3. Definisi harta
Menurut kamus dewan bahasa :
Harta ialah barang-barang berharga seperti rumah,tanah,bangunan dan lain-lain yang
dimiliki
Oleh orang,perseorangan,syarikat atau pertubuhan
Dalam bahasa Arab, harta atau”Al-maal”:
المالdiambil dari kata مال
,
ميال يميل yang berarti condong, cenderung dan miring.
Dikatakan condong, cenderung dan miring karena secara tabi'at, manusia cenderung
ingin memiliki dan menguasai harta.Harta (al-mal) menurut kamus Al-Muhith adalah
ma malaktahu min kulli syai (segala sesuatu yang engkau punyai). Menurut istilah
syar’i harta diartikan sebagai segala sesuatu yang dimanfaatkan pada sesuatu yang
legal menurut hukum syara’ (hukum Islam) seperti jual beli, pinjaman, konsumsi dan
hibah atau pemberian
4. Definisi harta
Menurut Hanafiyah, Harta : segala sesuatu yang dapat disimpan untuk
digunakan ketika dibutuhkan, penggunannya bisa dicampuri oleh orang lain.
Menurut Musthafa Ahmad al-Zarqa,Harta: setiap materi yang mempunyai
nilai yang beredar di kalangan manusia
Menurut Hasbi Ash-Shiddiqy,Harta : nama bagi selain manusia, dapat dikelola,
dapat dimiliki, dapat diperjualbelikan dan berharga.
Menurut Muh. Syalabi,Harta; sesuatu yang dapat dikuasai, dapat
disimpan serta dapat diambil manfaatnya menurut kebiasaan
5. Definisi harta
J ik a ditinjau dar i s is i Al Qur an , mak a s tatus har ta a d a
beberapa h a l
diantar anya adalah ;
• s ebagai a ma n a t,
QS al Taghabun ; 15
• s ebagai p e r h ia s a n ;
QS al Kahfi;46, QS Ali Imran;14, al - ‟Alaq;6 - 7
• Sebagai u jia n k eimanan
QS al - Anfaal;28
• Sebagai b e k a l ibadah,
QS al Taubah;41, 60, Ali Imr an;133 -134
• s ebagai k ebutuhan mendas ar ;
QS al - D huha;8
Harta didalam al-quran
6. Macam dan jenis harta
1. Mal Mulutaqawwim dan Ghair Mutaqawwim
a. Harta Mulutaqawwim adalah sesuatu yang boleh diambil manfaatnya menurut syara’. Atau semua harta yang
baik jenisnya maupun cara memperoleh dan penggunaanya, misalnya kerbau adalah halal dimakan oleh umat
Islam tetapi kerbau tersebut disembelih tidak sah menurut syara’, dipukul misalnya, maka daging kerbau tidak
bisa dimanfaatkan karena cara penyembelihannya batal menurut syara’.
b. Harta Ghair Mutaqawwim adalah sesuatu yang tidak boleh diambil manfaatnya, baik jenisnya, cara
memperolehnya maupun cara penggunaanya. Seperti babi karena jenisnya. Sepatu yang diperoleh dengan cara
mencuri termasuk ghair mutaqawwim karena cara memperolehnya yang haram.
7. Macam dan jenis harta
2. Mal Mitsli dan Mal Qimi
a. Harta Mitsli adalah benda-benda yang ada persamaan dalam kesatuan-kesatuannya, dalam arti dapat berdiri
sebagaimana di tempat yang lain tanpa ada perbedaan yang perlu dinilai.
b. Harta Qimi adalah benda-benda yang kurang dalam kesatuan-kesatuannya karena tidak dapat berdiri sebagian di
tempat sebagian yang lainnya tanpa ada perbedaan.
c. Dengan perkataan lain, harta mitsli adalah harta yang jenisnya diperoleh di pasar (secara persis) dan qimi adalah
harta yang jenisnya sulit didapatkan di pasar, bisa diperoleh tapi jenisnya berbeda kecuali dalam nilai dan harga.
8. Macam dan jenis harta
3. Harta Istihlak dan harta Isti’mal
a. Harta Istihlak adalah sesuatu yang tidak dapat diambil kegunaanya dan manfaatnya secara biasa kecuali dengan
menghabiskannya.
Harta Istihlak terbagi menjadi dua, yaitu:
• Istihlak Haqiqi adalah suatu benda yang menjadi harta yang secara jelas (nyata) zatnya habis sekali digunakan.
• Istihlak Buquqi adalah suatu harta yang sudah habis nilainya bila telah digunakan tetapi zatnya masih tetap ada.
b. Harta Isti’mal adalah sesuatu yang dapat digunakan berulanag kali dan materinya tetap terpelihara. Harta
isti’mal tidaklah habis dengan satu kali menggunakan tetapi dapat digunakan lama menurut apa adanya.
9. Macam dan jenis harta
4. Harta Manqul dan Harta Ghair Manaqul
a. Harta Manqul adalah segala harta yang dapat dipindahkan (bergerak) dari satu
tempat ke tempat lain.
b. Harta Ghair Manaqul adalah sesuatu yang tidak bisa dipindahkan dan dibawa dari
satu tempat ke tempat lain.
10. Macam dan jenis harta
5. Harta ‘Ain dan Harta Dayn
a. Harta ‘ain adalah harta yang berbentuk benda, seperti rumah, pakaian, beras, kendaraan. Harta ‘ain terbagi menjadi
dua, yaitu:
Harta ‘ain dzati qimah, yaitu benda yang memiliki bentuk yang dipandang sebagai harta karena memiliki nilai yang
dipandang sebagai harta, karena memiliki nilai ‘ain dzati qimah meliputi:harta yang boleh diambil manfaatnya,harta
yang tidak boleh diambil manfaatnya,harta yang ada sebangsanya,harta yang tidak ada atau sulit dicari
seumpamanya,harta yang berharga dan dapat dipindahkan (bergerak),harta yang berharga dan tidak dapat
dipindahkan (benda tetap).
Harta ‘ain ghayr dzalti qimah, yaitu benda yang tidak dapat dipandang sebagai harta, karena tidak memiliki harga
seperti sebiji beras.
b. Harta Dayn adalah sesuatu yang berada dalam tanggung jawab, seperti uang yang berada dalam tanggung jawab
seseorang.
11. Macam dan jenis harta
6. Mal al-‘ain dan al-naf’i (manfaat)
a. Harta ‘aini adalah benda yang memiliki nilai dan bentuk (berwujud),
seperti rumah, ternak, dll.
b. Harta nafi’ adalah a’radl yang berangsur-angsur tumbuh menurut
perkembangan masa, oleh karena itu mal al-naf’i tidak berwujud dan tidak
mungkin disimpan.
12. Macam dan jenis harta
7. Harta Mamluk, Mubah, dan Mahjur
a. Harta Mamluk adalah sesuatu yang masuk ke bawah milik milik perseorangan maupun milik badan hukum
seperti pemerintah atau yayasan.
Harta mamluk (yang dimiliki) terbagi kepada dua macam, yaitu:
Harta Perorangan (mustaqil) yang berpautan dengan hak bukan pemilik, seperti rumah yang dikontrakkan. Harta
perorangan yang tidak berpautan dengan hak bukan pemilik, seperti seseorang yang mempunyai sepasang sepatu
yang dapat digunakan kapan saja.
Harta Perkongsian (masyarakat) antara dua pemilik yang berkaitan dengan hak yang bukan pemiliknya, seperti
dua orang yang berbagi memiliki sebuah pabrik dan lima buah mobil, salah satu mobilnya disewakan selama satu
bulan kepada orang lain
b. Harta Mubah adalah sesuatu yang pada asalnya bukan milik seseorang, seperti air pada mata air, binatang buruan
darat, laut, pohon-pohon di hutan.
c. Harta Mahjur adalah sesuatu yang tidak dibolehkan dimiliki sendiri dan memberikan kepada orang lain menurut
syari’at, adakalanya benda itu benda wakaf ataupun benda yang dikhususkan untuk masyarakat umum.
13. Macam dan jenis harta
8. Harta yang dapat dibagi dan tidak dapat dibagi
a) Harta yang dapat dibagi (mal qubil li al-qismah) ialah harta yang tidak
menimbulkan suatu kerugian atau kerusakan, apabila harta itu dibagi-
bagi, seperti beras, tepung, dan lainnya.
b)Harta yang tidak dapat dibagi (mal ghair qabil li al qismah) ialah harta
yang menimbulkan suatu kerugian atau kerusakan, apabila harta tersebut
dibagi-bagi, seperti gelas, kursi, meja, mesin dan lain sebagainya.
14. Macam dan jenis harta
9. Harta pokok dan harta hasil (buah)
a) Harta pokok adalah harta yang mungkin darinya terjadi harta yang lain.
Harta pokok bisa juga disebut modal, seperti uang, emas, dan lainnya.
b)Harta hasil adalah harta yang lain. Harta hasil contohnya adalah bulu
domba dihasilkan dari domba, maka domba sebagai harta pokok dan
bulunya sebagai harta hasil, atau kerbau yang beranak maka anaknya
dianggap sebagai tsamarah dan induknya yang melahirkannya disebut
harta pokok.
15. Macam dan jenis harta
10. Harta khas dan harta ‘am
a) Harta khas ialah harta pribadi, tidak bersekutu dengan yang lain, tidak boleh diambil manfaatnya tanpa disetujui pemiliknya.
b) Harta ‘am ialah harta milik umum (bersama) yang boleh mengambil manfaatnya.
Harta yang dapat dikuasai (ikhraj) terbagi menjadi dua bagian, yaitu:
Harta yang termasuk milik perseorangan.
Harta-harta yang tidak dapat termasuk milik perseorangan.
Harta yang dapat masuk menjadi milik perseorangan, ada dua macam yaitu:
Harta yang bisa menjadi milik perorangan tetapi belum ada sebab pemiliknya, seperti binatang buruan di hutan.
Harta yang bisa menjadi milik perorangan dan sudah ada sebab pemilikan, seperti ikan di sungai diperoleh seseorang dengan
cara mengail.
Harta yang tidak dapat masuk menjadi milik perorangan adalah harta yang menurut syara’ tidak boleh dimiliki sendiri,
seperti sungai, jalan raya, dan yang lainnya.
16. Fungsi harta
Harta dipelihara manusia karena manusia membutuhkan manfaat harta tersebut, maka fungsi harta amat banyak, baik
kegunaan dalam yang baik, maupun kegunaan dam hal yang jelek, yaitu:
a) Untuk menyempurnakan pelaksanaan ibadah yang khas (mahdhah), sebab untuk ibadah memerlukan alat-alat seperti
kain untuk menutup aurat dalam pelaksanaan shalat, bekal untuk melaksanakan ibadah haji, berzakat, shadaqah, hibbah
dan yang lainnya.
b) Untuk meningkatkan keimanan (ketaqwaan) kepada Allah.
c) Untuk menyelaraskan (menyeimbangkan) antara kehidupan dunia dan akhirat.
d) Untuk meneruskan kehidupan dari satu periode ke periode berikutnya.
e) Untuk mengembangkan dan menegakkan ilmu-ilmu, karena menurut ilmu tanpa modal akan tersa sulit, seperti sesorang
tidak bisa kuliah di perguruan tinggi bila ia tidak memiliki biaya.
f) Untuk memutarkan (mentasharuf) peranan-peranan kehidupan yakni adanya pembantu dan tuan. Adanya orang kaya dan
miskin sehingga antara pihak saling membutuhkan karena itu tersusunlah masyarakat yang harmonis dan berkecukupan.
g) Untuk menumbuhkan silahturrahim, karena adanya perbedaan dan keperluan sehingga terjadilah interaksi dan
komunikasi silaturahim dalam rangka saling mencukupi kebutuhan.
17. Benda dan hutang dalam harta
Harta dalam fikih muamalah mencakup semua jenis kekayaan yang dimiliki
seseorang, baik itu berupa uang, properti, kendaraan, atau bahkan barang-
barang konsumsi sehari-hari. Sedangkan hutang dalam fikih muamalah
adalah kewajiban untuk membayar sejumlah uang atau harta kepada
seseorang atau institusi lain yang telah memberikan pinjaman. Dalam Islam,
mengambil hutang sebenarnya bukanlah sesuatu yang dilarang, namun kita
harus memenuhi kewajiban untuk membayar hutang tersebut dengan tepat
waktu dan sesuai dengan kesepakatan yang telah dibuat.