kulit merah
o Kejang
o Takardi
o Tachipnea
o Kulit terasa hangat
Kondisi Klinis Terkait
o Proses infeksi
o Hipertiroid
o Stroke
o Dehidrasi
o Trauma
o Prematuritas
o Tidak tampak Akrosianosis
o Konsumsi oksigen menurun
o Piloereksi menurun
o Idak tampak pucat
o Tidak terdapat takikardia
o Tidak tampak takipnea
o Tidak terdapat bradikardia
o Tidak ada hipoksia
o Suhu tubuh membaik
o Suhu kulit membaik
o Kadar glukosa membaik
verbal
o Identifikasi faktor yang
memperberat dan
memperingan nyeri
o Identifikasi pengetahuan dan
keyaninan tentang nyeri
o Identifikasi pengaruh budaya
terhadap respon nyeri
o Identifikasi pengaruh nyeri
pada kualitas hidup
o Monitor keberhasilan terapi
komplementer yang sudah
diberikan
o Monitor efek samping
penggunaan analgetik
Terapeutik
o Berikan teknik nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
o Control lingkungan yang memperberat
rasa nyeri
o Fasilitasi istirahat dan tidur
o Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri
dalam pemilihan strategi meredakan
nyeri
Edukasi
o Jelaskan penyebab, periode, dan
pemicu nyeri
o Jelaskan strategi meredakan nyeri
o Anjurkan memonitor nyeri secara
mandiri
o Anjurkan menggunakan analgetik
secara tepat
o Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk
mengurangi nyeri
Kolaborasi
o Kolaborasi pemberian analgetik, jika
perlu
Terapi relaksasi
Observasi
o Identifikasi penurunan energi,
ketidakmampuan berkonsentrasi, atau
gejala lain yang mengangu kemampuan
kognitif
o Identifikasi teknik relaksasi yang pernah
efektif digunakan
o Identifikasi kesediaan, kemampuan, dan
penggunaan teknik sebelumnya
o Monitor respons terhadap terapi relaksasi
Terapeutik
o Ciptakan lingkungan yang tenang dan
tenang tanpa gangguan dengan
pencahayaan dan suhu ruangan
nyaman, jika memungkinkan
o Gunakan pakaian longgar
o Gunakan nada suara lembut dengan
irama lambat dan berirama
o Gunakan relaksasi sebagai strategi
penunjang dengan analgetik atau
tindakan medis lain , jika sesuai
Edukasi
o Jelaskan tujuan, manfaat, batasan, dan
jenis relaksasi yang tersedia
o Jelaskan secara rinci intervensi
relaksasi yang dipilih
o Anjurkan mengambil posisi nyaman
o Anjurkan rileks dan merasakan sensai
relaksasi
o Anjurkan sering mengulamgi atau
melatih teknik yang dipilij
o Demonstrasikan dan latih teknik
relaksasi
9 Hipovolemia
Penyebab :
 Kehilangan cairan aktif
 Kegagalan mekanisme regulasi
 Peningkatan permiabelitas
kapiler
 Kekurangan intake cairan
 Evaporasi
Gejala dan tanda
Mayor
Subjektif (tidak tersedia)
Objektif
 Frekuensi nadi meningkat
 Nadi teraba lemah
 Tekanan darah menurun
 Tekanan darah menyempit
SLKI
Setelah diberikan intervensi selama …x….
jam maka status cairan membaik, dengan
kriteria hasil :
 Kekuatan nadi meningkat
 Turgor kulit meningkat
 Ortopnea menurun
 Dyspnea menurun
 Frekuensi nadi membaik
 Tekanan darah membaik
 Tekanan nadi membaik
 Membrane mukosa membaik
 Kadar hb membaik
 Kadar ht membaik
 Intake cairan membaik
Manajemen hypovolemia
Observasi
 Periksa tanda dan gejala hypovolemia
(mis. Frekuensi nadi meningkat, nadi
terba lemah, tekanan darah menurun,
tekanan nadi menyempit, turgor kulit
menurun, membrane mukosa kering,
volume urin menurun, hematocrit
meningkat, haus, lemah)
 Monitor intake dan output cairan
Terapeutik
 Hitung kebutuhan cairan
 Berikan posisi mified tredelenburg
 Berikan asupan cairan oral
Edukasi
 Anjurkan memperbanyak asupan
 Turgor kulit menurun
 Membrane mukosa kering
 Volume urin menurun
 Hematocrit meningkat
Minor
Subjektif
 Merasa lemah
 Mengeluh haus
Objektif
 Pengisian vena menurun
 Status mental berubah
 Suhu tubuh meningkat
 Konsentrasi urine meningkat
 Berat badan turun tiba-tiba
Kondisi klinis terkait
 Penyakit adison
 Trauma (pendarahan)
 Luka bakar
 AIDS
 Penyakit crohn
 Muntah
cairan oral
 Anjurkan menghindari perubahan
posisi mendadak
Kolaborasi
 Kolaborasi pemberian cairan IV
isotonis (mis. NaCl, RL)
 Kolaborasi pemberiancairan IV
hipotonis (mis. Glukosa 2,5%, NaCl
0,4%)
 Kolaborasi pemberian cairan koloid
(mis. Albumin, plasmanate
 Kolaborasi pemberian produk darah
Manajemen syok hypovolemia
Observasi
 Monitor status kardiopulmogonal
(frekuensi dan kekuatan nadi,
frekuensi nafas, TD, MAP)
 Monitor status oksigenasi (oksimetri
nadi, AGD)
 Monitor status cairan (masukan dan
 Diare
 Colitis ulseratif
 Hipoalbuminemia
haluaran, turgor kulit, CRT)
 Periksa tingkat kesadarajndan respon
pupil
 Periksa seluruh permukaan tubuh
terhadap adanya DOTS (deformity/
deformitas, open wound/luka terbuka,
tenderness/nyeri tekan,
swelling/bengkak
Terapeutik
 Pertahankan jalan nafas paten
 Berikan oksigen untuk
mempertahankan saturasi oksigen
>94%
 Persiapkan intubasi dan ventilasi
mekanis, jika perlu
 Lakukan penekanan langsung (direct
pressure) pada perdarahan eksternal
 Berikan posisi syok (modified
tredelenberg)
 Pasang jalur IV berukuran besar (mis.
14 atau 16)
 Pasang kateter urine untuk menilai
produksi urine
 Pasang selang nasogastric untuk
dekompresi lambung
 Ambil sampel darah untuk
pemeriksaan darah lengkap dan
elektrolit
Kolaborasi
 Kolaborasi pemberian infus cairan
kristaloid 1-2 L pada dewasa
 Kolaborasi pemberian infus cairan
kristaloid 20 mL/kgBB pada anak
 Kolaborasi pemberian transfuse darah,
jika perlu
10 Risiko hipovolemia
Faktor risiko
 Kehilangan cairan secara aktif
 Gangguan absorbs cairan
 Usia lanjut
 Kelebihan berat badan
 Status hipermetabolik
SLKI
Setelah diberikan intervensi selama …x….
jam maka status cairan membaik, dengan
kriteria hasil :
 Kekuatan nadi meningkat
 Turgor kulit meningkat
 Ortopnea menurun
Manajemen hypovolemia
Observasi
 Periksa tanda dan gejala hypovolemia
(mis. Frekuensi nadi meningkat, nadi
terba lemah, tekanan darah menurun,
tekanan nadi menyempit, turgor kulit
menurun, membrane mukosa kering,
 Kegagalan mekanisme regulasi
 Evaporasi
 Kekurangan intake cairan
 Efek agen farmakologis
Kondisi klinis terkait
 Penyakit Addison
 Trauma/perdarahan
 Luka bakar
 AIDS
 Penyait Crohn
 Muntah
 Diare
 Colitis ulseratif
 Dyspnea menurun
 Frekuensi nadi membaik
 Tekanan darah membaik
 Tekanan nadi membaik
 Membrane mukosa membaik
 Kadar hb membaik
 Kadar ht membaik
 Intake cairan membaik
volume urin menurun, hematocrit
meningkat, haus, lemah)
 Monitor intake dan output cairan
Terapeutik
 Hitung kebutuhan cairan
 Berikan posisi mified tredelenburg
 Berikan asupan cairan oral
Edukasi
 Anjurkan memperbanyak asupan
cairan oral
 Anjurkan menghindari perubahan
posisi mendadak
Kolaborasi
 Kolaborasi pemberian cairan IV
isotonis (mis. NaCl, RL)
 Kolaborasi pemberiancairan IV
hipotonis (mis. Glukosa 2,5%, NaCl
0,4%)
 Kolaborasi pemberian cairan koloid
(mis. Albumin, plasmanate
 Kolaborasi pemberian produk darah
Pemantauan cairan
Observasi
 Monitor rekuensi dan kekuatan nadi
 Monitor frekuensi napas
 Monitor tekanan darah
 Monitor berat badan monitor waktu
pengisian kapiler
 Monitor turgor kulit
 Monitor jumlah, warna dan berat jenis
urine
 Monitor kadar albumin dan protein
total
 Monitor hasil pemeriksaan urine
 Monitor intake dan output cairan
 Identifikasi tanda-tanda hypovolemia
 Identifikasi factor risiko
ketidakseimbangan cairan
Terapeutik
 Atur interval waktu pemantauan
sesuai dengan kondisi pasien
 Dokumentasikan hasil pemantauan
Edukasi
 Jelaskan tujuan dan prosedur
pemantauan
 Informasikan hasil pemantauan, jika
perlu
11 Hipervolemia
Penyebab
 Gangguan mekanisme regulasi
 Kelebihan asupan cairan
 Kelebihan asupan natrium
 Gangguan aliran balik vena
 Efek agen farmakologis
Gejala dan tanda mayor
Subjektif
 Ortopnea
 Dyspnea
 Paroxysmal nocturnal dyspnea
Objektif
 Edema anasarka dan/atau edema
perifer
SLKI
Setelah diberikan intervensi selama …x….
jam maka keseimbangan cairan meningkat,
dengan kriteria hasil :
 asupan cairan meningkat
 haluaran urine meningkat
 kelembaban membrane mukosa
meningkat
 edema menurun
 dehidrasi menurun
 tekanan darah membaik
 denyut nadi membaik
 membrane mukosa membaik
 berat badan membaik
Manajemen hypervolemia
Observasi
 periksa tanda dan gejala hypervolemia
 identifikasi penyebab hypervolemia
 monitor status hemodinamik
 monitor intake dan output cairan
 monitor tanda hemokonsentrasi
 monitor tanda peningkatan tekanan
onkotik plasma
 monitor kecepatan infus secara ketat
 monitor efek samping diuretic
Terapeutik
 timbang berat badan setiap hari pada
waktu yang sama
 batasi asupan cairan dan garam
 Berat badan meningkat dalam
waktu sinngkat
 JVP atau CVP
 Reflek hepatojugular positif
Gejala dan Tanda Minor
Subjektif (tidak tersedia)
Objektif
 Distensi vena jugularis
 Terdengar suara nafas tambahan
 Hepaotomegali
 Kadar Hb/Ht turun
 Oliguria
 Intake lebih banyak dari output
 Kongesti paru
Kondisi klinis terkait
 Penyakit ginjal
 Hipoalbuminemia
 GJK
 Kelainan hormone
 Penyakit hati
 Penyakit vena perifer
 tinggikan keoala tempat tidur 30-40o
Edukasi
 anjurkan melapor jika haluaran urine
<0,5 mL/kg/jam dalam 6 jam
 anjurkan melapor jika BB bertambah
>1 kg dalam sehari
 ajarkan cara mengukur dan mencatat
asupan dan haluaran cairan
 ajarkan cara membatasi cairan
Kolaborasi
 kolaborasi pemberian diuretic
 kolaborasi penggantian kehilangan
kalium akibat diuretic
 kolaborasi pemberian CRRT, bila
perlu
Pemantauan cairan
Observasi
 Monitor rekuensi dan kekuatan nadi
 Monitor frekuensi napas
 Monitor tekanan darah
 imobilitas  Monitor berat badanmonitor waktu
pengisian kapiler
 Monitor turgor kulit
 Monitor jumlah, warna dan berat jenis
urine
 Monitor kadar albumin dan protein
total
 Monitor hasil pemeriksaan urine
 Monitor intake dan output cairan
 Identifikasi tanda-tanda hipervolemia
 Identifikasi factor risiko
ketidakseimbangan cairan
Terapeutik
 Atur interval waktu pemantauan
sesuai dengan kondisi pasien
 Dokumentasikan hasil pemantauan
Edukasi
 Jelaskan tujuan dan prosedur
pemantauan
 Informasikan hasil pemantauan, jika
perlu
12 Kesiapan Persalinan Setelah dilakukan asuhan keperawatan
selama ….x… jam, diharapkankesiapan
persalinan dapat teratasi dengan kriteria
hasil :
SLKI
Status antepartum
1. Kelekatan emosional dengan janin
meningkat
2. Koping dengan ketidaknyamanan
kehamilan menurun
Tingkat pengetahuan
1. Perilaku sesuai anjuran
meningkat
2. Perilaku sesuai pengetahuan
meningkat
3. Perilaku keliru terhadap
masalah menurun
SIKI
Perawatan Kehamilan Trimester
Ketiga
1. Memonitor tanda-tanda vital
2. Timbang berat badan ibu
3. Umur tinggi fundus
4. Periksa denyut jantung janin
5. Anjurkan menghindari kelelahan
Edukasi Persalinan
1. Identifikasi tingkat pengetahuan
2. Identifikasi pemahaman ibu tentang
persalinan
3. Siapkan materi dan media pendidikan
kesehatan
4. Berikan kesempatan untuk bertanya
5. Jelaskan metode persalinan yang ibu
inginkan
6. Jelaskan persiapan dan tempat persalinan
7. Anjurkan ibu mengikuti kelas ibu hamil
pada usia kehamilan lebih dari 36 minggu
8. Ajarkan teknik relaksasi untuk meredakan
kecemasan dan ketidaknyamanan
persalinan
13 Kesiapan Peningkatan Manajemen
Kesehatan
Definisi
Pola pengaturan dan pengintegrasian
program kesehatan ke dalam kehidupan
sehari-hari yang cukup untuk
memenuhi tujuan kesehatan dan dapat
ditingkatkan
Gejala dan tanda mayor
Subjektif
1. Mengekspresikan keinginan untuk
mengelola masalah kesehatan dan
pencegahannya
Objektif
1. Pilihan hidup sehari-hari tepat
untuk memenuhi tujuan program
kesehatan
Gejala dan tanda minor
Setelah dilakukan asuhan keperawatan
selama ... x ... menit diharapakan
manajemen kesehatan meningkat dengan
kriteria hasil :
1. Melakukan tindakan untuk mengurangi
faktor risiko meningkat
2. Aktivitas sehari-hari efektif memenuhi
tujuan kesehatan meningkat
Bimbingan Antisipatif
1. Identifikasi metode penyelesaian masalah
yang biasa digunakan
2. Identifikasi kemungkinan perkembangan
atau krisis situasional yang akan terjadi
serta dampaknya pada anak dan keluarga
3. Jadwalkan kunjungan pada setiap tahap
perkembangan anak (jadwal imunisasi,
rutin mengukur BB dan PB anak)
4. Berikan referensi baik cetak ataupun
elektronik (tentang penyakit polio dan
jadwal imunisasi)
5. Jelaskan perkembangan dan perilaku
normal pada anak
Edukasi Kesehatan
1. Identifikasi ibu atau untuk kesiapan dan
kemampuan menerima informasi
Subjektif
1. Mengekspresikan
tidak adanya hambatan yang berarti
dalam mengintegrasikan program
yang ditetapkan untuk mengatasi
masalah kesehatan
2. Menggambarkan
berkurangnya faktor risiko
terjadinya masalah kesehatan
Objektif
1. Tidak ditemukan adanya gejala
masalah kesehatan atau penyakit
yang tidak terduga
2. Identifikasi faktor – faktor ibu yang dapat
meningkatkan dan menurunkan motivasi
mengetahui tentang penyakit
3. Berikan kesempatan ibu untuk bertanya
4. Jelaskan pada ibu faktor risiko yang dapat
mempengaruhi kesehatan anak
5. Ajarkan pada ibu perilaku hidup bersih dan
sehat
Edukasi Penyakit
1. Identifikasi ibu atau untuk kesiapan dan
kemampuan menerima informasi
2. Berikan kesempatan ibu dan keluarga
untuk bertanya
3. Jelaskan tanda dan gejala yang
ditimbulkan oleh penyakit hepatitis B
4. Anjurkan melapor jika merasakan tanda
dan gejala penyakit hepatitis B
5. Jelaskan jadwal imunisasi
Identifikasi Risiko
1. Identifikasi risiko biologis, lingkungan dan
perilaku
2. Tentukan metode pengelolaan risiko yang
baik
3. Lakukan pengelolaan risiko secara efektif
4. Lakukan update perencanaan secara
regular (mis, bulanan, triwulan, tahunan)
Manajemen Perilaku
1. Identifikasi harapan untuk mengendalikan
perilaku
2. Diskusikan tanggung jawab terhadap
perilaku
3. Jadwalkan pemeriksaan anak secara rutin
4. Ciptakan dan pertahankan lingkungan dan
kegiatan perawatan konsisten setiap dinas
Penentuan Tujuan Bersama
1. Identifikasi tujuan – tujuan yang akan
dicapai
2. Nyatakan tujuan dengan kalimat positif
dan jelas
3. Anjurkan mengenal masalah yang dialami
14 Kesiapan Peningkatan Pengetahuan
Gejala dan Tanda Mayor
Subjektif :
 Mengungkapkan minat dalam
belajar
 Menjelaskan pengetahuan
tentang suatu topik
 Menggambarkan pengalaman
sebelum yang sesuai dengan
topik
Objektif :
 Prilaku sesuai dengan
pengetahuan
Setelah dilakukan tindakan keperawatan
selama …x …. jam pasien mampu
meningkatkan kesiapan pengetahuan
dengan kriteria hasil :
Tingkat pengetahuan
 Keberlanjutan pelayanan rutin
komunitas
 Ketersediaan pelayanan kesehatan
 Ketersediaan sumber daya untuk
memenuhi kebutuhan dasar
 Kesiapan komunitas untuk tanggap
krisis
 Adaptasi komunitas terhadap
perubahan
Motivasi
 Upaya mencari sumber sesuai
Promosi kesiapan penerimaan informasi
 Identifikasi informasi yang akan
disampaikan
 Identifikasi pemahaman tentang
kondisi kesehatan saat ini
 Identifikasi kesiapan penerimaan
informasi
 Lakukan penguatan potensi dan
keluarga untuk menerima informasi
 Libatkan pengambilan keputusan
dalam keluarga untuk menerima
informasi
 Fasilitasi mengenali kondisi tubuh
yangyang membutuhkan layanan
keperawatan
 Dahulukan menyampaikan informasi
baik (positif) sebelum menyampaikan
informasi kurang baik ( negative)
terkait kondisi pasien
kebutuhan
 Upayakan mencari dukungan sesui
kebutuhan
 Prilaku bertujuan inisiatif
 Proses informasi
 Tingkat kepatuhan
 Status kognitif
 Berikan nomor kontak yang dapat
dihubungi jika pasien membutuhkan
bantuan
 Catat identitas dan nomor kontak
pasien untuk meningkatkan atau
follow up kondisi pasien
 Fasilitasi askes pelayanan pada saat
dibutuhkan
 Berikan informasi berupa alur, leaflet
atau gambar untuk memudahkan
pasien mendapatkan informasi
kesehatan
 Anjurkan keluarga mendapingi pasien
selama fase akut, progresif atau
terminal, jika memungkinkan
Edukasi Kesehatan
 Identifikasi kesiapan dan kemampuan
menerima informasi
 Identifikasi faktor-faktor yang dapat
meningkatkan dan menurunkan
motivasi prilaku hidup bersih dan
sehat
 Sediakan materi dan media pendidikan
kesehatan
 Jadwalkan pendidikan kesehatan
sesuai kesepakatan
 Berikan kesempatan untuk bertanya
 Jelaskan faktor resiko yang dapat
mempengaruhi kesehatan
 Ajarkan prilaku hidup bersih dan sehat
 Ajarkan strategi yang dapat digunakan
untuk meningkatkan prilaku hidup
bersih dan sehat
15 Konstipasi Setelah dilakukan tindakan keperawatan
selama…x…jamkonstipasi pasien teratasi
dengan kriteria hasil :
SLKI :
Eliminasi fekal
1. Kontrol pengeluaran feses meningkat
2. Keluhan defekasi lama dan sulit
menurun
3. Konsistensi feses membaik
SIKI :
Manajemen konstipasi
1. Identifikasi faktor risko konstipasi
2. Monitor tanda-tanda ruptur
bowel/peritonitis
3. Jelaskan penyebab dan rasionalisasi
tindakan pada pasien
4. Lakukan massase abdomen
5. Anjurkan diet (cairan dan serat)
4. Frekuensi defekasi membaik 6. Jelaskan pada klien konsekuensi
menggunakan laxative dalam waktu yang
lama
7. Kolaborasi penggunaan obat pencahar
16 Menyusu Tidak Efektif
Penyebab :
Fisiologi
1. Ketidakadekuatan suplai ASI
2. Hambatan pada nenonatus
3. Abnormal payudara
4. Ketidakadekuatan reflex oksitosin
5. Payudara bengkak
6. Riwayat operasi payudara
7. Kelahiran kembar
Situasi
6. Tidak rawat gabung
7. Kurang terpapar informasi tentang
pentingnya menyusui dan manfaat
menyusui
8. Kurangnya dukungan keluarga
Gejala dan tanda mayor
Setelah diberikan asuhan keperawatan selama
…x… jam diharapkan status menyusui
membaik dengan kriteria hasil :
 Perlekatan bayi pada payudara ibu
meningkat
 Kemampuan ibu memposisikan bayi
dengan benar meningkat
 Miksi bayi lebih dari 8 kali/24 jam
meningkat
 Berat badan bayi meningkat
 Tetesan/pancaran ASI meningkat
 Suplai ASI adekuat meningkat
 Putting tidak lecet setelah 2 minggu
melahirkan meningkat
 Kepercayaan diri ibu meningkat
 Bayi tidur setelah menyusu meningkat
 Payudara ibu kosong setelah menyusui
meningkat
 Intak bayi meningkat
Promosi ASI Ekslusif
Observasi
 identifikasi kebutuhan laktasi bagi ibu
pada antenatal, intranatal, dan post natal
Terapeutik
 Fasilitasi ibu melakukan IMD
 Fasilitasi ibu untuk rawat gabung atau
room in
 Gunakan sendok dan cangkir jika bayi
belum bisa menyusu
 Dukung ibu menyusui dengan
mendampingi ibu selama kegiatan
menyusui berlangsung
 Diskusikan dengan keluarga tentang ASI
ekslusif
 Siapkan kelas menyusui pada masa
prenatal minimal 2 kali dan periode oasca
partum minimal 4 kali
Subjektif :
 Kelelahan maternal
 Kecemasan maternal
Objektif
 Bayi tidak mampu melekat pada
payudara ibu
 ASI tidak menetes/memancar
 BAK bayi kurang dari 8 kali dalam
24 jam
 Nyeri dan/lecet terus menerus
setelah minggu kedua
Gejala dan tanda minor
Subjektif : -
Objektif
 Intake bayi tidak adekuat
 Bayi menghisap tidak terus
menerus
 Bayi menangis saat disusui
 Bayi rewel dan menangis terus
dalam jam-jam pertama setelah
menyusui
 Menolak untuk menghisap
 Hisapan bayi meningkat
 Lecet pada putting menurun
 Kelelahan maternal menurun
 Kecemasan maternal menurun
 Bayi rewel
 Bayi menangis setelah menyusu
Edukasi
 Jelaskan manfaat menyusui bagi ibu dan
bayi
 Jelaskan pentingnya menyusui di malam
hari untuk mempertahankan dan
meningkatkan produks ASI
 Jelaskan tanda-tanda bayi cukup ASI
 Jelaskan manfaat rawat gabung
 Anjurkan ibu menyusui sesegera mungkin
setelah melahirkan
 Anjurkan ibu memberikan nutrisi kepada
bayi hanya dengan ASI
 Anjurkan ibu menyusui sesering mungkin
setelah lahir sesuai kebutuhan
 Anjurkan ibu menjaga produksi ASI
dengan memerah walaupun kondisi bayi
atau ibu terpisah
Konseling Laktasi
Observasi
 identifikasi keadaan emosional ibu saat
akan dilakukan konseling menyusui
 identifikasi keinginan dan tujuan
menyusui
 identifikasi permasalahan yang ibu alami
selama proses menyusui
Terapeutik
 Gunakan teknik mendengarkan aktif
 Berikan pujian terhadap perilaku ibu yang
benar
Edukasi
 Ajarkan teknik menyusui yang tepat
17 Nyeri akut
Penyebab :
1. Agen pencedra fisiologis (mis. Inflamasi
iskemia, neoplasma)
2. Agenpencedera kimiawi (mis. Terbakar,
bahan kimia iritan)
3. Agen pencedera fisik (mis. Abses,
amputasi, prosedur operasi, taruma, dll)
Gejala dan tanda mayor
Subjektif : mengeluh nyeri
Objektif
 Tampak meringis
SLKI:
Setelah dilakukan asuhan keperawatan
selama 3 x 24 jam diharapkan nyeri pada
pasien berkurang dengan kriteria hasil :
Tingkat Nyeri
1. Nyeri berkurang dengan skala 2
2. Pasien tidak mengeluh nyeri
3. Pasien tampak tenang
4. Pasien dapat tidur dengan tenang
5. Frekuensi nadi dalam batas normal (60-
100 x/menit)
SIKI :
Manajemen nyeri
Observasi
- Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi,
frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
- Identifikasi skala nyeri
- Identifikasi respon nyeri nonverbal
- Identifikasi factor yang memperingan
dan memperberat nyeri
- Identifikasi pengetahuan dan keyakinan
tentang nyeri
 Bersikap proaktif (mis. waspada,
posisi menghindari nyeri)
 Gelisah
 Frekuensi nadi meningkat
 Sulit tidur
Gejala dan tanda minor
Subjektif : -
Objektif
 Tekanan darah meningkat
 Pola nafas berubah
 Nafsu makan berubah
 Proses berpikir terganggu
 Menarik diri
 Berfokus pada diri sendiri
 diaforesisi
6. Tekanan darah dalam batas normal
(90/60 mmHg – 120/80 mmHg)
7. RR dalam batas normal (16-20 x/menit)
Kontrol Nyeri
1. Melaporkan bahwa nyeri berkurang
dengan menggunakan manajemen nyeri
2. Mampu mengenali nyeri (skala,
intensitas, frekuensi dan tanda nyeri)
Status Kenyamanan
1. Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri
berkurang
- Identifikasi budaya terhadap respon nyeri
- Identifikasi pengaruh nyeri terhadap
kualitas hidup pasien
- Monitor efek samping penggunaan
analgetik
- Monitor keberhasilan terapi
komplementer yang sudah diberikan
Terapeutik
- Fasilitasi istirahat tidur
- Kontrol lingkungan yang memperberat
nyeri ( missal: suhu ruangan,
pencahayaan dan kebisingan).
- Beri teknik non farmakologis untuk
meredakan nyeri (aromaterapi, terapi
pijat, hypnosis, biofeedback, teknik
imajinasi terbimbimbing, teknik tarik
napas dalam dan kompres hangat/
dingin)
Edukasi
- Jelaskan penyebab, periode dan pemicu
nyeri
- Jelaskan strategi meredakan nyeri
- Anjurkan menggunakan analgetik secara
tepat
- Anjurkan monitor nyeri secara mandiri
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian analgetik, jika
perlu
18 Nyeri Kronis SLKI:
Setelah dilakukan asuhan keperawatan
selama 3 x 24 jam diharapkan nyeri pada
pasien berkurang dengan kriteria hasil :
Tingkat Nyeri
1. Nyeri berkurang dengan skala 2
2. Pasien tidak mengeluh nyeri
3. Pasien tampak tenang
4. Pasien dapat tidur dengan tenang
5. Frekuensi nadi dalam batas normal (60-
100 x/menit)
6. Tekanan darah dalam batas normal
(90/60 mmHg – 120/80 mmHg)
SIKI
Manajemen nyeri
Observasi
- Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi,
frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
- Identifikasi skala nyeri
- Identifikasi respon nyeri nonverbal
- Identifikasi faktor yang memperingan
dan memperberat nyeri
- Identifikasi pengetahuan dan keyakinan
tentang nyeri
- Identifikasi budaya terhadap respon nyeri
- Identifikasi pengaruh nyeri terhadap
7. RR dalam batas normal (16-20 x/menit)
Kontrol Nyeri
1. Melaporkan bahwa nyeri berkurang
dengan menggunakan manajemen nyeri
2. Mampu mengenali nyeri (skala,
intensitas, frekuensi dan tanda nyeri)
Status Kenyamanan
1. Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri
berkurang
kualitas hidup pasien
- Monitor efek samping penggunaan
analgetik
- Monitor keberhasilan terapi
komplementer yang sudah diberikan
Terapeutik
- Berikan teknik non farmakologis untuk
meredakan nyeri (aromaterapi, terapi
pijat, hypnosis, biofeedback, teknik
imajinasi terbimbimbing, teknik tarik
napas dalam dan kompres hangat/
dingin)
- Kontrol lingkungan yang memperberat
nyeri ( missal: suhu ruangan,
pencahayaan dan kebisingan)
- Fasilitasi istirahat tidur
Perawatan kenyamanan
Observasi
- Identifikasi gejala yang tidak
menyenangkan (mis. Mual, nyeri, gatal,
sesak)
- Identifikasi pemahaman tentang kondisi,
situasi dan perasaannya
Terapeutik
- Berikan posisi yang nyaman
- Ciptakan lingkungan yang nyaman
Edukasi
- Jelaskan mengenai kondisi dan pilihan
terapi/pengobatan
- Ajarkan terapi relaksasi
- Ajarkan teknik distraksi dan imajinasi
terbimbing
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian analgesik,
antipruritus, antihistamin, jika perlu
19 Resiko Hipotermia SLKI
Setelah dilakukan asuhan keperawatan
selama ...x... jam diharapkan klien
terhindar dari resiko hipotermia dengan
kriteria hasil:
Termoregulasi
1. Suhu tubuh bayi dalam rentang normal
SIKI Label
Manajemen Hipotermia
1. Monitor suhu tubuh
2. Monitor nadi dan pernafasan
3. Pertahankan suhu tubuh bayi
4. Selimuti bayi segera setelah lahir
5. Tempatkan bayi baru lahir dalam
(36,5-37,5°C)
2. Warna kulit merah muda
inkubator dibawah penghangat sesuai
kebutuhan
20 Resiko Infeksi SLKI
Setelah dilakukan asuhan keperawatan
selama ...x... jam diharapkan klien
terhindar dari resiko infeksi dengan kriteria
hasil:
Tingkat Infeksi
1. Integritas Kulit Baik
SIKI
Pencegahan Infeksi
1. Monitor tanda dan gejala infeksi
2. Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak
dengan pasien dan lingkungan pasien
3. Lakukan perawatan tali pusat
4. Ajarkan ibu cara cuci tangan dengan
benar
5. Kolaborasi pemberian imunisasi jika
perlu
21 Retensi Urine
Penyebab
1. Peningkatan tekanan uretra
2. Kerusakan arkus reflex
3. Blok sfingter
4. Disfungsi neurologis (mis. Trauma,
penyakit saraf)
5. Efek agen farmakologis
(mis.atropine, belladonna,
psikotropik, antihistamin, opiate)
Gejala dan tanda mayor
Setelah dilakukan asuhan keperawatan
selama…x…jam diharapkan masalah
retensi urine membaik dengan kriteria
hasil:
□ Sensasi berkemih meningkat
□ Distensi kandung kemih menurun
□ Berkemih tidak tuntas menurun
□ Volume residu urine menurun
□ Urine menetes (dribbling) menurun
□ Disuria menurun
□ Frekuensi BAK membaik
Manajemen Eliminasi Urine
Observasi
1. Identifikasi tanda dan gejala retensi urine
2. Identifikasi faktor yang menyebabkan
retensi urine
3. Monitor eliminasi urine (mis.frekuensi,
konsistensi, aroma, volume dan warna)
Terapeutik
1. Catat waktu dan haluaran berkemih
2. Batasi asupan cairan, jika perlu
Edukasi
Subjektif :
1. Sensasi penuh pada kandung kemih
Objektif :
1. Disuria atau anuria
2. Distensi kandung kemih
Gejala dan tanda minor
Subjektif :
1. Dribbling
Objektif :
1. Inkontinensia berlebih
2. Residu urine 150 ml atau lebih
□ Karakteristik urine membaik 1. Ajarkan tanda dan gejala infeksi saluran
kemih
2. Ajarkan mengukur asupan cairan dan
haluaran urine
3. Ajarkan mengenali tanda berkemih dan
waktu yang tepat untuk berkemih
4. Ajarkan terapi modalitas penguatan otot-
otot panggul/berkemih
5. Anjurkan minum yang cukup, jika tidak
ada kontraindikasi
6. Anjurkan mengurangi minum menjelang
tidur
Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian obat Supositoria
uretra jika perlu
Perawatan Kateter Urine
Observasi
1. Monitor kepatenan kateter urine
2. Monitor tanda dan gejala infeksi saluran
kemih
3. Monitor tanda dan gejala obstruksi aliran
urine
4. Monitor kebocoran kateter, selang dan
kantung urine
5. Monitor input dan output cairan (mis.
Jumlah dan karakteristik)
Terapeutik
1. Gunakan teknik aseptic selama perawatan
kateter urine
2. Pastikan kateter dan kantung urine
terbebas dari lipatan
3. Pastikan kantung urine diletakkan di
bawah ketinggian kandung kemih dan
tidakdi lantai
4. Lakukan perawatan perineal minimal 1x
sehari
5. Kosongkan kantung urine jika kantung
urine sudah terisi setengahnya
6. Lepaskan kateter urine sesuai kebutuhan
7. Jaga privasi selama melakukan tindakan
Edukasi
1. Jelaskan tujuan, manfaat, prosedur dan
risiko sebelum pemasangan kateter
Perawtaan Retensi Urine
Observasi
1. Identifikasi penyebab retensi urine
2. Monitor efek agens farmakologis
3. Monitor intake dan output cairan
4. Monitor tingkat distensikandung kemih
dengan palpasi atau perkusi
Terapeutik
1. Sediakan privasi untuk berkemih
2. Berikan rangsangan berkemih (mis.
Kompres dingin pada abdomen)
3. Fasilitasi berkemih dengan interval yang
teratur
Edukasi
1. Jelaskan penyebab retensi urine
2. Anjurkan pasien atau keluarga mencatat
output urine
3. Ajarkan cara melakukan rangsangan
berkemi
22 Pencapaian Peran Menjadi Orang
Tua
Gejala dan tanda mayor
Objektif :
1. Bounding attachment optiomal
2. Perilaku positif menjadi orangtua
3. Saling berinteraksi dalam merawat
bayi
Gejala dan tanda minor
Subjektif :
Setelah dilakukan asuhan keperawatan
selama…x…jam diharapkan pencapaian
peran menjadi orang tua membaik
dengan kriteria hasil:
□ Bounding attachment meningkat
□ Perilaku positif menjadi orangtua
meningkat
□ Interaksi perawatan bayi meningkat
□ Verbalisasi kepuasan memiliki bayi
meningkat
Promosi Antisipasi Keluarga
Observasi
1. Identifikasi kemungkinankrisis situasi
atau masalah perkembangan serta
dampaknya pada kehidupan keluarga
2. Identifikasi metode pemecahan masalah
yang sering digunakankeluarga
Terapeutik
1. Fasilitasi dalam memutuskan strategi
pemecahan masalah yang dihadapi
1. Mengungkapkan kepuasan dengan
bayi
Objektif :
1. Melakukan stimulasi visual, taktil
dan pendengaran terhadap bayi
□ Kebutuhan fisik anak/anggota keluarga
terpenuhi meningkat
□ Kebutuhan emosi anak/anggota keluarga
terpenuhi meningkat
□ Keinginan meningkatkan peran menjadi
orang tua meningkat
keluarga
2. Lakukan kunjungan kepada keluarga
secara berkala, jika perlu
3. Buat jadwal aktivitas bersama keluarga
terkait masalah kesehatan yang dihadapi
Edukasi
1. Jelaskan perkembangan dan perilaku yang
normal kepada keluarga
Kolaborasi
1. Kerjasama dengan tenaga kesehatan
terkait lainnya, jika perlu
Edukasi Perawatan bayi
Observasi
1. Identifikasi kesiapan dan kemampuan
menerima informasi
Terapeutik
1. Sediakan materi dan media pendidikan
kesehatan
2. Berikan kesempatan untuk bertanya
Edukasi
1. Jelaskan manfaat perawatan bayi
2. Ajarkan memandikan bayi dengan
memperhatikan suhu ruangan 21-24o
C
dan dalam waktu 5-10 menit, sehari 2 kali
3. Ajarkan perawatan tali pusat
4. Ajarkan memantau tanda vital bayi 36,5-
37,5 o
C
5. Anjurkan menjemur bayi sebelum jam 9
pagi
6. Ajarkan pijat bayi
7. Anjurkan segera mengganti popok jika
basah
8. Anjurkan penggunaan pakaian bayi dari
bahan katun
9. Anjurkan menyusui sesuai kebutuhan bayi
23 Pola nafas tidak efektif
Penyebab
 Depresi pusat pernapasan
 Hambatan upaya napas
 Deformitas dinding dada
 Deformitas tulang dada
 Gangguan neuromuscular
 Gangguan neurologis
 Penurunan energy
 Obesitas
 Posisi tubuh yang menghambat
ekspansi paru
 Sindrom hipoventilasi
 Kerusakan inervasi diafragma
SIKI
Respirasi :
Setelah dilakukan tindakan
keperawatan ...x... jam, maka pola
nafas tidak efektif menigkat dengan
kriteria hasil :
 Penggunaan otot bantu nafas
menurun
 Dispnea menurun
 Pemanjangan fase ekspirasi
menurun
 Frekuensi nafas membaik
 Kedalaman nafas membaik
SIKI
Manajemen jalan nafas
1. Observasi
 Monitor pola nafas (frekuensi,
kedalaman, usaha nafas)
 Monitor bunyi nafas tambahan
(mis. Gurgling, mengi,
wheezing, ronkhi)
2. Terapeutik
 Posisikan semi fowler
 Berikan minuman hangat
 Berikan oksigen
3. Edukasi
 Anjurkan asupan cairan 200 ml/hari,
 Cedera pada medulla spinalis
 Efek agen farmakologis
 Kecemasan
Gejala dan tanda mayor
Subjektif
 Dyspnea
Objektif
 Penggunaan otot bantu
pernafasan
 Fase ekspirasi memanjang
 Pola nafas abnormal
Gejala dan tanda minor
Sujektif
 Ortopnea
Objektif
 Pernafasan pursed lips
 Pernapasan cuping hidung
 Diameter thoraks anterior
posterior meningkat
 Ventilasi semenit menurun
 Kapasitas vital menurun
 Tekanan ekspirasi menurun
 Tekanan inspirasi menurun
 Ekskursi dada berubah
Kondisi klinis terkait
 Depresi system saraf pusat
 Cedera kepala
jika tidak kontraindikasi
 Ajarkan teknik batuk efektif
4. Kolaborasi
 Kolaborasi pemberian
bronkodilator, ekspektoran,
mukolitik, jika perlu
Pemantauan respirasi
1. Observasi
 Monitor frekuensi, irama, kedalaman,
dan upaya nafas
 Monitor pola nafas (seperti bradipnea,
takipnea, hiperventilasi, kussmaul,
cheyne-stokes, ataksisk)
 Monitor saturasi oksigen
 Auskultasi bunyi nafas
 Palpasi kesimetrisan ekspansi paru
 Monitor nilai AGD
 Monitor hasil x-ray thoraks
2. Terapeutik
 Atur interval pemantauan respirasi
sesuai kondisi pasien
 Dokumentasikan hasil pemantauan
3. Edukasi
 Jelaskan tujuan dan prosedur
pemantauan
 Informasikan hasil pemantauan, jika
 Trauma thoraks
 Gullian bare syndrome
 Multiple sclerosis
 Myasthenia gravis
 Stroke
 Kuadriplegia
1. Intoksikasi alcohol
perlu
24 Risiko Perdarahan
Faktor Risiko:
 Aneurisma
 Gangguan gastrointestinal
 Gangguan fungsi hati (mis. Sirosis
hepatis)
 Komplikasi kehamilan (mis.
Ketuban pecah dini, plasenta
previa, kehamilan kembar, dll)
 Komplikasi pasca partum (mis.
Atoni uteri, retensi plasenta)
 Gangguan koagulasi
 Efek agen farmakologis
 Tindakan pembedahan
 Trauma
 Kurang terpapar informasi tentang
pencegahan perdarahan
Setelah diberikan asuhan keperawatan selama
…x… jam diharapkan Tingkat perdarahan
menurun dengan kriteria hasil :
 Kelembapan membarane mukosa meningkat
 Kelembapan kulit meningkat
 Kognitif meningkat
 Hemoptisis menurun
 Hematemesis menurun
 Hematuri menurun
 Perdarahan anus menurun
 Distensi abdomen menurun
 Perdarahan vagina menurun
 Perdarahan pasca operasi menurun
 Hemoglobin membaik
 Hematokrit membaik
 Tekanan darah membaik
 Denyut nadi apikal membaik
Pencegahan perdarahan
1. Observasi
a. Monitor tanda dan gejala perdarahan
b. Monitor nilai hematokrit/hrmoglobin sebelum
dan setelah kehilangan darah
c. Monitor tanda-tanda vital ortostatik
d. Monitor koagulasi (mis. Prothrombin time,
fibrinogen, degradasi fibrin)
2. Terapeutik
 Pertahankan bed rest selama perdarahan
 Batasi tindakan invasif, jika perlu
 Gunkan kasur pencegah dekubitus
 Hindari pengukuran suhu rektal

3. Edukasi
 Jelaskan tanda dan gejala perdarahan
 Anjurkan menggunakan kaus kaki saat
 Proses keganasan  Suhu tubuh membaik ambulasi
 Anjurkan meningkatkan asupan cairan untuk
menghindari konstipasi
 Anjurkan menghindari aspirin atau
antikoagulan
 Anjurkan meningkatkan makanan dan
vitamin K
 Anjurkan segera lapor segera jika terjadi
perdarahan
4. Kolaborasi
 Kolaborasi pemberian obat pengontrol
perdarahan, jika perlu
 Kolaborasi pemberian produk darah, jika
perlu
 Kolaborasi pemberian pelunak tinja, jika
perlu
Perawatan area insisi
2. Observasi
 Perisa lokasi insisi adanyakemerahan
bengkak atau tanda-tanda dehisen atau
eviserasi
 Monitor penyembuhan area insisi
 Monitor tanda dan gejaka-gejala infeksi
3. Terapeutik
 Bersihkan area insisi dengan
pembersihan yang tepat
 Usap area insisi dari area yang bersih
menuju area yang kurang bersih.
 Berikan salep asepti, jika perlu
4. Edukasi
 Ajarkan meminimalkan penekanan pada
area insisi
 Ajarkan cara merawat area insisi.
25 Risiko perfusi jaringan perifer tidak
efektif
Setelah dilakukan tindakan keperawatan
selama…x…jam tidak terjadi perfusi
jaringan perifer tidak efektif dengan
kriteria hasil :
SLKI :
Status sirkulasi
Kriteria hasil:
a. Kekuatan nadi mengingkat
b. Tekanan systole dan diastole dalam
SIKI :
Manajemen sensasi perifer
a. Periksa perbedaan panas atau dingin
b. Monitor perubahan kulit
c. Hindari pemakaian benda-benda yang
berlebihan suhuhnya (terlalu panas/dingin)
d. Anjurkan pemakaian sepatu lembut dan
bertumit rendah
e. Kolaborasi pemberian analgetik
rentang yang diharapkan
c. Akral dingin menurun
d. Fatigue menurun
26 Risiko Termoregulasi Tidak Efektif
Penyebab
 Stimulasi pusat termotergulasi
hipotalamus
 Fluktuasi suhu lingkungan
 Proses penyakit (mis. Infeksi)
 Proses penuaan
 Dehidrasi
 Ketidaksesuaian pakaian untuk
suhu lingkungan
 Peningkatan kebutuhan oksigen
 Perubahan laju metabolism
 Suhu lingkungan ekstrem
 Ketidakadekuatan suplai lemak
subkutan
 Berat badan ekstrem
Setelah dilakukan asuhan keperawatan
selama ... x... menit diharapkan suhu tubuh
membaik dengan kriteria hasil :
Termoregulasi
 Mengigil menurun
 Suhu tubuh membaik
 Suhu kulit membaik
 Takikardi menurun
 Bradikardi menurun
 Takipnea menurun
 Pucat menurun
 Kejang menurun
 Hipoksia menurun
 Tekanan darah membaik
 Kadar glukosa darah membaik
Edukasi pengukuran suhu tubuh
 Identifikasi kesiapan dan kemampuan
menerima informasi
 Sediakan materi dan media pendidikan
kesehatan
 Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai
kesepakatan
 Dokumentasikan hasil pengukuran suhu
 Jelaskan prosedur pengukuran suhu
tubuh
 Anjurkan terus memegang bahu dan
menahan dada saat pengukuran aksila
 Ajarkan memilih lokasi pengukuran suhu
oral dan aksila
 Ajarkan cara meletakkan ujung
thermometer dibawah lidak atau di
 Efek agen farmakologis
Gejala dan tanda mayor
Objektif
 Kulit dingin / hangat
 Menggigil
 Suhu tubuh fluktuatif
Gejala dan tanda minor
Objektif
 Piloereksi
 Pengisian kapiler >3 detik
 Tekanan darah meningkat
 Pucat
 Frekuensi napas meingkat
 Takikardia
 Kejang
 Kulit kemerahan
 Dasar kuku sianotik
bagian tengah aksila
 Ajarkan cara membaca hasil
thermometer raksa dan/atau elektronik
Edukasi termotergulasi
 Identifikasi kesiapan dan kemampuan
menerima informasi
 Sediakan materi dan media pendidikan
kesehatan
 Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai
kesepakatan
 Berikan kesempatan untuk bertanya
 Ajarkan kompres hangat bila demam
 Ajarkan cara pengukuran suhu
 Anjurkan penggunaan pakaian yang
dapar menyerap keringat
 Anjurkan tetap memandikan pasien, jika
memungkinkan
 Anjurkan pemberian antipiretik, sesuai
indikasi
 Anjurkan menciptakan lingkungan yang
aman
 Anjurkan banyak minum
 Anjurkan penggunaan pakaian yang
longgar
 Anjurkan minum analgesic jika merasa
pusing
 Anjurkan melakukan pemeriksaan darah
jika demam > 3 hari.
27 Berat Badan Lebih b.d
1. Kurang aktivitas fisik harian
2. Kelebihan konsumsi gula
3. Gangguan kebiasaan makan
4. Gangguan persepsi makan
5. Kelebihan konsumsi alkohol
6. Penggunaan energi kurang dari
asupan
7. Sering mengemil
8. Sering memakan makanan
berminyak/berlema
9. Faktor keturunan (misal distribusi
jaringan adiposa, pengeluaran
Setelah dilakukan intervensi keperawatan
selama.... jam, maka status berat badan
dalam batas normal dengan kriteria hasil :
1. Berat badan membaik (normal)
2. Tebal lipatan kulit membaik
(berkurang)
Indeks massa tubuh (IMT) normal
Konseling Nutrisi
Observasi :
1. Identifikasi kebiasaan makan dan perilaku
makan yang akan diubah
2. Identifikasi kemajuan modifikasi diet
secara reguler
3. Monitor intake dan output cairann nilai
Hb, tekanan darah, kenaikan berat badan,
dan kebiasaan membeli makanan
Terapiutik :
1. Bina hubungan terapiutik
2. Sepakati lama waktu pemberian konseling
3. Tetapkan tujuan jangka pendek dan jangka
energi, aktivitas lipase lipoprotein,
sintesis lipid, lipolisis)
10.Penggunaan makanan formula atau
makanan campuran (pada bayi)
11.Asupan kalium rendah (pada anak-
anak)
12.Berat badan bertambah cepat
13.Makanan padat sebagai sumber
makanan utama pada usia <5 bulan
d.d gejala dan tanda
Mayor :
1. IMT >25 kg/m2
(pada dewasa) atau
berat dan panjang badan lebih dari
persentil 95 (anak-anak <2 tahun)
atau IMT pada persentil ke 85-95
(pada anak-anak 2-18 tahun)
Minor :
1. Tebal lipatan kulit trisep >25 mm
panjang yang realistis
4. Gunakan standar nutrisi sesuai program
diet dalam mengevaluasi kecukupan
asupan makanan
5. Pertimbangkan faktor-faktor yang
mempengaruhi pemenuhan kebutuhan gizi
(mis, usia, tahap pertumbuhan dan
perkembangan, penyakit)
Edukasi
1. Informasikan perlunya modifikasi diet
2. Jelaskan program gizi dan persepsi pasien
terhadap diet yang diprogramkan
Kolaborasi :
Rujuk pada ahli gizi
Manajemen Berat Badan
Observasi :
1. Identifikasi kondisi kesehatan pasien yang
dapat mempengaruhi berat badan
Terapiutik :
1. Hitung berat badan ideal pasien
2. Hitung persentase lemak dan otot pasien
3. Fasilitasi menentukan target berat badan
yang realistis
Edukasi :
1. Jelaskan hubungan antara asupan
makanan, ativitas fisik, penambahan berat
badan penambahan berat badan dan
peurunan berat badan
2. Jelaskan faktor risiko berat badan lebih
dan berat badan kurang
3. Anjurkan mencatat berat badan setiap
minggu, jika perlu
4. Anjurkan melakukan pencatatan asupan
makanan, aktivitas fisik dan perubahan
berat badan
28 Risiko berat badan lebih
Faktor risiko :
1. Kurang aktivitas fisik harian
2. Kelebihan konsumsi gula
3. Gangguan kebiasaan makan
4. Gangguan persepsi makan
Setelah dilakukan intervensi keperawatan
selama ........ jam, maka berat badan dalam
batas normal dengan kriteria hasil :
1. Berat badan membaik
2. Tebal liptan kulit berkurang
3. Indeks massa tubuh dalam batas
Edukasi Diet
Observasi :
1. Identifikasi kemampuan pasien dan
keluarga menerima informasi
2. Identifikasi tingkat pengetahuan saat ini
3. Identifikasi kebiasaan pola makan saat ini
5. Kelebihan konsumsi alkohol
6. Penggunaan energi kurang dari
asupan
7. Sering mengemil
8. Sering memakan makanan
berminyak/berlemak
9. Faktor keturunan
normal dan masa lalu
4. Identifikasi persepsi pasien dan keluarga
tentang diet yang diprogramkan
5. Identifikasi keterbatasan finansial untuk
menyediakan makanan
Terapiutik :
1. Persiapkan materi, media dan alat peraga
2. Jadwalkan waktu yang tepat untuk
memberikan pendidikan kesehatan
3. Berikan kesempatan pasien dan keluarga
berencana
4. Sediakan rencana makan tertulis, jika
perlu
Edukasi :
1. Jelaskan tujuan kepatuhan diet terhadap
kesehatan
2. Informasikan makanan yang
diperbolehkan dan dilarang
3. Informasikan kemungkinan interaksi obat
dan makanan, jika perlu
4. Anjurkan mempertahankan posisi semi
fowler 20 – 30 menit setelah makan
5. Anjurkan mengganti bahan makanan
sesuai dengan diet yang diprogramkan
6. Anjurkan melakukan olahraga sesuai
toleransi
7. Ajarkan cara membaca label dan memilih
makanan yang sesuai
8. Ajarkan cara merencanakan makanan
sesuai program
Kolaborasi :
Rujuk ke ahli gizi dan sertakan keluarga, jika
perlu
29 Risiko defisit nutrisi
Faktor risiko :
1. Ketidakmampuan menelan makanan
2. Ketidakmampuan mencerna
makanan
3. Ketidakmampuan mengabsorbsi
nutrien
4. Peningkatan kebutuhan
Setelah dilakukan intervensi keperawatan
selama ........ jam, maka status
nutrisimembaik dengan kriteria hasil :
1. Kekuatan otot pengunyah meningkat
2. Kekuatan otot menelan meningkat
3. Serum albumin meningkat
4. Ungkapan keinginan untuk meningkat
nutrisi meningkat
Manajemen Gangguan Makan
Observasi :
1. Monitor asupan dan keluarnya makanan
dan cairan serta kebutuhan kalori
Terapiutik :
1. Timbang berat badan secara rutin
2. Diskusikan perilaku makanan dan jumlah
aktivitas fisik (termasuk olahraga) yang
metabolisme
5. Faktor ekonomi (misal, finansial
tidak mencukupi)
6. Faktor psikologis (misal, stres,
keengganan untuk makan)
5. Pengetahuan tentang pilihan
makanan/minuman yang sehat
meningkat
6. Pengetahuan tentang standar asupan
nutrisi yang tepat meningkat
7. Penyiapan dan penyimpanan makanan/
minuman yang aman meningkat
8. Sikap terhadap makanan/minuman
sesuai dengan tujuan kesehatan
meningkat
9. Perasaan cepat kenyang menurun
10. Sariawan menurun
11. Rambut rontok menurun
12. Diare menurun
13. Berat badan membaik
14. Nafsu makan membaik
15. Bising usus membaik
16. Index massa tubuh membaik
17. Tebal lipatan kulit triceps membaik
18. Membran mukosa
19. Frekuensi makan membaik
sesuai
3. Laukan kontrak perilaku (misal, target
berat badan, tanggungjawab perilaku)
4. Berikan penguatan positif terhadap
keberhasilan target dan perubahan
perilaku
5. Berikan konsekuensi jika tidak mencapai
target sesuai kontrak
6. Rencanakan program pengobatan untuk
perawatan dirumah
Edukasi :
1. Anjurkan membuat catatan harian tentang
perasaan dan situasi pemicu pengeluaran
makanan (misal, pengeluaran yang
disengaja, muntah, aktivitas berlebih)
2. Ajarkan pengaturan diet yang tepat
3. Ajarkan keterampilan koping untuk
penyelesaian masalah perilaku makan
Kolaborasi :
Kolaborasi dengan ahli gizi tentang target
berat badan, kebutuhan kalori dan pilihan
makanan
30 Risiko Ketidakseimbangan
Cairan:Berisiko mengalami
penurunan, peningkatan, atau
percepatan perpindahan cairan dari
intravaskuler, interstisial atau
intravaskuler
Faktor Risiko
□ Prosedur pembedahan mayor
□ Trauma/ perdarahan
□ Luka bakar
□ Aferesis
□ Asites
□ Obstruksi intestinal
□ Peradangan pankreas
□ Penyakit ginjal dan kelenjar
□ Disfungsi intestinal
Kondisi Klinis Terkait
□ Prosedur pembedahan mayor
□ Penyakit ginjal dan kelenjar
□ Perdarahan
□ Luka bakar
Setelah dilakukan intervensi keperawatan
selama … x 24 jam maka keseimbangan
cairan meningkat dengan kriteria hasil:
□ Asupan cairan meningkat
□ Haluaran urin meningkat
□ Keseimbangan membran mukosa
□ Asupan makanan meningkat
□ Tidak terjadi Edema
□ Tidak ada Dehidrasi
□ Tekanan darah normal
□ Denyut nadi radial normal
□ Tekanan arteri rata-rata
□ Membran mukosa lembab
□ Mata tidak cekung
□ Turgor kulit < 2 detik
□ Berat badanmeningka
Manajemen Cairan
Observasi
□ Monitor status hidrasi (mis, frekuensi
nadi, kekuatan nadi, akral, pengisian
kapiler, kelembaban mukosa, turgor
kulit, tekanan darah)
□ Monitor berat badan harian
□ Monitor berat badan sebelum dan
sesudah dialisis
□ Monitor hasil pemeriksaan laboratorium
(mis, hematokrit, Na, K, Cl, berat jenis
urine, BUN)
□ Monitor status hemodinamik (mis,
MAP, CVP, PAP, PCWP jika tersedia)
Terapeutik
□ Catat intake output dan hitung balans
cairan 24 jam
□ Berikan asupan cairan, sesuai kebutuhan
□ Berikan cairan intravena, jika perlu
Kolaborasi
□ Kolaborasi pemberian diuretik, jika
perlu
Pemantauan Cairan
Observasi
□ Monior frekuensi dan kekuatan nadi
□ Monitor frekuensi napas
□ Monitor tekanan darah
□ Monitor berat badan
□ Monitor waktu pengisian kapiler
□ Monitor elastisitas turgor kulit
□ Monitor jumlah, warna dan berat jenis
urine
□ Monitor kadar albumin dan protein total
□ Monitor pemeriksaan serum (mis,
osmolaritas serum, hematokrit, natrium,
kalium, BUN)
□ Monitor intake dan output cairan
□ Identifikasi tanda- tanda hipovolemia
(mis, frekuensi nadi meningkat, nadi
teraba lemah, tekanan darah menurun,
tekanan nadi menyempit, turgor kulit
menurun, membran mukosa kering,
volume urine menurun, hematokrit
meningkat, haus, lemah, konsentrasi
urine meningkat, berat badan menurun
dalam waktu singkat)
□ Identifikasi tanda- tanda hipervolemia
(mis, dispnea, edema perifer, edema
anasarka, JVP menigkat, CVP menigkat,
refleks hepatojugular positif, berat
badan menurun dalam waktu singkat)
□ Identifikasi faktor risiko
ketidakseimbangan cairan (mis,
prosedur pembedahan mayor,
trauma/perdarahan, luka bakar, aferesis,
obstruksi intestinal, peradangan
pankreas, penyakit ginjal dan kelenjar,
disfungsi intestinal)
Terapeutik
□ Atur interval waktu pemantauan sesuai
dengan kondisi pasien
□ Dokumentasikan hasil pemantauan
Edukasi
□ Jelaskan tujuan dan prosedur
pemantauan
□ Informasikan hasil pemantauan, jika
perlu
31 Termoregulasi Tidak Efektif
Definisi :
Kegagalan mempertahankan suhu tubuh
dalam rentang normal.
Penyebab :
 Stimulasi pusat termoregulasi
hipotalamus
 Fluktuasi suhu lingkungan
 Proses penualot (mis. Infeksi)
 Proses penuaan
 Dehidrasi
 Ketidaksesuaian pakaian untuk suhu
lingkungan
 Peningkatan kebutuhan oksigen
 Perubahan laju metabolisme
Setelah dilakukan asuhan keperawatan
selama ... x 24 jam. Diharapkan
termoregulasi tidak efektif pasien dapat
teratasi dengan kriteria hasil :
Termoregulasi
 Pasien tidak menggigil
 Wajah pasien tidak pucat
 Pasien tidak kejang
 Tidak ada kulit kemerahan
 Suhu tubuh pasien normal
 Tekanan darah normal
Regulasi Temperatur
Observasi
 Monitor suhu tubuh anak sampai stabil
(36,5C – 37,5C)
 Monito suhu tubuh anak tiap dua jam, jika
perlu
 Monitor tekanan darah, frekuensi
pernapasan dan nadi
 Monitor warna dan suhu kulit
 Monitor dan catat tanda dan gejala
hipotermia dan hipertermia
Terapeutik
 Pasang alat pemantau suhu kontinu, jika
perlu
 Tingkatkan asupan cairan dan nutrisi yang
adekuat
 Suhu lingkungan ekstrem
 Ketidakadekuatan suplai lemak
subkutan
 Berat badan ekstrem
 Efek agen farmakologis (mis.
Sedasi)
Gejala dan Tanda Mayor:
Subjektif : -
Objektif
 Kulit dingin / hangat
 Menggigil
 Suhu tubuh fluktuatif
Gejala dan Tanda Minor
Subjektif : -
Objektif :
 Piloreksi
 Pengisian kapiler > 3 detik
 Taknan darah meningkat
 Pucat
 Sesuaikan suhu lingkungan dengan
kebutuhan pasien
Edukasi
 Jelaskan cara pencegahan hipotermia
karena terpapar udara dingin
Kolaborasi
 Kolaborasi pemberian antipiretik, jika
perlu.
Pemantauan Cairan
Observasi
 Monitor Nadi, RR dan TD
 Monitor berat badan
 Monitor elastisitas atau turgor kulit
 Monitor jumlah, warna dan berat jenis
urine
 Monior intake dan output cairan
 Identifikasi faktor risiko
ketidakseimbangan cairan
Terapeutik
 Frekuensi napas meningkat
 Takikardia
 Kejang
 Kulit kemerahan
 Dasar kuku sianosis
 Atur interval waktu pemantauan sesuai
dengan kondisi pasien
 Dokumentasikan hasil pemantuan
Edukasi
 Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan
 Informasikan hasil pemantauan, jika perlu.

More Related Content

Similar to Kumpulan-Sdki-Slki-Siki.doc

Pelaksanaan keperawatan keluarga
 Pelaksanaan keperawatan keluarga Pelaksanaan keperawatan keluarga
Pelaksanaan keperawatan keluargapjj_kemenkes
 
Behavioristik Theory "Bf Skinner"
Behavioristik Theory "Bf Skinner"Behavioristik Theory "Bf Skinner"
Behavioristik Theory "Bf Skinner"Rosalina S
 
Kak phbs pesantren
Kak phbs pesantrenKak phbs pesantren
Kak phbs pesantrenNurlaela54
 
Modul 6 pedoman praktek lab. anak sakit
Modul 6 pedoman praktek lab. anak sakitModul 6 pedoman praktek lab. anak sakit
Modul 6 pedoman praktek lab. anak sakitpjj_kemenkes
 
Rencana asuhan keperawatan stroke (cva)
Rencana asuhan keperawatan stroke (cva)Rencana asuhan keperawatan stroke (cva)
Rencana asuhan keperawatan stroke (cva)ningrumwahyusetyowati
 
Satuan Acara Penyuluhan Nafas Dalam dan Batuk Efektif
Satuan Acara Penyuluhan Nafas Dalam dan Batuk EfektifSatuan Acara Penyuluhan Nafas Dalam dan Batuk Efektif
Satuan Acara Penyuluhan Nafas Dalam dan Batuk EfektifHeravFebrianto
 
7. Askep Intensif PK.ppt
7. Askep Intensif PK.ppt7. Askep Intensif PK.ppt
7. Askep Intensif PK.pptJokoSriPujianto
 
Peran Perawat Pada Perawatan Paliatif.ppt
Peran Perawat Pada Perawatan Paliatif.pptPeran Perawat Pada Perawatan Paliatif.ppt
Peran Perawat Pada Perawatan Paliatif.pptssuserbb0b09
 
Peran perawat pada anak Pertusis
Peran perawat pada anak PertusisPeran perawat pada anak Pertusis
Peran perawat pada anak PertusisSulistia Rini
 
Satuan acara penyuluhan
Satuan acara penyuluhanSatuan acara penyuluhan
Satuan acara penyuluhansuhardihardi14
 
Kb 3 as kep pada pasien dengan defisit perawatan diri
Kb 3   as kep pada pasien dengan defisit perawatan diriKb 3   as kep pada pasien dengan defisit perawatan diri
Kb 3 as kep pada pasien dengan defisit perawatan diripjj_kemenkes
 
Standar asuhan keperawatan
Standar asuhan keperawatanStandar asuhan keperawatan
Standar asuhan keperawatanSulistia Rini
 
Kebutuhan Personal Hygiene, Aktivitas dan Istirahat
Kebutuhan Personal Hygiene, Aktivitas dan IstirahatKebutuhan Personal Hygiene, Aktivitas dan Istirahat
Kebutuhan Personal Hygiene, Aktivitas dan Istirahatpjj_kemenkes
 

Similar to Kumpulan-Sdki-Slki-Siki.doc (20)

Pelaksanaan keperawatan keluarga
 Pelaksanaan keperawatan keluarga Pelaksanaan keperawatan keluarga
Pelaksanaan keperawatan keluarga
 
Behavioristik Theory "Bf Skinner"
Behavioristik Theory "Bf Skinner"Behavioristik Theory "Bf Skinner"
Behavioristik Theory "Bf Skinner"
 
ASKEP JIWA halusinasi
ASKEP JIWA halusinasiASKEP JIWA halusinasi
ASKEP JIWA halusinasi
 
Kak phbs pesantren
Kak phbs pesantrenKak phbs pesantren
Kak phbs pesantren
 
Modul 6 pedoman praktek lab. anak sakit
Modul 6 pedoman praktek lab. anak sakitModul 6 pedoman praktek lab. anak sakit
Modul 6 pedoman praktek lab. anak sakit
 
Rencana asuhan keperawatan stroke (cva)
Rencana asuhan keperawatan stroke (cva)Rencana asuhan keperawatan stroke (cva)
Rencana asuhan keperawatan stroke (cva)
 
Satuan Acara Penyuluhan Nafas Dalam dan Batuk Efektif
Satuan Acara Penyuluhan Nafas Dalam dan Batuk EfektifSatuan Acara Penyuluhan Nafas Dalam dan Batuk Efektif
Satuan Acara Penyuluhan Nafas Dalam dan Batuk Efektif
 
7. Askep Intensif PK.ppt
7. Askep Intensif PK.ppt7. Askep Intensif PK.ppt
7. Askep Intensif PK.ppt
 
Peran Perawat Pada Perawatan Paliatif.ppt
Peran Perawat Pada Perawatan Paliatif.pptPeran Perawat Pada Perawatan Paliatif.ppt
Peran Perawat Pada Perawatan Paliatif.ppt
 
Homecare lansia
Homecare lansiaHomecare lansia
Homecare lansia
 
Peran perawat pada anak Pertusis
Peran perawat pada anak PertusisPeran perawat pada anak Pertusis
Peran perawat pada anak Pertusis
 
Satuan acara penyuluhan
Satuan acara penyuluhanSatuan acara penyuluhan
Satuan acara penyuluhan
 
Kb 3 as kep pada pasien dengan defisit perawatan diri
Kb 3   as kep pada pasien dengan defisit perawatan diriKb 3   as kep pada pasien dengan defisit perawatan diri
Kb 3 as kep pada pasien dengan defisit perawatan diri
 
AKEP HIV AIDS.docx
AKEP HIV AIDS.docxAKEP HIV AIDS.docx
AKEP HIV AIDS.docx
 
Diagnosa.pdf
Diagnosa.pdfDiagnosa.pdf
Diagnosa.pdf
 
Standar asuhan keperawatan
Standar asuhan keperawatanStandar asuhan keperawatan
Standar asuhan keperawatan
 
Postpartum
PostpartumPostpartum
Postpartum
 
Kebutuhan Personal Hygiene, Aktivitas dan Istirahat
Kebutuhan Personal Hygiene, Aktivitas dan IstirahatKebutuhan Personal Hygiene, Aktivitas dan Istirahat
Kebutuhan Personal Hygiene, Aktivitas dan Istirahat
 
Kumpulan nanda nic noc r cl
Kumpulan nanda nic noc r clKumpulan nanda nic noc r cl
Kumpulan nanda nic noc r cl
 
PPT TAK KEL 5.pptx
PPT TAK KEL 5.pptxPPT TAK KEL 5.pptx
PPT TAK KEL 5.pptx
 

Recently uploaded

Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxwisanggeni19
 
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.pptANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.pptAcephasan2
 
Diagnosis ILTB terapi dan monitoring TPT Fix.pptx
Diagnosis ILTB terapi dan monitoring TPT Fix.pptxDiagnosis ILTB terapi dan monitoring TPT Fix.pptx
Diagnosis ILTB terapi dan monitoring TPT Fix.pptxMelisaBSelawati
 
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptxgizifik
 
Presentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensiPresentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensissuser1cc42a
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdfMeboix
 
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesFARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesNadrohSitepu1
 
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptx
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptxpenyakit jantung koroner pada Prolanis.pptx
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptxagussudarmanto9
 
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabayaajongshopp
 
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.pptAnatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.pptAcephasan2
 
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptkonsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptKianSantang21
 
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosikarbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosizahira96431
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinanDwiNormaR
 
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptxFarmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptxIrfanNersMaulana
 
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptxPPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptxAcephasan2
 
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa HalusinasiMateri Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasiantoniareong
 
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfPPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfhurufd86
 
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 - 5 TAHUN
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 -  5 TAHUNPPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 -  5 TAHUN
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 - 5 TAHUNYhoGa3
 
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasiBLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasiNezaPurna
 
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatanWebinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatanDevonneDillaElFachri
 

Recently uploaded (20)

Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
 
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.pptANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
 
Diagnosis ILTB terapi dan monitoring TPT Fix.pptx
Diagnosis ILTB terapi dan monitoring TPT Fix.pptxDiagnosis ILTB terapi dan monitoring TPT Fix.pptx
Diagnosis ILTB terapi dan monitoring TPT Fix.pptx
 
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx
 
Presentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensiPresentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensi
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
 
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesFARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
 
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptx
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptxpenyakit jantung koroner pada Prolanis.pptx
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptx
 
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
 
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.pptAnatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
 
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptkonsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
 
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosikarbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
 
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptxFarmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
 
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptxPPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
 
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa HalusinasiMateri Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
 
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfPPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
 
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 - 5 TAHUN
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 -  5 TAHUNPPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 -  5 TAHUN
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 - 5 TAHUN
 
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasiBLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
 
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatanWebinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
 

Kumpulan-Sdki-Slki-Siki.doc

  • 1. No Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI) Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI) Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) 1 Ansietas Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama .....x24 jam diharapakan kecemasan menurun atau pasien dapat tenang dengan kriteria : SLKI : Tingkat ansietas 1. Menyingkirkan tanda kecemasaan. 2. Tidak terdapat perilaku gelisah 3. Frekuensi napas menurun 4. Frekuensi nadi menurun 5. Menurunkan stimulasi lingkungan ketika cemas. 6. Menggunakan teknik relaksasi untuk menurunkan cemas. 7. Konsentrasi membaik 8. Pola tidur membaik Dukungan sosial 1. Bantuan yang ditawarkan oleh oranglain meningkat Reduksi ansietas 1. Monitor tanda-tanda ansietas 2. Ciptakan suasana terapeutik untuk menumbuhkan kepercayaan 3. Pahami situasi yang membuat ansietas 4. Diskusikan perencanaan realistis tentang peristiwa yang akan datang 5. Anjurkan mengungkapkan perasaan dan persepsi 6. Anjurkan keluarga untuk selalu disamping dan mendukung pasien 7. Latih teknik relaksasi
  • 2. 2 Bersihan jalan napas tidak efektif Definisi: Ketidakmampuan membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan bersihan jalan nafas. Batasan Karakteristik: 1. Batuk yang tidak efektif 2. Dispnea 3. Gelisah 4. Kesulitan verbalisasi 5. Mata terbuka lebar 6. Ortopnea 7. Penurunan bunyi nafas 8. Perubahan frekuensi nafas 9. Perubahan pola nafas 10. Sianosis 11. Sputum dalam jumlah yang berlebih 12. Suara napas tambahan 13. Tidak ada batuk Faktor yang berhubungan SLKI 1. Status pernapasan: kepatenan jalan napas. a. Frekuensi pernafasan (5) tidak ada deviasi dari kisaran normal. b. Irama pernafasan (5) tidak ada deviasi dari kisaran normal. c. Kedalaman inspirasi(5) tidak ada deviasi dari kisaran normal. d. Kemampuan untuk mengeluarkan secret (5) tidak ada deviasi dari kisaran normal. e. Suara nafas tambahan (5) tidak ada. f. Pernafasan cuping hidung (5) tidak ada. g. Penggunaan otot bantu nafas (5) tidak ada. h. Batuk (5) tidak ada. SIKI Label 1. Manajemen Jalan Napas a. Monitor pola napas (frekuensi, kedalaman, usaha napas) b. Monitor bunyi napas tambahan (mis. gurgling, mengi, wheezing, ronkhi kering) c. Monitor sputum (jumlah, warna, aroma) d. Pertahankan kepatenan jalan napas dengan head tilt dan chin lift (jaw thrust) jika curiga trauma servikal e. Posisikan semi fowler atau fowler f. Berikan minum hangat g. Lakukan fisioterapi dada h. Lakukan penghisapan lender kurang dari 15 detik i. Lakukan hiperoksigenasi sebelum penghisapan endotrakeal j. Keluarkan sumbatan benda padat dengan forsep Mcgill k. Berikan oksigen
  • 3. Lingkungan 1. Perokok 2. Perokok pasif 3. Terpajan asap Obstruksi jalan nafas 1. Adanya jalan napas buatan 2. Benda asing dalam jalan napas 3. Eksudat dalam alveoli 4. Hyperplasia pada dinding bronkus 5. Mucus berlebih 6. Penyakit paru obstruktif kronis 7. Sekresi yang tertahan 8. Spasme jalan napas Fisiologi 1. Asma 2. Disfungsi neuromuscular 3. Infeksi 4. Jalan napas alergik l. Anjurkan asupan cairan 2000 ml/hari jika tidak kontraindikasi m. Ajarkan teknik batuk efektif n. Kolaborasi pemberian bronkodilator, ekspektoran, mukolitik 2. Latihan Batuk Efektif a. Identifikasi kemampuan batuk b. Monitor adanya retensi sputum c. Monitor tanda dan gejala infeksi saluran napas d. Monitor input dan output cairan (mis. jumlah dan karakteristik) e. Atur posisi semi fowler atau fowler f. Pasang perlak dan bengkok di pangkuan pasien g. Buang secret pada tempat sputum h. Jelaskan tujuan dan prosedur batuk efektif i. Anjurkan tarik nafas dalam melalui hidung selama 4 detik ditahan selama 2 detik kemudian keluarkan dari mulut
  • 4. dengan bibir mencucu (dibulatkan) selama 8 detik j. Anjurkan mengulangi tarik napas dalam hingga 3 kali k. Anjurkan batuk dengan kuat langsung setelah tarik napas dalam yang ke-3 l. Kolaborasi pemberian mukolitik atau ekspektoran, jika perlu 3. Terapi Oksigen a. Monitor kecepatan aliran oksigen b. Monitor posisi alat terapi oksigen c. Monitor aliran oksigen secara periodic dan pastikan fraksi yang diberikan cukup d. Monitor efektifitas terapi oksigen (mis oksimetri, analisa gas darah) e. Monitor kemampuan melepaskan oksigen saat makan f. Monitor tanda-tanda hipoventilasi g. Monitor tanda dan gejala toksikasi oksigen dan atelektasis h. Monitor tingkat kecemasan akibat terapi
  • 5. oksigen i. Monitor integritas mukosa hidung akibat pemasangan oksigen j. Bersihkan secret pada mulut, hidung dan trakea, jika perlu k. Pertahankan kepatenan jalan napas l. Siapkan danatur peralatan pemberian oksigen m. Berikan oksigen tambahan, jika perlu n. Tetap berikan oksigen saat pasien ditransportasi o. Gunakan perangkat oksigen yang sesuai dengan tingkat mobilitas pasien p. Ajarkan pasien dan keluarga cara menggunakan oksigen di rumah q. Kolaborasi penentuan dosis oksigen r. Kolaborasi penggunaan oksigen saat aktivitas dan atau tidur 3 Defisit Pengetahuan Penyebab 1. Keterbatasan kognitif 2. Gangguan fungsi kognitif Setelah diberikan asuhan keperawatan selama …x… jam diharapkan tingkat pengetahuan meningkat dengan kriteria hasil :  Perilaku sesuai anjuran meningkat Edukasi Menyusui Observasi  identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi
  • 6. 3. Kekeliruan mengikuti anjuran 4. Kurang terpapar informasi 5. Kurang minat dalam belajar 6. Kurang mampu mengingat 7. Ketidaktahuan menemukan sumber informasi Gejala dan tanda mayor Subjektif :  Menanyakan masalah yang dihadapi Objektif :  Menunjukkan perilaku tidak sesuai anjuran  Menunjukkan persepsi yang keliru terhadap masalah Gejala dan tanda minor Subjektif : - Objektif :  Menjalani pemeriksaan tidak tepat  Menunjukkan perilaku berlebihan  Verbalisasi minat dalam belajar meningkat  Kemampuan menjelaskan pengetahuan tentang suatu topik meningkat  Kemampuan menggambarkan pengalaman sebelumnya yang sesuai topik meningkat  Perilaku sesuai dengan pengetahuan  Pertanyaan tentang masalah yang dihadapi menurun  Persepsi yang keliru terhadap masalah menurun  Menjalani pemeriksaan yang tidak tepat menurun  Perilaku membaik  identifikasi tujuan atau keinginan menyusui Terapeutik  sediakan materi dan media pendidikan kesehatan  Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan  Berikan kesempatan untuk bertanya  Dukung ibu meningkatkan kepercayaan diri dalam menyusui  Libatkan sistem pendukung : suami, keluarga, tenaga kesehatan dan masyarakat Edukasi  Berikan konseling menyusui  Jelaskan manfaat menyusui bagi ibu dan bayi  Ajarkan 4 posisi menyusui dan perlekatan dengan benar  Ajarkan perawatan payudara antepartum dengan mengkompres dengan kapas yang telah diberikan minyak kelapa
  • 7.  Ajarkan perawatan payudara post partum ( mis memerah ASI, pijat payudara, pijat oksitosin) 4 Defisit perawatan diri Penyebab : 1. Gangguan musculoskeletal 2. Gangguan neuromuskuler 3. Kelemahan 4. Gangguan psikologis dan/psikotik 5. Penurunan motivasi/minat Gejala dan tanda mayor Subjektif :  Menolak melakukan perawatan diri Objektif :  Tidak mampu mandi/mengenakan pakaian/makan/ketoilet/ berhias secara mendiri Setelah diberikan asuhan keperawatan selama …x… jam diharapkan perawatan diri meningkat dengan kriteria hasil :  Kemampuan mandi meningkat  Kemampuan mengenakan pakaian meningkat  Kemampuan makan meningkat  Kemampuan ke toiliet (BAB/BAK) meningkat  Verbalisasi keinginan melakukan perawatan diri meningkat  Minat melakukan perawatan diri meningkat  Mempertahankan kebersihan diri meningkat  Mempertahankan kebersihan mulut Dukungan Perawatan Dri Observasi - Identifikasi kebiasaan aktivitas perawatan diri sesuai usia - Monitor tingkat kemandirian - Identifikasi kebutuhan alat bantu kebersihan diri, berpakaian, berhias, dan makan Terapeutik - Sediakan lingkungan terapeutik (suasana hangat, rileks, provasi) - Siapkan keperluan pribadi - Damping dalam melakukan perawatan diri sampai mandiri - Fasilitasi untuk menerima keadaan ketergantungan - Fasilitasi kemandirian, bantu jika tidak
  • 8.  Minat melakukan perawatan diri kurang mampu melakukan perawatan diri - Jadwalkan rutinitas perawatan diri Edukasi - Anjurkan melakukan perawatan diri secara konsisten sesuai kemampuan 5 Gangguan citra tubuh Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama…x…jam gangguan citra tubuh pasien teratasi dengan kriteria hasil : SLKI : Citra tubuh 1. Verbalisasi perasaan negatif tentang perubahan tubuh menurun 2. Fokus pada penampilan masa lalu menurun 3. Hubungan sosial membaik Harga diri 1. Penilaian diri positif meningkat 2. Perasaan malu menurun SLKI : Promosi citra tubuh 1. Monitor frekuensi mengkritik dirinya 2. Diskusikan perubahan tubuh dan fungsinya 3. Diskusikan perbedaan penampilan fisik terhadap harga diri 4. Jelaskan kepada keluarga tentang perawatan dan perubahan citra tubuh 5. Latih peningkatan penampilan diri 6. Latih pengungkapan kemampuan diri kepada oranglain maupun kelompok 6 Gangguan eliminasi urin Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama ….x… jam, diharapkan gangguan eliminasi urin yang dirasakan pasien SIKI : Perawatan Retensi Urine a. Monitor tingkat distensi kandung kemih
  • 9. berkurang dengan kriteria hasil : SLKI : Eliminasi urin 1. Sensasi berkemih meningkat 2. Distensi kandung kemih meningkat 3. Berkemih tidak tuntas menurun Kontinensia urin 1. Kemampuan berkemih meningkat 2. Residu volume setelah berkemih menurun dengan palpasi dan perkusi b. Berikan rangsangan berkemih (kompres dingin pada abdomen) c. Jelaskan penyebab retensi urine d. Ajarkan cara melakukan rangsangan berkemih 7 Ganggguan pertukaran gas Penyebab o Ketidakseimbangan ventilasi- perfusi o Penurunan membrane alveolus- kapiler Gejala dan tanda : a. Mayor Subjektif o Dyspnea Objektif SLKI : Respirasi Setelah dilakukan tindakan keperawatan ….. x…. jam, maka Gangguan pertukaran gas meningkat dengan kriteria hasil : o Dispnea menurun o Bunyi nafas tambahan menurun o Gelisah menurun SIKI Respirasi Pemantauan respirasi 1. Observasi o Monitor frekuensi, irama, kedalaman, dan upaya nafas o Monitor pola nafas (seperti bradipnea, takipnea, hiperventilasi, kussmaul, cheyne-stokes, ataksisk) o Monitor saturasi oksigen o Auskultasi bunyi nafas
  • 10. o PCO2 meningkat/ menurun o PO2 menurun o Takikardia o pH arteri meningkat/menurun o bunyi napas tambahan b. Minor Subjektif o Pusing o Penglihatan kabur Objektif o Sianosis o Diaphoresis o Gelisah o Napas cuping hidung o Pola nafas abnormal o Warna kulit abnormal o Kesadaran menurun Kondisi klinis terkait o PPOK o GJK o Asma o Pneumonia o Tuberkulosis paru o Penyakit membrane hialin o Asfiksia o PPHN o Prematuritas o Infeksi saluran nafas o PCO2 membaik o PO2 membaik o Takikardia membaik o pH arteri membaik o Palpasi kesimetrisan ekspansi paru o Monitor nilai AGD o Monitor hasil x-ray thoraks 2. Terapeutik o Atur interval pemantauan respirasi sesuai kondisi pasien o Dokumentasikan hasil pemantauan 3. Edukasi o Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan o Informasikan hasil pemantauan, jika perlu Terapi oksigen 1. Observasi o Monitor kecepatan aliran oksigen o Monitor alat terapi oksigen o Monitor aliran oksigen secara periodic dan pastikan fraksi yang diberikan cukup o Monitor efektifitas terapi oksigen (mis. Oksimetri, AGD), jika perlu o Monitor kemampuan melepaskan oksigen saat makan o Monitor tanda tanda hipoventilasi o Monitor tanda dan gejala toksikasi oksigen dan atelektasis o Monitor tingkat kecemasan akibat
  • 11. terapi oksigen o Monitor integritas mukosa hidung akibat pemasangan oksigen 2. Terapeutik o Bersihkan secret pada mulut, hidung, dan trakea, jika perlu o Siapkan dan atur peralatan pemberian oksigen o Berikan oksigen tambahan, jika perlu o Tetap berikan oksigen saat pasien ditransportasi o Gunakan perangkat oksigen yang sesuai dengan tingkat mobilitas pasien 3. Edukasi o Ajarkan pasien dan keluarga cara menggunakan oksigen dirumah 4. Kolaborasi o Kolaborasi penentuan dosis oksigen o Kolaborasi penggunaan oksigen saat aktivitas dan/atau tidur 8 Hipertermia Penyebab o Dehidrasi o Terpapar lingkungan panas o Proses penyakit (mis. Infeksi dan kanker) o Ketidaksesuaian pakaian dengan suhu lingkungan o Peningkatan laju metabolissme SLKI : Termoregulasi Setelah dilakukan intervensi selama ….x…… jam, maka hipertermia menurun dengan keriteria hasil o Menggigil menurun o Tidak tampak kulit yang memerah o Tidak ada kejang SIKI Nyeri dan Kenyamanan Manajemen Nyeri Observasi o Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas nyeri o Identifikasi skala nyeri o Identifikasi respons nhyeri non
  • 12. o Respon trauma o Aktivitas berlebih o Penggunaan incubator Gejala dan tanda a. Mayor Subyektif Tidak tersedia Obyektif o Suhu tubuh diatas nilai normal b. Minor Subyektif Tidak tersedia Obyektif o Kulit merah o Kejang o Takardi o Tachipnea o Kulit terasa hangat Kondisi Klinis Terkait o Proses infeksi o Hipertiroid o Stroke o Dehidrasi o Trauma o Prematuritas o Tidak tampak Akrosianosis o Konsumsi oksigen menurun o Piloereksi menurun o Idak tampak pucat o Tidak terdapat takikardia o Tidak tampak takipnea o Tidak terdapat bradikardia o Tidak ada hipoksia o Suhu tubuh membaik o Suhu kulit membaik o Kadar glukosa membaik verbal o Identifikasi faktor yang memperberat dan memperingan nyeri o Identifikasi pengetahuan dan keyaninan tentang nyeri o Identifikasi pengaruh budaya terhadap respon nyeri o Identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas hidup o Monitor keberhasilan terapi komplementer yang sudah diberikan o Monitor efek samping penggunaan analgetik Terapeutik o Berikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri o Control lingkungan yang memperberat rasa nyeri o Fasilitasi istirahat dan tidur o Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam pemilihan strategi meredakan nyeri Edukasi o Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri o Jelaskan strategi meredakan nyeri o Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri o Anjurkan menggunakan analgetik secara tepat
  • 13. o Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi nyeri Kolaborasi o Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu Terapi relaksasi Observasi o Identifikasi penurunan energi, ketidakmampuan berkonsentrasi, atau gejala lain yang mengangu kemampuan kognitif o Identifikasi teknik relaksasi yang pernah efektif digunakan o Identifikasi kesediaan, kemampuan, dan penggunaan teknik sebelumnya o Monitor respons terhadap terapi relaksasi Terapeutik o Ciptakan lingkungan yang tenang dan tenang tanpa gangguan dengan pencahayaan dan suhu ruangan nyaman, jika memungkinkan o Gunakan pakaian longgar o Gunakan nada suara lembut dengan irama lambat dan berirama o Gunakan relaksasi sebagai strategi penunjang dengan analgetik atau tindakan medis lain , jika sesuai Edukasi o Jelaskan tujuan, manfaat, batasan, dan jenis relaksasi yang tersedia o Jelaskan secara rinci intervensi
  • 14. relaksasi yang dipilih o Anjurkan mengambil posisi nyaman o Anjurkan rileks dan merasakan sensai relaksasi o Anjurkan sering mengulamgi atau melatih teknik yang dipilij o Demonstrasikan dan latih teknik relaksasi 9 Hipovolemia Penyebab :  Kehilangan cairan aktif  Kegagalan mekanisme regulasi  Peningkatan permiabelitas kapiler  Kekurangan intake cairan  Evaporasi Gejala dan tanda Mayor Subjektif (tidak tersedia) Objektif  Frekuensi nadi meningkat  Nadi teraba lemah  Tekanan darah menurun  Tekanan darah menyempit SLKI Setelah diberikan intervensi selama …x…. jam maka status cairan membaik, dengan kriteria hasil :  Kekuatan nadi meningkat  Turgor kulit meningkat  Ortopnea menurun  Dyspnea menurun  Frekuensi nadi membaik  Tekanan darah membaik  Tekanan nadi membaik  Membrane mukosa membaik  Kadar hb membaik  Kadar ht membaik  Intake cairan membaik Manajemen hypovolemia Observasi  Periksa tanda dan gejala hypovolemia (mis. Frekuensi nadi meningkat, nadi terba lemah, tekanan darah menurun, tekanan nadi menyempit, turgor kulit menurun, membrane mukosa kering, volume urin menurun, hematocrit meningkat, haus, lemah)  Monitor intake dan output cairan Terapeutik  Hitung kebutuhan cairan  Berikan posisi mified tredelenburg  Berikan asupan cairan oral Edukasi  Anjurkan memperbanyak asupan
  • 15.  Turgor kulit menurun  Membrane mukosa kering  Volume urin menurun  Hematocrit meningkat Minor Subjektif  Merasa lemah  Mengeluh haus Objektif  Pengisian vena menurun  Status mental berubah  Suhu tubuh meningkat  Konsentrasi urine meningkat  Berat badan turun tiba-tiba Kondisi klinis terkait  Penyakit adison  Trauma (pendarahan)  Luka bakar  AIDS  Penyakit crohn  Muntah cairan oral  Anjurkan menghindari perubahan posisi mendadak Kolaborasi  Kolaborasi pemberian cairan IV isotonis (mis. NaCl, RL)  Kolaborasi pemberiancairan IV hipotonis (mis. Glukosa 2,5%, NaCl 0,4%)  Kolaborasi pemberian cairan koloid (mis. Albumin, plasmanate  Kolaborasi pemberian produk darah Manajemen syok hypovolemia Observasi  Monitor status kardiopulmogonal (frekuensi dan kekuatan nadi, frekuensi nafas, TD, MAP)  Monitor status oksigenasi (oksimetri nadi, AGD)  Monitor status cairan (masukan dan
  • 16.  Diare  Colitis ulseratif  Hipoalbuminemia haluaran, turgor kulit, CRT)  Periksa tingkat kesadarajndan respon pupil  Periksa seluruh permukaan tubuh terhadap adanya DOTS (deformity/ deformitas, open wound/luka terbuka, tenderness/nyeri tekan, swelling/bengkak Terapeutik  Pertahankan jalan nafas paten  Berikan oksigen untuk mempertahankan saturasi oksigen >94%  Persiapkan intubasi dan ventilasi mekanis, jika perlu  Lakukan penekanan langsung (direct pressure) pada perdarahan eksternal  Berikan posisi syok (modified tredelenberg)  Pasang jalur IV berukuran besar (mis. 14 atau 16)
  • 17.  Pasang kateter urine untuk menilai produksi urine  Pasang selang nasogastric untuk dekompresi lambung  Ambil sampel darah untuk pemeriksaan darah lengkap dan elektrolit Kolaborasi  Kolaborasi pemberian infus cairan kristaloid 1-2 L pada dewasa  Kolaborasi pemberian infus cairan kristaloid 20 mL/kgBB pada anak  Kolaborasi pemberian transfuse darah, jika perlu 10 Risiko hipovolemia Faktor risiko  Kehilangan cairan secara aktif  Gangguan absorbs cairan  Usia lanjut  Kelebihan berat badan  Status hipermetabolik SLKI Setelah diberikan intervensi selama …x…. jam maka status cairan membaik, dengan kriteria hasil :  Kekuatan nadi meningkat  Turgor kulit meningkat  Ortopnea menurun Manajemen hypovolemia Observasi  Periksa tanda dan gejala hypovolemia (mis. Frekuensi nadi meningkat, nadi terba lemah, tekanan darah menurun, tekanan nadi menyempit, turgor kulit menurun, membrane mukosa kering,
  • 18.  Kegagalan mekanisme regulasi  Evaporasi  Kekurangan intake cairan  Efek agen farmakologis Kondisi klinis terkait  Penyakit Addison  Trauma/perdarahan  Luka bakar  AIDS  Penyait Crohn  Muntah  Diare  Colitis ulseratif  Dyspnea menurun  Frekuensi nadi membaik  Tekanan darah membaik  Tekanan nadi membaik  Membrane mukosa membaik  Kadar hb membaik  Kadar ht membaik  Intake cairan membaik volume urin menurun, hematocrit meningkat, haus, lemah)  Monitor intake dan output cairan Terapeutik  Hitung kebutuhan cairan  Berikan posisi mified tredelenburg  Berikan asupan cairan oral Edukasi  Anjurkan memperbanyak asupan cairan oral  Anjurkan menghindari perubahan posisi mendadak Kolaborasi  Kolaborasi pemberian cairan IV isotonis (mis. NaCl, RL)  Kolaborasi pemberiancairan IV hipotonis (mis. Glukosa 2,5%, NaCl 0,4%)  Kolaborasi pemberian cairan koloid (mis. Albumin, plasmanate  Kolaborasi pemberian produk darah
  • 19. Pemantauan cairan Observasi  Monitor rekuensi dan kekuatan nadi  Monitor frekuensi napas  Monitor tekanan darah  Monitor berat badan monitor waktu pengisian kapiler  Monitor turgor kulit  Monitor jumlah, warna dan berat jenis urine  Monitor kadar albumin dan protein total  Monitor hasil pemeriksaan urine  Monitor intake dan output cairan  Identifikasi tanda-tanda hypovolemia  Identifikasi factor risiko ketidakseimbangan cairan Terapeutik  Atur interval waktu pemantauan sesuai dengan kondisi pasien
  • 20.  Dokumentasikan hasil pemantauan Edukasi  Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan  Informasikan hasil pemantauan, jika perlu 11 Hipervolemia Penyebab  Gangguan mekanisme regulasi  Kelebihan asupan cairan  Kelebihan asupan natrium  Gangguan aliran balik vena  Efek agen farmakologis Gejala dan tanda mayor Subjektif  Ortopnea  Dyspnea  Paroxysmal nocturnal dyspnea Objektif  Edema anasarka dan/atau edema perifer SLKI Setelah diberikan intervensi selama …x…. jam maka keseimbangan cairan meningkat, dengan kriteria hasil :  asupan cairan meningkat  haluaran urine meningkat  kelembaban membrane mukosa meningkat  edema menurun  dehidrasi menurun  tekanan darah membaik  denyut nadi membaik  membrane mukosa membaik  berat badan membaik Manajemen hypervolemia Observasi  periksa tanda dan gejala hypervolemia  identifikasi penyebab hypervolemia  monitor status hemodinamik  monitor intake dan output cairan  monitor tanda hemokonsentrasi  monitor tanda peningkatan tekanan onkotik plasma  monitor kecepatan infus secara ketat  monitor efek samping diuretic Terapeutik  timbang berat badan setiap hari pada waktu yang sama  batasi asupan cairan dan garam
  • 21.  Berat badan meningkat dalam waktu sinngkat  JVP atau CVP  Reflek hepatojugular positif Gejala dan Tanda Minor Subjektif (tidak tersedia) Objektif  Distensi vena jugularis  Terdengar suara nafas tambahan  Hepaotomegali  Kadar Hb/Ht turun  Oliguria  Intake lebih banyak dari output  Kongesti paru Kondisi klinis terkait  Penyakit ginjal  Hipoalbuminemia  GJK  Kelainan hormone  Penyakit hati  Penyakit vena perifer  tinggikan keoala tempat tidur 30-40o Edukasi  anjurkan melapor jika haluaran urine <0,5 mL/kg/jam dalam 6 jam  anjurkan melapor jika BB bertambah >1 kg dalam sehari  ajarkan cara mengukur dan mencatat asupan dan haluaran cairan  ajarkan cara membatasi cairan Kolaborasi  kolaborasi pemberian diuretic  kolaborasi penggantian kehilangan kalium akibat diuretic  kolaborasi pemberian CRRT, bila perlu Pemantauan cairan Observasi  Monitor rekuensi dan kekuatan nadi  Monitor frekuensi napas  Monitor tekanan darah
  • 22.  imobilitas  Monitor berat badanmonitor waktu pengisian kapiler  Monitor turgor kulit  Monitor jumlah, warna dan berat jenis urine  Monitor kadar albumin dan protein total  Monitor hasil pemeriksaan urine  Monitor intake dan output cairan  Identifikasi tanda-tanda hipervolemia  Identifikasi factor risiko ketidakseimbangan cairan Terapeutik  Atur interval waktu pemantauan sesuai dengan kondisi pasien  Dokumentasikan hasil pemantauan Edukasi  Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan  Informasikan hasil pemantauan, jika perlu
  • 23. 12 Kesiapan Persalinan Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama ….x… jam, diharapkankesiapan persalinan dapat teratasi dengan kriteria hasil : SLKI Status antepartum 1. Kelekatan emosional dengan janin meningkat 2. Koping dengan ketidaknyamanan kehamilan menurun Tingkat pengetahuan 1. Perilaku sesuai anjuran meningkat 2. Perilaku sesuai pengetahuan meningkat 3. Perilaku keliru terhadap masalah menurun SIKI Perawatan Kehamilan Trimester Ketiga 1. Memonitor tanda-tanda vital 2. Timbang berat badan ibu 3. Umur tinggi fundus 4. Periksa denyut jantung janin 5. Anjurkan menghindari kelelahan Edukasi Persalinan 1. Identifikasi tingkat pengetahuan 2. Identifikasi pemahaman ibu tentang persalinan 3. Siapkan materi dan media pendidikan kesehatan 4. Berikan kesempatan untuk bertanya 5. Jelaskan metode persalinan yang ibu inginkan 6. Jelaskan persiapan dan tempat persalinan 7. Anjurkan ibu mengikuti kelas ibu hamil pada usia kehamilan lebih dari 36 minggu 8. Ajarkan teknik relaksasi untuk meredakan
  • 24. kecemasan dan ketidaknyamanan persalinan 13 Kesiapan Peningkatan Manajemen Kesehatan Definisi Pola pengaturan dan pengintegrasian program kesehatan ke dalam kehidupan sehari-hari yang cukup untuk memenuhi tujuan kesehatan dan dapat ditingkatkan Gejala dan tanda mayor Subjektif 1. Mengekspresikan keinginan untuk mengelola masalah kesehatan dan pencegahannya Objektif 1. Pilihan hidup sehari-hari tepat untuk memenuhi tujuan program kesehatan Gejala dan tanda minor Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama ... x ... menit diharapakan manajemen kesehatan meningkat dengan kriteria hasil : 1. Melakukan tindakan untuk mengurangi faktor risiko meningkat 2. Aktivitas sehari-hari efektif memenuhi tujuan kesehatan meningkat Bimbingan Antisipatif 1. Identifikasi metode penyelesaian masalah yang biasa digunakan 2. Identifikasi kemungkinan perkembangan atau krisis situasional yang akan terjadi serta dampaknya pada anak dan keluarga 3. Jadwalkan kunjungan pada setiap tahap perkembangan anak (jadwal imunisasi, rutin mengukur BB dan PB anak) 4. Berikan referensi baik cetak ataupun elektronik (tentang penyakit polio dan jadwal imunisasi) 5. Jelaskan perkembangan dan perilaku normal pada anak Edukasi Kesehatan 1. Identifikasi ibu atau untuk kesiapan dan kemampuan menerima informasi
  • 25. Subjektif 1. Mengekspresikan tidak adanya hambatan yang berarti dalam mengintegrasikan program yang ditetapkan untuk mengatasi masalah kesehatan 2. Menggambarkan berkurangnya faktor risiko terjadinya masalah kesehatan Objektif 1. Tidak ditemukan adanya gejala masalah kesehatan atau penyakit yang tidak terduga 2. Identifikasi faktor – faktor ibu yang dapat meningkatkan dan menurunkan motivasi mengetahui tentang penyakit 3. Berikan kesempatan ibu untuk bertanya 4. Jelaskan pada ibu faktor risiko yang dapat mempengaruhi kesehatan anak 5. Ajarkan pada ibu perilaku hidup bersih dan sehat Edukasi Penyakit 1. Identifikasi ibu atau untuk kesiapan dan kemampuan menerima informasi 2. Berikan kesempatan ibu dan keluarga untuk bertanya 3. Jelaskan tanda dan gejala yang ditimbulkan oleh penyakit hepatitis B 4. Anjurkan melapor jika merasakan tanda dan gejala penyakit hepatitis B 5. Jelaskan jadwal imunisasi Identifikasi Risiko
  • 26. 1. Identifikasi risiko biologis, lingkungan dan perilaku 2. Tentukan metode pengelolaan risiko yang baik 3. Lakukan pengelolaan risiko secara efektif 4. Lakukan update perencanaan secara regular (mis, bulanan, triwulan, tahunan) Manajemen Perilaku 1. Identifikasi harapan untuk mengendalikan perilaku 2. Diskusikan tanggung jawab terhadap perilaku 3. Jadwalkan pemeriksaan anak secara rutin 4. Ciptakan dan pertahankan lingkungan dan kegiatan perawatan konsisten setiap dinas Penentuan Tujuan Bersama 1. Identifikasi tujuan – tujuan yang akan dicapai 2. Nyatakan tujuan dengan kalimat positif
  • 27. dan jelas 3. Anjurkan mengenal masalah yang dialami 14 Kesiapan Peningkatan Pengetahuan Gejala dan Tanda Mayor Subjektif :  Mengungkapkan minat dalam belajar  Menjelaskan pengetahuan tentang suatu topik  Menggambarkan pengalaman sebelum yang sesuai dengan topik Objektif :  Prilaku sesuai dengan pengetahuan Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama …x …. jam pasien mampu meningkatkan kesiapan pengetahuan dengan kriteria hasil : Tingkat pengetahuan  Keberlanjutan pelayanan rutin komunitas  Ketersediaan pelayanan kesehatan  Ketersediaan sumber daya untuk memenuhi kebutuhan dasar  Kesiapan komunitas untuk tanggap krisis  Adaptasi komunitas terhadap perubahan Motivasi  Upaya mencari sumber sesuai Promosi kesiapan penerimaan informasi  Identifikasi informasi yang akan disampaikan  Identifikasi pemahaman tentang kondisi kesehatan saat ini  Identifikasi kesiapan penerimaan informasi  Lakukan penguatan potensi dan keluarga untuk menerima informasi  Libatkan pengambilan keputusan dalam keluarga untuk menerima informasi  Fasilitasi mengenali kondisi tubuh yangyang membutuhkan layanan keperawatan  Dahulukan menyampaikan informasi baik (positif) sebelum menyampaikan informasi kurang baik ( negative) terkait kondisi pasien
  • 28. kebutuhan  Upayakan mencari dukungan sesui kebutuhan  Prilaku bertujuan inisiatif  Proses informasi  Tingkat kepatuhan  Status kognitif  Berikan nomor kontak yang dapat dihubungi jika pasien membutuhkan bantuan  Catat identitas dan nomor kontak pasien untuk meningkatkan atau follow up kondisi pasien  Fasilitasi askes pelayanan pada saat dibutuhkan  Berikan informasi berupa alur, leaflet atau gambar untuk memudahkan pasien mendapatkan informasi kesehatan  Anjurkan keluarga mendapingi pasien selama fase akut, progresif atau terminal, jika memungkinkan Edukasi Kesehatan  Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi  Identifikasi faktor-faktor yang dapat meningkatkan dan menurunkan motivasi prilaku hidup bersih dan
  • 29. sehat  Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan  Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan  Berikan kesempatan untuk bertanya  Jelaskan faktor resiko yang dapat mempengaruhi kesehatan  Ajarkan prilaku hidup bersih dan sehat  Ajarkan strategi yang dapat digunakan untuk meningkatkan prilaku hidup bersih dan sehat 15 Konstipasi Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama…x…jamkonstipasi pasien teratasi dengan kriteria hasil : SLKI : Eliminasi fekal 1. Kontrol pengeluaran feses meningkat 2. Keluhan defekasi lama dan sulit menurun 3. Konsistensi feses membaik SIKI : Manajemen konstipasi 1. Identifikasi faktor risko konstipasi 2. Monitor tanda-tanda ruptur bowel/peritonitis 3. Jelaskan penyebab dan rasionalisasi tindakan pada pasien 4. Lakukan massase abdomen 5. Anjurkan diet (cairan dan serat)
  • 30. 4. Frekuensi defekasi membaik 6. Jelaskan pada klien konsekuensi menggunakan laxative dalam waktu yang lama 7. Kolaborasi penggunaan obat pencahar 16 Menyusu Tidak Efektif Penyebab : Fisiologi 1. Ketidakadekuatan suplai ASI 2. Hambatan pada nenonatus 3. Abnormal payudara 4. Ketidakadekuatan reflex oksitosin 5. Payudara bengkak 6. Riwayat operasi payudara 7. Kelahiran kembar Situasi 6. Tidak rawat gabung 7. Kurang terpapar informasi tentang pentingnya menyusui dan manfaat menyusui 8. Kurangnya dukungan keluarga Gejala dan tanda mayor Setelah diberikan asuhan keperawatan selama …x… jam diharapkan status menyusui membaik dengan kriteria hasil :  Perlekatan bayi pada payudara ibu meningkat  Kemampuan ibu memposisikan bayi dengan benar meningkat  Miksi bayi lebih dari 8 kali/24 jam meningkat  Berat badan bayi meningkat  Tetesan/pancaran ASI meningkat  Suplai ASI adekuat meningkat  Putting tidak lecet setelah 2 minggu melahirkan meningkat  Kepercayaan diri ibu meningkat  Bayi tidur setelah menyusu meningkat  Payudara ibu kosong setelah menyusui meningkat  Intak bayi meningkat Promosi ASI Ekslusif Observasi  identifikasi kebutuhan laktasi bagi ibu pada antenatal, intranatal, dan post natal Terapeutik  Fasilitasi ibu melakukan IMD  Fasilitasi ibu untuk rawat gabung atau room in  Gunakan sendok dan cangkir jika bayi belum bisa menyusu  Dukung ibu menyusui dengan mendampingi ibu selama kegiatan menyusui berlangsung  Diskusikan dengan keluarga tentang ASI ekslusif  Siapkan kelas menyusui pada masa prenatal minimal 2 kali dan periode oasca partum minimal 4 kali
  • 31. Subjektif :  Kelelahan maternal  Kecemasan maternal Objektif  Bayi tidak mampu melekat pada payudara ibu  ASI tidak menetes/memancar  BAK bayi kurang dari 8 kali dalam 24 jam  Nyeri dan/lecet terus menerus setelah minggu kedua Gejala dan tanda minor Subjektif : - Objektif  Intake bayi tidak adekuat  Bayi menghisap tidak terus menerus  Bayi menangis saat disusui  Bayi rewel dan menangis terus dalam jam-jam pertama setelah menyusui  Menolak untuk menghisap  Hisapan bayi meningkat  Lecet pada putting menurun  Kelelahan maternal menurun  Kecemasan maternal menurun  Bayi rewel  Bayi menangis setelah menyusu Edukasi  Jelaskan manfaat menyusui bagi ibu dan bayi  Jelaskan pentingnya menyusui di malam hari untuk mempertahankan dan meningkatkan produks ASI  Jelaskan tanda-tanda bayi cukup ASI  Jelaskan manfaat rawat gabung  Anjurkan ibu menyusui sesegera mungkin setelah melahirkan  Anjurkan ibu memberikan nutrisi kepada bayi hanya dengan ASI  Anjurkan ibu menyusui sesering mungkin setelah lahir sesuai kebutuhan  Anjurkan ibu menjaga produksi ASI dengan memerah walaupun kondisi bayi atau ibu terpisah Konseling Laktasi Observasi  identifikasi keadaan emosional ibu saat akan dilakukan konseling menyusui
  • 32.  identifikasi keinginan dan tujuan menyusui  identifikasi permasalahan yang ibu alami selama proses menyusui Terapeutik  Gunakan teknik mendengarkan aktif  Berikan pujian terhadap perilaku ibu yang benar Edukasi  Ajarkan teknik menyusui yang tepat 17 Nyeri akut Penyebab : 1. Agen pencedra fisiologis (mis. Inflamasi iskemia, neoplasma) 2. Agenpencedera kimiawi (mis. Terbakar, bahan kimia iritan) 3. Agen pencedera fisik (mis. Abses, amputasi, prosedur operasi, taruma, dll) Gejala dan tanda mayor Subjektif : mengeluh nyeri Objektif  Tampak meringis SLKI: Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan nyeri pada pasien berkurang dengan kriteria hasil : Tingkat Nyeri 1. Nyeri berkurang dengan skala 2 2. Pasien tidak mengeluh nyeri 3. Pasien tampak tenang 4. Pasien dapat tidur dengan tenang 5. Frekuensi nadi dalam batas normal (60- 100 x/menit) SIKI : Manajemen nyeri Observasi - Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas nyeri - Identifikasi skala nyeri - Identifikasi respon nyeri nonverbal - Identifikasi factor yang memperingan dan memperberat nyeri - Identifikasi pengetahuan dan keyakinan tentang nyeri
  • 33.  Bersikap proaktif (mis. waspada, posisi menghindari nyeri)  Gelisah  Frekuensi nadi meningkat  Sulit tidur Gejala dan tanda minor Subjektif : - Objektif  Tekanan darah meningkat  Pola nafas berubah  Nafsu makan berubah  Proses berpikir terganggu  Menarik diri  Berfokus pada diri sendiri  diaforesisi 6. Tekanan darah dalam batas normal (90/60 mmHg – 120/80 mmHg) 7. RR dalam batas normal (16-20 x/menit) Kontrol Nyeri 1. Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan menggunakan manajemen nyeri 2. Mampu mengenali nyeri (skala, intensitas, frekuensi dan tanda nyeri) Status Kenyamanan 1. Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang - Identifikasi budaya terhadap respon nyeri - Identifikasi pengaruh nyeri terhadap kualitas hidup pasien - Monitor efek samping penggunaan analgetik - Monitor keberhasilan terapi komplementer yang sudah diberikan Terapeutik - Fasilitasi istirahat tidur - Kontrol lingkungan yang memperberat nyeri ( missal: suhu ruangan, pencahayaan dan kebisingan). - Beri teknik non farmakologis untuk meredakan nyeri (aromaterapi, terapi pijat, hypnosis, biofeedback, teknik imajinasi terbimbimbing, teknik tarik napas dalam dan kompres hangat/ dingin) Edukasi - Jelaskan penyebab, periode dan pemicu nyeri
  • 34. - Jelaskan strategi meredakan nyeri - Anjurkan menggunakan analgetik secara tepat - Anjurkan monitor nyeri secara mandiri Kolaborasi - Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu 18 Nyeri Kronis SLKI: Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan nyeri pada pasien berkurang dengan kriteria hasil : Tingkat Nyeri 1. Nyeri berkurang dengan skala 2 2. Pasien tidak mengeluh nyeri 3. Pasien tampak tenang 4. Pasien dapat tidur dengan tenang 5. Frekuensi nadi dalam batas normal (60- 100 x/menit) 6. Tekanan darah dalam batas normal (90/60 mmHg – 120/80 mmHg) SIKI Manajemen nyeri Observasi - Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas nyeri - Identifikasi skala nyeri - Identifikasi respon nyeri nonverbal - Identifikasi faktor yang memperingan dan memperberat nyeri - Identifikasi pengetahuan dan keyakinan tentang nyeri - Identifikasi budaya terhadap respon nyeri - Identifikasi pengaruh nyeri terhadap
  • 35. 7. RR dalam batas normal (16-20 x/menit) Kontrol Nyeri 1. Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan menggunakan manajemen nyeri 2. Mampu mengenali nyeri (skala, intensitas, frekuensi dan tanda nyeri) Status Kenyamanan 1. Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang kualitas hidup pasien - Monitor efek samping penggunaan analgetik - Monitor keberhasilan terapi komplementer yang sudah diberikan Terapeutik - Berikan teknik non farmakologis untuk meredakan nyeri (aromaterapi, terapi pijat, hypnosis, biofeedback, teknik imajinasi terbimbimbing, teknik tarik napas dalam dan kompres hangat/ dingin) - Kontrol lingkungan yang memperberat nyeri ( missal: suhu ruangan, pencahayaan dan kebisingan) - Fasilitasi istirahat tidur Perawatan kenyamanan Observasi - Identifikasi gejala yang tidak menyenangkan (mis. Mual, nyeri, gatal, sesak)
  • 36. - Identifikasi pemahaman tentang kondisi, situasi dan perasaannya Terapeutik - Berikan posisi yang nyaman - Ciptakan lingkungan yang nyaman Edukasi - Jelaskan mengenai kondisi dan pilihan terapi/pengobatan - Ajarkan terapi relaksasi - Ajarkan teknik distraksi dan imajinasi terbimbing Kolaborasi - Kolaborasi pemberian analgesik, antipruritus, antihistamin, jika perlu 19 Resiko Hipotermia SLKI Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama ...x... jam diharapkan klien terhindar dari resiko hipotermia dengan kriteria hasil: Termoregulasi 1. Suhu tubuh bayi dalam rentang normal SIKI Label Manajemen Hipotermia 1. Monitor suhu tubuh 2. Monitor nadi dan pernafasan 3. Pertahankan suhu tubuh bayi 4. Selimuti bayi segera setelah lahir 5. Tempatkan bayi baru lahir dalam
  • 37. (36,5-37,5°C) 2. Warna kulit merah muda inkubator dibawah penghangat sesuai kebutuhan 20 Resiko Infeksi SLKI Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama ...x... jam diharapkan klien terhindar dari resiko infeksi dengan kriteria hasil: Tingkat Infeksi 1. Integritas Kulit Baik SIKI Pencegahan Infeksi 1. Monitor tanda dan gejala infeksi 2. Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan pasien dan lingkungan pasien 3. Lakukan perawatan tali pusat 4. Ajarkan ibu cara cuci tangan dengan benar 5. Kolaborasi pemberian imunisasi jika perlu 21 Retensi Urine Penyebab 1. Peningkatan tekanan uretra 2. Kerusakan arkus reflex 3. Blok sfingter 4. Disfungsi neurologis (mis. Trauma, penyakit saraf) 5. Efek agen farmakologis (mis.atropine, belladonna, psikotropik, antihistamin, opiate) Gejala dan tanda mayor Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama…x…jam diharapkan masalah retensi urine membaik dengan kriteria hasil: □ Sensasi berkemih meningkat □ Distensi kandung kemih menurun □ Berkemih tidak tuntas menurun □ Volume residu urine menurun □ Urine menetes (dribbling) menurun □ Disuria menurun □ Frekuensi BAK membaik Manajemen Eliminasi Urine Observasi 1. Identifikasi tanda dan gejala retensi urine 2. Identifikasi faktor yang menyebabkan retensi urine 3. Monitor eliminasi urine (mis.frekuensi, konsistensi, aroma, volume dan warna) Terapeutik 1. Catat waktu dan haluaran berkemih 2. Batasi asupan cairan, jika perlu Edukasi
  • 38. Subjektif : 1. Sensasi penuh pada kandung kemih Objektif : 1. Disuria atau anuria 2. Distensi kandung kemih Gejala dan tanda minor Subjektif : 1. Dribbling Objektif : 1. Inkontinensia berlebih 2. Residu urine 150 ml atau lebih □ Karakteristik urine membaik 1. Ajarkan tanda dan gejala infeksi saluran kemih 2. Ajarkan mengukur asupan cairan dan haluaran urine 3. Ajarkan mengenali tanda berkemih dan waktu yang tepat untuk berkemih 4. Ajarkan terapi modalitas penguatan otot- otot panggul/berkemih 5. Anjurkan minum yang cukup, jika tidak ada kontraindikasi 6. Anjurkan mengurangi minum menjelang tidur Kolaborasi 1. Kolaborasi pemberian obat Supositoria uretra jika perlu Perawatan Kateter Urine Observasi 1. Monitor kepatenan kateter urine 2. Monitor tanda dan gejala infeksi saluran kemih 3. Monitor tanda dan gejala obstruksi aliran urine 4. Monitor kebocoran kateter, selang dan
  • 39. kantung urine 5. Monitor input dan output cairan (mis. Jumlah dan karakteristik) Terapeutik 1. Gunakan teknik aseptic selama perawatan kateter urine 2. Pastikan kateter dan kantung urine terbebas dari lipatan 3. Pastikan kantung urine diletakkan di bawah ketinggian kandung kemih dan tidakdi lantai 4. Lakukan perawatan perineal minimal 1x sehari 5. Kosongkan kantung urine jika kantung urine sudah terisi setengahnya 6. Lepaskan kateter urine sesuai kebutuhan 7. Jaga privasi selama melakukan tindakan Edukasi 1. Jelaskan tujuan, manfaat, prosedur dan risiko sebelum pemasangan kateter Perawtaan Retensi Urine Observasi 1. Identifikasi penyebab retensi urine 2. Monitor efek agens farmakologis
  • 40. 3. Monitor intake dan output cairan 4. Monitor tingkat distensikandung kemih dengan palpasi atau perkusi Terapeutik 1. Sediakan privasi untuk berkemih 2. Berikan rangsangan berkemih (mis. Kompres dingin pada abdomen) 3. Fasilitasi berkemih dengan interval yang teratur Edukasi 1. Jelaskan penyebab retensi urine 2. Anjurkan pasien atau keluarga mencatat output urine 3. Ajarkan cara melakukan rangsangan berkemi 22 Pencapaian Peran Menjadi Orang Tua Gejala dan tanda mayor Objektif : 1. Bounding attachment optiomal 2. Perilaku positif menjadi orangtua 3. Saling berinteraksi dalam merawat bayi Gejala dan tanda minor Subjektif : Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama…x…jam diharapkan pencapaian peran menjadi orang tua membaik dengan kriteria hasil: □ Bounding attachment meningkat □ Perilaku positif menjadi orangtua meningkat □ Interaksi perawatan bayi meningkat □ Verbalisasi kepuasan memiliki bayi meningkat Promosi Antisipasi Keluarga Observasi 1. Identifikasi kemungkinankrisis situasi atau masalah perkembangan serta dampaknya pada kehidupan keluarga 2. Identifikasi metode pemecahan masalah yang sering digunakankeluarga Terapeutik 1. Fasilitasi dalam memutuskan strategi pemecahan masalah yang dihadapi
  • 41. 1. Mengungkapkan kepuasan dengan bayi Objektif : 1. Melakukan stimulasi visual, taktil dan pendengaran terhadap bayi □ Kebutuhan fisik anak/anggota keluarga terpenuhi meningkat □ Kebutuhan emosi anak/anggota keluarga terpenuhi meningkat □ Keinginan meningkatkan peran menjadi orang tua meningkat keluarga 2. Lakukan kunjungan kepada keluarga secara berkala, jika perlu 3. Buat jadwal aktivitas bersama keluarga terkait masalah kesehatan yang dihadapi Edukasi 1. Jelaskan perkembangan dan perilaku yang normal kepada keluarga Kolaborasi 1. Kerjasama dengan tenaga kesehatan terkait lainnya, jika perlu Edukasi Perawatan bayi Observasi 1. Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi Terapeutik 1. Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan 2. Berikan kesempatan untuk bertanya Edukasi 1. Jelaskan manfaat perawatan bayi 2. Ajarkan memandikan bayi dengan memperhatikan suhu ruangan 21-24o C dan dalam waktu 5-10 menit, sehari 2 kali
  • 42. 3. Ajarkan perawatan tali pusat 4. Ajarkan memantau tanda vital bayi 36,5- 37,5 o C 5. Anjurkan menjemur bayi sebelum jam 9 pagi 6. Ajarkan pijat bayi 7. Anjurkan segera mengganti popok jika basah 8. Anjurkan penggunaan pakaian bayi dari bahan katun 9. Anjurkan menyusui sesuai kebutuhan bayi 23 Pola nafas tidak efektif Penyebab  Depresi pusat pernapasan  Hambatan upaya napas  Deformitas dinding dada  Deformitas tulang dada  Gangguan neuromuscular  Gangguan neurologis  Penurunan energy  Obesitas  Posisi tubuh yang menghambat ekspansi paru  Sindrom hipoventilasi  Kerusakan inervasi diafragma SIKI Respirasi : Setelah dilakukan tindakan keperawatan ...x... jam, maka pola nafas tidak efektif menigkat dengan kriteria hasil :  Penggunaan otot bantu nafas menurun  Dispnea menurun  Pemanjangan fase ekspirasi menurun  Frekuensi nafas membaik  Kedalaman nafas membaik SIKI Manajemen jalan nafas 1. Observasi  Monitor pola nafas (frekuensi, kedalaman, usaha nafas)  Monitor bunyi nafas tambahan (mis. Gurgling, mengi, wheezing, ronkhi) 2. Terapeutik  Posisikan semi fowler  Berikan minuman hangat  Berikan oksigen 3. Edukasi  Anjurkan asupan cairan 200 ml/hari,
  • 43.  Cedera pada medulla spinalis  Efek agen farmakologis  Kecemasan Gejala dan tanda mayor Subjektif  Dyspnea Objektif  Penggunaan otot bantu pernafasan  Fase ekspirasi memanjang  Pola nafas abnormal Gejala dan tanda minor Sujektif  Ortopnea Objektif  Pernafasan pursed lips  Pernapasan cuping hidung  Diameter thoraks anterior posterior meningkat  Ventilasi semenit menurun  Kapasitas vital menurun  Tekanan ekspirasi menurun  Tekanan inspirasi menurun  Ekskursi dada berubah Kondisi klinis terkait  Depresi system saraf pusat  Cedera kepala jika tidak kontraindikasi  Ajarkan teknik batuk efektif 4. Kolaborasi  Kolaborasi pemberian bronkodilator, ekspektoran, mukolitik, jika perlu Pemantauan respirasi 1. Observasi  Monitor frekuensi, irama, kedalaman, dan upaya nafas  Monitor pola nafas (seperti bradipnea, takipnea, hiperventilasi, kussmaul, cheyne-stokes, ataksisk)  Monitor saturasi oksigen  Auskultasi bunyi nafas  Palpasi kesimetrisan ekspansi paru  Monitor nilai AGD  Monitor hasil x-ray thoraks 2. Terapeutik  Atur interval pemantauan respirasi sesuai kondisi pasien  Dokumentasikan hasil pemantauan 3. Edukasi  Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan  Informasikan hasil pemantauan, jika
  • 44.  Trauma thoraks  Gullian bare syndrome  Multiple sclerosis  Myasthenia gravis  Stroke  Kuadriplegia 1. Intoksikasi alcohol perlu 24 Risiko Perdarahan Faktor Risiko:  Aneurisma  Gangguan gastrointestinal  Gangguan fungsi hati (mis. Sirosis hepatis)  Komplikasi kehamilan (mis. Ketuban pecah dini, plasenta previa, kehamilan kembar, dll)  Komplikasi pasca partum (mis. Atoni uteri, retensi plasenta)  Gangguan koagulasi  Efek agen farmakologis  Tindakan pembedahan  Trauma  Kurang terpapar informasi tentang pencegahan perdarahan Setelah diberikan asuhan keperawatan selama …x… jam diharapkan Tingkat perdarahan menurun dengan kriteria hasil :  Kelembapan membarane mukosa meningkat  Kelembapan kulit meningkat  Kognitif meningkat  Hemoptisis menurun  Hematemesis menurun  Hematuri menurun  Perdarahan anus menurun  Distensi abdomen menurun  Perdarahan vagina menurun  Perdarahan pasca operasi menurun  Hemoglobin membaik  Hematokrit membaik  Tekanan darah membaik  Denyut nadi apikal membaik Pencegahan perdarahan 1. Observasi a. Monitor tanda dan gejala perdarahan b. Monitor nilai hematokrit/hrmoglobin sebelum dan setelah kehilangan darah c. Monitor tanda-tanda vital ortostatik d. Monitor koagulasi (mis. Prothrombin time, fibrinogen, degradasi fibrin) 2. Terapeutik  Pertahankan bed rest selama perdarahan  Batasi tindakan invasif, jika perlu  Gunkan kasur pencegah dekubitus  Hindari pengukuran suhu rektal  3. Edukasi  Jelaskan tanda dan gejala perdarahan  Anjurkan menggunakan kaus kaki saat
  • 45.  Proses keganasan  Suhu tubuh membaik ambulasi  Anjurkan meningkatkan asupan cairan untuk menghindari konstipasi  Anjurkan menghindari aspirin atau antikoagulan  Anjurkan meningkatkan makanan dan vitamin K  Anjurkan segera lapor segera jika terjadi perdarahan 4. Kolaborasi  Kolaborasi pemberian obat pengontrol perdarahan, jika perlu  Kolaborasi pemberian produk darah, jika perlu  Kolaborasi pemberian pelunak tinja, jika perlu Perawatan area insisi 2. Observasi  Perisa lokasi insisi adanyakemerahan bengkak atau tanda-tanda dehisen atau eviserasi  Monitor penyembuhan area insisi
  • 46.  Monitor tanda dan gejaka-gejala infeksi 3. Terapeutik  Bersihkan area insisi dengan pembersihan yang tepat  Usap area insisi dari area yang bersih menuju area yang kurang bersih.  Berikan salep asepti, jika perlu 4. Edukasi  Ajarkan meminimalkan penekanan pada area insisi  Ajarkan cara merawat area insisi. 25 Risiko perfusi jaringan perifer tidak efektif Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama…x…jam tidak terjadi perfusi jaringan perifer tidak efektif dengan kriteria hasil : SLKI : Status sirkulasi Kriteria hasil: a. Kekuatan nadi mengingkat b. Tekanan systole dan diastole dalam SIKI : Manajemen sensasi perifer a. Periksa perbedaan panas atau dingin b. Monitor perubahan kulit c. Hindari pemakaian benda-benda yang berlebihan suhuhnya (terlalu panas/dingin) d. Anjurkan pemakaian sepatu lembut dan bertumit rendah e. Kolaborasi pemberian analgetik
  • 47. rentang yang diharapkan c. Akral dingin menurun d. Fatigue menurun 26 Risiko Termoregulasi Tidak Efektif Penyebab  Stimulasi pusat termotergulasi hipotalamus  Fluktuasi suhu lingkungan  Proses penyakit (mis. Infeksi)  Proses penuaan  Dehidrasi  Ketidaksesuaian pakaian untuk suhu lingkungan  Peningkatan kebutuhan oksigen  Perubahan laju metabolism  Suhu lingkungan ekstrem  Ketidakadekuatan suplai lemak subkutan  Berat badan ekstrem Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama ... x... menit diharapkan suhu tubuh membaik dengan kriteria hasil : Termoregulasi  Mengigil menurun  Suhu tubuh membaik  Suhu kulit membaik  Takikardi menurun  Bradikardi menurun  Takipnea menurun  Pucat menurun  Kejang menurun  Hipoksia menurun  Tekanan darah membaik  Kadar glukosa darah membaik Edukasi pengukuran suhu tubuh  Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi  Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan  Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan  Dokumentasikan hasil pengukuran suhu  Jelaskan prosedur pengukuran suhu tubuh  Anjurkan terus memegang bahu dan menahan dada saat pengukuran aksila  Ajarkan memilih lokasi pengukuran suhu oral dan aksila  Ajarkan cara meletakkan ujung thermometer dibawah lidak atau di
  • 48.  Efek agen farmakologis Gejala dan tanda mayor Objektif  Kulit dingin / hangat  Menggigil  Suhu tubuh fluktuatif Gejala dan tanda minor Objektif  Piloereksi  Pengisian kapiler >3 detik  Tekanan darah meningkat  Pucat  Frekuensi napas meingkat  Takikardia  Kejang  Kulit kemerahan  Dasar kuku sianotik bagian tengah aksila  Ajarkan cara membaca hasil thermometer raksa dan/atau elektronik Edukasi termotergulasi  Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi  Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan  Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan  Berikan kesempatan untuk bertanya  Ajarkan kompres hangat bila demam  Ajarkan cara pengukuran suhu  Anjurkan penggunaan pakaian yang dapar menyerap keringat  Anjurkan tetap memandikan pasien, jika memungkinkan  Anjurkan pemberian antipiretik, sesuai indikasi  Anjurkan menciptakan lingkungan yang aman
  • 49.  Anjurkan banyak minum  Anjurkan penggunaan pakaian yang longgar  Anjurkan minum analgesic jika merasa pusing  Anjurkan melakukan pemeriksaan darah jika demam > 3 hari. 27 Berat Badan Lebih b.d 1. Kurang aktivitas fisik harian 2. Kelebihan konsumsi gula 3. Gangguan kebiasaan makan 4. Gangguan persepsi makan 5. Kelebihan konsumsi alkohol 6. Penggunaan energi kurang dari asupan 7. Sering mengemil 8. Sering memakan makanan berminyak/berlema 9. Faktor keturunan (misal distribusi jaringan adiposa, pengeluaran Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama.... jam, maka status berat badan dalam batas normal dengan kriteria hasil : 1. Berat badan membaik (normal) 2. Tebal lipatan kulit membaik (berkurang) Indeks massa tubuh (IMT) normal Konseling Nutrisi Observasi : 1. Identifikasi kebiasaan makan dan perilaku makan yang akan diubah 2. Identifikasi kemajuan modifikasi diet secara reguler 3. Monitor intake dan output cairann nilai Hb, tekanan darah, kenaikan berat badan, dan kebiasaan membeli makanan Terapiutik : 1. Bina hubungan terapiutik 2. Sepakati lama waktu pemberian konseling 3. Tetapkan tujuan jangka pendek dan jangka
  • 50. energi, aktivitas lipase lipoprotein, sintesis lipid, lipolisis) 10.Penggunaan makanan formula atau makanan campuran (pada bayi) 11.Asupan kalium rendah (pada anak- anak) 12.Berat badan bertambah cepat 13.Makanan padat sebagai sumber makanan utama pada usia <5 bulan d.d gejala dan tanda Mayor : 1. IMT >25 kg/m2 (pada dewasa) atau berat dan panjang badan lebih dari persentil 95 (anak-anak <2 tahun) atau IMT pada persentil ke 85-95 (pada anak-anak 2-18 tahun) Minor : 1. Tebal lipatan kulit trisep >25 mm panjang yang realistis 4. Gunakan standar nutrisi sesuai program diet dalam mengevaluasi kecukupan asupan makanan 5. Pertimbangkan faktor-faktor yang mempengaruhi pemenuhan kebutuhan gizi (mis, usia, tahap pertumbuhan dan perkembangan, penyakit) Edukasi 1. Informasikan perlunya modifikasi diet 2. Jelaskan program gizi dan persepsi pasien terhadap diet yang diprogramkan Kolaborasi : Rujuk pada ahli gizi Manajemen Berat Badan Observasi : 1. Identifikasi kondisi kesehatan pasien yang dapat mempengaruhi berat badan Terapiutik : 1. Hitung berat badan ideal pasien
  • 51. 2. Hitung persentase lemak dan otot pasien 3. Fasilitasi menentukan target berat badan yang realistis Edukasi : 1. Jelaskan hubungan antara asupan makanan, ativitas fisik, penambahan berat badan penambahan berat badan dan peurunan berat badan 2. Jelaskan faktor risiko berat badan lebih dan berat badan kurang 3. Anjurkan mencatat berat badan setiap minggu, jika perlu 4. Anjurkan melakukan pencatatan asupan makanan, aktivitas fisik dan perubahan berat badan 28 Risiko berat badan lebih Faktor risiko : 1. Kurang aktivitas fisik harian 2. Kelebihan konsumsi gula 3. Gangguan kebiasaan makan 4. Gangguan persepsi makan Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama ........ jam, maka berat badan dalam batas normal dengan kriteria hasil : 1. Berat badan membaik 2. Tebal liptan kulit berkurang 3. Indeks massa tubuh dalam batas Edukasi Diet Observasi : 1. Identifikasi kemampuan pasien dan keluarga menerima informasi 2. Identifikasi tingkat pengetahuan saat ini 3. Identifikasi kebiasaan pola makan saat ini
  • 52. 5. Kelebihan konsumsi alkohol 6. Penggunaan energi kurang dari asupan 7. Sering mengemil 8. Sering memakan makanan berminyak/berlemak 9. Faktor keturunan normal dan masa lalu 4. Identifikasi persepsi pasien dan keluarga tentang diet yang diprogramkan 5. Identifikasi keterbatasan finansial untuk menyediakan makanan Terapiutik : 1. Persiapkan materi, media dan alat peraga 2. Jadwalkan waktu yang tepat untuk memberikan pendidikan kesehatan 3. Berikan kesempatan pasien dan keluarga berencana 4. Sediakan rencana makan tertulis, jika perlu Edukasi : 1. Jelaskan tujuan kepatuhan diet terhadap kesehatan 2. Informasikan makanan yang diperbolehkan dan dilarang 3. Informasikan kemungkinan interaksi obat dan makanan, jika perlu 4. Anjurkan mempertahankan posisi semi
  • 53. fowler 20 – 30 menit setelah makan 5. Anjurkan mengganti bahan makanan sesuai dengan diet yang diprogramkan 6. Anjurkan melakukan olahraga sesuai toleransi 7. Ajarkan cara membaca label dan memilih makanan yang sesuai 8. Ajarkan cara merencanakan makanan sesuai program Kolaborasi : Rujuk ke ahli gizi dan sertakan keluarga, jika perlu 29 Risiko defisit nutrisi Faktor risiko : 1. Ketidakmampuan menelan makanan 2. Ketidakmampuan mencerna makanan 3. Ketidakmampuan mengabsorbsi nutrien 4. Peningkatan kebutuhan Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama ........ jam, maka status nutrisimembaik dengan kriteria hasil : 1. Kekuatan otot pengunyah meningkat 2. Kekuatan otot menelan meningkat 3. Serum albumin meningkat 4. Ungkapan keinginan untuk meningkat nutrisi meningkat Manajemen Gangguan Makan Observasi : 1. Monitor asupan dan keluarnya makanan dan cairan serta kebutuhan kalori Terapiutik : 1. Timbang berat badan secara rutin 2. Diskusikan perilaku makanan dan jumlah aktivitas fisik (termasuk olahraga) yang
  • 54. metabolisme 5. Faktor ekonomi (misal, finansial tidak mencukupi) 6. Faktor psikologis (misal, stres, keengganan untuk makan) 5. Pengetahuan tentang pilihan makanan/minuman yang sehat meningkat 6. Pengetahuan tentang standar asupan nutrisi yang tepat meningkat 7. Penyiapan dan penyimpanan makanan/ minuman yang aman meningkat 8. Sikap terhadap makanan/minuman sesuai dengan tujuan kesehatan meningkat 9. Perasaan cepat kenyang menurun 10. Sariawan menurun 11. Rambut rontok menurun 12. Diare menurun 13. Berat badan membaik 14. Nafsu makan membaik 15. Bising usus membaik 16. Index massa tubuh membaik 17. Tebal lipatan kulit triceps membaik 18. Membran mukosa 19. Frekuensi makan membaik sesuai 3. Laukan kontrak perilaku (misal, target berat badan, tanggungjawab perilaku) 4. Berikan penguatan positif terhadap keberhasilan target dan perubahan perilaku 5. Berikan konsekuensi jika tidak mencapai target sesuai kontrak 6. Rencanakan program pengobatan untuk perawatan dirumah Edukasi : 1. Anjurkan membuat catatan harian tentang perasaan dan situasi pemicu pengeluaran makanan (misal, pengeluaran yang disengaja, muntah, aktivitas berlebih) 2. Ajarkan pengaturan diet yang tepat 3. Ajarkan keterampilan koping untuk penyelesaian masalah perilaku makan Kolaborasi : Kolaborasi dengan ahli gizi tentang target berat badan, kebutuhan kalori dan pilihan
  • 55. makanan 30 Risiko Ketidakseimbangan Cairan:Berisiko mengalami penurunan, peningkatan, atau percepatan perpindahan cairan dari intravaskuler, interstisial atau intravaskuler Faktor Risiko □ Prosedur pembedahan mayor □ Trauma/ perdarahan □ Luka bakar □ Aferesis □ Asites □ Obstruksi intestinal □ Peradangan pankreas □ Penyakit ginjal dan kelenjar □ Disfungsi intestinal Kondisi Klinis Terkait □ Prosedur pembedahan mayor □ Penyakit ginjal dan kelenjar □ Perdarahan □ Luka bakar Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama … x 24 jam maka keseimbangan cairan meningkat dengan kriteria hasil: □ Asupan cairan meningkat □ Haluaran urin meningkat □ Keseimbangan membran mukosa □ Asupan makanan meningkat □ Tidak terjadi Edema □ Tidak ada Dehidrasi □ Tekanan darah normal □ Denyut nadi radial normal □ Tekanan arteri rata-rata □ Membran mukosa lembab □ Mata tidak cekung □ Turgor kulit < 2 detik □ Berat badanmeningka Manajemen Cairan Observasi □ Monitor status hidrasi (mis, frekuensi nadi, kekuatan nadi, akral, pengisian kapiler, kelembaban mukosa, turgor kulit, tekanan darah) □ Monitor berat badan harian □ Monitor berat badan sebelum dan sesudah dialisis □ Monitor hasil pemeriksaan laboratorium (mis, hematokrit, Na, K, Cl, berat jenis urine, BUN) □ Monitor status hemodinamik (mis, MAP, CVP, PAP, PCWP jika tersedia) Terapeutik □ Catat intake output dan hitung balans cairan 24 jam □ Berikan asupan cairan, sesuai kebutuhan □ Berikan cairan intravena, jika perlu Kolaborasi □ Kolaborasi pemberian diuretik, jika perlu Pemantauan Cairan Observasi □ Monior frekuensi dan kekuatan nadi □ Monitor frekuensi napas □ Monitor tekanan darah □ Monitor berat badan □ Monitor waktu pengisian kapiler □ Monitor elastisitas turgor kulit
  • 56. □ Monitor jumlah, warna dan berat jenis urine □ Monitor kadar albumin dan protein total □ Monitor pemeriksaan serum (mis, osmolaritas serum, hematokrit, natrium, kalium, BUN) □ Monitor intake dan output cairan □ Identifikasi tanda- tanda hipovolemia (mis, frekuensi nadi meningkat, nadi teraba lemah, tekanan darah menurun, tekanan nadi menyempit, turgor kulit menurun, membran mukosa kering, volume urine menurun, hematokrit meningkat, haus, lemah, konsentrasi urine meningkat, berat badan menurun dalam waktu singkat) □ Identifikasi tanda- tanda hipervolemia (mis, dispnea, edema perifer, edema anasarka, JVP menigkat, CVP menigkat, refleks hepatojugular positif, berat badan menurun dalam waktu singkat) □ Identifikasi faktor risiko ketidakseimbangan cairan (mis, prosedur pembedahan mayor, trauma/perdarahan, luka bakar, aferesis, obstruksi intestinal, peradangan pankreas, penyakit ginjal dan kelenjar, disfungsi intestinal) Terapeutik □ Atur interval waktu pemantauan sesuai dengan kondisi pasien □ Dokumentasikan hasil pemantauan
  • 57. Edukasi □ Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan □ Informasikan hasil pemantauan, jika perlu 31 Termoregulasi Tidak Efektif Definisi : Kegagalan mempertahankan suhu tubuh dalam rentang normal. Penyebab :  Stimulasi pusat termoregulasi hipotalamus  Fluktuasi suhu lingkungan  Proses penualot (mis. Infeksi)  Proses penuaan  Dehidrasi  Ketidaksesuaian pakaian untuk suhu lingkungan  Peningkatan kebutuhan oksigen  Perubahan laju metabolisme Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama ... x 24 jam. Diharapkan termoregulasi tidak efektif pasien dapat teratasi dengan kriteria hasil : Termoregulasi  Pasien tidak menggigil  Wajah pasien tidak pucat  Pasien tidak kejang  Tidak ada kulit kemerahan  Suhu tubuh pasien normal  Tekanan darah normal Regulasi Temperatur Observasi  Monitor suhu tubuh anak sampai stabil (36,5C – 37,5C)  Monito suhu tubuh anak tiap dua jam, jika perlu  Monitor tekanan darah, frekuensi pernapasan dan nadi  Monitor warna dan suhu kulit  Monitor dan catat tanda dan gejala hipotermia dan hipertermia Terapeutik  Pasang alat pemantau suhu kontinu, jika perlu  Tingkatkan asupan cairan dan nutrisi yang adekuat
  • 58.  Suhu lingkungan ekstrem  Ketidakadekuatan suplai lemak subkutan  Berat badan ekstrem  Efek agen farmakologis (mis. Sedasi) Gejala dan Tanda Mayor: Subjektif : - Objektif  Kulit dingin / hangat  Menggigil  Suhu tubuh fluktuatif Gejala dan Tanda Minor Subjektif : - Objektif :  Piloreksi  Pengisian kapiler > 3 detik  Taknan darah meningkat  Pucat  Sesuaikan suhu lingkungan dengan kebutuhan pasien Edukasi  Jelaskan cara pencegahan hipotermia karena terpapar udara dingin Kolaborasi  Kolaborasi pemberian antipiretik, jika perlu. Pemantauan Cairan Observasi  Monitor Nadi, RR dan TD  Monitor berat badan  Monitor elastisitas atau turgor kulit  Monitor jumlah, warna dan berat jenis urine  Monior intake dan output cairan  Identifikasi faktor risiko ketidakseimbangan cairan Terapeutik
  • 59.  Frekuensi napas meningkat  Takikardia  Kejang  Kulit kemerahan  Dasar kuku sianosis  Atur interval waktu pemantauan sesuai dengan kondisi pasien  Dokumentasikan hasil pemantuan Edukasi  Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan  Informasikan hasil pemantauan, jika perlu.