Kurikulum mempunyai kedudukan sentral dalam seluruh proses pendidikan. Kurikulum mengarahkan segala bentuk aktivitas pendidikan demi tercapainya tujuan-tujuan pendidikan, kurikulum juga merupakan suatu rencana pendidikan yang member pedoman atau pegangan dalam proses kegiatan belajar mengajar. Kurikulum yang baik harus selalu berubah dari waktu kewaktu sesuai dengan perkembangan jaman. Oleh karena itu, calon guru harus menguasai teori pengembangan kurikulum bahkan mampu mempraktekkan dan menerapkan dalam penyelenggaraan pendidikan.
motivasi adalah suatu dorongan atau hasrat kemauan yang menggerakkan seseorang bertingkah laku untuk melaksanakan kegiatan belajar dalam rangka mencapai tujuan. Dengan adanya dorongan, maka motivasi belajar erat kaitannya dengan tujuan yang akan dicapai sehingga seseorang mampu menumbuhkan semangat belajar mereka demi tujuan-tujuan baru yang hendak dicapai. Timbulnya kegiatan belajar biasanya didorong oleh sesuatu atau beberapa keinginan, hasrat, kemauan atau kebutuhan. Dengan demikian tampaklah betapa pentingnya motivasi belajar di dalam diri setiap siswa.
Vaikundarajan Celebrates International Yoga DayVaikundarajan S
Since its origin in India over 5000 years ago, Yoga has been practiced by generations. It is a physical, mental and spiritual practice followed across the world. “The purpose of yoga is to relieve oneself from stress and transform body and mind,” explains Vaikundarajan.
The United Nations General Assembly declared 21st June as the International Day of Yoga. The call was initially made by Indian Prime Minister Mr. Narendra Modi during his address to UN General Assembly.
Kurikulum mempunyai kedudukan sentral dalam seluruh proses pendidikan. Kurikulum mengarahkan segala bentuk aktivitas pendidikan demi tercapainya tujuan-tujuan pendidikan, kurikulum juga merupakan suatu rencana pendidikan yang member pedoman atau pegangan dalam proses kegiatan belajar mengajar. Kurikulum yang baik harus selalu berubah dari waktu kewaktu sesuai dengan perkembangan jaman. Oleh karena itu, calon guru harus menguasai teori pengembangan kurikulum bahkan mampu mempraktekkan dan menerapkan dalam penyelenggaraan pendidikan.
motivasi adalah suatu dorongan atau hasrat kemauan yang menggerakkan seseorang bertingkah laku untuk melaksanakan kegiatan belajar dalam rangka mencapai tujuan. Dengan adanya dorongan, maka motivasi belajar erat kaitannya dengan tujuan yang akan dicapai sehingga seseorang mampu menumbuhkan semangat belajar mereka demi tujuan-tujuan baru yang hendak dicapai. Timbulnya kegiatan belajar biasanya didorong oleh sesuatu atau beberapa keinginan, hasrat, kemauan atau kebutuhan. Dengan demikian tampaklah betapa pentingnya motivasi belajar di dalam diri setiap siswa.
Vaikundarajan Celebrates International Yoga DayVaikundarajan S
Since its origin in India over 5000 years ago, Yoga has been practiced by generations. It is a physical, mental and spiritual practice followed across the world. “The purpose of yoga is to relieve oneself from stress and transform body and mind,” explains Vaikundarajan.
The United Nations General Assembly declared 21st June as the International Day of Yoga. The call was initially made by Indian Prime Minister Mr. Narendra Modi during his address to UN General Assembly.
Tema 4 del temario del módulo de Citología ginecológica del CFGS de Anatomía Patológica y Citodiagnóstico: Análisis de extensiones cérvico-vaginales en patología benigna no tumoral
1. Rumusan Masalah
a. Apa Pengertian Pendidikan.
b. Apa Pengertian SDM.
c. Bagaimana Peran dan Fungsi SDM dalam Pendidikan.
d. Kenapa SDM Penting dalam Pendidikan.
2. Tujuan
a. Untuk mengetahuai pengertian pendidikan.
b. Untuk mengetahui pengertian SDM.
c. Untuk mengetahui peran dan Fungsi SDM dalam pendidikan.
d. Untuk mengetahui pentingnya SDM dalam pendidikan
1. Pengertian Pendidikan
Batasan pengertian pendidikan yang dikemukakan para ahli tergantung dari sudut pandang yang dipergunakan dalam arti memberi pendidikan. Sudut pandang ini dapat bersumber dari aliran falsafah, pandangan hidup, ataupun ilmu-ilmu lain yang berkaitan dengan tingkah laku manusia.
1. Secara umum dan mendasar Driyarkara mengatakan bahwa: pendidikan adalah upaya memanusiakan manusia muda. Pengangkata manusia ketaraf insaniitulah yang disebut mendidik. Pendidikan adalah pemanusiaan manusia muda (Ditjen, 1983/1984 : 19).
2. Pengertian dalam Dictionary of Education menyebutkan bahwa pendidikan ialah proses dimana seseorang mengembangkan kemampuan sikap dan bentuk-bentuk tingkah laku lainnya didalam masyarakat dimana ia hidup, proses sosial dimana orang dihadapkan pada pengaruh lingkungan yang terpilih dan terkontrol (khususnya yang datang dari sekolah), sehingga dia dapat memperoleh atau mengalami perkembangan kemampuan sosial dan kemampuan individu yang optimum (Ditjen, Dikti, 1983/1984 : 19).
3. Crow and Crow menyebut pendidikan adalah proses yang berisi berbagai macam kegiatan yang cocok bagi individu untuk kehidupan sosialnya dan mampu meneruskan adat dan budaya serta kelembagaan sosial dari generasi ke generasi (Suprapto, 1975).
4. John Dewey dalam bukunya Democracy and Education menyebutkan bahwa proses tersebut berupa pengajaran dan bimbingan, bukan paksaan, yang terjadi didalam interakasi dengan masyarakat. Selanjutnya ia kemukakan mahwa: “in social situation the young have to refer their way of acting to what others are doing and make it fit in. This direct their action to a common result, and gives an understanding common to the participatants ”. Kalau Crow and Crow dan John Dewey memberikan arti pendidikan ditinjau dari segi kehidupan sosial, yang meneropong hubungan antara individu dengan masyarakat.
5. Ki Hajar Dewantara dalam Kongres Teman Siswa yang pertama pada tahun 1930 menyebutkan: pendidikan umumnya bererti daya upaya untuk memajukan bertumbuhnya budi pekerti (kekuatan batin, karakter), pikiran (intelek), dan tubuh anak; dalam Taman Siswa tidak boleh dipisah-pisahkan bagian-bagian itu agar supaya kita dapat memajukan kesempurnaan hidup, kehidupan dan penghidupan anak-anak yang kita didik selaras dengan dunianya.
Makalah komprehensif Perkembangan Koqnitif Anak Usia DiniSoga Biliyan Jaya
Pendidikan menjadi salah satu kebutuhan pokok manusia yang harus dipenuhi, yang mempunyai tujuan tinggi dari sekedar untuk tetap hidup, sehingga manusia menjadi lebih terhormat dan mempunyai kedudukan yang lebih tinggi daripada yang tidak berkependidikan.
Pendidikan bertujuan untuk terus menerus mengadakan perubahan dan pembaharuan. Untuk pembangunan di bidang pendidikan, harus mengupayakan perluasan dan pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan yang bermutu tinggi bagi seluruh rakyat Indonesia menuju manusia Indonesia yang berkualitas tinggi dengan peningkatan anggaran pendidikan secara berarti, memberdayakan lembaga pendidikan baik sekolah maupun luar sekolah sebagai pusat pembudayaan nilai, sikap dan kemampuan serta meningkatkan partisipasi keluarga dan masyarakat yang didukung oleh sarana dan prasarana yang memadai, Meningkatkan kualitas lembaga pendidikan yang diselenggarakan baik oleh masyarakat maupun pemerintah untuk memantapkan sistem pendidikan yang efektif dan efisien dalam menghadapi ilmu pengetahuan, teknologi dan seni
Perkembangan didefinisikan sebagai kemajuan menuju kedewasaan. Perkembangan anak atau peserta didik amerupakan sebuah perubahan secara bertahap dalam kemampuan, emosi, dan keterampillan yang berlangsung hingga mencapai usia tertentu. perkembangan dapat diartikan sebagai “perubahan yang progresif dan kontiyu (berkesinambungan) dalam diri individu dari lahir mulai sampai mati”. Pengertian lain dari perkembangan adalah “perubahan-perubahan yang dialami individu atau organisme menuju tingkat kedewasaannya atau kematangannya (maturation) yang berlangsung secara sistematis, progresif, dan berkesinambungan, baik menyangkut fisik (jasmani) maupun psikis (rohani).
setiap hewan memiliki pola pertahanan diri yang berbeda-beda. Ada yang berupa senjata untuk melawan musuh atau predator ada juga yang memiliki pola pertahanan diri agar dapat menyesuaikan diri dengan dengan lingkungan agar dapat tetap hidup.
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Konsep psh
1. PENGANTAR PENDIDIKAN
KONSEP PENDIDIKAN SEUMUR HIDUP
OLEH
YUSTINUS VICTOR RIANUS BURA
KADEK FERA MEGANTARI
KETUT DARMAYANTI
NI PUTU DWI ARENA
ESTIANA MAYA BILI
AGUSTINUS HANDI
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR
2016
2. BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Pendidikan nasional kita adalah mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta
peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan
untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan
menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Pendidikan seumur hidup (PSH) adalah sebuah sistem konsep-konsep pendidikan yang
menerangkan keseluruhan peristiwa kegiatan belajar-mengajar yang berlangsung dalam
keseluruhan kehidupan manusia. Pendidikan seumur hidup tidak diartikan sebagai pendidikan
orang dewasa, tetapi mencakup dan memadukan semua tahap pendidikan (pendidikan anak usia
dini, pendidikan dasar, pendidikan menengah, pend. tinggi) dan jenis pendidikan. Asas
pendidikan seumur hidup merumuskan bahwa proses pendidikan merupakan suatu proses
berkelanjutan yang bermula sejak seseorang dilahirkan hingga meninggal dunia
1.2 RUMUSAN MASALAH
Dalam makalah ini, penulis akan membahas tentang “pendidikan seumur hidup” yang
dibatasi oleh beberapa masalah seperti berikut :
1.2.1.Bagaimana konsep pendidikan seumur hidup ?
1.2.2. Ada berapa macam klasifikasi pendidikan ?
1.2.3. Bagaimana pentingnya pendidikan seumur hidup dalam bebagai perspektif ?
1.2.4. Kearah mana pendidikan seumur hidup di terapkan ?
1.2.5. Apa implikasi dari pendidikan seumur hidup pada program pendidikan ?
3. 1.3 TUJUAN
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah :
1.3.1. Mengetahui konsep pendidikan seumur hidup.
1.3.2. Mengetahui klasifikasi pendidikan.
1.3.3. Mengetahui pentingnya pendidikan seumur hidup.
1.3.4. Mengetahui arah pendidikan seumur hidup yang akan diterapkan.
1.3.5. Mengetahui implikasi dari pendidikan seumur hidup.
4. BAB II
PEMBAHASAN
2.1 KONSEP PENDIDIKAN SEUMUR HIDUP
pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang
dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan yang sesuai
prosedur pendidikan itu sendiri..Konsep pendidikan seumur hidup mulai di masyarakat melalui
kebijaksanaan negara yang menetapkan prinsip-prinsip pembangunan nasional.Konsep
pendidikan seumur hidup merumuskan suatu asas bahwa pendidikan adalah suatu proses yang
terus menerus dari bayi sampai meninggal dunia.
Asas pendidikan seumur hidup merumuskan bahwa proses pendidikan merupakan suatu
proses kontinu yang bermula sejak seseorang dilahirkan hingga meninggal dunia. Menurut
GBHN 1978 dinyatakan bahwa pendidikan berlangsung seumur hidup dan dilaksanakan di
dalam lingkungan rumah tangga, sekolah, dan masyarakat sehingga pendidikan seumur hidup
merupakan tanggung jawab keluarga, masyarakat dan pemerintah.
Pembahasan tentang konsep pendidikan seumur hidup ini akan diuraikan dalam dua
bagian yaitu ditinjau dari dasar teoritis dan dasar yuriditisnya :
2.1.1 Dasar Teoritis
Konsep pendidikan seumur hidup ini pada mulanya dikemukakan oleh filosof dan pendidik
Amerika yang sangat terkenal yaitu John Dewey. Kemudian dipopulerkan oleh Paul Langrend
melalui bukunya : An Introduction to Life Long Education. Menurut John Dewey, pendidikan itu
menyatu dengan hidup. Oleh karena itu pendidikan terus berlangsung sepanjang hidup sehingga
pendidikan itu tidak pernah berakhir.Konsep ppendidikan seumur hidup merumuskan suatu asas
bahwa pendidikan adalah suatu proses yang terus-menerus (kontinu) dari bayi sampai meninggal
dunia.
2.1.2 Dasar Yuridis
Konsep pendidikan seumur hidup di Indonesia mulai dimasyarakatkan melalui kebijakan
negara yaitu melalui :
5. 1) Ketetapan MPR No. IV/MPR/1973 JO TAP. NO. IV/MPR/1978 tentang GBHN
menetapkan prinsip-prinsip pembangungan nasional, antara lain :
a) pembangunan nasional dilaksanakan dalam rangka pembangunan manusia Indonesia
seutuhnya dan pembangunan seluruh rakyat Indonesia (Arah Pembangunan Jangka
Panjang)
b) Pendidikan berlangsung seumur hidup dan dilaksanakan dalam keluarga (rumah
tangga), sekolah dan masyarakat. Karena itu, pendidikan adalah tanggung jawab
bersama antara keluarga, masyarakat dan pemerintah (Bab IV GBHN Bagian
Pendidikan).
2) UU No. 2 Tahun 1989 Pasal 4 sebagai berikut :
“Pendidikan nasional bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan
mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan
dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri,
serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan”.
3) Di dalam UU Nomor 2 Tahun 1989, penegasan tentang pendidikan seumur hidup,
dikemukakan dalam Pasal 10 Ayat (1) yang berbunyi : “penyelenggaraan pendidikan
dilaksanakan melalui dua jalur, yaitu pendidikan luar sekolah dalam hal ini termasuk di
dalamnya pendidikan keluarga, sebagaimana dijelaskan pada ayat (4), yaitu : “pendidikan
keluarga merupakan bagian dari jalur pendidikan luar sekolah yang diselenggarakan
dalam keluarga dan yang memberikan agama, nilai budaya, nilai moral dan
keterampilan”.
2.2 KLASIFIKASI PENDIDIKAN
Di dalam UU Republik Indonesia No.2 Tahun 1989 tentang sistem Pendidikan
Nasional Pasal 10 Ayat (1), pendidikan itu hanya dibagi dua, yaitu pendidikan sekolah dan
pendidikan luar sekolah. Pendidikan luar sekolah dibagi pula yang dilembagakan dan yang
tidak dilembagakan.
6. Dalam konsep pendidikan seumur hidup pendidkan sekolah, pendidikan luar sekolah
yang dilembagakan, dan yang tidak dilembagakan saling mengisi dan saling memperkuat.
Philip H. coombs mengklasifikasikan pendidikan ke dalam tiga bagian, yaitu pendidikan
informal (pendidikan luar sekolah yang tidak dilembagakan) pendidikan formal (pendidikan
sekolah) pendidikan non-formal (pendidikan luar sekolah yang dilembagakan). Kata-kata
“pendidikan luar sekolah yang tidak dilembagakan”,”pendidikan sekolah”,dan “pendidikan
sekolah yang dilembagakan” merupakan istilahyang digunakan dalam UU sistem
Pendidikan Nasional diatas.
2.2.1 Pendidikan luar sekolah yang tidak dilembagakan
pendidikan luar sekolah yang tidak dilembagakan adalah proses pendidikan yang
diperoleh seseorang dari pengalaman sehari-hari dengan sadar atau tidak sadar, pada
umumnyatidak teratur dan tidak sistematis, sejak seseorang lahir sampai mati, seperti di
dalam keluarga, tetangga, pekerjaan, hiburan, pasar, atau didalam pergaulan sehari-
hari.Walaupun demikian, pengaruhnya sangat besar dalam kehidupan seseorang, karena
dalam kebanyakan masyarakat pendidiakan luar sekolah yang tidak dilembagakan
berperan penting melalui keluaga, masyarakat dan pengusaha.
2.2.2 Pendidikan sekolah
pendidikan sekolah adalah pendidikan di sekolah, yang teratur, sistematis,
mempunyai jenjang dan yang dibagi melalui waktu-waktu tertentu yang berlangsung dari
taman kanak-kanak sampai perguruan tinggi.Akan tetapi, saat ini sekolah bukan satu-
satunya tempat bagi setiap orang untuk belajar. Namun, kita menyadari bahwa sekolah
merupakan tempat dan periode yang sangat strategis bagi pemerintah dan masyarakat
untuk membina seseorang untuk membina dalam menghadapi masa depannya.
2.2.3 Pendidikan luar sekolah yang dilembagakan
pendidikan luar sekolah yang dilembagakan adalah semua bentuk pendidikan
yang diselenggarakan dengan sengaja, tertib, terarah dan berencana di luar kegiatan
persekolahan. Dalam hal ini, tenaga pengajar, fasilitas, cara penyampaian, dan waktu
yang dipakai, serta komponen-komponen lainnya yang disesuaikan dengan keadaan
peserta, atau peserta didik supaya mendapatkan hasil yang memuaskan.Pendidikan luar
sekolah yang dilembagakan bersifat fungsional dan praktis, serta pendekatannya lebih
fleksibel.
7. 2.3 PENDIDIKAN SEUMUR HIDUP DALAM BERBAGAI PERSPEKTIF
Dasar pemikiran yang menyatakan bahwa long life education adalah sangat
penting. Dasar pemikiran tersebut ditinjau dari berbagai aspek, diantaranya adalah
sebagai berikut :
2.3.1 Tinjauan Ideologis
Pendidikan seumur hidup atau life long education akan memungkingkan
seseorang mengembangkan potensi-potensinya sesuai dengan kebutuhan hidupnya, sebab
pada dasarnya semua manusia dilahirkan ke dunia mempunyai hak sama, khususnya
untuk mendapatkan pendidikan dan peningkatan pengetahuan dan keterampilannya
(skill).
2.3.2 Tinjauan Ekonomis
Melalui pendidikan, merupakan cara paling efektif untuk keluar dari suatu
lingkaran yang menyeret kepada kebodohan dan kemelaratan. Pendidikan seumur hidup
dalam konteks ini memungkingkan seseorang untuk :
1. Meningkatkan produktifitasnya
2. Memelihara dan mengembangkan sumber-sumber daya dimilikinya
3. Memungkinkan hidup dalam lingkungan yang lebih sehat dan menyenangkan
4. Memiliki motivasi dalam mengasuh dan mendidik anak-anaknya secara tepat,
sehingga pendidikan keluarga menjadi sangat penting dan besar artinya.
5. Tinjauan Sosiologis
Pada umumnya di negara-negara sedang berkembang ditemukan masih
banyaknya para orang tua yang kurang menyadari akan pentingnya pendidikan formal
bagi anak-anaknya. Oleh karena itu, banyak anak-anak mereka yang kurang mendapatkan
pendidikan formal, putus sekolah atau tidak bersekolah sama sekali. Dengan demikian
pendidikan seumur hidup kepada orang akan merupakan solusi dari masalah tersebut.
8. 2.3.3 Tujuan Filosofis
Di negara demokrasi, menginginkan seluruh rakyat menyadari pentingnya hak
memilih dan memahami fungsi pemerintah, DPR, MPR dan sebagainya.
2.3.4 Tinjauan Teknologis
Di era globalisasi seperti sekarang ini, tampaknya dunia dilanda oleh eksplosi
ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) dengan berbagai produk yang dihasilkannya.
Semua orang, tak terkecuali para pendidik, sarjana, pemimpin dan sebagainya dituntut
selalu memperbaharui pengetahuan dan keterampilannya seperti apa yang terjadi di
negara maju.
2.3.5 Tinjauan Psikologis dan Padagogis
Perkembangan IPTEK sangat pesat mempunyai dampak dan pengaruh besar
terhadap berbagai konsep, teknik dan metode pendidikan.Disamping itu, perkembangan
tersebut juga makin luas, dalam dan kompleks, yang menyebabkan ilmu pengetahuan
tidak mungkin lagi diajarkan seluruhnya kepada anak didik di sekolah.
Oleh karena itu, tugas pendidikan jalur sekolah yang utama sekarang ialah
mengajarkan bagaimana cara belajar, menanamkan motivasi yang kuat dalam diri anak
untuk belajar terus sepanjang hidupnya, memberikan skill kepada anak didik secara
efektif agar dia mampu beradaptasi dalam masyarakat yang cenderung berubah secara
cepat. Berkenaan dengan itulah, perlu diciptakan suatu kondisi yang merupakan aplikasi
asas pendidikan seumur hidup atau lifelong education.
Demikian keadaan pendidikan seumur hidup yang dilihat dari berbagai aspek dan
pandangan.Sebagai pokok dalam pendidikan seumur hidup adalah seluruh individu harus
memiliki kesempatan yang sistematik, terorganisisr untuk belajar disetiap kesempatan
sepanjang hidup mereka.Semua itu adalah tujuan untuk menyembuhkan kemunduran
pendidikan sebelumnya, untuk memperoleh skill yang baru, untuk meningkatkan
9. keahlian mereka dalam upaya pengertian tentang dunia yang mereka tempati, untuk
mengembangkan kepribadian dan tujuan-tujuan lainnya.
2.4 ARAH PENDIDIKAN SEUMUR HIDUP
Pada umumnya pendidikan seumur hidup diarahkan pada orang-orang dewasa dan
pada anak-anak dalam rangka penambahan pengetahuan dan keterampilan mereka yang
sangat dibutuhkan di dalam hidup.
2.4.1 Pendidikan seumur hidup kepada orang dewasa
Sebagaimana generasi penerus, kaum muda/dewasa membutuhkan pendidikan
seumur hidup ini dalam rangka pemenuhan “self interest” yang merupakan tuntunan
hidup mereka sepanjang masa.Diantara self interest tersebut, kebutuhan akan baca tulis
bagi mereka umumnya dan latihan kleterampilan bagi para pekerja, sangat membantu
mereka untuk menghadapi situasi dan persoalan-persoalan penting yang merupakn kunci
keberhasilan.
2.4.2 Pendidikan seumur hidup bagi anak
Pendidikan seumur hidup bagi anak, merupakan sisis lain yang perlu memperoleh
perhatian dan pemenuhan olah karena anak akan menjadi “ tampat awal” bagi orang
dewasa nantinya dengan segala kelebihan dan kekurangannya.
Pengetahuan dan kemampuan anak, memberi peluang yang besar bagi pembangunan
pada masa dewasa dan pada gilirannya masa dewasanya menanggung beban hidup yang
lebih ringan.
Proses pendidikan menekankan pada metodologi yang mengajar oleh karena pada
dasarnya pada diri anak harus tertanam kunci belajar dan kepribadian belajar yang kuat.
Program kegiatan disusun mulai peningkatan kecakapan baca tulis, keterampilan dasar
dan mempertinggi daya pikir anak, sehingga memungkinkan anak terbiasa untuk belajar,
berpikir kritis dan mempunyai pandangan kehidupan yang dicita-citakan pada masa yang
akan datang.
10. 2.5 IMPLIKASI PENDIDIKAN SEUMUR HIDUP PADA PROGRAM
PENDIDIKAN
Implikasi diartikan sebagai akibat langsung atau konsekuaensi dari suatu
keputusan tentang pelaksanaaan pendidikan seumur hidup.Menurut W.P Guruge dalam
buku Toward Better Educational Management, implikasi pendidikan seumur hidup pada
program pendidikan adalah :
2.5.1 Pendidikan baca tulis fungsional
Pendidikan baca tulis sangatlah penting bagi masyarakat, baik negara maju
maupun negara berkembang. Realisasi baca tulis fungsional memuat :
a. Memberikan kecakapan membaca, menulis, menghitung (3M) yang fungsional bagi
anak didik.
b. Menyediakan bahan-bahan bacaan yang diperlukan untuk mengembangkan lebih lanjut
kecakapan yang telah dimilikinya tersebut.
2.5.2 Pendidikan vokasional
Pendidikan vokasional sebagai program pendidikan di luar sekolah bagi anak di
luar batas usia sekolah atau sebagai program pendidikan formal dan non formal dalam
rangka ‘apprentice ship training merupakan salah satu program dalam pendidikan seumur
hidup. Namun pendidikan vokasional tidak boleh dipandang sebagai jalan pintas tetapi
tetap dilaksanakan secara kontinu.
2.5.3 Pendidikan professional
Sebagai realisasi pendidikan seumur hidup, dalam tiap profesi hendaklah tercipta
built in mechanism yang memungkinkan golongan profesional terus mengikuti berbagai
kemajuan dan perubahan menyangkut metodologi, perlengkapan, terminologi, dan sikap
profesionalnya.
11. 2.5.4 Pendidikan ke arah perubahan dan pembangunan
Pendidikan bagi anggota masyarakat dari berbagai golongan usia agar mereka
mampu mengikuti perubahan sosial dan pembangunan juga merupakan konsekuensi
penting dari asas pendidikan seumur hidup.
2.5.5 Pendidikan kewarganegaraan dan kedewasaan politik
Pendidikan kewarganegaraan dan kedewasaan politik perlu diberikan dalam
pendidikan seumur hidup bagi kehidupan berbangsa dan bernegara baik menjadi rakyat
maupun pimpinan.
2.5.6 Pendidikan kultural dan pengisian waktu senggang
Pendidikan kultural dan pengisian waktu senggang perlu diberikan secara
konstruktif sebagai bagian konsep long life education. Dengan cara ini waktu senggang
dapat dimanfaatkan berbasis budaya yang baik sehingga pendidikan seumur hidup dapat
berjalan menyenangkan.
12. BAB III
PENUTUP
3.1 SIMPULAN
Dari pembahasan Konsep Pendidikan Seumur Hidup Konsep pendidikan seumur hidup
merumuskan suatu asas bahwa pendidikan adalah suatu proses yang terus menerus dari bayi
sampai meninggal dunia. Dasar pemikiran konsep pendidikan seumur hidup dapat ditinjau dari
berbagai segi yaitu tinjauan ideologis, ekonomis, sosiologis, politis, teknologis, psikologis dan
pedagogis.
Implikasi bidang pendidikan meliputi implikasi program pendidikan yang terdiri dari
pendidikan baca tulis, pendidikan kejuruan, pendidikan profesional, pendidikan ke arah
perubahan dan pengembangan, pendidikan kewarganegaraan dan kedewasaan politik, perubahan
kultural dan pengisian waktu luang. Arah Pendidikan Seumur Hidup meliputi pendidikan seumur
hidup kepada orang dewasa dan pendidikan seumur hidup kepada anak.
3.2 SARAN
Konsep pendidikan seumur hidup diharapkan akan mengubah pandangan masyarakat
bahwa pendidikan bukan hanya belajar di sekolah formal saja, melainkan dapat dilakukan
dimana saja dan kapan saja, misalnya di lingkungan keluarga dan masyarakat. Untuk mendukung
konsep tentang pendidikan seumur hidup dibutuhkan peran aktif dari masyarakat dan
pemerintah, sehingga konsep pendidikan seumur hidup dapat terealisasikan dengan baik.
13. DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2012. Pendidikan Seumur Hidup.
http://plsbersinergi.blogspot.com/2012/12/psh-konsep-dasar-ps.html (diakses 23 Maret 2016)
Maya dyah. 2013. Pendidikan Sepanjang Hayat.
http://dyahmayarikawati.blogspot.com/2013/12/makalah-pendidikan-sepanjang-hayat.html?m=1
(diakses 1 April 2016)
Suchodolski(1976). Budaya dan Pendidikan. Ditejemahkan oleh
http://blog.unsri.ac.id/riski02/pengantar-pendidikan-/pendidikan-seumur-hidup/mrdetail/14530/
diposting oleh Rizki Amalia (diakses 1 april 2016)
Mudyahardho, Redja. 2006. Filsafat Ilmu Pendidikan. Bandung: Remaja Rosda Karya.